Top Banner
ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO, SERTA CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650 Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
110

ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Apr 15, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO, SERTA CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh: RAHMAWATI

NIM: 105046101650

Oleh:

RAHMAWATI NIM: 105046101650

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

KATA PENGANTAR

Puij dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam kepada Nabi

Muhammad SAW bersert para sahabat, keluarga dan pengikutnya sampai hari ini.

Semoga di akherat nanti kita mendapatkan syafa’at dari beliau Rasulullah SAW.

Alhamdulillah skripsi ini dapat penulis selesaikan meskipun penulis sadari

masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Namun penulis ucapkan

rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi sumbangsih dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:

1. Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM sebagai dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr.Euis Amalia, M.Ag dan H. AH. Azharuddin Latief, M.Ag, MH sebagai

Ketua Program Studi Muamalat dan Sekretaris Program Studi Muamalat

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag dan Djaka Badranaya, S.Ag., ME sebagai

pembimbing I dan pembimbing II penulis yang telah memberikan bimbingan,

masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Orang tua penulis, Abdullah (Alm) dan Mujnah yang selalu setia dan sabar

mendukung, memberikan doa dan semangat yang mengiringi setiap langkah

penulis sampai hari ini. Untuk adik dan kakak-kakak penulis khususnya Sarini

i

Page 3: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini (maaf ya

lulusnya telat, tidak sesuai dengan yang diharapkan).

5. Pimpinan serta Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis

dalam mencari referensi baik buku-buku, skripsi, jurnal, dan lain sebagainya

sehingga penulis merasa terbantu dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Karyawan, serta segenap Civitas Akademik Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

7. Teman-teman “Sabila Adzkiya” , anak-anak Perbankan Syariah angkatan

2005 khususnya kelas C Mitha, Ulfa, Leni, Upi, dan lainnya yang tak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih buat semua kebersamaannya selama ini.

Demikian, dengan sangat bersyukur akhirnya penulisan karya ilmiah ini dapat

terselesaikan. Untuk itu sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya. Semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda kebaikan agar kita

semua bermanfaat di dunia maupun di akherat kelak.

Jakarta, Desember 2009

Penulis

ii

Page 4: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR : i

DAFTAR ISI : iii

DAFTAR TABEL : vi

DAFTAR GAMBAR : vii

DAFTAR LAMPIRAN : viii

BAB. I PENDAHULUAN : 1

A. Latar Belakang Masalah : 1

B. Identifikasi Masalah : 8

C. Batasan Penelitian : 8

D. Batasan Masalah : 9

E. Perumusan Masalah : 9

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian : 10

G. Kajian Pustaka : 11

H. Hipotesa : 15

I. Metode Penelitian : 16

J. Sistematika Penulisan : 20

BAB. II KAJIAN TEORI : 22

A. Pengertian Deviden : 22

B. Jenis-Jenis Deviden : 27

C. Teori-Teori Kebijakan Deviden : 30

iii

Page 5: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

D. Jenis-Jenis Kebijakan Deviden : 31

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden : 33

F. Prosedur Pembayaran Deviden : 38

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN : 40

A. Ruang Lingkup Penelitian : 40

B. Metode Penentuan Sampel : 40

C. Metode Pengumpulan Data : 41

D. Jenis dan Sumber Data : 42

E. Teknik Analisis Data : 43

F. Pengujian Hipotesis : 49

G. Operasional Variabel Penelitian : 50

BAB. IV ANALISA DAN PEMBAHASAN : 53

A. Gambaran Umum Objek Penelitian : 53

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia : 53

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia : 54

3. Sejarah Jakarta Islamic Index : 55

4. Gambaran Umum Perusahaan-Perusahaan

Jakarta Islamic Index : 59

B. Deskripsi Variabel Penelitian : 62

1. Return On Invesment : 62

2. Cash Ratio : 63

3. Current Ratio : 64

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

4. Deviden Kas : 65

C. Analisa dan Pembahasan : 66

1. Uji Asumsi Klasik : 66

a. Uji Normalitas Data : 66

b. Uji Multikolinearitas : 67

c. Uji Autokorelasi : 69

d. Uji Heterokedastisitas : 70

2. Pengujian Hipotesis : 71

a. Uji Parsial : 71

b. Uji Simultan : 72

3. Uji Koefisien Determinasi : 73

4. Analisa Regresi Ganda : 74

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN : 80

A. Kesimpulan : 80

B. Saran : 81

DAFTAR PUSTAKA : 82

v

Page 7: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan : 61

Tabel 4.2 Data ROI 2005-2008 : 62

Tabel 4.3 Data Cash Ratio 2005-2008 : 63

Tabel 4.4 Data Current Ratio 2005-2008 : 64

Tabel 4.5 Data Deviden Kas 2005-2008 : 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas : 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi : 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan : 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial : 72

Tabel 5.0 Hasil Uji Koefisien Determinasi : 74

Tabel 5.1 Hasil Uji Regresi Setelah Outlier : 74

Tabel 5.2 Hasil Uji Regresi Setelah Transform : 75

vi

Page 8: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data : 67

Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas : 70

vii

Page 9: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Data Keuangan Perusahaan di Jakarta Islamic Index : 86

Lampiran 2. Hasil Output Pengolahan Data Melalui Program SPSS 16.0 : 87

Page 10: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aktivitas ekonomi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para

investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan

terjadi, para investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang

diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti

kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

perusahaan biasanya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam

laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham dalam hal

ini adalah para investor mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari

modal yang ditanamkannya itu baik berupa pendapatan deviden maupun

pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).

Dalam hubungannya dengan pendapatan deviden, secara garis besar ada dua jenis

deviden yang dapat diperoleh pemegang saham, yaitu deviden kas dan deviden

non kas.1 Deviden kas (cash dividend) adalah deviden yang dibayar oleh emiten

kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Deviden non kas adalah

1 Suad Husnan, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang,

(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), h. 381.

1

Page 11: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

2

deviden yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh

deviden non kas adalah deviden saham (stock dividend) dan deviden aktiva.

Deviden kas merupakan masalah yang seringkali menjadi pembicaraan yang

hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan

emiten, bahkan cenderung menjadi kontroversi antara pemegang saham dan

perusahaan emiten. Kontroversi terjadi karena adanya berbagai macam teori

tentang kebijakan deviden, antara lain the dividend irrelevance theory, the bird-

in-the hand theory, dan the tax preference theory.2

Dalam dividend irrelevance theory dinyatakan bahwa kebijakan deviden

perusahaan tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan, maupun

biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco

Modigliani ( Miller & Modigliani / MM ). MM berpendapat bahwa nilai

perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba

serta resiko bisnisnya. Pendapat mereka didasarkan pada asumsi- asumsi sebagai

berikut:3

a) Tidak ada pajak,

b) Tidak ada biaya emisi,

c) Leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap biaya modal,

d) Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek

perusahaan,

2 Farah Margaretha, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana

Jangka Panjang, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 142. 3 Ibid., h. 142.

Page 12: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

3

e) Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri,

f) Kebijakan penganggaran modal terlepas dari kebijakan devidennya.

Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset

perusahaan. Oleh karena itu, nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi.

Sementara keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk cash

dividend atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori tersebut

ditekankan bahwa pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran

pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan sumber dana

yang lain, artinya bila perusahaan membayar deviden maka perusahaan harus

mengganti dengan mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah

pembayaran deviden tersebut. Dengan demikian adanya kenaikan pembayaran

deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan

saham baru.

Teori kedua, the bird-in-the-hand theory yang dikemukakan oleh Myron

Gordon dan John Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri atau kas akan

naik bila deviden dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dari

pembagian deviden daripada capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan.4

Oleh karena itu, kas akan naik jika deviden berkurang. Dasar pemikirannya

adalah bahwa investor pada umumnya menghindari resiko, dan deviden yang

diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada deviden yang

4 Ibid., h.143.

Page 13: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

4

diterima di masa yang akan datang. Pembayaran deviden sekarang dipercaya

dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya jika deviden tidak

dibayarkan atau dikurangi, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan

menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai

saham. Dalam prakteknya, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham

cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan deviden mempengaruhi nilai

saham, karenanya sesuai dengan teori ini, maka setiap perusahaan harus

mengembangkan kebijakan deviden untuk memenuhi sasaran dari pemilik dan

memaksimalisasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan.

Teori terakhir tentang kebijakan deviden adalah tax preference theory yang

dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy mengatakan bahwa karena

deviden cenderung dikenakan pajak lebih tinggi daripada capital gain, maka

investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi.5 Teori ini

menganjurkan agar perusahaan untuk lebih menentukan dividend pay out ratio

yang rendah atau bahkan tidak membagikan deviden sama sekali untuk

meminimalkan biaya modal atau memaksimalkan nilai perusahaan.

Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan

yang ketiga, yaitu bahwa kebijakan deviden tidak relevan dengan nilai perusahaan

dan bahwa deviden yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan yang

disukai. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mempersiapkan pengeluaran

5 Ibid., h. 143.

Page 14: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

5

yang tinggi untuk pembayaran deviden, sehingga deviden yang seharusnya

dibagikan dapat digunakan untuk modal perusahaan.

Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua

yang lebih disukai, yaitu deviden dibagikan sekarang, khususnya bagi pemegang

saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah. Di lain pihak

bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang,

relatif lebih menginginkan pengembangan modal perusahaan, sehingga tidak

terlalu menuntut untuk dibagikan deviden.

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor untuk

menanamkan modalnya, khususnya di bursa efek adalah faktor-faktor

fundamental perusahaan. Indikator yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan

perusahaan. Berdasarkan indikator ini, investor akan menganalisis bagaimana

return yang akan diharapkan, dan tentunya resiko yang akan ditanggung. Analisis

inilah yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan.

Analisis terhadap rasio-rasio keuangan tentunya sangat luas, dimana salah

satunya dapat memanfaatkan regeresi linear beganda. Disamping itu, rasio-rasio

keuangan yang dapat dijadikan indikator sangat banyak. Terkait dengan

pembagian cash dividend kepada para pemegang saham, banyak faktor-faktor

rasio keuangan yang dapat dijadikan pertimbangan diantaranya adalah ROI, cash

ratio, current ratio, debt to total asset, earning per share, dan cash dividend pay

out ratio.

Page 15: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

6

Bagi pemegang saham semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan

yang semakin baik, sehingga wajar jika pemegang saham mengharapkan

pembagian deviden kas jika ROI meningkat. Demikian juga apabila cash ratio,

current ratio dan earning per share (EPS) meningkat, maka pemegang saham

mempunyai harapan bahwa perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk

membagi deviden kas. Sebaliknya jika debt to total asset perusahaan emiten

meningkat, maka pemegang saham tidak mengharapkan perusahaan membagi

deviden kas. Dilihat dari segi deviden payout ratio, pemegang saham akan

melihatnya sebagai tanda mengenai kemungkinan besarnya deviden kas yang

akan dibagikan di masa yang akan datang.

Di lain pihak bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk

memutuskan pembagian deviden kas tidak semudah itu. Perusahaan emiten akan

mempunyai banyak pertimbangan yang kadang kala bertentangan dengan harapan

dari pemegang saham. Ketika terjadi pertentangan seperti ini, segala teori yang

berkaitan dengan pembagian deviden kas seakan-akan menjadi tidak berguna,

karena keputusan akhir untuk membagi deviden kas berada sepenuhnya di tangan

manajemen perusahaan emiten, khususnya Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Ketika memutuskan untuk melakukan pembagian deviden kas, perusahaan

emiten harus mempertimbangkan banyak faktor. Menurut Bambang faktor yang

harus diperhatikan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk

membayar utang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap

Page 16: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

7

perusahaan.6 Sedangkan menurut James dan John Wachowicz faktor yang

mempengaruhi kebijakan dalam pembagian deviden adalah peraturan-peraturan

hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan untuk

meminjam, batasan-batasan dalam perjanjian utang, pengendalian, serta beberapa

pengamatan terakhir lainnya.7

Terkait dengan pembagian cash dividend kepada para pemegang saham,

terkadang faktor ROI, cash ratio, current ratio, debt to total asset, earning per

share, dan cash dividend payout ratio tidak dipertimbangkan dalam pembagian

cash dividend. Dengan kata lain pembagian cash dividend tergantung sepenuhnya

kepada kebijakan RUPS.

Berdasarkan dengan pemaparan di atas, penulis bermaksud melakukan

penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas

pada kelompok Jakarta Islamic Index di BEI dengan menggunakan rentang waktu

tahun 2005-2008. Akan tetapi pada masalah ini peneliti membatasi penelitian

pada tiga indikator saja, yaitu return on investment (ROI), cash ratio, current

ratio. Ketiga indikator inilah yang akan dilihat pengaruhnya terhadap deviden

kas. Adapun judul penelitian yang ingin penulis lakukan berjudul “ ANALISIS

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), CASH RATIO, SERTA

CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK

6 Bambang Riyanto, Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi.IX, ( Yogyakarta:

BPFE- Yogyakarta, 1995), h. 267-268. 7 James Van Horne dan John Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,

Penerjemah Heru Sutojo [ Jakarta: Salemba Empat, 1998], 501-504.

Page 17: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

8

JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

TAHUN 2005-2008 ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari judul penelitian yang diambil penulis, ada banyak hal yang terkait

didalamnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Ketertarikan para investor untuk melakukan investasi.

2. Harapan setiap para investor berinvestasi di pasar modal karena tingkat

pengembalian berupa deviden kas yang jelas.

3. Alasan investor menanamkan modal di pasar modal karena mereka

beranggapan bahwa dengan investasi maka akan lebih aman dibandingkan

bila berinvestasi di non sekuritas.

4. Adanya keterkaitan antara deviden kas dengan return on investment, cash

ratio serta current ratio.

C. Batasan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus dan optimal, maka peneliti

melakukan beberapa kriteria terhadap perusahaan-perusahaan yang tergabung di

Jakarta Islamic Index guna sebagai batasan dalam penelitian ini. Adapun kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII ).

Page 18: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

9

2. Perusahaan yang masuk dalam JII minimal 4 tahun berturut-turut dalam

periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.

3. Menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Desember 2005 sampai

dengan 31 Desember 2008.

4. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasannya dalam lingkup

sebagai berikut:

1. Analisis return on investment, di Jakarta Islamic Index selama periode Januari

2005 sampai Desember 2008.

2. Analisis cash ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

3. Analisis current ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

4. Analisis deviden kas di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005

sampai Desember 2008.

5. Periode penelitian ini selama 4 tahun yang dianalisis dengan data tahunan.

Page 19: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

10

E. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, secara umum

penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni

hanyalah meneliti pada faktor return on investment (ROI), cash ratio, current

ratio saja dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas.

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih sistematis dan teratur, maka perlu

dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai dengan tauhn

2008?

2. Bagaimana pengaruh ROI, cash ratio, serta current ratio terhadap pembagian

deviden kas?

3. Variabel manakah diantara ROI, cash ratio, serta current ratio yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pembagian deviden kas pada

kelompok JII di BEI?

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai

dengan 2008 pada kelompok JII di BEI.

b) Untuk mengetahui pengaruh ROI, cash ratio, serta current ratio terhadap

pembagian deviden kas pada kelompok JII di BEI.

Page 20: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

11

c) Untuk menganalisa variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya

terhadap pembagian deviden kas pada kelompok JII di BEI.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

a) Bagi penulis, hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu

pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan

dengan hal-hal yang mempengaruhi cash dividend perusahaan.

b) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan

pilihan investasi yang akan dikakukan perusahaan.

c) Bagi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian dapat digunakan untuk

memperkaya kajian ilmiah dalam praktek pasar modal khususnya yang

berada di JII.

G. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno,8 Mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

8 Ernawati Sutarno, “Analisis Pengaruh Earnings dan Cash Flow Terhadap Deviden (Studi

Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEJ tahun 2000-2003),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 66-67.

Page 21: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

12

Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh

Earning dan Cash Flow Terhadap Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan

Industri Barang Konsumsi di BEJ tahun 2000-2003, dengan hasil penelitian

yang menyatakan bahwa earning mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel deviden dan cash flow tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap deviden.

Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno tersebut sejalan dengan

pendapat Litner (1956) yang mengatakan bahwa perusahaan akan menaikkan

deviden hanya ketika manajemen percaya earnings telah meningkat secara

permanen, dengan kata lain faktor yang mempengaruhi deviden adalah

earnings perusahaan.

Interpretasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno ini

berdasarkan diperolehnya hasil bahwa earnings pada periode sebelumnya

terbukti mempengaruhi pembayaran deviden kas pada perusahaan sektor

industri barang konsumsi untuk periode 2000- 2003. Dengan kata lain, faktor

peningkatan dan penurunan earnings (laba bersih) termasuk faktor yang

penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian deviden kas

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati,9 Mahasiswa Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Dividend Per Share

9 Sulistiawati, “Analisis Devidend Per Share Terhadap Variabel Keuntungan Real Investment

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 81.

Page 22: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

13

Terhadap Variabel Keuntungan Real Invesment”, Studi Empiris Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian

yang menyatakan bahwa:

a) Secara bersama-sama (simultan) independen real investment yang diwakili

oleh variabel ROI, DER, harga saham, tingkat inflasi dan tingkat bunga

berpengaruh terhadap perubahan Devidend Per Share (DPS). Namun,

kemampuan variabel independen tersebut secara bersama-sama dalam

menjelaskan variabilitas DPS tidak terlalu kuat. Hal ini mengindikasikan

bahwa perubahan DPS sebagian dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

kemungkinan berasal dari fundamental perusahaan seperti pertumbuhan

perusahaan serta faktor ekonomi makro seperti nilai tukar mata uang,

gejolak politik di dalam maupun luar negeri, dan lain-lain.

b) Secara individual (partial) diantara kelima variabel independen, hanya

faktor ROI dan harga saham yang mempunyai pengaruhnya terhadap DPS.

Sedangkan variabel independen lainnya yaitu DER, tingkat inflasi dan

tingkat bunga pengaruhnya terhadap DPS sangat kecil atau tidak

signifikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Oktaviani,10 Mahasiswa Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah

10 Ani Oktaviani, “Analisis Pengaruh Perubahan Earnings, Cash Flow, Harga Saham

Terhadap Kemampuan Perusahaan Dalam Membayar Deviden (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 64-65.

Page 23: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

14

Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Pengaruh

Perubahan Earning, Cash Flow, Harga Saham terhadap Kemampuan

Perusahaan dalam Membayar Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian bahwa perubahan

earning dan cash flow mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap deviden, sedangkan perubahan harga saham mempunyai pengaruh

yang positif tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

deviden serta berdasarkan hasil uji secara simultan (bersama-sama), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel

independen yaitu earning, cash flow, dan harga saham dengan variabel

dependen yaitu deviden.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Irnawati,11 Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekoknomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisa Pengaruh Laba Bersih

dan Arus Kas Terhadap Pembagian Deviden”, Studi Empiris Perusahaan

Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002,

dengan hasil penelitian:

a) Laba bersih mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

deviden.

11 Evi Irnawati, “Analisis Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Pembagian Deviden

(Studi Empiris Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar di BEJ tahun 2000-2002),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 54-55.

Page 24: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

15

b) Arus kas operasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

deviden.

c) Arus kas investasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

deviden.

d) Arus kas pendanaan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan

terhadap deviden. Hal ini dikarenakan semakin besar deviden yang

dikeluarkan perusahaan atau dibagikan kepada pemegang saham maka

beban dan resiko yang ditanggung juga semakin besar.

e) Laba bersih, arus kas operasional, arus kas investasi dan arus kas

pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

deviden.

Melihat dari hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan

diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian lebih lanjut mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi deviden, namun di sini penulis akan

mengkhususkannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas saja.

E. Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (return

on investment, current ratio, cash ratio) terhadap deviden kas.

Page 25: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

16

Ha: Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (return on

investment, current ratio, cash ratio) terhadap deviden kas.

F. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di BEI yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman,

Kavling 52-53, Telepon: +62215150515, Jakarta 12190.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dengan memakai

statistik inferensial parametrik, artinya setelah data dikumpulkan maka

dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian

menginterpretasikan hasil analisis data tersebut.12

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu

penelitan yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-

variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistik atau permodelan matematis.13

12 Singgih Santoso, dkk, Latihan SPSS Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2000), h. 4. 13 Efferi Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis,

(Malang: Bayumedia Publishing, 2004), Cet.I, h.18.

Page 26: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

17

Berdasarkan sumbernya data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi harian BEI dan BI

melalui media internet. Berdasarkan publikasi harian BEI tersebut data yang

digunakan adalah data yang berasal dari laporan keuangan untuk periode

2005 sampai dengan 2008 dengan jumlah perusahaan yang tergabung dalam

kelompok Jakarta Islamic Index (JII).

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari penelusuran pustaka (library research) dan juga berdasarkan

studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai

literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan ini, baik dengan

cara membaca atau mengutip sumber-sumber bahan dan data yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan ini. Selain itu, penelitian yang akan

dilakukan ini juga menggunakan data-data laporan keuangan tahunan

perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

5. Teknik Analisis

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel penentu

(independen variabel) terhadap deviden kas, maka teknik analisis yang akan

Page 27: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

18

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan model

dasar sebagai berikut:14

�= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = variabel bebas ( 1,2,3,…. n )

α = konstanta

b = koefisien regresi

e = error (tingkat kesalahan yang dapat diterima)

Bila persamaan tersebut digunakan untuk menganalisis penelitian

yang akan dilakukan ini maka persamaannya menjadi sebagai berikut:

Cash Deviden = α + b1ROI1 + b2Cash ratio2 + b3Current ratio3 + e

dimana:

Cash Deviden : deviden kas per lembar saham

ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi

Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek

Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek

e : error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)

6. Pengujian Statistik

a) Uji Simultan (Uji F)

14 Sugiyanto, Analisis Statistik Sosial, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), Cet. I, h. 195.

Page 28: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

19

Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model

regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas

terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

b) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau

digunakan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap

variable dependen secara individual (parsial).

c) Uji Asumsi Klasik

1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variable dependen, variable atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak.15 Model yang baik

adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati

normal.

2) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable

15 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. XV, h. 75.

Page 29: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

20

bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas.16

3) Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual

dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.17

4) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1

(sebelumnya).18 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.

16 Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis

Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.

17 Nachrowi dan Usman, Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri:

Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan EViews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h. 109.

18 Ibid., h. 183.

Page 30: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

21

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan yang lebih terarah dan mempermudah penulisan

pemahaman isi, maka penulis menuangkan ke dalam 5 (lima) bab dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,

hipotesa, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian teori yang di dalamnya berisi pengertian deviden,

jenis-jenis deviden, kebijakan deviden, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan deviden.

Bab III : Pada bagian ini membahas mengenai metodologi penelitian

yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan

Bab IV : Analisis mengenai data yang telah diperoleh dan

dikumpulkan, uji regresi linear berganda yang dilakukan untuk

menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, disertai dengan hasil dan pembahasannya.

Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat hasil analisis data

yang diberikan dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga

membahas tentang keterbatasan penelitian, serta saran untuk

penelitian yang akan datang.

Page 31: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

22

Page 32: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Deviden

Pengertian deviden menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2003;177)

adalah:

“Pendistribusian laba kepada pemegang saham, secara pro rata menurut kelas atau kelompok surat berharga dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, script, atau produk atau properti perusahaan walaupun ini jarang terjadi.”

Sedangkan PSAK No.23 (2007; Paragraph 4) mendefinisikan deviden

sebagai:

“Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deviden adalah

pembagian kekayaan atau aktiva kepada pemegang saham berdasarkan

proporsi saham yang dimiliki. Deviden untuk saham biasanya dinyatakan

dalam satuan uang, sedangkan untuk saham preferen dinyatakan dalam

persentase dari nilai nominal.

23

Page 33: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

24

Deviden merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham

berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi

laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan

kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.1

Dalam perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik saham

dilakukan melalui deviden. Keputusan tentang pembagian deviden adalah

keputusan yang menetapkan seberapa besar dari laba periode berjalan yang

akan dibagikan sebagai deviden.2 Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo

laba ditahan dalam keadaan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan

diperoleh laba, suatu perseroan terbatas tidak boleh membagikan deviden jika

saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif.

Disamping saldo laba ditahan, dapat tidaknya deviden dibagikan juga

tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan otomatis berarti

tersedianya uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap

sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan, maka ada

kemungkinan penanaman dilakukan dalam bentuk persediaan barang dagang,

aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang lain. Dengan demikian, ada

kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo laba

ditahannya besar.

1 http://id.wikipedia.org/wiki/dividen diakses pada 26 Mei 2009 melalui Google. 2 Fred Weston dan Eugene Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerjemah

Alfonsus Sirait, (Jakarta: Erlangga, 2004)Edisi IX, Jilid I, h.26.

Page 34: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

25

Kebijakan perusahaan untuk membagikan laba ditahannya dalam bentuk

deviden kepada pemegang saham perusahaan adalah keputusan yang tidak

mudah dimana perusahaan dihadapkan pada dua pilihan, yaitu;

1. Pembayaran deviden besar dan laba ditahan sedikit, dengan konsekuensi

perusahaan harus mencari dana eksterrnal dalam jumlah besar, atau

2. Pembayaran deviden sedikit dan laba ditahan banyak, dengan

konsekuensinya perusahaan tidak perlu mencari dana eksternal yang besar.

Dengan demikian, kebijakan deviden yang diambil perusahaan berkaitan

dengan tujuan utama pembuatan keputusan finansial, yaitu memaksimalkan

nilai (harga) saham umum perusahaan.

Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah

keputusan untuk menentukan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada

akhir tahun akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen

atau ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang

akan datang.3

Kebijakan deviden adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa

besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para

3 http://agusw.77.files.wordpress.com/2007/18 diakses pada 26 Mei 2009 melalui Google.

Page 35: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

26

pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam

perusahaan. Kebijakan deviden penting karena 4 alasan berikut:4

1. Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor.

Pemotongan deviden dapat dipandang negatif oleh para investor, karena

pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang

dihadapi perusahaan.

2. Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan

anggaran modal perusahaan.

3. Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.

Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi

pembayaran devidennya.

4. Kebijakan keuangan ini menurunkan nilai ekuitas pemegang saham biasa

karena besarnya deviden ditentukan oleh besarnya laba ditahan.

Keempat alasan tersebut merupakan sisi kepentingan perusahaan yang

agak kontroversial. Agar kepentingan itu dapat terpenuhi secara optimal,

manajemen perusahaan seharusnya memutuskan secara hati-hati dan teliti

kebijakan deviden yang harus dipilih.

Namun demikian, biasanya tidak seluruh laba atau keuntungan akan

dibagikan dalam bentuk deviden, tetapi digunakan untuk pengembangan

4 Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),

Cet.I, h. 272.

Page 36: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

27

investasi. Bagian laba yang tidak dibagikan sebagai deviden disebut laba

ditahan atau retained earning. Pembagian deviden bertujuan untuk

memaksimumkan perusahaan, sehingga pembagian deviden mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap harga dari saham yang beredar. Oleh karena itu,

para menejer dituntut untuk membagikan deviden sebagai realisasi dari

harapan hasil yang didambakan oleh investor yang telah mengeluarkan

uangnya untuk membeli saham tersebut.

Jadi, pembagian deviden itu adalah membagikan sebagian pendapatan atau

laba kepada pemegang saham, sedangkan sebagian lainnya ditahan oleh

perusahaan untuk diinvestasikan kembali.

Setiap perusahaan dalam satu pihak selalu menginginkan adanya

pertumbuhan dalam perusahaan dan dipihak lain juga dapat membayar

deviden kepada para pemegang saham, tetapi kedua tujuan ini selalu

bertentangan. Makin tinggi deviden yang dibayarkan, berarti makin sedikit

laba yang dapat ditahan, yang nantinya dapat menghambat tingkat

pertumbuhan pendapatan dan harga saham perusahaan tersebut. Jika

perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang diraih

perusahaan, berarti pembayaran deviden kepada para pemegang saham akan

semakin kecil. Banyak perusahaan yang menyadari adanya dua hal tentang

reaksi investor atas deviden, antara lain.

1. Tingkat deviden absolut akan dikurangi hanya jika ada indikasi bahwa

penurunan laba akan terjadi pada periode yang relatif lama,

Page 37: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

28

2. Penurunan harga saham berkaitan dengan penurunan tingkat deviden

absolut.

Dampak positif utama terhadap harga saham adalah untuk menjaga target

rasio pembayaran deviden sepanjang waktu. Jadi, pembagian deviden sangat

erat hubungannya dengan investasi dana yang ada dalam perusahaan.

B. Jenis-Jenis Deviden

Menurut Bambang Suripto, deviden dapat dikelompokkan menjadi

beberapa bagian, antara lain:

1. Deviden Kas

Apabila dewan direksi mengumumkan deviden kas, biasanya jumlah

total yang dibagi kepada pemegang saham dinyatakan secara implisit.

Deviden kas dibagi dalam 2 bagian, yaitu;

a. Deviden Saham Preferen Kumulatif

Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar terlebih

dahulu deviden saham preferen termasuk deviden tahun sebelumnya

yang belum dibayar atau sering disebut deviden tunggakan, sebelum

deviden dibagikan kepada pemegang saham biasa.

b. Deviden Saham Preferen Tidak Kumulatif

Page 38: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

29

Yaitu perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar terlebih

dahulu deviden saham preferen akan tetapi para pemegang saham

preferen jenis ini hanya berhak atas deviden tahun sekarang saja atau

tahun diumumkannya pembagian deviden. Hal ini dikarenakan saham

preferen tidak bersifat kumulatif. Untuk saham preferen jenis ini tidak

ada istilah deviden tunggakan. Setelah deviden dibagikan kepada para

pemegang saham preferen, sisanya merupakan hak para pemegang

saham biasa.

2. Deviden Property

Apabila perusahaan tidak mempunyai kas cukup atau mempunyai kas

cukup tetapi digunakan untuk tujuan lain, maka perusahaan dpat

membagikan deviden dengan pembayaran aktiva selain kas, atau sering

disebut property dividend.

3. Deviden Scrip

Jika perusahaan kekurangan kas tetapi tetap menginginkan pembagian

deviden, perusahaan dapat menerbitkan scrip dividend. Yaitu pembagian

deviden dalam bentuk janji tertulis untuk membayar kas dimasa yang akan

datang. Janji itu merupakan salah satu bentuk utang wesel. Deviden scrip

dapat berbunga ataupun tidak berbunga, dan bisa diperjualbelikan antar

pemegang saham atau antar pemegang scrip.

Page 39: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

30

4. Deviden Likuidasi

Deviden likuidasi merupakan deviden yang tidak didasarkan pada laba

yang ditahan. Deviden seperti ini menunjukkan pengembalian atas

investasi pemilik dan bukan merupakan distribusi laba. Deviden likuidasi

bisa didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau

pemegang saham, namun pada umumnya deviden ini diperlakukan

sebagai pengurang agio saham dan bukan laba ditahan.

5. Deviden Saham

Deviden saham yaitu pengumuman pembagian deviden yang akan

dibayar dengan penyerahan sejumlah saham tambahan. Deviden saham

tidak merubah apapun, baik aktiva perusahaan maupun proporsi pemilikan

pemegang saham. Apabila dewan direksi mengumumkan deviden saham,

maka akan mengakibatkan kapitalisasi laba yang ditahan. Deviden saham

mengakibatkan laba yang ditahan dikapitalisasi secara permanen sebagai

tambahan modal disetor. Deviden saham dibagi menjadi 2 bagian, antara

lain:5

a. Deviden Saham Kecil

Yaitu jika deviden saham menunjukkan peningkatan kurang dari

20% dari saham biasa yang beredar sebelumnya.

5 James Van Horne dan John Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,

Penerjemah Heru Sutojo (Jakarta: Salemba Empat, 1998), h.507-508.

Page 40: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

31

b. Deviden Saham Besar

Yaitu jika deviden saham menunjukkan lebih dari atau sama

dengan 20% dari total saham beredar sebelumnya.

C. Teori Kebijakan Deviden

Menurut Atmaja, mengenai masalah yang mendasar tentang pengaruh

kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan menyebutkan adanya beberapa

teori preferensi investor, yaitu:6

1. Dividend Irrelevance Theory, adalah suatu teori yang menyatakan bahwa

kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan

maupun biaya modalnya. Teori ini sependapat dengan Miller dan Modigliani,

yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar

kecilnya dividend payout ratio tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum

pajak dan resiko bisnis. Dengan demikian, berdasarkan teori pertama ini

kebijakan deviden sebernarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird-in-the-hand theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner, yang

menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout ratio

rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividend daripada

capital gains.

6 Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan [ Edisi Revisi ], [ Yogyakarta: ANDI, 2002], h.285-288.

Page 41: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

32

3. Tax preference theory, adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena

adanya pajak terhadap keuntungan deviden dan capital gains maka para

investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran

pajak.

4. Information content, or signaling hypothesis. Di dalam teori ini Miller dan

Modigliani berpendapat bahwa suatu kenaikan deviden yang biasanya

merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan

untuk meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang.

Sebaliknya, suatu penurunan deviden atau kenaikan normal biasanya diyakini

investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit

dimasa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau

penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan deviden semata-

mata disebabkan oleh efek sinyal dan preferensi terhadap deviden.

5. Clientele effect, yang menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang

berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan deviden

perusahaan. Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat ini

lebih menyukai deviden payout ratio yang tinggi. Sebaliknya, kelompok

investor yang tidak terlalu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika

perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

Page 42: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

33

D. Jenis-Jenis Kebijakan Deviden

Jenis-jenis kebijakan deviden menurut Kamaruddin Ahmad yang dapat

dilakukan oleh perusahaan antara lain:7

1. Dividen per saham yang stabil.

Meskipun perusahaan mengalami kerugian, jumlah deviden yang

jumlah deviden yang akan dibayarkan kepada pemegang saham akan tetap

sama dengan yang sebelumnya.

2. DPO [ Dividend Pay Out] yang stabil.

Deviden yang dibayarkan berfluktuasi tergantung besarnya

keuntungan bagi pemegang saham.

3. Kombinasi

Disamping akan memberikan deviden dengan jumlah rupiah yang

tetap, perusahaan membayar deviden tambahan jika perusahaan

memperoleh keuntungan atau mengalami situasi yang baik.

4. Dividen residual.

Deviden dibayarkan jika kesempatan investasi perusahaan atau dana

yang dibutuhkan telah terpenuhi.

7 Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio [Edisi Revisi], [

Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004 ], Cet.II, h. 193.

Page 43: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

34

Dari berbagai macam teori kebijakan deviden yang telah disebutkan di

atas, maka manajer perusahaan dapat menentukan keputusan jenis kebijakan

apakah yang akan digunakan guna meningkatkan pengembangan perusahaan.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Menurut Atmadja, menyatakan bahwa dalam praktek keputusan kebijakan

deviden ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam

menentukan kebijakan deviden, antara lain:8

1. Perjanjian Utang

Pada umumnya perjanjian utang antara perusahaan dengan kreditor

membatasi pembayaran deviden. Misalnya, deviden hanya dapat diberikan

jika kewajiban utang telah dipenuhi perusahaan dan rasio-rasio keuangan

menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi sehat.

2. Perbatasan dari Saham Preferen

Maksudnya yaitu tidak ada pembayaran deviden untuk saham biasa

jika deviden saham preferen belum dibayar.

8 Ibid., h.291-292.

Page 44: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

35

3. Tersedianya Kas

Deviden berupa uang tunai atau cash dividend hanya dapat dibayar

jika tersedia uang tunai yang cukup. Jika likuiditas baik, maka perusahaan

akan dapat membayar deviden.

4. Pengendalian

Jika manajemen ingin mempertahankan kontrol terhadap perusahaan,

manajemen akan cenderung untuk tidak menjual saham baru sehingga

lebih suka menahan laba guna memenuhi kebutuhan dana. Akibatnya

deviden yang dibayar menjadi kecil. Faktor ini menjadi penting pada

perusahaan yang relatif kecil.

5. Kebutuhan Dana untuk Investasi

Perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk

diinvestasikan pada proyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana

baru yang merupakan modal sendiri dapat berupa penjualan saham baru

menimbulkan biaya peluncuran saham. Oleh karena itu, semakin besar

kebutuhan dana investasi, maka semakin kecil Dividend Payout Ratio.

6. Fluktuasi Laba

Jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan

deviden yang relatif besar tanpa khawatir harus menurunkan deviden jika

laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi,

Page 45: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

36

deviden sebaiknya kecil agar kestabilan perusahaan tetap terjaga. Selain

itu, perusahaan dengan laba yang berfluktuasi sebaiknya tidak banyak

menggunakan utang guna mengurangi resiko kebangkrutan.

Konsekuensinya laba ditahan menjadi besar dan deviden menjadi

mengecil.

Sedangkan menurut James dan John Wachowicz, faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan deviden antara lain:9

1. Peraturan-Peraturan Hukum

Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk menetapkan

batasan-batasan hukum dimana kebijakan deviden perusahaan dapat

digunakan. Peraturan-peraturan hukum ini berhubungan dengan

penurunan modal, ketidaksolvabilitasan dan laba yang ditahan tidak

semestinya.

2. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan

Pada saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan deviden

perusahaan telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran

kebutuhan pendanaan perusahaan. Untuk itu perlu dipersiapkan

anggaran kas, proyeksi laporan sumber dan penggunaan dana, dan

proyeksi laporan arus kas. Tujuan utamanya adalah menentukan arus

9 James Van Horne dan John Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,

Penerjemah Heru Sutojo [ Jakarta: Salemba Empat, 1998], h.501-504.

Page 46: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

37

kas dan posisi kas perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya

perubahan kebijakan deviden.

3. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam

keputusan deviden. Karena deviden merupakan arus keluar kas,

semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan, semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

4. Kemampuan untuk Meminjam

Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk

memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap

ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh

pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan dapat

memiliki fleksibilitas keuangan yang relatif baik.

Semakin besar dan semakin kuat perusahaan, semakin baik jalan

masuk ke pasar modal. Semakin besar kemampuan meminjam

perusahaan, semakin besar fleksibilitas keuangan dan semakin besar

kemampuannya untuk membayar deviden kas. Jika perusahaan dapat

melakukan pendanaan melalui utang, manajemen tidak perlu terlalu

mengkhawatirkan pengaruh deviden kas terhadap likuiditas

perusahaan.

Page 47: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

38

5. Batasan-Batasan dalam Perjanjian Utang

Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau pinjaman

seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran deviden. Batasan ini

digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan

perusahaan untuk membayar utang. Biasanya batasan ini dinyatakan

sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif perusahaan. Jika

batasan ini harus ditetapkan, maka akan mempengaruhi kebijakan

deviden perusahaan. Terkadang manajemen perusahaan menerima

batasan deviden yang diberikan pemberi pinjaman karena perusahaan

tidak harus melakukan pembenaran laba ditahan kepada pemegang

saham. Manajemen perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut

sebagai alasan tidak membayar deviden.

6. Pengendalian

Jika perusahaan membayar deviden dalam jumlah besar,

perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan saham

untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan. Dalam situasi

tersebut kepentingan pengendalian perusahaan mungkin menipis jika

pemegang saham yang memiliki kendali tidak mau atau tidak dapat

memesan tambahan saham. Para pemegang saham ini lebih memilih

pembayaran deviden yang rendah dan pendanaan kebutuhan investasi

melalui laba ditahan. Kebijakan deviden ini mungkin tidak

Page 48: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

39

memaksimalkan kekayaan keseluruhan pemegang saham, namun

kebijakan deviden tersebut dilakukan demi kepentingan terbaik pihak

yang memiliki kendali.

7. Beberapa Pengamatan Terakhir

Dalam menentukan pembayaran deviden, perusahaan akan

menganalisa sejumlah faktor yang baru saja dijelaskan diatas. Faktor-

faktor ini mempengaruhi batasan hukum dan batasan lain dimana

deviden dapat dibayarkan.

Di dalam penentuan kebijakan dividen sangat perlu untuk

mempertimbangkan adanya beberapa pendekatan dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Setelah berbagai pendekatan dan faktor-

faktor tersebut dipahami, maka perusahaan dapat memutuskan

kebijakan seperti apa yang akan diaplikasikan sehingga dapat

memenuhi keinginan para pemegang saham maupun keinginan

perusahaan itu sendiri.

Page 49: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

40

F. Prosedur Pembayaran Deviden

Pembayaran deviden dibayarkan melalui suatu prosedur yang berdasarkan

atas waktu (tanggal) mulai dari tanggal pengumuman sampai tanggal

pembayaran. Berikut ini adalah garis besar dari urutan pembayaran deviden:10

1. Tanggal pengumuman (declaration date)

Pada tanggal tersebut diumumkan bentuk dan besarnya deviden yang

akan dibayarkan, tanggal pencatatan saham dan tanggal pembayaran

deviden.

2. Tanggal cum- deviden (cum- dividend date)

Tanggal cum- deviden adalah batas waktu pemindahtanganan saham yang

masih memperoleh deviden. Jika melewati tanggal tersebut maka

pemegang saham yang lama akan menerima deviden. Penetapan tanggal

cum- dividend ini biasanya seminggu sebelum tanggal pencatatan

(recording date).

3. Tanggal pencatatan saham (recording date)

Pada tanggal ini perusahaan menutup buku pencatatan pemindahtanganan

saham dan membuat daftar pemegang saham per tanggal tersebut.

4. Tanggal pemisahan deviden (ex- dividend date)

10 Suad Husnan, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang), (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), Edisi. IV, h. 382.

Page 50: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

41

Tanggal pemisahan deviden adalah tanggal pada saat deviden dipisahkan

dari saham. Hak deviden tidak lagi melekat pada saham. Jadi, jika

transaksi pemindahtanganan tersebut terjadi pada tanggal pemisahan

deviden dan sesudahnya, maka pemegang saham yang lama akan

menerima deviden.

5. Tanggal pembayaran (payment date)

Pada tanggal pembayaran ini, deviden yang sudah diumumkan

dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat di perusahaan.

Page 51: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada laporan keuangan

perusahaan tahun 2005-2008. Sedangkan variabel yang akan diteliti adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas perusahaan yang dibayarkan

oleh perusahaan kepada para pemegang saham, dimana faktor-faktor tersebut

diantaranya terdiri dari return on investment, current ratio dan cash ratio.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index

sejak tahun 2005-2008.

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang dilakukan

berdasarkan pertimbangan dan berdasarkan kuota.1 Adapun kriteria

yang digunakan untuk memilih adalah sebagai berikut:

1 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, ( Bandung: Alfabeta, 2009 ), Cet. XV, h. 68.

42

Page 52: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

43

a) Perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index

(JII ).

b) Perusahaan yang masuk dalam JII minimal 4 tahun berturut-turut

dalam periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.

c) Menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Desember

2005 sampai dengan 31 Desember 2008.

d) Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, sampel penelitian ini berjumlah 8

perusahaan dari 30 perusahaan yang terdaftar di JII. Hal ini

dikarenakan hanya 8 perusahaan yang telah menyampaikan laporan

keuangan secara lengkap yaitu dari tahun 2005-2008 dan memenuhi

kriteria tersebut.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu penelitian

arsip (archival research) dan penelitian kepustakaan (library research).

1. Penelitian arsip (archival research) melalui penelusuran dengan komputer

Penelitian arsip (archival research) melalui penelusuran dengan komputer

yaitu teknik pengumpulan data –data atas kejadian (fakta) historis yang

tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data dengan format elektronik

Page 53: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

44

(database). Data yang dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan

objek yang diteliti yang diperoleh dari publikasi suatu organisasi, dalam

hal ini adalah Indonesian Stock Exchange (IDX).

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh

data sekunder dengan cara pengkajian dan pendalaman literatur-literatur

seperti buku, jurnal, dan laporan dengan masalah yang diteliti guna

memperoleh dasar teoritis dan acuan untuk mengolah data-data yang

diperoleh untuk keperluan penelitian

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang disajikan

dalam bentuk angka, menunjukkan nilai terhadap variabel hasil

pengamatan dalam suatu periode tertentu. Sifat data ini adalah data deret

waktu (time series), yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam

suatu rentang waktu tertentu.

2. Sumber Data

Sumber data yang diteliti berupa data sekunder. Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

Page 54: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

45

langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti,

catatan atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang telah

dipublikasikan.

Data-data yang diteliti bersumber dari data keuangan pada laporan

keuangan perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini.

Data tersebut diperoleh melalui penelusuran komputerisasi dari situs resmi

milik Bursa Efek Indonesia ( Indonesian Stock Exchange ), yaitu

www.idx.co.id dalam format elektronik ( database ). Indonesian Stock

Exchange dipilih sebagai narasumber utama dalam penelitian ini atas

dasar rasionalitas bahwa Indonesian Stock Exchange merupakan wadah

pasar modal resmi di Indonesia. Data penelitian ini merupakan deret

waktu selama kurun waktu 2005-2008.

E. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

Analisis ini dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik, yaitu

analisa regresi berganda (multiple regression analysis) dengan tujuan

untuk mengetahui apakah variable bebas (variable independent) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (variable dependent).

Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena terdapat lebih dari

satu variabel bebas. Model regresi yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Page 55: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

46

�= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksi

X = variabel bebas ( 1,2,3,…. n )

a = konstanta

= standar error

b = koefisien regresi

Bila persamaan tersebut digunakan untuk menganalisis penelitian yang

akan dilakukan ini maka persamaannya menjadi sebagai berikut:

Cash Deviden = α + b1ROI1 + b2Cash ratio2 + b3Current ratio3 + e

dimana:

Cash Deviden : deviden kas per lembar saham

ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi

Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek

Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek

: error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)

a : konstanta

2. Pengujian Statistik

Page 56: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

47

a) Uji Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model

regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas

terhadap variable terikat secara bersama-sama. Bila F hitung lebih

besar dari F tabel dan nilai F signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, hal

ini menunjukkan bahwa pengaruh variable independent secara

bersama-sama terhadap variable dependent.

b) Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau

digunakan untuk melihat pengaruh variable independent terhadap

variable dependent secara individual (parsial). Bila t hitung lebih

besar dari t tabel dan nilai t signifikan lebih kecil dari alpha 0,05,

maka dapat dikatakan terdapat pengaruh secara signifikan antara

variable independen terhadap variable dependent secara parsial.

Page 57: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

48

c) Uji Asumsi Klasik

1) Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variable dependen, variable atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak.2 Model yang baik adalah distribusi

data normal atau paling tidak mendekati normal.

Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah

normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji

normalitas adalah:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan meliputi arah

garis diagonal maka model diasumsikan normal,

b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.

Untuk menguji normalitas data ada ketentuan yang perlu

diperhatikan , yaitu:

a. Ho: data terdistribusi dengan normal

Ha: data terdistribusi dengan tidak normal

b. Taraf nyata adalah 0,05

c. Wilayah kritis adalah Dn > 0,05

2 Ibid., h. 75

Page 58: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

49

2) Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel bebas.3

3) Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.4

Cara memprediksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada

suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang

menyatakan metode linear berganda tidak terdapat

heterokedastisitas jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka

3 Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis

Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.

4 Nachrowi dan Usman, Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan EViews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h. 109.

Page 59: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

50

nol (0).

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

4) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1

(sebelumnya).5 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik

adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat

dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Aturan main untuk

menggunakan uji Durbin-Watson adalah dengan

membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel Durbin-

Watson.

Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper

bound atau dU) dan nilai batas bawah (lower bound atau dL).

5 Ibid., h. 183.

Page 60: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

51

Adapun kriteria yang digunakan untuk menjadi patokan adalah

sebagai berikut:6

a. Apabila d < dL, maka terdapat autokorelasi yang positif

b. Apabila dL ≤ d ≤ dU, maka tidak ada keputusan mengenai

keberadaan autokorelasi

c. Apabila dU < d < 4 – dU, maka tidak ada autokorelasi

d. Apabila 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak ada keputusan

mengenai keberadaan autokorelasi

e. Apabila d > 4 – dL, maka terdapat autokorelasi yang

negatif.

F. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau

tidaknya pengaruh yang signifikan dari variable-variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diambil

adalah sebagai berikut:

1. Ho : bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

ROI, current ratio dan current ratio terhadap deviden

kas.

6 Ibid., h. 192.

Page 61: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

52

Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI,

current ratio dan current ratio terhadap deviden kas.

2. a). Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

ROI terhadap deviden kas.

Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI

terhadap deviden kas.

b). Ho : b2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

cash ratio terhadap deviden kas.

Ha : b2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable cash

ratio terhadap deviden kas.

c). Ho : b3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable

current ratio terhadap deviden kas.

Ha : b3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable current

ratio terhadap deviden kas.

G. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memberikan definisi operasional dari

variable-variabel yaitu:

1. Variable Terikat ( Dependent Variabel )

Page 62: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

53

Variable terikat dalam penelitian ini adalah nilai deviden kas yang

diperoleh dari laporan keuangan tahunan. Variabel terikat dikonotasikan

dengan huruf Y.

2. Variable Bebas ( Independent Variabel )

Variable bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi deviden kas. Variabel bebas ini dikonotasikan dengan

huruf X, diantaranya adalah:

a. Return on Investment (ROI)

Merupakan perbandingan antara laba bersih dengan investasi

yang tersedia. Return on Investment sama halnya dengan mengukur

tingkat keuntungan perusahaan melalui asset yang tersedia.

b. Cash Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar utang yang harus segera dilunasi dengan

menggunakan aktiva lancar yang paling likuid.

Page 63: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

54

c. Current Ratio

Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan

utng lancar. Rasio ini memberikan gambaran tentang cukup tidaknya

persediaan modal kerja.

Page 64: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia1

Bursa Efek Jakarta ( BEJ) atau Jakarta Stock Exchange adalah sebuah

bursa di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa

tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember

2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan

usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan

nama baru Bursa Efek Indonesia.

PT. Bursa Efek Jakarta pertama kali berdiri pada zaman Pemerintahan

Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang

Darurat no.13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang

RI no. 15 tahun 1952. selama dua tahun dasawarsa kemudian BEJ mengalami

pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang

dekade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia

menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA.

Namun demikian, baru sekitar dekade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar

1 http://www.idx.co.id/mainmenu/history/tabid/61/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

55

Page 65: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

56

berkembang menjadi bursa efek seperti yang kita kenal sekarang sebagai

Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia ( disingkat BEI, dalam bahasa

Inggris Indonesia Stock Exchange) adalah sebuah pasar saham yang

merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES), dimana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek

Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1

Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry

Firmansyah, mantan Direktur Utama BEJ. Mantan direktur utama BES

Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan

derivative, keanggotaan dan partisipan.

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated

Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual

yang digunakan sebelumnya. Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan

digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX.

2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

BEI yang nenjadi penyelenggara pasar modal di Indonesia memiliki visi

dan misi sebagai berikut:2

Visi: menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas dunia

Misi:

2 http://www.idx.co.id/mainmenu/tentang BEI/vision mision/tabid/59/lang/id-ID/language/id-

ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

Page 66: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

57

1. Menjadikan bursa efek sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi

nasional serta menjadi gerbang investasi bagi investor local maupun asing

2. Sebagai institusi yang dinamis dan tanggap terhadap perubahan pasar dan

teknologi dengan tetap memperhatiakan perlindungan investor.

3. Organisasi yang independent dengan focus pada unsure bisnis, transformasi

struktural, maupun kultural menuju tren global

4. Lembaga bursa yang berwibawa, transparan, memiliki intgritas tinggi

sebagai centre of competence di pasar modal

5. Meningkatkan kualitas produk dan layanan jasa terbaik melalui

pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) .

3. Sejarah Jakarta Islamic Index3

Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang

menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan

terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti; riba, spekulasi, perjudian, dan lain-

lain.

Pasar modal syariah secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret

2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAM-LK

dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia {DSN-MUI}.

3 http://www.idx.co.id/mainmenu/tentang BEI/our product/syariah product/tabid/142/lang/id-

ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

Page 67: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

58

Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun

instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal

ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT.

Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia

bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan

Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu

investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya

index tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat

dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip-prinsip syariah.

Perkembangan selanjutnya, instrument investasi syariah di pasar

modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT.Indosat Tbk

pada awal September 2002. Instrument ini merupakan obligasi syariah

pertama dan dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada

tahun 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau

dikenal dengan obligasi syariah ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul

instrument baru yaitu Reksa Dana Index dimana index yang digunakan

sebagai underlying adalah index JII.

Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak

diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non-syariah, melainkan

berupa pembentukan index saham yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia terdapat Jakarta Islamic Index yang

terdiri dari 30 saham yang memenuhi kriteria syariah yang telah ditetapkan

Page 68: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

59

oleh Dewan Syariah Nasional. Index JII dipersiapkan oleh PT. Bursa Efek

Indonesia bersama dengan PT. Danareksa Investment Management.

Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok

ukur untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis

syariah. Melalui index ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah.

Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari

saham-saham yang sesuai dengan prinsip syariah Islam. Penentuan kriteria

pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan

Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management. Saham-saham

yang masuk dalam index syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak

bertentangan dengan prinsip syariah antara lain:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang,

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan

dan asuransi konvensional. Usaha yang memproduksi, mendistribusi,

serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong

haram,

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan/atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat

mudharat.

Page 69: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

60

Selain kriteria diatas, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII,

Bursa Efek Indonesia melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga

mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi keuangan emiten, yaitu;

1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3

bulan {kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar}.

2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva

maksimal sebesar 90%.

3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-

rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-

rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali dengan penentuan

komponen index pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan

perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus-menerus

berdasarkan data-data publik yang tersedia.

Page 70: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

61

4. Gambaran Umum Perusahaan- Perusahaan Jakarta Islamic Index (JII)4

Dalam Bursa Efek Indonesia terdapat indeks harga saham yang lebih

spesifik dengan dasar ajaran Islami yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dengan

anggota 30 saham pilihan. Ke -30 saham anggota JII tersebut dinilai memenuhi

syarat yang ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI. Intinya

saham-saham yang masuk ke dalam JII-30 harus memenuhi unsur yang sama

dengan indeks lainnya kecuali unsur haram dalam pandangan MUI. Unsur

haram yang disyaratkan DSN MUI pada umumnya terkait dengan: Alkohol,

Perjudian, Produksi dengan bahan baku babi, Pornografi, Jasa Keuangan dan

asuransi konvensional.

Ke enam fatwa-fatwa DSN MUI tahun 2004 tersebut mengatur

prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal yang menyatakan bahwa suatu

sekuritas/efek di pasar modal dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah

apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari

DSN-MUI.

Jadi secara khusus saham-saham yang masuk kriteria JII adalah

saham-saham yang operasionalnya tidak mengandung unsur ribawi,

permodalan perusahaan juga bukan mayoritas dari hutang. Maka saham-saham

4 http://www.yarsi.ac.id/web-directory/beritapengumuman-fakultas/75-fakultas-ekonomi/222-

mengenal-indeks-harga-saham-di-jakarta-islamic-index-html di akses pada tanggal 12 November 2009.

Page 71: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

62

JII ini pada umumnya mempunyai struktur modal yang sehat dan tidak

terbebani bunga hutang berlebihan, dengan kata lain debt-to equity rasionya

masih proporsional sehingga sangat menjanjikan untuk investasi jangka

menengah-panjang. Pengelolaannya juga dinilai transparan dan kredibel serta

menghormati pemegang sahamnya. Saham-saham anggota JII sebagian besar

juga anggota indeks lainnya hanya ada sedikit kriteria syariah tersebut. Indeks

JII seperti indeks modern lainnya, bersifat dinamis dalam arti secara periodik di

update agar senantiasa responsif dengan pergerakan pasar dan sesuai dengan

syariah.

Indeks JII dipersiapkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia bersama

dengan PT. Danareksa Invesment Management ( DIM ). Saham syariah

dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Indeks merupakan indeks

yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia yang merupakan subset dari

Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ).

JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan 1 Januari

1995 sebagai data base dengan nilai 100. Bagi perusahaan yang terdaftar di

JII paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan

kriteria untuk indeks.

Penyaringan secara syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah

Nasional No.20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana

Syariah. Kriteria untuk indeks adalah kapitalisasi pasar dari saham dimana JII

Page 72: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

63

menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu tahun. Dari kedua

penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten digolongkan dalam daftar JII

melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten dipiih yang tidak

bertentangan dengan syariah dan telah listing minimal 3 bulan, kecuali saham-

saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisaasi pasar. Saham dipilih dengan

kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham dipilih dengan nilai

transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham. Evaluasi terhadap

komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali. Terdapat 8 perusahaan yang

konsisten dan memenuhi kriteria penentuan sampel, sehingga penulis hanya

menggunakan 8 perusahaan, yaitu antara lain:

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

2 BUMI Bumi Resources Tbk

3 INCO International Nickel Ind. Tbk

4 KLBF Kalbe Farma Tbk

5 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

6 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk

7 UNTR United Tractors Tbk

Page 73: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

64

8 UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber: data diolah

B. Deskripsi Variabel Penelitian

1. Return On Investment (ROI)

Tabel 4.2

Data Return On Investment 2005-2008

No KodePerusahaan 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1 ANTM 13,14 21,29 42,63 13,35 22,60 2 BUMI 7,15 8,8427,9312,13 15,73 3 INCO 16,30 24,18 62,15 19,5 26,74 4 KLBF 13,2414,6213,7312,39 17,00 5 PTBA 16,4415,6218,2527,96 20,04 6 TLKM 12,85 14,64 15,66 11,63 17,43 7 UNTR 9,88 8,2711,48 11,64 16,08 8 UNVR 37,4837,2136,8337,00 25,83

Rata-rata 15,81 18,08 28,60 18.20 26,07 maksimum 26,74 minimum 15,73

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas, perkembangan return on

investment cenderung meningkat sejak tahun 2005-2007, namun di tahun

2008 menurun. Pada tahun 2005 rata-rata return on investment sebesar

15,81, tahun 2006 rata-rata return on investment sebesar 18,08, tahun

2007 rata-rata return on investment sebesar 28,60 dan pada tahun 2008

rata-rata return on investment sebesar 18,20. Rata-rata return on

investment selama empat tahun berturut-turut sebesar 26,07. Selama empat

Page 74: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

65

tahun berturut-turut nilai rata-rata return on investment tertinggi terdapat

pada perusahaan PT. International Nickel Indonesia Tbk yaitu sebesar

26,74, sedangkan nilai rata-rata return on investment terendah sebesar

15,73 terdapat pada perusahaan PT.Bumi Resources Tbk.

2. Cash Ratio

Tabel 4.3

Data Cash Ratio 2005-2008

No KodePerusahaan 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1 ANTM 133,38 96,49 263,72 452,4 236,50 2 BUMI 8,67 6,38 16,71 10,87 55,83 3 INCO 198,04 242,73 116,89 163,32 168,88 4 KLBF 101,59 191,48 174,93 105,71 147,85 5 PTBA 265,48 300,1 298,59 224,74 212,25 6 TLKM 39,77 40,49 49,04 25,52 108,46 7 UNTR 16,95 22,71 19,72 42,22 103,14 8 UNVR 46,97 49,3 18 2336 106,41

Rata-rata 213,34 229,73 230,72 241,43 142,41 maksimum 236,50 minimum 55,83 Sumber: Data diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas, perkembangan cash ratio

cenderung fluktuatif. Pada tahun 2005 rata-rata cash ratio sebesar 213,34,

tahun 2006 rata-rata cash ratio sebesar 229,73, tahun 2007 rata-rata

cash ratio sebesar 230,72 dan pada tahun 2008 rata-rata cash ratio

Page 75: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

66

sebesar 241,43. Rata-rata cash ratio selama empat tahun berturut-turut

sebesar 142,41. Selama empat tahun berturut-turut nilai rata-rata return

on investment tertinggi terdapat pada perusahaan PT. Aneka Tambang

Tbk yaitu sebesar 236,50, sedangkan nilai rata-rata cash ratio terendah

sebesar 55,83 terdapat pada perusahaan PT.Bumi Resources Tbk.

3. Current Ratio

Tabel 4.4

Data Current Ratio 2005-2008

No KodePerusahaan 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1 ANTM 267,83281,26447,41801,65 449,53 2 BUMI 87,59133,47135,24 117,2 184,60 3 INCO 364,52459,87252,82498,07 368,23 4 KLBF 404,5504,17 498,25 333,34 391,80 5 PTBA 451,14 544,05 413,79 365,73 396,11 6 TLKM 76,25 67,78 77,28 54,16 229,53 7 UNTR 156,45 134,11 133,93 163,61 260,79 8 UNVR 135,22126,59110,97100,39 250,34

Rata-rata 363,48382,85361,55414,18 316,37 maksimum 449,53 minimum 184,60

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, perkembangan current ratio

cenderung fluktuatif. Pada tahun 2005 rata-rata current ratio sebesar

Page 76: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

67

363,48, tahun 2006 rata-rata current ratio sebesar 382,85, tahun 2007

rata-rata current ratio sebesar 361,55 dan pada tahun 2008 rata-rata

current ratio sebesar 414,18. Rata-rata current ratio selama empat

tahun berturut-turut sebesar 316,37. Selama empat tahun berturut-turut

nilai rata-rata current ratio tertinggi terdapat pada perusahaan PT.

Aneka Tambang Tbk yaitu sebesar 449,53, sedangkan nilai rata-rata

current ratio terendah sebesar 184,60 terdapat pada perusahaan

PT.Bumi Resources Tbk.

4. Deviden Kas

Tabel 4.5

Data Deviden Kas 2005-2008

No KodePerusahaan 2005 2006 2007 2008 Rata-rata 1 ANTM 258.184 286.285 621.111 2.057.987 805.891,752 BUMI 95.965 15.479 1.542.247 790.538 650.024,153 INCO 1.191.720 990.919 13.800.000 2.206.274 2.806.404,134 KLBF 28.075 1.621 126.490 123.440 648.849,435 PTBA 197.517 233.530 242.835 380.104 745.644,436 TLKM 4.674.901 7.438.798 9.740.568 11.800.000 8.413.566,757 UNTR 105.807 448.982 420.115 766.412 1.581.169,668 UNVR 1.528.273 1.522.856 1.637.785 1.994.516 2.030.452,76

Rata-rata 950.758,20 1.286.996,82 3.309.665,24 2.367.091,18 2.210.250,38 maksimum 8.413.566,75 minimum 648.849,43

Sumber : Data Diolah

Page 77: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

68

Berdasarkan data pada tabel 4.5 di atas, perkembangan deviden kas

cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 rata-rata

deviden kas sebesar 950.758,20, tahun 2006 rata-rata deviden kas sebesar

1.286.996,82, tahun 2007 rata-rata deviden kas sebesar 3.309.665,24 dan

pada tahun 2008 rata-rata deviden kas sebesar 2.367.091,18. Rata-rata

deviden kas selama empat tahun berturut-turut sebesar 2.210.250,38.

Selama empat tahun berturut-turut nilai rata-rata deviden kas tertinggi

terdapat pada perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu sebesar

8.413.566,75, sedangkan nilai rata-rata deviden kas terendah sebesar

648.849,43 terdapat pada perusahaan PT.Kalbe Farma Tbk.

C. Analisa Data

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik terdiri dari 4 (empat) pengujian, antara lain:

a. Uji Normalitas Data

Berdasarkan ketentuan dari pengujian normalitas maka

variabel-variabel yang diteliti haruslah mengikuti pola distribusi

normal, dimana grafik mengikuti garis diagonalnya. Adapun grafik

data normalitas sebagai berikut:

Page 78: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

69

Gbr 4.1

Hasil Uji Normalitas Data

Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Pada gambar 4.1 di atas terlihat bahwa plot tersebut

mempunyai aturan distribusi normal karena data relatif tidak jauh dari

garis diagonal, sehinggga dapat dikatakan bahwa distribusi data

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus

terbebas dari gejala multikolinearitas, gejala ini ditunjukkan dengan

korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas

dengan melihat nilai VIF (Varian Inflation Factor) harus berada dibawah

10.

Page 79: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

70

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficien

ts

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity

Statistics

Model B Std. Error Beta T

Sig

. Lower

Bound

Upper

Bound

Zer

o-

ord

er

Parti

al

Pa

rt

Toleran

ce VIF

(Consta

nt) 2668702.

316

1548235.

913

1.72

4

.09

6

-

502715.1

86

5840119.

818

ROI 80181.76

0

47487.92

8 .283

1.68

8

.10

2

-

17092.85

2

177456.3

71

.33

4 .304

.27

6 .956

1.04

6

current -

15217.99

5

8104.544 -.804

-

1.87

8

.07

1

-

31819.40

2

1383.411

-

.31

9

-

.334

-

.30

7

.1466.84

7

1

cash 16674.96

0

13386.75

1 .534

1.24

6

.22

3

-

10746.55

6

44096.47

6

-

.19

0

.229 .20

4 .146

6.86

6

a. Dependent Variable: deviden Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Tabel 4.6 di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala

multikolinearitas antara masing-masing variabel independen, yaitu

dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai

batas 10. Dengan melihat tabel di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala

multikolinearitas karena data di atas menunjukkan bahwa nilai VIF lebih

Page 80: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

71

kecil dari 10, dan keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya

multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Dalam suatu pengujian variabel independen tidak berkorelasi dengan

dirinya sendiri. Adapun hasil uji autokorelasi untuk melihat apakah ada

korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1

(sebelumnya).

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .564a .319 .230 623690.724 1.804

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: deviden

Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Tabel 4.7 di atas menyatakan bahwa nilai Durbin-Watson untuk

variabel dependen adalah 1,804.

Dari hasil uji autokorelasi yang ditunjukkan oleh tabel 4.3 tidak

menunjukkan adanya gejala autokorelasi karena nilai Durbin-Watson

masih berada di antara -2 sampai 2.

Page 81: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

72

d. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians

dalam residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Adapun uji heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

Gbr 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Pada gambar-gambar hasil pengujian heterokedastisitas di atas terlihat

bahwa plot yang ditunjukkan pada gambar 4.2 tidak membentuk suatu

pola. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa residual

homokedastisitas atau dengan kata lain tidak heterokedastisitas serta

layak digunakan pada hasil uji untuk mendeteksi apakah adanya

heterokedastisitas.

Page 82: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

73

2. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian ini dibutuhkan nilai signifikansi serta nilai t-hitung

dan f -hitung.

a. Uji Simultan

Tabel 4.8

Hasil Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 22.547 3 7.516 3.380 .036a

Residual 51.136 23 2.223 1

Total 73.683 26

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: ln deviden Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Hasil pengujian ANOVA dengan uji F dapat dilihat dengan nilai F

hitung sebesar 3,380 dan signifikan 0.036. Dengan nilai signifikan 0,036 lebih

kecil dari α 0,05 maka dapat diambil kesimpulan yaitu menolak Ho yang

berarti menerima Ha dan koefisien regresi ini signifikan secara simultan.

Page 83: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

74

b. Uji Parsial

Tabel 4.9

Hasil Uji Parsial

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 12.069 .997 12.100 .000

ROI .067 .030 .416 2.242 .035

current -.006 .004 -.645 -1.322 .199

1

Cash .009 .007 .618 1.276 .215

a. Dependent Variable: ln deviden c. Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Uji statistik dilakukan dengan uji t, karena model regresi yang diujikan

adalah regresi linear berganda. Digunakan α 5% untuk menerima atau

menolak hipotesis. Lebih lanjut, untuk mengetahui besar pengaruh masing-

masing variabel pada model digunakan parameter koefisien determinasi.

Adapun penjelasan dari hasil uji t adalah sebagai berikut:

1) Variabel ROI, dengan nilai α 0,035 lebih kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti hipotesis

Page 84: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

75

yang menyatakan bahwa tolak ukur ROI berpengaruh signifikan terhadap

deviden kas terbukti.

2) Variabel cash ratio, dengan nilai α 0,199 lebih besar dari 0,05, maka

disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti hipotesis

yang menyatakan bahwa tolak ukur cash ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap deviden kas terbukti. Hal ini dikarenakan pemberian

deviden kas dalam perusahaan bukan berdasarkan data cash ratio dari

laporan keuangan saja, tetapi masih banyak faktor pengaruh lainnya.

3) Variabel current ratio, dengan nilai α 0,215 lebih besar dari 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti

hipotesis yang menyatakan bahwa tolak ukur current ratio tidak

berpengaruh signifikan terhadap deviden kas terbukti. Hal ini dikarenakan

pemberian deviden kas dalam perusahaan bukan berdasarkan data current

ratio dari laporan keuangan saja, tetapi masih banyak faktor pengaruh

lainnya.

3. Uji Koefisien Determinasi

Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi adalah jumlah

kuadrat dari varians yang dihasilkan dari model persamaan regresi sedangkan

Page 85: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

76

kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak

dihasilkan dari model persamaan regresi.

Tabel 5.0

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .553a .306 .215 1.49107

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: ln deviden Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Berdasarkan hasil yang telah di uji maka secara regresi berganda variabel

independen hanya mempengaruhi deviden kas sekitar 0,215. Dengan hasil ini

bisa dikatakan bahwa variabel independen dengan kategori pengaruh lemah.

Dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh

kuat terhadap deviden.

4. Analisa Regresi

Tabel 5.1

Hasil Analisa Regresi Setelah Outlier

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

Page 86: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

77

(Constant) -198401.375 417201.668 -.476 .639

ROI 40077.179 12431.127 .593 3.224 .004

current 1113.567 1853.668 .290 .601 .554

1

cash -1470.284 2861.804 -.247 -.514 .612

a. Dependent Variable: deviden Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Tabel 5.2

Hasil Analisa Regresi Setelah Transform

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 12.069 .997 12.100 .000

ROI .067 .030 .416 2.242 .035

current -.006 .004 -.645 -1.322 .199

1

cash .009 .007 .618 1.276 .215

a. Dependent Variable: ln deviden Sumber: data diolah (output SPSS 16.0)

Hasil pengolahan data yang dilakukan terhadap pembentukan kedua

model adalah sebagai berikut:

Lin-Lin:

deviden kas = -198401,375 + 40077,179ROI +1113,567current − 1470,284cash

t (−0,476) (3,224) (0,601) (−0,514)

Page 87: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

78

Log- Lin:

Ln_deviden kas = 12,069 + 0,067ROI − 0,006current + 0,009cash

t (12,100) (2,242) (−1,322) (1,276)

Jika diperiksa berdasarkan kaidah-kaidah regresi yang baik, maka

kedua model diatas dapat dikatakan cocok untuk menggambarkan hubungan

antara deviden kas dengan ROI, cash ratio dan current ratio.

Bila ditinjau dari sisi koefisien determinasi, ternyata R2 model Log-

Lin lebih besar bila dibandingkan dengan model Lin-Lin. Hal ini

menunjukkan bahwa transformasi data ke model Log-Lin lebih baik. Karena

pada dasarnya transformasi data ke dalam ukuran yang berbeda, misalnya:

satuan jutaan rupiah ke dalam ribuan rupiah tidak akan merubah analisis

termasuk nilai R2-nya. Tetapi ketika transformasi data dilakukan ke dalam

bentuk logaritma ternyata analisis dan nilai R2-nya mengalami perubahan. Hal

ini terjadi karena skala data mengalami perubahan, sehingga jika digambarkan

sebaran datanya akan berbeda dengan sebaran data sebelum ditransformasi.

Atau dengan kata lain, transformasi ke dalam bentuk logaritma telah

mengakibatkan terjadinya perubahan data, sehingga data awal dan data hasil

transformasi merupakan dua data yang berbeda.

Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa

perbandingan antara model regresi linear dengan model Log-Lin tidak dapat

atau tidak boleh dilakukan dengan membandingkan koefisien determinasinya.

Page 88: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

79

R2 pada model Lin-Lin menggambarkan hubungan deviden kas dengan ROI,

cash ratio, dan current ratio, sedangkan R2 pada model Log-Lin

menggambarkan hubungan Log deviden kas dengan ROI, cash ratio, dan

current ratio.

Hal yang lebih logis untuk membandingkan kedua model tersebut

adalah berdasarkan interpretasi atau analisis dari koefisien regresi yang

didapat. Untuk kepentingan tersebut, perhatikan penjabaran berikut:

1. Model Lin-Lin

Koefisien slope pada model Lin-Lin adalah sebesar 40077,179 pada

ROI, 1113,567 pada current ratio, dan -1470,284 pada cash ratio. Angka

tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Bila ROI mengalami peningkatan sebesar 1 unit, maka deviden kas

akan naik sebesar 40077,179 unit.

Bila current ratio mengalami peningkatan sebesar 1 unit, maka

deviden kas akan naik sebesar 1113,567 unit.

Bila cash ratio mengalami peningkatan sebesar 1 unit, maka deviden

kas akan turun sebesar 1470,284 unit.

Page 89: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

80

2. Model Log-Lin

Sedangkan untuk model Log-Lin didapat koefisien slope sebesar 0,067

pada ROI, -0,006 pada current ratio, dan 0,009 pada cash ratio. Angka

tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Bila ROI meningkat sebesar 1%, maka deviden kas akan naik sebesar

0,067%.

Bila current ratio mengalami peningkatan sebesar 1%, maka deviden

kas akan turun sebesar 0,006%.

Bila cash ratio mengalami peningkatan sebesar 1%, maka deviden kas

akan naik sebesar 0,009%.

Perhatikan model Lin-Lin, peningkatan deviden kas akibat kenaikan

ROI akan sama pada semua tingkatan. Contoh: PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk mempunyai deviden kas 4674901 unit, dan PT. Aneka

Tambang Tbk mempunyai deviden kas sebesar 258184 unit. Bila ROI

keduanya naik sebesar 100 unit, maka diperkirakan deviden kas akan

meningkat sebesar 4007717,9 unit, sehingga deviden kas

PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk menjadi 4674901 + 4007717,9 =

8682618,9 unit, dan PT. Aneka Tambang Tbk menjadi 258184 +

4007717,9 = 4265901,9 unit. Dapat dilihat bahwa besarnya peningkatan

Page 90: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

81

deviden kas kedua perusahaan tersebut sama sekalipun PT. Aneka

Tambang Tbk mempunyai deviden awal yang lebih besar dibandingkan

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Sedangkan untuk model Log-Lin, peningkatan deviden kas akibat

kenaikan ROI akan lebih proposional. Seperti contoh kedua perusahaan di

atas, bila ROI kedua perusahaan naik sebesar 10%, maka deviden kas

akan naik sebesar 0,67%. Kenaikan PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

adalah sebesar 0,67% × 4674901 = 31321,84 unit. Sedangkan kenaikan

PT. Aneka Tambang Tbk adalah sebesar 0,67% × 258184= 1729,84 unit.

Dengan demikian terlihat bahwa terdapat perbedaan kenaikan deviden kas

absolut pada setiap tingkatan deviden kas.

Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas bukan berarti model Lin-

Lin tidak dapat diterapkan untuk melihat fungsi hubungan antara deviden

kas dengan ROI, cash ratio, dan current ratio, sebab sebagaimana contoh

di atas, kenaikan ROI yang sama pada tingkatan deviden kas yang berbeda

tentunya menunjukkan kinerja yang lebih baik dari perusahaan dengan

saham yang lebih rendah, sehingga wajarlah bila kenaikan deviden kasnya

secara absolut sama. Tetapi secara relatif, perusahaan yang mempunyai

deviden kas awal lebih rendah akan mengalami peningkatan lebih tinggi.

Dari pembahasan yang telah dilakukan maka penerapan model Log-

Lin dirasa lebih baik untuk diterapkan.

Page 91: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perkembangan deviden kas cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2005 rata-rata deviden kas sebesar 950.758,20, tahun 2006 rata-rata

deviden kas sebesar 1.286.996,82, tahun 2007 rata-rata deviden kas

sebesar 3.309.665,24 dan pada tahun 2008 rata-rata deviden kas sebesar

2.367.091,18. Rata-rata deviden kas selama empat tahun berturut-turut

sebesar 2.210.250,38. Selama empat tahun berturut-turut nilai rata-rata

deviden kas tertinggi terdapat pada perusahaan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk yaitu sebesar 8.413.566,75, sedangkan nilai rata-rata

deviden kas terendah sebesar 648.849,43 terdapat pada perusahaan

PT.Kalbe Farma Tbk.

2. Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi secara bersama

(simultan) ditemukan bahwa variabel bebas (return on investment, cash

ratio, dan current ratio) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

deviden kas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,036

yang lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05. Dengan nilai tersebut maka

dapat diambil kesimpulan untuk menolak Ho dan menerima Ha.

82

Page 92: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

83

3. Hasil penelitian secara partial diantara ketiga variabel independen

menunjukkan bahwa hanya variabel ROI yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap deviden kas, dengan nilai signifikansi sebesar 0,035.

Sedangkan variabel independen lainnya yaitu cash ratio, dan current

ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap deviden kas.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian ini

masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu

diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya.

Beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi.

Adapun sarannya adalah sebagai berikut:

1. Bagi para investor maupun calon investor sebaiknya memprediksi terlebih

dahulu tingkat deviden kas yang akan diperoleh sebelum melakukan

investasi.

2. Bagi para perusahaan hendaknya membayarkan deviden kas sesuai

dengan laba yang dihasilkan. Jangan menawarkan deviden hanya untuk

menghilangkan keseimbangan investor tentang keuntungan perusahaan.

Page 93: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

84

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat menguji ulang penelitian ini,

memperpanjang periode (waktu) penelitian guna menambah jumlah data,

menambah variable lain yang dapat mempengaruhi deviden kas sehingga

penelitian menjadi lebih luas lagi serta mencari teori-teori yang lebih

relevan untuk penelitian berikutnya.

Page 94: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi.Yogyakarta: AND, 2002.

Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

http://id.wikipedia.org/wiki/dividen diakses pada 26 Mei 2009 melalui Google.

http://www.yarsi.ac.id/web-directory/beritapengumuman-fakultas/75-fakultas-

ekonomi/222-mengenal-indeks-harga-saham-di-jakarta-islamic-index-html

diakses pada tanggal 12 November 2009.

http://www.idx.co.id/mainmenu/tentangBEI/ourproduct/syariah

product/tabid/142/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal

12 November 2009.

http://www.idx.co.id/mainmenu/tentangBEI/visionmision/tabid/59/lang/id-

ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

http://www.idx.co.id/mainmenu/history/tabid/61/lang/id-ID/language/id-

ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.

http://www.bi.go.id, di akses pada tanggal 12 November 2009.

Husnan, Suad. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000.

Irnawati, Evi. “Analisis Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Pembagian

Deviden: Studi Empiris Perusahaan Aneka Industri yang Terdaftar di BEJ

85

Page 95: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

86

Tahun 2000-2002.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

J. Fred Weston, Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jilid I. Edisi IX.

Jakarta: Erlangga, 2004.

Jakarta Stock Exchange. JSX Statistik 2005. Jakarta: JSX Research and Development

Division. 2005.

Jakarta Stock Exchange. JSX Statistik 2006. Jakarta: JSX Research and Development

Division. 2006.

Jakarta Stock Exchange. JSX Statistik 2007. Jakarta: JSX Research and Development

Division. 2007.

Jakarta Stock Exchange. JSX Statistik 2008. Jakarta: JSX Research and Development

Division. 2008.

Margaretha, Farah. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber

Dana Jangka Panjang. Jakarta: PT. Grasindo, 2005.

Munawir, H.S. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004.

Nachrowi dan Hardius Usman. Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan

Ekonometri; Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis

dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan

EViews. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, 2006.

Nachrowi dan Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri; Pendekatan Populer

dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan

Page 96: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

87

Menggunakan Paket Program SPSS. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005.

Oktaviani, Ani. “Analisis Pengaruh Perubahan Earning, Cash Flow, Harga Saham

Terhadap Kemampuan Perusahaan dalam Membayar Deviden: Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005.

Rahadjo, Budi. Laporan Keuangan Perusahaan: Membaca, Memahami, dan

Menganalisis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.

Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi IV. Yogyakarta:

BPFE, 1997.

Rudianto. Akuntasi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta:

PT. Grasindo, 2006.

Santoso, Singgih. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2000.

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi II. Jakarta:

Mitrawacana Media, 2006.

Sugiyanto. Analisis Statistik Sosial. Cet. I. Malang: Bayumedia Publishing, 2004.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kelima Belas. Bandung: CV.

Alfabeta, 2009.

Sujoko, Efferi, dkk. Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis.

Cet. I. Malang: Bayumedia Publishing, 2004.

Page 97: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

88

Sulistiawati. “Analisis Deviden Per Share Terhadap Variabel Keuntungan Real

Invesment: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

Sutarno, Ernawati. “Analisis Pengaruh Earning dan Cash Flow Terhadap Deviden:

Studi Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek

Jakarta Tahun 2000-2003.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam:

Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007.

Page 98: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Lampiran 1

Tabel Data Keuangan Perusahaan di JII

2005-2008

No Kode Perusahaan Tahun ROI Current

Ratio Cash Ratio Deviden Kas

1 ANTM 2005 13.14 267.83 133.38 258184 2 ANTM 2006 21.29 281.26 96.49 286285 3 ANTM 2007 42.63 447.41 263.72 621111 4 ANTM 2008 13.35 801.65 452.4 2057987 5 BUMI 2005 7.15 87.59 8.67 95965 6 BUMI 2006 8.84 133.47 6.38 15479 7 BUMI 2007 27.98 135.24 16.71 1542247 8 BUMI 2008 12.13 117.2 10.87 790538 9 INCO 2005 16.3 364.52 198.04 1191720

10 INCO 2006 24.18 459.87 242.73 990919 11 INCO 2007 62.15 252.82 116.89 13800000 12 INCO 2008 19.5 489.07 163.32 2206274 13 KLBF 2005 13.24 404.5 101.59 28075 14 KLBF 2006 14.62 504.17 191.48 1621 15 KLBF 2007 13.73 498.25 147.93 126490 16 KLBF 2008 12.39 333.34 105.71 123440 17 PTBA 2005 16.44 451.14 265.48 197517 18 PTBA 2006 15.62 544.05 300.1 233530 19 PTBA 2007 18.25 413.79 298.59 242835 20 PTBA 2008 27.96 365.73 224.74 380104 21 TLKM 2005 12.85 76.25 39.77 4674901 22 TLKM 2006 14.64 67.78 40.49 7438798 23 TLKM 2007 15.66 77.28 49.04 9740568 24 TLKM 2008 11.63 54.16 25.52 11800000 25 UNTR 2005 9.88 156.45 16.95 105807 26 UNTR 2006 8.27 134.11 22.71 448982 27 UNTR 2007 11.48 133.93 19.72 420115 28 UNTR 2008 11.64 163.61 42.22 766412 29 UNVR 2005 37.48 135.22 46.97 1528273 30 UNVR 2006 37.21 126.59 49.3 1522856

Page 99: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

31 UNVR 2007 36.83 110.97 18 1637785 32 UNVR 2008 37 100.39 23.36 1994516

Sumber: data diolah dari laporan keuangan tahunan BEI pada kelompok JII

Page 100: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Lampiran 2

Hasil Output Pengolahan Data Melalui Program SPSS 16.0

1. Output Sebelum Outlier

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .500a .250 .169 3224431.270 1.094

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: deviden

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 9.695E13 3 3.232E13 3.108 .042a

Residual 2.911E14 28 1.040E13 1

Total 3.881E14 31

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: deviden

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2668702.316 1548235.913 1.724 .096

ROI 80181.760 47487.928 .283 1.688 .102

current -15217.995 8104.544 -.804 -1.878 .071

1

cash 16674.960 13386.751 .534 1.246 .223

Page 101: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 2668702.316 1548235.913 1.724 .096

ROI 80181.760 47487.928 .283 1.688 .102

current -15217.995 8104.544 -.804 -1.878 .071

1

cash 16674.960 13386.751 .534 1.246 .223

a. Dependent Variable: deviden

Charts

Page 102: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,
Page 103: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,
Page 104: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,
Page 105: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

2. Output Setelah Outlier

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .564a .319 .230 623690.724 1.804

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: deviden

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 4.184E12 3 1.395E12 3.586 .029a

Residual 8.947E12 23 3.890E11 1

Total 1.313E13 26

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: deviden

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -198401.375 417201.668 -.476 .639

ROI 40077.179 12431.127 .593 3.224 .004

current 1113.567 1853.668 .290 .601 .554

1

cash -1470.284 2861.804 -.247 -.514 .612

a. Dependent Variable: deviden

Page 106: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Charts

Page 107: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,
Page 108: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

3. Output Setelah Transform

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .553a .306 .215 1.49107

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: ln deviden

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 22.547 3 7.516 3.380 .036a

Residual 51.136 23 2.223 1

Total 73.683 26

a. Predictors: (Constant), cash, ROI, current

b. Dependent Variable: ln deviden

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 12.069 .997 12.100 .000

ROI .067 .030 .416 2.242 .035

current -.006 .004 -.645 -1.322 .199

1

cash .009 .007 .618 1.276 .215

a. Dependent Variable: ln deviden

Page 109: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,

Charts

Page 110: ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,