Top Banner
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS), INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), DAN SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (PERIODE 2012-2016) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi OLEH: REZA FAHMI NOVINDRA NIM : 1113086000066 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1439 H/2018 M
112

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

Oct 21, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS),

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG), DAN SERTIFIKAT

BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) TERHADAP INDEKS SAHAM

SYARIAH INDONESIA (ISSI)

(PERIODE 2012-2016)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH:

REZA FAHMI NOVINDRA

NIM : 1113086000066

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

i

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR (KURS), INDEKS

HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DAN SERTIFIKAT BANK

INDONESIA SYARIAH (SBIS)

TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Reza Fahmi Novindra

NIM : 1113086000066

Dibawah bimbingan

Pembimbing I

Yoghi Citra Pratama, M.Si

NIP. 19830717 201101 1011

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Senin 11 September 2017 telah dilakukan uji komprehensif atas

mahasiswa:

Nama : Reza Fahmi Novindra

No. Induk Mahasiswa : 1113086000066

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar (kurs),

Indeks Harga Saham Gabungan dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut dinyataka LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan

ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 September 2017

1. Yoghi Citra Pratama., M.Si (......................................)

NIP: 19830717 201101 1011 Penguji I

2. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM., MA (......................................)

NIP: 19540 618103 1005 Penguji II

Page 4: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, Selasa 20 Maret 2018 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiswa:

Nama : Reza Fahmi Novindra

No. Induk Mahasiswa : 1113086000066

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar (kurs),

Indeks Harga Saham Gabungan dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakanLULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Maret 2018

1. RR Tini Anggraeni M.Sc (………………………..)

NIP. 992010003 01 Ketua

2. Yoghi Citra Pratama., M.Si

(......................................)

NIP: 19830717 201101 1011 Seketaris

3. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM., MA

(......................................)

NIP: 19540 618103 1005 Penguji Ahli

4. Yoghi Citra Pratama., M.Si (......................................)

NIP: 19830717 201101 1011 Pembimbing

Page 5: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

iv

Page 6: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Reza Fahmi Novindra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 April 1995

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Tinggi/Berat : 171 cm / 65 kg

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Jalan Gunung Giri Tidar Blok M4 No.23 Kunciran

Mas Permai Kota tangerang

No. HP : 087808442913

E-mail : [email protected] /

[email protected]

Pendidikan Formal

2001 – 2007 : SD Islam Baiturachman

2007 – 2010 : SMPN 03 Tangerang

2010 – 2013 : SMAN 09 tangerang

2013 – 2018 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

vi

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah (2013 – 2014).

2. KKN (Kuliah Kerja Nyata) UIN Jakarta 2016

3. Ikatan Remaja Masjid Daaruk Magfiroh

4. Karang Taruna Komplek Kunciran Mas Permai

5. Anggota Osis SMAN 09 Tangerang.

Seminar

1. Seminar Internasional Ekonomi Islam Indonesia dengan tema, “Building

Strategic Alliance In Islamic Economic, Finance, and Business Policies”,

Gedung Dhanapala, Kompleks Kementerian Keuangan RI, 2015.

2. Company Visit to Dana Reksa Sekuritas, PT Dana Reksa Sekuritas, 2015.

3. Seminar Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia denga tema,

“Pembiayaan Properti dan Investasi Syariah Untuk Meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Gedung Dhanapala, Kompleks

Kementerian Keuangan RI, 2016.

Page 8: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

vii

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of Inflation, exchange rate

(exchange rate), Composite Stock Price Index (IHSG), and Sharia Bank Indonesia

Certificates (SBIS) against Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) during the period

January 2012 to December 2016. Data used in this study is the monthly data of

each variable. The analysis method used in this research is Vector Autoregressive

(VAR) using Microsoft Excel 2010 and Eviews version 9.0.

The results of this study found that: (1) Based on the Granger Causality

test, there is no variable showing one-way or two-way causality relationship to

Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) (2) Based on the Impulse Response Function

test, Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) shows an unstable response to shocks

on exchange rate variables (exchange rates) but shocks caused by exchange rate

variables tend to be positively responded by the variable variables of the

Indonesian Sharia Stock Index (ISSI). And shocks on Inflation and IHSG variables

tend to be responded negatively to ISSI variables, while SBIS variables show a

positive and stable response to Shariah Indonesia Index (ISSI) variable (3) Based

on the Variance Decomposition test, the variables that give the biggest shock

effect are Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) variable itself is followed by

inflation, SBIS, IHSG and Exchange Rate (Kurs) variables.

Page 9: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, nilai tukar

(kurs), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Sertifikat bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia selama periode Januari

2012 sampai dengan Desember 2016. Data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data bulanan dari masing – masing variabel. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Autoregressive (VAR) dengan

menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Eviews versi 9.0.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Berdasarkan uji Kausalitas

Granger, tidak ada variabel yang menunjukkan hubungan kausalitas satu arah

ataupun dua arah terhadap Indeks saham syariah Indonesia (2) Berdasarkan uji

Impulse Response Function, Indeks Saham Syariah Indonesia, menunjukkan

respon yang tidak stabil terhadap guncangan pada variabel nilai tukar (kurs) tetapi

guncangan (shock) yang ditimbulkan dari variabel nilai tukar(kurs) cenderung

direspon positif oleh variabel Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dan

guncangan (shock) pada variabel Inflasi dan IHSG direspon secara negative pada

variabel ISSI, sedangkan variabel SBIS direspon positif dan stabil oleh variabel

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) (3) Berdasarkan uji Variance

Decomposition, variabel yang memberikan pengaruh guncangan terbesar yaitu

variabel Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) itu sendiri diikuti dengan variabel

inflasi, SBIS, IHSG dan Nilai Tukar (Kurs).

Page 10: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar (kurs), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) Periode 2012 – 2016” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula shalawat dan salam

tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan, bantuan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini terutama pada:

1. Allah SWT, karena dengan kehendak dan segala pertolonganNya tidak

mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala

keberkahan yang Engkau berikan ya Rabb.

2. Kedua orang tua pembimbing sepanjang masa, Papahdan Mamah. Terima

kasih telah mencintai, mendidik, memberikan pelajaran, memotivasi, dan

berdo‟a tanpa henti kepada penulis. Serta, abang dan adik saya yang selalu

mensupport saya.

Page 11: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

x

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr.Amilin,

SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr.

Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil Dekan II Bid Administrasi

Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Wakil Dekan III Bid.

Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi saya dalam mengerjakan

skripsi ini.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan

juga selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan kerendahan hati

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, ilmu yang

bermanfaat, serta masukan yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi

ini. dan Ibu RR Tini Anggraeni ST., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah.

5. Bapak Ali Rama, S.E., M.Ec selaku Dosen Penasihat Akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu

yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami. Semoga amalmu mendapat

keberkahan dari Allah SWT.

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya

melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

8. Terima kasih banyak kepada Nadia Fada yang sudah menemani, mendukung,

membantu, memotivasi tanpa lelah dalam menyelesaikan penelitian ini

sehingga dapat selesai.

Page 12: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xi

9. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu mendukung saya Riki, Gifar dan Dhani

10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama kuliah musa, moko, fadhli, fahcri,

indra, erix, Rahman, Aziz yang memberikan canda dan tawa semasa kuliah.

11. Terima kasih teman-teman Ekonomi Syariah angakatan 2013 atas

kebersamaan yang penuh warna selama beberapa tahun ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat

kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun masih sangat diperlukan

penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua

pihak.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 7 Maret 2018

Reza Fahmi Novindra

Page 13: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xii

DAFTAR ISI :

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………..……..i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF…………………...…ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI………………….……………..iii

KEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………..iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………..v

ABSTRACT………………………………………………………………….…..vi

ABSTRAK………………………………………………………………………vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…ix

DAFTAR TABEL……………………………………………………………...xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………....xv

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………...xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Pembatasan Masalah………………………………………………….14

C. Perumusan masalah …………………………………………………..15

D. Tujuan Penelitian……………………………………………………..16

E. Manfaat Penelitian……………………………………………………16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori………………………………………………………..18

1. Investasi…………………………………………………………..18

2. Indeks Saham Syariah Indonesia………………………………...19

3. Inflasi……………………………………………………………..21

4. Nilai Tukar (kurs)...........................................................................24

5. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)........................................29

6. Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS)......................................30

B. Keterkaitan Antarvariabel……………………………………………34

C. Penelitian Terdahulu…………………………………………………38

D. Kerangka Berpikir………………………………………………….....42

Page 14: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xiii

E. Hipotesis…………………………………………………………..…45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………………45

B. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………46

C. Metode Analisis……………………………………………………….48

D. Operasional Variabel Penelitian………………………………………54

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Data Penelitian……………………………….……55

B. Hasil Analisis Pengujian statistik dan Interpretasi……………………70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………84

B. Saran…………………………………………………………………..85

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...87

Lampiran – Lampiran………………………………………………………….90

Page 15: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xiv

Daftar Tabel

No. Nama Tabel

Halaman

1.1 kapitalisasi pasar bursa efek Indonesia…………………………… …...4

1.2 Perkembangan ISSI, kurs, inflasi, IHSG, SBIS di Indonesia……….…..5

2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………….38

4.1 Hasil Uji ADF Data Tingkat Level……………………………………..73

4.2 Hasil Uji Adf Data Tingkat 1st Difference……………………………...74

4.3 Penentuan Panjang Lag………………………………………………….75

4.4 Uji Stabilitas VAR……………………………………………………....76

4.5 Uji Kointegrasi……………………………………………………..……76

4.6 Uji kausalitas granger………………………………………………........78

4.7 Estimasi VAR……………………………………………………..……..81

4.8 Nilai Response Impulse ISSI……………………………………………82

4.9 Respon ISSI………………………………………………..……………..84

4.10 Variance Decompositions……………………………………………....85

Page 16: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xv

DAFTAR GAMBAR

NO. NAMA GAMBAR

HALAMAN

2.2 Kerangka Berpikir………………………………………………………..43

4.1 PerkembanganISSI…..…………………………………………………...61

4.2 Perkembangan Inflasi...…………………………………………………..63

4.3 Perkembangan Nilai Tukar………………………………………………66

4.4 Perkembangan IHSG……………………………………………………69

4.5 Perkembangan SBIS……………………………………………………71

Page 17: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian…………………………………………………90

Lampiran 2 Uji Stasioneritas Tingkat Level………………………………...91

Lampiran 3 Uji Stasioneritas Tingkat 1st Difference………………………..92

Lampiran 4 Uji Lag Optimum……………………………………………....92

Lampiran 5 Stabilitas VAR…………………………………………………92

Lampiran 6 Uji Kointegrasi…………………………………………………93

Lampiran 7 Uji Kausalitas Granger…………………………………………94

Lampiran 8 Estimasi VECM/VAR.................................................................94

Lampiran 9 Impulse Response Function........................................................95

Lampiran 10 Forecast Error Decompositions Variance.................................95

Page 18: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai sesuatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan investasi

merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa yang akan datang. Dalam konsep islam dinyatakan bahwa

semua harta dan benda seluruh alat produksi hakikatnya adalah mutlak milik

Allah SWT. Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata investasi

diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau

proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. (Rodoni, 2009:2)

Melihat faktor masa depan yang penuh dengan ketidakpastian membuat

banyak orang mengalokasikan sebagian dananya untuk berinvestasi. Karena

hakikatnya manfaat investasi akan diterima dimasa mendatang. Sebagai salah satu

wahana investasi, pasar modal merupakan financial assets untuk memobilisasi

modal dan sekaligus membuat perusahaan menjadi lebih profesional. Pasar modal

memiliki peran strategis dalam perekonomian modern, sehingga pasar modal

disebut juga sebagai indikator utama perekonomian negara (leading indicator of

economy). (Pasaribu dan Firdaus, 2013)

Page 19: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

2

Pasar modal merupakan indikator kemajuan suatu Negara (Tandelilin,

2011) karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana

bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagiperusahaan untuk mendapatkan

dana segar dari masyarakat (pemodal) atau biasa dikatakan, pasar modal

memberikan fasilitas untuk mempertemukan antara pihak-pihak suplus dana

(surplus fund) dengan pihak yang membutuhkan dana dalam kerangka investasii

(Robert Ang, 1995:3)

Produk pasar modal yang menarik bagi investor salah satunya adalah

saham yang dijadikan sebagai alternatif investasi. Tingkat inflasi, nilai tukar

rupiah terhadap dollar Amerika ( Kurs ), Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), dan indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah beberapa variabel

makroekonomi yang memiliki kecendrungan untuk mempengaruhi pasar modal

secara langsung. Dimana perubahan–perubahan tingkat inflasi, SBIS, Kurs dan

IHSG akan direspon langsung oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut

sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan risiko.

Seiring berkembangnya pasar modal di Indonesia dimana mayoritas

penduduk Indonesia adalah muslim membuat bursa efek Indonesia (BEI)kini juga

memiliki produk-produk dan saham-saham yang sesuai dengan prinsip-prinsip

islam. Pada prakteknya pasar modal syariah tidaklah jauh berbeda dengan pasar

modal konvesional, hanya saja ada beberapa batasan dalam penentuan produk dan

mekanisme transaksi yang harus sesuai dengan syariat islam.

Page 20: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

3

Pada tanggal 12 Mei 2011 DSN-MUI meluncurkan fatwa DSN-MUI

No.80 dan indeks saham syariah. Fatwa DSN-MUI No.80 tentang penerapan

prinsip-prinsip syariah dalam mekanisme perdagangan efek di pasar regular bursa

efek dan indeks saham syariah yang dimiliki BEI saat ini ada dua yaitu ISSI

(Indeks Saham Syariah Indonesia) dan JII (Jakarta Islamic index).Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) merupakan salah satu indeks pasar modal berbasis

syariah di BEI yang diterbitkan oleh Bapepam-LK sebagai regulator yang

berwenang dan bekerjasama dengan DSN-MUI. Konstituen ISSI adalah seluruh

saham yang tergabung dalam DES dan tercatat di BEI. Secara historis, walaupun

indeks ini tergolong masih baru namun pergerakan ISSI pada bulan Juli 2012

sampai dengan Juli 2016 bergerak fluktuatif dan trend naik. Hal ini menandakan

ada faktor-faktor yang secara sensitif mempengaruhi fluktuasi pergerakan ISSI.

Indeks saham syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang

mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di bursa efek Indonesia

dan terdaftar dalam daftar efek syariah (DES). Alasan yang melatarbelakangi

dibeentuknya ISSI adalah untuk memisahkan antara saham syariah dengan saham

non-syariah yang dahulunya disatukan dalam Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG). Cara ini diharapkan agar masyarakat yang ingin menginvestasikan

modalnya pada saham syariah tidak lagi salah tempat.

Walapun baru dibentuk pada pertengahan Mei 2011, namun

perkembangan saham syariah yang terdaftar di ISSI menampakan trend positif.

Page 21: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

4

Tabel 1.1

Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia

Tahun ISSI

(Miliar Rp.)

JII

(Miliar Rp.)

2011 1.968.091,37 1.414.983,81

2012 2.451.334,37 1.671.004,23

2013 2.557.846,77 1.672.099,91

2014 2.946.892,79 1.944.531,70

2015 2.600.850,72 1.737.290,98

2016 3.175.053,04 2.041.070,80

Sumber : www.ojk.go.id, data diolah

Pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari mulai dibentuknya ISSI pada

Mei 2011 tercatat sebesar 1.968.091,37 hingga tahun 2016 mencapai 3.175.053,04

yang melebihi cukup tinggi dibandingkan dengan indeks JII. Setiap tahunnya,

ISSI memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan JII. Trend

naik yang dialami ISSI ini menandakan adanya faktor-faktor sensitif yang dapat

mempengaruhi fluktuasi pergerakannya.

Meskipun ISSI ini baru saja dibentuk namun perkembangannya

menunjukkan trend yang sangat positif. Pertumbuhan ISSI yang selalu terjadi

setiap periodenya ini tidak terlepas karena pertumbuhan pangsa pasar syariah

yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Pertumbuhan pangsa pasar syariah yang berawal dari sektor perbankan yang

Page 22: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

5

kemudian merambah ke asuransi dan kini eranya telah masuk pada pasar modal.

Inilah yang dijadikan kesempatan oleh beberapa perusahaan atau emiten untuk

mengeluarkan indeks syariah agar dapat menarik minat para masyarakat penanam

modal yang ingin berinvestasi pada indeks syariah.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) memberikan kesempatan para

Investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip

syariah. ISSI merupakan Indeks Saham Syariah yang terdiri dari seluruh saham

yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia dan yang tergabung pada Daftar Efek

Syariah (DES). Meskipun baru dibentuk pada Mei 2011 tetapi perkembangan

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami kenaikan yang cukup bagus

pada setiap periode (Nasir, dkk, 2016).

Tabel 1.2

Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia, kurs, inflasi, Indeks

Harga Saham Gabungan, SBIS di Indonesia periode 2012-2016

TAHUN ISSI

(miliar)

KURS

(rupiah)

INFLASI

(persen)

IHSG

(persen)

SBIS

(persen)

2012 2.451.334,37 9.670 4.30 8.37 4.8

2013 2.557.846,77 12.189 8.38 8.36 7.21

2014 2.946.892,79 12.440 8.36 8.56 6.9

2015 2.600.850,72 13.795 3.35 8.43 7.1

2016 3.175.053,04 13. 600 3.02 8.57 5.9

Sumber : Bank Indonesia, Bursa Efek Jakarta, Duniainvestasi.com (diolah)

Page 23: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

6

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa Indeks Saham Syariah Indonesia dari

tahun 2012 sampai 2016 selalu mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2015

ISSI mengalami sedikit penurunan sebesar 300.042.07 miliar menjadi

2.600.850,72. Nilai ISSI paling tinggi terdapat pada tahun 2016 yaitu sebesar

3.175.053,04 miliar. Dengan demikian perlu diketahui faktor-fakotr yang

mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia yang mengalami peningkatan dan

penurunan setiap tahunnya.

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan bahwa perkembangan inflasi

mengalami fluktuatif setiap tahunnya. dapat dilihat bahwa tingkat inflasi dari

tahun 2012-2016 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012 – 2013 inflasi

mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar 4.08% dari 4.30% menjadi 8.38%,

ISSI pun juga mengalami kenaikan pada tahun tersebut, dari 2.451.334.37

menjadi 2.557.846.77. Pada tahun 2013 – 2014 inflasi mengalami penurunan

sebesar 0.02% dari 8.38% menjadi 8.36%, tetapi ISSI mengalami kenaikan dari

2.557.846,77 menjadi 2.946.892,79 pada tahun yang sama. Pada tahun 2014 -

2015 inflasi mengalami penurunan sebesar 5.01% dari 8.36% menjadi 3.35%,

ISSI pun pada tahun yang sama juga mengalami penurunan dari 2.946.892,79

menjadi 2.600.850,72. Pada tahun 2015 – 2016 inflasi kembali mengalami

penurunan sebesar 0.33% dari 3.35% menjadi 3.02%, tetapi ISSI mengalami

kenaikan dari 2.600.850,72 menjadi 3.175.053,04.

Fenomena ini menunjukan adanya ketidak konsistenan hubungan antara

tingkat inflasi dengan ISSI. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah

Page 24: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

7

dan Rizki Khoiroh (2015) inflasi mempunyai pengaruh negative terhadap ISSI,

artinya jika inflasi naik maka akan menurunkan ISSI dan sebaliknya. Hasil

penelitian ini sesuai dengan Tabel 1.2 pada tahun 2013 -2014 ketika inflasi

mengalami penurunan ISSI justru mengalami kenaikan. Namun teori tersebut

bertentangan pada Tabel 1.2 pada tahun 2012 – 2013 inflasi mengalami kenaikan

namun ISSI juga mengalami kenaikan, dengan kata lain inflasi dan ISSI memiliki

hubungan positif. Karena ketidak konsistenan ini maka perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut.

Pada Tabel 1.2 bisa dilihat bahwa IHSG cenderung mengalami kenaikan

dari tahun 2012 – 2016, pada tahun 2012-2013 IHSG mengalami penurunan

sebesar 0.01% dari 8.37% menjadi 8.36%, tetapi pada tahun yang sama ISSI

mengalami kenaikan dari 2.451.334.37 menjadi 2.557.846.77. Pada tahun 2013-

2014 IHSG naik 0.2% dari 8.36% menjadi 8.56%, ISSI juga mengalami kenaikan

dari 2.557.846,77 menjadi 2.946.892,79 pada tahun yang sama. Pada tahun 2014-

2015 IHSG mengalami penurunan 0.13% dari 8.56% menjadi 8.43%, ISSI pun

pada tahun yang sama juga mengalami penurunan dari 2.946.892,79 menjadi

2.600.850,72. Pada tahun 2015-2016 IHSG mengalami penimgkatan sebesar

0.14% dari 8.43% menjadi 8.57%. ISSI juga mengalami kenaikan dari

2.600.850,72 menjadi 3.175.053,04.

Fenomena ini telah terjadi hubungan yang cenderung konsisten antara

variabel IHSG dengan variabel ISSI, hal ini diperkuat dari penelitian yang

dilakukan Rowland (2013) yang menyatakan adanya hubungan positif antara

Page 25: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

8

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) yang artinya ketika IHSG mengalami kenaikan maka ISSI juga mengalami

kenaikan dan sebaliknya. Untuk memperkuat teori yang ada maka harus dilakukan

penelitian secara lanjut.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa nilai tukar (kurs) pada tahun 2012-

2015 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2012-2013 nilai tukar (kurs)

mengalami kenaikan dari 9670 menjadi 12.189, Pada tahun yang sama ISSI

mengalami kenaikan dari 2.451.334.37 menjadi 2.557.846.77. Pada tahun 2013-

2014 nilai tukar (kurs) mengalami kenaikan dari 12.189 menjadi 12.440, ISSI juga

mengalami kenaikan dari 2.557.846,77 menjadi 2.946.892,79 pada tahun yang

sama. Pada tahun 2014-2015 nilai tukar (kurs) mengalami kenaikan kembali dari

12.440 menjadi 13.795, tetapi ISSI pada tahun yang sama mengalami penurunan

dari 2.946.892,79 menjadi 2.600.850,72.pada tahun 2015-2016 nilai tukar (kurs)

mengalami penurunan dari 13.795 menjadi 13.600, ISSI pada tahun yang sama

mengalami kenaikan dari 2.600.850,72 menjadi 3.175.053,04.

Fenomena ini menunjukan adanya ketidak konsistenan antara nilai tukar

(kurs) dengan ISSI, menurut penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah dan Rizki

khoiroh (2015) nilai tukar (kurs) berpengaruh negative terhadap ISSI, artinya

semakin tinggi nilai tukar (kurs) akan menurunkan Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) dan sebaliknya, penelitian ini sesuai dengan Tabel 1.2 pada tahun

2014-2015 ketika nilai tukar (kurs) naik ISSI mengalami penurunan, dan pada

tahun 2015-2016 ketika nilai tukar (kurs) turun ISSI mengalami kenaikan. Namun

Page 26: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

9

hal ini bertentangan pada Tabel 1.2 tahun 2012-2014 dimana nilai tukar (kurs)

dengan ISSI mempunyai hubungan yang positif, artinya ketika nilai tukar (kurs)

naik maka ISSI juga ikut naik, hal ini sesuai dengan penelitian Hadelin Hafni

(2015) yang menunjukan nilai tukar (kurs) berpengaruh positif terhadap Saham

syariah. Karena ketidak konsistenan ini maka perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut.

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa variabel SBIS mengalami fluktuatif,

pada tahun 2012 – 2013 SBIS mengalami kenaikan dari 4.8% menjadi 7.21%

pada tahun 2013. Pada tahun yang sama ISSI juga mengalami kenaikan dari

2.451.334.37 menjadi 2.557.846.77. pada tahun 2013 – 2014 SBIS mengalami

penurunan dari 7.21% menjadi 5.9% pada tahun 2014, pada tahun yang ISSI

justru mengalami tetap mengalami peningkatan dari 2.557.846.77 menjadi

2.946.892.79 pada tahun 2014. Pada tahun 2014-2015 SBIS kembali mengalami

peningkatan dari 5.9% menjadi 7.1% pada tahun 2015, pada tahun yang sama

ISSI justru mengalami penurunan dari 2.946.892.79 menjadi 2.600.850.72 pada

tahun 2015. Pada tahun 2015-2016 SBIS kembali mengalami penurunan dari

7.1% menjadi 5.9% pada tahun 2016, dan pada tahun yang sama pula ISSI

mengalami kenaikan dari 2.600.850.72 menjadi 3.175.053.04 pada tahun 2016.

Fenomena ini menunjukan adanya ketidak konsistenan antara variabel

SBIS dengan variabel ISSI, menurut penelitian yang dilakukan oleh Handelin

Hafni (2015) SBIS berpengaruh negative terhadap ISSI, penelitian ini sesuai pada

Tabel 1.2 dimana pada tahu 2013 sampai dengan 2016 SBIS berpengaruh negative

Page 27: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

10

pada ISSI, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dimas (2013) bahwa

SBIS berpengaruh positif terhadap ISSI, penelitian ini sesuai dengan tabel1.2 pada

tahu 2012-2013 ketika SBIS naik ISSI pun mengalami kenaikan. Karena ketidak

konsistenan ini maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Banyaknya penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang

variabel yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantaranya

ada penelitian dari Aisyah dan Rizki (2015) menyimpulkan bahwa inflasi dan

nilau tukar rupiah berpengaruh secara negative signifikan terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia, yang artinya dimana semakin tinggi tingkat inflasi dan nilai

tukar rupiah sedangkan menurut Penelitian Hafni (2015) menyimpulkan bahwa

tingkat inflasi berpengaruh positif secara signifikan siginifikan.

Penelitian Amalia (2014) menyimpulkan bahwa ISSI dipengaruhi oleh

Tingkat Suku Bunga SBI, Jumlah Uang Beredar, dan Kurs Rupiah secara

simultan. Namun secara parsial, ISSI dipengaruhi secara signifikan positif oleh

Tingkat Suku Bunga SBI dan Jumlah Uang Beredar, sedangkan Kurs Rupiah

berpengaruh negatif terhadap ISSI

Penelitian Gilang (2015) menyimpulkan bahwa secara parsial Suku Bunga

dan Nilai Tukar Dollar Amerika/Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Jakarta Islamic Index. Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Harga Emas

Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII.

Penelitian Nassir dan Ayuwandira (2016) menyimpulkan bahwa ISSI

model jangka pendek dipengaruhi oleh Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (JUB)

Page 28: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

11

pada tingkat kepercayaan 90%. ISSI dipengaruhi Inflasi di lag pertama secara

signifikanmempengaruhi Indonesia Stock Index Syariah. ISSI juga dipengaruhi

oleh JUB.

Menurut Syahrir (1995) dalam Prabowo (2013), untuk dapat menjawab

apakah pasar modal akan terus berkembang secara berkeinambungan, maka

factor-faktor terpenting yang menentukannya tergantung pada dua hal, yaitu

kondisi makroekonomi indonesia dan stabilitas politik nasional. Jadi

perkembangan indeks syariah juga dipengaruhi oleh beberapa variable makro

ekonomi dan moeneter yang diantaranya adalah nilai tukar rupiah, inflasi, indeks

harga saham gabungan, dan factor internal lainnya seperti, kondisi ekonomi

nasional, kondisi politik, keamanan, kebijakan pemerintah, dan lain-lainnya.

Inflasi memiliki dampak positif dan negative tergantung parah atau

tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang

positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan

pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan

mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat

terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau

dan perekonomian dirasakan lesu. Tak hanya orang miskin, orang kaya pun akan

terkena dampak inflasi. Nilai uang yang mereka miliki akan sama-sama tergerus.

Tapi, tentu saja, daya tahan masing-masing orang orang untuk bias memikul

dampak inflasi berbeda-beda. Orang miskin merasakan dampak paling pahit

(Wikipedia, 2013)

Page 29: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

12

Tingkat inflasi suatu Negara sangat berpengaruh terhadap tingkat investasi

suatu Negara. Hal ini diperkuat oleh pernyataan menurut syahrir (1995) yang

menyatakan bahawa adalah sulit atau tidak membayangkan pasar modal

berkembang pesar apabila didalam suatu Negara berlangsung perkembangan

makro seperti diantaranya tingkat inflasi yang double digit atau sampai

hyperinflation. ISSI merupakan salah satu intrumen alat investasi yang ada di

dalam pasar modal di Indonesia. Tingkat inflasi yang selalu berubah tiap bulannya

sangat memungkinkan untuk mempengaruhi tingkat investasi pada pasar modal di

Indonesia khususnya pada ISSI.

Dari variable makro ekonomi lainnya, hubungan antara nilai tukar rupiah

(kurs) dan investasi menarik untuk dikaji. Kekuatan nilai tukar mata uang dalam

negeri terhadap mata uang asing menggambarkan kondisi perekonomian suatu

Negara sedang membaik. Khususnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar mencerminkan perekonomian

Indonesia yang sedang membaik dan stabil yang akan memberikan daya tarik

kepada investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini yang kemudian

akan berpengaruh terhadap iklim investasi dalam negeri, karena sebelum

memutuskan untuk melakukan investasi di suatu negara para investor tentunya

akan melihat perekonomian di negara tersebut terlebih dahulu, khususnya yang

diinvestasikan pada saham yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI).

Page 30: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

13

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indicator yang

mencerminkan kondisi pasar modal suatu negara.IHSG dalam pasar modal

Indonesia terdiri atas pergerakan seluruh saham di BEI yang tergabung dalam satu

indeks yang dinamakan IHSG. Membaiknya IHSG dalam pasar modal

mencerminkan kondisi pasar modal tersebut. Secara umum meningkatnya IHSG

juga akan mempengaruhi indeks lainnya di dalamnya, terutama indeks saham

syariah yang juga merupakan beberapa saham-sahamnya tergolong masuk ke

dalam IHSG.

Investasi dalam bidang syariah tidak selalu kepada saham syariah saja,

akan tetapi ada juga produk investasi syariah yang berkembang pesat di Indonesia

yaitu SBIS. Sama seperti hal nya Indeks syariah, SBIS juga merupakan salah satu

instrument dibidang investasi syariah yang juga memberikan return dari hasil

investasinya terhadap SBIS tersebut sama seperti returnyang akan kita dapatkan

apabila kita berinvestasi pada indeks syariah. Perkembangan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) juga selalu mengalami perubahan tiap bulan. Fluktuasi

tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tersebut mampu

mempengaruhi bank syariah untuk berinvestasi di Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), dengan begitu bank syariah mampu mendapatkan keuntungan,

dan bagi hasil pada nasabah tabungan atau deposito juga akan meningkat. Hal

tersebut dapat mempengaruhi investor untuk beralih berinvestasi dibank syariah

dibandingkan pasar modal.

Page 31: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

14

Dari penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa adanya

pengaruh antara inflasi dan investasi. Apabila kita melakukan investasi di bidang

saham, tingkat inflasi jelas juga akan berdampak pada harga saham itu sendiri.

Begitu juga hubungan antara nilai tukar (kurs) dengan kegiatan investasi

masyarakat yang khususnya berinvestasi pada sector saham syariah yang terdaftar

pada ISSI, dan juga Hubungan antara IHSG dengan ISSI, dan SBIS dengan ISSI.

Oleh karena penjelasan yang telah penulis jelaskan di atas, penulis

mencoba mengetahui variable apa saja yang mempengaruhi ISSI, maka penelitian

ini penulis beri judul “Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs),

Indeks Harga Saham Gabungan dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Periode 2012-2016”, diharapkan

penelitian ini menarik dan perlu untuk dilakukan.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang

sesuai dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu

meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas yang digunakan adalah Inflasi, nilai tukar (kurs), Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS)

2. Variabel terikat yang digunakan adalah adalah Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI).

Page 32: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

15

3. Periode penelitian dari januari 2012 sampai dengan desember 2016.

4. Objek penelitian adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah

di atas, ternyata perkembangan pasar modal dan khususnya pasar modal syariah

juga dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi makro dan ekonomi moneter

suatu negara seperti inflasi, nilai tukar, IHSG dan SBIS.

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan kausalitas antara inflasi, nilai tukar, Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS

terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012

sampai dengan 2016?

2. Bagaimana pengaruh guncangan (shock) yang ditimbulkan variabel

inflasi, nilai tukar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012 sampai dengan 2016?

3. Berapa besar pengaruh guncangan (shock) yang ditimbulak variabel

inflasi, nilai tukar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012 sampai dengan 2016?

Page 33: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

16

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara variabel inflasi, nilai

tukar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) pada periode 2012 sampai dengan 2016

b. Untuk menganalisis pengaruh guncangan (shock) yang ditimbulkan

variabel inflasi, nilai tukar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012 sampai dengan 2016

c. Untuk menganalisis seberapa besar guncangan (shock) yang

ditimbulkan variabel inflasi, nilai tukar, Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012 sampai dengan

2016

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi

penulis tentang pengaruh inflasi, nilai tukar, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Page 34: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

17

terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2012

sampai dengan 2016 dan sebagai syarat kelulusan tugas akhir

penulis, serta media penulisan dalam mengaplikasikan ilmu yang

diperoleh dan dipelajari selama perkuliahan.

2. Bagi Investor

Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk pengambilan

keputusan investasi syariah bagi Investor yang ingin

menginvestasikan dananya di pasar modal, terutama saham syariah.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi

peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang saham

syariah, sekaligus sebagai sumber motivasi dan inspirasi untuk

mengembangkan aspek analisis.

4. Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi dalam

menentukan kebijakan yang tepat untuk mengembangkan saham

syariah yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Page 35: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Investasi

Ada banyak pengertian tentang investasi. Investasi pada

hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang (Halim,

2005:3). Menurut Fahmi dan Hadi (2011), investasi dapat didefinisikan

sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan

cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan akan

memberikan tambahan keuntungan atau coumpouding. Investasi dibedakan

menjadi real investment dan financial investment. Real investment adalah

investasi pada sektor riil yang melibatkan asset berwujud seperti tanah,

mesin, atau pabrik. Sedangkan financial investment adalah investasi yang

melibatkan kontrak tertulis seperti saham dan obligasi.

Investasi dalam Islam tidak hanya berorientasi pada keuntungan

semata, namun juga merupakan kegiatan yang bernuansa spiritual dan

dilakukan dengan norma-norma syariah dan juga merupakan hakikat dari

sebuah ilmu yang bersifat amaliyah. Oleh karena itu, investasi sangat

dianjurkan bagi setiap muslim (Nawawi, 2012). Hal ini juga dijelaskan

dalam firman Allah SWT (Q.S.59:18) yang berbunyi “Wahai orang-orang

yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang

Page 36: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

19

memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),

dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa

yang kamu kerjakan”. Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk

dan rambu-rambu pokok yang seyogyanya diikuti oleh setiap muslim yang

beriman. Diantara rambu-rambu tersebut adalah terhindar dari unsur riba,

gharar, judi, haram, dan syubhat.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:53), menyatakan bahwa

selain kondisi industri perusahaan analisis fundamental juga menggunakan

berbagai indikator makro ekonomi untuk menilai saham. Perubahan-

perubahan seperti inflasi, suku bunga, dan kurs dapat berpotensi untuk

meningkatkan atau menurunkan harga saham perusahaan-perusahaan yang

sahamnya aktif diperdagangkan di bursa. Perubahan nilai ketiga indikator

makro ekonomi ini merupakan risiko yang dihadapi oleh perusahaan pada

seluruh sektor.

2. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Menurut Hamid (2009:47) produk investasi berupa saham pada

prinsipnya sudah sesuai ajaran islam di dalam literatur-literatur tidak

terdapat istilah atau pembedaan antara saham yang syariah dengan non

syariah tetapi saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan dapat

dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut.

Saham-saham perusahaan yang listing di dalam Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI) merupakan saham-saham yang sesuai syariah. Saham

Page 37: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

20

syariah adalah saham dari perushaan (emiten) yang dalam operasionalnya

sesuai dengan kaidah syariat islam. Kriteria saham bisa dikategorikan

tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) (Gozali,

2005) yaitu :

1) Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat

islam. perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu

perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak

bertentangan dengan syariat islam, serta memiliki produk yang halal.

Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan

keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini.

2). Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran

setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang

dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang

menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham

preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk

mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan

dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai

dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai

hak yang proposional sesuai dengan jumlah lembar saham dimilikinya.

Bapepam dan Lembaga Keuangan sejak November 2007 telah

mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham

syariah yang ada di Indonesia. DES diharapkan dapat mempermudah

Page 38: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

21

masyarakat untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk

saham syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar

saham syariah di Indonesia. Keberadaan DES tersebut ditindak lanjuti

oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan meluncurkan Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Saham konstituen

ISSI update per 4 Desember 2016 terdapat 331 emiten yang terdaftar.

Beberapa diantaranya yang terdaftar merupakan emiten perusahaan aneka

industri.

3. Inflasi

Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus

menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat,

karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Secara umum

inflasi merupakan suatu peristiwa atau proses meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus-menerus (Karim, 2006:135). Dengan kata lain,

inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang yang

berkelanjutan.

Berdasarkan sifatnya inflasi dapat digolongkan menjadi beberapa

(Karim, 2006:138), yaitu:

a. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah

angka 10% setahun.

b. Inflasi sedang berada diantara 10%-30% setahun.

c. Inflasi berat antara 30%-100% setahun.

Page 39: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

22

Hiperinflasi atau inflasi tidak terkendali terjadi apabila kenaikan

harga berada di atas 100% setahun.

Selain itu, inflasi dapat digolongkan karena penyebab-penyebabnya, yaitu:

a. Natural Inflation dan Human Eror Inflation

Sesuai dengan namanya natural inflation adalah inflasi yang terjadi

karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai

kekuasaan dalam mencegahnya. Human eror inflation adalah inflasi

yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia

sendiri.

b. Expected Inflation dan Unexpected Inflation

Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama

dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi,

sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman

nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek

inflasi.

c. Demand Pull dan Cosh Pull Inflation

Demand Pull diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada

sisi Permintaan Agregat (AD) dari barang dan jasa pada suatu

perekonomian. Cost Pull Inflation adalah inflasi yang terjadi karena

adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregat (AS) dari

barang dan jasa pada suatu perekonomian

Page 40: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

23

d. Spiralling Inflation

Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi

sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai

akibat dari inflasi yang sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.

e. Imported Inflation dan Domestic Inflation

Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang

ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam

perdagangan internasional. Domestic Inflation bisa dikatakan inflasi

yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu

mempengaruhi negara-negara lainnya.

Terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, diantaranya

sebagai berikut:

a. Teori Kuantitas, menyatakan bahwa penyebab utama dari inflasi adalah

pertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai

kenaikan harga-harga di masa yang akan datang.

b. Teori Keynes, menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat hidup

diluar batas kemampuan ekonominya. Teori ini memfokuskan

bagaimana persaingan dalam mendapatkan penghasilan antargolongan

masyarakat dapat menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar

daripada jumlah barang yang tersedia.

c. Teori Strukturalis, teori ini disebut juga inflasi jangka panjang. Teori ini

menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekuatan struktur

Page 41: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

24

ekonomi. Dengan demikian, penambahan barang-barang produksi ini

terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya sehingga

menaikkan harga bahan makanan devisa. Hal ini berakibat pada

kenaikan harga-harga barang lain sehingga terjadi inflasi yang relatif

berkepanjangan jika pembangunann sektor penghasil bahan pangan dan

industri barang ekspor tidak ditambah.

4. Nilai Tukar Rupiah (kurs)

Menurut Fabozzi dan Francis (1996:724), nilai tukar rupiah adalah

harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar Rupiah

merupakan nilai dari satu mata Rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata

uang negara lain. Misalnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, nilai

tukar Rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya.. Nilai tukar riil adalah

nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif yaitu harga-

harga didalam negeri dibandingkan dengan harga-harga diluar negeri.

Perbedaan tingkat kurs ini timbul karena beberapa hal, diantaranya:

a. Perbedaan antara kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valuta

asing. Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valas

atau bank membeli valuta asing, sedangkan kurs jual adalah apabila

mereka menjual maka selisih kurs tersebut merupakan keuntungan

bagi para pedagang.

Page 42: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

25

b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu

pembayaran. Di dalam pembayaran valas yang lebih cepat akan

mempunyai kurs yang lebih tinggi.

C. Perbedaan kurs karena tingkat keamanan dalam penerimaan hak

pembayaran.

Pasar valuta asing mempunyai fungsi pokok dalam membantu kelancaran

lalu lintas pembayaran internasional antara lain:

a. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dan dari suatu

Negara ke Negara lain.

b. Memberikan kemudahan untuk dilaksanakan perjanjian/kontrak jual

beli dengan kredit.

c. Mempermudah dilakukannya “hedging” yaitu membantu pedagang

yang melakukan transaksi jual dan beli valas dipasar yang berbeda,

yang bertujuan untuk menghilangkan/mengurangi resiko akibat

kerugian kurs.

(Nopirin, 2009:170)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kurs menurut Sukirno (2012:55)

adalah sebagai berikut :

a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat

Cita rasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsinya. Perubahan

citarasa masyarakat akan mengubah corak konsumsinya atas barang-

barang yang diproduksi di dalam maupun di luar negeri. Perbaikan

Page 43: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

26

kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan

mengimpor berkurang dan juga dapat menaikkan ekspor. Sedangkan

perbaikan kualitas barang-barang impor menyebabkan keinginan

masyarakat untuk mengimpor bertambah besar. Perubahan-perubahan

ini menyebabkan permintaan dan penawaran valuta asing.

b. Perubahan harga barang ekspor dan impor

Harga suatu barang merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan apakah suatu barang akan diimpor atau diekspor. Barang-

barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif murah

akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspornya

akan berkurang. Pengurangan harga barag impor akan menambah

jumlah impor dan kenaikan harga barang impor akan mengurangai

impor. Dengan demikian perubahan harga barang ekspor dan impor

akan menyebabkan perubahandalam permintaan dan penawaran valuta

asing.

c. Kenaikan harga umum (inflasi)

Inflasi sangat besar pengaruhnya terhadap kurs pertukaran valuta

asing. Inflasi yang terjadi pada umumnya cenderung menurunkan nilai

valuta asing.

d. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi

Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah

cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar

negeri Sedangkan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang

Page 44: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

27

tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke dalam negeri.

Nilai mata uang suatu negara akan merosot apabila lebih banyak modal

negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat

pengembalian investasi yang lebih tinggi di negara-negara lain.

e. Pertumbuhan ekonomi

Efek yang akan diakibatkan oleh suatu kemajuan ekonomi kepada nilai

mata uangnya tergantung pada pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Apabila kemajuan ekonomi diakibatkan oleh perkembangan ekspor,

maka permintaan atas mata uang akan bertambah lebih cepat dari

penawarannya sehingga nilai mata uang tersebut akan naik. Akan

tetapi, jika kemajuan ekonomi menyebabkan impor berkembang lebih

cepat dari ekspor maka penawaran atas mata uang akan bertambah

lebih cepat dari permintaannya sehingga nilai mata uang tersebut akan

merosot.

Sifat dari kurs valuta asing tergantung sifat pasar. Apabila transaksi

jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs

valuta asing akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan

penawaran. Nopirin (2009:173) mengemukakan bahwa ada beberapa

sistem nilai tukar di yaitu:

a. Sistem kurs berubah-ubah

Page 45: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

28

Dalam sistem ini makin tinggi tingkat pertumbuhan (relatif terhadap

negara lain), makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin

besar pula permintaan akan valuta asing. Kurs valuta sing cenderung

naik (harga mata uang sendiri turun). Demikian pula inflasi akan

menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang akan mengakibatkan

kurs valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung

menarik modal masuk dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun

(nilai mata uang sendiri naik relatif terhadap valuta asing).

b. Sistem kurs stabil

Sistem kurs stabil dapat terjadi secara aktif dan pasif. Pada sistem kurs

stabil aktif pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilitas kurs

(stabilization funds). Kegiatan stabilisasi kurs dijalankan dengan cara

apabila tendensi kurs valuta asing akan turun maka pemerintah akan

membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya tendensi pemerintah

maka tendensi kurs turun dapat dicegah, dan sebaliknya apabila

tendensi kurs naik maka pemerintah menjual valuta asing di pasar

sehingga penawaran valuta asing bertambah dan kenaikan kurs dapat

dicegah. Pada sistem kurs stabil pasif pemerintah menggunakan standar

emas. Dalamstandar emas, kurs valuta asing suatu negara dengan

negara lain ditentukan dengan dasar emas.

c. Pengawasan devisa (exchange control)

Dalam sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta

asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar

Page 46: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

29

dan melindungi pengaruh depresi dari negara lain, terutama jika negara

tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding

dengan permintaannya.

5. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Peningkatan atau penurunan harga saham yang direfleksikan oleh

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bukan hanya mencerminkan

perkembangan perusaahaan atau industri suatu negara. Perubahan IHSG

bahkan bisa dianggap sebagai perubahan yang lebih fundamental dari

suatu negara, artinya maju mundurnya suatu negara bisa dilihat dari Indeks

Harga Saham Gabungan suatu negara tersebut.

Investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat

berkepentingan dengan naik-turunnya Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) karena nilai portofolio sahamnya secara umum tergantung pada

naik turunnya indeks ini. Secara intuitif, sebagian besar saham atau

portofolio saham bergerak searah dengan pergerakan indeks. Indeks harga

saham sangat dipengaruhi variabel-variabel makro seperti suku bunga

bebas risiko, kurs mata uang, surplus neraca perdagangan, cadangan devisa

dan inflasi.

Jika kondisi surplus neraca membaik, modal asing akan lebih

banyak masuk atau terjadi capital inflow. Capital inflow ini pada akhirnya

akan menyebabkan mata uang rupiah menguat atau kurs USD dalam

rupiah menurun. Sebagian model asing itu akan ditanamkan dalam

Page 47: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

30

portofolio saham sehingga memberikan efek positif untuk pasar saham dan

indeksnya.

Indeks Harga Saham sebenarnya merupakan angka Indeks Harga

Saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat

dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, baisanya

berupa perubahan harga saham, dari waktu ke waktu.

IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan pasar

efek secara umum karena G adalah gabungan dari seluruh saham.

IHSG dihitung setiap hari sesudah penutupan perdagangan.

Angka positif yang menyertai perubahan IHSG menunjukkan kenaikan

dari IHSG sebelumnya. Angka negatif menunjukkan IHSG turun

dibanding IHSG sebelumnya. Jika Indeks Harga Saham tidak berubah

menunjukkan bahwa kondisi stabil. Indeks menggambarkan trend

pergerakan pasar dan menjadi indikator yang sangat penting bagi pelaku

di pasar modal khususnya pasar saham.

6 . Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter Bank Indonesia

menggunakan piranti moneter yang terdiri dari cadangan wajib minimum,

tingkat bunga diskonto, dan operasi pasar terbuka. Dalam operasi pasar

Page 48: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

31

terbuka, Bank Indonesia melakukan transksi jual beli surat berharga

termasuk didalamnya Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.63/DSN-

MUI/XII/2007 bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah

surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesiaberjangka waktu pendek berdasarkan prinsip syariah.Dalam

penerbitan intrumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

menggunakan akad Ju‟alah. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional

No.62/DSNMUI/XII/2007, ju‟ala adalah janji atau komitmen (iltizam)

untuk memberikan imbalan tertentu („iwadh/ju‟l) atas pencapaian hasil

(natijah) yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu atas pencapaian

hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan, dimana tingkat imbalan

disesuaikan dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Keberadaan SBI sebagai instrumen kebijakan moneter memiliki

tingkat keberhasilan yang signifikan. Akan tetapi SBI dengan sistem

diskontonya tentu saja membuat bank syariah tidak dapat ikut serta dalam

upaya pengendalian jumlah uang beredar tersebut. Untuk itu, kemudian

Bank Indonesia menyiapkan instrumen lain berupa Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia. Akan tetapi, karakteristik dasarnya yang berprinsip wadiah

rupanya kurang efektif. Maka dari itu, untuk meningkatkan efektifitas

pengendalian moneter, maka Bank Indonesia menyiapkan sebuah

instrumen yang bernama Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS).

Page 49: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

32

SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka

waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia. SBIS tentu saja tidak menggunakan sistem diskonto. Akad

yang dapat digunakan dalam SBIS adalah akad mudharabah

(muqaradhah)/qiradh, musyarakah, ju‟alah, wadi‟ah, qardh, dan wakalah.

Dari keenam akad diatas, yang saat ini telah digunakan hanyalah SBIS

berdasarkan akad Ju‟alah. Ju‟alah adalah janji atau komitmen (iltizam)

untuk memberikan imbalan (reward/‟iwadh/ju‟l) tertentu atas pencapaian

hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan.

Menurut Bank Indonesia (2013), Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) adalah surat berharga sebagai pengakuan utang Bank

Indonesia yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah.

Karakteristik SBIS saat ini adalah:

1. Menggunakan akad Ju‟alah namun, berdasarkan Fatwa DSN-MUI.

SBI Syariah juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad

mudharabah, musyarakah, wadi‟ah, qardh, dan wakalah).

2. Bersatuan unit sebesar Rp. 1 juta.

3. Berjangka waktu paling kurang satu bulan dan paling lama 12

bulan.

4. Diterbitkan tanpa warkat (scripless).

5. Dapat digunakan kepada Bank Indonesia, dan Tidak dapat

diperdagangkan di pasar sekunder (non-negotiable)

Page 50: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

33

Seperti halnya SBI, SBIS adalah juga instrumen Bank Indonesia

untuk operasi pasar terbuka, utamanya melalui mekanisme perbankan

syariah. Mekanisme penerbitan SBIS adalah lewat cara lelang. Pihak

yang dapat diikutsertakan dalam proses pelelangan SBIS adalah sebagai

berikut:

a. Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau

pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS ; dan

b. BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta

tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit

Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.

Bank Indonesia memberikan imbalan terhadap SBIS yang

diterbitkan. Sedangkan hasil dari transaksi lelang SBIS dapat dibatalkan

dengan cara sebagai berikut:

a. Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia.

b. Transaksi SBIS (setelmen lelang SBIS, setelmen first leg Repo

SBIS, dan setelmen second leg Repo SBIS) dinyatakan batal

apabila saldo rekening giro dan saldo rekening surat berharga

BUS atau UUS di Bank Indonesia tidak mencukupi.

Menurut Fatwa DSN-MUI No.63/DSN-MUI/XII/2007 akad

pada SBIS yang digunakan saat ini adalah Ju‟alah. Akad Ju‟alah adalah

janji atau komitmen untuk memberikan imbalan tertentu atas

pencapaian hasil yang ditentukan dari suatu hasil pekerjaan. Adapun

rukun dan syarat syahnya Ju‟alah adalah sebagai berikut:

Page 51: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

34

a. Sighat, hendaknya kalimat itu mengandung arti izin kepada yang

akan bekerja juga tidak ditentukan waktunya.

b. Ja‟il, yaitu pihak yang berjanji akan memberikan imbalan

tertentu dari hasil pencapaian atas suatu pekerjaan yang telah

dijanjikan sebelumnya.

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Hubungan Antara Inflasi dengan Indeks Saham Syariah Indonesia

Inflasi merupakan suatu kondisi dimana peningkatan harga – harga

barang secara umum dan terus menerus yang terjadi secara luas

(Mishkin,2001). Inflasi dapat memiliki dampak positif atau negatif

terhadap perekonomian tergantung dari tinggi rendah inflasi. Tingkat

inflasi di Indonesia yang selalu mengalami fluktuasi tidak menutup

kemungkinan akan mempengaruhi tingkat investasi dipasar modal

Indonesia tidak terkecuali pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Menurut Septian (2012) inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan

signifikan secara statistik terhadap JII, serta menurut Nor Isniani dan

Nunung (2013) menyatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang

negatif signifikan terhadap resiko investasi. Akan tetapi penelitian Gadang

Gagas dkk (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

2. Hubungan Antara Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dengan Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI)

Page 52: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

35

Nilai tukar IDR/USD merupakan salah satu variabel yang mampu

mempengaruhi pergerakan indeks harga saham pada pasar modal. Menurut

Suta (2000) dalam Rahmi (2012:49), fluktuasi nilai Rupiah terhadap mata

uang asing akan mempengaruhi iklim investasi. Kurs yang terlalu tinggi

akan melemahkan persaingan harga di luar negeri. Secara tidak langsung

akan memengaruhi neraca perdagangan karena menurunnya nilai ekspor

dibandingkan dengan nilai impor. Buruknya neraca perdagangan akan

mengurangi kepercayaan Investor terhadap perekonomian Indonesia. Bagi

Investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga

terjadi capitaloutflow. Menurut Madura (2000:43), dampak nilai tukar

yang melemah akan meningkatkan persaingan produk domestik di luar

negeri.

Menurut Fahmi dan Hadi (2011), terdapat hubungan saling

mempengaruhi antara nilai tukar dan harga saham di pasar modal baik

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara jangka pendek

menguatnya nilai Rupiah berdampak positif pada harga saham secara

keseluruhan dan melemahnya nilai tukar berdampak negatif terhadap harga

saham akibat ekspektasi Investor pada kondisi perekonomian yang lemah.

Kebijakan pemerintah ketika nilai Rupiah terdepresiasi adalah dengan

menaikan suku bunga yang ditujukan untuk menghindari masyarakat

membeli valuta asing dan untuk menarik capital inflowagar Rupiah

terapresiasi. Tapi dengan tingginya suku bunga dapat mengakibatkan

Page 53: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

36

turunnya present value dari future cash flow perusahaan sehingga

mengakibatkan harga saham menjadi turun.

3. Hubungan Antara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indicator yang

mencerminkan kondisi pasar modal suatu Negara. IHSG dalam pasar

modal di Indonesia terdiri atas pergerakan seluruh saham di BEI yang

tergabung menjadi satu indeks yaitu IHSG. Hubungan antara ISSI dengan

IHSG memiliki hubungan yang positif, karena seluruh saham yang

tergolong dalam ISSI keseluruhannya merupakan saham yang termasuk ke

IHSG. Fluktuatifnya pergerakan saham secara otomatis akan

mempengaruhi antara IHSG dan ISSI dengan arah yang berbanding lurus.

Membaiknya IHSG dalam pasar modal mencerminkan sedang

bagusnya kondisi pasar modal terssebut. Secara umum meningkatnya

IHSG juga akan mempengaruhi indeks lainnyadidalamnya, terutama ISSI

yang juga merupakan beberapa saham-sahamnya tergolong masuk

kedalam IHSG. Dengan demikian hubungan antara IHSG dan ISSI saling

mempengaruhi dengan arah yang sama atau berbanding lurus

4. Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dengan Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Tujuan terbentuknya SBIS sebagai pengendali moneter tentu

perubahan kebijakan yang dibuat olehBank Indonesia mampu

Page 54: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

37

mempengaruhi bank syariahataupun pasar modal syariah. SBIS juga

berfungsisebagai salah satu instrumen untuk membantu dalaminvestasi

bank syariah apabila terjadikelebihan dana(Overlikuiditas). Dalam

penerbitan SBIS akad yangdigunakan adalah ju‟alah. Maka bank syariah

yangmenempatkan dana pada SBIS berhak mendapatkanupah (ujrah) atas

jasa membantu pemeliharaankeseimbangan moneter Indonesia. Tingkat

imbalanyang diberikan oleh Bank Indonesia mengacu pada

SBIkonvensional, sehingga tidak akan memicu kesenjanganprofit yang

diperoleh dari penempatan dana tersebutoleh bank syariah. Ketika imbalan

yang diperoleh banksyariah dalam melakukan investasi SBIS itu besar

tentu keuntungan akan diperoleh bank syariah, selanjutnyareturn yang

dibagi hasilkan pada DPK (Dana Pihak Ketiga) yaitu para nasabah yang

menabung, depositojuga akan tinggi. Hal tersebut mampu menarik

Investoruntuk beralih berinvestasi dibank syariah daripada instrumen

investasi lainnya yaitu pasar modal syariah. Ketika minat Investor turun

untuk berinvestasi dipasar modal syariah tentu hal itu akan memicu

menurunnya indeks saham syariah (Suciningtias dan Khoiroh, 2015:403).

C. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun

ruang lingkup hampir sama, tetapi karena beberapa variabel, objek, periode

waktu yang digunakan dan penentuan sampel berbeda maka terdapat banyak

Page 55: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

38

hal yang tidak sama, sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling

melengkapi. Berikut ringkasan beberapa penelitian:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No.

Nama Peneliti

(tahun

penelitian)

Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1.

Siti Aisiyah

Suciningtias

dan Rizki

Khoiroh

(Jurnal-2015)

Analisis Dampak

Variabel

Makroekonomi

Terhadap Indeks

Saham Syariah

Indonesia (ISSI)

Analisis Regresi

Linier Berganda

Variabel Inflasi dan Nilai Tukar

IDR/USD mempunyai pengaruh

negatif signifikan terhadap Indeks

Saham Syariah Indonesia (ISSI)

selama periode Mei 2011 sampai

Nopember 2014. Dimana semakin

tinggi tingkat inflasi dan Nilai

Tukar IDR/USD akan menurukan

Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI)Variabel Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS)

dan Harga Minyak Dunia

mempunyai pengaruh

tidak signifikan terhadap Indek

Saham Syariah

Indonesia (ISSI) selama periode

Mei 2011 sampai

Nopember 2014. Dimana

perubahan tingkat imbalan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan perubahan harga

minyak dunia tidak mampu

mempengaruhi secara kuat

pergerakan Indeks Saham Syariah

Indonesia (ISSI)

2

Muhammad

Nassir, Fakriah,

dan

Ayuwandirah

(Jurnal-2016)

Analisis Variabel

Makroekonomi

Terhadap Indeks

Saham Syariah

Indonesia dengan

Vector

Autoregression

(VAR) dan

Vector Error

Corection

ISSI model jangka pendek

dipengaruhi oleh Inflasi dan Jumlah

Uang Beredar (JUB) pada tingkat

kepercayaan 90%. ISSI dipengaruhi

Inflasi di lag pertama secara

Page 56: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

39

Metode Pendekatan

Vector

Autoregression

Model (VECM) signifikanmempengaruhi Indonesia

Stock Index Syariah. ISSI juga

dipengaruhi oleh lag JUB 2

3

Yudisthira

Ardana (Jurnal-

2016)

Pengaruh Variabel

Makroekonomi

terhadap Indeks

Saham Syariah

Indonesia

Vector Error

Corection

Model (VECM)

Hubungan jangka pendek terhadap

indeks saham syariah hanya terjadi

pada nilai tukar dan SBIS,

sedangkan hubungan jangka

panjang terhadap indeks saham

syariah ialah tingkat suku bunga,

SBIS dan harga minyak dunia.

4

Krishna Reddy

Chiteddy

(Jurnal-2015)

Macroeconomic

variabels impact on

stock prices in BRIC

stock market an

emperyal analysis

ECM (error

Correction

Model)

Semua variabel makro ekonomi

BRIC berpengaruh terhadap harga

pasar saham di BRIC

5

Yoghi Citra

Pratama

(Jurnal-2012)

Pengaruh Indeks

Regional Terhadap

Jakarta Islamic Index

(JII)

Vector Error

Corection

Model (VECM)

Tes kointegrasi menunjukan bahwa

di antara variabel penelitian yang

ada terdapat keseimbangan jangka

panjang dan hubungan yang

simultan. Hasil impulse response

function menunjukan bahwa

terdapat pengaruh IHSG,

downjones, dan Nikkei terhadap JII

adalah negative. Hasil dari uji

dekomposisi varians menunjukan

bahwa guncangan paling besar dari

JII ialah JII itu sendiri, oleh karena

itu disimpulkan pasar modal syariah

lebih stabil dari guncangan

eksternal dibandingkan dengan

konvensional

6

M, Dharani P.

Natarajan

(Jurnal-2011)

Equabnimity of Risk

and Return

Relationship between

shariah index and

general index in india

Vector

autoregresive

Penelitian ini dilakukan secar

empiris dengan memeriksa resiko

dan nilai return nifty syariah indeks

dan indeks nifthy selama periode 2

januari 2007 31 Desember 2010.

Periode sampel telah dibagi lagi

menjadi periode pasar pertama dan

periode pasar kedua berdasarkan

pergerakan indeks kedua selama

masa studi. Tujuan dari studi ini

Page 57: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

40

adalah untuk menganalisis kinerja

Indeks Syariah dan Indeks

Konvensional dan untuk menguji

apakah ada perbedaan yang

signifikan antara kedua indeks

tersebut di India.

Berdasarkan studi yang

sebelumnya, tulisan ini

memperlihatkan risiko yang

disesuaikan pengukuran seperti

Sharpe index, indeks Treynor dan

Jensen alpha. T-tes telah digunakan

untuk menguji kembali berarti

perbedaan antara kedua indeks.

Studi menemukan bahwa Nifty

Syariah kurang signifikan selama

periode sampel sampel dan sub.

Menurut t-test, berarti perbedaan

antara kedua indeks belum

signifikan yang mengungkapkan

keduanya konsisten. Pengembalian

risiko disesuaikan untuk

indeks kedua.

7

Dr. Anuj

Kumar Tyagi

dan Mohd.

Rizwan (Jurnal-

2012)

A Study of the

Movement of BSE-

TASIS

Shariah 50 Index in

accordance with

Sensex

Uji Stationer

Penelitian ini menganalisis gerakan

Tasis Syariah dan Sensex selama

periode Desember 2011 sampai

November 2012. Nilai-nilai

penutupan indeks Syariah dari

Sensex yang dikumpulkan dari

situs-situs BSE. Studi ini berbentuk

tabel dan grafik yang kemudian

dianalisis untuk memeriksa

tujuan studi. Hal ini ditemukan

bahwa

Tasis Syariah dan sensex bergerak

hampir dalam arah yang sama pada

bulan tertentu. Oleh karena itu,

studi ini

menyimpulkan bahwa ekuitas

berdasarkan etika investor dapat

memperoleh lebih atau kurang sama

dengan berinvestasi di perusahaan

Syariah & saham lain yang terdapat

di Sensex. Kesimpulannya adalah,

Page 58: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

41

penelitian ini telah menunjukkan

bahwayang biasa digunakan untuk

menilai kepatuhan syariah

perusahaan untuk tujuan termasuk

mereka dalam daftar perusahaan

yang dapat diterima, perlu

dimodifikasi.

Page 59: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

42

Faktor-faktor yang Mempenagruhi Indeks Saham Syariah Indonesia

Variabel Independen (X):

Inflasi(X1)

Nilai Tukar Rupiah (x2)

IHSG (X3)

SBIS (X4)

Variabel dependen (Y):

Indeks Saham Syariah

Indonesia (Y)

Uji Stationeritas

stationer Tidak stationer

Stationer pada difference

Uji Lag Optimal

Uji Kausalitas Granger

Uji kointegrasi

Terkointegrasi Tidak Terkointegrasi

VAR VECM

Impulse Response Function

Forecast Error Variance Decompsition

Page 60: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

43

Berdasarkan gambar 2.1 dapat dijelaskan, bahwa Model VAR adalah model persamaan

regresi yang menggunakan data time series yang berkaitan dengan masalah stasioneritas dan

kointegrasi antar variabel di dalamnya. Langkah pertama pembentukan VAR adalah dilakukan

uji stasioneritas data. Jika data variabel stasioner pada tingkat level maka kita mempunyai

model VAR biasa (unrestricted VAR) sebaliknya jika data tidak stasioner pada level tetapi

stasioner pada proses differensiasi yang sama, maka harus diuji apakah data tersebut

mempunyai hubungan dalam jangka panjang atau tidak dengan melakukan uji kointegrasi.

Apabila data stasioner pada proses differensiasi namun variabel tidakterkointegrasi, maka

disebut model VAR dengan data differensiasi (VAR indifference). Namun apabila terdapat

kointegrasi maka model VAR tersebut disebut Vector Error Correction Model (VECM). Model

VECM ini merupakan model VAR yang teretriksi (restricted VAR) karena adanya kointegrasi

yang menunjukan adanya hubungan jangka panjang antar variabel di dalam estimasi VAR.

Namun, jika tidak terdapat hubungan jangka panjang maka model yang digunakan adalah

VAR in difference. Tahap selanjutnya adalah menentukan panjang lag yang optimal bagi model

penelitian. Setelah itu, akan dilakukan uji kausalitas Granger (Granger Causality Test), estimasi

modelVAR/VECM, uji Impulse Response Function (IRF) dan uji Forecasting ErrorVariance

Decomposition (FEVD). Pada tahap terakhir akan dilakukan interpretasi hasil penelitian dan

kesimpulan. Dalam menjalankan tahapantahapan penelitan, penulis menggunakan alat bantu

berupa software Eviews 9.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari

kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat dibedakan dalam

Page 61: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

44

hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis kerja, dan hipotesis statistik, atau

hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik

atau hipotesis nol yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau

teori selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Hamid, 2010:16).

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Setidaknya terdapat minimal satu variabel dari Inflasi, Nilai Tukar, IHSG dan

SBIS yang memiliki hubungan kausalitas satu arah maupun kausalitas dua arah

dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

2. Terdapat pengaruh guncangan (shock) yang ditimbulkan variabel Inflasi, Nilai

Tukar Rupiah (kurs), Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) dan Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

3. Terdapat variabel yang mempunyai pengaruh guncangan (shocks) paling besar

terhadap perubahan variabel Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Page 62: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah seluruh saham syariah yang

terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode waktu 2012-2016. Per

desember 2016 ada 331 emiten yang terdaftar.

Untuk jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder sendiri adalah data yang didapat dari pihak atau instansi lain yang biasa

digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data

sekunder yang meliputi dua variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini. Kedua variabel

tersebut adalah variabel dependen yang diwakili oleh Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

serta variabel independen yang diwakili oleh Inflasi, Kurs, IHSG dan SBIS

B. TEKNIK PENENTUAN DATA

Dalam melakukan penentuan data, sangat dibutuhkan ketelitian agar mendapatkan

data yang bagus. Data yang bagus dapat membantu mendapatkan hasil yang sesuai dalam

penelitian yang sedang dikerjakan.

Dalam penelitian ini data yang didapatkan, sebagai berikut:

1. Sumber Data

Data yang digunakan diperoleh dari duniainvestasi.com (IDX) berupa daftar saham

yang terdaftar pada ISSI pada tahun 2012-2016. Data inflasi dan nilai tukar diperoleh

Page 63: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

46

dari Bank Indoensia (BI) periode 2012-2016. IHSG diperoleh dari

duniainvestasi.com (IDX) pada periode tahun 2012-2016. Dan SBIS diperoleh dari

Bank Indonesia (BI) periode 2012 – 2016.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh dari data statistic dan data yang dipublikasikan secara

umum. Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Data statistic kapitalisasi ISSI pada periode tahun 2012-2016 bersumber dari IDX.

b. Data inflasi yang dipublish oleh BPS pada periode tahun 2012-2016 bersumber

pada Bank Indonesia.

c. Data statistic nilai tukar mata uang pada periode tahun 2012-2016 bersumber pada

Bank Indonesia.

d. Data statistic Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2012-2016

bersumber pada IDX.

e. Data statistic Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) pada periode 2012-2016

bersumber pada Bank Indonesia.

C. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis Vector Auto

Regressive (VAR)/ Vector Error Correction Model (VECM). Penelitian menggunakan

model Vector Auto Regression (VAR) apabila data dalam penelitian ini stasioner, namun

bila data tidak stasioner dan terdapat hubungan kointegrasi antara variabel-variabelnya

maka penelitian ini menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM). Data-

Page 64: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

47

data tersebut akan diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) Eviews 9 dan

Microsoft Excel 2010.

Metode VAR memperlakukan semua variabel secara simetris tanpa

mempermasalahkan variabel endogen dan eksogen atau dengan kata lain model ini

memperlakukan seluruh variabel sebagai variabel endogen. Pendekatan yang digunakan

dalam metode VAR merupakan pendekatan non-struktural, yakni menggambarkan

hubungan kausalitas antarvariabel (Tanjung, 2013:23).

Keunggulan dari analisis VAR antara lain adalah: (1) Metode ini sederhana,

tidak perlu khawatir untuk membedakan mana variabel endogen mana variabel

eksogen; (2) Estimasinya sederhana, dimana metode OLS biasa dapat diaplikasikan

pada tiap-tiap persamaan secara terpisah; (3) Hasil perkiraan (forecast) yang diperoleh

dengan menggunakan metode ini dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan dengan

hasil yang didapat dengan menggunkan model persamaan simultan yang kompleks

sekalipun. Selain itu, VAR analysis juga merupakan alat analisis yang sangat berguna,

baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik (interreationship) antara

variabel-variabel ekonomi, maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur.

Namun model VAR juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (1) VAR

merupakan model yang atheoritic atau tidak berlandaskan teori sehingga hal ini tidak

seperti persamaan simultan. Pada persamaan simultan, pemilihan variabel yang akan

dimasukkan dalam persamaan memegang peranan penting dalam mengidentifikasi

model; (2) Metode ini juga bermasalah pada pemilihan parameter yang akan

bermasalah pada derajat bebas (degrees of freedom-df) akan bertambah; (3) Semua

Page 65: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

48

variabel dalam VAR harus stasioner, jika tidak stasioner maka perlu dilakukan

transformasi bentuk data, misalnya melalui first difference.

Langkah-langkah dalam analisis VAR adalah sebagai berikut :

1. Uji Stasioneritas

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam estimasi model ekonomi dengan

time series adalah dengan menguji stasioneritas pada data (stationery stochastic

process). Data stasioner adalah data yang varians-nya tidak terlalu besar dan

punya kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Tujuan uji ini adalah

agar nilai rata-raa stabil dan random error-nya sama dengan nol.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data stasioner atau tidak. Uji ini

dilakukan dengan menggunakan augmented dickey-fuller (ADF) pada derajat

yang sama (level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner.

Hipotesis :

H0 = data tidak stasioner

H1 = data stasioner

Dengan mengikuti pernyataan bahwa :

1) Nilai t-statistik ADF < nilai kritis ADF pada level 5% maka H0 diterima.

2) Nilai t-statistik ADF > nilai kritis ADF pada level 5% maka H1 diterima.

2. Uji Lag Length

Salah satu permasalahan yang terjadi dalam uji stasioneritas adalah penentuan lag

optimal. Jika lag yang digunakan dalam stasioneritas terlalu sedikit, maka residual

dari regresi tidak akan menampilkan proses white noise sehingga model tidak

Page 66: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

49

dapat mengestimasi actual error secara tepat. Namun, jika lag yang digunakan

terlalu banyak, makadapat mengurangi kemampuan untuk menolak H0 karena

tambahan parameter terlalu banyak akan mengurangi derajat bebas. Dalam

penentuan lag optimal dilakukan melalui likelihood ratio test, tentukan kriteria

yang mempunyai Final Frediction Error (FPE), Akaike Information Criterion

(AIC), Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn (HQ).

3. Uji stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan dengan cara menghitung akar-akar dari fungsi

polonominal, Jika semua akar dari fungsi polonomial tersebut didalam unit circle

atau jika nilainya < 1 maka model VAR tersebut di anggap stabil sehingga hasil

impulse response function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition

(FEVD) yang dihasilkan di anggap valid.

4. Uji Kointegrasi

Kestasioneran data melalui diferensiasi dinilai masih belum cukup apabila peneliti

meneruskan uji VECM. Model harus memiliki kointegrasi atau hubungan jangka

pendek dan jangka panjang. Pendekteksian ini dapat dilakukan dengan Metode

Johansen. Pengujian kontegrasi dalam penelitian ini dilaksanan dengan derajat

kepercayaan 5% dengan cara membandingkan trace statistic trace statistic atau

max eigen statistic dengan critical value-nya. (Ariefianto, 2012). Jika variabel-

variabel tidak terkointegrasi maka dapat diterapkan VAR standar yang hasilnya

akan identik dengan OLS, jika pengujian membuktikan terdapat vektor

Page 67: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

50

kointegrasi, maka dapat diterapkan ECM untuk single equation dan VECM untuk

system equation.

Hipotesis yang dihasilkan dari uji kointegrasi, sebagai berikut:

H0 : terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen dan

variabel dependen.

H1 : tidak terdapat hubungan jangka panjang antara variabel independen

dan variabel dependen.

Dengan mengikuti pernyataan bahwa :

1) Jika nilai trace statistic > nilai critical value maka H0 diterima, model

terkointegrasi, dapat diterapkan VECM.

2) Jika nilai trace statistic < nilai critical value maka H1 diterima, model tidak

terkointegrasi, dapat diterapkan VAR.

5. Uji Kausalitas

Uji kausalitas bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat (kausalitas) di

antara variabel-variabel yang ingin diuji. Uji kausalitas digunakan untuk melihat

hubungan antarvariabel, apakah hubungan tersebut satu arah atau dua arah

ataupun tidak ada hubungan antarkeduanya, terdapat dua hipotesis dalam uji

kausalitas:

H0 : tidak terdapat hubungan kausalitas antarvariabel.

H1 : terdapat hubungan kausalitas antarvariabel.

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, digunakan nilai probabilitas. Jika

nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% maka terdapat cukup bukti untuk

Page 68: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

51

menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa antarvariabel mempunyai

hubungan kausalitas.

6. Estimasi VAR dan VECM

Diketahui dengan membandingkan nilai t-statistik hasil estimasi dengan nilai t-

tabel, jika nilai t-statistiklebih besar dari nilai t-tabelnya, maka dapat dikatakan

variabel Y mempengaruhi variabel X.

Sedangkan jika suatu data time series model VAR terbukti terdapat hubungan

kointegrasi, maka VECM dapat digunakan untuk mengetahui tingkah laku jangka

pendek dari suatu variabel terhadap nilai jangka panjangnya ( Ajija dkk, 2011).

VECM juga digunakan untuk menghitung hubungan jangka pendek antarvariabel

melalui koefisien standar dan mengestimasi hubungan jangka panjang dengan

menggunakan lag residual dari regresi yang terkointegrasi. Sama halnya dengan

estimasi VAR, jika nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t-tabelnya, maka

dapat dikatakan terdapat hubungan jangka panjang atau jangka pendek

antarvariabel.

7. Impulse Response Function (IRF)

Analisis IRF dapat melacak respon variabel terikat di dalam sistem VECM karena

adanya shock dari variabel bebas pada persamaan variabel terikat dalam suatu

sistem VECM. Misalnya variabel bebas mengalami kenaikan sebesar x maka akan

mempengaruhi variabel terikat untuk saat ini atau masa depan. Menurut Sims

(1992) fungsi IRF menggambarkan ekspektasi periode dari kesalahan prediksi

suau variabel akibat inovasi dari variabel yanglain. Sehingga lamanya pengaruh

Page 69: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

52

shock pada suatu variabel terhadap variabel lain hingga pengaruhnya hilang atau

kembali pada titik keseimbangan dapat dilihat. (Ajija dkk, 2011)

8. Variance Decomposition

Disebut juga forecast error variance decomposition, merupakan perangkat yang

dapat menggambarkan relatif pentingnya variabel-variabel bebas pada model

VECM karena shock dan menjelaskan seberapa kuat peranan variabel tertentu

terhadap variabel lainnya. Analisis ini dilaksanakan dengan cara pemisahan

variasi dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponen-komponen

shock, dengan asumsi bahwa komponen-komponen tidak saling berkorelasi.

D. OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Indeks harga saham merupakan ringkasan pengaruh simultan dan kompleks dari

berbagai macam variabel yang berpengaruh terutama kejadian-kejadian ekonomi.

Dengan kata lain indeks harga saham dapat dijadikan sebagai barometer ekonomi suatu

Negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir. Di

Indonesia terdapat dua indeks saham syariah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dalam penelitian ini indeks saham syariah yang

digunakan adalah ISSI. ISSI merupakan indeks yang telah diluncurkan oleh BEI pada

tanggal 12 Mei 2011 dimana konstituen ISSI adalah seluruh saham yang tergabung

dalam Daftar Efek Syariah dan tercatat di BEI. Hingga saat ini jumlah konstituen ISSI

adalah lebih dari 200 saham. Tujuan pembentukan ISSI adalah untuk meningkatkan

kepercayaan Investor dalam melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan

Page 70: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

53

memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan

investasi di bursa efek (Pasaribu dan Firdaus, 2013).

2. Variabel Independen

a. Inflasi (X1)

Inflasi merupakan variabel bebas pertama. Inflasi adalah proses kenaikanharga-

hargaumumsecara terus-menerus.Akibatdariinflasi

secaraumumadalahmenurunnyadayabelimasyarakatkarena secara riil tingkat

pendapatan juga menurun.Indikator inflasiyang

digunakanadalahIndeksHargaKonsumen(IHK)

Indonesia.IHKmerupakanpengukurperkembangandaya beliRupiah yang

dibelanjakanuntukmembelibarang danjasadaribulankebulan.

b. Nilai Tukar Rupiah (X2)

Kurs merupakan variable bebas kedua, Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing

menunjukan harga atau nilai mata uang suatu Negara dinyatakan dalam nilai mata

uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang

domestic yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk

memperoleh satu unit mata uang asing (Sukirno, 2011:132).

Menurut Karim (2007:170), nilai tukar uang mempresentasikan tingkat harga

pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai

transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi

Page 71: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

54

internasional, ataupun aliran uang jangka pendek antar negara, yang melewati

batas-batas geografis ataupun batas-batas hukum.

Kurs yang digunakan adalah kurs tengah rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

c. Indeks Harga Saham Gabungan (X3)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)adalah variabel bebas ketiga merupakan

indicator yang mencerminkan kondisi pasar modal suatu Negara. IHSG dalam pasar

modal di Indonesia terdiri atas pergerakan seluruh saham di BEI yang tergabung

menjadi satu indeks yaitu IHSG. Hubungan antara ISSI dengan IHSG memiliki

hubungan yang positif, karena seluruh saham yang tergolong dalam ISSI

keseluruhannya merupakan saham yang termasuk ke IHSG. Fluktuatifnya

pergerakan saham secara otomatis akan mempengaruhi antara IHSG dan ISSI

dengan arah yang berbanding lurus

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) (X4)

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah sertifikat yang diterbitkan Bank

Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia yang dibuat dalam rangka pengendalian

moneter berdasarkan prinsip syariah dan merupakan salah satu upaya untuk

mengatasi bila terjadi kelebihan likuiditas pada bank syariah (Arifin, 2009).

Page 72: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

55

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia

Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami yak kemajuan,

hal ini disampaikan oleh Friderica (2016) bahwa pangsa pasar saham syariah lebih

dominan dibandingkan dengan non syariah. Terlihat dari jumlah saham di Bursa Efek

Indonesia yang masuk dalam kategori saham syariah sebanyak 318 efek atau 61% dari

total saham. Selain hal itu, perkembangan pasar modal syariah juga tercermin dari

dikeluarkannya Fatwa Nomor 80 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme

Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Begitu juga yang dikatakan Pasaribu dan Firdaus (2013) perkembangan ekonomi

syariah telah tumbuh dan berkembang pesat pada perekonomian Indonesia, baik

dikalangan akademisi maupun praktisi. Hal ini juga berimplikasi pada berkembangnya

pasar modal syariah yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah. Salah satu

indeks pasar modal berbasis syariah yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diterbitkan oleh Bapepam-LK

sebagai regulator yang berwenang dan bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada 12 Mei 2011.

Konstituen ISSI adalah seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah

(DES) dan tercatat di BEI dimana saat ini jumlah konstituen ISSI sudah lebih dari 200

saham. ISSI digunakan sebagai sarana untuk memudahkan dan menarik Investor muslim

dalam pemilihan investasi di pasar modal yang seringkali diragukan kehalalannya,

Page 73: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

56

meskipun tidak semua Investor saham syariah adalah mereka yang beragama Islam.

Secara singkat, pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur,asumsi, instrumen,

dan aplikasi yang bersumber padanilai Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah

yangkemudian disajikan dalam bentuk Fatwa DSN-MUIterkait pasar modal syariah.

Berdasarkan Fatwa tersebut kemudian diaplikasikan oleh lembaga pengawas

yaituBapepam-LK serta pelaksana yaitu Bursa Efek Indonesia, emiten, dan Investor.

Dalam menjalankan peranannya, pasar modalmemiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi ekonomi danfungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi pasar modalmenyediakan

fasilitas untuk mempertemukan duakepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan

dana (Investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten).Dengan adanya pasar modal,

pihak yang memilikikelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebutdengan harapan

memperoleh imbalan, sedangkanemiten dapat memanfaatkan dana tersebut

untukkepentingan operasional perusahaan. Dalam fungsi keuangan, pasar modal

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi Investor, sesuai

dengan karakteristik investasi yang dipilih. Pasar modal diharapkan mampu

meningkatkan aktivitas perekonomian, karena pasar modal merupakan

alternativependanaan jangka panjang bagi perusahaan. Sehingga perusahaan dapat

beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan laba

perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Keberadaan pasar modal di Indonesia

merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional,

terbukti telah banyak industry dan perusahaan yang menggunakan institusi ini sebagai

media untuk menyerap dana investasi serta sebagai media untuk memperkuat posisi

keuangannya (Pasaribu dan Firdaus, 2013).

Page 74: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

57

GRAFIK 4.1

Perkembangan ISSI Periode Januari 2012 – Desember 2016

Sumber: Duniainvestasi.com (IDX)

Grafik diatas merupakan perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

periode Januari 2012 – Desember 2016. Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui

bahwa ISSI hampir selalu mengalami pertumbuhan pada setiap periodenya walaupun ada

beberapa penurunan, penurunan yang signifikan terjadi pada 2015, hal itu disebabkan

efek ekonomi global yang belum sepenuhnya stabil. Lalu mengalami kenaikan kembali

pada periode 2016, menurut Head of Invesment and research PT. Majoris Asset

Management, Yekti Dewanti mengatakan bawha ada beberapa sector yang memberikan

potensi yang cukup tinggi ke ISSI, sehingga ISSI mengalami kenaikan pada tahun 2016.

Meskipun ISSI ini baru saja dibentuk namun perkembangannya menunjukkan

trend yang sangat positif. Pertumbuhan ISSI yang selalu terjadi setiap periodenya ini

Page 75: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

58

tidak terlepas karena pertumbuhan pangsa pasar syariah yang telah tumbuh dan

berkembang di Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Pertumbuhan pangsa pasar

syariah yang berawal dari sektor perbankan yang kemudian merambah ke asuransi dan

kini eranya telah masuk pada pasar modal. Inilah yang dijadikan kesempatan oleh

beberapa perusahaan atau emiten untuk mengeluarkan indeks syariah agar dapat menarik

minat para masyarakat penanam modal yang ingin berinvestasi pada indeks syariah.

2. Perkembangan Inflasi di Indonesia

Inflasi merupakan kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa secara umum

selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat diestimasikan dengan mengukur

tingkat presentase perubahan dalam indeks harga konsumen yang mengindikasikan harga

dari sejumlah besar produk konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, peumahan,

bahanbakar, layanan kesehatan, dan listrik (Madura, 2007:128).

Berikut ini disajikan tabel perkembangan Inflasi di Indonesia pada periode

Januari 2012 – Desember 2016:

Page 76: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

59

Grafik 4.2

Perkembangan Inflasi Periode Januari 2012 – Desember 2016

Sumber: Bank Indonesia

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-

menerus (kontinu) yang berkaitan dengan mekanisme pasar. Tabel 4.2, tingkat inflasi

pada tahun 2012 tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 4,61 persen dan yang

terendah sebesar 2,56 persen. Pada tahun 2013 inflasi tertinggi terjadi pada bulan

Agustus sebesae 8,79 persen dan terendah pada bulan Januari sebesar 4,57 persen.

Tingginya persentase inflasi pada tahun tersebut disebabkan oleh naiknya harga BBM

yang kurang diprediksi, kenaikan tersebut terjadi ketika sebelum lebaran yang

menyebabkan masyarakat mengharuskan membeli BBM ketika harganya meningkat,

selain itu kebijakan pengurangan impor yang menyebabkan harga bawang dan juga

daging sapi meningkat secara signifikan menurut sasmito Deputi Bidang Statistik

Ditribusi dan Jasa BPS. (www.katadata.co.id)

Page 77: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

60

Pada tahun 2014 tingkat inflasi tertinggi pada bulan Desember 8,36 persen dan

yang terendah pada bulan Juli dan September sebesar 4,53 persen. Lalu pada tahun 2015

inflasi tertinggi sebesar 7,26 persen terjadi pada bulan Juni dan Juli dan yang terendah

terjadi pada bulan Desember sebesar 3,35 persen. Sedangkan pada tahun 2016 inflasi

tertinggi terjadi pada bulan Maret 4,45 persen dan yang terendah pada bulan Desember

sebesar 3,02 persen. Selama periode pengamatan nilai tingkat inflasi tertinggi

direpresentasikan pada tahun 2013 bulan Agustus sebesar 8,79 persen dan yang

terendah pada tahun 2016 sebesar 3,02 persen.

3. Perkembang Nilai Tukar Rupiah (Kurs)

Kurs Rupiah adalah nilai tukar Rupiah terhadap uang dari Negara lain, yaitu

banyaknya Rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Misalnya kurs yang menunjukkan bahwa US$ 1.00 sama dengan Rp. 8.400, berarti

untuk memperoleh satu Dolar Amerika Serikat dibutuhkan 8.400 Rupiah Indonesia

(Sukirno, 2011:397).

Menurut Subalno (2010:25), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap

mata uang Negara lain. Jadi, nilai tukar Rupiah merupakan nilai dari satu mata Rupiah

yang ditranslasikan ke dalam mata uang Negara lain. Misalnya nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar AS, nilai tukar Rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya. Dalam

transaksi valuta asing dibedakan menjadi dua jenis kurs yaitu kurs spot (spot rate) dan

kurs berjangka (forward rate). Dari kedua jenis transaksi tersebut, transaksi valuta asing

yang paling dikenal transaksi seketika (on the spot). Transaksi spot yang lazirn

digunakan dalam melakukan pembayaran dan penerimaan valuta asing adalah dalam

jangka waktu dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi tersebut. Sedangkan

Page 78: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

61

transaksi berjangka (forward transaction) merupakan kesepakatan yang dicapai pada

hari ini namun baru berlaku beberapa waktu kemudian (misalnya 3 bulan). Dalarn

penelitian ini kurs yang dipakai adalah kurs spot (spot rate).

Berikut ini adalah tabel perkembangan Exchange Rate (Kurs) periode Januari

2012 – Desember 2016

Grafik 4.3

Perkembangan Nilai Tukar (kurs) periode Januari 2012 – Desember 2016

Sumber: Bank Indonesia

Pada Grafik 4.3 menunjukan bahwa nilai kurs tertinggi pada tahun 2012 ada

dibulan Desember sebesar 9.718 dan yang terendah ada di bulan Januari sebesar 9.045.

pada tahun 2013 nilai kurs tertinggi ada di bulan Desember sebesar 12.250 dan kurs

terendah ada di bulan Febuari sebesar 9.715. pada tahun 2014 nilai kurs tertinggi ada

di bulan Desember sebesar 12.502 dan kurs terendah ada di bulan Maret sebesar

Page 79: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

62

11.461. pada tahun 2015 nilai kurs terbesar ada di bulan September sebesar 14.730 dan

kurs terendah ada di bulan Januari sebesar 12.668. dan pada tahun 2016 nilai kurs

tertinggi ada dibulan Mei sebesar 13.683 dan kurs terendah ada di bulan September

sebesar 13.063. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo pelemahan nilai tukar

rupiah terhadap Dollar salah satunya disebabkan oleh besarnya defisit transakasi

berjalan akibat neraca perdagangan yang defisit. Selain itu tingginya kebutuhan impor

di Indonesia khususnya pada BBM. Di sisi luar negri rencana bank sentral AS yaitu

The Fed mengurangi paket stimulusnya yang mengakibatkan dana asing yang investasi

pada negara-negara berkembang termasuk di Indonesia banyak yang ditarik oleh

pemiliknya.(www.detik.com)

Selama periode penilitian ini nilai kurs tertinggi ada di bulan September 2015

sebesar 14.730 dan yang terendah ada di bulan januari 2012 sebesar 9.045.

4. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Peningkatan atau penurunan harga saham yang direfleksikan oleh Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) bukan hanya mencerminkan perkembangan perusaahaan

atau industri suatu negara. Perubahan IHSG bahkan bisa dianggap sebagai perubahan

yang lebih fundamental dari suatu negara, artinya maju mundurnya suatu negara bisa

dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan suatu negara tersebut.

Investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat berkepentingan dengan

naik-turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena nilai portofolio

sahamnya secara umum tergantung pada naik turunnya indeks ini. Secara intuitif,

sebagian besar saham atau portofolio saham bergerak searah dengan pergerakan

Page 80: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

63

indeks. Indeks harga saham sangat dipengaruhi variabel-variabel makro seperti suku

bunga bebas risiko, kurs mata uang, surplus neraca perdagangan, cadangan devisa dan

inflasi.

Jika kondisi surplus neraca membaik, modal asing akan lebih banyak masuk

atau terjadi capital inflow. Capital inflow ini pada akhirnya akan menyebabkan mata

uang rupiah menguat atau kurs USD dalam rupiah menurun. Sebagian model asing itu

akan ditanamkan dalam portofolio saham sehingga memberikan efek positif untuk

pasar saham dan indeksnya.

Indeks Harga Saham sebenarnya merupakan angka Indeks Harga Saham yang

telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk

membandingkan kegiatan atau peristiwa, baisanya berupa perubahan harga saham, dari

waktu ke waktu.

IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan pasar efek secara

umum karena G adalah gabungan dari seluruh saham.

IHSG dihitung setiap hari sesudah penutupan perdagangan. Angka positif yang

menyertai perubahan IHSG menunjukkan kenaikan dari IHSG sebelumnya. Angka

negatif menunjukkan IHSG turun dibanding IHSG sebelumnya. Jika Indeks Harga

Saham tidak berubah menunjukkan bahwa kondisi stabil. Indeks menggambarkan

trend pergerakan pasar dan menjadi indikator yang sangat penting bagi pelaku di pasar

modal khususnya pasar saham.

Page 81: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

64

Grafik 4.4

Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan

Periode Januari 2012 – Desember 2016

Sumber: duniainvestasi.com (IDX)

Indeks Harga Saham Gabungan merupakan barometer kesehatan pasar modal

yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Grafik 4.3, menunjukkan

bahwa nilai IHSG tertinggi pada bulan Maret 2015 sebesar 5,518.511 dan nilai IHSG

terendah pada bulan Mei 2012 sebesar 3,832.710. Penyebab rendahnya IHSG pada

Mei 2012 menurut MNC sekuritas dalam penelitiannya mengatakan IHSG lemah

karena keadaan didalam negeri sendiri, yaitu melemahnya nilai tukar rupiah, didalam

riset tersebut mengatakan "Indonesia yang sedang sekarat butuh infuse bernama

likuiditas dolar AS terhadap Rupiah. Jika Bank Indonesia (BI) tidak secepatnya

memberikan infuse dolar AS kedalam forex market, kami khawatirkan, dolar

berpotensi menuju Rp 10.000," ungkap riset tersebut.

Page 82: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

65

5. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 63/DSN-MUI/XII/2007 bahwa

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga dalam mata uang

Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berjangka waktu pendek berdasarkan

prinsip syariah. Dalam penerbitan intrumen Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

menggunakan akad ju‟alah. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 62/DSN-

MUI/XII/2007, ju‟alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan

imbalan tertentu („iwadh/ju‟l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari

suatu pekerjaan. Ja‟il adalah pihak yang berjanji akan memberikan imbalan tertentu

atas pencapaian hasil pekerjaan (natijah) yang ditentukan. Dimana tingkat imbalan

disesuaikan dengan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut

Bank Indonesia (www.bi.go.id), SBIS diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah

satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang

dilakukan berdasarkan prinsip Syariah. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) bagi

bank syariah dijadikan sebagai alat instrumen investasi, sebagaimana Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) di bank konvensional (Ardana, 2016).

Berikut ini adalah tabel perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) periode Januari 2012 – Desember 2016:

Page 83: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

66

Grafik 4.5

Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

Periode Januari 2012 – Desember 2016

Sumber: bank Indonesia

Dari Grafik 4.5 menunjukan imbal hasil secara keseluruhan pada periode

penelitian berubah-ubah. Pada tahun 2012 imbal hasil tertinggi pada bulan Desember

sebesar 4,8 persen dan terendah pada bulan Februari sebesar 3,82 persen. Pada tahun

2013 imbal hasil tertinggi dicapai pada bulan Desember sebesar 7,22 persen dan yang

terendah pada bulan Januari sebesar 4,82 persen. Pada tahun 2014 imbal hasil tertinggi

pada bulan Januari sebesar 7,23 persen dan yang terendah pada bulan Oktober sebesar

6,85 persen. Pada tahun 2015 imbal hasil tertinggi pada bulan September sampai

Desember sebesar 7,1 persen dan yang terendah terjadi pada bulan Maret sampai Juli

sebesar 6,65 persen. Pada tahun 2016 imbal hasil tertinggi pada bulan Januari sebesar

6,65 persen dan yang terendah sebesar pada bulan September sebesar 6,15 persen.

Page 84: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

67

Selama periode penelitian berlangsung imbal hasil tertinggi pada bulan Januari 2014

sebesar 7,23 persen dan yang paling rendah pada bulan Februari 2012 sebesar 3,82

persen.

2. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Stationeritas

Langkah pertama dalam melakukan analisis data time series yaitu uji stasioneritas,

uji stasioneritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diuji

stasioner atau tidak. Uji stasioneritas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji akar

unit yaitu dengan menggunakan Augment Dickey-Fuller (ADF) pada derajat yang sama

(level atau difference) hingga diperoleh suatu data yang stasioner. Pada penelitian ini

menggunakan uji Augment Dickey-Fuller (ADF). Berikut adalah hasil uji stasioneritas

dengan menggunakan Augment Dickey-Fuller (ADF) dari setiap data.

Tabel 4.1 Hasil Uji ADF Data Tingkat Level

Variabel ADF Test t-Statistics Mc Kinnon

Critical Value 5% Prob Keterangan

ISSI -2.140437 -2.912631 0.2301 Tidak Stasioner

Inflasi -2.075865 -2.912631 0.2550 Tidak Stasioner

KURS -1.456034 -2.911739 0.5487 Tidak Stasioner

IHSG -1.851317 -2.911730 0.3527 Tidak Stasioner

SBIS -2.939457 -2.912631 0.0470 Stasioner

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.1, dapat dilihat nilai t-statistic pada

variabel ISSI, inflasi, KURS dan IHSGlebih besar dari nilai critical value 5%, dan nilai

probabilitasnya lebih besar dari 0.05 . Artinya, pada pengujian stasioneritas data pada

tingkat level terhadap variabel ISSI, inflasi, KURS dan IHSG tidak stasioner pada tingkat

level. Sedangkan, variabel SBIS nilai t-statistic-nya lebih kecil dari nilai critical value

Page 85: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

68

5%, dan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0.05. Artinya, pada pengujian stasioneritas

pada tingkat level variabel return sudah stasioner.Apabila data tidak stasioner pada

tingkat level maka perlu dilakukan differencing data untuk memperoleh data yang

stasioner pada derajat yang sama pada first difference. Seperti uji akar unit sebelumnya

keputusan sampai pada derajat keberapa suatu data akan stasioner dapat dilihat dengan

membandingkan antara nilai ADF test t-statistic dengan Mc Kinnon Critical Value 5%

serta dengan melihat nilai probabilitasnya yaitu harus lebih kecil dari 5%. Jika data masih

tidak stasioner pada tingkat first difference maka perlu dilakukan uji derajat integrasi

pada diferensi yang lebih tinggi yaitu second difference sehingga diperoleh data yang

stasioner. Berikut adalah hasil uji stasioneritas pada tingkat first difference dari uji ADF.

Tabel 4.2Hasil Uji Adf Data Tingkat 1st Difference

Variabel ADF Test t-

Statistics

Mc Kinnon

Critical Value 5% Prob Keterangan

ISSI -6.505892 -2.912.631 0.0000 Stasioner

Inflasi -5.857530 -2.913549 0.0000 Stasioner

KURS -8.024.285 -2.912631 0.0000 Stasioner

IHSG -6.794.534 -2.912631 0.0000 Stasioner

Tabel 4.2 memperlihatkan hasil uji stasioneritas pada first difference, dimana

semua data telah stasioner dapat dilihat dari nilai ADF Test t-Statistic pada setiap variabel

lebih kecil dari nilai Mc Kinnon Critical Value 5%, dan nilai probabilitas dari setiap

variabel juga lebih kecil dari 5%. Dari hasil uji stasioner bahwa variabel ISSI, Inflasi,

Kurs, IHSG stasioner pada tingkat first difference.

2. Uji Lag Optimum

Permasalahan yang terjadi pada uji stasioneritas adalah penentuan lag yang

optimal. Pada pendekatan VAR maupun VECM sangat sensitif terhadap panjangnya lag

yang digunakan. Penentuan panjangnya lag dimaksudkan untuk mengetahui panjangnya

Page 86: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

69

periode keterpengaruhan suatu variabel terhadap variabel masa lalunya maupun variabel

endogen lainnya.

Untuk menentukan panjang lag yang optimal dapat dilihat dari beberapa kriteria

yaitu: Final Prediction Error (FPI), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz

Information Criterion (SC),dan Hanna-Quinn Information Criterion (HQ). Hasil uji

panjang lag optimal dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Penentuan Panjang Lag

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 104.7039 NA 1.83e-08 -3.625598 -3.443113 -3.555030

1 413.8114 550.7733 6.00e-13* -13.95678* -12.86187* -13.53337*

2 430.7972 27.17726 8.22e-13 -13.66535 -11.65802 -12.88910

3 452.5636 30.86864 9.81e-13 -13.54777 -10.62801 -12.41867

4 484.3407 39.28808* 8.62e-13 -13.79421 -9.962026 -12.31227

5 495.8848 12.17382 1.72e-12 -13.30490 -8.560297 -11.47013

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5%

level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Dari Tabel 4.3 menunjukkan hasil dari tabel tersebut memberikan lag yang

berbeda-beda, terlihat bahwa dengan kriteria FPE, AIC, SC dan HQ kandidat lag yang

disarankan adalah lag 1, dapat dilihat dari tanda (*) yang paling banyak dan nilai yang

paling kecil.Tanda (*) yang paling banyak adalah lag 1, dengan demikian lag optimal

yang disarankan adalah lag 1.

Page 87: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

70

3. Uji Stabilitas VAR

Setelah terbentuknya hasil estimasi persamaan VAR harus diuji kestabilannya.

Persamaan VAR dikatakan stabil apabila nilai modulusnya lebih kecil atau kurang dari 1.

Pada penelitian ini, nilai modulus dari seluruh roots memiliki nilai modulus lebih kecil

atau kurang dari 1 pada lag 1 yang menyebabkan model menjadi stabil pada lag tersebut.

Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil dari IRF dan FEVD valid.

Tabel 4.4

Uji Stabilitas VAR

Root Modulus

0.957340 - 0.038480i 0.958113

0.957340 + 0.038480i 0.958113

0.841547 0.841547

0.786339 - 0.202144i 0.811906

0.786339 + 0.202144i 0.811906

4. Uji Kointegrasi

Setelah ketiga uji dilakukan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah uji

kointegrasi. Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui terjadinya kestabilan jangka

panjang terhadap variabel-variabel yang diteliti. Uji kointegrasi pada penelitian ini

menggunakan uji kointegrasi Multivariate Johansen Test.

Tabel 4.5

Uji Kointegrasi

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None 0.401675 69.40554 79.34145 0.2212

At most 1 0.297840 39.61548 55.24578 0.5385

At most 2 0.172179 19.10702 35.01090 0.7616

At most 3 0.115869 8.147474 18.39771 0.6678

At most 4 0.017175 1.004775 3.841466 0.3162

Page 88: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

71

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai trace statistic lebih kecil dari nilai kritis pada tingkat

keyakinan 5%, dan dapat dilihat bahwa nilai probabilitas lebih besar dari 0.05. Sehingga

hasil uji kointegrasi ini menunjukkan bahwa analisis yang digunakan untuk penelitian ini

adalah analisis VAR.

5. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat

diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hal ini bermula dari ketidaktahuan

keterpengaruhan antarvariabel. Jika ada dua variabel, maka apakah variabel yang satu

menyebabkan variabel lainnya, atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan

keduanya.Berikut adalah hasil uji kausalitas variabel-variabel penelitian yaitu ISSI,

Inflasi, Kurs, IHSG dan SBIS.

Tabel 4.6

Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

INFLASI does not Granger Cause LN_ISSI 59 2.43991 0.1239

LN_ISSI does not Granger Cause INFLASI 0.82995 0.3662

LN_KURS does not Granger Cause LN_ISSI 59 0.30224 0.5847

LN_ISSI does not Granger Cause LN_KURS 3.54395 0.0650

LN_IHSG does not Granger Cause LN_ISSI 59 0.05577 0.8142

LN_ISSI does not Granger Cause LN_IHSG 0.06100 0.8058

SBIS does not Granger Cause LN_ISSI 59 0.64346 0.4259

LN_ISSI does not Granger Cause SBIS 0.00067 0.9794

LN_KURS does not Granger Cause INFLASI 59 3.12904 0.0824

INFLASI does not Granger Cause LN_KURS 2.54910 0.1160

LN_IHSG does not Granger Cause INFLASI 59 0.29939 0.5864

INFLASI does not Granger Cause LN_IHSG 1.88368 0.1754

SBIS does not Granger Cause INFLASI 59 2.11239 0.1517

INFLASI does not Granger Cause SBIS 20.1356 0.0322

Page 89: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

72

LN_IHSG does not Granger Cause LN_KURS 59 3.15222 0.0813

LN_KURS does not Granger Cause LN_IHSG 0.98725 0.3247

SBIS does not Granger Cause LN_KURS 59 0.58932 0.4459

LN_KURS does not Granger Cause SBIS 0.00422 0.9484

SBIS does not Granger Cause LN_IHSG 59 1.56283 0.2164

LN_IHSG does not Granger Cause SBIS 0.17411 0.6781

1) H0: Inflasi tidak memengaruhi LN ISSI

H1: Inflasi memengaruhi LN ISSI

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a , maka Ho ditolak.

Hasil uji granger menunjukkan nilai probablitas F-stastistik sebesar0.1239 lebih besar dari

0.05. Maka H0 diterima yang berarti Inflasi tidak memengaruhi ISSI.

2 ) H0: ISSI tidak memengaruhi nilai tukar rupiah

H1: ISSI memengaruhi nilai tukar rupiah

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0650 lebih besar dari 0.05. Maka

dapat disimpulkan H0diterima yang berarti ISSI tidak memengaruhi nilai tukar rupiah.

3) H0 : ISSI tidak mempengaruhi IHSG

H1 : ISSI mempengaruhi IHSG

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.8058 lebih besar dari 0.05. Maka

dapat disimpulkan H0diterima yang berarti ISSI tidak memengaruhi IHSG.

4) H0 : ISSI tidak mempengaruhi SBIS

H1 : ISSI mempengaruhi SBIS

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Page 90: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

73

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.9794 lebih besar dari 0.05. Maka

dapat disimpulkan H0diterima yang berarti ISSI tidak memengaruhi SBIS.

5) ) H0 : Inflasi tidak mempengaruhi nilai tukar rupiah

H1 : Inflasi mempengaruhi nilai tukar rupiah

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.1160 lebih besar dari 0.05.

Maka dapat disimpulkan H0diterima yang berarti Inflasi tidak mempengaruhi nilai tukar

rupiah.

6) ) H0 : Inflasi tidak mempengaruhi IHSG

H1 : Inflasi mempengaruhi IHSG

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.1754 lebih besar dari 0.05.

Maka dapat disimpulkan H0diterima yang berarti Inflasi tidak mempengaruhi IHSG.

7) H0 : Inflasi tidak mempengaruhi SBIS

H1 : Inflasi mempengaruhi SBIS

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0322 lebih kecil dari 0.05. Maka

dapat disimpulkan H0ditolak yang berarti Inflasi mempengaruhi SBIS.

8) H0 : IHSG tidak mempengaruhi SBIS

H1 : IHSG mempengaruhi SBIS

Apabila nilai probabilitas F-statistik <a, maka H0ditolak.

Page 91: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

74

Pada tabel tersebut nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.6781 lebih besar dari 0.05.

Maka dapat disimpulkan H0diterima yang berarti IHSG tidak mempengaruhi SBIS.

6. Estimasi VAR

Selanjutnya, hasil estimasi VAR, untuk melihat apakah variabel X mempengaruhi

variabel Y dan sebaliknya, kita dapat mengetahuinya dengan cara membandingkan nilai t-

statistic lebih besar dari nilai t-tabelnya, maka dapat dikatakan bahwa variabel X

mempengaruhi variabel Y.

Tabel 4.7

Estimasi VAR

LN_ISSI INFLASI LN_KURS LN_IHSG SBIS LN_ISSI(-1) 0.937945 0.084148 0.120061 0.146041 3.705761

(0.29752) (6.02565) (0.20504) (0.29813) (1.53162)

[ 3.15252] [ 0.01397] [ 0.58555] [ 0.48986] [ 2.41951]

INFLASI(-1) -0.009016 0.948798 0.004304 -0.009008 0.096419

(0.00341) (0.06898) (0.00235) (0.00341) (0.01753)

[-2.64704] [ 13.7548] [ 1.83374] [-2.63937] [ 5.49916]

LN_KURS(-1) -0.081648 -1.700717 0.975843 -0.058341 1.367070

(0.07874) (1.59467) (0.05426) (0.07890) (0.40534)

[-1.03695] [-1.06650] [ 17.9835] [-0.73944] [ 3.37266]

LN_IHSG(-1) -0.098601 2.179920 -0.033440 0.688173 -3.471879

(0.30185) (6.11320) (0.20802) (0.30246) (1.55387)

[-0.32666] [ 0.35659] [-0.16075] [ 2.27525] [-2.23434]

SBIS(-1) 0.021644 -0.043978 -0.005110 0.022491 0.778146

(0.01033) (0.20917) (0.00712) (0.01035) (0.05317)

[ 2.09559] [-0.21024] [-0.71798] [ 2.17323] [ 14.6355]

C 1.833437 -2.386633 -0.081910 2.364641 -1.284264

(0.96580) (19.5601) (0.66559) (0.96777) (4.97185)

[ 1.89836] [-0.12202] [-0.12306] [ 2.44340] [-0.25831]

Estimasi VAR digunakan untuk mengetahui hubungan jangka pendek antara

variabel. Bersdasarkan pada Tabel 4.7 tentang estimasi VAR, dapat diketahui bersama

bahwa variabel inflasi berpengaruh Negatif dan signifikan pada variabel ISSI,hal ini di

Page 92: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

75

buktikan dengan membandingkan nilai t-statistic hasil estimasi variabel inflasi sebesar -

2.64706 yang berarti lebih besar dari nilai t-tabelnya sebesar 1.67356. sedangkan variabel

IHSG dan KURS menunjukan pengaruh yang negative dan tidak signifikan terhadap

ISSIkarena nilai t-statistic nya tidak lebih besar dari nilai t-tabelnya. Sedangkan variabel

SBIS berpengaruh positif dan signifikan hal ini dibuktikan dengan nilai t-statistic hasil

estimasi variabel SBIS sebesar 2.09559 yang berarti lebih besar dari t-tabel nya sebesar

1.67356.

7. Impulse Response Function

Analisis IRF akan menjelaskan dampak dari guncangan (shock) pada satu variabel

terhadap variabel lainnya, dalam analisis ini tidak hanya dalam jangka waktu yang pendek

teatpi dapat melihat respon dinamika jangka panjang setiap variabel apabila ada shock

tertentu.

Grafik 4.6

Nilai Impulse Respone Function ISSI terhadap Inflasi

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of LN_ISSI to INFLASI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Hasil IRF pada grafik 4.6 menunjukan respon variabel ISSI terhadap guncangan (shock)

yang diberikan oleh variabel inflasi pada periode ke-2 sampai dengan periode ke -10 adalah

negatif.

Page 93: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

76

Grafik 4.7

Nilai IRF ISSI terhadap Kurs

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of LN_ISSI to LN_KURS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Hasil IRF pada grafik 4.7 menunjukan respon ISSI terhadap guncangan (shock) yang

diberikan oleh variabel kurs pada periode ke-2, 3 dan 4 adalah negatif, sedangkan pada

periode ke-5 sampai dengan periode ke-10 guncangan (shock) yang diberikan variabel kurs

adalah positif.

Grafik 4.8

Nilai IRF ISSI terhadap IHSG

Page 94: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

77

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of LN_ISSI to LN_IHSG

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Hasil IRF pada grafik 4.8 menunjukan respon variabel ISSI terhadap guncangan (shock)

yang diberikan oleh variabel IHSG pada periode ke-2 sampai dengan periode ke-10 adalah

negatif.

Grafik 4.9

Nilai IRF ISSI terhadap SBIS

-.02

-.01

.00

.01

.02

.03

.04

2 4 6 8 10

Response of LN_ISSI to SBIS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Hasil IRF pada grafik 4.9 menunjukan respon ISSI terhadap guncangan (shock) yang

diberikan oleh varibel SBIS memberikan pengaruh positif pada periode ke-2 sampai dengan

periode ke-10

Page 95: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

78

Tabel 4.8

Nilai Response Impulse ISSI

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel ISSI merespon shock yang diberikan

variabel inflasi adalah negatif pada awal periode hingga akhir periode atau negatif

permanen, sedangkan shock yang diberikan oleh variabel SBIS adalah positif di awal

hingga akhir periode atau positif permanen. Selanjutnya shock yang diberikan oleh

variabel jumlah Kurs adalah negatif di periode ke2, 3 dan 4. Shock yang diberikan

variabel IHSG adalah negatif permanen dari awal periode hingga akhir periode.

Selanjutnya akan dibahas mengenai respon ISSI terhadap shock yang ditimbulkan oleh

variabel inflasi, Kurs, IHSG dan SBIS. Pertama akan dibahas mengenai respon ISSI

terhadap shock yang ditimbulkan oleh variabel inflasi, berdasarkan Tabel 4.8

menunjukkan respon yang diberikan variabel ISSI akibat shock yang ditimbulkan variabel

inflasi pada periode ke 2 sebesar -0.006153, artinya kenaikan inflasi sebesar 1% akan

menurunkan ISSI sebesar 0.006153%. Selanjutnya respon ISSI terhadap SBIS, pada

Response of LNIISI:

Period LNISSI INFLASI LNKURS LNIHSG SBIS

1 0.035432

0.000000

0.000000

0.000000

0.000000

2 0.032011 -0.006153 -0.001060 -0.000936 0.003871

3 0.027547

-0.009895

-0.001175

-0.002361

0.006393

4 0.022746

-0.011660

-0.000698

-0.003880

0.007788

5 0.018108

-0.011916

0.00363

-0.005241

0.008307

6 0.013955

-0.011108

0.000985

-0.006305

0.008189

7 0.010457

-0.009632

0.001838

-0.007018

0.007652

8 0.007675

-0.007809

0.002561

-0.007383

0.006874

9 0.005588

-0.005889

0.003109

-0.007441

0.005996

10 0.004125

-0.004049

0.003468

-0.007253

0.005121

Page 96: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

79

Tabel 4.13 dapat dilihat respon yang diberikan variabel ISSI terhadap shock yang

ditimbulkan variabel SBIS adalah positif permanen, Tabel 4.8 menunjukkan respon yang

diberikan variabel ISSI akibat shock yang ditimbulkan variabel SBIS pada periode ke 2

sebesar 0.003871, artinya kenaikan SBIS sebesar 1% akan meningkatkan ISSI sebesar

0.003871%.

Respon ISSI terhadap Kurs, pada Tabel 4.8 respon yang diberikan variabel ISSI

terhadap shock yang ditimbulkan variabel Kurspada periode ke 2 adalah sebesar -

0.001060, artinya setiap kenaikan Kurs sebesar 1% akan menurunkan ISSI sebesar

0.001060%. pada periode ke-5 respon yang diberikan ISSI terhadap shock yang

ditimbulkan variabel Kurs sebesar 0.00363, artinya setiap kenaikan kurs 1% akan

meningkatkan ISSI sebesar 0.00363%.

Terakhir respon ISSI terhadap IHSG, pada Tabel 4.8 dapat dilihat respon yang

diberikan variabel ISSI terhadap shock yang ditimbulkan variabel IHSG adalah negatif

permanen, Tabel 4.13 menunjukkan respon yang diberikan variabel ISSI akibat shock

yang ditimbulkan variabel IHSG pada periode ke 2 sebesar -0.000936, artinya kenaikan

IHSG sebesar 1% akan menurunkan ISSI sebesar 0.000936%.

Tabel 4.9

Respon Indeks Saham Syariah Indonesia

Guncangan Variabel Respon ISSI

Inflasi Negatif permanen

Kurs Negatif pada periode kedua,ketiga dan keempat

IHSG Negatif permanen

SBIS Positif permanen

Page 97: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

80

8. Variance Decomposition

Tabel 4.10

Variance Decompositions

Variance Descompositon of LNISSI : Period S.E. LN_ISSI INFLASI LN_KURS LN_IHSG SBIS

1 0.035432 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.048321 97.65122 1.621243 0.048102 0.037536 0.641899

3 0.056917 93.80866 4.190774 0.077310 0.199114 1.724140

4 0.063000 89.60136 6.845961 0.075381 0.541753 2.935546

5 0.067345 85.64217 9.121636 0.066153 1.079643 4.090395

6 0.070437 82.21508 10.82573 0.080034 1.788148 5.091008

7 0.072626 79.40496 11.94150 0.139337 2.615578 5.898634

8 0.074181 77.18245 12.55446 0.252776 3.497647 6.512669

9 0.075298 75.46114 12.79659 0.415812 4.371359 6.955101

10 0.076118 74.13644 12.80505 0.614468 5.185528 7.258517

Tabel 4.10 menggambarkan hasil variance decomposition yang menggambarkan

hasil olah data ke empat variabel dalam kurun waktu 10 periode kedepan. Hasil dari uji

ini menerangkan mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah vaiabel

lainnya yang dapat dilihat pada periode saa ini dan periode yang akan datang.

Dari Tabel 4.10 di awal periode variabel Inflasi, Kurs, IHSG, Dan SBIStidak

memberikan pengaruh terhadap variabel ISSI, hal ini dapat dilihat bahwa nilai pengaruh

dari variabel ISSI itu sendiri adalah 100%. Pada periode kedua hingga ke sepuluh pun

variabel ISSI masih tetap memimpin dibandingkan dengan variabel lainnya, dapat dilihat

pada periode kesepuluh yaitu nilai pengaruh dari variabel inflasi sebesar 12.8%, nilai

pengaruh dari variabel Kurs 0.61%, nilai pengaruh dari variabel IHSG adalah sebesar

5.18%, dan jumlah pengaruh dari variabel SBIS sebesar 7.25%. Nilai pengaruh yang

ditunjukkan sangat besar, karena nilai pengaruh terlihat dari awal periode cenderung

meningkat.

Page 98: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

81

9. Analisis Ekonomi

Berdasarkan dari pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa analisis

VAR cukup baik untuk menjelaskan hubungan jangka pendek, dan pengaruh guncangan

(shock) yang di timbulkan antara inflasi, Kurs, IHSG dan SBIS terhadap Indeks Saham

Syariah Indonesia pada bulan Januari 2012-Desember 2016. Berikut hasil dari penelitian

ini.

a. Inflasi terhadao Indeks Saham Syariah Indonesia

Pada hasil Uji estimasi VAR bahwa inflasi dalam jangka pendek berpengaruh

negative dan signifikan terhadap Indeks Saham Syariah, hasil uji Impulse

Response Function variabel Inflasi dengan Indeks Saham Syariah Indonesia,

menunjukan bahwa variabel ISSI merespon Shock yang diberikan Variabel

inflasi adalah negative pada awal sampai akhir periode atau negative permanen,

artinya setiap kenaikan inflasi sebesar 1% akan menurunkan ISSI sebesar

0.00653% pada period eke-2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rowland dan Mikail (2013) menyatakan bahwa tingkat inflasi memiliki

hubungan yang negatif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.

b. Nilai Tukar rupiah terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia

Pada hasil Uji estimasi VAR bahwa Kurs dalam jangka pendek berpengaruh

negative dan tidak signifikan terhadap Indeks Saham

Page 99: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

82

Syariah, hasil uji Impulse Response Functionvariabel Kurs dengan Indeks

Saham Syariah Indonesia, menunjukan bahwa variabel ISSI merespon Shock

yang diberikan Variabel Kurs adalah negative pada period eke-2,3 dan 4, dan

positif pada periode ke-5 sampai ke-10, artinya setiap kenaikan kurs pada

periode ke-2 sebesar 1% akan menurunkan ISSI sebesar 0.001060% dan pada

periode ke-5 setiap kenaikan 1% kurs akan menaikan ISSI sebesar 0.003630.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah dan Rizki

khoiroh (2015) nilai tukar (kurs) berpengaruh negative terhadap ISSI.

c. Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia

Pada hasil Uji estimasi VAR bahwa IHSG dalam jangka pendek

berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap Indeks Saham Syariah, hasil

uji Impulse Response Functionvariabel IHSG dengan Indeks Saham Syariah

Indonesia, menunjukan bahwa variabel ISSI merespon Shock yang diberikan

Variabel IHSG adalah negative pada awal sampai akhir periode atau negative

permanen, artinya setiap kenaikan IHSG sebesar 1% akan menurunkan ISSI

sebesar 0.00o926% pada periode ke-2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tomu febriandana (2016) menyatakan bahwa IHSG memiliki

hubungan yang negatif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia.

d. Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Indeks Saham Syariah

Indonesia

Pada hasil Uji estimasi VAR bahwa SBIS dalam jangka pendek

berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Indeks Saham Syariah, hasil uji

Impulse Response Functionvariabel SBIS dengan Indeks Saham Syariah

Page 100: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

83

Indonesia, menunjukan bahwa variabel ISSI merespon Shock yang diberikan

Variabel SBIS adalah positif pada awal sampai akhir periode atau positif

permanen, artinya setiap kenaikan SBIS sebesar 1% akan menaikan ISSI

sebesar 0.003871% pada periode ke-2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dimas (2013) hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh positif terhadapa Indeks

Saham Syariah Indonesia.

Page 101: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan metode analisis Vector

Autoregressive (VAR) dan mengacu kepada hipotesis penelitian maka pada penelitian ini

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji kausalitas granger ditemukan bahwa antara inflasi, nilai tukar rupiah,

IHSG, SBIS, tidak ada satupun yang memiliki hubunga dua arah atau pun satu arah

dengan ISSI. Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan minimal tersapat

satu variabel yang memiliki hubungan kausalitas baik itu satu arah atau pun dua arah

dengan ISSI di tolak. Karena tidak ada satu pun variabel yang memiliki hubunga

kausalitas satu arah ataupun dua arah.

2. Berdasarkan uji Impulse Response Function (IRF) ditemukan bahwa guncangan (shock)

pada variabel inflasi, nilai tukar rupiah, IHSG dan SBIS menyebabkan pergerakan ISSI

cenderung tidak stabil. Guncangan ke empat variabel tersebut memberikan respon positif

dan negative terhadap ISSI. Masing-masing variabel memberikan respon yang

berfluktuaktif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guncangan pada variabel inflasi dan

IHSG masing-masing memiliki pengaruh yang negative terhadap ISSI, sedangkan

guncangan yang diberikan pada variabel kurs dan SBIS cenderung memiliki pengaruh

yang positif terhadap ISSI. Dengan demikian, maka hipotetsis kedua yang menyatakan

terdapat pengaruh guncangan (shock) yang ditimbulkan variabel inflasi, nilai tukar

rupiah, IHSG dan SBIS terhadap ISSI dapat diterima.

Page 102: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

85

3. Berdasarkan uji forecasting error variance descomposition, terlihat bahwa variabel ISSI

itu sendiri yang mempunyai pengaruh guncangan (shock) paling besar. Pada periode ke-1

pengaruh yang diberikan sebesar 100 persen dan menurun pada periode ke-10 menjadi

sebesar 74.13 persen. Sedangkan Pada keempat variabel lainnya, variabel yang pengaruh

guncangannya paling besar yaitu inflasi dengan pengaruh sebesar 1.6 persen pada periode

ke-2 dan meningkat sampai menjadi 12.8 persen pada periode ke-10. Dengan demikian,

hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat variabel yang pengaruh guncangan

(shock)-nya paling besar terhadap variabel ISSI dapat diterima.

B. Saran

Berdasarkan kesipulan yang didapatkan dari penelitian ini, maka saran yang dapat

diberikan sebagai berikut :

1. Bank Indonesia sebagai penggerak utama moneter di Indonesia diharapkan mampu

menjaga kestabilan tingkat SBIS, nilai tukar rupiah, inflasi di masyarakat setiap

periodenya. OJK juga diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap pasar modal

syariah yang akhirnya dapat mengundang para investor untuk lebih memilih indeks

syariah daripada indeks konvesional. Selain untuk meningkatkan para investor di

pasar modal syariah cara ini juga efektif untuk mengendalikan tingkat inflasi dengan

cara mengendalikan jumlah uang beredar di masyarakat karena masyarakat

menggunakan uangnya untuk ber-investasi di pasar modal syariah.

2. Diharapkan kedepannya Inflasi, nilai tukar, IHSG dan SBIS dapat stabil dan

berpengaruh lebih besar lagi untuk menumbuhkan indeks syariah ini. Kerja sama

Page 103: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

86

yang optimal antara bank Indonesia dengan OJK sebagai pengawas lembaga-lembaga

syairah juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ISSI kedepannya.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menambah variabel ekonomi lainnya misalkan ekonomi mikro. Hal ini guna untuk

melihat pengaruh ISSI secara keseluruhan terhadap variabel – variabel yang ada di

dalam ekonomi.

Page 104: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

87

DAFTAR PUSTAKA

Ang, R. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Edisi pertama: Rineka Cipta. Jakarta1997

Ajija, Shochrul Rohmatul, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba empat Jakarta 2011

Amalia, Fitri. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Ekonomi Makro. Jakarta. 2010

Arifin, Zainul.. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah.: Azkia Publisher. Jakarta 2009

Ariefianto, Moch, Doddy. Ekonometrika : Esensi dan Aplikasi Dengan Menggunakan

Eviews:Erlangga. Jakarta 2012

Azizah, Amalia Nur. “Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2), Inflasi, dan Investasi Kepemilikan

Saham Asing Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Juli 2011 – Juli

2014)”.Jakarta 2015

Darmadji, dkk. “Pasar Modal diIndonesia”. Edisi Kedua. Salemba Empat : Jakarta. 2006

Dewan Syariah Nasional MUI. “Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional ”.MUI, Jakarta,

2003.

Dulio, Eugene A. Uang dan Bank. Alih Bahasa: Ir. Burhanuddin Abdullah. PT. Gelora Aksara

Pratama. Jakarta: 1998

Dwiyanti, Vonny. Panduan Praktis Bermain Saham.: Atma Media Press. Jakarta 2010

Fakhruddin, Hendy M. Go Public: Strategi Pendanaan: PT Elex Media. Jakarta 2008

Fakhruddin, M. Sopian. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal.PT Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta: 2001

Firdaus M. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series: IPBPress, Bogor. 2011

Ghozali, A. Saham Syariah . Retrieved from Web Site Republika Tentang Pasar Modal:

www.webmaster.com Jakarta 2005

Halim, Abdul. “Analisis Investasi”. Edisi Kedua. Salemba Empat : Jakarta. 2005.

Hamid, Abdul. “Pasar Modal Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta,Jakarta, 2009.

Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta, Jakarta,2010.

Harfian, Ridho Alfin. “Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Nilai

Tukar Rupiah, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Terhadap Indeks Saham Gabungan Jakarta

Islamic Index (Periode Oktober 2009 – Desember 2012). UIN Jakarta. Jakarta 2013.

Page 105: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

88

Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Anlasis Investasi. BPFE Yogyakarta.Yoygakarta: 1998

Karim, Adiwarman. “Ekonomi Makro Islami Edisi Kedua”. PT Raja GrafindoPersada, Jakarta,

2008.

Kasmir. "Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya" : PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

2008

Muhammad Nasir, dkk. “Analisis Variabel Makroekonomiterhadap Indeks Saham

SyariahIndonesia denganMetodePendekatan Vector Autoregression”. Jurnal Ekonomi danBisnis

Volume 15, No. 1, FEB. Jakarta 2016.

Prabowo, Dimas. “Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

danJumlah Uang Beredar (JUB) Terhadap Indeks Syariah Yang Terdaftar di Indeks Saham

Syariah Indonesia (ISSI)”.Jakarta (ID) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2013

Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,2009. Jakarta

Rowland Pasaribu dan Mikail Firdaus. "Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks

Saham Syariah Indonesia". Vol. 7 No. 2. Jurnal Ekonomi dan Bisnis STIE YKPN : Yogyakarta.

2013

Siti Aisiyah Suciningtias dan Rizki Khoiroh. “Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi

terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. Jurnal NISSULA Vol. 2 No. 1, Semarang

2015

Sukirno, Sadono. “Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga”. PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Sutedi, Adrian. “Pasar Modal Syariah”. Sinar Grafika , Jakarta, 2011.

Sukirno, Sdono. Makro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2004

Sukirno, Sadono. “Makroekonomi Teori Pengantar”. Edisi Ketiga : PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta 2011.

Syahrir. Analisis Bursa Efek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 1995

Widjajanta, Bambang dan Aristianti Widyanigsih. Mengasah Kemampuan Ekonomi. : Penerbit

Citra Praya.Bandung 2007.

www.duniainvestasi.com

www.bi.go.id

www.katadata.co.id

Page 106: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

89

www.wikipedia.com

www.detik.com

Page 107: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

90

LAMPIRAN - LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Data Penelitian

bulan ln issi inflasi ln ihsg sbis ln kurs

12-Jan 4.873188 3.65 8.279336 4.88 1.583748

12-Feb 4.893727 3.56 8.290316 3.82 1.587954

12-Mar 4.932609 3.97 8.323955 3.82 1.595868

12-Apr 4.941528 4.5 8.338212 3.92 1.597675

12-May 4.852936 4.45 8.251328 4.23 1.579584

12-Jun 4.879843 4.53 8.282852 4.32 1.585113

12-Jul 4.926217 4.56 8.328986 4.45 1.594571

12-Aug 4.912361 4.58 8.30899 4.54 1.591755

12-Sep 4.969529 4.31 8.357596 4.67 1.603325

12-Oct 4.995691 4.61 8.377968 4.74 1.608576

12-Nov 4.969042 4.32 8.360777 4.77 1.603227

12-Dec 4.976699 4.3 8.370214 4.8 1.604767

13-Jan 4.993896 4.57 8.401462 4.84 1.608216

13-Feb 5.060327 5.31 8.475464 4.86 1.621431

13-Mar 5.091545 5.9 8.505291 4.86 1.627581

13-Apr 5.117467 5.57 8.523955 4.89 1.63266

13-May 5.134704 5.47 8.530796 5.02 1.636022

13-Jun 5.101329 5.9 8.48027 5.27 1.629501

13-Jul 5.038263 8.61 8.436035 5.52 1.617061

13-Aug 4.969271 8.79 8.34164 5.85 1.603273

13-Sep 4.977802 8.4 8.370095 6.6 1.604988

13-Oct 5.019317 8.32 8.414163 6.97 1.613294

13-Nov 4.963047 8.37 8.356158 7.22 1.60202

13-Dec 4.96777 8.38 8.360317 7.21 1.602971

14-Jan 4.989466 8.22 8.393584 7.23 1.607329

14-Feb 5.02964 7.75 8.438167 7.17 1.615348

14-Mar 5.058498 7.32 8.469711 7.12 1.62107

14-Apr 5.067841 7.25 8.484671 7.13 1.622915

14-May 5.081907 7.32 8.495717 7.14 1.625687

14-Jun 5.073591 6.7 8.49258 7.13 1.624049

14-Jul 5.12004 4.53 8.534768 7.09 1.633162

14-Aug 5.129792 3.99 8.544168 6.97 1.635065

14-Sep 5.116532 4.53 8.544308 6.88 1.632477

14-Oct 5.096275 4.83 8.534914 6.84 1.62851

14-Nov 5.11262 6.23 8.546701 6.86 1.631712

14-Dec 5.127754 8.36 8.561553 6.9 1.634668

Page 108: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

91

15-Jan 5.144566 6.96 8.573431 6.93 1.637941

15-Feb 5.160875 6.29 8.603395 6.67 1.641106

15-Mar 5.159618 6.38 8.615863 6.65 1.640863

15-Apr 5.085805 6.79 8.534301 6.65 1.626453

15-May 5.118389 7.15 8.559529 6.66 1.63284

15-Jun 5.062082 7.26 8.499134 6.66 1.621778

15-Jul 5.040175 7.26 8.476868 6.68 1.617441

15-Aug 4.95798 7.18 8.413936 6.75 1.600998

15-Sep 4.900761 6.83 8.348486 7.1 1.58939

15-Oct 4.948448 6.25 8.401793 7.1 1.599074

15-Nov 4.940206 4.89 8.399833 7.1 1.597407

15-Dec 4.977154 3.35 8.432261 7.1 1.604858

16-Jan 4.975927 4.14 8.437073 6.65 1.604612

16-Feb 5.018253 4.42 8.470272 6.65 1.613082

16-Mar 5.049292 4.45 8.485749 6.6 1.619248

16-Apr 5.059171 3.6 8.484348 6.6 1.621203

16-May 5.052103 3.33 8.475689 6.6 1.619805

16-Jun 5.111632 3.45 8.520487 6.4 1.631519

16-Jul 5.157589 3.21 8.559455 6.4 1.640469

16-Aug 5.185513 2.79 8.591544 6.4 1.645869

16-Sep 5.175749 3.07 8.587586 6.45 1.643984

16-Oct 5.18862 3.31 8.59832 5.9 1.646468

16-Nov 5.135781 3.58 8.54654 5.9 1.636232

16-Dec 5.147942 3.02 8.574841 5.9 1.638597

LAMPIRAN 2

1 Hasil Uji ADF Data Tingkat Level

Variabel ADF Test t-Statistics Mc Kinnon

Critical Value 5%

Prob Keterangan

ISSI -2.140437 -2.912631 0.2301 Tidak Stasioner

Inflasi -2.075865 -2.912631 0.2550 Tidak Stasioner

KURS -1.456034 -2.911739 0.5487 Tidak Stasioner

IHSG -1.851317 -2.911730 0.3527 Tidak Stasioner

SBIS -2.939457 -2.912631 0.0470 Stasioner

Page 109: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

92

LAMPIRAN 3

Hasil Uji Adf Data Tingkat 1st Difference

Variabel ADF Test t-

Statistics

Mc Kinnon

Critical Value 5%

Prob Keterangan

ISSI -6.505892 -2.912.631 0.0000 Stasioner

Inflasi -5.857530 -2.913549 0.0000 Stasioner

KURS -8.024.285 -2.912631 0.0000 Stasioner

IHSG -6.794.534 -2.912631 0.0000 Stasioner

LAMPIRAN 4

Penentuan Panjang Lag

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 104.7039 NA 1.83e-08 -3.625598 -3.443113 -3.555030

1 413.8114 550.7733 6.00e-13* -13.95678* -12.86187* -13.53337*

2 430.7972 27.17726 8.22e-13 -13.66535 -11.65802 -12.88910

3 452.5636 30.86864 9.81e-13 -13.54777 -10.62801 -12.41867

4 484.3407 39.28808* 8.62e-13 -13.79421 -9.962026 -12.31227

5 495.8848 12.17382 1.72e-12 -13.30490 -8.560297 -11.47013

LAMPIRAN 5

Uji Stabilitas VAR

Root Modulus

0.957340 - 0.038480i 0.958113

0.957340 + 0.038480i 0.958113

0.841547 0.841547

0.786339 - 0.202144i 0.811906

0.786339 + 0.202144i 0.811906

Page 110: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

93

LAMPIRAN 6

Uji Kointegrasi

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None 0.401675 69.40554 79.34145 0.2212

At most 1 0.297840 39.61548 55.24578 0.5385

At most 2 0.172179 19.10702 35.01090 0.7616

At most 3 0.115869 8.147474 18.39771 0.6678

At most 4 0.017175 1.004775 3.841466 0.3162

LAMPIRAN 7

Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

INFLASI does not Granger Cause LN_ISSI 59 2.43991 0.1239

LN_ISSI does not Granger Cause INFLASI 0.82995 0.3662

LN_KURS does not Granger Cause

LN_ISSI 59 0.30224 0.5847

LN_ISSI does not Granger Cause LN_KURS 3.54395 0.0650

LN_IHSG does not Granger Cause LN_ISSI 59 0.05577 0.8142

LN_ISSI does not Granger Cause LN_IHSG 0.06100 0.8058

SBIS does not Granger Cause LN_ISSI 59 0.64346 0.4259

LN_ISSI does not Granger Cause SBIS 0.00067 0.9794

LN_KURS does not Granger Cause

INFLASI 59 3.12904 0.0824

INFLASI does not Granger Cause LN_KURS 2.54910 0.1160

LN_IHSG does not Granger Cause INFLASI 59 0.29939 0.5864

INFLASI does not Granger Cause LN_IHSG 1.88368 0.1754

SBIS does not Granger Cause INFLASI 59 2.11239 0.1517

INFLASI does not Granger Cause SBIS 20.1356 0.0322

LN_IHSG does not Granger Cause

LN_KURS 59 3.15222 0.0813

LN_KURS does not Granger Cause LN_IHSG 0.98725 0.3247

SBIS does not Granger Cause LN_KURS 59 0.58932 0.4459

LN_KURS does not Granger Cause SBIS 0.00422 0.9484

Page 111: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

94

SBIS does not Granger Cause LN_IHSG 59 1.56283 0.2164

LN_IHSG does not Granger Cause SBIS 0.17411 0.6781

LAMPIRAN 8

Estimasi VAR

LN_ISSI INFLASI LN_KURS LN_IHSG SBIS

LN_ISSI(-1) 0.937945 0.084148 0.120061 0.146041 3.705761

(0.29752) (6.02565) (0.20504) (0.29813) (1.53162)

[ 3.15252] [ 0.01397] [ 0.58555] [ 0.48986] [ 2.41951]

INFLASI(-1) -0.009016 0.948798 0.004304 -0.009008 0.096419

(0.00341) (0.06898) (0.00235) (0.00341) (0.01753)

[-2.64704] [ 13.7548] [ 1.83374] [-2.63937] [ 5.49916]

LN_KURS(-1) -0.081648 -1.700717 0.975843 -0.058341 1.367070

(0.07874) (1.59467) (0.05426) (0.07890) (0.40534)

[-1.03695] [-1.06650] [ 17.9835] [-0.73944] [ 3.37266]

LN_IHSG(-1) -0.098601 2.179920 -0.033440 0.688173 -3.471879

(0.30185) (6.11320) (0.20802) (0.30246) (1.55387)

[-0.32666] [ 0.35659] [-0.16075] [ 2.27525] [-2.23434]

SBIS(-1) 0.021644 -0.043978 -0.005110 0.022491 0.778146

(0.01033) (0.20917) (0.00712) (0.01035) (0.05317)

[ 2.09559] [-0.21024] [-0.71798] [ 2.17323] [ 14.6355]

C 1.833437 -2.386633 -0.081910 2.364641 -1.284264

(0.96580) (19.5601) (0.66559) (0.96777) (4.97185)

[ 1.89836] [-0.12202] [-0.12306] [ 2.44340] [-0.25831]

Page 112: ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH (KURS ...

95

LAMPIRAN 9

Nilai Response Impulse ISSI

LAMPIRAN 10

Variance Decompositions

Variance Descompositon of LNISSI : Period S.E. LN_ISSI INFLASI LN_KURS LN_IHSG SBIS

1 0.035432 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.048321 97.65122 1.621243 0.048102 0.037536 0.641899

3 0.056917 93.80866 4.190774 0.077310 0.199114 1.724140

4 0.063000 89.60136 6.845961 0.075381 0.541753 2.935546

5 0.067345 85.64217 9.121636 0.066153 1.079643 4.090395

6 0.070437 82.21508 10.82573 0.080034 1.788148 5.091008

7 0.072626 79.40496 11.94150 0.139337 2.615578 5.898634

8 0.074181 77.18245 12.55446 0.252776 3.497647 6.512669

9 0.075298 75.46114 12.79659 0.415812 4.371359 6.955101

10 0.076118 74.13644 12.80505 0.614468 5.185528 7.258517

Response of LNIISI:

Period LNISSI INFLASI LNKURS LNIHSG SBIS

1

0.035432

0.000000

0.000000

0.000000

0.000000

2

0.032011

-0.006153

-0.001060

-0.000936

0.003871

3

0.027547

-0.009895

-0.001175

-0.002361

0.006393

4

0.022746

-0.011660

-0.000698

-0.003880

0.007788

5

0.018108

-0.011916

0.00363

-0.005241

0.008307

6

0.013955

-0.011108

0.000985

-0.006305

0.008189

7

0.010457

-0.009632

0.001838

-0.007018

0.007652

8

0.007675

-0.007809

0.002561

-0.007383

0.006874

9

0.005588

-0.005889

0.003109

-0.007441

0.005996

10

0.004125

-0.004049

0.003468

-0.007253

0.005121