Top Banner
Serat Acitya – Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang 52 Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi (Studi Kasus BEI) Caecilia Sri Haryanti [email protected] ABSTRAKSI Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapat dilakukan sebagai analisis, salah satunya adalah analisis rasio. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kinerja keuangan guna mengetahui perkembangan posisi keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT Smartfren Telkom Tbk, selama periode tahun 2010 - 2014 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio Solvabilitas dan Rasio Solvabilitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perusahaan mana yang memliki kinerja keuangan paling baik periode tahun 2010 - 2014. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu analisis didasarkan pada perhitungan. Data yang digunakan berupa laporan keuangan periode 2010 -2014 dari PT Telekomunikasi Tbk, PT Indosat Tbk, PT Smartfren Telkom Tbk, menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja ke tiga perusahaan tidak selalu mengalami kenaikan, dalam periode 5 tahun selalu terjadi kenaikan dan penurunan presentasi pada ketiga perusahaan tersebut. Perusahaan dengan kinerja yang dianggap paling baik berdasarkan perhitungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan berdasarkan rasio Profitabilitas adalah PT Smartfren Telkom Tbk. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilias ABSTRACT Financial level assessment of a company can be done by analyzing the company's financial statements. The financial report is very important for the company because of the financial statements is a tool to obtain information about the financial position and operating results that have been achieved by a company. To determine whether the company's financial situation is in good shape can be done as the analysis, one of which is a ratio analysis. The aim of the study was to analyze financial performance in order to determine the development of the financial position of PT. Telecommunications Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telkom Tbk Smartfren, during the period 2010 - 2014 in terms of liquidity ratio, Solvency and Solvency Ratios. This study also aims to determine which company works best financial performance year period 2010-2014. Methods of data analysis in this research is descriptive quantitative analysis is based on calculations. Data used in the form of financial statements 2010 -2014 period of PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telkom Tbk Smartfren, using the ratio of liquidity, solvency, and profitability. Results from this study showed that the performance of the three companies do not always increase, within a period of 5 years is always an increase and a decrease in the company's presentation at the third. The company considered the most good performance based on the calculation of liquidity ratios and solvency ratio is PT Telkom Indonesia Tbk, while profitability is based on the ratio Smartfren PT Telkom Tbk. Keywords: Financial Performance, Liquidity Ratios, Solvency Ratio, Ratio Profitabilias 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Dari informasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, dalam rangka investasi yang dilakukan baik oleh manajemen perusahaan maupun pihak- pihak ekstern. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dari semua kelompok pengguna yang
35

Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

52

Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai KinerjaKeuangan Pada Perusahaan Telekomunikasi

(Studi Kasus BEI)Caecilia Sri Haryanti

[email protected]

ABSTRAKSI

Penilaian tingkat keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuanganperusahaan. Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena laporan keuanganmerupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi yang telah dicapaioleh suatu perusahaan. Untuk mengetahui apakah keadaan keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapatdilakukan sebagai analisis, salah satunya adalah analisis rasio. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisiskinerja keuangan guna mengetahui perkembangan posisi keuangan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PTIndosat Tbk, PT Smartfren Telkom Tbk, selama periode tahun 2010 - 2014 ditinjau dari rasio likuiditas, rasioSolvabilitas dan Rasio Solvabilitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perusahaan mana yangmemliki kinerja keuangan paling baik periode tahun 2010 - 2014.Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu analisis didasarkan padaperhitungan. Data yang digunakan berupa laporan keuangan periode 2010 -2014 dari PT Telekomunikasi Tbk,PT Indosat Tbk, PT Smartfren Telkom Tbk, menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kinerja ke tiga perusahaan tidak selalu mengalami kenaikan, dalamperiode 5 tahun selalu terjadi kenaikan dan penurunan presentasi pada ketiga perusahaan tersebut. Perusahaandengan kinerja yang dianggap paling baik berdasarkan perhitungan rasio likuiditas dan rasio solvabilitas adalahPT Telekomunikasi Indonesia Tbk, sedangkan berdasarkan rasio Profitabilitas adalah PT Smartfren TelkomTbk.Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilias

ABSTRACTFinancial level assessment of a company can be done by analyzing the company's financial statements. Thefinancial report is very important for the company because of the financial statements is a tool to obtaininformation about the financial position and operating results that have been achieved by a company. Todetermine whether the company's financial situation is in good shape can be done as the analysis, one of whichis a ratio analysis. The aim of the study was to analyze financial performance in order to determine thedevelopment of the financial position of PT. Telecommunications Indonesia Tbk, PT Indosat Tbk, PT TelkomTbk Smartfren, during the period 2010 - 2014 in terms of liquidity ratio, Solvency and Solvency Ratios. Thisstudy also aims to determine which company works best financial performance year period 2010-2014.Methods of data analysis in this research is descriptive quantitative analysis is based on calculations. Data usedin the form of financial statements 2010 -2014 period of PT Telkom Tbk, PT Indosat Tbk, PT Telkom TbkSmartfren, using the ratio of liquidity, solvency, and profitability.Results from this study showed that the performance of the three companies do not always increase, within aperiod of 5 years is always an increase and a decrease in the company's presentation at the third. The companyconsidered the most good performance based on the calculation of liquidity ratios and solvency ratio is PTTelkom Indonesia Tbk, while profitability is based on the ratio Smartfren PT Telkom Tbk.Keywords: Financial Performance, Liquidity Ratios, Solvency Ratio, Ratio Profitabilias

1. Pendahuluan

1.1. Latar BelakangLaporan keuangan merupakan alat

untuk memperoleh informasi mengenaiposisi keuangan dan hasil operasi yang telahdicapai oleh suatu perusahaan. Dariinformasi tersebut nantinya akan digunakansebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan, dalam rangkainvestasi yang dilakukan baik olehmanajemen perusahaan maupun pihak- pihakekstern. Informasi yang disajikan dalamlaporan keuangan bertujuan untuk memenuhikebutuhan informasi yang menyangkut posisikeuangan, kinerja perusahaan, sertaperubahan posisi keuangan suatu perusahaandari semua kelompok pengguna yang

Page 2: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

53

bermanfaat dalam pengambilan keputusanekonomi.

Laporan keuangan bagi suatuperusahaan hanyalah sebagai sarana evaluasidari pekerjaan bagian akuntansi, tetapi untukselanjutnya laporan keuangan tidak hanyasebagai sarana evaluasi saja tetapi jugasebagai dasar untuk menentukan atau menilaiposisi keuangan perusahaan . Nilai yangtercantum dalam laporan keuangan selaluberubah-ubah setiap periodenya. Perubahannilai yang ada dalam laporan keuangan akanberpengaruh di dalam pengambilankeputusan. Oleh karena itu laporan keuangansangat berarti bagi pihak-pihak yangberkepentingan misal pemilik perusahaan,kreditor, dan investor.

Pencatatan pengeluaran danpenerimaan setiap akhir periode akuntansidinyatakan perusahaan dalam laporankeuangan yang terdiri dari neraca, laporanlaba rugi, laporan perubahan modal, danlaporan arus kas. Laporan keuanganmerupakan alat yang sangat penting untukmemperoleh informasi sehubungan denganposisi keuangan dan hasil-hasil yang telahdicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Suatu laporan keuangan akanbermanfaat bagi sebagian besar penggunaapabila informasi yang disajikannya dapatdipahami dan dimengerti. Akan tetapi,informasi dalam laporan keuangan belumbegitu jelas dan tidak semua orang dapatmemahaminya. Padahal interpretasipengguna terhadap laporan keuangan akanmenjadi bahan pertimbangan dalampengambilan keputusan. Untuk itulahdiperlukan analisis laporan keuangan sebagaialat bantu dalam mengartikan data-data yangdisajikan dalam laporan keuangan sehinggamenjadi lebih mudah dimengerti oleh pihak-pihak yang membaca dan memerlukaninformasi keuangan. Dengan mengadakananalisis terhadap pos-pos neraca dapatdiketahui dan akan memperoleh gambarantentang posisi keuangan, sedangkan analisisterhadap laporan laba-rugi dapat memberikan

gambaran bagi pembaca tentang hasil danpekembangan usaha perusahaan yang akandituju dalam melakukan keputusaninvestasinya

Dalam rangka membantu penggunalaporan keuangan untuk memahami danmenginterpretasikan laporan keuangan makaperlu dibuat analisis laporan keuangan.Analisis laporan keuangan dimaksudkanuntuk membantu bagaimana memahamilaporan keuangan, bagaimana menafsirkanangka-angka dalam laporan keuangan,bagaimana mengevaluasi laporan keuangandan bagaimana menggunakan informasikeuangan untuk pengambilan keputusan.Teknik analisis yang sering digunakan dalammenganalisis laporan keuangan adalahanalisis rasio.

Analisis rasio keuangan membantumengetahui tingkat kinerja keuanganperusahaan apakah baik atau sebaliknya.Analisis rasio adalah teknik analisis untukmengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam setiap elemen laporankeuangan. Hasil dari perhitungan rasio akandibandingkan dengan tahun sebelumnya agardapat diketahui perubahan yang terjadi,apakah mengalami kenaikan atau penurunan.Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalamberbagai jenis, beberapa diantaranya yaiturasio likuiditas, solvabilitas, danprofitabilitas. Tingkat likuiditas menunjukansejauh mana kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknyadengan jaminan harta lancar yangdimilikinya. Tingkat solvabilitas menunjukansejauh mana kemampuan perusahaan dapatmemenuhi semua kewajibannya denganjaminan harta yang dimilikinya. Tingkatprofitabilitas menunjukan sejauh manakemampuan perusahaan dalam menghasilkanlaba dengan modal yang dimilikinya.

Beberapa penelitian terdahulu tentanganalisis laporan keuangan telah banyakdilakukan, salah satunya adalah penelitianyang dilakukan Marsel Pongoh (2013).Marsel pongoh melakukan penelitian

Page 3: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

54

mengenai analisis laporan keuangan untukmenilai kinerja keuangan PT.BumiResources Tbk. Rasio yang digunakan dalampenelitiannya adalah rasio likuiditas,solvabilitas, dan profitabilitas. Dari hasilanalisis menunjukan bahwah tingkatlikuiditas perusahaan selama 2009 - 2011dalam keadaan baik karena diatas 100%, haltersebut menunjukan bahwa nilai aktivalancar sebagai jaminan atas hutang lancarnyalebih besar, sehingga investor tidak perluragu dalam menanamkan modalnya karenalikuiditas perusahaan dalam kondisi aman.Tingkat solvabilitas perusahaan menunjukanbahwa perusahaan berada dalam kondisisolvable karena persentase selama 2010 -2014 selalu dibawah 100%. Hal tersebutmenunjukan bahwa modal dalam keadaancukup untuk menjamin hutang yangdiberikan kreditor. Sehingga kreditor tidakperlu ragu untuk meminjamkan dananyakarena tingkat solvabilitas perusahaan dalamkeadaan baik. Tingkat profitabilitas selama2010 -2014 secara keseluruhan perusahaanberada dalam kondisi yang baik.

Di Indonesia terdapat banyak sekaliperusahaan-perusahaan telekomunikasi yangtelah go public dan memiliki laporankeuangan yang berfluktuasi seperti PT.Bakrie Telekom Tbk, PT.XL Axiata Tbk,PT. Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk,PT. Indosat Tbk, PT. Smartfren TelekomTbk dan lainnya. Namun beberapa diantaraperusahaan-perusahaan tersebut belummelaporkan laporan keuangannya secararutin pada Bursa Efek Indonesia. PT.Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk, PT.Indosat Tbk, PT. Smartfren Telekom Tbkmerupakan perusahaan telekomunikasiterkemuka di Indonesia dan menjadiperusahaan go public yang telah terdaftar diBEI dan telah melaporkan laporankeuangannya secara rutin, serta memilikikinerja keuangan perusahaan yangberfluktuasi sehingga penulis menjaditertarik untuk menganalisis laporan keuanganperusahaan tersebut.

Dari analisis ini dapat diketahuigambaran keadaan keuangan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. IndosatTbk, PT. Smartfren Telekom Tbk apakahberada pada kondisi baik atau sebaliknya,sehingga interpretasi pengguna laporanterhadap laporan keuangan dapat menjadibahan pertimbangan dalam pengambilankeputusan, terutama bagi pihak – pihak yangberwenang dalam pembuatan laporankeuangan dalam rangka menetapkankebijakan, menyusun rencana yang lebihbaik, serta menentukan kebijaksanaan yanglebih tepat agar prestasi manajemen semakinbaik pada tahun-tahun berikutnya. Sertadapat menjadi pertimbangan pula bagi parainvestor dan kreditor untuk menanamkan danmeminjamkan dananya atau tidak.

Analisis rasio yang dipakai dalampenelitian ini meliputi analisis rasioLikuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas.Rasio likuiditas berguna untuk mengukurkemampuan likuiditas jangka pendekperusahaan dengan melihat aktiva lancarperusahaan terhadap hutang lancarnya. RasioSolvabilitas perusahaan mengukurkemampuan perusahaan dalam memenuhikewajiban – kewajiban jangka panjangnya.Sedangkan Rasio Profitabilitas perusahaanmengukur kemampuan perusahaanmenghasilkan keuntungan pada tingkatperiode tertentu. Dari latar belakang tersebutpenulis ingin menelaah lebih jauh mengenailaporan keuangan sebagai sumber informasikeuangan untuk pengambilan keputusandengan menggunakan analisis rasio.Sehubungan dengan hal di atas maka penulismengambil judul “ANALISISPERBANDINGAN LAPORANKEUANGAN UNTUK MENILAIKINERJA KEUANGAN PADAPERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI(STUDI KASUS BEI). ”

1.2. Perumusan MasalahPermasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

Page 4: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

55

1. Apakah kinerja keuangan PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Indosat Tbk, PT. Smartfren TelekomTbk selalu mengalami peningkatanditiap periode tahunnya (2010 -2014).

2. Manakah diantara ketiga perusahaantersebut yang memiliki kinerjakeuangan paling baik berdasarkanperhitungan rasio likuiditas, rasiosolvabilitas dan rasio profitabilitasditahun 2010-2014 .

1.3. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini :1. Untuk menganalisis kinerja keuangan

guna mengetahui perkembanganposisi keuangan pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Indosat Tbk, PT. Smartfren TelekomTbk selama periode tahun 2010-2014ditinjau dari rasio likuiditas, rasiosolvabilitas, dan rasio profitabilitas.

2. Untuk mengetahui perusahaan manayang memiliki kinerja keuanganpaling baik periode tahun 2010-2014dilihat dari rasio likuiditas, rasiosolvabilitas dan rasio profitabilitas.

2. Kajian Teori

2.1. Pengertian LaporanKeuangan

Laporan Keuangan merupakan ringkasandari suatu proses pencatatan, merupakansuatu ringkasan dari transaksi-transaksikeuangan yang terjadi selama tahun bukuyang bersangkutan. Laporan keuangan inidibuat oleh manajemen dengan maksuduntuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya olehpara pemilik perusahaan. Disamping itulaporan keuangan dapat juga digunakanuntuk memenuhi maksud - maksud lainyaitu sebagai laporan kepada pihak-pihakdiluar perusahaan (Baridwan, 2004:17).Laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapatdigunakan sebagai alat untukberkomunikasi antar data keuangan atauaktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan dataatau aktifitas perusahaan tersebut(Munawir, 1995:2).

Menurut Bambang Riyanto, dalam bukunyadasar – dasar pembelanjaan perusahaan (2008:327), menyatakan bahwa laporan keuanganadalah sebagai laporan finansial (financialstatment), memberikan ikhtisar mengenaikeadaan finansial suatu perusahaan, dimananeraca (balance sheet) mencerminkan nilaiaktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saattertentu, dan laporan rugi laba (incomestatement) mencerminkan hasil – hasil yangdicapai selama suatu periode tertentu, biasanyameliputi periode satu tahun. Menurut IkatanAkuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunyastandar akuntasi keuangan (2004: 2)menyatakan bahwa laporan keuangan adalahbagian proses pelaporan keuangan. Laporankeuangan yang lengkap biasanya meliputiNeraca, Laporan Rugi-Laba, LaporanPerubahan Posisi Keuangan (yang dapatdisajikan dalam berbagai cara misalnyasebagai laporan arus kas atau laporan arusdana), catatan dari laporan lain serta materipenjelasan yang merupakan bagian integraldari laporan keuangan. Disamping itu jugatermasuk skedul dan informasi tambahan yangberkaitan dengan laporan tersebut.Dari pengertian diatas, dapat dikemukakanbahwa pada umumnya laporan keuangan ituterdiri dari neraca dan perhitungan rugi – labaserta laporan perubahan modal, dimana neracamenunjukan atau menggambarkan jumlahaktiva, hutang dan modal dari suatuperusahaan pada periode tertentu, sedangkanperhitungan dari laporan rugi – labamemperlihatkan dari hasil – hasil yang telahdicapai oleh perusahaan serta biaya yangterjadi selama periode tertentu, dan laporanperubahan modal menunjukan sumber danpenggunaan atau alasan –alasan yangmenyebabkan perubahan modal perusahaan.

Page 5: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

56

Dalam Statement of Financial AccountingConcepts (SFAC) Nomor 1 dinyatakan bahwapelaporan keuangan harus menyajikaninformasi yang :

1. Berguna bagi investor dan kreditur yangada dan yang potensial dan pemakailainnya dalam membuat keputusan untukinvestasi, pemberian kredit dan keputusanlainnya. Informasi yang dihasilkan itu harusmemadai bagi mereka yang mempunyaipengetahuan yang cukup tentang kegiatandan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untukmenelaah informasi-informasi itu secarasungguh-sungguh.

2. Dapat membantu investor dan kredituryang ada dan yang potensial dan pemakailainnya untuk menaksir jumlah, waktu, danketidakpastian dari penerima uang di masayang akan datang yang berasal dari devidenatau bunga dan dari penerimaan uang yangberasal dari penjualan, pelunasan, ataujatuh temponya surat-surat berharga ataupinjaman-pinjaman. Oleh karena rencanapenerimaan dan pengeluaran uang (cashflow) seorang kreditur atau investor ituberkaitan dengan cash flow dariperusahaan, pelaporan keuangan harusmenyajikan informasi untuk membantuinvestor, kreditur dan pihak-pihak lainnyauntuk memperkirakan jumlah, waktu danketidakpastian dari aliran kas masuk(sesudah dikurangi kas keluar) di masadatang untuk perusahaan tersebut.

3. Menunjukan sumber-sumber ekonomi darisuatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh daritransaksi-transaksi, kejadian-kejadian dankeadaan-keadaan yang mempengaruhisumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.

Tujuan laporan keuangan menurut KerangkaDasar Penyusunan dan Penyajian LaporanKeuangan (IAI) adalah : Tujuan laporankeuangan adalah menyediakan informasi yangmenyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaanyang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakaidalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2. Komponen LaporanKeuangan

Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yangdisahkan pada tanggal 15 Desember 2009 danmulai yang efektif berlaku untuk periode tahunbuku yang dimulai pada tanggal 1 Januari2011, laporan keuangan yang lengkap harusmeliputi komponen-komponen berikut ini :1. Laporan Posisi Keuangan Pada Akhir

Periode / NeracaMerupakan potret kondisi keuangan suatuperusahaan pada suatu waktu tertentu yangmeliputi aset perusahaan dan klaim atas asettersebut. Aset perusahaan menunjukankeputusan penggunaan dana atau keputusaninvestasi pada masa lalu sedangkan klaimperusahaan menunjukan sumber dana tersebutatau keputusan pendanaan pada masa lalu.Dana diperoleh dari pinjaman (utang) dan daripenyertaan pemilik perusahaan/modal(Mamduh Hanafi dan Abdul Halim : 2007).2. Laporan Laba Rugi Komprehensif selama

PeriodeLaporan Laba Rugi adalah suatu laporan yangmenunjukan pendapatan-pendapatan danbiaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatuperiode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yangdiperoleh atau rugi yang diderita olehperusahaan (Baridwan, 2004: 29).3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama

PeriodeLaporan perubahan ekuitas adalah laporanyang menyajikan perubahan modal setelahdigunakan untuk membiayai kegiatan usahaperusahaan selama satu periode akuntansi.4. Laporan Arus Kas Selama PeriodeArus kas adalah arus masuk dan arus keluarkas dan setara kas. Kas meliputi uang tunai(cash on hand) dan rekening giro, sedangsetara kas (cash equivalent) adalah investasiyang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek,dan yang sangat cepat dapat dijadikan kasdalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko

Page 6: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

57

perubahan nilai yang signifikan (Baridwan,2004:40).5. Catatan Atas Laporan KeuanganCatatan atas laporan keuangan adalah salahsatu unsur laporan keuangan yang menyajikaninformasi tentang penjelasan atau daftar terinciatau analisis atas nilai suatu pos yang disajikandalam Laporan RealisasiAnggaran (LRA), Neraca, dan Laporan ArusKas (LAK) dalam rangka pengungkapan yangmemadai.6. Laporan Posisi Keuangan pada awal

periode komparatifLaporan Posisi Keuangan pada awal periodekomparatif yang disajikan ketika entitasmenerapkan suatu kebijakan akuntansi secararestrospektif atau membuat penyajian kembalipos-pos laporan keuangan, atau ketika entitasmereklasifikasi pos-pos dalam laporankeuangannya. Laporan Keuangan sebagaisuatu sumber informasi harus memenuhibeberapa persyaratan agar kebijaksanaan yangdiambil berdasarkan informasi itu tidakmenyesatkan. Adapun syarat-syaratsebagaimana disebutkan dalam exposure draftPrinsip Akuntansi (Bambang.S :1985) meliputi:1. RelevanRelevansi atau kesesuaian informasi harusdikaitkan dengan maksud penggunaannya. Jikainformasi tidak relevan untuk keperluan parapengambil keputusan, informasi demikiantidak akan ada gunanya,betapa pun syarat-syarat lainnya dipenuhi. Sehubungan dengantujuan relevansi seyogyanya dipilih metode-metode pengukuran dan pelaporan akuntansikeuangan yang akan membawa sejauhmungkin para pemakai laporan keuangandalam menentukan jenis keputusan mana yangmemerlukan data akuntansi keuangan. Dalammempertimbangkan relevansi informasi yangbertujuan umum, perhatian difokuskan padakebutuhan umum pemakai dan bahkan padakebutuhan khusus pokok tertentu.Dengan demikian suatu informasi mungkinmempunyai tingkat relevansi tinggi untuk

kegunaan khusus tertentu, sementara kecilsekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.2. Dapat dimengertiInformasi harus dapat dimengerti oleh parapemakainya dan dinyatakan dalam bentuk dandengan istilah yang disesuaikan denganlingkup pengertian para pemakai. Dalam halini, dari pihak pemakai juga diharapkanadanya pengertian atau pengetahuan mengenaiaktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan, prosesakuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknisyang digunakan dalam laporan keuangan.3. Daya UjiPengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas daripertimbangan-pertimbangan dan pendapatsubjektif. Hal ini berkaitan dengan keterlibatanmanusia di dalam proses pengukuiran danpengujian informasi, sehingga proses tersebuttidak lagi berlandaskan pada analisis objeknya,informasi harus dapat diuji kebenarannya olehpara pengukur yang independen denganmenggunakan metode pengukuran yang sama.4. NetralInformasi harus diarahkan pada kebutuhanumum pemakai, tidak tergantung padakebutuhan dan keinginan khusus tertentu.Tidak boleh ada usaha untuk menyajikaninformasi yang hanya menguntungkanbeberapa pihak, sementara hal tersebut akanmerugikan pihak-pihak lain yang mempunyaikepentingan berbeda.5. Tepat WaktuInformasi harus disajikan sedini mungkinhingga dapat digunakan sebagai dasar untukmembanyu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, dan untuk menghindaritertundanya pengambilan keputusan tersebut.6. Daya BandingInformasi mengenai laporan keuangan akanlebih berguna jika dibandingkan denganlaporan keuangan periode sebelumnya dariperusahaan yang sama, maupun denganlaporan keuangna perusahaan-perusahaanlainnya pada periode yang sama.Adanya berbagai alternatif praktik akuntansidewasa ini menyulitkan tercapainya dayapembanding antar periode dalam satu

Page 7: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

58

perusahaan, yaitu dengan menerapkan metodeakuntansi yang sama dari tahun ke tahun, atauyang lebih dikenal dengan prinsip konsistensi.Namun hal ini tidak berarti bahwa perusahaantidak boleh mengubah metode akuntasni yangselama ini dianutnya. Perusahaandiperkenankan melakukan perubahan atasmetode atau prinsip yang dianut, jika prinsipyang baru dianggap lebih baik.7. LengkapInformasi akuntansi yang lengkap meliputi

semua data akuntasni keuangan yang dapatmemenuhi enam tujuan kuantitatif ataupersyaratan diatas, dapat juga diartika sebagaipemenuhan standar pengungkapan yangmemadai dalam pelaporan keuangan.Menurut Munawir (1995:9) laporan keuanganmemiliki beberapa keterbatasan, diantaranyaadalah :1. Laporan keuangan yang dibuat secara

periodik pada dasarnya merupakaninterim report (laporan yang dibuat antarwaktu tertentu yang sifatnya sementara)dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukan angkadalam rupiah yang kelihatannya bersifatpasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasarpenyusunannya dengan standard nilaiyang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

3. Laporan keuangan disusun berdasarkanhasil pencatatan transaksi keuangan ataunilai rupiah dari berbagai waktu atautanggal yang lalu, di mana daya beli(purchasing power) uang tersebutsemakin menurun, dibandingkan dengantahun-tahun sebelumnya, sehinggakenaikan volume penjualan yangdinyatakan dalam rupiah belum tentumenunjukan atau mencerminkan unityang dijual semakin besar, mungkinkenaikan itu disebabkan naiknya hargajual barang tersebut yang mungkin jugadiikuti kenaikan tingkat-tingkat harga.

4. Laporan keuangan tidak dapatmencerminkan berbagai faktor yang dapatmempengaruhi posisi atau keadaan

keuangan perusahaan karena faktor-faktortersebut tidak dapat dinyatakan dengansatuan uang (dikuantifisir).2.3. Pengertian Analisis Laporan

KeuanganSecara harfiah, analisis laporan keuanganterdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporankeuangan. Ini berarti juga bahwa analisislaporan keuangan merupakan suatu kegiatanmenganalisis laporan keuangan suatuperusahaan. Menurut Kamus Besar BahasaIndonesia, kata “analisis” sendiri didefinisikansebagai berikut :“Penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiriserta hubungan antarbagian untuk memperolehpengertian yang tepat dan pemahaman artikeseluruhan.”Menurut pengertian ini, analisis laporankeuangan tidak lain merupakan suatu prosesuntuk membedah laporan keuangan ke dalamunsur-unsurnya, menelaah masing-masingunsur tesebut, dan menelaah hubungandiantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuanuntuk memperoleh pengertian dan pemahamanyang baik dan tepat atas laporan keuangan itusendiri (Prastowo, 2005:56).Analisis laporan keuangan memiliki beberapatujuan, Menurut Prastowo (2005:57) tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah :

1. Dapat digunakan sebagai alat screeningawal dalam memilih alternatif investasiatau merger

2. Sebagai alat forecasting mengenaikondisi dan kinerja keuangan di masadatang

3. Sebagai proses diagnosis terhadapmasalah-masalah manajemen

4. Sebagai alat evaluasi terhadapmanajemen

Dari semua tujuan tersebut, yang terpentingdari analisis laporan keuangan adalahtujuannya untuk mengurangi ketergantunganpara pengambil keputusan pada dugaan murni,terkaan, dan intuisi, serta mengurangi danmempersempit lingkup ketidakpastian yangtidak bisa dielakkan pada setiap proses

Page 8: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

59

pengambilan keputusan. Analisis laporankeuangan tidaklah berarti mengurangikebutuhan akan penggunaan pertimbangan-pertimbangan, melainkan hanya memberikandasar yang layak dan sistematis dalammenggunakan pertimbangan-pertimbangantersebut.

Menurut Prastowo (2005:58) ada beberapalangkah yang harus ditempuh dalammenganalisis laporan keuangan, diantaranyaadalah :1. Memahami latar belakang data keuanganperusahaan

Pemahaman latar belakang data keuanganperusahaan yang dianalisis mencakuppemahaman tentang bidang usaha yangditerjuni oleh perusahaan dan kebijakanakuntansi yang dianut dan diterapkan olehperusahaan tersebut.

2. Memahami kondisi-kondisi yangberpengaruh pada perusahaan

Kondisi-kondisi yang perlu dipahamimencakup informasi mengenai trend(kecenderungan) industri di manaperusahaan beroperasi, perubahanteknologi, perubahan selera konsumen,perubahan faktor-faktor ekonomi sepertiperubahan pendapatan per kapita, tingkatbunga, tingkat inflasi dan pajak, danperubahan yang terjadi di dalam perubahanitu sendiri.

3. Mempelajari dan me-review laporankeuangan

Tujuan dari langkah ini adalah untukmemastikan bahwa laporan keuangan telahcukup jelas menggambarkan data keuanganyang relevan dan sesuai dengan standarakuntansi keuangan yang berlaku.

4. Menganalisis laporan keuanganSetelah memahami profil perusahaan danme-review laporan keuangan, maka denganmenggunakan berbagai metode dan teknikanalisis yang ada dapat menganalisislaporan keuangan dan menginterpretasikanhasil analisis tersebut.

2.3. Metode dan Teknik AnalisisLaporan Keuangan

Metode dan teknik analisa perhitungan rasio(alat-alat analisa) digunakan untukmenentukan dan mengukur hubungan antarapos-pos yang ada dalam laporan, sehinggadapat diketahui peruahan-perubahan darimasing-masing pos tersebut biladiperbandingkan dengan laporan dari beberapaperiode untuk satu perusahaan tertentu(Munawir, 1995:36).

Menurut Prastowo (2005:59) metodeanalisis laporan keuangan dapatdiklasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu :1. Metode analisis horizontal (dinamis)Metode analisis horizontal (dinamis) adalahmetode analisis yang dilakukan dengan caramembandingkan laporan keuangan untukbeberapa tahun (periode), sehingga dapatdiketahui perkembangan dankecenderungannya. Disebut metode analisishorizontal karena analisis ini membandingkanpos yang sama untuk periode yang berbeda.Disebut metode analisis dinamis karenametode ini bergerak dari tahun ke tahun(periode). Teknik analisis yang termasuk padaklasifikasi ini antara lain teknik analisisperbandingan, analisis trend (index), analisissumber dan penggunaan dana, analisisperubahan laba kotor.2. Metode analisis vertikal (statis)

Metode analisis vertikal (statis) adalahmetode analisis yang dilakukan dengan caramenganalisis laporan keuangan pada tahun(periode) tertentu, yaitu denganmembandingkan antar pos yang satu dan poslainnya pada laporan keuangan yang samauntuk tahun (periode) yang sama. Oleh karenamembandingkan antar pos yang satu denganyang lainnya pada laporan keuangan yangsama, maka disebut metode vertikal. Disebutmetode statis karena metode ini hanyamembandingkan pos-pos laporan keuanganpada tahun (periode yang sama). Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasimetode ini antara lain teknik analisis

Page 9: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

60

persentase perkomponen (Common-Size),analisis rasio, dan analisis impas.

Teknik perhitungan yang digunakanuntuk menghitung rasio keuangan menurutMunawir (1995:36) yaitu :1. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan

keuangan perusahaan yang dinyatakandalam prosentase (trend percentageanalysis), adalah suatu metode atau teknikanalisa untuk mengetahui tendensi daripadakeadaan keuangannya.

2. Laporan dengan prosentase per komponenatau commom size statement, adalah suatumetode analisis untuk mengetahuiprosentase investasi pada masing-masingaktiva tetap terhadap total aktivanya, jugauntuk mengetahui struktur permodalannyadan komposisi perongkosan yang terjadidihubungkan dengan jumlah penjualan.

3. Analisis sumber dan penggunaan modalkerja, adalah suatu analisa untukmengetahui sumber-sumber sertapenggunaan modal kerja atau untukmengetahui sebab-sebab berubahnya modalkerja dalam periode tertentu.

4. Analisis sumber dan penggunaan kas (cashflow statement analysis), adalah suatuanalisa untuk mengetahui sebab-sebabberubahnya jumlah uang kas atau untukmengetahui sumber-sumber sertapenggunaan uang kas selama periodetertentu.

5. Analisis rasio, adalah suatu metode analisauntuk mengetahui hubungan dari pos-postertentu dalam neraca atau laporan rugi labasecara individu atau kombinasi dari kedualaporan tersebut.

6. Analisis perubahan laba kotor (gross profitanalysis), adalah suatu analisa untukmengetahui sebab-sebab perubahan labakotor suatu perusahaan dari periode keperiode yang lain atau perubahan laba kotorsuatu periode dengan laba yangdibudgetkan untuk periode tersebut.

7. Analisis Break-Even, adalah suatu analisauntuk menetukan tingkat penjualan yangharus dicapai oleh suatu perusahaan agar

perusahaan tersebut tidak menderitakerugian, tetapi juga belum memperolehkeuntungan. Dengan analisis break-even inijuga akan diketahui berbagai tingkatkeuntungan atau kerugian untuk berbagaitingkat penjualan.

2.3.1. Analisis Rasio atas Laporan Keuangan1. Rasio Likuiditas

Pengertian rasio likuiditas adalahrasio yang dipergunakan untuk mengukurkemampuan perusahaan dalam memenuhikewajiban-kewajiban jangka pendek(Bambang Subroto, 1985). Rasio Likuiditasmempunyai tujuan untuk melakukanmelakukan uji kecukupan dana, solvencyperusahaan, kemampuan perusahaanmembayar kewajiban-kewajiban yangsegera harus dipenuhi (Djarwanto, 1984).

Suatu perusahaan yang mempunyaikekuatan membayar sedemikian besarnyasehingga mampu memenuhi segalakewajiban finansialnya yang segera harusdipenuhi, dikatakan bahwa perusahaantersebut adalah likuid, dan sebaliknya yangtidak mempunyai kemampuan membayaradalah illikuid. Apabila kemampuanmembayar tersebut dihubungkan dengankewajiban kepada pihak luar (kreditur)dinamakan “likuiditas badan usaha.”Dengan demikian maka likuiditas badanusaha berarti kemampuan perusahaan untukdapat menyediakan alat-alat likuidsedemikian rupa sehingga dapat memenuhikewajiban finansiilnya pada saat ditagih(Riyanto, 2008:26).

Menurut Danang Sunyoto dalambukunya Analisis Laporan Keuangan untukBisnis, dalam mengetahui tingkat likuiditasperusahaan terdapat beberapa rasio yangdigunakan, diantaranya adalah :

Current RatioPengertian dari current rasio adalah rasioyang dihasilkan dari perbandingan antaraaktiva lancar dengan utang jangka pendek.Curret ratio yang baik dan memuaskanperusahaan adalah sebesar 200%, artinya

Page 10: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

61

bahwa setiap utang lancar Rp 1 akandijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2.Jika curret ratio suatu perusahaan hanya90%, maka setiap utang lancar sebesar Rp 1akan dijamin dengan aktiva lancar sebesarRp0,9 , sehingga perusahaan ini disebutdalam keadaan ilikuid.Rumus : Aktiva Lancar X 100 %

Hutang Lancar

1. Quick RatioPengertian Quick Ratio adalah hasil

perbandingan antara aktiva lancar dikurangipersediaan dengan total kewajiban jangkapendek. Quick Ratio sebesar 100% sudahmenunjukan baiknya kondisi keuanganjangka pendek suatu perusahaan.Rumus :AktivaLancar – Persediaan X 100%Total Kewajiban Lancar

2. Cash RatioCash Ratio menunjukan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibanjangka pendek perusahaan dengan uang kasyang tersedian didalam perusahaan. Ukurandemikian akan memberikan suatugambaran yang lebih baik mengenailikuiditas suatu perusahaan, karena dapatdiketahui berapa uang kas yang tersedia,untuk menjamin setiap rupiah kewajibanjangka pendek (Bambang Subroto, 1985).Rumus : Kas X 100%

Total kewajiban lancar

2. Rasio SolvabilitasMenurut Bambang Riyanto (2001),

solvabilitas adalah kemampuan suatuperusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupunjangka panjang. Suatu perusahaan dikatakansolvabel apabila perusahaan tersebutmempunyai aktiva atau kekayaan yang cukupuntuk membayar semua hutang-hutangnyapada saat perusahaan itu likuidasi tetapi tidakdengan sendirinya perusahaan itu likuid.Rasio yang digunakan untuk menganalisistingkat solvabilitas adalah :

1. Total debt to total equity ratioRasio ini menunjukan jaminan yang

diberikan modal sendiri atas utang yangditerima perusahaan (Jopie Jusuf,2014). Jikautang jangka panjang lebih besar daripadamodal atau diatas 100%, berarti sebagianbesar biaya aktiva tetap dibiayai oleh utangjangka panjang, dan tingkat resiko keamananusaha semakin besar dalam jangka panjang.Sebaliknya, jika modal lebih besar ataudibawah 100%, berarti sebagian besar biayaaktiva tetap dibiayai oleh modal dan tingkatresiko keamanan usaha semakin kecil dalamjangka panjang.Rumus : Total hutang X 100%

Total modal2. Total debt to total asset ratio

Rasio ini menunjukan besarnya biayatotal aktiva yang pembiayaannya berasal daritotal utang. Semakin tinggi resiko ini berartisemakin besar jumlah pinjaman yangdigunakan untuk membiayai aktiva.Sebaliknya semakin rendah rasio ini berartisemakin kecil jumlah pinjaman yangdigunakan untuk membiayai aktivaperusahaan.Rumus : Total hutang X 100%

Total aktiva3. Rasio Profitabilitas

Pengertian dari profitabilitas adalahkemampuan perusahaan untuk memperolehkeuntungan dari usahanya. Disinipermasalahannya adalah keefektifanmanajemen dalam menggunakan baik totalaktiva maupun aktiva bersih. Keefektifandinilai dengan mengaitkan laba bersihterhadap aktiva yang digunakan untukmenghasilkan laba (Danang Sunyoto, 2013).Rasio yang digunakan dalam menganalisistingkat profitabilitas adalah :1. Rasio Profit Margin

Rasio laba bersih terhadap penjualan (totalpendapatan) pada dasarnya mencerminkanefektifitas biaya atau harga dari kegiatanperusahaan. Profit margin dimaksudkanuntuk mengetahui efisiensi perusahaandengan melihat kepada besar kecilnya laba

Page 11: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

62

usaha dalam hubungannya denganpenjualan (total pendapatan) (BambangRiyanto, 2008).Rumus :Laba bersih setelah pajak X 100%

Pendapatan2. ROA

Bentuk paling mudah dari analisis rasioprofitabilitas adalah menghubungkan lababersih atau pendapatan bersih dengan totalaktiva di neraca (Danang Sunyoto, 2013).Rumus : EAT X 100%

Total Aktiva3. ROE

Rasio yang paling umum untuk mengukurhasil pengembalian atas investasi pemilikmodal adalah hubungan antara laba bersihsetelah pajak dengan kekayaan bersih atauaktiva bersih (modal), (Danang Sunyoto,2013)Rumus : EAT X100%

Total Modal

2.4. Kerangka PemikiranTeoritis

Sebelum mengadakan analisa terhadapsuatu laporan keuangan perusahaan,pertama-tama harus benar-benarmemahami berbagai metode untukmengukur suatu kelayakan keuanganperusahaan. Metode-metode yangdimaksud dalam penelitian ini adalahmetode perhitungan rasio likuiditas, rasiosolvabilitas dan rasio profitabilitas, yangakan dijadikan tolak ukur kelayakan suatulaporan keuangan perusahaan. Keduaadalah memahami bisnis atau objekinvestasi sehingga dapat menerapkanmetode analisis dengan lebih baik danmengetahui data-data yang diperlukan.Objek dalam penelitian ini adalah ketigaperusahaan telekomunikasi yang telah gopublic di Indonesia yakni PTTelekomunikasi.Tbk, PT Indosat.Tbk danSmartTelekom.Tbk. Ketiga,mengumpulkan berbagai data yangberkaitan dengan ketiga perusahaantersebut, data-data tersebut dapat berupa

dokumen atau catatan yang berkaitandengan ketiga perusahaan tersebut. Dankeempat adalah mengolah data-datatersebut dengan mengaplikasikannyadengan metode-metode yang telahditentukan. Dari proses-proses tersebutdiharapkan dapat diketahui kalayakansuatu laporan keuangan dalam ketigaperusahaan tersebut.

Gambar IKerangka Pemikiran Teoritis

3. Metode Penelitian

3.1. Operasionalisasi VariabelIstilah variabel dapat diartikan

bermacam-macam. Dalam hal ini variabeldiartikan sebagai segala sesuatu yang akanmenjadi objek pegamatan penelitian. Adapunoperasionalisasi varibel dalam penelitian iniantara lain :1. Rasio Likuiditas

Qurrent ratio : membandingkan antara totalaktiva lancar dengan kewajibanjangka pendek

Quick Ratio : membandingkan antara aktivalancar dikurangi pesediaan dengantotal kewajiban jangka pendek

Cash ratio : membandingkan antara kasdengan total kewajiban jangkapendek

RasioLikuiditas1. Quick

Ratio2. Current

Ratio3. Cash

Ratio

RasioSolvabilitas

1.Debt tototalequity

2. Debt tototalasset

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

RasioProfitabilitas1. Profit

Margin2. ROA3. ROE

Page 12: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

63

2. Rasio solvabilitas

Debt to asset ratio : membandingkan antaratotal kewajiban dengan total hutang

Debt to equity ratio : membandingkanantara total kewajiban dengan modal

3. Rasio Profitabilitas

NPM : membandingkan antara laba bersihdengan penjualan

ROA : membandingkan antara EAT dengantotal aktiva

ROE : membandingkan antara EAT denganmodal

3.2. Teknik AnalisisMetode analisis data dalam penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif yaitu analisisdidasarkan pada perhitungan. Data diolahdengan metode-metode yang wajar menurutanalisis laporan keuangan.Adapun alat analisis dalam penelitian iniadalah :1. Analisis Rasio Likuiditas :

a. Current Ratio :Aktiva Lancar X 100%Hutang Lancar

b. Quick Ratio:AktivaLancar – Persediaan X 100%

Hutang Lancar

c. Cash Ratio : Kas X 100%Hutang Lancar

2. Analisis Rasio Solvabilitas :a. Debt to Total Equity Ratio :

Total Hutang X 100%Total Modal

b. Debt to Total Asset Ratio :Total Hutang X 100%Total Asset

3. Analisis Rasio Profitabilitas :a. NPM :

Laba Bersih Setelah Pajak X 100%

Penjualanb. ROA :

Laba Bersih Setelah Pajak X 100%Total Aset

c. ROE :Laba Bersih Setelah Pajak X 100%

Total Ekuitas

3.3. Sumber DataSumber data dalam penelitian ini adalahketiga perusahaan telekomunikasi yangtelah go public di Indonesia yaitu PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Indosat Tbk, PT. Smartfren TelekomTbk. Objek dalam penelitian ini adalahlaporan keuangan PT. TelekomunikasiIndonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, PT.Smartfren Telekom Tbk selama kurunwaktu 2010 – 2014

3.4. Metode Pengumpulan DataDokumentasi

Dokumentasi berupa laporankeuangan yang disusun oleh PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT.Indosat Tbk, PT. Smartfren TelekomTbk selama periode tahun 2010 - 2014

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Perhitungan Rasio Likuiditas,Solvabilitas dan Profitabilitaspada PT.Telkom.Tbk periodetahun 2010 -2014

1. Current RatioBerdasarkan Tabel : 2 perhitungan currentratio dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukanterjadi peningkatan persentase ditiap periodetahunnya, hal tersebut menunjukanperkembangan yang baik atas kondisikeuangan perusahaan. Peningkatan persentaseini disebabkan karena PT.Telkom mampumeningkatkan nilai aset lancarnya dari tahun2010 - 2014, dan menurunkan nilai hutanglancarnya, peningkatan aset lancar digunakanuntuk penambahan persedian, beban

Page 13: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

64

operasional kantor dan biaya pemeliharaan.Ditahun 2013 dan 2014 terjadi peningkatanhutang lancar namun nilai aset lancar jugamengalami peningkatan, sehingga tidakmenimbulkan perubahan persentase yangterlampau jauh dari tahun sebelumnya.Peningkatan hutang lancar di tahun 2013terjadi karena pinjaman dana oleh perusahaanke bank meningkat dan hutang pajakmeningkat sehingga nilai hutang lancarnyameningkat. Ditahun 2014 PT.Telkommeningkatkan nilai aset lancarnya sebesarRp.6.715.000 dari tahun sebelumnya, hal inidapat disebabkankan oleh berbagai faktorseperti kinerja ekonomi aktiva sesuai harapan,nilai pasar aktiva mengalami peningkatan sertanilai tercatat dari suatu aktiva lebih rendah darinilai kapitalisasi pasarnya. Peningkatan asetlancar ditahun 2014 tersebut cukup tinggi jikadibandingkan dengan empat periode tahunsebelumnya, dan hal tersebut membuatperusahaan berada pada kondisi likuid karenabesarnya nilai aset lancar melebihi hutanglancarnya. Di tahun 2010 current ratio yangdimiliki oleh PT.Telkom adalah sebesar54,30% . Artinya, bahwa setiap hutang lancarsenilai Rp1 hanya akan dijamin dengan aktivalancar sebesar Rp0,54. Ditahun 2011 nilaicurrent rasio mengalami peningkatan sebesar6,28% dari tahun sebelumnya, nilai currentrasio ditahun 2011 adalah sebesar 60,58% .Artinya setiap hutang lancar sebesar Rp1hanya akan dijamin oleh aktiva lancar senilaiRp0,60. Ditahun 2012 nilai current rasiomengalami peningkatan yang cukup tinggiyakni sebesar 30,9% dari tahun sebelumnya.Hal ini disebabkan karena nilai aktiva lancarditahun 2012 mengalami peningkatan dan nilaihutang lancar di tahun 2010 mengalamipenurunan yang cukup tinggi. Nilai currentrasio ditahun 2012 adalah sebesar 91,48% .artinya setiap hutang lancar sebesar Rp1 akandijamin oleh aktiva lancar senilai Rp0,91.Ditahun 2013 nilai current rasio PT.Telkomjuga mengalami peningkatan, namunpersentasentasenya lebih kecil apabiladibandingkan dengan tahun 2012, yakni

sebesar 4,32%. Nilai current rasio di tahun2013 adalah sebesar 95,80%. Artinya, utanglancar senilai Rp1 akan dijamin oleh aktivasebesar Rp0.95. Ditahun 2014 nilai currentrasio PT.Telkom juga mengalami peningkatansebesar 20,23% dari tahun sebelumnya. Nilaicurrent rasio di tahun 2014 adalah sebesar116,03%. Artinya, setiap hutang lancar senilaiRp1 akan dijamin oleh aktiva sebesarRp1,16%. Apabila dari tahun 2010-2014 nilaicurent rasio PT.Telkom menunjukan bahwaposisi kinerja keuangan perusahan berada padakondisi illikuid karena nilai aktiva lancarsebagai jaminan atas hutang lancarnya lebihkecil, maka ditahun 2014 perhitungan currentrasio menunjukan bahwa kondisi perusahaanberada pada posisi likuid, karena besarnyanilai aktiva lancar sebagai jaminan atas hutanglancarnya lebih besar.2. Quick RatioBerdasarkan TABEL : 3 perhitungan quickrasio pada PT.Telkom dari tahun 2010 -2014menunjukan selalu terjadi peningkatanpersentase ditiap tahunnya. Peningkatan inidisebabkan karena nilai aset lancar PT.Telkomselalu mengalami kenaikan di tiap periodetahunnya, nilai perbandingan antara aktivalancar setelah dikurangi persediaan memangtidak sebanding dengan kenaikan hutang daritahun 2010 -2011, sehingga membuatperusahaan berada pada kondisi illikuid.Namun di tahun 2014 peningkatan aktivalancar sangat besar dibandingkan dengantahun sebelumnya dan persedian sebagai nilaipengurang mengalami penurunandibandingkan dengan tahun sebelumnya. Halini membuat kondisi keuangan PT.Telkomberada pada kondisi likuid ditahun 2014.Peningkatan aset lancar yang tinggi di tahun2014 disebabkan karena kas perusahaan danpiutang usaha meningkat, sedangkanpengurangan persediaan di tahun 2014mungkin dimaksudkan perusahaan agar tidakterjadi penumpukan digudang. Quick ratioPT.Telkom tahun 2010 menunjukan nilai52,41%. Artinya, bahwa setiap hutang lancarsebesar Rp1 hanya akan dijamin dengan aktiva

Page 14: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

65

lancar sebesar Rp.0,5241. Maka kondisiperbandingan ini dapat dikatakan bahwaPT.Telkom dalam kondisi illikuid karenadipandang memuaskan apabila besarnya quickratio minimal sebesar 100%. Ditahun 2011nilai quick ratio PT.Telkom adalah sebesar58,95%, mengalami peningkatan sebesar6,54% dari tahun sebelumnya. Artinya setiaputang lancar senilai Rp1 akan dibiayai dengannilai aktiva lancar sebesar Rp0,589.Ditahun 2010 nilai quick ratio PT.Telkomadalah sebesar 88,96%, mengalami kenaikansenilai 30,01% dari tahun sebelumnya, hal inidisebabkan terjadinya penurunan nilai utanglancar ditahun 2010, yakni sebesarRp6.244.414. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dijamin dengan aktiva lancarsenilai Rp0,8896. Ditahun 2011 nilai quickratio PT.Telkom adalah 92,38%, mengalamikenaikan sebesar 3,42% dari tahunsebelumnya. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dijamin dengan aktiva lancarsenilai Rp0,9238. Ditahun 2014 nilai quickratio PT.Telkom adalah sebesar 113,63 %,mengalami kenaikan sebesar 21,25% daritahun sebelumnya. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dijamin dengan aktiva lancarsebesar Rp1,1363. Keadaan ini menunjukankondisi keuangan PT.Telkom berada padakondisi likuid, karena besarnya nilai aktivalancar sebagai jaminan atas utang lancarnyalebih besar.

3.Cash RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 4cash ratiodari tahun 2010 sampai 2014 menunjukanselalu terjadi peningkatan persentase ditiapperiode tahunnya. Hal ini disebabkan karenanilai kas pada PT.Telkom selalu mengalamipeningakatan, namun peningkatan ini tidaksebanding dengan peningkatan hutangPT.Telkom. Karena pada perhitungan rasio inihanya pos kas saja yang digunakan sebagaipembanding dengan hutang lancar, makameskipun nilai kas selalu mengalamipeningkatan, namun nilai persentase tetapkecil (selalu dibawah 100% selama 5 tahun).Hal ini disebabkan karena nilai hutang sebagai

pembanding, nilainya sangat besardibandingkan dengan kas yang dimilikiperusahaan. Ditahun 2010 cash ratio yangdimiliki oleh PT.Telkom adalah sebesar25,52% . Artinya, bahwa setiap hutang lancarsenilai Rp1 hanya akan dijamin dengan aktivalancar yang berupa kas sebesar Rp0,2552.Maka kondisi ini dapat dinyatakan bahwaberdasarkan perhitungan cash ratio pada tahun2010, PT.Telkom berada dalam kondisiillikuid karena besarnya aktiva lancar yangberupa kas sebagai jaminan atas utang lancarlebih kecil. Ditahun 2011 nilai cash rasiomengalami peningkatan sebesar 3,69% daritahun sebelumnya, nilai current rasio ditahun2011 adalah sebesar 29,21% . artinya setiaphutang lancar sebesar Rp1 hanya akan dijaminoleh aktiva lancar senilai Rp0,2921. Ditahun2012 nilai cash rasio mengalami peningkatan,yakni sebesar 15,33% dari tahun sebelumnya.Hal ini disebabkan karena nilai aktiva lancarberupa kas ditahun 2012 mengalamipeningkatan sebesar Rp1.314.540 dan nilaihutang lancar di tahun 2012 mengalamipenurunan sebesar Rp6.244.414. Nilai cashrasio ditahun 2012 adalah sebesar 44,54% .Artinya setiap hutang lancar sebesar Rp1 akandijamin oleh aktiva lancar berupa kas senilaiRp0,4454. Ditahun 2013 nilai cash rasioPT.Telkom mengalami penurunan sebesar1,13% dari tahun sebelumnya. Nilai cash ratioPT.Telkom ditahun 2013 adalah sebesar43,41%. Artinya, setiap utang lancar senilaiRp1 akan dijamin oleh aktiva lancar sebesarRp0.4341. Ditahun 2014 nilai cash rasioPT.Telkom mengalami peningkatan sebesar11% dari tahun sebelumnya. Nilai cash rasio ditahun 2014 adalah sebesar 54,41%. Artinya,setiap hutang lancar senilai Rp1 akan dijaminoleh aktiva lancar berupa kas sebesarRp0,5451%. Kondisi keuangan PT.Telkomdari tahun 2010 -2014 menunjukan posisiperusahaan berada pada kondisi illikuid,karena besarnya nilai aktiva lancar berupa kassebagai jaminan atas utang lancarnya lebihkecil.

Page 15: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

66

4.2 Perhitungan RasioSolvabilitas padaPT.TelekomunikasiIndonesia.Tbk periode 2010 -2014

1. Debt to Total Equity RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 5 debt toequity rasio pada PT.Telkom dari tahun 2010 -2014 menunjukan selalu terjadi penurunanpersentase ditiap tahunnya. Hal ini dinilai baikkarena semakin kecil rasio ini menunjukansemakin kecil pula persentase hutang dalammembiayai modal perusahaan. Penurunanpersentase ini disebabkan karena total hutangperusahaan mengalami penurunan selama2010 -2014 sedangkan total modalnyamengalami kenaikan. Penurunan total hutangperusahaan disebabkan karena pembebananterhadap biaya sewa, kewajiban penghargaanmasa kerja, serta pinjaman yang dilakukanpada bank dikurangi oleh perusahaan. Ditahun2014 nilai total hutang meningkat karenaterjadi peningkatan utang sewa yang besaryang dilakukan perusahaan, hal tersebutdilakukan mungkin untuk promosi-promosipemasaran produk perusahaan untukmeningkatkan penjualan. Sedangkanpeningkatan modal disebabkan karena labaperusahaan yang terus meningkat, hal inidikarenakan penjualan yang dilakukanperusahaan cukup tinggi. Ditahun 2010 nilaidebt to equity rasio menunjukan nilai165,94%. Artinya, bahwa 165,94% modalperusahaan dibiayai dengan hutang. Ditahun2011 nilai debt to equity ratio PT.Telkomadalah sebesar 150,21%, mengalamipenurunan sebesar 15,73% dari tahunsebelumnya. Artinya, bahwa 150,21% modalperusahaan dibiayai dengan hutang. Ditahun2012 nilai debt to equity 78,14%, mengalamipenurunan sebesar 72,07% dari tahunsebelumnya. Artinya bahwa sebagian besarbiaya total aktiva dibiayai oleh total utangsebesar 78,14% dan dibiayai oleh modalsendiri sebesar 21,86%. Ditahun 2011 nilai

debt to equity rasio adalah 68,99%, mengalamipenurunan sebesar 9,15% dari tahunsebelumnya. Artinya, bahwa sebagian aktivaperusahaan dibiayai oleh utang sebesar68,99% dan modal sendiri sebesar 31,01%.Ditahun 2014 nilai debt to equity ratioPT.Telkom adalah sebesar 66,27 %,mengalami penurunan sebesar 2,72% daritahun sebelumnya. Artinya, modal perusahaansebesar 66,27% dibiayai dengan hutang dandibiaya dengan modal sendiri sebesar 33,73%.Secara umum dapat dikatakan bahwa semakintinggi rasio ini maka semakin besar resikokreditor. DER lebih besar dari 100%menunjukan bahwa sumber pembiayaan aktivaperusahaan lebih banyak berasal dari hutangdibandingkan dengan modal sendiri.

2. Debt to total asset ratioBerdasarkan perhitungan TABEL : 6 debt tototal asset rasio pada PT.Telkom dari tahun2010 -2014 menunjukan selalu terjadipenurunan persentase ditiap tahunnya.Hal initerjadi karena total hutang relatif mengalamipenurunan, sedangkan total aset selalumengalami peningkatan. Peningkatan total asetdisebabkan karena nilai kas perusahaan yangselalu meningkat ditiap periode tahunnya.Ditahun 2010 nilai debt to asset rasiomenunjukan nilai 62,39%. Artinya, bahwasenilai 62,39% modal perusahaan dibiayaidengan hutang dan 37,61% dibiayai denganmodal sendiri. Ditahun 2011 nilai debt to assetratio PT.Telkom adalah sebesar 60,03%,mengalami penurunan sebesar 2,36% daritahun sebelumnya. Artinya, bahwa 60,03%modal perusahaan dibiayai dengan hutang dan39,97% dibiayai dengan modal sendiri.Ditahun 2012 nilai debt to asset mengalamipenurunan sebesar 16,17% dari tahunsebelumnya menjadi 43,86%, artinya bahwamodal perusahaan senilai 43,86% dibiayai olehhutang dan sebesar 56,17% dibiayai olehmodal sendiri. Ditahun 2013 nilai debt to assetrasio adalah 40,82% , mengalami penurunansebesar 3,14% dari tahun sebelumnya. Artinya,bahwa sebagian aktiva perusahaan dibiayai

Page 16: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

67

oleh utang sebesar 40,82% dan modal sendirisebesar 59,18%. Ditahun 2014 nilai debt toasset ratio PT.Telkom adalah sebesar 39,85%,mengalami penurunan sebesar 0,97% daritahun sebelumnya. Artinya, modal perusahaansebesar 39,85% dibiayai dengan hutang dandibiaya dengan modal sendiri sebesar 60,15%.Berdasarkan perhitungan debt to asset rasiopada PT.Telkom menunjukan bahwa padatahun 2010 -2011 kondisi keuangan belumcukup baik, karena besarnya hutang merekasebagai pembiayaan atas aktiva lebih besardibandingkan dengan modal sendiri,sedangkan dari tahun 2012 -2014 kondisikeuangan mulai mengalami perubahan ke arahyang lebih baik. Kondisi tersebut dinilai cukupbaik karena besarnya aktiva yang dibiayaidengan modal sendiri lebih besar sehinggatingkat resiko keamanan usaha dalam jangkapanjang menjadi lebih kecil. Semakin tinggirasio ini berarti semakin besar jumlahpinjaman yang digunakan untuk membiayaiaktiva perusahaan.

4.3 Perhitungan RasioProfitabilitas padaPT.Telekomunikasi Indonesia.Tbk periode 2010 -2014

1. Net Profit MarginNet Profit Margin PT.Telkom pada TABEL : 7tahun 2010 -2012 menunjukan terjadipeningkatan ditahun 2011 dan 2014 sertapenurunan persentase ditahun 2012 dan 2013.Peningkatan ditahun 2011 dan 2014disebabkan karena laba bersih perusahaanmengalami peningkatan karena jumlahpendapatan perusahaan melalui jaringaninternet mengalami peningkatan serta kerugianakibat selisih kurs nilainya mengalamipenurunan, hal tersebut dapat dilihat melaluilaporan keuangan perusahaan. Sedangkanpenurunan ditahun 2012 dan 2013 dikarenakannilai laba yang diterima perusahaan ditahun2013 mengalami penurunan karena besarnyabiaya operasional dan pemeliharaan sertakerugian selisih kurs yang harus ditanggung

perusahaan, sedangkan ditahun 2012 meskipunlaba mengalami peningkatan namun nilaipenjualan sebagai pembagi nilainya jugacukup tinggi sehingga mengahasilkanpersentase yang menurun juga pada periodetahun tersebut. Nilai NPM pada PT.Telkomditahun 2010 adalah sebesar 88,09%, yangberarti dari setiap Rp.1 penjualan bersih,perusahaan memperoleh laba bersih sebesar88,09% atau Rp0,8809. Pada tahun 2011Profit margin perusahaan adalah sebesar107,40%, mengalami peningkatan sebesar19,31% dari tahun sebelumnya. Artinya setiapRp.1 penjualan bersih, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 107,40% atauRp.1,0740. Pada tahun 2012 Profit marginperusahaan adalah sebesar 23,17%, mengalamipenurunan sebesar 84,23% dari tahunsebelumnya. Artinya setiap Rp.1 penjualanbersih, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 23,17% atau Rp.0,2317. Pada tahun2013 Profit margin perusahaan adalah sebesar21,73%, mengalami penurunan sebesar 1,44%dari tahun sebelumnya. Artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 21,73% atau Rp.0,2173. Padatahun 2014 Profit margin perusahaan adalahsebesar 23,83%, mengalami peningkatan 2,1%dari tahun sebelumnya. Artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 23,83% atau Rp.0,2383.

2. ROAROA PT.Telkom pada TABEL : 8 tahun 2010-2014 menunjukan terjadi penurunanpersentase dari tahun 2010 -2013 danpeningkatan ditahun 2014. Hal ini disebabkankarena besarnya nilai total aktiva relatifmeningkat dan lebih besar dibandingkandengan laba bersih yang diterima perusahaan.Peningkatan aktiva ini disebabkan karena kasperusahaan dan piutang perusahaan relatifmeningkat selama periode lima tahun tersebut.ROA PT.Telkom pada tahun 2008 adalahsebesar 11,63%, yang berarti dari setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 11,63% atau Rp0,1163. Pada tahun

Page 17: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

68

2011 ROA perusahaan adalah sebesar 11,61%,artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 11,61% atauRp.0,1161. Pada tahun 2012 ROA perusahaanadalah sebesar 15,82%, artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 15,82% atau Rp.0,1582. Pada tahun2013 ROA perusahaan adalah sebesar 15,02%,artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 15,02% atauRp.0,1502. Pada tahun 2014 ROA perusahaanadalah sebesar 16,51%, artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 16,51% atau Rp.0,1651.

3. ROEROE PT.Telkom pada TABEL : 9 tahun 2010-2014 menunjukan terjadi penurunanpersentase dari tahun 2010 -2013 danpeningkatan ditahun 2014. Hal ini disebabkankarena besarnya nilai total ekuitas relatifmeningkat dan lebih besar dibandingkandengan laba bersih yang diterima perusahaan.Peningkatan ekuitas ini disebabkan karenapendapatan perusahaan dan saldo laba relatifmeningkat. ROE PT.Telkom pada tahun 2010adalah sebesar 30,94%, menunjukan bahwasetiap Rp.1 modal yang disetor pemegangsaham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 30,94% atau Rp.0,3094.ROE PT.Telkom pada tahun 2011 adalahsebesar 29,06%, menunjukan bahwa setiapRp.1 modal yang disetor pemegang saham,bisnis memberikan tingkat pengembaliansebesar 29,06% atau Rp.0,2906. ROEPT.Telkom pada tahun 2012 adalah sebesar28,19%, menunjukan bahwa setiap Rp.1 modalyang disetor pemegang saham, bisnismemberikan tingkat pengembalian sebesar28,19% atau Rp.0,2819. ROE PT.Telkom padatahun 2013 adalah sebesar 25,38%,menunjukan bahwa setiap Rp.1 modal yangdisetor pemegang saham, bisnis memberikantingkat pengembalian sebesar 25,38% atauRp.0,2538. ROE PT.Telkom pada tahun 2014adalah sebesar 27,45%, menunjukan bahwasetiap Rp.1 modal yang disetor pemegang

saham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 27,45% atau Rp.0,2745.

4.4 Perhitungan Rasio Likuiditas,Solvabilitas da Profitabilitaspada PT.Indosat Tbk periodetahun 2010 -2014

1. Current RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 10 currentratio dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukanbahwa selalu terjadi penurunan persentase ditahun 2010 -2013, hal ini disebabkan karenanilai aktiva lacar PT.Indosat selalu mengalamipenurunan selama 2010 -2013 sedangkan nilaihutangnya lancarnya mengalami kenaikanditahun 2011 dan menurun kembali ditahun2012 sampai 2014 , penurunan nilai aktiva ditahun 2010 -2013 disebabkan karenamenurunannya nilai kas perusahaan yangdigunakan untuk pembiayaan pengadaan danhutang pajak, karena nilai hutang pajak danbiaya pengadaan relatif tinggi selama 2010 -2013 Sedangkan ditahun 2014 terjadipeningkatan aktiva lancar, hal ini disebabkankarena nilai kas mengalami peningkatan,kemungkinan perusahaan mengurangipinjaman hutang usaha dan penurunanpenambahan persediaan, karena nilai hutangusaha dan persediaan selama tahun 2013 -2014mengalami penurunan. Peningkatan hutanglancar perusahaan disebabkan oleh hutangpajak perusahaan dan hutang pengadaan yangjumlahnya relatif besar dan relatif meningkattiap periode tahun. Nilai current ratioperusahaan di tahun 2010 current ratio yangdimiliki oleh PT.Indosat adalah sebesar90,48% . Artinya, bahwa setiap hutang lancarsenilai Rp1 hanya akan dijamin dengan aktivalancar sebesar Rp0,9. Ditahun 2011 nilaicurrent rasio mengalami penurunan sebesar35,86% dari tahun sebelumnya. Nilai currentrasio ditahun 2009 adalah sebesar 54,62% .artinya setiap hutang lancar sebesar Rp1 hanyaakan dijamin oleh aktiva lancar senilai Rp0,54.Ditahun 2012 nilai current rasio mengalamipenurunan sebesar 3,07% dari tahun

Page 18: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

69

sebelumnya. Nilai current rasio ditahun 2012adalah sebesar 51,55% . artinya setiap hutanglancar sebesar Rp1 akan dijamin oleh aktivalancar senilai Rp0,51. Ditahun 2013 nilaicurrent rasio PT.Indosat mengalami penurunansebesar 12,58% dari tahun sebelumnya. Nilaicurrent rasio di tahun 2013 adalah sebesar38,97%. Artinya, utang lancar senilai Rp1akan dijamin oleh aktiva sebesar Rp0,38.Ditahun 2014 nilai current rasio PT.Indosatmengalami peningkatan sebesar 25,22% daritahun sebelumnya. Nilai current rasio di tahun2012 adalah sebesar 64,19%. Artinya, setiaphutang lancar senilai Rp1 akan dijamin olehaktiva sebesar Rp0,64%. Berdasarkanperhitungan current rasio pada PT.Indosat,menunjukan kondisi keuangan yang illikuiddari tahun 2010 -2014 karena besarnya aktivalancar sebagai jaminan atas hutang lancarnyaselalu lebih kecil dalam periode lima tahuntersebut.

2. Quick RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 11 quickrasio pada PT.Indosat dari tahun 2010 -20124menunjukan selalu terjadi penurunanpersentase dari 2010 -2014 kemudianmeningkat ditahun 2014. Hal ini disebabkankarena nilai aktiva lancar yang selalumenurun. Nilai persediaan juga mengalamipenurunan selama 2010 -2014, Hal tersebutdilakukan perusahaan karena mungkinperusahaan tidak menginginkan terjadipenumpukan persediaan digudang sehinggaperusahaan tidak melakukan menambahanpersediaan selama lima tahun tersebut.Peningkatan persentase yang terjadi ditahun2014 disebabkan karena nilai kas perusahaanmengalami peningkatan sedangkan nilaipersediaan sebagai pengurang mengalamipenurunan. Nilai hutang lancar sebagaipembagi juga mengalami penurunan yangdisebabkan karena perusahaan mengurangijumlah pinjaman untuk utang usaha. Ditahun2010 nilai quick rasio menunjukan nilai88,22%. Artinya, bahwa setiap hutang lancarsebesar Rp1 hanya akan dijamin dengan aktiva

lancar sebesar Rp.0,8822. Maka kondisiperbandingan ini dapat dikatakan bahwaPT.Indosat dalam kondisi illikuid karenadipandang memuaskan apabila besarnya quickratio minimal sebesar 100%. Ditahun 2011nilai quick ratio PT.Telkom adalah sebesar53,76%, mengalami penurunan sebesar34,46% dari tahun sebelumnya. Artinya setiaputang lancar senilai Rp1 akan dibiayai dengannilai aktiva lancar sebesar Rp0,5376. Ditahun2012 nilai quick ratio PT.Indosat adalahsebesar 50,66%, mengalami penurunan senilai3,1% dari tahun sebelumnya. Artinya setiaputang lancar senilai Rp1 akan dijamin denganaktiva lancar senilai Rp0,5066. Ditahun 2013nilai quick ratio PT.Indosat adalah 38,31% ,mengalami penurunan sebesar 12,35% daritahun sebelumnya. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dijamin dengan aktiva lancarsenilai Rp0,3831. Ditahun 2014 nilai quickratio PT.Indosat adalah sebesar 63,69 %,mengalami kenaikan sebesar 25,38% daritahun sebelumnya. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dijamin dengan aktiva lancarsebesar Rp0,6369. Keadaan ini menunjukankondisi keuangan PT.Indosat berada padakondisi ilikuid, karena besarnya nilai aktivalancar sebagai jaminan atas utang lancarnyalebih kecil.

3.Cash RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 12 cashratio dari tahun 2010 sampai 2014 menunjukanselalu terjadi penurunan persentase ditahun2010-2013 kemudian meningkat ditahun 2014.Hal ini disebabkan karena kas perusahaanmengalami penurunan ditahun 2010 - 2013yang digunakan perusahaan untuk pembiayaanpengadaan dan hutang pajak yang nilainyarelatif tinggi ditahun tersebut. Sedangkanpeningkatan persentase ditahun 2014disebabkan karena kas perusahaan mengalamipeningkatan dan hutang perusahaanmengalami penurunan. Ditahun 2010 cashratio yang dimiliki oleh PT.Indosat adalahsebesar 53,74% . Artinya, bahwa setiap hutanglancar senilai Rp1 hanya akan dijamin dengan

Page 19: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

70

aktiva lancar yang berupa kas sebesarRp0,5374. Maka kondisi ini dapat dinyatakanbahwa berdasarkan perhitungan cash ratiopada tahun 2010, PT.Indosat berada dalamkondisi illikuid karena besarnya aktiva lancaryang berupa kas sebagai jaminan atas utanglancar lebih kecil. Ditahun 2011 nilai cashrasio mengalami penurunan sebesar 32,05%dari tahun sebelumnya, nilai current rasioditahun 2011 adalah sebesar 21,69% . Artinyasetiap hutang lancar sebesar Rp1 hanya akandijamin oleh aktiva lancar senilai Rp0,2169.Ditahun 2012 nilai cash rasio mengalamipenurunan, yakni sebesar 4,32% dari tahunsebelumnya. Nilai cash rasio ditahun 2012adalah sebesar 17,37% . Artinya setiap hutanglancar sebesar Rp1 akan dijamin oleh aktivalancar berupa kas senilai Rp0,1737. Ditahun2013 nilai cash rasio PT.Indosat mengalamipenurunan sebesar 5,9% dari tahunsebelumnya. Nilai cash ratio PT.Indosatditahun 2013 adalah sebesar 11,47%. Artinya,setiap utang lancar senilai Rp1 akan dijaminoleh aktiva lancar sebesar Rp0.1147. Ditahun2014 nilai cash rasio PT.Indosat mengalamipeningkatan sebesar 15,78% dari tahunsebelumnya. Nilai cash rasio di tahun 2014adalah sebesar 27,25%. Artinya, setiap hutanglancar senilai Rp1 akan dijamin oleh aktivalancar berupa kas sebesar Rp0,2725%. Kondisikeuangan PT.Indosat dari tahun 2010 -2014menunjukan posisi perusahaan berada padakondisi illikuid, karena besarnya nilai aktivalancar berupa kas sebagai jaminan atas utanglancarnya lebih kecil.

4.5 Perhitungan RasioSolvabilitas padaPT.Indosat.Tbk periode 2010-2014

1. Debt to Total Equity RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 13 debt toequity rasio pada PT.Indosat menunjukanbahwa terjadi peningkatan persentase ditahun2011 dan 2014 serta penurunan ditahun 2010dan 2011. Hal tersebut disebabkan karena

ditahun 2011 dan 2014 nilai total hutangmengalami kenaikan. Kenaikan inidikarenakan hutang pajak tangguhan danhutang pengadaan meningkat, nilai total modalditahun 2011 dan 2014 juga mengalamipeningkatan yang dikarenakan saldo labaperusahaan dan pendapatan atas penjualanperusahaan mengalami peningkatan. Ditahun2011 dan 2013 nilai persentase mengalamipenurunan, hal ini disebabkan total hutangmengalami penurunan yang disebabkan totalutang obligasi perusahaan dan utang usahayang dilakukan perusahaan menurun atauperusahaan berusahaa mengurangi pinjamanuntuk usaha. Nilai total modal tahun 2012 -2013 juga mengalami penurunan yangdisebabkan perusahaan mengalami kerugiankarena selisih kurs. Ditahun 2010 nilai debt toequity rasio menunjukan nilai 196,92%.Artinya, bahwa 196,92% modal perusahaandibiayai dengan hutang. Ditahun 2011 nilaidebt to equity ratio PT.Indosat adalah sebesar206,50%, mengalami peningkatan sebesar9,58% dari tahun sebelumnya. Artinya, bahwa206,50% modal perusahaan dibiayai denganhutang. Ditahun 2012 nilai debt to equityrasio adalah sebesar 195,88%, mengalamipenurunan sebesar 10,62% dari tahunsebelumnya. Artinya bahwa biaya total aktivadibiayai oleh total utang sebesar 195,88%.Ditahun 2013 nilai debt to equity rasio adalah185,73% , mengalami penurunan sebesar10,15% dari tahun sebelumnya. Artinya,bahwa biaya aktiva perusahaan dibiayai olehutang sebesar 185,73%. Ditahun 2014 nilaidebt to equity ratio PT.Indosat adalah sebesar191,37%, mengalami peningkatan sebesar5,64% dari tahun sebelumnya. Artinya bahwabiaya aktiva perusahaan dibiayai oleh hutangsebesar 191,37%. Berdasarkan perhitunganDebt to Equity Ratio pada PT.Indosat ,menunjukan tingkat resiko yang besar padakondisi keamanan usaha perusahaan karenaselama periode 2010 -2014 sumberpembiayaan aktiva perusahaan lebih banyakberasal dari hutang.

Page 20: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

71

2. Debt to Total Asset RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 14 debt toasset rasio pada PT.Indosat menunjukanbahwa bahwa terjadi peningkatan persentaseditahun 2011 dan 2014 serta penurunanditahun 2012 dan 2013. Hal tersebutdisebabkan karena ditahun 2011 dan 2014 nilaitotal hutang mengalami kenaikan,kenaikan inidikarenakan hutang pajak tangguhan danhutang pengadaan meningkat, nilai total asetditahun 2011 dan 2013 juga mengalamipeningkatan yang dikarenakan nilai kas danpiutang usaha persediaan mengalamipeningkatan. Ditahun 2011 dan 2013 nilaipersentase mengalami penurunan, hal inidisebabkan total hutang mengalami penurunanyang disebabkan total utang obligasiperusahaan dan utang usaha yang dilakukanperusahaan menurun atau perusahaan berusahamengurangi pinjaman untuk usaha. Nilai totalaset tahun 2012 -2013 juga mengalamipenurunan yang disebabkan nilai kas danpiutang usaha menurun. Ditahun 2010 nilaidebt to asset rasio menunjukan nilai 66,32%.Artinya, bahwa 66,32% modal perusahaandibiayai dengan hutang dan 33,68% dibiayadengan modal perusahaan. Ditahun 2011 nilaidebt to asset ratio PT.Indosat adalah sebesar67,37%, mengalami peningkatan sebesar9,58% dari tahun sebelumnya. Artinya, bahwa67,37% modal perusahaan dibiayai denganhutang dan sebesar 32,63% dibiayai denganmodal perusahaan. Ditahun 2012 nilai debt toasset rasio adalah sebesar 66,20%, mengalamipenurunan sebesar 1,17% dari tahunsebelumnya. Artinya bahwa biaya total aktivadibiayai oleh total utang sebesar 66,20% dan33,9% oleh modal perusahaan. Ditahun 2013nilai debt to asset rasio adalah sebesar 65,00%, mengalami penurunan sebesar 1,20% daritahun sebelumnya. Artinya, bahwa biayaaktiva perusahaan dibiayai oleh utang sebesar65,00% dan 35% dibiayai oleh modal. Ditahun2014 nilai debt to asset ratio PT.Indosatadalah sebesar 65,67 %, mengalamipeningkatan sebesar 0,67% dari tahunsebelumnya. Artinya bahwa biaya aktiva

perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar65,67% dan sebesar 34,33% oleh modalperusahaan. Berdasarkan perhitungan debttotal asset rasio pada PT.Indosat Tbkmenunjukan kinerja yang belum stabil padaperusahaan, karena mengalami kenaikanditahun 2011 dan penurunan ditahun 2012 dan2013 kemudian mengalami kenaikan lagiditahun 2014

4.6 Perhitungan RasioProfitabilitas padaPT.Indosat.Tbk periode 2010-2014

1. Net Profit MarginNet Profit margin PT.Indosat, TABEL : 15selama periode 2010 -2014 menunjukanbahwa persentase perusahaan selalumengalami penurunan ditiap tahunnya kecualidi 2013. Penurunan persentase ditahun 2010 -2012 dan 2014 disebabkan karena laba yangditerima perusahaan selama tahun 2010 -2012dan 2014 mengalami penurunan yangdisebabkan karena beban pendanaan yangtinggi serta kerugian atas selisih kurs. Nilaipenjualan sebagai pembagi ditahun 2010 -2012 dan 2014 juga mengalami peningkatansehingga semakin memperkecil persentaserasio ini. Pada tahun 2010 NPM perusahaanadalah sebesar 3,01%, yang berarti dari setiapRp.1 penjualan bersih, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 3,01% atauRp0,030. Pada tahun 2011 Profit marginperusahaan adalah sebesar 2,44%, mengalamipenurunan sebesar 0,66% dari tahunsebelumnya. Artinya setiap Rp.1 penjualanbersih, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 2,44% atau Rp.0,0244. Pada tahun2012 Profit margin perusahaan adalah sebesar0,64%, mengalami penurunan sebesar 1,8%dari tahun sebelumnya. Artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 0,64% atau Rp.0,0064. Padatahun 2013 Profit margin perusahaan adalahsebesar 4,44%, mengalami kenaikan sebesar3,8% dari tahun sebelumnya. Artinya setiap

Page 21: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

72

Rp.1 penjualan bersih, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 3,8% atauRp.0,038.Pada tahun 2014 Profit margin perusahaanadalah sebesar 1,14%, mengalami penurunansebesar 3,3% dari tahun sebelumnya. Artinyasetiap Rp.1 penjualan bersih, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 1,14% atauRp.0,0114.

2.ROAROA PT.Indosat, TABEL : 16 selama periode2010 -2014 menunjukan bahwa persentaseperusahaan selalu mengalami penurunan ditiap tahunnya kecuali di 2013. Penurunanpersentase ditahun 2010 -2014 dan 2014disebabkan karena laba yang diterimaperusahaan selama tahun 2010 - 2014 dan2014 mengalami penurunan yang disebabkankarena beban pendanaan yang tinggi sertakerugian atas selisih kurs. Nilai total asetPT.Indosat sebagai pembagi jumlahnya jugarelatif besar jika dibandingkan dengan labayang diterima perusahaan, sehingga persentaseROA sangat kecil pada PT.Indosat.Peningkatan persentase ditahun 2013disebabkan karena laba usaha mengalamisedikit peningkatan. ROA PT.Indosat selamapada tahun 2010 adalah sebesar 1,12%, yangberarti dari setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 1,12% atauRp0,0112. Pada tahun 2013 ROA perusahaanadalah sebesar 0,83%, Artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 0,83% atau Rp.0,0083. Pada tahun2013 ROA perusahaan adalah sebesar 0,24%,artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 0,24% atauRp.0,0024. Pada tahun 2013 ROA perusahaanadalah sebesar 1,63%, artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 1,63% atau Rp.0,0163. Pada tahun2012 ROA perusahaan adalah sebesar 0,45%artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 0,45% atauRp.0,0045.

3.ROEROE PT.Indosat, TABEL : 17 selama periode2010 -2014 menunjukan bahwa persentaseperusahaan selalu mengalami penurunan ditiaptahunnya kecuali di 2013. Penurunanpersentase ditahun 2010 -2014 dan 2012disebabkan karena laba yang diterimaperusahaan selama tahun 2010 -2014 dan 2014mengalami penurunan yang disebabkan karenabeban pendanaan yang tinggi serta kerugianatas selisih kurs. Nilai total ekuitas PT.Indosatsebagai pembagi jumlahnya juga relatif besarjika dibandingkan dengan laba yang diterimaperusahaan, sehingga persentase ROE sangatkecil pada PT.Indosat. Peningkatan persentaseditahun 2013 disebabkan karena laba usahamengalami sedikit peningkatan. ROEPT.Indosat pada tahun 2010 adalah sebesar3,32%, menunjukan bahwa setiap Rp.1 modalyang disetor pemegang saham, bisnismemberikan tingkat pengembalian sebesar3,32% atau Rp.0,0332. ROE PT.Indosat padatahun 2011 adalah sebesar 2,56%, menunjukanbahwa setiap Rp.1 modal yang disetorpemegang saham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 2,56% atau Rp.0,00256.ROE PT.Indosat pada tahun 2012 adalahsebesar 0,71%, menunjukan bahwa setiap Rp.1modal yang disetor pemegang saham, bisnismemberikan tingkat pengembalian sebesar0,71% atau Rp.0,0071. ROE PT.Indosat padatahun 2013 adalah sebesar 4,66%, menunjukanbahwa setiap Rp.1 modal yang disetorpemegang saham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 4,66% atau Rp.0,0466.ROE PT.Indosat pada tahun 2012 adalahsebesar 1,32%, menunjukan bahwa setiap Rp.1modal yang disetor pemegang saham, bisnismemberikan tingkat pengembalian sebesar1,32% atau Rp.0,0132.

Page 22: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

73

4.7 Perhitungan Rasio Likuiditas,Solvabilitas dan Profitabilitaspada PT.SmartfrenTelekom.Tbk periode tahun2010 -2014

1. Current RatioBerdasarkan perhitungan current ratio daritahun 2010 sampai 2014 menunjukan bahwaterjadi penurunan persentase di tahun 2010-2012 dan peningkatan ditahun 2013-2014. Halini disebabkan karena aktiva perusahaanmenurun ditahun 2010-2012 yang diakibatkankarena penurunan nilai kas dan penurunannilai investasi jangka pendek perusahaansedangkan nilai hutang lancar sebagai pembaginilainya mengalami peningkatan yangdisebabkan karena utang usaha selama periodetiga tahun tersebut meninggkat sehinggaditahun 2010 -2012 nilai current ratiomengalami penurunan. Ditahun 2013 -2014nilai current ratio mengalami peningkatanyang diakibatkan karena naiknya nilai aktivalancar yang disebabkan bertambahnya nilaipiutang usaha dan persediaan di dua tahuntersebut, nilai hutang sebagai pembagi jugamengalami penurunan ditahun 2014 yangdisebabkan utang pajak perusahaan dan utangusaha yang dilakukan perusahaan menurunatau perusahaan melakukan penguranganhutang atas usahanya. Sehingga persentasecurrent rasio pada 2013-2014 meningkat.Ditahun 2010 current ratio yang dimiliki olehPT.Smartfren Telekom adalah sebesar 65,18%. Artinya, bahwa setiap hutang lancar senilaiRp1 hanya akan dijamin dengan aktiva lancarsebesar Rp0,6518. Maka kondisi ini dapatdinyatakan bahwa berdasarkan perhitungancurrent ratio pada tahun 2010, PT.SmartfrenTelekom berada dalam kondisi illikuid karenabesarnya aktiva lancar sebagai jaminan atasutang lancar lebih kecil. Ditahun 2011 nilaicurrent rasio mengalami penurunan sebesar22,7% dari tahun sebelumnya. Nilai currentrasio ditahun 2011 adalah sebesar 42,48% ,artinya setiap hutang lancar sebesar Rp1 hanya

akan dijamin oleh aktiva lancar senilaiRp0,4248. Ditahun 2012 nilai current rasiomengalami penurunan sebesar 20,97% daritahun sebelumnya. Nilai current rasio ditahun2012 adalah sebesar 21,51% . artinya setiaphutang lancar sebesar Rp1 akan dijamin olehaktiva lancar senilai Rp0,2151. Ditahun 2011nilai current rasio PT.Smartfren Telekommengalami peningkatan sebesar 4,12% daritahun sebelumnya. Nilai current rasio di tahun2013 adalah sebesar 25,63%. Artinya, utanglancar senilai Rp1 akan dijamin oleh aktivasebesar Rp0,2563. Ditahun 2014 nilai currentrasio PT.Smartfren Telekom juga mengalamipeningkatan sebesar 2,51% dari tahunsebelumnya. Nilai current rasio di tahun 2014adalah sebesar 28,14%. Artinya, setiap hutanglancar senilai Rp1 akan dijamin oleh aktivalancar sebesar Rp0,2814%. Berdasarkanperhitungan current rasio pada PT.SmartfrenTelekom, menunjukan kondisi keuangan yangillikuid dari tahun 2010-2014 karena besarnyaaktiva lancar sebagai jaminan atas hutanglancarnya selalu lebih kecil dalam periode limatahun tersebut.

2. Quick RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 19 quickrasio pada PT.Smartfren Telekom dari tahun2010 -2014 menunjukan bahwa terjadipenurunan persentase ditahun 2010-2014 dan2014 serta peningkatan ditahun 2011.Penurunan ditahun 2010 -2012 dan 2014disebabkan karena turunnya nilai aktiva lancarditahun 2010 ,2013 dan 2014 sertapeningkatan nilai pesediaan sebagai pengurangditahun 2010 mengalami kenaikan yang tajam,hal tersebut mungkin dimaksudkan perusahaanuntuk menjual produk lebih banyak agarkeuntungan yang diperoleh perusahaanmenjadi besar. Sehingga persentase quick rasiopada tahun 2010 -2012 dan 2014 menurun.Peningkatan quick rasio ditahun 2013dikarenakan nilai aktiva lancar perusahaanmengalami peningkatan sedang nilaipersediaan sebagai pengurang mengalamipenurunan, sehingga nilai quick rasio padatahun 2013 meningkat. Nilai quick rasio

Page 23: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

74

ditahun 2010 menunjukan nilai 57,64%.Artinya, bahwa setiap hutang lancar sebesarRp1 hanya akan dijamin dengan aktiva lancarsebesar Rp.0,5764. Maka kondisiperbandingan ini dapat dikatakan bahwaPT.Smartfren Telekom dalam kondisi illikuidkarena dipandang memuaskan apabilabesarnya quick ratio minimal sebesar 100%.Ditahun 2013 nilai quick ratio PT.SmartfrenTelekom adalah sebesar 39,91%, mengalamipenurunan sebesar 17,73% dari tahunsebelumnya. Artinya setiap utang lancarsenilai Rp1 akan dibiayai dengan nilai aktivalancar sebesar Rp0,1773. Ditahun 2012 nilaiquick ratio PT.Smartfren Telekom adalahsebesar 11,10%, mengalami penurunan senilai28,81% dari tahun sebelumnya. Artinya setiaputang lancar senilai Rp1 akan dijamin denganaktiva lancar senilai Rp0,2881. Ditahun 2013nilai quick ratio PT.Smartfren Telekom adalah19,60% , mengalami kenaikan sebesar 8,5%dari tahun sebelumnya. Artinya setiap utanglancar senilai Rp1 akan dijamin dengan aktivalancar senilai Rp0,1960. Ditahun 2014 nilaiquick ratio PT.Smartfren Telekom adalahsebesar 16,56%, mengalami penurunan sebesar3,04% dari tahun sebelumnya. Artinya setiaputang lancar senilai Rp1 akan dijamin denganaktiva lancar sebesar Rp0,1656. Keadaan inimenunjukan kondisi keuangan PT.SmartfrenTelekom berada pada kondisi ilikuid, karenabesarnya nilai aktiva lancar sebagai jaminanatas utang lancarnya lebih kecil. Berdasarkanperhitungan quick rasio pada PT.SmartfrenTelekom, menunjukan kondisi keuangan yangillikuid dari tahun 2010 -2014 karena besarnyaaktiva lancar sebagai jaminan atas hutanglancarnya selalu lebih kecil dalam periode limatahun tersebut.3.Cash RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 20 cashratio dari tahun 2008 sampai 2012 menunjukanbahwa terjadi penurunan persentae ditahun2010 -2012 dan 2014 Penurunan ditahun2010-2014 dan 2014 dikarenakan nilai hutangsebagai pembagi jumlahnya mengalamipeningkatan sehingga nilai cash rasio menjadi

menurun. Peningkatan cash rasio ditahun 2013dikarenakan nilai kas mengalami peningkatan,sehingga cash ratio ditahun ini jugameningkat. tahun 2010 cash ratio yangdimiliki oleh PT.Smartfren Telekom adalahsebesar 2,18% . Artinya, bahwa setiap hutanglancar senilai Rp1 hanya akan dijamin denganaktiva lancar yang berupa kas sebesarRp0,0218. Maka kondisi ini dapat dinyatakanbahwa berdasarkan perhitungan cash ratiopada tahun 2008, PT.Smartfren Telekomberada dalam kondisi illikuid karena besarnyaaktiva lancar yang berupa kas sebagai jaminanatas utang lancar lebih kecil. Ditahun 2013nilai cash rasio mengalami penurunan sebesar0,31% dari tahun sebelumnya, nilai cash rasioditahun 2013 adalah sebesar 1,87% . Artinyasetiap hutang lancar sebesar Rp1 hanya akandijamin oleh aktiva lancar senilai Rp0,0187.Ditahun 2012 nilai cash rasio mengalamipenurunan, yakni sebesar 0,88% dari tahunsebelumnya. Nilai cash rasio ditahun 2012adalah sebesar 0,99% . Artinya setiap hutanglancar sebesar Rp1 akan dijamin oleh aktivalancar berupa kas senilai Rp0,0099. Ditahun2013 nilai cash rasio PT.Smartfren Telekommengalami kenaikan sebesar 6,34% dari tahunsebelumnya. Nilai cash ratio PT.SmartfrenTelekom ditahun 2013 adalah sebesar 7,33%.Artinya, setiap utang lancar senilai Rp1 akandijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp0,0733.Ditahun 2014 nilai cash rasio PT.SmartfrenTelekom mengalami penurunan sebesar 2,67%dari tahun sebelumnya. Nilai cash rasio ditahun 2014 adalah sebesar 4,66%. Artinya,setiap hutang lancar senilai Rp1 akan dijaminoleh aktiva lancar berupa kas sebesarRp0,0466%. Kondisi keuangan PT.SmartfrenTelekom dari tahun 2010 -2014 menunjukanposisi perusahaan berada pada kondisi illikuid,karena besarnya nilai aktiva lancar berupa kassebagai jaminan atas utang lancarnya lebihkecil.

Page 24: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

75

4.8 Perhitungan RasioSolvabilitas padaPT.Smartfren Telekom.Tbkperiode 2010 – 2014

1. Debt to total equity ratioBerdasarkan perhitungan TABEL : 21 debt toequity rasio pada PT.Smartfren Telekommenunjukan bahwa terjadi penurunan ditahun2011,2012 dan 2014 yang disebabkan karenaditahun 2011,20113 dan 2014 nilai total modalsebagai pembagi mengalami kenaikan,kenaikan total modal disebabkan karena saldolaba yang diterima perusahaan nilainyameningkat ditahun 2011,2013 dan 2014sehingga persentasenya menurun. nilai debt toequity rasio pada tahun 2012 mengalamipeningkatan karena total modal sebagaipembagi mengalami penurunan sedangkantotal hutang di tahun 2012 mengalamipeningkatan, peningkatan total hutangdisebabkan karena utang pajak dan utangusaha yang dilakukan perusahaan jumlahnyameningkat. Nilai debt to equity rasio padatahun 2010 menunjukan nilai 554,72%.Artinya, bahwa 554,72% modal perusahaandibiayai dengan hutang. Ditahun 2011 nilaidebt to equity ratio PT.Smartfren Telekomadalah sebesar 500,21%, mengalamipenurunan sebesar 54,51% dari tahunsebelumnya. Artinya, bahwa 500,21% modalperusahaan dibiayai dengan hutang. Ditahun2012 nilai debt to equity rasio adalah sebesar3852,51%, mengalami peningkatan sebesar3352,3% dari tahun sebelumnya. Artinyabahwa biaya total aktiva dibiayai oleh totalutang sebesar 3852,51%. Ditahun 2013 nilaidebt to equity rasio adalah sebesar 276,16% ,mengalami penurunan sebesar 3576,35% daritahun sebelumnya. Artinya, bahwa biayaaktiva perusahaan dibiayai oleh utang sebesar276,16%. Ditahun 2014 nilai debt to equityratio PT.Smartfren Telekom adalah sebesar187,69 % , mengalami penurunan sebesar88,47% dari tahun sebelumnya. Artinya bahwabiaya aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang

sebesar 187,69%. Berdasarkan perhitunganDebt to Equity Ratio pada PT.SmartfrenTelekom , menunjukan tingkat resiko yangbesar pada kondisi keamanan usahaperusahaan karena selama periode 2010 -2014sumber pembiayaan aktiva perusahaan lebihbanyak berasal dari hutang.

2. Debt to Total Asset RatioBerdasarkan perhitungan TABEL : 22 debt tototal aset rasio pada PT.Smartfren Telekommenunjukan bahwa terjadi penurunan ditahun2011,2013 dan 2014 yang disebabkan karenaditahun 2013 dan 2014 nilai total aset sebagaipembagi mengalami kenaikan, kenaikan totalaset disebabkan karena nilai kas dan piutangpada 2013 dan 2014 mengalami peningkatan.Sehingga persentase rasio di tahun tersebutmengalami kenaikan ditahun. Sedangkanditahun 2011 total hutang mengalamipenurunan sehingga nilai debt to asset rasiopada tahun 2011 mengalami penurunan.Peningkatan persentase ditahun 2012dikarenakan terjadi peningkatan pada totalaktiva perusahaan dan penurunan nilai totalhutang sebagai pembagi, sehingga nilai debt tototal aset rasio ditahun 2012 mengalamipeningkatan. Berdasarkan perhitungan debt tototal asset rasio pada PT.Smartfren Telekommenunjukan bahwa ditahun 2010 nilai debt tototal asset rasio menunjukan nilai 84,72%.Artinya, bahwa ditahun 2010 biaya total aktivaberasal dari total hutang sebesar 84,72% dansebesar 15,28% dari modal sendiri. Ditahun2013 nilai debt to total asset ratioPT.Smartfren Telekom adalah sebesar 83,33%,mengalami penurunan sebesar 1,39% daritahun sebelumnya. Artinya, bahwa ditahun2009 biaya total aktiva berasal dari totalhutang sebesar 83,33% dan sebesar 16,67%dari modal sendiri. Ditahun 2012 nilai debt tototal asset ratio adalah sebesar 102,66%,mengalami peningkatan sebesar 19,33% daritahun sebelumnya. Artinya bahwa ditahun2010 biaya total aktiva berasal dari totalhutang sebesar 102,66%. Ditahun 2013 nilaidebt to total asset ratio adalah sebesar 73,41%

Page 25: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

76

, mengalami penurunan sebesar 29,25% daritahun sebelumnya. Artinya, bahwa ditahun2013 biaya total aktiva berasal dari totalhutang sebesar 73,41% dan sebesar 26,59%dari modal sendiri. Ditahun 2014 nilai debt tototal asset ratio PT.Smartfren Telekom adalahsebesar 65,24% , mengalami penurunansebesar 8,17% dari tahun sebelumnya. Artinyabahwa ditahun 2014 biaya total aktiva berasaldari total hutang sebesar 65,24% dan sebesar34,76% dari modal sendiri. Berdasarkanperhitungan Debt to total asset Ratio padaPT.Smartfren Telekom , menunjukan tingkatresiko yang besar pada kondisi keamananusaha perusahaan, karena jumlah pinjaman(hutang) yang digunakan untuk membiayaiaktiva perusahaan selama periode 2010 -2014persentasenya selalu lebih besar dibandingkandengan nilai aktiva.

4.9 Perhitungan RasioProfitabilitas padaPT.Smartfren Telekom.Tbkperiode 2010 -2014

1. Net Profit MarginTABEL : 23, menunjukkan Net Profit marginPT.Smartfren Telekom pada tahun 2010-2012menunjukan kenaikan persentase dari tahun2008-2010 dan penurunan ditahun 2013-2014.Peningkatan persentase ditahun 2010 -2014dikarenakan nilai penjualan sebagai pembagimengalami penurunan dari 2010 -2012 danlaba bersih setelah pajak ditahun 2010 dan2012 nilainya tinggi, sehingga presentaseNPM dari 2010-2014 mengalami peningkatan.Penurunan NPM ditahun 2013 dan 2014dikarenakan nilai penjualan sebagai pembagimengalami kenaikan di tahun 2013 dan 2014sedangkan nilai laba bersih setelah pajakmenurun ditahun 2014 yang disebabkan olehbeban operasional mengalami peningkatanditahun 2014 dan peningkatan kerugian kurs.Sehingga nilai NPM pada 2014 menurun.NPM perusahaan ditahun 2014 adalah sebesar115,36% , yang berarti dari setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh laba

bersih sebesar 115,36% atau Rp1,1536. Padatahun 2009 Profit margin perusahaan adalahsebesar 134,80%, artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 134,80% atau Rp.1,3480.Pada tahun 2012 Profit margin perusahaanadalah sebesar 372,31%, artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 372,31% atau Rp.3,7231. Padatahun 2013 Profit margin perusahaan adalahsebesar 251,51%, artinya setiap Rp.1penjualan bersih, perusahaan memperoleh lababersih sebesar 251,51% atau Rp.2,5151. Padatahun 2014 Profit margin perusahaan adalahsebesar 94,78%, artinya setiap Rp.1 penjualanbersih, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 94,78% atau Rp.0,9478.

2.ROAROA PT.Smartfren Telekom pada TABEL :24 tahun 2010 -2014 menunjukan terjadipenurunan persentase ditahun 2011 ,2013 dan2014 yang disebabkan karena terjadipenurunan laba bersih selama periode tahuntersebut. Sedangkan peningkatan ditahun 2012dikarenakan Laba mengalami peningkatan dannilai total aset sebagai pembagi nilainyamengalami penurunan,sehingga persentaseROA pada tahun 2012 mengalamipeningkatan. ROA pada tahun 2008 adalahsebesar 22,44%, yang berarti dari setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 22,44% atau Rp0,2244. Pada tahun2011 ROA perusahaan adalah sebesar 15,22%,artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 15,22% atauRp.0,1522. Pada tahun 2010 ROA perusahaanadalah sebesar 31,26%, artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 31,26% atau Rp.0,3126. Pada tahun2013 ROA perusahaan adalah sebesar 19,51%,artinya setiap Rp.1 investasi, perusahaanmemperoleh laba bersih sebesar 19,51% atauRp.0,1951. Pada tahun 2014 ROA perusahaanadalah sebesar 10,90%, artinya setiap Rp.1investasi, perusahaan memperoleh laba bersihsebesar 10,90% atau Rp.0,109.

Page 26: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

77

3.ROEROE PT.Smartfren Telekom pada TABEL : 25tahun 2010-2014 menunjukan terjadipenurunan persentase ditahun 2011 dan 2014yang disebabkan karena terjadi penurunan lababersih selama periode tahun tersebut.Penurunan persentase ditahun 2013disebabkan karena peningkatan nilai totalekuitas sebagai pembagi mengalamipeningkatan, sehingga ROE ditahun 2013mengalami penurunan. Sedangkanpeningkatan ditahun 2012 dikarenakan lababersih setelah pajak yang diterima perusahaanmengalami peningkatan dan nilai total ekuitassebagai pembagi nilainya mengalamipenurunan, sehingga persentase ROE padatahun 2012 mengalami peningkatan ROEPT.Smartfren Telekom pada tahun 2008adalah sebesar 146,96%, menunjukan bahwasetiap Rp.1 modal yang disetor pemegangsaham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 146,96% atauRp.1,4696. ROE PT.Smartfren Telekom padatahun 2011 adalah sebesar 91,40%,menunjukan bahwa setiap Rp.1 modal yangdisetor pemegang saham, bisnis memberikantingkat pengembalian sebesar 91,40% atauRp.0,9140.ROE PT.Smartfren Telekom pada tahun 2012adalah sebesar 1173,23%, menunjukan bahwasetiap Rp.1 modal yang disetor pemegangsaham, bisnis memberikan tingkatpengembalian sebesar 1173,23% atauRp.11,7323. ROE PT.Smartfren Telekom padatahun 2013 adalah sebesar 73,42%,menunjukan bahwa setiap Rp.1 modal yangdisetor pemegang saham, bisnis memberikantingkat pengembalian sebesar 73,42% atauRp.0,7342. ROE PT.Smartfren Telekom padatahun 2014 adalah sebesar 31,35%,menunjukan bahwa setiap Rp.1 modal yangdisetor pemegang saham, bisnis memberikantingkat pengembalian sebesar 31,35% atauRp.0,3135.

4.10 Hasil Analisis LaporanKeuangan PT.Telekomunikasi IndonesiaTbk, PT. Indosat Tbk, PT.Smartfren Telekom TbkPeriode 2010 -2014

Berdasarkan analisis yang telah dilakukanmaka berikut adalah hasil yang dapatdiberikan :

1. Kinerja keuangan PT. TelekomunikasiIndonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, PT.Smartfren Telekom Tbk tidak selalumengalami peningkatan ditiap periodetahunnya (2010-2014) baik ditinjaudari rasio Likuiditas, Solvabilitas, danProfitabilitas

A. Rasio LikuiditasPada perhitungan rasio Likuiditas padaTABEL : 26 PT. TelekomunikasiIndonesia, berdasarkan quick rasio dancurrent rasio PT. Telkom memangselalu mengalami peningkatan di tiapperiode tahunnya, namun berdasarkanperhitungan cash rasio ditahun 2013mengalami penurunan dari tahunsebelumnya. Berdasarkan perhitunganrasio likuiditas pada PT.Indosat tidakselalu mengalami kenaikan ditiapperiode tahunnya. Pada perhitungancurrent rasio, quick rasio dan cashrasio selalu mengalami penurunan daritahun 2010 -2013 dan mengalamipeningkatan persentase ditahun 2014.Berdasarkan perhitungan rasiolikuiditas pada PT.Smartfren tidakselalu mengalami kenaikan ditiapperiode tahunnya. Pada perhitungancurrent rasio, quick rasio dan cashrasio mengalami penurunan ditahun2010 -2012 dan 2014 namunmengalami peningkatan ditahun 2013.

B. Rasio SolvabilitasPada perhitungan rasio solvabilitaspada TABEL : 27 PT.Telkom

Page 27: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

78

menunjukan bahwa nilai rasioperusahaan selalu mengalamipenurunan ditiap periode tahunnyabaik berdasarkan debt to total equitymaupun debt to total asset rasio. Danhal tersebut dinilai cukup baik bagiperusahaan, karena semakin kecil rasioini maka tingkat resiko keamananusaha menjadi lebih kecil.Berdasarkan rasio solvabilitas padaPT.Indosat juga tidak selalumengalami peningkatan. Perhitunganrasio solvabilitas, baik debt to totalequity dan debt to total assetmengalami peningkatan ditahun 2013dan 2014 namun ditahun 2010, 2012dan 2013 mengalami penurunan.Berdasarkan rasio solvabilitas padaPT.Smartfren juga tidak selalumengalami peningkatan. Perhitungandebt to total equity dan debt total assetmenunjukan penurunan ditahun 2010,2011, 2013, 2014 namun mengalamipeningkatan ditahun 2012.

C. Rasio ProfitabilitasBerdasarkan perhitungan TABEL : 28rasio profitabilitas pada PT.Telkommenunjukan kinerja keuangan yangjuga tidak selalu mengalamipeningkatan baik berdasarkan NPM,ROA maupun ROE. NPM ditahun2010 dan ditahun 2013 mengalamipeningkatan dari tahun sebelumnyasedangkan ditahun 2011 dan 2012mengalami penurunan persentase.ROA ditahun 2010-2013 selalumengalami penurunan sedangkanditahun 2014 mengalami peningkatan.ROE ditahun 2010 - 2014 selalumengalami penurunan sedangkanditahun 2014 mengalami peningkatan.Berdasarkan perhitungan rasioprofitabilitas pada PT. Indosatmenunjukan kinerja keuangan yangjuga tidak selalu mengalamipeningkatan baik berdasarkan NPM,ROA maupun ROE. NPM ditahun

2010, 2011, 2012 dan 2014mengalami penurunan dan terjadipeningkatan persentase hanya padatahun 2013 saja. Berdasarkanperhitungan rasio profitabilitas padaPT.Smartfren menunjukan kinerjakeuangan yang juga tidak selalumengalami peningkatan baikberdasarkan NPM, ROA maupunROE. NPM ditahun 2010 - 2012mengalami peningkatan sedangkandari tahun 2013 - 2014 mengalamipenurunan persentase. ROA dan ROEditahun 2011, 2013 dan 2014mengalami penurunan sedangkantahun 2012 mengalami peningkatan.

2. Berdasarkan rasio likuiditasperusahaan yang memiliki kinerjakeuangan paling baik adalahPT.Telkom karena hanya PT.Telkomyang tetap konsisten mempertahankinerjanya yang ditunjukan melaluipeningkatan persentase ditiap periodetahunnya, meskipun sempatmengalami penurunan persentase padanilai cash rasio ditahun 2013 namunPT.Telkom dapat menaikan persentasekembali ditahun 2014. PT.Telkomjuga mampu mencapai kondisi likuidmelalui perhitungan current rasio padatahun 2014. Hal tersebut dapat dinilaibaik bagi kondisi keamanan usahaperusahaan. Berdasarkan rasiosolvabilitas perusahaan yangmenunjukan kinerja keuangan denganbaik adalah PT.Telkom karena stabilmengalami penurunan persentaseditiap periode tahunnya, kondisi inidinilai cukup baik karena apabila rasiosolvabilitas mengalami peningkatanditiap periode tahunnya menunjukansemakin besar jumlah pinjaman yangdigunakan untuk membiayai aktivaperusahaan, hal tersebutmengakibatkan resiko yang tinggi bagikeamanan usaha perusahaan,sedangkan PT.Telkom mampu

Page 28: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

79

menunjukan keadaan sebaliknya.Berdasarkan rasio profitabilitasperusahaan yang dapat memberikankeuntungan bagi para investor adalahPT.Smartfren karena berdasarkanperhitungan NPM, ROA dan ROEperusahaan Smartfrenlah yangmemiliki tingkat persentase palingtinggi. Hal tersebut menunjukankemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba dinilai cukup besar.

5. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis yang telahdilakukan maka berikut adalah kesimpulanyang dapat diberikan :Dari analisis yang telah dilakukan pada ketigaperusahaan maka hasil yang dapat ditunjukanadalah sebagai berikut1. PT. Telkom dilihat dari rasio likuiditas

berada pada posisi baik. PT. Telkom dilihatdari rasio solvabilitas berada pada posisibaik. PT. Telkom dilihat dari rasioprofitabilitas berada pada posisi kurangbaik

2. PT. Indosat dilihat dari rasio likuiditasberada pada posisi kurang baik. PT. Indosatdilihat dari rasio solvabilitas berada padaposisi kurang baik. PT. Indosat dilihat darirasio profitabilitas berada pada posisikurang baik

3. PT. Smartfren dilihat dari rasio likuiditasberada pada posisi kurang baik. PT.Smartfren dilihat dari rasio solvabilitasberada pada posisi kurang baik. PT.Smartfren dilihat dari rasio profitabilitasberada pada posisi baik

6. Implikasi ManajerialSebaiknya perusahaan dapatmengendalikan tingkat persentase, baikbedasarkan rasio likuiditas, solvabilitasdan profitabilitas. Khususnya bagiperusahaan PT.Indosat dan PT.Smartfren,jika ditinjau dari rasio likuiditas dalamkurun waktu lima tahun tersebut kondisikinerja perusahaan berada pada posisiillikuid. Perusahaan perlu mengurangipinjaman dengan cara memangkas biaya-biaya yang tidak diperlukan dan berusahameningkatkan pendapatan.

7. Penelitian MendatangDiharapkan menambah referensi dataperusahaan lain agar peneliatian lebihvariatif serta dapat menambahkan standartindustri sebagai acuan standarisasi untukperusahaan BUMN.

Daftar PustakaBambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta : BPFE

Bambang Subroto. 1985. Analisis LaporanKeuangan. Yogyakarta : Liberty

Danang Sunyuto. 2013. Analisis LaporanKeuangan untuk Bisnis.Yogyakarta : CAPS

Djarwanto. 1984. Pokok-pokok AnalisisLaporan Keuangan. Yogyakarta :BPFE

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005.Analisis Laporan KeuanganKonsep dan Aplikasi. Yogyakarta :YPKN

Hendry Andres. 2013. Analisis LaporanKeuangan Dalam MengukurKinerja Keuangan PadaPT.Hanjaya Mandala SampoernaTbk. Jurnal EMBAVol.1/No.3/September/2013/halaman619-628

Page 29: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

80

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. StandarAkuntansi Keuangan. Jakarta :Ikatan Akuntansi Indonesia

Jopie Jusuf. 2014. Analisis Kredit untukCredit. Jakarta : Gramedia

Mamduh Hanafi dan Abdul Halim. 2007.Analisis Laporan Keuangan.Yogayakarta : Liberty

Marsel Pongoh. 2013. Analisis LaporanKeuangan Untuk Menilai KinerjaKeuangan Pada PT.BumiResources Tbk. Jurnal EMBAVol.1/No.1/September/2013/halaman669-679

Ratih Puspitasari. 2012. Analisa LaporanKeuangan Guna MengukurKinerja Keuangan Pada PT.Astra Internasional Tbk. JurnalIlmiah KesatuanVol.14/No.1/April/2012

S Munawir. 2004. Analisis LaporanKeuangan. Yogyakarta : LibertyYogyakarta

www.idx.co.id

www.wikipedia.com

Zaki Baridwan. 2000. IntermediateAccounting. Yogyakarta : BPFE

LampiranTABEL : 2

Current Ratio PT.Telkom2010 – 2014

Tahun Aktiva Lancar(dalam jutaan Rp)

Hutang Lancar(dalam jutaan Rp)

Current Ratio

2010 14.662.310 26.998.151 54,30 %2011 16.186.024 26.717.414 60,58 %2012 18.729.000 20.473.000 91,48 %2013 21.258.000 22.189.000 95,80 %2014 27.973.000 24.107.000 116,03 %

Sumber data : Data BEI yang diolah

TABEL : 3Quick Ratio PT.Telkom

2010 -2014Tahun Aktiva Lancar

(dalam jutaan Rp)Persediaan(dalam jutaan Rp)

Hutang Lancar(dalam jutaan Rp)

Quick Ratio

2010 14.662.310 511.950 26.998.151 52,41 %2011 16.186.024 435.244 26.717.414 58,95 %2012 18.729.000 515.000 20.473.000 88,96 %2013 21.258.000 758.000 22.189.000 92,38 %2014 27.973.000 579.000 24.107.000 113,63 %

Sumber : Data BEI yang diolah

Page 30: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

81

TABEL : 4Cash Ratio PT.Telkom

2010 -2014Tahun Kas

(dalam jutaan Rp)Hutang Lancar(dalam jutaan Rp)

Cash Ratio

2010 6.889.945 26.998.151 25,52 %2011 7.805.460 26.717.414 29,21 %2012 9.120.000 20.473.000 44,54 %2013 9.634.000 22.189.000 43,41 %2014 13.118.000 24.107.000 54,41 %

Sumber : Data BEI yang diolahTABEL : 5

Debt to Total Equity PT.Telkom2010 -2014

Tahun Total hutang(dalam jutaan Rp)

Total modal(dalam jutaan Rp)

Debt toequity ratio

2010 56.942.179 34.314.071 165,94 %2011 58.569.859 38.989.747 150,21 %2012 44.086.000 56.415.000 78,14 %2013 42.073.000 60.981.000 68,99 %2014 44.391.000 66.978.000 66,27 %

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 6Debt to Total Asset Ratio PT.Telkom

2010 -2014Tahun Total hutang

(dalam jutaan Rp)Total aset(dalam jutaan Rp)

Debt to assetratio

2010 56.942.179 91.256.250 62,39%2011 58.569.859 97.559.606 60,03%2012 44.086.000 100.501.000 43,86%2013 42.073.000 103.054.000 40,82%2014 44.391.000 111.369.000 39,85%

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 7NPM PT.Telkom

2010 -2014Tahun Laba Bersih setelah

Pajak(dalam jutaan Rp)

Penjualan(dalam jutaan Rp)

Profit Margin

2010 10.619.470 12.054.314 88,09%2011 11.332.140 10.551.205 107,40%2012 15.904.000 68.629.000 23,17%2013 15.481.000 71.235.000 21,73%2014 18.388.000 77.143.000 23,83%Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 8ROA PT.Telkom

2010 -2014Tahun Laba Bersih setelah Pajak

(dalam jutaan Rp)Total Aset(dalam jutaan Rp)

ROA

2010 10.619.470 91.256.250 11,63%2011 11.332.140 97.559.606 11,61%2012 15.904.000 100.501.000 15,82%2013 15.481.000 103.054.000 15,02%2014 18.388.000 111.369.000 16,51%

Sumber : Data BEI yang diolah

Page 31: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

82

TABEL : 9ROE PT.Telkom

2010 -2014Tahun Laba Bersih setelah Pajak

(dalam jutaan Rp)Total ekuitas(dalam jutaan Rp)

ROE

2010 10.619.470 34.314.071 30,94%2011 11.332.140 38.989.747 29,06%2012 15.904.000 56.415.000 28,19%2013 15.481.000 60.981.000 25,38%2014 18.388.000 66.978.000 27,45%

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 10Current Ratio PT.Indosat

2010 -2014Tahun Aktiva Lancar

(dalam jutaan Rp)Hutang Lancar(dalam jutaan Rp)

Current Ratio

2010 9.659.773 10.675.245 90,48 %2011 7.139.627 13.071.234 54,62%2012 6.158.854 11.946.853 51,55%2013 4.429.684 11.366.662 38,97%2014 6.603.490 10.286.798 64,19%

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 11Quick Ratio PT.Indosat

2010 -2014Tahun Aktiva Lancar

(dalam jutaan Rp)Persediaan(dalam jutaan rupiah)

Hutang Lancar(dalam jutaan Rp)

Quick Ratio

2010 9.659.773 241.991 10.675.245 88,22 %2011 7.139.627 112.260 13.071.234 53,76%2012 6.158.854 105.885 11.946.853 50,66%2013 4.429.684 74.196 11.366.662 38,31%2014 6.603.490 51.192 10.286.798 63,69%

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 12Cash Ratio PT.Indosat

2010 -2014Tahun Kas

(dalam milyaran Rp)Hutang Lancar(dalam milyaran Rp)

Cash Ratio

2010 5.737.866 10.675.245 53,74 %2011 2.835.999 13.071.234 21,69 %2012 2.075.270 11.946.853 17,37 %2013 1.304.453 11.366.662 11,47 %2014 2.803.689 10.286.798 27,25 %Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 13Debt to Total Equity Rasio PT.Indosat

2010 -2014Tahun Total hutang

(dalam jutaan Rp)Total modal(dalam milyaran Rp)

Debt to equity ratio

2010 34.283.702 17.409.621 196,92 %2011 37.083.797 17.957.690 206,50 %2012 34.967.541 17.850.646 195,88 %2013 33.530.259 18.052.643 185,73 %2014 34.956.511 18.266.179 191,37%

Page 32: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

83

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 14Debt to Total Asset Rasio PT.Indosat

2010 -2014Tahun Total hutang

(dalam milyaran Rp)Total asset(dalam milyaran Rp)

Debt to equity ratio

2010 34.283.702 51.693.323 66,32 %2011 37.083.797 55.041.487 67,37 %2012 34.967.541 52.818.187 66,20 %2013 33.530.259 51.582.902 65,00 %2014 34.956.511 53.222.690 65,67%

Sumber : Data BEI yang diolahTABEL : 15

NPM PT.Indosat2010 -2014

Tahun Laba Bersih setelah Pajak(dalam jutaan Rp)

Penjualan(dalam jutaan Rp)

Debt toasset ratio

2010 579.723 18.659.133 3,10%2011 460.973 18.824.186 2,44%2012 128.171 19.796.515 0,64%2013 841.467 18.937.005 4,44%2014 241.307 21.021.566 1,14%Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 16ROA PT.Indosat

2008-2012Tahun Laba Bersih setelah Pajak

(dalam jutaan Rp)Total Aset(dalam jutaan Rp)

ROA

2010 579.723 51.693.323 1,12%2011 460.973 55.041.487 0,83%2012 128.171 52.818.187 0,24%2013 841.467 51.582.902 1,63%2014 241.307 53.222.690 0,45%

Sumber : Data BEI yang diolahTABEL : 17

ROE PT.Indosat2010 -2014

Tahun Laba Bersih setelah Pajak(dalam jutaan Rp)

Total ekuitas(dalam jutaan Rp)

ROE

2010 579.723 17.409.621 3,32%2011 460.973 17.957.690 2,56%2012 128.171 17.850.646 0,71%2013 841.467 18.052.643 4,66%2014 241.307 18.266.179 1,32%Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 19Quick Ratio PT.Smartfren

2008-2012Tahun Aktiva Lancar

(dalam milyaranRp)

Persediaan(dalam jutaanrupiah)

Hutang Lancar(dalam milyaran Rp)

Quick Ratio

2010 707.993.644.726 81.875.706.246 1.086.188.504.297 57,64%2011 539.174.074.589 32.590.229.040 1.269.210.600.218 39,91%2012 446.530.789.820 216.080.952.028 2.075.185.359.585 11,10%2013 794.529.242.937 186.833.640.795 3.099.633.529.663 19,60%2014 852.986.796.523 350.892.993.093 3.030.849.454.832 16,56%

Sumber : Data BEI yang diolah

Page 33: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

84

TABEL : 20Cash Ratio PT.Smartfren

2008-2012Tahun Kas

(dalam milyaran Rp)Hutang Lancar(dalam milyaran Rp)

Cash Ratio

2010 23.734.079.923 1.086.188.504.297 2,18%2011 23.839.414.781 1.269.210.600.218 1,87%2012 20.713.167.168 2.075.185.359.585 0,99%2013 227.343.302.579 3.099.633.529.663 7,33%2014 141.301.222.795 3.030.849.454.832 4,66%

Sumber : Data BEI yang diolahTABEL : 21

Debt to Total Equity Ratio PT.Smartfren2010 -2014

Tahun Total hutang(dalam milyaran Rp)

Total modal(dalam milyaran Rp)

Debt toequity ratio

2010 4.034.616.355.857 727.318.231.654 554,72%2011 3.964.402.349.080 792.532.394.656 500,21%2012 4.603.092.755.020 119.482.873.477 3852,51%2013 9.027.606.756.073 3.268.971.894.665 276,16%2014 9.355.398.812.684 4.984.408.178.131 187,69%Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 22Debt to Total Asset Ratio PT.Smartfren

2010 -2014Tahun Total hutang

(dalam milyaran Rp)Total asset(dalam milyaran Rp)

Debt toequity ratio

2010 4.034.616.355.857 4.761.934.587.511 84,72%2011 3.964.402.349.080 4.756.934.743.736 83,33%2012 4.603.092.755.020 4.483.609.881.543 102,66%2013 9.027.606.756.073 12.296.578.650.738 73,41%2014 9.355.398.812.684 14.339.806.990.815 65,24%

TABEL : 23NPM PT.Smartfren

2010 -2014Tahun Laba Bersih setelah

Pajak(dalam milyaran Rp)

Penjualan(dalam milyaran Rp)

Debt toasset ratio

2010 1.068.868.003.999 926.524.774.665 115,36%2011 724.396.366.372 537.378.328.216 134,80%2012 1.401.813.486.084 376.511.377.567 372,31%2013 2.400.247.590.614 954.331.088.460 251,51%2014 1.563.090.528.610 1.649.165.727.254 94,78%Sumber : Data BEI yang dikelola

TABEL : 24ROA PT.Smartfren

2010-2014Tahun Laba Bersih setelah

Pajak(dalam milyaran Rp)

Total Aset(dalam milyaran Rp)

ROA

2010 1.068.868.003.999 4.761.934.587.511 22,44%2011 724.396.366.372 4.756.934.743.736 15,22%2012 1.401.813.486.084 4.483.609.881.543 31,26%2013 2.400.247.590.614 12.296.578.650.738 19,51%2014 1.563.090.528.610 14.339.806.990.815 10,90%

Sumber : Data BEI yang diolahTABEL : 25

Page 34: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

85

ROE PT.Smartfren2010 -2014

Tahun Laba Bersih setelahPajak(dalam milyaran Rp)

Total ekuitas(dalam milyaran Rp)

ROE

2010 1.068.868.003.999 727.318.231.654 146,96%2011 724.396.366.372 792.532.394.656 91,40%2012 1.401.813.486.084 119.482.873.477 1173,23%2013 2.400.247.590.614 3.268.971.894.665 73,42%2014 1.563.090.528.610 4.984.408.178.131 31,35%

Sumber : Data BEI yang diolah

TABEL : 26Rasio Likuiditas PT.Telkom, PT.Indosat, PT.Smartfren

2010 -2014Rasio Likuiditas 2010 2011 2012 2013 20124PT.Telkoma. Current ratio 54,30% 60,58% 91,48% 95,80% 116,03%b. Quick ratio 52,41% 58,95% 88,96% 92,38% 113,63%c. Cash ratio 25,52% 29,21% 44,54% 43,41% 54,41%PT. Indosata. Current ratio 90,48 % 54,62 % 51,55 % 38,97 % 64,19 %b. Quick ratio 88,22 % 53,76 % 50,66 % 38,31 % 63,69 %c. Cash ratio 53,74 % 21,69% 17,37 % 11,47 % 27,25 %PT.Smartfrena. Current ratio 65,18% 42,48% 21,51% 25,63% 28,14%

b. Quick ratio 57,64% 39,91% 11,10% 19,60% 16,56%c. Cash ratio 2,18% 1,87% 0,99% 7,33% 4,66%

Sumber : Data BEI Yang DiolahTABEL : 27

Solvabilitas PT.Telkom, PT.Indosat, PT. Smartfren2010 -2014

Rasio Solvabilitas 2010 2011 2012 2013 2014PT.Telkoma. DER 165,94% 150,21% 78,14% 68,99% 66,27%b. Debt to total asset ratio 62,39% 60,03% 43,86% 40,82% 39,85%PT.Indosata. DER 196,92% 206,50% 195,88 % 185,73% 191,37%

b. Debt to total asset ratio 66,32% 67,37% 66,20% 65,00% 65,67%PT.Smartfrena. DER 554,72% 500,21% 3852,51% 276,16% 187,69%b. Debt to total asset ratio 84,72% 83,33% 102,66% 73,41% 65,24%

Sumber : Data BEI Yang DiolahTABEL : 28

Profitabilitas PT.Telkom, PT. Indosat, PT. Smartfren2010-2014

Rasio profitabilitas 2010 2011 2012 2013 20124PT.Telkoma. NPM 88,09% 107,40% 23,17% 21,73% 23,83%b. ROA 11,63% 11,61% 15,82% 15,02% 16,51%c. ROE 30,94% 29,06% 28,19% 25,38% 27,45%PT.Indosata. NPM 3,10% 2,44% 0,64% 4,44% 1,14%

Page 35: Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Untuk Menilai ...

Serat Acitya – Jurnal IlmiahUNTAG Semarang

86

b. ROA 1,12% 0,83% 0,24% 1,63% 0,45%c. ROE 3,32% 2,56% 0,71% 4,66% 1,32%PT.Smartfrena. NPM 3,10% 2,44% 0,64% 4,44% 1,14%b. ROA 1,12% 0,83% 0,24% 1,63% 0,45%c. ROE 3,32% 2,56% 0,71% 4,66% 1,32%

Sumber : Data BEI Yang Diolah