Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018 57 ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION PROCESSING DENGAN PENGGUNAAN AGNEZ MO SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER PADA IKLAN FRESHCARE TERHADAP MINAT BELI (Studi Pada Konsumen FreshCare Di Kota Banjarmasin) Ahmad Nuryadi 1 , Ikhwan Faisal 1 , Arief Budiman 1 , 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Peripheral Communication Processing (yang terdiri atas Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan) melalui Sikap Terhadap Iklan terhadap Minat Beli konsumen di Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 105 orang Laki – laki dan Perempuan di Banjarmasin yang pernah melihat iklan FreshCare di televisi. Analisis Jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kausalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan signifikan mempengaruhi Minat Beli melalui Sikap Terhadap Iklan, tetapi Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan tidak signifikan mempengaruhi secara langsung pada Minat Beli. Hal tersebut membuktikan penggunaan celebrity endorser yang dapat menarik perhatian dapat membujuk penonton televisi dengan kredibilitasnya sebagai seseorang yang terkenal serta menampilkan iklan dengan memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan, pemilihan warna dan intonasi suara dalam iklan dapat mempengaruhi minat beli apabila terbentuk respon yang baik setelah melihat tayangan iklan. Kata Kunci: Peripheral Communication Processing, Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan, Persepsi Terhadap Iklan, Celebrity Endorser, Sikap Terhadap Iklan, Minat Beli. Abstract This research aims to analyze the Influence of Peripheral Communication Processing (which consist of Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought) through Attitude towards Ad toward Purchase Intention of Consumers in Banjarmasin. The Sampling Tehcnique that been used in this research is Purposive Sampling. The questionnaires of this research had been distributed to 105 man and woman in Banjarmasin who had seen FreshCare ads in television. Path Analysis are used to analyze the relationship between variabel. This research is categorized as Causal Research. The result of this research shows that Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought give significant influences to Purchase Intention through Attitude toward Ads, but Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought dont give significant influence directly to Purchase Intention. This proves that the use of Celebrity Endorser can attract the attention, persuade the audience with their credibility as a famous person and show the ads by paying attention to creativity of the ads, quality and the display, the color option and voice intonation in ads that can give influences to purchase intention if good responds are formed after watching the ads. Keywords: Peripheral Communication Processing, Ad Source-Oriented Thought, Ad Execution Thought, Celebrity Endorser, Attitude Toward Ad, Purchase Intention. Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 3. No. 2. September 2019 Hal. 57 - 69 JSMK ISSN: 2597-467X http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018
57
ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION PROCESSING DENGAN
PENGGUNAAN AGNEZ MO SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER PADA IKLAN
FRESHCARE TERHADAP MINAT BELI
(Studi Pada Konsumen FreshCare Di Kota Banjarmasin)
Ahmad Nuryadi1 , Ikhwan Faisal
1, Arief Budiman
1,
1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Peripheral Communication Processing (yang
terdiri atas Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan) melalui Sikap Terhadap
Iklan terhadap Minat Beli konsumen di Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 105 orang Laki –
laki dan Perempuan di Banjarmasin yang pernah melihat iklan FreshCare di televisi. Analisis Jalur
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
kausalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi
Terhadap Iklan signifikan mempengaruhi Minat Beli melalui Sikap Terhadap Iklan, tetapi Persepsi
Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan tidak signifikan mempengaruhi secara
langsung pada Minat Beli. Hal tersebut membuktikan penggunaan celebrity endorser yang dapat menarik
perhatian dapat membujuk penonton televisi dengan kredibilitasnya sebagai seseorang yang terkenal serta
menampilkan iklan dengan memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan, pemilihan
warna dan intonasi suara dalam iklan dapat mempengaruhi minat beli apabila terbentuk respon yang baik
setelah melihat tayangan iklan.
Kata Kunci: Peripheral Communication Processing, Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan, Persepsi
Terhadap Iklan, Celebrity Endorser, Sikap Terhadap Iklan, Minat Beli.
Abstract
This research aims to analyze the Influence of Peripheral Communication Processing (which consist of
Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought) through Attitude towards Ad toward Purchase
Intention of Consumers in Banjarmasin. The Sampling Tehcnique that been used in this research is
Purposive Sampling. The questionnaires of this research had been distributed to 105 man and woman in
Banjarmasin who had seen FreshCare ads in television. Path Analysis are used to analyze the
relationship between variabel. This research is categorized as Causal Research. The result of this
research shows that Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought give significant influences
to Purchase Intention through Attitude toward Ads, but Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution
Thought dont give significant influence directly to Purchase Intention. This proves that the use of
Celebrity Endorser can attract the attention, persuade the audience with their credibility as a famous
person and show the ads by paying attention to creativity of the ads, quality and the display, the color
option and voice intonation in ads that can give influences to purchase intention if good responds are
formed after watching the ads.
Keywords: Peripheral Communication Processing, Ad Source-Oriented Thought, Ad Execution Thought,
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
58
PENDAHULUAN
Besarnya minat masyarakat untuk menonton
televisi membuat para pemasar melirik televisi
sebagai alat promosi mereka. “Menurut Hellen
Katherina, selaku Executive Director Head of
Media Business Nielsen Indonesia, menjelaskan
bahwa Nielsen Indonesia mencatat belanja iklan
di televisi dan media cetak tahun 2016
mencapai Rp 134,8 triliun. Jumlah itu naik 14
persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp
118 triliun” (Fauzi, 2017).
Mengingat besarnya biaya iklan, maka perlu
dikaji efektivitas iklan yang ditayangkan
(Durianto et al, 2003). Banyaknya jumlah iklan
yang tayang di televisi juga dapat menimbulkan
kemungkinan kecil sebuah iklan lepas dari
perhatian penonton. Adapun kecenderungan
penononton televisi yang sering mengganti
saluran televisinya ke saluran lain ataupun
meninggalkan ruangan ketika siaran acara yang
ditontonnya memasuki commercial break.
Timbulnya kemungkinan-kemungkinan
sebuah iklan tidak diperhatikan penonton atau
sasaran konsumen dari pengiklan. Oleh sebab
itu, muncul metode-metode yang digunakan
untuk mengetahui efektifitasnya, yakni sebagai
berikut: “EPIC Model, CRI (Customer
Response Index), CDM (Consumer Decision
Model) dan DRM (Direct Rating Method)”
(Durianto et al, 2003). Adapun metode lain
yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas iklan, yaitu “AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action) yang dikemukakan
oleh E. St Elmo Lewis” (Wijaya, 2012) dan
ARM (Advertising Response Model) yang
dikemukakan oleh Abilasha Mehta (Mehta,
1994). Namun, dari metode-metode tersebut
hanya metode ARM (Advertising Response
Model) dari Abhilasha Mehta yang mengukur
efektivitas iklan dari sudut pandang endorser.
Penelitian ini adalah penelitian replikasi
sebagian yang dilakukan oleh Mehta (1994).
Replikasi sebagian dilakukan dengan hanya
menguji hipotesis yang menyertakan beberapa
variabel seperti peripheral communication
processing, sikap terhadap iklan dan minat beli.
Peneliti tidak memuat variebel central
communication processing dikarenakan pada
penelitian ini lebih berfokus pada penggunaan
celebrity endorser saja dan tidak
membandingkan antara celebrity endorser dan
non-celebrity endorser seperti yang dilakukan
oleh Mehta (1994). Berkaitan dengan hal
tersebut penelitian ini juga tidak memuat
variabel sikap terhadap merek karena penelitian
ini tidak berfokus pada merek (brand) dari
tayangan sebuah iklan, melainkan berfokus
pada bagaimana respon konsumen terhadap
endorser yang digunakan di dalam iklan.
Di Indonesia, selebriti endorser bukanlah hal
yang baru. Para pengiklan sering sekali
menggandeng aktor, aktris, penyanyi, atlet
untuk membintangi iklan produk mereka.
Namun, dengan digunakannya selebriti sebagai
bintang iklan tidaklah menjamin bahwa produk
yang diiklankan akan diterima di masyarakat.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
apakah produk yang diiklankan akan diterima
atau tidak di masyarakat, maka penting bagi
pengiklan sebisa mungkin membuat iklan yang
unik, kreatif, atraktif yang dapat menarik
perhatian masyarakat.
Berkaca dari hal tersebut, MNC Media, yang
tegabung dalam MNC Group, mencoba untuk
memberikan apresiasi kepada “para insan
kreatif di industri periklanan Tanah Air atas
karya iklan televisi yang dinilai paling
komunikatif melalui program Bright Award
Indonesia 2016” (Wulandari, 2016). Hasilnya
menunjukkan sebagian besar dari total 1.700
responden yang telah di survey lebih menyukai
Agnes Monica, sehingga dinobatkan sebagai
Bintang Iklan Wanita Terfavorit.
Tabel 1. Top Brand Award Kategori Minyak Angin
Aromatherapy (2012 - 2017)
Sumber: Top Brand Award, 2018
Salah satu pengiklan yang berhasil adalah
PT. Ultra Sakti dengan produknya yaitu
FreshCare. Hal tersebut dapat dilihat dari
peringkat FreshCare pada data Top Brand
Award untuk kategori minyak angin
aromatherapy yang selama 5 tahun terakhir
selalu menjadi peringkat 1. Hal ini seakan
berbanding lurus dengan terpilihnya Agnez Mo
yang merupakan bintang ilan dan juga brand
ambassador FreshCare sebagai Bintang Iklan
Wanita Terfavorit pada program Bright Award
Indoensia 2016.
Sejak awal meluncurkan produk FreshCare
pada tahun 2011, PT. Ultra Sakti menggandeng
Agnes Monica Mujito atau yang lebih dikenal
TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP
Fresh Care 38,7 TOP 84,9 TOP 85,4 TOP 82 TOP 77,2 TOP 77,9 TOP
Safe Care 31,1 TOP 9,6 6 7,2 7,7 8,7
Medicated Oil - - - - - 4,3
V-Fresh - - 0,9 2,7 2,8 2,6
Aromatic - - - - 0,6 0,8
2017Merek
2012 2013 2014 2015 2016
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...
59
dengan sebutan Agnez Mo sebagai bintang
iklan dan sekaligus dipercaya sebagai brand
ambassador produknya. Meskipun bukan faktor
utama dalam keberhasilan FreshCare menguasai
pangsa pasar minyak angin aromatherapy tetapi
pemilihan Agnez Mo sebagai celebrity endorser
adalah langkah awal dalam pengenalan
FreshCare ke konsumen. Terlebih lagi pangsa
pasar yang dituju oleh FreshCare adalah semua
kalangan usia. Agnez Mo yang merupakan artis
muda berbakat dianggap dapat mampu
menyampaikan pesan bahwa anak muda tidak
perlu malu untuk menggunakan minyak angin
yang kaya manfaat karena FreshCare bukanlah
minyak angin tradisional seperti pada umumnya
yang memiliki aroma menyengat, melainkan
minyak angin modern dengan banyak varian
aromatherapy dan pilihan rasa panas yang
beragam sesuai usia dan kebutuhan
penggunanya.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang
menunjukkan betapa besarnya dana yang
dikeluarkan untuk iklan di televisi, maka
penting untuk mengetahui seberapa efektifnya
sebuah iklan apabila dilihat dari sudut pandang
celebrity endorser yang digunakan. Karena hal
tersebut variabel peripheral communication
processing dari penelitian Abilasha Mehta
(1994) dapat digunakan untuk mengetahui
efektivitas dari iklan FreshCare. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivias dari
iklan FrashCare dengan mengangkat judul
“Analisis Pengaruh Peripheral Communication
Processing Dengan Penggunaan Agnez Mo
Sebagai Celebrity Endorser Pada Iklan
FreshCare Terhadap Minat Beli”.
TINJAUAN PUSTAKA
Iklan
Menurut Hoyer dan Maclnnis (2008) tujuan
dari sebuah iklan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan merek (brand knowledge) dan
mendorong sikap postif terhadap iklan.
Durianto et. al. (2003) menyatakan bahwa
“iklan merupakan suatu proses komunikasi
yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan
yang menguntungkan bagi pihak pembuat
iklan”.
Peripheral Communication Processing
Schiffman & Kanuk (2000:186) menyatakan
bahwa “Elaboration Likelihood Model (ELM)
suggest that a person’s level of involement
during message processing is a critical factor in
determining which route to persuasion is likely
to be effective. ELM menjelaskan bahwa sikap
dapat dibentuk secara lebih permanen atau
temporer tergantung pada alur pengolahan
pesan. Istilah rute pengolahan pesan yakni rute
pusat (central route) dan rute pinggiran
(peripheral route)” (Perbawaningsih, 2012).
Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan
Menurut Menon (t.thn) menjelaskan selebriti
endorser “described as one who is publicly
recognized and who use that recognition to
further the goals of marketers by appearing in
advertisements directed at consumers” dan non-
selebriti endorser adalah “a person who, prior
to placement in the campaign, has no public
notoriety but appears in an advertisement for
the product”. Menurut Shimp (2003) “bintang
iklan selebritis (celebrity endorser) yang
merupakan tokoh (aktor, penghibur, atau atlet)
yang dikenal masyarakat karena prestasinya dan
berperan sebagai orang yang berbicara tentang
produk, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen
yang menunjuk pada produk yang
didukungnya”.
Persepsi Terhadap Iklan
Blech dan Blech (2003:114) mengatakan:
“Consumers do not remember all the
information they see, hear, or read even
after attending to and comprehending
it. Advertisers attempt to make sure
information will be retained in the
consumer’s memory so that it will be
available when it is time to make a
purchase. Mnemonics such as symbols,
rhymes, associations, and images that
assist in the learning and memory
process are helpful.”
Meskipun saat konsumen tidak
memperhatikan iklan dengan seksama, namun
dengan menggunakan stimulus seperti symbol,
irama, keserasian dan gambar dapat
memperkuat persepsi konsumen terhadap
sebuah iklan.
Sikap Terhadap Iklan Assael (1998) mendefinisikan ”Attitude
toward the ad is the consumer`s predisposition
to respond favorably or anfavorably to a
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
60
particular ad”. Sependapat dengan hal tersebut,
Blech dan Blech (2003) menyatakan sikap
terhadap iklan adalah “represents the receivers’
feelings of favorability or unfavorability toward
the ad”.
Minat Beli
Niat untuk membeli merupakan sesuatu
yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu, serta berapa
banyak unit produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu. Niat beli merupakan
pernyataan mental konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah
produk dengan merek tertentu. Niat beli
terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk
dan keyakinan konsumen terhadap kualitas
produk. Semakin rendah keyakinan konsumen
terhadap suatu produk akan menyebabkan
menurunnya niat beli konsumen (Durianto et al,
2003:109).
Pengaruh Peripheral Communication
Processing dan Sikap Terhadap Iklan
Terhadap Minat Beli
Menurut Mehta (1994) “pada iklan dengan
celebrity endorser ditampilkan, maka fokusnya
terletak pada bintang iklan tersebut, sedangkan
pada iklan dengan non-celebrity endorser
perhatian lebih fokus terhadap produk dan
atribut merek”. Bintang iklan selebritis
(celebrity endorser) yang merupakan tokoh
(aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal
masyarakat karena prestasinya dan berperan
sebagai orang yang berbicara tentang produk,
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku konsumen yang menunjuk pada
produk yang didukungnya (Shimp, 2003).
Sikap konsumen terhadap suatu produk akan
menjadi positif apabila iklan yang ditampilkan
diminati oleh konsumen potensial. Sebaliknya,
apabila sikap konsumen terhadap suatu produk
menjadi negatif, hal itu diakibatkan oleh iklan
yang ditayangkan tidak diminati dan dapat
berakibatkan mengurangi minat beli produk
(Durianto et al, 2003;107).
Respon yang ditunjukkan penonton dapat
menjadi penting karena dapat menunjukkan
efektivitas iklan (Tanjung dan Hudrasyah,
2016). Durianto et al (2003;74) menyatakan
bahwa sikap terhadap suatu iklan berfungsi
sebagai peramal yang signifikan atas sikap
terhadap produk. Menurut Engel et al, (2005)
dalam Wibowo (2015) berpendapat bahwa
minat beli sebagai kekuatan pendorong atau
sebagai motif yang bersifat instristik yang
mampu mendorong seseorang untuk menaruh
perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa
paksaan dan selektif pada satu produk untuk
kemudian mengambil keputusan membeli atau
tidak. Hal ini dimungkinkan oleh adanya
kesesuaian dengan kepentingan individu yang
bersangkutan serta memberi kesenangan,
kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas
bahwa minat beli diartikan sebagai suatu sikap
menyukai yang ditujukan dengan
kecenderungan untuk selalu membeli yang
disesuaikan dengan kesenangan dan
kepentingannya.
Kerangka Pikir dan Hipotesis
Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada
serta pemahaman terhadap penelitian Mehta
(1994) yang berjudul “How Advertising
Response Modeling (ARM) Can Increase Ad
Effectiveness”, maka kerangka pikir penelitian
ini adalah sebagai bertikut:
Sumber: Metha, 1994
Gambar 1. Kerangka Pikir
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...
61
Hipotesis
H1: Diduga peripheral communication
processing berpengaruh dengan
pembentukan sikap terhadap iklan
H2: Diduga sikap terhadap iklan
berpengaruh terhadap pembentukan
minat beli
H3: Diduga peripheral communication
processing berpengaruh dengan
keinginan untuk melakukan minat beli
melalui sikap terhadap iklan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kausalitas. “Penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab – akibat (cause – effect) antar beberapa variabel” (Ferdinand, 2014: 7).
Masyarakat Kota Banjarmasin yang telah melihat iklan FreshCare adalah populasi penelitian ini, sedangkan untuk sampel diambil dengan menggunakan metode teknik sampling purposive. “Teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2014:85). Adapun kriteria responden adalah sebagai berikut: (1) responden adalah orang yang berada di Kota Banjarmasin (2) responden telah melihat iklan FreshCare yang memuat sosok Agnez Mo (3) responden tersebut bersedia memberikan informasi untuk dijadikan sebagai sampel.
Analisis jalur digunakan sebagai teknis analisis untuk penelitian ini. Analisis ini menggunakan diagram jalur sebagai konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Pada hubungan yang kompleks, dimana variabel dependen yang digunakan lebih dari satu, sehingga memerlukan serangkaian persamaan regresi. Teknik pengumpulan data berupa data primer yang didapatkan dari hasil dari kuesioner.
Terdapat dua metode dalam analisis jalur, yakni metode dekomposisi dan metode trimming. “Metode dekomposisi adalah model yang menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan korelasional yang terhadi antar variabel eksogen tidak termasuk dalam perhitungan ini” (Durianto et al, 2003:151). Lalu, dalam
penelitian ini menggunakan “metode trimming, yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan, ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan” (Riduwan dan Kuncoro, 2017).
Model umum path analysis menurut Schumaker dan Lumox (1996) dalam Riduwan & Kuncoro (2017) terdiri dari:
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
62
Mengacu pada 3 model yang dikemukakan
Schumaker dan Lumox, maka penelitian ini
termasuk dalam Independent Path Model.
Definisi Operasional Variabel
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber
Persepsi
Terhadap
Sumber /
Model (X1)
Persepsi sumber merupakan respon yang
tertuju pada sumber atau model yang
mengkomunikasikan iklan
1. Kredibilitas model iklan
(credibility)
2. Model iklan yang atraktif
(attractiveness)
3. Kemampuan model untuk
membujuk (power)
Belch dan
Belch (2003)
Persepsi
Terhadap
Iklan (X2)
Persepsi iklan merupakan representasi
perasaan suka atau tidak suka terhadap
iklan.
1. Kreativitas iklan
2. Kualitas dari tampilan iklan
3. Pemilihan warna
4. Intonasi suara dalam iklan
Belch dan
Belch (2003)
Sikap
Terhadap
Iklan (Z)
Sikap terhadap iklan adalah
kecenderungan konsumen untuk
merespon dengan baik atau tidak baik
terhadap sebuah iklan.
1. Tampilan iklan secara
keseluruhan
2. Ketertarikan terhadap iklan secara
kesluruhan
3. Iklan yang persuasif
4. Perasaan suka
Assael (1998),
Bruner II
(2012)
MInat Beli
(Y)
Minat beli merupakan kecenderungan
konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan
konsumen melakukan pembelian.
1. Mempertimbangkan untuk
membeli
2. Tertarik untuk mencoba.
3. Ingin memiliki produk.
Assael (1998),
Bruener II
(2009),
Bruener II
(2012)
Sumber: Berbagai Jurnal Penelelitian.
HASIL & PEMBAHASAN
Masyarakat Kota Banjarmasin yang telah
melihat iklan FreshCare yang memuat sosok
Agnez Mo yang menjadi responden penelitian
ini sebanyak 105 orang (46,7% laki – laki &
53,3% perempuan). Penyebaran kuesioner
dilakukan secara face to face pada 4 – 19
Desember 2017.
Responden pada penelitian ini didominasi
oleh konsumen FreshCare yang berkisar umur
diantara 15-19 tahun yaitu sebanyak 30,4%,
lalu umur diantara 20-24 tahun sebanyak
25,7%. Hal tersebut sejalan dengan pemberitaan
surat kabar AGBNielsen Newsletter Edisi 3,
Maret 2010 bahwa usia muda lebih
mendominasi populasi TV, dimana umur
diantara 20-29 menempati posisi tertinggi
komposisi dalam populasi TV sebesar 20,1%.
Sejalan dengan umur responden yang
didominasi umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun,
dimana umur responden tersebut masih
berstatus sebagai pelajar/mahasiswa.
Responden dalam penelitian ini menyatakan
76,2% mengingat iklan FreshCare. Adapun
kecenderungan penononton televisi yang sering
mengganti saluran televisinya ke saluran lain
ataupun meninggalkan ruangan ketika siaran
acara yang ditontonnya memasuki commercial
break membuat 21,9% diantaranya menyatakan
samar – samar dan 1,9% menyatakan tidak
meningat iklan FreshCare.
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel
untuk degree of freedom (df) = n – 2, dimana n
= jumlah sample. Jika r hitung > r table dan
nilai positif maka butir atau indikator tersebut
dikatakan valid (Ghozali, 2013:53). Sebagai
acuan nilai degree of freedom (df) = 105 – 2,
dari rtabel yang digunakan adalah sebesar 0,191.
Berdasarkan hasil yang dihitung berdasarkan
syarat signifikansi di atas didapatkan seluruh
variabel mempunyai nilai rhitung lebih besar dan
dinyatakan valid.
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...
63
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel (Ghozali, 2013:47). Suatu konstruk
dapat diterima jika memiliki alpha cronbach
(α) di atas 0.70 (Nunnally dalam Ghozali,
2013:48). Dari hasil olah data yang dilakukan
seluruh variabel memiliki nilai (α) di atas 0.70
dan dinyatakan reliabel.
Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar
atau tidak dengan taraf signifikansi 0,05”
(Ghozali, 2013:166). Nilai signifikasi hasil
pengujian dari masing – masing variabel lebih
besar dari 0,05, artinya terdapat hubungan yang
linier antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Uji Asumsi Klasik
a). Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi
dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
variable inflation factor (VIF). Nilai yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai VIF > 10 dan
juga nilai tolerance < 0.10” (Ghozali,
2013:106). Berdasarkan dari hasil uji
multikolinieritas didapati nilai VIF dari
variabel independen berada di bawah
angka 10 dan nilai tolerance di atas 0,10
yang artinya tidak terdapat gejala
multikolinieritas.
b). Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Untuk melihat adanya gelaja
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan Uji Glesjer, apabila
probabilitas signifikansinya di atas tingkat
kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak ada gejala
heteroskedastisitas” (Ghozali, 2013:143).
Hasil uji memperlihatkan seluruh variabel
bebas dari gejala heteroskedastisitas karena
angka signifikansinya berada di atas 0,05.
c). Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160) “uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S)”. Pada umumnya, apabila
nilai Kolmogorov – Smirnov < 0,05, maka
data tidak normal. Berdasarkan hasil dari
Uji Normalitas dengan menggunakan Uji
Komogorov-Smirnov Test dimana nilai
Unstandardized Residual yang digunakan
didapat dari variabel X1, X2 dan Z,
didapati nilai signifikansinya lebih besar
dari 0,05, sehingga data dinyatakan
berdistribusi normal.
Hasil Analisis
Analisis pada hubungan-hubungan struktur
model (uji hipotesis) bisa digunakan setelah
kriteria – kriteria Uji Asumsi Klasik terpenuhi
dalam model. Pengujian hipotesis didasarkan
pada hasil analisis nilai regresi pada SPSS 21
yaitu pada hasil Coefficients. Pengujian
hipotesis dilihat dari nilai Sig. dibawah < 0,05,
maka hipotesis itu diterima. Hasil uji analisis
dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5
berikut:
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
64
Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Z
pada iklan FreshCare di Banjarmasin
Pada penelitian ini, variabel X1 dan X2
berpengaruh terhadap Z pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil
perhitungan yang menunjukkan nilai thitung
variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model
Iklan (3,005) lebih besar daripada nilai ttabel
sebesar (1.983) dan nilai thitung Persepsi
Terhadap Iklan (7,516) yang lebih besar
daripada nilai ttabel sebesar (1.983). Selain itu
didapat nilai Fhitung sebesar 63,453 lebih besar
dari nilai Ftabel sebesar 2,46 dan nilai sig. F
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf
signifikansi 5% (0,05), artinya variabel
independen berpengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen, maka Hipotesis 1
“Diduga peripheral communication processing
berpengaruh dengan pembentukan sikap
terhadap iklan” diterima.
Target konsumen FreshCare dalam
penelitian ini menyatakan 76,2% mengingat
iklan FreshCare. Hal tersebut menunjukkan
iklan FreshCare berhasil membuat iklan yang
baik sehingga dapat terpatri dalam benak
konsumen.
Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y
melalui Z pada iklan FreshCare di
Banjarmasin
Pada penelitian ini, variabel X1 dan X2
tidak berberpengaruh secara langsung terhadap
Y melalui Z pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil
perhitungan yang menunjukkan nilai thitung
variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model
Iklan (-0,534) lebih kecil daripada nilai ttabel
sebesar (1.983) dan nilai thitung Persepsi
Terhadap Iklan (1,578) yang lebih kecil
daripada nilai ttabel sebesar (1.983). Namun
berpengaruh secara tidak langsung, didapat nilai
Fhitung sebesar 20,698 lebih besar dari nilai
Ftabel sebesar 2,46 dan nilai sig. F sebesar
0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%
(0,05), artinya variabel independen berpengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen,
maka Hipotesis 3 “Diduga peripheral
communication processing mempengaruhi
keinginan untuk melakukan minat beli melalui
sikap terhadap iklan” diterima.
Target konsumen FreshCare yang menjadi
responden dalam penelitian ini menyatakan
21,9% diantaranya menyatakan samar – samar
dan 1,9% menyatakan tidak meningat iklan
FreshCare. Hal tersebut menunjukkan adanya
kemungkinan kecil iklan FreshCare lepas dari
perhatian penonton televisi, dengan kurangnya
informasi yang didapat membuat sebagian
penonton tidak memiliki keinginan untuk
membeli.
Hasil pengujian menunjukkan terdapat
koefisien yang tidak signifikan, yakni variabel
X1 dan X2, sehingga Sub-Struktural 2 – Model
1 memerlukan perbaikan dengan menggunakan
metode trimming, dengan mengeluarkan
variabel X1 dan X2 karena koefisiennya tidak
signifikan. Lalu diulang atau diuji lagi pada
Sub-Struktural 2 – Model 2 dimana variabel
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...
65
independen X1 dan X2 tidak diikutsertakan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Pengaruh variabel Z terhadap Y pada iklan
FreshCare di Banjarmasin
Pada penelitian ini, variabel Z berpengaruh
terhadap Y pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil
perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai
thitung variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model
Iklan (7,700) lebih besar daripada nilai ttabel
sebesar (1.983), maka Hipotesis 2 “Diduga
sikap terhadap iklan berpengaruh terhadap
pembentukan minat beli” diterima.
Responden didominasi oleh konsumen
FreshCare yang berkisar umur diantara 15-19
tahun yaitu sebanyak 30,4% dan umur diantara
20-24 tahun sebanyak 25,7% yang kekinian.
Hal tersebut menunjukkan konsumen yang
berumur muda sudah mulai tertarik untuk
menggunakan minyak angin aromatherapy
FreshCare, berbeda dengan sebelumnya dimana
minyak angin dipersepsikan hanya untuk orang
tua.
Selanjutnya akan dibuat model struktural
yang menggabungkan sub-struktural 1 dengan
sub-struktural 2 seperti di bawah ini:
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
66
Dalam hubungan kausal di atas terdapat
pengaruh langsung (PL) dan pengaruh tidak
langsung (PTL) yang diuraikan sebagai berikut:
Pzx1 : PL variabel X1 terhadap variabel
Z sebesar 0,236
Pzx2 : PL variabel X2 terhadap variabel
Z sebesar 0,590.
Pyz : PL variabel Z terhadap variabel Y
sebesar 0,604.
Pyx1 : PTL variabel X1 terhadap
variabel Y melalui variabel Z
adalah perkalian antara nilai beta
X1 terhadap Z sebesar 0,236,
dengan nilai koefisien Z terhadap
Y sebesar 0,604, sehingga
didapat PTL sebesar 0,236 x
0,604 = 0,142. Maka didapatkan
pengaruh total X1 terhadap Y
sebesar 0,142.
Pyx2 : PTL variabel X2 terhadap
variabel Y melalui Z adalah
perkalian antara nilai beta X2
terhadap Z sebesar 0,590, dengan
nilai koefisien Z terhadap Y
sebesar 0,604, sehingga didapat
PTL sebesar 0,590 x 0,604 =
0,356. Maka didapatkan
pengaruh total X2 terhadap Y
sebesar 0,356.
Tabel 6. Rangkuman Koefisien Jalur Secara Langsung dan Tidak Langsung serta Pengaruh
Total Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Implikasi Penelitian
Implikasi hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
1) Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan (X1)
terdiri atas credibility, attractiveness dan
power. Hasil penelitian menunjukkan:
a) bahwa X1 berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap Z pada iklan
FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini
menunjukkan bahwa dengan
memperhatikan credibility, attractiveness
dan power, maka dapat menimbulkan
Sikap Terhadap Iklan dari target
konsumen FreshCare di Banjarmasin.
Target konsumen FreshCare yang
menjadi responden dalam penelitian ini
menyatakan 76,2% mengingat iklan
FreshCare, itu artinya dalam penggunaan
celebrity endorser maka FreshCare perlu
lebih memperhatikan atribut credibility,
attractiveness dan power jika hendak
meningkatkan pengaruh sikap terhadap
iklan.
b) bahwa X1 tidak berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap Y pada
iklan FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini
menunjukkan bahwa dengan credibility,
attractiveness dan power, maka tidak
dapat menimbulkan minat beli dari target
konsumen FreshCare di Banjarmasin.
Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan
ditujukan agar dapat menarik perhatian
dan membujuk penonton televisi dengan
kredibilitasnya sebagai seseorang yang
terkenal. Namun dalam penelitian ini
Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Minat Beli meskipun hasil
analisis kuesioner variabel Minat Beli
menunjukkan Grand Mean sebesar 3,96,
dimana keseluruhan responden merespon
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...
67
baik dan suatu saat nanti akan melakukan
pembelian produk FreshCare. Target
konsumen FreshCare yang menjadi
responden dalam penelitian ini
menyatakan 21,9% diantaranya
menyatakan samar – samar dan 1,9%
menyatakan tidak mengingat iklan
FreshCare, itu artinya ada kemungkinan
dari target konsumen FreshCare tidak
dipengaruhi oleh iklan FreshCare tetapi
berminat untuk membeli yang
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
2) Persepsi Terhadap Iklan (X2) terdiri atas
kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan,
pemilihan warna dan intonasi suara dalam
iklan. Hasil penelitian menunjukkan:
a) bahwa X2 berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap Z pada iklan
FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini
menunjukkan bahwa dengan
memperhatikan kreativitas iklan, kualitas
dari tampilan iklan, pemilihan warna dan
intonasi suara dalam iklan maka tidak
dapat menimbulkan Sikap Terhadap
Iklan dari target konsumen FreshCare di
Banjarmasin. Target konsumen
FreshCare yang menjadi responden
dalam penelitian ini menyatakan 76,2%
mengingat iklan FreshCare, itu artinya
dalam penayangan iklan FreshCare perlu
lebih memperhatikan kreativitas iklan,
kualitas dari tampilan iklan, pemilihan
warna dan intonasi suara dalam iklan jika
hendak meningkatkan pengaruh sikap
terhadap iklan. Persepsi Terhadap Iklan
mengacu bagaimana tampilan sebuah
iklan dapat tampil dengan baik, enak
untuk dilihat dan enak untuk didengar.
b) bahwa X2 tidak berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap Y pada
iklan FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini
menunjukkan bahwa dengan
memperhatikan kreativitas iklan, kualitas
dari tampilan iklan, pemilihan warna dan
intonasi suara dalam iklan maka secara
tidak langsung dapat menimbulkan Minat
Beli dari target konsumen FreshCare di
Banjarmasin, meskipun hasil analisis
kuesioner variabel Minat Beli
menunjukkan Grand Mean sebesar 3,96,
dimana keseluruhan responden merespon
baik dan suatu saat nanti akan melakukan
pembelian produk FreshCare. Target
konsumen FreshCare yang menjadi
responden dalam penelitian ini
menyatakan 21,9% diantaranya
menyatakan samar – samar dan 1,9%
menyatakan tidak mengingat iklan
FreshCare, itu artinya ada kemungkinan
dari target konsumen FreshCare,
meskipun tidak melihat iklan FreshCare
tetapi berminat untuk membeli yang
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
3) Sikap Terhadap Iklan (Z) terdiri atas
tampilan iklan secara keseluruhan,
ketertarikan terhadap iklan secara
keseluruhan, iklan yang persuasif dan
perasaan suka. Hasilnya menunjukkan bahwa
Z berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap Y pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hasil ini menunjukkan bahwa
dengan memperhatikan tampilan iklan secara
keseluruhan, ketertarikan terhadap iklan
secara keseluruhan, iklan yang persuasif dan
perasaan suka dapat menimbulkan minat beli
dari target konsumen FreshCare di
Banjarmasin. Responden dalam penelitian ini
didominasi oleh konsumen FreshCare yang
berkisar umur diantara 15-19 dan umur
diantara 20-24 tahun yang kekinian, sehingga
harus menampilkan iklan yang secara
keseluruhan dapat disukai oleh target
konsumen, khususnya target konsumen
muda. Hal tersebut diharapkan dapat
mendorong timbulnya minat beli.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan
adalah:
1. Peripheral communication processing yang
terdiri atas persepsi terhadap sumber/model
iklan dan persepsi terhadap iklan secara
parsial dan simultan berpengaruh terhadap
sikap terhadap iklan pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa
FreshCare telah membuat keputusan yang
tepat dengan menggunakan Agnez Mo
sebagai celebrity endorser yang dapat menarik
perhatian dan membujuk penonton televisi
dengan kredibilitasnya sebagai seseorang
yang terkenal serta menampilkan iklan denga
memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari
tampilan iklan, pemilihan warna dan intonasi
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019
68
suara dalam iklan, sehingga berhasil
membentuk sikap terhadap iklan yang baik.
2. Peripheral communication processing
berpengaruh secara simultan terhadap minat
beli pada iklan FreshCare di Banjarmasin.
Disisi lain hanya sikap terhadap iklan yang
berpengaruh secara parsial terhadap minat
beli, sedangkan Peripheral communication
processing tidak berpengaruh secara parsial
terhadap minat beli pada iklan FreshCare di
Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa
FreshCare telah berusaha untuk membangun
sikap terhadap iklan sehingga dapat membuat
konsumen berminat untuk membeli. Namun,
persepsi terhadap sumber/model iklan dan
persepsi terhadap iklan yang telah dibuat oleh
FreshCare yang bertujuan untuk
memunculkan minat beli konsumen
sebaliknya tidak dapat membantu secara
masing – masing dalam menimbulkan minat
pembelian.
Saran
1. Bagi perusahaan yaitu pihak FreshCare,
penting untuk memperhatikan pemilihan
celebrity endoser yang akan dijadikan bintang
iklan demi tercapainya tujuan yang ingin
dicapai melalui iklan tersebut. Serta
diharapkan untuk dapat terus menampilkan
iklan – iklan yang kreatif, nyaman dilihat dan
didengar agar konsumen dapat lebih mudah
mengingkat iklan yang ditampilkan. Hal ini
penting untuk dilakukan untuk memudahkan
konsumen untuk memutuskan pilihan diantara
banyaknya pilihan di industi minyak angin
aromatherapy yang ada di Indonesia.
2. Bagi penelitian ke depan mempertimbangkan
variabel – variabel lain yang secara teoritis
mampu mempengaruhi minat beli konsumen
di industri periklanan selain peripheral
communication processing. Selain itu,
disarankan untuk mencoba objek penelitian
lain yang menggunakan celebrity endorser
yang berbeda. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan keakuratan temuan terkait
faktor penyebab minat beli dalam sebuah
iklan.
DAFTAR PUSTAKA
Assael, H. (1998). Consumer Behavior and
Marketing Action (6th ed.). Ohio:
South Westren College.
Blech, G. E., & Blech, M. A. (2003).
Advertising and Promotion (6th ed.).
The McGraw-Hill.
Bruner II, G. C. (2009). Marketing Scale
Handbook (Vol. V). United State of
America: GCBII Production.
Bruner II, G. C. (2012). Marketing Scales
Handbook (Vol. VI). United State of
America: GCBII Production.
Durianto, D., Sugiarto, Widjaja, A. W., &
Supratikno, H. (2003). Invasi Pasar
dengan Iklan yang Efektif. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fauzi, A. (2017, Februari 02). Nielsen
Perkirakan Belanja Iklan di Media
pada 2017 Akan Tetap Tumbuh.
Dipetik September 12, 2017, dari
Kompas.com:
http://ekonomi.kompas.com/read/201
7/02/02/050000826/nielsen.perkiraka
n.belanja.iklan.di.media.pada.2017.ak
an.tetap.tumbuh
Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian
Manajemen (Kelima ed.). Semarang:
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS
(5th ed.). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Dipenegoro.
Hoyer, W. D., & Maclnnis, D. J. (2008).
Consumer Behavior (5th ed.). USA:
Cengage Learning.
Kendali di Tangan Para Lansia. (2010,
Maret). AGBNielsen Newsletter, 3.
Mehta, A. (1994). How Advertising
Response Modelling (ARM) Can
Increase Ad Effectiveness. Journal of
Advertising Research, 62-74.
Menon, M. K., Boone, L. E., & Rogers, H. P.
(t.thn.). Celebrity Advertising: An
Assessment of Its Relative
Effectiveness.
Perbawaningsih, Y. (2012). Menyoal
Elaboration Liklihood Model (ELM).
Jurnal Ilmu Komunikasi, IX.
Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2017). Cara
Mudah Menggunakan Dan Memaknai
Path Analysis (Analisis Jalur).
Bandung: Alfabeta.
Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...