Date post: | 16-Mar-2019 |
Category: | Documents |
View: | 227 times |
Download: | 0 times |
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 31-54
31 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)
When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk
ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/
Analisis Perlakuan Akuntansi atas Aset Tetap Berdasarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07
pada Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
Hendi Rohendi1, Kamalah Saadah2
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
[email protected],[email protected]
Corresponding author. [email protected],[email protected]
Copyright2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi
Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
Abstract. This study aims to determine the suitability of the accounting treatment of fixed assets
based on statements of government accounting standard (PSAP) no. 07 at Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung. The method used in this research is qualitative with comparative descriptive
approach. Data collection used in this research is interviews and documentation. Data analysis
technique in this research using technique analysis of Miles and Huberman model. The results of
this study show that Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung has applied accounting treatment for fixed
assets (PSAP No. 7). However, in the notes to the financial statements there are still some incomplete
disclosures, such as disclosure of fixed asset value changes in detail, as in the purchase of property
and equipment. The method of depreciation of property, plant and equipment is in accordance with
PSAP No. 7 but not yet adjusted to the asset group where asset retains a different pattern of
consumption.
Keywords: Analysis, Accounting Treatment, Fixed assets, PSAP 07
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi atas aset tetap
berdasarkan pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAP) No. 07 pada Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan deskriptif komparatif. Pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model
Miles and Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung telah menerapkan perlakuan akuntansi atas aset tetap yakni PSAP No. 7 dengan baik, akan
tetapi dalam catatan atas laporan keuangan masih terdapat beberapa pengungkapan yang belum
lengkap diantaranya adalah pengungkapan perubahan nilai aset tetap secara detail, seperti halnya
dalam pembelian aset tetap. Metode penyusutan aset tetap telah sesuai dengan PSAP No. 7 akan
tetapi belum disesuaikan dengan kelompok asset dimana asset tetap memiliki pola konsumsi yang
berbeda.
Kata Kunci : Analisis, Perlakuan Akuntansi, Aset Tetap, PSAP 07
mailto:[email protected],[email protected]
HENDI ROHENDI; Analisis Perlakuan Akuntansi atas Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) No. 07 pada Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
32 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
PENDAHULUAN
Prinsip yang harus dipenuhi
dalam tata kelola pemerintahan (Good
Governance) adalah sistem yang
transparan, akuntabel, adil demokratis,
partisipasi, dan tanggung jawab (Alamsyah,
2010:3). Hal ini mendorong pihak
pemerintah untuk semakin meningkatkan
tata kelola pemerintahannya melalui
perwujudan kualitas laporan keuangan
yang handal. Upaya yang dilakukan
pemerintah dengan menerapakan good
governace ini terindikasi dengan
banyaknya peran yang ikut dilibatkan,
cirinya adalah proses pemerintahan
melibatkan banyak aktor dan tidak ada
aktor yang mendominasi, kekuasaan tidak
bersifat hierarkis tetapi lebih bersifat
jejaring, batas-batas antara sektor publik
dan sektor privat menjadi kabur (Kennett,
2008: 3-6).
Kualitas laporan keuangan
diwakili oleh perolehan pendapat audit
dengan wajar tanpa pengecualian, akan
tetapi hal ini bukanlah perkara mudah bagi
setiap kementerian negara. Fenomena dapat
terlihat dalam laporan hasil pemeriksaan
(LHP) atas laporan keuangan pemerintah
pusat (LKPP) tahun 2014 beberapa
kementerian negara belum bisa
menunjukan kinerja yang maksimal, hal ini
terlihat bahwa dalam beberapa kementerian
negara mendapat hasil audit dengan
pendapat wajar dengan pengecualian.
Berikut adalah data terkait dengan
perkembangan pendapat audit dalam lima
tahun terakhir :
Tabel 1. Perkembangan Opini Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)
dan LKBUN 2010-2014
Opini Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Wajar Tanpa pengecualian (WTP) 50 61 62 65 62
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) 25 17 22 19 18
Tidak Memberikan Pendapat (TMP) 2 2 3 3 7
Tidak Wajar (TW) - - - - -
Jumlah Entitas Pelaporan 77 80 87 87 87
Sumber : Laporan Hasil Pemeriksan BPK RI No.74/LHP/XV/05/2015
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 31-54
33 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017
Berdasarkan tabel 1 dapat kita
soroti bahwa masih ditemukan kinerja yang
belum maksimal yang terwakili oleh
pendapat hasil audit, dimana wajar dengan
pengecualian mencapai 21% dan tidak
memberikan pendapat sebesar 8%.
Pendapat audit ini akan mencerminkan
kepatuhan intansi atau satuan kerja dalam
menjalankan operasionalnya terhadap
kriteria yang telah ditetapkan, hal ini sesuai
dengan kontribusi yang terkandung dalam
pengertian audit dimana audit merupakan
proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti
mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan
dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Konrath, 2005). Salah satu
yang dapat menyebabkan hal ini terjadi
adalah perlakuan akuntansi yang diterapkan
di kementerian ini belum sesuai dengan
standar akuntansi pemerintahan, dimana
tentunya penerapan perlakuan akuntansi ini
harus meliputi semua akun yang akan
disajikan dalam laporan keuangan tersebut.
Salah satu akun yang menjadi perhatian
dalam temuan BPK ini adalah aset tetap.
Berdasarkan LHP BPK atas LKPP
tahun 2014 terkait dengan aset tetap
terdapat beberapa permasalahan yang
timbul, diantaranya adalah permasalahan
yang sama di tahun 2013 terkait dengan
aset tetap terulang kembali di tahun 2014,
aset tetap belum dicatat dalam neraca dan
dikoreksi, aset tetap yang diperoleh tahun
2005 belum dilakukan inventarisir dan
penilaian (IP), adanya aset tetap yang tidak
diketahui keberadaannya, terjadi dupliksi
pencatatan aset tetap yang dikoreksi, serta
adanya aset tetap yang belum didukung
dokumen kepemilikan pada 22 kementrian
lembaga (KL). Dari hasil pemeriksaan ini
akan menjadi salah satu indikator dalam
memberikan penilaian terhadap laporan
keuangan suatu instansi, karena penilaian
merupakan kunci untuk laporan keuangan
(Barth, 2007). Permasalahan yang terjadi
terkait dengan aset tetap ini tidak akan
terjadi apabila intansi tersebut dalam
perlakuannya sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan. Akuntansi atas
aset tetap ini diatur dalam pernyataan
standar akuntansi pemerintahan No. 07 dari
lampiran II PP 71 tahun 2010, dimana
dalam PSAP ini didalamnya memuat
perlakuan aset tetap mulai dari pengakuan
sampai dengan penyajian. Permasalahan
terkait dengan aset tetap ini ditemui dalam
salah satu satuan kerja (satker) yang telah
ditetapkan menjadi badan layanan umum
(BLU), seperti halnya di RS. Mata Cicendo
Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan
peneliti menemukan permasalahan terkait
dengan pengelolaan aset tetap, dimana
ditemukan adanya aset yang belum tercatat
dalam rekap barang milik negara (BMN),
aset rusak yang belum dilaporkan, aset
tetap yang belum dilakukan inventarisir dan
penilaian. Permasalahan ini jika dibiarkan
maka akan berdampak pada data yang
tersaji dalam laporan keuangan belum tepat
adanya.
Rumah Sakit (RS) Mata Cicendo
Bandung merupakan Rumah Sakit Khusus
Mata milik Pemerintah Republik Indonesia
yang telah ditetapkan menjadi Rumah Sakit
Khusus Mata kelas A dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
045/Menkes/Per/I/2007 dan pada tahun
2009 Menteri Kesehatan RI dengan surat
Keputusan Nomor 059/MenKes/SK/I/2009
tanggal 16 Januari 2009, menetapkan
Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
sebagai Pusat Mata Nasional (PMN).
Click here to load reader