Top Banner
Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) (Studi Kasus : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah) Artikel Ilmiah Peneliti : Auditya Gianina Bernadine Amaheka (682009021) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Februari 2016
24

Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor … · 2017. 7. 12. · Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Metode Autoregressive Integrated Moving

Feb 10, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

    dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average

    (ARIMA)

    (Studi Kasus : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

    Provinsi Jawa Tengah)

    Artikel Ilmiah

    Peneliti :

    Auditya Gianina Bernadine Amaheka (682009021)

    Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Sistem Informasi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Februari 2016

  • Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

    dengan Metode Autoregressive Integrated Moving Average

    (ARIMA)

    (Studi Kasus : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah

    Provinsi Jawa Tengah)

    Artikel Ilmiah

    Diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Peneliti :

    Auditya Gianina Bernadine Amaheka (682009021)

    Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

    Program Studi Sistem Informasi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Februari 2016

  • Analisis Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan

    Bermotor dengan Metode Autoregressive Integrated Moving

    Average (ARIMA)

    (Studi Kasus : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset

    Daerah Provinsi Jawa Tengah)

    1)

    Auditya Gianina Bernadine Amaheka, 2)

    Michael Bezaleel

    Program Studi Sistem Informasi

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

    Email : 1)

    [email protected], 2)

    [email protected]

    Abstract

    The main financial resource of a region comes from regional taxes which will be

    used for the development in that particular region. However, the government’s current

    policies regarding to the regional tax have a tendency to create fluctuations on the

    regional tax income. This recurring condition leads to the disproportion development

    over a region. The biggest source income in a region comes from vehicle taxes. The

    accurate calculation of vehicle taxes will bring benefits to support the government’s

    objectives. The tax income might be increased or decreased. Therefore, the estimation of

    the tax income in the subsequent period is necessary. Hence, this research is aimed to

    estimate the vehicle tax in Central Java Province for the subsequent period using

    autoregressive integrated moving average (ARIMA) method. The research outcome

    shows that ARIMA ( 1,1,1 )(1,0,0)12

    is the best model to estimate the tax income in

    Central Java Province up to the next four periods.

    Key words: regional tax, vehicle tax, autoregressive integrated moving average (ARIMA)

    Abstrak

    Sumber utama pendapatan daerah adalah pajak daerah yang nantinya akan

    digunakan untuk pembangunan daerah. Kesalahan yang sering terjadi adalah kurang

    tepatnya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat karena pendapatan pajak

    daerah yang selalu berubah-ubah, sehingga pembangunan terjadi tidak merata. Sumber

    pendapatan terbesar suatu daerah adalah pajak kendaraan bermotor, perhitungan pajak

    kendaraan bermotor yang baik dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang telah

    ditetapkan oleh pemerintah. Jumlah pendapatan pajak akan semakin meningkat atau dapat

    sebaliknya, untuk itu diperlukan ada peramalan terhadap pendapatan pajak kendaraan

    bermotor pada periode selanjutnya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk

    meramalkan pajak kendaraan bermotor provinsi Jawa Tengah untuk periode mendatang

    dengan menggunakan metode autoregressive integrated moving average (ARIMA). Hasil

    penelitian menunjukkan model ARIMA 1,1,1 (1,0,0)12 merupakan model terbaik untuk peramalan pajak kendaraan bermotor provinsi Jawa Tengah. Model ARIMA digunakan

    untuk meramalkan pajak kendaraan bermotor untuk empat periode kedepan.

    Kata kunci : Pajak Daerah, Pajak kendaraan bermotor, autoregressive integrated moving

    average (ARIMA)

    1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen

    Satya Wacana 2)

    Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 1. Pendahuluan

    Tercapainya pembangunan daerah merupakan satu wujud nyata pelayanan

    pemerintah daerah kepada masyarakat. Pembangunan daerah sendiri dapat

    terlaksana apabila ada dana yang tersedia dan dana yang dibutuhkan tidak sedikit,

    salah satu sumber dana pembangunan berasal dari pajak daerah, dimana pajak

    tersebut berasal dari masyarakat yang nantinya akan dikembalikan dalam bentuk

    fasilitas pelayanan publik masyarakat. Salah satu sumber pajak daerah yang

    memiliki potensial yang cukup besar adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

    Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan dan atau

    penguasaan kendaraan bermotor [1]. Masalah yang sering terjadi adalah kurang

    nya pelayanan publik kepada masyarakat, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan

    masyarakat. Prosedur perhitungan pajak kendaraan bermotor yang baik

    merupakan salah satu aspek pengelolaan pendapatan yang sangat mendukung

    tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, perlu

    dilakukan estimasi penerimaan pendapatan pajak kendaraan bermotor secara baik

    sehingga dapat diketahui berapa besar penerimaan yang nantinya dapat dikelola

    secara baik pula.

    Jumlah penerimaan pendapatan pajak akan semakin meningkat dan dapat

    pula sebaliknya, untuk itu perlu adanya peramalan terhadap proses perhitungan

    pajak kendaraan bermotor untuk periode selanjutnya. Peramalan pada dasarnya

    merupakan proses menyusun informasi tentang kejadian masa lampau yang

    berurutan untuk menduga kejadian di masa depan [2]. Peramalan digunakan

    sebagai perencanaan dalam memperkirakan nilai yang akan terjadi dimasa yang

    akan datang. Dalam suatu organisasi peramalan menjadi salah satu bagian penting

    dalam proses penentuan rencana jangka pendek maupun jangka panjang,

    peramalan tentang suatu nilai tidak selalu tepat pada kenyataannya. Peramalan

    sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah ARIMA

    (Autoregressive Integrated Moving Average). ARIMA merupakan metode

    peramalan yang menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel

    dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat [3].

    ARIMA merupakan metode peramalan yang sangat baik dalam peramalan

    jangka pendek. Oleh karena itu ARIMA dipilih agar dapat membantu pemerintah

    provinsi Jawa Tengah dalam memprediksi besar pendapatan pajak kendaraan

    bermotor untuk periode kedepan dan sebagai bahan pertimbangan untuk

    pengambilan keputusan atau kebijakan bagi Dinas Pendapatan Aset Daerah Jawa

    Tengah dalam usaha peningkatan jumlah pendapatan daerah.

  • 2. Kajian Pustaka Penelitian yang berjudul “Penerapan model ARIMA untuk memprediksi

    harga saham PT.Telkom Tbk” latar belakang permasalahan tentang penelitian ini

    adalah sulitnya para investor dalam menentukan waktu yang tepat dalam membeli

    dan menjual sahamnya kembali. Penelitian ini menggunakan model ARIMA

    sebagai proses untuk membuat model dan melakukan prediksi terhadap harga

    saham PT.Telkom Tbk. Dengan menggunakan metode ARIMA maka PT.Telkom,

    Tbk dapat memprediksi harga saham maksimum dan minimum untuk bulan Mei

    dan Juni [4].

    Penelitian lainnya tentang “Penggunaan Model Peramalan Autoregressive

    Integrated Moving Avarage (ARIMA) untuk Analisis Besar Cakupan Pelayanan

    Air”, adalah penelitian tentang seberapa besar cakupan air bersih yang tersedia.

    Cakupan pelayanan dilihat dengan pemakaian air melalui Sambungan Rumah dan

    Hidran Umum. Di kota surakarta terdapat masalah dari dampak berkurangnya

    open space yaitu jumlah debit air menurun. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisa

    terhadap besar cakupan layanan yang mampu dilakukan oleh PDAM surakarta

    [5].

    Berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah ada tentang model ARIMA

    maka, dilakukan penelitian tentang pengelolaan data pajak kendaraan bermotor.

    Penelitian dilakukan untuk meramalkan pajak kendaraan bermotor di masa yang

    akan datang menggunakan model ARIMA. Luaran dari penelitian ini adalah hasil

    peramalan pajak kendaraan bermotor untuk empat periode kedepan yang dapat

    digunakan pihak pemerintah sebagai acuan dalam peningkatan fasilitas penunjang

    kepada masyarakat.

    Peramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai

    terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang [6]. Metode

    Time Series didasarkan pada analisis data sebuah variabel hasil pengamatan yang

    disusun mengikuti urutan waktu. Pengamatan dapat dilakukan secara tahunan,

    bulanan, mingguan, harian atau periode yang lebih pendek. Jika data yang

    diperlukan tersedia, suatu hubungan peramalan dapat dihipotesiskan baik sebagai

    fungsi dari deret waktu atau sebagai fungsi dari variabel bebas, kemudian diuji.

    Langkah penting dalam memilih suatu metode time series yang tepat adalah

    dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi

    empat jenis, yaitu pola data horizontal, pola data trend, pola data musiman, dan

    pola data siklis [7].

    ARIMA sering disebut dengan metode Box-Jenkins, ARIMA adalah

    model yang mengabaikan variabel bebas dalam membuat peramalan karena model

    ini menggunakan nilai masa lalu dan sekarang dari variabel dependen untuk

    menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat. ARIMA cocok digunakan

    untuk observasi dari deret waktu (time series) secara statistik berhubungan satu

    sama lain. Metode ARIMA berbeda dengan metode peramalan lain karena metode

    ini tidak mensyaratkan suatu pola data tertentu supaya model dapat bekerja

    dengan baik., ARIMA sendiri hanya menggunakan satu variabel saja dalam proses

    perhitungan yaitu variabel dependen [8].

  • ARIMA mewakili tiga metode yaitu dari autoregressive (AR), moving

    average (MA), serta autoregressive dan moving average (ARMA). Tahapan

    pelaksanaan metodenya yaitu :

    a. Metode diidentifikasi menggunakan autokorelasi dan parsial autokorelasi. b. Metode diestimasi sebagai model sementara yang akan digunakan dalam

    tahap pengujian model.

    c. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan metode yang layak dipakai untuk penerapan peramalan.

    d. Penerapan, yaitu peramalan nilai data deret berkala yang akan datang menggunakan metode yang telah diuji.

    Penetapan estimasi metode ARIMA (p,d,q) yang dapat ditentukan dengan

    cara melihat prilaku dari plot Autocorrelation Function (ACF) dan plot Partial

    Autocorrelation Function (PACF) dari deret data berkala. Setelah mendapatkan

    nilai p,d,q maka bisa melakukan perhitungan peramalan ARIMA.

    Autoregressive and Moving Average (ARMA) Pada Metode ARMA ordo

    p dan q (AR(p) dan MA(q)) adalah gabungan antara Autoregressive (AR) dan

    Moving Average (MA). Berikut ini merupakan bentuk umum dari ARMA :

    𝑋𝑡 = μ + 𝜙1𝑋𝑡−1 + 𝜙2𝑋𝑡−2 +...+ 𝜙𝑝𝑋𝑡−𝑝+ 𝑒𝑡 - 𝜃1𝑒𝑡−1 - 𝜃2𝑒𝑡−2 -...-𝜃𝑞𝑒𝑡−𝑞

    Dimana,

    𝑋𝑡 : data ke-t.

    μ : nilai konstan.

    𝜙𝑗 : parameter autoregresif ke-j.

    𝑒𝑡 : nilai error pada saat ke-t.

    𝜃𝑗 : parameter moving average ke-j.

    Musiman didefinisikan sebagai suatu pola yang berulang-ulang dalam

    selang waktu yang tetap. Untuk data yang stasioner, faktor musiman dapat

    ditentukan dengan mengidentifikasi koefisien autokorelasi pada dua atau tiga

    time-lag yang berbeda nyata dari nol. Untuk menangani musiman, bentuk umum

    yang singkat adalah:

    ARIMA (p,d,q)(P,D,Q)M

    Dimana,

    (p,d,q) : bagian yang tidak musiman dari model

    (P,D,Q) : bagian musiman dari model

    M : jumlah periode per musim

  • Perhitungan Error Menurut Makridakis, Wheelwright & Hyndman [9],

    untuk menguji ukuran kesalahan peramalan bisa mengunakan beberapa metode.

    Salah satu cara yang digunakan yaitu MSE (Mean Square Error). MSE

    merupakan suatu perhitungan jumlah dari selisih data peramalan dengan data yang

    sebenarnya. Berikut ini merupakan rumus MSE:

    𝑀𝑆𝐸 = 𝑋𝑡 − 𝑋 𝑡

    2𝑛−𝑑𝑖−𝑙

    𝑛 − 𝑑

    Dimana,

    n : banyak data

    d : nilai differencing

    𝑋𝑡 : nilai data deret berkala 𝑋 𝑡 : nilai ramalan model

    3. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif,

    yang menjelaskan hubungan antar variabel dengan melakukan analisis data

    numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa.

    Metode statistik yang digunakan adalah proses peramalan berjangka pendek.

    Keluaran yang dihasilkan dari proses peramalan pada penelitian akan digunakan

    untuk melakukan perhitungan data untuk empat periode mendatang. Berdasarkan

    gambar 1, dapat dilihat tahapan penelitian yang dilakukan.

    Gambar 1 Tahapan Penelitian

    Pengumpulan Data

    Pengolahan Data

    Kesimpulan

    Analisis Data

  • Proses peramalan yang dilakukan dimulai dengan proses pengumpulan

    data pajak kendaraan bermotor dari Januari 2008 - April 2015 sebanyak 88 data.

    Pengumpulan data tersebut merupakan data sekunder yaitu data historis pajak

    kendaraan bermotor yang diperoleh dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset

    Daerah provinsi Jawa Tengah. Langkah selanjutnya adalah pengolahan data

    dengan tahapan ARIMA menggunakan aplikasi sebagai proses perhitungan.

    Gambar 2 Tahapan ARIMA

    a. Tahap identifikasi : identifikasi model dengan menggunakan plot data pajak dan plot Fungsi Autokorelasi (ACF) dan Fungsi Autokorelasi Parsial (PACF)

    untuk menentukan model sementara yang akan diuji.

    b. Tahap Penaksiran dan Pengujian : setelah model sementara didapat, langkah selanjutnya adalah melakukan uji estimasi model dan pengujian parameter. Jika

    model yang diuji tidak memenuhi kriteria maka dilakukan kembali identifikasi

    menggunakan model lain.

    Rumusan kelompok model-

    model yang umum Tahap I

    Identifikasi

    Tahap II

    Penaksiran dan

    pengujian

    Tahap III

    Penerapan

    Penetapan model untuk

    sementara

    Penaksiran parameter pada

    model sementara

    Pemeriksaan diagnosa

    (apakah model memadai?)

    Gunakan model untuk

    peramalan

    Ya Tidak

  • c. Tahap Penerapan : setelah model diuji dengan baik dan model memenuhi semua kriteria yang ada maka, model dapat digunakan dalam proses

    peramalan.

    Metode ARIMA sendiri hanya berkenan terhadap data yang stasioner.

    Stasioneritas berarti tidak terdapat pertumbuhan atau penurunan pada data, secara

    kasarnya data harus horizontal sepanjang sumbu waktu. Dengan kata lain,

    fluktuasi data berada di sekitar nilai rata-rata yang konstan, tidak tergantung pada

    waktu dan variansi dari fluktuasi tersebut pada pokoknya tetap konstan setiap

    waktu [10].

    Langkah-langkah dalam proses perhitungan ARIMA, adalah sebagai

    berikut:

    Langkah pertama dalam perhitungan ARIMA adalah membuat plot data dan

    mengidentifikasi ACF dan PACF. Plot data digunakan untuk melihat jenis pola

    data yang sesuai dengan data yang digunakan dalam peramalan. Metode ARIMA

    memerlukan data yang stasioner, maka jika data belum stasioner harus dilakukan

    diferensiasi.

    Gambar 3 Plot Data

    Gambar 3 menunjukkan bahwa tingkat pajak kendaraan bermotor di

    Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan

    hasil uji plot data diketahui bahwa data pajak kendaraan bermotor tidak stasioner,

    hal ini dapat dilihat dari pergerakan data yang tidak konstan, bahkan cenderung

    terlihat adanya unsur musiman dan trend. Pola musiman terlihat adanya pola yang

    berulang pada data, sedangkan pola trend terlihat adanya data yang meningkat

    keatas. Data pajak kendaraan bermotor juga tidak menunjukkan stasioner dalam

    variansi, dapat dilihat sebaran data yang cukup besar antar nilai data, sehingga

    perlu dilakukan proses transformasi logaritma natural. Transformasi logaritma

    natural digunakan untuk merubah data yang bernilai desimal atau bernilai 10

  • kedalam bentuk logaritma sehingga nilai sebaran dapat memenuhi asumsi

    peramalan arima.

    Gambar 4 Hasil Transformasi

    Gambar 4 menunjukkan grafik pendapatan pajak hasil transformasi

    logaritma natural, dapat dilihat nilai sebaran data dirubah kedalam bentuk

    logaritma sehingga terlihat jarak nilai data tidak terlampau jauh. Dari plot data

    terlihat bahwa data tidak stasioner dalam mean, data tidak berada pada nilai

    tengah yang membentuk sumbu horizontal, terlihat masih adanya unsur tren yang

    terlihat meningkat keatas.

    Gambar 5 ACF dan PACF tidak stasioner

  • Gambar 5 grafik ACF dan PACF juga dapat menunjukkan stasioner atau

    tidak stasionernya suatu data dengan menggunakan correlogram. Pada

    correlogram terlihat grafik ACF yang menurun secara lambat menuju 0

    sedangkan grafik PACF terpotong pada lag-1. Dengan demikian maka diperlukan

    proses diferensiasi menghilangkan pola musiman dan trend yang ada pada data

    agar data menjadi stasioner.

    Gambar 6 Hasil Diferensiasi dan Transformasi Logaritma Natural

    Pada gambar 6 terlihat hasil proses transformasi dan diferensiasi. Hasil

    dari diferensiasi adalah grafik sudah menunjukkan data stasioneritas pada nilai

    tengahnya karena grafik terlihat horizontal sepanjang sumbu waktu. Grafik

    menunjukkan data cenderung lebih baik.

  • Gambar 7 ACF dan PACF stasioner

    Gambar 7 diperoleh hasil ACF dan PACF yang turun secara eksponensial

    secara bersamaan setelah lag-1. Model stasioner yaitu model ARMA(p,q) dengan

    orde p=1 dan q=1, tetapi karena hasil ACF dan PACF terjadi proses diferensiasi.

    Maka model untuk data adalah model nonstasioner ARIMA(p,q,d) dengan orde

    p=1, d=1, dan q=1 atau ARIMA(1,1,1).

    Dari hasil diatas juga dapat dilihat bahwa data bersifat musiman yang

    ditandai dengan plot ACF dan PACF, terlihat ACF muncul pada lag-12, lag-24,

    dan lag-36, sedangkan PACF muncul pada lag-13. Dari proses tersebut maka

    didapatkan hasil model sementara ARIMA musiman

    ARIMA(p,d,q)ARIMA(P, D, Q) 𝑀 ,yaitu model ARIMA(1,1,1)(1,0,0)12.

    Setelah model didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan estimasi

    model awal sementara. Lalu dilakukan uji signifikan pada koefisien, bila

    signifikan maka model tersebut layak digunakan. Bila tidak signifikan maka

    model tersebut tidak layak digunakan.

  • Gambar 8 Estimasi model ARIMA

    Pengujian parameter ditentukan dengan melihat pengaruh yang signifikan

    dari nilai P-value ≤ α dengan α sebesar 5%. Dari hasil output, diperoleh pengujian

    dari setiap variabel dengan nilai koefisien α (Coefficient) dan P-value(Prob)

    sebagai berikut : Tabel 1 Nilai estimasi

    Pada tabel estimasi dapat dilihat bahwa nilai P-value lebih kecil dari nilai

    α sebesar 5%, pengujian menunjukkan bahwa koefisien model signifikan. Hasil

    ini dapat diterapkan kedalam persamaan model ARIMA (1,1,1)(1,0,0)12, sebagai berikut :

    𝑊𝑡 = −0,426483 𝑊𝑡−1 + 0,733894 𝑊𝑡−12 – 0,436721 𝑊𝑡−13 - 0,620428 𝑎𝑡−1 + 𝑎𝑡

    Dari hasil output tabel, pengujian ini memberikan kesimpulan bahwa

    semua koefisien model signifikan .Untuk menilai kebaikan model digunakan MSE

    sebagai perhitungan error, dengan perhitungan sebagai berikut :

    MSE = 𝑆𝑆𝐸

    𝑛−𝑝 =

    0.122373

    88−4 = 0.001457

    Pada model ini dihasilkan nilai MSE yang baik sebesar 0.001457.

    Langkah selanjutnya akan diperiksa apakah model sementara yang didapatkan

    pada tahapan sebelumnya sudah cukup memadai untuk dijadikan model

    peramalan dengan melakukan uji residual.

    Variabel Koefisien P-value

    AR(1) -0,426483 0,0013

    AR(12) 0,733894 0,0000

    AR(13) 0,436721 0,0002

    MA(1) -0,620428 0,0000

  • Gambar 9 Residual- Q statistic

    Pengujian residual untuk melihat sifat white noise pada data. Gambar 9

    terlihat bahwa tidak ada garis ACF dan PACF yang keluar dari batas signifikan,

    terlihat nilai probabilitas > tingkat signifikan α = 0.05, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa residual model bersifat white noise (tidak bersifat

    autokorelasi).

    Gambar 10 Heteroskedatisitas

    Pengujian asumsi heteroskedasitas untuk melihat apakah data memiliki

    sifat homokedatisitas. Pengujian disimpulkan bahwa residual tidak bersifat

    heteroskedatisitas jika nilai P-value > α dengan α = 5%. Dari hasil output, Nilai P-value (Prob F(10, 63)) diperoleh sebesar 0,4469 sehingga hasil pengujian ini

    disimpulkan bahwa residual memiliki varians konstan (homoskedatisitas) (karena

    P-value > 0,05).

  • Gambar 11 Normalitas

    Pengujian asumsi yang berikutnya adalah pengujian asumsi normalitas

    residual model. Pengujian disimpulkan bahwa residual berdistribusi Normal jika

    nilai P-value > α dengan α = 5%. Dari hasil output, Nilai P-value (Probability) diperoleh sebesar 0,687310 sehingga hasil pengujian ini disimpulkan bahwa

    residual berdistribusi Normal (karena P-value > 0,05). Dengan terpenuhi semua

    asumsi, model yang terbentuk dapat digunakan untuk proses peramalan atau

    forecasting.

    4. Hasil dan Pembahasan

    Proses forecasting (peramalan) digunakan untuk mengetahui jumlah

    pendapatan yang akan diterima dalam proses pemungutan pajak kendaraan

    bermotor. Dalam pembahasan ini diramalkan pajak kendaraan bermotor di

    provinsi Jawa Tengah dari bulan Mei 2015 sampai dengan Agustus 2015 sebagai

    berikut

    Gambar 12 Peramalan untuk empat periode

  • Gambar 12 dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil peramalan untuk

    pajak kendaraan bermotor di provinsi Jawa Tengah untuk bulan mei 2015 sampai

    dengan bulan Agustus 2015 periode kedepan, hasil peramalan menunjukkan hasil

    mengalami peningkatan.

    Tabel 2 Hasil Perbandingan Data Peramalan dan Data Aktual

    Bulan Data Peramalan Data Aktual

    Mei 224,552,134,100 231,153,697,585.39

    Juni 242,784,330,875 225,877,280,394.20

    Juli 249,391,397,275 237,510,722,862.44

    Agustus 253,761,041,925 243,713,717,827.83

    Tabel 2 menunjukkan hasil perbandingan data peramalan dengan data asli,

    terlihat bahwa perbedaan antara data peramalan dengan data asli tidak terlalu jauh

    berbeda, ini terjadi karena metode ARIMA mempunyai standar error yang kecil,

    sehingga metode ARIMA dapat digunakan sebagai model peramalan pajak

    kendaraan bermotor.

    Setelah dilakukan perbandingan data peramalan dengan data asli,

    selanjutnya dilakukan peramalan pajak kendaraan bermotor selama satu tahun

    depan. Hasil peramalan pajak kendaraan bermotor provinsi Jawa Tengah selama

    satu tahun dari September 2015 sampai Agustus 2016.

    Tabel 3 Hasil Peramalan Pajak Kendaraan Bermotor selama Satu Tahun

    Bulan Data Peramalan

    September 231.153.697.585.4

    Oktober 225.877.280.394.2

    November 237.510.722.862.4

    Desember 243.713.717.827.8

    Januari 235.802.533.465.9

    Februari 251.406.023.099.1

    Maret 238.553.827.846.0

    April 239.005.240.683.5

    Mei 255.613.512.411.7

    Juni 232.553.262.541.2

    Juli 247.258.947.762.7

    Agustus 246.762.766.172.1

  • 5. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil peramalan yang dilakukan pada perhitungan pajak

    kendaraan bermotor, diperoleh hasil bahwa peramalan menggunakan metode

    ARIMA terdiri dari tahap proses identifikasi, penaksiran parameter dan pengujian

    serta penerapan. Model ARIMA yang terbaik berdasarkan nilai kebaikan model

    dan terpenuhinya asumsi-asumsi untuk digunakan dalam peramalan adalah

    ARIMA (1,1,1)(1,0,0)12 dengan persamaan 𝑊𝑡 = −0,426483 𝑊𝑡−1 + 0,733894 𝑊𝑡−12 – 0,436721 𝑊𝑡−13 - 0,620428 𝑎𝑡−1 + 𝑎𝑡

    Hasil peramalan pendapatan pajak kendaraan bemotor selama empat

    periode kedepan dapat digunakan untuk pertimbangan bagi instansi terkait dalam

    proses pengembangan dan pembangunan kebutuhan masyarakat. Hasil suatu

    peramalan (forecasting) bukanlah suatu nilai yang pasti akan terjadi diperiode

    mendatang, mengingat banyak faktor-faktor di lapangan yang dapat memberi pengaruh yang cukup signifikan pada hasil akhir.

    6. Daftar Pustaka

    [1] DPPAD, 2013, Dasar Hukum, UU No.28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah, http://dppad.jatengprov.go.id/. Diakses tanggal 20 juni

    2015.

    [2] Erdianta, Pranawa, dan Sony Sunaryo, 2013, Perencanaan Alternatif Line

    Distribusi Perawatan Jaringan Listrik PT.PLN (Persero),

    http://mmt.its.ac.id/. Diakses tanggal 12 Juni 2015.

    [3] Hendrawan , Bambang, 2013, Penerapan Model ARIMA Dalam

    Memprediksi IHSG, http://p2m.polibatam.ac.id/. Diakses tanggal 15 Juni

    2015.

    [4] Hatidja, Djoni, 2011, Penerapan Model ARIMA untuk memprediksi harga

    saham PT.Telkom Tbk, http://ejournal.unsrat.ac.id/. Diakses tanggal 12

    Juni 2015.

    [5] Kristanti, Diah, 2010, Penggunaan Model Peramalan Autoregressive

    Integrated Moving Average (ARIMA) untuk analisis Besar Cakupan

    Pelayanan Air (Studi Kasus : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

    Kota Surakarta), Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah.

    [6] Purwaningsih, 2006, Penerapan Model Box-Jenkins untuk Peramalan

    dengan Runtun Waktu Bukan Musiman, Skripsi, Universitas Kristen Satya

    Wacana, Jawa Tengah.

    [7] Soepriyanto, M.Hari, 2005, Peramalan Penjualan Rokok dengan

    Pendekatan Analisis Runtun Waktu pada PT.Nikorama TOB.CO.cabang

    Jambi, Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah.

    [8] Hendrawan , Bambang, 2013, Penerapan Model ARIMA Dalam

    Memprediksi IHSG, http://p2m.polibatam.ac.id/. Diakses tanggal 15 Juni

    2015.

    [9] Setiawan, Alexander, Adi Wibowo, dan Sutisno Wijaya, 2013, Aplikasi

    Peramalan Penjualan Kosmetik dengan Metode ARIMA,

    http://repository.perta.ac.id/. Diakses tanggal 16 Juni 2015.

    http://dppad.jatengprov.go.id/http://mmt.its.ac.id/http://p2m.polibatam.ac.id/http://ejournal.unsrat.ac.id/http://p2m.polibatam.ac.id/http://repository.perta.ac.id/

  • [10] Melynda, 2012, Penetapan Strategi Pemasaran Berdasarkan Forecast

    Penjualan Produk Yoghurt di PT.Sukanda Djaya,

    http://digilib.esaunggul.ac.id/. Diakses tanggal 18 Juni 2015.

    http://digilib.esaunggul.ac.id/