ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO, SERTA CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650 Oleh: RAHMAWATI NIM: 105046101650 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
110
Embed
ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS PENGARUH RETURN ON INVESTMENT, CASH RATIO, SERTA CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh: RAHMAWATI
NIM: 105046101650
Oleh:
RAHMAWATI NIM: 105046101650
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
KATA PENGANTAR
Puij dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Sholawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW bersert para sahabat, keluarga dan pengikutnya sampai hari ini.
Semoga di akherat nanti kita mendapatkan syafa’at dari beliau Rasulullah SAW.
Alhamdulillah skripsi ini dapat penulis selesaikan meskipun penulis sadari
masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Namun penulis ucapkan
rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi sumbangsih dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM sebagai dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr.Euis Amalia, M.Ag dan H. AH. Azharuddin Latief, M.Ag, MH sebagai
Ketua Program Studi Muamalat dan Sekretaris Program Studi Muamalat
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag dan Djaka Badranaya, S.Ag., ME sebagai
pembimbing I dan pembimbing II penulis yang telah memberikan bimbingan,
masukan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Orang tua penulis, Abdullah (Alm) dan Mujnah yang selalu setia dan sabar
mendukung, memberikan doa dan semangat yang mengiringi setiap langkah
penulis sampai hari ini. Untuk adik dan kakak-kakak penulis khususnya Sarini
i
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini (maaf ya
lulusnya telat, tidak sesuai dengan yang diharapkan).
5. Pimpinan serta Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam mencari referensi baik buku-buku, skripsi, jurnal, dan lain sebagainya
sehingga penulis merasa terbantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Dosen, Karyawan, serta segenap Civitas Akademik Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.
7. Teman-teman “Sabila Adzkiya” , anak-anak Perbankan Syariah angkatan
2005 khususnya kelas C Mitha, Ulfa, Leni, Upi, dan lainnya yang tak bisa
disebutkan satu persatu, terima kasih buat semua kebersamaannya selama ini.
Demikian, dengan sangat bersyukur akhirnya penulisan karya ilmiah ini dapat
terselesaikan. Untuk itu sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya. Semoga Allah SWT membalas dengan berlipat ganda kebaikan agar kita
semua bermanfaat di dunia maupun di akherat kelak.
Jakarta, Desember 2009
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR : i
DAFTAR ISI : iii
DAFTAR TABEL : vi
DAFTAR GAMBAR : vii
DAFTAR LAMPIRAN : viii
BAB. I PENDAHULUAN : 1
A. Latar Belakang Masalah : 1
B. Identifikasi Masalah : 8
C. Batasan Penelitian : 8
D. Batasan Masalah : 9
E. Perumusan Masalah : 9
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian : 10
G. Kajian Pustaka : 11
H. Hipotesa : 15
I. Metode Penelitian : 16
J. Sistematika Penulisan : 20
BAB. II KAJIAN TEORI : 22
A. Pengertian Deviden : 22
B. Jenis-Jenis Deviden : 27
C. Teori-Teori Kebijakan Deviden : 30
iii
D. Jenis-Jenis Kebijakan Deviden : 31
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden : 33
F. Prosedur Pembayaran Deviden : 38
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN : 40
A. Ruang Lingkup Penelitian : 40
B. Metode Penentuan Sampel : 40
C. Metode Pengumpulan Data : 41
D. Jenis dan Sumber Data : 42
E. Teknik Analisis Data : 43
F. Pengujian Hipotesis : 49
G. Operasional Variabel Penelitian : 50
BAB. IV ANALISA DAN PEMBAHASAN : 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian : 53
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia : 53
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia : 54
3. Sejarah Jakarta Islamic Index : 55
4. Gambaran Umum Perusahaan-Perusahaan
Jakarta Islamic Index : 59
B. Deskripsi Variabel Penelitian : 62
1. Return On Invesment : 62
2. Cash Ratio : 63
3. Current Ratio : 64
iv
4. Deviden Kas : 65
C. Analisa dan Pembahasan : 66
1. Uji Asumsi Klasik : 66
a. Uji Normalitas Data : 66
b. Uji Multikolinearitas : 67
c. Uji Autokorelasi : 69
d. Uji Heterokedastisitas : 70
2. Pengujian Hipotesis : 71
a. Uji Parsial : 71
b. Uji Simultan : 72
3. Uji Koefisien Determinasi : 73
4. Analisa Regresi Ganda : 74
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN : 80
A. Kesimpulan : 80
B. Saran : 81
DAFTAR PUSTAKA : 82
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan : 61
Tabel 4.2 Data ROI 2005-2008 : 62
Tabel 4.3 Data Cash Ratio 2005-2008 : 63
Tabel 4.4 Data Current Ratio 2005-2008 : 64
Tabel 4.5 Data Deviden Kas 2005-2008 : 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas : 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi : 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan : 71
Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial : 72
Tabel 5.0 Hasil Uji Koefisien Determinasi : 74
Tabel 5.1 Hasil Uji Regresi Setelah Outlier : 74
Tabel 5.2 Hasil Uji Regresi Setelah Transform : 75
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data : 67
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas : 70
vii
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Data Keuangan Perusahaan di Jakarta Islamic Index : 86
Lampiran 2. Hasil Output Pengolahan Data Melalui Program SPSS 16.0 : 87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas ekonomi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai
macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para
investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan
terjadi, para investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti
kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
perusahaan biasanya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Ketika menanamkan modal di perusahaan emiten, pemegang saham dalam hal
ini adalah para investor mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari
modal yang ditanamkannya itu baik berupa pendapatan deviden maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
Dalam hubungannya dengan pendapatan deviden, secara garis besar ada dua jenis
deviden yang dapat diperoleh pemegang saham, yaitu deviden kas dan deviden
non kas.1 Deviden kas (cash dividend) adalah deviden yang dibayar oleh emiten
kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Deviden non kas adalah
1 Suad Husnan, Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), h. 381.
1
2
deviden yang dibayarkan dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. Contoh
deviden non kas adalah deviden saham (stock dividend) dan deviden aktiva.
Deviden kas merupakan masalah yang seringkali menjadi pembicaraan yang
hangat di antara para pemegang saham dan juga pihak manajemen perusahaan
emiten, bahkan cenderung menjadi kontroversi antara pemegang saham dan
perusahaan emiten. Kontroversi terjadi karena adanya berbagai macam teori
tentang kebijakan deviden, antara lain the dividend irrelevance theory, the bird-
in-the hand theory, dan the tax preference theory.2
Dalam dividend irrelevance theory dinyatakan bahwa kebijakan deviden
perusahaan tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan, maupun
biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco
Modigliani ( Miller & Modigliani / MM ). MM berpendapat bahwa nilai
perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba
serta resiko bisnisnya. Pendapat mereka didasarkan pada asumsi- asumsi sebagai
berikut:3
a) Tidak ada pajak,
b) Tidak ada biaya emisi,
c) Leverage keuangan tidak berpengaruh terhadap biaya modal,
d) Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek
perusahaan,
2 Farah Margaretha, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana
Jangka Panjang, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 142. 3 Ibid., h. 142.
3
e) Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri,
f) Kebijakan penganggaran modal terlepas dari kebijakan devidennya.
Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset
perusahaan. Oleh karena itu, nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi.
Sementara keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk cash
dividend atau laba ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori tersebut
ditekankan bahwa pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran
pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan sumber dana
yang lain, artinya bila perusahaan membayar deviden maka perusahaan harus
mengganti dengan mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah
pembayaran deviden tersebut. Dengan demikian adanya kenaikan pembayaran
deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan
saham baru.
Teori kedua, the bird-in-the-hand theory yang dikemukakan oleh Myron
Gordon dan John Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri atau kas akan
naik bila deviden dikurangi karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dari
pembagian deviden daripada capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan.4
Oleh karena itu, kas akan naik jika deviden berkurang. Dasar pemikirannya
adalah bahwa investor pada umumnya menghindari resiko, dan deviden yang
diterima sekarang mempunyai resiko yang lebih kecil daripada deviden yang
4 Ibid., h.143.
4
diterima di masa yang akan datang. Pembayaran deviden sekarang dipercaya
dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya jika deviden tidak
dibayarkan atau dikurangi, tingkat ketidakpastian investor akan meningkat dan
menyebabkan peningkatan pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai
saham. Dalam prakteknya, tindakan manajer keuangan dan pemegang saham
cenderung menunjang kepercayaan bahwa kebijakan deviden mempengaruhi nilai
saham, karenanya sesuai dengan teori ini, maka setiap perusahaan harus
mengembangkan kebijakan deviden untuk memenuhi sasaran dari pemilik dan
memaksimalisasi kekayaan yang dicerminkan dengan harga saham perusahaan.
Teori terakhir tentang kebijakan deviden adalah tax preference theory yang
dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy mengatakan bahwa karena
deviden cenderung dikenakan pajak lebih tinggi daripada capital gain, maka
investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi.5 Teori ini
menganjurkan agar perusahaan untuk lebih menentukan dividend pay out ratio
yang rendah atau bahkan tidak membagikan deviden sama sekali untuk
meminimalkan biaya modal atau memaksimalkan nilai perusahaan.
Ditinjau dari kepentingan perusahaan emiten, pendapat yang pertama dan
yang ketiga, yaitu bahwa kebijakan deviden tidak relevan dengan nilai perusahaan
dan bahwa deviden yang rendah akan meningkatkan nilai perusahaan yang
disukai. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak perlu mempersiapkan pengeluaran
5 Ibid., h. 143.
5
yang tinggi untuk pembayaran deviden, sehingga deviden yang seharusnya
dibagikan dapat digunakan untuk modal perusahaan.
Di lain pihak ditinjau dari kepentingan pemegang saham, pendapat kedua
yang lebih disukai, yaitu deviden dibagikan sekarang, khususnya bagi pemegang
saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka menengah. Di lain pihak
bagi pemegang saham yang membeli saham untuk kepentingan jangka panjang,
relatif lebih menginginkan pengembangan modal perusahaan, sehingga tidak
terlalu menuntut untuk dibagikan deviden.
Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor untuk
menanamkan modalnya, khususnya di bursa efek adalah faktor-faktor
fundamental perusahaan. Indikator yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan
perusahaan. Berdasarkan indikator ini, investor akan menganalisis bagaimana
return yang akan diharapkan, dan tentunya resiko yang akan ditanggung. Analisis
inilah yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan.
Analisis terhadap rasio-rasio keuangan tentunya sangat luas, dimana salah
satunya dapat memanfaatkan regeresi linear beganda. Disamping itu, rasio-rasio
keuangan yang dapat dijadikan indikator sangat banyak. Terkait dengan
pembagian cash dividend kepada para pemegang saham, banyak faktor-faktor
rasio keuangan yang dapat dijadikan pertimbangan diantaranya adalah ROI, cash
ratio, current ratio, debt to total asset, earning per share, dan cash dividend pay
out ratio.
6
Bagi pemegang saham semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan
yang semakin baik, sehingga wajar jika pemegang saham mengharapkan
pembagian deviden kas jika ROI meningkat. Demikian juga apabila cash ratio,
current ratio dan earning per share (EPS) meningkat, maka pemegang saham
mempunyai harapan bahwa perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk
membagi deviden kas. Sebaliknya jika debt to total asset perusahaan emiten
meningkat, maka pemegang saham tidak mengharapkan perusahaan membagi
deviden kas. Dilihat dari segi deviden payout ratio, pemegang saham akan
melihatnya sebagai tanda mengenai kemungkinan besarnya deviden kas yang
akan dibagikan di masa yang akan datang.
Di lain pihak bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk
memutuskan pembagian deviden kas tidak semudah itu. Perusahaan emiten akan
mempunyai banyak pertimbangan yang kadang kala bertentangan dengan harapan
dari pemegang saham. Ketika terjadi pertentangan seperti ini, segala teori yang
berkaitan dengan pembagian deviden kas seakan-akan menjadi tidak berguna,
karena keputusan akhir untuk membagi deviden kas berada sepenuhnya di tangan
manajemen perusahaan emiten, khususnya Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Ketika memutuskan untuk melakukan pembagian deviden kas, perusahaan
emiten harus mempertimbangkan banyak faktor. Menurut Bambang faktor yang
harus diperhatikan antara lain posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk
membayar utang, tingkat pertumbuhan perusahaan, pengawasan terhadap
7
perusahaan.6 Sedangkan menurut James dan John Wachowicz faktor yang
mempengaruhi kebijakan dalam pembagian deviden adalah peraturan-peraturan
hukum, kebutuhan pendanaan perusahaan, likuiditas, kemampuan untuk
meminjam, batasan-batasan dalam perjanjian utang, pengendalian, serta beberapa
pengamatan terakhir lainnya.7
Terkait dengan pembagian cash dividend kepada para pemegang saham,
terkadang faktor ROI, cash ratio, current ratio, debt to total asset, earning per
share, dan cash dividend payout ratio tidak dipertimbangkan dalam pembagian
cash dividend. Dengan kata lain pembagian cash dividend tergantung sepenuhnya
kepada kebijakan RUPS.
Berdasarkan dengan pemaparan di atas, penulis bermaksud melakukan
penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas
pada kelompok Jakarta Islamic Index di BEI dengan menggunakan rentang waktu
tahun 2005-2008. Akan tetapi pada masalah ini peneliti membatasi penelitian
pada tiga indikator saja, yaitu return on investment (ROI), cash ratio, current
ratio. Ketiga indikator inilah yang akan dilihat pengaruhnya terhadap deviden
kas. Adapun judul penelitian yang ingin penulis lakukan berjudul “ ANALISIS
PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), CASH RATIO, SERTA
CURRENT RATIO TERHADAP DEVIDEN KAS PADA KELOMPOK
6 Bambang Riyanto, Dasar- Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi.IX, ( Yogyakarta:
BPFE- Yogyakarta, 1995), h. 267-268. 7 James Van Horne dan John Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan,
JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
TAHUN 2005-2008 ”.
B. Identifikasi Masalah
Dari judul penelitian yang diambil penulis, ada banyak hal yang terkait
didalamnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ketertarikan para investor untuk melakukan investasi.
2. Harapan setiap para investor berinvestasi di pasar modal karena tingkat
pengembalian berupa deviden kas yang jelas.
3. Alasan investor menanamkan modal di pasar modal karena mereka
beranggapan bahwa dengan investasi maka akan lebih aman dibandingkan
bila berinvestasi di non sekuritas.
4. Adanya keterkaitan antara deviden kas dengan return on investment, cash
ratio serta current ratio.
C. Batasan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus dan optimal, maka peneliti
melakukan beberapa kriteria terhadap perusahaan-perusahaan yang tergabung di
Jakarta Islamic Index guna sebagai batasan dalam penelitian ini. Adapun kriteria
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang terdaftar dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII ).
9
2. Perusahaan yang masuk dalam JII minimal 4 tahun berturut-turut dalam
periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2008.
3. Menerbitkan laporan keuangan untuk tahun buku 31 Desember 2005 sampai
dengan 31 Desember 2008.
4. Memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi pembahasannya dalam lingkup
sebagai berikut:
1. Analisis return on investment, di Jakarta Islamic Index selama periode Januari
2005 sampai Desember 2008.
2. Analisis cash ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005
sampai Desember 2008.
3. Analisis current ratio di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005
sampai Desember 2008.
4. Analisis deviden kas di Jakarta Islamic Index selama periode Januari 2005
sampai Desember 2008.
5. Periode penelitian ini selama 4 tahun yang dianalisis dengan data tahunan.
10
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, secara umum
penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yakni
hanyalah meneliti pada faktor return on investment (ROI), cash ratio, current
ratio saja dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi pembagian deviden kas.
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih sistematis dan teratur, maka perlu
dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai dengan tauhn
2008?
2. Bagaimana pengaruh ROI, cash ratio, serta current ratio terhadap pembagian
deviden kas?
3. Variabel manakah diantara ROI, cash ratio, serta current ratio yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pembagian deviden kas pada
kelompok JII di BEI?
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui perkembangan deviden kas sejak tahun 2005 sampai
dengan 2008 pada kelompok JII di BEI.
b) Untuk mengetahui pengaruh ROI, cash ratio, serta current ratio terhadap
pembagian deviden kas pada kelompok JII di BEI.
11
c) Untuk menganalisa variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya
terhadap pembagian deviden kas pada kelompok JII di BEI.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a) Bagi penulis, hasil penelitian dapat digunakan untuk memperdalam ilmu
pengetahuan mengenai praktek pasar modal khususnya yang berkaitan
dengan hal-hal yang mempengaruhi cash dividend perusahaan.
b) Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan
pilihan investasi yang akan dikakukan perusahaan.
c) Bagi Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian dapat digunakan untuk
memperkaya kajian ilmiah dalam praktek pasar modal khususnya yang
berada di JII.
G. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang serupa dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno,8 Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah
8 Ernawati Sutarno, “Analisis Pengaruh Earnings dan Cash Flow Terhadap Deviden (Studi
Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEJ tahun 2000-2003),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 66-67.
12
Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Pengaruh
Earning dan Cash Flow Terhadap Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan
Industri Barang Konsumsi di BEJ tahun 2000-2003, dengan hasil penelitian
yang menyatakan bahwa earning mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel deviden dan cash flow tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap deviden.
Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno tersebut sejalan dengan
pendapat Litner (1956) yang mengatakan bahwa perusahaan akan menaikkan
deviden hanya ketika manajemen percaya earnings telah meningkat secara
permanen, dengan kata lain faktor yang mempengaruhi deviden adalah
earnings perusahaan.
Interpretasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ernawati Sutarno ini
berdasarkan diperolehnya hasil bahwa earnings pada periode sebelumnya
terbukti mempengaruhi pembayaran deviden kas pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi untuk periode 2000- 2003. Dengan kata lain, faktor
peningkatan dan penurunan earnings (laba bersih) termasuk faktor yang
penting dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian deviden kas
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati,9 Mahasiswa Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Dividend Per Share
9 Sulistiawati, “Analisis Devidend Per Share Terhadap Variabel Keuntungan Real Investment
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 81.
13
Terhadap Variabel Keuntungan Real Invesment”, Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian
yang menyatakan bahwa:
a) Secara bersama-sama (simultan) independen real investment yang diwakili
oleh variabel ROI, DER, harga saham, tingkat inflasi dan tingkat bunga
berpengaruh terhadap perubahan Devidend Per Share (DPS). Namun,
kemampuan variabel independen tersebut secara bersama-sama dalam
menjelaskan variabilitas DPS tidak terlalu kuat. Hal ini mengindikasikan
bahwa perubahan DPS sebagian dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
kemungkinan berasal dari fundamental perusahaan seperti pertumbuhan
perusahaan serta faktor ekonomi makro seperti nilai tukar mata uang,
gejolak politik di dalam maupun luar negeri, dan lain-lain.
b) Secara individual (partial) diantara kelima variabel independen, hanya
faktor ROI dan harga saham yang mempunyai pengaruhnya terhadap DPS.
Sedangkan variabel independen lainnya yaitu DER, tingkat inflasi dan
tingkat bunga pengaruhnya terhadap DPS sangat kecil atau tidak
signifikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Oktaviani,10 Mahasiswa Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah
10 Ani Oktaviani, “Analisis Pengaruh Perubahan Earnings, Cash Flow, Harga Saham
Terhadap Kemampuan Perusahaan Dalam Membayar Deviden (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 64-65.
14
Jakarta pada tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisis Pengaruh
Perubahan Earning, Cash Flow, Harga Saham terhadap Kemampuan
Perusahaan dalam Membayar Deviden”, Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dengan hasil penelitian bahwa perubahan
earning dan cash flow mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap deviden, sedangkan perubahan harga saham mempunyai pengaruh
yang positif tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
deviden serta berdasarkan hasil uji secara simultan (bersama-sama), maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel
independen yaitu earning, cash flow, dan harga saham dengan variabel
dependen yaitu deviden.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Irnawati,11 Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekoknomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tahun 2005, dalam skripsinya yang berjudul “ Analisa Pengaruh Laba Bersih
dan Arus Kas Terhadap Pembagian Deviden”, Studi Empiris Perusahaan
Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2002,
dengan hasil penelitian:
a) Laba bersih mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
deviden.
11 Evi Irnawati, “Analisis Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Terhadap Pembagian Deviden
(Studi Empiris Perusahaan Aneka Industri Yang Terdaftar di BEJ tahun 2000-2002),” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), h. 54-55.
15
b) Arus kas operasi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
deviden.
c) Arus kas investasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
deviden.
d) Arus kas pendanaan mempunyai pengaruh negatif yang signifikan
terhadap deviden. Hal ini dikarenakan semakin besar deviden yang
dikeluarkan perusahaan atau dibagikan kepada pemegang saham maka
beban dan resiko yang ditanggung juga semakin besar.
e) Laba bersih, arus kas operasional, arus kas investasi dan arus kas
pendanaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
deviden.
Melihat dari hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan
diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi deviden, namun di sini penulis akan
mengkhususkannya pada faktor-faktor yang mempengaruhi deviden kas saja.
E. Hipotesa
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (return
on investment, current ratio, cash ratio) terhadap deviden kas.
16
Ha: Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen (return on
investment, current ratio, cash ratio) terhadap deviden kas.
F. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di BEI yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman,
Kavling 52-53, Telepon: +62215150515, Jakarta 12190.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan empiris dengan memakai
statistik inferensial parametrik, artinya setelah data dikumpulkan maka
dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian
menginterpretasikan hasil analisis data tersebut.12
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitan yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-
variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik atau permodelan matematis.13
12 Singgih Santoso, dkk, Latihan SPSS Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,
2000), h. 4. 13 Efferi Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi: Sebuah Pendekatan Praktis,
ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi
Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek
Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek
e : error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)
6. Pengujian Statistik
a) Uji Simultan (Uji F)
14 Sugiyanto, Analisis Statistik Sosial, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004), Cet. I, h. 195.
19
Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas
terhadap variabel terikat secara bersama-sama.
b) Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau
digunakan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap
variable dependen secara individual (parsial).
c) Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variable dependen, variable atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.15 Model yang baik
adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati
normal.
2) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable
15 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. XV, h. 75.
20
bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas.16
3) Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.17
4) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1
(sebelumnya).18 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik
adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.
16 Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis
Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.
17 Nachrowi dan Usman, Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri:
Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan EViews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h. 109.
18 Ibid., h. 183.
21
G. Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan yang lebih terarah dan mempermudah penulisan
pemahaman isi, maka penulis menuangkan ke dalam 5 (lima) bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
hipotesa, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : Kajian teori yang di dalamnya berisi pengertian deviden,
jenis-jenis deviden, kebijakan deviden, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan deviden.
Bab III : Pada bagian ini membahas mengenai metodologi penelitian
yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan
Bab IV : Analisis mengenai data yang telah diperoleh dan
dikumpulkan, uji regresi linear berganda yang dilakukan untuk
menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, disertai dengan hasil dan pembahasannya.
Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat hasil analisis data
yang diberikan dalam bentuk kesimpulan. Bab ini juga
membahas tentang keterbatasan penelitian, serta saran untuk
penelitian yang akan datang.
22
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Deviden
Pengertian deviden menurut Kamus Lengkap Ekonomi (2003;177)
adalah:
“Pendistribusian laba kepada pemegang saham, secara pro rata menurut kelas atau kelompok surat berharga dan dibayarkan dalam bentuk uang, saham, script, atau produk atau properti perusahaan walaupun ini jarang terjadi.”
Sedangkan PSAK No.23 (2007; Paragraph 4) mendefinisikan deviden
sebagai:
“Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deviden adalah
pembagian kekayaan atau aktiva kepada pemegang saham berdasarkan
proporsi saham yang dimiliki. Deviden untuk saham biasanya dinyatakan
dalam satuan uang, sedangkan untuk saham preferen dinyatakan dalam
persentase dari nilai nominal.
23
24
Deviden merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham
berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi
laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan
kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.1
Dalam perseroan terbatas, pembagian keuntungan kepada pemilik saham
dilakukan melalui deviden. Keputusan tentang pembagian deviden adalah
keputusan yang menetapkan seberapa besar dari laba periode berjalan yang
akan dibagikan sebagai deviden.2 Deviden hanya dapat dibayarkan jika saldo
laba ditahan dalam keadaan positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalan
diperoleh laba, suatu perseroan terbatas tidak boleh membagikan deviden jika
saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif.
Disamping saldo laba ditahan, dapat tidaknya deviden dibagikan juga
tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan otomatis berarti
tersedianya uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap
sebagai bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan, maka ada
kemungkinan penanaman dilakukan dalam bentuk persediaan barang dagang,
aktiva tetap atau aktiva-aktiva bukan kas yang lain. Dengan demikian, ada
kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo laba
ditahannya besar.
1 http://id.wikipedia.org/wiki/dividen diakses pada 26 Mei 2009 melalui Google. 2 Fred Weston dan Eugene Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerjemah
Alfonsus Sirait, (Jakarta: Erlangga, 2004)Edisi IX, Jilid I, h.26.
ROI : rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total investasi
Cash Ratio : rasio antara kas dan setara kas terhadap hutang jangka pendek
Current Ratio : rasio antara aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek
: error ( tingkat kesalahan yang dapat diterima)
a : konstanta
2. Pengujian Statistik
47
a) Uji Simultan (Uji F)
Uji ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model
regresi yang disajikan yang menunjukkan pengaruh variable bebas
terhadap variable terikat secara bersama-sama. Bila F hitung lebih
besar dari F tabel dan nilai F signifikan lebih kecil dari alpha 0,05, hal
ini menunjukkan bahwa pengaruh variable independent secara
bersama-sama terhadap variable dependent.
b) Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial dimaksudkan untuk menguji parameter b atau
digunakan untuk melihat pengaruh variable independent terhadap
variable dependent secara individual (parsial). Bila t hitung lebih
besar dari t tabel dan nilai t signifikan lebih kecil dari alpha 0,05,
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh secara signifikan antara
variable independen terhadap variable dependent secara parsial.
48
c) Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variable dependen, variable atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak.2 Model yang baik adalah distribusi
data normal atau paling tidak mendekati normal.
Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah
normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji
normalitas adalah:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan meliputi arah
garis diagonal maka model diasumsikan normal,
b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.
Untuk menguji normalitas data ada ketentuan yang perlu
diperhatikan , yaitu:
a. Ho: data terdistribusi dengan normal
Ha: data terdistribusi dengan tidak normal
b. Taraf nyata adalah 0,05
c. Wilayah kritis adalah Dn > 0,05
2 Ibid., h. 75
49
2) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas.3
3) Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.4
Cara memprediksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada
suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang
menyatakan metode linear berganda tidak terdapat
heterokedastisitas jika:
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka
3 Nachrowi dan Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis
Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), Edisi Revisi, h.118.
4 Nachrowi dan Usman, Analisis Ekonomi dan Keuangan Menggunakan Ekonometri: Pendekatan Populer dan Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data Dengan Menggunakan Paket Program SPSS dan EViews, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2006), h. 109.
50
nol (0).
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
4) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t -1
(sebelumnya).5 Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
penyakit autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik
adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat
dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Aturan main untuk
menggunakan uji Durbin-Watson adalah dengan
membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel Durbin-
Watson.
Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper
bound atau dU) dan nilai batas bawah (lower bound atau dL).
5 Ibid., h. 183.
51
Adapun kriteria yang digunakan untuk menjadi patokan adalah
sebagai berikut:6
a. Apabila d < dL, maka terdapat autokorelasi yang positif
b. Apabila dL ≤ d ≤ dU, maka tidak ada keputusan mengenai
keberadaan autokorelasi
c. Apabila dU < d < 4 – dU, maka tidak ada autokorelasi
d. Apabila 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak ada keputusan
mengenai keberadaan autokorelasi
e. Apabila d > 4 – dL, maka terdapat autokorelasi yang
negatif.
F. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan dari variable-variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan maupun parsial. Hipotesis yang diambil
adalah sebagai berikut:
1. Ho : bi = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
ROI, current ratio dan current ratio terhadap deviden
kas.
6 Ibid., h. 192.
52
Ha : bi ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI,
current ratio dan current ratio terhadap deviden kas.
2. a). Ho : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
ROI terhadap deviden kas.
Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable ROI
terhadap deviden kas.
b). Ho : b2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
cash ratio terhadap deviden kas.
Ha : b2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable cash
ratio terhadap deviden kas.
c). Ho : b3 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable
current ratio terhadap deviden kas.
Ha : b3 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan antara variable current
ratio terhadap deviden kas.
G. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memberikan definisi operasional dari
variable-variabel yaitu:
1. Variable Terikat ( Dependent Variabel )
53
Variable terikat dalam penelitian ini adalah nilai deviden kas yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan. Variabel terikat dikonotasikan
dengan huruf Y.
2. Variable Bebas ( Independent Variabel )
Variable bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi deviden kas. Variabel bebas ini dikonotasikan dengan
huruf X, diantaranya adalah:
a. Return on Investment (ROI)
Merupakan perbandingan antara laba bersih dengan investasi
yang tersedia. Return on Investment sama halnya dengan mengukur
tingkat keuntungan perusahaan melalui asset yang tersedia.
b. Cash Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar utang yang harus segera dilunasi dengan
menggunakan aktiva lancar yang paling likuid.
54
c. Current Ratio
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan
utng lancar. Rasio ini memberikan gambaran tentang cukup tidaknya
persediaan modal kerja.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Bursa Efek Indonesia1
Bursa Efek Jakarta ( BEJ) atau Jakarta Stock Exchange adalah sebuah
bursa di Jakarta, Indonesia. Bursa Efek Jakarta merupakan salah satu bursa
tempat dimana orang memperjualbelikan efek di Indonesia. Pada 1 Desember
2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan
usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan
nama baru Bursa Efek Indonesia.
PT. Bursa Efek Jakarta pertama kali berdiri pada zaman Pemerintahan
Hindia Belanda, yang kemudian dibentuk ulang melalui Undang-Undang
Darurat no.13 tahun 1951, dan selanjutnya dipertegas oleh Undang-Undang
RI no. 15 tahun 1952. selama dua tahun dasawarsa kemudian BEJ mengalami
pasang surut yang ditandai pula oleh pemberhentian kegiatan sepanjang
dekade 60-an dan awal 70-an. Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia
menghidupkan kembali BEJ dengan mencatatkan saham 13 perusahaan PMA.
Namun demikian, baru sekitar dekade 80-an dan awal 90-an, BEJ benar-benar
1 http://www.idx.co.id/mainmenu/history/tabid/61/lang/id-ID/language/id-ID/Default.aspx di akses pada tanggal 12 November 2009.