Top Banner
ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA KELOMPOK TOPING-TOPING PADA PESTA RONDANG BITTANG KE XVIII DI SARIBU DOLOK KECAMATAN SILIMA KUTA KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA: TETI ELENA SIBURIAN NIM: 090707008 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2013 Universitas Sumatera Utara
98

ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

May 25, 2018

Download

Documents

ngokhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA

KELOMPOK TOPING-TOPING PADA PESTA RONDANG BITTANG KE

XVIII DI SARIBU DOLOK KECAMATAN SILIMA KUTA KABUPATEN

SIMALUNGUN

SKRIPSI SARJANA

O

L

E

H

NAMA: TETI ELENA SIBURIAN

NIM: 090707008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

MEDAN

2013

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

DISETUJUI OLEH: FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI KETUA DEPARTEMEN

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D NIP. 196512211991031001

Medan,18 Oktober 2013

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk

melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang

Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Medan.

Medan Hari : Tanggal : FAKULTAS ILMU BUDAYA USU DEKAN, Dr. Syahron Lubis, M.Si.,Ph.D. NIP. 195110131976031001 PANITIA UJIAN No. Nama Tanda Tangan 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) 4. ( ) 5. ( )

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

i

ABSTRAKSI

Tari toping-toping merupakan suatu seni pertunjukan Simalungun yang

menggunakan media topeng wajah manusia dan burung enggang yang diiringi

oleh alat musik tradisional Simalungun yaitu ansambel gonrang sidua-dua.

Secara fungsional, penyajian tari ini dibagi menjadi dua konseptual yaitu tari

toping-toping yang disajikan dalam upacara dan non-upacara. Sehingga skripsi

ini secara umum membahas tentang tari toping-toping Simalungun dan secara

khusus penulis membahasnya dari segi aspek pertunjukan yang disajikan dalam

konsep non-upacara yaitu pertunjukan seni yang ditampilkan dalam pesta rondang

bittang.

Hal-hal yang menjadi bahan kajian dalam skripsi ini adalah aspek

pertunjukan tari toping-toping, aspek gerak tari, dan aspek musikal yang

mengiringi tari toping-toping tersebut. Pertunjukan tari toping-toping maksudnya

adalah pertunjukan yang disajikan oleh beberapa kelompok (tiga kelompok sesuai

judul skripsi) penari toping-toping dalam pesta rondang bittang di Saribudolok.

Aspek gerak tari maksudnya gerak tari yang disajikan oleh penari toping-toping

dengan melihat setiap motif gerakan yang sesuai dengan kekhasan tari

Simalungun. Sedangkan dalam aspek musikal penulis melihat bagaimana musik

yang digunakan dalam mengiringi tari tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

ii

Adapun bahan kajian dalam skripsi ini dikerjakan berdasarkan teori dan

metode dalam etnomusikologi. Kemudian hasil data tersebut menghasilkan

kesimpulan yang menjadi penyelesaian masalah dalam skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

iii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus

Kristus yang telah memberikan kekuatan, kemampuan, dan berkat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ANALISIS PERTUNJUKAN TARI TOPING-

TOPING OLEH TIGA KELOMPOK TOPING-TOPING PADA PESTA

RONDANG BITTANG XXVIII DI SARIBU DOLOK KECAMATAN

SILIMA KUTA KABUPATEN SIMALUNGUN, yang diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (Ssn) pada Departemen

Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis secara khusus

mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis yaitu ayahanda S. Siburian

dan ibunda G. Simamora, yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat

yang tidak ada habisnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syahron

Lubis,M.Si,Ph.D, selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya USU, Bapak Drs.

Muhammad Takari, M.Hum, Ph.D, selaku ketua Departemen Etnomusikologi.

Begitu juga kepada Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si, sebagai dosen pembimbing

I dan Ibu Arifni Netrirosa , SST, sebagai dosen pembingbing yang telagh banyak

memberikan bombingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang menjadi staff pengajar di departemen

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

iv

Etnomusikologi yang juga telah membantu penulis dalam menyelesaikan mata

kulah selama di perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak

Riduan Purba sebagai informan pangkal penulis yang telah bersedia dengan

kemurahan hati membantu penulis dalam mengumpulkan data selama melakukan

penelitian.

Penulis telah berusah membrikan yang tebaik untuk menyelesasikan

tulisan ini, akan tetapi penulis tetap menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tulisan ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kaih dan meminta maaf kepada

pembaca apabila terdapat kesalahaan dalam tulisan yang diluar kesengajaan

penulis.

Medan, 18 Oktober 2013

Penulis

Teti Elena

Siburian

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

Pokok Permasalahan ..................................................................... 8

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan ........................................................................ 9

1.2.2 Manfaat ...................................................................... 9

1.3 Konsep dan Teori

1.3.1 Konsep ......................................................................... 9

1.3.2 Teori ............................................................................. 12

1.4 Metode Penelitian ....................................................................... 14

1.4.1 Studi Kepustakaan ..................................................... 14

1.4.2 Kerja Lapangan .......................................................... 15

1.4.3 Kerja Laboratorium .................................................... 16

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SIMALUNGUN

2.1 Letak Geografis Simalungun ...................................................... 18

2.2 Sistem Kekerabatan ...................................................................... 20

2.3 Mata Pencaharian ........................................................................... 24

2.4 Bahasa ........................................................................................... 26

2.5 Kesenian ...................................................................................... 28

2.5.1 Seni Sastra ....................................................................... 29

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

vi

2.5.2 Seni Musik ..................................................................... 30

2.5.3 Seni Tari ....................................................................... 31

2.5.3 Seni Rupa ..................................................................... 33

2.6 Agama dan Kepercayaan .............................................................. 33

BAB III PERTUNJUKAN TOPING-TOPING DALAM UPACARA SAYUR

MATUA DAN PESTA RONDANG BITTANG

3.1 Sejarah Toping-toping ............................................................... 36

3.2 Upacara Sayur Matua ................................................................. 40

3.2.1 Toping-toping Dalam Upacara Sayur matua ................ 41

3.3 Toping-toping Dalam Pesta Rondang Bittang ............................. 45

3.3.1 Jalan Pertunjukan Toping-toping Dalam Pesta Rondang

Bittang ........................................................................ 47

3.3.2 Pendukung Pertunjukan ................................................ 52

3.3.2.1 Penari ............................................................ 52

3.3.2.2 Pemain Musik ................................................. 53

3.3.2.3 Penonton ......................................................... 53

3.3.3 Perlengkapan Pertunjukan .............................................. 54

3.3.3.1 Panggung ....................................................... 55

3.3.3.2 Kostum ........................................................... 56

3.3.3.2.1 Pakaian Toping Dalahi .................... 56

3.3.3.2.2 Pakaian Toping Daboru ..................... 58

3.3.3.2.3 Pakaian Huda-huda .......................... 59

3.3.3.3 Alat Musik Yang Dimainkan ......................... 60

3.3.3.3.1 Gonrang ......................................... 60

3.3.3.3.2 Sarune Bolon .................................... 60

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

vii

3.3.3.3.3 Mong-mongan ................................. 61

3.3.3.3.4 Ogung ................................................ 61

BAB IV ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA

PEMAIN TOPING-TOPING .................................................................... 62

4.1 Proses Analisis ............................................................................. 63

4.2 Analisi Pertunjukan Toping-toping ............................................... 65

4.3 Analisis Tari ............................................................................... 70

4.4 Analisis Musik ............................................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 80

5.2 Saran ........................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 86

DAFTAR INFORMAN ............................................................................. 89

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

i

ABSTRAKSI

Tari toping-toping merupakan suatu seni pertunjukan Simalungun yang

menggunakan media topeng wajah manusia dan burung enggang yang diiringi

oleh alat musik tradisional Simalungun yaitu ansambel gonrang sidua-dua.

Secara fungsional, penyajian tari ini dibagi menjadi dua konseptual yaitu tari

toping-toping yang disajikan dalam upacara dan non-upacara. Sehingga skripsi

ini secara umum membahas tentang tari toping-toping Simalungun dan secara

khusus penulis membahasnya dari segi aspek pertunjukan yang disajikan dalam

konsep non-upacara yaitu pertunjukan seni yang ditampilkan dalam pesta rondang

bittang.

Hal-hal yang menjadi bahan kajian dalam skripsi ini adalah aspek

pertunjukan tari toping-toping, aspek gerak tari, dan aspek musikal yang

mengiringi tari toping-toping tersebut. Pertunjukan tari toping-toping maksudnya

adalah pertunjukan yang disajikan oleh beberapa kelompok (tiga kelompok sesuai

judul skripsi) penari toping-toping dalam pesta rondang bittang di Saribudolok.

Aspek gerak tari maksudnya gerak tari yang disajikan oleh penari toping-toping

dengan melihat setiap motif gerakan yang sesuai dengan kekhasan tari

Simalungun. Sedangkan dalam aspek musikal penulis melihat bagaimana musik

yang digunakan dalam mengiringi tari tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

ii

Adapun bahan kajian dalam skripsi ini dikerjakan berdasarkan teori dan

metode dalam etnomusikologi. Kemudian hasil data tersebut menghasilkan

kesimpulan yang menjadi penyelesaian masalah dalam skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Simalungun memiliki suatu pertunjukan seni yang dikenal

dengan istilah toping-toping.Toping-toping merupakan suatu seni pertunjukan

yang menggunakan topeng wajah manusia dan topeng burung enggang dengan

iringan musik tradisional Simalungun.Dalam penyajian toping-toping, penari yang

memakai topeng burung enggang bergerak sebagaimana layaknya seekor kuda

yang dalam bahasa Simalungun disebut dengan huda. Sehingga tari inisering juga

disebut dengan tari huda-huda.

Tari toping-toping adalah salah satu bentuk kesenian yang telah diwarisi

dari masa lampau. Kebudayaan khususnya kesenian tari toping-toping ini

merupakan tradisi yang secara turun-temurun diwarisi oleh masyarakat

Simalungun. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan1, hal ini

disebabkan untuk memenuhi kebutuhan upacarasayurmatua2

1Wawancara dengan beberapa grup pemain toping-toping pada saat pesta rondang

bittang. 2 Jenis-jenis kematian usia lanjut yang dikenal dalam masyarakat Simalungun yaitu (1)

namatei sayurmatuah, (2) namatei sayurmatua, dan (3) namatei matua. Namatei sayur matuah adalah seseorang yang meninggal dalam usia lanjut, mempunyai anal laki-laki dan perempuan. Telah mempunyai cucu dari anak laki-laki dan dari anak perempuan, serta tidak ada lagi anaknya yang belum berkeluarga. Namatei sayur matua adalah seseorang yang meninggal dunia dalam usia lanjut yang mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan, namun masih ada yang selum berumah tangga. Namatei matua adalah seseorang yang meninggal dalam usia lanjut, telah mempunyai cucu, namun masih ada anaknya yang belum menikah.

di daerah kecamatan

setempat. Upacara kematian pada masyarakat Simalungun terbagi menjadi dua

bagian, yaitu mandingguri dan mangiliki. Mandingguri adalah suatu acara yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

2

ditampilkan pada malam hari dengan memberikan penghormatan melalui

penabuhan musik dan tari yang disajikan kepada keluarga yang berduka dengan

menari mengelilingi jenazah. Sedangkan mangiliki adalah suatu acara yang

dilakukan pada siang hari untuk menyambut para pelayat dengan menampilkan

tarian toping-toping. Begitulah pada dasarnya bahwa tarian toping-toping

digunakan untuk upacara kematian.

Pada zaman kerajaan Simalungunyaitu zaman kerajaan Nagur 3 , tari

toping-toping ini pertama kali digunakan pada konteks upacara kemalangan. Hal

ini diawali ketika istri raja yang terus-menerus menangis karena puteranya yang

meninggal dunia. Dalam hal ini, penyajian tari toping-toping pada awalnya hanya

digunakan untuk menghibur istri raja saja dan hal ini dilakukan oleh beberapa

paragat4tanpa sebuah konsep yang jelas, dan pada dasarnya para penari toping-

toping menggunakan gerakan yang lucu-lucu. Pada masa zaman pecahnya

kerajaan Nagur, terbagilah kerajaan Simalungun menjadi empat bagian yang

disebut dengan kerajaan Maropat 5. Seiring berjalannya waktu, setelah terjadi

pemekaran kerajaan pada masa itu yaitu pada masa kerajaan Napitu6

3Kerajaan Nagur merupakan pemerintahan tradisional tertua yang pernah dikenal dalam

masyarakat Simalungun. Menurut sumber Tiongkok pada tahun 1416 kerajaan Nagur teletak di daerah Pidie dekat pantai barat Aceh. (Buku Tole Den Timorlan Das Evangelium 2003:30-34 )

4Paragat dalam masyarakat Simalungun merupakan sebutan orang atau petani yang mengambil tuak di ladang. Kata par (orang) di sini berupa imbuhan untuk kata dasar agat (pohon agat).

5 Pada tahun 1883 daerah Simalungun dibagi menjadi 4 kerajaan yang terdiri dari kerajaan Siantar (Damanik), Kerajaan Panei (Purba Dasuha), Kerajaan Dolok Silou (Purba Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga).

6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya berkembang menjadi 7 kerajaan dari perkembangan kerajaan Silou yaitu kerajaan Siantar (Damanik), Kerajaan Panei (Purba Dasuha), Kerajaan Dolok Silou (Purba Tambak), Tanah Jawa (Sinaga), Kerajaan Purba (Purba), Raya (Garingging), Kerajaan Silima Kuta (Purba Girsang)

, penyajian

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

3

tari toping-toping ini hanya disajikan kepada orang yang sudah berusia uzur dan

masih keturunan raja.

Kemudian sesuai dengan perkembangan zaman, penyajian tari toping-

toping dapat dimainkan oleh siapapun. Jika ada salah satu dari anggota keluarga

dalam masyarakat Simalungun, saat dia sudah sayurmatuamaka pertunjukan tari

toping-toping boleh dilaksanakan sebagai hiburan bagi keluarga yang

ditinggalkan.

Istilah toping-toping berasal dari kata toping yang berarti topeng. Pada

penyajiannya semua penari memakai topeng sebagai penutup muka. Topeng yang

dipakai terdiri dari beberapa bentuk yaitu topeng laki-laki (topingdalahi), topeng

perempuan (toping daboru) dan topeng burung enggang (huda-huda).

Toping-toping dalam konteks upacara sayurmatuamemiliki beberapa unsur

yang tidak dipisahkan, yaitu tor-tor, gual dan upacara sayurmatuaitu sendiri. Tor-

tor dalam tradisi Simalungun diartikan sebagai seni gerak yang dapat memberikan

arti, dapat melayani kebutuhan adat juga dapat memenuhi kebutuhan religi serta

kebutuhan hiburan. Tor-tor yang dipakai dalam penyajian toping-toping sebagai

konteks hiburan adalah tor-tor sombah dan tor-tor huda-huda. Tor-tor sombah

merupakan tarian yang berfungsi sebagai penyambut tamu pada awal pertunjukan.

Sedangkan tor-tor huda-huda merupakan tarian utama dalam pertunjukan

tersebut.

Penyajian tari toping-toping sekarang ini sudah jarang digunakan oleh

masyarakat Simalungun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tari

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

4

toping-toping ini hanya digunakan pada upacara sayurmatua, jadi intensitasnya

sedikit sekali. Di samping itu, sudah jarang yang dapat memainkan tari toping-

toping ini. Oleh karena itu, seniman-seniman Simalungun mengangkat tari

toping-toping menjadi suatu bentuk seni pertunjukan.

Seperti yang ditradisikan oleh masyarakat Simalungun, tari toping-toping

pada dasarnya disajikan pada upacarasayurmatua. Bagi masyarakat Simalungun

kematian seseorang layak untuk dihormati dengan mengadakan acara adat-

istiadat. Pada saat itulah ada kalanya kematian menjadi sebuah kebanggaan bagi

keluarga yang ditinggalkan, di mana orang yang meninggal tersebut sudah

memiliki anak yang sudah berkeluarga dan juga memiliki cucu dari setiap

anaknya. Orang yang meninggal dalam keadaan sayurmatua dianggap sempurna

dalam tradisi Simalungun.

Untuk melengkapi kegiatan upacara sayurmatua maka disajikanlah tari

toping-toping pada siang harinya yang dilakukan pada acara mangiliki tersebut.

Tari toping-toping dalam upacara ini digunakan untuk menyambut kedatangan

pihak tamu (tondong) dengan persiapan oleh pihak keluarga mendiang (suhut).

Dan sebalik itu masih ada norma-norma yang dilakukan untuk melengkapi dan

mendukung kegiatan ini. Untuk pertunjukan maupun penyajian tari ini, penari

toping-toping datang ke rumah duka untuk menghibur para pelayat terkhusus bagi

keluarga yang berduka. Para penari toping-toping ini mengawali aksi mereka

dengan menjenguk keluarga yang berduka kemudian beraksi dengan bertingkah

lucu untuk menghibur orang-orang yang datang ataupun orang yang berada di

sekitar lokasi acara tersebut. Dalam acara ini juga tari toping-toping ini juga

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

5

digunakan untuk mengiring sampai ke tempat penguburan yang disajikan sambil

menari-nari yang diiringi dengan musiknya.

Masih dalam konteks seni pertunjukan bahwa tari ini sudah disajikan

dengan pertunjukan yang berbeda seperti dalam upacarasayur matua. Pada tahun

1980, tari toping-toping sudah digunakan untuk hiburan dan bahkan

dipertandingkan. Hal ini dilakukan dalam acara tahunan Simalungun yaitu pesta

Rondang Bittang7

7Rondang Bittang adalah bentuk rutinitas tahunan masyarakat Simalungun untuk tujuan

mempererat persatuan dan kesatuan masyarakat Simalungun, dan pada dasarnya ditujukan untuk kegiatan kawula muda masyarakat Simalungun, di mana dulunya acara ini digunakan untuk ajang mencari jodoh oleh para pemuda-pemudi Simalungun. Dalam kesempatan pesta Rondang Bittang telah dibudayakan bentuk kesenian Simalungun baik itu permainan rakyat, tari tradisioanl, musik tradisional, umpasa (pantun/puisi Simalungun), lagu rakyat Simalungun, dihar (seni bela diri Simalungun), dan kesenian lainnya. Dengan kegiatan Rondang Bittang ini pula segala jenis bentuk kesenian ini dipertunjukkan dan dipertandingkan antar kecamatan yang ada di kabupaten Simalungun.

. Pesta Rondang Bittang ini pada dasarnya merupakan acara

pesta untuk para muda-mudi di seluruh kecamatan yang berada di seluruh

kecamatan yang berada di kabupaten Simalungun. Di samping itu dalam acara

tahunan Rondang Bittang telah diatur oleh pemerintah setempat dalam kabupaten

Simalungun di setiap kecamatannya untuk menyediakan seni budaya Simalungun.

Dan dalam acara itu dipertandingkan seni budaya Simalungun untuk

memeriahkan acara tersebut yang termasuk di dalamnya tari toping-toping.

Namun, hanya beberapa kecamatan saja yang menampilkan tari toping-

topingdikarenakan hanya sedikit yang dapat memainkan tari toping-toping dan

keterbatasan perlengkapan, seperti pakaian (kostum) dan properti-properti lainnya

untuk mendukung tari toping-toping ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

6

Terkait dengan pertunjukan tari toping-toping dalam pesta rondang bittang

tersebut, tari ini disajikan dengan menyerupai kegiatan sayurmatua juga. Dalam

hal ini ada sejumlah norma-norma tradisi yang dilewatkan seperti upacara

sayurmatua yang biasa dilakukan. Kegiatan toping-toping di sini didukung oleh

objek-objek yang membuatnya terasa nyata dipertunjukan. Dalam pesta rondang

bittang tersebut mempertunjukkan beberapa tari toping-toping dari berbagai

kecamatan untuk diperlombakan sebagai salah satu bentuk kreativitas masyarakat

Simalungun.

Dari hasil pengamatan di lapangan 8

Tidak hanya dalam seni pertunjukannya saja, keberadaan musik iringan

dalam tari toping-toping merupakan hal yang berkaitan juga. Dimana musik

menjadi pembentuk suasana, dan juga untuk memperjelas tekanan gerakan.

Adapun ensambel musik dalam masyarakat Simalungun yang umum digunakan

sebagai musik pengiring diantaranya gonrang sidua-dua dan gonrang sipitu-pitu.

penulis melihat bentuk koreografi

yang tersusun dengan tarian toping-toping yang diiringi oleh gonrang sipitu-pitu.

Dari penampilan tersebut saya juga mengamati beberapa gerakan yang diadaptasi

dari beberapa gerakan khas Simalungun yang memiliki makna tersendiri seperti

manerser, marsombah, mangondak, lakkah sitolu-tolu, dan lakkah huda-huda.

Gerakan-gerakan tersebut sangat menonjol dalam kebudayaan tradisi Simalungun.

Setiap gerakan yang ditunjukkan disesuaikan dengan penyajian pertunjukan

tersebut dengan suasana yang dibentuk oleh objek yang ada di lokasi pertunjukan

dan juga oleh musik pengiringnya sendiri.

8 Pada tanggal 23 Juni 2013 dalam pesta Rondang Bitang di SaribuDolok

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

7

Untuk mengiringi pertunjukan toping-toping, ensambel yang digunakan awalnya

adalah gonrang sidua-dua. Namun, sekarang ini sudah mengalami perubahan.

Ensambel yang digunakan adalah gonrang sipitu-pitu. Ensambel gonrang sipitu-

pitu terdiri dari satu buah sarune bolon (serunai, double reeds aerophone) sebagai

pembawa melodi, tujuh buah gonrang (gendang, double head membranophone)

sebagai pembawa ritem, dua buah mongmongan (sejenis gong ukuran kecil,

idiofon), dan dua buah ogung (sejenis gong berukuran besar, idiofon) sebagai

pembawa tempo. Repertoar yang digunakan adalah gual9

Melihat hal-hal di atas, maka penulis tertarik dan juga layak mengkaji

pertunjukan toping-toping ini untuk menjadi bahan ilmiah. Perihal tulisan ini

penulis akan melihat tiga kelompok pemain toping-toping yang disajikan dalam

pesta rondang bittang tersebut. Dalam hal ini disebabkan karena penulis melihat

beberapa perbedaan dan persamaan yang diperagakan oleh setiap kelompoknya.

Setiap kelompoknya menampilkan bentuk kreativitas yang berbeda untuk menarik

perhatian penontonnya. Dari pertunjukan tersebut juga dapat dilihat bagaimana

pengadaptasian yang dilakukan seperti upacara sayurmatua sehingga dapat dilihat

makna-makna yang berbeda dalam konteks pertunjukan tersebut. Dan didukung

oleh pendapat Barbara Krader

huda-huda.

10

9 Repertoar tradisional Simalungun 10 Barbara Krader dalam tulisannya berjudul Ethnomusicology dari buku terjemahan

Etnomusikologi: Definisi dan Perkembangannya oleh Rizaldi Siagian.

bahwa etnomusikologi pada dasarnya berurusan

dengan budaya yang masih hidup yang termasuk di dalamnya musik dan tari.

Sehingga tulisan ini dimaksudkan untuk melihat semua komponen-komponen

yang terdapat dalam pertunjukan tari toping-toping yang termasuk di dalamnya

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

8

tari, musik, properti yang digunakan, dan juga persiapan yang dilakukan oleh tiga

kelompok pemain toping-toping tersebut. Untuk itu penulis akan meneliti dan

mengkaji tulisan ini untuk dijadikan skripsi dengan judul “ANALISIS

PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA KELOMPOK TOPING-

TOPING PADA PESTA RONDANG BITTANGXXVIII DI DESA SARIBU

DOLOK KECAMATAN SILIMAKUTA KABUPATEN SIMALUNGUN”

1.2Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun yang menjadi pokok

permasalahan dalam tulisan ini adalah

1. Bagaimana pertunjukan tiga kelompoktoping-topingyang disajikan pada

pesta Rondang BittangXXVIII di Saribu Dolok?

2. Perlengkapan apa saja yang diperlukan dalam mendukung pertunjukan oleh

tiga kelompok toping-topingtersebut pada pesta Rondang BittangXXVIII di

Saribu Dolok?

3. Bagaimana pola gerak yang dibawakan oleh tiga kelompoktoping-

topingtersebut dengan musik pengiringnya?

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

9

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Untuk melihat pertunjukan toping-toping pada pesta Rondang Bittang

di Saribu Dolok

2. Untuk mengetahui hal-hal yang mendukung dalam pertunjukan toping-

toping

3. Untuk menganalisis pola gerak toping-toping dan musik pengiringnya

1.3.2 Manfaat

1. Dapat menjadi dokumentasi untuk eksistensi pertunjukan tradisi

toping-toping dalam masyarakat Simalungun

2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk studi berikutnya

sehingga dikaji lebih dalam tentang objek tulisan ini

3. Sebagai sarana untuk memperkenalkan seni tari masyarakat

Simalungun kepada masyarakat lainnya, terutama masyarakat di luar

Simalungun

1.4 Konsep dan Teori

1.4.1 Konsep

Konsep merupakan kesatuan pengertian tentang suatu hal yang perlu

dirumuskan. Untuk memperjelas konsep yang saya gunakan mengenai

pertunjukan toping-toping. Dalam penelitian dan penulisan ini yang dimaksud

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

10

dengan kata analisis, yaitu penyelidikan dan penguraian terhadap satu masalah

untuk mengetahui keadaan yang sebenar-benarnya serta proses pemecahan

masalah yang dimulai dengan dugaan akan sebenarnya (Kamus Umum Bahasa

Indonesia:1991).

Pertunjukan juga merupakan sesuatu yang selalu memiliki waktu

pertunjukan yang terbatas, awal dan akhir, acara kegiatan yang terorganisir,

sekelompok pemain, sekelompok penonton, tempat pertunjukan, dan

kesempatan untuk mempertunjukkannya (Siger, 1996:165). Penulis juga

menggunakan pendapat Mugiarto (1996:165), yaitu seni pertunjukan yang

merupakan tontonan bernilai seni drama, tari, musik yang disajikan sebagai

pertunjukan di depan penonton. Dan pertunjukan toping-toping termasuk

sebagai seni pertunjukan. Dalam hal ini seni yang terdapat dalam pertunjukan

toping-toping adalah seni musik, properti, dan tari. Musik di sini maksudnya

adalah musik yang digunakan untuk mengiringi setiap grup pemain toping-

toping tersebut dengan instrumen musik yang digunakan. Properti dalam hal ini

merupakan apa saja alat-alat maupun komponen-komponen yang dikenakan oleh

penari maupun pemusik untuk mendukung penyajian tari toping-toping tersebut.

Sedangkan garis utamanya adalah tari yang digunakan untuk menyajikan tari

toping-toping ini, di mana terdapat pola yang digunakan untuk menampilkannya

dalam bentuk pertunjukan.

Toping-toping adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Simalungun

yang memakai media topeng. Dalam hal ini topeng yang digunakan adalah

toping dalahi, toping daboru, dan topeng burung enggang (huda-huda), yang

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

11

dipakai oleh tiga orang penari, dimana gerak yang digunakan diadaptasi dari

gerakan khas Simalungun dan gerakan burung enggang dan gerakan seekor

kuda. Serta menggunakan musik pengiring dari alat musik tradisional

Simalungun, yang terdiri dari gonrang sipitu-pitu, sarune bolon, mongmongan

dan ogung.

Dalam tulisan ini saya akan menganalisis pertunjukan yang disajikan oleh

tiga kelompok pemain toping-toping pada acara rondang bittang. Dari setiap

kelompoknya akan menunjukkan beberapa bentuk penyajian yang berbeda,

sehingga saya dapat melihat dan menyimpulkan beberapa aspek yang turut

berkembang dengan patokan pertunjukan yang selayaknya dilakukan dalam

pertunjukan upacara namatei sayur matua.

Rondang Bittang adalah pesta kebudayaan masyarakat Simalungun yang

biasa dilaksanakan setelah panen raya. Pada zaman dahulu masyarakat

Simalungun dalam setiap melaksanakan panen hasil-hasil pertanian selalu

dilakukan dengan cara bergotong royong, dan selesai panen mereka mengadakan

pesta sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam pelaksanaan pesta Rondang Bittang dilaksanakan menari bersama

dengan mengenakan pakaian adat Simalungun, serta melaksanakan pertandingan

olahraga tradisional dan kesenian Simalungun, diantaranya toping-toping,

hagualon, tor-tor sombah, taur-taur dan urdou-urdou, sordam, tulila, sulim,

ilah, tor usihan, cipta lagu Simalungun, margalah, marjelengkat dan marlittun.

Kegiatan ini diikuti oleh 32 kecamatan yang berada di kabupaten Simalungun.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

12

1.4.2 Teori

Teori merupakan prinsip-prinsip umum yang ditarik dari fakta-fakta dan

mungkin juga dugaan untuk menerangkan sesuatu. Sebagai landasan cara

berpikir dalam membahas permasalahan penelitian ini. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat ( 1977:30 ), bahwa pengetahuan yang

diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen, serta pengalaman kita sendiri

merupakan landasan dari pemikiran umtuk memperoleh pengertian tentang teori-

teori yang bersangkutan. Teori yang digunakan akan bermanfaat bagi penelitian

untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang diharapkan.

Dalam menganalisis pertunjukan toping-toping, maka penulis

menggunakan teori yang dikatakan Milton Siger (dalam MSPI, 1996:164-165)

juga menjelaskan bahwa pertunjukan selalu memiliki: (1) waktu pertunjukan

yang terbatas, (2) awal dan akhir, (3) acara kegiatan yang terorganisir, (4)

sekelompok pemain, (5) sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan, dan (7)

kesempatan untuk mempertunjukkannya.

Edi Sediawaty (1981:48-66) juga mengemukakan bahwa suatu analisis

pertunjukan sebaiknya selalu dikaitkan dengan kondisi lingkungan di mana seni

pertunjukan tersebut dilaksanakan atau didukung masyarakatnya, pergeseran-

pergeseran yang terdapat di dalam pertunjukan, dan kemungkinan yang muncul

dari interaksi setiap orang (penyaji dan penyaji), (penyaji dan penonton) diantara

variabel-variabel wilayah yang berbeda. Menurut Qurensi (1988:135-136)

bahwa analisis proses pertunjukan yang mana dalam proses pertunjukan aspek

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

13

yang mendasar terdiri dari ketegasan perilaku dari semua partisipan, musisi, dan

penonton, yang semua berinteraksi dalam pertunjukan.

Melihat adanya tiga kelompok tari toping-toping yang akan diteliti, maka

saya menggunakan teori komparatif untuk melihat persamaan maupun

perbedaan dengan melihat fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti.

Menurut Nazir (2005:58), teori ini akan mengamati secara mendasar objek yang

diteliti dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya suatu fenomena

tertentu. Maka dari itu dengan melihat aspek-aspek yang mempengaruhi objek

tersebut akan dapat membandingkan beberapa sampel yang berbeda. Sehingga

dalam mengkaji pola geraknyaakan dibuat dalam bentuk pendeskripsian

terhadap tari tersebut yang akan melihat bentuk dan pola yang disajikan oleh

ketiga kelompok tersebut. Begitu juga dengan properti-properti yang digunakan

oleh setiap kelompoknya.

Untuk mentranskripsi musik pengiringnya, penulis menggunakan teori

Nettl (1964:98) yang memberikan dua pendekatan, yaitu: (1) menganalisa dan

mendeskripsikan apa yang didengar, dan (2) mendeskripsikan apa yang dilihat

dan menulisnya di atas kertas dengan suatu cara penulisan tertentu. Dengan

teori ini akan dapat melihat secara konseptual pertunjukan yang dibawakan oleh

ketiga kelompok tari toping-toping tersebut dengan musik pengiringnya masing-

masing. Mengingat musik yang dibawakan mempengaruhi suasana pertunjukan

yang sedang berlangsung.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

14

1.5Metode Penelitian

Untuk memperoleh data secara sistematis, maka penulis menggunakan

metode penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data

dengan menggambarkan ataupun memaparkan secara detail berupa ungkapan-

ungkapan, suatu data ataupun suatu tingkah laku masyarakat. Di dalamnya juga

dilihat penyajian tari toping-toping untuk melihat karakteristik dari tari tersebut.

Data yang diperoleh berdasarkan dari sumber data yang tepat melalui kata-kata

dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen ataupun bahan lainnya,

sumber data tertulis, foto, dan rekaman.

Dalam mengumpulkan data-data yang nantinya dapat digunakan untuk

menjawab segala permasalahan yang ada, Nettl (1963:62-64) menawarkan dua

kerja lapangan yaitu field work dan desk work. Dalam penelitian lapangan saya

berinteraksi langsung dengan penyaji tari toping-toping. Kegiatan ini dilakukan

dengan melihat dan mengamati pertunjukan tari tersebut.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Dalam melakukan penelitian terhadap objek penelitian, saya melakukan

studi kepustakaan agar mendapatkan bahan-bahan tentang kesenian Simalungun

khususnya tradisional toping-toping ini. Dan selama studi di lapangan saya telah

banyak mengumpulkan bahan-bahan berupa informasi yang berkaitan dengan

tulisan ini dengan melakukan banyak wawancara dengan beberapa tokoh

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

15

masyarakat Simalungun, pemain toping-toping, hingga orang yang paling

berpengalaman di bidang tradisi toping-toping ini.

Bahan tertulis yang berkaitan dengan objek tulisan ini saya cari dari

tulisan ilmiah yang sudah pernah dibuat juga dalam skripsi sarjana

Etnomusikologi USU dan juga beberapa buku-buku yang mendasar tentang

kebudayaan Simalungun. Salah satu tulisan ilmiah yang penting mengenai seni

pertunjukan toping-toping ini adalah skripsi sarjana yang ditulis oleh mahasiswa

Etnomusikologi Rudi A S yang mendeskripsikan toping-toping pada masyarakat

Simalungun.

1.5.2 Kerja Lapangan

Pengumpulan data di lapangan meliputi observasi, wawancara, dan

merekam pertunjukan toping-toping, dan mengambil beberapa foto untuk

dokumentasi. Sebelumnya saya memulai penelitian ini di bulan November

tahun 2012 melaui observasi yang meliputi peninjauan dan pengamatan lokasi-

lokasi serta serta melihat pertunjukan toping-toping di beberapa tempat yang

berbeda.

Dalam wawancara yang penulis lakukan adalah wawancara terbuka dan

tidak berstruktur. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak hanya pada

satu pokok masalah dan jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan

menggunakan alat perekam. Dalam hal ini penulis menggunakan wawancara

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

16

terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus pada pokok permasalahan

dari pertanyaan yang penulis ajukan yang berhubungan dengan kebutuhan

penelitian.

Penulis juga mengumpulkan data dari beberapa pemain toping-toping,

pemusik dan tokoh-tokoh adat Simalungun. Sebelum melakukan wawancara,

penulis terlebih dahulu menetapkan informan yang dapat memberikan informasi

yang mendukung tulisan.

Dalam penelitian terdapat dua jenis informan, yaitu informan pangkal dan

informan kunci. Sebelum melakukan penelitian lapangan penulis melakukan

wawancara dengan informan pangkal, yaitu bapak Setia Dermawan Purba selaku

dosen Etnomusikologi. Melalui bapak Setia Dermawan Purba penulis

mendapatkan informan yang dapat penulis jadikan sebagai informan kunci.

Penulis melakukan wawancara dengan mendatangi rumah Bapak Riduan Purba

sebagai pemain toping-toping. Penulis tidak terfokus pada satu informan saja,

penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa pemain toping-toping lain

dan orang-orang yang terlibat dalam pertunjukan toping-toping.

1.5.3 Kerja Laboratorium

Pada tahap akhir penulis melakukan kerja laboratorium, yaitu tahap

penganalisisan data yang telah terkumpul dari hasil pengamatan dan wawancara

untuk mendapat jawaban dari permasalahan yang ada. Semua data yang

diperoleh dikumpulkan dalam kerja laboratorium untuk dianalisis. Penulis juga

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

17

melihat beberapa pertunjukan toping-toping di tempat lain sebagai data

tambahan agar data yang diperoleh semakin baik. Semua data yang diperoleh

diklasifikasikan sesuai dengan jenis dan kebutuhan penulis dengan melihat

relevansi dari data tersebut. Pengklasifikasian bertujuan untuk menghindari data

yang bertumpang tindih dan untuk mempermudah penulis dalam mengolah data.

Untuk mentranskrip musik, penulis mendengarkan secara detail dan

berulang-ulang dari rekaman pertunjukan dan melihat hubungan musik dengan

pola gerak tari, sehingga menghasilkan data yang akurat. Hasil dari data yang

telah diolah tersebut penulis jadikan sebagai laporan dalam bentuk skripsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

18

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SIMALUNGUN

2.1 Letak Geografis Simalungun

Pada umumnya keadaan alam suatu wilayah ditentukan oleh letak

geografis wilayah tersebut di mana kondisi dan tempat sangat menentukan. Letak

wilayah tersebut dapat mencerminkan budaya yang berlaku di masyarakat

setempat. Untuk dapat mengetahui ataupun mengenal budaya suatu tempat dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnografi. Etnografi dapat diartikan

sebagai berikut, 1. Etnografi merupakan studi deskriptif tentang masyarakat-

masyarakat yang sederhana, serta gambaran dari suku-suku bangsa yang hidup; 2.

Etnografi merupakan ilmu yang melukiskan tentang kebudayaan dari setiap suku

bangsa yang tersebar di muka bumi ini; 3. Etnografi adalah suatu gambaran

tentang suku-suku bangsa dan bahan-bahan penyelidikannya yang telah

dikumpulkan, kemudian diuraikan dalam suatu metode ilmiah tertentu dengan

cara mempelajari bahan yang terkumpul (Ariyono Suyono 1985:113). Dengan

pendekatan inilah penulis akan membahas bahan kajiannya dengan metode-

metode ilmiah yang terdapat dalam disipin etnomusikologi.

Berdasarkan sistem administratif, wilayah tempat tinggal masyarakat

Simalungun terletak dalam wilayah kabupaten Simalungun khususnya. Daerah ini

merupakan salah satu pemerintahan kabupaten di Sumatera Utara dengan ibukota

Pematang Siantar, terletak pada koordinat 02º 36’-03º 1’ LU dan 98 BT serta

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

19

memiliki ketinggian rata-rata 369 m di atas permukaan laut. Luas daerah

Simalungun sekitar 4.386,60 km² (6,12% dari luas wilayah Sumatera Utara) yang

terdiri dari 30 kecamatan dan 311 kelurahan/desa.

Wilayah Pemerintahan Kabupaten Simalungun berada di antara

Kabupaten-Kabupaten lain di Sumatera Utara, dengan tata letak sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan

Jika ditinjau secara keseluruhan Kabupaten Simalungun termasuk daerah

yang berbukit-bukit, daerah tersebut berada di dataran tinggi dan dialiri sungai-

sungai, antara lain Sungai Bah Bolon (118 Km), Sungai Bah Tonggiman (91 Km),

Sungai Bah Sibalakbak (98 Km). Sedangkan gunung (dolok) yang terdapat di

daerah Simalungun antara lain, Gunung Sipiso-piso, Gunung Singgalang, Gunung

Simarsolpah, Gunung Simarjarunjung, Gunung Simbolon dan Gunung

Simarsolpit. Dan juga daerah Simalungun masih memiliki hutan-hutan yang

cukup luas. Keadaan suhu di sebagian besar daerah Simalungun termasuk dingin,

seperti di daerah Pematang Raya, Tiga Runggu, Parapat, Pematang Purba,

Simarjarunjung dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

20

2.2 Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan sistem pertalian keluarga yang sedarah

maupun yang masih memiliki hubungan keluarga. Sistem kekerabatan sangat

penting dalam kehidupan masyarakat tradisi karena selalu memerlukannya dalam

segala aktivitas budayanya. Dalam sistem kekerabatan Simalungun, ada dua cara

untuk menentukan bagaimana jauh dekatnya seseorang di dalam kekerabatan

menurut adat istiadat Simalungun, pertama menurut garis keturunan pihak laki-

laki (ayah) disebut juga patrilineal dan kedua adanya pertalian darah akibat

perkawinan sehingga dapat ditarik garis keturunan dari kedua orangtua disebut

juga bilateral. Menurut M.D. Purba dalam bukunya yang berjudul Adat

perkawinan Simalungun, masyarakat Simalungun termasuk masyarakat yang

menarik garis keturunan dari salah satu pihak saja, yaitu dari garis keturunan ayah

(garis keturunan laki-laki) yang secara otomatis jika anak laki-laki dan perempuan

lahir akan mengikuti garis keturunan ayah (1985:108). Oleh karena itu

kekerabatan menyangkut jauh dekatnya hubungan seseorang dengan seseorang

(individu) dan antara seseorang dengan sekelompok orang (keluarga) dapat dilihat

berdasarkan posisi dari kedua hal tersebut.

Ditegaskan kembali oleh Kenan Purba dalam bukunya Adat Istiadat

Simalungun yang menyatakan bahwa kekerabatan timbul akibat dua hal, yaitu

disebabkan adanya hubungan darah dan akibat adanya perkawinan. Adapun

kekerabatan yang dilihat dari hubungan darah merupakan kekerabatan yang dilihat

dari garis keturunan sedarah yang masih keluarga ataupun yang masih dalam garis

keturunan ayah (garis keturunan laki-laki). Dengan menerapkan pengertian

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

21

seperti itu membuat masyarakat Simalungun menggunakan paham patrilineal

yaitu mengikuti garis keturunan ayah. Sedangkan kekerabatan yang disebabkan

adanya perkawinan merupakan kekerabatan yang dilihat dari keluarga dari kedua

belah pihak yang dilihat dari relasi dari setiap keluarganya. Sehingga dapat

dilihat bagaimana peran garis keturunan pihak laki-laki untuk generasi penerus

dalam masyarakat Simalungun.

Bukti bahwa garis keturunan diambil dari pihak laki-laki adalah dengan

adanya marga dalam masyarakat Simalungun. Setiap anak yang lahir dalam suatu

keluarga di etnis Simalungun, secara otomatis akan memiliki marga yang sama

dengan marga si ayah. Tradisi seperti ini membuat posisi seorang anak laki-laki

dalam sebuah keluarga sangat penting karena merupakan generasi penerus marga

keluarganya. Sehingga jika dalam sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki

maka penerus marga sang ayah dalam keluarga tersebut akan terputus. Dan pada

umumnya masyarakat Simalungun lebih condong terhadap keturunannya laki-laki

mengingat pentingnya peran laki-laki dalam sistem tradisi masyarakat

Simalungun.

Sistem kekerabatan dalam masyarakat Simalungun juga dilihat dari garis

keturunan marga-marga induk yang akan dilihat hubungannya dengan garis

keturunan ayah dan ibu. Adapun golongan marga induk yang ada di Simalungun

adalah Purba, Saragih, Damanik, dan Sinaga. Masing-masing marga tersebut

mempunyai cabang sendiri yang merupakan satu keturunan. Adapun marga-

marga di Simalungun beserta cabang-cabangnya dilihat dari tempat asalnya pada

zaman kerajaan dulu adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

22

1. Marga Purba berpusat di Pematang Purba dan terbagi atas:

- Purba Tambak

- Purba Tambunsaribu

- Purba Sidadolok

- Purba Dasuha

- Purba Girsang

- Purba Sigumonrong

- Purba Siboro

- Purba pak-pak

- Purba Sidagambir

- Purba Tanjung

- Purba Tondong

2. Marga Saragih berpusat di Pematang Raya dan terbagi atas:

- Saragih Garingging

- Saragih Sumbayak

- Saragih Munthe

- Saragih Dajawak

- Saragih Simanihuruk

- Saragih Simarmata

- Saragih Sidauruk

- Saragih Sitio

- Saragih Turnip

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

23

3. Marga Damanik berpusat di Pematang Siantar dan terbagi atas:

- Damanik Malau

- Damanik Barita

- Damanik Limbong

- Damanik Tomok

- Damanik Rampogos

4. Marga Sinaga berpusat di Pematang Tanah Jawa dan terbagi atas:

- Sinaga Sipayung

- Sinaga Haloho

- Sinaga Sitopu

- Sinaga Dadihoyong

Sistem kekerabatan yang dimiliki oleh masyarakat Simalungun berdasarkan

prinsip tolu sahundulan dan lima saodoran. Tolu sahundulan terdiri dari

tondong11, sanina12, anak boru13

11Tondong adalah saudara laki-laki dari ayah atau ibu 12Sanina adalah sanak saudara satu marga 13Anak boru adalah pihak ipar

. Dalam pengaturan tempat duduk (parhundulan)

pihak dari sanina di jabu bona (sebelah kanan rumah), pihak kelompok tondong

di sebelah kanan pihak sanina, dan pihak anak boru di sebelah kanan pihak

tondong. Itulah sebabnya dikatakan tolu sahundulan (pengaturan tempat duduk

dalam tiga kelompok). Lima saodoran ialah kerabat keluarga luas yang

merupakan gabungan dari seluruh lembaga adat dan hal ini terjadi pada saat

upacara besar. Jadi pengertian lima disini ialah pesta upacara yang dihadiri oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

24

lima kelompok kerabat yang terdiri dari tondong (kelompok istri), sanina (sanak

saudara satu keturunan/marga), anak boru (pihak ipar), tondong ni tondong

(kelompok pemberi istri kepada tondong), anak boru mintori (kelompok boru dari

ipar). Dalam setiap upacara adat, para kerabat-kerabatnya akan membawa

rombongan masing-masing dengan bawaannya (buah tangan) masing-masing

juga. Tetapi karena mereka terdiri dari satu kaum kerabat, maka buah tangannya

dibuat menjadi satu. Sebagai contoh misalnya pada saat upacara perkawinan,

rombongan dari tiap kaum kerabat membuat acaranya secara bergiliran dalam

upacara tersebut. Pihak perwakilan pesta akan memanggil mereka untuk

mempersembahkan sesuatu untuk pihak yang melakukan upacara perkawinan

tersebut. Hal ini merupakan suatu kehormatan bagi masyarakaat Simalungun

untuk menunjukkan sistem kekerabatannya (Kenan Purba 1997:32).

2.3 Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian masyarakat Simalungun adalah petani,

pegawai negeri, pegawai swasta juga wiraswasta, bagi yang berdomisili di tepi

Danau Toba umumnya bekerja sebagai nelayan, dan melihat daerah Simalungun

lebih banyak daratan maka pada umumnya bekerja sebagai petani. Masyarakat

yang bekerja sebagai petani biasanya menanam makanan pokok seperti padi, ada

juga yang menanam palawija dan sayur-mayur. Pekerjaan bertani merupakan

rutinitas yang dilakukan oleh masyarakat Simalungun dulunya untuk memenuhi

segala kebutuhan sehari-hari. Dan hingga sekarang masih ada masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

25

Simalungun yang melakukan rutinitas tersebut mengingat adanya kegiatan

tahunan yang dilakukan untuk merayakan hasil panennya.

Dalam masyarakat Simalungun ada dikenal sistem gotong royong yang

disebut dengan marharoan. Marharoan adalah sekelompok masyarakat yang

bertetangga bersama-sama mengerjakan ladang atau sawah secara bergiliran.

Keikutsertaan seseorang dalam marharoan ini adalah sukarela dan merasa meiliki

kebutuhan yang sama. Lamanya marharoan tergantung dari pekerjaan yang harus

dikerjakan serta merupakan hasil keputusan bersama. Marharoan kini sudah

jarang ditemukan pada masyarakat Simalungun, namun di beberapa desa seperti

daerah Saribu Dolok dan sekitarnya masih sering dilakukan. Kegiatan ini dulunya

dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan ladang dengan ditambah sebagai bentuk

solidaritas antar masyarakat di dalamnya.

Masyarakat Simalungun juga ada yang berprofesi sebagai pegawai negeri

dan pegawai swasta. Sebagai pegawai negeri mereka berprofesi sebagai guru,

polisi, dokter, pejabat pemerintahan dan lain-lainnya. Sebagai pegawai swasta

meraka bekerja di pabrik, perkebunan dan perusahaan milik swasta. Sedangkan

bagi masyarakat yang berwiraswata pekerjaannya adalah pedagang, pengusaha

kilang, bertenun, dan lain sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan seperti ini pada

umumnya pekerjaan yang sudah mendekati daerah kota dan adapun di daerah desa

sudah disebabkan oleh pengaruh dari luar ataupun kota. Dan tidak hanya

pekerjaan seperti itu saja, sebagian kecil dari daerah Simalungun juga memiliki

pekerjaan dan usaha budidaya ikan. Masyarakat nelayan di Simalungun terdapat

di sekitar tepian Danau Toba, seperti Haranggaol, Parapat dan sekitarnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

26

Pembudidayaan ikan mas salah satu mata pencaharian yang berkembang untuk

saat ini. Oleh karena itu, masyarakat Simalungun secara keseluruhan daerah

memiliki pekerejaan yang sesuai dengan kependudukan masing-masing sehingga

memiliki keberagaman mata pencaharian.

2.4 Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai oleh manusia untuk

mengungkapkan dan mengemukakan apa yang dipikirannya terhadap orang lain.

Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul Ritus Peralihan di Indonesia

menulis “bahasa adalah sistem perlambangan manusia yang lisan maupun tulisan

untuk berkomunikasi satu dengan yang lain” (1986:339). Melalui bahasa juga

kebudayaan tiap bangsa dapat dikembangkan dan diwariskan kepada generasi

yang akan datang. Suatu bahasa menentukan bagaimana ciri dan khas suatu

masyarakat dan khususnya suatu kebudayaan, sehingga dapat dilihat peran bahasa

yang diguakan suatu masyarakat.

Masyarakat Simalungun memiliki bahasa yang disebut dengan bahasa

Simalungun, secara umum merupakan bahasa pengantar dalam kehidupan

keseharian masyarakatnya yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan adat istiadat,

acara kebaktian gereja, perkumpulan-perkumpulan marga dan lain sebagainya.

Meskipun demikian, bagi masyarakat Simalungun yang telah berdomisili di luar

wilayah Simalungun, bahasa Simalungun tidak selamanya menjadi bahasa

pengantar utama, melainkan bahasa Indonesia atau bahasa daerah domisili

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

27

mereka. Masyarakat Simalungun juga kadang menggunakan bahasa yang

dicampur dengan bahasa di luar kebudayaannya mengingat dekatnya perbatasan

daerah Simalungun dengan daerah kebudayaan lain. Sistem bahasa yang

digunakan masyarakat Simalungun memiliki ciri tersendiri yang menjadi lambang

maupun status sebagai masyarakt Simalungun.

Salah satu ciri masyarakat Simalungun adalah memiliki tingkatan bahasa

yang disebut dengan ratting ni hata. Adapun tingkatan tersebut adalah:

1. Lapang ni hata, merupakan bahasa sehari-hari yang dipakai oleh

masyarakat umum Simalungun. Bahasa ini merupakan bahasa yang

menjadi kebiasaan masyarakat Simalungun dan pada umumnya selalu

digunakan para remaja karena menggunakan bahasa yang dicampur

dengan bahasa kebudayaan lain mengingat mereka yang selalu berinteraksi

dengan di luar kebudayaannya.

2. Guru ni hata, merupakan bahasa yang paling halus, baik dari cara

penyampaiannya maupun kata-katanya. Ini merupakan bahasa yang

hormat dan biasanya dipergunakan untuk memberi nasehat, sering sekali

disampaikan melalui perumpamaan ataupun peristilahan.

3. Sait ni hita, merupakan bahasa yang kasar baik cara penyampaiannya

maupun kata-katanya. Ini biasanya bahasa seseorang dalam

mengungkapkan kemarahan, yang berisi dengan makian dan sindiran.

Pada masa sekarang, yang paling sering dipakai adalah lapang ni hata, karena

merupakan bahasa yang sangat umum dipakai dalam kehidupan masyarakat,

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

28

namun dalam keadaan tertentu seseorang bisa saja mempergunakan bahasa yang

kasar ketika sedang marah atau mempergunakan bahasa yang halus ketika hendak

memberi nasehat. Penggunaan bahasa dalam masyarakat Simalungun disesuaikan

dengan posisi tempat dan keadaan saat melakukan komunikasi. Seperti yang

dijelaskan di atas dapat dilihat dari situasi dan tempatnya, sebagai contoh

penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu upacara adat yang digunakan

oleh ketua adat atau pemimpin adatnya yang selalu menggunakan bahasa ni guru.

Penyampaian bahasanya akan menunjukkan integritas si pembicara dalam posisi

maupun jabatannya sebagai pembicara dan hal itu menjadi simbolis seseorang

dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari.

2.5 Kesenian

Menurut Koentjaraningrat (1982:395-397), kesenian merupakan ekspresi

manusia terhadap keindahan, dalam kebudayaan suku-suku bangsa yang pada

mulanya bersifat deskriptif. Kesenian dalam masyarakat Simalungun

menggambarkan bagaimana deskripsi masyarakat tersebut dan pada umumnya

seperti itu dalam suatu masyarakat yang memiliki tradisi sendiri. Kesenian juga

akan menentukan identitas suatu masyarakat sehingga bentuk kesenian dalam

masyarakat Simalungun disesuaikan dengan bentuk, sistem, bahasa, kepercayaan,

dan sejarah yang terdapat dalam masyarakat Simalungun. Masyarakat

Simalungun memiliki berbagai macam bentuk kesenian, yaitu seni sastra, seni

musik, seni tari dan seni rupa.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

29

2.5.1 Seni Sastra

Seni sastra dikenal di Simalungun dalam bentuk cerita-cerita baik dongeng

atau legenda, dan pantun-pantun. Masih banyak dongeng maupun legenda yang

dikenal oleh masyarakat Simalungun, dan bahkan yang dipercayai dalam bentuk

keyakinan. Salah satu contoh dongeng yang cukup terkenal adalah Turi-turin ni

paes pakon begu. Mengingat masyarakat Simalungun dulunya menganut paham

animisme, maka banyak sejarah legenda yang menceritakan di luar akal dan

pikiran masyarakat sekarang. Tapi bukan hanya disebabkan oleh itu juga,

melainkan melihat masyarakat Simalungun yang menghargai tradisi dan

kebudayaan yang berlaku dalam masyarakatnya.

Seni berbalas pantun juga pernah berkembang di Simalungun,

perkembangan kata-kata perumpamaan, pepatah-pepatah, hutinta (teka-teki) dan

lain-lain. Kesenian ini biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

bahkan juga digunakan dalam kepentingan adat, seperti pantun yang diungkapkan

dalam acara makkioi daboru14

14Makkioi daboru merupakan tradisi Simalungun yang dilakukan untuk memberi ulos kepada perempuan yang menikah dengan membalutnya di bagian punggungnya.

yang menyampaikan pesan sesuatu dalam bentuk

pantun dengan menyampaikan kiasan dahulu kemudian makna sebenarnya.

Kesenian yang dtunjukkan dalam bentuk pelafalan bahasa merupakan hal yang

umum dalam masyarakat Simalungun melihat bagaimana pentingnya tradisi yang

digunakan dalam masyarakat tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

30

2.5.2 Seni Musik

Masyarakat Simalungun memiliki dua jenis musik yaitu musik vokal/seni

suara (inggou) dan musik instrumental (gual). Musik vokal (inggou) ada dua jenis

yaitu musik vokal solo dan musik vokal berkelompok. Musik vokal solo disebut

dengan doding sedangkan musik vokal kelompok disebut ilah. Seperti yang

diungkapkan dalam tesis Setia Dermawan Purba bahwa ada berbagai jenis

nyanyian Simalungun diantaranya taur-taur dan simanggei, ilah, doding-doding,

urdo-urdo,tihta, yangis, tangis-tangis, manalunda, orlei dan mandogei. Musik

instrumental (gual) yang tedapat di Simalungun juga terbagi atas dua yaitu

ensambel (gonrang) dan instrumen tunggal/ solo instrument.

Adapun gonrang Simalungun terbagi dua yaitu gonrang sipitu-pitu dan

gonrang sidua-dua. Gonrang sipitu-pitu adalah ensambel yang menggunakan

tujuh buah gendang masing-masing memiliki ukuran yang berbeda, satu buah

sarune, dua buah ogung danmongmongan. Sedangkan gonrang sidua-dua adalah

ensambel yang terdiri dua buah gendang, satu buah sarune, dua buah ogung

danmongmongan.Ada juga beberapa instrumen musik tradisional Simalungun

yang dimainkan secara tunggal, antara lain sordam, saligung, sulim, tulila,

sarunei buluh, sarunei bolon, arbab, hodong,hodong, garantung dan sitalasayak.

Alat musik ini (ansambel atau solo instrument) ada yang digunakan untuk

upacara-upacara adat ataupun untuk menghibur diri sendiri. Instrumen musik

dalam tradisi masyarakat Simalungun sangat penting karena perannya yang selalu

digunakan dalam setiap upacara-upacara yang diadakan. Setiap alat musik baik

itu yang dimainkan secara ansambel maupun yang dimainkan secara tunggal

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

31

memiliki fungsi dan peranan masing-masing dalam upacara-upacara seperti

upacara adat, upacara ritual, ataupun acara hiburan semata.

2.5.3 Seni Tari

Dalam masyarakat Simalungun tari merupakan hal yang penting apalagi

dalam konteks adat istiadat. Tari dapat membedakan kelompok status yang

menari, misalnya kelompok suhut, tondong, dan sanina boru. Peran tari dalam

masyarakat Simalungun sangat mempengaruhi setiap jalannya suatu upacara. Hal

ini disebabkan dalam suatu upacara dalam masyarakat Simalungun dengan contoh

upacara perkawinan akan membuat suatu konsep acara dengan urutan atau

rentetan acara yang sudah ditetapkan. Tari atau disebut juga tor-tor dalam

masyarakat Simalungun ada yang dipergunakan untuk upacara adat istiadat,

upacara bersifat kepercayaan, ada juga dipakai dalam pergaulan muda-mudi.

Dalam seni tari masyarakat Simalungun memiliki dua jenis pola dasar yaitu gerak

serser15 dan ondok16

Dalam upacara kepercayaan juga dipakai tor-tor sebagai pelengkap

maupun pendukung upacara yang digunakan sebagai makna simbolis, danini

biasanya dilakukan oleh orang yang sedang kesurupan. Tor-tor ini disebut tor-tor

nasiaran. Gerakan tarian ini bebas dimulai dengan tempo yang lambat kemudian

semakin lama semakin cepat. Gerakan yang dilakukan oleh penari merupakan

.

15 Gerakan serser adalah gerakan tekhnik menggeser telapak kaki dengan cara yang berlawanan tetapi tujuannya sama 16 Gerakan ondok adalah gerakan dengan menekukkan kaki ke depan seperti hendak menjatuhkan pinggul dan kembali tegak, dilakukan secara berulang-ulang

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

32

gerakan yang dilakukan di luar kesadarannya yang artinya penari tersebut hanya

merupakan media bagi roh yang memasukinya. Dasar gerakannya adalah tangan

atau jarinya yang mengepal dan juga menggunakan ekspresi yang tidak jelas yang

terkadang menggunakan bahasa yang sulit dipahami. Ada beberapa tari yang

digunakan untuk upacara kepercayaan seperti:

1. Tor-tor turahan, tor-tor ini bersifat gotong royong digunakan pada waktu

menarik balok besar dari hutan untuk dijadikan losung17

2. Tor-tor podang,tor-tor ini dilakukan oleh dua laki-laki yang masing-

masing memegang pedang sambil menari dan diiringi dengan musik.

. Tujuan dari

tarian ini adalah untuk menambah semangat orang-orang yang sedang

bekerja. Kegiatan ini dilakukan dengan

3. Tor-tor tunggal panaluan,tor-tor ini dilakukan oleh seorang guru bolon

(dukun) untuk mengayun tunggalpanaluan18

4. Tor-tor muda-mudi dan tor-tor pencak adalah jenis tor-tor yang bersifat

hiburan. Tor-tor muda-mudi biasanya digunakan dalam acara-acara yang

bersifat sukacita, misalnya rondang bittang, marsapu-sapu, dan

maranggir borngin. Tor-tor pencak adalah tarian dengan gerakan dasar

pencak yang dihiasi dengan gerakan lain dan seirama dengan gonrang.

Biasanya dilakukan oleh dua orang. Dulunya gerak tor-tor pencak ini

digunakan juga oleh orang yang kesurupan karena digunakan sebagai

.

17 Losung adalah benda yang terbuat dari kayu, dibentuk sedemikian rupa yang berfungsi sebagai alat menumbuk padi, sayur, kopi dan sebagainya. 18 Tunggal panaluan dikenal sebagai tongkat sihir, terbuat dari kayu dan diukir bermotif manusia dan hewan. Biasa dipakai oleh dukun.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

33

media dalam sebuah upacara ritual, dan hal ini menunjukkan suatu bentuk

ekspresi marah dari roh yang merasukinya.

2.5.4 Seni Rupa

Seni rupa dalam masyarakat Simalungun disebut dengan gorga yaitu

motif-motif hiasan berbentuk hewan, manusia, tumbuhan, dan berbentuk

geometris. Motif-motif ini biasanya terdapat pada kain adat (hiou), rumah adat,

alat musik, sarung, gagang pedang, dan peralatan-peralatan lainnya. Motif-motif

khas Simalungun ini diaplikasikan terhadap benda-benda yang merupakan bentuk

maupun ciri tradisi masyarakatnya dan yang sudah biasa digunakan dalam

kehidupan sehari-hari terkhusus dalam aktivitas budayanya.

2.6 Agama dan Kepercayaan

Menurut Purba (1998:28-31), sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di

Simalungun, masyarakat Simalungun masih menganut Aninisme yang disebut

supajuh begu-begu dan politeismeyaitu kepercayaan pada sang pencipta alam

yang bersemayam di langit tertinggi yang disebut Ompung Naibata yang terdiri

tiga Naibata yaitu:

1. Naibata na I babou ( benua atas)

2. Naibata na I tongah (benua tengah)

3. Naibata na I toruh (benua bawah)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

34

Selain mempercayai adanya ketiga Naibata tersebut, penganut supajah begu-

begu juga mempercayai roh nenek moyang mereka. Masyarakat Simalungun juga

mempercayai roh-roh orang mati (begu) dan dianggap memiliki kekuatan gaib dan

biasanya berdiam di tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat. Selain itu

ada juga kepercayaan masyarakat Simalungun bhwa suatu tempat juga memiliki

penghuni, misalnya penghuni perladangan yang disebut dengan pangianni talun.

Masyarakat Simalungun juga mengenal pemberian sesajen atau persembahan

terhadap hal-hal yang dipercayai mereka dengan tujuan meminta berkah dan

keselamatan. Tempat pemberian sesajen tersebut disebut dengan parsinumbahan.

Berdasarkan kepercayaan sipajuh begu-begu, ada beberapa ritual yang mereka

lakukan seperti :

1. Maranggir yaitu upacara ritual untuk membersihkan diri dari gangguan

roh jahat.

2. Manumbah yaitu upacara ritual untuk mendekatkan diri pada sembahan

mereka.

3. Ondos Hosah yaitu upacara ritual untuk seluruh penduduk suatu desa atau

satu keluarga agar terhindar dari marabahaya.

4. Manabari/manulak bala yaitu upacara ritual untuk mengusir marabahaya

dalam suatu desa atau diri seseorang.

5. Marbahbah yaitu upacara ritual untuk menjauhkan penyakit atau menunda

kematian seseorang dengan membuang patung orang tersebut. Patung ini

biasa terbuat dari batang pisang.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

35

6. Mangindo pasu-pasu yaitu upacara ritual untuk meminta berkah dan doa

restu dari roh nenek moyang agar tetap sehat dan mendapat rezeki.

7. Mardilo tonduy yaitu upacara ritual pegobatan untuk memanggil roh

seseorang yang mengalami sakit yang disebabka roh jahat.

Masuknya agama ke daerah masyarakat Simalungun memberikan

pengaruh terhadap bentuk dan sistem tradisi yang ada di dalam masyarakat

tersebut. Ada sebagian norma-norma yang ditinggalkan dan bahkan ditambahi

juga yang sesuai dengan aliran agama tersebut. Agama Islam masuk ke

Simalungun pada abad ke-15 melalui daerah Asahan dan Bedagai yang dibawa

oleh orang-orang dari kerajaan Aceh. Awalnya perkembangan agama Islam

berada di daerah sekitar Perdagangan dan Bandar (Sihotang 1993:23). Sedangkan

agama Kristen masuk ke Simalungun pada awal abad ke-20 tepatnya pada tanggal

2 September 1903, yang dibawa oleh misionaris bernama August Theis di

pematang Raya. Pada mulanya agama Kristen mendapat kesulitan untuk

berkembang karena kuatnya pengaruh kepercayaan mereka dan kalangan

bangsawan dan raja yang juga enggan untuk menerimanya. Melihat masuknya

agama dalam masyarakat Simalungun tidak juga mempengaruhi rasa kebudayaan

akan nilai-nilai tradisi dalam masyarakatnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

36

BAB III

Pertunjukan Toping-toping dalam Upacara SayurMatua dan Pesta Rondang

Bittang

3.1 Sejarah Toping-Toping

Sistem tradisi kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat Simalungun

pada umumnya dilakukan secara oral dan dilanjutkan secara regenerasi maupun

alamiah. Eksistensi suatu kebudayaan dapat dilihat hingga saat ini disebabkan

oleh masyarakat pendukungnya yang turut berpartisipasi dalam menjalani

aktivitas budaya tersebut. Melihat budaya yang hidup dapat dilihat dari kesadaran

masyarakatnya untuk mengetahui pentingnya kebudayaan dalam segala aktivitas

masyarakat tersebut. Sehingga tradisi kebudayaan hingga saat ini dapat bertahan

dengan melihat bagaimana suatu masyarakat menyalurkan maupun

menyampaikan suatu tradisi kebudayaan kepada generasinya.

Proses penyampaian suatu tradisi kebudayaan dilakukan secara oral baik

itu dalam bentuk pembelajaran, pemahaman, dan bahkan dalam bentuk cerita

maupun sejarah. Terkait dengan tulisan ini (tradisi toping-toping), penulis melihat

bagaimana tradisi ini tetap hidup dalam masyarakat Simalungun. Keberadaan

tradisi toping-toping ini pada awalnya tidak dilihat bagaimana proses

pembelajarannya melainkan bagaimana tradisi toping-toping ini muncul dalam

masyarakat Simalungun. Sejarah yang menceritakan tradisi ini memberikan

pemahaman terhadap aktivitas budaya yang terdapat dalam masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

37

Simalungun hingga saat ini dan hal ini dapat dilihat dari bagaiamana peran tradisi

ini digunakan dalam suatu aktivitas budaya tersebut.

Adapun sejarah yang menceritakan tentang awal mula tradisi toping-

toping ini diasumsikan oleh kalangan masyarakat Simalungun dengan berbagai

versi. Mengingat kebudayaan sifatnya tidak statis maka sejarah yang

menceritakan tradisi toping-toping ini memiliki cerita yang berbeda walaupun

masih dalam satu masyarakat. Tetapi cerita yang dianggap sejarah ini bukan

menjadi penentu kebenaran dari cerita sebenarnya, mengingat sebuah cerita rakyat

atau foklor sifatnya fleksibel yang memberikan beberapa macam versi maupun

asumsi atas cerita tersebut. Sehingga dalam hal ini penulis tidak melihat dari

sudut pandang kebenaran akan cerita ini melainkan asumsi masyarakat akan cerita

ini yang merupakan suatu kebudayaan terlebih kesenian yang berada di tengah-

tengah kehidupan mereka.

Selama penelitian lapangan yang membahas tentang tradisi toping-toping

ini, penulis mendengar dua versi yang memunculkan kesenian toping-toping ini

dalam masyarakat Simalungun. Ketika berbicara tentang sejarahnya, penulis telah

melakukan wawancara dengan salah seorang informan yaitu bapak Riduan Purba

selaku seorang penari huda-huda. Menurut keterangan beliau, munculnya toping-

toping berawal dari meninggalnya seorang putra mahkota kerajaan Simalungun

yang mengakibatkan kesedihan dan keharuan pada keluarga kerajaan. Dan lebih

sedihnya permaisuri raja yang tidak bisa menerima kenyataan atas meninggalnya

puteranya tersebut. Sang permaisuri selalu menangis di depan jenazah anaknya

tersebut hingga tidak mengijinkan siapapun untuk mengebumikan puteranya

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

38

tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran untuk sang raja akan kesehatan sang

permaisuri dan juga kondisi jenazah yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap

sampai-sampai sang raja memerintahkan anggota keluarga kerajaan hingga

masyarakat kerajaan untuk membujuk permaisuri tetapi tetap tidak berhasil.

Berita ini tersebar di seluruh masyarakat kerajaan sehingga suatu saat ada

beberapa orang masyarakat kerajaan yang berprofesi sebagai paragat di sebuah

ladang di tengah-tengah hutan. Pada saat mereka memasuki ke tengah hutan

dalam perjalanan tiba-tiba jatuh beberapa pelepah pohon yang menarik perhatian

beberapa bodat (kera). Pada awalnya kera-kera tersebut hanya melihat-lihat

pelepah tersebut sembari para paragat tersebut memperhatikan tingkah kera-kera

tersebut. Begitu lucunya kera-kera tersebut yang mengambil pelepah kayu dan

memasangnya tepat di wajah kera tersebut layaknya menggunakan sebuah topeng.

Hal ini membuat para paragat tersebut tertawa terbahak-habak melihat kelucuan

kera tersebut, dan di waktu yang sama tiba-tiba datang seekor burung enggang

yang sedang memperhatikan tingkah kera tersebut juga. Burung enggang tersebut

memperhatikan kera tersebut sambil menggoyangkan ekor dan badannya yang

sebenarnya menunjukkan pembelaan diri si burung enggang yang melihat tingkah

aneh kera-kera tersebut. Pada saat melihat kejadian seperti inilah salah seorang

paragat tersebut memberikan sebuah ide untuk meghibur si permaisuri yang

bersedih atas meninggalnya putranya dengan meniru kelakuan si kera dengan

topengnya dan tingkah si burung enggang yang lucu. Keesokan harinya seluruh

kerajaan gempar akan kehadiran tari toping-toping atau huda-huda yang

ditampilkan oleh para paragat tersebut di halaman kerajaan. Keramaian penonton

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

39

dari masyarakat kerajaan hingga anggota keluarga kerajaan menarik perhatian atas

pertunjukan tari tersebut. Dan seketika itu juga permasiuri ikut melihat

pertunjukan tersebut ke luar halaman sehingga ada kesempatan untuk

mengebumikan jenazah puteranya tersebut. Melihat situasi tersebut raja

memerintahkan untuk segera mengebumikan jenazah puteranya tersebut karena si

permaisuri sudah terhibur dengan pertunjukan toping-toping tersebut. Begitulah

salah satu cerita yang menjelaskan sejarah timbulnya tradisi ini dalam masyarakat

Simalungun dahulunya.

Dari sisi pandangan sebagian masyarakat Simalungun terkait sejarah

tradisi toping-toping ini memiliki cerita yang berbeda dari cerita yang di atas.

Adapun cerita lain disebutkan juga Versi yang lain yang menceritakan sejarah

tradisi ini diawali pada saat meninggalnya seorang raja dalam masyarakat

Simalungun dulunya. Kabar dan perasaan duka tentu dialami oleh keluarga

kerajaan dan bahkan rakyat kerajaan tersebut. Dan lebih sedih lagi adalah sang

permaisuri ataupun istri raja yang tidak dapat merelakan kepergian sang raja.

Adapun alasan utama sang permaisuri tidak merelakan suaminya tersebut

disebabkan oleh “kejantanan” sang raja dalam melayani sang permaisuri. Oleh

alasan itulah permaisuri tidak dapat merelakannya hingga rakyat pun resah dengan

kondisi jenazah sang raja yang sudah mulai mengeluarkan bau tidak sedap. Untuk

itu salah seorang dukun di kerajaan itu mencari inspirasi agar dapat mengubur

jenazah sang raja, dan singkat cerita terpikirlah untuk menarikan tari lucu dengan

menggunakan topeng dan juga burung enggang di depan kerajaan. Dengan

dilaksanakannya salah satu ide dukun ini, akhirnya perhatian sang permaisuri

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

40

tertuju kepada hiburan tari toping-toping dengan huda-huda ini. Sehingga dengan

diam-diam rakyat mengubur jenazah sang raja, sampai akhirnya sang permaisuri

mengetahuinya dan menerimannya.

Secara fungsional dapat dilihat persamaan dari kedua cerita tersebut yang

menjelaskan digunakannya tari toping-toping ini untuk menghibur sang

permaisuri raja dan dengan konsep dalam situasi duka atau atas meninggalnya

seorang putra raja maupun rajanya. Sejarah dari tradisi ini yang sampai saat ini

diyakini oleh masyarakat Simalungun dan terlebih pengaplikasiannya terhadap

aktivitas budaya yang dilakukan. Tradisi toping-toping hingga saat ini masih

tetap digunakan oleh masyarakat Simalungun dengan konsep-konsep ritual dan

musikal yang menunjukkan identitas dari sejarah yang membawanya hingga

sekarang.

3.2 Upacara Sayur Matua

Dalam kehidupan manusia ada kelahiran, tumbuh menjadi dewasa dan

akhirnya meninggal dunia. Hal ini merupakan proses alam yang telah terjadi

sejak adanya manusia di atas bumi. Semua manusia tak seorangpun yang yang

dapat menolak kematian, yang merupakan sebuah akhir dari kehidupan dan

interaksinya dalam kehidupan sosial dalam bermasyarakat.

Bagi masyarakat Simalungun kematian seseorang layak untuk dihormati

dan diselesaikan dalam acara adat istiadat. Kematian salah satu anggota keluarga

dapat meninggalkan kesedihan yang sangat dalam. Namun ada kalanya kematian

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

41

dapat menjadi sebuah kebanggan bagi keluarga yang ditinggalkan, misalnya orang

yang meninggal tersebut telah sayur matua.

Sayur matua adalah orang yang meninggal dunia di saat dia telah memiliki

anak yang semuanya sudah berkeluarga dan juga memiliki cucu dari masing-

masing anaknya. Pada situasi seperti ini biasanya kematiannya menjadi

kebanggan bagi keluarga yang ditinggalkan. Orang yang meninggal dalam

keadaan sayur matua dianggap telah sempurna menurut adat Simalungun.

Dengan demikian sudah selayaknya dilaksanakan upacara adat na gok19

Toping-toping dalam upacara sayur matua dilakukan pada acara mangiliki,

yaitu sebuah acara yang dipersiapkan oleh pihak keluarga yang kemalangan untuk

menyambut kedatangan sanak keluarga yang akan melayat. Mangiliki adalah

.

Ada dua kegiatan yang dilaksanakan pada saat upacara sayur matua yaitu

acara mandingguri dan mangiliki. Mandingguri dilakukan pada malam hari

sampai dini hari. Acara mandingguri adalah acara menggendangi orang

meninggal dan terlihat bahwa keluarga yang ditinggalkan tidak sedih tetapi

bangga dan terharu karena orangtua mereka telah sayur matua. Mangiliki

dilakukan pada siang hari, acara ini ditujukan untuk menyambut tamu yang

datang. Pada acara ini dipertunjukan toping-toping.

3.2.1 Toping-toping dalam Upacara Sayur Matua

19Adat na gok adalah semua komponen adat dapat dipakai karena orang yang bersangkutan sudah pantas untuk mendapatkannya

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

42

sebuaah acara yang diawali dengan keluarga mendiang (suhut) berbaris di depan

rumah. Tujuannya adalah untuk menyambut kedatangan pihak keluarga mertua

dari yang meninggal (tondong). Kegiatan ini ditandai dengan dibuatnya titik

pertemuan antara suhut dan tondong. Titik pertemuan itu berupa kain putih atau

ulos yang dibentangkan di atas tanah. Kegiatan ini diiringi dengan gual, yaitu

gual huda-huda.

Pada acara ini pihak suhut dan tondong masing-masing sudah

mempersiapkan toping-toping mereka. Biasanya pihak tondong akan membawa

toping-toping dari dareah asal mereka. Hal ini dipersiapkan untuk mengantisipasi

jika di tempat tujuan, mereka tidak menemukan orang yang mampu untuk

memainkan toping-toping. Toping-toping dari pihak suhut maju ke titik pertemuan

tepat dihadapan pohak suhut dan melakukan gerakan menyembah. Gerakan

menyembah ini adalah gerakan dengan merapatkan kedua belah telapak tangan di

depan dada.

Dalam situasi ini terlihat bahwa toping-toping mencerminkan

penghormatan kepada pihak tondong. Setelah selesai menyembah pihak

tondong,toping-toping menyodorkan sirih yang di dalamnya berisi sejumlah uang

yang diletakkan di atas piring. Kemudian pihak tondong menari dengan

membawa ulos ragi pane20dan bulang21

20Ulos ragi pane adalah ulos yang digunakan dalam pesta adat oleh masyarakat Simalungun. Ulos ini dipakai dengan cara disarungkan oleh seseorang kepada yang akan memakainya dalam suatu proses adat dan yang biasa memakainya adalah pria. Ulos ini berwarna dasar kebiru-biruan. 21Bulang adalah penutup kepala yang berbentuk sedemikian rupa. Warnanya ada yang coklat, biru, dan violet. Bahan kainnya biasanya sama dengan bahan kain ulos.

yang akan diserahkan kepada pihak suhut.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

43

Setelah itu barulah toping-toping dari pihak tondong mulai menari dan

menerima porong berisi sirih dan uang dari toping-toping pihak suhut,

dilanjutkan dengan membuka sirih yang berisi uang yang dihadapan pihak

tondong22. Setelah membuka sirih biasanya toping-toping akan terlihat sedang

marah karena merasa uang yang berada dalam lipatan sirih tersebut masih kurang

jumlahnya. Toping-toping akan berbalik seolah-olah meminta agar uang tersebut

ditambah lagi oleh pihak suhut sambil mengembalikan piring yang berisi sirih dan

uang. Pihak suhut akan menambah uang ke dalam sirih, dan menyerahkan

kembali sirih beserta piringnya, kegiatan seperti ini akan terjadi berulang-ulang,

dan toping-toping tidak akan pernah merasa puas23

Setelah anak yang diserahkan oleh pihak suhut diterima oleh toping-toping

dari pihak tondong, barulah pihak tondong memberikan ulos ragi pane dan bulang

.

Toping-toping akan merasa puas jika pihak suhut menyerahkan salah satu

anak mereka untuk dijadikan menantu. Hal inilah yang sebenarnya diinginkan

oleh toping-toping. Ini dianggap bertujuan untuk meneruskan tali persaudaraan,

mereka merasa bahwa kematian anggota keluarga mereka tersebut dapat

menyebabkan putusnya tali persaudaraan diantara mereka. Dalam upacara

kematian masyarakat Simalungun terlihat ada upaya yang bertujuan untuk selalu

mempersatukan keturunan agar selalu berhubungan.

22 Dalam adat Simalungun menetapkan bahwa penyambutan ini pihak suhut dan pihak tondong tidak dapat berkomunikasi secara langsung, namu diperantarai oleh toping-toping. Salah satu ciri khas acara membuka sirih ini adalah pembuka sirih biasanya topeng laki-laki. 23 Dalam upacara adat Simalungun, pemberian uang tidak akan pernah cukup, selalu saja kurang.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

44

beserta tinombu24

24 Bambu yang berisi ayam yang telah dipotong-potong. Ayam ini sudah dimasak sebelumnya.

. Setelah selesai penyerahan barang-barang tersebut maka pihak

suhut dan pihak tondong bersama-sama masuk ke dalam rumah untuk

mengelilingi jenazah sambil menari dan tetap diiring dengan musik. Setelah itu

pihak tondong menutupi jenazah tersebut dengan kain putih.

Acara selanjutnya dala acara mangilikiini adalah penyambutan pihak

sanina (saudara semarga). Pihak sanina membawa uang sebagai sumbangan yang

diletakkan di dalam mangkuk, dan juga makanan yang diisi ke dalam bambu yang

disebut tombuan. Pada saat penyambutan ini toping-toping turut berpartisipasi,

untuk menerima persembahan yang dibawa oleh pihak sanina juga masih diiringi

dengan gual huda-huda. Setelah selseai penyerahan barang, bersama-sama

mereka masuk ke dalam rumah untuk melayat sambil menari. Dalam acara ini

tidak ada kegiatan tawar-menawar seperti yang dilakukan pihak suhut kepada

pihak tondong. Acara untuk sanina ini diakhiri dengan penyelimutan jenazah dan

memberikan kata-kata nasihat.

Selesai penyambutan pihak sanina, maka dilanjutkan dengan menyambut

pihak boru. Toping-toping masihturut serta untuk menyambutpihak boru. Pihak

boru biasanya akan membawa biasanya akan membawa ulos pangolat (pangolat

maksudnya adalah penahan), dan ulos ini mereka pergunakan masuk ke dalam

rumah. Pihak boru juga menyelimuti jenazahdengan kain putih dan dilanjutkan

dengan menyampaikan kata-kata penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

45

Setelah semua kegiatan ini selsesai barulah toping-toping menghibur

orang-orang yang melayat. Mereka mengawali aksi menghibur mereka dengan

terlebih dahulu menjenguk pihak keluarga yang berduka, maka penari toping-

toping beraksi dengan tingkah lucu mereka untuk menghibur orang-orang yang

datang ataupun yang berada di sekitar lokasi acara tersebut. Sekali-kali toping-

toping akan menari dengan serius, baru kemudian mereka melanjutkan dengan

tingkah lucu.

Acara terakhir dari upacara sayur matua ini adalah acara penguburan. Ini

dianggap sebagai akhir dari acara mangiliki. Acara penguburan meliputi

mengantar ke kuburan dan mengubur mayat. Dalam acara ini toping-toping turut

untuk mengiringi sampai ke kuburan sambil menari-nari dan tetap diiringi dengan

musik.

3.3 Toping-toping dalam Pesta Rondang Bittang

Pesta rondang bittang adalah pesta rutinitas bagi masyarakat Simalungun

yang diadakan setiap tahunnya. Pesta rondang bittang pertama kali digelar pada

tahun 1980, sehingga sebenarnya sudah berlalu selama 33 tahun belakangan ini.

Tapi pada tahun 2000 sampai tahun 2005 pesta rondangbittang tidak dilaksanakan

karena keputusan kepemerintahan Simalungun pada saat itu, sehingga pesta ini

dinyatakan sebagai pesta rondang bittang ke-28. Pada dasarnya pesta rondang

bittang ini merupakan suatu acara untuk muda-mudi yang dilakukan setelah

musim panen, hal ini dilakukan untuk mengucap syukur kepada Sang Pencipta.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

46

Dan awalnya acara ini juga dimanfaatkan sebagai sarana perjodohan bagi para

muda-mudi Simalungun. Perjodohan di sini maksudnya adalah dengan adanya

acara pesta rondang bittang ini maka biasanya seluruh muda-mudi masyarakat

Simalungun turut serta dalam acara ini, sehingga mereka dapat berkomunikasi

ataupun berkenalan dengan satu sama lain. Hal inilah yang mendukung

terbentuknya pesta rondang bittang ini hingga sekarang.

Dalam pesta rondang bittang, tidak hanya urusan muda-mudi saja yang

digunakan untuk setiap acaranya. Melainkan dalam acara ini semakin dituntut

untuk melestarikan dan mengembangkan aktivitas dan kreativitas kebudayaannya

sendiri untuk tetap hidup. Bentuk aktivitas dan kreativitas masyarakat

Simalungun yang digunakan dalam acara pesta rondang bittang ini berupa kreasi-

kreasi tradisi masyarakat Simalungun seperti seni musik, seni tari, seni bela diri,

seni sastra, dan seni tradisi masyarakat kerajaan Simalungun dulu.

Untuk mengikuti jalan tulisan ini, maka penulis akan melihat kreasi tradisi

masyarakat Simalungun yang menampilkan seni tari terkhusus objek penelitian

penulis yaitu tari toping-toping. Tari toping-toping dalam pesta rondang bittang

dipertunjukkan secara khusus untuk mendukung acara pelestrian budaya

Simalungun dengan cara memperlombakan kesenian ini. Acara ini didukung oleh

masyarakat Simalungun dengan menyediakan satu kelompok penari toping-toping

di setiap kecamatannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

47

3.3.1 Jalan Pertunjukan Toping-toping dalam Pesta Rondang Bittang

Toping-toping dalam pesta rondang bittang dipertunjukkan dengan cara

memperlombakan kesenian ini untuk memicu semangat masyarakat Simalungun.

Dalam pertunjukan toping-toping pada pesta rondang bittang di mana pertunjukan

tersebut dilakukan secara bergilir mengingat pertunjukan ini disajikan dalam

bentuk kompetisi. Setiap kelompok penarinya sudah memiliki nomor urut yang

sudah ditentukan oleh panitia untuk mempertunjukkan tariannya di panggung

yang sudah disediakan.

Pertunjukan toping-toping dalam pesta rondang bittang di Saribudolok

dilakukan pada sore hari di hari kedua mengingat padatnya jadwal lain yang akan

dilaksanakan. Panggung yang sudah disediakan oleh panitia pesta rondangbittang

juga tersedia seperangkat ensambel gonrang sipitu-pitu yang digunakan untuk

mengiringi pertunjukan toping-toping. Dan di atas panggung juga sudah lengkap

dengan tiga orang juri yang akan menilai pertunjukan di setiap kelompoknya.

Pada saat dimulainya pertunjukan, penari toping-toping terlebih dahulu

mempersiapkan diri di bawah panggung sambil menunggu pertunjukan partangis-

tangis. Pertunjukan partangis-tangis merupakan pertunjukan utama yang

dilakukan untuk mendatangkan pertunjukan penari toping-toping. Jadi konsepnya

adalah seteelah pertunjukan partangis-tangis maka dilakukanlah pertunjukan

toping-toping, dengan kata lain pertunjukan toping-toping ditampilkan karena

pertunjukan partangis-tangis disajikan. Partangis-tangistersebut pada umumnya

seorang perempuan. Partangis-tangis akan menangisi sebuah patung yang

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

48

dianggap sebagai mayat suaminya yang telah meninggal sehingga akan

menunjukkan rasa duka terhadap partangis-tangis. Sedangkan penari toping-

toping menunggu tanda bunyi musik yang dimainkan di bawah panggung untuk

memulai pertunjukannya.

Adanya tanda yang diberikan oleh pemain musik melalui bunyi permainan

sarune menjadi tanda pembuka masuknya penari toping-toping. Pertunjukan

toping-toping diawali dengan masuknya para penari di dalam panggung sementara

musik dimainkan, partangis-tangis juga belum menyelesaikan pertunjukannya.

Penari yang pertama kali menaiki panggung adalah penari huda-huda yang

selanjutnya diikuti oleh kedua penari toping-toping lainnya. Jadi pada saat itu ada

tiga pertunjukan yaitu pertunjukan partangis-tangis, pertunjukan toping-toping,

dan pertunjukan ensambel gonrang sipitu-pitu.

Gambar: pertunjukan awal tari toping-toping

Penari huda-huda naik ke atas panggung

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

49

Gambar: Pertunjukan toping-toping, musik dan partangis-tangis

Dalam iringan musik gonrang sipitu-pitu, para penari toping-toping menari

mengelilingi partangis-tangis dan dengan tujuan toping-toping semula yaitu untuk

membujuk partangis-tangis. Gerakan improvisasi maupun gerakan khas

Simalungun ditarikan oleh toping-toping maupun huda-huda dalam mengelilingi

partangis-tangis. Sedangkan aksi membujuk partangis-tangis dilakukan oleh

ketiga penari tersebut dan pada umumnya diawali oleh bujukan atau anggukan

dari penari huda-huda dengan menundukkan kepala huda-huda ke depan wajah

partangis-tangis. Kemudian seolah-olah dihiraukan oleh partangis-tangis,

datanglah penari toping-toping yang datang untuk membantu membujuk

partangis-tangis. Adapun aksen yang ditunjukkan oleh penari toping-toping

adalah aksi yang akan menimbulkan canda bagi para penonton seperti penari

toping-toping yang seolah-olah ikut menangis, melakukan gerakan lucu, dan juga

aksen yang menarik perhatian.

Pertunjukan musik

Pertunjukan toping-toping

Pertunjukan partangis-tangis

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

50

Gambar: Penari toping-toping membuat adegan lucu

Setelah pertunjukan partangis-tangis selesai, pada saat itulah penari toping-toping

kembali membujuk partangis-tangis tersebut untuk tidak bersedih lagi. Di sinilah

peran penting penari toping-toping yaitu membujuk partangis-tangis dan

mengajaknya untuk ikut menari.

Gambar: penari toping-topingdan huda-huda membujuk partangis-tangis

Aksen penari toping-toping yang menangis

Penari toping-toping dan huda-huda membujuk partangis-tangis

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

51

Partangis-tangis telah menyelesaikan pertunjukannya sehingga partangis-tangis

tersebut ikut menari dengan penari toping-toping lainnya. Dalam selang waktu

tersebut para penari toping-toping termasuk partangis-tangis akan menari untuk

memberikan aksen lucu yang menarik perhatian para juri. Dan dalam kesempatan

itu para penari mencoba meminta sumbangan kepada juri berupa uang dengan

menggodanya melalui tari khas Simalungun ditambah dengan gerakan dan aksen

lucu tadi yang mengundang juri untuk menari juga.

Gambar: Aksi penari toping-toping

Kegiatan para penari toping-toping dilanjutkan dengan permintaan sumbangan

kepada juri baik itu dilakukan oleh penari toping-toping, huda-huda, dan bahkan

partangis-tangis. Hal itu dilakukan sambil menari-nari di atas panggung hingga

menjadi akhir pertunjukan toping-toping. Setelah itu para penari toping-toping

juga partangis-tangis turun dari atas panggung.

Penari toping-toping meminta uang kepada juri

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

52

Gambar: Penari toping-toping meningalkan panggung sekaligus mengakhiri

pertunjukan

3.3.2 Pendukung Pertunjukan

Sebuah pertunjukan harus didukung oleh beberapa pendukung pertunjukan

agar pertunjukan tersebut dapat berjalan dengan baik. Beberapa pendukung

pertunjukan, yaitu adanya penari, pemain musik dan penonton. Pendukung

tersebut memiliki peran penting untuk penyajian tari toping-toping ini yang akan

menciptakan rasa seni tradisi tersebut.

3.3.2.1 Penari

Penari merupakan bagian penting dalam pertunjukan toping-toping karena

penarilah yang memegang peranan penting dalam pertunjukan toping-toping.

Penari ini terdiri dari tiga orang, diantaranya dua orang penari toping-toping dan

Penari toping-toping turun dari atas panggung

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

53

satu orang penarihuda-huda. Dari hasil pengamatan penulis bahwa banyaknya

penari dalam penyajian tari toping-toping pada umumnya hanya tiga orang baik

itu dalam upacara sayurmatua maupun dalam pesta rondang bittang.

3.3.2.2 Pemain musik

Pertunjukan toping-toping yang disajikan dalam pesta rondang bittang

diiringi dengan ensambel gonrang sipitu-pitu. Adapun pemain musiknya terdiri

dari lima orang pemain musik, diantaranya satu orang memainkan sarune bolon,

satu orang memainkan mong-mongan, satu orang memainkan ogung, dan dua

orang memainkan gonrang.Kelima pemain musik ini memiliki bagian masing-

masing dalam memainkan komposisinya untuk mengiringi penyajian tari toping-

toping tersebut.

3.3.2.3 Penonton

Menurut Sal Murgiyanto (1996:156), pertunjukan adalah sebuah

komunikasi yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, pengirim pesan merasa

bertanggung jawab pada seseorang atau lebih penerima pesan, dan kepada sebuah

tradisi seperti yang mereka pahami bersama melalui sepeerangkat tingkah laku

yang khas. Komunikasi akan terjadi jika pengirim pesan (pelaku pertunjukan)

benar-benar mempunyai maksud (intention) dan penonton memiliki perhatian

(attention) untuk menerima pesan. Dengan kata lain, dalam sebuah pertunjukan

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

54

harus ada pemain (performer), penonton (audience), pesan yang dikirim dan cara

penyampaian yang khas.

Berdasarkan pernyataan Sal Mugriyanto tersebut, maka jelas bahwa

penonton merupakan salah satu pendukung pertunjukan. Karena sebuah

pertunjukan tidak sempurna tanpa adanya penonton. Para pemain juga tidak tahu

kemana pesan pertunjukan mereka dapat disampaikan jika tidak ada penerima

pesan (penonton).

Dalam pertunjukan toping-toping pada pesta Rondang Bittang XXVIII di

Saribu Dolok, dihadiri oleh penonton yang berasal dari seluruh kecamatan yang

berada di kabupaten Simalungun dan orang-orang di luar etnis Simalungun. Pesta

rondang bittang merupakan pesta rakyat tahunan Simalungun, sehingga mayoritas

yang mengikuti acara tersebut adalah masyarakat Simalungun, walaupun beberapa

diikuti oleh penonton dari etnis lain. Dalam pertunjukan tari toping-toping, para

penonton diposisikan dengan mengelilingi bagian depan panggung ditambah

jajaran dari depannya sehingga memudahkan para penonton untuk melihat

pertunjukan tari toping-toping tersebut.

3.3.3 Perlengkapan Pertunjukan

Beberapa perlengkapan perlu dipersiapkan sebelum dimulainya

pertunjukan toping-toping. Sehingga perlengkapan ini nantinya akan mendukung

jalannya pertunjukan dan menambah daya tarik pertunjukan. Perlengkapan dalam

pertunjukan toping-toping diantaranya: panggung, kostum, dan alat musik yang

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

55

dimainkan. Keseluruh perlengkapan tersebut akan saling melengkapi satu sama

lain.

3.3.3.1 Panggung

Panggung merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam sebuah

pertunjukan, karena panggung merupakan tempat dimana sebuah pertunjukan

dilaksanakan. Keindahan dan keselarasan panggung dengan materi yang akan

dipertunjukan dapat menjadi sebuah kesuksesan sebuah pertunjukan. Dengan

demikian panggung dapat juga merupakan salah satu pendukung pertunjukan.

Pertunjukan toping-toping pada pesta Rondang Bittang XXVIIIdipentaskan

di atas panggung yang berada di lapangan. Panggung didekorasi sedemikian rupa

dengan hiasan-hiasan, sperti spanduk, lighting25

25 Lampu warna-warni yang diprogram sedemikian rupa yang berfungsi untuk penerangan, menambah keindahan dan kemegahan sebuah panggung.

, bunga-bunga, dan umbul-umbul

beornamentasi Simalungun.

Spanduk dipasang sebagai background panggung, bertuliskan ”Selamat

datang Pesta Rondang Bittang XXVIII” disertai dengan foto bupati Simalungun

bersama istri. Lighting dipasang di bagian depan dan belakang panggung.

Bunga-bunga diletakkan di bagian depan bawah panggung dan umbul-umbul

berada mengelilingi kerangka depan panggung dengan komposisi warna hitam,

merah dan putih berhiaskan ornamentasi Simalungun.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

56

Alat-alat musik tradisional berada di bagian kanan belakang panggung,

disusun sejajar menghadap penonton. Di atas pangung juga terdapat keyboard

Yamahadengan stand dan berada di sudut kiri sejajar dengan alat musik tradisi.

3.3.3.2 Kostum

Dalam sebuah pertunjukan, kostum dibutuhkan untuk meningkatkan

kualitas pertunjukan. Dengan demikian kostum juga menjadi salah satu faktor

yang harus dipertimbangkan baik dari segi kesesuaian dan kebutuhannya.

Kostum dalam petunjukan toping-toping telah dipersiapkan sesuai dengan

kebutuhan para pemain yang memerankan tokoh-tokoh didalamnya. Dalam

pemilihan kostum disesuaikan dengan topeng yang digunakan, misalnya

topingdaboru, walaupun yang memerankannya adalah seorang pemain pria

namun dia harus tetap mengenakan kostum wanita yang dalam hal ini adalah

pakaian adat Simalungun. Sama halnya dengan pemeran topingdalahi yang

memang mengenakan kostum pria yang juga merupakan pakaian adat

Simalungun. Kostum burung juga dibuat sedemikian rupa, yang disesuaikan

dengan ukuran kerangka burung.

3.3.3.2.1 Pakaian Toping Dalahi

Penaritoping dalahi merupakan penari yang menggunakan topeng berparas

laki-laki dan sekaligus penarinya adalah seorang laki-laki. Topingdalahi memakai

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

57

pakaian polang-polang yang merupakan pakaian khas masyarakat Simalungun

yang terdiri dari tiga warna yaitu merah, hitam, putih dan hanya dipakai oleh

kaum pria Simalungun. Bentuk pakaian ini seperti kemeja dan celana panjang

bermotif garis-garis (merah, hitam, put ih). Adapun makna yang ditunjukkan

dengan warna khas Simalungun yaitu merah, putih, hitam memberikan arti yang

khusus untuk menunjukkan bagaimana karakter masyarakat Simalungun. Merah

artinya berani, yang menunjukkan kegagahan seseorang akan dirinya yang berani.

Putih artinya jujur, yang menunjukkan seseorang yang memiliki kejujuran hati.

Hitam artinya sakti, yang menunjukkan seseorang yang memiliki kekuatan

ataupun kesaktian.

Selain polang-polang masih ada komponen lain yang digunakan untuk pakain

toping dalahi yaitu hadang-hadang dan baul-baul. Hadang-hadang merupakan

semacam kain gendongan yang diletakkan di bagian bahu sebelah kanan penari.

Baul-baul adalah bakul yang diletakkan di bahu sebelah kanan yang melintang

secara diagonal yang digunakan sebagai tempat beras untuk memberikan berkat

kepada orang dengan cara melemparkannya ke sekelilingnya. Baul-baul ini juga

kadang digunakan sebagai tempat uang yang didapat dari hasil sumbangan yang

diberikan oleh penonton.

Sedangkan pada toping dalahi hanya menggunakan ijuk pada kepalanya

yang diisyaratkan sebagai rambut si penari toping-toping yang juga menggunakan

kain hitam sebagai penutup bagian belakang kepala si penari.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

58

3.3.3.2.2 Pakaian Toping Daboru

Penari toping daboru merupakan penari yang menggunakan topeng

berparas wanita. Adapun komponen-komponen yang digunakan oleh pakain

penari ini adalah toluk balanga, hatirongga, suri-suri,dan baul-baul. Toluk

balanga adalah baju yang dikenakan oleh penari toping wanita yang bercorak

warna hitam. Hatirongga adalah bawahan pakaian toping wanita atau rok yang

digunakannya yang diikat di bagian pinggang penari. Kainnya bercorak warna

merah yang bermotifkan hiou Simalungun. Suri-suri adalah ulos tradisional

Simalungun yang diletakkan melintang pada bagian bahu kanan. Baul-baulyang

digunakan oleh penari toping-toping sama fungsinya dengan baul-baul yang

digunakan oleh penari toping dalahi seperti yang dijelaskan di atas.

Sedangkan pada topeng yang dikenakan oleh penari toping daboru

terdapat juga anting-anting yang dilekatkan pada telinga topeng tersebut yang

disebut purih-purih. Purih-purih ini digunakan untuk menambah kesan penari

toping-toping sebagai seorang wanita atau menjadi identitas sebagai seorang

wanita. Pada topeng tersebut juga ditempelken ijuk di bagian ujung wajah atas

toping daboru yang diisyaratkan sebagai rambut penari toping-toping dan juga

kain hitam yang menutupi bagian belakang kepala penari..

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

59

3.3.3.2.3 Pakaian Huda-huda

Huda-huda memakai kain berwarna merah, hitam dan putih yang dijahit

menjadi satu untuk menutupi seluruh kerangka yang terbuat dari rotan. Pada

bagian ekor dibuat juga kain berwarna merah, hitam dan putih. Ekornya terbuat

dari sebatang rotan yang panjangnya ± 1 meter. Bagian kepala pada awalnya

terbuat dari kepala burung enggang hingga saat ini sudah jarang digunakan kepala

asli burung enggang karena susahnya mendapatkan burung enggang dan sekarang

yang banyak digunakan kepala burung enggang yang terbuat dari kayu yang

sudah diukir. Adapun komponen-komponen yang menjadi pelengkap di bagian

kepala huda-huda adalah bambu yang dibentuk seperti jari-jari dengan bulu ayam

yang sudah ditempeli sehingga mengibaratkan rambut si huda-huda, pada bagian

bambu berbentuk jari-jari itu pula ditempelkan germanik, di bagian leher

diikatkan sebuah kiring-kiring, dan benang yang diikatkan di paruh burung

enggang tersebut. Rambut huda-huda tersebut terbuat dari rangka bambu yang

ditempel dengan bulu ayam sehingga memberikan kesan seekor burung karena

pada penari huda-huda hanya menggunakan kepala burung enggang. Germanik

merupakan anting-anting yang digunakan huda-huda yang diletakkan tepat pada

bagian rambut huda-huda yang berwarna merah hitam putih. Kiring-kiring

adalah kerincing yang diikatkan pada bagian leher huda-huda dan ini digunakan

sebagai tanda akan pergerakan huda-huda sehingga saat huda-huda berjalan

maupun menari kerincing tersebut akan berbunyi. Benang yang digunakan pada

paruh burung enggang dihubungkan menembus badan huda-huda sehingga

benang tersebut dapat dipegang oleh penari huda-huda dari dalam baju huda-

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

60

huda. Setelah benang tersebut sudah dipegang, maka penari huda-huda tersebut

dapat menggerakkan kepala burung enggang ke kiri maupun ke kanan.

3.3.3.3 Alat Musik Yang Dimainkan

Dalam mengiringitoping-toping dipakai ensambel musik tradisional

Simalungun yaitu gonrang sipitu-pitu. Gonrang sipitu-pitu ini terdiri dari satu

buah sarune bolon (double reeds aerophone), tujuh buah gendang (double head

membranophone), dua buah mong-mongan (idiophone), dan dua buah ogung

(idiophone). Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan satu persatu dari

masing-masing instrumen tersebut

3.3.3.3.1 Gonrang

Gonrang termasuk dalam klasifikasi membranophone, terdiri dari tujuh

buah gendang yang disusun sejajar atau digantung pada sebuah rak yang sesuai

nada do-re-mi-fa-sol-la-si. Alat musik ini terbuat dari kayu resse atau kayu

nangka dan kulit lembu atau kambing

3.3.3.3.2 Sarune Bolon

Sarune bolon adalah alat musik yang masuk dalam klasifikasi aerophone

yang memiliki lidah ganda (double reeds aerophone). Ini diambil menurut sistem

klasifikasi oleh Curt Sach dn Hornbostel (1980:18). Dalam ensambel gonrang

sipitu-pitu, sarune merupakan pembawa melodi yang dimainkan oleh satu orang.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

61

Sarune terbuat dari kayu silastom yang memiliki enam buah lubang yang

sejajar dengan bibir bagian atas dan satu buah lubang sejajar dengan bibir bagian

bawah jika dilihat dalam posisi memainkannya. Sarune juga memiliki penahan

bibir yang terbuat dari tempurung kelapa berbentuk bulat berdiameter ± 3,5 cm.

Sarune menggunakan dua buah reed (lidah getar) yang terbuat dari daun kelapa.

Pada bagian ujung sarune terdapat bambu yang disambung dengan badan sarune

yang disebut sigumbang.

3.3.3.3.3 Mong-mongan

Mong-mongan termasuk dalam klasifikasi idiophone, sejenis gong berpencu

yang terbuat dari perunggu atau kuningan. Mong-mongan merupakan pembawa

tempo yang dimainkan oleh satu orang. Mong-mongan terdiri dari sibanggalan

dan sietekan. Mong-mongan sibanggalan memiliki keliling 63 cm, gari

tengahnya 19 cm, pencunya 6 cm, dan tebalnya 3 cm. Mong-mongan sietekan

memiliki keliling 53,5 cm, garis tengah 16 cm, pencu 4 cm, dan tebalnya 2,5 cm.

3.3.3.3.4 Ogung

Ogung juga termasuk dalam klasifikasi idiophone, terbuat dari logam dan

mempunyai pencu. Ogung merupakan pembawa tempo yang dimainkan oleh satu

orang. Dalam ensambel gonrang sipitu-pitu, ogung terdapat dua buah yang

disebut ogung sibanggalan dan ogung sietekan.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

62

BAB IV

ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA KELOMPOK

TOPING-TOPING

Analisis yang dilakukan oleh penulis akan memberikan petunjuk dan

pengarahan terhadap bagaimana pertunjukan toping-toping ini disajikan.

Kemudian tulisan ini akan dijelaskan berdasarkan hasil dokumentasi penulis yang

didapat dari lapangan yang akan disesuaikan dengan hasil kerja laboratorium.

Sesuai dengan asumsi yang diberikan Nettl (1964:131) bahwa hasil dokumentasi

inilah yang akan dijadikan sebagai media untuk mengkomunikasikan pengetahuan

musik dan tari terhadap pembaca dengan menggambarkannya dalam bentuk pola

visual.

Analisis dalam tulisan ini akan melihat pertunjukan tari toping-toping dari

beberapa aspek yang turut membentuk tari ini baik dari segi komposisi yang

mendukungnya. Adapun beberapa komposisi yang penulis maksud adalah tari

toping-toping tersebut, pertunjukan tari toping-toping tersebut, dan musik yang

digunakan untuk mengiringi tari tersebut. Dengan komposisi tersebut maka

penulis akan membentuk sebuah morfologi yang akan membantu para pembaca

dalam memahami dan mengamati objek penelitian penulis. Pertunjukan dalam

hal ini akan menunjukkan tiga kelompok pemaintoping-toping sehingga dapat

melihat pokok permasalahan tulisan ini yang melihat aspek pertunjukannya secara

khusus. Pemaparan dalam bab III akan membantu dalam melihat bagaimana

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

63

konsep pertunjukan toping-toping ini dalam bentuk penyajian upacara dengan

penyajian oleh ketiga kelompok pemain toping-toping ini dalam konsep penyajian

non-upacara. Sehingga dalam melihat pertunjukannya penulis mengajak pembaca

untuk melihat bagaimana perbandingan yang ditunjukkan dalam penyajian tari

toping-toping dalam dua konsep yang berbeda dengan fokus terhadap satu kajian

pertunjukan tari dengan konsep non-upacara (dalam hal ini ditunjukkan dalam

pesta rondang bittang) dengan tiga kelompok pemain toping-toping. Untuk itu

dalam bab ini penulis akan memfokuskan tulisan terhadap komposisi yang

digunakan penyajian ketiga kelompok pemaintoping-toping yang disajikan dalam

bentuk pertunjukan non-upacara dengan “duplikasi” tari toping-toping yang

disajikan dalam bentuk upacara.

4.1 Proses Analisis

Dalam pemaparan kalimat pengantar di atas telah penulis sebutkan bahwa

dalam menjelaskan penganalisisan pertunjukan penulis akan bergantung terhadap

komposisi yang mendukung pertunjukan tersebut yaitu pertunjukan tari, tari

tersebut, dan musik yang digunakan dalam mengiringi tari tersebut. Dalam proses

penganalisisan dalam tulisan ini akan dilakukan berdasarkan teori yang digunakan

dalam membahas pokok permasalahan yang sesuai dengan bahan kajian yang

diperoleh dari objek penelitian ini.

Untuk menganalisis pertunjukantoping-toping, maka penulis

menggunakan teori yang disebutka oleh Milton Sieger (dalam MSPI, 1996:164-

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

64

165) bahwa pertunjukan selalu memiliki (1) waktu pertunjukan yang terbatas, (2)

awal dan akhir, (3) acara kegiatan yang terorganisir, (4) sekelompok pemain, (5)

sekelompok penonton, (6) tempat pertunjukan, (7) kesempatan untuk

mempertunjukkannya. Kemudian pertunjukan ini juga didukung oleh komponen-

komponen upacara seperti tempat upacara, waktu upacara, alat-alat upacara, dan

orang yang melakukan dan memimpin upacara. Penulis akan menjelaskan aspek-

aspek yang turut membentuk pertunjukan ini dalam bentuk data yang tertulis

dengan pemaparannya untuk menunjukkan pemahaman terhadap tradisi ini.

Dalam penganalisisan pertunjukan ini penulis menggunakan analisis dalam bentuk

tabel untuk mempermudah dalam memahami unsur-unsur yang ada di dalam

pertunjukan tersebut dengan melihat per-aspek yang turut membentuknya.

Mengingat objek penelitian melihat perbedaan antara tiga kelompok pemain

toping-toping maka penulis berinisiatif untuk memberikan penjelasan

pertunjukannya dalam bentuk laporan tabel bagaimana aspek-aspek pendukung

tersebut mempengaruhi pertunjukan tari tersebut.

Dalam meneliti gerak tari, penulis akan mendeskripsikannya dalam bentuk

dan pola dengan menggunakan terminologi-terminologi yang penulis dapat

selama di lapangan. Mengingat kajian ini tidak melihat secara detail gerak tari

yang digunakan maka penulis akan menjelaskannnya dengan beberapa lambang

yang dapat menunjukkan pola gerak tari toping-toping yang digunakan. Sesuai

dengan pendekatan yang disebutkan oleh Soedarsono (1972:81-98) bahwa tari

merupakan seni yang memiliki substansi dasar yaitu gerak yang telah diberi

bentuk ekspreaif di mana gerak tersebut memiliki hal-hal yang indah dengan di

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

65

dalamnya mengandung maksud-maksud tertentu dan mengandung maksud-

maksud simbolis dalam membentuknya. Untuk itu penulis akan menunjukkan

dalam pendeskripsian gerak tari toping-toping tersebut melalui data yang penulis

dapat di lapangan dengan hasil pendokumentasian penulis.

Untuk membahas aspek musik yang disajikan dalam mengiringi tari ini

penulis akan menggunakan proses transkripsi musik dengan notasi barat

mengingat notasi ini sifatnya sangat umum digunakan dalam penulisan musik

dalam studi etnomusikologi. Untuk pentranskripsian musik, Nettl memberikan

sebuah pendekatan untuk menganalisis musik yang dilihat dari perbendaharaan

nada, ritem, modus, nada dasar, bentuk, dan tempo.

4.2 Analisis Pertunjukan Toping-toping

Sebelumnya penulis mengingatkan kembali kepada pembaca dengan bab

sebelumnya yang menjelaskan pesta rondang bittang di Saribu Dolok tempat

lapangan penelitian penulis. Karena hal ini membantu melihat pendeskripsian

lokasi dan tempat objek penelitoian penulis yang penulis bahas dalam tulisan ini.

Kembali dalam objek penelitian, bahwa pertunjukan toping-toping yang

ditampilkan dalam pesta rondang bittang adalah pertunjukan seni yang

ditampilkan dalam konsep non-upacara yang sifatnya “competity” dengan

menunjukkan pertunjukan seni yang “sebenarnya” dalam konteks upacara yaitu

upacara mangiliki. Untuk membantu pemahaman ini tentu harus mengerti

konteks upacara mangiliki dalam upacara sayurmatua (lihat bab III).

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

66

Pertunjukan yang ditampilkan dalam pesta rondang bittang tersebut

menunjukkan satu keutuhan tradisi budaya dalam bentuk kompetisi antar

kecamatan di kabupaten Simalungun, sehingga penulis melihat tiga sampel yang

dijadikan sebagai bahan objek penelitian. Pertunjukan inilah yang dianalisis

dalam bentuk tabel dengan format penjelasan berupa hasil yang didapat dari

lapangan. Tentu dalam hal ini penulis membuat suatu patokan secara objektif

dengan kajian utama yang menunjukkan sebuah tradisi tari yang digunakan dalam

prospek tradisional yaitu sebuah tradisi lokal (Simalungun). Untuk itu penulis

melihat tradisi tari yang digunakan dalam suatu bentuk upacara kebudayaan

Simalungun yang merupakan suatu norma tradisi dialihfungsikan dalam bentuk

pertunjukan yang sifatnya pertunjukan saja. Adapun laporan yang disajikan

merupakan suatu bentuk morfologi yang menyusun secara keseluruhan

pertunjukantoping-toping yang disajikan dalam pesta rondang bittang tersebut.

Berikut penulis lampirkan tabel yang menunjukkan analisis dalam konteks

pertunjukannya dengan pola yang mengikuti pertunjukan toping-toping yang

“asli”nya. Hasil ini penulis dapat berdasarkan studi lapangan yang diteliti penulis

dan juga hasil wawancara dengan informan.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

67

Morfologi

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

Musikal (aspek ini menunjukkan bagaimana musik dipertunjukkan dengan melihat secara objektif instrumen musik yang mengiringi tari toping-toping)

Ciri khas gual huda-huda ini adalah bunyi sarune yang dimainkan, pada saat sarune dimainkan dengan alunan yang panjang dan bergelombang maka penari huda-huda akan meggoyangkan kepala mengikuti irama.

Huda-huda mengikuti irama permainan sarune apalagi pada saat dimainkannya alunan yang panjang dan bergelombang tersebut. Tetapi aksen penari toping-toping lebih banyak ditunjukkan.

Pada kelompok ini lebih memperhatikan bunyi gonrang dengan gerakan yang mengikuti tempo panggualnya. Aksen sarune yang panjang dan bergelombang dimainkan tetapi tetap mengutamakan gerak dan tempo gual.

Konsep (aspek ini memperhatikan deretan pertunjukan tari toping-toping dengan perhatian khusus waktu yang digunakan dalam pertunjukan dan secara umum mendeskripsikan penyajian pertunjukannya

Deretan pertunjukannya dimulai dari pertunjukan partangis-tangis, musik+tari toping-toping/ huda-huda, huda-huda membujuk partangis-tangis, toping-toping mengajak partangis-tangis

Pertunjukan dimulai dengan masuknya partangis-tangis yang diiringi dengan permainan musik gonrang sipitu-pitu , musik berhenti ketika martangis-tangis, kemudian musik+tari toping-toping/ huda-huda, toping-toping membujuk dan mengajak partangis-tangis

Pertunjukan dimulai dari partangis-tangis, kemudian musik+tari toping-toping/ huda-huda, penari toping-toping membujuk partangis-tangis dan mengajak partangis-tangis

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

68

Instrumen (aspek ini menunjukkan konsep musik secara fisik yang dilihat dari instrumen yang digunakan untuk mengiringi tari toping-toping dalam upacara maupun non-upacara/hiburan)

Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu-pitu dengan pemain gonrang sebanyak dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang dan pemain ogung satu orang.

Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu-pitu dengan pemain gonrang dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang, dan ogung satu orang

Instrumen yang digunakan adalah ansambel gonrang sipitu-pitu dengan pemain gonrang dua orang, sarune satu orang, mongmongan satu orang, dan ogung satu orang

Fungsi (Dalam hal ini dapat dilihat objek penelitian yang mengacu terhadap tari toping-toping yang digunakan dalam pertunjukan non-upacara dengan melihat fungsinya secara umum dan secara khusus dengan pertunjukan toping-toping yang disajikan dalam bentuk non-upacara

Pesta rondang bittang merupakan pesta perayaan masyarakat Simalungun yang dilakukan setiap tahunnya dengan menunjukkan pertunjukan seni budaya Simalungun. Tari toping-toping ditampilkan dalam pesta rondang bittang untuk mengisi acara pertunjukannya, hingga jelas tari ini ditampilkan untuk acara hiburan dengan tujuan untuk pelestarian kebudayaan. (wawancara dengan penari kelompok I)

Adapun kegiatan ini (menari toping-toping) digunakan tidak semata-mata untuk hiburan melainkan menambah kesadaran masyarakat Simalungun akan budayanya, mengingatkan apabila ada seseorang yang meninggal di saat uzur tetap menggunakan tradisi ini. (wawancara kelompok II)

Kelompok ini megikuti acara pesta rondang bittang untuk mendukung pesta rakyat yang dilakukan masyarakat Simalungun setiap tahunnya. Pada saat seperti ini mereka banyak bertemu dengan keluarga-keluarga jauh yang belum sempat beertemu (wawancara dengan kelompok III)

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

69

Properti (aspek ini melihat alat-alat pendukung yang digunakan dalam menyajikan tari toping-toping dengan bentuk proses penyajiannya maupun dalam bentuk materialnya

Properti yang digunakan oleh penari , yaitu penari toping-toping daboru yang menggunakan baju kebaya lengkap dengan suri-suri, tandok, topeng berparas wanita yang terbuat dari tanah liat dengan kain hitam yang menutupi bagian kepala topeng dengan ijuk yang dianggap sebagai rambutnya. Sedangkan penari topeng dalahi mengenakan pakaian bermotifkan hiou Simalungun juga mengikatkan hiou di badannya secara diagonal, menggantungkan bahul-bahul , dan memakai topeng yang terbuat dari tanah liat berparas pria dengan kain putih yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda-huda mengenakan pakaian merah putih bergaris dengan sarung yang menutupi sebagian badan dan kakinya, dan jelas penari ini berkepala burung

Properti yang digunakan penari, yaitu penari toping daboru menggunakan kebaya dengan suri-suri, memakai topeng berparas wanita yang terbuat dari tanah liat, dengan kain hitam yang menutupi kepalanya lengkap dengan ijuk yang diibaratkan sebagai rambutnya. Sedangkan penari toping-toping dalahi menggunakan pakaian polang-polang dengan hiou diikat di badannya, menggantungkan bahul-bahul, dan memakai topeng berparas pria yang terbuat dari tanah liat dengan kain hitam yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda-huda ditutupi dengan kain motif warna Simalungun merah hitam putih seluruh badan. Pakaian pemusik tidak

Properti yang digunakan penari,yaitu penari toping-toping daboru yang menggunakan topeng berparas wanita, baju kemeja hitam lengan panjang dengan memakai rok bermotif hiou Simalungun, dan juga memakai hiou yang dikenakaan di bagaian lengan kanannya. Penutup kepala daboru menutupi bagian belakang kepala dengan kain hitam merah. Sedangkan toping-toping dalahi menggunakan topeng berparas pria lengkap dengan hiou yang diselendangkan saja di bagian kanan bahu, di situ juga digantungkan bahul-bahulnya. Pada topeng dalahi ini ditempelkan juga ijuk yang menyerupai rambutdengan kain hitam yang menutupi bagian kepalanya. Penari huda-huda masuk ke panggung dengan uang menempel di paruhnya. Motif perah hitam putih

Universitas Sumatera Utara

Page 82: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

70

enggang yang digerakkan dengan benang dari balik baju penari tersebut. Properti penari yaitu lengkap dengan seragam pemusik juga menggunakan gotong yang menjadi simbol sebagai pemusik.

seragam, dan hanya pemain sarune yang mengenakan gotong.

yang jadi warna khas Simalunugn menutupi badan pemain huda-huda seperti yang lainnya. Adapun topeng pada kelompok ini terbuatdari plastik dengan warna merah tua. Pemusik menggunakan pakaian yang seragam lengkap dengan gotongnya.

Ritual (hal ini merupakan sebuah persyaratan dalam pertunjukan tari toping-toping pra-penyajiannya dengan menunjukkan aspek religius yang terkandung di dalamnya

Tidak ada ritual khusus yang digunakan untuk acara hiburan seperti di pesta rondang bittang.

Tidak ada ritual yang digunakan pada saat menampilkan tari ini.

Tidak ada ritual yang digunakan dalam menampilkan tari tradisi toping-toping.

4.3 Analisis Tari

Pada pertunjukan tari toping-toping dapat dilihat beberapa gerakan yang

menjadi khas dari tari tersebut. Adapun beberapa gerakan tersebut telah penulis

analisis melalui gerak yang ditampilkan yang pada umumnya ada dan sering

muncul dalam pertunjukan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 83: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

71

Berikut pembagian gerakan yang ditampilkan tari toping-toping dalam pesta

rondang bittang di Saribu Dolok.

a. Mangondok, gerakan ini ditunjukkan oleh penari toping-toping dengan

menekukkan lutut kakinya dengan gerakan naik dan turun.

b. Manerser, gerakan ini ditunjukkan oleh penari toping-toping dalam menari

untuk menghibur partangis-tangis. Gerakan ini dilakukan dengan

menginjitkan ujung telapak kai bagian jari-jari dan menggerakkan pangkal

telapak kaki ke kiri dan ke kanan sekaligus mangondok mengikut i irama

musik.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

72

c. Lakkah sitolu-tolu, gerakan ini ditunjukkan oleh penari huda-huda pada

saat berjalan mengelilingi partangis-tangis. Gerakan ini dilakukan dengan

melangkah sebanyak tiga kali yang dimulai dari langkah kaki kiri dengan

memberikan aksen gerak langkahpada langkah ketiga.

d. Marsombah, gerakan ini ditunjukkan oleh penari toping-toping wanita.

Gerakan ini dilakukan dengan merapatkan kedua telapak tangan menjadi

satu kemudian menggerakkannya pada bagian kepala dengan tidak

melewati batas kepala.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

73

e. Mangembas, gerakan ini ditunjukkan oleh penari toping-toping dalam

kebanyakan pertunjukannya. Khusus bagi toping-toping pria, gerakan

telapak tangan di bawah kepala (ukurannya sejajar dengan telinga),

gerakannya bebas ke segala arah, satu di bagian atas, satu lagi di bagian

bawah atau tangan dua-duanya sejajar ketika badan membungkuk atau

sesudah dan sebelum menyembah. Sedangkan untuk toping-toping

wanita, gelakan salah satu telapak tangannya berada dekat di dada (tengah)

sedangkan yang satunya lagi di bawah bergerak ke depan-belakang atau ke

samping kiri-kanan dan kadang nanik-turun atau langsung naik ke atas

mendekati dada untuk menggantikan tangannya yang sebelumnya di atas.

f. Dihar, gerakan ini ditunjukkan oleh penari toping-toping yang digunakan

untuk candaan untuk penonton. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan

silat atau bela diri.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

74

g. Gerak bebas, gerakan ini ditunjukkan oleh semua penari tersebut di mana

adanya gerakan improvisasi agar pertunjukan tersebut tidak monoton dan

ini digunakan untuk hiburan canda saja.

4.4 Analisis Musik

Dalam bagian tulisan ini, penulis akan menganalisis musik yang

mengiringi tari toping-toping pada pesta rondang bittang. Hal ini dapat dilihat

hubungan dari kajian penulis yang membahas aspek pertunjukan tari toping-toing

yang didukung dengan instrumen musik yang mengiringinya. Sebab kedua hal ini

Universitas Sumatera Utara

Page 87: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

75

(musik dan tari) merupakan bagian terikat yang saling mendukung untuk

pertunjukan kesenian. Dalam terjemahan Rizaldi Siagian dengan buku

Anthropology Music oleh Alan P. Meriam dijelaskan bahwa musik dan tari

merupakan komponen yang tidak dipisahkan yang disebabkan adanya hubungan

sebab akibat di dalamnya. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa musik untuk

mengiringi tari toping-toping ini juga memiliki pengaruh terhadap pola gerak tari

walaupun sebenarnya gerak yang ditampilkan kebanyakan improvisasi.

Adapun alat musik yang digunakan untuk mengiringi pertunjukan tari

toping-toping tersebut sudah dijelaskan sebelumnya yaitu sarune, gonrang, gong,

dan mongmongan. Beberapa alat musik ini adalah alat musik yang tergolong

ansambel gonrang sipitu-pitu yang digunakan khusus untuk

mengiringipertunjukan tari toping-toping ini. Tapi dalam kesempatan kali ini,

penulis hanya mentranskrip alat musik sarune sebagai penghasil melodi

mengingat peran melodi sarune ini mempengaruhi pola gerak penari.

Penganalisisan musik yang dilakukan musik mengikuti pendekatan yang dibuat

oleh Bruno Nettl yang melihat beberapa kriteria perbendaharaan nada yang

terkandung dalam permainan melodi sarune tersebut.

Dalam hal ini penulis mentrasnkripsi melodi sarune dengan unsur-unsur yang di

dalamnya seperti tangga nada, wilayah nada, kontur, dan formula melodi.

1. Tangga nada

Tangga nada dalam hasil transkripsi ini meliputi nada-nada yang

dimainkan dalam melodi sarune dan nada-nada yang dimaksud merupakan

Universitas Sumatera Utara

Page 88: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

76

nada-nada pokok yang jelas terdengar. Sehingga penulis menuliskan

terlebih dahulu nada-nada yang dipakai dalam permainan melodi sarune

tersebut. Adapun melodi yang dimainkan memiliki tangga nada Bes-B-F-

Fis-As-A-Bes’-Des-D-Es-E-F’.

2. Wilayah nada

Wilayah nada dalam hal ini adalah nada-nada yang dimainkan oleh melodi

sarune dengan melihat frekuensi antara nada terendah dengan nada

tertinggi. Berdasarkan hasil transkripsi penulis maka dapat ditentukan

wilayah nadanya adalah Bes-F’.

3. Kontur

Kontur merupakan alur melodi dalam permainan sarune, dengan ini

didukung pendekatan oleh Malm yang dapat dilihat dari beberapa jenis

yaitu:

a. Ascending, yaitu garis melodi yang sifatnya naik dari nada yang

rendah ke nada yang tinggi.

b. Descending garis melodi yang sifatnya turun dari nada yang tinggi ke

nada yang rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

77

c. Pendulous, garis melodi yang sifatnya melengkung dari nada yang

rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian kembali ke nada yang

lebih rendah, atau sebaliknya dari nada yang lebih tinggi ke nada yang

lebih rendah dan kembali ke nada yang lebih tinggi.

d. Terraced, garis melodi yang sifatnya berjenjang seperti anak tangga

dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi, kemudian

bergerak sejajar lalu bergerak ke nada yang lebih tinggi dan seterusnya

akirnya berbentuk seperti anak tangga.

e. Statis, yaitu garis melodi yang sifatnya tetap bergerak dalam ruang

lingkup yang terbatas.

Dan berdasarkan hasil transkripsi penulis, maka dapat ditentukan bahwa

kontur dari melodi sarune tersebut adalah pendulous yang menggunakan

nada yang mengayun mulai dari nada rendah ke nada tinggi kembali lagi

ke nada yang rendah kemudian kembali lagi ke nada yang tinggi.

Perhatikan contoh melodi berikut ini.

Maka dihasilkan grafik nada seperti di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

78

4. Formula melodi

Ada beberapa karakter yang ditawarkan oleh Nettl dalam menentukan

bentuk melodi dalam satu komposisi yaitu dengan memperhatikan unsur-

unsur melodi yang etrkandung di dalamnya baik itu berdasarkan

pengulangan frasa, pengulangan ritem, trasnposisi, ataupun kesatuan

dalam teks dalam musik. Untuk itu penulis membagikannya dalam bentuk

frasa sehingga dapat melihat motif pada melodi yang dimainkan sarune

tersebut.

Perhatikan frasa melodi berikut ini.

Frasa A

Frasa B

Frasa A’

Frasa B’

Universitas Sumatera Utara

Page 91: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

79

Frasa C

Frasa D

Frasa E

Jadi pola formula melodi yang digunakan dalam permainan sarune ini adalah A,

B, A’, B’, C, D, dan E.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tari toping-toping dalam masyarakat Simalungun merupakan sebuah

tradisi yang sebenarnya sudah hidup dan dibudayakan sejak zaman kerajaan

Simalungun dulunya (lihat kembali sejarahnya di Bab III). Seperti dalam objek

penelitian penulis yang melihat perkembangan dan perubahan tradisi ini yang

dibuat dalam suatu konsep pertunjukan hiburan dalam pesta rondang bittang.

Pertunjukan toping-toping ini pada awalnya disajikan dalam upacara sayurmatua

yang kemudian mengalami perkembangan yang disajikan dalam bentuk

nonupacara dalam pertunjukan seni sebagai hiburan. Sehingga dapat dilihat

bagaimana pertunjukan tari toping-toping yang digunakan dalam pesta rondang

bittang dengan aspek perbedaan-perbedaan yang ditampilkan setiap kelompok

penari toping-toping yang kini menjadi objek penelitian penulis.

Adapun perbedaan-perbedaan yang ditunjukkan di setiap kelompok penari

tersebut menunjukkan sebuah perubahan ataupun perkembangan yang terjadi

dalam tradisi toping-toping tersebut, di mana suatu pertunjukan dalam upacara

disajikan dalam pertunjukan non-upacara. Sejumlah norma tradisi tidak

diikutsertakan dalam pertunjukan toping-toping yang disajikan dalam pesta

rondang bittangtersebut, sehingga untuk melihat perbedaannya penulis melihat

dengan acuan pertunjukan toping-toping yang disajikan dalam upacara

Universitas Sumatera Utara

Page 93: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

81

sayurmatua. Pertunjukan toping-toping yang disajikan dalam bentuk hiburan

memberikan suatu bentuk perbedaan baik itu dengan pertunjukan “aslinya”

maupun dengan pertunjukan yang disajikan beberapa kelompok tersebut. Dapat

dilihat dari analisis yang dibuat oleh penulis melalui tabel dengan morfologi yang

menjadi aspek perbedaan yang terjadi dari beberapa kelompok tersebut. Sehingga

dalam konteks pertunjukan tari toping-toping dalam pesta rondang bittang yang

merupakan pertunjukan yang kompetitif, maka saat itulah kemampuan juri untuk

menilai setiap pertunjukan yang ditampilkan.

Melalui aspek-aspek yang dijadikan sebagai bahan perbandingan maka

dapat dilihat dari tiga kelompok yang penulis jadikan sebagai sampel objek

penelitian, menyajikan pertunjukan toping-toping yang mendekati, hampir

mendekati, dan tidak mendekati dalam konteks pertunjukan toping-toping dalam

upacara sayurmatua. Dapat dilihat dari penyajian struktur musikalnya sama

namun pengaruh yang terjadi antara bagian musikal dengan bagian gerak tari yang

disajikan tentu berbeda. Begitu juga yang terjadi dalam aspek lainnya (perhatikan

tabel dalam bab IV analisis) yang menunjukkan bagaimana setiap kelompok

menyajikan konsep pertunjukan yang berbeda, gerak yang berbeda, dan bahkan

properti yang digunakan sewaktu menyajikan pertunjukan tari tersebut.

Ssehingga penulis penulis melihat adanya perbedaan yang harus dibandingkan

dan adanya perubahan yang juga harus diperhatikan walaupun secara fungsional

dua konsep pertunjukan yang berbeda (pertunjukan rondang bittang dan

pertunjukan sayurmatua).

Universitas Sumatera Utara

Page 94: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

82

5.2 Saran

Suatu bentuk kemajuan yang terjadi dalam masyarakat Simalungun yang

mengangkat sebuah tradisi kebudayaan menjadi sebuah kebutuhan dalam aktivitas

kehidupan berbudayanya. Dapat dilihat dalam aktivitas tahunan yang

dilaksanakan dalam pesta rondang bittang bahwa pertunjukan toping-toping

sudah dijadikan menjadi sebuah pertunjukan seni dengan konsep hiburan.

Walaupun kenyataannya budaya tersebut seharusnya disajikan dalam konsep

upacara sayurmatua dengan memberikan ungkapan sakral atau norma tradisi

tertetu.

Melihat perkembangan zaman baik dari segi kesenian maupun sistem

kemasyarakatan, pertunjukan toping-toping disajikan dalam bentuk hiburan

sebaiknya lebih dipertahankan. Tidak hanya dalam pertunjukan yang diadakan

dalam pesta rondang bittang, seharusnya pertunjukan seni ini lebih dikembangkan

dalam kaum muda yang kini sudah mengalami ketidaksadaran akan pentingnya

tradisi kebudayaan. Sedangkan pertunjukan toping-toping yang diadakan dalam

bentuk upacara seharusnya lebih ditekankan lagi kepada masyarakatr Simalungun

untuk tetap menggunakan tradisi ini sesuai dengan norma tradisi yang

digunakann.

Untuk itu dengan mengetahui suatu tradisi kebudayaan seperti ini, baik itu

melalui tulisan ini maupun sistem tradisi yang sudah diketahui oleh masyaraklat

Simalungun mampu melestarikan atau bahkan mengembangkan tradisi

Universitas Sumatera Utara

Page 95: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

83

kebudayaan terkhusus dengan objek penelitian yaitu tari toping-toping dapat

merangsang kesadaran masyarakatnya akan pentingnya kesenian ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 96: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

86

DAFTAR PUSTAKA

Department of Education and Culture Directorat General of Culture North

Sumatera Government Museum

1994 The Simalungunesse Traditional Musical Instruments

Dermawan, dkk

2012 Sejarah Etnis Simalungun

Edi, Sedyawati

1981 Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta, Pustaka Jaya

Hutagalung, Flora

2003 Analisis Pertunjukan Tari Piring pada Upacara

Perkawinan Adat Masyarakat Minangkabau di Kota Medan. Medan:

Skripsi USU

Koentjaraningrat

1990 Pengantar Antropologi. Jakarta, Rineka Cipta

Malm, William. P

1976 Traditional Music Of The Pasific and The Near East.

New Jersey: Prectice-Hall

Universitas Sumatera Utara

Page 97: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

87

Merriam, Alan P

1964 The Anthropology of Music. Chicago: Northwestern

University Press

Nettl, Bruno

1964 Theory and Method in Ethnomusicology. New York

The Free Press of Glenco

Purba, Kenan

1996 Adat Istiadat Simalungun. Pematang Siantar: Bina Budaya

Simalungun

Sal, Mugiarto

1996 Cakrawala Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas-Batas Dan Arti

Pertunjukan. Yogyakarta, Jurnal MSPI

Saragih, Rudi

1998 Studi Deskriptif Toping-Toping Simalungun dalam

Bentuk Pertunjukan oleh Sanggar Inggou. Medan,

Skripsi USU

Universitas Sumatera Utara

Page 98: ANALISIS PERTUNJUKAN TOPING-TOPING OLEH TIGA … · Tambak), dan Tanah Jawa (Sinaga). 6Setelah datangnya pemerintahan Belanda, keempat kerajaan Simalungun sebelumnya

88

Siger, Milton

1996 Cakrawal Pertunjukan Budaya Mengkaji Batas dan Arti

Pertunjukan. Yogyakarta, Jurnal MSPI

Sipayung, Juniadi

2013 Mengenal Tortor dan Hagualon Simalungun. Jakarta, Bhatara

Guru

Soedarsono

1972 Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta,

ASTI Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara