Top Banner
Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018 57 ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION PROCESSING DENGAN PENGGUNAAN AGNEZ MO SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER PADA IKLAN FRESHCARE TERHADAP MINAT BELI (Studi Pada Konsumen FreshCare Di Kota Banjarmasin) Ahmad Nuryadi 1 , Ikhwan Faisal 1 , Arief Budiman 1 , 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Peripheral Communication Processing (yang terdiri atas Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan) melalui Sikap Terhadap Iklan terhadap Minat Beli konsumen di Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 105 orang Laki laki dan Perempuan di Banjarmasin yang pernah melihat iklan FreshCare di televisi. Analisis Jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kausalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan signifikan mempengaruhi Minat Beli melalui Sikap Terhadap Iklan, tetapi Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan tidak signifikan mempengaruhi secara langsung pada Minat Beli. Hal tersebut membuktikan penggunaan celebrity endorser yang dapat menarik perhatian dapat membujuk penonton televisi dengan kredibilitasnya sebagai seseorang yang terkenal serta menampilkan iklan dengan memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan, pemilihan warna dan intonasi suara dalam iklan dapat mempengaruhi minat beli apabila terbentuk respon yang baik setelah melihat tayangan iklan. Kata Kunci: Peripheral Communication Processing, Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan, Persepsi Terhadap Iklan, Celebrity Endorser, Sikap Terhadap Iklan, Minat Beli. Abstract This research aims to analyze the Influence of Peripheral Communication Processing (which consist of Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought) through Attitude towards Ad toward Purchase Intention of Consumers in Banjarmasin. The Sampling Tehcnique that been used in this research is Purposive Sampling. The questionnaires of this research had been distributed to 105 man and woman in Banjarmasin who had seen FreshCare ads in television. Path Analysis are used to analyze the relationship between variabel. This research is categorized as Causal Research. The result of this research shows that Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought give significant influences to Purchase Intention through Attitude toward Ads, but Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought dont give significant influence directly to Purchase Intention. This proves that the use of Celebrity Endorser can attract the attention, persuade the audience with their credibility as a famous person and show the ads by paying attention to creativity of the ads, quality and the display, the color option and voice intonation in ads that can give influences to purchase intention if good responds are formed after watching the ads. Keywords: Peripheral Communication Processing, Ad Source-Oriented Thought, Ad Execution Thought, Celebrity Endorser, Attitude Toward Ad, Purchase Intention. Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 3. No. 2. September 2019 Hal. 57 - 69 JSMK ISSN: 2597-467X http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]
13

ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Nov 25, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 2. No.1. Maret 2018

57

ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION PROCESSING DENGAN

PENGGUNAAN AGNEZ MO SEBAGAI CELEBRITY ENDORSER PADA IKLAN

FRESHCARE TERHADAP MINAT BELI

(Studi Pada Konsumen FreshCare Di Kota Banjarmasin)

Ahmad Nuryadi1 , Ikhwan Faisal

1, Arief Budiman

1,

1)Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Peripheral Communication Processing (yang

terdiri atas Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan) melalui Sikap Terhadap

Iklan terhadap Minat Beli konsumen di Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik sampling purposive. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 105 orang Laki –

laki dan Perempuan di Banjarmasin yang pernah melihat iklan FreshCare di televisi. Analisis Jalur

digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian

kausalitas. Hasil penelitian ini menunjukkan Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi

Terhadap Iklan signifikan mempengaruhi Minat Beli melalui Sikap Terhadap Iklan, tetapi Persepsi

Terhadap Sumber/Model Iklan dan Persepsi Terhadap Iklan tidak signifikan mempengaruhi secara

langsung pada Minat Beli. Hal tersebut membuktikan penggunaan celebrity endorser yang dapat menarik

perhatian dapat membujuk penonton televisi dengan kredibilitasnya sebagai seseorang yang terkenal serta

menampilkan iklan dengan memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan, pemilihan

warna dan intonasi suara dalam iklan dapat mempengaruhi minat beli apabila terbentuk respon yang baik

setelah melihat tayangan iklan.

Kata Kunci: Peripheral Communication Processing, Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan, Persepsi

Terhadap Iklan, Celebrity Endorser, Sikap Terhadap Iklan, Minat Beli.

Abstract

This research aims to analyze the Influence of Peripheral Communication Processing (which consist of

Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought) through Attitude towards Ad toward Purchase

Intention of Consumers in Banjarmasin. The Sampling Tehcnique that been used in this research is

Purposive Sampling. The questionnaires of this research had been distributed to 105 man and woman in

Banjarmasin who had seen FreshCare ads in television. Path Analysis are used to analyze the

relationship between variabel. This research is categorized as Causal Research. The result of this

research shows that Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution Thought give significant influences

to Purchase Intention through Attitude toward Ads, but Ad Source-Oriented Thought and Ad Execution

Thought dont give significant influence directly to Purchase Intention. This proves that the use of

Celebrity Endorser can attract the attention, persuade the audience with their credibility as a famous

person and show the ads by paying attention to creativity of the ads, quality and the display, the color

option and voice intonation in ads that can give influences to purchase intention if good responds are

formed after watching the ads.

Keywords: Peripheral Communication Processing, Ad Source-Oriented Thought, Ad Execution Thought,

Celebrity Endorser, Attitude Toward Ad, Purchase Intention.

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan

Vol. 3. No. 2. September 2019

Hal. 57 - 69

JSMK ISSN: 2597-467X

http://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jsmk

Alamat surat elektronik penulis, e-mail: [email protected]

Page 2: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

58

PENDAHULUAN

Besarnya minat masyarakat untuk menonton

televisi membuat para pemasar melirik televisi

sebagai alat promosi mereka. “Menurut Hellen

Katherina, selaku Executive Director Head of

Media Business Nielsen Indonesia, menjelaskan

bahwa Nielsen Indonesia mencatat belanja iklan

di televisi dan media cetak tahun 2016

mencapai Rp 134,8 triliun. Jumlah itu naik 14

persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp

118 triliun” (Fauzi, 2017).

Mengingat besarnya biaya iklan, maka perlu

dikaji efektivitas iklan yang ditayangkan

(Durianto et al, 2003). Banyaknya jumlah iklan

yang tayang di televisi juga dapat menimbulkan

kemungkinan kecil sebuah iklan lepas dari

perhatian penonton. Adapun kecenderungan

penononton televisi yang sering mengganti

saluran televisinya ke saluran lain ataupun

meninggalkan ruangan ketika siaran acara yang

ditontonnya memasuki commercial break.

Timbulnya kemungkinan-kemungkinan

sebuah iklan tidak diperhatikan penonton atau

sasaran konsumen dari pengiklan. Oleh sebab

itu, muncul metode-metode yang digunakan

untuk mengetahui efektifitasnya, yakni sebagai

berikut: “EPIC Model, CRI (Customer

Response Index), CDM (Consumer Decision

Model) dan DRM (Direct Rating Method)”

(Durianto et al, 2003). Adapun metode lain

yang dapat digunakan untuk mengukur

efektivitas iklan, yaitu “AIDA (Attention,

Interest, Desire, Action) yang dikemukakan

oleh E. St Elmo Lewis” (Wijaya, 2012) dan

ARM (Advertising Response Model) yang

dikemukakan oleh Abilasha Mehta (Mehta,

1994). Namun, dari metode-metode tersebut

hanya metode ARM (Advertising Response

Model) dari Abhilasha Mehta yang mengukur

efektivitas iklan dari sudut pandang endorser.

Penelitian ini adalah penelitian replikasi

sebagian yang dilakukan oleh Mehta (1994).

Replikasi sebagian dilakukan dengan hanya

menguji hipotesis yang menyertakan beberapa

variabel seperti peripheral communication

processing, sikap terhadap iklan dan minat beli.

Peneliti tidak memuat variebel central

communication processing dikarenakan pada

penelitian ini lebih berfokus pada penggunaan

celebrity endorser saja dan tidak

membandingkan antara celebrity endorser dan

non-celebrity endorser seperti yang dilakukan

oleh Mehta (1994). Berkaitan dengan hal

tersebut penelitian ini juga tidak memuat

variabel sikap terhadap merek karena penelitian

ini tidak berfokus pada merek (brand) dari

tayangan sebuah iklan, melainkan berfokus

pada bagaimana respon konsumen terhadap

endorser yang digunakan di dalam iklan.

Di Indonesia, selebriti endorser bukanlah hal

yang baru. Para pengiklan sering sekali

menggandeng aktor, aktris, penyanyi, atlet

untuk membintangi iklan produk mereka.

Namun, dengan digunakannya selebriti sebagai

bintang iklan tidaklah menjamin bahwa produk

yang diiklankan akan diterima di masyarakat.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

apakah produk yang diiklankan akan diterima

atau tidak di masyarakat, maka penting bagi

pengiklan sebisa mungkin membuat iklan yang

unik, kreatif, atraktif yang dapat menarik

perhatian masyarakat.

Berkaca dari hal tersebut, MNC Media, yang

tegabung dalam MNC Group, mencoba untuk

memberikan apresiasi kepada “para insan

kreatif di industri periklanan Tanah Air atas

karya iklan televisi yang dinilai paling

komunikatif melalui program Bright Award

Indonesia 2016” (Wulandari, 2016). Hasilnya

menunjukkan sebagian besar dari total 1.700

responden yang telah di survey lebih menyukai

Agnes Monica, sehingga dinobatkan sebagai

Bintang Iklan Wanita Terfavorit.

Tabel 1. Top Brand Award Kategori Minyak Angin

Aromatherapy (2012 - 2017)

Sumber: Top Brand Award, 2018

Salah satu pengiklan yang berhasil adalah

PT. Ultra Sakti dengan produknya yaitu

FreshCare. Hal tersebut dapat dilihat dari

peringkat FreshCare pada data Top Brand

Award untuk kategori minyak angin

aromatherapy yang selama 5 tahun terakhir

selalu menjadi peringkat 1. Hal ini seakan

berbanding lurus dengan terpilihnya Agnez Mo

yang merupakan bintang ilan dan juga brand

ambassador FreshCare sebagai Bintang Iklan

Wanita Terfavorit pada program Bright Award

Indoensia 2016.

Sejak awal meluncurkan produk FreshCare

pada tahun 2011, PT. Ultra Sakti menggandeng

Agnes Monica Mujito atau yang lebih dikenal

TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP TBI TOP

Fresh Care 38,7 TOP 84,9 TOP 85,4 TOP 82 TOP 77,2 TOP 77,9 TOP

Safe Care 31,1 TOP 9,6 6 7,2 7,7 8,7

Medicated Oil - - - - - 4,3

V-Fresh - - 0,9 2,7 2,8 2,6

Aromatic - - - - 0,6 0,8

2017Merek

2012 2013 2014 2015 2016

Page 3: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

59

dengan sebutan Agnez Mo sebagai bintang

iklan dan sekaligus dipercaya sebagai brand

ambassador produknya. Meskipun bukan faktor

utama dalam keberhasilan FreshCare menguasai

pangsa pasar minyak angin aromatherapy tetapi

pemilihan Agnez Mo sebagai celebrity endorser

adalah langkah awal dalam pengenalan

FreshCare ke konsumen. Terlebih lagi pangsa

pasar yang dituju oleh FreshCare adalah semua

kalangan usia. Agnez Mo yang merupakan artis

muda berbakat dianggap dapat mampu

menyampaikan pesan bahwa anak muda tidak

perlu malu untuk menggunakan minyak angin

yang kaya manfaat karena FreshCare bukanlah

minyak angin tradisional seperti pada umumnya

yang memiliki aroma menyengat, melainkan

minyak angin modern dengan banyak varian

aromatherapy dan pilihan rasa panas yang

beragam sesuai usia dan kebutuhan

penggunanya.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang

menunjukkan betapa besarnya dana yang

dikeluarkan untuk iklan di televisi, maka

penting untuk mengetahui seberapa efektifnya

sebuah iklan apabila dilihat dari sudut pandang

celebrity endorser yang digunakan. Karena hal

tersebut variabel peripheral communication

processing dari penelitian Abilasha Mehta

(1994) dapat digunakan untuk mengetahui

efektivitas dari iklan FreshCare. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektivias dari

iklan FrashCare dengan mengangkat judul

“Analisis Pengaruh Peripheral Communication

Processing Dengan Penggunaan Agnez Mo

Sebagai Celebrity Endorser Pada Iklan

FreshCare Terhadap Minat Beli”.

TINJAUAN PUSTAKA

Iklan

Menurut Hoyer dan Maclnnis (2008) tujuan

dari sebuah iklan adalah untuk meningkatkan

pengetahuan merek (brand knowledge) dan

mendorong sikap postif terhadap iklan.

Durianto et. al. (2003) menyatakan bahwa

“iklan merupakan suatu proses komunikasi

yang bertujuan untuk membujuk atau

menggiring orang untuk mengambil tindakan

yang menguntungkan bagi pihak pembuat

iklan”.

Peripheral Communication Processing

Schiffman & Kanuk (2000:186) menyatakan

bahwa “Elaboration Likelihood Model (ELM)

suggest that a person’s level of involement

during message processing is a critical factor in

determining which route to persuasion is likely

to be effective. ELM menjelaskan bahwa sikap

dapat dibentuk secara lebih permanen atau

temporer tergantung pada alur pengolahan

pesan. Istilah rute pengolahan pesan yakni rute

pusat (central route) dan rute pinggiran

(peripheral route)” (Perbawaningsih, 2012).

Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan

Menurut Menon (t.thn) menjelaskan selebriti

endorser “described as one who is publicly

recognized and who use that recognition to

further the goals of marketers by appearing in

advertisements directed at consumers” dan non-

selebriti endorser adalah “a person who, prior

to placement in the campaign, has no public

notoriety but appears in an advertisement for

the product”. Menurut Shimp (2003) “bintang

iklan selebritis (celebrity endorser) yang

merupakan tokoh (aktor, penghibur, atau atlet)

yang dikenal masyarakat karena prestasinya dan

berperan sebagai orang yang berbicara tentang

produk, yang pada akhirnya dapat

mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen

yang menunjuk pada produk yang

didukungnya”.

Persepsi Terhadap Iklan

Blech dan Blech (2003:114) mengatakan:

“Consumers do not remember all the

information they see, hear, or read even

after attending to and comprehending

it. Advertisers attempt to make sure

information will be retained in the

consumer’s memory so that it will be

available when it is time to make a

purchase. Mnemonics such as symbols,

rhymes, associations, and images that

assist in the learning and memory

process are helpful.”

Meskipun saat konsumen tidak

memperhatikan iklan dengan seksama, namun

dengan menggunakan stimulus seperti symbol,

irama, keserasian dan gambar dapat

memperkuat persepsi konsumen terhadap

sebuah iklan.

Sikap Terhadap Iklan Assael (1998) mendefinisikan ”Attitude

toward the ad is the consumer`s predisposition

to respond favorably or anfavorably to a

Page 4: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

60

particular ad”. Sependapat dengan hal tersebut,

Blech dan Blech (2003) menyatakan sikap

terhadap iklan adalah “represents the receivers’

feelings of favorability or unfavorability toward

the ad”.

Minat Beli

Niat untuk membeli merupakan sesuatu

yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu, serta berapa

banyak unit produk yang dibutuhkan pada

periode tertentu. Niat beli merupakan

pernyataan mental konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah

produk dengan merek tertentu. Niat beli

terbentuk dari sikap konsumen terhadap produk

dan keyakinan konsumen terhadap kualitas

produk. Semakin rendah keyakinan konsumen

terhadap suatu produk akan menyebabkan

menurunnya niat beli konsumen (Durianto et al,

2003:109).

Pengaruh Peripheral Communication

Processing dan Sikap Terhadap Iklan

Terhadap Minat Beli

Menurut Mehta (1994) “pada iklan dengan

celebrity endorser ditampilkan, maka fokusnya

terletak pada bintang iklan tersebut, sedangkan

pada iklan dengan non-celebrity endorser

perhatian lebih fokus terhadap produk dan

atribut merek”. Bintang iklan selebritis

(celebrity endorser) yang merupakan tokoh

(aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal

masyarakat karena prestasinya dan berperan

sebagai orang yang berbicara tentang produk,

yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sikap

dan perilaku konsumen yang menunjuk pada

produk yang didukungnya (Shimp, 2003).

Sikap konsumen terhadap suatu produk akan

menjadi positif apabila iklan yang ditampilkan

diminati oleh konsumen potensial. Sebaliknya,

apabila sikap konsumen terhadap suatu produk

menjadi negatif, hal itu diakibatkan oleh iklan

yang ditayangkan tidak diminati dan dapat

berakibatkan mengurangi minat beli produk

(Durianto et al, 2003;107).

Respon yang ditunjukkan penonton dapat

menjadi penting karena dapat menunjukkan

efektivitas iklan (Tanjung dan Hudrasyah,

2016). Durianto et al (2003;74) menyatakan

bahwa sikap terhadap suatu iklan berfungsi

sebagai peramal yang signifikan atas sikap

terhadap produk. Menurut Engel et al, (2005)

dalam Wibowo (2015) berpendapat bahwa

minat beli sebagai kekuatan pendorong atau

sebagai motif yang bersifat instristik yang

mampu mendorong seseorang untuk menaruh

perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa

paksaan dan selektif pada satu produk untuk

kemudian mengambil keputusan membeli atau

tidak. Hal ini dimungkinkan oleh adanya

kesesuaian dengan kepentingan individu yang

bersangkutan serta memberi kesenangan,

kepuasan pada dirinya. Jadi sangatlah jelas

bahwa minat beli diartikan sebagai suatu sikap

menyukai yang ditujukan dengan

kecenderungan untuk selalu membeli yang

disesuaikan dengan kesenangan dan

kepentingannya.

Kerangka Pikir dan Hipotesis

Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada

serta pemahaman terhadap penelitian Mehta

(1994) yang berjudul “How Advertising

Response Modeling (ARM) Can Increase Ad

Effectiveness”, maka kerangka pikir penelitian

ini adalah sebagai bertikut:

Sumber: Metha, 1994

Gambar 1. Kerangka Pikir

Page 5: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

61

Hipotesis

H1: Diduga peripheral communication

processing berpengaruh dengan

pembentukan sikap terhadap iklan

H2: Diduga sikap terhadap iklan

berpengaruh terhadap pembentukan

minat beli

H3: Diduga peripheral communication

processing berpengaruh dengan

keinginan untuk melakukan minat beli

melalui sikap terhadap iklan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kausalitas. “Penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab – akibat (cause – effect) antar beberapa variabel” (Ferdinand, 2014: 7).

Masyarakat Kota Banjarmasin yang telah melihat iklan FreshCare adalah populasi penelitian ini, sedangkan untuk sampel diambil dengan menggunakan metode teknik sampling purposive. “Teknik sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2014:85). Adapun kriteria responden adalah sebagai berikut: (1) responden adalah orang yang berada di Kota Banjarmasin (2) responden telah melihat iklan FreshCare yang memuat sosok Agnez Mo (3) responden tersebut bersedia memberikan informasi untuk dijadikan sebagai sampel.

Analisis jalur digunakan sebagai teknis analisis untuk penelitian ini. Analisis ini menggunakan diagram jalur sebagai konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Pada hubungan yang kompleks, dimana variabel dependen yang digunakan lebih dari satu, sehingga memerlukan serangkaian persamaan regresi. Teknik pengumpulan data berupa data primer yang didapatkan dari hasil dari kuesioner.

Terdapat dua metode dalam analisis jalur, yakni metode dekomposisi dan metode trimming. “Metode dekomposisi adalah model yang menekankan pada pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan korelasional yang terhadi antar variabel eksogen tidak termasuk dalam perhitungan ini” (Durianto et al, 2003:151). Lalu, dalam

penelitian ini menggunakan “metode trimming, yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Jadi, model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan, ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih variabel yang tidak signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan” (Riduwan dan Kuncoro, 2017).

Model umum path analysis menurut Schumaker dan Lumox (1996) dalam Riduwan & Kuncoro (2017) terdiri dari:

Page 6: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

62

Mengacu pada 3 model yang dikemukakan

Schumaker dan Lumox, maka penelitian ini

termasuk dalam Independent Path Model.

Definisi Operasional Variabel

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Sumber

Persepsi

Terhadap

Sumber /

Model (X1)

Persepsi sumber merupakan respon yang

tertuju pada sumber atau model yang

mengkomunikasikan iklan

1. Kredibilitas model iklan

(credibility)

2. Model iklan yang atraktif

(attractiveness)

3. Kemampuan model untuk

membujuk (power)

Belch dan

Belch (2003)

Persepsi

Terhadap

Iklan (X2)

Persepsi iklan merupakan representasi

perasaan suka atau tidak suka terhadap

iklan.

1. Kreativitas iklan

2. Kualitas dari tampilan iklan

3. Pemilihan warna

4. Intonasi suara dalam iklan

Belch dan

Belch (2003)

Sikap

Terhadap

Iklan (Z)

Sikap terhadap iklan adalah

kecenderungan konsumen untuk

merespon dengan baik atau tidak baik

terhadap sebuah iklan.

1. Tampilan iklan secara

keseluruhan

2. Ketertarikan terhadap iklan secara

kesluruhan

3. Iklan yang persuasif

4. Perasaan suka

Assael (1998),

Bruner II

(2012)

MInat Beli

(Y)

Minat beli merupakan kecenderungan

konsumen untuk membeli suatu merek

atau mengambil tindakan yang

berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan

konsumen melakukan pembelian.

1. Mempertimbangkan untuk

membeli

2. Tertarik untuk mencoba.

3. Ingin memiliki produk.

Assael (1998),

Bruener II

(2009),

Bruener II

(2012)

Sumber: Berbagai Jurnal Penelelitian.

HASIL & PEMBAHASAN

Masyarakat Kota Banjarmasin yang telah

melihat iklan FreshCare yang memuat sosok

Agnez Mo yang menjadi responden penelitian

ini sebanyak 105 orang (46,7% laki – laki &

53,3% perempuan). Penyebaran kuesioner

dilakukan secara face to face pada 4 – 19

Desember 2017.

Responden pada penelitian ini didominasi

oleh konsumen FreshCare yang berkisar umur

diantara 15-19 tahun yaitu sebanyak 30,4%,

lalu umur diantara 20-24 tahun sebanyak

25,7%. Hal tersebut sejalan dengan pemberitaan

surat kabar AGBNielsen Newsletter Edisi 3,

Maret 2010 bahwa usia muda lebih

mendominasi populasi TV, dimana umur

diantara 20-29 menempati posisi tertinggi

komposisi dalam populasi TV sebesar 20,1%.

Sejalan dengan umur responden yang

didominasi umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun,

dimana umur responden tersebut masih

berstatus sebagai pelajar/mahasiswa.

Responden dalam penelitian ini menyatakan

76,2% mengingat iklan FreshCare. Adapun

kecenderungan penononton televisi yang sering

mengganti saluran televisinya ke saluran lain

ataupun meninggalkan ruangan ketika siaran

acara yang ditontonnya memasuki commercial

break membuat 21,9% diantaranya menyatakan

samar – samar dan 1,9% menyatakan tidak

meningat iklan FreshCare.

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

untuk degree of freedom (df) = n – 2, dimana n

= jumlah sample. Jika r hitung > r table dan

nilai positif maka butir atau indikator tersebut

dikatakan valid (Ghozali, 2013:53). Sebagai

acuan nilai degree of freedom (df) = 105 – 2,

dari rtabel yang digunakan adalah sebesar 0,191.

Berdasarkan hasil yang dihitung berdasarkan

syarat signifikansi di atas didapatkan seluruh

variabel mempunyai nilai rhitung lebih besar dan

dinyatakan valid.

Page 7: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

63

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel (Ghozali, 2013:47). Suatu konstruk

dapat diterima jika memiliki alpha cronbach

(α) di atas 0.70 (Nunnally dalam Ghozali,

2013:48). Dari hasil olah data yang dilakukan

seluruh variabel memiliki nilai (α) di atas 0.70

dan dinyatakan reliabel.

Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah

spesifikasi model yang digunakan sudah benar

atau tidak dengan taraf signifikansi 0,05”

(Ghozali, 2013:166). Nilai signifikasi hasil

pengujian dari masing – masing variabel lebih

besar dari 0,05, artinya terdapat hubungan yang

linier antara variabel independen dengan

variabel dependen.

Uji Asumsi Klasik

a). Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas di dalam model regresi

dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai

variable inflation factor (VIF). Nilai yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai VIF > 10 dan

juga nilai tolerance < 0.10” (Ghozali,

2013:106). Berdasarkan dari hasil uji

multikolinieritas didapati nilai VIF dari

variabel independen berada di bawah

angka 10 dan nilai tolerance di atas 0,10

yang artinya tidak terdapat gejala

multikolinieritas.

b). Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Untuk melihat adanya gelaja

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan Uji Glesjer, apabila

probabilitas signifikansinya di atas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak ada gejala

heteroskedastisitas” (Ghozali, 2013:143).

Hasil uji memperlihatkan seluruh variabel

bebas dari gejala heteroskedastisitas karena

angka signifikansinya berada di atas 0,05.

c). Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:160) “uji

normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal.

Uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-

Smirnov (K-S)”. Pada umumnya, apabila

nilai Kolmogorov – Smirnov < 0,05, maka

data tidak normal. Berdasarkan hasil dari

Uji Normalitas dengan menggunakan Uji

Komogorov-Smirnov Test dimana nilai

Unstandardized Residual yang digunakan

didapat dari variabel X1, X2 dan Z,

didapati nilai signifikansinya lebih besar

dari 0,05, sehingga data dinyatakan

berdistribusi normal.

Hasil Analisis

Analisis pada hubungan-hubungan struktur

model (uji hipotesis) bisa digunakan setelah

kriteria – kriteria Uji Asumsi Klasik terpenuhi

dalam model. Pengujian hipotesis didasarkan

pada hasil analisis nilai regresi pada SPSS 21

yaitu pada hasil Coefficients. Pengujian

hipotesis dilihat dari nilai Sig. dibawah < 0,05,

maka hipotesis itu diterima. Hasil uji analisis

dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5

berikut:

Page 8: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

64

Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Z

pada iklan FreshCare di Banjarmasin

Pada penelitian ini, variabel X1 dan X2

berpengaruh terhadap Z pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil

perhitungan yang menunjukkan nilai thitung

variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model

Iklan (3,005) lebih besar daripada nilai ttabel

sebesar (1.983) dan nilai thitung Persepsi

Terhadap Iklan (7,516) yang lebih besar

daripada nilai ttabel sebesar (1.983). Selain itu

didapat nilai Fhitung sebesar 63,453 lebih besar

dari nilai Ftabel sebesar 2,46 dan nilai sig. F

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi 5% (0,05), artinya variabel

independen berpengaruh secara simultan

terhadap variabel dependen, maka Hipotesis 1

“Diduga peripheral communication processing

berpengaruh dengan pembentukan sikap

terhadap iklan” diterima.

Target konsumen FreshCare dalam

penelitian ini menyatakan 76,2% mengingat

iklan FreshCare. Hal tersebut menunjukkan

iklan FreshCare berhasil membuat iklan yang

baik sehingga dapat terpatri dalam benak

konsumen.

Pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y

melalui Z pada iklan FreshCare di

Banjarmasin

Pada penelitian ini, variabel X1 dan X2

tidak berberpengaruh secara langsung terhadap

Y melalui Z pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil

perhitungan yang menunjukkan nilai thitung

variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model

Iklan (-0,534) lebih kecil daripada nilai ttabel

sebesar (1.983) dan nilai thitung Persepsi

Terhadap Iklan (1,578) yang lebih kecil

daripada nilai ttabel sebesar (1.983). Namun

berpengaruh secara tidak langsung, didapat nilai

Fhitung sebesar 20,698 lebih besar dari nilai

Ftabel sebesar 2,46 dan nilai sig. F sebesar

0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%

(0,05), artinya variabel independen berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen,

maka Hipotesis 3 “Diduga peripheral

communication processing mempengaruhi

keinginan untuk melakukan minat beli melalui

sikap terhadap iklan” diterima.

Target konsumen FreshCare yang menjadi

responden dalam penelitian ini menyatakan

21,9% diantaranya menyatakan samar – samar

dan 1,9% menyatakan tidak meningat iklan

FreshCare. Hal tersebut menunjukkan adanya

kemungkinan kecil iklan FreshCare lepas dari

perhatian penonton televisi, dengan kurangnya

informasi yang didapat membuat sebagian

penonton tidak memiliki keinginan untuk

membeli.

Hasil pengujian menunjukkan terdapat

koefisien yang tidak signifikan, yakni variabel

X1 dan X2, sehingga Sub-Struktural 2 – Model

1 memerlukan perbaikan dengan menggunakan

metode trimming, dengan mengeluarkan

variabel X1 dan X2 karena koefisiennya tidak

signifikan. Lalu diulang atau diuji lagi pada

Sub-Struktural 2 – Model 2 dimana variabel

Page 9: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

65

independen X1 dan X2 tidak diikutsertakan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Pengaruh variabel Z terhadap Y pada iklan

FreshCare di Banjarmasin

Pada penelitian ini, variabel Z berpengaruh

terhadap Y pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hal ini berdasarkan hasil

perhitungan yang menunjukkan bahwa nilai

thitung variabel Persepsi Terhadap Sumber/Model

Iklan (7,700) lebih besar daripada nilai ttabel

sebesar (1.983), maka Hipotesis 2 “Diduga

sikap terhadap iklan berpengaruh terhadap

pembentukan minat beli” diterima.

Responden didominasi oleh konsumen

FreshCare yang berkisar umur diantara 15-19

tahun yaitu sebanyak 30,4% dan umur diantara

20-24 tahun sebanyak 25,7% yang kekinian.

Hal tersebut menunjukkan konsumen yang

berumur muda sudah mulai tertarik untuk

menggunakan minyak angin aromatherapy

FreshCare, berbeda dengan sebelumnya dimana

minyak angin dipersepsikan hanya untuk orang

tua.

Selanjutnya akan dibuat model struktural

yang menggabungkan sub-struktural 1 dengan

sub-struktural 2 seperti di bawah ini:

Page 10: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

66

Dalam hubungan kausal di atas terdapat

pengaruh langsung (PL) dan pengaruh tidak

langsung (PTL) yang diuraikan sebagai berikut:

Pzx1 : PL variabel X1 terhadap variabel

Z sebesar 0,236

Pzx2 : PL variabel X2 terhadap variabel

Z sebesar 0,590.

Pyz : PL variabel Z terhadap variabel Y

sebesar 0,604.

Pyx1 : PTL variabel X1 terhadap

variabel Y melalui variabel Z

adalah perkalian antara nilai beta

X1 terhadap Z sebesar 0,236,

dengan nilai koefisien Z terhadap

Y sebesar 0,604, sehingga

didapat PTL sebesar 0,236 x

0,604 = 0,142. Maka didapatkan

pengaruh total X1 terhadap Y

sebesar 0,142.

Pyx2 : PTL variabel X2 terhadap

variabel Y melalui Z adalah

perkalian antara nilai beta X2

terhadap Z sebesar 0,590, dengan

nilai koefisien Z terhadap Y

sebesar 0,604, sehingga didapat

PTL sebesar 0,590 x 0,604 =

0,356. Maka didapatkan

pengaruh total X2 terhadap Y

sebesar 0,356.

Tabel 6. Rangkuman Koefisien Jalur Secara Langsung dan Tidak Langsung serta Pengaruh

Total Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Implikasi Penelitian

Implikasi hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1) Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan (X1)

terdiri atas credibility, attractiveness dan

power. Hasil penelitian menunjukkan:

a) bahwa X1 berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap Z pada iklan

FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini

menunjukkan bahwa dengan

memperhatikan credibility, attractiveness

dan power, maka dapat menimbulkan

Sikap Terhadap Iklan dari target

konsumen FreshCare di Banjarmasin.

Target konsumen FreshCare yang

menjadi responden dalam penelitian ini

menyatakan 76,2% mengingat iklan

FreshCare, itu artinya dalam penggunaan

celebrity endorser maka FreshCare perlu

lebih memperhatikan atribut credibility,

attractiveness dan power jika hendak

meningkatkan pengaruh sikap terhadap

iklan.

b) bahwa X1 tidak berpengaruh secara

signifikan dan negatif terhadap Y pada

iklan FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini

menunjukkan bahwa dengan credibility,

attractiveness dan power, maka tidak

dapat menimbulkan minat beli dari target

konsumen FreshCare di Banjarmasin.

Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan

ditujukan agar dapat menarik perhatian

dan membujuk penonton televisi dengan

kredibilitasnya sebagai seseorang yang

terkenal. Namun dalam penelitian ini

Persepsi Terhadap Sumber/Model Iklan

tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Minat Beli meskipun hasil

analisis kuesioner variabel Minat Beli

menunjukkan Grand Mean sebesar 3,96,

dimana keseluruhan responden merespon

Page 11: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

67

baik dan suatu saat nanti akan melakukan

pembelian produk FreshCare. Target

konsumen FreshCare yang menjadi

responden dalam penelitian ini

menyatakan 21,9% diantaranya

menyatakan samar – samar dan 1,9%

menyatakan tidak mengingat iklan

FreshCare, itu artinya ada kemungkinan

dari target konsumen FreshCare tidak

dipengaruhi oleh iklan FreshCare tetapi

berminat untuk membeli yang

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

2) Persepsi Terhadap Iklan (X2) terdiri atas

kreativitas iklan, kualitas dari tampilan iklan,

pemilihan warna dan intonasi suara dalam

iklan. Hasil penelitian menunjukkan:

a) bahwa X2 berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap Z pada iklan

FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini

menunjukkan bahwa dengan

memperhatikan kreativitas iklan, kualitas

dari tampilan iklan, pemilihan warna dan

intonasi suara dalam iklan maka tidak

dapat menimbulkan Sikap Terhadap

Iklan dari target konsumen FreshCare di

Banjarmasin. Target konsumen

FreshCare yang menjadi responden

dalam penelitian ini menyatakan 76,2%

mengingat iklan FreshCare, itu artinya

dalam penayangan iklan FreshCare perlu

lebih memperhatikan kreativitas iklan,

kualitas dari tampilan iklan, pemilihan

warna dan intonasi suara dalam iklan jika

hendak meningkatkan pengaruh sikap

terhadap iklan. Persepsi Terhadap Iklan

mengacu bagaimana tampilan sebuah

iklan dapat tampil dengan baik, enak

untuk dilihat dan enak untuk didengar.

b) bahwa X2 tidak berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap Y pada

iklan FreshCare di Banjarmasin. Hasil ini

menunjukkan bahwa dengan

memperhatikan kreativitas iklan, kualitas

dari tampilan iklan, pemilihan warna dan

intonasi suara dalam iklan maka secara

tidak langsung dapat menimbulkan Minat

Beli dari target konsumen FreshCare di

Banjarmasin, meskipun hasil analisis

kuesioner variabel Minat Beli

menunjukkan Grand Mean sebesar 3,96,

dimana keseluruhan responden merespon

baik dan suatu saat nanti akan melakukan

pembelian produk FreshCare. Target

konsumen FreshCare yang menjadi

responden dalam penelitian ini

menyatakan 21,9% diantaranya

menyatakan samar – samar dan 1,9%

menyatakan tidak mengingat iklan

FreshCare, itu artinya ada kemungkinan

dari target konsumen FreshCare,

meskipun tidak melihat iklan FreshCare

tetapi berminat untuk membeli yang

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian ini.

3) Sikap Terhadap Iklan (Z) terdiri atas

tampilan iklan secara keseluruhan,

ketertarikan terhadap iklan secara

keseluruhan, iklan yang persuasif dan

perasaan suka. Hasilnya menunjukkan bahwa

Z berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap Y pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hasil ini menunjukkan bahwa

dengan memperhatikan tampilan iklan secara

keseluruhan, ketertarikan terhadap iklan

secara keseluruhan, iklan yang persuasif dan

perasaan suka dapat menimbulkan minat beli

dari target konsumen FreshCare di

Banjarmasin. Responden dalam penelitian ini

didominasi oleh konsumen FreshCare yang

berkisar umur diantara 15-19 dan umur

diantara 20-24 tahun yang kekinian, sehingga

harus menampilkan iklan yang secara

keseluruhan dapat disukai oleh target

konsumen, khususnya target konsumen

muda. Hal tersebut diharapkan dapat

mendorong timbulnya minat beli.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan

adalah:

1. Peripheral communication processing yang

terdiri atas persepsi terhadap sumber/model

iklan dan persepsi terhadap iklan secara

parsial dan simultan berpengaruh terhadap

sikap terhadap iklan pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa

FreshCare telah membuat keputusan yang

tepat dengan menggunakan Agnez Mo

sebagai celebrity endorser yang dapat menarik

perhatian dan membujuk penonton televisi

dengan kredibilitasnya sebagai seseorang

yang terkenal serta menampilkan iklan denga

memperhatikan kreativitas iklan, kualitas dari

tampilan iklan, pemilihan warna dan intonasi

Page 12: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan (JSMK), Vol. 3. No. 2. September 2019

68

suara dalam iklan, sehingga berhasil

membentuk sikap terhadap iklan yang baik.

2. Peripheral communication processing

berpengaruh secara simultan terhadap minat

beli pada iklan FreshCare di Banjarmasin.

Disisi lain hanya sikap terhadap iklan yang

berpengaruh secara parsial terhadap minat

beli, sedangkan Peripheral communication

processing tidak berpengaruh secara parsial

terhadap minat beli pada iklan FreshCare di

Banjarmasin. Hal ini menunjukkan bahwa

FreshCare telah berusaha untuk membangun

sikap terhadap iklan sehingga dapat membuat

konsumen berminat untuk membeli. Namun,

persepsi terhadap sumber/model iklan dan

persepsi terhadap iklan yang telah dibuat oleh

FreshCare yang bertujuan untuk

memunculkan minat beli konsumen

sebaliknya tidak dapat membantu secara

masing – masing dalam menimbulkan minat

pembelian.

Saran

1. Bagi perusahaan yaitu pihak FreshCare,

penting untuk memperhatikan pemilihan

celebrity endoser yang akan dijadikan bintang

iklan demi tercapainya tujuan yang ingin

dicapai melalui iklan tersebut. Serta

diharapkan untuk dapat terus menampilkan

iklan – iklan yang kreatif, nyaman dilihat dan

didengar agar konsumen dapat lebih mudah

mengingkat iklan yang ditampilkan. Hal ini

penting untuk dilakukan untuk memudahkan

konsumen untuk memutuskan pilihan diantara

banyaknya pilihan di industi minyak angin

aromatherapy yang ada di Indonesia.

2. Bagi penelitian ke depan mempertimbangkan

variabel – variabel lain yang secara teoritis

mampu mempengaruhi minat beli konsumen

di industri periklanan selain peripheral

communication processing. Selain itu,

disarankan untuk mencoba objek penelitian

lain yang menggunakan celebrity endorser

yang berbeda. Hal ini diharapkan dapat

meningkatkan keakuratan temuan terkait

faktor penyebab minat beli dalam sebuah

iklan.

DAFTAR PUSTAKA

Assael, H. (1998). Consumer Behavior and

Marketing Action (6th ed.). Ohio:

South Westren College.

Blech, G. E., & Blech, M. A. (2003).

Advertising and Promotion (6th ed.).

The McGraw-Hill.

Bruner II, G. C. (2009). Marketing Scale

Handbook (Vol. V). United State of

America: GCBII Production.

Bruner II, G. C. (2012). Marketing Scales

Handbook (Vol. VI). United State of

America: GCBII Production.

Durianto, D., Sugiarto, Widjaja, A. W., &

Supratikno, H. (2003). Invasi Pasar

dengan Iklan yang Efektif. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fauzi, A. (2017, Februari 02). Nielsen

Perkirakan Belanja Iklan di Media

pada 2017 Akan Tetap Tumbuh.

Dipetik September 12, 2017, dari

Kompas.com:

http://ekonomi.kompas.com/read/201

7/02/02/050000826/nielsen.perkiraka

n.belanja.iklan.di.media.pada.2017.ak

an.tetap.tumbuh

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian

Manajemen (Kelima ed.). Semarang:

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS

(5th ed.). Semarang: Badan Penerbit

Universitas Dipenegoro.

Hoyer, W. D., & Maclnnis, D. J. (2008).

Consumer Behavior (5th ed.). USA:

Cengage Learning.

Kendali di Tangan Para Lansia. (2010,

Maret). AGBNielsen Newsletter, 3.

Mehta, A. (1994). How Advertising

Response Modelling (ARM) Can

Increase Ad Effectiveness. Journal of

Advertising Research, 62-74.

Menon, M. K., Boone, L. E., & Rogers, H. P.

(t.thn.). Celebrity Advertising: An

Assessment of Its Relative

Effectiveness.

Perbawaningsih, Y. (2012). Menyoal

Elaboration Liklihood Model (ELM).

Jurnal Ilmu Komunikasi, IX.

Riduwan, & Kuncoro, E. A. (2017). Cara

Mudah Menggunakan Dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur).

Bandung: Alfabeta.

Page 13: ANALISIS PENGARUH PERIPHERAL COMMUNICATION …

Ahmad Nuryadi dkk/ Analisis Pengaruh Peripheral Communication Processing...

69

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2000).

Consumer Behavior (VII ed.). USA:

Prectice-Hall.

Shimp, T. A. (2003). Advertising, Promotion

and Suplemental Aspect of Integrated

Marketing Communication (5th ed.).

(R. Sjahrial, & D. Anikasari, Penerj.)

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tanjung, S., & Hudrasyah, H. (2016). The

Impact of Celebrity and Non-

Celebrity Endorser Credibitility in the

Advertisement on Attitude towards

Advertisement, Attitude towards

Brand, and Purchase Intention.

International Conference on Ethics of

Business, Economics and Social

Science.

TopBrandAward. (2018). Kategori Minyak

Angin Aromatherapy. Dipetik

Februari 5, 2018, dari Top Brand

Award: http://www.topbrand-

award.com/top-brand-survey/survey-

result/top_brand_index_2017_fase_2

Wibowo, B. A. (2015). Pengaruh Suasana

Toko, Promosi Dan Lokasi Terhadap

Minat Beli.

Wulandari, D. (2016, Februari 4). Inilah

Daftar Nominee Iklan TV Pilihan

Pemirsa Versi "Bright Awards

Indonesia 2016". Dipetik September

12, 2017, dari Mix.co.id:

http://mix.co.id/marcomm/brand-

communication/advertising/inilah-

daftar-nominee-iklan-tv-pilihan-

pemirsa-versi-bright-awards-

indonesia-2016