Top Banner
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK (Kasus : Usahatani Padi Beras Merah Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali) PUTU DEBBY SARI MUSTIKA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
124

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

Mar 23, 2019

Download

Documents

lamnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

i

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

PADI SISTEM SUBAK (Kasus : Usahatani Padi Beras Merah

Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali)

PUTU DEBBY SARI MUSTIKA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

ii

Page 3: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Produksi dan

Pendapatan Usahatani Padi Sistem Subak (Kasus: Usahatani Padi Beras Merah

Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali) adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, 4 April 2014

Putu Debby Sari Mustika

NIM H44090009

Page 4: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara
Page 5: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

i

ABSTRAK

PUTU DEBBY SARI MUSTIKA. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani

Padi Sistem Subak (Kasus: Usahatani Padi Beras Merah Desa Jatiluwih,

Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali). Dibimbing oleh UJANG SEHABUDIN.

Kabupaten Tabanan merupakan kabupaten yang menghasilkan padi paling

banyak di Provinsi Bali (BPS 2012). Kabupaten Tabanan memiliki luas lahan

panen padi terbesar yaitu 40 859 ha dengan jumlah produksi padi sebesar 210 762

ton dan produktivitas sebesar 5.16 ton/ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi

pada usahatani padi dengan sistem Subak di Desa Jatiluwih dan menganalisis

pendapatan usahatani padi dengan sistem Subak di Desa Jatiluwih. Analisis fungsi

produksi menggunakan model fungsi produksi Cobb Douglas dan analisis

pendapatan usahatani didapatkan dengan mencari selisih antara total penerimaan

dan total pengeluaran. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi di

Desa Jatiluwih meliputi benih, pupuk Kandang, pupuk Urea, pupuk KCl, pestisida

cair, dan tenaga kerja. R/C rasio atas biaya tunai sebesar 2.95 dan nilai R/C rasio

atas biaya total sebesar 2.43 yang menunjukkan bahwa penerimaan yang diterima

petnai dapat menutupi seluruh biaya usahatani.

Kata kunci: analisis produksi, padi, pendapatan, Subak

ABSTRACT

PUTU DEBBY SARI MUSTIKA. Production and Revenue Analysis of Rice

Farm in Subak System. Supervised by UJANG SEHABUDIN.

The increasing of rice consumption level in Indonesia with high population

growth indicates the need for effort to increase the productivity of rice farm.

Tabanan as the district that produced the most rice in Bali is mentioned by BPS

(2012). Tabanan has 40 859 ha rice farm area with a total production of 210 762

ton of rice and productivity of 5.16 ton/ha. The purpose of this research are to

analyze the characteristics and the factors that affecting the rice production rice

farm at Jatiluwih, to analyze the income of rice farming at Jatiluwih. Production

function analysis use Cobb Douglas production function model and the analysis

of rice farm income earned by finding the gap between total revenue and total

expenditure. Factors that affecting rice production in Jatiluwih are seed,

fertilizer, urea, KCl, liquid pesticides, and labor. R/C ratio of the direct cost is

2.95 and R/C ratio of total cost is 2.43, which indicates that the revenue which is

received by the farmer can cover the entire cost of farming .

Keywords: analysis of production, revenue, rice, Subak

Page 6: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

ii

Page 7: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

iii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

PADI SISTEM SUBAK (Kasus : Usahatani Padi Beras Merah

Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali)

PUTU DEBBY SARI MUSTIKA

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

iv

Page 9: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

v

Judul Skripsi : Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi Sistem Subak

(Kasus: Usahatani Padi Beras Merah Desa Jatiluwih, Kecamatan

Penebel, Tabanan, Bali)

Nama : Putu Debby Sari Mustika

NIM : H44090009

Disetujui oleh

Ir. Ujang Sehabudin

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Aceng Hidayat, MT.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (....)

Page 10: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian ini adalah Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi dengan

judul Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi dengan Sistem Subak di

Desa Jatiluwih, Bali. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi serta kerjasama dalam penyusunan skripsi ini, terutama

kepada :

1. Bapak (I Putu Pidada, S.E.) dan Mama tercinta (Ni Made Dewi Anggarini),

kedua adik tersayang (Made Surya Giri Mustika dan Nyoman Ima Sati

Mustika), serta Bu Mang (Ni Nyoman Sunapti), dan seluruh keluarga

besar yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan moril dan

materiil yang tak pernah terputus kepada penulis.

2. Ir. Ujang Sehabudin selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan,

motivasi, dan inspirasi dengan penuh kesabaran serta kebaikan sehingga

membuat skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Adi Hadianto, SP, M.Si. selaku dosen penguji utama dan Beni Osta

Nababan, S.Pi, M.Si. selaku dosen perwakilan departemen.

4. Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan selama

penulis menjalani kuliah.

5. Ketua Subak Desa Jatiluwih Bapak Nyoman Sutama, BSc. yang telah

membantu penulis dalam mendampingi dan memperoleh data.

6. Teman-teman satu bimbingan (Gugat, Kukuh, Mufqi, Faithy, Tari, Willy,

dan Kiki) atas dukungan, semangat, saran, kritik dan menemani selama

menjalani proses pembuatan skripsi hingga selesai.

7. Eno, Astari, Nyoman, Ratna, Made Ayu, Mimi, Mayun, Yoga, Kartika,

Didi, Darya, seluruh teman-teman ESL angkatan 46 dan KMHD, terima

kasih atas kebersamaan, bantuan, semangat, dan motivasinya.

8. Seluruh Dosen dan Tenaga Pendidikan Departemen ESL yang telah

membantu penulis selama masa studi di Departemen ESL.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan

yang telah diberikan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga

penelitian ini dapat bermanfaat.

Bogor, April 2014

Putu Debby Sari Mustika

Page 11: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah............................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian................................................................................. 5

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 6

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usahatani Padi..................................................................................... 7

2.2. Biaya Usahatani................................................................................... 8

2.3. Pendapatan Usahatani.......................................................................... 9

2.4. Irigasi................................................................................................... 10

2.5. Kelembagaan........................................................................................ 10

2.6. Subak.................................................................................................... 11

2.7. Konsep Biaya Transaksi...................................................................... 12

2.8. Beras Merah......................................................................................... 13

2.9. Penelitian Terdahulu............................................................................ 14

2.10. Penelitian tentang Analisis Pendapatan Usahatani.............................. 15

2.11. Penelitian tentang Analisis Pendapatan dan Produksi......................... 15

3. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis................................................................ 17

3.1.1. Konsep Fungsi dan Elastisitas Produksi.................................. 17

3.1.2. Konsep Pendapatan, Penerimaan, dan Biaya.......................... 20

Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C Ratio)......... 20

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional......................................................... 21

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu................................................................................. 24

4.2. Jenis dan Sumber Data......................................................................... 24

4.3. Metode Pengumpulan Data.................................................................. 24

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data................................................. 25

4.4.1. Analisis Fungsi Produksi........................................................ 25

4.5. Metode Pengujian Hipotesis................................................................. 28

4.5.1. Uji Statistik............................................................................. 28

Uji F........................................................................................ 29

Uji t......................................................................................... 29

Koefisien Determinasi (R-squared)........................................ 30

4.5.2. Uji Ekonometrik..................................................................... 30

Uji Normalitas........................................................................ 30

Uji Heteroskedastisitas........................................................... 31

Uji Multikolinearitas............................................................... 32

Uji Autokorelasi...................................................................... 32

4.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani............................................... 32

Page 12: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

viii

4.5.4. Analisis Kelembagaan............................................................ 34

4.5.5. Uji Beda Dua Sample Bebas................................................... 35

4.6. Definisi Operasional............................................................................. 35

5. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Gambaran Daerah Penelitian................................................................ 38

5.1.1. Wilayah dan Topografi........................................................... 38

5.1.2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian............................. 38

5.1.3. Karakteristik Petani Responden.............................................. 40

5.1.4. Kelembagaan Subak............................................................... 43

6. KARAKTERISTIK USAHATANI PADI BERAS MERAH

6.1. Proses Budidaya................................................................................... 46

6.2. Penggunaan Input................................................................................. 49

6.3. Output Usahatani.................................................................................. 53

6.4. Alat-alat Petanian................................................................................. 55

6.5. Biaya Transaksi Kelembagaan Subak................................................. 56

7. ANALISIS USAHATANI PADI SISTEM SUBAK

7.1. Struktur Biaya Usahatani Padi Beras Merah per Hektar...................... 58

7.2. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Beras Merah............................... 66

8. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHATANI

PADI SITEM SUBAK

8.1. Analisis Fungsi Produksi.......................................................................70

8.2. Analisis Elastisitas Produksi dan Skala Usaha......................................80

9. SIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 93

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................94

LAMPIRAN........................................................................................................... 96

RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. 116

Page 13: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

ix

DAFTAR TABEL

1. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi Indonesia tahun

2009-2013.................................................................................................. 1 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi Provinsi Bali

tahun 2007-2011........................................................................................ 2

3. Luas panen, produksi padi sawah dan padi ladang, dan rata-rata

produksi menurut Kabupaten/ Kota di Bali tahun 2012 bulan Januari-

Desember................................................................................................... 3 4. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut umur dan jenis kelamin........ 39 5. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut tingkat pendidikan................ 39

6. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut mata pencaharian.................. 40 7. Petani responden di Desa Jatiluwih berdasarkan umur............................. 43

8. Sebaran petani responden berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih

Tahun 2013................................................................................................ 43 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa

Jatiluwih..................................................................................................... 44

10. Karakteristik responden petani padi sawah berdasarkan status

kepemilikan lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013...................................... 44 11. Karakteristik petani responden berdasarkan status usahatani.................... 45

12. Rata-rata penggunaan benih berdasarkan tipe petani dan luas lahan di

Desa Jatiluwih tahun 2013......................................................................... 50

13. Rata-rata pupuk per hektar yang digunakan usahatani padi berdasarkan

tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013........................... 51 14. Rata-rata penggunaan pestisida pada usahatani padi berdasarkan tipe

petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013.................................. 51 15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Jatiluwih

tahun 2013................................................................................................. 52 16. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi berdasarkan tipe

petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013.................................. 53

17. Rata-rata penerimaan usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas

lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013........................................................... 53 18. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi

sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013.......................................................... 54 19. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi

berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013....... 55 20. Rincian biaya transaksi usahatani padi Desa Jatiluwih tahun 2013.......... 56 21. Rincian biaya transaksi usahatani padi petani beras merah berdasarkan

tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013........................... 56 22. Struktur biaya rata-rata usahatani padi di Desa Jatiluwih tahun 2013....... 59

23. Struktur biaya rata-rata usahatani padi petani pemilik dan penggarap

berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013............................... 61

24. Unit Cost usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih Tahun 2013...... 66 25. Pendapatan rata-rata usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih

dengan biaya transaksi tahun 2013............................................................ 67 26. Pendapatan rata-rata usahatani padi beras merah petani pemilik dan

penggarap berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013.............. 68

Page 14: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

x

27. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi per hektar yang diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013.................................................................................. 69 

28. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013................................................................................................. 70 

29. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013........................................................................................................... 70 

30. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013................................................................................................. 72 

31. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013........................................................................................................... 72 

32. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013................................................................................................. 74 

33. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013........................................................................................................... 74 

34. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013................................................................................................. 76 

35. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun 2013........................................................................................................... 76 

36. Besaran koefisien regresi usahatani padi Sistem Subak di Desa Jatiluwih tahun 2013.................................................................................. 78 

37. Hasil uji beda pendapatan.......................................................................... 82 

DAFTAR GAMBAR

1. Hubungan antara Produk Total (PT), Produk Marjinal (PM), dan

Produk Rata-Rata (PR) ................................................................................... 20 2. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 24 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar lokasi penelitian........................................................................... 88 2. Kuesioner penelitian.................................................................................. 89 3. Karakteristik petani responden.................................................................. 95 4. Bentuk Ln faktor-faktor produksi.............................................................. 98 5. Dokumentasi penelitian............................................................................. 101 6. Hasil olahan data penelitian dengan Minitab 14....................................... 102 7. Hasil olahan data penelitian dengan SPSS 20........................................... 108 

Page 15: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor ekonomi terpenting di Indonesia karena sebagian

besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Menurut BPS (2014), hingga Agustus

2013 penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang bekerja pada sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan sebanyak 38 068 254

jiwa. Angka ini menunjukkan besarnya nilai sektor tersebut pada pendapatan negara

sebagai lapangan pekerjaan utama. Pertanian juga memiliki produktivitas yang tinggi

di Indonesia. Rincian luasan lahan panen, besar produksi, dan produktivitas tanaman

padi Indonesia pada tahun 2009-2013 dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi Indonesia tahun

2009-2013

Tahun Luas Panen(ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2009 12 883 576 64 398 890 4.99

2010 13 253 450 66 469 394 5.02

2011 13 203 643 65 756 904 4.98

2012 13 445 524 69 056 126 5.36

2013 13 837 213 71 291 494 5.15

Sumber: http://bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3&id_subyek=53&notab=0 [diunduh 6 April 2014]

Peningkatan produksi padi terus mengalami peningkatan dari tahun 2009

hingga tahun 2010 yang ditunjukkan pada Tabel 1. Penurunan jumlah produksi padi

terjadi pada tahun 2011, dimana produksi hanya mencapai 65 756 904 ton. Pada

tahun 2012 produksi padi mencapai 69 056 126 ton padi dengan produktivitas sebesar

5.36 ton/ha. Penurunan produksi padi tidak dapat diprediksi, sementara jumlah

penduduk terus meningkat. Hal ini menunjukkan perlunya menjaga produktivitas padi

yang stabil karena besarnya kontribusi usahatani padi bagi masyarakat Indonesia.

Rata-rata konsumsi kalori per kapita sehari pada masyarakat Indonesia masih

didominasi oleh komoditi padi-padian. Padi-padian merupakan bahan makanan yang

paling banyak dikonsumsi di Indonesia per September 2013, yaitu sebesar 869.36

kkal/kapita sehari (BPS.2014). Konsumsi beras yang tinggi juga diikuti oleh

Page 16: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

2

peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang tinggi. Jumlah penduduk Indonesia

menurut sensus penduduk tahun 2000 mencapai 206 264 595 jiwa dan pada sensus

penduduk yang diadakan pada tahun 2010 meningkat menjadi 237 641 326 jiwa (BPS

2013). Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir terjadi

penambahan jumlah penduduk sebanyak 31 376 731 jiwa. Tingginya tingkat

konsumsi beras masyarakat Indonesia disertai laju pertumbuhan penduduk yang

tinggi menunjukkan perlunya usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas

usahatani padi. Produktivitas usahatani didukung oleh faktor penunjang seperti sistem

irigasi. Petani harus membuat agar irigasi cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan

yang diperlukan usahatani dan juga keuntungan pemakaian irigasi tersebut

(Soekartawi 1986). Salah satu sistem pengelolaan sumberdaya air tradisional yang

terkenal terdapat di Bali (Gandakoesoemah 1975).

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sudah terkenal di mancanegara.

Selain sektor pariwisata, Bali juga memiliki potensi pada sektor pertaniannya.

Rincian luasan panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi Provinsi Bali pada

tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas panen, produksi, dan produktivitas tanaman padi Provinsi Bali tahun

2007-2011

Tahun Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (ton/ha)

2009 150 283 878 764 5.85

2010 152 190 869 161 5.71

2011 152 585 858 316 5.63

2012 149 000 865 553 5.81

2013 149 010 857 157 5.75 Keterangan : Data Tahun 2011 adalah Angka Sementara;

Sumber : http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3[diunduh 6 April 2014]

Tabel 2 menunjukkan bahwa Produksi padi di Bali mengalami penurunan pada

tahun 2009 hingga 2011, tetapi mengalami peningkatan pada tahun 2012. Pada tahun

2009, produksi padi di Bali dapat mencapai angka 878 764 ton dengan produktivitas

sebesar 5.85 ton/ha, sedangkan pada tahun 2013 hanya mencapai 857 157 ton dengan

produktivitas 5.75/ha.

Page 17: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

3

Kabupaten Tabanan merupakan kabupaten dengan luas lahan panen padi

terbesar yaitu 39 437 ha dengan jumlah produksi padi sebesar 222 706 ton dan

produktivitas sebesar 5.65 ton/ha ditunjukkan oleh Tabel 3. Hal tersebut

menunjukkan bahwa Kabupaten Tabanan merupakan penghasil padi terbesar di Bali

dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Bali. Kabupaten Tabanan juga memiliki

sistem Subak yang dapat menggabungkan aspek pertanian, pariwisata, dan juga

kelompok sosial masyarakat Bali dalam mengelola irigasi.

Tabel 3. Luas panen, produksi padi sawah dan padi ladang, dan rata-rata produksi

menurut Kabupaten/ Kota di Bali tahun 2012 bulan Januari-Desember

Kabupaten/Kota Luas Panen

(ha) Produksi (ton)

Rata-Rata Produksi

(ton/ha)

1. Jembrana 9 298 59 297 6.38

2. Tabanan 39 437 222 706 5.65

3. Badung 19 708 120 754 6.13

4. Gianyar 30 111 174 007 5.78

5. Klungkung 5 560 33 740 6.07

6. Bangli 5 986 28 165 4.71

7. Karangasem 11 857 68 618 5.79

8. Buleleng 22 359 128 616 5.75

9. Denpasar 4 684 29 650 6.33

Jumlah 149 000 865 554 5.81 Sumber : http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=607002&od=7&id=7 [diunduh 6 April 2014]

Usahatani di Bali dengan sistem Subak perlu dipertahankan demi

mempertahankan produksi padi yang dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat

Bali sehingga tidak lagi bergantung pada impor (Sutawan et. al 2005). Berdasarkan

pemaparan tersebut, menarik dan perlu untuk dilakukan penelitian mengenai Analisis

Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi dengan Sistem Subak di Desa Jatiluwih,

Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Hal ini dikarenakan Desa Jatiluwih

merupakan salah satu desa yang memiliki produksi padi tinggi dan tetap menjaga

sistem Subak yang telah diwarisi dari tahun ke tahun.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu desa yang produktivitas padinya tinggi adalah Desa Jatiluwih yang

terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Desa Jatiluwih memiliki

Page 18: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

4

tanah sawah seluas 303 ha. Ada dua jenis padi yang ditanam pada wilayah

persawahan Desa Jatiluwih yaitu; padi merah tahunan dan padi hibrida (IR 64) yang

mana masing-masing jenis padi tersebut ditanam setahun sekali (Subadra dan Nadra

2006). Penetapan Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia telah diputuskan dalam

sidang komite warisan dunia UNESCO di Saint Petersburg pada tanggal 29 Juni

2012. Sistem irigasi di Desa Jatiluwih dinamakan sistem Subak.

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun

1972 tentang Irigasi Daerah Bali, Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang

bersifat sosio-agraris religius, yang secara historis didirikan sejak dahulu dan

berkembang terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan

lain-lain persawahan dari suatu sumber di dalam suatu daerah. Ciri khas Subak

terdapat dalam hal pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan yang sangat padat dan

terkait erat dengan tahap-tahap pertumbuhan tanaman padi (Sutawan et al. 2005). Hal

ini menimbulkan pertanyaan mengenai karakteristik usahatani dengan sistem Subak

di Desa Jatiluwih tersebut dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi

padi pada usahatani dengan sistem Subak.

Subak kini semakin ditinggalkan oleh masyarakat Bali padahal fungsi utama

Subak adalah pengelolaan air untuk memproduksi pangan, khususnya beras, yang

merupakan makanan pokok utama bagi orang Bali, seperti halnya juga kebanyakan

penduduk Asia. Hal tersebut disebabkan pendapatan usahatani padi yang tidak

sebanding dengan biaya produksi dan masuknya arus globalisasi melalui perdagangan

bebas atau WTO sehingga masyarakat tidak lagi tertarik pada usahatani. Usahatani di

Bali dengan sistem Subak perlu dipertahankan demi mempertahankan produksi padi

yang dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Bali sehingga tidak lagi

bergantung pada impor (Sutawan et. al 2005). Sehubungan dengan hal tersebut maka

timbul pertanyaan bagaimanakah pendapatan usahatani padi dengan sistem Subak di

Bali.

Sehubungan dengan pemaparan tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

Page 19: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

5

1. Bagaimanakah karakteristik usahatani dan apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi padi pada usahatani dengan sistem Subak di Desa

Jatiluwih ?

2. Bagaimanakah pendapatan usahatani padi dengan sistem Subak di Desa

Jatiluwih?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

padi pada usahatani padi dengan sistem Subak di Desa Jatiluwih;

2. Menganalisis pendapatan usahatani padi dengan sistem Subak di Desa

Jatiluwih;

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Melatih kemampuan analisis penulis terhadap suatu permasalahan yang terkait

dengan analisis produksi dan pendapatan usahatani padi dengan

mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah;

2. Memberikan informasi bagi petani mengenai alokasi faktor-faktor produksi,

pendapatan, dan pentingnya menjaga keberlanjutan sistem Subak di Bali

sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam

melakukan produksi maupun bagi perbaikan usahatani padi selanjutnya;

3. Memberikan manfaat bagi pelaku usaha, pemerintah, maupun pemilik modal

yang berminat terhadap usahatani padi sehingga penelitian ini dapat menjadi

bahan rujukan dan informasi mengenai keuntungan usahatani padi dan sistem

Subak di Bali;

4. Memberikan manfaat bagi peneliti lain yang ingin meneliti usahatani padi

sebagai bahan referensi.

Page 20: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis produksi dan pendapatan

usahatani padi sistem Subak di Desa jatiluwih, Tabanan, Bali. Ruang lingkup dan

keterbatasan dalam penelitian mencakup :

1. Penelitian ini melakukan analisis produksi usahatani dengan sistem Subak di

Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali.

2. Ruang contoh dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang tergabung

dalam Subak di Desa Jatiluwih.

3. Data yang digunakan adalah data Cross Section pada tahun 2013, yaitu data

data hasil produksi, data penggunaan input usahatani, pendapatan, dan

pengeluaran.

4. Perhitungan elastisitas produksi yang dilakukan untuk jangka pendek dan

tidak melakukan proyeksi terhadap kondisi yang akan datang.

5. Indikator untung atau rugi suatu usahatani dalam penelitian ini adalah

pendapatan usahatani.

Page 21: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

7

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usahatani Padi

Soekartawi (2002) menyatakan ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara

efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila

pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi

masukan (input). Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani

mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi,

pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk menghasilkan

produksi tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat

(Rahim.dan.Hastuti.2007).

Menurut Soekartawi (2002), faktor-faktor produksi yang diperlukan dalam

suatu usahatani dibagi dalam dua aspek sebagai berikut.

1. Aspek Sumberdaya

Pada awalnya, aspek penting yang dimasukkan dalam klasifikasi sumberdaya

pertanian adalah aspek alam (tanah), modal, dan tenaga kerja. Seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dituntut adanya aspek lain yang dianggap penting

dalam pengelolaan sumberdaya produksi tersebut yaitu aspek manajemen. Hal

tersebut dikarenakan walaupun sumberdaya tersedia dalam jumlah yang memadai,

namun tanpa adanya kemampuan untuk mengelola yang baik, maka penggunaan

sumberdaya tersebut tidak akan lebih efisien.

2. Faktor Produksi Alam atau Tanah

Pengusahaan pertanian selalu didasarkan atau dikembangkan pada luasan lahan

pertanian tertentu. Pentingnya faktor produksi tanah, bukan saja dilihat dari segi luas

atau sempitnya lahan, tetapi juga segi yang lain, misalnya aspek kesuburan tanah,

macam penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan, dan sebagainya) dan topografi

(tanah dataran pantai, rendah, dan dataran tinggi).

Page 22: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

8

3. Faktor Produksi Modal

Petani dapat digolongkan menjadi golongan pemilik modal yang kuat dan

petani yang tidak bermodal kuat. Modal dalam usahatani dapat diklasifikasikan

sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk

menghasilkan sesuatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu

proses produksi.

4. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Dalam analisa ketenagakerjaan di bidang pertanian, penggunaan tenaga kerja

dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai

adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan mempengaruhi

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan menentukan macam tenaga kerja yang

bagaimana yang diperlukan.

5. Manajemen

Faktor produksi manajemen sangat berkaitan dengan efisiensi. Artinya,

walaupun faktor produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan modal dirasa

cukup, tetapi kalau tidak dikelola dengan baik (mismanagement), maka produksi

tinggi yang diharapkan juga tidak akan tercapai.

6. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan ini dapat berupa kelembagaan Pemerintah maupun non-

Pemerintah, tergantung dari segi kepentingannya. Kelembagaan formal dan

kelembagaan non formal tersebut sangat beragam.

2.2. Biaya Usahatani

Menurut Daniel (2002), biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang

diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya-biaya yang dikeluarkan

oleh petani dalam proses produksi. Biaya dapat dibedakan menjadi empat

(Soekartawi et al. 1986), keempat kriteria tersebut adalah sebagai berikut.

1. Biaya Tetap

Biaya tetap ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang

diproduksi. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah output yang

Page 23: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

9

diproduksi dan tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Komponen

biaya tetap, antara lain : pajak, tanah, pajak air, penyusutan alat, pemeliharaan tenaga

ternak, pemeliharaan traktor, biaya kredit atau pinjaman, dan lain sebagainya.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel atau biaya tidak tetap ialah biaya yang berubah apabila luas

usahanya berubah. Komponen biaya variabel, antara lain : pupuk, benih atau bibit,

pestisida, upah tenaga kerja, biaya pemanenan, pengolahan tanah.

3. Biaya Tunai

Biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani dalam usahataninya. Biaya

tunai dari biaya tetap dapat berupa pajak tanah dan pajak air, sedangkan biaya tunai

dari biaya variabel antara lain biaya pemakaian bibit atau benih, pupuk, pestisida, dan

tenaga luar keluarga.

4. Biaya Tidak Tunai

Biaya tidak tunai adalah biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh petani

dalam menjalankan usahataninya, namun ikut diperhitungkan. Biaya tidak tunai dari

biaya tetap, antara lain : biaya sewa lahan milik sendiri, penyusutan alat-alat

pertanian, bunga kredit bank dan sebagainya. Biaya tidak tunai dari biaya variabel,

antara lain biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga dalam pengolahan lahan dan

pencemaran, serta jumlah pupuk kandang yang dipakai. Biaya langsung adalah semua

biaya yang langsung digunakan dalam proses produksi (actual cost), sedangkan biaya

tidak langsung meliputi biaya penyusutan, dan lain sebagainya.

2.3. Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya,

atau dengan kata lain pendapatan usahatani meliputi pendapatan kotor atau

penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor/ penerimaan total adalah

nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya

produksi (Rahim dan Hastuti 2007).

Page 24: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

10

2.4. Irigasi

Irigasi adalah usaha mendatangkan air dengan membuat bangunan-bangunan

dan saluran-saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-

bagikan air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang teratur dan

membuang air yang tidak diperlukannya lagi setelah air itu dipergunakan dengan

sebaik-baiknya. Di Indonesia, irigasi yang dikelola oleh pemerintah dulu disebut

―irigasi rakyat‖ atau ―irigasi tradisional‖, tetapi menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku resminya disebut ―irigasi pedesaan‖ atau ―irigasi desa‖.

Irigasi tersebut telah dibangun dengan atau tanpa bantuan dari pemerintah dan

dikelola sepenuhnya oleh petani yang bersangkutan. Irigasi sejenis ini dapat disebut

―irigasi petani‖ (Gandakoesoemah 1975).

2.5. Kelembagaan

Yang dimaksud lembaga (institution) adalah organisasi atau kaidah-kaidah,

baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota

masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya

untuk mencapai tujuan tertentu (Mubyarto 1989). Menurut Ambler et al. (1991),

indikator keragaan (performance) kelembagaan terdiri dari efisiensi teknis, efisiensi

ekonomis, dan efisiensi sosial. Organisasi yang efisien secara teknis adalah organisasi

yang dapat mengoperasikan sarana fisik yang ada sedemikian rupa sehingga

jaringannya dapat mencapai efisiensi teknis yang setinggi mungkin. Efisiensi

ekonomis menurut teori ekonomi murni, setiap tindakan memerlukan biaya dan setiap

tindakan juga dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai. Nilai yang diharapkan itu

lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan, maka orang terdorong untuk

melakukannya. Kemampuan organisasi petani pengelola air untuk memperhitungkan

faktor-faktor ekonomis tidak dapat diabaikan.

Tidak ada definisi yang pasti tentang efisiensi sosial. Efisiensi sosial bertalian

dengan rasa senang dan rasa adil dari petani setempat, yang kadang-kadang teramat

sulit untuk diukur dengan orang luar. Tingkat efisiensi sosial yang tinggi adalah

ketika petani meras bahwa sistem yang sedang berlaku itu sudah adil. Organisasi

Page 25: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

11

pemakai air merupakan suatu mekanisme dimana petani secara aktif berpartisipasi

dalam pengelolaan irigasi. Aspek-aspek kebijaksanaan terhadap organisasi petani

pemakai air, terdiri dari :

a. Status hukum;

b. Status pemilikan sarana fisik;

c. Hak pemakai air;

d. Wewenang wilayah hidrologis;

e. Kewajiban serta wewenang keuangan; serta

f. Keterlibatan dalam desain dan konstruksi fasilitas fisik jaringan irigasi.

Kelembagaan pangan merupakan salah satu komponen penting dalam

menunjang kerangka dasar perumusan kebijakan pangan dan pembangunan pertanian

untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan yang dimaksud disini

adalah suatu aturan yang dikenal, diikuti, dan ditegakkan secara baik oleh anggota

masyarakat, yang memberi naungan dan hambatan (constraints) bagi individu atau

anggota masyarakat. Pendekatan dan kerangka analisis yang ditempuh dalam

penelusuran ekonomi kelembagaan pangan lebih banyak bersifat kualitatif, walaupun

beberapa penarikan kesimpulan juga dilakukan berdasarkan data kuantitatif dan

informasi relevan lain. Fokus analisis kelembagaan mencakup 2 aspek penting, yaitu:

aturan main dan organisasi, terutama yang berhubungan erat dengan skema kebijakan

publik bidang pangan (Arifin 2005).

2.6. Subak

Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris

religius, yang secara historis didirikan sejak dulu kala dan berkembang terus sebagai

organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan lain-lain, persawahan dari

suatu sumber di dalam suatu daerah (Gandakoesoemah 1975). Ciri khas Subak

terdapat dalam hal pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan yang sangat padat dan

terkait erat dengan tahap-tahap pertumbuhan tanaman padi. Fungsi utama Subak

adalah pengelolaan air untuk memproduksi pangan, khususnya beras, yang

Page 26: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

12

merupakan makanan pokok utama bagi orang Bali, seperti halnya juga kebanyakan

penduduk Asia (Sutawan et al. 2005).

Sebagai lembaga adat, Subak berlandaskan pula falsafah ―Tri Hita Karana‖,

yaitu hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara manusia dengan manusia,

manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya. Menurut Gandakoesoemah

(1975), Subak dalam penyelenggaraan usahataninya tidak terlepas kaitannya dengan

landasan Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan), dimana terdapat tiga unsur,

yaitu:

1. Unsur Parahyangan dengan membangun Pura Subak sebagai perwujudan bakti ke

hadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa);

2. Unsur Pawongan perwujudan hubungan yang harmonis diantara para anggota

Subak yang diikat dengan susunan organisasi dan peraturan-peraturan yang dibuat

lewat musyawarah mufakat;

3. Unsur Palemahan, yang berwujud lahan persawahan serta semua prasarana dan

sarana irigasi dari Subak itu yang dikelola dengan penuh tanggung jawab.

Supartama et al. (2013) menyatakan bahwa konsep Tri Hita Karana memiliki

hubungan timbal balik antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan,

dan manusia dengan manusia sehingga kegiatan usahatani berjalan dengan baik dan

harmonis. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Subak mempunyai landasan operasional

yang disebut paras paros salunglung subayantaka sarpanaya, artinya segala baik

buruk atau berat ringan dipikul bersama. Hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan

kegiatan Subak berdasarkan atas prinsip kerja sama atau gotong royong.

2.7. Konsep Biaya Transaksi

Richter dan Furubotn (2000) menyatakan bahwa transaksi adalah perpindahan

barang, jasa, informasi, pengetahuan, dan lain-lain, dari satu tempat (komunitas) ke

tempat (komunitas) lain atau pemindahan barang dari produsen ke konsumen atau

pemindahan barang dari satu individu ke individu yang lain. Biaya transaksi

mencakup biaya untuk mengolah sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan,

Page 27: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

13

penggunaan, perubahan, dan yang lainnya dari suatu lembaga dan organisasi. Biaya

transaksi dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Biaya Transaksi Pasar

Biaya transaksi pasar adalah seluruh biaya yang dikeluarkan agar barang

atau jasa dapat sampai di pasar. Biaya ini mencakup biaya persiapan kontrak,

biaya monitoring dan penegakan kontrak, biaya informasi, biaya iklan, biaya

mendatangi konsumen, biaya pameran, biaya komunikasi, biaya pengujian

kualitas, dan biaya mencari pegawai.

2. Biaya Transaksi Manajerial

Biaya transaksi manajerial adalah biaya yang terkait upaya menciptakan

keteraturan, yaitu : 1. Biaya membuat, mempertahankan atau mengubah

rancangan atau struktur organisasi, meliputi biaya personal management,

mempertahankan kemungkinan pengambilalihan pihak lain, public relation, dan

lobby; 2. Biaya menjalankan organisasi, meliputi biaya informasi (biaya

pembuatan keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah sesuai keputusan),

mengukur kinerja pegawai, biaya agen, manajemen informasi.

3. Biaya Transaksi Politik

Biaya transaksi politik adalah biaya terkait pembuatan tata aturan atau

kelembagaan (public goods) sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa

berlangsung dengan baik yang meliputi : 1. Biaya pembuatan (setting up),

pemeliharaan, pengubahan organisasi politik formal dan informal, seperti biaya

penetapan kerangka hukum, struktur administrasi pemerintahan, militer, sistem

pendidikan, pengadilan, dll; 2. Biaya menjalankan bentuk pemerintahan,

peraturan pemerintah atau masyarakat yang bertata negara, seperti biaya legislasi,

pertahanan, administrasi hukum, pendidikan, termasuk di dalamnya biaya

pencarian atau pengumpulan dan pengolahan informasi yang diperlukan agar tata

pemerintahan dapat berjalan. Biaya upaya pelibatan masyarakat dalam proses

politik juga termasuk dalam biaya transaksi politik.

Page 28: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

14

2.8. Beras Merah

Beras merah mengandung pigmen antosianin yang termasuk komponen

flavonoid, yaitu turunan polifenol yang mempunyai kemampuan antioksidan,

antikanker, dan antiatherogenik. Masyarakat di Indonesia yang mengonsumsi beras

merah masih sedikit, umumnya varietas lokal, seperti Jembar Beureum, Cere Beurem

dari Jawa Barat, Lembah Pasaman dari Sumatera Barat, Gunung Sari dari Bali, dan

ketan merah Mandoti dari Sulawesi Selatan. Preferensi konsumen terhadap beras

merah telah diteliti di tujuh provinsi pada tahun 2005. Dari 86 responden yang

dikunjungi di Bali, 38% mengonsumsi beras merah lokal setiap hari, 16%

mengonsumsi lebih dari 6 bulan sekali dan sisanya mengonsumsi 3-6 bulan sekali

(Indrasari et al. 2010).

Agroinovasi (2012) menyatakan beras merah mempunyai khasiat yang lebih

dibandingkan dengan beras putih. Kandungan asitonin dalam beras merah dapat

menjadi sumber antioksidan yang baik bagi kesehatan. Komposisi gizi beras merah

per 100 gram terdiri atas protein 7.5 g, lemak 0.9 g, karbohidrat 77.6 g, kalsium 16

mg, fosfor 163 g, zat besi 0.3 g, dan vitamin B1 0.21 g. Konsumsi beras merah tanpa

penyosohan ternyata mengandung banyak serat, minyak alami, dan lemak esensial

yang berguna bagi tubuh manusia.

Kebutuhan beras merah terus meningkat seiring dengan meningkatnya

permintaan. Hal ini mendorong produsen beras untuk menyediakan beras merah di

pasaran. Kendala yang dihadapi adalah terbatasnya verietas unggul beras merah di

petani. Sebagian besar varietas beras merah yang ada berasal dari beras merah lokal

yang berumur panjang (5-6 bulan). Persediaan yang terbatas membuat harga beras

merah lebih mahal dari beras putih.

2.9. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian ini tentunya peneliti mengacu kepada beberapa

penelitian sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa penelitian sebelumnya yang

menjadi acuan bagi peneliti.

Page 29: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

15

2.9.1. Penelitian tentang Analisis Pendapatan Usahatani

Amri (2011) melakukan penelitian tentang ―Analisis Efisiensi Produksi dan

Pendapatan Usahatani Ubi Kayu‖. Tujuan penelitian tersebut, antara lain :

1. Menganalisis penerapan pedoman usahatani ubi kayu (POB) di Desa Pasirlaja;

2. Menganalisis pendapatan petani dalam usahatani ubi kayu di Desa Pasirlaja;

3. Menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani ubi kayu di

Desa Pasirlaja.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan pengamatan langsung

ke petani dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari literatur,

baik buku, jurnal, situs internet,maupun dari instansi-instansi terkait, seperti BPS

Pusat, BPS Kabupaten Bogor, Departemen Pertanian,dan beberapa instansi lainnya

yang terkait dengan penelitian tersebut.

Pemilihan responden dilakukan dengan metode Simple Random Sampling,

dimana kriteria petani yang dipilih adalah petani yang menanam ubi kayu pada satu

musim tanam dan dipilih sebanyak 30 orang responden. Analisis data yang digunakan

adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis pendapatan usahatani dilakukan

dengan mencari selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran. Analisis fungsi

produksi dilakukan dengan menggunakan model Cobb-Douglas. Hasil penelitian

mengemukakan bahwa usahatani ubi kayu memberikan keuntungan secara ekonomi

bagi petani. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R/C rasio atas biaya tunai sebesar 2.80 dan

R/C rasio atas biaya total sebesar 1.59.

2.9.2. Penelitian tentang Analisis Pendapatan dan Produksi

Damayanti (2007) melakukan penelitian tentang ―Analisis Pendapatan dan

Efisiensi Produksi Usahatani Padi Sawah‖. Tujuan penelitian tersebut, antara lain :

1. Menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi sawah di Desa Purwoadi;

2. Menganalisis penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani padi sawah di

Desa Purwoadi;

Page 30: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

16

3. Menganalisis dan menentukan kombinasi optimal penggunaan faktor-faktor

produksi yang dapat memberikan keuntungan maksimal.

Data yang diambil mencakup data primer dan sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan petani responden

yang dibantu kuesioner. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka seperti

buku, literatur-literatur, sumber bacaan lain yang berkaitan dengan topik penelitian,

serta data dari kantor desa, kantor Balai Penyuluhan Pertanian, kantor Dinas

Pertanian, serta instansi lainnya.

Jumlah petani responden yang dijadikan sebagai sampel pada penelitian

sebanyak 42 orang (15% dari total petani) yang dipilih secara acak sederhana (simple

random sampling) dari populasi dengan cara undian. Analisis data yang digunakan

adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

mengetahui gambaran umum yang diurai secara deksriktif. Analisis kuantatitatif

dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis R/C ratio,

analisis fungsi Cobb-Douglas, dan analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-

faktor produksi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan kalkulator,

program Microsoft Excel, dan Minitab versi 14 for windows.

Pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp 5 525 684/ha, pendapatan atas biaya

total sebesar Rp 3 596 309/ha, dan pendapatan tunai yang diperoleh sebesar Rp

2.876.596/ha. Nilai R/C rasio atas biaya total adalah sebesar 1.74. Hasil uji-t

menunjukkan faktor produksi luas lahan, benih, pupuk urea, tenaga kerja berpengaruh

nyata terhadap produksi padi sawah, sedangkan pupuk SP-36, pupuk KCL, pupuk ZA,

serta pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah. Penggunaan

faktor-faktor produksi usahatani padi di Desa Purwoadi belum mencapai kondisi

efisien dan optimal karena rasio antara NPM dan BKM untuk setiap faktor produksi

tidak sama dengan 1.

Penelitian ini memiliki kesamaan dan juga kebaruan dibandingkan penelitian

Poetryani (2011) dan Damayanti (2007). Persamaan penelitian ini dengan penelitian

Poetryani (2011) yaitu dalam penggunaan metode analisis pendapatan usahatani,

sedangkan perbedaannya terletak pada rumusan masalah, dimana penelitian ini tidak

Page 31: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

17

membandingkan dua jenis usahatani dan pemilihan lokasi. Penelitian ini juga

memiliki kesamaan dengan penelitian Damayanti (2007), yaitu dalam metode analisis

produksi dan pendapatan. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

Damayanti (2007) adalah dalam hal pemilihan lokasi penelitian dan pengkajian biaya

kelembagaan serta penelitian ini tidak melakukan analisis efisiensi usahatani.

Page 32: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

18

3. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai hal-hal

yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Kerangka pemikiran

dalam penelitian ini diantaranya mengenai karakteristik dan faktor-faktor yang

mempengaruhi usahatani padi sistem Subak, serta pendapatan usahatani padi sistem

Subak. Beberapa teori yang dipaparkan adalah mengenai fungsi produksi, elastisitas

produksi, pendapatan, penerimaan, biaya, dan biaya transaksi sistem Subak.

3.1.1. Konsep Fungsi dan Elastisitas Produksi

Menurut Debertin (1986), fungsi produksi menjelaskan hubungan teknis yang

mengubah input (sumberdaya) menjadi output (komoditi). Secara umum, fungsi

produksi ditulis sebagai berikut.

y = f(x)

dimana y adalah output dan x adalah input. Semua nilai x yang lebih besar atau sama

dengan 0 merupakan daerah hasil dari fungsi tersebut.

Soekartawi (2002) mendefinisikan fungsi produksi sebagai hubungan fisik

antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X). Fungsi

produksi menunjukkan hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output)

secara langsung. Fungsi produksi juga untuk mengetahui hubungan antara variabel

yang dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel yang menjelaskan (independent

variable), X, serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel penjelas. Secara

matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Y = f (X1, X2,….Xi,….,Xn)

dimana :

Y = Output

X1,X2,Xi, Xn = input-input yang digunakan dalam proses produksi

Fungsi produksi di atas menunjukkan hubungan Y dan X dapat diketahui dan

sekaligus hubungan X1…Xn, dan X lainnya juga dapat diketahui.

Page 33: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

19

Tambahan satu-satu input X yang dapat menyebabkan pertambahan atau

pengurangan satu satuan output, Y, disebut dengan istilah produk marjinal (PM). PM

dapat dituliskan dengan . Jika PM konstan, maka dapat diartikan bahwa setiap

tambahan setiap unit input, X, dapat menyebabkan tambahan satu satuan unit output,

Y, secara proporsional (Soekartawi 2002).

Elastisitas produksi (Ep) menurut Soekartawi (2002) adalah persentase

perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Ep dapat

dituliskan melalui rumus sebagai berikut :

Ep = atau Ep = . ;

Karena adalah PM, maka besarnya Ep tergantung dari besar kecilnya PM dari

suatu input, misalnya input X.

Soekartawi (2002) menjelaskan bahwa pembahasan terhadap PM akan lebih

bermanfaat bila dikaitkan dengan produk rata-rata (PR) dan output atau produk total

(PT) sehingga dapat diketahui elastisitas produksi (Ep) yang sekaligus juga akan

diketahui apakah proses produksi yang sedang berjalan dalam keadaan elastisistas

produksi yang rendah atau sebaliknya. Coelli et al. (1998) menggambarkan hubungan

antara PM, PR, dan PT melalui Gambar 1 berikut.

Page 34: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

20

Sumber : Coelli et al. (1998)

Grafik pada Gambar 1 dapat dibagi menjadi 3 daerah produksi. Ketiga daerah

tersebut antara lain :

I. PR yang meningkat;

II. PR yang menurun dimana PM positif; dan

III. PM negatif.

Keuntungan maksimum dicapai pada taraf II karena taraf I dan III tidak efisien.

Daerah III tidak efisien karena penambahan beberapa unit xi mengakibatkan

penurunan jumlah output yang dihasilkan. Daerah I tidak efisien karena penambahan

dari unit tenaga kerja mengakibatkan kenaikan produk rata-rata dari seluruh unit

tenaga kerja yang dipekerjakan. Suatu unit usaha seharusnya tidak berproduksi saat

PR meningkat karena hal tersebut mengindikasikan unit usaha dapat meningkatkan

P

T

Gambar 1. Hubungan antara Produk Total (PT), Produk Marjinal (PM), dan Produk

Rata-Rata (PR)

PT

[y=f(x1|x2=x20]

PM,

PR

xi 0

xi 0

Daerah III

Daerah II

Daerah I

y

PM

PR

x3

x2

x1

Page 35: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

21

produktivitas tenaga kerja rata-rata dengan memperkerjakan lebih banyak tenaga

kerja. Unit usaha seharusnya berproduksi di daerah II. Pemilihan titik optimal

(maksimalisasi keuntungan) pada daerah II tidak hanya memerlukan pengetahuan

tentang teknologi produksi, tetapi juga memerlukan pengetahuan tentang harga input

dan output.

3.1.2. Konsep Pendapatan, Penerimaan, dan Biaya

Total pendapatan diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya

dalam suatu proses produksi, sedangkan total penerimaan diperoleh dari produksi

fisik dikalikan dengan harga produksi (Soekartawi 1986). Pendapatan yang nilainya

positif disebut keuntungan, sedangkan pendapatan yang nilainya negatif disebut

kerugian. Biaya usahatani atau pengeluaran usahatani merupakan pengorbanan yang

dilakukan oleh produsen (petani, nelayan dan peternak) dalam mengelola usahanya

untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Biaya usahatani dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya

tetap umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus

dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap

atau biaya variabel merupakan biaya besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi

komoditas pertanian yang diperoleh (Rahim dan Hastuti 2007).

Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (B/C Ratio)

Soekartawi (1981) mendefinisikan R/C ratio sebagai perbandingan antara

total penerimaan dengan total biaya. Semakin besar R/C ratio maka semakin besar

pula keuntungan yang diperoleh petani. Hal ini dapat dicapai bila petani

mengalokasikan faktor produksi dengan lebih efisien. Analisis Revenue Cost (R/C)

ratio merupakan perbandingan (ratio atau nisbah) antara penerimaan (revenue) dan

biaya (cost). Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut

(Rahim et al. 2007) :

a = R/C

R = Py.Y

C = FC + VC

Page 36: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

22

a = Py. Y / (FC + VC)

dimana :

a = R/C ratio

R = penerimaan (revenue)

C= biaya (cost)

Y = output

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

Py = harga output

Kriteria keputusan :

R/C > 1, usahatani untung

R/C < 1, usahatani tugi

R/C = 1,usahatani impas (tidak untung/tidak rugi)

3.1. Kerangka Pemikiran Operasional

Produksi padi yang menurun menyebabkan perlunya perhatian khusus pada

usahatani padi di Indonesia karena banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang

mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan pokok. Salah satu faktor pendukung

dalam usahatani padi adalah irigasi. Di Bali terdapat kelembagaan adat yang

mengatur irigasi yang disebut Sistem Subak. Subak di Bali memiliki upacara-upacara

adat tertentu yang dilaksanakan sesuai dengan umur tanaman yang menjadikan suatu

ciri khas bagi usahatani padi di Bali. Fakta tersebut menarik sehingga perlu diteliti

mengenai bagaimana karakteristik usahatani padi di Bali, faktor-faktor yang

mempengaruhi usahatani padi tersebut, dan bagaimana pendapatan usahatani dengan

sistem Subak di Bali.

Karakteristik usahatani padi dengan sistem Subak dijelaskan menggunakan

analisis deksriptif. Analisis deksriptif menyangkut bagaimana kelembagaan sistem

Subak dan apa keuntungan yang dirasakan oleh petani dengan menggunakan sistem

Subak. Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani padi dengan sistem

Page 37: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

23

Subak juga dijabarkan secara deksriptif, dimana faktor-faktor tersebut mencakup

tanah, modal, tenaga kerja, manajemen, dan kelembagaan.

Analisis produksi usahatani padi dengan sistem Subak di Bali dicari dengan

menggunakan fungsi produksi linear, dimana kemudian dilakukan uji statistik untuk

mengetahui faktor-faktor produksi yang berpengaruh sehingga faktor-faktor produksi

dapat dialokasikan secara optimal. Analisis pendapatan dilakukan dengan mencari

pendapatan dan rasio R/C sehingga dapat diketahui tingkat keuntungan usahatani padi.

Setelah melakukan analisis deksriptif mengenai karakteristik usahatani padi

dengan sistem Subak dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, serta

menghitung tingkat keuntungan usahatani, maka dapat diberikan rekomendasi untuk

keberlanjutan usahatani padi dengan sistem Subak di Desa Jatiluwih. Kerangka

pemikiran operasional penelitian ini disajikan pada Gambar 2 berikut ini.

Page 38: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

24

Produksi padi di Bali

menurun

Usahatani padi

Sistem Subak di Bali

Karakteristik

usahatani padi

sistem Subak

Struktur

biaya

Perhitungan

biaya

transaksi

Analisis

deskriptif

Fungsi

produksi

linear

Kelembagaan

Subak

Uji

Statistik

Faktor-faktor

produksi yang

berpengaruh

dengan Cobb

Douglas

Analisis

pendapatan

Pendapatan R/C Ratio

Kelayakan

usahatani

sistem Subak

Rekomendasi

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Page 39: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

25

4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengkaji mengenai keadaan umum suatu usahatani padi yang

memiliki sistem Subak, baik analisis karakteristik dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya maupun pendapatannya. Studi kasus penelitian ini dilaksanakan di

Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Pemilihan lokasi ini

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Jatiluwih

merupakan salah satu lumbung padi Provinsi Bali dan masuk dalam nominasi warisan

dunia UNESCO. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan bulan April sampai Juni

2013. Kurun waktu penelitian tersebut mencakup pencarian dan pengumpulan data,

pengolahan, penulisan hasil laporan, dan penyajian hasil secara keseluruhan.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan pengamatan langsung ke

petani dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data primer

yang dikumpulkan meliputi keadaan umum mengenai petani dan pertanian padi

secara umum, data penggunaan sarana produksi, biaya produksi yang dikeluarkan

untuk satu musim tanam, data penerimaan usaha serta data lain yang berkenaan

dengan penelitian ini. Data sekunder yang dipergunakan diperoleh dari literatur, baik

buku, jurnal, situs internet, maupun dari instansi-instansi terkait, seperti BPS Pusat,

BPS Provinsi Bali, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali,

dan beberapa instansi lain yang terkait dengan penelitian ini.

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pemilihan responden dilakukan dengan metode pengambilan contoh acak

sederhana (random sampling). Pengambilan contoh acak (random sampling)

dilakukan sebagai berikut : setiap anggota populasi diberi nomor, kemudian contoh

diambil dengan menggunakan random sampling pada Microsoft Excel sampai jumlah

Page 40: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

26

contoh yang diinginkan tercapai. Cara ini dijamin bahwa setiap anggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai contoh (Soekartawi et.al. 1986).

Kriteria petani yang dipilih adalah petani yang menanam padi pada satu musim

tanam. Jumlah petani padi beras merah dengan sistem Subak di Desa Jatiluwih

sebanyak 395 orang. Petani dipilih dengan acak sederhana sebanyak 66 orang sebagai

responden. Pemilihan sampel sebanyak 66 orang yang dilakukan dengan

pertimbangan bahwa karakteristik petani tidak terlalu beragam, sehingga jumlah 66

orang responden dianggap mewakili.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif meliputi analisis keadaan umum usahatani padi

serta penerapan pedoman usahatani padi, sedangkan analisis kuantitatif berupa

analisis pendapatan usahatani padi dan analisis efisiensi produksi. Tahap analisis data

dimulai dengan transfer data, editing, serta pengolahan data menggunakan Software

Microsoft Excel, SPSS 20, dan Minitab 14, serta alat hitung kalkulator, kemudian

dilanjutkan dengan tahap interpretasi data.

4.4.1. Analisis Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi adalah analisis yang menjelaskan hubungan antara

produksi dengan faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya (Soekartawi 2002).

Hubungan fisik antara faktor-faktor produksi dengan hasil produksi sangat kompleks.

Sulit untuk mengetahui secara pasti pengaruh faktor-faktor produksi terhadap hasil

produksi. Pemodelan diperlukan untuk melakukan analisis ini. Model yang diajukan

dalam penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Penjelasan dari fungsi

produksi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = aX1b1

X2b2

X3b3

X4b4

X5b5

X6b6

X7b7

X8b8

X9b9

…Xnbn

eu....................................... (4.1)

dimana

Y : jumlah produksi

Xi: jumlah faktor produksi ke-i yang digunakan

Page 41: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

27

bi: besaran parameter, elastisitas masing-masing faktor produksi

a : konstanta, intersep, besaran parameter

e : bilangan natural (2.781)

u : sisa (residual)

i : 1,2,3,…n

Dengan mentransformasikan dari fungsi Cobb-Douglas ke dalam bentuk linear

logaritmik, maka model fungsi produksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Model I Tanpa Variabel Dummy

Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6

+ b7 ln X7 + b8 ln X8 + b9 ln X9 + u......................................................... (4.2)

Besaran parameter yang diharapkan adalah b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 > 0

Model II dengan Variabel Dummy Tipe Petani

Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6

+ b7 ln X7 + b8 ln X8 + b9 ln X9 + D1 + u................................................ (4.3)

Besaran parameter yang diharapkan adalah b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 > 0

Model III dengan Variabel Dummy Luas Lahan

Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6

+ b7 ln X7 + b8 ln X8 + b9 ln X9 + D2 + u................................................ (4.4)

Besaran parameter yang diharapkan adalah b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 > 0

Model IV dengan Variabel Dummy Tipe Petani dan Luas Lahan

Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6

+ b7 ln X7 + b8 ln X8 + b9 ln X9 + D1 + D2 + u....................................... (4.5)

Besaran parameter yang diharapkan adalah b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 > 0

Keterangan :

Ln Y = Produksi padi (kg/ha)

Ln X1 = Benih (kg/ha)

Page 42: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

28

Ln X2 = Pupuk kandang (kg/ha)

Ln X3 = Pupuk Urea (kg/ha)

Ln X4 = Pupuk KCL (kg/ha)

Ln X5 = Pupuk NPK (kg/ha)

Ln X6 = Pestisida cair (ml/ha)

Ln X7 = Pestisida padat (kg/ha)

Ln X8 = Tenaga kerja (HOK)

Ln X9 = Biaya transaksi (Rp)

D1 = Tipe petani : 0 = petani penggarap lahan, 1 = petani pemilik lahan

D2 = Luas lahan : 0 = lahan sempit (kurang dari 0.5 ha), 1 = lahan luas (lebih

dari 0.5 ha)

b1, b2, b3, b4,....bi = besaran parameter, elastisitas masing-masing faktor produksi

a = konstanta, intersep, besaran parameter

u = sisa (residual)

i = 1, 2, 3, ....n

Menurut Soekartawi (2002), ada tiga alasan pokok mengapa fungsi Cobb-

Douglas lebih banyak dipakai oleh para peneliti, yaitu :

1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan

fungsi yang lain, misalnya pada fungsi kuadratik. Fungsi Cobb-Douglas dapat

dengan mudah ditransfer ke bentuk linear;

2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien

regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas;

3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran returns to

scale.

Usahatani padi Desa Jatiluwih dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi.

Faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi padi adalah luas

lahan, jumlah bibit, jumlah penggunaan pupuk urea, jumlah penggunaan pupuk

kandang, serta penggunaan tenaga kerja. Variabel-variabel tersebut kemudian akan

diestimasi ke dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode OLS.

Page 43: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

29

4.5. Metode Pengujian Hipotesis

Metode pengujian hipotesis terdiri dari uji statistik dan uji ekonometrik. Uji

statistik terdiri dari uji t dan uji F. Uji ekonometrik terdiri dari uji kenormalan, uji

heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.

4.5.1. Uji Statistik

Terdapat dua hipotesis dalam uji statistik. Hipotesis pertama adalah bahwa

model yang telah dipilih berpengaruh nyata terhadap keragaman hasil produksi padi.

Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji-F. Hipotesis yang kedua adalah bahwa

faktor-faktor produksi luas lahan, jumlah bibit, jumlah penggunaan pupuk, jumlah

penggunaan tenaga kerja, biaya transaksi secara terpisah benar-benar berpengaruh

nyata terhadap hasil produksi padi. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji-t.

Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-

sama mempengaruhi variabel dependennya (Juanda 2009). Hipotesis yang digunakan

untuk uji F, secara matematis adalah sebagai berikut (Juanda 2009) :

H0 : b1 = b2 = …=b10 = 0 ; artinya tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh

nyata

H1 : minimal ada satu b1 0 ; artinya ada minimal satu variabel bebas yang

berpengaruh nyata

Rumus untuk menghitung F-hitung adalah sebagai berikut:

F hitung = .......................................................................................... (4.6)

dimana;

dbe = n-k

n = jumlah pengamatan

k = jumlah variabel termasuk intersep

Kriteria uji :

P-value uji F > (k-1, n-k),maka terima H0; model tidak berpengaruh

P-value uji F < (k-1, n-k), maka terima H1; model berpengaruh nyata

Page 44: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

30

Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara terpisah

mempengaruhi variabel dependennya. Hipotesis yang digunakan untuk uji t secara

matematis (Juanda 2009) adalah sebagai berikut:

H0 : bi = 0 ; artinya variabel bebas tidak memiliki pengaruh nyata

H1 : bi > 0 ; i = 1, 2, 3,…., 10 ; artinya variabel bebas memiliki pengaruh yang nyata

Rumus untuk menentukan t-hitung dan t-tabel adalah sebagai berikut :

t hitung = ............................................................................................... (4.7)

t tabel = (a, dbe)........................................................................................... (4.8)

dimana :

bi = koefisien regresi ke-i yang diduga

Sbi = standar deviasi koefisien regresi ke-i yang diduga

Kriteria uji :

P value uji t < , maka terima H1 ; artinya variabel bebas berpengaruh

P value uji t > , maka terima H0 ; artinya variabel bebas tidak berpengaruh

Koefisien Determinasi (R-squared)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana keragaman

variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen di dalam model

(Gujarati 2007). Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefisien

determinasi yang semakin mendekati 1 menunjukkan model yang semakin baik,

karena semakin sedikit keragaman variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

lain di luar model (Gujarati 2003). Rumus koefisien determinasi adalah sebagai

berikut (Juanda 2009):

R2 =

Page 45: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

31

4.5.2. Uji Ekonometrik

Pengujian ekonometrik yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas tiga

jenis pengujian. Pengujian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, serta uji

multikolinearitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat di dalam model regresi variabel terikat

dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal (Wijaya, 2012). Penelitian

ini menggunakan uji Jarque-Berra. Uji Jarque-Berra ini menggunakan perhitungan

Skwennes dan Kurtosis. Rumus uji Jarque-Berra adalah sebagai berikut (Gujarati

2003):

JB = ................................................................................................ (4.9)

dimana;

n = jumlah pengamatan

S = Koefisien Swekness

K = Koefisien Kurtosis

Hipotesis pada uji normalitas adalah sebagai berikut :

H0 : Error term terdistribusi normal

H1 : Error term tidak terdistribusi normal

Kriteria uji :

Jika P-value uji normalitas < maka tolak H0; error term tidak terdistribusi normal.

Jika P-value uji normalitas > maka terima H0; error term terdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas

Jika ragam tidak sama atau untuk titik pengamatan ke-i

dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka terdapat masalah

heteroskedatisitas (Juanda 2009). Penelitian ini menggunakan uji Glejser. Uji Glejser

Page 46: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

32

meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Rumus uji Glejser

adalah sebagai berikut (Gujarati 2003) :

........................................................................................... (4.10)

dimana :

= nilai absolute residual

Xt = variabel independen

Apakah variabel independen dalam persamaan regresi ini signifikan secara

statistik mempengaruhi variabel dependen,maka ada indikasi heteroskedastisitas

(Gujarati 2003). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian heteroskedastisitas

dengan adalah sebagai berikut :

H0 : tidak terdapat heteroskedastisitas

H1 : terdapat heteroskedastisitas

Kriteria uji yang digunakan adalah :

Jika P-value uji heteroskedastisitas < maka tolak H0; artinya terdapat

heteroskedastisitas.

Jika P-value uji heteroskedastisitas > maka terima H0; artinya tidak terdapat

heteroskedastisitas.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear sempurna antara peubah bebas

di dalam model (Juanda 2009). Adanya multikolinearitas dalam persamaan regresi

akan berdampak pada varian penduga koefisien regresi menjadi tidak signifikan.

Pengujian adanya multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan pengujian

Variance Inflation Faktor (VIF). Apabila nilai VIF kurang dari 10, maka tidak

terdapat masalah multikolinearitas. Adapun rumus VIF sebagai berikut :

VIF = ......................................................................................................... (4.11)

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian terhadap model regresi linear untuk

mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar nilai sisaan (error). Cara mendeteksi ada

Page 47: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

33

atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat dilakukan uji Durbin Watson

(DW). Masalah autokorelasi umumnya terdapat pada data time series, sehingga

penelitian ini tidak dilakukan uji autokolinearitas karena menggunakan data cross

section.

4.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani

Penerimaan total usahatani adalah semua nilai input yang dikeluarkan dalam

proses produksi, sedangkan pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dan

total pengeluaran (Soekartawi et al 1986). Secara matematis, penerimaan total, biaya,

dan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

TR = P*Q............................................................................................................... (4.12)

TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan.............................................................. (4.13)

II atas biaya tunai = TR – biaya tunai....................................................................(4.14)

II atas biaya total = TR – TC................................................................................. (4.15)

Keterangan :

TR : total penerimaan usahatani (Rp)

TC : total biaya usahatani (Rp)

II : keuntungan usahatani (Rp)

P : harga output (Rp)

Q : jumlah output (Rp)

Pendapatan petani padi dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yakni

pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya

tunai adalah pendapatan berdasarkan biaya yang benar-benar dikeluarkan petani

(explicit cost), sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang

diperoleh dengan memperhitungkan input milik keluarga sebagai biaya (inputed

cost). Pendapatan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

= NP-BT-BD...................................................................................................... (4.16)

dimana

= pendapatan (Rp)

NP = nilai produksi, hasil kali jumlah produk dengan harganya (Rp)

Page 48: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

34

BT = biaya tunai (Rp)

BD = biaya diperhitungkan (Rp)

Biaya penyusutan alat-alat pertanian dihitung dengan membagi selisih antara

nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal dipakai. Rumus biaya penyusutan

adalah sebagai berikut :

Biaya penyusutan = ........................................................................... (4.17)

Keterangan :

Nb : nilai pembelian (Rp)

n : umur ekonomis (tahun)

Umumnya petani di Desa Jatiluwih tidak membeli alat pertaniannya setiap

musim. Hal ini disebabkan karena alat-alat tersebut masih dapat digunakan beberapa

kali sampai sudah tidak dapat digunakan kembali, sehingga yang diperhitungkan

dalam analisis pendapatan hanya nilai penyusutan dari penggunaan peralatan tersebut.

Seberapa jauh petani memberikan keuntungan bagi petani sebagai pelaku usaha

dinilai dengan Revenue dan Cost Ratio (R/C Rasio). R/C rasio menunjukkan

besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya.

Apabila nilai R/C > 1 berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar dari unit biaya

yang dikeluarkan untuk memperoleh penerimaan tersebut, sedangkan nilai R/C < 1

menunjukkan bahwa tiap unit biaya yang dikeluarkan akan lebih besar dari

penerimaan yang diperoleh. R/C rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total. R/C rasio atas biaya tunai

diperoleh dengan membandingkan antara penerimaan total (TR) dengan biaya tunai

pada periode tertentu. R/C rasio atas biaya total diperoleh dengan membandingkan

antara penerimaan total dengan biaya total pada periode tertentu (Soekartawi et al

1986).

4.5.4. Analisis Kelembagaan

Analisis kelembagaan dilakukan dengan mengidentifikasi sistem Subak dan tata

kelolanya, serta biaya transaksi yang diperlukan. Menurut Furubotn dan Ritcher

(2000), biaya transaksi manajemen terdiri dari biaya penyusutan, pemeliharaan, atau

Page 49: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

35

perubahan desain (S11) dan biaya menjalankan organisasi (S12). Sementara itu, biaya

transaksi politik terdiri dari biaya penyusutan (S21), pemeliharaan (S22), dan

perubahan organisasi politik (S23) formal dan informal, serta biaya untuk menjalankan

politik (S24). Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

TrC = ............................................................................................................ (4.18)

Keterangan :

TrC : Total biaya transaksi

Sij : Komponen biaya transaksi

Analisis biaya transaksi pada penelitian ini lebih difokuskan pada biaya menjalankan

organisasi, seperti biaya pengambilan keputusan, biaya kumpul rutin dan upacara

adat.

4.5.5. Uji Beda Dua Sampel Bebas (Independent Samples T Test)

Uji beda dua sampel bebas (Independent Samples T Test) menggunakan asumsi

sample menyebar normal. Menurut Walpole (1993), rumus yang digunakan untuk

mencari t hitung dan standar deviasi adalah sebagai berikut :

t

Sd =

Keterangan: d = Rata-rata selisih pasangan

di = Contoh responden

Sd = Standar deviasi selisih pasangan

n = jumlah populasi

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

H0 : Pendapatan petani pemilik = petani penggarap

H1 : Pendapatan petani pemilik > petani penggarap

Level signifikan (α) yang digunakan adalah 5% (0.05). Hipotesis H0 akan ditolak

apabila P value < α dan sebaliknya hipotesis H0 akan diterima apabila P value > α.

Page 50: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

36

4.5.6. Definisi Operasional

Beberapa definisi dari istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian. Definisi

operasional tersebut antara lain :

1. Petani padi adalah petani yang melakukan usahatani padi selama satu musim

tanam.

2. Luas lahan garapan adalah luas lahan usahatani padi dalam satuan hektar.

3. Modal berupa lahan,alat-alat,tanaman di lahan, sarana produksi, dan uang tunai

yang digunakan untuk menghasilkan padi.

4. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi, baik

untuk pengolahan lahan, alat-alat, tanaman di lahan, sarana produksi, dan uang

tunai yang digunakan untuk menghasilkan padi.

5. Produksi total adalah hasil padi yang didapat dari luas lahan tertentu setelah

dibersihkan dari tanah yang menempel (dicuci dengan air), diukur dalam kilogram.

6. Biaya tunai adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan petani untuk

membeli pupuk dan upah tenaga kerja keluarga. Biaya yang diperhitungkan dalam

penelitian ini adalah biaya penyusutan alat, pajak lahan, penggunaan bibit, serta

penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.

7. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tunai dan biaya yang

diperhitungkan.

8. Harga produk adalah harga padi di tingkat petani dalam satu musim panen dalam

satuan rupiah per kilogram.

Dalam rangka menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dalam

usahatani padi, fungsi produksi yang dianalisis adalah fungsi produksi per rata-rata

luas lahan di desa Jatiluwih. Variabel-variabel yang diamati adalah :

1. Jumlah bibit (X1) adalah jumlah batang bibit yang digunakan dalam satu musim

tanam padi.

2. Pupuk Kandang (X2) adalah jumlah kilogram pupuk Kandang yang digunakan

dalam satu musim tanam.

3. Pupuk Urea (X3) adalah jumlah kilogram pupuk Urea yang digunakan dalam satu

musim tanam.

Page 51: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

37

4. Pupuk KCl (X4) adalah jumlah kilogram pupuk KCl yang digunakan dalam satu

musim tanam.

5. Pupuk NPK (X5) adalah jumlah kilogram pupuk NPK yang digunakan dalam satu

musim tanam.

6. Pestisida cair (X6) adalah jumlah mililiter pestisida cair yang digunakan dalam

satu musim tanam.

7. Pestisida padat (X7) adalah jumlah kilogram pestisida padat yang digunakan dalam

satu musim tanam.

8. Tenaga kerja (X8) adalah jumlah hari kerja pria yang digunakan dalam satu musim

tanam padi. Satuan yang digunakan adalah hari kerja pria (HKP). Perhitungan

HKP untuk pria sebesar 1, dan untuk wanita sebesar 0.8.

9. Kelembagaan (X9) adalah jumlah biaya kelembagaan Subak yang digunakan

dalam satu musim tanam.

10. Dummy tipe petani (D1) adalah tipe petani di Desa Jatiluwih, dimana 1 untuk

petani pemilik lahan, sedangkan 0 untuk petani penggarap.

11. Dummy luas lahan (D2) adalah luas lahan di Desa Jatiluwih, dimana 1 untuk

usahatani lahan luas, sedangkan 0 untuk usahatani lahan sempit.

Page 52: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

38

5. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.4. Gambaran Daerah Penelitian

1.1.1. Wilayah dan Topografi

Penelitian dilaksanakan di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten

Tabanan, Bali. Menurut Monografi Desa Jatiluwih (2011), Desa Jatiluwih terletak

pada ketinggian 500-1500 m dari permukaan laut dengan curah hujan sebanyak 2600

cm/tahun. Suhu udara rata-rata antara 26° C hingga 29° C. Jarak desa dari ibukota

kabupaten terdekat sejauh 26 km, jarak desa dari ibukota provinsi sejauh 47 km. Jalan

desa terbuat dari aspal dan sarana angkutan yang menjangkau desa ini berupa mobil

dan motor.

Desa Jatiluwih terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi

Bali. Desa penelitian ini berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan hutan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Babahan

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wangaya Gede

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Senganan dan Desa Babahan.

Luas wilayah Desa Jatiluwih secara keseluruhan adalah 2 233 ha. Pemanfaatan

lahan desa sebagian besar digunakan untuk persawahan yaitu seluas 303 ha.

Sedangkan peruntukan lain adalah untuk jalur hijau 68 ha, pemukiman 24 ha, jalan 17

ha, bangunan umum 11.02 ha, perkuburan 0.35 ha, serta sarana dan prasarana lain

seluas 383.55 ha. Monografi desa Jatiluwih tahun 2011 menyatakan bahwa jenis

tanah Desa Jatiluwih adalah tanah Latosol kekuning-kuningan. Sesuai dengan

pedoman usahatani padi sawah, tekstur tanah ini cocok untuk menanam padi.

1.1.2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

Keadaan penduduk yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi umur dan

tingkat pendidikan. Mata pencaharian penduduk Desa Jatiluwih sebagian besar di

sektor pertanian sehingga pertanian padi beras merah di desa ini tergolong besar.

Hasil padi di desa ini merupakan salah satu yang terbesar di Kabupaten Tabanan.

Page 53: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

39

a. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan data tahun 2011, penduduk desa Jatiluwih berjumlah 2 685 jiwa

dengan 823 kepala keluarga yang terdiri dari 1 280 laki-laki dan (47.67%) dan 1405

perempuan (52.33%). Sebaran penduduk desa Jatiluwih adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut umur dan jenis kelamin

Golongan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

0-10 293 10.91

10-14 203 7.56

15-19 416 15.49

20-26 389 14.49

27-40 311 11.58

41-56 462 17.21

>57 611 22.76

Total 2 685 100.00 Sumber : Monografi Desa Jatiluwih 2011

Rata-rata umur petani di Desa Jatiluwih adalah lebuh tua dari 57 tahun.

Komposisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Desa Jatiluwih

terbilang banyak, termasuk untuk sektor pertanian.

b. Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sebagian besar penduduk desa Jatiluwih berpendidikan tamat Sekolah Dasar

(SD) yaitu sebanyak 643 jiwa ( 41.14%). Mayoritas penduduk berpendidikan SD

sehingga perlunya pelatihan dalam pengelolaan usahatani. Sebaran penduduk desa

Jatiluwih menurut pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Tidak Tamat SD 180 11.52

Tamat SD 643 41.14

Tamat SMP 229 14.65

Tamat SMA 254 16.25

Lulus D-3 143 9.15

Lulus S-1 114 7.29

Total 1 563 100.00 Sumber : Monografi Desa Jatiluwih 2011

Page 54: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

40

c. Sebaran Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian warga desa Jatiluwih sebagian besar adalah sebagai petani

yakni sebanyak 84.15% (1 444 jiwa) dari angkatan kerja.

Tabel 6. Sebaran penduduk Desa Jatiluwih menurut mata pencaharian

Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

Petani 1 444 84.15

PNS/TNI/POLRI 52 3.03

Pensiunan 12 0.70

Karyawan Swasta 40 2.33

Pedagang 28 1.63

Lainnya 140 8.16

Total 1 716 100.00 Sumber : Monografi Desa Jatiluwih 2011

PNS/TNI/POLRI merupakan mata pencaharian terbesar kedua, yaitu sebanyak

3.03%, disusul oleh karyawan swasta sebanyak 2.33%. Penduduk yang bermata

pencaharian sebagai pedagang sebanyak 1.63% dan pensiunan sebanyak 0.7%.

1.1.3. Kelembagaan Subak

Usahatani padi di Desa Jatiluwih memiliki sistem Subak. Ketua Subak disebut

Pekaseh. Subak di Desa Jatiluwih dibagi menjadi 7 Tempek, yaitu : Tempek Telabah

Gede, Besi Kalung, Kedamian, Uma Dwi, Kesambi, Gunung Sari, Uma Kayu.

Pembagian Tempek tersebut hanya berdasarkan wilayah lahan garapan dan masing-

masing Tempek memiliki aturan atau awig-awig yang sama. Masing-masing Tempek

diketuai oleh Ketua Tempek. Musyawarah dilakukan rutin sesuai dengan kondisi

usahatani petani Subak dan jika terdapat permasalahan yang ingin dibahas. Petani

yang berani mengambil air irigasi melebihi bagiannya akan ditutup saluran irigasinya.

Menurut Sirtha (2008), sistem irigasi Subak mempunyai kegiatan utama dalam

aspek pengairan, pola tanam, dan upacara yang merupakan manifestasi karakteristik

Subak yang bersifat sosial, agraris, dan religius. Kegiatan Subak Desa Jatiluwih akan

diuraikan sebagai berikut :

1. Aspek pengairan

Page 55: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

41

Tugas utama organisasi Subak adalah menyediakan air dan mengatur

pembagian air secara adil kepada seluruh warga Subak. Pembagian air

dilaksanakan atas dasar musyawarah mufakat dengan cara membagi air

berdasarkan luas lahan maupun kesepakatan lainnya. Satuan pembagian air disebut

bit atau wit. Satu bit air memadai untuk mengairi sawah yang luasnya kurang lebih

25 are.

2. Aspek pola tanam

Sistem pola tanam dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tulak sumur dan kerta

masa. Sistem pola tanam tulak sumur adalah pelaksanaan pola tanam yang tidak

beraturan, dimana warga Subak secara bebas melakukan kegiatan usahataninya.

Sistem pola tanam kerta masa adalah pelaksanaan pola tanam secara serempak,

dimulai dari mengolah lahan hingga panen. Jika persediaan air tidak memadai,

maka masyarakat tidak dapat melaksanakan pola tanam padi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pelaksanaan pola tanam tergantung pada persediaan air.

3. Aspek upacara

Kegiatan upacara dapat dibedakan pada upacara yang dilakukan secara

perseorangan dan upacara yang dilakukan bersama oleh seluruh warga Subak.

Pelaksanaan upacara yang dilakukan perseorangan, antara lain : upacara ngendag

(pada saat mulai membajak), upacara ngurit (saat menabur bibit atau menyemai),

upacara nandur (saat menanam padi), upacara biyukukung (saat padi mulai

berbuah), upacara ngulapin (saat mulai menuai), dan upacara mantenin (setelah

padi disimpan di lumbung). Jenis-jenis upacara bersama yang dilakukan oleh

seluruh warga Subak, antara lain : upacara mendak toya atau menyongsong air

yang dilakukan pada saat mulai memasukkan air ke sawah sebagai persiapan

pengolahan lahan. Upacara tersebut dilakukan di Pura Besakih, Pura Batur, dan

pura Ulun Danu (Danau Batur) pada setiap sasih keenam (Bulan Desember).

Upacara nampeh rare, yakni upacara yang dilakukan pada saat padi baru berumur

14 hari, dimana para warga Subak secara simbolis memercikkan air suci di sawah

masing-masing, yang mengandung makna agar padi tumbuh subur. Upacara

nampeh nyungsung pada saat padi berumur 42 hari, yaitu ketika padi bunting atau

Page 56: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

42

sudah ada yang berbunga, dimana warga Subak memercikkan air suci (tirtha) di

sawah masing-masing. Upacara neduh atau nangluk nerana yaitu upacara

pemberantasan hama yang dilakukan apabila padi terserang hama penyakit.

Upacara odalan di Pura Subak yang dilakukan setiap 210 hari sekali.

Jenis pura Subak, antara lain : Pura Empelan yang terletak di areal bendungan

merupakan tempat persembahyangan bagi seluruh warga Subak; Pura Ulun Suwi

yang terletak di hulu Subak masing-masing merupakan tempat persembahyangan

bagi warga Subak yang bersangkutan; Sanggah Catu yang terletak di hulu sawah

setiap masing-masing warga Subak merupakan tempat persembahyangan bagi

warga Subak bersangkutan.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa kegiatan bersama warga Subak sebagian

besar bertumpu pada pengairan, pola tanam, dan upacara. Kegiatan pengairan

bertujuan untuk mengadakan dan mengatur pembagian air. Keberhasilan pengairan

untuk menyediakan dan mengelola air menentukan keberhasilan pelaksanaan pola

tanam. Pelaksanaan kegiatan pengairan dan pola tanam itu diawali, diikuti, dan

diakhiri dengan kegiatan upacara. Ketiga jenis kegiatan tersebut merupakan kegiatan

utama yang satu sama lain berkaitan. Pelaksanaan kegiatan tersebut juga

membutuhkan biaya yang disebut biaya transaksi, dimana biayanya didapat dari iuran

anggota Subak dan bantuan Pemerintah.

1.1.4. Karakteristik Petani Responden

Petani responden dalam penelitian ini berjumlah 66 orang, yang menanam padi

beras merah dalam satu musim tanam. Karakteristik petani responden antara lain,

umur, pendidikan, dan pengalaman bertani padi sawah serta luas lahan garapan.

a. Umur Petani

Petani responden yang mengusahakan padi sawah dengan sistem subak di Desa

Jatiluwih berusia antara 25-75 tahun. Rata-rata petani di Desa Jatiluwih berusia 51-55

tahun. Berdasarkan Tabel 7, petani responden tersebut dikelompokkan menjadi petani

responden berumur 25-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun, 41-45 tahun, 46-50 tahun,

51-55 tahun, 56-60 tahun, dan lebih dari 60 tahun. Petani pada usia 51-55 tahun, 46-

Page 57: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

43

50 tahun, 56-60 tahun dan 41-45 tahun merupakan mayoritas, dengan persentase

masing-masing sebesar 19.70%, 18.84%, 13.64% dan 13.64%.

Tabel 7. Petani responden di Desa Jatiluwih berdasarkan umur

Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

25-30 4 6.06

31-35 4 6.06

36-40 8 12.12

41-45 9 13.64

46-50 12 18.84

51-55 13 19.70

56-60 9 13.64

>60 7 10.61

Jumlah 66 100.00 Sumber : Monografi Desa Jatiluwih 2011

b. Luas Lahan Garapan

Luas lahan yang dimiliki petani responden beragam, yaitu lahan yang luasnya

kurang dari 0.5 ha dan lahan yang luasnya lebih dari 0.5 ha. Sebaran petani responden

berdasarkan luas lahan garapan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Desa Jatiluwih Tahun

2013

Luas Lahan (ha) Rata-rata Luas

Lahan

Jumlah (orang) Persentase (%)

<0,5 0.32 27 62.69

>0,5 0.78 39 37.31 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan Tabel 8, dapat kita ketahui bahwa jumlah responden yang

memiliki luas lahan kurang dari 0.5 ha lebih banyak daripada responden yang

memiliki luas lahan lebih besar dari 0.5 ha yaitu sebesar 62.69%. Jadi, dapat

dikatakan bahwa usahatani di Desa Jatiluwih masih berskala kecil.

c. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Petani Responden

Sebagian besar petani di Desa Jatiluwih hanya berpendidikan SD dengan

persentase sebesar 48.49% meskipun ada juga yang telah lulus S1 dan S2 sebesar

3.03%.

Page 58: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

44

Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Jatiluwih

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 32 48.49

SMP 13 19.70

SMA 15 22.73

D1 1 1.52

D3 1 1.52

S1 2 3.03

S2 2 3.03

Jumlah 67 100.00 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan Tabel 9, rata-rata petani di Desa Jatiluwih masih berpendidikan

SD. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani belum dapat mengambil keputusan

dengan baik dengan mempertimbangkan resiko yang akan dihadapinya.

a. Status Kepemilikan Lahan

Berdasarkan status kepemilikan lahan terdapat dua kelompok petani, yaitu

petani yang menggarap lahannya sendiri (pemilik) dan petani yang menggarap lahan

orang lain (sewa atau sakap). Karakteristik petani responden berdasarkan

keikutsertaan status kepemilikan lahan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik responden petani padi sawah berdasarkan status kepemilikan

lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013

Status Kepemilikan Lahan Jumlah (orang) Persen (%)

Milik sendiri 34 51.52

Sewa 32 48.49

Jumlah 66 100.00 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani di Desa Jatiluwih

adalah petani pemilik atau petani yang memiliki tanah dan ia pulalah yang secara

langsung mengusahakan dan menggarap lahannya tersebut. Petani pemilik lahan

sebesar 51.52% dari total responden, sedangkan yang merupakan petani penggarap

sebesar 48.49% dari total responden. Sebagian besar petani responden merupakan

petani pemilik lahan yang menunjukkan bahwa sebagian besar lahan di Desa

Jatiluwih masih dimiliki dan diusahakan oleh masyarakat asli.

Page 59: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

45

b. Status Usahatani

Karakteristik petani responden berdasarkan status usahatani disajikan pada

Tabel 11. Berdasarkan tabel diketahui bahwa sebagian besar petani mengusahakan

usahatani padi sawah sebagai usaha pokok.

Tabel 11. Karakteristik petani responden berdasarkan status usahatani

Status Usahatani Jumlah (orang) Persen (%)

Utama 55 83.33

Sampingan 11 16.67

Jumlah 66 100.00 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Persentase jumlah petani yang mengusahakan usahatani padi sawah sebagai

usaha pokok sebesar 83.33% dan persentase untuk petani yang mengusahakan

usahatani padi sawah sebagai usaha sampingan sebesar 16.67%.

Page 60: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

46

2. KARAKTERISTIK USAHATANI PADI BERAS MERAH

Sistem usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih dilakukan secara monokultur.

Penanaman dilakukan dua kali dalam setahun. Musim tanam I (MT I) dilakukan

antara bulan Januari-Juni dan Musim Tanam II (MT II) dilakukan pada bulan Juni-

Oktober 2013. Pola tanam yang dilakukan yaitu padi beras merah lokal kemudian

padi beras putih. Varietas padi yang umumnya digunakan di Desa Jatiluwih ini adalah

padi Cendana (lokal) dan padi beras putih IR 64 atau Ciherang.

2.1. Proses Budidaya

Sistem budidaya padi sawah di Desa Jatiluwih dimulai dengan penyemaian

yang dilanjutkan dengan pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan,

pemberantasan hama dan penyakit, pemanenan. Keragaan sistem usahatani padi

sawah di Desa Jatiluwih dijelaskan sebagai berikut :

2.1.1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan cara membajak atau mencangkul. Cara

membajak atau mencangkul dilakukan sedemikian rupa sehingga tanahnya terbalik,

yaitu yang semula berada di bagian atas menjadi di bagian bawah menjadi bagian atas.

Tanah bagian bawah dibawa ke atas bertujuan untuk menganginkan tanah dan

memberi kesempatan kepada tanah untuk melepaskan racun-racun yang sangat

mungkin terbentuk dalam tanah (Siregar 1981).

Pengolahan lahan berguna untuk menstabilkan kondisi tanah, perbaikan sifat

fisik tanah, dan perbaikan drainase tanah. Pengolahan tanah untuk lahan sawah yang

ada di Desa Jatiluwih sebagian besar dilakukan dengan menggunakan traktor, tetapi

ada juga beberapa orang petani yang melakukannya dengan cara dibajak

menggunakan traktor tradisional dengan bantuan tenaga kerbau. Proses pengolahan

lahan hanya dilakukan satu kali dalam satu musim tanam. Kegiatan ini dilakukan

sebelum memulai penanaman. Pada saat pengolahan lahan ini dilakukan juga

pembuatan atau penguatan pematang sawah (bedengan). Tanah dibiarkan selama

Page 61: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

47

beberapa hari hingga akhirnya dapat ditanami bibit padi yang telah disiapkan

sebelumnya.

Proses pengolahan lahan yang dilakukan pada usahatani padi sawah di Desa

Jatiluwih sebagian besar menggunakan traktor, tetapi ada juga yang menggunakan

tenaga kerbau. Biaya sewa untuk pembajakan dengan traktor adalah sebesar

Rp.1.000.000/ha. Biaya tersebut sudah termasuk upah tenaga kerja manusia yang

menjalankan traktor. Kegiatan tersebut dilakukan oleh dua orang tenaga kerja pria.

2.1.2. Penyemaian

Petani mulai dengan persiapan-persiapan untuk menanami sawahnya dengan

padi, pekerjaan yang paling pertama dilakukannya ialah mempersiapkan di salah satu

sudut dari sawahnya itu, sebidang tanah dimana petani yang bersangkutan

menyebarkan benih untuk memperoleh bibit yang diperlukannya. Petani di Desa

Jatiluwih menaburkan benih di permukaan bedengan dengan cara uritan. Uritan

dilakukan tanpa melepaskan butir-butir/gabah yang masih melekat kepada mayang

bulir, petani memegang bulir pada kedua ujungnya dan menghindarkan bulir jatuh di

permukaan bedengan.

Jenis benih padi yang disemai di Desa Jatiluwih adalah padi Cendana atau padi

beras merah lokal. Kegiatan penyemaian dilakukan pada lahan yang telah disiapkan

untuk tempat penyemaian. Benih akan dicabut setelah 14-18 hari dan ditanam ke

lahan sawah.

2.1.3. Penanaman

Penanaman benih padi beras merah ini sebagian besar menggunakan tenaga

kerja dari luar keluarga. Penanaman padi atau dikenal dengan ‗tandur‘ ini dilakukan

dengan sistem borongan. Jarak tanam benih padi di Desa Jatiluwih adalah 25 x 25 cm.

2.1.4. Penyiangan

Rerumputan pada umumnya tumbuh dari biji rerumputan yang datang

diterbangkan angin dari segala penjuru. Rerumputan tersebut perlu dihilangkan

dengan jalan menyiang yaitu suatu pekerjaan dimana rerumputan itu satu demi satu

Page 62: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

48

dicabut untuk kemudian dibuang dari lapangan atau dibenamkan ke dalam tanah.

Kegiatan penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman padi dari gangguan

rumput dan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena berebut

unsur hara. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua sampai lima kali.

2.1.5. Pemupukan

Kegiatan pemupukan dilakukan untuk memberikan unsur-unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman padi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya

dan juga untuk menghasilkan produksi yang lebih baik. Ketersediaan zat hara N, P,

dan K di alam dalam tanah seringkali tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan

tanaman padi agar dapat memperoleh hasil yang tinggi sehingga kekurangan itu perlu

ditambah dari luar dengan pemberian zat hara ke dalam tanah berupa pupuk yang

kemudian disebut pemupukan (Siregar 1981). Kegiatan ini dilakukan dua sampai tiga

kali.

Pupuk yang digunakan di Desa Jatiluwih adalah pupuk Kandang, pupuk Urea,

NPK dan KCl. N (Nitrogen) penting untuk pembentukan protein (putih telur) dan

senyawa lainnya. Nitrogen juga berperan dalam menghijaukan daun dan merangsang

pertumbuhan. Fosfat merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan anakan.

Tanaman menjadi lebih cepat berbunga sehingga umurnya menjadi lebih pendek.

Fosfat merupakan zat hara yang sangat diperlukan untuk pembentukan protein dan

buah. Zat hara Kalium (K) penting dalam proses fotosintesis, pembentukan protein,

dan selulosa (Siregar 1981).

2.1.6. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Kegiatan ini dilakukan dengan mengendalikan atau memusnahkan hama dan

penyakit yang menyerang tanaman padi. Kegiatan pemberantasan hama dan penyakit

dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali. Pestisida yang digunakan dalam usahatani

padi sawah terdiri dari pestisida padat dan pestisida cair.

Page 63: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

49

2.1.7. Pemanenan

Waktu yang tepat untuk pemanenan hasil sesungguhnya ditetapkan oleh kadar

air yang dikandung oleh butir-butir yang terdapat pada bulir. Petani mengetahui

waktu yang tepat untuk pemungutan hasil dengan memeriksa apakah semua butir-

butir, termasuk juga butir-butir/ gabah yang terdapat pada bagian paling bawah dari

bulir telah menguning (Siregar 1981). Kegiatan pemanenan mencakup aktivitas

pemetikan dan perontokan padi. Kegiatan pemanenan biasa dilakukan setelah

tanaman berumur 4 -5 bulan. Padi kering panen ialah padi berupa bulir diwaktu

pemungutan hasil. Padi kering giling ialah padi yang berupa buliran sesudah dijemur

untuk beberapa hari sebelum siap untuk diproses menjadi beras. Gabah kering giling

ialah butiran-butiran sesudah dirontokkan dari malainya atau bulirnya sebelum

diproses menjadi beras.

2.1.8. Penggunaan Input

Input usahatani beras merah sistem Subak, terdiri dari benih, pupuk Kandang,

pupuk Urea, KCl, NPK, pestisida padat, dan pestisida cair. Berikut ini adalah uraian

penggunaan input pada usahatani beras merah sistem Subak.

Benih

Benih yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih adalah varietas beras

merah lokal atau disebut juga padi Cendana. Benih padi beras merah didapat dari

hasil panen sebelumnya. Alasan para petani menggunakan varietas tersebut karena

kualitasnya baik serta rasa nasi yang dihasilkan lebih enak. Rata-rata jumlah benih

per hektar yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih sebesar 26.81 kg/ha dengan

harga per kilogramnya sebesar Rp 7 833.33. Biaya benih yang dikeluarkan oleh

petani adalah sebesar Rp 209 994.62/ha. Rata-rata penggunaan benih berdasarkan tipe

petani dan luas lahan dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 64: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

50

Tabel 12. Rata-rata penggunaan benih berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa

Jatiluwih tahun 2013

Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Jumlah Benih (kg/ha) 26.48 27.44 26.15 26.30

Biaya (Rp) 207 401.27 214 911.28 207 595.24 205 966.93 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Rata-rata benih yang digunakan usahatani padi petani pemilik lahan sempit

lebih banyak daripada lahan luas, yaitu sebesar 27.44 kg/ha dengan biaya yang

dihabiskan sebesar Rp 214 911.28. Rata-rata benih yang digunakan usahatani padi

petani penggarap lahan sempit lebih banyak daripada usahatani padi petani penggarap

lahan luas yaitu sebanyak 26.30 kg/ha dengan biaya sebesar Rp 205 966.93.

Pupuk

Pupuk yang sering digunakan oleh petani responden adalah pupuk Kandang,

pupuk Urea, NPK, dan KCl. Kegiatan pemupukan dilakukan dua sampai tiga kali

dalam satu musim tanam. Rata-rata jumlah pupuk per hektar yang digunakan petani

di Desa Jatiluwih dijadikan pada Tabel 14. Pupuk yang paling banyak digunakan

adalah pupuk Kandang, sedangkan pupuk yang paling sedikit digunakan adalah

pupuk KCl. Harga pupuk Kandang sebesar Rp 500, harga pupuk Urea sebesar 1 906,

harga pupuk NPK Rp 2 107, dan harga pupuk KCl sebesar Rp 2 029. Pengeluaran

untuk pembelian pupuk adalah sebesar Rp 1 434 120.49/ha.

Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan usahatani pemilik dengan lahan luas

lebih banyak daripada usatani petani pemilik dengan lahan sempit, terutama untuk

pupuk Kandang, NPK, dan KCL. Rata-rata jumlah pupuk yang digunakan usahatani

penggarap lahan sempit lebih banyak dari pada usahatani penggarap lahan luas, yaitu

pupuk Kandang dan Urea. Rata-rata pupuk yang digunakan oleh usahatani padi beras

merah di Desa Jatiluwih dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 65: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

51

Tabel 13. Rata-rata pupuk per hektar yang digunakan usahatani padi berdasarkan tipe

petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013 Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Kandang Jumlah 1 215.65 1 418.45 1 041.98 1392.42

Nilai 625 824.18 709 223.65 520 988.73 696 212.12

Urea Jumlah 240.27 181.1 164.89 282.63

Nilai 457 993.52 345 198.77 314 297.72 538 729.14

NPK Jumlah 100.00 101.63 187.50 70.37

Nilai 210 700.00 214 140.00 395 062.50 148 270.37

KCl Jumlah 89.50 92.26 94.64 25.00

Nilai 181 553.36 187 159.86 191 989.80 50 714.29 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Pestisida

Pengendalian hama dan penyakit merupakan salah satu komponen teknologi

yang berfungsi untuk mengurangi resiko gagal panen. Penggunaan pestisida

merupakan salah satu cara pembasmian hama dan penyakit Penggunaan pestisida

biasanya dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali tergantung dari kondisi serangan

hama dan penyakitnya. Usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih rata-rata

menggunakan 0.21 ml/ha pestisida cair seharga Rp 56 333.33 dan 0.85 kg/ha

pestisida padat seharga Rp 10 300. Biaya yang dikeluarkan oleh petani di Desa

Jatiluwih untuk penggunaan pestisida adalah sebesar Rp 20 646.17.

Tabel 14. Rata-rata penggunaan pestisida pada usahatani padi berdasarkan tipe petani

dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013

Jenis

Pestisida Keterangan

Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Padat Jumlah(kg/ha) 0.04 0.93 1.19 0.10

Nilai (Rp) 412.00 9 608.43 12 242.29 1 030.00

Cair Jumlah(ml/ha) - 0.14 0.50 -

Nilai (Rp) - 7 886.67 28 166.67 -

Total Nilai (Rp) 412.00 17 495.10 40 408.95 1 030.00 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Usahatani padi petani pemilik lahan sempit menggunakan pestisida cair dan

pestisida padat lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik lahan luas, yaitu

sebanyak 0.14 ml/ha dan 0.93 kg/ha dengan biaya sebesar Rp 7 886.67 dan

Rp.9.608.43. Usahatani padi petani penggarap lahan luas menggunakan pestisida

Page 66: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

52

padat dan cair lebih banyak daripada usahatani petani penggarap lahan sempit, yaitu

sebanyak 1.19 kg/ha dan 0.50 ml/ha dengan biaya sebesar Rp 12 242.29 dan

Rp.40.408.95.

Tenaga Kerja

Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Jatiluwih adalah

sebanyak 103.41 HOK/Ha. Usahatani di Desa Jatiluwih lebih banyak menggunakan

tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yaitu sebanyak 103.82 HOK/Ha. Kegiatan

penyulaman dan pemupukan lebih banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga

yaitu sebesar 0.67 HOK/Ha dan 4.46 HOK/Ha karena petani dapat melakukannya

sendiri. Kegiatan penyemaian, pengolahan lahan, penanaman, penyiangan,

penyemprotan, dan pemanenan lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga

yaitu sebesar 5.26 HOK/Ha, 23.81 HOK/Ha, 7.52 HOK/Ha, 19.37 HOK/Ha,

10.71.HOK/ha dan 32.72 HOK/Ha karena membutuhkan banyak orang agar

pekerjaan cepat selesai.

Tabel 15. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi di Desa Jatiluwih tahun

2013

Kegiatan

TKDK

Rata-Rata

(HOK/Ha)

TKLK

Rata-Rata

(HOK/Ha)

Tenaga Kerja Rata-

Rata (HOK/Ha)

Penyemaian 2.30 5.26 3.07

Pengolahan Lahan 18.27 23.81 33.12

Penanaman 6.22 7.52 8.28

Penyulaman 0.67 - 0.67

Penyiangan 11.11 19.37 15.92

Pemupukan 4.46 4.43 4.73

Penyemprotan 2.20 10.71 3.15

Pemanenan 8.91 32.72 34.47

Total 54.14 103.82 103.41 Sumber: Data Primer (diolah) 2013

Usahatani padi pemilik lahan sempit menggunakan tenaga kerja lebih banyak

daripada usahatani padi pemilik dengan lahan luas, yaitu sebanyak 123.82 HOK/ Ha.

Kegiatan penyemprotan pada usahatani padi petani pemilik dengan lahan luas

menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik

Page 67: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

53

dengan lahan sempit, yaitu sebanyak 5.67 HOK/Ha. Usahatani padi penggarap lahan

sempit menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada usahatani padi penggarap

lahan luas, yaitu sebanyak 100.26 HOK/Ha. Kegiatan penyemprotan pada usahatani

padi penggarap lahan luas menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada

usahatani padi petani penggarap dengan lahan sempit, yaitu sebanyak 3 HOK/Ha.

Rincian penggunaan tenaga kerja usahatani beras merah sistem Subak dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata penggunaan tenaga kerja usahatani padi berdasarkan tipe petani

dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013

Kegiatan Tenaga Kerja Rata-Rata (HOK/Ha)

Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Penyemaian 3.63 4.35 1.74 2.13

Pengolahan Lahan 35.57 36.27 14.97 31.89

Penanaman 6.75 9.41 6.46 9.76

Penyulaman - 0.76 0.39 0.69

Penyiangan 9.90 21.03 8.06 20.77

Pemupukan - 5.92 2.72 4.44

Penyemprotan 5.67 3.80 3.00 0.63

Pemanenan 31.09 42.28 28.83 29.95

Total 92.61 123.82 66.17 100.26 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Output Usahatani

Keberhasilan kegiatan usahatani dilihat dari produksi dan penerimaan yang

diperoleh petani. Rata-rata produksi per hektar dari usahatani padi sawah di Desa

Jatiluwih disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata penerimaan usahatani padi berdasarkan tipe petani dan luas lahan

di Desa Jatiluwih tahun 2013 Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Hasil Panen (kg/ha) 5 537.07 5 714.91 5 739.52 5 584.13

Nilai 38 759 490 40 004 370 40 176 640 39 088 910 Sumber : Data Primer diolah (2013)

Rata-rata produksi gabah kering panen yang diperoleh petani responden adalah

sebesar 5 699.63 kg/ha dengan harga jual sebesar Rp 7 000/kg, maka penerimaan

yang diperoleh petani di Desa Jatiluwih pada musim tanam (MT) I tahun 2013 adalah

Page 68: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

54

sebesar Rp 39 897 410/ha. Usahatani padi petani pemilik dengan lahan sempit

memiliki hasil panen lebih banyak daripada usahatani padi petani pemilik dengan

lahan luas, yaitu sebanyak 5 714.91 kg/ha dengan nilai penerimaan sebesar

Rp.40.004.370. Usahatani padi petani penggarap lahan luas memiliki hasil panen

lebih banyak daripada usahatani padi petani penggarap lahan sempit, yaitu sebanyak

5 739.52 kg/ha dengan nilai penerimaan sebesar Rp 40 176 640.

Alat-Alat Pertanian

Jenis alat-alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi sawah

di Desa Jatiluwih adalah cangkul, sabit, ani-ani, dan mesin rumput. Traktor dalam

penggunaannya diperoleh dengan cara menyewa. Biaya sewa untuk pembajakan

dengan traktor adalah sebesar Rp 839 042.69/hari/ha. Rata-rata jumlah alat-alat

pertanian yang dimiliki petani responden adalah sebanyak 1 sampai 3 buah. Peralatan

yang dimiliki petani pada umumnya memiliki umur ekonomis satu sampai 5 tahun

dan jumlah musim dalam 1 tahun sebanyak dua kali. Nilai penggunaan dari alat-alat

pertanian yang digunakan oleh petani di Desa Jatiluwih adalah sebesar

Rp.666.534.90/ha. Nilai terbesar dikeluarkan untuk penggunaan mesin rumput, yaitu

sebesar Rp 467 816/ha, sedangkan nilai terkecil dikeluarkan oleh penggunaan

cangkul, yaitu sebesar Rp 29 954.55. Rata-rata biaya penyusutan pada usahatani beras

merah sistem Subak disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi sawah di

Desa Jatiluwih tahun 2013

Jenis Peralatan Nilai Ekonomis (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Penyusutan (Rp)

Cangkul 134 772.73 5 26 954.55

Sabit 105 610.50 1 105 610.50

Ani-ani 66 153.85 1 66 153.85

Mesin Rumput 1 403 448.00 3 467 816.00

Jumlah 666 534.90 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani beras merah

berdasarkan tipe petani dan luas lahan disajikan pada Tabel 19.

Page 69: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

55

Tabel 19. Rata-rata biaya penyusutan pada alat-alat pertanian usahatani padi

berdasarkan tipe petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013 Pemilik Penggarap

Luas Sempit Luas Sempit

Cangkul Nilai ekonomis 169 444 137 400 123 333 122 500

Penyusutan 33 889 137 400 123 333 40 833

Sabit Nilai ekonomis 88 347 100 007 135 556 88 214

Penyusutan 17 670 100 007 135 556 29 405

Ani-ani Nilai ekonomis 76 000 60 250 71 333 65 417

Penyusutan 15 200 60 250 71 333 21 806

Mesin

rumput

Nilai ekonomis 1 266 667 1 463 636 1 481 818 1 125 000

Penyusutan 253 333 1 463 636 1 481 818 375 000

Total Penyusutan 320 092 1 761 293 1 812 040 467 044 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Nilai penyusutan mesin rumput pada usahatani petani pemilik lahan sempit

lebih besar dari usahatani petani pemilik lahan luas, yaitu sebesar Rp 1 761 293.

Peralatan pertanian pada usahatani padi petani penggarap lahan luas memiliki nilai

penyusutan lebih besar daripada usahatani padi petani penggarap lahan sempit, yaitu

sebesar Rp 1 812 040.

2.1.9. Biaya Transaksi Kelembagaan Subak

Biaya transaksi terdiri dari biaya transaksi pasar, biaya transaksi manajerial, dan

biaya transaksi politik. Biaya transaksi yang dikeluarkan oleh petani di Desa

Jatiluwih dapat dikategorikan kepada biaya manajerial. Biaya transaksi yang

dikeluarkan oleh petani dalam pengelolaan usahatani di Desa Jatiluwih meliputi : (1)

biaya pengambilan keputusan, yaitu biaya rapat, biaya musyawarah (2) biaya

operasional bersama, yaitu biaya biaya perawatan saluran air Subak dan biaya

pelaksanaan upacara adat. Besarnya rata-rata biaya transaksi yang dikeluarkan oleh

petani di Desa Jatiluwih dalam pengelolaan usahatani padi dapat dilihat pada Tabel

20.

Page 70: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

56

Tabel 20. Rincian biaya transaksi usahatani padi Desa Jatiluwih tahun 2013

No Jenis Biaya Biaya per Musim Tanam (Rp)

1 Biaya pengambilan keputusan

- Biaya musyawarah Rp 10 000.00

2 Biaya operasional bersama

- Biaya perawatan saluran air Subak Rp 120 000.00

- Biaya pelaksanaan upacara adat Rp 211 666.67

Total Biaya Rp 341 666.70 Sumber: Data Primer (diolah) 2013

Berdasarkan tabel di atas, total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh petani

dalam pengelolaan usahatani padi di Desa Jatiluwih setiap musim tanam sebesar

Rp.341.666.70. Biaya terbesar yang dikeluarkan adalah biaya untuk melaksanakan

upacara adat yaitu sebesar Rp 211 666.67.

Tabel 21. Rincian biaya transaksi usahatani padi petani beras merah berdasarkan tipe

petani dan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013 No Jenis Biaya Biaya Lahan

Luas (Rp)

Biaya Lahan

Sempit (Rp)

Biaya Lahan

Luas (Rp)

Biaya Lahan

Sempit (Rp)

1 Biaya pengambilan

keputusan

- Biaya musyawarah Rp 10 000.00 Rp 10 000.00 Rp 10 000.00 Rp 10 000.00

2 Biaya operasional

bersama

- Biaya perawatan

saluran air Subak

Rp 166 666.67 Rp 88 333.33 Rp 145 000.00 -

- Biaya pelaksanaan

upacara adat

Rp 286 111.10 Rp 187 200.00 Rp 217 222.20 Rp 200 357.10

Total Biaya Rp 462 777.80 Rp 285 533.30 Rp 372 222.20 Rp 210 357.10

Sumber: Data Primer (diolah) 2013

Tabel 21 menunjukkan bahwa total biaya transaksi yang dikeluarkan oleh

usahatani pemilik lahan luas sebesar Rp 462 777.80 dan total yang dikeluarkan oleh

usahatani petani pemilik lahan sempit sebesar Rp 285 533.30. Jadi, usahatani lahan

luas menghabiskan biaya transaksi yang lebih besar daripada usahatani dengan lahan

sempit. Selisih biaya transaksi antara usahatani pemilik lahan luas dan sempit adalah

sebesar Rp 177 244.50. Total biaya transaksi yang dikeluarkan usahatani petani

penggarap lahan luas sebesar Rp 372 222.20 dan biaya transaksi yang dikeluarkan

usahatani petani penggarap lahan sempit sebesar Rp 210 357.10. Jadi, usahatani

petani penggarap lahan luas menghabiskan biaya transaksi yang lebih besar daripada

Page 71: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

57

usahatani petani penggarap lahan sempit. Selisih biaya transaksi usahatani penggarap

lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 161 865.10.

Page 72: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

58

3. ANALISIS USAHATANI PADI SISTEM SUBAK

Analisis usahatani padi dengan Sistem Subak musim tanam Januari-Juni 2013

dilakukan dengan cara mengidentifikasi penggunaan sumber daya (input) dan

keluaran (output) yang dihasilkan selama musim tanam. Selanjutnya, dilakukan

analisis biaya, penerimaan, serta pendapatan dengan menghitung tingkat pendapatan

usahatani. Efisiensi biaya usahatani ditentukan dengan analisis perbandingan antara

penerimaan dan biaya (R/C rasio).

3.1. Struktur Biaya Usahatani Padi Sawah per Hektar di Desa Jatiluwih

dengan Sistem Subak

Biaya yang tergolong biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya

benih, pupuk, pestisida, sewa traktor atau kerbau, pajak lahan atau Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), biaya untuk membayar tenaga kerja luar keluarga (TKLK), biaya

sewa lahan, dan biaya transaksi kelembagaan Subak. Biaya diperhitungkan mencakup

biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dan biaya penyusutan alat.

Total biaya usahatani padi sawah yang dikeluarkan petani di Desa Jatiluwih

untuk satu musim tanam adalah sebesar Rp 16 447 580.08/ha yang terdiri dari total

biaya tunai sebesar Rp 13 514 177.69/ha atau 80.49% dari total biaya usahatani dan

total biaya diperhitungkan sebesar Rp 3 275 069.09/ha atau 19.51% dari total biaya

usahatani. Struktur biaya usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih dapat dilihat

pada Tabel 20.

Page 73: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

59

Tabel 22. Struktur Biaya Rata-Rata Usahatani Padi di Desa Jatiluwih Tahun 2013

Satuan Jumlah

Fisik

Harga Fisik/

Satuan (Rp) Nilai (Rp)

Persentase

(%)

A. Biaya Tunai

1. Sarana Produksi

a. Benih Kg/Ha 26.81 7 833.33 210 011.58 1.25

b. Pupuk Kandang Kg/Ha 1 310.85 500.00 655 425.00 3.90

c. Pupuk Urea Kg/Ha 204.28 1 906.15 389 388.32 2.32

d. Pupuk KCl Kg/Ha 87.18 2 029.00 176 888.22 1.05

e. Pupuk NPK Kg/Ha 100.84 2 107.00 212 469.88 1.27

f. Pestisida Cair Ml/Ha 0.21 56 333.33 11 829.99 0.07

g. Pestisida Padat Kg/Ha 0.85 10 300.00 8 755.00 0.05

h. Sewa Traktor Ha 0.46 824 375.85 379 212.89 2.26

Jumlah

2 043 980.89 12.17

2. Tenaga Kerja Luar

Keluarga

- Pria HOK 29.54 70 000.00 2 067 800.00 12.32

- Wanita HOK 42.88 60 000.00 2 572 800.00 15.64

3. Pajak Lahan Ha 0.51 306 711.89 156 423.06 0.93

4. Sewa Lahan Ha 0.51 12 414 719.69 6 331 507.04 37.71

5. Biaya Transaksi 341 666.70 2.04

Total Biaya Tunai 13 514 177.69 80.49

B. Biaya

Diperhitungkan

1.Tenaga Kerja Dalam

Keluarga

- Pria HOK 28.16 70 000.00 1 971 200.00 11.74

- Wanita HOK 15.64 60 000.00 938 400.00 5.59

2. Biaya Penyusutan - 365 469.09 2.18

Total Biaya

Diperhitungkan 3 275 069.09 19.51

Total Biaya Usahatani - 16 447 580.08 100.00

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Pengeluaran terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu

Rp.7.550.200/HOK/ha atau 45.29% dari total biaya usahatani dengan perincian

Rp.4.640.600/HOK/ha atau 27.96% dari total biaya usahatani untuk biaya tenaga

kerja luar keluarga (TKLK) dan Rp 2 909 600/HOK/ha atau 17.33% dari total biaya

usahatani untuk biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Besarnya biaya untuk

faktor produksi tenaga kerja ini disebabkan karena tanaman padi sangat rentan

Page 74: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

60

terhadap hama dan penyakit sehingga usahatani ini membutuhkan perawatan yang

cukup intensif, mulai dari kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman padi,

seperti pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit, sampai dengan

kegiatan pemanenan.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk sewa lahan. Petani yang tidak

memiliki lahan atau petani penggarap harus membayar sewa lahan dengan membagi

hasil panen berupa gabah kering panen (GKP). Sewa lahan sebesar Rp 6 331 507.04

atau 37.71% dari total biaya usahatani.

Pengeluaran terbesar ketiga adalah biaya untuk pembelian pupuk, yaitu

sebesar Rp 1 434 171.42/ha atau 8.54% dari total biaya usahatani. Besarnya biaya

untuk faktor produksi pupuk disebabkan pentingnya pemberian unsur-unsur hara

tambahan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi sehingga

menghasilkan produksi yang lebih baik. Persentase biaya terbesar untuk masing-

masing pupuk yang digunakan tersebut, berturut-turut adalah pupuk Kandang sebesar

3.90% dari total biaya usahatani, Urea sebesar 2.32% dari total biaya usahatani, NPK

sebesar 1.27% dari total biaya usahatani, dan KCl sebesar 1.05% dari total biaya

usahatani.

Pengeluaran terbesar keempat adalah biaya untuk menyewa traktor, yaitu

sebesar Rp 379 212.89 atau 2.26% dari total biaya usahatani. Pengeluaran terbesar

berikutnya adalah biaya penyusutan yaitu sebesar Rp 365 469.09 atau 2.18% dari

total biaya usahatani. Biaya transaksi kelembagaan sebesar Rp 341 666.70 atau

2.04% dari total biaya usahatani. Pengeluaran lainnya adalah untuk membeli benih

yaitu sebesar 210 011.58 atau 1.25%, membayar pajak lahan yaitu sebesar

Rp.156.423.06 atau 0.93% dari total biaya usahatani, dan pestisida sebesar Rp 20 585

atau 0.12% dari total biaya usahatani. Struktur biaya pada Tabel 22 juga

menunjukkan bahwa unit cost usahatani padi dengan Sistem Subak di desa Jatiluwih

sebesar Rp.2.885.73.

Page 75: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

61

Tabel 23. Struktur biaya rata-rata usahatani padi petani pemilik dan penggarap berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun

2013 Pemilik Penggarap

Nilai Lahan

Luas (Rp)

Persentase

(%)

Nilai Lahan

Sempit (Rp)

Persentase

(%)

Nilai Lahan

Luas (Rp)

Persentase

(%)

Nilai Lahan

Sempit (Rp)

Persentase

(%)

A. Biaya Tunai

1. Sarana Produksi

a. Benih 207 426.58 2.21 214 946.58 1.85 204 841.58 1.06 206 016.58 1.40

b. Pupuk Kandang 607 825.00 6.49 709 225.00 6.11 520 990.00 2.69 696 210.00 4.72

c. Pupuk Urea 457 990.66 4.89 345 203.77 2.97 314 305.07 1.62 538 735.18 3.65

d. Pupuk KCl 181 595.50 1.94 187 195.54 1.61 192 024.56 0.00 50 725.00 0.34

e. Pupuk NPK 188 576.50 2.01 194 391.82 1.67 199 406.48 1.03 148 269.59 1.01

f. Pestisida Cair - - 7 886.67 0.07 28 166.67 0.15 - -

g. Pestisida Padat 412.00 0.01 9 579.00 0.08 12 257.00 0.06 1 030.00 0.01

h. Sewa Traktor 32 975.03 0.35 247 312.76 2.13 552 331.82 2.85 272 044.03 1.84

Jumlah 1 676 801.27 17.90 1 915 741.12 16.51 2 024 323.18 10.46 1 913 030.37 12.97

2. Tenaga Kerja Luar Keluarga

- Pria 2 522 800.00 26.93 2 067 100.00 17.81 2 112 600.00 10.91 1 725 500.00 11.70

- Wanita 2 646 000.00 28.25 3 080 400.00 26.54 1 769 400.00 9.14 2 737 200.00 18.56

3. Pajak Lahan 211 631.20 2.26 95 080.69 0.82 251 503.75 1.30 107 349.16 0.73

4. Sewa Lahan - - - - 10 180 070.10 52.58 4 345 151.89 29.46

5. Biaya Transaksi 462 777.80 4.94 285 533.30 2.46 386 944.44 2.00 374 722.22 2.54

Total Biaya Tunai 7 520 010.27 80.28 7 443 855.11 64.14 16 724 841.50 86.38 11 202 953.6 75.95

B. Biaya Diperhitungkan

1.Tenaga Kerja Dalam Keluarga

- Pria 1 112 300.00 11.87 2 778 300.00 23.94 1 227 100.00 6.34 1 920 800.00 13.02

- Wanita 384 600.00 4.11 976 800.00 8.42 877 200.00 4.53 1 352 400.00 9.17

3. Biaya Penyusutan 350 106.54 3.74 407 440.04 3.51 533 240.74 2.75 275 297.62 1.87

Total Biaya Diperhitungkan 1 847 006.54 19.72 4 162 540.04 35.86 2 637 540.74 13.62 3 548 497.62 24.06

Total Biaya Usahatani 9 367 016.81 100.00 11 606 395.15 100.00 19 362 382.20 100.00 14 751 451.30 100.00

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

61

Page 76: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

62

Total biaya usahatani padi sawah yang dikeluarkan petani di Desa Jatiluwih

untuk satu musim tanam pada usahatani petani pemilik lahan luas adalah sebesar

Rp.9 367 016.81/ha yang terdiri dari total biaya tunai sebesar Rp 7 520 010.27/ha

atau 80.28% dari total biaya usahatani dan total biaya diperhitungkan sebesar

Rp.1.847.006.54/ha atau 19.72% dari total biaya usahatani. Petani pemilik lahan

sempit mengeluarkan biaya total usahatani sebesar Rp 11 606 395.15/ha yang

terdiri dari biaya tunai sebesar Rp 7 443 855.11/ha atau 64.14% dari total biaya

usahatani dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 4 162 540.04/ha atau 35.86% dari

total biaya usahatani. Selisih antara total biaya usahatani antara pemilik lahan luas

dan pemilik lahan sempit adalah sebesar Rp 2 416 622.84/ha. Petani penggarap

lahan luas memiliki total biaya usahatani sebesar Rp 19 362 382.20/ha yang

terdiri dari Rp.16.724 841.50/ha atau 86.38% dari total biaya usahatani dan biaya

diperhitungkan sebesar Rp 2 637 540.74/ha atau 13.62% dari total biaya usahatani.

Petani penggarap lahan sempit memiliki total biaya usahatani sebesar

Rp.14.751.451.30/ha yang terdiri dari Rp 11 202 953.6/ha biaya tunai atau

75.95% dari total biaya usahatani dan biaya diperhitungkan sebesar Rp 3 548

497.62/ha atau 24.06% dari total biaya usahatani.

Pengeluaran terbesar adalah untuk biaya tenaga kerja. Usahatani petani

pemilik lahan sempit mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih besar daripada

usahatani petani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas menghabiskan

biaya sebesar Rp 6 665 700/HOK/ha atau 71.16% dari total biaya usahatani yang

terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp 5 168 800/HOK/ha atau 55.18% dari total

biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 1 496 900/HOK/ha atau 15.98% dari

total biaya usahatani. Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya sebesar

Rp.8.902.600/HOK/ha atau 76.71% dari total biaya usahatani yang terdiri dari

biaya TKLK sebesar Rp 5 147 500/HOK/ha atau 44.35% dari total biaya

usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 3 755 100/HOK/ha atau 33.36% dari total

biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan antara usahatani pemilik lahan

sempit dan pemilik lahan luas adalah sebesar Rp 2 236 900/HOK/ha. Usahatani

penggarap lahan sempit menghabiskan biaya tenaga kerja yang lebih besar

daripada usahatani penggarap lahan luas. Usahatani penggarap lahan sempit

menghabiskan biaya sebesar Rp.7.735.900/HOK/ha atau 52.45% dari total biaya

Page 77: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

63

usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp 4 462 700/HOK/ha atau

30.26% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 3 273 200/HOK/ha

atau 22.19% dari total biaya usahatani. Usahatani penggarap lahan luas

menghabiskan biaya sebesar Rp 5 986 300/HOK/ha atau 30.52% dari total biaya

usahatani yang terdiri dari biaya TKLK sebesar Rp.3.882.000/HOK/ha atau

20.05% dari total biaya usahatani dan biaya TKDK sebesar Rp 2 104 300/HOK/ha

atau 10.87% dari total biaya usahatani. Selisih biaya tenaga kerja penggarap lahan

sempit dan penggarap lahan luas adalah sebesar Rp.1.749.600/HOK/ha.

Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk sewa lahan. Sewa lahan sebesar

Rp.10.180.070.1/ha atau 52.58% dari total biaya usahatani pada petani penggarap

lahan luas dan sebesar Rp 4 345 151.89/ha atau 29.46% dari total biaya usahatani

pada petani penggarap lahan sempit. Selisih biaya sewa lahan antara petani

penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp 5 834 918.21/ha.

Pengeluaran terbesar ketiga adalah biaya untuk pembelian pupuk.

Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya untuk pembelian pupuk lebih

besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas

menghabiskan biaya sebesar Rp 1 435 987.7 atau 15.33% dari total biaya

usahatani dengan persentase pupuk Kandang sebesar 6.49%, Urea sebesar 4.89%,

KCl sebesar 1.94%, NPK sebesar 2.01% dari total biaya usahatani. Usahatani

pemilik lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 1 436 016.13 atau 12.36%

dari total biaya usahatani dengan persentase pupuk Kandang sebesar 6.11%, Urea

sebesar 2.97%, KCl sebesar 1.61, dan NPK sebesar 1.67% dari total biaya

usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk antara usahatani

pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 28.4. Usahatani penggarap

lahan sempit menghabiskan biaya untuk pembelian pupuk lebih besar daripada

usahatani penggarap lahan luas. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan

biaya sebesar Rp 1 226 726.11 atau 5.35% dari total biaya usahatani untuk

pembelian pupuk dengan persentase pupuk Kandang sebesar 2.69%, Urea sebesar

1.62%, KCl sebesar 0.01%, dan NPK sebesar 1.03% dari total biaya usahatani.

Usahatani penggarap lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 1 433 939.77

untuk pembelian pupuk dengan persentase pupuk Kandang sebesar 4.72%, Urea

sebesar 3.65%, KCl sebesar 0.34%, dan NPK sebesar 1.01% dari total biaya

Page 78: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

64

usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk antara petani

penggarap lahan sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp.207.213.66.

Pengeluaran terbesar keempat adalah biaya untuk menyewa traktor.

Usahatani pemilik lahan sempit menghabiskan biaya untuk menyewa traktor yang

lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Usahatani pemilik lahan luas

menghabiskan biaya untuk menyewa traktor sebesar Rp 32 975.03 atau 0.35%

dari total biaya usahatani, sedangkan usahatani pemilik lahan sempit

menghabiskan biaya sebesar Rp.247.312.76 atau 2.13% dari total biaya usahatani.

Selisih biaya yang dikeluarkan untuk menyewa traktor antara petani pemilik lahan

sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 214 337.73. Usahatani penggarap lahan

luas menghabiskan biaya untuk menyewa traktor lebih besar daripada usahatani

penggarap lahan sempit. Usahatani penggarap lahan luas menghabiskan biaya

sebesar Rp 552 331.82 atau 2.85% dari total biaya usahatani, sedangkan usahatani

penggarap lahan sempit menghabiskan biaya sebesar Rp 272 044.03 atau 1.84%

dari total biaya usahatani. Selisih biaya yang dikeluarkan untuk menyewa traktor

antara usahatani penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar

Rp.280.287.79.

Pengeluaran terbesar berikutnya adalah biaya penyusutan yaitu sebesar

Rp.350.106.54 atau 3.74% dari total biaya usahatani pada usahatani pemilik lahan

luas dan Rp 407 440.04 atau 3.51% dari total biaya usahatani pada usahatani

pemilik lahan sempit. Usahatani pemilik lahan sempit memiliki biaya penyusutan

alat-alat pertanian yang lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas. Selisih

biaya penyusutan antara usahatani pemilik lahan sempit dan lahan luas adalah

sebesar Rp.57.333.5. Biaya penyusutan usahatani penggarap lahan luas sebesar

Rp.533.240.74 atau 2.75% dari total biaya usahatani, sedangkan biaya penyusutan

usahatani penggarap lahan sempit sebesar Rp 275 297.62 atau 1.87% dari total

biaya usahatani. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani penggarap lahan

lahan luas memiliki biaya penyusutan yang lebih besar daripada usahatani

penggarap lahan sempit. Selisih biaya penyusutan antara usahatani penggarap

lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 257 943.12.

Pengeluaran lainnya adalah untuk membeli benih, biaya transaksi, biaya

untuk membayar pajak lahan dan pestisida. Biaya pembelian benih usahatani

Page 79: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

65

pemilik lahan sempit menghabiskan biaya yang lebih besar dari usahatani pemilik

lahan luas, yaitu sebesar Rp 214 946.58 atau 1.85% dari total biaya usahatani.

Selisih biaya pembelian benih antara ushatani pemilik lahan sempit dan luas

adalah sebesar Rp 7 520. Usahatani penggarap lahan lahan sempit menghabiskan

biaya yang lebih besar untuk pembelian benih, yaitu sebesar Rp 206 016.58 atau

1.40% dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian benih antara usahatani

penggarap lahan sempit dan luas adalah sebesar Rp 1 175. Biaya transaksi pemilik

lahan luas lebih besar dari lahan sempit yaitu sebesar Rp 462 777.80. Selisih biaya

transaksi pemilik usahatani lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar

Rp.177.244.50. Biaya transaksi penggarap lahan luas lebih besar daripada lahan

sempit yaitu sebesar Rp 386 944.44. Selisih biaya transaksi penggarap lahan luas

dan sempit adalah sebesar Rp 12 222.22. Biaya untuk pembayaran pajak lahan

pada usahatani pemilik lahan luas lebih besar daripada lahan sempit, yaitu

Rp.211.631.20 atau 2.26% dari total biaya usahatani. Selisih biaya untuk

pembayaran pajak lahan antara usahatani pemilik lahan luas dan lahan sempit

adalah sebesar Rp 116 550.51. Usahatani penggarap lahan luas juga

menghabiskan biaya yang lebih besar untuk pembayaran pajak lahan daripada

usahatani penggarap lahan sempit yaitu sebesar Rp 251 503.75 atau 1.30% dari

total biaya usahatani dan selisih biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak

lahan antara usahatani penggarap lahan luas dan sempit adalah sebesar Rp 144

154.59. Biaya untuk pembelian pestisida pada usahatani pemilik lahan sempit

lebih besar daripada usahatani pemilik lahan luas yaitu Rp 17 465.67 atau 0.15%

dari total biaya usahatani. Selisih biaya pembelian pestisida antara usahatani

pemillik lahan sempit dan luas adalah sebesar Rp 17 053.67. Usahatani penggarap

lahan luas memiliki biaya pembelian pestisida yang lebih besar daripada usahatani

penggarap lahan sempit yaitu Rp 40 423.67 atau 0.21% dari total biaya usahatani.

Selisih biaya pembelian pestisida usahatani penggarap lahan luas dan sempit

adalah sebesar Rp 39 393.67.

Berdasarkan struktur biaya pada Tabel 23, maka unit cost usahatani padi

beras merah dapat disajikan pada Tabel 24.

Page 80: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

66

Tabel 24. Unit Cost Usahatani Padi Beras Merah di Desa Jatiluwih Tahun 2013

Pemilik Penggarap

Lahan Luas Lahan Sempit Lahan Luas Lahan Sempit

Unit cost (Rp/kg) 1 619.69 2 030.90 3 373.52 2 641.67 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Tabel 24 menunjukkan bahwa unit cost usahatani pemilik lahan sempit lebih besar

daripada lahan luas, yaitu sebesar Rp 2 030.90/kg. Selisih unit cost pemilik lahan

sempit dan lahan luas adalah sebesar Rp 411.21/kg. Unit cost penggarap lahan

luas lebih besar daripada penggarap lahan sempit, yaitu ssebesar Rp 3 373.52/kg.

Selisih unit cost penggarap lahan luas dan lahan sempit adalah sebesar Rp

731.85/kg. Usahatani petani penggarap memiliki unit cost yang lebih besar

daripada usahatani petani pemilik.

3.2. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Padi Beras Merah dengan

Sistem Subak di Jatiluwih

Penerimaan usahatani merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi

total padi sawah dengan harga jual dari hasil produksi tersebut. Selain penerimaan

usahatani, terdapat pula biaya usahatani atau pengeluaran usahatani yang

merupakan nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses

produksi usahatani.

Pendapatan dari suatu usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan

biaya dari usahatani tersebut. Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan atas

biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan tunai merupakan selisih

antara penerimaan total dengan biaya tunai, sedangkan pendapatan yang

diperhitungkan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya yang

diperhitungkan. Pendapatan rata-rata usahatani yang dibandingkan terdiri dari

pendapatan rata-rata atas biaya tunai dan pendapatan rata-rata atas biaya total.

Pendapatan rata-rata atas biaya tunai merupakan selisih antara penerimaan total

rata-rata dengan biaya tunai rata-rata. Pendapatan rata-rata atas biaya total

merupakan selisih antara penerimaan total rata-rata dengan biaya total rata-rata.

Perbandingan penerimaan dengan biaya (rasio R/C) ini terdiri dari rasio

R/C total yang merupakan rasio antara penerimaan total rata-rata dengan biaya

total rata-rata dan rasio R/C tunai yang merupakan rasio antara penerimaan total

Page 81: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

67

rata-rata dengan biaya tunai rata-rata. Tabel 25 menunjukkan pendapatan rata-rata

usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih dengan biaya transaksi tahun 2013.

Tabel 25. Pendapatan rata-rata usahatani padi beras merah di Desa Jatiluwih

dengan biaya transaksi tahun 2013

Komponen Nilai (Rp)

Penerimaan Total 39 897 410

Biaya Tunai 13 172 510.99

- Biaya Transaksi 341 666.70

Biaya Diperhitungkan 3 275 069.09

Total Biaya Usahatani 16 447 580.08

Pendapatan atas Biaya Tunai 26 383 232.30

Pendapatan atas Biaya Total 23 449 829.90

R/C atas Biaya Tunai 2.95

R/C atas Biaya Total 2.43

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Rata-rata produksi padi sawah per hektar yang dijual oleh petani adalah

sebesar 5 699.63 kg/ha dalam bentuk gabah kering panen (GKP) dengan harga

jual rata-rata sebesar Rp 7 000/kg/ha, sehingga rata-rata penerimaan yang

diperoleh petani dari produksi padi sawah adalah sebesar Rp 39 897 410/kg/ha.

Biaya tunai sebesar Rp 13 514 177.69, sedangkan biaya diperhitungkan sebesar

Rp 3 275 069.09. Pendapatan tunai diperoleh dari mengurangi penerimaan total

dengan total biaya tunai, sedangkan pendapatan total diperoleh mengurangi

penerimaan total dengan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai sebesar

Rp.26.383.232.30 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 23.449.829.90.

Berdasarkan nilai penerimaan dan biaya usahatani, diperoleh juga R/C

ratio total usahatani padi adalah sebesar 2.43 artinya setiap Rp 1 dari total biaya

yang dikeluarkan oleh petani padi sawah di desa Jatiluwih akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 2.43. Adapun R/C ratio tunai usahatani padi sawah desa

Jatiluwih adalah sebesar 2.95 yang berarti bahwa setiap Rp 1 dari biaya tunai yang

dikeluarkan oleh petani padi sawah di desa Jatiluwih akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 2.95. Berdasarkan nilai R/C rasio total dan tunai,

usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih layak atau sudah efisien. Pendapatan

usahatani petani pemilik dan penggarap berdasarkan luas lahan dapat dilihat pada

Tabel 26.

Page 82: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

68

Tabel 26. Pendapatan rata-rata usahatani padi beras merah petani pemilik dan

penggarap berdasarkan luas lahan di Desa Jatiluwih tahun 2013

Komponen

Pemilik Penggarap

Nilai Lahan

Luas (Rp)

Nilai Lahan

Sempit (Rp)

Nilai Lahan

luas (Rp)

Nilai Lahan

sempit (Rp)

Penerimaan Total 38 759 490.00 40 004 370.00 40 176 640.00 39 088 910.00

Biaya Tunai 7 057 232.47 7 158 321.81 16 337 897.06 10 828 231.38

- Biaya Transaksi 462 777.80 285 533.30 386 944.44 374 722.22

Biaya Diperhitungkan 1 847 006.54 4 162 540.04 2 637 540.74 3 548 497.62

Total Biaya Usahatani 9 367 016.81 11 606 395.15 19 362 382.20 14 751 451.30

Pendapatan atas Biaya

Tunai 31 239 479.70 32 560 514.90 23 451 798.50 27 885 956.40

Pendapatan atas Biaya

Total 29 392 473.20 28 397 974.90 20 814 257.80 24 337 458.70

R/C atas Biaya Tunai 5.15 5.37 2.40 3.49

R/C atas Biaya Total 4.14 3.45 2.08 2.65

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Tabel 26 menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya total setelah

ditambahkan biaya transaksi usahatani pemilik lahan luas lebih besar daripada

usahatani pemilik lahan sempit, yaitu sebesar Rp 29 392 473.20. Selisih

pendapatan atas biaya total usahatani pemilik lahan luas dan sempit adalah sebesar

Rp.994 498.34. R/C ratio atas biaya total usahatani pemilik lahan luas juga lebih

besar dari usahatani pemilik lahan sempit, yaitu sebesar 4.14 sehingga usahatani

pemilik lahan luas lebih layak diusahakan dengan selisih R/C ratio sebesar 0.69.

Usahatani penggarap lahan sempit memiliki pendapatan atas biaya total yang

lebih besar daripada usahatani penggarap lahan luas, yaitu sebesar Rp 24 337

458.70. Selisih pendapatan atas biaya total usahatani penggarap lahan luas dan

sempit adalah sebesar Rp.3 523 200.90. R/C ratio atas biaya total usahatani

penggarap lahan sempit lebih besar dari usahatani penggarap lahan luas, yaitu

sebesar 2.65 sehingga usahatani penggarap lahan sempit lebih layak untuk

diusahakan. R/C ratio usahatani penggarap lahan luas maupun lahan sempit juga

sudah layak diusahakan dengan selisih sebesar 0.58.

Biaya transaksi yang dikeluarkan petani untuk melaksanakan kegiatan

Subak tidak mengurangi keuntungan yang diterima oleh petani. Hal tersebut

menunjukkan pentingnya untuk tetap menjaga keberlanjutan usahatani padi sistem

Subak karena Subak dapat mengatur pembagian air dan menuntun masyarakat

untuk tetap menjaga sumber airnya beserta lingkungannya.

Page 83: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

69

4. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI USAHATANI PADI SISTEM SUBAK

4.1. Analisis Fungsi Produksi

Analisis fungsi produksi didasarkan pada data yang terkumpul dari 66

petani responden. Data yang dikumpulkan meliputi data produksi sebagai variabel

yang dijelaskan atau dependen (Y), sedangkan data jumlah benih, jumlah pupuk

(Kandang, Urea, KCl, NPK), jumlah pestisida, jumlah tenaga kerja, serta biaya

transaksi yang digunakan oleh petani responden per hektar yang diusahakan

sebagai variabel yang menjelaskan atau independent (Xi). Data rata-rata

penggunaan faktor-faktor produksi per hektar yang diusahakan petani responden

pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih Musim Tanam I Tahun 2013

disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi per hektar yang

diusahakan petani responden pada usahatani padi sawah di Desa

Jatiluwih tahun 2013

No. Uraian Satuan Rata-Rata

1. Luas Lahan Ha 0.51

2. Benih Kg 13.52

3. Kandang Kg 1 310.85

4. Urea Kg 204.28

5. KCl Kg 87.18

6. NPK Kg 100.84

7. Pestisida Padat Kg 0.85

8. Pestisida Cair Ml 0.21

9. Tenaga Kerja HOK 103.41

10. Biaya Transaksi Rupiah 341 666.70

11. Produksi Kg 5699.63 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent secara simultan dapat diuji dengan menggunakan uji-F atau sering

disebut analisis ragam. Hubungan antara faktor-faktor produksi sebagai variabel

independent dengan produksi padi sawah sebagai variabel dependent dapat dilihat

pada tabel 27. Uji F terhadap data yang dikumpulkan diperoleh nilai F-hitung

sebesar 19.09 dimana F-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini

menunjukkan bahwa secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan

dalam proses produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi padi sawah.

Page 84: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

70

Model I Tanpa Variabel Dummy

Uji F terhadap data yang dikumpulkan diperoleh nilai F-hitung sebesar

13.82 dimana F-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan

bahwa secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses

produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi padi sawah.

Tabel 28. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih

tahun 2013

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Jumlah Kuadrat

Tengah

F-hitung Peluang

Regresi 9 0.7971 0.8856 13.82 0.000

Galat 56 0.3590 0.0064

Total 65 1.1560 Keterangan : *Nyata pada selang kepercayaan 99%

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari pengolahan data pada Tabel 28 diperoleh pendugaan fungsi produksi,

dimana faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah di Desa

Jatiluwih adalah benih (X1), pupuk kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl

(X4), pupuk NPK (X5), pestisida cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja

(X8), dan biaya transaksi (X9). Hasil parameter penduga fungsi produksi dapat

dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan

petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun

2013

Penduga Koefisien Regresi Simpangan Baku P-value VIF

Konstanta 6.9163* 0.2678 0.000

Benih (X1) 0.3413* 0.0569 0.000 1.2

Pupuk kandang (X2) 0.0043* 0.0011 0.000 1.1

Urea (X3) 0.0043* 0.0014 0.004 1.2

KCl (X4) -0.0112* 0.0015 0.000 1.3

NPK (X5) -0.0003 0.0016 0.847 1.3

Pestisida cair (X6) 0.0036 0.0032 0.268 1.1

Pestisida padat (X7) -0.0001 0.0027 0.981 1.3

Hari orang kerja (X8) 0.0862* 0.0257 0.001 1.2

Biaya transaksi (X9) 0.0113 0.0122 0.356 1.0

R-square 68.9

R-square (adjusted) 64.0 Keterangan :

* Nyata pada selang kepercayaan 99% atau α = 0,01

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Page 85: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

71

Dari uji-t terlihat bahwa variabel benih, pupuk Kandang, Urea, KCl, dan

tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 99%.

Dari Tabel 29, dapat diperoleh persamaan analisis fungsi produksi Cobb Douglass

usahatani padi dengan sistem Subak adalah sebagai berikut :

Y = 6.9163 + 0.3413 X1 + 0.0043 X2 + 0.0043 X3 – 0.0112 X4 - 0.0003 X5 +

0.0036 X6 – 0.0001 X7 + 0.0862 X8 + 0.0113 X9

Dimana :

Y : Produksi padi sawah (ton/Ha)

X1 : Benih (Kg/Ha)

X2 : Pupuk Kandang (Kg/Ha)

X3 : Pupuk Urea (Kg/Ha)

X4 : Pupuk KCl (Kg/Ha)

X5 : Pupuk NPK (Kg/Ha)

X6 : Pestisida Cair (ml/Ha)

X7 : Pestisida Padat (kg/Ha)

X8 : Tenaga kerja (HOK)

X9 : Biaya Transaksi Subak (Rp)

Tabel 29 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi untuk

pendugaan (R2-adjusted) didapat sebesar 64.0% yang berarti 64.0% dari variabel

produksi dapat dijelaskan oleh variasi variabel yang menerangkan yaitu benih (X1),

pupuk Kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl (X4), pupuk NPK (X5), pestisida

cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja (X8), dan biaya transaksi (X9),

sedangkan 36.0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model. Faktor-faktor lain

di luar model yang diduga berpengaruh terhadap produksi padi sawah adalah tingkat

kesuburan tanah, pengaruh iklim dan cuaca, serta serangan hama dan penyakit.

Model II dengan Variabel Dummy Tipe Petani

Uji F terhadap data yang dikumpulkan diperoleh nilai F-hitung sebesar

12.62 dimana F-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan

bahwa secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses

produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi padi sawah.

Page 86: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

72

Tabel 30. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih

tahun 2013

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Jumlah Kuadrat

Tengah

F-hitung Peluang

Regresi 10 0.8052 0.0805 12.62 0.000

Galat 55 0.3508 0.0064

Total 65 1.1560 Keterangan : *Nyata pada selang kepercayaan 99%

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari pengolahan data pada Tabel 30 diperoleh pendugaan fungsi produksi,

dimana faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah di Desa

Jatiluwih adalah benih (X1), pupuk kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl

(X4), pupuk NPK (X5), pestisida cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja

(X8), biaya transaksi (X9), dan dummy tipe petani (D1). Dari uji-t terlihat bahwa

variabel benih, pupuk Kandang, Urea, KCl, dan tenaga kerja berpengaruh nyata

terhadap produksi pada tingkat kepercayaan 99%. Hasil parameter penduga fungsi

produksi dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan

petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun

2013

Penduga Koefisien Regresi Simpangan Baku P-value VIF

Konstanta 6.9377* 0.2678 0.000

Benih (X1) 0.3390* 0.0568 0.000 1.2

Pupuk kandang (X2) 0.0045* 0.0011 0.000 1.1

Urea (X3) 0.0044* 0.0014 0.003 1.2

KCl (X4) -0.0108* 0.0016 0.000 1.4

NPK (X5) -0.0001 0.0016 1.000 1.3

Pestisida cair (X6) 0.0434** 0.0033 0.189 1.1

Pestisida padat (X7) -0.0002 0.0027 0.952 1.3

Hari orang kerja (X8) 0.0935* 0.0264 0.001 1.3

Biaya transaksi (X9) 0.0099 0.0122 0.423 1.0

Dummy tipe petani -0.0251 0.0222 0.264 1.3

R-square 69.7

R-square (adjusted) 64.1 Keterangan :

* Nyata pada selang kepercayaan 99% atau α = 0,01

** Nyata pada selang kepercayaan 95% atau α = 0,05

Sumber : Hasil Analisis Data (2013)

Pestisida cair berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat

kepercayaan 95%. Dari Tabel 31, dapat diperoleh persamaan analisis fungsi

Page 87: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

73

produksi Cobb Douglass usahatani padi dengan sistem Subak adalah sebagai

berikut :

Y = 6.9377 + 0.3390 X1 + 0.0045 X2 + 0.0044 X3 – 0.0108 X4 - 0.0001 X5 +

0.0043 X6 – 0.0002 X7 + 0.0935 X8 + 0.0099 X9 - 0.0251 D1

Dimana :

Y : Produksi padi sawah (ton/Ha)

X1 : Benih (Kg/Ha)

X2 : Pupuk Kandang (Kg/Ha)

X3 : Pupuk Urea (Kg/Ha)

X4 : Pupuk KCl (Kg/Ha)

X5 : Pupuk NPK (Kg/Ha)

X6 : Pestisida Cair (ml/Ha)

X7 : Pestisida Padat (kg/Ha)

X8 : Tenaga kerja (HOK)

X9 : Biaya Transaksi Subak (Rp)

D1 : Dummy Tipe Petani

Tabel 31 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi untuk

pendugaan (R2-adjusted) didapat sebesar 64.1% yang berarti 64.1% dari variabel

produksi dapat dijelaskan oleh variasi variabel yang menerangkan yaitu benih (X1),

pupuk Kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl (X4), pupuk NPK (X5), pestisida

cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja (X8), biaya transaksi (X9), dan

dummy tipe petani (D1), sedangkan 35.9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar

model. Faktor-faktor lain di luar model yang diduga berpengaruh terhadap produksi

padi sawah adalah tingkat kesuburan tanah, pengaruh iklim dan cuaca, serta serangan

hama dan penyakit.

Model III dengan Variabel Dummy Luas Lahan

Uji F terhadap data yang dikumpulkan diperoleh nilai F-hitung sebesar

21.29 dimana F-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan

bahwa secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses

produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi padi sawah.

Page 88: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

74

Tabel 32. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih

tahun 2013

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Jumlah Kuadrat

Tengah

F-hitung Peluang

Regresi 10 0.9187 0.9187 21.29 0.000

Galat 55 0.2374 0.0043

Total 65 1.1560 Keterangan : *Nyata pada selang kepercayaan 99%

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari pengolahan data pada Tabel 32 diperoleh pendugaan fungsi produksi,

dimana faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah di Desa

Jatiluwih adalah benih (X1), pupuk kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl

(X4), pupuk NPK (X5), pestisida cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja

(X8), biaya transaksi (X9), dan dummy luas lahan (D2). Hasil parameter penduga

fungsi produksi dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan

petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun

2013

Penduga Koefisien Regresi Simpangan Baku P-value VIF

Konstanta 6.7887* 0.2210 0.000

Benih (X1) 0.3545* 0.0467 0.000 1.2

Pupuk kandang (X2) 0.0050* 0.0009 0.000 1.1

Urea (X3) 0.0055* 0.0012 0.000 1.2

KCl (X4) -0.0119* 0.0012 0.000 1.3

NPK (X5) 0.0012 0.0013 0.354 1.3

Pestisida cair (X6) 0.0054** 0.0026 0.047 1.1

Pestisida padat (X7) -0.0003 0.0022 0.884 1.3

Hari orang kerja (X8) 0.1246* 0.0223 0.000 1.4

Biaya transaksi (X9) 0.0028 0.0101 0.780 1.3

Dummy luas lahan 0.1010* 0.0190 0.000 1.1

R-square 79.5

R-square (adjusted) 75.7 Keterangan :

* Nyata pada selang kepercayaan 99% atau α = 0,01

** Nyata pada selang kepercayaan 95% atau α = 0,05

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari uji-t terlihat bahwa variabel benih, pupuk Kandang, Urea, KCl,

tenaga kerja, dan dummy luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi pada

tingkat kepercayaan 99%. Pestisida cair berpengaruh nyata terhadap produksi

pada tingkat kepercayaan 95%. Dari Tabel 33, dapat diperoleh persamaan analisis

Page 89: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

75

fungsi produksi Cobb Douglass usahatani padi dengan sistem Subak adalah

sebagai berikut :

Y = 6.7887 + 0.3545 X1 + 0.0050 X2 + 0.0055 X3 – 0.0119 X4 + 0.0012 X5 +

0.0054 X6 – 0.0003 X7 + 0.1246 X8 + 0.0028 X9 + 0.1010 D2

Dimana :

Y : Produksi padi sawah (ton/Ha)

X1 : Benih (Kg/Ha)

X2 : Pupuk Kandang (Kg/Ha)

X3 : Pupuk Urea (Kg/Ha)

X4 : Pupuk KCl (Kg/Ha)

X5 : Pupuk NPK (Kg/Ha)

X6 : Pestisida Cair (ml/Ha)

X7 : Pestisida Padat (kg/Ha)

X8 : Tenaga kerja (HOK)

X9 : Biaya Transaksi Subak (Rp)

D2 : Dummy Luas Lahan

Tabel 33 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi untuk

pendugaan (R2-adjusted) didapat sebesar 75.7% yang berarti 75.7% dari variabel

produksi dapat dijelaskan oleh variasi variabel yang menerangkan yaitu benih (X1),

pupuk Kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl (X4), pupuk NPK (X5), pestisida

cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja (X8), biaya transaksi (X9), dan

dummy luas lahan (D2), sedangkan 24.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar

model. Faktor-faktor lain di luar model yang diduga berpengaruh terhadap produksi

padi sawah adalah tingkat kesuburan tanah, pengaruh iklim dan cuaca, serta serangan

hama dan penyakit.

Model IV dengan Variabel Dummy Tipe Petani dan Luas Lahan

Uji F terhadap data yang dikumpulkan diperoleh nilai F-hitung sebesar

19.09 dimana F-hitung nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini menunjukkan

bahwa secara bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses

produksi berkaitan atau berkorelasi terhadap produksi padi sawah.

Page 90: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

76

Tabel 34. Analisis ragam fungsi produksi usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih

tahun 2013

Sumber

Ragam

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Jumlah Kuadrat

Tengah

F-hitung Peluang

Regresi 11 0.919537 0.083594 19.09 0.000

Galat 54 0.236487 0.004379

Total 65 1.156024 Keterangan : *Nyata pada selang kepercayaan 99%

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dari pengolahan data pada Tabel 34 diperoleh pendugaan fungsi produksi,

dimana faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi padi sawah di Desa

Jatiluwih adalah benih (X1), pupuk kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl

(X4), pupuk NPK (X5), pestisida cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja

(X8), biaya transaksi (X9), dummy tipe petani (D1), dan dummy luas lahan (D2).

Dari uji-t terlihat bahwa variabel benih, pupuk Kandang, Urea, KCl, tenaga kerja,

dan dummy luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat

kepercayaan 99%. Pestisida cair berpengaruh nyata terhadap produksi pada

tingkat kepercayaan 95%. Hasil parameter penduga fungsi produksi dapat dilihat

pada Tabel 35.

Tabel 35. Hasil parameter penduga fungsi produksi per hektar yang diusahakan

petani responden pada usahatani padi sawah di Desa Jatiluwih tahun

2013

Penduga Koefisien Regresi Simpangan Baku P-value VIF

Konstanta 6.7977* 0.2236 0.000

Benih (X1) 0.3536* 0.0471 0.000 1.2

Pupuk kandang (X2) 0.0051* 0.0009 0.000 1.1

Urea (X3) 0.0055* 0.0012 0.000 1.2

KCl (X4) -0.0117* 0.0013 0.000 1.4

NPK (X5) 0.0013 0.0013 0.333 1.4

Pestisida cair (X6) 0.0056** 0.0027 0.044 1.1

Pestisida padat (X7) -0.0004 0.0022 0.875 1.3

Hari orang kerja (X8) 0.1265* 0.0228 0.000 1.4

Biaya transaksi (X9) 0.0025 0.0102 0.810 1.1

Dummy tipe petani -0.0083 0.0187 0.658 1.3

Dummy luas lahan 0.0995* 0.0195 0.000 1.4

R-square 79.5%

R-square (adjusted) 75.4% Keterangan :

* Nyata pada selang kepercayaan 99% atau α = 0,01

** Nyata pada selang kepercayaan 95% atau α = 0,05

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Page 91: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

77

Dari Tabel 35, dapat diperoleh persamaan analisis fungsi produksi Cobb

Douglass usahatani padi dengan sistem Subak adalah sebagai berikut :

Y = 6.80+ 0.3540 X1 + 0.0051 X2 + 0.0055 X3 – 0.0117 X4 + 0.0013 X5 + 0.0056

X6 – 0.0004 X7 + 0.1260 X8 + 0.0025 X9 - 0.0083 D1 + 0.0995 D2

Dimana :

Y : Produksi padi sawah (ton/Ha)

X1 : Benih (Kg/Ha)

X2 : Pupuk Kandang (Kg/Ha)

X3 : Pupuk Urea (Kg/Ha)

X4 : Pupuk KCl (Kg/Ha)

X5 : Pupuk NPK (Kg/Ha)

X6 : Pestisida Cair (ml/Ha)

X7 : Pestisida Padat (kg/Ha)

X8 : Tenaga kerja (HOK)

X9 : Biaya Transaksi Subak (Rp)

D1 : Dummy Tipe Petani

D2 : Dummy Luas Lahan

Tabel 35 juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi untuk

pendugaan (R2-adjusted) didapat sebesar 75.4% yang berarti 75.4% dari variabel

produksi dapat dijelaskan oleh variasi variabel yang menerangkan yaitu benih (X1),

pupuk Kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk KCl (X4), pupuk NPK (X5), pestisida

cair (X6), pestisida padat (X7), Hari Orang Kerja (X8), biaya transaksi (X9), dummy

tipe petani (D1), dan dummy luas lahan (D2), sedangkan 24.6% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain di luar model. Faktor-faktor lain di luar model yang diduga

berpengaruh terhadap produksi padi sawah adalah tingkat kesuburan tanah, pengaruh

iklim dan cuaca, serta serangan hama dan penyakit.

4.2. Analisis Elastisitas Produksi dan Skala Usaha

Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas, besaran koefisien regresi

merupakan elastisitas produksi dari variabel-variabel tersebut. Tabel 36 menunjukkan

besaran koefisien regresi usahatani padi sistem Subak di Desa Jatiluwih.

Page 92: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

78

Tabel 36. Besaran Koefisien Regresi Usahatani Padi Sistem Subak di Desa

Jatiluwih Tahun 2013

Model I Model II Model III Model IV

Benih (X1) 0.34127* 0.33904* 0.35352* 0.35358*

Pupuk kandang (X2) 0.0043* 0.0045* 0.0050* 0.0051*

Urea (X3) 0.0043* 0.0044* 0.0055* 0.0055*

KCl (X4) -0.0112* -0.0108* -0.0119* -0.0117*

NPK (X5) -0.0003 -0.0001 0.0012 0.0013

Pestisida cair (X6) 0.0036 0.0434** 0.0054** 0.0056**

Pestisida padat (X7) -0.0001 -0.0002 -0.0003 -0.0004

Hari orang kerja (X8) 0.0862* 0.0935* 0.1246* 0.1265*

Biaya transaksi (X9) 0.0113 0.0099 0.0028 0.0025

Dummy tipe petani - -0.0251 0.1010* -0.0083

Dummy luas lahan - - - 0.0995* Keterangan :

* Nyata pada selang kepercayaan 99% atau α = 0,01

** Nyata pada selang kepercayaan 95% atau α = 0,05

Sumber : Data primer (diolah) 2013

Pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi padi sawah dengan

sistem Subak adalah sebagai berikut :

1. Benih (X1)

Koefisien regresi benih pada model I sebesar 0.34127, 0.33904 pada model II,

0.35352 pada model III, dan 0.35358 pada model IV. Penggunaan benih berpengaruh

positif terhadap produksi padi beras merah pada selang kepercayaan 99%. Pada

model I, benih mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.34127, artinya jika terjadi

penambahan penggunaan faktor produksi benih sebesar 1% akan meningkatkan

produksi padi sawah sebesar 0.34127% dengan faktor lain dianggap tetap (ceteris

paribus), begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif

menunjukkan bahwa penggunaan benih berada pada daerah rasional.

2. Pupuk Kandang (X2)

Pupuk kandang mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.00426 pada

model I, 0.00445 pada model II, 0.00503 pada model III, dan 0.00508 pada model

IV. Penggunaan pupuk kandang berpengaruh positif terhadap produksi padi sawah

pada selang kepercayaan 99% pada seluruh model. Nilai elastisitas produksi pada

model I berarti setiap penambahan jumlah pupuk kandang sebesar 1% akan

meningkatkan produksi sebesar 0.00426% dengan faktor lain dianggap tetap

(ceteris paribus), begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi

Page 93: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

79

yang positif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang berada pada daerah

rasional.

3. Pupuk Urea (X3)

Pupuk urea merupakan pupuk penyedia unsur nitrogen bagi tanaman.

Tanaman yang kekurangan unsur ini akan tumbuh kerdil dan terhambat

pertumbuhannya. Hasil regresi menunjukkan elastisitas produksi pupuk urea

sebesar 0.00429 pada model I, 0.00439 pada model II, 0.00549 pada model III,

dan 0.00551 pada model IV. Elastisitas produksi sebesar 0.00429 pada model I

berarti setiap penambahan jumlah pupuk urea sebesar 1% akan meningkatkan

produksi sebesar 0.00429% dengan faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus),

begitu pula dengan model II, III, dan IV. Elastisitas produksi yang positif

menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea berada pada daerah rasional.

4. Pupuk KCl (X4)

Pupuk KCl merupakan pupuk penyedia unsur Kalium yang berperan dalam

proses fotosintesis, produksi makanan di dalam tanaman, reaksi enzim,

meningkatkan mekanisme ketahanan terhadap penyakit, dan menjaga agar

tanaman tetap berdiri tegak. Nilai elastisitas produksi pupuk KCL adalah sebesar -

0.01123 pada model I, -0.01078 pada model II, -0.01188 pada model III, dan -

0.01172 pada model IV. Nilai elastisitas produksi sebesar -0.01123 pada model I

berarti jika terjadi penambahan penggunaan faktor produksi pupuk KCL sebesar

1% akan menurunkan produksi padi sawah sebesar 0.01123% dengan faktor lain

dianggap tetap (ceteris paribus), begitu pula dengan model II, III, dan IV. Hal ini

diduga karena unsur Kalium yang terkandung di dalam tanah masih relatif banyak

tersedia. Elastisitas produksi yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk

KCL berada pada daerah irrasional.

5. Pupuk NPK (X5)

Pupuk NPK merupakan pupuk penyedia Nitrogen, Fosfor, dan Kalium

yang digunakan sebagai pengganti atau penyempurna pupuk Urea atau pupuk KCl.

Nilai elastisitas pupuk NPK adalah sebesar -0.00031 pada model I, -0.00001 pada

model II, 0.00123 pada model III, dan 0.00131 pada model IV. Nilai elastisitas

pupuk NPK sebesar -0.00031 pada model I artinya jika terjadi penambahan

penggunaan faktor produksi pupuk NPK sebesar 1% akan menurunkan produksi

Page 94: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

80

padi sawah sebesar 0.00031% dengan faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus),

begitu pula dengan model II, III, dan IV. Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa

faktor produksi pupuk NPK tidak berpengaruh nyata terhadap produksi pada

selang kepercayaan 99%, sehingga penambahan pupuk NPK sebesar 1% tidak

akan mengakibatkan perubahan secara signifikan terhadap produksi padi sawah

dengan faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus). Elastisitas produksi yang

negatif menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK berada pada daerah

irrasional.

6. Pestisida Cair (X6)

Hasil regresi menunjukkan nilai elastisitas faktor produksi pestisida cair

adalah sebesar 0.00357 pada model I, 0.00434 pada model II, 0.00536 pada model

III, dan 0.00559 pada model IV. Nilai elastisitas sebesar 0.00357 pada model I

berarti jika terjadi penambahan penggunaan faktor produksi pestisida sebesar 1%

akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 0.00357% dengan faktor lain

dianggap tetap (ceteris paribus). Pestisida cair berpengaruh nyata pada selang

kepercayaan 95% pada seluruh model. Elastisitas produksi yang positif

menunjukkan bahwa penggunaan pestisida berada pada daerah rasional.

7. Pestisida Padat (X7)

Nilai elastisitas produksi pestisida padat adalah sebesar -0.00006 pada

model I, -0.00016 pada model II, -0.00032 pada model III, dan -0.00035 pada

model IV. Elastisitas produksi sebesar -0.00006 pada model I berarti jika terjadi

penambahan penggunaan faktor pestisida padat sebesar 1% akan menurunkan

produksi padi sawah sebesar 0.00006% dengan faktor lain dianggap tetap (ceteris

paribus). Hal ini diduga karena penggunaan pestisida sudah terlalu banyak.

Elastisitas produksi yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan pestisida padat

berada pada daerah irrasional.

8. Tenaga kerja (X8)

Penggunaan tenaga kerja berada pada daerah rasional pada fungsi produksi

dengan nilai elastisitas sebesar 0.08619 pada model I, 0.09350 pada model II,

0.12461 pada model III, dan 0.12646 pada model IV. Nilai elastisitas sebesar

0.08619 pada model I berarti setiap penambahan penggunaan tenaga kerja sebesar

1% akan meningkatkan produksi padi sawah sebesar 0.08619 dengan faktor lain

Page 95: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

81

dianggap tetap (ceteris paribus), begitu pula pada model II, III, dan IV. Elastisitas

produksi yang positif menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada

daerah rasional. Faktor produksi tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap

produksi pada selang kepercayaan 99% pada seluruh model, sehingga

penambahan tenaga kerja sebesar 1% akan meningkatkan perubahan terhadap

produksi padi sawah.

9. Biaya Transaksi (X9)

Nilai elastisitas produksi faktor biaya transaksi sebesar 0.01134 pada

model I, 0.00986 pada model II, 0.00284 pada model III, dan 0.00284 pada model

IV. Elastisitas produksi yang positif pada seluruh model menunjukkan bahwa

penggunaan faktor biaya transaksi berada pada daerah rasional. Berdasarkan hasil

uji-t diketahui bahwa faktor biaya transaksi tidak berpengaruh nyata terhadap

produksi pada selang kepercayaan 99% pada seluruh model, sehingga

penambahan biaya transaksi sebesar Rp 1 tidak akan mengakibatkan perubahan

secara signifikan terhadap produksi padi beras merah dengan faktor lain dianggap

tetap (ceteris paribus).

10. Dummy Tipe Petani (D1)

Nilai elastisitas variabel dummy tipe petani sebesar -0.02506 pada model II

dan -0.00831 pada model IV. Nilai elastisitas sebesar -0.02506 pada model II

berarti setiap usahatani petani pemilik akan menghasilkan produksi padi sawah

0.02506 lebih sedikit dari usahatani petani penggarap, sedangkan nilai elastisitas

sebesar -0.00831 pada model IV berarti setiap usahatani petani pemilik akan

menghasilkan produksi padi sawah 0.00831 lebih sedikit dari usahatani petani

penggarap. Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa dummy tipe petani tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi pada selang kepercayaan 99% pada model II

dan IV.

11. Dummy Luas Lahan (D2)

Nilai elastisitas variabel dummy luas lahan sebesar 0.10097 pada model III

dan 0.09945 pada model IV. Nilai elastisitas sebesar 0.10097 pada model III

berarti setiap petani yang luas lahan sawahnya lebih besar atau sama dengan 0.5

hektar akan menghasilkan produksi padi sawah 0.10097 lebih banyak dari petani

yang luas lahan sawahnya lebih kecil dari 0.5 hektar, sedangkan nilai elastisitas

Page 96: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

82

sebesar 0.09945 pada model IV berarti setiap petani yang luas lahan sawahnya

lebih besar atau sama dengan 0.5 hektar akan menghasilkan produksi padi sawah

0.09945 lebih banyak dari petani yang luas lahan sawahnya lebih kecil dari 0.5

hektar. Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa dummy luas lahan berpengaruh

nyata terhadap produksi pada selang kepercayaan 99% pada model III dan IV.

Pada seluruh model fungsi produksi Cobb-Douglas, nilai koefisien regresi

selain menunjukkan elastisitas dari masing-masing variabel yang bersangkutan,

penjumlahan dari nilai koefisien regresi tersebut merupakan pendugaaan terhadap

keadaan skala usaha proses produksi yang berlangsung. Penjumlahan nilai

elastisitas dari faktor-faktor produksi dalam seluruh model fungsi produksi di atas

adalah sebesar 0.58. Jumlah elastisitas produksi yang kurang dari 1 tersebut

menunjukkan bahwa usahatani padi sawah di desa Jatiluwih berada pada skala

yang meningkat (decreasing rate) atau berada pada daerah II, artinya bahwa

setiap output yang dihasilkan semakin meningkat hingga titik tertentu.

4.3. Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Pemilik dan Penggarap

Uji beda pendapatan dalam penelitian ini adalah uji beda pendapatan atas

biaya total usahatani padi di Desa Jatiluwih. Hasil uji beda pendapatan usahatani

padi pemilik dan penggarap dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Hasil Uji Beda Pendapatan

No Uraian

Pemilik Penggarap

Mean Std. Dev Std. Error

Mean Mean Std. Dev

Std. Error

Mean

1.

Pendapatan

atas biaya

total per

hektar

27318840 5505993.70 944270.13 14815352.04 6519681.01 1152527.66

Sig.

(2-

tailed)

Equal

variances

assumed

0.000

Equal

variances

not

assumed

0.000

Sumber : Data Primer diolah (2013)

Uji beda pendapatan atas biaya total usahatani padi di Desa Jatiluwih juga

dibedakan antara petani pemilik dan penggarap. Hasil uji menunjukkan bahwa t

Page 97: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

83

hitung sebesar 8.435. T tabel diperoleh dengan df sebesar 64 dengan sig 5% (1-

tailed) = 1.671 sehingga T tabel < T hitung (1.671 < 8.435) maka tolak H0. Hal

tersebut berarti bahwa secara statistik pendapatan atas biaya total usahatani padi

pemilik dan penggarap berbeda nyata.

Page 98: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

84

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi sawah di daerah

penelitian adalah benih (X1), pupuk Kandang (X2), pupuk Urea (X3), pupuk

KCl (X4), pestisida cair (X6), Hari Orang Kerja (X8), dan dummy luas lahan

(D2) dengan koefisien determinasi pendugaan sebesar 75.4%.

2. Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani padi sawah di daerah

penelitian secara umum dikatakan menguntungkan dan layak untuk

diusahakan.

3. Hasil analisis biaya transaksi menunjukkan bahwa rata-rata biaya transaksi

yang dikeluarkan oleh petani padi di desa Jatiluwih adalah sebesar

Rp.341.666.70 sehingga R/C ratio atas biaya total menjadi 2.43 sehingga

usahatani padi sistem Subak masih layak untuk diusahakan dan dilestarikan.

5.2. Saran

1. Petani sebaiknya mengurangi pengunaan pupuk KCl, NPK, dan pestisida padat

karena penambahan pupuk dan pestisida tersebut dapat mengurangi hasil

panen.

2. Diperlukannya pembinaan dan penyuluhan dari Dinas Pertanian mengenai

pengoptimalan penggunaan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk, dan

pestisida sesuai dengan luas lahan garapan petani, terutama pada usahatani

lahan sempit.

3. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap nilai ekonomi air

sistem Subak.

Page 99: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

DAFTAR PUSTAKA

Agroinovasi. 2012. Inovasi Teknologi Tanaman Pangan Mendukung

Kesejahteraan Petani. Jakarta Selatan : Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian.

Ambler, John S. 1991. Irigasi Indonesia, Dinamika Kelembagaan Petani. Jakarta :

LP3ES.

Amri, Alfian Nur. 2011. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Ubi Kayu

(Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor). Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Arifin, Bustanul. 2005. Ekonomi Kelembagaan Pangan. Jakarta : Pustaka LP3ES

Indonesia.

BPS. 2013. Penduduk Indonesia menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995, 2000

dan 2010. [diunduh 2013 Maret 30]. Tersedia pada:

http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12

&notab=1.

BPS. 2014. Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan

Pekerjaan Utama 2004 – 2013. [diunduh 2014 April 4]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subye

k=06&notab=2.

BPS. 2014. Rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari Menurut

Kelompok Makanan 1999, 2002-2013. [diunduh 2014 April 4]. Tersedia

pada:http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_s

ubyek=05&notab=5.

BPS. 2014. Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Provinsi

Bali. [diunduh 2014 April 6]. Tersedia pada:

http://bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3&id_subyek=53&notab=0.

BPS. 2014. Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Provinsi

Indonesia. [diunduh 2014 April 4]. Tersedia pada:

http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?kat=3&id_subyek=53&notab=0.

BPS Provinsi Bali. 2014. Luas Panen, Rata-Rata Produksi, dan Produksi Padi

Sawah dan Padi Ladang Menurut Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2012.

[diunduh 2014 April 6]. Tersedia pada:

http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=607002&od=7&id=7.

Coelli, D.S. Prasada Rao, George E. Battese. 1998. An Introduction to Efficiency

and Productivity Analysis. United States : Kluwer Academic Publishers.

Damayanti, Fitria Silvi. 2007. Analisis Pendapatan dan Efisiensi Produksi

Usahatani Padi Sawah (Kasus di Desa Purwoadi, Kecamatan Trimurjo,

Page 100: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

86

Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung). Skripsi. Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Debertin, David L. 1986. Agricultural Production Economics. New York :

Macmillan Publishing Company.

Furubotn EG and Rudolf Richter. 2000. Institutions and Economic Theory : The

Contribution of the New Institutional Economics. The University of Michigan

Press.

Gandakoesoemah, R. 1975. Ilmu Irigasi. Bandung : Sumur Bandung.

Gudjarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar. Zain Sumarno dan Zein

[penerjemah]. Jakarta : Erlangga.

Gunawan, Suminar Setiati Achmadi, Laksmi Arianti. 2008. Pedoman Penyajian

Karya Ilmiah. Bogor : IPB Press.

Indrasari Siti Dewi, Wibowo Prihadi, Purwani E.Y. 2010. Evaluasi Mutu Fisik,

Mutu Giling, dan Kandungan Antosianin Kultivar Beras Merah. Jurnal

Penelitian Tanaman Pangan. 29(1): 56-62.

Juanda, Bambang. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor : IPB

Press.

Monografi Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Desa Jatiluwih. 2011.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : LP3ES.

Novita, Ade. 2011. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usaha

Penggemukan Sapi Potong Serta Keberlanjutannya (Studi Kasus PT Andini

Persada Sejahtera, Cikalong Bandung). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Rahim, A. Hastuti, D. 2007. Ekonomika Pertanian. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.

Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Jakarta : PT. Sastra

Hudaya.

Sirtha, Nyoman. 2008. Subak, Konsep Pertanian Religius, Persfektif Hukum,

Budaya, dan Agama Hindu. Surabaya : Paramita.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada.

Soekartawi et.al. 1986. Ilmu Usahatani untuk Pengembangan Petani Kecil.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Page 101: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

87

Subadra I Nengah, Nadra Nyoman Mastiani. 2006. Dampak Ekonomi, Sosial-

Budaya, dan Lingkungan Pengembangan Desa Wisata di Jatiluwih-Tabanan.

Jurnal Manajemen Pariwisata. 5(1): 46-64.

Supartama M., Antara M., Rustam A R. 2013. Analisis Pendapatan dan

Kelayakan Usahatani Padi Sawah di Subak Baturiti Desa Balinggi Kecamatan

Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Agrotekbis [e-J]. [diunduh 2013 Des 4];

1(2):166-172. Tersedia pada: http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/

Agrotekbis/article/download/1517/1019.

Sutawan, Nyoman. 2005. Revitalisasi Subak dalam Memasuki Era Globalisasi.

Pitana I Gde, AP I Gede Setiawan, editor. Yogyakarta (ID): ANDI.

Wijaya, Toni. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah

Data dan Interpretasi Data.Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.

Page 102: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

88

Lampiran 1 Gambar Lokasi Penelitian

Page 103: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

89

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN

USAHATANI PADI DENGAN SISTEM SUBAK DI DESA

JATILUWIH, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN

TABANAN, BALI

Oleh Putu Debby Sari Mustika (H44090009)

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Tanggal Wawancara

NO. Responden

Nama Responden

Alamat

Desa/ Kelurahan Jatiluwih

Kecamatan Penebel

Kabupaten Tabanan

Provinsi Bali

A. Karakteristik Responden

1. Nama Responden :

2. Umur Responden : Tahun

3. Pendidikan formal terakhir : Tahun

4. Pendidikan non formal yang terkait dengan pertanian :

No. Jenis Pendidikan Lama (bulan)

5. Jumlah tanggungan keluarga : orang

B. Karakteristik Usahatani

1. Sistem usahatani : Padi beras merah/ Padi hibrida (IR 64)

Alasannya : 1. Harga komoditas tinggi, 2. Memenuhi kebutuhan keluarga, 3.

Ikut petani lain mengikuti program pemerintah, 4. Biaya lebih murah,

5. Lainnya ...................

2. Waktu tanam : bulan ....................

3. Status usahatani*) : 1. Penghasilan utama 2. Penghasilan sampingan

Besarnya pendapatan Rp.........................*) dilihat dari curahan waktu kerja

4. Jika sebagai pekerjaan sampingan, sebutkan pekerjaan utamanya:...............

Page 104: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

90

Besarnya pendapatan Rp ..........................................

5. Pengalaman bertani : .............tahun

6. Tergabung dalam Subak: 1. Ya 2. Tidak

Jika ya, nama Subak..........................., tergabung sejak tahun........

Peran dalam kelompok tani sebagai...................................

7. Luas lahan yang ditanami padi : ha

8. Status kepemilikan lahan : 1. Pemilik 2. Non Pemilik

9. Status penguasaan lahan : 1. Milik 2. Sewa 3. Sakap/bagi hasil 4. Gadai

Rp ...........................

10. Jenis lahan : 1. Irigasi 2. Tadah hujan 3. Tegalan 4. Lainnya .............

11. Pengelolaan : 1. Digarap sendiri 2. Digarap orang lain

12. Modal usahatani dari : 1. Sendiri 2. Koperasi 3. Lainnya...............

Besarnya modal Rp .................................

13. Memperoleh input produksi dari: 1. Sendiri 2.Koperasi 3.Lainnya...........

Jika dari koperasi input produksi yang didapatkan berupa:

No Input Produksi Satuan Jumlah Nilai (Rp)

14. Input produksi yang digunakan:

Jenis Input Satuan Volume Harga Satuan

(Rp)

Total Nilai

(Rp)

A. Benih

B. Pupuk

a) Pupuk organik

1. Pupuk kompos

2. Pupuk kandang

3. ........................

4. ........................

b) Pupuk Anorganik

1. Urea

2. TSP

3. KCL

4. Phoska

5. NPK

6. .......................

7. ..........................

Page 105: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

91

C. Obat-obatan /

Pestisida

1. Padat

a............................

b............................

c............................

2. Cair

a............................

b............................

c............................

15. Tenaga kerja yang digunakan

No Kegiatan Waktu

penyelesai

an

(jamxhari)

Jumlah

TK

Total

(orang)

Jumlah

TK

dalam

Keluar

ga

(orang)

Jumlah

TK Luar

Keluarga

(orang)

Upah

(Rp/

HOK)

Biaya Sewa (Rp)

L P L P L P Traktor Ternak

1. Persiapan

Lahan

Pembersihan

lahan

Pengolahan

lahan

2. Persemaian

Penanaman

benih

Pemupukan

Pembuatan

bedengan

3. Penanaman

4. Pemeliharaan

Penyiangan 1

Penyiangan 2

Penyiangan 3

Pemupukan 1

Pemupukan 2

Pemupukan 3

Penyemprotan

1

Penyemprotan

2

Penyemprotan

3

5. Pemanenan

Panen

Pengangkutan

6. Total

Page 106: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

92

16. Biaya usahatani lainnya

Jenis Pengeluaran Jumlah Biaya (Rp)

1. Biaya Pengairan 1 MT

2. Pajak (PBB) 1 MT

3. Bunga Pinjaman

4. Biaya Sewa Lahan 1 MT

5. Biaya perawatan Subak

6. ..............................

7. ...............................

17. Penyusutan peralatan yang digunakan:

No Jenis Alat Jumlah

(buah)

Nilai

Pembelian

(Rp)

Waktu

Pembelian

(tahun)

Estimasi

Umur

Ekonomis

(tahun)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Total Penyusutan

18. Penanganan hasil panen dan Pascapanen:

Uraian Satuan Volume Persentase

(%)

Harga

(Rp/kg)

Nilai

(Rp)

Total Produksi Padi

- Dijual:

1.Pedagang Pengumpul

2.Pabrik Pengolahan

3.KUD

4.Gapoktan

5.Pasar

6.Lainnya........................

- Disimpan untuk

konsumsi

-Lainnya.......................

Total Produksi Lain-lain

1. Kadelai

2. Kacang panjang

3. Sekam

Page 107: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

93

4. Jerami

5. Lainnya.......................

6. ................................

...

19. Sumber modal usahatani selama setahun terakhir

No. Sumber Modal Jumlah (Rp) Share (%) Alasan

1. Sendiri

2. Pinjaman dari bank

komersial

3. Kredit program

4. Pinjaman dari pedagang

input

5. Pedagang pengumpul

6. Pelepas uang (rentenir)

7. Saudara

8. Hibah dari

pemerintah/swasta

9. Lainnya .......................

20. Permasalahan yang dihadapi selama ini :

a.Masalah pengadaan input (ketersediaan, harga, cara

mendapatkan,dll): ..........................................................................................

........................................................................................................................

...........

b.Masalah teknik budidaya usahatani (ketersediaan air,

hama/penyakit,bencana alam):

........................................................................................................................

........................................................................................................................

c. Masalah pasca panen :

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

d. Masalah pemasaran (harga, kesulitan pemasaran, daya tawar, dll) :

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

e. Masalah pemodalan :

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

Page 108: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

94

C. IDENTIFIKASI KELEMBAGAAN SUBAK DESA JATILUWIH OLEH

PEKASEH SUBAK

1. Aktor

Siapa saja yang terlibat dalam kelembagaan, beserta peran dan wewenangnya

dalam kelembagaannya? (identifikasi struktur kelembagaan)

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

2. Aturan-aturan kelembagaan Subak

Identifikasi kelembagaan formal dan informal yang ada di Subak Desa

Jatiluwih

a. Kelembagaan Formal

Apakah ada peraturan formal mengenai kelembagaan Subak ?

Ya

Tidak

Kalau ya, sebutkan jenis peraturan dan hal-hal yang

diatur:............................................................................................................

b. Kelembagaan Informal

Apakah ada peraturan informal mengenai kelembagaan Subak ?

Ya

Tidak

Kalau ya, sebutkan jenis peraturan dan hal-hal yang

diatur:............................................................................................................

Bagaimana dengan boundary yang terdapat di Subak Desa Jatiluwih ?

Bagaimana monitoring terhadap aturan dan sanksi bila melakukan kesalahan?

Apabila terjadi konflik, jenis konflik apa yang biasa terjadi dan bagaimana

menyelesaikannya?

3. Biaya transaksi oleh Ketua atau Sekretaris Subak

Biaya manajemen organisasi

No Biaya Jumlah Nominal Keterangan/alasan

1. Biaya pertemuan musyawarah

anggota

2. Biaya kumpul rutin

3. Biaya monitoring dan sanksi

Page 109: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

Lampiran 3. Karakteristik Petani Responden

No Nama Alamat Umur JK Status Pendidikan Status Usahatani Luas Status Lahan

1 I Gede Ketut Sukayasa Dusun Gunung Sari Kelod 43 L Menikah SMP Sampingan 0.8 Pemilik

2 Gede Butaradmaja Dusun Gunung Sari Kelod 33 L Menikah SMP Utama 0.25 Penggarap

3 I Gede Made Tamba Dusun Gunung Sari Kelod 60 L Menikah SD Utama 1 Pemilik

4 Gede Ketut Artawan Dusun Gunung Sari Kelod 40 L Menikah SMA Utama 0.45 Penggarap

5 Gede Ketut Windrayasa Dusun Gunung Sari Kelod 50 L Menikah SD Utama 0.8 Pemilik

6 I Gede Made Duarsa Dusun Gunung Sari Kelod 30 L Menikah SMA Utama 0.15 Penggarap

7 I Gede Putu Hendrajaya Dusun Gunung Sari Kelod 27 L Menikah SMP Sampingan 0.25 Penggarap

8 I Gede Made Sutarja Yasa Dusun Gunung Sari Kelod 38 L Menikah SMA Utama 0.35 Penggarap

9 Susila Darma Dusun Gunung Sari Kelod 33 L Menikah SMP Utama 0.39 Penggarap

10 I Ketut Dwi Dusun Gunung Sari 55 L Menikah SD Utama 0.5 Pemilik

11 I Wayan Subadra Dusun Gunung Sari Desa 48 L Menikah SMP Utama 0.4 Penggarap

12 I Nengah Mertayasa Dusun Gunung Sari 50 L Menikah D1 Sampingan 0.52 Pemilik

13 Ni Putu Purniawati Dusun Gunung Sari Kelod 25 P Menikah SMP Utama 0.25 Penggarap

14 Ketut Budiartawan Dusun Gunung Sari Desa 51 L Menikah SMA Utama 0.3 Penggarap

15 I Gede Putu Janatika Dusun Gunung Sari Desa 44 L Menikah SMA Utama 0.45 Penggarap

16 Made Centing Dusun Gunung Sari Desa 53 L Menikah SD Sampingan 0.75 Pemilik

17 Nengah Sudiatmika Dusun Kesambi 32 L Menikah SMP Utama 0.8 Pemilik

18 I Ketut Landra Dusun Kesambi 58 L Menikah SD Sampingan 0.7 Pemilik

19 I Ketut Dauh Dusun Kesambi 53 L Menikah SD Utama 0.52 Pemilik

20 Mamik Suryani Dusun Jatiluwih Kangin 31 P Menikah S1 Utama 1 Pemilik

21 Nengah Sunatra Dusun Kesambahan Kaja 50 L Menikah SD Utama 0.3 Penggarap

22 Ketut Sueyana Dusun Kesambahan Kaja 52 L Menikah SD Sampingan 0.3 Penggarap

23 I Ketut Gita Dusun Jatiluwih Kawan 56 L Menikah SD Utama 0.5 Penggarap

24 Nengah Wates Dusun Jatiluwih Kawan 54 L Menikah SMA Utama 1 Pemilik

25 Ketut Sudantra Dusun Jatiluwih Kawan 57 L Menikah SD Utama 0.6 Pemilik

26 I Wayan Suena Dusun Jatiluwih Kawan 52 L Menikah SMA Utama 0.4 Penggarap

27 I Nyoman Lontaryawan Dusun Jatiluwih Kawan 45 L Menikah S1 Sampingan 0.65 Pemilik

28 I Wayan Kajin Dusun Jatiluwih Kangin 65 L Menikah SMA Utama 0.4 Penggarap

29 I Nengah Rinteh Dusun Jatiluwih Kawan 67 L Menikah SD Utama 0.9 Pemilik

30 I Nengah Wijana Dusun Jatiluwih Kawan 60 L Menikah SMP Utama 0.3 Penggarap

95

Page 110: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

96

No Nama Alamat Umur JK Status Pendidikan Status Usahatani Luas Status Lahan

31 I Ketut Landra Dusun Jatiluwih Kangin 60 L Menikah SD Utama 1 Pemilik

32 Ketut Bagiarta Dusun Jatiluwih Kangin 50 L Menikah SD Utama 0.2 Penggarap

33 I Nengah Rames Dusun Jatiluwih Kawan 75 P Menikah SD Utama 1 Pemilik

34 Wayan Suryada Dusun Kesambahan Kaja 52 L Menikah SD Utama 0.79 Pemilik

35 Nyoman Gampang Dusun Jatiluwih Kawan 57 L Menikah SD Utama 0.4 Penggarap

36 I Wayan Semarajaya Dusun Gunung Sari 42 L Menikah SMA Utama 0.5 Pemilik

37 Made Sukayasa Dusun Kesambahan Kelod 42 L Menikah SD Utama 0.3 Penggarap

38 I Wayan Singkreg Dusun Kesambahan Kelod 68 L Menikah SD Utama 0.4 Penggarap

39 I Nyoman Tama Dusun Kesambahan Kelod 60 L Menikah SD Utama 0.25 Penggarap

40 I Wayan Suparka Dusun Kesambahan Kelod 46 L Menikah SMP Utama 1.1 Pemilik

41 Nengah Suwija Dusun Jatiluwih Kangin 48 L Menikah SD Utama 0.25 Penggarap

42 I Ketut Toka Dusun Jatiluwih Kangin 55 L Menikah SMP Utama 1.1 Pemilik

43 Nengah Sutama Dusun Kesambahan Kelod 48 L Menikah SMA Utama 0.4 Penggarap

44 I Ketut Kisit Dusun Kesambahan Kelod 75 L Menikah SD Utama 0.5 Pemilik

45 Ni Made Dwi Artini Dusun Utu 33 P Menikah SMP Utama 0.4 Penggarap

46 Made Astika Jaya Dusun Utu 50 L Menikah S2 Utama 0.25 Penggarap

47 I Wayan Watra Dusun Utu 54 L Menikah SD Utama 0.4 Penggarap

48 Nyoman Danayasa Dusun Utu 48 L Menikah S2 Utama 0.4 Penggarap

49 Made Suardika Dusun Utu 36 L Menikah SMP Utama 0.25 Penggarap

50 I Made Sukarya Dusun Utu 40 L Menikah SD Utama 0.25 Penggarap

51 Made Muliarta Dusun Utu 50 L Menikah D3 Utama 0.25 Penggarap

52 I Wayan Sukartana Dusun Utu 54 L Menikah SMA Utama 0.4 Penggarap

53 I Nuarta Dusun Utu 70 L Menikah SD Utama 0.25 Penggarap

54 Nyoman Suryanata Babahan Kawan 39 L Menikah SMA Utama 0.4 Penggarap

55 I Wayan Yastra Dusun Utu 50 L Menikah SD Utama 0.2 Penggarap

56 I Nengah Karta Kesambahan Kelod 55 L Menikah SMA Sampingan 0.52 Pemilik

57 Wayan Sudra Kesambahan Kelod 60 L Menikah SMA Sampingan 0.21 Penggarap

58 Ketut Suwini Kesambahan Kelod 40 P Menikah SD Utama 0.5 Pemilik

59 Wayan Rumiati Kesambahan Kelod 45 P Menikah SMP Sampingan 1 Pemilik

60 Ketut Subagia Dusun Utu 42 L Menikah SMA Utama 0.28 Penggarap

61 Wayan Mudiari Kesambahan Kelod 45 P Menikah SD Utama 0.35 Penggarap

62 Nyoman Mariani Kesambahan Kelod 45 P Menikah SD Utama 0.4 Penggarap

96

Page 111: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

No Nama Alamat Umur JK Status Pendidikan Status Usahatani Luas Status Lahan

63 Ni Nyoman Ariani Kesambahan Kelod 38 P Menikah SD Utama 0.5 Pemilik

64 Ketut Kemirta Babahan Kawan 65 L Menikah SD Utama 1.2 Pemilik

65 I Made Sukaryadana Babahan Kawan 40 L Menikah SD Sampingan 0.25 Penggarap

66 Nyoman Wiryadana Babahan Tengah 55 L Menikah SD Utama 0.7 Pemilik

97

Page 112: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

98

Lampiran 4. Bentuk Ln Faktor-Faktor Produksi

No Ln Y Ln B

(X1)

Ln Kd

(X2)

Ln U

(X3)

Ln KCl

(X4)

Ln NPK

(X5)

Ln Pcr

(X6)

Ln Pdt

(X7)

Ln HOK

(X8)

Ln Biaya

transaksi

(X9)

Pemilik

(D1)

Lahan

(D2)

1 8.8173 3.21888 7.1309 4.5406 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.34276 12.2549 0 1

2 8.76405 3.17805 7.6009 4.6052 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.78272 12.2549 1 0

3 8.79482 3.21888 6.5511 6.2146 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.51595 14.352 1 1

4 8.62255 3.10109 -13.8155 5.4037 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.97289 12.2549 1 0

5 8.69951 3.44202 5.9269 4.8283 4.1352 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.8886 13.8255 0 1

6 8.69951 3.28341 7.1954 5.116 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.69469 13.1422 1 0

7 8.29405 2.99573 -13.8155 5.2983 4.6052 -13.8155 -13.8155 -2.5257 4.58351 11.6082 1 0

8 8.65072 3.35241 7.2644 -13.8155 -13.8155 4.9618 -13.8155 -13.8155 4.3833 11.6082 1 0

9 8.63782 3.24419 7.1562 5.5468 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.12708 11.6082 1 0

10 8.55641 3.17805 7.6009 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.64713 12.2549 0 1

11 8.69951 3.4012 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.59476 12.9239 0 0

12 8.60549 3.21888 5.9522 5.2591 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 3.68991 13.1422 0 1

13 8.69951 3.17805 5.2983 4.6052 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.75482 12.2549 0 0

14 8.69951 3.28341 7.4186 6.2146 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.85184 12.6443 0 0

15 8.66177 3.1964 -13.8155 5.4037 -13.8155 4.7105 -13.8155 -13.8155 4.9388 13.1422 0 0

16 8.58173 3.17805 7.1954 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.03354 12.2549 1 1

17 8.69951 3.26767 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.2338 -13.8155 -13.8155 4.98052 12.8992 0 1

18 8.76851 3.57555 7.4876 4.9618 4.2687 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.63631 11.9829 0 1

19 8.72483 3.36198 -13.8155 5.2591 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.01064 12.2549 1 1

20 8.69951 2.99573 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -3.2189 4.47449 11.0021 1 1

21 8.51719 3.14988 -13.8155 5.116 -13.8155 4.8929 -13.8155 -13.8155 4.84062 10.1266 1 0

22 8.64236 3.50656 7.6009 4.4228 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.20469 10.7144 1 0

23 8.69951 3.4012 7.6009 2.9957 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 3.87714 11.9829 0 0

24 8.69951 3.46574 -13.8155 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.09494 12.2549 0 1

25 8.51719 3.28341 7.4186 -13.8155 4.4228 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.26814 11.6082 1 1

26 8.74034 3.21888 7.6009 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -2.3026 -13.8155 5.00825 12.6443 1 0

27 8.43715 3.20337 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.32114 12.2549 0 1

98

Page 113: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

99

No Ln Y Ln B

(X1)

Ln Kd

(X2)

Ln U

(X3)

Ln KCl

(X4)

Ln NPK

(X5)

Ln Pcr

(X6)

Ln Pdt

(X7)

Ln HOK

(X8)

Ln Biaya

transaksi

(X9)

Pemilik

(D1)

Lahan

(D2)

28 8.74034 3.21888 7.1309 5.4161 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.62287 12.6443 1 0

29 8.66177 3.1964 -13.8155 5.116 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 3.78527 11.0021 0 1

30 8.51719 2.99573 6.9078 5.116 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.10225 10.5966 0 0

31 8.59415 2.99573 6.9078 5.9915 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -3.2189 3.75871 11.813 0 1

32 8.77956 3.21888 6.2146 5.5215 -13.8155 -13.8155 -1.6094 -13.8155 4.69069 11.0021 1 0

33 8.47637 2.99573 -13.8155 4.6052 -13.8155 -13.8155 -0.6931 -13.8155 3.93253 11.0021 0 1

34 8.3374 3.23145 -13.8155 5.534 4.8409 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.00272 12.2549 1 1

35 8.74034 3.55535 -13.8155 7.1309 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.20871 11.0021 0 0

36 8.51719 2.99573 7.6009 -13.8155 -13.8155 4.6052 -13.8155 -13.8155 4.54481 11.9829 1 1

37 8.80488 3.28341 7.6009 5.116 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.25202 11.6082 1 0

38 8.74034 3.62434 7.6009 4.8283 -13.8155 3.912 -13.8155 -13.8155 4.34102 11.9829 1 0

39 8.63052 2.99573 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.02794 10.5966 1 0

40 8.75836 3.04018 7.5056 5.203 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.3465 11.0021 0 1

41 8.69951 3.46574 -13.8155 5.7038 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.6485 10.7144 1 0

42 8.74397 3.30589 -13.8155 4.9153 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.35646 11.9829 0 1

43 8.74034 3.4012 7.6009 4.8283 4.8283 4.8283 -13.8155 -13.8155 5.25234 11.6082 1 0

44 8.51719 2.77259 -13.8155 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.30407 12.2549 0 1

45 8.51719 3.21888 -13.8155 5.2338 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -2.3026 3.55535 12.2549 0 0

46 8.76405 3.17805 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.49663 11.6082 0 0

47 8.51719 3.11352 7.4674 -13.8155 -13.8155 3.912 -13.8155 -13.8155 4.52817 12.2549 0 0

48 8.65696 3.21888 7.6009 -13.8155 -13.8155 3.912 -13.8155 -13.8155 4.62111 12.2549 0 0

49 8.47637 2.99573 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.22996 12.2549 0 0

50 8.55641 3.17805 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.17219 12.2549 0 0

51 8.82468 3.3322 7.6009 5.2983 -13.8155 3.6889 -13.8155 -13.8155 4.89571 11.6082 1 0

52 8.74034 3.21888 5.5215 4.1352 -13.8155 -13.8155 -2.3026 -13.8155 4.16287 12.4292 1 0

53 8.76405 3.3322 7.6009 5.2983 -13.8155 -13.8155 -1.8326 -13.8155 4.67149 12.1007 1 0

54 8.56598 3.21888 5.5215 4.8283 -13.8155 4.8283 -13.8155 -13.8155 4.01542 14.352 1 0

55 8.29405 3.21888 -13.8155 5.5215 4.8283 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.80226 12.2549 1 0

56 8.66029 3.64966 6.8685 4.5659 3.8728 -13.8155 -13.8155 -13.8155 3.93912 11.3504 1 1

57 8.80488 3.64009 6.859 -13.8155 -13.8155 4.5564 -13.8155 -13.8155 4.83239 11.6082 1 0

99

Page 114: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

100

No Ln Y Ln B

(X1)

Ln Kd

(X2)

Ln U

(X3)

Ln KCl

(X4)

Ln NPK

(X5)

Ln Pcr

(X6)

Ln Pdt

(X7)

Ln HOK

(X8)

Ln Biaya

transaksi

(X9)

Pemilik

(D1)

Lahan

(D2)

58 8.66561 3.4012 4.6052 5.2983 4.6052 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.1197 12.9239 1 1

59 8.69951 3.4012 3.912 4.6052 -13.8155 -13.8155 -13.8155 0 4.23152 11.0021 0 1

60 8.51719 3.67086 5.655 5.185 4.4918 -13.8155 -13.8155 0.5798 4.38171 11.9184 1 0

61 8.36304 3.35241 -13.8155 -13.8155 2.6593 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.98723 11.7753 1 0

62 8.51719 3.62434 6.2146 4.1352 3.2189 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.67333 11.3504 0 0

63 8.55641 3.58352 -13.8155 5.5215 5.0106 -13.8155 -13.8155 1.0986 3.88009 11.8845 0 1

64 8.70644 3.4012 -13.8155 3.7297 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -13.8155 5.42428 11.6082 0 1

65 8.29405 3.17805 -13.8155 5.2983 4.6052 -13.8155 -13.8155 -13.8155 4.44935 11.813 1 0

66 8.69951 3.35241 6.5713 4.9618 -13.8155 -13.8155 -13.8155 -0.3365 3.86822 13.039 0 1

100

Page 115: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

101

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Page 116: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

102

Lampiran 6 Hasil Olahan Data Penelitian dengan Minitab 14

Model Tanpa Variabel Dummy

————— 27/03/2014 18:05:03 ——————————————————

————— 15/04/2014 11:19:47 ———————————————————— Welcome to Minitab, press F1 for help.

Regression Analysis: Y_1 versus X1; X2; ... The regression equation is

Y_1 = 6,92 + 0,341 X1 + 0,00426 X2 + 0,00428 X3 - 0,0112 X4 - 0,00031 X5

+ 0,00357 X6 - 0,00006 X7 + 0,0862 X8 + 0,0113 X9

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 6,9163 0,2678 25,83 0,000

X1 0,34127 0,05687 6,00 0,000 1,2

X2 0,004258 0,001051 4,05 0,000 1,1

X3 0,004285 0,001423 3,01 0,004 1,2

X4 -0,011225 0,001513 -7,42 0,000 1,3

X5 -0,000305 0,001571 -0,19 0,847 1,3

X6 0,003573 0,003195 1,12 0,268 1,1

X7 -0,000062 0,002661 -0,02 0,981 1,3

X8 0,08619 0,02569 3,35 0,001 1,2

X9 0,01134 0,01218 0,93 0,356 1,0

S = 0,0800619 R-Sq = 68,9% R-Sq(adj) = 64,0%

Page 117: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

103

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 9 0,797068 0,088563 13,82 0,000

Residual Error 56 0,358955 0,006410

Total 65 1,156024

Source DF Seq SS

X2 1 0,110553

X3 1 0,192053

X4 1 0,037928

X5 1 0,357137

X6 1 0,000902

X7 1 0,009809

X8 1 0,011839

X8 1 0,071284

X9 1 0,005563

Unusual Observations

Obs X1 Y_1 Fit SE Fit Residual St Resid

62 3,62 8,51719 8,66864 0,02844 -0,15145 -2,02R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,63114

Residual Plots for Y_1

Model dengan Dummy Tipe Petani

Standardized Residual

Pe

rce

nt

420-2-4

99,9

99

90

50

10

1

0,1

Fitted Value

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

8,888,768,648,528,40

2

1

0

-1

-2

Standardized Residual

Fre

qu

en

cy

210-1-2

12

9

6

3

0

Observation Order

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

65605550454035302520151051

2

1

0

-1

-2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Y_1

Regression Analysis: Y_1 versus X1; X2; ... The regression equation is

Page 118: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

104

Y_1 = 6,94 + 0,339 X1 + 0,00445 X2 + 0,00439 X3 - 0,0108 X4 - 0,00000 X5

+ 0,00434 X6 - 0,00016 X7 + 0,0935 X8 + 0,0099 X9- 0,0251 D1

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 6,9377 0,2678 25,91 0,000

X1 0,33904 0,05677 5,97 0,000 1,2

X2 0,004446 0,001062 4,19 0,000 1,1

X3 0,004393 0,001423 3,09 0,003 1,2

X4 -0,010775 0,001561 -6,90 0,000 1,4

X5 -0,000001 0,001590 -0,00 1,000 1,3

X6 0,004338 0,003258 1,33 0,189 1,1

X7 -0,000159 0,002656 -0,06 0,952 1,3

X8 0,09350 0,02644 3,54 0,001 1,3

X9 0,00986 0,01222 0,81 0,423 1,0

D1 -0,02506 0,02222 -1,13 0,264 1,3

S = 0,0798678 R-Sq = 69,7% R-Sq(adj) = 64,1%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 10 0,805186 0,080519 12,62 0,000

Residual Error 55 0,350838 0,006379

Total 65 1,156024

Source DF Seq SS

X1 1 0,110553

X2 1 0,192053

X3 1 0,037928

X4 1 0,357137

X5 1 0,000902

X6 1 0,009809

X7 1 0,011839

X8 1 0,071284

X9 1 0,004150

D1 1 0,009531

Unusual Observations

Obs X1 Y_1 Fit SE Fit Residual St Resid

62 3,62 8,51719 8,69050 0,03436 -0,17331 -2,40R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,59616

Residual Plots for Y_1

Model dengan Dummy Luas Lahan

Page 119: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

105

Standardized Residual

Pe

rce

nt

420-2-4

99,9

99

90

50

10

1

0,1

Fitted Value

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

8,88,68,48,2

2

1

0

-1

-2

Standardized Residual

Fre

qu

en

cy

210-1-2

20

15

10

5

0

Observation Order

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

65605550454035302520151051

2

1

0

-1

-2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Y_1

Regression Analysis: Y_1 versus X1; X2; ... The regression equation is

Y_1 = 6,79 + 0,355 X1 + 0,00503 X2 + 0,00549 X3 - 0,0119 X4 + 0,00123 X5

+ 0,00536 X6 - 0,00032 X7 + 0,125 X8 + 0,0028 X9 + 0,101 D2

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 6,7887 0,2210 30,71 0,000

X1 0,35452 0,04673 7,59 0,000 1,2

X2 0,0050325 0,0008747 5,75 0,000 1,1

X3 0,005487 0,001190 4,61 0,000 1,2

X4 -0,011875 0,001247 -9,52 0,000 1,3

X5 0,001234 0,001321 0,93 0,354 1,3

X6 0,005359 0,002643 2,03 0,047 1,1

X7 -0,000321 0,002184 -0,15 0,884 1,3

X8 0,12461 0,02229 5,59 0,000 1,4

X9 0,00284 0,01012 0,28 0,780 1,1

D2 0,10097 0,01902 5,31 0,000 1,3

S = 0,0656925 R-Sq = 79,5% R-Sq(adj) = 75,7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 10 0,918671 0,091867 21,29 0,000

Residual Error 55 0,237353 0,004316

Total 65 1,156024

Source DF Seq SS

X1 1 0,110553

X2 1 0,192053

X3 1 0,037928

X4 1 0,357137

X5 1 0,000902

X6 1 0,009809

Page 120: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

106

X7 1 0,011839

X8 1 0,071284

X9 1 0,000340

D2 1 0,126825

Unusual Observations

Obs X1 Y_1 Fit SE Fit Residual St Resid

62 3,62 8,51719 8,64631 0,02371 -0,12912 -2,11R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,85568

Residual Plots for Y_1

Model dengan Dummy Tipe Petani dan Luas Lahan

Standardized Residual

Pe

rce

nt

420-2-4

99,9

99

90

50

10

1

0,1

Fitted Value

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

8,88,68,48,2

2

1

0

-1

-2

Standardized Residual

Fre

qu

en

cy

210-1-2

16

12

8

4

0

Observation Order

Sta

nd

ard

ize

d R

esid

ua

l

65605550454035302520151051

2

1

0

-1

-2

Normal Probability Plot of the Residuals Residuals Versus the Fitted Values

Histogram of the Residuals Residuals Versus the Order of the Data

Residual Plots for Y_1

Regression Analysis: Y_1 versus B (X1); Kd (X2); ... The regression equation is

Y_1 = 6,80 + 0,354 X1 + 0,00508 X2 + 0,00550 X3 - 0,0117 X4 + 0,00131 X5

+ 0,00559 X6 - 0,00035 X7 + 0,126 X8 + 0,0025 X9 - 0,0083 D1 + 0,0995 D2

Predictor Coef SE Coef T P VIF

Constant 6,7977 0,2236 30,40 0,000

X1 0,35358 0,04712 7,50 0,000 1,2

X2 0,0050832 0,0008885 5,72 0,000 1,1

X3 0,005505 0,001199 4,59 0,000 1,2

X4 -0,011716 0,001306 -8,97 0,000 1,4

Page 121: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

107

X5 0,001312 0,001343 0,98 0,333 1,4

X6 0,005586 0,002711 2,06 0,044 1,1

X7 -0,000349 0,002201 -0,16 0,875 1,3

X8 0,12646 0,02284 5,54 0,000 1,4

X9 0,00247 0,01023 0,24 0,810 1,1

D1 -0,00831 0,01870 -0,44 0,658 1,3

D2 0,09945 0,01946 5,11 0,000 1,4

S = 0,0661770 R-Sq = 79,5% R-Sq(adj) = 75,4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 11 0,919536 0,083594 19,09 0,000

Residual Error 54 0,236488 0,004379

Total 65 1,156024

Source DF Seq SS

X1 1 0,110553

X2 1 0,192053

X3 1 0,037928

X4 1 0,357137

X5 1 0,000902

X6 1 0,009809

X7 1 0,011839

X8 1 0,071284

X9 1 0,000256

D1 1 0,009531

D2 1 0,118244

Unusual Observations

Obs X1 Y_1 Fit SE Fit Residual St Resid

62 3,62 8,51719 8,65389 0,02936 -0,13670 -2,30R

R denotes an observation with a large standardized residual.

Durbin-Watson statistic = 1,86483

Residual Plots for Y_1

Page 122: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

108

Lampiran 7 Hasil olahan data penelitian dengan SPSS 20

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Cons

tant) 6,798 ,224

30,403 ,000

X1 ,354 ,047 ,504 7,503 ,000 ,841 1,189

X2 ,005 ,001 ,372 5,721 ,000 ,898 1,114

X3 ,006 ,001 ,314 4,591 ,000 ,809 1,236

X4 -,012 ,001 -,657 -8,970 ,000 ,707 1,414

X5 ,001 ,001 ,070 ,978 ,333 ,737 1,357

X6 ,006 ,003 ,135 2,061 ,044 ,883 1,132

X7 ,000 ,002 -,011 -,159 ,875 ,798 1,254

X8 ,126 ,023 ,408 5,538 ,000 ,699 1,431

X9 ,002 ,010 ,015 ,242 ,810 ,937 1,067

D1 -,008 ,019 -,031 -,445 ,658 ,760 1,316

D2 ,099 ,019 ,369 5,110 ,000 ,725 1,380

a. Dependent Variable: Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Y

N 66

Normal Parametersa,b

Mean 8,6332

Std. Deviation ,13336

Most Extreme Differences

Absolute ,175

Positive ,076

Negative -,175

Kolmogorov-Smirnov Z 1,425

Asymp. Sig. (2-tailed) ,035

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Page 123: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

109

Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant

) ,178 ,107

1,665 ,102

X1 ,003 ,022 ,020 ,144 ,886 ,841 1,189

X2 ,000 ,000 ,063 ,468 ,641 ,898 1,114

X3 ,000 ,001 -,027 -,191 ,850 ,809 1,236

X4 ,001 ,001 ,162 1,064 ,292 ,707 1,414

X5 ,001 ,001 ,132 ,884 ,381 ,737 1,357

X6 ,001 ,001 ,107 ,788 ,434 ,883 1,132

X7 -,001 ,001 -,105 -,732 ,468 ,798 1,254

X8 -,007 ,011 -,094 -,611 ,544 ,699 1,431

X9 -,007 ,005 -,180 -1,365 ,178 ,937 1,067

D1 -,017 ,009 -,283 -1,926 ,059 ,760 1,316

D2 -,004 ,009 -,065 -,429 ,669 ,725 1,380

a. Dependent Variable: ABRESID

Page 124: ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI … · 2015-09-02 · ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SISTEM SUBAK ... Uji Beda Dua Sample Bebas ... Hubungan antara

110

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Putu Debby Sari Mustika yang

dilahirkan di Denpasar, Bali pada tanggal 6 September

1991. Penulis merupakan putri pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan I Putu Pidada, S.E. dan Ni Made

Dewi Anggarini. Penulis memulai pendidikan Taman

Kanak-Kanak di TK Barunawati, lulus pada tahun 1997.

Penulis melanjutkan pendidikan dasar di Sekolah Dasar

Anugrah Denpasar, lulus pada tahun 2003. Tahun 2006,

penulis lulus dari SMP Negeri 3 Denpasar dan melanjut-

kan pendidikan di SMA Negeri 2 Denpasar hingga akhirnya lulus pada tahun

2009. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan melalui jalur USMI.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di bidang keagamaan sebagai

Bendahara Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) IPB pada tahun

2010/2011 dan tahun 2011/2012 menjadi Sekretaris Divisi Search and Research

Development (SRD), Himpunan Profesi Resources and Environmental Economics

Student Assosiation (REESA). Penulis juga tergabung dalam Organisasi

Mahasiswa Daerah (OMDA) Bali atau lebih dikenal dengan Brahmacarya Bogor.

Penulis juga pernah mengikuti kepanitiaan acara di tingkat kampus, fakultas,

maupun departemen.