i SKRIPSI ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA DAN SIEMENS Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican Yogyakarta Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Disusun oleh: Estrada Agung Antariksa 002214152 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
119
Embed
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK · 2017. 12. 13. · Teknik analisis data menggunakan: 1) Teknik Analisis Independent Sample T-test dan One Way Anova. 2) Analisis Multiatribute
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
SKRIPSI
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK
HANDPHONE MEREK NOKIA DAN SIEMENS
Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican Yogyakarta
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Estrada Agung Antariksa
002214152
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
ABSTRAK
ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK HANDPHONE MEREK NOKIA DAN SIEMENS
Studi Kasus Pada Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican Yogyakarta
Estrada Agung Antariksa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk telepon genggam merek Nokia dan Siemens di tinjau dari karakteristik respodennya, dan 2) untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk telepon genggam merek Nokia dan Siemens.
Penelitian ini dilakukan di kota Yogyakarta, dengan menggunakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus Mrican Yogyakarta sebagai subyek penelitian. Obyek penelitian ini adalah sikap konsumen terhadap produk telepon genggam merek Nokia dan Siemens, dengan jumlah sampel 100. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan April 2006. Metode pengumpulan data yang digunakankan oleh penulis adalah menyebarkan kueisoner dan melakukan observasi. Sampel dipilih dengan metode Purposive Sampling. Teknik analisis data menggunakan: 1) Teknik Analisis Independent Sample T-test dan One Way Anova. 2) Analisis Multiatribute Attitude Model (MAM). Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk handphone merek Nokia dan Siemens ditinjau dari karakteristik respodennya dan 2) sikap konsumen terhadap produk handphone Nokia dan Siemens adalah baik, dalam skala Likert Ao berada pada interval II.
v
vi
ABSTRACTS
CONSUMER BEHAVIOUR ANALYSIS ON HANDPHONE PRODUCTS WITH NOKIA AND SIEMENS BRANDS
The Case Study of Sanata Dharma University Mrican Yogyakarta
Estrada Agung Antariksa Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The objectives of this research are: 1) to know whether there is differences on consumer attitute toward on handphone products of Nokia and Siemens based on respondent characteristics, and 2) to know consumers attitude toward handphone products with Nokia and Siemens brands. This research is conducted in Yogyakarta, involving students of Sanata Darma University from Mrican campus Yogyakarta as the subjects of this research. The object of this research are consumers attitude toward handphone produck Nokia and Siemens, with samples number are 100. The research is conducted during March until April 2006. Data gathering methods used by the researcher are distributing questionnaire and doing observation. The unit samples are chosen under Purposive Sampling method. Researcher applies: 1) Analysis Techniques of Independent Sample T-test and One Way Anova. 2) Multiattribute Attitude Model (MAM) Analysis. The results of data analysis shows that: 1) there is a difference on consumers attitude toward handphone products of Nokia and Siemens sed on respondent characteristics and 2) consumers attitude toward handphone products of Nokia and Siemens is good, in Likert Ao is in interval II.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat, petunjuk dan bimbingan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP HANDPHONE MEREK NOKIA DAN SIEMENS”. Sekripsi ini disusun dalam
rangka untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Melalui renungan yang mendalam,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Paulus Suparno, SJ., MST., selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A, selaku dosen pembimbing I
yang telah dengan sabar meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, koreksi, arahan serta saran yang
berguna bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. V. Mardi Widyadmono, SE, MBA., selaku dosen pembimbing II
yang telah dengan sabar meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, koreksi, arahan serta saran yang
vii
viii
sangat berguna bagi penulis dalam penyempurnaan skripsi
ini.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah
membantu penulis selama masa perkuliahan.
7. Kedua orang tuaku tercinta bapak ibu Sudjito Maturnuwun
sanget atas doa restunya setiap saat, kesabaran, cintamu,
bimbingan, dan dorongan yang tidak bisa dinilai dengan
apapun. Maturnuwun Sanget kagem Sedantennipun
Maturnuwun.......
8. Mbak Ita, Anggi, ponakanku yang menambah semaraknya
dunia, Mas Rindang, semua sepupu2ku yang selalu
memberikan motivasi yang tinggi didalam meraih cita dan
cinta Maturnuwun banget aku sayang kalian.....
9. “Marsha” Yang telah memberikan semuanya tanpa pernah
mengeluh sedikitpun engkau yang paling memahami aku,
cinta, perhatian dan kasih saeyang hanya untukku. Thank’s
For Everything’s.......
10. Teman-teman terbaik yang pernah aku miliki; Keluarga besar
Grafik V.1 Demografi Berdasarkan Jenis Kelamin................................. 53
Grafik V.2 Demografi Berdasarkan Handphone yang digunakan .......... 53
Grafik V.3 Demografi Berdasarkan Umur .............................................. 54
Grafik V.4 Demografi Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Perbulan ....... 54
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era yang serba modern seperti sekarang ini teknologi
telekomunikasi semakin berkembang pesat. Berkat perkembangan teknologi
telekomunikasi ini, memungkinkan manusia melakukan komunikasi jarak jauh
melampaui batas wilayah. Teknologi komunikasi dapat meniadakan jarak
ruang dan waktu antara dua tempat di muka bumi. Telepon merupakan salah
satu penemuan besar dalam teknologi telekomunikasi. Dengan telepon
manusia dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa dibatasi jarak dan waktu.
Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, pada akhir
abad 20 teknologi telepon menjadi lebih berkembang dengan ditemukannya
teknologi telepon tanpa kabel. Teknologi ini memungkinkan telepon dapat
dibawa kemanapun sebagai sarana telekomunikasi. Pada awalnya, telepon
yang dikenal dengan sebutan handphone ini hanya dikonsumsi kalangan atas
saja, karena harga teknologi ini sangat mahal untuk dijangkau kalangan
menengah kebawah. Dengan semakin berkembang pesatnya industri
telekomunikasi di dunia, maka pada awal abad 21 teknologi telekomunikasi
jenis ini mulai dapat dijangkau kalangan menengah maupun kalangan bawah.
Pada akhir tahun 1998 teknologi telepon genggam (handphone) mulai
populer di Indonesia. Produk-produk handphone dunia pun mulai memasuki
pasar Indonesia, diantaranya produk-produk seperti Nokia, Siemens,
2
Motorola, dan Ericsson (yang kemudian melakukan kerja sama dengan Sony,
dan berubah nama menjadi Sony-Ericsson pada awal tahun 2003).Lalu pada
perkembangan selanjutnya masuk juga produk-produk baru yang turut
bersaing dalam pasar handphone di Indonesia, diantaranya Samsung, Philips,
LG, dan Sanex.
Nokia dan Siemens merupakan dua perusahaan multinasional yang
bergerak dalam teknologi telekomunikasi. Nokia merupakan produk yang
berasal dari negara Finlandia, sedangkan Siemens merupakan produk yang
berasal dari negara Jerman. Produk Nokia dan Siemens juga merupakan salah
satu produk handphone yang pertamakali memasuki pasar handphone di
Indonesia. Dilihat dari pangsa pasarnya, kedua merek produk handphone ini
dapat pula digolongkan sebagai pemimpin pasar di Indonesia.
Beberapa produk handphone Nokia yang dikenal diantaranya adalah
Nokia seri 3310, 8250, 6600, 9210 dan masih banyak lagi. Sedangkan
beberapa produk handphone Siemens adalah Siemens C25, M35, ME45, M55
dan masih banyak lagi. Beberapa produk handphone Nokia dan Siemens
diatas banyak di konsumsi pada tahun 2001-2003. Meski demikian, produk-
produk handphone Nokia dan Siemens yang lain masih banyak digunakan dan
meramaikan pasar handphone bekas di Indonesia.
Ditinjau dari latar belakang yang disebutkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk handphone merek
Nokia dan Siemens, terutama konsumen mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian
3
dengan judul “ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK
HANDPHONE MEREK NOKIA DAN SIEMENS” (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican Yogyakarta)
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah seperti yang di uraikan di atas,
maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Apakah terdapat perbedaan sikap konsumen terhadap produk handphone
merek Nokia dan Siemens di tinjau dari karakteristik respondennya?
2. Bagaimana sikap konsumen terhadap produk handphone merek Nokia dan
Siemens.
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas maka peneliti memberikan
batasan masalah sebagai berikut:
Produk handphone Nokia dan Siemens yang diukur meliputi tiga atribut
produk (Kotler dan Armstrong seperti dikutip Sihombing, 2001:354), yaitu :
1. Kualitas Produk (Product Quality)
Kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya.
2. Fitur (Features)
Alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.
3. Rancangan Produk (Design)
Konsep yang lebih luas dibandingkan gaya, gaya hanya menguraikan
penampilan produk sedangkan rancangan dapat mencapai inti produk
4
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang diangkat dan diteliti oleh peneliti adalah untuk
mengetahui sikap konsumen terhadap produk handphone merek Nokia dan
Siemens, serta untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan karakteristik
respondennya.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan dan memperbaiki kualitas dari produk-
produk yang dihasilkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitin ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai tambahan referensi Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan disiplin
ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah dalam lingkungan
masyarakat.
4. Bagi pembaca
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca.
5
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang landasan teori yang
akan dibahas.
BAB III : Metode penelitian
Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek
dan obyek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan
data, populasi dan sample, variable penelitian dan pengukuran
variabel, teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Meliputi gambaran informasi tentang perusahaan yang menjadi
tempat dilakukannya penelitian.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Meliputi uraian tentang hasil pengolahan data, analisa data,
pembahasan, dan jawaban dari masalah yang diajukan.
BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian
Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran
kepada pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan
keterbatasan penelitian yang dilakukannya.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena pemasaran merupakan faktor
yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mendapatkan laba. Banyak yang
mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun
penjualan dan periklanan hanyalah puncak gunung es pemasaran. Seperti yang
telah di kemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2001 : 7) :
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan nilai dengan orang lain”.
Definisi menurut William J Stanton (Basu Swastha dan T Hani Handoko,
1997:4):
“Pemasaran adalah suatu sistem secara keseluruhan dari kegiatan usaha yang dirancang untuk merencanakan, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa agar dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli saat ini maupun pembeli potensial”.
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukar produk yang bernilai dengan pihak lain (Philip Kotler, 2002:9)
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka tugas manajer
pemasaran adalah memilih dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran
yang membantu dalam mencapai tujuan perusahaan serta dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan.
7
B. Konsep Pemasaran
Konsep yang paling dasar yang melandasi pemasaran adalah
kebutuhan manusia, kebutuhan (needs) manusia adalah pernyataan dari
perasaan kekurangan kebutuhan meliputi kebutuhan fisik dasar akan makanan,
pakaian, kehangatan dan rasa aman, kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan
kasih sayang, dan kebutuhan individu akan kebutuhan dan ekspresi diri.
Keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh
budaya dan kepribadian seseorang. Keinginan digambarkan dalam bentuk
obyek yang akan memuaskan kebutuhan.
Manusia memiliki keinginan yang hampir sama tidak terbatas tetapi
hanya memiliki sumber daya yang terbatas. Keinginan manusia yang
didukung oleh daya beli menjadi permintaan (demands).
Konsep Pemasaran (marketing concept) mengatakan bahwa, untuk
mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara
lebih efisien dan efektif daripada yang dilakukan oleh pesaing (Kotler dan
Armstrong, 2001:23).
Ada 5 konsep berdasarkan apa perusahan dan organisasi melakukan
kegiatan pemasaran organisasai mereka (Kotler, 1997:14), yaitu:
1. Konsep Produksi
Konsep produksi mengatakan bahwa konsumen akan memakai produk
yang tersedia dan selaras dengan kemampuannya (harga terjangkau) dan
8
oleh karenanya manajemen harus konsentrasi pada peningkatan efisiensi
produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan memilih produk yang
menawarkan kualitas dan prestasi paling baik serta keistimewaan yang
menonjol dan karena itu organisasi harus merencanakan usaha terus-
menerus dalam pembaikan produk.
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan mengatakan bahwa konsumen tidak akan membeli
cukup banyak produk, terkecuali organisasi manjalankan usaha promosi
dan penjualan yang kokoh.
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
(target market) dan pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih
efektif dan efesien dari yang dilakukan pesaing.
5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan atau sosial
Konsep pemasaran kemasyarakatan menyatakan bahwa tugas organisasi
adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat dari “target market”
dan memberikan kepuasan secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat
mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
9
C. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan oleh American Marketing
Association sebagai interaksi dinamis antar pengaruh dan kognisi, perilaku
dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran
dalam hidup mereka. Ada 3 ide penting dari definisi tersebut (Peter, 2000:6)
a. Perilaku konsumen adalah dinamis ini berarti bahwa seseorang konsumen,
group konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu.
b. Melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi. Ini berarti bahwa untuk
memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat
kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka
rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta
dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh
apa yang di pikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.
c. Melibatkan pertukaran. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan
pertukaran.
D. Sikap Konsumen
Sikap bukan hanya merupakan tindakan atau jawaban-jawaban tertentu
dari seseorang, tetapi merupakan keseluruhan tindakan satu sama lain yang
saling berhubungan. Seseorang mempunyai sikap dalam memberikan
penilaian terhadap obyek atau produk yang dihadapinya. Sikap ini
10
menempatkannya dalam pola pemikiran untuk menyukai sesuatu, mendekati
atau menjauhi suatu obyek. Philip Kotler (1997:167) mendefinisikan sikap
sebagai evaluasi perasaan dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten
terhadap suatu obyek atau gagasan.
Menurut Engel, et. al (1994:53) sikap adalah sesuatu evaluasi
menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau
alternatif yang diberikan.
Sikap konsumen didasarkan pada pandangan terhadap produk dan
proses belajar, baik dari pengalaman atau dari yang lainnya. Dalam
pemasaran, perlu dipelajari keadaan jiwa dan cara berpikir dari sikap
seseorang yang kemudian diharapkan dapat digunakan dalam menentukan
perilaku seseorang.
11
Sikap terdiri dari tiga komponen, seperti yang digambarkan dalam
gambar berikut ini (Simamora, 2002:155):
Tiga komponen sikap
Sumber : Simamora. 2002
Ketiga komponen tersebut berada dalam suatu hubungan yang
konsisten. Sebelum suka atau tidak suka (komponen afektif) terhadap suatu
obyek, tentu seseorang harus tahu dan yakin lebih dahulu (komponen
kognitif). Seseorang membeli suatu produk (komponen konatif), tentu karena
suka (komponen afektif), kecuali dalam keadaan terpaksa.
Hubungan antara ketiga komponen itu mengilustrasikan hirarki
pengaruh keterlibatan tinggi (high involvement) yaitu kepercayaan merek
mempengaruhi evaluasi merek mempengaruhi maksud untuk membeli.
Komponen Kognitif :
Pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai
sesuatu obyek, misalnya keyakinan akan khasiat
sebuah merek obat.
Komponen Afektif:
Perasaan obyek, perasaan ini bisa berupa suka maupun
tidak suka.
Komponen Konatif:
Kecenderungan malakukan sesuatu terhadap obyek,
misalnya membeli sebuah merek obat.
12
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan
berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan obyek tertentu.
Dalam pembentukan dan perubahan sikap ini terdapat faktor-faktor intern dan
ekstern pribadi individu yang memegang peranan:
a. Faktor Intern
1. Selektivitas sendiri. Selektivitas senantiasa berlangsung karena
keterbatasan individu atau manusia untuk menerima semua rangsangan
yang datang dari lingkungan dan taraf perhatian yang sama.
2. Daya pilih sesuai dengan keinginan.
3. Minat perhatiannya untuk menerima pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar dirinya.
b. Faktor Ekstern
Dalam pembentukan dan perubahan sikap selain faktor-faktor
intern terdapat pula faktor-faktor ekstern seperti: pandangan baru yang
ingin diberikan, dengan melihat siapa yang memberikan pandangan baru
tersebut.
F. Merek
Pemberian merek pada suatu produk membantu konsumen untuk
mengidentifikasi produk, dan membantu produsen melakukan segmentasi
pasar. Citra mempresentasikan keseluruhan persepsi dari merek dan dibentuk
dari informasi pengalaman masa lalu terhadap merek tersebut.
13
Definisi merek yang di kemukakan Philip Kotler (P.Kotler, 1997:63):
Merek adalah nama istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya,
yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakannya
dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
1. Peranan dan Kegunaan merek
Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya menjembatani
harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional
yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk
melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip tetapi
mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Merek
menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti:
a. Emosi konsumen terkadang naik turun dengan merek mampu membuat
janji emosi menjadi konsisten dan stabil.
b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar, suatu merek
yang kuat dapat diterima diseluruh dunia dan budaya.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen,
semakin kuat suatu merek semakin kuat pula interaksinya dengan
konsumen dan makin bayak brand association (asosiasi merk).
14
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen,
merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh
konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain
sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut
lain yang melekat pada merek tersebut.
f. Merek sekarang ini dapat dijadikan sebagai sumber aset bagi
perusahaan.
2. Tujuan Penggunaan Merek
a. Sebagai identitas, yang bermanfaat untuk mendiferensiasikan atau
membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pasaing.
b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan atau
jaminan kualitas kepada konsumen.
d. Untuk mengendalikan pasar.
e. Untuk menghubungkan produsen dengan konsumen.
3. Brand Equity (ekuitas merek)
Brand Equty adalah seperangkat aset dan liablitas merek yang terkait
dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa baik pada
perusahaan maupun pada pelanggan. Brand Equity dapat dikelompokkan
dalam lima katagori, yaitu:
15
a. Brand awareness (kesadaran merek)
Menunjukkan kesanggupan calon pembeli untuk mengenali dan
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
katagori produk tertentu.
b. Brand association (asosiasi merek)
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut
produk, geografis, harga, pesaing, dan lain-lain.
c. Perceived Quality (persepsi kualitas)
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk berkenaan dengan maksud yang diharapkan.
d. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek
produk.
e. Other Proprietary Brand Asset (aset-aset merek lainnya)
G. Pengertian Produk
Penawaran produk adalah jantung dari program pemasaran suatu
organisasi dan biasanya merupakan langkah awal dalam membentuk bauran
pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapat perhatian, dibeli,
digunakan atau di konsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan
16
kebutuhan. Definisi produk ini tidak hanya sebagai produk dalam bentuk
fisik tetapi berupa jasa atau pelayanan. Sehingga produk secara luas dapat
diartikan sebagai sesuatu yang dipasarkan termasuk sebagai obyek fisik, jasa
dan orang tempat organisasi atau gagasan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:347) produk dapat dibedakan
menjadi beberapa tingkat:
1. Produk inti (core product) yang menawarkan manfaat atau kegunaan
utama yang dibutuhkan pelanggan.
2. Produk generic yang mencerminkan versi dasar atau fumgsional dari
suatu produk.
3. Produk yang diharapkan (expected product) yaitu sekumpulan atribut
dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh pelanggan saat membeli
produk tersebut.
4. Produk tambahan (augmented product) meliputi pelayanan dan manfaat
yang membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran yang
dilakukan perusahaan pesaing.
5. Produk potensial yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk
yang mungkin dilakukan pada masa yang akan datang.
Hal itu berarti bahwa strategi pemasaran yang akan dilakukan pihak
manajemen pemasaran sebaiknya berfokus pada produk yang akan
ditawarkan, karena produk yang berbeda memerlukan strategi pemasaran
yang berbeda pula. Misalnya, strategi pemasaran untuk produk makanan
instant tentunya berbeda dengan strategi pemasaran produk elektronik.
17
Dengan demikian, jelas bahwa produk merupakan elemen penting dalam
menentukan strategi dan program pemasaran yang akan dijalankan sebuah
organisasi.
Dalam penjabaran diatas kita belum dapat memahami pengertian dari
sebuah produk. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan produk? Berikut
merupakan beberapa pendapat tentang pengertian dari sebuah produk.
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (Octarevia, 2001:414), produk adalah
segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh
seseorang melalui pertukaran. Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:348)
mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dari dua definisi diatas
dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan di
pasar untuk dikonsumsi guna memenuhi keinginan atau kebutuhan
seseorang.
Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:349) produk dan jasa
dapat dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang
menggunakannya, yaitu produk konsumen (consumer products) dan produk
industri (industrial products).
a. Produk Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:349) produk
konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi.
18
Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:349-351) produk
konsumen meliputi:
1. Produk sehari-hari (convenience product)
Produk konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh
pelanggan dan disertai dengan sedikit usaha dalam membandingkan
dan membeli. Misalnya, sabun, permen, koran, dan makanan cepat
saji.
2. Produk shopping (shopping product)
Produk konsumen, dimana dalam proses pemilihan dan
pembeliannya, konsumen melakukan perbandingan karakteristik
seperti kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Contohnya, mebel,
pakaian, mobil, peralatan rumah tangga, serta jasa hotel.
3. Produk spesial (special product)
Produk konsumen dengan karakeristik atau identifikasi merek yang
dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau
mengeluarkan usaha khusus untuk memperolehnya. Contohnya,
mobil mewah (Lamborghini, Porche) dan motor besar (Harley
Davidson).
4. Produk yang tidak dicari (unsought product)
Produk konsumen, dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika
diketahui oleh konsumen pun, tidak terpikir oleh mereka untuk
membelinya. Misalnya asuransi jiwa dan donor darah untuk palang
merah.
19
b. Produk Industri
Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:352) produk industri
adalah produk yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk
pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis.
Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:352) produk dan jasa
industri meliputi:
1. Bahan dan suku cadang
Bahan dan suku cadang meliputi bahan baku, bahan manufaktur, dan
suku cadang.
2. Barang modal
Barang modal adalah produk industri yang membantu produksi atau
operasi, termasuk pemasangan dan peralatan tambahan. Pemasangan
terdiri dari: Bangunan (pabrik atau kantor), Peralatan tetap (mesin
produksi, sistem komputer). Sedangkan peralatan tambahan meliputi
peralatan pabrik yang dapat dipindahkan, dan peralatan kantor.
3. Perlengkapan dan Jasa
Perlengkapan dan jasa meliputi perlengkapan operasi (minyak bumi,
batu bara, kertas, pensil) dan alat-alat pemeliharaan serta jasa
konsultasi bisnis, manajemen, iklan.
H. Atribut Produk
Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang paling
penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi),
pelayanan dan lain sebagainya. (Fandy Tjiptono, 1995:86)
20
1. Merek
Pada dasarnya suatu merek merupakan satu janji penjual untuk secara
konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa-jasa
tertentu kepada pembeli. Merek digunakan untuk beberapa tujuan antara
lain:
a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau
membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.
b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik suatu produk.
c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan atau
jaminan kualitas kepada konsumen.
Agen suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Merek harus khas dan unik.
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk.
c. Merek harus mudah dikenali, diingat dan diucapkan.
d. Merek tidak boleh mengandung yang buruk dinegara dan dalam bahasa
lain.
2. Kemasan
Packaging merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan
pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu
produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain:
a. Sebagai pelindung isi (protection).
21
b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating).
c. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable).
d. Memberikan daya tarik (promotion).
e. Sebagai identitas (imege).
f. Distribusi (shipping).
g. Informasi (labelling).
h. Sebagai cermin inovasi baru.
3. Jaminan (garansi)
Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya
atas konsumen. Jaminan dapat berupa kualitas produk, pelayanan, reparasi,
dan lain sebagainya. Jaminan ada yang bersifat tertulis dan ada juga yang
bersifat tidak tertulis.
Berbicara tentang suatu produk maka tidak lepas dari atribut-atribut yang
dimilikinya. Menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:354)
pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang
akan diberikan. Manfaat ini dikomunikasikan dan diserahkan dalam atribut
produk seperti kualitas, fitur (features), dan rancangan.
Adapun atribut produk menurut Kotler dan Armstrong (Sihombing, 2001:354-
355) meliputi :
a. Kualitas Produk (product quality)
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan
fungsinya, meliputi daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi
dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Kualitas juga merupakan
22
salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar.
Pemasar awalnya harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung
posisi produk di pasar sasaran.
Dimensi-dimensi dari kualitas produk yang akan diukur dalam penelitian
ini adalah kinerja produk (kehandalan), daya tahan, kemudahan
pengoperasian dan kemudahan perbaikan produk.
b. Fitur Produk (features)
Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari
produk pesaing. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang
lebih tinggi dengan menambahkan beberapa fitur. Menjadi produsen
pertama yang memperkenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan bernilai
merupakan salah satu cara paling efektif untuk bersaing.
Dimensi-dimensi dari fitur produk yang akan diukur dalam penelitian ini
meliputi dimensi-dimensi yang terdapat pada fitur produk handphone
Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui rancangan
produk yang berbeda dari yang lain. Rancangan adalah konsep yang lebih
luas dibandingkan gaya. Gaya hanya menguraikan penampilan produk
tetapi tidak begitu saja membuat produk itu melakukan kinerja lebih baik.
Tidak seperti gaya, rancangan lebih dari sekedar kulitnya—tetapi lebih
mencapai inti produk. Rancangan yang baik memberi kontribusi pada
kegunaan suatu produk seperti juga penampilannya.
23
Dimensi-dimensi rancangan produk yang akan diukur dalam penelitian ini
adalah desain model produk, desain keypads, desain layar, dan warna
produk.
I. Pengertian Handphone
Pertelekomunikasian di Indonesia di semarakkan oleh hadirnya telepon
genggam atau seluler digital GSM (Global System For Mobile
Communications) atau yang saat ini dikenal dengan nama handphone. Situasi
ini menunjukkan bahwa GSM merupakan teknologi yang sangat kompleks
yang memerlukan pengkajian yang sangat lama untuk mencapai kesepakatan
standart. Disamping itu GSM menjadi ajang perebutan pengaruh kompetisi
baik dari masing-masing operator di setiap negara, maupun industri
telekomunikasi yang memproduksi GSM.
Definisi handphone menurut (Elektro Indonesia,Tahun 1,1995):
Handphone adalah alat komunikasi yang menggunakan transmisi radio untuk mengirimkan sinyal informasi.
Dalam edisi special majalah komunikasi Website Hardware popular
(2000:136) handphone adalah alat komunikasi elektronik tanpa menggunakan
kabel dan menggunakan bantuan satelit untuk meneruskan atau memancarkan
sinyal. Oleh karena itu alat komunikasi ini dapat digunakan untuk
berkomunikasi setiap saat dan disegala tempat. Penggunaan handphone
sampai sekarang masih dalam batas-batas dasar, dimana handphone hanya
diginakan untuk berbicara layaknya telepon biasa, meskipun kemampuan
handphone itu sendiri lebih dari sekedar telepon biasa.
24
J. Hipotesis
Menurut teori belajar (Schiffman dan Kanuk 2000: 161-162) bahwa
tingkah laku merupakan rangsangan yang dihadapinya, proses belajar yang
terus menerus dan pengalaman masa lalu yang terdiri dari proses pengamatan,
pengalaman dan pengarahan tujuan. Proses pengamatan, dan pengarahan
tujuan merupakan variabel yang paling menentukan sikap.
Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti merumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada perbedaan sikap konsumen terhadap produk handphone merek Nokia
dan Siemens ditinjau dari karakteristik responden .
2. Sikap konsumen terhadap Produk handphone merek Nokia dan Siemens
adalah sangat baik.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian
tertentu seseorang yang mendalam dan terperinci seseorang atau sesuatu unit
selama kurun waktu tertentu dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
hanya berlaku pada obyek yang diteliti.(Sevilla,1993:73)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, di kota Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April tahun 2006
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian dalam
hal ini mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini adalah
mahasiswa kampus Sanata Dharma Mrican, Tromol Pos 29 di kota
Yogyakarta
26
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam
penelitian yaitu produk handphone merek Nokia dan Siemens
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Variabel Bebas ( independent variable)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak
tergantung dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini adalah produk
handphone.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang berhubungan
dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini adalah sikap konsumen.
E. Sumber Data
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh subyek penelitian dengan cara
kuesioner dan observasi.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber bacaan lain,
seperti buku, literatur, jurnal yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.
27
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberi daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi subyek dalam
penelitian ini. Koesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia
ketahui.(Arikunto,1993:124)
2. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung dan mencatat apa yang penulis ketahui tentang obyek yang
diteliti.
3. Data-data sekunder atau riset perpustakaan, yaitu teknik pengumpulan data
dengan melalui studi kepustakaan yang maksudnya adalah bahan-bahan
yang dibutuhkan dapat diperoleh dari catatan, literatur.
G. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Sebagai populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma kampus
Mrican yang memiliki handphone merek Nokia dan Siemens.
H. Teknik Pengambilan Sampel
Sample adalah sebagian dari populasi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Dimana dalam penelitian ini sample
yang ditentukan berdasarkan ciri tertentu yaitu mahasiswa yang memiliki
handphone merek Nokia dan Siemens, sebanyak 100 mahasiswa Universitas
Sanata Dharma kampus Mrican.
28
I. Teknik Pengujian Kuesioner
1. Uji Validitas
Yaitu tingkat ketepatan penggunaan alat pengukur terhadap suatu gejala
untuk menguji tingkat validitas masing-masing item pada kuisioner dengan
menggunakan teknik korelasi “Product Moment” yang rumusannya sebagai
berikut: (Sutrisno Hadi, 2001:23)
( )( )
( ){ } ( ){ }[ ]∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑−
=2222
.
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
xyr : Korelasi moment tengkar
Y : Nilai total item
X : Nilai item
N : Banyak item
Apabila nilai r hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari r
tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variasi tersebut dan
dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid. Tetapi apabila nilai r
hitung yang diperoleh lebih kecil dari r tabel maka alat pengukur yang
digunakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas Konsumen
Yaitu tingkat kestabilan dan kehandalan alat ukur dalam mengukur segala
gejala. Untuk mengukur reliabilitas digunakan teknik belah dua, yaitu dengan
mengembangkan item-item kuesioner menjadi dua belah antara kelompok
item bernomor ganjil dan item itu bernomor genap. Selanjutnya
29
dicari koefisien korelasi antara kelompok item tersebut dengan menggunakan
teknik korelasi “Product Moment”. Setelah itu dimasukkan rumus korelasi
“Spearman Brown”.
Rumus untuk menghitung reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut:
(Soetrisno Hadi, 2001:44)
a. Rumus “Product Moment”
( )( ) ( )( )∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
2222 YYNXXN
YXYXNrxy
Keterangan:
xyr : Koefisien korelasi antara iten ganjil dan genap
X : Nilai item-item bernomor ganjil
Y : Nilai item-item bernomor genap
N : Banyaknya sampel atau responden
b. Rumus Korelasi “Spearman Brown”
( )( )xy
xygg r
rr
+=
12
Keterangan:
ggr : Koefisien reliabilitas
xyr : Koefisien korelasi product moment (antara nilai item ganjil dan
nilai item genap) taraf nyata 5 %
Apabila ggr lebih besar dari r tabel, maka berarti kuesioner sebagai
alat pengukur telah memenuhi syarat reliabilitas. Begitu pula
30
sebaliknya, apabila ggr lebih kecil dari r tabel, maka berarti kuesioner
tersebut tidak memenuhi syarat reliabilitas.
J. Teknik Pengukuran Data
Buat kuesioner dengan memasukkan faktor produk yang dihasilkan
sebelumnya.
Pertanyaan khusus dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert
scale). Kemudian skala tersebut diberi bobot untuk masing masing skala
sebagai berikut:
Sangat Setuju 5 poin
Setuju 4 poin
Netral 3 poin
Tidak Setuju 2 poin
Sangat Tidak Setuju 1 poin
K. Teknik Analisis Data
1. Independent Sample T-test
Alat analisis ini digunakan untuk menganalisis perbedaan produk
handphone merek Nokia dan Siemens berdasarkan karakteristik
responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini,
pengujian independent sample t-test dilakukan dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS. Uji statistik dilakukan pada level of
significant (α) sebesar 5%. Hasil uji statistik dilakukan dengan
31
membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. Apabila t-hitung < t-tabel
maka Ho diterima, begitu pula sebaliknya.
2. One Way Anova
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
sikap konsumen terhadap produk handphone merek Nokia dan Siemens
berdasarkan, yaitu berdasarkan umur dan tingkat pengeluaran tiap bulan
dari responden. Pengujian One Way Anova ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS. Uji statistik dilakukan
pada level of significant (α) sebesar 5%. Hasil uji statistik dilakukan
dengan membandingkan antara f-hitung dengan f-tabel. Apabila f-hitung <
f-tabel maka Ho diterima, begitu pula sebaliknya.
3. Analisis Multi Atribute Attitude Model (MAM)
Metode ini digunakan untuk menganalisa sikap konsumen terhadap
atribut-atribut handphone Nokia dan Siemens serta untuk mengetahui
atribut terpenting menurut responden dalam memilih produk-produk
tertentu. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menggunakan metode Multi Atribute Attitude model ini adalah sebagai
berikut:
a. Menggunakan serangkaian atribut produk yang diperhitungkan oleh
konsumen yang memakai produk handphone Nokia dan Siemens
dalam proses evaluasi alternatif.
32
b. Memberi nilai untuk masing-masing atribut produk tersebut:
Nilai 5 = sangat positif
Nilai 4 = positif
Nilai 3 = netral
Nilai 2 = negatif
Nilai 1 = sangat negatif
c. Menghitung belief dan ideal konsumen
Belief adalah sesuatu yang dipercaya konsumen terhadap atribut-atribut
pada suatu produk.
Belief rata-rata = spondenReJumlah
BeliefSkorJumlah
Belief rata-rata = kondisi rata-rata yang dipercaya konsumen yang ada
pada atribut produk.
Ideal adalah sesuatu kondisi yang diinginkan atau diharapkan
konsumen terhadap atribut produk.
Ideal rata-rata = RespondenJumlah
rataRataSkorJumlah −
Ideal rata-rata = kondisi yang diinginkan konsumen terhadap atribut
produk.
d. Menghitung sikap konsumen (Del. I. Hawkins, Roger J. Best dan
Kenneth A. Coney: 351):
∑≡
−≡Αn
i
XiIiWio1
33
Dimana :
Ao = sikap konsumen terhadap obyek secara keseluruhan.
Wi = bobot rata-rata yang diberikan konsumen terhadap atribut (i)
Ii = ideal rata-rata dari konsumen pada atribut I.
Xi = belief rata-rata konsumen terhadap atribut I pada produk yang
diteliti.
n = jumlah atribut yang diteliti.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diinterpretasikam dengan
skala sikap apabila dibandingkan dengan skala yang dipakai dan terdiri
dari 5 interval, dimana perbedaan maksimal antara Ideal dan Belief adalah:
(5-1) x bobot 12 = 48
0 9,6 19,2 28,8 38,4 48
dari skala tersebut dapat diketahui bahwa jika hasil perhitungan semakin
condong ke kiri maka sikap konsumen adalah sangat baik, artinya apa yang
diyakini oleh konsumen terhadap handphone Nokia dan Siemens relatif sama
dengan apa yang diinginkan konsumen. Jika condong ke kanan maka sikap
konsumen relatif sangat tidak baik, artinya apa yang diyakini terhadap produk
handphone Nokia dan Siemens tidak sama dengan apa yang diinginkan oleh
konsumen.
Sangat baik Baik Netral Kurang baik Sangat Tidak Baik
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM NOKIA, SIEMENS, DAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan kita semakin
banyak. Berbagai cara ditempuh agar setiap kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan
baik. Tidak hanya terjadi pada komunitas kecil saja tetapi juga berpengaruh pada
dunia usaha. Berbagai perusahaan berlomba-lomba menawarkan produk yang
mampu menjawab permasalahan kebutuhan contoh: Nokia dan Siemens. Nokia
sebagai perusahaan yang berkecimpung didunia teknologi menawarkan perangkat
produk alat komunikasi yang dirancang secara khusus untuk dipakai kapanpun,
dimanapun dengan tingkat keamanan yang tinggi dan diakui oleh setiap lapisan
masyarakat.
Nokia berlokasi di Alexandra Technopark di Singapura, kantor regional
Nokia adalah basis dari 650 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam
inovasi teknologi, produk dan bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua
kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik. Nokia Mobile Phones saat ini memproduksi
ponselnya dari tiga pabrik utama di Masan, Korea, Beijing dan Dongguan di Cina.
Nokia memiliki pusat penelitian di Jepang dan Cina, serta sebuah kawasan
industri di Xingwang, Beijing dengan pusat penelitian dan pengembangan serta
35
fasilitas produksi. Nokia Networks memiliki pusat teknologi dan pelatihan di
Australia, Jepang dan Thailand, serta enam perusahaan gabungan di Cina. Pusat
penelitian Nokia , unit penelitian perusahaan, memiliki kantor di Jepang dan Cina
Kerjasama bisnis Nokia pada daerah ini meliputi Nokia Internet Communications
dan Nokia Home Communications.
Ponsel Untuk Bisnis
Solusi E-mail Mobile
Keamanan Jaringan
Nokia menawarkan berbagai perangkat ponsel untuk bisnis yang menggabungkan kemampuan mobile untuk suara, pesan dan aplikasi bisnis penting lainnya untuk memenuhi kebutuhan kelompok pengguna yang beragam.
Periksa, tulis dan kirim email ketika anda berada dalam perjalanan - Solusi email mobile yang ditawarkan Nokia membantu para karyawan untuk dapat tetap bekerja.
Keseimbangan mobilitas usaha membutuhkan keamanan, serta kehandalan Lingkungan IT yang mudah diatur.
Visi, Strategi, dan Struktur Nokia
Konsumen menjadi prioritas kami yang pertama, Nokia percaya akan berhasil
membagikan pengalaman luar biasa kepada konsumen dimasa yang akan datang
dengan produk yang baru.
Strategi kami berisi elemen inti yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
permasalahan dan optimis untuk bergerak kearah industri telepon seluler yang