Top Banner
ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI AUTOCORRELATION BASED REGIOCLASSIFICATION (ACRC) DAN NON-ACRC UNTUK DATA SPASIAL CUT WINA CRISANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
38

ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

Mar 21, 2019

Download

Documents

Ngo Ngo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI

AUTOCORRELATION BASED REGIOCLASSIFICATION

(ACRC) DAN NON-ACRC UNTUK DATA SPASIAL

CUT WINA CRISANA

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile
Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbandingan

Metode Klasifikasi Autocorrelation based Regioclassification (ACRC) dan Non-

ACRC untuk data spasial adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Cut Wina Crisana

NIM G64080054

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

ABSTRAK

CUT WINA CRISANA. Analisis Perbandingan Metode Klasifikasi

Autocorrelation based Regioclassification (ACRC) dan Non-ACRC untuk Data

Spasial. Dibimbing oleh HARI AGUNG ADRIANTO.

Banyak metode untuk pengklasifikasian data termasuk untuk data spasial.

Hal ini membuat kesulitan untuk menentukan metode mana yang baik digunakan

untuk klasifikasi sekumpulan data. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan

kekurangan dalam pengklasifikasian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

metode klasifikasi mana yang baik digunakan untuk data spasial. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah natural breaks, quantile, equal

interval, geometrical interval, dan standar deviasi yang terdapat dalam ArcGIS.

Selain itu, untuk membandingkan digunakan juga Autocorrelation based

Regioclassification (ACRC). Metode ini memerhatikan aspek tetangga sehingga

terdapat outlier. Pengujian untuk menentukan yang terbaik antara kedua metode

tersebut menggunakan Goodness of Variance Fit (GVF) dari masing-masing

metode. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ACRC merupakan metode yang baik

digunakan dengan nilai GVF sebesar 0.924.

Kata kunci: ACRC, ArcGIS, data spasial, GVF

ABSTRACT

CUT WINA CRISANA. Comparative Analysis of Classification Methods based

Regioclassification Autocorrelation (ACRC) and Non-ACRC for Spatial Data.

Supervised by HARI AGUNG ADRIANTO.

Many methods are available for classification of data including spatial data.

This makes it difficult to determine which method is best used to classify a set of

data. Each method has advantages and disadvantages in classification. This study

aims to determine which method is a good classification method is used for spatial

data. The method used in this study include natural breaks, quantile, equal interval,

geometrical interval, and standard deviation found in ArcGIS. In addition, to

compare we also use Autocorrelation based Regioclassification (ACRC). This

method has the aspect of the outlier neighbors. Testing to determine the best

between the two methods uses Goodness of Variance Fit (GVF) of each method.

The results of this study indicate that ACRC is an excellent method used mainly by

GVF value of 0.924.

Keywords: ACRC, ArcGIS, GVF, spatial data

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer

pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

CUT WINA CRISANA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI

AUTOCORRELATION BASED REGIOCLASSIFICATION

(ACRC) DAN NON-ACRC UNTUK DATA SPASIAL

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

Penguji: 1. Firman Ardiansyah, SKom, MSi

2. Rina Trisminingsih, SKom, MT

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Metode Klasifikasi Autocorrelation based

Regioclassification (ACRC) dan Non-ACRC untuk Data Spasial

Nama : Cut Wina Crisana

NIM : G64080054

Disetujui oleh

Hari Agung Adrianto, SKom, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi, MKom

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan judul Analisis Perbandingan Metode Klasifikasi Autocorrelation based

Regioclassification (ACRC) dan Non-ACRC untuk Data Spasial. Penelitian ini

dilaksanakan mulai November 2013 sampai dengan Juli 2014 dan bertempat di

Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga menyampaikan terima kasih dan permintaan maaf kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, yaitu:

1 Ayahanda Teuku Banta Chairullah, Ibunda Cut Rosilawati, serta kakak

tercinta Teuku Gana Cristy, ST dan Cut Gina Rosiana, SKom beserta keluarga

kecilnya yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, dan doa.

2 Bapak Hari Agung Adrianto, SKom, MSi selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3 Bapak Firman Ardiansyah, SKom, MSi dan Ibu Rina Trisminingsih, SKom,

MT yang telah bersedia menjadi penguji.

4 Rekan-rekan di Departemen Ilmu Komputer IPB angkatan 45 atas segala

kebersamaan, canda tawa, dan kenangan indah yang telah mengisi kehidupan

penulis selama di kampus.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pihak lain

yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2014

Cut Wina Crisana

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Pewarnaan Peta 2

Autocorrelation Based Regioclassification 4

METODE 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Studi Pustaka 7

Preprocessing Data 7

Pembentukan Pola Pewarnaan 7

Analisis 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 13

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

DAFTAR GAMBAR

1 Tahapan penelitian 6 2 Interval data standar deviasi 9 3 Hasil klasifikasi non-autocorrelation based regioclassification 10

4 Hasil klasifikasi autocorrelation based regioclassification 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15

4 Pola pewarnaan quantile dan geometrical interval 16

5 Pola pewarnaan peta tematik standar deviasi 17 6 Perhitungan GVF natural breaks non-ACRC 18 7 Perhitungan GVF equal interval non-ACRC 19

8 Perhitungan GVF quantile non-ACRC 20 9 Perhitungan GVF geometrical interval non-ACRC 21

10 Perhitungan GVF standar deviasi non-ACRC 22 11 Perhitungan GVF natural breaks ACRC 23 12 Perhitungan GVF equal interval ACRC 24

13 Perhitungan GVF quantile ACRC 25

14 Perhitungan GVF geometrical interval ACRC 26

15 Perhitungan GVF standar deviasi ACRC 27

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan pemanfaatan data spasial meningkat drastis. Hal ini berkaitan

dengan meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) dan

perkembangan teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulkan data

yang bersifat spasial. Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada

saat ini merupakan salah satu elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai

pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi.

Salah satu bentuk analisis data aplikasi GIS adalah membuat peta tematik.

Dimana peta diberi warna sesuai dengan hasil klasifikasi pada atribut tertentu agar

lebih mudah terlihat pola penyebaran suatu data dalam peta tematik tersebut.

Terdapat beberapa metode klasifikasi yang akan digunakan untuk melakukan

klasifikasi data spasial seperti: metode natural breaks, quantile, equal interval,

geometrical interval, dan standar deviasi yang terdapat dalam software ArcGIS.

Kelima metode tersebut memiliki kekurangan yaitu tidak memperhatikan aspek

tetangga dalam setiap metode klasifikasi. Oleh karena itu perlu ditambahkan

metode Autocorrelation based Regioclassification (ACRC) yang sebelumnya telah

diteliti oleh Loidl dan Traun (2012). Serta Mayrhofer (2012). Metode ACRC dalam

penelitian tersebut menyatakan baik jika digunakan sebagai pembanding dengan

metode klasifikasi lainnya karena metode ACRC ini selain melihat aspek tetangga

namun juga terhitung cepat dalam pembobotan atas akurasi statistik selain itu dapat

menggunakan kedekatan kombinasi klasifikasi lain yang tidak terdapat dalam non-

ACRC. Metode ACRC juga menggunakan metode yang sama seperti non-ACRC

yaitu natural breaks, quantile, equal interval, geometrical interval, dan standar

deviasi.

Masing-masing metode tersebut baik ACRC maupun non-ACRC memiliki

kelebihan dan kelemahan. Dalam penelitian ini metode-metode klasifikasi tersebut

baik secara keseluruhan maupun per metode akan dibandingkan dengan

menggunakan Goodness of Variance Fit (GVF) agar didapat metode pewarnaan

yang baik. Goodness of Variance Fit (GVF) ini mengamati perbedaan antara nilai-

nilai yang diamati dan nilai yang diharapkan.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membandingkan

metode klasifikasi Autocorrelation based Regioclassification (ACRC) dan non-

ACRC untuk data spasial.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini ialah untuk menganalisis

perbandingan metode klasifikasi autocorrelation based regioclassification (ACRC)

dan non-ACRC untuk data spasial yang divisualisasikan dalam bentuk tabel, peta,

dan chart.

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

2

Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai dasar untuk memilih metode yang tepat

dalam klasifikasi data spasial untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu data spasial yang digunakan adalah data

administrasi Kota Jakarta yang mencakup peta wilayah kecamatan beserta data

kepadatan penduduk. Sistem dikembangkan menggunakan ArcGIS 10.2 serta

menggunakan AddIn ACRC, dan hasil visualisasi dalam bentuk tabel, peta, dan

chart.

TINJAUAN PUSTAKA

Pewarnaan Peta

Pewarnaan pada peta ditujukan untuk membedakan wilayah satu dengan

lainnya. Pembagian warna peta, misalnya ditujukan untuk membedakan tingkat

kepadatan populasi kependudukan pada suatu daerah. Metode pembagian warna

pada peta sebagai berikut:

a Natural Breaks

Pengelompokan pola data, dengan nilai dalam kelas memiliki batas-batas

yang ditentukan berdasarkan nilai jangkauan terbesar. Proses pada metode ini

berulang-ulang dan menggunakan break yang berbeda dalam dataset yang

memiliki varians terkecil.

Membagi data berkelompok

Menghitung deviasi kuadrat antar kelas (SDCM) dengan Persamaan (i)

𝑆𝐷𝐶𝑀 = ∑ ∑(𝑥𝑖 − 𝑧0𝑠̅̅ ̅̅ )

2𝑛

𝑖=1

𝑚

𝑠=1

… (i)

Menghitung jumlah kuadrat penyimpangan dari rata-rata (SDAM) dengan

Persamaan (ii)

𝑆𝐷𝐴𝑀 = ∑(𝑥𝑖 − �̅�)2

𝑛

𝑖=1

… (ii)

Mengurangi SDAM dan SDBC

SDBC terbesar dipindahkan ke SDBC terkecil.

Metode ini baik untuk pemetaan nilai yang tidak merata pada histogram

namun kekurangan dari metode ini rentang kelas dirancang untuk satu set data,

sehingga sulit untuk membandingkan peta untuk set data yang berbeda.

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

3

b Quantile

Pengelompokan dengan jumlah fitur yang sama, membandingkan data yang

tidak memerlukan nilai proporsional dari fitur dengan nilai yang sebanding, dan

menekankan posisi relatif antar fitur. Pembagian fitur yang sama dapat dicari

dengan menggunakan Persamaan (iii).

𝑄𝑖 = (𝑛 + 1) (𝑖

𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠) … (iii)

Metode ini baik untuk menekankan posisi suatu data namun berbagai nilai

dapat berakhir di kelas yang sama maupun berbeda sehingga menyebabkan

minimal perbedaan dan melebihkan perbedaan. Untuk mengurangi kesalahan ini

diperlukan peningkatan jumlah kelas.

c Equal Interval

Pengelompokan data ke dalam subrange dengan ukuran yang sama,

menekankan jumlah relatif nilai atribut terhaap nilai lain, dan mempunyai

jangkauan familiar seperti persen atau temperatur. Metode ini lebih mudah untuk

menafsirkan dan menyajikan informasi secara non-teknis namun jika nilai

berkumpul di histogram, mungkin memiliki banyak fitur dalam satu kelas.

Rumus yang digunakan dalam peritungan terdapat dalam Persamaan (iv)

𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐷𝑎𝑡𝑎

𝐶𝑙𝑎𝑠𝑠=

𝑓𝑖𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑓𝑖𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠… (iv)

d Geometrical Interval

Pembagian rentang kelas berdasarkan interval yang memiliki barisan

geometri berdasarkan multiplier dan kebalikannya, meminimalkan jumlah

kuadrat dari elemen per kelas, cocok untuk data kontinu, dan menghasilkan hasil

visual yang menarik dan lengkap. Metode ini meminimalkan jumlah kuadrat dari

elemen per kelas dan setiap rentang kelas memiliki jumlah yang sama dengan

nilai masing-masing kelas dan perubahan antara interval cukup konsisten.

Metode ini merupakan gabungan dari metode natural breaks, quantile, dan equal

interval.

e Standar Deviasi

Masing-masing kelas didefinisikan dengan jarak dari nilai rata-rata dan

deviasi standar dari semua fitur. Pembagian range dapat menggunakan

Persamaan (v) dan Persamaan (vi).

�̅� =∑ 𝑥𝑖

𝑛𝑖=1

𝑛… (v)

𝑆𝐷 = √∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛

𝑖=1

𝑛… (vi)

Metode ini cocok untuk data yang memiliki distribusi normal namun jika

terdapat nilai yang sangat tinggi ataupun rendah hal ini dapat mempengaruhi

mean (Mitchell 1999).

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

4

Autocorrelation Based Regioclassification

Autokorelasi spasial adalah korelasi antara variabel dengan dirinya sendiri

berdasarkan ruang atau dapat juga diartikan suatu ukuran kemiripan dari objek di

dalam suatu rung (jarak, waktu, dan wilayah). Jika terdapat pola sistematik di dalam

penyebaran sebuah variabel, maka terdapat autokorelasi spasial. Adanya

autokorelasi spasial mengindikasikan bahwa nilai atribut pada daerah tertentu

terkait oleh nilai atribut tersebut pada daerah lain yang letaknya berdekatan

(bertetangga) (Chang 2006).

Dalam Mayrhofer (2012) aplikasi ini dibagi menjadi 6 modul yang berbeda

dimana modul A, B, C di implementasikan dalam penelitian Traun dan Loidl (2012).

Modul D merupakan analisis statistik yang diusulkan dalam penelitian sebelumnya.

Modul E menggambarkan bagaimana overlapping diimplementasikan dalam

ArcGIS. Modul F mengilustrasikan solusi untuk membuat grafik yang kompleks

dengan menggunakan layer stacks.

Modul A: Statistik

Mengkalkulasi local Moran’s I (𝐼𝑖), dimana 𝐼𝑖 menunjukkan autokorelasi

spasial nilai lokal dan tetangganya dengan Persamaan (vii).

I𝑖 =𝑥𝑖 − �̅�

𝜎.∑ 𝜔𝑖,𝑗(𝑥𝑖 − �̅�)𝑛

𝑗=1,𝑗≠𝑖

𝜎… (vii)

dengan, 𝜔𝑖,𝑗 merupakan bobot data tersebut. Setelah itu kalkulasi global Moran’s I

dimana I=k dengan mencari mean dari 𝐼𝑖.

Modul B: Proyeksi

Setelah didapatkan k, buat titik koordinat x dan y sehingga dapat

diproyeksikan ke garis regresi global dengan Persamaan (viii) dan Persamaan (ix).

𝑥𝑖 =𝑘𝑦𝑖 + 𝑥𝑖

1 + 𝑘2… (viii)

𝑦𝑖 =𝑘(𝑘𝑦𝑖 + 𝑥𝑖)

1 + 𝑘2… (ix)

Dengan 𝑥𝑖 merupakan nilai fitur atau data tersebut dan 𝑦𝑖 merupakan nilai

tetangganya. Setelah itu kalkulasi kembali index value (i) dengan menggunakan

teorema phythagoras.

Modul C: Klasifikasi

Dalam modul ini mengklasifikasikan nilai atribut asli dan nilai indeks

masing-masing yang berasal dari modul B. Gabungkan hasil klasifikasi nilai lokal

(x) dan klasifikasi nilai indeks (i) menjadi hybrid class (i,x).

Modul D: Mendeteksi Outlier

Salah satu kelemahan dari modul C ke titik ini adalah mengabaikan outlier.

Dengan demikian, kelas visual dengan nilai rendah akan ditingkatkan jika

dikelilingi oleh nilai-nilai yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan outlier dengan

menghitung Z-scores dari 𝐼𝑖 dengan Persamaan (x).

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

5

𝑍𝐼𝑖=

𝐼𝑖 − 𝜇

𝜎… (x)

dengan Z-scores untuk menentukan ukuran umum signifikasi statistik dengan

menghitung local Moran’s I dari masing-masing fitur dan merepresentasikan

dengan standar deviasi. Setelah itu hitung nilai p-value (probability density

function) dengan Persamaan (xi).

𝑝(𝑧) = 1 − ∫1

√2𝜋

𝑧

−𝑧

𝑒−𝑥2

2 𝑑𝑧 … (xi)

Jika 𝐼𝑖 negatif dan p < 0.05 maka disebut outlier.

Modul E: Simbol dan Legenda

Karena ArcMap tidak mendukung overlapping, maka diperlukan suatu

algoritme yang memberikan warna dan label untuk masing-masing fitur dan kelas

secara manual.

Pertama, semua fitur diurutkan menurut hybrid class. Kemudian, semua

fitur akan melingkar dan setiap hybrid class yang terjadi untuk pertama kalinya

akan ditambahkan ke class render (komponen yang nantinya visualisasi fitur

menurut aturan tertentu). Semua hybrid class dalam kelompok yang sama

(komponen spasial yang sama) akan diberi warna yang sama. Semua kelas yang

overlapping yang dilengkapi dengan label yang menunjukkan perbedaan antara

kelas lokal dan kelas atributif (misalnya x-kelas: 5, i-kelas: 4 → label: +). Hal ini

menunjukkan bahwa nilai spasial (warna) kelas biasanya akan berada di kelas yang

lebih tinggi.

Modul F: Grafik

Modul grafik berperan sebagai tambahan untuk menambah pemahaman tentang

metode yang mendasari.

METODE

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut

berupa data vektor peta administrasi Kota Jakarta Selatan mencakup kecamatan

serta data demografi meliputi kepadatan penduduk pada tahun 2010 (BPS 2010).

Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Penjelasan dari tahapan metode penelitian ini sebagai berikut:

1 Studi Pustaka

Mencari literatur-literatur yang dapat digunakan sebagai rujukan yang

sesuai dengan kebutuhan dari penelitian ini. Jurnal yang mendasari penelitian

oleh Loidl dan Traun (2012) dan Mayrhofer (2012).

2 Preprocessing Data

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

6

Pada tahap ini data yang didapat sebelumnya di-clip dan ditambahkan atribut

yang diperlukan dalam penelitian ini.

Gambar 1 Tahapan penelitian

3 Pembentukan Pola Pewarnaan

Dalam tahapan ini, data yang telah didapatkan setelah preprocessing data

dipetakan atau diklasifikasikan dengan berbagai metode klasifikasi yang

terdapat dalam software ArcGIS itu sendiri seperti natural breaks, quantile,

equal interval, geometrical interval, dan standar deviasi serta menggunakan

plug in ACRC dengan metode yang sama seperti dalam ArcGIS. Dimana hasil

yang didapatkan berupa pola pewarnaan yang berbeda untuk setiap metode.

Kelas yang digunakan untuk masing-masing metode yaitu 5 hal ini karena untuk

metode klasifikasi standar deviasi menggunakan 1 std jadi oleh ArcGIS kelas

terbagi menjadi 5.

4 Analisis

Setelah mendapatkan pola pewarnaan dari masing-masing metode

klasifikasi dilakukan analisis dan dicari Goodness of Variance Fit (GVF)

dengan Persamaan (xii).

𝐺𝑉𝐹 = 1 −∑ ∑ (𝑥𝑖𝑗 − �̅�𝑗)

2𝑁𝑗

𝑖=1𝑘𝑗=1

∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑁𝑖=1

… (xii)

GVF ini menghitung kebaikan suatu metode setelah diberikan pewarnaan.

Setelah mencari GVF untuk masing-masing metode, dilakukan perbandingan

untuk semua metode klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini.

Mulai

Pembentukan Pola

Pewarnaan

Preprocessing Data

Selesai Analisis

Studi Pustaka

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pustaka

Studi pustaka yang dilakukan yaitu mencari dan mempelajari literatur yang

digunakan sebagai rujukan dari penelitian ini. Jurnal yang mendasari penelitian ini

diteliti sebelumnya oleh Loidl dan Traun (2012) dan Mayrhofer (2012) yang

menyempurnakan penelitian sebelumnya. Pada penelitian tersebut peneliti ingin

melihat dampak ACRC dalam cartographic classification, yaitu ACRC tersebut

dibandingkan dengan metode klasifikasi klasik yaitu natural breaks dan quantile.

Hasil dari penelitian ini, ACRC merupakan metode yang secara signifikan

mengurangi kompleksitas visual peta choropleth dan pendekatan klasifikasi

diuraikan secara eksplisit serta mempertimbangkan sifat dasar dari data spasial.

Selain itu metode ini baik juga digunakan sebagai pembanding dengan algoritma

klasifikasi lainnya.

Preprocessing Data

Data awal yang berupa peta administrasi Pulau Jawa berdasarkan kecamatan

di clip sehingga hanya diambil untuk wilayah Kota Jakarta menggunakan software

ArcGIS 10.2. Setelah itu, dihapus beberapa atribut yang tidak diperlukan dalam

penelitian ini yaitu AreaHa kemudian ditambahkan atribut kepadatan penduduk

untuk masing-masing kecamatan. Peta tematik dan data yang digunakan dalam

penelitian ini wilayah Kota Jakarta berdasarkan kecamatan tahun 2010

selengkapnya disajikan pada Lampiran 1 berupa peta tematik Kota Jakarta dan

Lampiran 2 berupa atribut yang digunakan.

Pembentukan Pola Pewarnaan

Setelah processing data, kemudian data diklasifikasikan membentuk pola

pewarnaan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini.

Non Autocorrelation based Regioclassification (Non-ACRC)

Pada Non-Autocorrelation based Regioclassification (Non-ACRC)

menggunakan lima metode yang terdapat pada ArcGIS yaitu natural breaks,

quantile, equal interval, geometrical interval, dan standar deviasi..Masing-masing

metode tersebut memiliki pola tersendiri dalam pewarnaan. Hasil dari pewarnaan

tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Sementara itu, hasil dari masing-masing

metode pewarnaan dapat dilihat pada Lampiran 3 hingga Lampiran 5.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa pola pewarnaan metode quantile tidak

merata karena metode ini pola pembagian kelas jumlahnya disamakan untuk setiap

kelasnya. Untuk perhitungan pola pewarnaan dan pembagian kelas dari masing-

masing metode yang digunakan sebagai berikut:

a Natural Breaks

Pola pewarnaan pada metode ini berdasarkan distribusi data dengan mencari

deviasi kuadrat antar kelas (SDBC) dan jumlah kuadrat penyimpangan dari

rata-rata (SDAM).

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

8

1 Menghitung mean (�̅�)

2 Menghitung jumlah deviasi kuadrat dari setiap fitur (SDAM)

3 Membuat batas kelas untuk iterasi pertama, hitung deviasi kuadrat dari

setiap fitur per kelas (SDCM)

4 Hitung kebaikan varians fit (SDAM-SDCM)

5 Perhatikan varians fit untuk iterasi satu. Tujuan melalui berbagai iterasi

untuk memaksimalkan nilai varians fit.

6 Ulangi langkah 3-5 sampai varians fit tidak bisa dimaksimalkan lagi.

Untuk perhitungan metode ini, digunakan aplikasi Microsoft Excel yang

dikembangkan dengan menghitung varians fit pada dataset.

b Equal Interval

Metode ini mengelompokkan data dengan membagi sama rentang setiap kelas

dengan perhitungan sebagai berikut:

Menghitung range data 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐷𝑎𝑡𝑎

𝐶𝑙𝑎𝑠𝑠=

𝑓𝑖𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑓𝑖𝑡𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠=

48900 − 8000

5= 8180

Menghitung break masing-masing kelas

i 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘1 = 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 + 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 = 8000 + 8180 = 16180

ii 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘2 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘1 + 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 = 16180 + 8180 = 24360

iii 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘3 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘2 + 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 = 24360 + 8180 = 32540

iv 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘4 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘3 + 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 = 32540 + 8180 = 40720

v 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘5 = 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘4 + 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒 = 40720 + 8180 = 48900

Hasil pola pewarnaan

i 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠1 (8000 – 16180)

ii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠2 (16180 – 24360)

iii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠3 (24360 – 32540)

iv 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠4 (32540 – 40720)

v 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠5 (40720 – 48900)

c Quantile

Pada metode ini, jumlah data tiap kelas pada pengelompokan sama dengan

perhitungan sebagai berikut:

Menghitung jumlah data masing-masing kelas dengan rumus

𝑄𝑖 = (𝑛 + 1)(𝑖

𝑐𝑙𝑎𝑠𝑠)

i 𝑄1 = (42 + 1) (1

5) = 8.6 ≈ 9

ii 𝑄2 = (42 + 1) (2

5) = 17.2 ≈ 17

iii 𝑄3 = (42 + 1) (3

5) = 25.8 ≈ 26

iv 𝑄4 = (42 + 1) (4

5) = 34.4 ≈ 34

Hasil pola pewarnaan

i 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠1 (8000 – 11000)

ii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠2 (11000 – 15000)

iii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠3 (15000 – 17500)

iv 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠4 (17500 – 21900)

v 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠5 (21900 – 48900)

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

9

d Geometrical Interval

Pada metode ini, pembagian kelas berdasarkan interval yang memiliki barisan

geometri berdasarkan multiplier dan kebalikkannya. Metode ini melibatkan

tiga etode sebelumnya yaitu natural breaks, quantile, dan equal interval.

Namun ArcGIS sendiri belum menyebarluaskan bagaimana cara pembagian

kelas dan keterlibatan di tiga metode tersebut.

e Standar Deviasi

Metode ini didefinisikan dengan jarak dari nilai rata-rata semua fitur dengan

perhitungan sebagi berikut:

Menghitung rata-rata fitur

�̅� =∑ 𝑥𝑖

𝑛𝑖=1

𝑛=

743900

42= 17711.905 ≈ 17712

Menghitung deviasi standar dari mean

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛

𝑖=1

𝑛

= √{(8000 − 17712)2 + (8500 − 17712)2 + ⋯ + (48900 − 17712)2}

42

= √2978924048

42= √70926763 = 8421.803 ≈ 8422

Interval data

-1SD 9290 13510

Mean 17712 21923

+1SD 26134 30345

+2SD 34556 38767

+3SD 42978

Gambar 2 Interval data standar deviasi

Hasil pola pewarnaan

i 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠1 (8000 – 13510)

ii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠2 (13510 – 21923)

iii 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠3 (21923 – 30345)

iv 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠4 (30345 – 38767)

v 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠5 (38767 – 48900)

Autocorrelation based Regioclassification (ACRC)

Pada metode ini, pola pewarnaan dipengaruhi oleh tetangganya dimana

dalam metode Autocorrelation based Regioclassification (ACRC) terlebih dahulu

diklasifikasikan menurut pola pewarnaan yang ada seperti natural breaks, quantile,

equal interval, geometrical interval, dan standar deviasi. Setelah itu dilihat tetangga

dari masing-masing fitur dan dimasukkan dalam perhitungan yang ada untuk

mendapatkan outlier dari perhitungan tersebut. Untuk perhitungan pola pewarnaan

dan pembagian kelas dari masing-masing metode dilampirkan secara terpisah

karena banyaknya perhitungan. Hasil dari pewarnaan tersebut dapat dilihat pada

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

10

Gambar 3. Sementara itu, hasil dari masing-masing metode pewarnaan dapat dilihat

pada Lampiran 3 hingga Lampiran 5.

Gambar 3 Hasil klasifikasi non-autocorrelation based regioclassification

Gambar 4 Hasil klasifikasi autocorrelation based regioclassification

12164

16097

10859

13047

13476

5238

8252

4172

2771

8500

5830

8252

2371

5202

8426

7219

8252

4591

9762

8426

18449

8252

26907

18118

10146

8000 13000 18000 23000 28000 33000 38000 43000 48000

Natural Breaks

Equal Interval

Quantile

Geometrical Interval

Standard Deviasi

Class 1 Class 2 Class 3 Class 4 Class 5

12500

16180

11000

12900

13500

5000

8180

4000

2500

8500

5600

8180

2500

4900

8300

7300

8180

4400

9700

8700

18500

8180

27000

18900

9900

8000 13000 18000 23000 28000 33000 38000 43000 48000

Natural Breaks

Equal Interval

Quantile

Geometrical Interval

Standard Deviasi

Class 1 Class 2 Class 3 Class 4 Class 5

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

11

Analisis

Setelah didapatkan pola pewarnaan untuk masing-masing metode baik yang

menggunakan autocorrelation based regioclassification maupun non-ACRC di cari

Goodness of Variance Fit (GVF) dengan menggunakan rumus (vi). Hasil Goodness

of Variance Fit dapat dilihat pada Tabel 1. Perhitungan GVF ini sendiri dilakukan

secara manual untuk masing-masing metode klasifikasi yang dapat dilihat pada

Lampiran 6 hingga Lampiran 15.

Tabel 1 Goodness of Variance Fit masing-masing metode

Jenis Klasifikasi Non-ACRC ACRC

Natural Breaks 0.966 0.966

Equal Interval 0.923 0.923

Quantile 0.759 0.758

Geometrical Interval 0.904 0.953

Standar Deviasi 0.940 0.943

Rata-rata 0.898 0.909

Dari pola pewarnaan dan hasil tersebut, metode klasifikasi yang baik adalah

natural breaks baik yang menggunakan AddIn ACRC maupun non-ACRC hal ini

karena metode natural breaks pengelompokan data berdasarkan distribusi data dan

dilakukan berulang-ulang sehingga diperoleh pola pewarnaan yang baik.

Sebaliknya metode klasifikasi yang kurang baik digunakan yaitu metode quantile

karena metode ini pembagian kelas dibagi dalam jumlah fitur yang sama sehingga

jika fitur dengan kelas yang sama berakhir di kelas yang berbeda hal ini dapat

melebihkan perbedaan. Perbedaan ini dapat dikurangi dengan meningkatkan jumlah

kelas dalam fitur.

Namun apabila dibandingkan metode klasikasi yang menggunakan

autocorrelation based regioclassification dan non-ACRC, lebih baik ACRC

dengan GVF sebesar 0.924 dikarenakan ACRC melihat aspek tetangga dan

terdapatnya outlier dalam metode ini. Metode ini sendiri terhitung cepat dalam

pembobotan atas akurasi statistik. Selain itu, metode ini mengubah konsep tetangga

dan metode klasifikasi dimana metode non-ACRC menggunakan kedekatan

kombinasi dengan klasifikasi jenks optimal sebagai default namun dalam ACRC

memungkinkan menggunakan kombinasi lain seperti direct neigbour, IDW, atau

equal interval yang menghasilkan konsep klasifikasi turunan.

Selain itu dalam metode ACRC terdapat outlier seperti pada Kecamatan

Jagakarsa dan Kebayoran Lama pada natural breaks, Kecamatan Kebayoran Lama,

Kebayoran Baru, Pademangan dan Tanjung Priuk pada quantile, Kecamatan

Kalideres pada geometrical interval, dan Kecamatan Senen pada standar deviasi.

Hal ini karena adanya perbedaan kelas local dan atributif. Jika kelas lokal lebih

rendah dari kelas atributif (x-class = 3, i-class = 4), maka akan terdapat label “–

“ dan masuk pada kelas yang lebih tinggi yaitu 4 sedangkan jika kelas lokal lebih

tinggi dari kelas atributif (x-class = 4, i-class = 5), maka akan terdapat label “+”

dan masuk kelas yang lebih rendah yaitu 4.

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil analisis data menunjukkkan bahwa berdasarkan hasil pengujian

Goodness of Variance Fit (GVF) untuk analisis spatial autocorrelation

menggunakan ArcGIS, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis algoritma yang baik

untuk proses klasifikasi data spasial dan data atribut Kota Jakarta baik ACRC

maupun non ACRC adalah natural breaks karena pengelompokan data bersifat

distributif dengan nilai GVF sebesar 0.966.

Jika dibandingkan antara ACRC dan non-ACRC maka metode ACRC lebih

baik dibandingkan dengan non-ACRC karena ACRC memperhatikan aspek

tetangga dengan nilai GVF sebesar 0.924.

Saran

Penelitian ini masih memiliki kekurangan yaitu penggunaan data dengan

interval waktu yang lebih singkat dan hanya menggunakan satu atribut sebagai

pembanding sehingga diperoleh hasil yang kurang maksimal. Diharapkan

penelitian selanjutnya dapat menggunakan data dengan interval waktu yang

panjang dan atribut yang banyak sebagai pembanding agar memperoleh hasil yang

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Chang. 2006. Introduction to Geographic Information Systems Ed ke-3. Singapore:

Mc Graw-Hill.

[BPS] Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2010.

Hasil Sensus Penduduk. [diunduh 11 Juli 2014]. http://jakarta.bps.go.id.

Loidl M, Traun C. 2012. The effect of ACRC on the results of cartographic

classification depending on spatial autocorrelation. International Journal of

Geoinformatics. 9(2): 29-36.

Mayrhofer. 2012. The implementation of autocorrelation-based regioclassification

in ArcMap Using ArcObjects. Di dalam: GI_Forum. Geovizualisation, Society,

and Learning; 2012; Berlin: Herbert Wichmann Verlag. Hlm 140-150.

Mitchell. 1999. The ESRI Guide to GIS Analysis (Volume 1: Geographic Patterns

& Relationships). California: Environmental Systems Research Institute,Inc.

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

13

Lampiran 1 Peta tematik Kota Jakarta

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

14

Lampiran 2 Data penelitian

ID KabKot Kecamatan Laki-laki Perempuan PopDensHa Kepadatan Penduduk

1 Jakarta Selatan Jagakarsa 158929 152555 123.498468 12500

2 Jakarta Selatan Pasar Minggu 146186 141214 133.312667 13300

3 Jakarta Selatan Cilandak 94091 94988 106.67363 10400

4 Jakarta Selatan Pesanggrahan 107714 103375 156.159542 15800

5 Jakarta Selatan Kebayoran Lama 148478 145630 151.793319 17500

6 Jakarta Selatan Kebayoran Baru 70896 70926 111.697549 11000

7 Jakarta Selatan Mampang 72687 68985 178.924157 18400

8 Jakarta Selatan Pancoran 74345 73164 166.493645 18000

9 Jakarta Selatan Tebet 103937 105246 221.662126 23100

10 Jakarta Selatan Setiabudi 62414 61320 139.889787 14600

11 Jakarta Timur PasarRebo 95640 92131 144.775267 14600

12 Jakarta Timur Ciracas 129123 123876 151.973923 15700

13 Jakarta Timur Cipayung 116569 112090 82.191274 8000

14 Jakarta Timur Makasar 93932 91713 87.381197 8500

15 Jakarta Timur KramatJati 137921 134243 206.401374 20500

16 Jakarta Timur Jatinegara 137046 127855 256.465333 26000

17 Jakarta Timur Duren sawit 192047 189917 174.937567 17000

18 Jakarta Timur Cakung 262212 240962 123.363492 12000

19 Jakarta Timur Pulogadung 129796 131306 174.200712 16800

20 Jakarta Timur Matraman 74571 74077 302.660042 30400

21 Jakarta Pusat TanahAbang 74412 70890 145.152616 15600

22 Jakarta Pusat Menteng 33262 34007 103.433371 10500

23 Jakarta Pusat Senen 45493 45397 208.673888 21600

24 Jakarta Pusat Johar Baru 58964 57395 491.915956 48900

25 Jakarta Pusat Cempaka Putih 43053 40795 180.035082 18100

26 Jakarta Pusat Kemayoran 108896 106146 301.505726 28700

27 Jakarta Pusat Sawah Besar 49383 50808 186.986675 16400

28 Jakarta Pusat Gambir 40042 39940 106.430412 10300

29 Jakarta Barat Kembangan 136971 135109 108.162263 11300

30 Jakarta Barat KebonJeruk 168316 165107 194.385768 18900

31 Jakarta Barat Palmerah 102104 96871 270.276978 26500

32 Jakarta Barat GrogolPetamburan 110042 113214 206.201237 22300

33 Jakarta Barat Tambora 123287 113106 440.831749 43900

34 Jakarta Barat TamanSari 54732 54954 240.857917 14200

35 Jakarta Barat Cengkareng 264284 246514 194.678476 19400

36 Jakarta Barat Kalideres 202643 191571 138.468455 13100

37 Jakarta Utara Penjaringan 152584 153767 84.565415 8600

38 Jakarta Utara Pademangan 76962 72634 122.189035 15100

39 Jakarta Utara TanjungPriuk 189757 185438 168.422267 15000

40 Jakarta Utara Koja 146761 141465 251.995553 21900

41 Jakarta Utara KelapaGading 73103 81465 95.969042 9600

42 Jakarta Utara Cilincing 184992 186384 89.212294 9900

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

15

Lampiran 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval

Natural Breaks Non-ACRC Natural Breaks ACRC

Equal Interval Non-ACRC Equal Interval ACRC

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

16

Lampiran 4 Pola pewarnaan quantile dan geometrical interval

Quantile Non-ACRC Quantile ACRC

Geometrical Interval Non-ACRC

Geometrical Interval ACRC

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

17

Lampiran 5 Pola pewarnaan peta tematik standar deviasi

Standar Deviasi Non-ACRC

Standar Deviasi ACRC

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

18

Lampiran 6 Perhitungan GVF natural breaks non-ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10216.667

94321094 4913611.1

2978924048 101624810 0.966

Makasar 8500 84859189 2946944.4

Penjaringan 8600 83026808 2613611.1

KelapaGading 9600 65802999 380277.78

Cilincing 9900 61025856 100277.78

Gambir 10300 54936332 6944.4444

Cilandak 10400 53463951 33611.111

Menteng 10500 52011570 80277.778

Kebayoran Baru 11000 45049666 613611.11

Kembangan 11300 41112523 1173611.1

Cakung 12000 32625856 3180277.8

Jagakarsa 12500 27163951 5213611.1

Kalideres 13100

15335.714

21269666 4998418.4

Pasar Minggu 13300 19464904 4144132.7

TamanSari 14200 12333475 1289846.9

Setiabudi 14600 9683951.2 541275.51

PasarRebo 14600 9683951.2 541275.51

TanjungPriuk 15000 7354427.4 112704.08

Pademangan 15100 6822046.5 55561.224

TanahAbang 15600 4460141.7 69846.939

Ciracas 15700 4047760.8 132704.08

Pesanggrahan 15800 3655379.8 215561.22

Sawah Besar 16400 1721094.1 1132704.1

Pulogadung 16800 831570.29 2144132.7

Duren sawit 17000 506808.39 2769846.9

Kebayoran Lama 17500 44903.628 4684132.7

Pancoran 18000

20220

82998.866 4928400

Cempaka Putih 18100 150617.91 4494400

Mampang 18400 473475.06 3312400

KebonJeruk 18900 1411570.3 1742400

Cengkareng 19400 2849665.5 672400

KramatJati 20500 7773475.1 78400

Senen 21600 15117285 1904400

Koja 21900 17540142 2822400

GrogolPetamburan 22300 21050618 4326400

Tebet 23100 29031570 8294400

Jatinegara 26000

27900

68692523 3610000

Palmerah 26500 77230618 1960000

Kemayoran 28700 120738237 640000

Matraman 30400 160987761 6250000

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

19

Lampiran 7 Perhitungan GVF equal interval non-ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

12254.545

94321094 18101157

2978924048 228138117 0.923

Makasar 8500 84859189 14096612

Penjaringan 8600 83026808 13355702

KelapaGading 9600 65802999 7046611.6

Cilincing 9900 61025856 5543884.3

Gambir 10300 54936332 3820247.9

Cilandak 10400 53463951 3439338.8

Menteng 10500 52011570 3078429.8

Kebayoran Baru 11000 45049666 1573884.3

Kembangan 11300 41112523 911157.02

Cakung 12000 32625856 64793.388

Jagakarsa 12500 27163951 60247.934

Kalideres 13100 21269666 714793.39

Pasar Minggu 13300 19464904 1092975.2

TamanSari 14200 12333475 3784793.4

Setiabudi 14600 9683951.2 5501157

PasarRebo 14600 9683951.2 5501157

TanjungPriuk 15000 7354427.4 7537520.7

Pademangan 15100 6822046.5 8096611.6

TanahAbang 15600 4460141.7 11192066

Ciracas 15700 4047760.8 11871157

Pesanggrahan 15800 3655379.8 12570248

Sawah Besar 16400

19278.571

1721094.1 8286173.5

Pulogadung 16800 831570.29 6143316.3

Duren sawit 17000 506808.39 5191887.8

Kebayoran Lama 17500 44903.628 3163316.3

Pancoran 18000 82998.866 1634744.9

Cempaka Putih 18100 150617.91 1389030.6

Mampang 18400 473475.06 771887.76

KebonJeruk 18900 1411570.3 143316.33

Cengkareng 19400 2849665.5 14744.898

KramatJati 20500 7773475.1 1491887.8

Senen 21600 15117285 5389030.6

Koja 21900 17540142 6871887.8

GrogolPetamburan 22300 21050618 9129030.6

Tebet 23100 29031570 14603316

Jatinegara 26000

27900

68692523 3610000

Palmerah 26500 77230618 1960000

Kemayoran 28700 120738237 640000

Matraman 30400 160987761 6250000

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

20

Lampiran 8 Perhitungan GVF quantile non-ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

9644.444

94321094 2704197.5

2978924048 719095972 0.759

Makasar 8500 84859189 1309753.1

Penjaringan 8600 83026808 1090864.2

KelapaGading 9600 65802999 1975.3086

Cilincing 9900 61025856 65308.642

Gambir 10300 54936332 429753.09

Cilandak 10400 53463951 570864.2

Menteng 10500 52011570 731975.31

Kebayoran Baru 11000 45049666 1837530.9

Kembangan 11300

13400

41112523 4410000

Cakung 12000 32625856 1960000

Jagakarsa 12500 27163951 810000

Kalideres 13100 21269666 90000

Pasar Minggu 13300 19464904 10000

TamanSari 14200 12333475 640000

Setiabudi 14600 9683951.2 1440000

PasarRebo 14600 9683951.2 1440000

TanjungPriuk 15000 7354427.4 2560000

Pademangan 15100

16237.5

6822046.5 1293906.3

TanahAbang 15600 4460141.7 406406.25

Ciracas 15700 4047760.8 288906.25

Pesanggrahan 15800 3655379.8 191406.25

Sawah Besar 16400 1721094.1 26406.25

Pulogadung 16800 831570.29 316406.25

Duren sawit 17000 506808.39 581406.25

Kebayoran Lama 17500 44903.628 1593906.3

Pancoran 18000

19600

82998.866 2560000

Cempaka Putih 18100 150617.91 2250000

Mampang 18400 473475.06 1440000

KebonJeruk 18900 1411570.3 490000

Cengkareng 19400 2849665.5 40000

KramatJati 20500 7773475.1 810000

Senen 21600 15117285 4000000

Koja 21900 17540142 5290000

GrogolPetamburan 22300

31225

21050618 79655625

Tebet 23100 29031570 66015625

Jatinegara 26000 68692523 27300625

Palmerah 26500 77230618 22325625

Kemayoran 28700 120738237 6375625

Matraman 30400 160987761 680625

Tambora 43900 685816332 160655625

Johar Baru 48900 972697285 312405625

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

21

Lampiran 9 Perhitungan GVF geometrical interval non-ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10216.67

94321094 4913611.1

2978924048 284592619 0.904

Makasar 8500 84859189 2946944.4

Penjaringan 8600 83026808 2613611.1

KelapaGading 9600 65802999 380277.78

Cilincing 9900 61025856 100277.78

Gambir 10300 54936332 6944.4444

Cilandak 10400 53463951 33611.111

Menteng 10500 52011570 80277.778

Kebayoran Baru 11000 45049666 613611.11

Kembangan 11300 41112523 1173611.1

Cakung 12000 32625856 3180277.8

Jagakarsa 12500 27163951 5213611.1

Kalideres 13100

14271.43

21269666 1372244.9

Pasar Minggu 13300 19464904 943673.47

TamanSari 14200 12333475 5102.0408

Setiabudi 14600 9683951.2 107959.18

PasarRebo 14600 9683951.2 107959.18

TanjungPriuk 15000 7354427.4 530816.33

Pademangan 15100 6822046.5 686530.61

TanahAbang 15600

17300

4460141.7 2890000

Ciracas 15700 4047760.8 2560000

Pesanggrahan 15800 3655379.8 2250000

Sawah Besar 16400 1721094.1 810000

Pulogadung 16800 831570.29 250000

Duren sawit 17000 506808.39 90000

Kebayoran Lama 17500 44903.628 40000

Pancoran 18000 82998.866 490000

Cempaka Putih 18100 150617.91 640000

Mampang 18400 473475.06 1210000

KebonJeruk 18900 1411570.3 2560000

Cengkareng 19400 2849665.5 4410000

KramatJati 20500

23825

7773475.1 11055625

Senen 21600 15117285 4950625

Koja 21900 17540142 3705625

GrogolPetamburan 22300 21050618 2325625

Tebet 23100 29031570 525625

Jatinegara 26000 68692523 4730625

Palmerah 26500 77230618 7155625

Kemayoran 28700 120738237 23765625

Matraman 30400

41066.67

160987761 113777778

Tambora 43900 685816332 8027777.8

Johar Baru 48900 972697285 61361111

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

22

Lampiran 10 Perhitungan GVF standar deviasi non-ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10642.86

94321094 6984693.9

2978924048 178731786 0.94

Makasar 8500 84859189 4591836.7

Penjaringan 8600 83026808 4173265.3

KelapaGading 9600 65802999 1087551

Cilincing 9900 61025856 551836.73

Gambir 10300 54936332 117551.02

Cilandak 10400 53463951 58979.592

Menteng 10500 52011570 20408.163

Kebayoran Baru 11000 45049666 127551.02

Kembangan 11300 41112523 431836.73

Cakung 12000 32625856 1841836.7

Jagakarsa 12500 27163951 3448979.6

Kalideres 13100 21269666 6037551

Pasar Minggu 13300 19464904 7060408.2

TamanSari 14200

17255

12333475 9333025

Setiabudi 14600 9683951.2 7049025

PasarRebo 14600 9683951.2 7049025

TanjungPriuk 15000 7354427.4 5085025

Pademangan 15100 6822046.5 4644025

TanahAbang 15600 4460141.7 2739025

Ciracas 15700 4047760.8 2418025

Pesanggrahan 15800 3655379.8 2117025

Sawah Besar 16400 1721094.1 731025

Pulogadung 16800 831570.29 207025

Duren sawit 17000 506808.39 65025

Kebayoran Lama 17500 44903.628 60025

Pancoran 18000 82998.866 555025

Cempaka Putih 18100 150617.91 714025

Mampang 18400 473475.06 1311025

KebonJeruk 18900 1411570.3 2706025

Cengkareng 19400 2849665.5 4601025

KramatJati 20500 7773475.1 10530025

Senen 21600 15117285 18879025

Koja 21900 17540142 21576025

GrogolPetamburan 22300

25320

21050618 9120400

Tebet 23100 29031570 4928400

Jatinegara 26000 68692523 462400

Palmerah 26500 77230618 1392400

Kemayoran 28700 120738237 11424400

Matraman 30400 30400 160987761 0

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

23

Lampiran 11 Perhitungan GVF natural breaks ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10216.667

94321094 4913611.1

2978924048 101624810 0.966

Makasar 8500 84859189 2946944.4

Penjaringan 8600 83026808 2613611.1

KelapaGading 9600 65802999 380277.78

Cilincing 9900 61025856 100277.78

Gambir 10300 54936332 6944.4444

Cilandak 10400 53463951 33611.111

Menteng 10500 52011570 80277.778

Kebayoran Baru 11000 45049666 613611.11

Kembangan 11300 41112523 1173611.1

Cakung 12000 32625856 3180277.8

Jagakarsa 12500 27163951 5213611.1

Kalideres 13100

15335.714

21269666 4998418.4

Pasar Minggu 13300 19464904 4144132.7

TamanSari 14200 12333475 1289846.9

Setiabudi 14600 9683951.2 541275.51

PasarRebo 14600 9683951.2 541275.51

TanjungPriuk 15000 7354427.4 112704.08

Pademangan 15100 6822046.5 55561.224

TanahAbang 15600 4460141.7 69846.939

Ciracas 15700 4047760.8 132704.08

Pesanggrahan 15800 3655379.8 215561.22

Sawah Besar 16400 1721094.1 1132704.1

Pulogadung 16800 831570.29 2144132.7

Duren sawit 17000 506808.39 2769846.9

Kebayoran Lama 17500 44903.628 4684132.7

Pancoran 18000

20220

82998.866 4928400

Cempaka Putih 18100 150617.91 4494400

Mampang 18400 473475.06 3312400

KebonJeruk 18900 1411570.3 1742400

Cengkareng 19400 2849665.5 672400

KramatJati 20500 7773475.1 78400

Senen 21600 15117285 1904400

Koja 21900 17540142 2822400

GrogolPetamburan 22300 21050618 4326400

Tebet 23100 29031570 8294400

Jatinegara 26000

27900

68692523 3610000

Palmerah 26500 77230618 1960000

Kemayoran 28700 120738237 640000

Matraman 30400 160987761 6250000

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

24

Lampiran 12 Perhitungan GVF equal interval ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

12254.545

94321094 18101157

2978924048 228138117 0.923

Makasar 8500 84859189 14096612

Penjaringan 8600 83026808 13355702

KelapaGading 9600 65802999 7046611.6

Cilincing 9900 61025856 5543884.3

Gambir 10300 54936332 3820247.9

Cilandak 10400 53463951 3439338.8

Menteng 10500 52011570 3078429.8

Kebayoran Baru 11000 45049666 1573884.3

Kembangan 11300 41112523 911157.02

Cakung 12000 32625856 64793.388

Jagakarsa 12500 27163951 60247.934

Kalideres 13100 21269666 714793.39

Pasar Minggu 13300 19464904 1092975.2

TamanSari 14200 12333475 3784793.4

Setiabudi 14600 9683951.2 5501157

PasarRebo 14600 9683951.2 5501157

TanjungPriuk 15000 7354427.4 7537520.7

Pademangan 15100 6822046.5 8096611.6

TanahAbang 15600 4460141.7 11192066

Ciracas 15700 4047760.8 11871157

Pesanggrahan 15800 3655379.8 12570248

Sawah Besar 16400

19278.571

1721094.1 8286173.5

Pulogadung 16800 831570.29 6143316.3

Duren sawit 17000 506808.39 5191887.8

Kebayoran Lama 17500 44903.628 3163316.3

Pancoran 18000 82998.866 1634744.9

Cempaka Putih 18100 150617.91 1389030.6

Mampang 18400 473475.06 771887.76

KebonJeruk 18900 1411570.3 143316.33

Cengkareng 19400 2849665.5 14744.898

KramatJati 20500 7773475.1 1491887.8

Senen 21600 15117285 5389030.6

Koja 21900 17540142 6871887.8

GrogolPetamburan 22300 21050618 9129030.6

Tebet 23100 29031570 14603316

Jatinegara 26000

27900

68692523 3610000

Palmerah 26500 77230618 1960000

Kemayoran 28700 120738237 640000

Matraman 30400 160987761 6250000

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

25

Lampiran 13 Perhitungan GVF quantile ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

9644.444

94321094 2704197.5

2978924048 719661111 0.758

Makasar 8500 84859189 1309753.1

Penjaringan 8600 83026808 1090864.2

KelapaGading 9600 65802999 1975.3086

Cilincing 9900 61025856 65308.642

Gambir 10300 54936332 429753.09

Cilandak 10400 53463951 570864.2

Menteng 10500 52011570 731975.31

Kebayoran Baru 11000 45049666 1837530.9

Kembangan 11300

13411.11

41112523 4456790.1

Cakung 12000 32625856 1991234.6

Jagakarsa 12500 27163951 830123.46

Kalideres 13100 21269666 96790.123

Pasar Minggu 13300 19464904 12345.679

TamanSari 14200 12333475 622345.68

Setiabudi 14600 9683951.2 1413456.8

PasarRebo 14600 9683951.2 1413456.8

Pademangan 15100 6822046.5 2852345.7

TanjungPriuk 15000

16225

7354427.4 1500625

TanahAbang 15600 4460141.7 390625

Ciracas 15700 4047760.8 275625

Pesanggrahan 15800 3655379.8 180625

Sawah Besar 16400 1721094.1 30625

Pulogadung 16800 831570.29 330625

Duren sawit 17000 506808.39 600625

Kebayoran Lama 17500 44903.628 1625625

Pancoran 18000

19600

82998.866 2560000

Cempaka Putih 18100 150617.91 2250000

Mampang 18400 473475.06 1440000

KebonJeruk 18900 1411570.3 490000

Cengkareng 19400 2849665.5 40000

KramatJati 20500 7773475.1 810000

Senen 21600 15117285 4000000

Koja 21900 17540142 5290000

GrogolPetamburan 22300

31225

21050618 79655625

Tebet 23100 29031570 66015625

Jatinegara 26000 68692523 27300625

Palmerah 26500 77230618 22325625

Kemayoran 28700 120738237 6375625

Matraman 30400 160987761 680625

Tambora 43900 685816332 160655625

Johar Baru 48900 972697285 312405625

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

26

Lampiran 14 Perhitungan GVF geometrical interval ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10438.46

94321094 5946094.7

2978924048 139125075 0.953

Makasar 8500 84859189 3757633.1

Penjaringan 8600 83026808 3379940.8

KelapaGading 9600 65802999 703017.75

Cilincing 9900 61025856 289940.83

Gambir 10300 54936332 19171.598

Cilandak 10400 53463951 1479.2899

Menteng 10500 52011570 3786.9822

Kebayoran Baru 11000 45049666 315325.44

Kembangan 11300 41112523 742248.52

Cakung 12000 32625856 2438402.4

Jagakarsa 12500 27163951 4249940.8

Kalideres 13100 21269666 7083787

Pasar Minggu 13300

14877.78

19464904 2489382.7

TamanSari 14200 12333475 459382.72

Setiabudi 14600 9683951.2 77160.494

PasarRebo 14600 9683951.2 77160.494

TanjungPriuk 15000 7354427.4 14938.272

Pademangan 15100 6822046.5 49382.716

TanahAbang 15600 4460141.7 521604.94

Ciracas 15700 4047760.8 676049.38

Pesanggrahan 15800 3655379.8 850493.83

Sawah Besar 16400

18100

1721094.1 2890000

Pulogadung 16800 831570.29 1690000

Duren sawit 17000 506808.39 1210000

Kebayoran Lama 17500 44903.628 360000

Pancoran 18000 82998.866 10000

Cempaka Putih 18100 150617.91 0

Mampang 18400 473475.06 90000

KebonJeruk 18900 1411570.3 640000

Cengkareng 19400 2849665.5 1690000

KramatJati 20500 7773475.1 5760000

Senen 21600

25062.5

15117285 11988906

Koja 21900 17540142 10001406

GrogolPetamburan 22300 21050618 7631406.3

Tebet 23100 29031570 3851406.3

Jatinegara 26000 68692523 878906.25

Palmerah 26500 77230618 2066406.3

Kemayoran 28700 120738237 13231406

Matraman 30400 160987761 28488906

Tambora 43900 46400 685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

27

Lampiran 15 Perhitungan GVF standar deviasi ACRC

Kecamatan Fitur Global

Mean

Class

Mean

Global

Varians

Class

Varians SDAM SDCM GVF

Cipayung 8000

17711.905

10642.86

94321094 6984693.9

2978924048 170391128 0.943

Makasar 8500 84859189 4591836.7

Penjaringan 8600 83026808 4173265.3

KelapaGading 9600 65802999 1087551

Cilincing 9900 61025856 551836.73

Gambir 10300 54936332 117551.02

Cilandak 10400 53463951 58979.592

Menteng 10500 52011570 20408.163

Kebayoran Baru 11000 45049666 127551.02

Kembangan 11300 41112523 431836.73

Cakung 12000 32625856 1841836.7

Jagakarsa 12500 27163951 3448979.6

Kalideres 13100 21269666 6037551

Pasar Minggu 13300 19464904 7060408.2

TamanSari 14200

17026.32

12333475 7988060.9

Setiabudi 14600 9683951.2 5887008.3

PasarRebo 14600 9683951.2 5887008.3

TanjungPriuk 15000 7354427.4 4105955.7

Pademangan 15100 6822046.5 3710692.5

TanahAbang 15600 4460141.7 2034376.7

Ciracas 15700 4047760.8 1759113.6

Pesanggrahan 15800 3655379.8 1503850.4

Sawah Besar 16400 1721094.1 392271.47

Pulogadung 16800 831570.29 51218.837

Duren sawit 17000 506808.39 692.52078

Kebayoran Lama 17500 44903.628 224376.73

Pancoran 18000 82998.866 948060.94

Cempaka Putih 18100 150617.91 1152797.8

Mampang 18400 473475.06 1887008.3

KebonJeruk 18900 1411570.3 3510692.5

Cengkareng 19400 2849665.5 5634376.7

KramatJati 20500 7773475.1 12066482

Koja 21900 17540142 23752798

Senen 21600

24700

15117285 9610000

GrogolPetamburan 22300 21050618 5760000

Tebet 23100 29031570 2560000

Jatinegara 26000 68692523 1690000

Palmerah 26500 77230618 3240000

Kemayoran 28700 120738237 16000000

Matraman 30400 30400 160987761 0

Tambora 43900 46400

685816332 6250000

Johar Baru 48900 972697285 6250000

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI … · 1 Peta tematik Kota Jakarta 13 2 Data penelitian 14 3 Pola pewarnaan natural breaks dan equal interval 15 4 Pola pewarnaan quantile

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar pada tanggal 24 Juni 1990. Penulis merupakan

anak ketiga dari pasangan Teuku Banta Chairullah dan Cut Rosilawati. Pada tahun

2008, penulis menamatkan pendidikan di SMA Negeri 109 Jakarta. Pada tahun

yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis menjadi mahasiswa di

Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Pada bulan Juli hingga Agustus 2011, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja

Lapangan di Departemen Pertanian. Selain itu, penulis berkesempatan menjadi

panitia divisi Dana Usaha dalam acara IT TODAY 2010.