Top Banner
ANALISIS SENSITIVITAS LINGKUNGAN OSCP (OIL SPILL CONTINGENCY PLAN) DI PESISIR SELATAN DELTA MAHAKAM, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MURSALIN SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
155

Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

Jan 28, 2016

Download

Documents

ada
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

ANALISIS SENSITIVITAS LINGKUNGAN OSCP (OIL SPILL

CONTINGENCY PLAN) DI PESISIR SELATAN DELTA

MAHAKAM, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MURSALIN

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

Page 2: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam
Page 3: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Analisis Sensitivitas

Lingkungan OSCP (Oil Spill Contingency Plan) di Pesisir Selatan Delta

Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur” adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Mursalin

NIM. P052100101

* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak

luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

Page 4: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

RINGKASAN

Mursalin. Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP (Oil Spill Contingency Plan)

di Pesisir Selatan Delta Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur. Dibimbing oleh I

Wayan Nurjaya dan Hefni Effendi.

Pesisir selatan Delta Mahakam merupakan bagian dari wilayah Delta

Mahakam yang dicirikan oleh adanya endapan material sedimen lewat aliran air

dari muara Sungai Mahakam. Selain memiliki keanekaragaman hayati yang cukup

tinggi, pesisir selatan Delta Mahakam juga kaya akan sumber daya alam berupa

minyak dan gas bumi. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta proses produksi

minyak dapat menjadikan peluang terhadap bahaya pada kemungkinan terjadinya

pencemaran minyak. OSCP (Oil Spill Contingency Plan) merupakan sebuah

tindakan yang disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya

pencemaran perairan oleh tumpahan minyak di suatu area.

Di dalam OSCP, dua elemen utama harus diidentifikasi sebelum

memasuki tahapan penilaian risiko dan tindakan respon. Analisis sensitivitas

lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam hanya dua tahapan awal dari

elemen OSCP, yaitu mengintegrasikan kondisi bahaya dengan kerentanan

sumberdaya pesisir. Analisis sensitivitas lingkungan OSCP akan memetakan

komponen lingkungan dalam bentuk peringkat sensitivitas dari kemungkinan

pencemaran minyak sebagai upaya untuk mendukung pengembangan strategi

respon dan prioritas perlindungan terhadap sumberdaya pesisir. Berdasarkan hal

tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah (1) menetapkan peringkat sensitivitas

lingkungan dan (2) mengidentifikasi faktor utama yang mendukung sensitivitas

lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengelaborasi data hasil penelitian

sebelumnya dari berbagai sumber, observasi lapang dan identifikasi foto udara.

Hasil identifikasi dan elaborasi komponen lingkungan selanjutnya diaplikasikan

kedalam metode zonal yang dimodifikasi melalui segmen garis. Analisis data

untuk kondisi lingkungan pesisir seperti kemiringan pantai dan kontur dasar

perairan dianalisis dengan ERDAS Imagine 9.1 dan ArcGis 9.3. Tipe pasang surut

dianalisis dengan formula formzhal. Arah dan kecepatan angin dianalisis dengan

WRPLOT 4.8.5. Arah dan kecepatan arus dari data model simulasi pola arus

dianalisis secara deskriptif. Eksposur tidal flat dianalisis dengan indeks eksposur.

Karakteristik sumberdaya pesisir dianalisis dari grid foto udara dengan ArcView

GIS 3.3 dan ArcGis 9.3/10.1. Kemudian analisis sensitivitas lingkungan OSCP

dianalisis melalui indeks prioritas lingkungan, dan identifikasi faktor utama

penyusun sensitivitas lingkungan OSCP dianalisis dengan analisis komponen

utama.

Kondisi lingkungan pesisir selatan Delta Mahakam berupa substrat dasar

umumnya terdiri dari pasir halus dan lumpur yang tersebar sampai ke mulut delta.

Derajat kemiringan pantai sangat rendah (landai). Sekitar 25% proporsi derajat

kemiringan berkisar dari tinggi sampai sangat tinggi. Kontur dasar perairan memiliki kisaran kedalaman 1-10 m. Pasang surut memiliki tipe campuran

cenderung semidiurnal dengan bilangan Formzhal sebesar 0.37-0.40. Kecepatan

rata-rata angin bertiup sebesar 9.07 m/s dengan resultan arah angin tenggara. Arus

yang cukup kuat terjadi saat menjelang surut sebesar 0.08-0.32 m/s (musim barat)

Page 5: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

dan 0.18-0.31 m/s (musim timur). Kecepatan arus lemah terjadi saat kondisi surut

sebesar 0.007-0.09 m/s (musim barat) dan 0.01-0.19 m/s (musim timur). Eksposur

tidal flat sangat terlindung dengan panjang segmen garis pantai sebesar 431.96

atau sekitar 52.05% dari 829.82 km total garis pantai di area penelitian.

Vegetasi mangrove terdiri dari jenis Nipa (Nypa fruticans), Pedada

(Sonneratia sp), Api-api (Avicennia sp), Bakau (Rhizophora sp), Tancang

(Bruguiera sp) dan Nyirih (Xylocarpus sp). Biota perairan umumnya adalah jenis

crustacea, dan beberapa jenis ikan dari famili Scieanidae, Leiognathidae,

Apogonidae, Engraulidae, Mullidae, dan Polynemidae. Famili burung dijumpai ±

33 famili (± 186 individu). Terdapat 6 famili burung dengan jumlah individu

terbanyak, yaitu Ardeidae sebesar 10.75% (20 individu), Accipitridae sebesar

9.68% (18 individu), Alcedinidae, Columbidae, Scolopacidae masing-masing

sebesar 8.60 % (16 individu) dan Laridae sebesar 8.06% (15 individu). Total

luasan area bervegetasi adalah ± 65,585,045 m². Mangrove non Nipa sebesar ±

16,950,770 m², Nipa sebesar ± 48,225,223 m², semak belukar sebesar ± 188,438

m² dan rumput sebesar ± 220,614 m². Kemudian tambak udang dan ikan sebesar ±

38,805,364 m². Area pemukiman sebesar ± 551,643 m²), platfom migas sebesar ±

287,010 m², lahan terbuka sebesar ± 427,641 m² dan penempatan alat tangkap

pasif sebesar ± 482 m². Berdasarkan area buffer 200 m sekitar 62.05 % area

penelitian masih bervegetasi.

Pesisir selatan Delta Mahakam memiliki kriteria sensitivitas sangat rendah

sebesar 12.64% (105 km), kriteria sensitivitas rendah sebesar 1.78% (15 km),

kriteria sensitivitas sedang sebesar 11.92% (99 km), kriteria sensitivitas tinggi

sebesar 11.31% (94 km) dan kriteria sensitivitas sangat tinggi sebesar 62.37%

(517.52 km). Analisis komponen utama menunjukkan 36.01% keragaman

dijelaskan oleh sumbu faktor 1. Lainnya 18,53% dan 13.93% dijelaskan oleh

sumbu faktor 2 dan sumbu faktor 3. Secara bersamaan, ketiga sumbu faktor

tersebut menjelaskan 68.48% keragaman dari elemen sumberdaya pesisir

penyusun sensitivitas lingkungan OSCP. Sumbu faktor 1 untuk ekposur tidal flat

(EK), oil residence index (ORI/OR), tipe pantai (TP) dan sumberdaya hayati (SH)

memiliki koefisien kombinasi linier yang cukup besar, masing-masing sebesar

0.94 (EK & OR), 0.83 (TP) dan 0.75 (SH). Hal ini menunjukkan adanya

kontribusi yang sangat tinggi terhadap penyusunan tingkat sensitivitas lingkungan

OSCP. Pada sumbu faktor 2, koefisien kombinasi linier sebesar 0.83 dan 0.85

terdapat pada pemanfaatan sumberdaya untuk pelabuhan (PL) dan pemukiman

(PM). Sumbu faktor 3, memiliki kontribusi sebesar 0.75 dan 0.66 terdapat pada

platform migas (PO) dan area tangkapan (AT). Akan tetapi pemanfaatan

sumberdaya pesisir untuk PL, PM, PO dan AT baik pada sumbu faktor 2 dan

sumbu faktor 3 memiliki jarak yang cukup jauh dengan variabel SInya. Hal ini

dimungkinkan oleh persentase penyebaran dari tiap variabel tersebut cukup kecil

(0.001-0.52%) sehingga belum menunjukkan adanya representase keeratan dari

elemen sumberdaya pesisir dengan variabel SI di area penelitian.

Kata kunci : sensitivitas lingkungan, oil spill contingency plan, Delta Mahakam

Page 6: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

SUMMARY

Mursalin. Environmental Sensitivity Analysis for OSCP (Oil Spill Contingency

Plan) at Southern Coast of Mahakam Delta, East Kalimantan Province.

Supervised by I Wayan Nurjaya and Hefni Effendi.

The southern part of coastal Mahakam is belonged to Mahakam Delta

characterized by the sedimentary material deposition through the water flow from

the mouth of the Mahakam River. Not only possessing a fairly high biodiversity,

the south coast of Mahakam Delta also has rich natural resources, such as oil and

gas. The exploration and exploitation of oil production cause oil pollution

possibility. Oil Spill Contingency Plan (OSCP) is an action prepared for

anticipating coastal pollution caused by oil spills in specified area.

In OSCP, there are two main elements have to be identified before

entering the stage of risk assessment and response actions. Environmental

sensitivity analysis for OSCP at south coastal Mahakam Delta is only carried out

at two early stages of the OSCP scope, which integrates the dangers with the

coastal vulnerability. This analysis mapped environmental component in the form

of sensitivity rangking of the oil pollution as an effort to support response

development strategies and priorities for the coastal resources protection. The

aims of this research were (1) to assess environment sensitivity rank and (2) to

identify primary factor supporting the environmental sensitivity for OSCP in

south Delta Mahakam area.

Data was collected by elaborating previous research from various sources,

field survey and aerial photographs identification. The results of environment

components identification and elaboration were applied for zonal method

modified by line segments. Data analysis for coastal environmental condition,

such as coastal slope and contours of the bottom waters were analyzed by ERDAS

Imagine 9.1 and ArcGIS 9.3. Tidal type was analyzed by Formzhal formula. Wind

speed and direction were analyzed by WRPLOT 4.8.5. Current speed and

direction from the data of simulation model flow patterns were analyzed

descriptively. Tidal flat exposure was analyzed by exposure index. The

characteristics of coastal resources from the aerial photograph was analyzed with

ArcView GIS 3.3 and ArcGIS 9.3/10.1. Then, environment sensitivity OSCP was

analyzed through environmental priorities index. Primary factor supporting

environmental sensitivity OSCP identification was analyzed by Principal

Component Analysis.

The environmental conditions of south coastal Mahakam Delta was

formed by substrate consisting of fine sediment and mud that spread to the mouth

of delta. Coastal slope degree tends to be very low (ramps). Approximately 25%

the proportion of coastal slope degree of range was high to very high. The range

of bottom contour waters was 1-10 m. Tidal type was mixed tides prevailing

semidiurnal with the formzhal ranging 0.37-0.40. The average wind speed was

9.07 m/s with dominant wind direction from southeast. Strong current occured when low tide with velocity 0.08-0.32 m/s (west monsoon) and 0.18-0.31 m/s

(east monsoon). Weak current occured when the low tide with velocity 0.007-0.09

m/s (west monsoon) and 0.01-0.19 m/s (east monsoon). Tidal flat exposure tended

Page 7: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

to be very protected with the shoreline length segments of 431.96 km or around

52.05% from the total shoreline in the study area (829.82 km).

The mangrove vegetation was composed of Nipa (Nypa fruticans), Pedada

(Sonneratia sp), Api-api (Avicennia sp), Bakau (Rhizophora sp), Tancang

(Bruguiera sp) dan Nyirih (Xylocarpus sp). Aquatic biota includes crustaceans,

and some species of fish of the family Scieanidae, Leiognathidae, Apogonidae,

Engraulidae, Mullidae, and Polynemidae. Bird families found were ± 33 families

(± 186 individuals). There were six families of birds with the highest number of

individuals, i.e. Ardeidae 10.75% (20 individuals), Accipitridae 9.68% (18

individuals), Alcedinidae, Columbidae, Scolopacidae respectively 8.60% (16

individuals) and Laridae 8.06% (15 individuals). Total vegetation area was ±

65,585,045 m². It consisted of Nipa non mangrove (± 16,950,770 m²), Nipa (±

48,225,223 m²), shrubs (± 188.438 m²) and grasses (± 220.614 m²). Then the

shrimp and fish ponds was ± 38,805,364 m². The width of settlement area was ±

551.643 m², migas platforms (± 287.010 m²), open land (± 427.641 m²) and

placement of passive fishing gear (± 482 m²). Base on buffer area along 200 m to

land, approximately 62.05% of the area study was still vegetated.

South coastal Mahakam Delta had five sensitivity criteria, (1) very low

sensitivity 12.64% (± 105 km), (2) low sensitivity 1.78% (± 15 km), (3) medium

sensitivity 11.92% (± 99 km), (4) high sensitivity 11.31% (± 94 km) and (5) very

high sensitivity 62.37% (± 517.52 km). Principal component analysis showed that

36.01% variability was explained by axis of factor 1. The other variabilities were

18.53% and 13.93% explained by axis of factor 2 and factor 3. The third axis of

factor explained 68.48 % variability of elements coastal resources supporting

environmental sensitivity OSCP. Axis of factor 1 for tidal flat exposure 0.94

(EK), oil residence index 0.94 (OR/ORI), coastal type 0.83 (TP), and biological

resources 0.75 (SH) had a coefficient of linear combinations which is quite large.

This suggests a very high contribution to the drafting level of environmental

sensitivity for OSCP. On axis of factor 2, coefficients of the linear combinations

for the resource utilization of port (PL) and settlement (PM) were 0.83 and 0.85

respectively. Axis of factor 3 had contribution value 0.75 for migas platform (PO)

and 0.66 for placement of passive fishing gear/ catchment area (AT). However,

the utilization of coastal resources for PL, PM, PO and AT was on axis of factor 2

and factor 3 which had a considerable distance with its SI variable. This was

likely caused by each variable of percentage distribution of minor value (0.001-

0.52%); hence it has not pointed out coastal resources elements closeness with SI

variable in the study area.

Key words : environmental sensitivity, oil spill contingency plan, Mahakam Delta

Page 8: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu

masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

Page 9: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

ANALISIS SENSITIVITAS LINGKUNGAN OSCP (OIL SPILL

CONTINGENCY PLAN) DI PESISIR SELATAN DELTA

MAHAKAM, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

MURSALIN

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 10: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Etty Riani, MS

Page 11: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

Judul Tesis : Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP (Oil Spill

Contingency Plan) di Pesisir Selatan Delta Mahakam,

Provinsi Kalimantan Timur

Nama : Mursalin

NIM : P052100101

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr Ir I Wayan Nurjaya, MSc

Ketua

Dr Ir Hefni Effendi, MPhil

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan

Prof Dr Ir Cecep Kusmana, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian : 17 Juli 2014 Tanggal Lulus :

Page 12: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

PRAKATA

Alhamdulillah puji syukur tidak lupa dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas hidayah dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis

dengan judul Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP (Oil Spill Contingency

Plan) di Pesisir Selatan Delta Mahakam, Provinsi Kalimantan Timur.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir I Wayan Nurjaya, MSc dan

Dr Ir Hefni Effendi, MPhil atas segala arahan dan bimbingannya kepada penulis,

serta Dr Ir Etty Riani, MS selaku Dosen Penguji Luar Komisi yang telah bersedia

menjadi penguji dan atas saran dan masukan yang sangat berharga dalam

pendekatan perbaikan tesis. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Prof Dr

Ir Cecep Kusmana, MS beserta Staf Program Studi Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan Lingkungan atas segala kesempatan dan arahannya selama masa studi.

Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada instansi terkait dan rekan-

rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

pengumpulan dan penggunaan data selama proses penyusunan tesis ini. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada kedua orang tua, serta seluruh keluarga atas

segala do’a dan kasih sayangnya.

Penulis berharap, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2014

Mursalin

Page 13: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Kerangka Pemikiran 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

Sumber Pelepasan Minyak ke Laut 4

Sifat dan Proses Pelapukan Minyak di Laut 5

Pengaruh Tumpahan Minyak di Laut 8

Metode Penanganan Tumpahan Minyak 11

Kasus Tumpahan Minyak di Indonesia 14

Oil Spill Contingency Plan 15

Indeks Sensitivitas Lingkungan 16

3 METODE 20

Waktu dan Lokasi Penelitian 20

Alat dan Bahan 20

Jenis dan Sumber Data 21

Metode Pengumpulan Data 21

Analisis Data 22

Kondisi Lingkungan Pesisir Selatan Delta Mahakam 22

Arus dan Pasang Surut 22

Arah dan Kecepatan Angin 23

Kemiringan Pantai dan Kontur Dasar Perairan 23

Eksposur Tidal Flat 23

Pemetaan Karakteristik Sumber Daya Pesisir Delta

Mahakam

24

Indeks Sensitivitas Lingkungan OSCP 24

Analisis Komponen Utama 27

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27

Kondisi Lingkungan Pesisir Selatan Delta Mahakam 27

Kemiringan Pantai dan Kontur Dasar Perairan 28

Pasang Surut 29

Arah dan Kecepatan Angin 29 Arus 30

Eksposur Tidal Flat 34

Sumberdaya Pesisir dan Pemanfaatannya 35

Mangrove dan Biota Perairan 35

Burung (Avifauna) 40

Page 14: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir 41

Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP 44

5 SIMPULAN DAN SARAN 49

Simpulan 49

Saran 49

DAFTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN 53

RIWAYAT HIDUP 139

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Beberapa kasus tumpahan minyak di dunia 5

2. Makna kategori peringkat sensitivitas lingkungan 25

3. Konstanta harmonik (amplitudo) pasut di pesisir selatan Delta

Mahakam

29

4. Arah dan kecepatan rata-rata arus musim di perairan Selat

Makasar sekitar garis khatulistiwa

32

5. Kecepatan arus di pesisir selatan Delta Mahakam 32

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian 3

2. Illustrasi proses tingkah laku minyak mentah setelah terjadi

tumpahan di laut

7

3. Tipe oil booms; (a) fence boom; (b) curtain boom; dan (c) fire

resistant boom

12

4. Tipe skimmers; (a) wier skimmers; (b) oleophilic skimmers;

dan (c) suction simmers

12

5. Respon berjenjang (tiered response) tumpahan minyak 16

6. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 1(a-b) – 2 (c)

(IPIECA/IMO 1994; IPIECA/IMO/OGP 2011)

18

7. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 3 (d-e); ESI 4

(f-g); ESI 5 (h-i); ESI 6 (j-l); ESI 7 (m-n) (IPIECA/IMO 1994;

IPIECA/IMO/OGP 2011)

19

8. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 8 (o-p); ESI 9

(q-r); ESI 10 (s-t) (IPIECA/IMO 1994; IPIECA/IMO/OGP

2011)

19

9. Peta lokasi penelitian di pesisir selatan Delta Mahakam 21

10. Grid area penelitian di pesisir selatan Delta Mahakam 22

11. Bagan alir rangkaian analisis pemetaan sumber daya pesisir di

pesisir selatan Delta Mahakam

24

Page 15: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

12. Kondisi umum lingkungan pengendapan di pesisir selatan

Delta Mahakam (a. delta front; b. prodelta)

27

13. Persentase kemiringan garis pantai/pesisir di pesisir selatan

Delta Mahakam

28

14. Wind rose angin di area penelitian (a. arah dan kecepatan

angin; b. distribusi frekuensi kecepatan angin)

30

15. Arus lintas Indonesia (ARLINDO) 31

16. Simulasi pola arus saat menjelang pasang (i. musim barat; ii.

musim tmur)

32

17. Simulasi pola arus saat menjelang surut (i. musim barat; ii.

musim tmur)

33

18. Simulasi pola arus saat pasang (i. musim barat; ii. musim tmur) 33

19. Simulasi pola arus saat surut (i. musim barat; ii. musim tmur) 34

20a. Kategori eksposur pantai di pesisir selatan Delta Mahakam

(i.panjang eksposur pantai; ii. proporsi eksposur pantai)

35

20b. Peta kategori ekposur pantai di pesisir selatan Delta Mahakam 36

21a. Tipikal dan kondisi umum vegetasi di pesisir selatan Delta

Mahakam

37

21b. Peta tipikal dan kondisi umum vegetasi di pesisir selatan Delta

Mahakam

38

22. Biota perairan tangkapan nelayan di pesisir selatan Delta

Mahakam (a-b. Scieanidae; c-d. Leiognathidae; e-f

Apogonidae; g. Engraulidae; h. Mullidae; i-j. Polynemidae;

k-l. Crustacea)

39

23a. Persentase dan jumlah individu burung di pesisir selatan Delta

Mahakam

40

23b. Famili burung yang sering dijumpai di pesisir selatan Delta

Mahakam (i. Accipitridae; ii-iii. Ardeidae; iv. Columbidae; v.

Scolopacidae; vi. Laridae; vii. Alcedinidae)

40

24a. Persentase pemanfaatan lahan di pesisir selatan Delta

Mahakam

41

24b. Tipikal pemanfaatan sumberdaya pesisir di pesisir selatan

Delta Mahakam

42

24c. Peta kondisi umum pemanfaatan sumberdaya pesisir di pesisir

selatan Delta Mahakam

43

25. Kriteria sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam (i. panjang sensitivitas garis pantai; ii. proporsi

sensitivitas)

44

26. Grafik analisis komponen utama penyusun sensitivitas

lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam (i. faktor 1

vs faktor 2; ii. faktor 1 vs faktor 3)

45

27. Gambaran umum kriteria sensitivitas lingkungan OSCP di

pesisir selatan Delta Mahakam (i-ii. sangat rendah; iii-iv. rendah; v-vi. sedang; vii-viii. tinggi; ix-x. sangat tinggi)

47

28. Peta sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam

48

Page 16: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Elemen sumber daya pesisir penyusun sensitivitas lingkungan

OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam

53

2. Klasifikasi kerentanan pantai terhadap tumpahan minyak

(Gundlach dan Hayes 1978; dan Bishop 1983, diacu dalam

Mukhtasor 2007)

53

3. Kriteria ORI dan estimasi lamanya waktu minyak tinggal 54

4. Indeks residensi minyak (ORI) di pesisir selatan Delta Mahakam 54

5. Distribusi kelas kemiringan pantai di pesisir selatan Delta

Mahakam

55

6 Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan

Delta Mahakam

56

Page 17: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pesatnya perkembangan industri perminyakan di daerah pantai (coastal

zone) maupun lepas pantai (offshore) dapat memberikan konsekuensi yang positif

bagi manusia dan lingkungannya. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat

memberikan konsekuensi yang negatif jika dalam hal perencanaan, pengoperasian

dan pengelolaannya tidak dilakukan dengan baik. Konsekuensi negatif yang

sering terjadi adalah kasus pencemaran perairan, seperti terjadinya tumpahan

minyak yang dapat memberikan dampak negatif yang cukup signifikan terhadap

sumberdaya pesisir baik dari laut ke darat ataupun sebaliknya.

Pesisir selatan Delta Mahakam merupakan bagian dari wilayah Delta

Mahakam yang dicirikan oleh adanya endapan material sedimen yang terbawa

lewat aliran air dari muara Sungai Mahakam sepanjang 770 km dan dari Selat

Makassar (Sidik 2008). Selain memiliki keanekaragaman hayati yang cukup

tinggi, pesisir selatan Delta Mahakam juga kaya akan sumber daya alam berupa

minyak dan gas bumi. Adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi serta proses

produksi minyak (aktifitas pengeboran, penempatan kilang penampungan

minyak/oil storage dan pendistribusian minyak) dapat menjadikan peluang

terhadap bahaya pada kemungkinan terjadinya pencemaran minyak.

Menurut Migas Indonesia (2004) bahwa kecelakaan dalam kegiatan

pertambangan minyak dan gas hampir dipastikan selalu menyertai kegiatan

pengembangan pertambangan di area pesisir maupun di lepas pantai dan menjadi

salah satu sumber pencemar lingkungan dalam setiap tahapan proses produksinya.

Minyak yang tumpah ke perairan biasanya menyebar membentuk lapisan dan

gumpalan. Secara kolektif, penyebaran tersebut akan membentuk lapisan dan

gumpalan kemudian mengalami pelapukan, dan proses tersebut dikenal sebagai

weathering of oil (pelapukan minyak) (Bishop 1983, diacu dalam Mukhtasor

2007). Minyak yang mencemari perairan cenderung mengapung di atas

permukaan air dan dengan mudah mencapai pantai oleh gerakan arus, gelombang

dan pasang surut perairan.

OSCP (Oil Spill Contingency Plan) merupakan sebuah tindakan yang

disiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencemaran perairan

oleh tumpahan minyak di suatu area (IPIECA 2000). Sejak tahun 1979, OSCP

telah terintegrasi dengan indeks sensitivitas lingkungan ketika sehari sebelum

terjadinya tumpahan minyak akibat ledakan sumur IXTOC 1 di Teluk Meksiko

(NOAA 2002). Menurut US EPA (1999), ada dua elemen utama dalam OSCP

harus diidentifikasi sebelum memasuki tahapan penilaian risiko dan tindakan

respon, yaitu identifikasi bahaya dan identifikasi kerentanan komponen

lingkungan. Kajian analisis sensitivitas lingkungan OSCP dalam hal ini hanya dua

tahapan awal dari elemen OSCP, yaitu mengintegrasikan kondisi bahaya dengan

kerentanan sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam. Identifikasi

bahaya hanya informasi umum prihal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak

dan gas di area pesisir. Pemetaan sensitivitas lingkungan terhadap kemungkinan terjadinya

pencemaran minyak adalah suatu upaya penting yang harus dilakukan dalam

mendukung pengembangan strategi respon dan kesiapan dalam suatu insiden.

Page 18: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

2

Selain itu, berbagai jenis komponen lingkungan dan sumberdaya pesisir yang

berpotensi terkena tumpahan minyak sebagai dasar dalam prioritas perlindungan

dan pembersihan sangat penting untuk diidentifikasi.

Analisis sensitivitas lingkungan OSCP akan memetakan komponen

lingkungan dalam bentuk peringkat sensitivitas dari kemungkinan pencemaran

minyak sebagai upaya dalam mendukung pengembangan strategi respon dan

prioritas perlindungan terhadap sumberdaya pesisir. Berdasarkan hal tersebut

maka tujuan dari penelitian ini adalah menetapkan peringkat sensitivitas

lingkungan dan mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mendukung

sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian bahwa analisis sensitivitas

lingkungan OSCP merupakan sebuah persiapan untuk mengantisipasi dan

merespon dengan cepat dalam rangka melindungi sumberdaya pesisir terhadap

kemungkinan tumpahan minyak di pesisir selatan Delta Mahakam. Oleh sebab itu

beberapa rumusan yang akan menjadi dasar permasalahan yang dimunculkan

dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam.

Faktor utama apa yang mendukung tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di

pesisir selatan Delta Mahakam.

Kerangka Pemikiran

Pesisir selatan Delta Mahakam merupakan bagian dari area Delta

Mahakam yang memiliki kekayaan dan pemanfaatan sumber daya pesisir yang

cukup tinggi. Di kawasan ini sejak lama dilakukan kegiatan eksplorasi dan

eksploitasi minyak maupun gas bumi oleh beberapa perusahaan multinasional.

DKP (2007) diacu dalam Sidik (2008) menyatakan bahwa Delta Mahakam telah

diakui sebagai salah satu zona terbesar produksi minyak dan gas bumi di

Indonesia. Salah satu perusahaan mulitinasional di kawasan ini telah

memproduksinya sebesar ± 70.000 barel minyak/hari. Selain dilakukan kegiatan

eksplorasi dan eksploitasi minyak maupun gas bumi, area ini juga sering dijadikan

sebagai jalur pelayaran. Kegiatan eksplorasi, eksploitasi, produksi minyak dan gas

bumi serta kegiatan pendistribusian minyak baik melalui kapal maupun melalui

jalur pemipaan bawah laut merupakan kegiatan yang memiliki tingkat kecelakaan

yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan peluang bahaya terhadap

kemungkinan terjadinya tumpahan minyak.

Tumpahan minyak di daerah pantai dan lepas pantai merupakan sebuah

masalah yang tidak pernah kita ketahui kapan dan di mana kejadian tersebut

terjadi, sehingga perlu dilakukannya sebuah upaya perlindungan terhadap

sumberdaya pesisir. Dalam hal ini, upaya tersebut di awali dengan melakukan

identifikasi komponen sumberdaya pesisir terhadap kemungkinan terjadinya

tumpahan minyak di pesisir selatan Delta Mahakam dan memberikannya

peringkat sensitivitas sebagai upaya prioritas dalam perlindungan lingkungan.

Adapun bagan alir dari kerangka penelitian ini selengkapnya disajikan dalam

Gambar 1.

Page 19: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

3

Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dan rumusan masalah yang dimunculkan, serta untuk

mengantipasi permasalahan yang akan mucul maka penelitian yang dilakukan

bertujuan untuk :

Menetapkan peringkat sensitivitas lingkungan OSCP sebagai gambaran

sensitivitas relatif.

Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mendukung sensitivitas lingkungan

OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

tersedianya peta sensitivitas lingkungan OSCP yang menggambarkan sensitivitas

relatif di pesisir selatan Delta Mahakam. Selain itu, dapat dijadikan sebagai alat

informasi untuk menentukan strategi penanggulangan sumberdaya pesisir

terhadap pencemaran minyak.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Oil Spill

Pesisir Selatan Delta Mahakam

Foto Udara Fitur Pantai

Sumberdaya Hayati

Pemanfatan Sumberdaya Pesisir

Kemiringan, Eksposur

& Tipe Pantai,

Sumberdaya Pesisir

dan Pemanfaatannya

Identifikasi & Klasifikasi Sumberdaya Pesisir

Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP

Peringkat Sensitivitas Lingkungan OSCP

Peta Sensitivitas Lingkungan OSCP

Illustrasi tumpahan

minyak akibat

kecelakaan kapal dalam

pendistribusian

Illustrasi tumpahan

minyak akibat

kecelakaan dalam

aktivitas pemboranyak

Page 20: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

4

2 TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Pelepasan Minyak ke Laut

Tumpahan minyak dapat terjadi karena berbagai alasan seperti kegagalan

peralatan, bencana, tindakan yang disengaja, atau kesalahan manusia (Anderson

dan LaBelle 2000, diacu dalam Adelana et al. 2011). Menurut Prince dan Lessard

(2004) bahwa minyak mentah masuk ke lingkungan dapat melalui rembesan alam

(natural seeps), limpasan (runoff), tumpahan dari kapal tanker (tanker spills) dan

bocornya pipa (pipeline spills). Kemudian Mukthasor (2007) menyatakan bahwa

selain melalui rembesan dari alam, kecelakaan kapal tanker dan limpasan,

petroleum hydrocarbons masuk ke lingkungan laut melalui kecelakaan akibat

kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak di lepas pantai.

Eksplorasi dan eksploitasi minyak lepas pantai

Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak di lepas pantai memiliki

kontribusi yang relatif kecil dibandingkan dengan jumlah total minyak bumi yang

masuk ke perairan laut, terkecuali pada kasus tertentu, yaitu kecelakaan yang

sangat besar seperti semburan sumur minyak (well blowout), kerusakan struktur

platform, dan kerusakan peralatan (Mukthasor 2007).

Rembesan alam

Rembesan alam yang ditemukan di seluruh dunia, dan skala pelepasannya

cukup besar. Dewan Riset Nasional memperkirakan bahwa input total tahunan

minyak ke laut dari semua sumber adalah sekitar 1,3 juta ton, dengan hampir 50%

berasal dari rembesan alami. Misalnya, rembesan alam di Teluk Meksiko merilis

sekitar 140.000 ton minyak per tahun ke laut, lepas pantai Southern California

merilis 20.000 ton per tahun, dan lepas pantai Alaska melepaskan 40.000 ton

(Prince dan Lessard, 2004). Rembesan muncul melalui patahan tulang pada

puncak-puncak lipatan di formasi batuan di bawah dasar laut yang mengandung

deposit. Minyak dan gas cenderung naik dan terjebak dalam lipatan anticlinal

pada strata sub batuan laut (Clark et al. 2000 diacu dalam Adelana et al. 2011).

Limpasan

Menurut Dewan Riset Nasional yang diacu dalam Prince dan Lessard

(2004) bahwa konsumsi minyak mentah yang dirilis ke laut bersumber dari

daratan, dan penggunaan kapal-kapal non tanker. Menurut Nasa (2002) diacu

dalam Mukthasor (2007) bahwa sumber kontaminasi minyak ke laut akibat

limpasan dari darat sekitar 51.4% dan operasional kapal sekitar 13%. Di pesisir

pantai Amerika Serikat sekitar 5300 ton/tahun skala penggunaan minyak

diperkirakan dari penggunaan pelumas mesin.

Tumpahan minyak oleh kapal tanker

Perkembangan industri perminyakan di lepas pantai berkembang begitu

pesat dan separuh dari seluruh produksi minyak diangkut melalui laut dengan

kapal tanker. Hal tersebut dapat memberikan kontribusi kerawanan terhadap

kemungkinan terjadinya pencemaran perairan yang dilintasi oleh kapal tanker.

Dalam perjalanannya, kecelakaan oleh kapal tanker dapat disebabkan oleh

kesalahan dalam navigasi sehingga terjadinya tabrakan, kapal kandas dan terjadinya kebocoran pada kapal. Beberapa kasus tumpahan minyak di dunia

disajikan pada Tabel 1.

Page 21: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

5

Tabel 1. Beberapa kasus tumpahan minyak di dunia No. Nama Tumpahan Lokasi Tanggal Jumlah (Barrel)

1 Torrey Canyon Lands End, Inggris 18-03-67 860,000 2 Sea Star Gulf of Oman 19-12-72 937,000 3 Show Maru Selat Malaka, Indonesia 06-01-75 1,000,000

4 Urquiola La Coruna, Spanyol 12-05-76 733,000 5 Amoco Cadiz Brittany, Prancis 16-03-78 1,619,048 6 Independenia Istambul, Turki 15-11-79 687,785

7 Nowruz Oil field Persian Gulf, Iran 04-02-83 1,904,762 8 Arabian Gulf/Kuwait Persian Gulf, Iran 19-01-91 9,000,000

Sumber : Oil Spill case histories (1967-1991); NOAA (1992) diacu dalam Mukthasor (2007)

Tumpahan minyak oleh kebocoran pipa

Di Amerika Serikat, dua pertiga dari semua minyak di alirkan melalui

pipa. Sekitar 114,000 mil pipa mengangkut produk minyak mentah dan 86,500

mil pipa mengangkut produk olahan. Kebocoran pipa sering disebabkan oleh

kesalahan dalam proses penggalian dan penempatannya sehingga minyak sering

terjadi tumpahan dan dapat menghilangkan sekitar 19,500 ton minyak

pertahunnya. Tumpahan terbesar terjadi pada tahun 1979 diteluk Meksiko, ketika

terjadi ledakan pada sumur IXTOC 1 yang menumpahkan minyak mentah sebesar

476,000 ton. Pada tahun 1997, telah terjadi kasus tumpahan minyak pada pipa

bawah laut yang menyalurkan minyak mentah sebesar 940 ton dari selatan

Louisiana ke Danau Barre. Minyak menyebar seluar 1,750 ha, akan tetapi hanya

0.1 ha terjadi kematian pada rawa. Minyak yang menggenang di beberapa tepi rawa cukup sedikit, sebagain besar minyak menguap dan pada daerah yang ringan

tersebut minyak dibersihkan dalam kurun waktu sekitar 2 bulan (Prince dan

Lessard 2004).

Sifat dan Proses Pelapukan Minyak di Laut

Minyak yang tumpah ke laut akan mengalami perubahan baik secara fisik

maupun kimianya. Perubahan tersebut dapat menyebabkan hilangnya sebagian

minyak yang tumpah dari permukaan laut dan sebagian dapat juga bertahan.

Secara alami minyak yang tumpah ke laut dapat mengalami asimilasi, akan tetapi

proses tersebut sangat bergantung pada volume minyak yang tumpah,

karakteristik fisik dan kimia minyak, serta kondisi oseanografi lokasi tumpahan.

Pemahaman tentang interaksi minyak dengan lingkungan yang dapat mengubah

sifat, komposisi dan perilaku minyak di laut merupakan hal yang mendasar untuk

diketahui agar dalam respon terhadap tumpahan minyak dapat dapat dilakukan

penanganan secara efektif dan efisien. Berikut beberapa aspek yang dapat

diketahui dalam hal sifat dan proses pelapukan minyak di laut (ITOPF 2002),

yaitu:

Sifat minyak

Minyak memiliki karakteristik tertentu baik secara fisik maupun kimia.

Minyak mentah sangat bervariasi dalam karakteristiknya. Berikut beberapa sifat

fisik utama yang mempengaruhi perilaku dan ketahanan minyak di laut:

Densitas.

Xueqing et al. (2001) diacu dalam Mangkoedihardjo (2005) menyatakan

bahwa densitas diekspresikan sebagai specific gravity dan American Petroleum

Institute (API) gravity. Specific gravity merupakan rasio dari berat massa minyak

Page 22: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

6

dan berat massa air pada temperatur tertentu. API gravity (o) dinyatakan dalam

angka 10o pada air murni 10

oC. API gravity dapat dihitung dengan formula

berikut (Xueqing et al. 2001, diacu dalam Mangkoedihardjo 2005; dan ITOPF

2002):

I 141 5

131 5

Minyak mentah memiliki specific gravity dalam rentang 0.79 – 1.00 (atau

setara dengan API 10-48). Densitas minyak minyak sangat penting untuk

memprediksi kelakuan minyak di air. ITOPF (2002) menyaakan bahwa selain

dapat menentukan apakah minyak akan mengapung atau tidak, densitas juga dapat

digunakan untuk mengindikasikan sifat-sifat umum lainnya seperti dengan

densitas rendah minyak cenderung mengandung proporsi komponen penguapan

yang tinggi sehingga viskositasnya menjadi rendah.

Karakteristik distilasi.

Karakteristik distilasi minyak dapat menggambarkan sifat volatilitasnya.

Jika suhu pada minyak dinaikkan maka komponen tertentu satu demi satu akan

mencapai titik didih dan menguap, seperti penyulingan. Karakteristik distilasi

merupakan proporsi minyak yang tersaring dalam rentang suhu tertentu. Ada

beberapa minyak yang tidak mudah tersaring bahkan pada suhu tinggi sekalipun.

Ini memungkinkan minyak-minyak tersebut akan bertahan dalam waktu yang

cukup lama di lingkungan.

Viskositas

Viskositas merupakan sifat yang menunjukkan ketahanan dalam

perubahan bentuk dan pergerakan (Mangkoedihardjo 2005). Viskositas minyak

sangat resisten terhadap adanya aliran. Minyak dengan viskositas tinggi tidak

mudah mengalir seperti halnya minyak dengan viskositas rendah. Umumnya

minyak menjadi lebih kental pada suhu rendah, akan tetapi beberapa minyak

tertentu sangat tergantung pada komposisi penyusunnya. Suhu air laut seringkali

lebih rendah dari suhu di atas kapal. Hal ini dapat menyebabkan minyak yang

tumpah ke laut akan memiliki perubahan viskositas (akibat perubahan suhu).

Dalam operasi pembersihan, seperti penggunaan metode oil skimmer dan

pemompaan, sangat sulit untuk diterapkan pada minyak dengan viskositas tinggi

(ITOPF 2002).

Titik ubah (pour point)

Titik ubah merupakan tingkat dimana temperatur dapat mengubah minyak

menjadi memadat atau berhenti mengalir. Titik ubah minyak sangat penting untuk

memprediksi tingkah laku minyak di air dan dapat dijadikan sebagai salah satu

penetapan strategi pembersihan minyak dari lingkungan. Titik ubah minyak

mentah dapat bervariasi antara -57oC sampai 32

oC (Mangkoedihardjo 2005).

Proses pelapukan

Minyak yang tumpah ke perairan akan mengalami serangkaian perubahan

yang secara kolektif dikenal sebagai pelapukan minyak (weathering of oil) (US

EPA 1999). Proses ini terjadi pada semua minyak yang tumpah ke laut, namun

tingkat dan tahapan proses perubahannya sangat bergantung pada jenis minyak,

waktu dan kondisi perairan (ITOPF 2002). Aksi gelombang di laut dapat

menyebabkan dispersi alami yang memecah lapisan minyak di perairan menjadi

tetesan atau butiran-butiran yang kemudian terdistribusikan diseluruh kolom

Page 23: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

7

perairan. Selengkapnya illustrasi dari proses tingkah laku minyak yang tumpah di

laut disajikan dalam Gambar 2.

Sumber: ITOPF (2002)

Gambar 2. Illustrasi proses tingkah laku minyak mentah setelah

Terjadi tumpahan di laut

Berdasarkan illustrasi Gambar 2 di atas, US EPA (1999) dan ITOPF

(2002) menjelaskan uraian tentang proses perilaku minyak mentah setelah terjadi

tumpahan di laut:

Penyebaran (spreading); minyak yang tumpah di laut akan segera menyebar di

atas permukaan laut. Kemampuan minyak menyebar di laut tergantung pada

tegangan permukaan, berat jenis dan viskositas (Dave dan Ghaly 2011).

Minyak dengan tegangan permukaan yang lebih rendah memiliki kemampuan

untuk menyebar dengan sangat cepat bahkan tanpa adanya angin atau arus.

Tegangan permukaan minyak sangat terkait dengan temperatur, dan

peningkatan penyebaran minyak lebih cepat di perairan hangat daripada di

perairan dingin. Selain itu, minyak dengan viskositas rendah juga akan

menyebar lebih cepat dibandingkan dengan minyak yang memiliki viskositas

tinggi.

Penguapan (evaporation); tingkat penguapan akan tergantung pada suhu dan

kecepatan angin. Secara umum minyak dengan titik didih di bawah 200°C akan

menguap dalam waktu 24 jam. Selain itu, kecepatan angin yang tinggi dan

suhu yang hangat juga akan meningkatkan laju penguapan.

Dispersi (dispersion); gelombang dan pengaruh turbulensi di permukaan laut

dapat menyebabkan semua atau sebagian dari lapisan minyak terpecah menjadi

droplet (butiran) dari berbagai ukuran yang tercampur ke dalam kolom air.

Dispersi sebagian besar tergantung pada sifat minyak dan kondisi perairan.

Minyak dengan viskositas rendah dan berada pada pecahan ombak sangat cepat

terjadinya proses dispersi.

Pelarutan (dissolution); merupakan hilangnya senyawa penyusun minyak ke

dalam perairan. Proses pelarutan minyak sangat tergantung pada komposisi,

penyebaran, suhu air, turbulensi dan tingkat dispersi. Senyawa dari minyak

mentah hampir tidak larut dalam air laut, akan tetapi senyawa minyak yang

lebih ringan terutama hidrokarbon aromatik (benzena dan toluene) sedikit larut

dalam air. Senyawa ini juga yang paling mudah menguap dan hilang dengan

Page 24: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

8

sangat cepat oleh proses penguapan, biasanya 10-1.000 kali lebih cepat

dibandingkan dengan proses pelarutan. Konsentrasi hidrokarbon terlarut dalam

air laut jarang melebihi 1 ppm sehingga proses pelarutan tidak memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap pembersihan minyak dari permukaan laut.

Emulsifikasi (emulsification); merupakan proses perubahan status dari butiran

minyak dalam air menjadi butiran air dalam minyak (disebut juga chocolate

mousse) (Mangkoedihardjo 2005). Dalam kondisi laut yang tidak tenang,

minyak akan mengambil sebagian air membentuk emulsi dalam minyak.

ITOPF (2002) menyatakan bahwa emulsi sangat mudah terbentuk pada minyak

yang memiliki konsentrasi gabungan Nikel/Vanadium lebih besar dari 15 ppm

atau konten asphaltene lebih dari 0,5% ketika minyak baru tumpah. Emulsi

stabil berisi 70% - 80% air dan memiliki warna merah, coklat, oranye atau

warna kuning. Emulsi kurang stabil dapat memisahkan minyak dan air jika

dipanaskan oleh sinar matahari dalam kondisi tenang atau ketika terdampar di

garis pantai.

Oksidasi (oxidation); oksidasi terjadi ketika minyak terjadi kontak dengan air.

Air dan oksigen akan bereaksi dengan hidrokarbon dalam minyak untuk

menghasilkan senyawa yang larut dalam air (EPA 2002). Nicodem et al.

(1997) diacu dalam Mangkoedihardjo (2005) menyatakan bahwa dalam kondisi

aerobic dan terpapar sinar matahari, minyak aromatic dapat ditransformasi

menjadi senyawa lebih sederhana. Senyawa lebih sederhana ini

(hydroperoxides, aldehydes, ketones, phenols, dan carboxylic acids) bersifat

lebih larut air sehingga meningkatkan laju biodegradasi akan tetapi lebih

bersifat toksik.

Interaksi minyak-sedimen; beberapa minyak memiliki densitas lebih besar dari

air laut (lebih dari 1.025) dan menyebabkan minyak tenggelam saat tumpah.

Akan tetapi sebagian besar minyak mentah dan bahan bakar memiliki berat

jenis yang cukup rendah. Minyak yang tumpah akan terdispersi dan

berinteraksi dengan partikel sedimen tersuspensi dalam kolom air, sehingga

minyak menjadi lebih berat dan tenggelam. Wilayah pesisir umumnya

memiliki kedalaman perairan yang dangkal dan sering dicirikan oleh adanya

padatan tersuspensi yang dapat mengikat tetesan minyak yang tersebar. Hal

tersebut dapat mempercepat proses terbentuknya partikel sedimen berminyak

dan tenggelam ke dasar laut.

Biodegradasi (biodegradation); air laut mengandung berbagai mikro-

organisme laut yang mampu mendegradasi senyawa minyak, seperti bakteri,

kapang, jamur, alga uniseluler dan protozoa yang dapat memanfaatkan minyak

sebagai sumber karbon dan energi. ITOPF (2002) menyatakan bahwa faktor

utama yang mempengaruhi laju dan tingkat biodegradasi adalah karakteristik

dari minyak, ketersediaan oksigen dan nutrisi (terutama senyawa nitrogen dan

fosfor) serta suhu.

Pengaruh Tumpahan Minyak di Laut

Dalam peristiwa tumpahan minyak di laut, beberapa zat berbahaya yang

terkandung dalam minyak mentah sebagian dapat menguap seiring dengan

perubahan waktu akibat proses penguapan (EPA 2002). Lingkungan pantai/pesisir

memiliki keterkaitan yang cukup kompleks antara spesies tumbuhan, hewan dan

Page 25: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

9

lingkungan fisiknya. Terjadinya pencemaran terhadap lingkungan pantai/pesisir

sering menyebabkan bahaya terhadap satu atau lebih spesies dalam rantai

makanannya sehingga menyebabkan kerusakan pada spesies lainnya. Biota

perairan secara umum menghabiskan sebagian besar waktunya di perairan

terbuka, dekat daerah pesisir, atau di pantai. Hal tersebut memberikan pengaruh

yang cukup signifikan pada biota perairan dan lingkungannya jika terjadi

tumpahan minyak.

Komponen minyak yang tidak larut dalam air akan mengapung dan

menyebabkan air laut berwarna hitam. Kemudian beberapa komponen dari

minyak akan tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam

pada pasir dan batu-batuan di pantai. Hal tersebut memberikan pengaruh yang

cukup luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan

(Mukhtasor 2007).

Padang lamun

Lamun merupakan salah satu vegetasi bawah air yang tumbuh pada

sebagian besar hamparan terumbu baik di intertidal maupun subtidal di sepanjang

pantai perairan dangkal dan lagun. Vegetasi lamun mimiliki produktivitas yang

tinggi, berperan dalam siklus nutrien, berfungsi sebagai daerah asuhan, tempat

mencari makan, dan tempat berlindungnya berbagai spesies ikan yang memiliki

nilai komersial tinggi.Vegetasi sangat sensitif terhadap kontaminasi minyak.

Tertutupnya akar dan daun lamun dapat langsung menimbulkan kematian,

menghambat sirkulasi udara dalam proses fotosintesis, warna daun menjadi coklat

dan akhirnya membusuk serta mati (Jackson et al.1989).

Mangrove

Hutan mangrove merupakan sumber nutrien dan tempat memijahnya ikan

dan organisme lainnya. Akar mangrove yang tertutupi oleh minyak dapat

mencegah terjadinya difusi garam dan menghambat proses respirasi pada

mangrove. Mukthasor (2007) menyatakan bahwa perakaran hutan mangrove

berfungsi sebagai pertukaran CO2 dan O2, kadarnya akan berkurang jika tertutupi

oleh minyak dan selanjutnya dapat berpengaruh terhadap kehidupan mangrove

dan organisme lainnya yang berasosiasi.

Terumbu karang

Dampak pencemaran minyak terhadap terumbu karang dapat bersifat

mematikan (lethal) atau sub-lethal, seperti: pengurangan kemampuan reproduksi,

perkembangan larva dan kolonisasi, laju pertumbuhan, kemampuan fotosintesa,

struktur sel dan kemampuan makan. NOAA (2010) menyatakan bahwa dampak

tumpahan minyak terhadap terumbu karang sangat bervariasi tingkat

keparahannya tergantung pada kondisi tertentu seperti jenis dan volume minyak

yang tumpah, komposisi jenis, dan sifat eksposur minyak. Luasan dan tingkat

kerusakan terumbu karang akibat pencemaran minyak berkaitan erat dengan

kepekaan dan kerentanan dari masing-masing spesies, lama keterpaparan, dan

suhu lingkungan. Kemudian terumbu karang dengan bentuk pertumbuhan

bercabang (coral branching) lebih sensitif terhadap minyak dibandingkan dengan

karang dengan bentuk pertumbuhan massive (coral massive) atau berbentuk

piringan (NOAA 2010).

Mamalia laut

Sensitivitas mamalia laut terhadap tumpahan minyak sangat bervariasi (US

EPA 2002). Efek kerusakan umumnya berhubungan terhadap bulu dan lemak

Page 26: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

10

pada mamalia laut yang tetap harus terjaga untuk menjaga kestabilan suhu

tubuhnya agar tetap hangat. Minyak dapat dengan mudah lengket pada bagian

tubuh mamalia laut, sulit untuk menghindari predator jika minyak melengketkan

sirip tubuhnya sehingga mudah untuk dimangsa, dapat terjadi infeksi dan

kesulitan makan jika bulu sensor pada mamalia laut terlengketkan oleh minyak.

Secara tidak langsung minyak yang mencemari perairan akan tertelan oleh

mamalia laut saat mencari makan. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan pada

saluran pencernaan dan kerusakan hati serta ginjal. Selain itu, US EPA (2002)

menyatakan bahwa untuk semua jenis mamalia laut yang menghirup uap

hidrokarbon dapat menyebabkan kerusakan syaraf dan kelainan perilaku.

Ikan

Kontak minyak dengan ikan dapat terjadi dengan cara yang berbeda.

Minyak yang tumpah dapat menyebar dan terkontak langsung dengan ikan dan

mencemari insangnya. Perairan yang tercemari oleh minyak dapat mengandung

komponen kimia yang beracun dan dapat dengan mudah menguap. Komponen

kimia yang beracun dari minyak dapat dengan mdah diserap oleh telur, larva, ikan

remaja dan mungkin langsung makan makanan yang sudah terkontaminasi oleh

minyak. Ikan yang tercemar atau terkontaminasi oleh minyak dapat menderita

perubahan jantung, laju pernapasan, pembesaran hati, gangguan pertumbuhan,

erosi sirip, gangguan reproduksi, terjadi perubahan biokimia dan seluler serta

terjadinya pola perilaku/tingkah laku pada ikan (US EPA 2002).

Burung

Burung sangat rentan terhadap tumpahan minyak. Burung laut dapat

menghabiskan waktunya di permukaan laut, menyelam ketika terganggu, dan

memiliki tingkat reproduksi yang rendah terhadap tumpahan minyak. Selain itu,

populasi spesies dengan jumlah individu yang kecil dan beberapa spesies yang

terancam punah akan terpengaruh sangat buruk oleh kontaminasi tumpahan

minyak (US EPA 2002). Bulu burung memiliki fungsi untuk menangkap udara

dan memelihara burung dengan kehangatan dan daya apung. Burung yang

terjebak atau tenggelam oleh tumpahan minyak akan menghilangkan

kemampuannya untuk tetap bertahan di air dan, mereka mungkin menelan minyak

ketika mencoba untuk membersihkan bulu mereka atau ketika mereka mencoba

untuk makan makanan yang terkontaminasi, dan mereka mungkin akan menderita

efek reproduksi jangka panjang.

Plankton

Komponen hidrokarbon dalam minyak dapat bersifat toksik dan sangat

berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, perilaku dan pertumbuhan plankton

(Mukhtasor 2007). Tumpahan minyak dapat juga menguntungkan pada sebagian

jenis bakteri tertentu terhadap proses biodegradasi minyak. Selain itu, minyak

dapat menyebabkan masalah bagi fitoplankton (Abbriano et al. 2011). González et

al. (2009) diacu dalam Abbriano et al. (2011) bahwa untuk plankton,terjadinya

pencemaran perairan oleh tumpahan minyak akan menghambat pertukaran gas,

mengganggu proses fotosintesis dan mengganggu pertumbuhan. Hal serupa juga

dikatakan Harrison et al. (1986) diacu dalam Abbriano et al. (2011) bahwa PAH

dalam minyak mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton mulai dari konsentrasi

rendah (1 mg/l) sampai dengan konsentrasi tinggi (100 mg/l). Seperti halnya

fitoplankton, Suchanek (1993) diacu dalam Abbriano et al. (2011) menyatakan

bahwa banyak spesies dari zooplankton juga sensitif terhadap bahan kimia yang

Page 27: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

11

ditemukan dalam minyak. Copepoda yang bersentuhan langsung dengan minyak

telah banyak mengalami peningkatan mortalitas, penurunan makan dan

reproduksi.

Perikanan dan kegiatan budidaya

Perikanan dan industri budidaya merupakan hal penting yang mungkin

akan terpengaruh oleh tumpahan minyak. Hasil tangkapan dan hewan budidaya

akan terkontaminasi secara fisik akibat dari tercemarnya perairan oleh minyak.

Kegiatan memancing dan perlatan budidaya akan terminyaki dan kegiatan

memancing dapat terhenti sampai perlatan bersih dari minyak. Selain itu, kegiatan

rekreasi perikanan (memancing), penangkapan ikan oleh nelayan, dan siklus

budidaya akan terganggu oleh adanya tumpahan minyak dan akan berkonsekuensi

tehadap gangguan ekonomi masyarakat sekitar. Kemudian hasil tangkapan

nelayan pada area yang tercemari oleh minyak akan sulit untuk dipasarkan atau

tidak adanya konsumen yang membeli produk makanan laut dari wilayah yang

tercemari oleh minyak (ITOPF 2004).

Metode Penanganan Tumpahan Minyak

Penanganan kasus tumpahan minyak secara teknis di laut merupakan

masalah yang cukup penting untuk diperdebatkan karena secara teknis tidak

mungkin semua mampu dibersihkan pada perairan yang telah tercemari oleh

adanya kejadian tumpahan minyak. Akan tetapi, Larson (2010) diacu dalam Dave

dan Ghaly (2011) memberikan informasi terkait dengan teknis remediasi dalam

pembersihan/penanganan tumpahan minyak baik secara fisik, kimia, thermal

maupun biologi.

Metode remediasi fisik

Metode ini biasanya dilakukan untuk mengendalikan tumpahan minyak di

lingkungan perairan, diantaranya terdiri dari oil booms, skimmers, dan absorbent.

Metode-metode tersebut digunakan sebagai bahan penghlang untuk mengontrol

tumpahan minyak agar tidak menyebar luas tanpa mengubah karakteristik fisik

dan kimia dari minyak tersebut. Walaupun demikian metode remediasi fisik masih

banyak memiliki hambatan dalam proses penggunaannya (Vergetis 2002 dan

Fingas 2011, diacu dalam Dave dan Ghaly 2011).

1) Oil booms; merupakan jenis umum dari perlengkapan respon tumpahan minyak

yang digunakan untuk mencegah penyebaran tumpahan minyak dengan

memberikan penghalang terhadap pergerakan minyak. Terdapat tiga jenis oil

booms, yaitu: fence boom, curtain boom dan fire-resistant boom (Potter dan

Morrison 2008, diacu dalam Dave dan Ghaly 2011). fence boom seperti pagar

yang mengambang di atas permukaan air dengan struktur terbuat dari bahan

kaku atau semi kaku yang mengambang 60% dari booms berada di bawah air

dan 40% berada di atas permukaan air. Curtain boom memiliki struktur yang

kuat, sebagai penyerap dan tidak mengambang serta berisi busa. fire-resistant

boom memiliki struktur yang terbuat dari logam yang tahan api dan dapat

berkonsentasi untuk mengefisiensikan pembakaran minyak pada suhu 1093oC

(2000oF).

Page 28: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

12

sumber: OSS (2010) diacu dalam Dave dan Ghaly (2011); OSS : Oil Spill Solution

Gambar 3. Tipe oil booms; (a) fence boom; (b) curtain boom; dan (c) fire

resistant boom.

2) Skimmers; perlengkapan respon tumpahan minyak ini dapat digunakan secara

bersamaan dengan oil booms untuk memulihkan minyak dari permukaan air

tanpa mengubah sifat-sifatnya sehingga dapat diproses ulang dan digunakan

kembali. Skimmers terdiri dari tiga kategori, yaitu wier skimmers, oleophilic

skimmers dan suction skimmers (Nomack dan Cleveland 2010, diacu dalam

Dave dan Ghaly 2011). Wier skimmer bertindak seperti bendungan dan

mengumpulkan minyak yang mengambang dari permukaan air melalui aksi

gravitasi. Skimmer oleophilic termasuk drum, tali, sikat dan jenis sabuk

skimmer. Minyak yang terperangkap di atas permukaan bahan dapat diperas

dari permukaan dan dikumpulkan dalam tangki penyimpanan. Skimmer

oleophilic dapat memulihkan 90% dari minyak dalam air karena sifat mereka

oleophilic. Sedangkan suction skimmers berupa pompa vakum dengan sistem

udara yang dapat menyedot minyak dan mentransfernya ke tangki

penyimpanan. Suction skimmers sangat efisien dalam menangani berbagai

viskositas minyak tetapi memiliki hambatan jika lubang penghisapan tersumbat

oleh puing-puing. Keberhasilan skimmers tergantung pada jenis dan ketebalan

dari tumpahan minyak, jumlah puing-puing di air, lokasi, kondisi cuaca dan

umumnya skimmers cukup efektif digunakan pada perairan tenang (OSS 2010,

diacu dalam Dave dan Ghaly 2011).

sumber: US EPA (1999b) diacu dalam Dave dan Ghaly (2011)

Gambar 4. Tipe skimmers; (a) wier skimmers; (b) oleophilic skimmers; dan

(c) suction simmers.

3) Absorbent; seperti sorben hidrofobik sangat menarik dalam mengendalikan

tumpahan minyak, yaitu dapat memfasilitasi konversi zat cair ke fase semi

padat dalam pembersihan minyak (Adebajo et al. 2003 dan OSS 2010, diacu

dalam Dave dan Ghaly 2011). Bahan-bahan Absorbent dalam pembersihan

tumpahan minyak terdiri dari bahan organik alami, anorganik alami dan bahan

sintesis. Adsorbent organik alami seperti kapuk, serbuk gergaji, serat nabati,

(a) (b) (c)

(a) (b) (c)

Page 29: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

13

dan jerami. Choi dan Cloud (1992) diacu dalam Dave dan Ghaly (2011)

melaporkan bahwa gulma dan serat kapas dapat menyerap 74-85% minyak

mentah dari permukaan air laut. Kemudian adsorbent anorganik alami

termasuk tanah liat, kaca, wol, pasir, dan abu vulkanik. Adsorbent anorganik

alami memiliki kapasitas penyerapan 4-20 kali. Kelemahannya adalah tidak

dianjurkan untuk permukaan air (US EPA 2011a, diacu dalam Dave dan Ghaly

2011). Sedangkan adsorbent sintetis yang berupa polypropylene, busa polyester

dan polystyrene tersedia dalam lembaran, gulungan dan juga dapat diterapkan

pada permukaan air sebagai bubuk. Adsorbent sintetis ini telah menyerap

kapasitas 70-100 kali dari bobotnya dalam minyak karena memiliki sifat

hidrofobik dan oleophilic (Choi dan Cloud 1992; Deschamps et al. 2003;

USEPA 2011a, diacu dalam Dave dan Ghaly 2011).

Metode remediasi kimia

Dalam hal membatasi penyebaran minyak di laut dan melindungi garis

pantai serta habitat laut yang sensitif, metode remediasi kimia biasanya

dikombinasikan dengan metode fisik. Bahan kimia yang digunakan dapat

menanggulangi tumpahan minyak karena memiliki kemampuan untuk mengubah

sifat fisik dan kimia minyak (Vergetis 2002 diacu dalam Dave dan Ghaly 2011).

Bahan kimia yang digunakan untuk membatasi penyebaran tumpahan minyak

biasanya dispersan dan solidifiers. Dispersan terdiri dari surfaktan yang memiliki

kemampuan untuk memecah minyak menjadi tetesan kecil dan dapat dengan

mudah terdegradasi (Lessard dan Demarco 2000, diacu dalam Dave dan Ghaly

2011). Sedangkan solidifiers merupakan bahan polimer hidrofobik (granular

kering) yang dapat bereaksi dengan minyak untuk mengubah keadaan cair

menjadi karet sehingga dapat dengan mudah dibersihkan secara fisik.

Metode remediasi thermal

Metode remediasi ini dilakukan dengan melakukan pembakaran in situ

dengan peralatan dan perlengkapan yang khusus, yaitu minyak berada dalam

lingkaran fire-resistant boom. Metode ini secara efektif dilakukan dalam kondisi

angin tenang dan minyak baru tumpah atau produk minyak yang tumpah mudah

untuk dibakar tanpa menimbulkan bahaya bagi kehidupan di laut. Namun, residu

dari hasil pembakaran dapat tenggelam dan menutupi sedimen dasar laut

(Davidson et al. 2008, diacu dalam Dave dan Ghaly 2011).

Metode remediasi biologi atau bioremediasi

Remediasi biologi atau bioremediasi merupakan salah satu metode respon

tumpahan minyak melalui proses dimana mikroorganisme mendegradasi dan

memetabolisme bahan kimia untuk memulihkan kualitas lingkungan dari

pencamaran minyak. Kecepatan proses degradasi minyak oleh mikroorganisme

bergantung pada jenis minyak dan komponen kimia minyak. Senyawa kimia yang

memiliki berat molekul rendah sangat mudah terdegradasi, begitu halnya

sebaliknya (Atlas 1995 dan Swannell et al. 1996, diacu dalam Dave dan Ghaly

2011). Mikroorganisme yang cukup dominan dalam proses pendegradasian

minyak adalah bakteri. Atlas dan Cerniglia (1995) diacu dalam Dave dan Ghaly

(2011) melaporkan bahwa genera bakteri yang dapat mendegradasi senyawa

hidrokarbon dalam minyak adalah Pseudomonas, Achromobacter, Acinobactor,

Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus brevibacterium, Cornybacterium,

Flavobacterium, Nocardia, Pseudomonas dan Vibrio.

Page 30: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

14

Kasus Tumpahan Minyak di Indonesia

Tumpahan minyak di perairan merupakan kejadian yang sangat berperan

penting terhadap kerusakan dan kelestaraian ekosistem perairan dan dampak

turunan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi kejadian.

Pada tahun 2004 tepatnya tanggal 25 Juni 2004 telah terjadi kasus pencemaran

perairan akibat tumpahan minyak di perairan Balikpapan oleh Kapal MT. Panos G

yang berupa tumpahan limbah kerak mentah (sludge oil). Berdasarkan hasil

penilaian melalui penelitian penilaian terpadu dampak tumpahan minyak di

perairan Balikpapan (kasus tumpahan sludge oil dari kapal MT.Panos) bahwa

kejadian tumpahan minyak tersebut telah menimbulkan kerusakan ekosistem

mangrove seluas 18 ha, rusaknya 4 ha wilayah rehabilitasi mangrove, rusaknya

ekosistem lamun seluas 1 ha dan tercemarinya pasir pantai Balikpapan sepanjang

5 km. Selain itu terdapat kematian pada anakan mangrove, matinya padang lamun,

menimbulkan dampak berupa terganggunya tempat hidup berbagai jenis hewan

laut berupa ikan, udang yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat

(http://www.digilib.ui.ac.id).

Sama halnya di daerah Kepulauan Seribu, di utara Jakarta yang dalam empat tahun terakhir, ada 78 pulau di Taman Nasional Kepulauan Seribu telah

tercemari oleh tumpahan minyak. Kawasan ini merupakan kawasan perairan

tempat mobilisasi kapal tanker pengangkut minyak oleh perusahaan-perusahan

migas (http://www.jatam.org; senin, 2 Maret 2011). Selain itu, menurut media

masa (Tempo Interaktif , 2007) bahwa tumpahan minyak telah mencemari Pulau

Kotok Besar (berjarak 20 mil di Utara Ancol, Jakarta) dan Pulau Harapan

(berjarak 10 mil di Timur Laut Pulau Kotok). Selain itu gumpalan minyak telah

mengotori 20 pulau pada pantai-pantai wisata dan pemukiman di kawasan 2 (dua)

pulau tersebut (http://www.tempo.com; Minggu, 19 Oktober 2008). Kemudian

kasus tumpahan minyak juga telah terjadi di kawasan perairan Indramayu.

September 2008 kapal tanker Arendal yang membawa minyak mentah tumpah di

anjungan Laut Jawa karena kebocoran pipa dari kapal tanker ke tangki Pertamina

Unit Pengolahan VI Balongan. Tumpahan minyak mentah 150 ribu DWT

mencemari laut sejauh 48 kilometer. Sekitar 12.800 ha tambak udang dan tambak

bandeng di 14 kecamatan tercemar minyak. Pencemaran minyak yang terjadi pada

Unit Pengolahan VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat telah mencemari sebagian

besar kawasan pesisir Pabean Ilir yang berupa gumpalan minyak pekat bercampur

pasir laut. Gumpalan minyak dan bekas tumpahan minyak masih terlihat di pantai

Karang Song akibat tumpahan oleh Kapal tanker Arendal

(http://www.indramayupost.com; Rabu, 25 Februari 2009).

Pada tanggal 21 Agustus 2009 silam, tumpahan minyak juga terjadi di

perairan Indonesia. Pencemaran tersebut telah terjadi akibat kasus ledakan oleh

ledakan di ladang minyak Montara Well Head Platform di Blok West Atlas Laut

Timor di Perairan ZEE Australia selama 74 hari sampai 3 November 2009.

Pemerhati masalah Laut Timor telah mengemukakan bahwa tumpahan minyak

mentah yang mencemari Laut Timor akibat meledaknya sumur minyak Montara

pada tanggal 21 Agustus 2009 tersebut mencapai sekitar 107 juta liter atau sekitar

1.850.000 barel (http://mobile.seruu.com; Senin, 21 Mei 2012). Selain itu, Komisi

Penyelidikan Montara bentukan Pemerintah Federal Australia dalam laporannya

menyatakan tumpahan minyak Montara di Laut Timor mencapai sedikitnya 2.000

Page 31: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

15

barel atau sekitar 118.000 liter per hari selama 74 hari. Jenis minyak bumi yang

tumpah tersebut adalah minyak mentah fraksi ringan (light crude oil). Ketua

Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) menjelaskan asumsi besarnya volume

tumpahan minyak Montara ini berdasarkan pada jumlah cadangan minyak sebesar

24 juta barel atau 1.416.000.000 liter. Kapasitas produksi ini diperkirakan

menghasilkan 35.000 barel atau 2.065.000 liter per hari, sehingga dapat

diasumsikan bahwa jika hanya 25.000 barel atau 1.475.000 liter minyak yang

dimuntahkan maka jumlah tumpahan tersebut mencapai sekitar 107 juta liter

(Sumber: http://mobile.seruu.com; Senin, 21 Mei 2012).

Oil Spill Contingency Plan

Tumpahan minyak dan zat berbahaya lainnya tidak dapat dicegah

sepenuhnya, namun dampaknya dampak diminimalisasi dengan membentuk

sebuah rencana respon dan aksi pencegahan. Lokasi yang terlindungi dan

memiliki tingkat kerentanan lingkungan yang tinggi perlu dilakukan upaya

perencanaan dari kemungkinan tumpahan minyak (oil spill contingency plan)

(INAC 2007). Menurut International Petroleum Industry Environmental

Conservation Association (IPIECA 2000) bahwa perencanaan dari kemungkinan kasus tumpahan minyak (OSCP) harus mencakup beberapa bagian, yaitu strategi,

tindakan dan operasi, serta ketersedian data yang kompleks. Kemudian menurut

US EPA (1999) bahwa OSCP cukup rumit karena memberikan banyak rincian

tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan dan menanggapi

tumpahan minyak. Hal ini juga mencakup banyak skenario tumpahan dan banyak

situasi yang berbeda yang mungkin timbul selama atau setelah tumpahan.

Meskipun adanya kompleksitas, contingency plan yang dirancang dengan baik

dapat mudah untuk diikuti. OSCP biasanya memiliki empat elemen utama, yaitu

identifikasi bahaya, analisis kerentanan, penilaian risiko, dan tindakan respon.

Perencana menggunakan identifikasi bahaya dan analisa kerentanan untuk

mengembangkan penilaian risiko. Penilaian risiko kemudian digunakan sebagai

dasar untuk perencanaan tindakan respon tertentu.

OSCP secara luas telah diakui bahwa negara atau perusahaan yang telah

memiliki perencanan terhadap kemungkinan terjadinya tumpahan minyak

dipandang lebih siap dalam menghadapi keadaan darurat dari kejadian bahaya

tumpahan minyak dari pada yang tidak memiliki. Manfaat yang sangan potensial

dari OSCP adalah:

Respon lebih efektif dan efisien dalam menghadapi insiden tumpahan minyak

dan lebih memudahkan dalam strategi mengurangi kerusakan ekologi, ekonomi

dan klaim kompensasi.

Penegasan dalam prioritas perlindungan lingkungan oleh pihak pengusaha atau

pemerintah.

Meningkatkan pemahaman publik yang positif dalam perlindungan

lingkungan.

Kejadian tumpahan minyak tidak dapat diketahui dengan pasti kapan dan

dimana serta berapa ukuran tumpahan minyak. Tumpahan minyak dapat terjadi

dari kegiatan pemuatan, pembongkaran, pengoperasian pipa, dan dapat juga

terjadi dari tabrakan atau kapal kandas saat membawa minyak mentah dari

pelabuhan lokal atau pesisir. Selain itu kasus tumpahan minyak juga dapat terjadi

Page 32: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

16

dari kapal tanker atau tongkang yang beroperasi diperairan yang dalam, atau dari

kegiatan eksplorasi dan operasi produksi di perairan internasional. Risiko

tumpahan minyak dan respon terhadap tumpahan minyak harus diklasifikasikan

menurut ukuran dan kedekatannya dengan fasilitas operasi perusahaan. Hal ini

menyebabkan harus adanya konsep respon berjenjang (tiered response). Setiap

perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam responnya

pada setiap kejadian tumpahan minyak.

Perencanaan dalam hal kemungkinan terjadinya tumpahan minyak harus

mencakup setiap jenjang (tier) dan berhubungan langsung dengan skenariao dari

potensi tumpahan minyak perusahaan. Jumlah peralatan dan personil yang terlatih

harus diidentifikasi pada setiap jenjang (tier) karena untuk setiap operasi akan

bervariasi tergantung dari beberapa faktor seperti risiko, lokasi, jenis minyak dan

lingkungan atau ancaman dari sensitivitas kondisi sosial ekonomi. Gambar 5

menunjukkan illustrasi dari respon berjenjang (tiered response) dari ukuran

kejadian tumpahan minyak.

Sumber : IPIECA (2000)

Gambar 5. Respon berjenjang (tiered response) tumpahan minyak Tier 1 : Operasional-tipe tumpahan minyak yang mungkin terjadi pada atau dekat fasilitas

perusahaan itu sendiri sebagai konsekuensi kegiatan sendiri. Setiap perusahaan biasanya

akan memberikan sumber daya untuk menanggapi jenis tumpahan ini.

Tier 2 : Tumpahan lebih besar disekitar fasilitas perusahaan, dimana sumber daya dari perusahaan lain, industri dan mungkin respon dari lembaga pemerintah di daerah dapat dipanggil

untuk bergotong royong secara bersamaan. Sumber daya perusahaan di tier 1 dapat

berpartisifasi dan memiliki akses peralatan yang memadai.

Tier 3 : Tumpahan leboh besar dimana sumber daya perusahaan secara substansi akan diperlukan dan adanya dukungan secara nasional (tier 3) atau kerjasama secara internasioanl juga

diperlukan. Sangat mungkin untuk operasi ini harus ada arahan dan kontrol langsung dari

pemerintah. Hal ini penting untuk mengenali bahwa tumpahan yang terjadi di tier 3 dapat

lebih dekat dengan taua jauh dari fasilitas perusahaan.

Indeks Sensitivitas Lingkungan

Sejak tahun 1979, pemetaan indeks sensitivitas lingkungan telah disiapkan

sehari sebelum kejadian tumpahan minyak di Teluk Meksiko (NOAA 2002).

Pembuatan peta indeks sensitivitas lingkungan merupakan sebuah upaya

perencanaan dan respon dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya tumpahan

minyak di suatu area. Selain itu, peta indeks sensitivitas lingkungan dapat

membantu dalam upaya pembersihan dan mengurangi dampak yang terjadi dari

Page 33: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

17

kasus tumpahan minyak. Kemudian dapat juga digunakan oleh perencana dalam

mengidentifikasi lokasi-lokasi yang rawan dan menetapkan prioritas perlindungan

dan mengidentifikasi strategi yang efektif dan efisien dalam upaya pembersihan.

Berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh banyak negara di dunia

serta persyaratan dalam kemungkinan tumpahan dari polusi minyak bahwa oil

spill contingency plan membutuhkan sebuah informasi lokasi terhadap sumber

daya yang sensitif sebagai dasar untuk menetapkan prioritas perlindungan (NOAA

2002). Peta indeks sensitivitas lingkungan merupakan ringkasan singkat dari

sumber daya pesisir yang memiliki resiko jika terjadi tumpahan minyak di

dekatnya. Salah satu contoh dari sumber daya pesisir yang beresiko adalah sumber

daya hayati (seperti burung dan habitat kerang), garis pantai yang sensitif (seperti

rawa-rawa dan daerah pasang surut yang rendah), dan sumber daya yang

digunakan oleh masyarakat (human-use resource) seperti pantai publik dan taman

wisata laut.

Menurut NOAA (2002) bahwa klasifikasi pantai tidak hanya didasarkan

pada jenis substrat dan ukuran butiran dari substrat pantai, akan tetapi didasarkan

juga pada pemahaman akan sifat fisik dan biologi dari lingkungan pantai.

Hubungan antara proses fisik, jenis substrat, dan keterkaitan dengan biotanya akan

menghasilkan bentuk pantai/jenis ekologi pantai tertentu, pola transportasi

sedimen, dan pola perilaku minyak dalam memprediksi dampaknya ke biota.

Konsep yang berkaitan dengan faktor alam dan sensitivitas relatif dari garis

pantai, sebagian besar telah dikembangkan pada daerah estuari dan sebagian telah

dimodifikasi untuk daerah danau dan sungai. Peringkat sensitivitas pada tipe

pantai dikendalikan oleh faktor paparan gelombang, energi pasang surut,

kemiringan pantai, tipe substrat (ukuran butiran, pergerakan, penetrasi dan

kediamannya dalam sedimen) dan sensitivitas serta produktivitas biologi pantai.

a. Gelombang dan energi pasang surut

Faktor fisik seperti energi gelombang dan pasang surut atau energi arus

sangat menentukan tingkat paparan pada garis pantai. Energi gelombang

merupakan fungsi dari rata-rata tinggi gelombang yang diukur minimal satu tahun.

Gelombang besar (ketinggian > 1 meter) biasanya dapat mengurangi dampak dari

tumpahan minyak pada habitat pantai, hal tersebut dikarenakan arus yang

diarahkan oleh gelombang yang memantul ke permukaan pantai yang keras dapat

mendorong minyak jauh dari pantai. Gelombang yang membangkitkan arus akan

mengaduk sedimen pantai dan butiran kasar pada sedimen dapat menghilangkan

minyak yang terdampar sehingga organisme yang hidup pada sedimen tersebut

akan mengalami gangguan yang cukup pendek.

Energi pasang surut juga sangat menentukan potensi pencemaran minyak

pada habitat pesisir pantai walaupun pengaruhnya tidak seluas pengaruh dari

energi gelombang. Hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan adalah potensi

arus pasang surut yang kuat dapat menghilangkan minyak yang terdampar pada

habitat pesisir pantai dan juga dapat memindahkan butiran sedimen untuk

memendam minyak yang terdampar.

Gambar 6 merupakan illustrasi garis pantai yang secara teratur terkena

energi gelombang dan arus pasang surut yang kuat pada setiap musim.

Gelombang dan pasang surut akan menghasilkan sebuah energi di sepanjang garis

pantai. Energi tersebut paling sering terjadi di sepanjang garis pantai terluar atau

Page 34: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

18

a b c

di mana angin dominan bertiup dan menyebabkan gelombang membentur garis

pantai secara langsung atau akibat dari pembiasan gelombang.

Gambar 6. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 1(a-b) – 2 (c)

(IPIECA/IMO, 1994; IPIECA/IMO/OGP, 2011)

Gambar 7 merupakan illustrasi garis pantai dengan frekuensi energi

gelombang menengah. Kemudian Gambar 8 merupakan illustrasi garis pantai

dengan energi gelombang yang rendah atau garis pantai yang terlindungi dari

energi gelombang dan pasang surut. Pantai yang tidak memiliki prediksi kondisi

badai musiman yang dapat menghasilkan ukuran gelombang besar dari arah

tertentu akan sulit untuk menggambarkan pembersihan tumpahan minyak secara

alami. Di sepanjang garis pantai, peristiwa gelombang dengan energi yang cukup

tinggi biasanya dapat terjadi lebih dari sekali setiap tahunnya, akan tetapi waktu

kejadiannya tidak dapat diketahui. Pantai dengan kondisi gelombang rendah

sangat sulit untuk memprediksi lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

pembersihan, dan dalam kondisi tersebut peluang minyak yang tinggal di tepi

pantai dapat berlangsung lama.

b. Kemiringan pantai

Kemiringan garis pantai merupakan ukuran dari kecuraman zona intertidal

antara pasang tertinggi dan surut terendah. Hal tersebut dapat dicirkan apabila

kondisi pantai memiliki kecuraman > 30o maka dapat dikatakan curam; 5-30

o

kecuraman sedang dan < 5o maka kecuraman pantai rendah atau landai.

Pentingnya informasi mengenai kemiringan garis pantai berkaitan dengan efeknya

terhadap refleksi gelombang. Daerah intertidal yang curam biasanya terkena

gelombang yang tinggi dan dapat membantu dalam meningkatkan pembersihan

minyak secara alami. Beda halnya dengan daerah intertidal yang landai, yang

memungkinkan minyak yang tinggal di tepi pantai akan berlangsung lama dan

daerah ini biasanya memiliki komunitas biologi yang cukup tinggi. Pada habitat

yang terlindung, kemiringan pantai merupakan faktor pembeda yang kurang

penting dalam hal dampak tumpahan minyak, terkecuali dari kekayaan komunitas

biologi yang sensitif. Di daerah ini memiliki komunitas biologi yang cukup tinggi

pada daerah lereng-lereng datarnya.

Page 35: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

19

o p q

r s t

Gambar 7. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 3 (d-e); ESI 4 (f-g);

ESI 5 (h-i); ESI 6 (j-l); ESI 7 (m-n) (IPIECA/IMO, 1994;

IPIECA/IMO/OGP, 2011).

Gambar 8. Illustrasi klasifikasi pantai dengan peringkat ESI 8 (o-p); ESI 9 (q-r);

ESI 10 (s-t) (IPIECA/IMO, 1994; IPIECA/IMO/OGP, 2011).

d e f

g h i

j k l

m n

Page 36: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

20

c. Tipe substrat

NOAA (2002) telah mengklasifikasikan jenis substrat pantai menjadi

batuan dasar, sedimen dan bahan buatan manusia. Batuan dasar terdiri dari batuan

yang kedap air dan tidak kedap air. Sedimen terdiri dari lumpur (<0,06 mm), pasir

halus (0,06-1 mm), pasir kasar (1-2 mm), butiran pasir (2-4 mm), batu kolar (4-64

mm), batu bulat (64-256 mm), dan batu besar (> 256 mm). Sedangkan bahan

buatan manusia dibedkan menjadi riprap atau pecahan batuan dengan berbagai

ukuran yang dapat menyerap minyak dan dam atau tembok laut yang terbuat dari

bahan padat, seperti beton atau baja yang kedap terhadap minyak.

Perbedaan substrat yang paling penting adalah antara batuan dasar dan

yang tidak tergabung dalam sedimen. Substrat yang tidak tergabung dalam

sedimen memiliki potensi minyak terserap dalam substrat. Minyak yang terserap

dan terkubur kedalam substrat secara mekanis berbeda, akan tetapi ketika salah

satu atau keduanya terjadi dalam substrat sedimen, minyak akan bertahan lama

dalam substrat dan memiliki potensi yang panjang terhadap gangguan biologinya.

Selain itu, minyak yang terkubur atau terserap dalam sedimen tersebut sulit untuk

dibersihkan dari tepi pantai.

d. Sensitivitas dan produktivitas biologi

Produktivitas biologis pada habitat pantai merupakan komponen yang

terintegrasi dalam menentukan peringkat ESI (Environmental Sensitivity Index).

Habitat tumbuhan seperti rawa dan hutan mangrove memiliki peringkat yang

tinggi karena dampak yang diakibatkan oleh minyak cukup panjang dan potensi

kerusakan serta kegiatan pembersihan sangat sulit untuk dilakukan. Selain itu,

secara ekologi memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan membutuhkan

waktu lama dalam proses pemulihannya. Peringkat ESI mencerminkan tingkat

sensitivitas umum pada habitat pantai. Pantai yang memiliki substrat pasir halus

memiliki peringkat ESI = 3. Sedangkan area dengan pasang surut yang rendah

memiliki peringkat ESI yang tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan tingginya

produktivitas organisme bentik dan sebagai tempat ikan dan burung dalam

mencari makan.

3 METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pesisir selatan Delta Mahakam, Provinsi

Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung pada bulan Desember 2013 - Januari

2014. Secara administrasi lokasi penelitian masuk dalam Kecamatan Anggana,

Muara Jawa dan Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Gambar 9).

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah GPS Garmin 78s, kamera

Cannon 700D, software ArcView GIS 3.3/ArGis 9.3/10.1/ ERDAS Imagine 9.1,

ODV (Ocean Data View) 3.4.3, WRPLOT 4.8.5, foto udara dan peta batimetri.

Page 37: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

21

Gambar 9. Peta lokasi penelitian di pesisir selatan Delta Mahakam

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan bersumber dari data sekunder maupun data primer

dalam bentuk spasial ataupun non spasial. Data spasial seperti tutupan lahan, tipe

dan garis pantai diidentifikasi dengan foto udara. Kemiringan pantai dan kontur

dasar perairan diidentifikasi dengan analisis DEM (Digital Elevation Model) dan

peta batimetri (Bakosurtanal 1:50.000). Sedangkan data-data non spasial yang

digunakan adalah (1) geofisik pantai/pesisir: substrat, arus dan pasang surut

(Gastaldo 2010; TEPI 2012a; TEPI 2012b; TEPI 2013a; dan TEPI 2013b), dan

data angin (ECMWF: European Centre for Medium-Range Weather Forecasts/

www.ecmwf.int), (2) sumberdaya hayati; mangrove, biota perairan dan kelompok

burung (Sidik 2008; Creocean 2012 dan TEPI 2013b), (3) tipe pemanfaatan

sumberdaya pesisir: pelabuhan, platform migas, pemukiman, tambak dan area

tangkap.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengelaborasi

data hasil penelitian sebelumnya, observasi lapang dan identifikasi foto udara

melalui analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG). Analisis

sensitivitas lingkungan OSCP merupakan kajian yang komprehensif sehingga

membutuhkan integrasi data dari beberapa komponen lingkungan untuk

diidentifikasi serta dielaborasi menjadi satu kesatuan sensitivitas lingkungan.

Secara keseluruhan hasil identifikasi dan elaborasi komponen lingkungan

tersebut diaplikasikan dengan menggunakan metode zonal, yaitu metode yang

menerapkan indeks kerentanan pada daerah pesisir dengan memetakan distribusi

variasi lingkungan pesisir. Bentuk modifikasi dari metode zonal dalam penelitian

ini adalah memetakan distribusi variasi lingkungan dengan segmen garis

(Gundlach dan Hayes 1978; Stjernholm et al. 2011). Area buffer dalam penerapan

Page 38: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

22

modifikasi metode zonal dengan segmen garis adalah 200 m baik kearah darat

maupun kearah perairan dari garis pantai. Selanjutnya keberadaan dan tipe

pemanfaatan elemen sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam

ditabulasikan kedalam matrik pada setiap grid area foto udara. Grid area foto

udara yang digunakan adalah 2 km x 2 km (Gambar 10).

Gambar 10. Grid area penelitian di pesisir selatan Delta Mahakam.

Analisis Data

Kondisi Lingkungan Pesisir Selatan Delta Mahakam

Arus dan Pasang Surut

Kondisi umum arah dan kecepatan arus dianalisis secara deskriptif dari

hasil data model (TEPI 2013a). Kemudian untuk kondisi pasang surut dianalisis

konstanta harmoniknya dengan metode Admiralty. Konstanta harmonik yang

didapatkan digunakan sebagai masukan data dalam formula Formzahl

1 1

2 2

Keterangan :

F = Bilangan Formzahl

K1 dan O1 = Konstanta harmonik (amplitudo) pasut diurnal

M2 dan S2 = Konstanta harmonik (amplitudo) pasut semidiurnal

F ≤ 0,25 = Tipe pasut semidiurnal

0.26 < F<1.50 = Tipe pasut campuran cenderung semidiurnal

1.51 < F ≤3.0 = Tipe pasut campuran cenderung diurnal

F >3.0 = Tipe pasut diurnal

Page 39: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

23

Arah dan Kecepatan Angin

Data angin yang diperoleh berupa komponen u (angin zonal) dan

komponen v (angin meridional) dalam format .nc (www.ecmwf.int) diekspor

kedalam bentuk .txt dengan ODV 3.4.3. Hasil ekspor data kedalam bentuk .txt

dimasukkan kedalam spread sheet dengan Microsoft Office Excel untuk

dikonversi kedalam komponen arah dan kecepatan. Selanjutnya divisualisasikan

kedalam bentuk wind rose dengan WRPLOT 4.8.5.

Kemiringan Pantai dan Kontur Dasar Perairan

Kemiringan pantai merupakan ukuran kecuraman dari zona intertidal tepi

pantai. Sedangkan kontur dasar perairan merupakan ukuran kedalaman perairan

yang divisualisaikan kedalam relief dasar perairan dengan garis-garis kontur

(contour lines)/kontur kedalaman (depth contours atau isobath). Kemiringan

pantai diukur berdasarkan DEM (Digital Elevation Model) yang dianalisis dengan

ERDAS Imagine 9.1. Kontur dasar perairan dipetakan menggunakan data peta

Batimetri skala 1: 50.000 yang dianalisis dengan ArcGis 9.3.

Eksposur Tidal Flat

Eksposur tidal flat merupakan gambaran keterbukaan pantai oleh pengaruh

hidrodinamika perairan, seperti riakan gelombang dan energi pasang surut

perairan. Gelombang dan energi pasang surut perairan merupakan komponen

hidrodinamika perairan yang dapat menentukan keterbukaan pantai dan

keefektifannya dalam respon pembersihan oleh tumpahan minyak. Akan tetapi

menurut Lotfy (2004) eksposur dapat diprediksi dengan menggunakan informasi

angin, yaitu menghubungkan durasi dan kecepatan angin ke jarak tegak lurus garis

pantai dimana angin bertiup untuk menciptakan gelombang (fetch).

Eksposur tidal flat dianalisis dengan menggunakan formula indeks

eksposur (exsposure index/EI) (Hayes 1996). EI digunakan mengikuti prosedur

berikut: (1) menggunakan orientasi pada 45o

mendekati garis pantai terdekat; (2)

mengukur fetch efektif dari tiga arah sudut dan; (3) menentukan jumlah hari dari

angin bertiup untuk setiap arah dan kecepatan angin yang terekam.

EI = [(EFP x WD 10-20 mph) + (EFP x [WD > 20 mph]2)] +

[(EF 45L x WD10 -20 mph) + (EF 45L x [WD > 20 mph]2)] +

[(EF 45R x WD 10-20 mph)+(EF 45R x [WD > 20 mph]2)]

Keterangan;

EFP = Efektif fetch tegak lurus garis pantai

EF 45o L(left) = Efektif fetch 45

o (kiri) tegak lurus garis pantai

EF 45o R (right) = Efektif fetch 45

o (kanan) tegak lurus garis pantai

WD 10-20 mph = Jumlah hari (24 jam) angin bertiup 10-20 mph

WD> 20 mph = Jumlah hari (24 jam) angin bertiup >20 mph

1 mph (mil per hour) = 0.44704 m/s

EI≤10 = Sangat terlindung

11< EI < 50 = Terlindung

51< EI < 100 = Cukup terlindung

101<EI ≤ 200 = Cukup terpapar

EI>200 = Terpapar

Page 40: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

24

Pemetaan Karakteristik Sumber Daya Pesisir Delta Mahakam

Karakteristik sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam

dipetakan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3 dan ArcGis 9.3/10.1

sebagai tools analisis. Elemen sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta

Mahakam diidentifikasi berdasarkan pada grid foto udara. Secara umum bagan

alir rangkaian analisis pemetaan sumberdaya pesisir selengkapnya disajikan pada

Gambar 11.

Indeks Sensitivitas Lingkungan OSCP

Indeks sensitivitas lingkungan yang digunakan adalah indeks sensitivitas

melalui sistem peringkat dengan menggabungkan elemen biofisik dan

pemanfaatan sumberdaya pesisir oleh masyarakat dari perspektif kemungkinan

terjadinya tumpahan minyak. Sistem peringkat ini mengelaborasi elemen-elemen

lingkungan sesuai dengan keberadaannya di pesisir selatan Delta Mahakam.

Sensitivitas sangat tergantung pada intoleransi (kerentanan) dari suatu

habitat, kerusakan dari faktor eksternalnya dan membutuhkan waktu tertentu

dalam hal pemulihannya. Oleh sebab itu, sensitivitas dinilai relatif terhadap

perubahan dalam faktor tertentu (Marine Life Information Network:

www.marlin.ac.uk). Penggunaan sistem peringkat sensitivitas lingkungan

menerima nilai numerik tunggal, yang mewakili sensitivitas relatif untuk

tumpahan minyak. Nilai numerik dalam peringkat sensitivitas ini dikategorikan

kedalam 5 (lima) peringkat, yaitu peringkat dengan sensitivitas sangat rendah,

Gambar 11. Bagan alir rangkaian analisis pemetaan sumber daya pesisir di pesisir

selatan Delta Mahakam

SIG

Data Observasi Lapang Data Atribut Foto Udara

Input Data Editing

Tagging

Proyeksi/Transformasi

Basis Data Spasial

Map Join

Clipping

Analisis Spasial

Overlay Buffering

Query Analisis Peta Sumberdaya Pesisir Selatan Delta Mahakam

Page 41: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

25

sensitivitas rendah, sensitivitas sedang, sensitivitas tinggi, dan sensitivitas sangat

tinggi. Hasil pengkategorian peringkat sensitivitas lingkungan selanjutnya

divisualisasikan kedalam peta dengan beberapa kode warna (Tabel 2).

Tabel 2. Makna kategori peringkat sensitivitas lingkungan

No Kategori Sensitivitas Keterangan

1 Sangat rendah Habitat terpengaruh oleh faktor eksternal yang timbul dari

kegiatan manusia atau peristiwa alam (intoleransi tinggi")

namun diperkirakan akan pulih dengan cepat yaitu dalam

waktu seminggu.

2 Rendah Habitat terpengaruh oleh faktor eksternal yang timbul dari

kegiatan manusia atau peristiwa alam (intoleransi tingg)

namun diperkirakan akan pulih dengan cepat, yaitu dalam

waktu 1 tahun.

3 Sedang Habitat sangat terpengaruh oleh faktor eksternal yang timbul

dari kegiatan manusia atau peristiwa alam (intoleransi

tinggi) namun diperkirakan akan memakan waktu >1-10

tahun untuk pulih.

4 Tinggi

Habitat terpengaruh oleh faktor eksternal yang timbul dari

kegiatan manusia atau peristiwa alam (intoleransi tinggi) dan

diperkirakan akan pulih dalam jangka waktu yang sangat

lama, yaitu> 10-25 tahun.

5 Sangat tinggi Habitat sangat terpengaruh oleh faktor eksternal yang timbul

dari kegiatan manusia atau peristiwa alam (intoleransi

tinggi” dan diperkirakan akan pulih hanya dalam jangka

waktu yang lama, yaitu >25 tahun pemulihan “sangat

rendah” atau “tidak dapat dipulihkan”

Sumber: MarLin:http ://www.marlin.ac.Uk/ sensitivityrationale.php

Intoleransi: kerentanan suatu habitat, kerusakan/kematian komunitas atau spesies dari faktor eksternal

Nilai sensitivitas lingkungan OSCP diperoleh dari nilai kumulatif indeks

prioritas lingkungan (S). Nilai indeks prioritas lingkungan (PI) merupakan nilai

kerentanan dari tiap elemen sumberdaya pesisir (AV) dikalikan dengan faktor

bobotnya (Wi) (Musbech et al. 2000, diacu dalam Stjernholm et al. 2011).

Penentuan nilai kerentanan pada tiap elemen sumberdaya pesisir didasarkan pada

tingkat kerusakan atau efeknya terhadap tumpahan minyak.

I x dengan ∑ I

n

i 1

Keterangan;

PI = Indeks prioritas

AV = Nilai kerentanan

WF = Kategori faktor bobot

S = Sensitivitas relatif

Kategori faktor pembobotan ditentukan dengan metode rank order

centroid (ROC). ROC merupakan cara sederhana untuk memberikan pembobotan

kepada sejumlah elemen sesuai tingkat kepentingannya. Konversi ini

menggunakan rumus sebagai berikut (Chang 2004, diacu dalam Ghavamifar

2009) :

Page 42: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

26

i 1

∑1

n

n i

Keterangan;

Wi = Bobot ke i

M = Jumlah elemen/komponen

n = Elemen/komponen ke i

Elemen sumberdaya pesisir yang digunakan terdiri dari 3 elemen dasar

yaitu: fitur pesisir/pantai (coastal fitur), sumberdaya hayati (biological resource)

dan pemanfatan sumberdaya (human-use resource). Jumlah semua Wi adalah 1,

yang menunjukkan 100% ketiga elemen sumber daya ini dinilai dalam area

penelitian. Untuk nilai kerentanan pada tiap elemen sumberdaya pesisir (AV)

diberikan nilai 1-5. Nilai 1 mengindikasikan tingkat kerentanan yang sangat

rendah dan skor 5 mengindikasikan kerentanan sangat tinggi terhadap

kemungkinan pencemaran minyak (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Sedangkan

sumberdaya hayati, nilai kerentanannya didasarkan pada formula berikut:

( x x x I)

Keterangan;

RS = Kerentanan relatif

RA = Kelimpahan relatif

TM = Temporal modifier

ORI = Indeks residensi minyak

C = Konstanta (sumber daya pesisir pantai: 62,5)

Nilai kerentanan relatif (RS) ditentukan melalui informasi mengenai

tingkat kerentanan, potensi pemulihan dan efek letal serta sublethal dari spesies.

Penentuan tersebut mengacu pada kriteria kerentanan yang dikeluarkan oleh

Marine Life Information Network (Tyler-Walters et al. 2001). Sedangkan nilai

ORI (oil residence index) ditentukan berdasarkan jenis pantai, subtrat dan

eksposur pantai. ORI menggambarkan lamanya minyak yang tinggal di pantai

dengan nilai berkisar 1 sampai 5 (Dempsey et al. 1995) (Lampiran 3 dan

Lampiran 4).

Nilai sensitivitas dalam peringkat kategori sensitivitas lingkungan OSCP

di pesisir selatan Delta Mahakam didasarkan pada nilai interval kelas hasil analisis

sensitivitas relatif. Selang kelas diperoleh dari jumlah nilai maksimum tiap

kerentanan dan faktor bobot dikurangi dengan jumlah perkalian nilai minimumnya

yang kemudian di bagi dengan jumlah kriteria sensitivitas (Modifikasi Musbech et

al. 2000, diacu dalam Stjernholm et al. 2011).

∑ x

mak ∑ x

min

n

Keterangan;

K = Selang kelas

AV = Nilai kerentanan pada tiap elemen lingkungan

WF = Faktor pembobotan

n = Jumlah kelas

Page 43: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

27

Dari rumus yang digunakan di atas, diperoleh nilai selang kelas sebesar 3.2

dengan nilai maksimum dan minimum sebesar 4.49 dan 20.45 sehingga nilai tiap

kategori peringkat sensitivitasnya adalah sebagai berikut:

Nilai Sensitivitas Kategori Sensitivitas Kode Warna

4.49-7.68 Sangat rendah

7.69-10.88 Rendah

10.89-14.08 Sedang

14.09-17.28 Tinggi

17.29-20.48 Sangat Tinggi

Analisis Komponen Utama

Analisis komponen utama merupakan suatu teknik mereduksi data

multivarian yang mentranformasikan matriks data menjadi suatu set kombinasi

linier yang lebih sedikit akan tetapi menyerap sebagian besar jumlah varian dari

data awal. Tujuannya adalah menjelaskan sebanyak mungkin jumlah varian data

asli dengan sedikit mungkin komponen utama (faktor) yang dibentuk. Dalam hal

ini, analisis komponen utama digunakan untuk mengetahui elemen sumberdaya

pesisir yang memiliki keterkaitan yang cukup kuat terhadap penyusunan

sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam. Analisis

komponen utama dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak software

statistica 7.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Lingkungan Pesisir Selatan Delta Mahakam

Secara geomorfologi, area penelitian masuk kedalam 2 bagian penting dari

3 bentuk geomorfologi umum Delta Mahakam modern, yaitu delta front

(perenggan delta) dan prodelta (luar delta). Delta front merupakan sub lingkungan

delta dengan energi cukup tinggi dan sering terjadi proses sedimentasi yang

konstan, yang dipengaruhi oleh pasang surut, arus laut serta aksi gelombang

kedalaman ≤ 10 m Gambar 12a). Sedangkan Prodelta adalah bagian terluar dari

delta yang berhadapan langsung dengan paparan laut dalam. (Gambar 12b).

Sumber : a. TEPI (2013a); b. Allen dan Chamber (1998)

Gambar 12. Kondisi umum lingkungan pengendapan di pesisir selatan Delta

Mahakam (a. delta front; b. prodelta).

(a) (b)

Page 44: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

28

Substrat dasar di pesisir selatan Delta Mahakam terdiri dari pasir halus dan

lumpur yang tersebar sampai ke mulut delta. Pasir halus atau lebih dominan

lumpur disebabkan oleh adanya aliran sedimen dari muara sungai mahakam yang

terbawa dari bagian hulu dan terendapkan sampai ke mulut-mulut delta. Allen dan

Chamber (1998), diacu dalam Gastaldo (2010) menyatakan bahwa penyebaran

sedimen dengan substrat pasir halus dan lumpur atau lebih didominasi oleh

lumpur terdapat di sekitar delta front. Sedangkan pada prodelta sedimennya lebih

bersubstrat lanau/lempung/tanah liat dan terkadang lapisan pasir tipis (Allen dan

Chamber 1998, diacu dalam Gastaldo 2010).

Pantai dengan substrat berpasir halus dan berlumpur cukup mampu

menahan air setelah terjadinya air pasang. Pasir halus dan lumpur tidak cepat

meniriskan air yang terperangkap sehingga memungkinkan organisme yang

tinggal lebih lama tercemari minyak. Beda halnya dengan pantai bersubstrat kasar

dan berkerikil. Menurut IPIECA (2006), air laut yang terperangkap pada substrat

kasar dan berkerikil biasanya tidak stabil dan mampu meniriskan air yang

terperangkap dengan cepat. Kemudian minyak yang menempal pada substrat

kasar cukup mudah untuk dibersihkan sehingga minyak yang tinggal berada

dalam waktu yang singkat.

Kemiringan Pantai dan Kontur Dasar Perairan

Hasil analisis DEM SRTM 30 m bahwa area penelitian di pesisir selatan

Delta Mahakam memiliki derajat kemiringan pantai yang sangat rendah atau

pantai yang landai. Dari akumulasinya, sebesar 25% area penelitian memiliki

proporsi derajat kemiringan berkisar dari tinggi sampai sangat tinggi (Gambar 13).

Kemiringan pantai dimaknai sebagai ukuran kecuraman dari zona intertidal antara

pasang surut maksimal (NOAA 2002). Derajat kemiringan pantai yang tinggi akan

mengurangi luasan area yang tercemari oleh minyak ke daratan. Selain itu,

refleksi dari dinamika air permukaan cukup kuat sehingga dapat mempersingkat

lamanya minyak tinggal dan peluang pembersihan pantai secara alami cukup

besar. Beda halnya pada pantai/pesisir yang memiliki derajat kemiringan pantai

yang rendah/landai memungkinkan minyak lebih luas tercemari minyak dan

pembersihan alami cukup sulit sehingga minyak lebih lama tinggal di pantai.

Kontur dasar perairan di area penelitian memiliki kisaran kedalaman 1-10 m.

Kedalaman perairan yang relatif dangkal memungkinkan terjadinya deformasi

gelombang saat mendekati pesisir pantai. Selengkapnya distribusi spasial kelas

kemiringan pantai/pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam disajikan dalam

Lampiran 5.

Gambar 13. Persentase kemiringan garis pantai/pesisir di pesisir

selatan Delta Mahakam

Page 45: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

29

Pasang Surut

Kondisi pasang surut di pesisir selatan Delta Mahakam sangat dipengaruhi

oleh rambatan pasut dari Laut Sulawesi di sebelah utara yang berasal dari

Samudra Pasifik. Pasut dari Samudra Pasifik merambat masuk ke perairan

Indonesia melalui perairan yang berada di sekitar Indonesia (Pariwono 1985,

diacu dalam TEPI 2013a).

Berdasarkan hasil analisis bilangan Formzhal yang di input dari konstanta

harmonik (amplitudo) bahwa pasut di 3 (tiga) stasiun pengamatan telah

menunjukkan kisaran bilangan Formzhal sebesar 0.37-0.40 (Tabel 3). Analisis

bilangan Formzhal yang dihasilkan tersebut mengindikasikan pesisir selatan Delta

Mahakam memiliki tipe pasut campuran cenderung semidiurnal/harian ganda

(0.26<F<1.5), yaitu dalam rentang waktu 24 jam terjadi dua kali air pasang dan

dua kali air surut, akan tetapi tinggi dan periodenya berbeda.

Tabel 3. Konstanta harmonik (amplitudo) pasut di pesisir selatan Delta Mahakam

Stasiun Koordinat K1 O1 M2 S2 F

1 0°49 'LS 117°15 ' BT 0.23 0.14 0.56 0.41 0.38

2 0°28 'LS 117°35 ' BT 0.20 0.15 0.57 0.38 0.37

3 0°35 'LS 117°23 ' BT 0.24 0.17 0.61 0.41 0.40

Sumber : Data olah TEPI tahun 2012; (1) Handil; (2) Tunu; dan (3) Tambora

Menurut Laporan Internal TOTAL (1986), diacu dalam Gastaldo (2010)

bahwa pasang surut di sisi timur Pulau Kalimantan adalah pasang semidiurnal

dengan rata-rata pasang berkisar 0.5 m – 1.7 m selama siklus perbani dan 1.2 m -

2.9 m selama siklus purnama. Energi gelombang yang dihasilkan oleh pola

musiman dengan tinggi gelombang tidak melebihi 80 cm atau rata-rata tinggi

gelombang ~ 60 cm (Allen dan Chambers 1998, diacu dalam Gastaldo 2010). Di

dalam kasus pencemaran, tipe pasut digunakan untuk mengetahui gambaran

umum tingkah laku zat pencemar sehingga aliran residual dari zat berbahaya yang

masuk kedalam area pesisir selatan Delta Mahakam dapat prediksi dan

diantisipasi.

Tipe pasut campuran cenderung semidiurnal (cenderung campuran ganda),

memungkinkan zat pencemar sulit terbawa keluar area dalam pembersihan. Dalam

waktu 24 jam, zat pencemar yang telah terbawa menjauhi pantai pada saat surut

akan terbawa kembali mendekati pantai atau masuk kedalam muara-muara sungai

pada saat air bergerak pasang. Hal serupa juga dijelaskan dalam Surinati (2007)

bahwa dalam studi lingkungan, pencemaran yang terjadi pada area dengan

karakteristik pasut harian tunggal (diurnal) atau condong harian tunggal zat

pencemar dapat tersapu bersih dari lokasi. Akan tetapi zat pencemar dapat

bergerak ke area yang lain jika tidak segera dilakukan kegiatan pembersihan.

Beda halnya dengan area yang memiliki tipe pasut harian ganda (semidiurnal)

atau campuran cenderung harian ganda maka zat pencemar dimungkinkan akan

sulit tergelontorkan keluar dari area untuk dibersihkan.

Arah dan Kecepatan Angin

Pada Gambar 14a dalam wind rose arah dan kecepatan angin menunjukkan

bahwa angin yang bertiup di pesisir selatan Delta Mahakam lebih dominan dari

arah tenggara, timur dan selatan. Kemudian resultan arah angin lebih berdekatan

dengan arah tenggara. Berdasarkan hasil analisis data angin yang terkumpulkan

Page 46: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

30

selama 10 tahun (sumber data: ECMWF 2004-2013) bahwa kecepatan rata-rata

angin bertiup adalah sebesar 9.07 m/s. Jika dilihat dari distribusi frekuensinya

(Gambar 14b), bahwa angin bertiup dengan kecepatan 0.5-2.1 m/s sebesar 79.4%.

Kemudian frekuensi angin dengan kecepatan 2.1-3.6 m/s sebesar 0.1% dan

frekuensi angin dengan kecepatan ≥ 11 1 m/s sebesar 3 3 % ementara keadaan

dimana angin dalam keaadaan tenang (calms) sebesar 17.1%.

Angin merupakan udara yang bergerak akibat adanya perputaran bumi dan

perbedaan tekanan udara. Angin bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat

bertekanan rendah. Resultan arah angin tenggara di area penelitian dimungkinkan

oleh kedekatannya dengan ekuator. Pada daerah equator angin pasat tenggara

berhembus secara normal sepanjang tahun. Angin pasat tenggara yang muncul

terus menerus sepanjang tahun mengakibatkan permukaan laut sepanjang pantai di

Samudera Pasifik bagian Barat lebih tinggi daripada permukaan laut sepanjang

pantai di Samudera Hindia bagian Timur. Akibat adanya gradien tekanan yang

disebakan oleh perbedaan tinggi permukaan laut, sejumlah massa air Samudera

Pasifik akan mengalir ke Samudera Hindia (http://ilmukelautan.com/publikasi/

oseanografi/fisika-oseanografi). Angin yang berhembus di atas permukaan air

akan memindahkan energinya ke air dan kecepatan angin yang bertiup dapat

menimbulkan tegangan pada permukaan laut sehingga permukaan air yang tenang

dapat menimbulkan riak gelombang di atas permukaan air. Semakin besar

kecepatan angin yang bertiup menyebabkan riak gelombang di atas permukaan air

akan semakin besar, begitu halnya sebaliknya.

Sumber : Data olah ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecasts)

tahun 2004-2013.

Gambar 14. Wind rose angin di area penelitian (a. arah dan kecepatan angin;

b. distribusi frekuensi kecepatan angin)

Arus

Pesisir selatan Delta Mahakam merupakan bagian dari perairan

Kalimantan Timur yang secara umum kondisi pergerakan arusnya dipengaruhi

oleh aliran dari perairan Selat Makassar. Selain itu, dipengaruhi juga oleh adanya

arus lintas Indonesia (ARLINDO), dimana pergerakan arus dari Samudera Pasifik

mengalir ke Samudera Hindia yang salah satunya melewati Selat Makassar akibat

perbedaan tinggi permukaan laut dikedua samudera (Gambar 15).

(a) (b)

Page 47: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

31

Sumber: Gordon, 1998

Berdasarkan data kecepatan arus musim yang diperoleh di perairan Selat

Makassar (Wyrtki, 1961 diacu dalam TEPI 2013a) bahwa arah arus permukaan di

bagian tengah Selat Makassar lebih ke arah selatan sepanjang tahun. Kecepatan

arus yang cukup kuat terjadi pada Bulan Maret, yaitu sekitar 0.33 m/s dan arus

lemah terjadi pada Bulan Mei, September dan November dengan kecepatan

berkisar antara 0.08-0.12 m/s (Tabel 4).

Pada Bulan Maret atau rentang antara Bulan Januari sampai April, arus

diperairan Laut Jawa dan Laut Flores mengalir ke arah timur, akan tetapi di

perairan Selat Makassar arus dari Laut Sulawesi mengalir ke selatan. Begitu

halnya pada Bulan Mei sampai Bulan September, arus permukaan di perairan

Selat Makassar mengalir ke selatan ketika arus di perairan Laut Flores mengalir

dari timur ke barat. Kemudian pada Bulan Oktober sampai Desember, arus

permukaan di perairan Laut Flores mengalir ke arah timur. Akan tetapi pada

bulan-bulan tersebut arus permukaan di perairan Selat Makassar secara umum

tetap mengalir ke arah selatan (TEPI 2013a).

Menurut Wyrtki (1961), diacu dalam Hasnudin (1998) bahwa umumnya

pola arus di perairan Indonesia lebih cenderung dipengaruhi oleh perubahan angin

musim (monsun), terutama pada lapisan permukaan. Pada musim timur, massa air

dari Laut Banda didorong ke arah Laut Flores, kemudian ke Laut Jawa dan Selat

Makassar pada saat angin datang dari barat menyeberangi perairan Laut Flores

menuju Laut Banda. Akan tetapi arus yang mengalir melewati Selat Makassar dari

Samudera Pasifik tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan angin musim

(monsun), hal ini yang menyebabkan arus permukaan di perairan Selat Makassar

cenderung mengalir ke arah selatan. Wyrtki (1987), diacu dalam Hasanudin

(1998) menyatakan bahwa dalam keadaan normal, di atas Samudera Pasifik

bertiup angin pasat tenggara sepanjang tahun dan menimbulkan tenaga gesekan

angin yang mendorong massa air akibat dari perbedaan ketinggian permukaan

laut. Perbedaan ketinggian muka laut menyebabkan terjadinya perbedaan gradien

tekanan sehingga menimbulkan perpindahan masa air dari Samudera Pasifik ke

Samudera Hindia mengalir melalui perairan Selat Makassar.

Gambar 15. Arus lintas Indonesia (ARLINDO)

Page 48: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

32

Tabel 4. Arah dan kecepatan rata-rata arus musim di perairan Selat Makassar

sekitar garis khatulistiwa

No. Arus Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Arah S S S S S S S S S S S S

2 Kecepatan (m/s) 0.15 0.25 0.33 0.25 0.08 0.25 0.21 0.25 0.12 0.25 0.08 0.12 Sumber : Wyrtki, 1961, diacu dalam TEPI, 2013a

Keterangan: 1. Januari; 2. Februari; 3. Maret; 4. April; 5. Mei; 6. Juni; 7. Juli; 8. Agustus; 9. September;

10. Oktober; 11. November; 12. Desember.

Berdasarkan hasil model simulasi, bahwa kecepatan arus yang cukup kuat

di sekitar pesisir selatan Delta Mahakam terjadi saat menjelang surut, baik pada

musim barat (0.08-0.32 m/s) maupun pada saat musim timur (0.18-0.31 m/s).

Sedangkan kecepatan arus cukup lemah terjadi saat kondisi surut (Tabel 5).

Menjelang surut merupakan kondisi dimana kedudukan muka air tinggi akan

bergerak kekedukukan muka air rendah pada saat air surut. Sedangkan kondisi

surut, keadaan dimana muka air berada dalam kedudukan terendah dalam siklus

pasang surut.

Tabel 5. Kecepatan arus di pesisir selatan Delta Mahakam

No. Musim Kecepatan Arus (m/s)

MP Arah MS Arah P Arah S Arah

1 Barat 0.08-0.18 - 0.08-0.32 TL 0.07-0.15 TL 0.007-0.09 BD

2 Timur 0.08-0.21 - 0.18-0.31 TL 0.11-0.29 TL 0.01-0.19 U&BD Sumber : Data Model (TEPI, 2013a)

Keterangan: MP = kondisi menjelang pasang; P = kondisi pasang; MS = kondisi menjelang surut;

S = kondisi surut; TL= Timur Laut; BD=Barat Daya; U=Utara; - = mendekati pantai

Gambar 16i telah memvisualisasikan bahwa saat menjelang pasang

(musim barat), pergerakan masa air dari laut lepas bergerak mendekati pantai dan

masuk ke pesisir Delta Mahakam. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan

ketinggian muka air antara di laut lepas dengan di tepi pantai sehingga arus

cenderung bergerak mendekati pantai dan masuk ke celah-celah muara melalui

mulut-mulut Delta. Begitu halnya pada musim timur (Gambar 16ii), pergerakan

arusnya menyerupai pola arus pada musim barat, yaitu bergerak masuk ke dalam

celah-celah muara sungai melalui mulut delta.

Sumber: TEPI, 2013; Keterangan : A-C. Kecepatan arus yang mewakili area dumping

Gambar 16. Simulasi pola arus saat menjelang pasang (i. musim barat; ii. musim

timur)

i ii

Page 49: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

33

Pada saat menjelang surut di musim barat, arus permukaan bergerak

menjauhi pantai dan berbelok ke arah timur laut. Arus yang dibelokkan ke arah

timur laut diperkirakan oleh adanya pengaruh angin yang bertiup dari selatan dan

barat daya (Gambar 17i). Sama halnya pada musim timur, pola arus permukaan

menjelang surut hampir serupa dengan pola arus menjelang surut di musim barat,

yaitu arus permukaan bergerak menjauhi pantai dan berbelok ke arah timur laut

(Gambar 17ii).

Sumber: TEPI, 2013; Keterangan : A-C. Kecepatan arus yang mewakili area dumping

Gambar 17. Simulasi pola arus saat menjelang surut (i. musim barat; ii. musim

timur)

Dalam kondisi pasang di musim barat, pergerakan arus permukaan

sebagian kecil menuju pantai atau masuk kedalam muara-muara sungai di Delta

Mahakam dan sebagain besar lainnya bergerak kearah timur laut (Gambar 18i).

Arus yang bergerak ke arah timur laut disebabkan oleh pengaruh faktor angin

yang bergerak kearah timu/timur laut. Angin yang bertiup akan mempengaruhi

tegangan permukaan air sehingga menimbulkan riak gelombang dan

menggerakkan masa air bergerak ke arah timur/timur. Sedangkan arus yang

bergerak ke dalam muara-muara sungai diperkirakan lebih dipengaruhi oleh faktor

pasang surut saat terjadinya pasang (TEPI 2013a). Hal ini juga terjadi di musim

timur, bahwa pola pergerakan arus permukaan saat kondisi pasang bergerak ke

arah timur/timur laut (Gambar 18ii).

Sumber: TEPI, 2013; Keterangan : A-C. Kecepatan arus yang mewakili area dumping

(i) (ii)

(i) (ii)

Gambar 18. Simulasi pola arus saat pasang (i. musim barat; ii. musim timur)

Page 50: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

34

Pada saat kondisi surut di musim barat, pola pergerakan arus permukaan

bergerak keluar dari muara-muara sungai dengan kecepatan yang cukup lemah

dan cenderung berbelok ke arah barat daya (Gambar 19i). Berbeda halnya pada

musim timur saat kondisi surut, pola pergerakan arus permukaan saat lebih

cenderung bergerak ke arah utara dan sebagian ke barat daya (Gambar 19ii).

Sumber: TEPI, 2013; Keterangan : A-C. Kecepatan arus yang mewakili area dumping

Gambar 19. Simulasi pola arus saat surut (i. musim barat; ii. musim timur)

Secara umum dari hasil model simulasi bahwa pola pergerakan arus di

pesisir selatan Delta Mahakam diperkirakan lebih dipengaruhi oleh pasang surut.

Dinamika pergerakan air permukaan secara vertikal (pasut) akan diikuti oleh

pergerakan air permukaan secara horizontal (arus pasut). Bila air laut menjelang

surut maka akan terlihat adanya gerakan arus dari mulut-mulut delta mengalir

keluar menjauhi pantai dan bergerak ke laut lepas. Begitu halnya sebaliknya, akan

terlihat gerakan arus dari laut lepas masuk ke mulut-mulut delta pada saat

menjelang pasang.

Eksposur Tidal Flat

Berdasarkan hasil analisis indeks eksposur (EI) dengan menggunakan

pendekatan data angin bahwa area penelitian di pesisir selatan Delta Mahakam

memiliki kategori eksposur yang sangat terlindung dengan nilai EI (exsposure

index) berkisar antara 0-3 14 EI≤10 anjang segmen garis pantai dalam kategori

ini sebesar 431.96 km atau sekitar 52.05% dari total panjang segmen garis pantai

di area penelitian (829.82 km). Sedangkan ekposur dengan kategori terpapar

memiliki panjang segmen garis pantai sebesar 99.26 km dengan EI sebesar

201.41-975.88 (EI>200) (Gambar 20a).

Kecenderungan ekposur yang sangat terlindung di pesisir selatan Delta

Mahakam disebabkan oleh bentuk umum Delta Mahakam yang didalamnya

memiliki aliran-aliran sungai yang berlikuk-likuk dan panjang fetch tegak lurus

pantai dimana angin bertiup dengan arah dan kecepatan yang konstan sangat

rendah. Semakin terlindung suatu area maka sangat rendah area tersebut dalam hal

aksi gelombang sehingga estimasi waktu tinggal minyak sangat lama dan

memungkinkan terjadi pencemaran lingkungan dengan jangka waktu yang

panjang. Oleh sebab itu semakin terlindung suatu area, maka semakin tinggi nilai

kerentanan yang diberikan pada area tersebut, begitu halnya sebaliknya (NOAA

i ii

Page 51: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

35

2002). Selengkapnya visualisasi eksposur pantai pada tiap kategori di pesisir

selatan Delta Mahakam disajikan dalam Gambar 20b.

Sumberdaya Pesisir dan Pemanfaatannya

Mangrove dan Biota Perairan

Mangrove merupakan komunitas vegetasi yang mampu hidup pada daerah

pasang surut, terutama pada daerah pantai yang tergenang saat pasang dan bebas

genangan saat surut. Vegetasi ini mampu mentolerir dan hidup pada daerah yang

memiliki perubahan kandungan kadar garam akibat percampuran air tawar dan air

laut. Secara umum vegetasi mangrove di pesisir selatan Delta Mahakam banyak

dijumpai jenis Nypa (Nypa fruticans), Pedada (Sonneratia sp), Api-api (Avicennia

sp), Bakau (Rhizophora sp), Tancang (Bruguiera sp) dan Nyirih (Xylocarpus sp).

Sehubungan dengan masih terpengaruhnya lokasi studi oleh adanya percampuran

air tawar dan air laut maka terdapat beberapa zona vegetasi yang tersebar

berdasarkan bentuk geomorfologinya. Tipikal dan kondisi umum vegetasi

mangrove di pesisir selatan Delta Mahakam disajikan dalam Gambar 21a.

Pada area yang memiliki sub lingkungan dengan energi yang cukup tinggi,

area lebih terbuka dan terpengaruhi oleh proses sedimentasi secara konstan

vegetasi mangrove di pesisir selatan cenderung ditemui jenis Avicennia sp dan

Sonneratia sp. Sedangkan area disepanjang tepi delta yang lebih rendah dan

cukup terlindung dijumpai jenis Rhizophora sp. Pada daerah pusat delta atau area

yang lebih mendapat pengaruh aliran air tawar secara konstan dan berada pada

area yang sangat terlindung dijumpai jenis mangrove Nypa fruticans. Selain itu,

terdapat juga vegetasi campuran dari beberapa jenis mangrove seperti api-api

(Avicennia sp.), pedada (Sonneratia caseolaris), bakau (Rhizophora sp), Tancang

(Bruguiera sp.), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan nipa (Nypa fruticans) yang

tumbuh bersamaan. Menurut studi literatur bahwa secara umum hutan mangrove

di area studi didominasi oleh zona pedada, zona bakau, zona transisi, zona Nipa

dan zona Nibung dan terdapat ± 20 jenis mangrove dari 7 famili teridentifikasi

(Sidik 2008). Sebaran vegetasi mangrove di pesisir selatan Delta Mahakam secara

umum disajikan dalam Gambar 21b.

(i) (ii)

Gambar 20a. Kategori eksposur pantai di pesisir selatan Delta Mahakam (i. panjang

eksposur pantai; ii. proporsi eksposur pantai)

.

Page 52: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

36

Gambar 20b. Peta kategori ekposur pantai di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 53: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

37

Habitat mangorove merupakan tempat untuk mencari makan (feeding

ground), tempat mengasuh dan membesarkan (nursery ground), tempat bertelur

dan memijah (spawning ground) serta tempat berlindung yang aman bagi berbagai

jenis biota perairan. Biota perairan yang menjadi tangkapan nelayan di pesisir

selatan Delta Mahakam umumnya adalah jenis crustacea, yaitu Penaeus monodon

(Udang Windu), Penaeus merguensis (Udang Putih), Metapenaeus brevicornis,

Scylla serrata (kepiting lumpur), dan beberapa jenis ikan dari famili Scieanidae,

Leiognathidae, Apogonidae, Engraulidae, Mullidae, dan Polynemidae (Gambar

22). Suyatna (2006), diacu dalam sidik (2008) telah melaporkan bahwa terdapat ±

125 spesies ikan dan kerang dari 44 famili di perairan muara di sekitar perairan

Delta Mahakam.

Gambar 21a. Tipikal dan kondisi umum vegetasi di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 54: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

38

Gambar 21b. Peta tipikal dan kondisi umum vegetasi di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 55: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

39

a b

c d

e

f

g h

i

j

k

l

Gambar 22. Biota perairan tangkapan nelayan di pesisir selatan Delta

Mahakam (a-b. Scieanidae; c-d. Leiognathidae;

e-f Apogonidae; g. Engraulidae; h. Mullidae;

i-j. Polynemidae; k-l. Crustacea)

Sumber: TEPI, 2012a & 2012b

Page 56: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

40

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Accipitridae

Anhingidae

Bucerotidae

Charadriidae

Columbidae

Cuculidae

Hirundinidae

Picidae

Pycnonotidae

Scolopacidae

Timaliidae

Fam

ili

Persentase (%) Jumlah Individu

Burung (Avifauna)

Berdasarkan hasil pengamatan visual bahwa famili burung yang dijumpai

di pesisir selatan Delta Mahakam sebanyak ± 33 famili dengan total individu

sebanyak ± 186 individu (Gambar 23a). Dari 33 famili yang teridentifikasi,

terdapat 6 famili burung yang memiliki jumlah individu terbanyak yang sering

dijumpai, yaitu Ardeidae sebesar 10.75% (20 individu), Accipitridae sebesar

9.68% (18 individu), Alcedinidae, Columbidae, Scolopacidae masing-masing

sebesar 8.60 % (16 individu) dan Laridae sebesar 8.06% (15 individu) (Gambar

23b).

Gambar 23a. Persentase dan jumlah individu burung di pesisir selatan Delta

Mahakam.

(i) (ii) (iii)

(iv) (v) (vi) (vii)

Gambar 23b. Famili burung yang sering dijumpai di pesisir selatan Delta Mahakam

(i. Accipitridae; ii-iii. Ardeidae; iv. Columbidae; v. Scolopacidae;

vi. Laridae; vii. Alcedinidae).

Sumber: TEPI, 2012b & 2013b

Page 57: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

41

Pada Gambar 23b, ke-6 (enam) famili burung yang sering dijumpai

tersebut umumnya berada di area pantai di pesisir selatan Delta Mahakam dengan

vegetasi mangrove, area tambak dan pantai yang terpapar pada saat kondisi surut.

Hutan mangrove, area tambak dan pantai yang terpapar pada saat kondisi surut

merupakan tempat strategis bagi burung dalam mencari makan karena sering

dijumpai udang, kepiting dan ikan sebagai bahan makanan. Tumpahan minyak

dapat membahayakan burung. Ketika burung terkontak dengan minyak maka akan

menghilangkan sifat isolasinya karena struktur yang komplek pada bulu burung

telah rusak sehingga akan terjadi hilangnya keseimbangan untuk terbang dan

hewan tersebut dapat berisiko mati kedinginan.

Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir

Berdasarkan hasil identifikasi tutupan lahan di pesisir selatan Delta

Mahakam, dapat diketahui total luasan area bervegetasi dengan buffer sebesar 200

m adalah ± 65,585,045 m2. Vegetasi tersebut terdiri dari mangrove non Nipa

sebesar ± 16,950,770 m2, Nipa sebesar ± 48,225,223 m

2, semak belukar sebesar ±

188,438 m2 dan rumput sebesar ± 220,614 m

2. Kemudian lahan bervegetasi yang

telah terkonversi menjadi tambak udang dan ikan sebesar ± 38,805,364 m2. Untuk

lahan lainnya terdapat area pemukiman sebesar ± 551,643 m2), platfom migas

sebesar ± 287,010 m2, lahan terbuka sebesar ± 427,641 m

2 dan penggunaan untuk

penempatan alat tangkap pasif oleh masyarakat lokal sebesar ± 482 m2. Jika

dilihat dari area buffer 200 m ke darat sepanjang pantai maka sekitar 62.05 % area

penelitian masih bervegetasi (Gambar 24a). Tipikal pemanfaatan sumberdaya

pesisir dan sebarannya secara umum divisualisasikan dalam Gambar 24b dan

Gambar 24c.

Selama lebih dari 20 tahun Delta Mahakam mengalami perubahan besar

secara struktural. Namun demikian perubahan tersebut tidak selalu linier

(Creocean, 2012). Antara tahun 1990 sampai 2000, sebagian besar vegetasi atau

sebesar 70% vegetasi di permukaan Delta Mahakam rusak dan hanya sebagian

kecil dibiarkan disepanjang sungai atau pantai. Kemudian antara tahun 2000-

2011, air permukaan telah menggenangi permukaan lahan delta (Creocean 2012).

Hal ini disebabkan oleh banyaknya lahan yang telah terkonversi menjadi tambak

di tepi sungai atau pantai.

Gambar 24a. Persentase pemanfaatan lahan di pesisir

selatan Delta Mahakam.

Page 58: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

42

Gambar 24b. Tipikal pemanfaatan sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 59: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

43

Gambar 24c. Peta kondisi umum pemanfaatan sumberdaya pesisir di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 60: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

44

Analisis Sensitivitas Lingkungan OSCP

Analisis sensitivitas lingkungan OSCP merupakan gambaran kerentanan

dari elemen lingkungan pada wilayah pesisir terhadap kemungkinan pencemaran

minyak. Gambaran umum ini dapat mendukung dalam strategi pengembangan

untuk merespon kemungkinan kejadian tumpahan minyak di perairan pantai

ataupun lepas pantai. Berdasarkan hasil identifikasi elemen sumberdaya pesisir

dan analisis indeks sensitivitas lingkungan bahwa nilai indeks sensitivitas

lingkungan OSCP (SI) di pesisir selatan Delta Mahakam berkisar 17.29-20.48

dengan kriteria sangat tinggi. Tingkat sensitivitas OSCP dengan kriteria tinggi

berkisar 14.09-17.28, kriteria sedang berkisar 10.89-14.08, kriteria rendah

berkisar 7.69-10.88 dan kriteria sangat rendah berkisar 4.49-7.68. Panjang segmen

garis pantai dan proporsi sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam pada tiap kriteria selengkapnya disajikan dalam Gambar 25.

Gambar 25 telah menunjukkan bahwa sensitivitas lingkungan OSCP di

pesisir selatan Delta Mahakam sangat tinggi dengan panjang segmen garis sebesar

517.52 km dan proporsi persentase sebesar 62.37% dari 829.82 km total segmen

garis pantai di area penelitian. Kemudian kriteria sensitivitas yang sangat rendah dan rendah memiliki panjang segmen garis dan proporsi yang cukup kecil, yaitu

hanya sebesar 15-105 km dengan proporsi 1.78-12.64% dari total segmen garis

pantai di area penelitian. Tingginya tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di area

penelitian dimungkinkan oleh kondisi lingkungan yang secara umum memiliki

substrat yang bertekstur pasir halus dan cenderung berlumpur, ekposur pantai

yang cenderung sangat terlindung, pasang surut yang cenderung campuran

condong semidiurnal serta keberadaan sumberdaya hayati yang rentan jika terjadi

pencemaran minyak. Dalam kondisi lingkungan tersebut, pencemaran minyak

yang terjadi dimungkinkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam hal

pembersihan dan pemulihannya.

Gambar 25. Kriteria sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam (i. panjang sensitivitas garis pantai; ii. proporsi sensitivitas)

Berdasarkan hasil analisis komponen utama, sebesar 36.01% keragaman

dijelaskan oleh sumbu faktor 1 (Gambar 26i). Sedangkan lainnya sebesar 18,53%

dan 13.93% dijelaskan oleh sumbu faktor 2 (Gambar 26i) dan sumbu faktor 3

(Gambar 26ii). Secara bersamaan baik, pada sumbu faktor 1, sumbu faktor 2 dan

(ii) (i)

Page 61: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

45

sumbu faktor 3 telah menjelaskan sebesar 68.48% keragaman elemen sumberdaya

pesisir penyusun sensitivitas lingkungan OSCP pesisir selatan Delta Mahakam

dari keragaman totalnya. Persentase keragaman ini menjelaskan besaran muatan

informasi yang terdapat pada masing-masing sumbu faktor. Pada sumbu faktor 1

telah memaksimumkan keragaman pada tiap elemen sumberdaya pesisir yang

diproyeksikan secara horizontal. Sedangkan sumbu faktor 2 merupakan sumbu

tegak lurus dengan sumbu faktor 1 dimana keragaman maksimum pada pada tiap

elemen sumberdaya pesisirnya juga diproyeksikan pada sumbu ini. Begitu halnya

dengan sumbu faktor 3 yang tegak lurus dengan sumbu faktor 1 dan faktor 2.

Gambar 26. Grafik analisis komponen utama penyusun sensitivitas lingkungan

OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam (i. faktor 1 vs faktor 2;

ii. faktor 1 vs faktor 3).

Pada tiap sumbu faktor, koefisien-koefisien dari tiap elemen sumberdaya

pesisir akan membentuk kombinasi linier. Sumbu faktor 1 untuk ekposur pantai

(EK), oil residence index (ORI/OR), tipe pantai (TP) dan sumberdaya hayati (SH)

memiliki koefisien kombinasi linier yang cukup besar, yaitu masing-masing

sebesar 0.94 (EK & OR), 0.83 (TP) dan 0.75 (SH). Hal ini menunjukkan adanya

kontribusi yang sangat tinggi dari tingkat eksposur pantai, oil residence index, tipe

pantai dan keberadaan sumberdaya hayati di pesisir selatan Delta Mahakam dalam

tingkat sensitivitas lingkungan OSCP. Kemudian pada sumbu faktor 2, koefisien

kombinasi linier yang memiliki kontribusi cukup besar terdapat pada pemanfaatan

sumberdaya untuk pelabuhan (PL) dan pemukiman (PM) dengan masing-masing

sebesar 0.83 dan 0.85. Sedangkan pada sumbu faktor 3, memiliki kontribusi yang

cukup besar terdapat pada platform migas (PO) dan area tangkapan (AT) dengan

koefisien kombinasi linier sebesar 0.75 dan 0.66.

Walaupun pada sumbu faktor 2 dan sumbu faktor 3 pemanfaatan

sumberdaya pesisir untuk PL, PM, PO dan AT memiliki koefisien kombinasi

linier yang dimungkinkan cukup berkontribusi akan tetapi jika dilihat dari sudut

pandang antar variabel kedekatannya dengan variabel SI memiliki jarak yang

cukup jauh. Hal ini menunjukan belum adanya representase dari keeratan elemen

sumberdaya tersebut pada tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di area penelitian.

Belum adanya representase keeratan tersebut dimungkinkan oleh presentase

i ii

Page 62: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

46

distribusi penyebaran yang cukup kecil. Dari presentase pemanfatan sumberdaya

pesisir, hanya sekitar 0.001-0.52% terdapat pelabuhan, pemukiman, platform

migas dan area tangkapan (alat tangkap pasif).

Dalam Gambar 26, ekposur pantai (EK), oil residence index (ORI/OR),

tipe pantai (TP) dan sumberdaya hayati (SH) memiliki koefisien kombinasi linier

yang cukup besar. Kemudian elemen sumberdaya tersebut berada pada sumbu

faktor utama dengan keragaman yang cukup besar dari sumbu lainnya yaitu

sebesar 36.01%. Selain itu, proyeksi antar variabel dengan SI membentuk sudut

yang sangat kecil (mendekati sudut Cos 0o) dengan nilai korelasi mendekati 1

korelasi≈1

Eksposur pantai menggambarkan paparan pantai di pesisir selatan Delta

Mahakam terhadap zat pencemar. Tingkat eksposur pantai terhadap pencemaran

oleh tumpahan minyak berpengaruh terhadap lamanya zat pencemar yang

terperangkap. Minyak yang terperangkap di pesisir pantai sangat terkait juga

dengan indeks kediamannya (ORI). Rata-rata nilai ORI berada pada kisaran

estimasi waktu tinggal minyak dari periode bulan sampai tahun. Hal ini

disebabkan oleh sedimen dengan substrat pasir halus dan cenderung dominan

lumpur, serta berada pada eksposur pantai yang sangat terlindung atau sekitar

52.05% (431.96 km) dari 829.82 km total panjang segmen garis pantai di area

penelitian. Kemudian tipe pantai (TP) dan sumberdaya hayati pesisir (SH) yang

dominan masuk dalam klasifikasi tipe pantai mangrove (Gundlach dan Hayes,

1978; Bishop, 1983 diacu dalam Mukthasor, 2007; NOAA, 2002; dan NOAA,

2013).

Hayes et al. (1980), diacu dalam Hayes (1996) menyatakan bahwa pantai

yang terpapar/sangat terpapar diproyeksikan mengalami tingkat ketekunan atau

lamanya minyak di pantai sangat rendah dan pantai yang sangat terlindung atau

terlindung diproyeksikan memiliki tingkat dan potensi jangka panjang terhadap

lamanya minyak terperangkap. Lokasi yang terlindung sangat kecil adanya aksi

gelombang sehingga pembersihan secara alami sulit terjadi, walaupun demikian

pembersihan tetap harus dilakukan dengan teknik manual, jika tidak minyak dapat

tetap terperangkap di pantai dalam waktu yang cukup lama. Beda halnya dengan

pantai yang sangat terpapar akan sangat terpengaruhi oleh kecenderungan aksi

gelombang yang dapat mendorong dispersi alami sehingga pembersihan minyak

dapat dilakukan secara alami. Tipe pantai dan sumberdaya hayati di pesisir selatan

Delta Mahakam cenderung didominasi oleh mangrove. Minyak yang mencemari

mangrove akan masuk kedalam perakaran melalui pergerakan pasang surut dan

lapisan minyak dapat tersimpan dalam akar serta sedimen. Mangrove dapat

mengalami kematian akibat tertutupnya pori-pori pernapasan oleh minyak.

Vegetasi mangrove yang mati akan mengalami pembusukan dengan cepat dan

menyebabkan hilangnya habitat mangrove. Berdasarkan analisis komponen

utama dan uraian di atas bahwa ekposur pantai (EK), oil residence index

(ORI/OR), tipe pantai (TP) dan sumberdaya hayati (SH) merupakan elemen

sumberdaya pesisir yang dapat merepresentasikan area penelitian memiliki tingkat

sensitivitas OSCP yang sangat tinggi. Selengkapnya visualisasi dari tiap kriteria

sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam secara umum

disajikan dalam Gambar 27 dan Gambar 28.

Page 63: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

47

(i) (ii)

(iii) (iv)

(v) (vi)

(vii) (viii)

(ix) (x)

Gambar 27. Gambaran umum kriteria sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan

Delta Mahakam (i-ii. sangat rendah; iii-iv. rendah; v-vi. sedang;

vii-viii. tinggi; ix-x. sangat tinggi)

Page 64: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

48

Gambar 28. Peta sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 65: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

49

5 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Secara umum tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta

Mahakam sangat tinggi. Proporsi tingkat sensitivitas tersebut sebesar 62.37%

dengan panjang segmen garis pantai sebesar 517.52 km dari 829.82 km total

segmen garis pantai. Eksposur pantai (EK), waktu tinggal minyak (ORI), tipe

pantai (TP) dan sumberdaya hayati (SH) merupakan elemen dari faktor utama

yang dapat merepresentasikan tingginya tingkat sensitivitas lingkungan OSCP di

pesisir selatan Delta Mahakam dan sekitar ± 85.6% proporsi sensitivitas

lingkungan dari kriteria sedang sampai sangat tinggi memerlukan perhatian dan

upaya perlindungan yang cepat apabila terjadi tumpahan minyak.

Saran

Perlu dilakukannya kajian yang menghubungkan analisis sensitivitas

lingkungan OSCP dengan analisis risiko OSCP menggunkanan model oil

trajectory sebagai kelengkapan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

DAFTAR PUSTAKA

Abbriano RM, Carranza MM, Hogle SL, Levin RA, Netburn AN, Seto KL,

Snyder SM dan Franks PJS. 2011. DeepWater Horizon Oil Spill: A Review

of the Planktonic Response. Oceanography. 24 (3):294–301.

http://dx.doi.org/10.5670/oceanog.2011.80 [8 Agustus 2014].

Abuodha PAO dan Woodrofee CD. 2010. Assessing Vulnerability to Sea Level

Rise Using a Coastal Sensitivity Index : a Case Study from Southeast

Australia. J Coast Conserv. 14: 189-205. DOI 10.1007/s11852-010-0097-0.

Adelana SO, Adeosum TA, Adesina AO dan Ojuroye MO. 2011. Environmental

Pollution and Remediation on: Challenges and Management of Oil Spillage

in the Nigerian Coastal Areas. American Journal of Scientific and Industial

Research. 2(6): 834-845. doi: 10.5251/ajsir.2011.2.6.834.845.

Creocean. 2012. Mahakam Delta Mangrove Biodiversity and restoration.

Preliminary Cartographic Report. Final Report to Total E&P Indonesie.

Creocean, Montpellier.

Dave D dan Ghaly AE. 2011. Remediation Technologies for Marine Oil Spill: A

Critical Review and Comparative Analysis. Departemen of Process

Enginering and Applied Science. Faculty of Engineering, Dalhousie

University, Halifax, Nova Scotia, Canada. American Journal of

Environmental Sciences 7 (5): 423-440. ISSN 1553-345X.

Dempsey J, Simms A, Harper J, Lambert E dan Hooper R. 1995. West Coast

Newfounland Oil Spill Sensitivity Atlas. Environmental Studies Research

Funds Report No. 127. Calgary. 62 pp.

Page 66: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

50

ECMWF] European Centre for Medium-Range Weather Forecasts. 2014.

http://www.ecmwf.int. [16 Februari 2014].

Gastaldo RA. 2010. Peat or no peat: Why do the Rajang dan Mahakam Deltas

differ?. International Journal of Coal Geology. 83:162–172.

doi:10.1016/j.coal.2010.01.005.

Ghavamifar K. 2009. A Decision Support System for Project Delivery Method

Selection in The Transit Industry. Civil Engineering Dissertations.

Departement of Civil and Environmental Engineering. Northeastern

University.

Gundlach ER dan Hayes MO. 1978. Vulnerability of Coastal Environments to Oil

Spill impacts. Marine Technology Society Journal. 12 (4).

Gundlach ER dan Hayes MO. 1978. Chapter 4:Investigations of beach processes.

In: W.N. Hess (Ed.), The AMOCO CADIZ Oil Spill, A Preliminary

Scientific Report. NOAA/EPA Special Report. Boulder: National Oceanic

and Atmospheric Administration. pp. 85-196.

Hasanudin M. 1998. Arus Lintas Indonesia. Oseana. XXIII (2): 1-9.

www.oseanografi.lipi.go.id [22 Juli 2014].

Hayes MO. 1996. An Exposure Index for Oiled Shorelines. Spill Science and

Technology Bulletin. 3(3): 139-147.

[INAC] Indian and Northern Affairs Canada. 2007. Guidelines for Spill

Contingency Planning. Prepared by Water Resources Division Indian and

Northen Affairs Canada Yellowknife, NT. Canada.

IPIECA/IMO. 1994. Sensitivity Mapping for Oil Spill Response. Joint

IPIECA/IMO Oil Spill Report Series.Vol. 1.

IPIECA. 2000. A Guide to Contingency Planning for Oil Spill on Water. IPIECA

Report Series. Vol 2.

IPIECA. 2006. Oil Spill Preparedness and Response. Biological Impacts of Oil

Pollution: Sedimentary Shores. IPIECA Report Series 1990-2005. Vol 9.

IPIECA/IMO/OGP. 2011. Sensitivity Mapping for Oil Spill Response. Joint

IPIECA/IMO/OGP Report.

IPIECA/IMO/OGP. 2011. Sensitivity Mapping for Oil Spill Response. Joint

IPIECA/IMO/OGP Report.

[ITOPF] International Tanker Owners Pollution Federation Limited. 2002. Fate of

arine il pills 1 liver’s Yard, 55 ity oad London E 1Y1HQ

United Kingdom.

[ITOPF] International Tanker Owners Pollution Federation Limited. 2004. Oil

pill Effect on isheres 1 liver’s Yard, 55 ity oad London E 1Y1HQ

United Kingdom.

Page 67: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

51

Jackson JBC, Cubit JD, Keller BD, Batista V, Burns K, Caffey HM, Caldwell RL,

Garrity DS, Getter CD, Gonzalez C, Guzman HM, Kaufmann KW, Knap

AH, Levings SC, Marshall MJ, Steger R, Thompson RC, Weil E. 1989.

Ecological Effect of a Major Oil Spill on Panamanian Coastal Marine

Communities. Science. 243 (4887): 37-44.

Lotfy IN. 2004. GIS-based Environmental Sensitivity Index (ESI) Mapping for

Oil Spill. Case Study in Sharm EI-Sheikh, Egypt. Master Dissertation in

Partial Fulfillment of The Requirements for The Degree of Master of

Science in Physical Land Resource. Universiteit Gent Vrije Universiteit

Brussel. Belgium.

Mangkoedihardjo S. 2005. Seleksi Teknologi Pemulihan untuk Ekosistem Laut

Tercemar Minyak. Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi

Kelautan. 2005 November 24. Surabaya, Indonesia.

[MI] Migas Indonesia. 2004. Potensi Kecelakaan di Pertambangan Migas Lepas

Pantai. Jogja Pustaka Mandiri. Yogyakarta.

Michel J, Hayes MO dan Brown PJ. 1978. Application of an oil spill vulnerability

index to the shoreline of lower Cook Inlet, Alaska. Environmental Geology.

2(2):107-117.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

NG TF, Vijayan VR, Chow WS dan Sulaiman A. 2008. Assessment of Oil Spill

Vulnerability of Southwest Pulau Pinang Shoreline. Bulletin of the

Geological Society of Malaysia. 54:123-131. doi: 10.7186/bgsm2008019.

[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration. 2002.

Environmental Sensitivity Index Guidelines. Version 3.0. NOAA Technical

Memorandum NOS OR&R 11.

[NOAA] National Oceanic and Atmospheric Administration. 2010. Oil Spills in

Coral Reefs: Planning and Response Considerations. U.S. Departement of

Commerce.

Prince RC dan Lessard RR. 2004. Crude Oil Release to the Environmental:

Natural Fate and Remediation Options. Encyclopedia of Energy. Volume 1.

Sidik AS. 2008. The Changes of Mangrove Ecosystem in Mahakam Delta,

Indonesia: A Complex Social-Environmental Pattern of Linkages in

Resources Utilization. The South China Sea Conference. 2008 November

25-29. Faculty of Fisheries and Marine Science. Mulawarman University.

Samarinda.

Stjernholm M, Boertman D, Mosbech A, Nymand J, Merkel F, Myrup M,

Siegstad H, Clausen D, dan Potter S. 2011. Environmental Oil Spil

Sensitivity Atlas for The Northern West Greenland (72o-75

o N) Coastal

Zone. NERI Technical Report No. 828.

Surinati D. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Oseana. XXXII (1): 15-22.

www.oseanografi.lipi.go.id [17 Maret 2014].

[TEPI] Total E&P Indonesie. 2012a. Mahakam Delta Fish and Invertebrates

Biodiversity. Field Survey Report.

Page 68: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

52

[TEPI] Total E&P Indonesie. 2012b. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Pengembangan Kegiatan Eksploitasi Minyak dan

Gas Bumi di Wilayah Kontrak Mahakam (Tambahan RKL-RPL Tahun

2001, 2005, 2007, 2010 & 2011).

[TEPI] Total E&P Indonesie. 2013a. Adendum ANDAL, RKL dan RPL

Pengembangan Kegiatan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di Wilayah

Kontrak Mahakam, South Mahakam dan Balikpapan Base, Provinsi

Kalimantan Timur.

[TEPI] Total E&P Indonesie. 2013b. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Pengembangan Kegiatan Eksploitasi Minyak dan

Gas Bumi di Wilayah Kontrak Mahakam (Tambahan RKL-RPL Tahun

2001, 2005, 2007, 2010, 2011 & 2013).

Tyler-Walters H, Hiscock K, Lear D & Jackson A. 2001. Identifying Species and

Ecosystem Sensitivities. Report to The Departmen for Environment, Food

and Rural Affairs from Marine Life Information Network (MarLIN), Marine

Biological Association of the United Kingdom, Plymout.Contract CW0826.

[Final Report].

[US EPA] United States Environmental Protection Agency. 1999. Understanding

Oil Spills and Oil Spill Response. Oil Program Center. EPA 540-K-99-007.

www.epa.gov [01 Juni 2014].

Page 69: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

53

Lampiran 1. Elemen sumberdaya pesisir penyusun sensitivitas lingkungan OSCP

di pesisir selatan Delta Mahakam.

No Sumberdaya

Pesisir Komponen Keterangan Sumber AVi WFi

1 Fitur pesisir/pantai

Kemiringan pantai

>45o

Abuodha dan Woodrofee

(2010)

1 20.1

o- 45

o 2

0,61

10.1o – 20

o 3

6.1o – 10

o 4

0o – 6

o 5

Eksposur pantai

Terpapar Modifikasi kriteria indeks eksposur (Hayes 1996)

1

Cukup Terpapar

2

Cukup Terlindung

3

Terlindung 4

Sangat Terlindung

5

Tipe pantai

Indeks 1 dan 2

Modifikasi Gundlach dan Hayes (1978) dan NOAA (2002) diacu dalam

IPIECA/IMO/OGP (2011)

1

Indeks 3;4;5;6

2

Indeks 7 3

Indeks 8 4

Indeks 9;10 5

2 Sumberdaya hayati 0,28

3 Pemanfatan sumberdaya pesisir

Pelabuhan (Modifikasi Sloan 1993; NG T.F et al. 2008)

1 Platform migas 2 Pemukiman 3 0,11

Tambak 4 Area tangkapan 5

Lampiran 2. Klasifikasi kerentanan pantai terhadap tumpahan minyak (Gundlach

dan Hayes 1978; dan Bishop 1983, diacu dalam Mukthasor 2007).

Kategori Rangking

Kerentanan Tipe pantai Keterangan

Ver

y lo

w (

1)

1 Terekspos pada puncak batuan pantai

Energi gelombang yang besar memungkinkan minyak akan tercuci/bersih dengan sendirinya.

2 Terekspose pada platform

batu-batuan

Aksi gelombang akan mempercepat pembersihan/pencucian minyak, umumnya

dalam skala mingguan. Dalam beberapa kasus, pencucian/pembersihan secara khusus tidak diperlukan.

Lo

w (

2)

3 Dataran pantai

berpasir lembut

Minyak biasanya membentuk lapisan tipis pada

permukaan pasir. Pencucian/pembersihan dilakukan pada saat air pasang. Pada bagian pantai yang lebih bawah minyak dapat mudah

dibersihkan oleh aksi gelombang.

Page 70: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

54

Kategori Rangking

Kerentanan Tipe pantai Keterangan

4 Pantai berpasir dengan ukuran

sedang sampai kasar

Minyak dapat membentuk lapisan tebal pada lapisan sedimen yang dapat mencapai kedalaman

sampai sekitar 1 m. Pencucian/pembersihan yang dilakukan dapat membahayakan pantai dan harus dilakukan pada saat air pasang tertinggi.

5 Terekspose pada daerah

pasang surut

Minyak tidak terpenetrasi pada permukaan sedimen yang kompak, tetapi secara biologis

akan berbahaya. Pencucian/pembersihan hanya dilakukan jika kontaminan cukup berat.

6 Pantai dengan

campuran pasir dan kerikil

Minyak dapat terpenetrasi dan terkubur secara

cepat, minyak dapat bertahan lama, sehingga mempunyai dampak yang cukup lama.

Med

ium

(3)

7 Pantai

berkerikil

Minyak dapat terpenetrasi dan terkubur cukup

dalam. Pemindahan/pengambilan kerikil-kerikil yang berminyak dikhawatirkan akan dapat menimbulkan erosi pantai pada masa mendatang.

Hig

h (

4)

8 Pantai berbatu

yang terlindung

Minyak menempel pada permukaan batu-batuan

dan genangan akibat pasang surut bertahan lama karena tidak adanya aktivitas gelombang. Kondisi ini berbahaya terhadap biota yang hidup di daerah

tersebut. Pencucian/pembersihan sangat mahal dan sulit untuk dilakukan.

Ver

y h

igh

(5

)

9 Paparan pantai yang

terlindung

Dapat membahayakan kehidupan biologis dalam kurun waktu yang lama. Pencucian/pembersihan

hanya dapat dilakukan pada daerah paparan pasang surut yang minyaknya sangat banyak.

10 Rawa-Rawa

dan Mangrove Dapat menimbulkan kerusakan ekosistem yang

cukup lama. Minyak mungkin tetap ada sampai sekitar 10 tahun atau lebih.

Lampiran 3. Kriteria ORI dan estimasi lamanya waktu minyak tinggal

Kriteria Waktu Tinggal ORI Estimasi Waktu Tinggal

Pendek 1 Hari sampai Minggu

2 Minggu Sedang 3 Minggu sampai Bulan

4 Bulan Lama 5 Bulan sampai Tahun

Sumber : Dempsey et al (1995); Weighing factor (WF) ORI : 1.5 (Stjernholm et al., 2011)

Lampiran 4. Indeks residensi minyak (ORI) di pesisir selatan Delta Mahakam

No Substrat/Kelas Paparan ST TL CTL CTP TP

1 Dam (bendungan pantai) 4 3 2 1 1 2 Endapan pasir 5 4 2 1 1 3 Endapan liat/lempung 5 4 2 1 1

4 Endapan lumpur 5 4 3 2 1 Sumber : Modifikasi Dempsey et al (1995) Keterangan : ST = Sangat Terlindung, TL = Terlindung, CTL = Cukup Terlindung, CTP = Cukup Terpapar,

TP = Terpapar. Klasifikasi paparan dilakukan dengan analisis indeks eksposur (Hayes, 1996).

Page 71: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

55

Lampiran 5. Distribusi kelas kemiringan pantai di pesisir selatan Delta Mahakam

Page 72: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

56

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

1 526-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 4.00 2.44

Sumber daya hayati Mangrove 25 0 1 0.00 0.00

Pemanfaatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.04 Sedang

2 526-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.05 Sedang

3 526-9898 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 73: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

57

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.88 Sangat Rendah

4 526-9904 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 12.83 Sedang

5 526-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.71 Rendah

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 74: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

58

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

6 526-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 13.65 Sedang

7 528-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

1.00 0.11

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

3.00 0.33

Tambak

0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.88 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.20 0.34

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 75: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

59

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.77 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

4.00 2.44

ORI

4.00 6.00

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.99 Tinggi

8 528-9908 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 4.00 2.44

Sumber daya hayati Mangrove 25 0 1 0.00 0.00

Accipitridae 1 1 1 0.05 0.013

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 76: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

60

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.05 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas

GT

S 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.44 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Accipitridae 1 3 1 0.14 0.04

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.14 Sedang

9 528-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur

3.00 1.83

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 77: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

61

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

ORI

3.00 4.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.20 0.34

Accipitridae 1 9 1 0.43 0.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

1.00 0.11

Platform Migas

2.00 0.22

Pemukiman

3.00 0.33

Tambak

0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 13.49 Sedang

10 528-9904 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Tengah kanan Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Ardeidae 1 1 1 0.05 0.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.11 Tinggi

Tengah kiiri 2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 78: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

62

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.10 Tinggi

Kanan 3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.5

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

2.00 0.22

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.10 Tinggi

11 528-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 0.80 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.38 Sangat Rendah

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 79: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

63

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

12 528-9902 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Tengah kanan Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 12.60 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.5

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 12.60 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.5

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 80: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

64

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

2.00 0.22

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan

5.00 0.55 13.49 Sedang

13 530-9918 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 15.27 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.38 Sangat Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 81: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

65

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

14 530-9916 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 15.88 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.77 Sangat Tinggi

15 530-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 82: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

66

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.66 Tinggi

16 530-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.33 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.60 1.60

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.31 Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 83: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

67

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

17 530-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.66 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.22 Tinggi

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 8.00 2.24

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 84: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

68

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.33 Tinggi

18 530-9908 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas

GT

S 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 17.81 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.5

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 2.00 0.56

Accipitridae 1 3 1 0.24 0.07

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 85: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

69

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 17.88 Sangat Tinggi

19 530-9906 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Accipitridae 1 4 1 0.26 0.07

Anhingidae 3 1 1 0.19 0.05

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas

GT

S 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.78 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Ardeidae 1 2 1 0.13 0.04

Accipitridae 1 2 1 0.13 0.04

Scolopacidae 1 1 1 0.06 0.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 86: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

70

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.74 Tinggi

20 630-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 0.40 0.11

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.66 Sangat Rendah

21 530-9902 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.5

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.55 Sangat Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 87: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

71

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.55 Sangat Rendah

22 530-9904 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Accipitridae 1 4 1 0.19 0.05

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.09 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 88: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

72

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.04 Tinggi

23 532-9918 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 15.21 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 15.21 Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 89: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

73

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

24 532-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.43 Tinggi

25 532-9914 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur

5.00 3.05

ORI

5.00 7.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 18.15 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 90: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

74

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 17.60 Sangat Tinggi

Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.26 Tinggi

26 532-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 18.05 Sangat Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 91: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

75

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

27 532-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur

5.00 3.05

ORI

5.00 7.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 17.88 Sangat Tinggi

Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur

4.00 2.44

ORI

4.00 6.00

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 0.80 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.31 Tinggi

28 532-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 92: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

76

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Accipitridae 1 1 1 0.05 0.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 15.00 Tinggi

Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.43 Tinggi

29 532-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 1.60 0.45

Anatidae 1 2 1 0.06 0.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 93: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

77

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 11.17 Sedang

30 532-9904 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.5

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Ardeidae 1 1 1 0.08 0.02

Scolopacidae 1 1 1 0.08 0.02

Accipitridae 1 2 1 0.16 0.04

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 19.46 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 19.27 Sangat Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 94: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

78

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 9.04 Rendah

31 532-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.38 Sangat Rendah

32 534-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 95: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

79

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat Tinggi

33 534-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 19.88 Sangat Tinggi

34 534-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 5.00 0.55 19.44 Sangat Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 96: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

80

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

35 534-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 18.15 Sangat Tinggi

36 534-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

5.00 3.05

ORI

5.00 7.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 19.88 Sangat Tinggi

37 534-9906 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 4.80 1.34

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 97: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

81

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 10.82 Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.38 Sedang

38 534-9904 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.27 Sangat Rendah

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 98: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

82

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.84 sedang

39 534-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.27 Sangat Rendah

40 534-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 99: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

83

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Crustacea 12 4 1 0.77 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.83 Sangat Rendah

41 536-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.21 Sangat Tinggi

42 536-9906 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 100: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

84

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.71 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.71 Sedang

43 536-9898 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Sternidae 1 2 1 0.03 0.01

Crustacea 12 3 1 0.58 0.16

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.66 Sangat Rendah

46 536-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

1.00 0.61

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 101: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

85

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

ORI

1.00 1.50

Tipe Pantai

2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Sternidae 1 2 1 0.03 0.01

Crustacea 12 1 1 0.19 0.05

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.55 Sangat Rendah

47 538-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 17.60 Sangat Tinggi

48 538-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 102: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

86

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 16.99 Tinggi

49 538-9898 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Sternidae 1 2 1 0.03 0.01

Crustacea 12 4 1 0.77 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.50 Sangat Rendah

50 538-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 103: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

87

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.33 Sedang

51 538-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 9.32 Rendah

52 540-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.05 Sedang

53 540-9904 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 104: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

88

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.55 Tinggi

54 540-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.66 Sangat Rendah

55 540-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 105: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

89

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.99 Sedang

56 542-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.71 Sedang

57 542-9904 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.65 Sedang

58 542-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 106: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

90

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.94 Sangat Rendah

59 542-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.60 Sangat Rendah

60 544-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 9.60 2.69

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 107: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

91

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 18.66 Sangat Tinggi

61 544-9904 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.60 sangat Rendah

62 544-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 0.61

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.38 Sangat Rendah

63 544-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 108: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

92

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.60 Sangat Rendah

64 546-9906 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.50

Tipe Pantai

2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

1.00 0.11

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

3.00 0.33

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.50 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

1.00 0.61

ORI

1.00 1.50

Tipe Pantai

2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

1.00 0.11

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

3.00 0.33

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 109: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

93

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.93 Rendah

66 546-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.27 Sangat Rendah

67 546-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.71 Rendah

68 548-9900 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 110: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

94

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.27 Sangat Rendah

69 548-9902 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 0.80 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.93 Sangat Rendah

70 548-9904 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 111: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

95

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.27 Sangat Rendah

71 548-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.66 Sangat Rendah

72 552-9908 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.05 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur

3.00 1.83

ORI

3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 112: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

96

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai

2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 13.61 Sedang

73 552-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.94 Sangat Rendah

74 554-9906 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 0.61

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 113: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

97

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.05 Sangat Rendah

75 554-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Accipitridae 1 2 1 0.03 0.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.11 Sangat Rendah

76 568-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Crustacea 12 5 1 0.96 0.27

Moluska 18 4 1 1.15 0.32

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.14 Sangat Rendah

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 114: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

98

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

77 568-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Crustacea 12 9 1 1.73 0.48

Moluska 18 1 1 0.29 0.08

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.79 Sangat Rendah

78 566-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Crustacea 12 5 1 0.96 0.27

Moluska 18 1 1 0.29 0.08

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.57 Sangat Rendah

79 566-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 115: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

99

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.38 Sangat Rendah

80 566-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.05 Sangat Rendah

81 564-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 116: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

100

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.38 Sangat Rendah

82 562-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.99 Sangat Rendah

83 564-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.16 Sangat Rendah

84 560-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 117: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

101

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.83 Sangat Rendah

85 560-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Accipitridae 1 4 1 0.19 0.05

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 10.27 Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 118: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

102

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas

2.00 0.22

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 11.43 Sedang

86 562-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Crustacea 12 6 1 1.15 0.32

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.92 Sangat Rendah

87 560-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 119: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

103

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 5.00 0.55 8.48 Rendah

88 558-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur

5.00 3.05

ORI

5.00 7.50

Tipe Pantai

5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 10.00 2.80

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 1.12

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.74 Sangat tinggi

89 558-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur

1.00 0.61

ORI

1.00 1.50

Tipe Pantai

2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan

0.00 0.00

Platform Migas

0.00 0.00

Pemukiman

0.00 0.00

Tambak

4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.83 Sangat Rendah

90 558-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 120: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

104

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 11.71 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 11.60 Sedang

91 556-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 121: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

105

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.33 Sangat Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 10.22 Rendah

92 558-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Ciconiidae 3 2 1 0.10 0.03

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.74 Sangat Rendah

93 554-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 122: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

106

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.27 Sangat Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 7.16 Sangat Rendah

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 123: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

107

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 12.93 Sedang

4 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 7.82 Sangat Rendah

94 556-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.66 Tinggi

95 554-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 124: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

108

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 6.40 1.79

Accipitridae 1 2 1 0.13 0.04

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 16.14 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 9.60 2.69

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 17.22 Tinggi

96 556-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 0.40 0.11

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 125: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

109

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.93 Sangat Rendah

97 556-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Ciconiidae 3 2 1 0.48 0.13

Ardeidae 2 3 1 0.48 0.13

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 18.93 Sangat Tinggi

98 552-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.44 Sedang

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 126: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

110

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 4.72 Sangat Rendah

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 1.00 0.61

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 0.61

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 4.49 Sangat Rendah

99 552-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 127: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

111

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.05 Sangat Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 15.54 Tinggi

100 554-9918 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Ardeidae 1 2 1 0.03 0.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 128: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

112

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.06 Sangat Rendah

101 550-9908 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 8.88 Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.55 Sangat Rendah

102 550-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 129: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

113

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.66 Sangat Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 10.66 Rendah

103 550-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 130: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

114

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Area Tangkapan 0.00 0.00 10.83 Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.05 Sangat Rendah

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 0.80 0.22

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.82 Sangat Rendah

104 552-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 131: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

115

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Accipitridae 1 3 1 0.24 0.07

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.18 Sangat Tinggi

105 540-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.05 Sedang

106 542-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 132: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

116

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.54 Sedang

107 548-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 1.60 0.45

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 5.44 Sangat Rendah

108 546-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 1.00 0.61

ORI 1.00 1.50

Tipe Pantai 2.00 1.22

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 6.88 Sangat Rendah

109 544-9908 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 133: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

117

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.67 Sedang

110 550-9914 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 2.00 0.22

Pemukiman 3.00 0.33

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 134: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

118

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 14.09 Tinggi

111 550-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat Tinggi

112 548-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.11 Sangat Tinggi

113 548-9916 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 135: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

119

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 12.00 3.36

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 20.45 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 12.00 3.36

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 20.45 Sangat Tinggi

114 536-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 136: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

120

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 16.94 Tinggi

115 536-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat Tinggi

116 536-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 12.00 3.36

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 0.00 0.00

Area Tangkapan 0.00 0.00 20.01 Sangat Tinggi

117 536-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 137: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

121

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 12.00 3.36

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 20.45 Sangat Tinggi

118 536-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.11 Sangat Tinggi

119 546-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 10.00 2.80

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 138: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

122

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.06 Sangat Tinggi

120 546-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 17.55 Sangat Tinggi

121 538-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.66 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 139: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

123

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 15.21 Tinggi

122 540-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 16.32 Tinggi

123 544-9918 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 140: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

124

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

124 542-9918 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 17.55 sangat tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 11.99 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 141: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

125

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.32 Sedang

125 538-9912 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 6.40 1.79

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 16.77 Tinggi

126 538-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 142: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

126

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat Tinggi

127 544-9916 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 1.20 0.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.21 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 14.21 Tinggi

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 143: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

127

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 15.88 Tinggi

128 540-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.21 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 144: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

128

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.77 Sangat Tinggi

129 540-9916 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 12.00 3.36

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 20.45 Sangat Tinggi

130 542-9916 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 17.54 Sangat Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 145: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

129

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 12.87 Sedang

131 540-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 5 1 10.00 2.80

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.89 Sangat Tnggi

132 542-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 146: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

130

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 15.88 Tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 3.05

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.76 Tinggi

133 544-9914 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.55

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 147: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

131

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.38 Sangat tinggi

134 542-9914 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 1 1 2.00 0.56

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 17.65 Sangat Tinggi

135 548-9910 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 148: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

132

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 10.38 Rendah

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 2.00 1.22

Eksposur 2.00 1.22

ORI 2.00 3.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 3.20 0.90

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 1.00 0.11

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 3.00 0.33

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 5.00 0.55 10.82 Rendah

136 548-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 149: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

133

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

4 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 150: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

134

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.32 Sedang

137 548-9914 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 6 1 7.20 2.02

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.67 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.32 Sedang

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 151: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

135

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 4.80 1.34

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.99 Sedang

4 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.32 Sedang

138 544-9910 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 4.00 2.44

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 152: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

136

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 13.27 Sedang

139 546-9914 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 2.40 0.67

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.32 Sedang

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 3.00 1.83

Eksposur 3.00 1.83

ORI 3.00 4.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 3.60 1.01

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 12.66 Sedang

140 544-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 153: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

137

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.21 Sangat tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 2 1 4.00 1.12

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.21 Sangat tinggi

3 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 3 1 6.00 1.68

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 154: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

138

No NO_INDEK

Sumber daya pesisir/pantai Komponen RS RA TM AV PI SI Kriteria

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 18.77 Sangat tinggi

141 546-9912 1 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 5.00 3.05

ORI 5.00 7.50

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 8.00 2.24

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 19.33 Sangat tinggi

2 Fitur Pesisir Kemiringan Pantai 5.00 3.05

Eksposur 4.00 2.44

ORI 4.00 6.00

Tipe Pantai 5.00 3.05

Sumber daya hayati Mangrove 25 4 1 6.40 1.79

Pemanfatan Sumber daya Pelabuhan 0.00 0.00

Platform Migas 0.00 0.00

Pemukiman 0.00 0.00

Tambak 4.00 0.44

Area Tangkapan 0.00 0.00 16.77 Tinggi

Lampiran 6. Matrik analisis sensitivitas lingkungan OSCP di pesisir selatan Delta Mahakam.

Page 155: Analisis Sensitivitas Lingkungan Oscp Delta Mahakam

139

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 1983. Penulis merupakan putra

kedua dari lima bersaudara dari pasangan Muhammad Idris (Alm) dan Supena.

Tahun 2002 penulis menamatkan sekolah menengah di SMUN 69 Jakarta.

Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan strata satu di Institut

Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan dan

menyelesaikannya pada tahun 2007. Di tahun 2010 penulis berkesempatan

melanjutkan Studi Magister di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, dan

menyelesaikan studi pada tahun 2014.