Top Banner
ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PETANI TERHADAP BENIH PADI HIBRIDA DI KECAMATAN CIBEBER KABUPATEN CIANJUR SAOR PARULIAN NAIBAHO DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
79

ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

Sep 02, 2018

Download

Documents

dangtram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PETANI

TERHADAP BENIH PADI HIBRIDA DI KECAMATAN

CIBEBER KABUPATEN CIANJUR

SAOR PARULIAN NAIBAHO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...
Page 3: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sikap,

Kepuasan, dan Loyalitas Petani Terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan

Cibeber Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Saor Parulian Naibaho

H34100026

Page 4: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

ABSTRAK

SAOR PARULIAN NAIBAHO. Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas

Petani Terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan Cibeber. Dibimbing oleh RITA

NURMALINA

Padi hibrida adalah turunan pertama (F1) dari persilangan antara dua varietas yang

berbeda. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik, proses

pengambilan keputusan, sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap

penggunaan benih padi hibrida WM 04 SHS di Kecamatan Cibeber. Metode

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Multiatribut Fishbein,

Customer Satisfaction Index (CSI), Importance Performance Analysis (IPA),

piramida loyalitas. Hasil analisis Multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa

petani lebih menyukai benih padi Ciherang dan IR64 dibandingkan hibrida WM

04 SHS. Hasil Customer Satisfaction Index(CSI) menunjukkan bahwa petani

hibrida WM 04 SHS cukup puas sebesar 57 persen sedangkan petani inbrida

Ciherang dan IR64 sebesar 70 persen dan 66 persen adalah puas. Hasil analisis

piramida loyalitas menunjukkan bahwa petani yang menggunakan hibrida WM 04

SHS dan inbrida IR64 tidak loyal sedangkan petani yang menggunakan Inbrida

Ciherang termasuk kategori loyal.

Kata kunci : Sikap, Perilaku, Kepuasan, Loyalitas, benih padi hibrida WM 04

SHS

ABSTRACT

SAOR PARULIAN NAIBAHO. Attitude analysis, Satisfaction, and Loyalty

Farmers to Hybrid Rice Seed in Cibeber Subdistrict. Supervised by RITA

NURMALINA.

Hybrid rice is the first derivative (F1) that was crossed between two different

varieties. The purpose of this research is to analyze the characteristic, decision-

making process, attitude, satisfaction, and loyalty of farmers to used hybrid seed

(WM 04 SHS) in Cibeber Subdistrict. The method of data analysis was

descriptive analysis, Fishbein Multiatribut, Customer Satisfaction Index (CSI),

Importance Performance Analysis (IPA), pyramid loyalty. The result of Fishbein

Multiatribut analysis indicated that farmers prefer Ciherang and IR64 seed than

WM 04 SHS. The result of Customer Satisfaction Index (CSI) showed that hybrid

farmers WM 04 SHS were quite satisfied by 57 percent while the farmers that

used Ciherang and IR64 by 70 percent and 66 percent were satisfied. The results

of loyalty pyramid analysis indicate that the farmers who used hybrid (WM

04SHS) and inbreed (IR64) were disloyal whereas the farmers that used Inbreed

(Ciherang) were in loyal category.

Keywords: Attitude, Behavior, Satisfaction, Loyalty, hybrid seed rice WM 04

SHS

Page 5: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...
Page 6: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Agribisnis

ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PETANI

TERHADAP BENIH PADI HIBRIDA DI KECAMATAN

CIBEBER KABUPATEN CIANJUR

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

SAOR PARULIAN NAIBAHO

Page 7: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

Judul Skripsi : Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas Petani Terhadap Benih

Padi Hibrida di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur

Nama : Saor Parulian Naibaho

NIM : H34100026

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, M.Si

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas Petani Terhadap Benih Padi Hibrida di

Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur”. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis karakteristik, proses keputusan petani padi serta menganalisis Sikap,

Kepuasan dan Loyalitas Petani Terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan

Cibeber Kabupaten Cianjur

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Irwan selaku

pembimbing lapang penulis yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, dan

bantuan tenaga serta Bapak Abdul Mutaqin, Bapak Bani yang telah banyak

membantu dan memberi informasi selama proses penelitian. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada orang tua penulis Martahan Naibaho dan Dameria

Sitohang serta sudara - saudari penulis Patar Naibaho, Lina Naibaho, Roma Uli

Naibaho, Pilippus Neri Naibaho atas segala doa dan kasih sayangnya kepada

penulis. Penulis juga tidak lupa dengan teman teman seperjuangan penulis,

mahasiswa agribisnis angkatan 47 serta seluruh pihak yang telah memberikan

dukungan dan segala bantuan kepada penulis selama perkuliahan penulis di IPB.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

Saor Parulian Naibaho

Page 9: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 5 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 6

TINJAUAN PUSTAKA 6 Deskripsi Padi 6 Padi Hibrida 6 Varietas Unggul 8 Benih Padi 9 Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) 10 Penelitian Terdahulu 10

KERANGKA PEMIKIRAN 13 Kerangka Pemikiran Teoritis 13 Kerangka Pemikiran Operasional 21

METODE PENELITIAN 23 Lokasi dan Waktu Penelitian 23 Jenis dan Sumber Data 23 Metode Pengambilan sampel 23

Atribut Benih Padi 24 Metode Analisis Data 24 Defenisi Operasional 32

GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 33 Letak Geografis 33 Penduduk 33 Pertanian 34

HASIL DAN PEMBAHASAN 35

Karakteristik Responden 35 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Benih Padi Varietas Unggul 38 Analisis Sikap Petani Terhadap Benih Padi Hibrida Varietas WM 04 SHS,

Inbrida Varietas Ciherang, dan IR64. 48 Kepuasan Petani terhadap Benih Padi Hibrida Varietas WM 04 SHS, Inbrida

Ciherang, dan Inbrida IR64 49 Perbaikan atribut benih padi hibrida varietas WM 04 SHS, inbrida Ciherang,

dan inbrida IR64 menggunakan metode Importance Performance Analysis 52 Analisis Loyalitas Konsumen 56

SIMPULAN DAN SARAN 60 Simpulan 60 Saran 61

Page 10: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

DAFTAR PUSTAKA 61 LAMPIRAN 64

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Beras Nasional Tahun 2004-

2012 2 2 Realisasi SLPTT-P2BN padi hibrida Kabupaten Cianjur di 32

Kecamatan 3 3 Perbedaan antara varietas inbrida dengan hibrida 8 4 Daftar atribut produk yang diuji dalam penelitian 24 5 Kriteria indeks kepuasan konsumen 28

6 Skor penilaian tingkat kepentingan dan kinerja 29 7 Kependudukan Kecamatan Cibeber Tahun 2011 34 8 Perbandingan produksi dan produktivitas padi anatar Kecamatan 35 9 Sebaran responden berdasarkan usia 35 10 Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga 36 11 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan 36 12 Sebaran responden berdasarkan pendapatan diluar usahatani 36 13 Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan 37 14 Sebaran responden berdasarkan lama berusahatani padi 37 15 Sebaran responden berdasarkan status lahan 38 16 Sebaran responden berdasarkan luas lahan 38 17 Sebaran responden berdasarkan budidaya padi dalam satu tahun 38 18 Sebaran responden berdasarkan tahapan pengenalan kebutuhan 39 19 Sebaran petani responden berdasarkan tahapan pencarian informasi 40

20 Sebaran petani responden berdasarkan evaluasi alternatif 40 21 Sebaran petani responden berdasarkan keputusan pembelian 41 22 Sebaran petani responden berdasarkan perilaku setelah pembelian 42 23 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepentingan

(ei) terhadap atribut benih padi (n=36) 43

24 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepercayaan (bi) terhadap atribut benih padi hibrida WM 04 SHS (n=36) 46

25 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepercayaan

(bi) terhadap atribut benih padi inbrida Ciherang (n=36) 47 26 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat

kepercayaan (bi) terhadap atribut benih padi inbrida IR64 (n=36) 48 27 Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein untuk padi benih hibrida

WM 04 SHS, inbrida Ciherang, dan inbrida IR64 (n=36) 49

28 Hasil Analisis Customer Satisfaction Index padi hibrida WM 04 SHS 50

29 Hasil analisis Customer Satisfaction Index padi inbrida Ciherang 50 30 Hasil analisis Customer Satisfaction Index padi inbrida IR64 51

Page 11: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

DAFTAR GAMBAR

1 Hubungan antara 3 Komponen Sikap 16 2 Piramida loyalitas merek 20 3 Kerangka pemikiran operasional 22 4 Diagram Kartesius 30 5 Diagram kartesius IPA padi hibrida varietas WM 04 SHS 52 6 Diagram kartesius IPA padi inbrida varietas Ciherang 53 7 Diagram kartesiuS IPA padi inbrida IR64 54 8 Piramida loyalitas padi hibrida varietas WM 04 SHS 56 9 Piramida loyalitas padi inbrida varietas Ciherang 57 10 Piramida loyalitas padi inbrida IR64 57

DAFTAR LAMPIRAN

1 Deskripsi Varietas Padi Hibrida WM 04 SHS 64

2 Deskripsi Varietas Padi Ciherang 65 3 Deskripsi Varietas Padi IR64 66

Page 12: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...
Page 13: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian tetap memegang peran penting sebagai penggerak

perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan oleh

besarnya konstribusi PDB pertanian terhadap PDB Nasional, penyedia bahan baku

industri kecil dan menengah, sumber utama pendapatan rumah tangga pedesaan,

sebagai tumpuan lapangan kerja, penghasil devisa yang paling penting dan

penyedia pangan bagi 259 juta penduduk Indonesia.

Berdasarkan Kementerian Pertanian (2013) sektor pertanian masih

merupakan sektor dengan pangsa penyerapan tenaga kerja terbesar dengan

persentase 39,9 persen dari total penduduk yang bekerja. Selain peran dibidang

penyediaan lapangan kerja, pada periode yang sama tahun 2004-2012 sektor

pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan cukup berkonstribusi terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional, rata–rata berkonstribusi sebesar 14

persen per tahun terhadap PDB total. Berdasarkan hal tersebut peran sektor

pertanian sangat berperan dalam membangun perekonomian nasional dan menjadi

andalan pemerintah untuk sektor penyerapan tenaga kerja nasional.

Sektor pertanian yang sangat penting sebagai penggerak perekonomian

nasional dan juga berperan sebagai penyedia makanan pokok terutama beras

untuk lebih 95 persen rakyat Indonesia yang menjadikan beras sebagai makanan

pokok. Berdasarkan Bappenas (2014) jumlah penduduk Indonesia diperkirakan

akan terus tumbuh dari 237,6 juta jiwa tahun 2010 menjadi 271,1 juta jiwa pada

tahun 2020, dan 305,6 juta jiwa pada tahun 2035, dengan pertumbuhan penduduk

yang semakin tinggi tentu akan meningkatkan tingkat konsumsi atau permintaan

pasar khususnya terkait dengan kebutuhan beras sebagai makanan pokok

masyarakat Indonesia. Instrumen yang dapat digunakan untuk mengimbangi

pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi terhadap permintaan beras adalah :

1) perluasan areal tanam 2) peningkatan produktifitas dan 3) rekayasa teknologi

dan sosial. Perluasan areal dilakukan melalui percetakan sawah baru, optimalisasi

lahan dan peningkatan indeks pertanaman. Produktivitas dilakukan melalui

varietas unggul, pemupukan. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanam Terpadu (SL-PTT) (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2013).

Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi akan meningkatkan kebutuhan

pangan yang semakin tinggi maka diperlukan teknologi yang berperan penting

dalam peningkatan kuantitas dan kualitas beras nasional. Salah satu upaya yang

dilakukan pemerintah saat ini untuk meningkatkan produksi beras adalah program

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) serta pencapaian target 10 juta ton

surplus produksi beras nasional tahun 2014 untuk mencapai swasembada beras

nasional (Kementan 2012). Untuk mencapai surplus 10 juta ton beras pada tahun

2014 maka produksi beras nasional diharapkan mencapai 43 juta ton beras

dengan konsumsi 33 juta ton artinya tambahan panen 4,1 juta ton beras atau

setara dengan 6,68 juta ton GKG dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut

maka pemerintah melalui program P2BN serta pencapain target 10 juta ton

Page 14: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

2

surplus beras nasional melaksanakan program pemberian bantuan benih varietas

unggul hibrida serta sosialisasi penggunaan benih padi hibrida dengan sekolah

lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT). (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Jawa Barat 2012).

Sampai dengan tahun 2013, menteri pertanian telah melepas 87 varietas padi

hibrida banyaknya vaietas hibrida yang dilepas guna untuk meningkatakan

produksi beras nasional mengingat kebutuhan pangan khususnya beras sebagai

pangan pokok yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk. hibrida secara defenitif berarti turunan pertama (F1) dari persilangan

dua variertas yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi

dibandingkan varietas Inbrida karena adanya pengaruh heterosis yaitu suatu

kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul dibandingklan tetuannya. Heterosis

tersebut dapat muncul pada semua sifat tanaman dan untuk padi hibrida

diharapkan dapat muncul terutama pada sifat potensi hasil (Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2007).

Berdasarkan Kementerian Pertanian (2013) Perkembangan produksi padi

selama periode tahun 2004-2012 menunjukkkan trend pertumbuhan yang positif,

meningkat lebih dari 15 juta ton GKG dari 54, 088 juta ton GKG pada tahun 2004

menjadi 69,045 juta ton GKG pada tahun 2012 atau tumbuh rata- rata 3,20%

setiap tahun. Perkembangan produksi padi tersebut disebabkan meningkatnya

produktivitas padi dari 45,36 ku/ha tahun 2004 menjadi 51,36 ku/ha pada tahun

2012. Hasil ini merupakan upaya dari pemerintah untuk meningkatkan produksi

padi salah satunya dengan peningkatan produktivitasnya melalui penggunaan

benih padi varietas unggul maupun hibrida dengan sekolah lapang pengelolaan

tanaman terpadu (SL-PTT).

Tabel 1 Perkembangan Produksi dan Kebutuhan Beras Nasional Tahun 2004-

2012

Uraian Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Produksi Padi

(000 Ton

GKG)

54.08 54.11 54.45 57.17 60.36 64.39 66.49 65.77 69.05

Produktivitas

(Ku/Ha)

45,36 45,74 46,20 47,05 48,94 49,99 50,15 49,80 51,36

Luas Panen

(Ha)

11.923 11.839 11.786 12.148 12.327 12.884 13.253 13.204 13.443

Produksi Beras

(000 Ton)

30.636 30.671 30.843 32.371 34.166 36.207 37.371 36.962 38.817

Konsumsi

Beras (000

Ton)

30.109 30.592 30.898 31.296 31.799 32.195 33.056 33.045 33.035

Surplus/Defisit

(000 Ton)

527 79 -55 1.075 2.367 4.012 4.315 3.917 5.782

Sumber : Kementerian Pertanian 2013

Produksi padi tahun 2004-2011 = ATAP, tahun 2012 =ASEM ; Jumlah penduduk tahun 2011 =

241.095.593, tahun 2012 = 244.688.283 ; Konsumsi beras perkapita tahun 2004-2010 = 139,15 kg,

tahun 2011 = 137,06 kg, tahun 2012 135,01 kg

Page 15: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

3

Seiring dengan program pemerintah untuk pencapaian swasembada beras

melalui program Pengembangan Produksi Beras Nasional (P2BN) serta

pencapaian target 10 juta ton surplus beras tahun 2014 maka Provinsi Jawa Barat

merupakan salah satu target pemerintah untuk meningkatkan produksi beras

nasional telah melakukan program penggunaan padi hibrida dan sosialisasi

penggunaan padi hibrida. Provinsi Jawa Barat dibebani target 20-30 % atau 2-3

juta ton beras. Dimana target produksi padi Jawa Barat tahun 2012 sebesar

12.5000.000 ton GKG, khususnya Kabupaten Cianjur mempunyai target produksi

sebesar 2.466.594 ton GKG (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat 2012).

Melalui program P2BN dengan sosialisasi Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu (SL-PTT) Kabupaten Cianjur telah melakukan budidaya padi

hibrida, pada tahun 2012 dengan luas areal 1.200 Ha, realisasi tanam 1.200 Ha

mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2011 dengan luas areal 500 Ha

dan realisasi tanam 500 Ha. SL-PTT atau Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman

Terpadu merupakan pelaksanaan pembelajaran bagi petani melalui proses

pengamatan, penghayatan, mengungkapkan, menganalisa, mendiskusikan dan

menyimpulkan apa yang mereka alami dilapangan. Mengenai teknik dan cara

mengelola tanaman khususnya padi sawahdengan cara mengintegrasikan beberapa

aspek diantaranya pertimbangan budidaya, teknologi anjuran, ekosistem

lingkungan, pembiyaan, serta prediksi hasil yang diinginkan.

Tabel 2 Realisasi SLPTT-P2BN padi hibrida Kabupaten Cianjur di 32 Kecamatan

2009 2010 2011 2012

Luas Areal (Ha) 250 1.000 500 1.200

Realisasi Tanam (Ha) 250 1.000 500 1.200

Realisasi Panen (Ha) 250 1.000 500 1.200

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur Tahun 2012

Untuk mencapai program tersebut perlu diketahui sikap, kepuasan, dan

loyalitas petani, apakah petani memberi respon positif atau negatif, sehingga

pemerintah didalam melaksanakan program dan target 10 juta ton surplus beras

2014 dapat terwujud, sehingga kedepannya akan menjadi solusi yang tepat untuk

mencapai swasembada beras nasional yang berkelanjutan secara kuantitas dan

kualitas.

Perilaku petani terhadap penggunaan benih padi hibrida tidak terlepas dari

kondisi demografi, ekonomi, budaya, keluarga, psikologi, dan faktor faktor

lainnya. Sikap petani terhadap penggunaan padi hibrida tergantung dari atribut-

atribut yang dimiliki produk. Dengan mengetahui kondisi tersebut akan

membentuk sikap, kepuasan, dan loyalitas petani dalam penggunaan benih padi

hibrida sehingga pada akhirnya petani dapat mengevaluasi benih tertentu dalam

memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga diperlukan analisis sikap dan kepuasan

petani terhadap penggunaan padi hibrida.

Page 16: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

4

Perumusan Masalah

Dalam rangka pencapaian swasembada beras nasional, pemerintah

menetapkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional atau disingkat dengan

P2BN serta pencapaian target 10 juta ton surplus beras nasional tahun 2014.

Untuk mendukung pelaksanaan program Peningkatan Produksi Beras Nasional

(P2BN) serta pencapaian surplus beras nasional 10 juta ton tahun 2014, Provinsi

Jawa Barat dibebani target 20-30 % atau 2-3 juta ton beras. Dimana target

produksi padi Jawa Barat tahun 2012 sebesar 12.5000.000 ton GKG. Khusus

untuk tanaman padi di Kabupaten Cianjur mempunyai target produksi sebesar

2.466.594 ton GKG (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat 2012).

Salah satu agenda dari program ini adalah sosialisasi penggunaan benih padi

hibrida. Padi hibrida memiliki potensi hasil lebih tinggi dari varietas-varietas padi

inbrida, potensi padi inbrida sekitar 5-8 ton/ha sedangkan potensi produksi benih

padi hibrida mencapai 9-11 ton/ha. Karena itu penggunaan padi hibrida dapat

memberi lonjakan peningkatan produksi yang sangat signifikan (Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Jawa Barat 2013).

Dalam program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) serta

pencapaian target surplus 10 juta ton produksi beras 2014 dan peranan Kabupaten

Cianjur dalam penyediaan produksi padi di Jawa Barat, Pemerintah melakukan

berbagai program salah satu program yang dilakukan SL-PTT Padi hibrida.

Pemerintah Kabupaten Cianjur sebagai salah satu target P2BN dan pencapain

target surplus10 juta ton beras nasional tahun 2014 mendapat program ini, tahun

2012 telah melakukan realisasi tanam padi hibrida 1200 Ha serta realisasi panen

hibrida 1200 Ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat

2012).

Kecamatan Cibeber khususnya Desa Cihaur dan Desa Mayak merupakan

desa yang menjadi target pengembangan benih padi hibrida melalui program

pemerintah P2BN. Pengembangan benih padi hibrida di desa ini didasarkan

daerah ini memiliki pengairan irigasi teknis yang baik, bebas banjir pada musim

hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Pada tahun 2009 terdapat 1 desa yang

menjadi target pengembangan benih padi hibrida dan mengalami peningkatan

pada tahun 2010 menjadi 5 desa dan pada tahun 2011 mengalami penurunan

menjadi 3 desa. Benih yang disalurkan pemerintah salah satunya adalah padi

Wilmar 04 Sang Hyang Seri atau disingkat WM 04 SHS yang disosialisasikan

melalui kegiatan Sekolah Lapang Tanaman Terpadu (SL-PTT) (Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat 2012).

Hasil dari program ini menunjukkan jumlah produksi yang lebih tinggi

terlihat dari penggunaan padi hibrida walaupun tidak jauh signifikan dibanding

penggunaan benih inbrida seperti Ciherang dan IR64 yang umum digunakan

petani.Keberhasilan produksi padi hibrida ini tidak membuat petani menggunakan

benih padi hibrida secara berkesinambung, justru sebagian besar petani hanya

menanam benih padi hibrida ketika terdapat program dari pemerintah yang

membagikan benih untuk dibudidayakan petani Desa Cihaur dan Desa Mayak.

Setelah program pemerintah selesai, petani kembali menggunakan benih varietas

unggul seperti Ciherang, IR64, Meokongga, Sintanur. Fenomena ini menjadi

sebuah permasalahan yang perlu dilihat sejauh mana petani merasakan hadirnya

benih padi hibrida WM 04 SHS sejalan dengan program pemerintah Kabupaten

Page 17: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

5

Cianjur yang ingin menyukseskan Program P2BN serta pencapaian target 10 juta

ton surplus beras nasional tahun 2014.

Perbedaan perilaku petani dalam memilih benih unggul sangat berpengaruh

dengan kondisi demografi, ekonomi, budaya, keluarga, psikologis wilayah.

Hadirnya varietas-varietas unggul padi di Kabupaten Cianjur seperti varietas

unggul benih padi hibrida WM 04 SHS yang bersaing dengan padi inbrida

menyebabkan perlu dilakukan penelitian terhadap perilaku petani padi terutama

sikap dan tingkat kepuasan petani dalam menggunakan benih varietas unggul di

Kecamatan Cibeber, sehingga pemerintah juga dapat mengetahui sejauh mana

program Peningkatan Produksi Beras Nasional melalui Sekolah Lapang

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ini dapat berhasil dan diterima petani

untuk mendukung swasembada beras nasional dan pencapaian target 10 juta ton

beras nasional. Berdasarkan uraian di atas, maka penting untuk menganalisis

perilaku petani dan masalah yang perlu dikaji adalah antara lain :

1. Bagaimana karakteristik petani dan proses pengambilan keputusan petani

terhadap penggunaan benih padi hibrida di Kecamatan Cibeber.

2. Bagaimana sikap petani terhadap penggunaan padi hibrida di Kecamatan

Cibeber.

3. Bagaimana kepuasan dan loyalitas petani terhadap penggunaan benih padi

hibrida di Kecamatan Cibeber.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik dan proses pengambilan keputusan petani

dalam penggunaan benih padi hibrida di Kecamatan Cibeber.

2. Menganalis sikap petani terhadap penggunaan benih padi hibrida di

Kecamatan Cibeber.

3. Menganalisis kepuasan dan loyalitas petani terhadap penggunaan benih

padi hibrida di Kecamatan Cibeber.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Pemerintah dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan untuk

mengetahui sejauh mana sikap, kepuasan, dan loyalitas petani terhadap

penggunaan benih hibrida di Kecamatan Cibeber. Hal ini menjadi

masukan bagi pemerintah untuk menyukseskan program Pengembangan

Produksi Beras Nasional (P2BN) serta pencapain target 10 juta ton

surplus beras nasional dalam rangka pencapaian swasembada beras.

2. Produsen benih hibrida dapat menjadikan penelitian ini sebagai dasar

dalam penyusunan strategi pemasaran yang lebih baik.

3. Bahan masukan bagi pembaca untuk penelitian dan sumber informasi.

Page 18: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

6

Ruang Lingkup Penelitian

1. Benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi hibrida

varietas WM 04 SHS, dengan pembanding benih Inbrida varietas

Ciherang, IR64 yang umumn ditanam di Kecamatan Cibeber.

2. Benih padi hibrida WM 04 SHS diproduksi oleh PT Shang Hyang Seri

(Produsen benih hibrida WM 04 SHS).

3. Petani yang menjadi objek penelitian adalah petani yang telah terdata di

Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kecamatan Cibeber sebagai pengguna benih padi hibrida WM 04 SHS

dan Inbrida varietas Ciherang, IR64.

Penelitian ini hanya dilakukan di Kabupaten Cianjur Kecamatan Cibeber

sehingga hasil penelitian ini tidak boleh dianggap sama dengan jika dilakukan di

daerah lain mengingat pola pikir, ekonomi, sosial, budaya, serta faktor faktor

lainnya di setiap daerah tidak sama.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Padi

Padi merupakam tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman

Pertanian padi pertama berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika Barat tropis

dan subtropis. Penanaman padi sudah dimulai pada 3.000 tahun SM di Zhejiang

(Cina).Berdasarkan sistem budidaya, tanaman padi di Indonesia dibedakan dalam

dua tipe, yaitu padi gogo (padi kering, padi ladang) dan padi sawah (Purwono dan

Purnamawati 2007).Padi gogo ditanam di lahan kering (tidak digenangi),

sedangkan padi sawah ditanam di sawah yang selalu tergenang air.

Padi Hibrida

Padi hibrida secara defenitif berarti turunan pertama (F1) dari persilangan

antara dua varietas yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi lebih

tinggi dibandingkan varietas inbrida karena adanya pengaruh heterosis yaitu suatu

kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul dibandingkan dua tetuannya.

Heterosis tersebut dapat muncul pada semua sifat tanaman dan untuk padi hibrida

diharapkan dapat muncul terutama pada sifat potensi hasil. Padi hibrida

dikembangkan atas azas pemanfaatan peristiwa heterosis atau hibrid vigor yang

timbul akibat heterosigositas. Hal ini dimungkinkan karena sifat dominan atau

over dominan yang timbul bila dua atau lebih galur murni disilangkan (Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007).

Cina merupakan negara pertama mengembangkan padi hibrida.

Keberhasilan Cina dalam memproduksi benih hibrida secara massal ditunjang

oleh kemampuan menghasilkan tetua mandul jantan sitoplasmik genetik. Bagi

tanaman menyerbuk sendiri seperti padi, pengembangan hibrida dengan

menggunakan tanaman mandul jantan sitoplasmik genetik merupakan cara yang

plaing mudah dilakukan dibandingkan dengan cara-cara lain. Di Indonesia

Page 19: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

7

penelitian tentang padi hibrida telah dilakukan sejak tahun 1983. Penelitian pada

saat itu terbatas pada pengujian galur mandul jantan dan hibrida introduksi. Dalam

kurun waktu 10 tahun, sejak penelitian pertama sampai tahun 1992,

perkembangan padi hibrida tidak menunjukkan kemajuan yang berarti. Baru pada

tahun 1993, penelitian diintensifkan dan mendapat dukungan serius dari IRRI,

sehingga evaluasi keunggulan hibrida introduksi IRRI dilakukan melalui

pengujianmulti lokasi.

Perakitan padi hibrida di Indonesia dilakukan dengan menggunakan tiga

galur, dalam arti membentuk padi hibrida diperlukan tiga galur tetua, yaitu : 1)

galur mandul jantan (GMJ atau CMS atau A), 2) galur pelestari atau maintainer

(B), 3) galur pemulih kesuburan atau restorer (R). Galur pelestari (B) dan galur

pemulih kesuburan (R) memiliki tepungsari yang normal (fertil) sehingga mampu

menghasilkan benihnya sendiri. GMJ bersifat mandul jantan mampu

menghasilkan benih bila diserbuki oleh tepungsari dari tanaman lain. GMJ bila

diserbuki oleh galur B pasangannya menghasilkan benih GMJ lagi. Sedangkan

bila diserbuki oleh galur R akan menghasilkan benih F1 hibrida yang dikenal

dengan nama benih hibrida. Dengan demikian, produksi beniih hibrida mencakup

dua tahap : 1) produksi benih galur tetua 2) produksi benih hibrida. Produksi

benih galur A harus dilakukan dengan menanam tetua mandul jantan bersama

dengan galur B (pelestari), sedangkan produksi galur B dan R dilakukan seperti

produksi benih inbrida. Produksi benih hibrida dilakukan dengan menanam secara

bersamaan galur ( A) dengan galur (R) (Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian 2007).

Keunggulan padi hibrida yaitu hasil lebih tinggi dari hasil padi unggul biasa,

vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma, keunggulan dari aspek

fisiologi seperti aktivitas perakaranyang lebih luas, area fotosintesis yang lebih

luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih

tinggi, keunggulan pada beberapa karakteristik morfologi seperti sistem perakaran

yang lebih kuat, anakan lebih banyak,jumlah gabah per malai lebih banyak, dan

bobot 1000 butir isi lebih tinggi. Kekurangan padi hibrida yaitu harga benih yang

sangat mahal, petani harus beli benih baru setiap kali tanam karena benih hasil

panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya, tidak semua

galur yang dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrida, produksi benih rumit,

memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu (Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian 2007).

Perbedaan benih padi hibrida dan inbrida yaitu, benih padi inbrida

merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri sehingga secara alami kondisinya

adalah homozygot-homogen dan cara perbanyakannya dengan benih keturunan.

Sedangkan kondisi benih hibrida adalah heterozygot-homogen atau dalam

individu tanaman yang sama konstruksi gen bersifat heterozygot, namun antara

individu tanaman dalam populasi yang sama bersifat homogen dan cara

perbanyakannya melalui silangan baru. Perbedaan antara varietas inbrida dengan

hibrida dapat dilihat pada tabel dibawah.

Page 20: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

8

Tabel 3 Perbedaan antara varietas inbrida dengan hibrida

No Varietas Hibrida Varietas Inbrida

1 Komposisi genetik heterozigot homogen Komposisi genetik homozigot homogen

2 Produksi benih dihasilkan dari

persilangan tiga galur yang berbeda

Produksi benih dihasilkan dari penyerbukan

sendiri

3 Benih yang digunakan untuk pertanaman

konsumsi berupa F1

Benih yang digunakan berupa benih turunan

generasi selanjutnya (>F12)

4 Ada keunggulan fenomena heterosis Tidak ada terdapat fenomena heterosis

5 Tanaman lebih seragam (Homogeneus) Ketidakseragaman lebih mungkin terjadi

(akibat produksi benih yang kurang baik)

Satoto et al. (2009) dalam Abdurachman (2011)

Varietas Unggul

Menurut Siregar (1981) Varietas unggul adalah varietas yang memiliki sifat

sifat lebih daripada varietas lainnya. Sifat-sifat unggul itu bisa merupakan daya

hasil yang lebih tinggi, umur yang lebih pendek, ketahanan terhadap gangguan

serangga atau serangan cendawan, lebih tahan terhadap tumbangnya pertanaman,

mutu beras, rasa nasi yang lebih tinggi atau lebih enak.

Varietas unggul pada padi ada jenis Varietas Unggul Baru (VUB) dan

Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB) atau padi hibrida (Las et al. 2004). Perbedaan

antara VUB masa VUTB terletak pada kapasitas sink yang cukup tinggi sehingga

mampu mendukung pencapaian daya hasil yang tinggi pula. Untuk memanfaatkan

potensi sink yang tinggi tersebut dibutuhkan source yang cukup memadai.

Potensi sink diperbaiki melalui peningkatan jumlah gabah per malai, sedangkan

kebutuhan source dirancang melalui pembentukan arsitektur tanaman , terutama

bentuk daun, jumlah anakan, perakaran, dan batang. Kebutuhan source yang

cukup selain harus dirancang secara cermat melalui pembentukan arsitektur

tanamn juga dapat melalui manipulasi teknologi budidaya tanaman dengan

pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu. (Las et al. 2004).

Varietas Unggul Baru merupakan verietas hasil dari persilangan biasa antara

padi jenis indica (cere) Sedangkan VUTB dihasilkan melalui persilangan antara

padi jensi indica dengan japonica (Las et al. 2004). Contoh jenis padi VUB

adalah varietas IR64, Ciherang, Inpari 13. Padi hibrida yang dikembangkan di

Indonesia bertumpu pada sistem tiga galur tetua yaitu galur mandul jantan atau

CMS atau A(Cytoplasmic-genetic Male Sterility), galur pelestari atau mandul

jantan atau maintainer (B), dan galur pemulih kesuburan atau restorer (R) (Las et

al. 2004). Contoh varietas padi hibrida atau VUTB adalah WM 04 SHS, intani 1,

Intani 2, Rokan, Maro, Miki 1, Miki 2, Miki (Deptan 2008).

Pengembangan teknologi padi hibrida dari upaya pemanfaatan gejala

heterosis dari polpulasi F1 atas tetua-tetua persilangannya cenderung memberikan

produktivitas yang lebih besar daripada varietas-varietas tetuanya. Adapun

kelemahan padi hibrida ialah harga benih yang mahal, petani harus membeli benih

padi setiap kali akan tanam, tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan tetua

hibrida. Galur pelestari dan galur pemulih kesuburan memiliki tepung sari yang

normal (fertil) sehingga mampu menghasiilkan benih sendiri. Galur CMS bersifat

mandul jantan sehingga hanya mampu menghasilkan benih bila diserbukitepung

sari dari tanaman lain. Galur CMS bila diserbuki oleh galur pelestari

Page 21: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

9

menghasilkan benih CMS, sedangkan bila diserbuki oleh galur pemulih kesuburan

menghasilkan benih F1 hibrida (Las et al. 2004).

Benih Padi

Benih yang baik berperan sebagai sarana produksi yang mampu mengemban

misi agronomi, bahkan sebagai sarana pembawa teknologi baru yang harus jelas

identitas genetiknya. Penyediaan benih padi bermutu tinggi menjadi salah satu

faktor yang memberi jaminan pertanaman yang bagus dan hasil panen yang tinggi,

hal ini dapat dilihat dari proses produksi yang dihasilkan secara kualitas. Benih

unggul adalah benih yang murni, bernas, sehat dan kering, bebas dari penularan

penyakit cendawan, bebasa dari penularan penyakit cendawan, bebas dari biji-

bijian rerumputan (Siregar 1981). Menurut Badan Standardisasi Nasional (2003)

Benih Padi adalah bahan tanaman (Planting material) hasil perkembangbiakan

tanaman padi secara generatif yang digunakan untuk produksi benih atau produksi

tanaman. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1999)

syarat benih bermutu diantaranya :

1. Murni dan diketahui nama varietasnya.

2. Daya tumbuhnya tinggi (minimal 80%), serta virgonya baik.

3. Biji sehat, bernas, mengkilat, tidak keriput dan dipanen dari tanaman

telah matang.

4. Dipanen dari tanaman yang sehat, tidak terkena penyakit virus.

5. Tidak terinfeksi cendawan, bakteri atau virus.

6. Bersih, tidak tercampur biji tanaman lain atau biji rerumputan.

Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1999) faktor-

faktor yang mempengaruhi mutu benih diantaranya :

1. Faktor bawaan (kemurniaan varietas)

2. Faktor fisiologi dan fisik benih : tingkat kematangan benih, tingkat

kerusakan mekanis benih, tingkat keusangan benih, ukuran dan berat

jenis benih, komposisi kimia benih , pathogen pada benih terutama

bakteri layu dan virus.

3. Faktor lingkungan : musim tanam, kultur teknik, waktu panen, cara

panen.

4. Faktor perlakuan pascapanen : cara penimbunan hasil sebelum disimpan,

cara pengeringan, keseragaman dan kesehatan benih sebelum disimpan,

cara pengepakan dan kelembaban tempat penyimpanan, cara dan proses

pengangkutan benih

Menurut Nugraha dan Sayaka (2004) benih padi yang digunakan petani

bersumber dari dua sektor yaitu sektor formal dan informal. Benih yang

bersumber dari sektor formal dibagi menjadi dua kategori, yaitu sektor publik

(BUMN) dan swasta, sedangkan Sektor informal dikelompokkan menjadi dua,

yaitu petani yang menggunakan benih dari hasil panennya sendiri dan hasil panen

petani lain. Setiap benih yang diperoleh dari sektor formal memiliki ciri ciri

memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari sektor informal, yaitu produkisi

terencana, menerapkan tingkat mekanisasi tertentu dalam pengolahan benih,

menggunakan nama varietas yang jelas, memasarkan benih dalam kemasan

beridentitas (berlabel), dan menerapkan sistem jaminan mutu. Berbagai contoh

Page 22: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

10

benih yang bersumber dari sektor formal, yaitu varietas benih IR64, Memberamo,

Way Apoburu, Ciherang, dan padi Hibrida, dengan tujuan memberikan kepuasan

pada konsumen. Berbeda dengan benih sektor informal yang pada umumnya

hanya menyisihkan sebagaian dari hasil panenya untuk dijadikan sebagai benih

musim tanam berikutnya yang kelihatan bagus secara visual.

Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) merupakan program

pemerintah pada tahun 2007 untuk meningkatkan produksi beras nasional yang

belum mencukupi dibandingkan dengan kebutuhan beras itu sendiri sehingga

Indonesia masih tergantung pada Impor beras. Tujuan dari gerakan P2BN ini

adalah menambahkan produksi beras hingga 2 juta ton sampai akhir 2007 dan

setiap tahunnya produksi akan naik 5 persen sampai tahun 2009. Strategi untuk

meningkatkan program ini adalah dengan melakukan peningkatan produktivitas,

perluasan areal tanam, pengamanan produksi dan pemberdayaan kelembagaan

pertanian dan dukungan pembiyaan usaha tani. Untuk peningkatan produktivitas

pemerintah melalui tenaga penyuluh yang direkrut Departemen Pertanian bersama

petani melaukan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di 33 provinsi pada areal

lahan pertanian seluas 2,08 juta hektar. Di lahan tersebut pemerintah memberikan

benih unggul yang disebut hibrida dan padi inbrida kepada 9 provinsi dengan luas

lahan 135 ribu hektar. Selain bantuan benih pemerintah juga memberikan bantuan

pupuk secara subsidi. Petani membeli dengan harga murah karena disubsidi.

Sementara perluasan areal tanam dilakukan tidak dengan memperluas lahan tetapi

dengan memperbaiki infrastruktur seperti perbaikan jaringan irigasi Tata Usaha

Tani, perbaikan jaringan irigasi desa, pengembangan tata air mikro, pencetakan

sawah baru, optimasi lahan, pemanfaatan air permukaan dan pemanfaatan air

dangkal.

Penelitian Terdahulu

Fahmi (2008) melakukan penelitian tentang sikap dan kepuasan petani padi

terhadap benih padi varietas unggul di Kabupaten Kediri.Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis sikap dan kepuasan petani padi terhadap benih padi

varietas unggul di kabupaten Kediri. Alat analisis yang digunakan untuk

menjawab tujuan tersebut adalah Fishbein, Important Performance Analysis(IPA)

dan Costumers Satisfaction Index (CSI).Fishbein digunakan untuk mengukur

sikap sedangkan IPA dan CSI digunakan untuk mengukur kepuasan.Penelitian

dilakukan terhadap tiga varietas benih yaitu, IR 64, Ciherang dan Membramo.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian Fahmi (2008)

adalah metodeconvenience sampling yang berarti sampel responden adalah

responden yang bersedia untuk diwawacarai dan mengisi kuisioner.

Berdasarkan hasil model multiatribut Fishbein, petani lebih menyukai varietas

Memberamo. Varietas IR 64 memiliki kelebihan pada umur tanaman yang lebih

pendek, lebih tahan rebah dan lebih tahan hama penyakit namun produktivitas dan

pemasaran hasil panen lebih trendah dari varietas Ciherangdan memberamo.

Varietas Memberamo memiliki kelebihan pada hasil panen yang lebih tinggi, rasa

Page 23: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

11

nasi yang lebih enak dan pemasaran hasil panen yang lebih mudah dijual namun

tidak tahan hama penyakit, tahan rebah dan memiliki umur tanaman yang lebih

panjang. Kinerja varietas Ciherang berada diantara kedua varietas tersebut namun

memiliki kelemahan pada rasa nasi dan pemasaran hasil panen yang lebih

rendah.Hasil dari CSImenunjukkan bahwa petani puas terhadap kinerja atrubut-

atribut varietas unggul dengan nilai CSI sebesar 73,32 persen.

Irawati (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Sikap dan

Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oriza sativa) Varietas Unggul di

Kota Solok, Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi

karakteristik petani dan proses keputusan pembelian serta menganalisis sikap dan

kepuasan konsumen terhadap penggunaan padi varietas unggul di kota Solok.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif,

Importance Performance Analysis dan Costomer Satisfaction Index. Berdasarkan

uraian tentang karakteristik responden diketahui bahwa petani responden lebih

banyak perempuan berusia antara 41-50 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir

adalah SD dan telah melakukan budidaya padi sawah selama lebih dari 21 tahun.

Berdasarkan hasil proses keputusan pembelian, petani di Kota Solok memiliki

motivasi bertani padi untuk memperoleh keuntungan. Oleh sebab itu mereka

menganggap penggunaan benih varietas unggul sangat penting. Saat ini petani

mengetahui tentang benih padi varietas unggul dari PPL. Mereka berharap dengan

menggunakan benih varietas unggul bisa meningkatkan hasil panen dengan

pertimbangan utama adalah rasa nasi. Berdasarkan analisis sikap, diantara empat

varietas unggul yang dibandingkan, petani lebih menyukai varietas Cisokan dan

Anak Daro dibanding varietas Batang Piaman dan Batang Lembang. Hasil analisis

Importance Performance Analysis (IPA), diketahui bahwa atrbut-atribut yang

memiliki tingkat kinerja tinggi dan kepentingan tinggi lebih banyak terdapat pada

varietas Anak Daro dan Cisokan. Berdasarkan Costumer Satification Index (CSI),

tingkat kepuasan konsumen terhadap keempat benih varietas unggul berada pada

kategori puas.

Manalu (2010) melakukan penelitian tentang sikap dan kepuasan petani padi

terhadap penggunaan benih padi varietas unggul Kecamatan Baros, Kota

sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah : Mengidentifikasi karakteristik petani dan

proses pengambilan keputusan petani dalam penggunaan benih padi hibrida

Bernas Prima, Menganalisis sikap petani terhadap benih padi hibrida Bernas

Prima, Menganalisis kepuasan petani terhadap benih padi hibrida Bernas Prima.

Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan

surveymenggunakan sampel acak sederhana (snowball sampling).Dalam

menjawab perumusan masalah penelitian dipergunakan analisis deskriptif, analisis

Cochran, analisis Multiatribut Fishbein, Perceptual Mapping, analisis Biplot dan

Consumers Satisfaction Index (CSI).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, paling

banyak petani pada kelompok usia 41 hingga 50 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

menikah dan rata-rata berjumlakan anggota keluarga sebanyak lima orang, tingkat

pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar. Usahatani ini merupakan pekerjaan

utama, pendapatan diluar usahatani kurang dari Rp 500.000, dengan lama

berusahatani padi lebih dari 30 tahun, lahan yang mereka gunakan sebagian besar

milik sendiri dengan rata-rata luas lahan 3.000-5.000 m2. Budidaya yang

dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, sedangkan varietas yang paling

Page 24: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

12

banyak digunakan adalah Ciherang dan Sintanur.Hasil analisis multiatribut

Fishbein menunjukkan total nilai sikap yang diperoleh benih padi hibrida Bernas

Prima, Ciherang, dan Sintanur secara berturut-turut adalah 152.18, 174.03 dan

149.79. Semakin besar skor sikap total maka produk terkait semakin dapat

memenuhi harapan dan kebutuhan petani responden. Dengan demikian

berdasarkan hasil total penilaian sikap petani terhadap benih padi menunjukkan

bahwa benih padi varietas Ciherang lebih disukai oleh petani dan dianggap lebih

mampu memenuhi harapan dan kebutuhan petani responden. Tingkat kepuasan

petani terhadap padi hibrida Bernas Prima berada pada indeks puas dengan skor

0.66 atau 66 persen. Dari pendekatan angka tersebut berarti masih ada nilai

ketidakpuasan sebesar 34 persen yang perlu diperbaiki.

Abdurachman (2011) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Sikap

dan Kepuasn Petani Terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan Cigombong

Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis karakteristik

petani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, (2) Menganalisis motivasi

dan sikap petani terhadap benih padi hibrida varietas Intani 2 di Kecamatan

Cigombong Kabupaten Bogor, dan (3) Menganalisis kepuasan petani terhadap

benih padi hibrida varietas Intani 2 di Kecamatan Cigombong Kabupaten

Bogor.Pemilihan responden dilakukan dengan metode Sensus sebanyak 43 petani

responden. Dalam menjawab perumusan masalah penelitian digunakan analisis

deskriptif, analisis Cochran, analisis Multiatribut Fishbein, dan Costumers

Satisfaction Index.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, paling

banyak petani berada pada kelompok usia ≥42 tahun, berjenis kelamin laki-laki,

menikah, tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar. Usahatani ini

merupakan pekerjaan utama, rata-rata pendapatan antara Rp 500.000 hingga Rp

999.999, dengan lama berusahatani padi dari 11 hingga 20 tahun, lahan yang

digunakan sebagian besar menyewa dengan rata-rata luas lahan kurang dari 0,5

ha. Budidaya yang dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun dengan pola tanam

menggunakan padi secara terus menerus, rata-rata hasil Gabah Kering Panen

(GKP) dari benih padi inbrida atau benih padi konvensional yang umumnya

ditanam oleh para petani ialah sebesar 5,29 ton/ha, rata-rata harga gabah kering

panen (GKP) adalah Rp 2.400/kg, dan varietas yang paling sering digunakan ialah

Ciherang.Berdasarkan hasil penelitian pada motivasi petani terhadap benih padi

hibrida varietas Intani 2 sebagian besar petani responden tidak termotivasi untuk

menanam kembali benih padi hibrida varietas Intani 2 sebesar 50,90 persen. Hasil

analisis multiatribut Fishbein menunjukkan total nilai sikap yang diperoleh benih

padi hibrida varietas Intani 2 dan benih padi inbrida varietas Ciherang ialah

sebesar -7,59 dan 9,88. Semakin besar total skor sikap maka benih tersebut

semakin dapat memenuhi harapan dan keinginan petani. Sehingga berdasarkan

hasil analisis menunjukkan bahwa petani lebih menyukai benih padi inbrida

varietas Ciherang dari pada benih padi hibrida varietas Intani 2. Hasil analisis

Costumers Satisfaction Index (CSI) menunjukkan bahwa benih padi hibrida

varietas Intani 2 memperoleh skor sebesar 49,59 persen yang dianggap termasuk

dalam kategori biasa atau netral. Sedangkan CSI pada benih padi inbrida varietas

Ciherang ialah 75,87 persen atau termasuk kedalam kategori puas.

Koes (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Sikap, Kepuasan

dan Loyalitas Petani terhadap Penggunaan Benih Unggul Jagung Komposit di

Page 25: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

13

Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi karakteristik

dan menganalisis sikap serta perilaku petani terhadap penggunaan benih jagung

komposit di Sulawesi Selatan; 2) menganalisis faktor dominan (variabel laten dan

variabel indikator) pembentuk kepuasan dan loyalitas petani terhadap penggunaan

benih unggul jagung komposit di Sulawesi Selatan; dan 3) menganalisis hubungan

antara kepuasan dan loyalitas petani terhadap penggunaan benih unggul jagung

komposit di Sulawesi Selatan. Berdasarkan analisis sikap diantara tiga jenis

jagung yang dibandingkan, sikap petani responden terhadap benih jagung

komposit cenderung lebih baik dibandingkan dengan benih jagung hibrida dan

benih jagung lokal. Faktor dominan dari variabel laten bauran pemasaran yang

berpengaruh terhadap kepuasan petani dalam menggunakan benih jagung

komposit adalah variabel laten produk dan tempat, sementara variabel laten dari

bauran pemasaran lainnya yaitu harga dan promosi tidak berpengaruh terhadap

kepuasan. Berdasarkan hasil analisis SEM dengan model kepuasan dan loyalitas

petani dalam menggunakan benih unggul jagung komposit menunjukkan bahwa

variabel kepuasan memiliki hubungan terhadap loyalitasnya yaitu: melakukan

pembelian berulang dan bersedia merekomendasikan kepada pihak lain untuk

menggunakan benih jagung komposit.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Konsumen dan Perilaku Konsumen

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen, konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik dari segi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Kotler

(2005) konsumen didefenisikan sebagai individu atau kelompok yang berusaha

untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa yang dipengaruhi untuk

kehidupan pribadi atau kelompoknya.

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa,

termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut

(Engel et al. 1994). Untuk memahami seorang konsumen dan mengembangkan

suatu strategi, pemasar harus memahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi)

dan rasakan (pengaruh) serta perilaku konsumen itu sendiri. Dalam mempelajari

perilaku konsumen berarti mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan

untuk menggunakan sumberdaya yang dimilikinya untuk memperoleh dari apa

yang mereka inginkan tentang produk maupun jasa. Para pemasar wajib

memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar

mereka mampu memasarkan produk dengan baik. Para pemasar harus memahami

mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga

pemasar dapat merangsang strategi pemasaran dengan baik. Pemasar yang

mengerti perilaku konsumen akan mampu memprediksikan bagaimana

kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya,

sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai (Sumarwan

Page 26: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

14

2004). Adanya rasa kebutuhan seorang konsumen terhadap suatu produk menjadi

awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian. kebutuhan tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dapat berasal dari individunya sendiri

ataupun dari pihak luar yang diperoleh dari berbagai informasi yang terkandung di

dalam promosi.

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Konsumen selalu dihadapkan pada berbagai keputusan mengenai segala

hal yang menyangkut aktivitas kehidupannya. Semua itu menyebabkan adanya

disiplin perilaku konsumen yang berusaha mempelajari bagaimana konsumen

mengambil keputusan dan juga memahami faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.

Keputusan konsumen dalam bentuk tindakan membeli suatu barang atau jasa

muncul melalui tahapan-tahapan tertentu. Menurut Engel et al (1994) proses

keputusan konsumen meliputi lima tahap yaitu tahap pengenalan kebutuhan, tahap

pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif, tahap pembelian, dan tahap perilaku

setelah pembelian

Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan didefenisikan sebagai perbedaan atau ketidaksesuain

antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya, yang akan

membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan dikenali ketika

ketidaksesuaian melebihi tingkat atau ambang tertentu (Engel et al. 1994). Ketika

ketidaksesuaian melebihi tingkat ambang tertentu maka kebutuhanpun dikenali.

Sebagai contoh seorang konsumen sekarang ini merasa lapar (keadaan aktual) dan

ingin meghilanngkan perasaan ini (keadaan yang diinginkan ) akan mengenali

pengenalan kebutuhan seaandainya ketidaksesuaian diantara kedua keadaan cukup

besar. Sebaliknya ketidaksesuaian itu beradaa dibawah ambang maka pengenalan

kebutuhan pun tidak terjadi.

Kebutuhan dapat muncul disebabkan rangsangan internal dan eksternal.

Stimulus internal adalah kebutuhan dasar yang timbul dari dalam diri sendiri

seperti lapar, haus, dan sebagainya sedangkan untuk stimulus eksternal adalah

kebutuhan yang ditimbulkan oleh dorongan eksternal seperti seseorang yang

melewati toko roti dan melihat roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang

rasa laparnya.

Pencarian Informasi Konsumen mencari informasi yang disimpan didalam ingatan (pencarian internal)

atau mendapatkan informasi yang relevan dari lingkungan (pencarian eksternal)

(Engel et al. 1994). Setelah kebutuhan dikenali, selanjutnya konsumen dapat

melakukan pencarian informasi secara internal (ingatan/memori) atau dilanjutkan

dengan eksternal.

Pencarian internal didapat dari pengetahuan yang tersimpan di dalam

ingatan para konsumen atas berbagai produk. Apabila pencarian internal tidak

mencukupi, konsumen memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui

pencarian eksternal dari lingkungan. Pencarian eksternal didapat dari

pengumpulan informasi dimana konsumen mendapatkan informasi yang mereka

Page 27: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

15

butuhkan melalui iklan, teman, atau orang-orang disekitarnya. Sumber-sumber

informasi konsumen terdiri dari empat kelompok (Kotler 2005), yaitu:

a) Sumber pribadi: terdiri dari keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

b) Sumber komersial: terdiri dari iklan, tenaga penjual, dan pedagang perantara.

c) Sumber umum : terdiri dari media massa dan organisasi rating konsumen.

d) Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk.

Evaluasi alternatif.

Evaluasi alternatif adalah proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi

dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Setelah konsumen

mengumpulkan informasi tentang jawaban alternatif terhadap suatu kebutuhan

yang dikenali, maka konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat

yang diharapakan dan menyempitkan pilihan pada alternatif yang dipilih. Tahap

ini menggambarkan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen

mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik

untuk membuat pilihannya. Pada tahap ini konsumen harus : 1) menentukan

kriteria evaluasi berbagai alternatif yang akan digunakan untuk menilai alternatif,

2) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, 3) menilai kinerja

dari alternatif yang dipertimbangkan dan 4) memilih dan menerapkan kaidah

keputusan untuk membuat pilihan akhir (Engel et al. 1994).

Penentuan kriteria evaluasi akan bergantung pada beberapa faktor,

diantarannya adalah pengaruh situasi, kesamaan alternatife pilihan, motivasi,

keterlibatan, dan pengetahuan. Penentuan kriteria evaluasi dilanjutkan dengan

menentukan alternatif mana yang akan dipilih. Tahap ini terdiri dari menentukan

alternatif mana yang akan dipilih, menilai alternatif-alternatif pilihan, dan terkahir

menyeleksi kaidah keputusan (Engel et al. 1994).

Keputusan Pembelian Pada tahap keputusan pembelian, konsumen harus memutuskan apakah

membeli suatu produk atau tidak. Pada tahap pembelian, konsumen harus

mengambil keputusan kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana

membayarnya. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat

pembelian dan pengaruh : lingkungan atau perbedaan individu (Engel et al. 1994).

Niat pembelian digolongkan menjadi dua kategori, yaitu : 1) pembelian yang

terencana penuh, 2) pembelian yang tidak terencana (mendadak).

Perilaku Setelah Pembelian

Konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih sesuai kebutuhan

dan harapan setelah menggunakan produk atau merek tertentu. Setelah konsumen

melakukan pembelian terhadap suatu produk konsumen akan membentuk sikap

dan keyakinan terhadap produk tersebut. Sikap dan keyakinan ini akan terbentuk

dari tingkat kepuasan dan ketidakpuasan yang diterima konsumen. Apabila

konsumen puas, maka akan terbentuk sikap dan keyakinan yang positif atas

pembelian selanjutnya, dan sebaliknya. kepuasan dari konsumen terlihat dari

harapan konsumen atas kulitas dari produk yang mereka gunakan. Jika harapan

mereka terpenuhi dari penggunaan produk, maka penilaian positif akan diberikan

konsumen terhadap produk tersebut, sebaliknya jika produk gagal memenuhi

harapan konsumen maka penilaian negatif akan diberikan konsumen terhadap

Page 28: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

16

produk. Kepuasan yang diterima konsumen terhadap kinerja yang diberikan

produk akan menetukan tindakan selanjutnya dari seseorang pada proses

keputusan pembelian selanjutnya.

Sikap

Sikap sangat berperan untuk menentukan pengambilan keputusan

pembelian. Setelah konsumen melakukan pencarian informasi dan memproses

informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi informasi yang diterimanya.

Menurut Rangkuti (2008) sikap merupakan hasil evaluasi yang mencerminkan

rasa suka atau tidak suka terhadap suatu objek, sehingga dengan mengetahui hasil

evaaluasi tersebut, dapat diduga seberapa besar potensi pembeliannya.

Berdasarkan potensi tersebut, tenaga pemasar dapat menyususn strategi yang lebih

efektif. Menurut (Engel et al. 1994) Sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh

berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan yang memungkinkan orang

berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan. Menurut

Setiadi (2008) Keyakinan-keyakinan dan pilihan konsumen atas suatu merek

adalah merupakan sikap konsumen, dimana merek akan mempengaruhi apakah

konsumen jadi membeli atau tidak.

Kepercayaan yang tinggi terhadap suatu produk perlu dibangun sehingga

timbul evaluasi yang positif terhadap produk tersebut sedangkan kepercayaan

yang rendah menimbulkan evaluasi yang negatif terhadap produk tersebut. Sikap

positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan

pembelian, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk

melakukan pembelian. Sikap menggambarkan perasaan positif atau negatif yang

dievaluasi dari merek bersama dengan kriteria atau atribut evaluatif yang penting.

Sikap yang dimiliki seseorang sangat bergantung pada pengalaman yang dimiliki

konsumen terhadap penggunaan suatu barang atau jasa. Pembentukan sikap

konsumen yang loyal terhadap suatu produk atau jasa sangat diperlukan

mengingat sikap konsumen memiliki sifat dinamis yang artinya berubah-ubah

seiring berjalannya waktu.

Terdapat tiga komponen sikap atau sikap konsumen terdiri dari tiga faktor

penting yaitu komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif.

Kepercayaan merek adalah komponen kogniti dari sikap, evaluasi merek adalah

komponen afektif atau perasaan, dan maksud untuk membeli adalah komponen

konatif atau tindakan.

Gambar 1 Hubungan antara 3 Komponen Sikap Sumber : Setiadi (2008)

Komponen Kognitif

Kepercayaan terhadap merek

Komponen Afektif

Evaluasi merek

Komponen Konatif

Maksud untuk membeli

Page 29: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

17

Menurut Setiadi (2008) dan Rangkuti (2008), mengklasifikasikan sikap

menjadi empat fugsi yaitu fungsi utilitarian, fungsi ekspresi nilai, fungsi

mempertahankan ego, fungsi pengetahuan.

1. Fungsi Utilitarian

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan

dan hukuman.Seseorang menyukai suatu produk karena ingin memperoleh

manfaat dari produk tersebut, Contoh : sesorang menyukai buah-buahan karena

mengandung serat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran

konsumen.

2. Fungsi Ekspresi Nilai

Merupakan kemampuan merek produk tertentu mengekspresikan nilai-nilai

yang ada pada dirinya, Contoh : Sikap seseorang yang lebih senang belanja

pakaian dibutik yang menggambarkan kelas sosial seseorang. Butik selalu

diasosiasikan dengan tempat penjualan pakaian baik dan mewah.

3. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap yang dikembangkan konsumen cenderung untuk melindunginya dari

tantangan eksternal maupun perasaan internal atau sikap untuk melindungi citra

diri seseorang, Contoh : Seseorang selalu menggunakan sepatu bertumit tinggi

agar mengurangi rasa minder dan meningkatkan kepercayaan diri.

4. Fungsi Pengetahuan

Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu

banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya,contoh : Poster suatu produk

sayuran tertentu berusaha mengubah sikap konsumen dengan meningkatkan

pengetahun mengenai manfaat konsumsi sayur berwarna. Peningkatan

pengetahuan konsumen diharapkan dapat membantu mengurangi ketidakpastian

dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang diperolehnya.

Kepuasan Konsumen

Pada proses keputusan pembelian, konsumen yang mengkonsumsi suatu

produk tentu tidakakan berhenti pada proses konsumsi saja. Konsumen akan

melakukan evalusi pasca konsumsi. Hasil dari evaluasi tersebut konsumen merasa

puas atau tidak terhadap konsumsi produk atau merek tertentu. Kepuasan

konsumen didefenisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi konsumen terhadap

suatu alternatif yang dipilih apakah melebihi atau tidak melebihi harapannya

sedangkan ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang diteguhkan secara

negatif. (Engel et al. 1994). Kotler (2005) dalam Setiawan (2011)

mengemukakan kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa yang

muncul dari pelanggan setelah membandingkan kinerja produk dengan hasil yang

diharapkan konsumen. Jika kinerja dibawah harapan, maka pelanggan merasa

tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Kepuasan

dan ketidakpuasan dibagi dalam tiga bentuk (Engel et al. 1995) yaitu :

1. Diskonfirmasi positif adalah kinerja (hasil) yang diperoleh lebih baik

daripada yang diharapkan

2. Konfirmasi sederhana adalah hasil sama dengan apa yang diharapkan

3. Diskonfirmasi negatif adalah hasil yang diperoleh lebih buruk dari apa yang

diharapkan.

Diskonfirmasi positif menghasilkan respon kepuasan karena hasil yang

diperoleh lebih baik daripada yang diharapkan sedangkan konfirmasi sedrhana

Page 30: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

18

menyiratkan respon yang lebih netral yang tidak positif atau negatif secara

ekstrrem. Semakin baik kinerja suatu produk tertentu akan lebih mempengaruhi

niat pembelian ulang dan kepuasan pelanggan.

Menurut Rangkuti (2008) kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara

sebagai berikut :

1. Tradisional Approach

Konsumen diminta memberikan penilaian pada masing masing indikator

produk yang mereka amati umumnya menggunakan skala likert, yaitu

memberikan peringakat dari satu (sangat tidak puas) sampai lima (sangat puas)

selanjutnya konsumen juga diminta memberikan penilaian atas produk atau jasa

tersebut secara keseluruhan. Skala likert adalah skala yang digunakan mengukur

variabel penelitian untuk fenomena sosial spesifik, seperti sikap, pendapat, dan

persepsi sesorang atau sekelompok orang

2. Analisis Secara Deskriptif

Analisis deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi

responden. Mengukur kepuasan pelannggan secara deskriptif misalnya

membandingkan hasil kepuasaan tahun lalu dengan tahun ini, maka diperlukan

analisis statistik secara deskriptif diantarannya dengan perhitungan nilai rata-rata,

nilai distribusi, standar deviasi, serta koefisien korelasi antar variabel penelitian.

3. Pendekatan Terstruktur

Pendekatan ini paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan

pelanggan. Caranya responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap

sebuah produk. Metode yang digunakan yaitu Costumers Satisfaction Index (CSI)

digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh

dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk jasa. Cara untuk

mengukur Consumen Satisfaction Index dilakukan melalui empat tahap, yaitu :

1. Means Importan Factor (MIS) dan Means SatisfactionScore (MSS)

2. Membuat Weight Factor (WF)

3. Membuat Weight Score (WS)

4. Menentukan nilai CSI

Atribut Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut, dan setiap

produk, baik barang atau jasa dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-

atributnya. Atribut didefenisikan sebagai karakteristik yang membedakan dengan

merek atau produk lain atau faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian suatu merek ataupun kategori produk yang

melekat pada produk (simamora 2004). Atribut suatu produk dibedakan kedalam

dua jenis atribut fisik dan abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik

produk, misalnya ukuran warna dan bentuk. Atribut abstrak menggambarkan

karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen.

Atribut produk menjadi unsur yang dipandang penting oleh konsumen dan

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Atribut produk bisa berupa

merek, kemasan, label, garansi. Atribut-atribut produk menurut Engel et al.

(1994) terdiri dari tiga macam yaitu :

1. Features (ciri-ciri) yang merupakan ukuran, tampilan, harga, servis,

komposisi, nilai estetika, warna dan lain-lain.

Page 31: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

19

2. Benefit (manfaat) yang merupakan kegunaaan atau kesenangan yang

berhubungan dengan panca indera atau dapat juga berupa manfaat yang

tak berwujud.

3. Function (fungsi) yang berupa ciri-ciri atau manfaat.

Konsep Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu

loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality). Menurut

Setiadi (2008) loyalitas merek didefenisikan sebagai sikap menyenangi terhadap

suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap

merek tertentu sepanjang waktu, sama halnya dengan loyalitas toko juga

ditunjukkan oleh perilaku konsisten, tetapi store loyailty perilaku konsistennya

adalah dalam mengunjungi toko dimana disitu konsumen bisa membeli merek

produk yang diinginkan. Menurut Setiadi (2008) konsumen yang loyal terhadap

suatu merek tertentu disebabkan oleh kulitas produk yang memuaskan, sedangkan

store loyality penyebabnya adalah kualitas pelayanan yang diberikan oleh

pengelola dan karyawan toko. Menurut Aaker (1997) loyalitas merek adalah

suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu

memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke

produk merek lain, terutama jika didapati adanya perubahan pada merek tersebut,

baik menyangkut harga maupun atribut lain.

Pada konsep loyalitas berbeda dengan konsep kepuasan walaupun kepuasan

dan loyalitas adalah tahap akhir dari proses keputusan pembelian. kepuasan adalah

salah satu indikator dari terbentuknya loyalitas. Walaupun tidak selalu kepuasan

akan berlanjut pada pembelian ulang. Namun, ketika seseorang merasa puas

setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa akan ada kecenderungan untuk

melakukan pembelian ulang tau mengkonsumsi dengan berkelanjutan. Menurut

Setiawan (2011) Pelanggan yang loyal adalah orang yang :

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur

2. Membeli antarlini produk dan jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing.

Pengkuran Loyalitas Konsumen

Pengukuran loyalitas konsumen dilakukan dengan membagi konsumen

kedalam beberapa tingkatan loyalitas yang dapat memperlihatkan posisi

konsumen dalam loyalitasnya terhadap suatu merek. Menurut Aaker (1997),

loyalitas konsumen diukur berdasarkan tingkatan sebagai berikut :

1. Switcher buyer

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas yang paling dasar. Konsumen

yang semakin sering berpindah dari satu merek ke merek lain,

mengindikasikan bahwa konsumen sama sekali tidak loyal pada merek

tersebut. Dalam hal ini konsumen menganggap merek memegang peranan

yang kecil dalam keputusan pembelian. Konsumen yang masuk dalam

tingkatan ini adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga produk

dan ciri paling jelas pada tingktan ini adalah konsumen membeli suatu merek

karena harganya yang murah sehingga banyak konsumen lain yang membeli

merek tersebut.

Page 32: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

20

2. Habitual buyer

Konsumen habitual buyer adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk

hanya berdasarkan kebiasaan selama ini, sehingga tidak ada alasan yang kuat

baginya untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek,terlebih jika

peralihan tersebut membutuhkan pengorbanan seperti usaha, biaya, atau

pengorbanan lain. Konsumen pada kategori ini adalah konsumen yang tidak

mempertimbangkan switching cost yang harus ditanggunya sebagai akabat

dari perubahan merek produk yang dibelinya. Konsumen pada tingkatan ini

termasuk konsumen yang puas dalam mengkonsumsi suatu merek produk atau

setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi suatu

produk.

3. Satisfied Buyer

Konsumen pada tingkatan ini, adalah konsumen dalam kategori yang puas

dengan merek yang mereka konsumsi. Walaupun demikian pelanggan dapat

saja berpindah menggunakan merek lain dengan mempertimbangkanSwitching

cost (biaya peralihan), seperti waktu, biaya, atau risiko yang timbul akibat

tindakan peralihan merek tersebut.

4. Liking the brand

Konsumen pada tingkatan ini adalah pembeli yang sungguh sungguh

menyukai merek tersebut. Rasa sukadidasari oleh asosiasi yang berkaitan

dengan simbol, rangkaian pengalaman menggunakan merek itu sebelumnya,

atau persepsi kualitas yang tinggi. Pada tingkatan ini didapatkan rasa

emosianal terkait pada merek tertentu.

5. Committed buyer

Konsumen pada tingkatan ini merupakan pembeli yang setia. Konsumen

memiliki kebangaan mengkonsumsi merek tersebut. Bahkan penggunaan

merek tersebut menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun sebagai

ekspresi mengenai siapa sebenarnya penggunanya. Ciri konsumen committed

buyer adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan atau

mempromosikan merek yang digunakan kepada orang lain.

Gambar 2 Piramida loyalitas merek Sumber : Aaker (1997)

Page 33: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

21

Gambar 2 merupakan gambar piramida terbalik. Dari piramida loyalitas

tersebut terlihat bahwa porsi terbesar konsumen berada pada tingkatan committed

buyer. Selanjutnya porsi terbesar kedua adalah liking thebrand, ketiga satisfied

buyer, selanjutnya hingga porsi terkecil ditempati oleh switcher buyer. Aaker

(1997) menyatakan bahwa semua elemen brand loyalty yang telah dihitung dapat

dirangkum dalam satu kesatuan yang berbentuk piramida. Tiap tingkatan brand

loyalty mewakili tantangan pemasar yang berbeda dan mewakili tiap aset yang

berbeda. Merek brand loyalty yang baik adalah yang membentuk piramida

terbalik, yang menggambarkan semakin tinggi kualitas brand loyalty, luas piramid

semakin besar, yang artinya kuantitas konsumennya juga semakin besar.

Kerangka Pemikiran Operasional

Sektor pertanian masih merupakan sektor dengan pangsa penyerapan tenaga

kerja terbesar dengan persentase 39,9 persen dari total penduduk yang bekerja.

Pada periode yang sama tahun 2004-2012 sektor pertanian, peternakan, kehutanan

dan perikanan cukup berkonstribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Nasional, rata–rata berkonstribusi sebesar 14 persen per tahun terhadap PDB total.

(Berdasarkan Kementerian Pertanian 2013). Berdasarkan hal tersebut peran sektor

pertanian sangat berperan dalam membangun perekonomian nasional dan menjadi

andalan pemerintah untuk sektor penyerapan tenaga kerja nasional.

Sektor pertanian yang sangat penting sebagai penggerak perekonomian

nasional dan juga berperan sebagaipenyedia makanan pokok terutama beras untuk

lebih 95 persen rakyat Indonesia yang menjadikan beras sebagai makanan pokok.

Berdasarkan hal tersebut dibubutuhkan upaya dari pemerintah dalam pemenuhan

kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas. Berdasarkan Bappenas (2014)

jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dari 237,6 juta jiwa

tahun 2010 menjadi 271,1 juta jiwa pada tahun 2020, dan 305,6 juta jiwa pada

tahun 2035 dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggiakan

meningkatkan tingkat konsumsi dan permintaan pasar khususnya terkait dengan

kebutuhan beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini untuk meningkatkan

produksi beras adalah program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

serta pencapaian target 10 juta ton surplus produksi beras nasional tahun 2014

untuk mencapai swasembada beras nasional. Salah satu dari program P2BN dan

pencapain target 10 juta ton surplus beras nasional tahun 2014 adalah pemberian

bantuan benih varietas unggul hibrida serta sosialisasi penggunaan benih padi

hibrida dengan sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) . Untuk

mencapai program tersebut perlu diketahui tingkat kepuasan dan sikap petani,

apakah petani memberi respon positif atau negatif, sehingga pemerintah didalam

melaksanakan program upaya peningkatan produksi beras dan target surplus 10

juta ton beras dalam mewujudkan swasembada pangan dapat terwujud.

Diharapkan akan menjadi solusi yang tepat untuk mencapai swsembada beras

nasional yang berkelanjutansecara kuantitas dan kualitas.

Akan tetapi perilaku petani terhadap penggunaan benih padi hibrida tidak

terlepas dari kondisi demografi, ekonomi, budaya, keluarga, psikologi, dan faktor

faktor lainnya.Kepuasan petani terhadap penggunaan padi hibrida tergantung dari

Page 34: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

22

atribut-atribut yang dimiliki produk. Dengan mengetahui kondisi kepuasan

tentunya akan membentuk sikap petani dalam penggunaan benih padi hibrida

sehingga pada akhirnya petani dapat mengevaluasi benih tertentu dalam

memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga diperlukan analisis sikap dan kepuasan

petani terhadap penggunaan padi hibrida.

Dalam penelitian ini saya akan menggunakan model sikap multiatribut

Fishbein untuk mengukur sikap petani terhadap atribut-atribut benih padi. Untuk

mengidentifikasi proses keputusan pembeliaan dan loyalitas petani benih padi

hibrida saya menggunakan analisis Deskriptif sedangkan Untuk mengukur tingkat

kepuasan petani secara menyeluruh terhadap varietas unggul digunakan Costumer

Satification Index (CSI) yang akan mengukur tingkat kepuasan dengan mengukur

tingkat kepentingan dan kinerja.

Gambar 3 Kerangka pemikiran operasional

Analisi

Loyalitas

-Analisis

Deskriptif

Proses keputusan

pembelian benih

padi hibrida

- Analisis

Deskriptif

Analisi

Kepuasan

-CSI(Costumer

Satisfaction

index)

Analisi sikap

- Model sikap

Multiatribut

Fishbein

Respon petani terhadap hadirnya hibrida WM 04

SHS dan pembandingnya inbrida Ciherang, IR64

Krakteristik, Proses Keputusan, Sikap, kepuasan, dan loyalitas petani

padi terhadap hibrida WM 04 SHS

Rekomendasi Strategi Kebijakan

Upaya peningkatan produksi beras dilakukan pemerintah melalui

program P2BN serta pencapaian target 10 juta ton surplus beras

nasional tahun 2014, dengan menggunakan benih padi

hibrida WM 04 SHS

Kebutuhan beras akan meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

penduduk yang semakin tinggi

Page 35: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

23

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa

Barat. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan Kabupaten Cianjur dan Kecamatan Cibeber merupakan salah satu

sentra produksi padi di Jawa Barat bahkan di Indonesia dan merupakan salah satu

target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) serta pencapaian

target 10 juta ton surplus beras nasional tahun 2014. Setiap tahun Kecamatan

Cibeber telah mendapatkan bantuan benih hibrida salah satunya adalah benih padi

hibrida WM 04 SHS yang tersebar di beberapa desa. Desa Cihaur dan Desa

Mayak adalah desa yang menjadi target pengembangan padi hibrida varietas WM

04 SHS melalui program P2BN. Sehingga penelitian ini dilakukan di dua desa

tersebut yaitu pada bulan Januari-Maret 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung terhadap

responden dengan pengisian kuisioner yang telah disediakan, serta wawancara

dengan pihak pihak dinas pertanian setempat yang berhubungan dengan tujuan

penelitian. Data sekunder diperoleh melalui instansi-instansi terkait seperti

Badan Pusat Statistik, Situs resmi kementrian pertanian, Dinas Pertanian Jawa

Barat.

Metode Pengambilan sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah petani yang

menggunakan benih padi hibrida WM 04 SHS serta benih padi Ciherang dan IR64

yang umumnya digunakan petani. Hibrida WM 04 SHS merupakan subsidi benih

bantuan dari pemerintah untuk menyukseskan program Peningkatan Produksi

Beras Nasional (P2BN) dan pencapaian target 10 juta ton surplus beras nasional

tahun 2014. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Sampling

dengan kriteria petani pernah menggunakan tiga varietas padi yang diteliti yaitu

hibrida WM 04 SHS, Ciherang, dan IR64. Jumlah sampel 36 orang diperoleh dari

3 kelompok tani yaitu mekarsari, babakan I, dan babakan II.

Beberapa acuan yang digunakan menyangkut ukuran pengambilan sampel

berkaitan dengan ragam populasi, yaitu (1) jika populasi besar, sampel dapat

diambil dengan persentase kecil dan jika populasi kecil dapat diambil persentase

besar, (2) ukuran sampel sebaiknya tidak kurang dari 30 satuan, (3) jumlah sampel

disesuaikan dengan kemampuan biaya, (4) jumlah responden tersebut ditentukan

berdasarkan 10 persen dari total populasi responden (Arikunto 2002).

Page 36: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

24

Atribut Benih Padi

Atribut benih padi yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi 13 atibut

yaitu produktivitas, tahan rebah, tahan hama penyakit, pemasaran hasil panen,

umur tanaman, rasa nasi, daya tumbuh, harga beli benih, harga jual gabah (GKP),

ketersediaan benih, promosi toko, demplot, pedoman umum/petunjuk

teknis/brosur. Atribut ditentukan berdasarkan bauran pemasaran 4P yaitu produk,

price, place, promotion serta diskusi dengan pakar/ahli, penelitian terakhir dan

terdahulu, eksplorasi langsung dengan petani.

Tabel 4 Daftar atribut produk yang diuji dalam penelitian

No Atribut produk yang akan diuji dalam Penelitian

1 Produk

Prroduktivitas

Tahan rebah tanaman

Tahan hama penyakit

Umur tanaman padi (Panen)

Pemasaran hasil panen

Rasa nasi

Daya tumbuh

2 Price

Harga beli benih

Harga jual gabah (GKP)

3 Place

Ketersediaan benih/mudah diperoleh

4 Promosi

Promosi toko

Demplot

Pedoman umum/petunjuk teknis/Brosur

Semua atribut diukur menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala

yang dikembangkan melalui metode likert, dimana subjek harus diindikasikan

berdasarkan tingkatannya dan berdasarkan berbagai pernyataan yang berkaitan

denngan perilaku suatu objek. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur variabel

penelitian untuk fenomena sosial spesifik seperti sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok orang (Setiawan 2011). Skala ini memberi peluang

kepada responden dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan.

pernyataan diberi berjenjang dari tingkatan terendah sampai tertinnggi, karena

pilihan jawaaban berjenjang maka setiap jawaban diberi skor (Sumarwan et al.

2011).

Metode Analisis Data

Metode analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara

kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif yaitu mengetahui karakteristik

petani, proses pengambilan keputusan, dan loyalitas petani terhadap penggunaan

benih padi varietas WM 04 SHS. Secara kuantitatif dilakukan dengan alat analisis

Page 37: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

25

Multiatribut Fishbein, Importanceand Performance Analysis (IPA) dan Customer

Satisfaction Index (CSI). Multiatribut Fishbein digunakan untuk memahami sikap

konsumen terhadap benih padi varietas unggul, metode IPA digunakan untuk

mengukur sejauh mana tingkat kinerja atribut benih padi varietas unggul

sedangkan metode CSI digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan petani

terhadap penggunaan benih padi varietas unggul. Pengolahan data dilakukan

dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Analisi Deskriptif Menurut Nazir (2005) analisis deskriptif adalah metode penelitian membuat

gambaran mengenai situasi atau kejadian, meneliti status suatu kelompok

manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Analisis deskriptif pada peneltian ini digunakan untuk

menganalisis karakteristik, proses pengambilan keputusan, loyalitas petani dalam

pembelian benih padi varietas unggul. Analisis deskriptif ini sifatnya adalah

menjelaskan dan mendeskripsikan informasi dan data yang diperoleh dari

kuisioner. Informasi yang diperoleh biasanya disajikan dalam bentuk tabel-tabel

sederhana dan kemudian dipresentasikan berdasarkan jumlah responden.

Analisis Multiatribut Fishbein

Untuk Mengetahui sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek

sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.

Model multiatribut Fishbein digunakan untuk mengetahui sikap terhadap suatu

objek tertentu. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda terhadap

penggunaan suatu produk, ada yang menyukai dan ada juga yang tidak menyukai.

Bagi produsen dengan mempengaruhi sikap konsumen ada harapan bagi produsen

untuk mempengaruhi perilaku pembelian terhadap produknya. Formulasi model

fishbein (Engel et al. 1994) :

Keterangan

Ao = sikap terhadap suatu objek (benih varietas unggul)

bi = tingkat kepercayaan bahwa benih varietas unggul memiliki atributke-i

ei = evaluasi kepentingan terhadap atribut i

n = jumlah atribut yang menonjol yang dimiliki objek

Model Fishbein menjelasakan bahwa sikap konsumen terhadap objek

tertentu (misalnya merek) didasarkan pada perangkat kepercayaan yang diringkas

mengenai atribut objek bersangkutan yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap

atribut (Engel et al. 1994). Model ini menjelaskan komponen kepercayaan (bi)

dan evaluasi kepentingan atribut suatu produk tertentu adalah komponen yang

akan menentukan sikap seorang konsumen (petani) terhadap benih yang akan

dibelinya. Pada penelitian ini digunakan skala lima angka yaitu (-2, -1, 0 , +1, +2)

skala ini dianggap telah dianggap mewakili pilihan petani . Penggunaan tanda

Page 38: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

26

positif dan negatif pada skala ini bertujuan untuk melihat respon positif dan

negatif (Sumarwan 2000).

Tingkat Kepercayaan (bi) adalah tingkat kepercayaan atau keyakinaan

bahwa suatu objek (benih varietas unggul) tersebut memiliki atribut yang

diberikan. Kepercayaan diukur menggunakan skala likert, hasil pelaksanaan

atribut dari “sangat tidak percaya” hingga “sangat percaya”. Skala pengukuraan bi

menggunakan skala lima angka yaitu 2 = sangat percaya, 1= percaya, 0 = cukup

percaya, -1 = tidak percaya, -3= sangat tidak percaya.

Evaluasi kepentingan (ei) pada penelitian ini meminta konsumen (petani)

untuk menilai tingkat kepentingan atribut-atribut yang diberikan kepada mereka.

Hasil evaluasi konsumen diukur menggunakan skala lima angka yang berjejer dari

“sangat tidak penting” hingga “sangat penting’ yaitu 2 = sangat penting, 1 =

penting, 0 = cukup penting, -1 = tidak penting, -2 = sangat tidak penting.

Contoh pengukuran tingkat evaluasi (ei) atribut harga :

“Harga benih varietas A”

Sangat tidak penting --- : --- : --- : --- : --- : Sangat penting

-2 -1 0 1 2

Contoh pengukuran tingkat kepercayaan (bi) atribut harga :

“Harga benih varietas A”

Sangat mahal : --- : --- : --- : --- : --- : Sangat murah

-2 -1 0 1 2

Pengukuran tingkat evaluasi (ei) dan tingkat kepercayaan (bi) harus

menggunakan komponen atribut yang sama, seperti contoh yang dijelaskan atribut

yang digunakan adalah harga. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap

masing masing varietas (merek), maka skor kepercayaan terlebih dahulu dikalikan

dengan skor evaluasi yang sesuai. Hasil akhir akan menunjukkan sikap konsumen

atau responden terhadap produk apakah konsumen suka atau tidak, enak atau tidak

enak, baik atau buruk, dan lainnya. Penilaian akan lebih baik apabila terdapat

produk sejenis yang dapat dibandingkan sehingga konsumen dapat memberi

penilaian yang objektif.

Customers Satisfaction Index (CSI) Customer satisfaction Index (CSI) atau Indeks Kepuasan Konsumen (IKK)

adalah merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat

kepuasan konsumen secara menyeluruh berdasarkan tingkat kepentingan dan

kinerja atribut-atribut suatu produk tertentu. Langkah perhitungan Custumers

Satisfaction Index yaitu :

1. Menentukan Means Important Score (MIS) dan Means Satisfaction Score

(MSS). Nilai ini didapat dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai

rata-rata kinerja tiap responden.

Page 39: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

27

Keterangan

n = jumlah responden

Yi = nilai kepentingan atribut ke i

Xi = nilai kinerja atribut ke i

2. Membuat Weight Factors (WF) merupakan presentase nilai MIS per-

atribut terhadap total MIS seluruh atribut.

Keterangan

P = jumlah atribut kepentingan

I = atribut ke i

3. Membuat Weight Score (WS) merupakan perkalian antara Weight Factor

(WF) dengan Means Satisfaction Score (MMS)

WSi=WFi .MSSi

4. Weight Avarage Total (WAT) ialah fungsi dari total Wight Score (WS) dari

semua atribut

WAT = WS1 + WS2 + …..+ WS ke-i

5. Menentukan nilai CSI

Keterangan

WAT = Weight Avarage Total

HS = skala maksimum yang digunakan

Pada pengukuran kepuasan ini, konsumen diminta memberikan penilaian

atas masing-masing indikator produk atau jasa yang mereka nikmati

menggunakan skala likert yaitu dengan memberikan rating dari 1 = sangat tidak

puas 2= tidak puas 3 = cukup puas 4 = puas sampai 5 = sangat puas kemudian

konsumen juga diminta memberikan penilaian atas produk atau jasa tersebut

secara keseluruhan menggunakan skal likert yaitu 1 = sangat tidak penting 2 =

tidak penting 3 = cukup penting 4 = penting 5 = sangat penting ( Rangkuti 2008 ).

Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen dilihat dari kriteria indeks

kepuasan konsumen dengan rentang skala 0 hingga 100% (sangat tidak puas

hingga sangat puas). Tahap awal yang dilakukan adalah menentukan rentang skala

indeks kepuasan. Berdasarkan Simamora (2002) menentukan skala linear numerik

dilakukan dengan mencari rentang skala (RS) berdasarkan rumus sebagai berikut :

Page 40: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

28

Keterangan

Rs = rentang skala

m = skor tertinggi

n = skor terendah

b = jumlah kelas yang akan dibuat

Rentang skala yang digunakan adalah :

Berdasarkan rentang skala yang diperoleh maka kriteria indeks kepuasannya

sebagai berikut :

Tabel 5 Kriteria indeks kepuasan konsumen

Nilai CSI Kriteria CSI

0% <CSI ≤ 20% Sangat tidak Puas

20% <CSI ≤ 40% Kurang Puas

40% <CSI ≤ 60% Cukup Puas

60% <CSI ≤ 80% Puas

80% <CSI ≤ 100% Sangat Puas

Important Performance Analysis

Important Performance Analysis metode yang digunakan untuk

menunjukkan tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaan kinerja atribut

produk. Pada penelitian ini tingkat kepuasan petani padi dapat diukur melalui tingkat

kepentingan yang dapat mewakili harapan dari petani dan tingkat kinerja dari atribut

benih padi yang dinilai. Tingkat kepentingan tersebut akan diukur menggunkan

skala Likert lima tingkat, yaitu : Sangat penting, penting, cukup penting, tidak

penting, sangat tidak penting. Skala likert merupakan skala yang dikembangkan

melalui metode likert, dimana subjek harus diindikasikan berdasarkan

tingkatannya dan berdasarkan berbagai pernyataan yang berkaitan dengan

perilaku suatu objek. Skala ini dapat digunakan untuk mengukur variabel

penelitian untuk fenomena sosial spesifik seperti sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok orang (Setiawan 2011)

Pilihan tingkat kepentingan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling

rendah (diberi angka 1 = sangat tidak penting) sampai yang paling tinggi (diberi

angka 5 = sangat penting). Sedangkan tingkat kinerja juga dibuat berjenjang mulai

dari intensitas paling rendah (diberi angka 1 = sangat tidak puas ) sampai yang

paling tinggi (diberi angka 5 = sangat puas).

Page 41: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

29

Tabel 6 Skor penilaian tingkat kepentingan dan kinerja

Skor Tingkat Kepentingan Tingkat kinerja

5 sangat penting Sangat baik

4 penting Baik

3 cukup penting Cukup baik

2 tidak penting Tidak baik

1 sangat tidak penting Sangat tidak baik

Penilaian tingkat kinerja dan kepentingan dari tiap atribut kemudian

dijumlahkan atau di total untuk dicari rata-ratanya berdasarkan skor penilaian yang

diberikan petani. Kemudian setiap atribut diposisikan dalam diagram berdasarkan

nilai skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja (X) menunjukkan posisi

suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut Y ditunjukkan oleh skor rata-

rata tingkat kepentingan (Y).Perhitungan dapat dijabarkan dengan rumus sebagai

berikut :

Keterangan

= skor rata-rata tingkat kinerja atribut ke i

= skor rata-rata tingkat kepentingan atribut ke i

€Xi = total skor tingkat kinerja atribut ke i

€Yi = total skor tingkat kepentingan atribut ke i

n = jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bagan yang dibagi menjadi empat

bagian kuadran, dibentuk dari dua sumbu X dan Y dan dibatasi oleh dua batas

garis yang berpotongan tegak lurus pada titik dan ). Nilai dan digunakan

sebagai pasangan kordinat titik atribut yang memposisikan suatu atribut terletak

pada diagram kartesius, titik tersebut diperoleh dari rumus :

Keterangan

= rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kinerja produk

= rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kepentingan responden

= skor rata-rata tingkat kinerja produk

= skor rata-rata tinggkat kepentingan responden

n = jumlah responden

K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan responden

Diagram kartesius diperlukan dalam menjelaskan hubungan antara tingkat

kinerja dari produk dengan tingkat kepentingan responden. Empat kuadran

diagram kartesius adalah kuadran I (prioritas utama), kuadran II (pertahankan

prestasi), kuadran III (prioritas rendah) dan kuadran IV (berlebihan).

Page 42: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

30

Kuadran I Kuadran II

(prioritas utama) (pertahankan prestasi)

Kuadran III Kuadran IV

(Prioritas rendah) (Berlebihan)

Gambar 4 Diagram Kartesius Sumber : Rangkuti (2008)

Keterangan

Kuadran I (prioritas utama) = Atribut-atrribut yang terapat dalam kuadran

ini dianggap sangat penting oleh konsumen (petani), namun Kinerja suatu

faktor/atribut benih varietas unggul lebih rendah dari harapan konsumen. Oleh

karena itu kinerja atribut yang terdapat dalam kuadran ini perlu ditingkatkan

karena pada keadaan ini tingkat kepuasan konsumen masih rendah atau belum

sesuai seperti yang diharapkan.

Kuadran II (pertahankan prestasi) = Kinerja suatu faktor/atribut benih

varietas unggul yang dianggap penting oleh konsumen telah sesuai dengan apa

yang konsumen harapkan. Pada keadaan ini tingkat kepuasanya relatif lebih

tinggi, oleh karena itu seluruh atribut yang berada pada kuadran II ini harus tetap

dipertahankan.

Kuadran III (prioritas randah) = Kuadran ini menjelaskan bahwa

faktor/atribut benih varietas unggul yang kurang penting bagi konsumen dan

kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Pada keadaan ini tingkat

kepuasan konsumen relatif rendah, sehingga produsen belum terlalu penting

meningkatkan perbaikan kinerja atribut.

Kuadran IV (berlebihan) = Kuadran ini menjelaskan bahwa faktor/atribut

yang dianggap kurang penting oleh konsumen namun dirasakan terlalu berlebih

dalam kinerjanya. Pada keadaan ini kinerja atribut benih varietas unggul lebih

tinggi dari harapan konsumen, sehingga produsen dapat menurunkan kinerja

produk agar lebih mengefisiensikan sumberdaya.

Analisis Tingkat Loyalitas

Tingkatan loyalitas konsumen pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan piramida loyalitas dengan beberapa tingkatan kategori yaitu

switcher buyer, habitual bayer, satisfied buyer, liking the brand buyer and

committed buyer. Pada setiap tingkatan loyalitas konsumen dilakukan penyusunan

pertanyaan dan pemberian skor merupakan modifikasi berdasarkan penjabaran

mengenai tingkatan loyalitas yang dikemukakan Aaker (1997). Ketentuan dan

Page 43: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

31

tahapan pemetaan loyalitas konsumen yang dilakukan dengan screening sebagai

berikut :

1. Penyusunan masing-masing butir pertanyaan untuk setiap tingkatan loyalitas,

setiap butir pertanyaan diberikan tiga alternatif jawaban memiliki skor 1, 2, 3.

Dari skor yang diberikan merupakan indikator yang menggambarkan perilaku

dari konsumen tersebut.

2. Menghitung nilai tengah suatu tingkatan loyalitas dengan rumus :

Skor = 2 × jumlah pertanyaan dalam suatu tingkatan. Skor 2 merupakan nilai

tengah yang menjadi patokan konsumen.

Contoh : Suatu tingkatan loyalitas terdiri dari 3 pertanyaan, nilai tengah dari

suatu tingkatan loyalitas tersebut adalah : Skor = 2 × 3 (jumlah pertanyaan) =

6. Artinya apabila total skor konsumen ternyata lebih kecil atau sama dengan 6

menunjukkan bahwa konsumen tersebut tergolong dalam suatu tingkatan

loyalitas yang dimaksud atau responden tidak perlu melanjutkan ke tingkatan

loyalitas yang lebih tinggi. Sebaliknya apabila total skor konsumen lebih besar

dari 6 makan responden dapat melanjutkan tingkatan loyalitas yang lebih

tinggi.

3. Konsumen akan disaring mulai dari tingkatan loyalitas yang paling dasar,

yaitu switcher buyer, dimana terdapat dua pertanyaan dalam tingkatan ini .

Maka nilai tengahnya adalah : Skor = 2 × 2 = 4. Artinya jika total skor

konsumen kurang dari atau sama dengan nilai tengahnya (≤4), maka

konsumen tergolong switcher buyer dan penyaringannya dapat dihentikan.

Namun, jika skor total konsumen lebih dari nilai tengahnya (>4), maka dapat

melanjutkan pertanyaan ke tingkat loyalitas habitual buyer dan satisfied buyer

karena ada kemungkinan konsumen tergolong ke dalam tingkatan loyalitas

paling tinggi.

4. Tingkatan selanjutnya penyaringan konsumen yang termasuk kategori

habitual buyer dan satisfied buyer. Pada dasarnya kedua tingkatan loyalitas

hampir sama, namun yang membedakannya adalah biaya peralihan (Switching

cost) yang ditanggung konsumen. Maka pertanyaan pada tingkatan ini

disatukan. Terdapat dua pertanyaan, sehingga nilai tengahnya adalah : Skor =

2 × 2 = 4. Respondenyang termasuk habitual buyer adalah responden yang

lulus pada kategori switcher buyer dan memiliki skor dua sampai empat pada

kategori habitual buyer sedangkan Satisfied buyer artinya responden tersebut

merupakan pembeli yang rela menanggung biaya peralihan (switching cost)

berupa waktu, biaya dan risiko apabila benih padi mengalami perubahan

merek. Responden yang termasuk satisfied buyer merupakan responden yang

lulus pada kategori switcher buyer, serta memiliki skor lebih dari empat pada

kategori habitual buyerdan satisfied buyertetapi tidak lulus kategori liking the

brand.

5. Responden yang termasuk Linking the brand adalah responden yang telah

lulus pada kategori switcher buyer, habitual buyer dan satisfied buyer serta

memiliki skor lebih dari empat pada kategori linking the brand, tetapi tidak

lulus pada kategori committed buyer. Responden kategori ini telah menyukai

merek tetapi belum sampai kepada tahap merekomendasikan dan mengajak

konsumen lain untuk menggunakan produk tersebut.

6. Responden yang termasuk committed buyer adalah responden yang telah pada

kategori swither buyer, habitual buyer, satisfied buyer dan committed buyer.

Page 44: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

32

Pada tahap ini konsumen memiliki kesetiaan kepada suatu merek, ditunjukkan

oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada

orang lain. Setelah melakukan pemetaan loyalitas kedalam tingkatannya,

selanjutnya adalah menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari apa yang

dipetakan. Interpretasi di analisi dengan analisis deskriptif.

Defenisi Operasional

1. Produktivitas : Kemampuan tanaman padi untuk menghasilkan gabah per

satuan luas tertentu. Contoh Padi hibrida WM 04 SHS potensi hasilnya

10,7 ton/ha GKG, Ciherang 8,5 ton/ha, dan IR64 ton/ha.

2. Tahan rebah tanaman : Kemampuan tanaman untuk tetap berdiri kokoh

dan tidak rebah. Contoh tanaman padi tahan rebah saat musim hujan,

angin kencang.

3. Tahan hama penyakit : Kemampuan tanaman padi untuk bertahan dari

berbagai gangguan hama dan penyakit yang menyerang. Hama seperti

wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, penyakit seperti hawar daun bakteri.

4. Umur tanaman padi : Berapa lama waktu atau berapa hari yang dibutuhkan

tanaman padi untuk dapat dipanen setelah ditanam.

5. Pemasaran hasil panen : Tempat hasil panen padi dijual atau dipasarkan ke

konsumen Contohnya Pemasaran hasil panen kepasar tradisional, pabrik,

tengkulak.

6. Rasa nasi : Rasa nasi biasanya tergantung selera konsumen yang sudah

pernah mengkonsumsi beras hibrida WM 04 SHS, Ciherang, dan IR64.

7. Daya tumbuh : Daya tumbuh yang baik akan menghasilkan bulir padi yang

baik dan tinggi tanaman padi yang sesuai standarnya.

8. Harga beli benih : Harga atau biaya tunai yang dikeluarkan petani saat

membeli benih padi yang akan ditanam. Contoh harga benih padi hibrida

varietas X di toko pertanian adalah Rp 50.000/kg

9. Harga jual gabah (GKP) : Harga yang diterima petani dari penjualan hasil

panen padi. Umumnya petani menjual dalam bentuk Gabah Kering Panen

(GKP). Contoh harga yang diterima petani dari penjualan gabah ke

tengkulak adalah Rp 3.800/kg

10. Ketersediaan benih/mudah diperoleh : Ketersediaan tempat berupa toko

pertanian, kios sarana produksi pertanian (saprodi) atau sejenisnya yang

menyediakan benih padi.

11. Promosi toko : Promosi yang dilakukan toko pertanian yang dapat menarik

perhatian para petani sehingga petani tertarik untuk membeli benih padi.

12. Demplot : Petak percontohan yang ditanami jenis padi tertentu. Misalnya

demplot tanaman padi unggul varietas tertentu.

13. Pedoman umum/ Petunjuk teknis/ Brosur : Pedoman umum, petunjuk

teknis, brosur pertanian yang berhubungan dengan dunia pertanian yang

membantu petani melakukan budidaya padi. Misalnya penggunaan pupuk

per hakter.

Page 45: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

33

GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak Geografis

Kecamatan Cibeber secara geografis dilihat dari lintangnya terletak di

antara 6o52

'- 7

o00

' Lintang Selatan dan 107

o02

'- 107

o13

' Bujur Timur, dengan

batas-batas wilayahnya:

Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Warungkondang, Kecamatan

Cilaku, Kecamatan Sukaluyu, dan Kecamatan Bojongpicung

Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Campaka

Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung

Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar 108,3

km² dengan 18 desa ( desa Cibokor, Kanoman, Cipetir, Cikondang, Cihaur,

Sukamanah, Salagedang, Cibadak, Girimulya, Cimanggu, Cisalak, Mayak,

Peuteuycondong, Sukamaju, Cibaregbeg, Karangnunggal, Salamnunggal) dan 164

RW, 548 RT dan 35.148 jumlah rumah tangga. Secara geografis wilayah

Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur posisinya terletak pada lembah dan

hamparan, kecamatan Cibeber yang berada dihamparan sebanyak 13 desa dan 5

desa berada di lembah.

1. Desa yang berada dilembah:Desa Cibokor, Desa Kanoman, Desa Sukamanah,

Desa Salagedang dan Desa Girimulya.

2. Desa yang berada dihamparan: Desa Cipetir, Desa Cikondang, Desa Cihaur,

Desa Cibadak, Desa Cimanggu, Desa Cisalak, Desa Mayak, Desa

Peuteuycondong, Desa Sukaraharja, Desa Sukamaju, Desa Cibaregbeg, Desa

Karangnuggal dan Desa Salamnunggal.

Adapun kemiringan wilayahnya yaitu sebanyak 11 desa landai (< 15o), dan

7 desa kemiringan sedang (15o-25

o). Apabila ditinjau dari ketinggian, rata-ratanya

adalah diketinggian 490 m. Letak desa yang tertinggi dari permukaan air laut yaitu

desa Karangnunggal dengan ketinggian 714 m, sedangkan terendah berada di desa

Girimulya yaitu dengan ketinggian 400 m.

Penduduk

Berdasarkan statistik daerah Kecamatan Cibeber tahun 2012, penduduk

Kecamatan Cibeber sebanyak 116.812 orang dengan laju pertumbuhan sebesar

0,88 persen. 892 per km² dengan rata-rata ART sebanyak 3,28 orang. Dari jumlah

penduduk tersebut, komposisi penduduk Kecamatan Cibeber didominasi oleh

kaum dewasa/muda, dilihat dari adanya perubahan penduduk kecamatan cibeber

khususnya dewasa muda antara 0-4 tahun yang jumlahnya lebih besar dari

kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun.

Page 46: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

34

Tabel 7 Kependudukan Kecamatan Cibeber Tahun 2011

Uraian 2011

Jumlah Penduduk 116.812

Pertumbuhan Penduduk 0,88

Kepadatan Penduduk 892

Sex Ratio (L/P) 107.97

Jumlah Rumah Tangga 35.148

Rata-rata ART 3,28

Desa Cibadak merupakan desa dengan kepadatan penduduk tertinggi di

Kecamatan Cianjur yaitu 2.729 jiwa per km². Adapun desa yang paling jarang

penduduknya adalah Desa Karangnunggal yaitu sebanyak 355 jiwa per km², dan

secara umum kepadatan di Kecamatan Cibeber adalah 892 jiwa per km

Sex rasio Kecamatan Cibeber yaitu sebesar 107,97 artinya penduduk laki

laki di Kecamatan Cibeber lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan. Sex

ratio menggambarkan perbandingan penduduk laki-laki terhadap penduduk

perempuan jika sex ratio diatas 100, hal ini menunjukkan penduduk laki-laki lebih

banyak dibandingkan penduduk perempuan. Desa dengan sex rasio paling tinggi

terdapat di Desa Sukaraharja yaitu sebesar 113,82 dan terendah Desa Cihaur yaitu

sebesar 100,11.

Pertanian

Penduduk Kabupaten Cianjur sebagian besar mata pencahariannya adalah

bertani. Demikian pula di Kecamatan Cibeber, Berdasarkan Statistik Daerah

Kecamatan Cibeber tahun 2012 terdapat sebanyak 41 persen keluarga yang

berusaha di sektor pertanian Sedangkan sebanyak 59 persen tersebar di berbagai

sektor non pertanian. Untuk sektor pertanian penduduk Kecamatan Cibeber sangat

bergantung pada komoditas padi dan palawija. Selain produksi padi, Kecamatan

Cibeber merupakan salah satu Kecamatan yang memproduksi sayuran di

Kabupaten Cianjur. Produktivitas sayuran terbesar di Kecamatan Cibeber adalah

Tomat, Ketimun, Buncis, kacang panjang dan Cabe besar. pada tahun 2011

terdapat produksiTomat yaitu sebanyak 9.497 ton. Disamping itu juga

menghasilkan Ketimun yaitu sebanyak 8.378 ton dan Buncis sebanyak 5.800 ton

Untuk produksi padi Kecamatan Cibeber memiliki tingkat produksi padi

lebih tinggi apabila diperbandingkan dengan kecamatan sekitar. Berdasarkan

statistik daerah Kecamatan Cibeber tahun 2012 untuk Produksi padi di Kecamatan

Cibeber sebanyak 44.915 ton. Namun dari produktivitasnya, Kecamatan Cibeber

masih dibawah Kecamatan Warungkondang. Produktivitas padi di Cibeber

sebesar 61,28 Kw/ha sedangkan di kecamatan Warungkondang sebanyak 63,12

Kw/ha.

Page 47: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

35

Tabel 8 Perbandingan produksi dan produktivitas padi anatar Kecamatan

Kecamatan Produksi (Ton) Produktivitas (Kw/ha)

Cibeber 44.915,0 61,28

Warungkondang 20.465,0 63,12

Cilaku 30.847,0 62,14

Sukaluyu 30.875,0 60,13

Bojongpicung 35.051,0 61,03

Campaka 19.578,0 55,24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini diidentifikasi melalui beberapa

variabel, diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status pernikahan, jumlah

anggota keluarga, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lama menanam padi,

status lahan, luas lahan, budidaya dan panen dalam satu tahun.

Usia dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang paling

banyak melakukan budidaya padi adalah kelompok usia lebih besar 50 sampai 60

tahun sebesar 38,89 persen, lalu usia kurang atau sama dengan 40 tahun sebesar

27,78 persen, dan usia lebih besar 40 sampai 50 tahun sebesar 19,44 persen.

Meskipun usia petani usiannya sudah relatif tua, Para petani tersebut memiliki

pengalaman yang cukup banyak tentang bagaimana cara menanam padi. Akan tetapi

teknik budidaya yang digunakan masih bersifat tradisional.

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan usia

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

X ≤ 40 10 27,78

40 < X ≤ 50 7 19,44

50 < X ≤ 60 14 38,89

60 < X ≤ 70 4 11,11

X ≥ 70 1 2,78

Total 36 100

Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa 100 persen. Hal ini berkaitan

dengan posisi laki-laki yang masih memiliki tanggungjawab besar dalam mencari

nafkah dalam keluarga.

Status Pernikahan dan Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua petani responden

sudah menikah. Petani yang paling banyak jumlah anggota keluarga termasuk

suami, istri dan anak dengan jumlah lima orang sebanyak 38,89 persen.

Sedangkan petani yang jumlah anggota keluarga kurang atau sama dengan empat

Page 48: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

36

orang 27,78 persen , jumlah anggota keluarga enam orang 13,89 persen, dan

persentase keluarga lebih atau sama dengan tujuh orang 19,44 persen.

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

X ≤ 4 10 27,78

5 14 38,89

6 5 13,89

≥ 7 7 19,44

Total 36 100

Tingkat Pendidikan

Pada penelitian ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan

terakhir petani. Berdasarkan tingkat pendidikan, petani responden lebih banyak

berpendidikan rendah karena didominasi tingkat pendidikan SD sebesar 86,11

persen, sedangkan petani dengan tingkat pendidikan SMP, SMU sangat sedikit

dengan persentase 8,33 persen dan 5,56 persen. Tingkat pendidikan petani yang

rendah biasanya sangat berpengaruh terhadap penerimaan petani terhadap terkait

dengan inovasi suatu teknologi pertanian sehingga petani memiliki pemahaman

teknis budidaya padi yang susah untuk diubah.

Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah responden Persentase (%)

Tidak Sekolah - -

SD/Sederajat 31 86,11

SMP/Sederajat 3 8,33

SMU/Sederajat 2 5,56

Perguruan Tinggi - -

Total 36 100

Pendapatan diuar Usahatani

Pendapatan petani responden dalam penelitian ini merupakan pendapatan

per bulan diluar usaha tani. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

pendapatan diluar usahatani sebagian besar kurang dari Rp 500.000 dengan

persentase 77,78 persen, dan sisanya yang memiliki pendapatan antara Rp

500.000 sampai dengan Rp 999.000 dengan persentase 22,22 persen. Pendapatan

petani ini pada umumnya diperoleh dari berdagang, berternak, jual minyak wangi,

kuli bangunan.

Tabel 12 Sebaran responden berdasarkan pendapatan diluar usahatani

Pendapatan (Rp/bulan) Jumlah (orang) Persentase (%)

Kurang 500.000 28 77,78

500.000-999.000 8 22,22

1.000.0000-1.999.999 - -

Lebih 2.000.000 - -

Total 36 100

Page 49: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

37

Status Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, semua petani responden

menjadikan bertani padi sebagai pekerjaan utamanya. Beberapa petani yang

menjadikan usahatani sebagai pekerjaan utama memiliki pekerjaan sampingan

sebagai pedagang, peternak, dan lain-lain.

Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan

Pekerjaan Bertani Padi Jumlah (orang) Persentase (%)

Utama 36 100

Sampingan -

Total 36 100

Lama Berusahatani Padi

Mayoritas petani sudah berpengalaman dibidang usahatani padi. Jika

dilihat dari sebaran responden, lama berusahatani berada diantara lebih besar10

tahun hingga 20 tahun dengan persentase 36,11 persen, kurang dari atau sama

dengan 5 tahun sebesar 8,33 persen, lebih besar lima sampai 10 tahun dan lebih

besar 20 tahun sampai 30 tahun dengan persentase 22,22 persen. Sedangkan untuk

persentase terkecil adalah lebih besar dari 30 tahun sebagai petani. Pada umumnya

petani yang berpengalaman dalam berusahatani dilihat dari lama berusahatani

lebih berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan seperti penggunaan benih

padi varietas unggul yang akan ditanam.

Tabel 14 Sebaran responden berdasarkan lama berusahatani padi

Lama Usahatani Padi (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

X ≤ 5 3 8,33

5 < X ≤ 10 8 22,22

10 < X ≤ 20 13 36,11

20 < X ≤ 30 8 22,22

X > 30 4 11,11

Total 36 100

Status dan Luas Lahan

Status kepemilikan lahan dengan luas tertentu menjadi penting karena

berpengaruh erat terhadap keputusan yang diambil pemilik usahatani termasuk

keputusan pembelian benih padi yang akan digunakan. Sebagian besar status

kepemilikan lahan petani sebagai penggarap atau menyewa sebanyak 75 persen,

sedangkan status kepemilikan lahan petani sebagai milik sendiri sebanyak 25

persen. Petani responden menyewa lahan dari pemilik lahan yang memiliki lahan

yang lebih luas dengan sistem bagi hasil maupun tunai.

Page 50: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

38

Tabel 15 Sebaran responden berdasarkan status lahan

Status Lahan Jumlah (orang) Persentase (%)

Milik Sendiri 9 25

Sewa 27 75

Total 36 100

Luas lahan yang diusahakan oleh petani rata –rata berkisar lebih besar

1500 m² hingga 3000 m² yaitu sebanyak 20 petani atau sebesar 55,56 persen,

untuk luas lahan kurang atau sama dengan 1500 m² sebanyak 6 petani atau

sebanyak 16,67 persen, untuk luas lahan lebih 3000 m² hingga 5000 m² sebanyak

7 petani atau sebanyak 19,44 persen, dan sisanya lebih dari 0,5 ha sebanyak 3

petani sebesar 8,33 persen.

Tabel 16 Sebaran responden berdasarkan luas lahan

Luas lahan ( m² ) Jumlah (orang) Persentase (%)

X ≤ 1500 6 16,67

1500 < X ≤ 3000 20 55,56

3000 < X ≤ 5000 7 19,44

X > 5000 3 8,33

Total 36 100

Budidaya Padi dalam Setahun

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa petani lebih banyak

menggunakan budidaya padi tiga kali dalam satu tahun sebesar 52,78 persen

menggunakan budidaya padi tiga kali dalam satu tahun sedangkan sisanya 47,22

persen hanya dua kali dalam satu tahun.

Tabel 17 Sebaran responden berdasarkan budidaya padi dalam satu tahun

Budidaya Padi dalam Satu Tahun Jumlah (orang) Persentase (%)

Satu kali - -

Dua kali 17 47,22

Tiga Kali 19 52,78

Total 36 100

Tahapan Proses Keputusan Pembelian Benih Padi Varietas Unggul

Proses pengambilan keputusan pembelian menurut Engel et al. (1994)

meliputi lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berikut

merupakan proses keputusan pembelian benih padi varietas unggul di Kecamatan

Cibeber Kabupaten Cianjur melalui tahap model Engel et al. (1994).

Page 51: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

39

Tahap Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi suatu masalah

yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan yang diinginkan dengan keadaan yang

sebenarnya terjadi. Begitu juga dengan proses pengenalan kebutuhan petani padi

di Kecamatan Cibeber dalam hal keputusan pembelian benih padi varietas unggul.

Pengenalan kebutuhan petani dilihat dari dengan mengajukan pertanyaan yaitu

apa motivasi petani bertani padi, dan apa yang diharapkan dari penggunaan

varietas unggul tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, motivasi petani responden untuk

bertani padi yaitu untuk memperoleh keuntungan 69,44 persen karena seluruh

petani menjadikan bertani padi sebagai pekerjaan utama. Sedangkan petani

bertani padi untuk memenuhi kebutuhan sendiri sebesar 30,56 persen.

Harapan petani terhadap penggunaan benih padi varietas unggul dengan

hasil panen yang lebih banyak diperoleh sebesar 72,22 persen. Selain hasil panen

yang yang lebih banyak, petani juga menilai dengan penggunaan benih padi

varietas unggul petani berharap waktu panen yang lebih cepat, dan kualitas padi

yang lebih baik sebesar 2,78 persen dan 25 persen.

Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan tahapan pengenalan kebutuhan

Tahap Pencarian Informasi

Setelah konsumen mengenali kebutuhannya untuk bertani padi

menggunakan benih padi varietas unggul, maka tahap selanjutnya ialah pencarian

informasi untuk memberikan arah tindakan petani padi. Informasi yang diperoleh

petani padi sangat menentukan proses keputusan pembelian benih padi varietas

unggul yang akan digunakan. Pencarian informasi dapat dilakukan secara internal

(ingatan/memori) atau dilanjutkan dengan pengumpulan informasi (pencarian

eksternal). Pencarian informasi dalam penelitian ini dianalisis dengan mengajukan

pertanyaan kepada petani responden yaitu darimana responden mengetahui

informasi tentang benih padi varietas unggul.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sumber informasi yang paling

digunakan petani berasal dari Penyuluh Pertanian Lapangan yaitu sebesar 72,22

persen dan sisa 27,78 persen. Peran penyuluh pertanian lapangan menjadi sumber

informasi dikarenakan benih padi yang digunakan petani berasal dari bantuan

Keterangan Kategori Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Motivasi

Bertanam Padi

Memperoleh Keuntungan 25 69,44

Turun – temurun - -

Memenuhi Kebutuhan Sendiri 36 30,56

Total 36 100

Harapan

Penggunaan

Benih Padi

Varietas Unggul

Hasil Panen yang Banyak 26 72,22

Waktu Panen yang Cepat 1 2,78

Kualitas Padi yang Lebih Baik 9 25

Total 36 100

Page 52: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

40

pemerintah yang disalurkan melalui penyuluh ke anggota-anggota kelompok tani

sehingga disini peran penyuluh sangatlah penting.

Tabel 19 Sebaran petani responden berdasarkan tahapan pencarian informasi

Keterangan Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Sumber

Informasi

Diri Sendiri - -

Keluarga /teman - -

Toko Pertanian - -

Media Massa/Elektronik - -

Kelompok Tani 10 27,78

Penyuluh Lapang Pertanian 26 72,22

Demplot/petak percontohan - -

Lain – Lain - -

Total 36 100

Tahap Evaluasi Alternatif

Setelah melalui tahap pencarian informasi maka tahapan selanjutnya

adalah evaluasi alternatif. Pada tahap ini petani mengevaluasi berbagai alternatif

serta membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam menentukan evaluasi petani menentukan kriteria, kriteria evaluasi

merupakan dimensi atau atribut yang dipergunakan dalam menilai alternatif-

alternatif pilihan akhir. Dalam penelitian ini, atribut-atribut yang diajukan kepada

petani.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, atribut yang paling dipertimbangkan

petani untuk menentukan pilihan akhir atau pembelian adalah produktivitas

dengan persentase sebesar 75 persen dengan alasan petani berharap dengan

produktivitas yang tinggi akan menghasilkan pendapatan atau profit yang tinggi

juga. Selanjutnya atribut yang dipertimbangkan adalah tahan hama penyakit 13,89

persen, umur tanaman padi dan daya tumbuh dengan persentase terkecil sebesar

5,56 persen Untuk persentase atribut-atribut yang dipergunakan dalam menilai

menilai alternatif-alternatif pilihan akhir dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 20 Sebaran petani responden berdasarkan evaluasi alternatif

Keterangan Kategori Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Atribut yang

dipertimbangkan menilai

alternatif-alternatif pilihan

akhir

Produktivitas 27 75

Tahan hama penyakit 5 13,89

Umur tanaman padi 2 5,56

Daya tumbuh 2 5,56

Total 36 100

Tahap Keputusan Pembelian

Tahapan keempat dari proses keputusan pembelian adalah tahap

keputusan pembelian. Pada tahap ini petani padi memutuskan untuk memilih

alternatif yang telah diperoleh untuk dapat diterima atau dibeli.

Page 53: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

41

Berdasarkan hasil penelitian, petani padi memutuskan untuk menggunakan

benih padi yang digunakan secara terencana dengan persentase 5,56 persen dan

tidak terencana dengan persentase 94,44 persen. Sebagian besar petani melakukan

pembelian benih padi secara tidak terencana karena petani melakukan budidaya

padi hibrida WM 04 SHS disaat pemerintah memberikan bantuan benih hibrida

dan setelah itu petani beralih ke benih yang sering digunakan seperti ciherang

karena faktor harga, ketersediaan benih di pasaran sangat sulit dan rentan terhadap

hama penyakit.

Benih hibrida yang digunakan petani berasal dari bantuan pemerintah dan

petani mendapatkan benih tersebut karena merupakan anggota kelompok tani

diwilayah Kecamatan Cibeber. Pada umumnya petani menggunakan benih padi 1

kali dan 2 kali dalam satu tahun yaitu dengan persentase sebesar 69,44 persen dan

30,56 persen. Banyak benih yang dibeli petani padi setiap mau melakukan

penanaman sebanyak 5 kg dengan persentase 58,33 persen dan kurang 5 kg

dengan persentase 27,78 persen dan 10 kg dengan persentase 13,89 persen.

Berdasarkan hasil penelitian benih padi hibrida WM 04 SHS yang dibeli petani

berada pada harga sekitar Rp1000/kg. Harga ini cukup relatif murah jika

dibandingkan dengan harga pasaran sekitar Rp 50.000/kg. Perbandingan harga ini

dikarenakan pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada petani demi

mendukung tercapainya progam pemerintah dalam meningkatkan produksi beras

nasional dan swasembada beras yang berkelanjutan

Tabel 21 Sebaran petani responden berdasarkan keputusan pembelian

Keterangan Kategori Jumlah

(Orang)

Persentase

(%)

Cara memutuskan

Penggunaan benih

Terencana 2 5,56

Tidak terencana 34 94,44

Total 36 100

Tempat mendapatkan benih Bantuan pemerintah 36 100

Produsen benih - -

Penangkar benih - -

Kios saprotan - -

Total 36 100

Alasan memilih tempat

membeli benih

Dekat rumah - -

Anggota kelompok tani 36 100

Kualitas benih terjamin - -

Total 36 100

Berapa kali membeli benih

dalam satu tahun

1 kali 25 69,44

2 kali 11 30,56

3 kali - -

Total 36 100

Kebutuhan benih setiap

kali membeli

Kurang 5 kg 10 27,78

5 kg 21 58,33

10 kg 5 13,89

15 kg - -

20 kg - -

Lebih 20 kg - -

Total 36 100

Page 54: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

42

Perilaku Setelah Pembelian

Tahap terakhir dari proses pengambilan keputusan pembelian adalah

evaluasi perilaku setelah pembelian. Evaluasi penting dilakukan untuk

mengetahui apakah petani padi merasa puas dengan benih padi yang mereka

gunakan atau sebaliknya. Jika petani padi merasa puas dengan apa yang mereka

gunakan akan terbentuk respon positif untuk melakukan pembelian atau

pemakaian benih padi yang sama untuk budidaya padi selanjutnya. Sebaliknya

jika petani padi tidak puas akan menyebabkan petani kecewa dan menghentikan

pembelian atau pemakaian benih padi selanjutnya.

Berdasarkan hasil penelitian, respon petani menggunakn benih padi hibrida

WM 04 SHS merasa puas dengan persentase 22,22 persen ,dan tidak puas dengan

persentase 77,78 persen. Alasan petani merasa puas dengan penggunaan benih

padi hibrida yang digunakan adalah peningkatan produksi dibandingkan dengan

padi inbirda Ciherang atau IR64 walaupun tidak jauh signifikan dan tidak puas

dikarenakan padi hibrida WM 04 SHS sangat rentan hama penyakit.

Tabel 22 Sebaran petani responden berdasarkan perilaku setelah pembelian

Keterangan Kategori Jumlah (orang) Persentase (%)

Puas terhadap benih yang

padi hibrida yang

digunakan

Ya, Puas 8 22,22

Tidak puas 28 77,78

Total 36 100

Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Benih Padi

Tingkat kepentingan atribut digunakan melihat sejauh mana suatu atribut

dianggap penting oleh petani. Tingkat kepentingan atribut yang diperoleh dapat

dijadikan suatu sumber informasi untuk menetapkan strategi atau memperbaiki

kinerja atribut produk tertentu. Pada penelitian ini terdapat tiga belas atribut yang

akan dianalisis kemudian konsumen akan diminta menilai kepentingan atribut-

atribut atau karakteristik yang melekat pada suatu produk tersebut berdasarkan

skala likert mulai dari skala -2 = sangat tidak penting, -1 = tidak penting, 0 =

cukup penting, 1 = penting, 2 = sangat penting. Kemudian hasil analisis rata-rata

(mean score ) setiap atribut yang dinilai petani responden dipetakan pada rentang

skala interval yang sudah ditentukan. Penentuan nilai rentang skala diperoleh

dengan cara nilai tertinggi (5) dikurangi nilai terendah (1) dibagi banyaknya skala

yang dibuat (5) atau (2-(-2))/5 = 0,8. Rentang skala tersebut adalah :

(-2,00) ≤ x ≤ (-1,20) = sangat tidak penting

(-1,20) < x ≤ (-0,40) = tidak penting

(-0,40) < x ≤ (0,40) = cukup penting

(0,40) < x ≤ (1,20) = penting

(1,20) < x ≤ (2,00) = sangat penting

Page 55: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

43

Tabel 23 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepentingan

(ei) terhadap atribut benih padi (n=36)

Atribut

Skor Evaluasi Tingkat

Kepentingan Atribut

Nilai

Total

Mean

Score

(ei)

Kategori

-2 -1 0 1 2

Produktifitas - - - 4 32 68 1,89 Sangat Penting

Tahan hama penyakit - - - 6 30 66 1,83 Sangat Penting

Daya tumbuh - - - 15 21 57 1,58 Sangat Penting

Umur tanaman padi - - 3 13 20 53 1,47 Sangat Penting

Tahan rebah tanman - - 4 15 17 49 1,36 Sangat Penting

Harga jual gabah (GKP) - - 6 12 18 48 1,33 Sangat Penting

Harga beli benih - - 4 19 13 45 1,25 Sangat penting

Ketersediaan benih - - 5 19 12 43 1,19 Penting

Pemasaran hasil panen - - 6 19 11 41 1,14 Penting

Rasa nasi - - 8 16 12 40 1,11 Penting

Demplot - 2 9 12 13 36 1,00 Penting

Promosi toko - 4 14 15 3 17 0,47 Penting

Pedum/juknis/brosur - 5 15 14 2 13 0,36 Cukup penting

Produktivitas (asumsi sangat penting)

Atribut produktifitas memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,89.

Persepsi petani responden terhadap atribut produktifitas adalah sangat penting.

Skor evaluasi rata-rata produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan atribut-

atribut yang lain hal ini karena petani berpersepsi dengan produktivitas yang

tinggi berbanding lurus dengan pendapatan yang diperoleh petani atau keuntungan

yang akan diperoleh petani.

Tahan hama dan penyakit (asumsi sangat penting)

Atribut tahan hama dan penyakit tanaman memiliki skor evaluasi rata-rata

sebesar 1,83. Persepsi petani responden terhadap atribut tahan hama dan penyakit

adalah sangat penting. Tahan hama dan penyakit menjadi sangat penting bagi

petani karena menurut petani benih yang tahan terhadap hama dan penyakit maka

proses tumbuhnya akan lebih baik dan memberikan dampak positif terhadap

produksi padi. Selain produksi yang lebih baik, petani tidak lebih banyak

mengeluarkan biaya pembelian obat-obatan atau pestisida untuk menekan hama

dan penyakit yang menyerang tanaman padi sehingga akhirnya penerimaan petani

akan lebih optimal.

Daya tumbuh (asumsi sangat penting)

Atribut daya tumbuh memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,58.

Persepsi petani responden terhadap atribut daya tumbuh adalah sangat penting.

Daya tumbuh yang baik akan menghasilkan bulir padi yang baik dan tinggi

tanaman padi yang sesuai standarnya. Salah satu indikasi daya tumbuh padi yang

baik adalah menghasilkan benih padi yang bagus.

Umur tanaman padi/panen

Atribut umur tanaman padi memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,47

Persepsi petani responden terhadap atribut umur tanamn padi adalah sangat

penting. Petani menganggap atribut ini sangat penting karena semakin pendeknya

umur tanaman padi akan mempercepat panen. Hasil panen biasanya dijual petani

dan sebagian dikonsumsi ada juga dijadikan untuk benih proses tanam selanjutnya

kecuali hibrida WM 04 SHS yang hanya sekali tanam saja. Umur panen padi

Page 56: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

44

ciherang dan IR64 berkisar 116-125 hari dan 110-120 hari, sedangkan hibrida

WM 04 SHS berkisar 112 hari

Tahan rebah tanaman

Atribut tahan rebah tanaman memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,36.

Persepsi petani responden terhadap atribut tahan rebah tanaman adalah sangat

penting. Tahan rebah tanaman menjadi sangat penting bagi petani karena jika

tanaman padi berbulir banyak, diperlukan batang tanaman yang kuat untuk

menyangga padi yang sedang berbulir sehingga tanaman padi tidak mudah roboh.

Selain itu, kondisi tahan rebah tanaman menjadi sangat penting menurut petani

mengingat kondisi alam yang tidak menentu seperti hujan lebat dan angin

kencang.

Harga jual gabah (GKP)

Atribut harga jual gabah memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,33.

Persepsi petani responden terhadap atribut harga jual gabah adalah sangat penting.

Menurut petani atribut ini menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi

penerimaan petani dan harga gabah yang sesuai juga membantu dalam menutupi

biaya usahatani. Harga jual gabah tergantung kualitas gabah tersebut, karena

bentuk gabah yang panjang memiliki harga relatif cukup tinggi dibanding gabah

yang bulat.

Harga beli benih

Atribut harga benih memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,25. Persepsi

petani responden terhadap atribut harga beli benih adalah sangat penting. Menurut

petani atribut ini memiliki peranan sangat penting karena dengan harga benih

yang rendah petani dapat menekan biaya usahatani.

Ketersediaan benih

Atribut ketersediaan benih memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,19.

Persepsi petani responden terhadap atribut ketersediaan benih adalah penting.

Distribusi yang baik sangat penting demi menjaga ketersediaan stok benih

sehingga petani tidak kesulitan jika membeli benih, para petani menginginkan

suatu varietas benih tertentu mudah diperoleh di setiap kios-kios pertanian. Selain

membeli petani juga cenderung memakai benih sendiri yang diperoleh dari hasil

panen.

Pemasaran hasil panen

Atribut pemasaran hasil panen memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar

1,14. Persepsi petani responden terhadap atribut pemasaran hasil panen adalah

penting. Atribut ini penting karena menurut petani dengan semakin sulitnya

memasarkan hasil panen akan mempengaruhi penerimaan petani secara langsung

dan akan menganggu proses budidaya selanjutnya. Petani juga memilih benih

beras untuk ditanam dengan melihat selera konsumen seperti bentuk beras yang

panjang, banyaknya patahan beras yang tidak disukai konsumen sehingga

akhirnya hasil panen mudah dipasarkan dan diterima konsumen. Selain

mengkonsumsi hasil panen, petani memasarkan hasil panen ke pasar atau

pengumpul/agen beras.

Rasa nasi

Atribut rasa nasi memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,11. Persepsi

petani responden terhadap atribut rasa nasi adalah penting. Atribut ini penting

karena menurut petani konsumen sangat menyukai rasa nasi yang enak sebagai

pertimbangan mereka dalam membeli beras yang dikonsumsi. Rasa nasi padi

Page 57: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

45

hibrida WM 04 SHS, Ciherang dan IR64 sama sama pulen tetapi petani dan

pembeli lebih menyukai rasa nasi Ciherang karena menurut mereka rasa nasinya

lebih enak di lidah dibandingkan yang lain.

Demplot (petak percontohan)

Atribut demplot memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 1,00. Persepsi

petani responden terhadap atribut ketersediaan demplot adalah penting.

Ketersediaan demplot dilapangan penting selain sebagai sarana promosi produsen

benih, ketersediaan demplot juga membantu petani yang sedang membudidayakan

hibrida WM 04 SHS, hal ini dikarenakan benih padi hibrida masih tergolong baru

dikalangan petani sehingga dengan ketersediaan demplot dapat meyakinkan petani

untuk menggunakan hibrida WM 04 SHS.

Promosi toko

Atribut promosi toko memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 0,47.

Persepsi petani responden terhadap atribut promosi toko adalah penting. Menurut

petani dengan adanya promosi dari toko akan membantu mereka untuk lebih

mengenal berbagai varietas benih padi yang akan mereka gunakan. Promosi toko

yang jarang atau bahkan tidak pernah perlu ditingkatkan untuk memenuhi harapan

petani yang menilai atribut ini penting.

Pedum/Juknis/Brosur

Atribut pedum/juknis/brosur memiliki skor evaluasi rata-rata sebesar 0,36.

Persepsi petani responden terhadap atribut pedum/juknis/brosur adalah penting.

Menurut petani dengan adanya pedum/juknis/brosur akan membantu mereka

untuk memahami lebih dalam mengenai prosedur dan petunjuk teknis

membudidayakan benih padi terkhusus hibrida WM 04 SHS yang membutuhkan

perlakuan lebih seperti penggunaan pupuk yang baik. Sebenarnya tanpa adanya

pedum/juknis/brosur, petani sudah lebih dibantu oleh penyuluh lapang, penangkar

dalam memberikan penjelasan cara budidaya yang baik dan benar secara

langsung.

Analisis Tingkat Kinerja terhadap Atribut Benih Padi

Benih Padi Hibrida WM 04 SHS

Secara keseluruhan kinerja benih padi hibrida WM 04 SHS cukup

memuaskan petani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa

atribut umur tanaman hibrida WM 04 SHS memiliki nilai rata-rata tertinggi

sebesar 0,92 dengan kategori sangat pendek. Disamping umur yang pendek sekitar

112 hari. Atribut padi hibrida WM 04 SHS yang memiliki keunggulan lain adalah

pemasaran hasil panen sebesar 0,83. Sedangkan daya tumbuh padi hibrida

menurut petani baik sebesar 0,72 dan untuk produktivitas padi hibrida sebesar

0,69. Atribut produktivitas menurut petani masih kurang berjalan maksimal jika

dilihat dari potensi hasilnya yang bisa mencapai 11 ton/ha bila dibandingkan

dengan inbrida ciherang dan IR64 berada pada kisaran 5-7 ton/ha. Sedangkan

kinerja demplot dan tahan rebah tanaman berada pada kinerja yang baik sebesar

0,5 dan 0,42.

Atribut harga memiliki tingkat kinerja paling rendah sebesar -1,81 dengan

kategori sangat mahal. Dari semua atribut kinerja yang paling rendah berada pada

atribut harga. Menurut petani atrbut harga benih padi dipasaran yang berada pada

kisaran harga Rp. 50.0000/kg sangat mahal dan diluar kemampuan petani. Harga

yang sangat mahal membuat petani lebih berharap terhadap subsidi bantuan benih

Page 58: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

46

hibrida yang diselenggarakan pemerintah. Kelemahan lainnya yang dimiliki oleh

padi hibrida WM 04 SHS adalah tidak tahan hama penyakit. Jenis hama yang

sering menyerang padi ini adalah wereng coklat , hawar daun bakteri dan penyakit

tungro. Pada tabel 24 dapat dilihat kinerja padi hibrida WM 04 SHS dilihat dari

atribut-atributnya.

Tabel 24 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepercayaan

(bi) terhadap atribut benih padi hibrida WM 04 SHS (n=36)

Atribut

Skor Evaluasi Tingkat

Kepercayaan Atribut

Nilai

Total

Mean

Score

(bi)

Kategori

-2 -1 0 1 2

Umur tanaman padi - 6 10 1 19 33 0,92 Sangat pendek

Pemasaran hasil panen - 2 8 20 6 30 0,83 Mudah

Daya tumbuh - 1 8 27 - 26 0,72 Baik

Produktivitas (panen) 2 - 7 25 2 25 0,69 Tinggi

Demplot - - 18 18 - 18 0,5 Tersedia

Tahan rebah tanaman - 2 18 15 1 15 0,42 Tahan

Harga jual gabah (GKP) - 8 20 6 2 2 0,06 Cukup tinggi

Rasa nasi - 7 24 5 - -2 -0,06 Cukup enak

Pedum/Juknis/Brosur - 3 33 - - -3 -0.08 Cukup tersedia

Tahan hama penyakit 15 13 8 - - -43 -1,19 Tidak tahan

Ketersediaan benih 27 8 1 - - -62 -1,72 Sangat sulit

Promosi toko 26 10 - - - -62 -1,72 Sangat tidak tersedia

Harga beli benih 30 5 1 - - -65 -1,81 Sangat mahal

Benih Padi Inbrida Ciherang

Berdasarkan tabel 25 skor evaluasi tingkat kepercayaan/kinerja padi

Ciherang menunjukkan bahwa atribut pemasaran hasil panen dan ketersediaan

benih menempati skor evaluasi kepercayaan tertinggi sebesar 1,75 dan 1,31

dengan kategori sangat mudah. Pemasaran hasil panen biasanya dilakukan ke

pasar atau tengkulak. Menurut petani memasarkan hasil panen tidaklah hal yang

sulit bagi petani karena konsumen menyukai benih padi ciherang dipasaran sejak

dulu. Untuk memperoleh benih Ciherang sangat mudah karena kios kios pertanian

menyediakan benih Ciherang dan bahkan petani kadang-kadang menggunakan

hasil panennya sebagai benih untuk proses budidaya selanjutnya.

Atribut lainnya adalah produktivitas dan rasa nasi dengan rata-rata skor

evaluasi kepercayann 1,08 dan 1. Produktivitas padi Ciherang berada pada kisaran

5-7 ton dan rasa nasinya pulen. Atribut selanjutnya adalah tahan rebah, daya

tumbuh yang baik, tahan hama penyakit dan demplot yang tersedia memiliki rata-

rata skor evaluasi yang tidak jauh berbeda yaitu (0,86), (0,75), (0,67), (0,31).

Benih padi Ciherang memiliki harga jual gabah yang cukup tinggi dengan harga

Rp 3.800/kg. Harga jual gabah memilik skor rata-rata 0,19. Atribut selanjutnya

adalah umur tanamn padi dan harga beli benih memiliki rata-rata skor evaluasi

yang sama yaitu 0. Menurut petani dengan harga beli benih Rp 10.000/kg dan

umur 116-125 hari sudah cukup murah dan cukup pendek dibandingkan dengan

harga hibrida yang sangat mahal. Sedangkan untuk atribut pedoman

umum/petunjuk teknis/brosur dan promosi toko tidak tersedia sehingga petani

berharap perlu ditingkatkan atribut ini karena menurut mereka atribut ini cukup

penting dan penting.

Page 59: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

47

Tabel 25 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat kepercayaan

(bi) terhadap atribut benih padi inbrida Ciherang (n=36)

Atribut

Skor Evaluasi Tingkat

Kepercayaan Atribut

Nilai

Total

Mean

Score

(bi)

Kategori

-2 -1 0 1 2

Pemasaran hasil panen - - 2 5 29 63 1,75 Sangat mudah

Ketersediaan benih - - 8 9 19 47 1,31 Sangat mudah

Produktivitas - - 4 25 7 39 1,08 Tinggi

Rasa nasi - - 6 24 6 36 1 Enak

Tahan rebah tanaman - - 6 29 1 31 0,86 Tahan

Daya tumbuh - - 10 25 1 27 0,75 Baik

Tahan hama penyakit - - 14 20 2 24 0,67 Tahan

Demplot - 2 22 11 1 11 0,31 Tersedia

Harga jual gabah (GKP) - 2 29 1 4 7 0,19 Cukup tinggi

Umur tanaman padi - 2 32 2 - 0 0 Cukup pendek

Harga beli benih - 5 26 5 - 0 0 Cukup murah

Pedum/Juknis/Brosur - 31 5 - - -31 -0,86 Tidak tersedia

Promosi toko 5 27 4 - - -37 -1,03 Tidak tersedia

Benih Padi Inbrida IR64

Benih padi varietas IR64 merupakan salah satu varietas padi inbrida. IR64

sama seperti benih padi Ciherang, namun padi IR64 memiliki peran penting ketika

Indonesia mencapai swasembada beras tahun 1986. benih padi IR64 dilepas

pemerintah tahun 1986. Berdasarkan tabel 26 skor evaluasi tingkat

kepercayaan/kinerja padi IR64 menunjukkan bahwa atribut pemasaran hasil panen

dan ketersediaan benih menempati skor evaluasi tertinggi sebesar 1,39 dan 1,22

dengan interpretasi sangat mudah dan mudah. Atribut ini menempati posisi

tertinggi sama halnya dengan padi Ciherang karena ketersediaan pasar dan

tengkulak untuk menampung beras tersebut dan konsumen sudah menyukai beras

IR64 dari dulu sama seperti Ciherang. Sehingga tidak terlalu sulit bagi petani

untuk memasarkannya dan memperoleh benihnya dipasaran atau toko pertanian.

Atribut selanjutnya adalah daya tumbuh yang baik, Rasa nasi yang enak

yaitu pulen, produktivitas yang tinggi, dan tahan rebah tanaman dengan rata-rata

skor evaluasi (0,92), (0,86), (0,47), (0,47). Berdasarkan wawancara dengan petani,

Daya tumbuh Padi IR64 sudah baik dengan produktivitas bisa mencapai 6 ton/ha

namum masalahnya adalah benih padi IR64 sudah mulai rentan terhadap hama

seperti hama wereng coklat. Atribut selanjutnya adalah demplot yang sudah cukup

tersedia, harga beli benih cukup murah yaitu Rp 10.000/kg, umur benih yang

cukup pendek diantara 110-120 untuk masa panen, dan harga jual gabah cukup

tinggi di harga kisaran Rp3.700/kg, Sedangkan untuk atribut pedoman

umum/petunjuk teknis/brosur dan promosi toko tidak tersedia sehingga petani

berharap perlu ditingkatkan atribut ini karena menurut petani atribut ini cukup

penting dan penting.

Page 60: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

48

Tabel 26 Sebaran petani responden menurut skor evaluasi tingkat

kepercayaan (bi) terhadap atribut benih padi inbrida IR64 (n=36)

Atribut

Skor Evaluasi Tingkat

Kepercayaan Atribut

Nilai

Total

Mean

Score

(bi)

Kategori

-2 -1 0 1 2

Pemasaran hasil panen - - 1 20 15 50 1,39 Sangat mudah

Ketersediaan benih - 1 4 20 11 41 1,14 Mudah

Daya tumbuh - - 5 29 2 33 0,92 Baik

Rasa nasi - - 7 27 2 31 0,86 Enak

Produktivitas - - 19 17 - 17 0,47 Tinggi

Tahan rebah tanaman - 4 11 21 - 17 0,47 Tahan

Tahan hama penyakit - 6 15 15 - 9 0,25 Cukup tahan

Demplot - 1 27 8 - 7 0,19 Cukup tersedia

Harga beli benih - 4 25 7 - 3 0,08 Cukup murah

Umur tanaman padi - - 34 2 - 2 0,06 Cukup pendek

Harga jual gabah - 4 31 1 - -3 -0,08 Cukup tinggi

Pedum/Juknis/Brosur 2 29 5 - - -33 -0,92 Tidak tersedia

Promosi 7 27 2 - - -41 -1,14 Tidak tersedia

Analisis Sikap Petani Terhadap Benih Padi Hibrida Varietas WM 04 SHS,

Inbrida Varietas Ciherang, dan IR64.

Analisis sikap yang digunakan terhadap ketiga varietas padi diatas

menggunakan model sikap multiatribut Fishbein. Model Fishbein menunjukkan

bahawa sikap terhadap objek tertentu (misalnya merek) dievaluasi berdasarkan

atribut-atribut yang dimiliki oleh produk. Model ini menggambarkan produk

tertentu dinilai baik atau buruk oleh konsumen berdasarkan atribut-atribut yang

dievaluasi terlebih dahulu. Analisis sikap petani terhadap benih padi didapatkan

dengan mengalikan skor kepercayaan atribut (bi) terhadap skor evaluasi

kepentingan (ei) masing-masing atribut. Kemudian menjumlahkan hasil dari

setiap perkalian masing-masing atribut, Semakin besar total skor sikap maka

produk tersebut lebih disukai dan semakin dapat memenuhi harapan dan

kebutuhan petani.

Tabel 27 menunjukkan hasil perhitungan yang diperoleh dari model sikap

multiatribut Fishbein diketahui total skor sikap petani terhadap benih hibrida WM

04 SHS (-1,50), Ciherang (10,05), dan IR64 (6,83). Hasil sikap multiatribut

Fishbein menunjukkan bahwa sikap petani responden berbeda-beda terhadap

ketiga varietas padi. Sehingga berdasarkan hasil total skor dari model sikap

multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa benih padi Ciherang cenderung lebih

disukai oleh petani pada dua desa di Kecamatan Cibeber (Desa Cihaur dan Desa

Mayak) dan dianggap lebih mampu memenuhi harapan dan kebutuhan petani

dibandingkan hibrida WM 04 SHS dan IR64. Benih padi varietas IR64 yang

memiliki skor sikap total (6,83) cenderung lebih disukai dan memenuhi harapan

serta kebutuhan petani jika dibandingkan dengan benih padi hibrida WM 04 SHS

yang memiliki skor sikap total lebih rendah. Benih padi Hibrida WM 04 SHS

dengan skor sikap total sebesar (-1,50) dianggap kurang disukai petani responden

dibandingkan benih padi varietas Ciherang dan IR64 yang memiliki skor sikap

total lebih tinggi, dan belum mampu memenuhi harapan dan kebutuhan petani

Page 61: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

49

Tabel 27 Hasil analisis sikap multiatribut Fishbein untuk padi benih hibrida WM

04 SHS, inbrida Ciherang, dan inbrida IR64 (n=36)

Atribut

Skor Evaluasi

Tingkat

Kepentingan

Skor Evaluasi Tingkat Kepercayaan

WM 04 SHS

Ciherang

IR64

ei bi bi.ei bi bi.ei bi bi.ei

Produktivitas 1,89 0,69 1,30 1,08 2,04 0,47 0,89

Tahana rebah tanaman 1,36 0,42 0,57 0,86 1,17 0,47 0,64

Tahan hama penyakit 1,83 -1,19 -2,18 0,67 1,23 0,25 0,46

Umur tanaman padi 1,47 0,92 1,35 0,00 0,00 0,06 0,09

Pemasaran hasil panen 1,14 0,83 0,95 1,75 2,00 1,39 1,58

Rasa nasi 1,11 -0,06 -0,07 1,00 1,11 0,86 0,95

Daya tumbuh 1,58 0,72 1,14 0,75 1,19 0,92 1,45

Harga beli benih 1,25 -1,81 -2,26 0,00 0,00 0,08 0,10

Harga jual gabah 1,33 0,06 0,08 0,19 0,25 -0,08 -0,11

Ketersediaan benih 1,19 -1,72 -2,05 1,31 1,56 1,22 1,45

Promosi toko 0,47 -1,72 -0,81 -1,03 -0,48 -1,14 -0,54

Demplot 1,00 0,50 0,50 0,31 0,31 0,19 0,19

Pedum/Juknis/Promosi 0,36 -0,08 -0,03 -0,86 -0,31 -0,92 -0,33

Total Skor (bi.ei) -1,50 10,05 6,83

Kepuasan Petani terhadap Benih Padi Hibrida Varietas WM 04 SHS,

Inbrida Ciherang, dan Inbrida IR64

Analisis Kepuasan petani terhadap benih padi hibrida WM 04 SHS dan

pembandingnya inbrida Ciherang, IR64 menggunakan analisis Customer

Satisfaction Index (CSI). Customer satisfaction Index (CSI) atau Indeks Kepuasan

Konsumen (IKK) merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur

tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh berdasarkan tingkat kepentingan

dan kinerja atribut-atribut suatu produk tertentu. Perhitungan dalam Customer

Satisfaction Index memperhitungkan nilai rata-rata kepentingan suatu atribut dan

kinerja atribut tersebut yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap tingkat

kepuasan total konsumen. Hasil analisis CSI ini akan menggambarkan tingkat

kepuasan petani pada tahap sangat tidak puas, tidak puas,cukup puas atau netral,

puas, dan sangat puas.

Perhitungan nilai Customer Satisfaction Index pada benih padi hibrida

WM 04 SHS dengan pembandingnya inbrida Ciherang, IR64 dimulai dengan cara

menentukan weight factor yang telah diperoleh dari nilai rata-rata kepentingan

setiap atribut dibagi dengan total keseluruhan tingkat kepentingan atribut. Nilai

weight factor digunakan untuk menghitung nilai weight score. Nilai weight score

diperoleh dari hasil perkalian antara weight factor dengan nilai rata-rata kinerja

tiap atribut atau disebut mean satisfaction score (MSS). Nilai indeks kepuasan

konsumen diperoleh dari total weight score atau disebut weight average total

(WAT) dibagi skala maksimum yang digunakan yaitu 5 dan dikalikan dengan 100

persen. Untuk lebih jelasnya hasil analisis dan perhitungan Customer Satisfaction

Index dapat dilihat pada tabel dibawah.

Page 62: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

50

Tabel 28 Hasil Analisis Customer Satisfaction Index padi hibrida WM 04 SHS

Atribut Mean

Important

Score

(MIS)

Mean

Satisfaction

Score

(MSS)

Weight Factors

(WF)

Weight

Score

(WS)

MIS/Total MIS WF.MSS

Produktivitas 4,89 3,69 0.09 0,33

Tahan rebah tanaman 4,36 3,42 0,08 0,27

Tahan hamja penyakit 4,83 1,81 0,09 0,16

Umur tanaman padi (panen) 4,47 4,25 0,08 0,35

Pemasaran hasil panen 4,14 3,83 0,08 0,29

Rasa nasi 4,11 2,94 0,07 0,22

Daya tumbuh 4,58 3,72 0,08 0,31

Harga beli beih 4,25 1,19 0,08 0,09

Harga jual gabah (GKP) 4,33 3,06 0,08 0,24

Ketersediaan benih 4,19 1,28 0,08 0,10

Promosi toko 3,47 1,28 0,06 0,08

Demplot 4 3,5 0,07 0,25

Pedum/Juknis/Brosur 3,36 2,92 0,06 0,18

Total 54,98 Weight Average Total 2,87

CSI 57 %

Tabel 28 menunjukkan hasil perhitungan analisis Customer Satisfaction Index

(CSI) pada benih padi hibrida WM 04 SHS memperoleh skor sebesar 57 persen.

Hasil perhitungan tersebut termasuk dalam rentang skala 40% <CSI ≤ 60% yang

berarti bahwa tingkat kepuasan petani responden terhadap penggunaan benih padi

hibrida WM 04 SHS termasuk dalam kategori cukup puas. Tingkat kepuasan

petani ini dipengaruhi kinerja dari atribut-atribut benih padi hibrida yang kurang

berjalan maksimal sesuai harapan petani sehingga menjadikan tingkat kepuasan

masih rendah. Hasil cukup puas tentu harus lebih ditingkatkan sehingga petani

bisa mencapai rasa puas atau bahkan hingga sangat puas. Perbaikan atribut-atribut

yang masih kurang bekerja maksimal perlu ditingkatkan produsen benih sebagai

penyedia benih hibrida WM 04 SHS. Atribut yang kurang bekerja maksimal

seperti ketahanan terhadap hama penyakit, ketersediaan benih, promosi toko, dan

harga benih yang sangat mahal.

Tabel 29 Hasil analisis Customer Satisfaction Index padi inbrida Ciherang

Atribut Mean

Important

Score

(MIS)

Mean

Satisfaction

Score

(MSS)

Weight Factors

(WF)

Weight

Score (WS)

MIS/Total MIS WF.MSS

Produktivitas 4,89 4,08 0,09 0,36

Tahan rebah tanaman 4,36 3,86 0,08 0,31

Tahan hamja penyakit 4,83 3,67 0,09 0,32

Umur tanaman padi (panen) 4,47 3,00 0,08 0,24

Pemasaran hasil panen 4,14 4,75 0,08 0,36

Rasa nasi 4,11 4,00 0,07 0,30

Daya tumbuh 4,58 3,75 0,08 0,31

Harga beli beih 4,25 3,00 0,08 0,23

Harga jual gabah (GKP) 4,33 3,19 0,08 0,25

Ketersediaan benih 4,19 4,31 0,08 0,33

Promosi toko 3,47 1,97 0,06 0,12

Demplot 4,00 3,42 0,07 0,25

Pedum/Juknis/Brosur 3,36 2,14 0,06 0,13

Total 54,98 Weight Average Total 3,52

CSI 70%

Page 63: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

51

Tabel 29 menunjukkan hasil perhitungan analisis Customer Satisfaction

Index (CSI) benih padi inbrida Ciherang. Berdasarkan hasil analisis Customer

Satisfaction Index benih padi inbrida Ciherang memperoleh skor sebesar 70

persen. Hasil perhitungan tersebut termasuk dalam rentang skala 60% <CSI ≤

80% yang berarti bahwa tingkat kepuasan petani responden terhadap penggunaan

benih padi inbrida Ciherang dan IR64 termasuk dalam kategori puas.

Tabel 30 Hasil analisis Customer Satisfaction Index padi inbrida IR64

Atribut Mean

Important

Score

(MIS)

Mean

Satisfaction

Score

(MSS)

Weight Factors

(WF)

Weight

Score

(WS)

MIS/Total MIS WF.MSS

Produktivitas 4,89 3,47 0,09 0,31

Tahan rebah tanaman 4,36 3,47 0,08 0,28

Tahan hamja penyakit 4,83 3,25 0,09 0,29

Umur tanaman padi (panen) 4,47 3,06 0,08 0,25

Pemasaran hasil panen 4,14 4,39 0,08 0,33

Rasa nasi 4,11 3,81 0,07 0,28

Daya tumbuh 4,58 3,92 0,08 0,33

Harga beli beih 4,25 3,08 0,08 0,24

Harga jual gabah (GKP) 4,33 2,92 0,08 0,23

Ketersediaan benih 4,19 4,14 0,08 0,32

Promosi toko 3,47 1,86 0,06 0,12

Demplot 4 3,19 0,07 0,23

Pedum/Juknis/Brosur 3,36 2,08 0,06 0,13

Total 54,98 Weight Average Total 3,32

CSI 66%

Tabel 30 menunjukkan hasil perhitungan analisis Customer Satisfaction Index

(CSI) benih padi inbrida IR64. Berdasarkan hasil analisis Customer Satisfaction

Index benih padi inbrida IR64 memperoleh skor sebesar 66 persen. Hasil

perhitungan tersebut termasuk dalam rentang skala 60% <CSI ≤ 80% yang berarti

bahwa tingkat kepuasan petani responden terhadap penggunaan benih padi inbrida

IR64 termasuk dalam kategori puas.

Tingkat kepuasan petani responden dari benih padi Ciherang dan IR64

memang tidak jauh berbeda kerena kinerja kedua atribut-atribut yang dimiliki

kedua varietas cukup bisa memenuhi harapan petani sehingga petani merasa puas

menggunakan benih padi tersebut. Tingkat kepuasan petani ini dipengaruhi

kinerja dari atribut-atribut benih padi yang kurang maksimal sehingga perlu

meningkatkan atribut-atribut yang dianggap penting petani tetapi masih kurang

berjalan sesuai harapannya seperti umur panen Ciheranng dan IR64 yang masih

relatif lama menurut petani, harga jual gabah dan harga beli benih yang perlu

ditingkatkan kinerjaanya, dan IR64 yang masih rentan hama penyakit. Sedangkan

untuk atribut pedoman umum/petunjuk teknis/brosur, promosi toko dan demplot

masih perlu ditingkatkan kinerjanya karena menurut petani menurut petani kedua

atribut tersebut dinilai cukup penting. Sehingga diharapkan perusahaan penghasil

benih Ciherang dan IR64 dapat memperbaiki kekurangan tersebut untuk

meningkatkan tingkat kepuasan petani.

Page 64: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

52

Perbaikan atribut benih padi hibrida varietas WM 04 SHS, inbrida

Ciherang, dan inbrida IR64 menggunakan metode Importance Performance

Analysis (IPA)

Perbaikan atribut metode Importance Performance Analysis (IPA)

dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut mana saja yang memiliki nilai tingkat

kepentingan dan kinerja yang telah sesuai dengan harapan dari petani padi hibrida

WM 04 SHS serta petani padi inbrida Ciherang,dan IR64. Indeks kepuasan petani

padi hibrida maupun inbrida yang berada dibawah 100 persen mengindikasikan

bahwa memang perlu dilakukan upaya peningkatan kepuasan konsumen terutama

pada benih padi hibrida WM 04 SHS yang hanya masuk kategori cukup puas (57

persen) dengan berbagai kelemahan di atributnya. Oleh sebab itu, usaha yang

dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kepuasan petani padi

menggunakan benih hibrida dan inbrida adalah dengan pendekatan peningkatan

kinerja.

Gambar 5 Diagram kartesius IPA padi hibrida varietas WM 04 SHS

Keterangan : Kuadran 1 3 = Tahan hama penyakit

8 = Harga beli benih

Kuadran II 1 = Produktivitas

2 = Tahan rebah tanaman

4 = Umur tanaman padi

7 = Daya tumbuh

9 = Harga jual gabah (GKP)

Kuadran III 10 = Ketersediaan benih/mudah diperoleh

11= Promosi toko

Page 65: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

53

Kuadran IV 5 = Pemasaran hasil panen

6 = Rasa nasi

12 = Demplot

13 = Pedum/juknis/Brosur

Gambar 6 Diagram kartesius IPA padi inbrida varietas Ciherang

Keterangan : Kuadran 1 4 = Umur tanaman padi

8 = Harga beli benih 9 = Harga jual gabah (GKP)

Kuadran II 1 = Produktivitas

2 = Tahan rebah tanaman

3 = Tahan hama penyakit

7 = Daya tumbuh

Kuadran III 11 = Promosi toko

12 = Demplot

13 = Pedum/Juknis/brosur

Kuadran IV 5 = Pemasaran hasil panen

6 = Rasa nasi

10 = Ketersediaan benih/mudah diperoleh

Page 66: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

54

Gambar 7 Diagram kartesiuS IPA padi inbrida IR64

Keterangan : Kuadran I 3 = Tahan hama penyakit

4 =Umur tanaman padi (panen)

8 = Harga beli benih

9 = Harga jual gabah (GKP)

Kuadran II 1 = Produktivitas

2 = Tahan rebah tanaman

7 = Daya tumbuh

Kuadran III 11= Promosi toko

12 = Demplot

13 = Pedum/juknis/brosur

Kuadaran IV 5 = Pemasaran hasil panen

6 = Rasa nasi

10 = Ketersediaan benih/mudah diperoleh

Kuadran pertama (prioritas utama) padi hibrida WM 04 SHS, inbrida

Ciherang, dan IR64

Kuadran pertama merupakan area ketidakpuasan pelanggan (petani padi).

Atribut atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap penting oleh petani,

namun kinerjanya masih rendah. Gambar diatas menujunjukkan bahwa semua

atribut padi hibrida WM 04 SHS serta inbrida Ciherang dan IR64 dibagi kedalam

empat diagram kartesius. Atribut-atribut benih padi WM 04 SHS yang masuk

kuadran ini adalah tahan hama penyakit dan harga beli benih. Atribut-atribut yang

terdapat dalam kuadran pertama ini dianggap sangat penting oleh konsumen

(petani), namun kinerja atribut benih varietas unggul lebih rendah dari harapan

konsumen. Atribut-atribut benih padi inbrida Ciherang yang masuk kedalam

kuadran pertama adalah atribut umur tanaman padi, harga beli benih, dan harga

jual gabaah (GKP). Sedangkan untuk atribut benih padi IR64 adalah tahan hama

Page 67: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

55

penyakit, umur tanaman padi, harga beli benih, dan harga jual gabah (GKP).

Implikasinya, semua atribut tersebut .harus diprioritaskan untuk diperbaiki

perusahaan sehingga performance dalam atribut ini meningkat dan memenuhi

harapan petani.

Kuadran kedua (pertahankan prestasi) padi hibrida WM 04 SHS, inbrida

Ciherang,dan IR64

Kuadran kedua menunjukkan area kepuasan petani padi hibrida dan

inbrida. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini menunjukkan kinerja

atribut benih padi varietas WM 04 SHS, Ciherang, dan IR64 yang dianggap

penting oleh konsumen telah sesuai dengan apa yang konsumen harapkan.

Atribut-atribut benih padi WM 04 SHS yang masuk Kuadran pertama adalah

produktivitas, tahan rebah tanaman, mur tanaman padi, dya tumbuh, harga jual

gabah. Atribut –atribut benih padi inbrida Ciherang yang masuk kudran kedua

adalah produktiitas, tahan rebah tanaman, tahan hama penyakit, dan daya tumbuh

sedangkan untuk atribut benih IR64 adalah produktivitas, tahan rebah tanaman,

daya tumbuh.. Setiap atribut yang terdapat dalam kuadran ini merupakan kekuatan

atau keunggulan perusahaan, sehingga perlu dipertahankan kinerja dan

kualitasnya

Kuadran ketiga (prioritas rendah) padi hibrida WM 04 SHS, inbrida

Ciherang,dan IR64

Kuadran ketiga merupakan area yang menunjukkan persepsi dan harapan

sama-sama rendah. Atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini dianggap

kurang penting bagi petani dan kinerjanya juga kurang baik. Atribut-atribut benih

padi hibrida WM 04 SHS yang masuk kuadran ini adalah ketersediaan benih dan

promosi toko. Atribut-atribut benih padi inbrida Ciherang yang masuk kuadran ini

adalah promosi toko,demplot, pedum/juknis/brosur sedangkan untuk atribut benih

padi inbrida IR64 adalah promosi toko, demplot, pedum/juknis/brosur. .Perbaikan

kinerja terhadap atribut-atribut tersebut perlu dipertimbangkan karena manfaat

yang dirasakan petani sangat kecil.

Kuadran keempat (berlebihan) hibrida WM 04 SHS, inbrida Ciherang,dan

IR64

Area yang menunjukkan bahwa pelanggan sangat puas, namun sebenarnya

harapan pelanggan lebih rendah dari itu. Atribut-atribut yang terdapat dalam

kuadran ini dianggap kurang penting oleh petani namun dirasakn terlalu berlebih

dalam kinerjanya, sehingga meski kinerja benih padi atas atribut-atribut dalam

kuadran ini baik, malah dianggap sesuatu yang berlebihan. Atribut-atribut benih

padi hibrida WM 04 SHS yang masuk kuadran ini adalah pemasaran hasil panen,

rasa nasi, demplot, pedum/juknis/brosur. Atribut-atribut benih padi inbrida

Ciherang yang masuk kuadran ini adalah pemasaran hasil panen, rasa nasi,

ketersediaan benih/mudah diperoleh sedangkan untuk atribut benih padi inbrida

IR64 adalah pemasaran hasil panen, rasa nasi, ketersediaan benih/mudah

diperoleh. Perusahaan penghasil benih dapat menghemat biaya dengan

mengurangi atribut dalam kuadran ini.

Page 68: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

56

Analisis Loyalitas Konsumen

Analisis loyalitas yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan analisis

lanjutan dari tahap akhir proses keputusan pembelian benih padi. Kepuasan dan

loyalitas adalah tahap akhir dari proses keputusan pembelian. kepuasan adalah

salah satu indikator terbentuknya loyalitas. Konsumen yang merasa puas akan

lebih cenderung untuk melakukan pembelian ulang atau mengkonsumsi secara

berkelanjutan, walaupun tidak selalu kepuasan akan berlanjut pada pembelian

ulang.

Analisis loyalitas konsumen dilakukan pada penelitian ini untuk

memetakan tingkat loyalitas konsumen terhadap penggunaan benih padi unggul

yaitu WM 04 SHS, Ciherang, dan IR64 berdasarkan bentuk piramida yang

dibentuknya. Setelah dilakukan analisis menggunakan metode piramida loyalitas

didapatkan kesimpulan bahwa loyalitas petani padi hibrida WM 04 SHS dan IR64

memiliki loyalitas yang berbeda-beda, tetapi dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa loyalitas petani padi hibrida WM 04 SHS dan IR64 masih rendah. Hal ini

terlihat dari piramida loyalitas yang tidak membentuk piramida terbalik . Berbeda

dengan loyalitas petani Ciherang yang termasuk kategori loyal. Hal ini

ditunjukkan dengan bentuk piramida yang dibentuknya terbalik terhadap

penggunaan benih padi Ciherang. Hasil analisis piramida loyalitas

menunjukkan petani padi hibrida WM 04 SHS dan IR64 tidak loyal. Berbeda

dengan tingkat loyalitas petani padi hibrida WM 04 SHS karena hasil akhirnya

tidak membentuk piramida terbalik.

Pada penelitian ini, analisis loyalitas konsumen petani padi benih unggul

diukur berdasarkan beberpa pertanyaan indikator yang ditujukan untuk masing-

masing kategori loyalitas, yaitu switcher buyer, habitual buyer, satisfied

buyer,liking the brand, dan committed buyer. Sebagai contoh untuk kategori

switcher buyer diberikan pertanyaan mengenai reaksi petani apakah petani tetap

membeli atau berpindah membeli benih lain jika terjadi kenaikan harga pada

benih padi yang dibudidayakan.

Gambar 8 Piramida loyalitas padi hibrida varietas WM 04 SHS

Keterangan :

: Switcher buyer = 100 persen

Page 69: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

57

Gambar 9 Piramida loyalitas padi inbrida varietas Ciherang

Keterangan :

: Habitual buyer = 2,78 persen

: Satisfied buyer = 5,56 persen

: Liking the brand = 13,89 persen

: Committed buyer = 77,78 persen

Gambar 10 Piramida loyalitas padi inbrida IR64

Keterangan :

: Switcher buyer = 5,56 persen

: Habitual buyer = 47,22 persen

: Satisfied buyer = 11,11 persen

: Liking the brand= 8,33 persen

: Committed buyer = 27,78 persen

Analisis Switcher Buyer Hibrida WM 04 SHS, Ciherang dan IR64

Switcher buyer adalah pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas yang

paling dasar. Konsumen yang masuk dalam tingkatan ini adalah konsumen yang

sensitif terhadap perubahan harga produk.dan ciri paling jelas pada tingktan ini

Page 70: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

58

adalah konsumen membeli suatu merek karena harganya yang murah sehingga

banyak konsumen lain yang membeli merek tersebut

Berdasarkan hasil analisis piramida loyalitas kepuasan yang ditunjukkan

oleh gambar 8, 9, dan 10 diperoleh responden petani padi yang masuk kategori

switcher buyer untuk varietas hibrida WM 04 SHS adalah 100 persen (36 orang

dari 36 orang responden). Petani padi WM 04 SHS sangat sensitif terhadap

perubahan harga, ketika terjadi peningkatan harga maka petani lebih memilih

tidak akan membeli benih WM 04 SHS disamping harga pasar benih ini sangat-

sangat mahal. Sedangkan varietas pembandingya inbrida adalah Ciherang dan

IR64 adalah 0 persen dan 5,56 persen (2 orang dari 36 orang responden). Varietas

hibrida WM 04 SHS jika dibandingkan dengan varietas inbrida Ciherang dan

IR64 jauh lebih tinggi perbedaannya pada tingkat loyalitas switcher buyer

dikarenakan harga benih hibrida pada dasarnya sangat mahal jika dibeli dipasaran

yaitu sekitar Rp 50.000/kg jika dibandingkan dengan inbrida sekitar Rp

10.000/kg. Sehingga jika mengalami peningkatan harga petani langsung memilih

tidak menggunakan benih padi hibrida WM 04 SHS.

Analisis Habitual Buyer Hibrida WM 04 SHS, Inbrida Ciherang dan IR64

Konsumen habitual buyer adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu

produk hanya berdasarkan kebiasaan selama ini, sehingga tidak ada alasan yang

kuat baginya untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek, terlebih

jika peralihan tersebut membutuhkan pengorbanan seperti mengeluarkan biaya

(Switching cost) atau suatu usaha tertentu seperti waktu, biaya, tenaga. Konsumen

pada kategori ini adalah konsumen yang tidak mempertimbangkan switching cost

yang harus ditanggunya sebagai akabat dari perubahan merek yang dibelinya.

Berdasarkan hasil analisis piramida loyalitas kepuasan yang ditunjukkan

oleh gambar 8, 9, dan 10 diperoleh petani padi hibrida WM 04 SHS yang masuk

kategori habitual buyer tidak ada berbeda dengan petani padi inbrida Ciherang

dan IR64 sebanyak 1 orang (2,78 persen) dan 17 orang (47,22 persen). Petani padi

Ciherang dan IR64 pada kategori ini merasa puas namun tidak bersedia untuk

mengeluarkan biaya peralihan jika benih padi Ciherang dan IR64 mengalami

perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah petani tidak dapat menerima

perubahan pada varietas benih yang sering dibelinya misalnya mengalami

perubahan yaitu pindah lokasi dan penyediaan benih yang habis maka petani akan

langsung berpindah membeli benih lain tanpa mempertimbangkan switching cost

yang dikeluarkannya untuk tetap membeli benih tersebut.

Analisis Satisfied Buyer Hibrida WM 04 SHS, Ciherang dan IR64

Konsumen yang termasuk dalam kategori satisfied buyer adalah konsumen

yang puas terhadap merek yang dikonsumsinya dan mempertimbangkan switching

cost (biaya peralihan) yang akan dikeluarkannya jika terjadi perubahan pada

merek yang dikonsumsinya. Perubahan yang terjadi seperti tenaga, waktu, uang,

dan resiko kinerja jika petani berpindah membeli varietas benih lain. Pada tahap

ini petani akan tetap memilih benih yang mereka gunakan yaitu hibrida WM 04

SHS, Ciherang, IR64 jika biaya peralihan yang dikeluarkan lebih kecil dari

kepuasan yang akan diperoleh apabila dalam penyediaan benih padi mengalami

perubahan lokasi penjualan. Sebaliknya Petani akan memilih varietas benih lain

jika biaya peralihan yang akan dikeluarkan petani lebih besar dari kepuasan yang

Page 71: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

59

diperoleh apanila dalam penyediaan benih padi mengalami perubahan lokasi

penjualan.

Berdasarkan hasil analisis piramida loyalitas kepuasan yang ditunjukkan

oleh gambar 8, 9, dan 10 diperoleh responden petani yang masuk kategori

satisfied buyer untuk petani padi hibrida WM 04 SHS tidak ada, berbeda dengan

petani padi inbrida Ciherang dan IR64 sebanyak 2 orang (5,56 persen) dan 4

orang (11,11 persen). Petani padi Ciherang dan IR64 pada kategori ini adalah

konsumen yang puas terhadap benih yang mereka gunakan. Petani pada kategori

ini rela membeli benih Ciherang dan IR64 kelokasi yang lebih jauh apabila kios

penjualan benih padi pindah lokasi ketempat yang lebih jauh. Petani juga tidak

langsung berpindah menggunakan benih padi lain jika stok benih padi Ciherang

disuatu kios saprotan habis, biasanya petani mencari alternatif seperti kios

saprotan lain yang menyediakan benih Ciherang atau IR64.

Analisis Liking The Brand Hibrida WM 04 SHS, Ciherang dan IR64

Konsumen yang termasuk dalam kategori konsumen liking the brand

adalah konsumen yang benar-benar menyukai suatu merek. Pada tingkatan ini

petani memiliki perasaan emosional yang tinggi terhadap penggunaan benih.

Petani padi yang termasuk kategori ini adalah mereka yang merasa puas ketika

memilih benih yang mereka gunakan selain mereka puas dengan menggunakan

varietas benih unggul mereka juga benar-benar menyukainya. Sehingga konsumen

atau dalam hal ini petani tidak akan berpindah menggunakan benih lain.

Dari hasil analisis piramida loyalitas kepuasan yang ditunjukkan gambar 8,

9, 10 diperoleh responden petani yang masuk dalam kategori liking the brand

untuk petani padi hibrida WM 04 SHS tidak ada, sedangkan petani padi inbrida

Ciherang dan IR64 sebanyak 5 orang (13,89 persen) dan 3 orang (8,33 persen).

Indikasi petani pada kategori ini adalah petani benar-benar menyukai benih

Ciherang dan IR64 dan petani merasa ada yang hal yang kurang jika tidak

menggunakan benih padi Ciherang dan IR64 dalam kurun waktu satu musim

tanam. Petani juga rela membayar lebih jika benih mengalami peningkatan mutu

yang lebih baik seperti daya tahan terhadap hama penyakit.

Analisis Committed Buyer Hibrida WM 04 SHS, Ciherang dan IR64

Committed buyer adalah konsumen yang setia terhadap suatu merek

produk. Committed buyer merupakan tingkatan teratas dalam tahap loyalitas

konsumen. Konsumen yang berada pada tingkatan ini memiliki suatu kebanggaan

sebagai pengguna suatu merek bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi

mereka, baik dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi

mengenai siapa sebenarnya mereka. Konsumen pada tingkatan ini ditunjukkan

oleh tindakan mereka dalam merekomendasikan dan mengajak pihak lain untuk

melakukan pembelian terhadap merek yang mereka promosikan atau gunakan.

Berdasarkanhasil analisis piramida loyalitas kepuasan yang ditunjukkan

gambar 8, 9, dan 10 diperoleh responden petani yang masuk dalam kategori

committed buyer untuk petani padi hibrida WM 04 SHS tidak ada, sedangkan

untuk petani padi inbrida Ciherang dan IR64 sebanyak 28 orang (77,78 persen)

dan 10 orang (27,78 persen). Indikasi petani yang masuk dalam kategori ini

adalah petani telah merekomendasikan bahkan mengajak petani lain untuk

menggunakan benih Ciherang atau IR64. Pengguna benih padi pada tingkatan ini

Page 72: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

60

perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena merekalah yang menjadi orang yang

melakukan promosi melalui mulut ke mulut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan

yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Semua petani responden yang menggunakan padi hibrida adalah pria, usia 51

sampai 60 tahun, sudah menikah dengan 5 anggota keluarga, tingkat

pendidikan SD, pekerjaan utama petani dengan penghasilan sampingan

kurang Rp 500.000 , pengalaman sebagai petani sekitar 11-20 tahun,

menyewa lahan dengan luas kurang 0,5 Ha serta total budidaya 3 kali dalam

setahun.

2. Petani responden menggunakan padi hibrida WM 04 SHS karena ingin

memperoleh keuntungan dan berharap hasil panen yang banyak. Sumber

informasi yang digunakan petani adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

dan kelompok tani. Petani lebih mempertimbangkan atribut produktivitas,

tahan hama penyakit, dan umur tanaman padi. Sebagian besar petani

menggunakan padi hibrida hibrida tidak terencana dengan mengandalkan

subsidi benih pemerintah. Petani responden sebagian besar menggunakan

padi hibrida satu kali dalam setahun sekitar 5-10 kg. Harga benih tersebut

dipasaran berkisar Rp 50.000/kg.

3. Berdasarkan hasil analisis sikap diantara jenis padi yang dibandingkan,

menunjukkan sikap petani responden terhadap benih padi Ciherang dan IR64

cenderung lebih baik (lebih disukai) dan lebih mampu memenuhi harapan

dan kebutuhan petani dibandingkan dengan benih padi hibrida WM 04 SHS.

4. Hasil perhitungan dari Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks

kepuasan konsumen menunjukkan bahwa kepuasan terhadap penggunaan

benih padi Ciherang dan IR64 lebih tinggi dibandingkan hibrida WM 04

SHS. Hasil analisis piramida loyalitas untuk tiga varietas benih padi

menunjukkan bahwa loyalitas petani responden yang menggunakan benih

padi hibrida WM 04 SHS dan inbrida IR64 dikategorikan sebagai petani

yang tidak loyal. Hal ini dilihat dari hasil analisis piramida loyalitas hibrida

WM 04 SHS dan inbrida IR64 yang tidak membentuk piramida terbalik.

Berbeda dengan pembandingnya padi inbrida Ciherang yang dikategorikan

sebagai petani yang loyal. Hal ini karena piramida loyalitas yang dibentuk

petani padi Ciherang berbentuk piramida terbalik.

Page 73: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

61

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka beberapa saran yang

dapat direkomendasikan adalah :

1. Produsen benih WM 04 SHS diharapkan meningkatkan kepuasan dan

loyalitas petani yang masih rendah dengan memperhatikan atribut-

atribut yang dianggap penting oleh petani, namun kinerjanya masih

rendah diantaranya ketahanan terhadap hama penyakit dan harga benih

yang sangat mahal. Produsen benih hendaknya meningkatkan

ketahanan tanaman padi terhadap hama dan penyakit, menurunkan

harga sehingga petani memiliki kemampuan untuk membeli benih padi

hibrida.

2. Selaku produsen benih hibrida WM 04 SHS diharapkan mampu

meningkatkan ketersediaan benih padi WM 04 SHS dengan

mendistribusikannya di kios-kios pertanian serta mampu meningkatkan

penyebaran informasi dan promosi melalui toko pertanian, pedoman

umum/petunjuk juknis/brosur pertanian atau majalah pertanian atau

sumber lain, karena masih banyak petani yang kurang paham

mengenai teknik budidaya padi hibrida WM 04 SHS. Contohnya

penggunaan hasil panen benih padi hibrida WM 04 SHS untuk proses

budidaya selanjutnya.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya atribut tahan terhadap hama dan

penyakit dibedakan antara hama dan penyakit.

4. Kajian hubungan antara Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker DA. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Ananda A, Penerjemah. Jakarta

(ID): Mitra Utama. Terjemahan dari: Managing Brand Equty: Capitalizing

Value of a Brand Name.

Adurachman GG. 2011. Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen Petani Terhadap

Benih Padi Hibrida di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor [skripsi].

Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta Edisi Revisi. Jakarta.

[Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Daerah

Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida. Jakarta (ID):

Balitbangtan.

[Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013.

Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) Untuk Meningkatkan

Produktivitas Padi di Provinsi Jambi. Jakarta (ID): Balitbangtan.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. Proyeksi

Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035. Jakarta (ID): Bappenas.

Page 74: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

62

[BPBTPH] Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kecamatan Cibeber. 2012. Daftar calon Petani dan Calon Lokasi SL-PTT

Padi Hibrida Tahun 2012 di Kecamatan Cibeber. Cianjur (ID): BPBTPH

[BPN] Badan Standarisasi Nasional. 2003. Benih Padi. Jakarta (ID): BPN

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Daerah Kabupaten Cianjur

[Internet].[diunduh 2014 April18].Tersedia pada:http://cianjurkab.bps.go.id/

[Deptan] Departemen Pertanian. 2008. Padi Hibrida. Jakarta (ID): Deptan

[Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur.

2009. Laporan Bulanan Realisasi Lokasi SL-PTT Padi Hibrida. Cianjur

(ID): Disperta.

[Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur.

2010. Laporan Bulanan Realisasi Lokasi SL-PTT Padi Hibrida. Cianjur

(ID): Disperta.

[Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur.

2011. Laporan Bulanan Realisasi Lokasi SL-PTT Padi Hibrida. Cianjur

(ID): Disperta.

[Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur.

2012. Laporan Bulanan Realisasi Lokasi SL-PTT Padi Hibrida. Cianjur

(ID): Disperta.

[Diperta] Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2012. Rapat

Kordinasi Program Peningkatan Produksi Beras Nasional di Cianjur Tahun

2012. [Internet] .[diunduh 2014 juli 10].Tersedia pada :

http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberi

ta/1301/

Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6,

Jilid 1. FX Budiyanto, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Terjemahan dari: Consumer Behavior.

Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1995. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6,

Jilid 2. FX Budijanto, penerjemah. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Terjemahan dari: Consumer Behavior.

Fahmi D. 2008. Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi

Varietas Unggul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID):

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Irawati N. 2009. Analisis Sikap dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi

(Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok Sumatera Barat [skripsi].

Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2012. Keputusan Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Tim Pemantau dan

Pembinaan Pelaksanaan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)

Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton 2014. Jakarta (ID): Kementan.

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2013. Laporan Data Kinerja Kementerian

Pertanian Tahun 2004-2012. Jakarta (ID): Kementan.

Las I, Suprihatno B, Daradjat AA, Suwarno, Abdullah B dan Satoto. 2004.

Inovasi Teknologi Varietas Unggul Padi: Perkembangan, Arah, dan Strategi

ke Depan. Di dalam : Kasryono F, Pasandaran E, Fagi AM, editor. Ekonomi

Padi Dan Beras Indonesia. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. hlm 375-395.

Page 75: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

63

Koes A. 2013. Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas Petani Terhadap

Penggunaan Benih Unggul Jagung Komposit di Sulawesi Selatan [Tesis].

Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1. Benyamin

Molan, penerjemah; Jakarta (ID): Prenhallindo. Terjemahan dari Marketing

Management.

Manalu DM. 2010. Analisis sikap dan kepuasan petani terhadap atribut benih padi

hibrida (studi kasus di Kecamatan Baros Kota Sukabumi) [skripsi]. Bogor

(ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Nugraha US, Sayaka B. 2004. Industri dan Kelembagaan Perbenihan Padi. Di

dalam : Kasryno F, Pasandaran E, Fagi AM, editor. Ekonomi Padi Beras

Nasional. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hlm

151-178.

[Puslittan] Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 1999. Teknik

Produksi Benih Kacang Tanah. Bogor (ID): Puslittan.

Purwono, Purnamawati H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Rangkuti F. 2008. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan plus Analisis Kasus PLN-JP.

Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama.

Setiadi NJ. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan

Penelitian Pemasaran. Jakarta (ID): Kencana.

Simamora B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Siregar. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta (ID): P.T. Sastra

Hudaya.

Page 76: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

64

LAMPIRAN

Lampiran 1 Deskripsi Varietas Padi Hibrida WM 04 SHS

Golongan : Indica / Japonica

Umur Tanaman : ± 112 hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : ± 103 cm

Anakan produktif : ± 14 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Warna Batang : Hijau

Kerebahan : Tahan

Kerontokan : Sedang

Bentuk gabah : Ramping

Warna gabah : Kuning jerami

Jumlah gabah per malai : ± 211 butir

Rata-rata hasil : 8,4 ton / ha GKG

Potensi hasil : 10,7 ton / ha GKG

Bobot 1000 butir gabah : ± 27,3 gram

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : ± 22,5 %

Ketahanan terhadap

hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotip

1, 2 serta biotipe 3.

penyakit : Tahan penyakit hawar daun bakteri strain

III. Namun agak peka strain IV

dan VIII serta peka tungro.

Keterangan : Baik dibudidayakan di lahan sawah irigasi

bebas endemik hama wereng coklat biotipe

3, penyakit hawar daun bakteri strain IV dan

VIII serta penyakit tungro

Sumber : PT Sang Hyang Seri (2014)

Page 77: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

65

Lampiran 2 Deskripsi Varietas Padi Ciherang

Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1

Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-13//4*IR64

Golongan : Cere

Umur tanaman : 116-125 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 107-115 cm

Anakan produktif : 14-17 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar pada sebelah bawah

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Panjang ramping

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 23%

Indeks Glikemik : 54

Bobot 1000 butir : 28 g

Rata-rata hasil : 6,0 t/ha

Potensi hasil : 8,5 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan

agak tahan biotipe 3.

Penyakit :Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan

rentan terhadapa strain IV dan VIII

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasidataran rendah

sampai 500 m dpl.

Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan

A. Daradjat

Dilepas tahun : 2000

Sumber : Balai Besar Penelitian Padi (2013) dalam Deskripsi Varietas Padi (2013)

Page 78: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

66

Lampiran 3 Deskripsi Varietas Padi IR64

Nomor seleksi : IR18348-36-3-3

Asal persilangan : IR5657/IR2061

Golongan : Cere

Umur tanaman : 110 – 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 115 – 126 cm

Anakan produktif : 20 – 35 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Ramping, panjang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Tahan

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 23%

Indeks glikemik : 70

Bobot 1000 butir : 24,1 g

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama : Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan agak tahan

wereng coklat biotipe 3

Penyakit : Agak tahan hawar daun bakteri strain IV Tahan

virus kerdil rumput

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah

sampai sedang

Pemulia : Introduksi dari IRRI

Dilepas tahun : 1986

Sumber : Balai Besar Penelitian Padi (2010) dalam Deskripsi Varietas Padi (2013)

Page 79: ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/71077/H14spn.pdf · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan ...

67

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangururan, Sumatera Utara pada tanggal 6 September

1991. Penulis adalah anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak

Martahan Naibaho dan Ibunda Dameria Sitohang. Penulis menyelesaikan

pendidikan di SD Negeri Pardomuan 1 Pangururan pada tahun 2004 dan

pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pangururan tahun 2007. Pendidikan

lanjutan menengah atas di SMAN 1 Pangururaan yang diselesikan pada tahun

2010.

Penulis diterima di Program Sarjana Departemen Agrribisnis, Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Selesi Masuk IPB

(USMI). Selama mengikuti pendidikan penulis merupakan anggota UKM

Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB di Komisi Pelayanan Anak Tahun 2010-

2014. Pada tahun 2011-2014 penulis aktif mengikuti kegiatan UKM COAST

olahraga Fakultas Ekonomi dan Manajemen.