EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34 Oleh Nama : Yosiana Shinta Dewi NPM : 0741031091 Jurusan : Akuntansi Telepon : 081218887400/ (0721) 7442229 E-mail : [email protected]Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
30
Embed
analisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK
PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34
Oleh
Nama : Yosiana Shinta Dewi NPM : 0741031091 Jurusan : Akuntansi Telepon : 081218887400/ (0721) 7442229 E-mail : [email protected] Pembimbing I : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
ABSTRAK
EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK
PERUMAHAN PESONA ALAM KETEGUHAN) TERHADAP PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 34
Oleh
YOSIANA SHINTA DEWI
Sepintas lalu, jenis usaha konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas usaha lainnya. Namun, jika sudah masuk kedalamnya, kebanyakan orang akan bingung untuk menentukan perlakuan akuntansi usaha kontrak konstruksi karena tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas itu diselesaikan jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Dalam skripsi ini, penulis melakukan evaluasi perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan oleh PT Medi Putra Bungsu terhadap PSAK No. 34. PT Medi Putra Bungsu adalah perusahaan yang bergerak dibidang developer pada tahun 1996. Proyek perumahan “Pesona Alam Keteguhan” merupakan proyek ketiga yang pernah ditangani. Pada akhir periode 2011, ada beberapa unit rumah yang telah dibangun namun belum peralihan ke KPR, ada juga beberapa unit rumah yang belum selesai pembangunannya. Perusahaan belum mengakui pendapatan dan biaya untuk unit-unit rumah tersebut di akhir periode 2011. Sedangkan, menurut PSAK No. 34, metode pengakuan pendapatan dan biaya untuk perusahaan konstruksi adalah menggunakan metode persentase penyelesaian, yaitu besarnya pengakuan pendapatan dan biaya sesuai dengan tahap penyelesaian pekerjaan. Pengakuan pendapatan dan biaya yang dilakukan perusahaan menjadi under stated setelah dievaluasi terhadap PSAK No. 34. Kata kunci : pendapatan konstruksi, biaya konstruksi, perhitungan pendapatan
dan biaya konstruksi, dan pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sepintas lalu, jenis usaha kontrak konstruksi tidak jauh berbeda dengan aktivitas
usaha lainnya, sama-sama ada biaya, ada pendapatan, lalu laba atau rugi. Namun
jika sudah masuk ke dalamnya, kebanyakan pegawai akuntansi baru akan bingung
untuk menentukan perlakuan akuntansi yang paling pas untuk usaha kontrak
konstruksi ini yaitu bagaimana mengalokasikan biaya dan pendapatannya, berapa
besar yang diakui, dan kapan diakui. Kebingungan itu muncul karena tanggal saat
aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan
biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan.
Dalam melakukan perhitungan dan pengakuan biaya dan pendapatan, perusahaan
yang bergerak di bidang konstruksi tentu saja harus taat dan tunduk dengan
aturan-aturan yang termuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
34. Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada kontrak konstruksi,
tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut
diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan, maka
persoalan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan
kontrak dan biaya kontrak pada periode di mana pekerjaan konstruksi tersebut
dilaksanakan. PT Medi Putra Bungsu adalah perusahaan yang bergerak di bidang
pengembang dan kontruksi perumahan. Proyek perumahan “Pesona Alam
Keteguhan” merupakan proyek ketiga yang pernah ditangani.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul :
EVALUASI PERHITUNGAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN
BIAYA KONSTRUKSI PADA PT MEDI PUTRA BUNGSU (PROYEK
Permasalahan yang ingin diangkat dalam skripsi ini adalah :
1. Apakah perhitungan dan pengakuan pendapatan konstruksi pada PT
Medi Putra Bungsu (Proyek Perumahan “Pesona Alam Keteguhan”)
telah sesuai dengan PSAK No. 34?
2. Apakah perhitungan dan pengakuan biaya konstruksi pada PT Medi
Putra Bungsu (Proyek Perumahan “Pesona Alam Keteguhan”) telah
sesuai dengan PSAK No. 34?
1.3. Batasan Masalah
Agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka
penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Data yang diteliti adalah perhitungan pendapatan dan biaya pembangunan
perumahan “Pesona Alam Keteguhan” pada PT Medi Putra Bungsu tahun
2011.
2. Literatur yang digunakan adalah literatur yang berhubungan dengan
perhitungan dan pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi khususnya
PSAK No. 34.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendapatan
Menurut Soemarso, pendapatan (revenue) adalah jumlah yang dibebankan
kepada langganan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui
diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa
yang dijual.1
Menurut Zaki Baridwan, pendapatan (revenue) adalah aliran masuk atau
kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau
kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama badan usaha.2
2.2. Pendapatan Kontrak Menurut PSAK No. 34
Pendapatan kontrak terdiri dari:
(a) nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan
(b) penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif:
(i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
(ii) dapat diukur secara andal.3
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau
akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak bergantung pada hasil dari
peristiwa di masa depan.4
1 Soemarso SR. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Keempat. PT Rineka Cipta. Jakarta, hal 58 2 Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. 2004. Intermediate Accounting Edisi 8. BPFE. Yogyakarta, hal.29 3 Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 34. Salemba Empat.
Jakarta, hal. 34.3-34.4 4 Ibid., hal. 34.4
2.3. Pengertian Biaya
Committee on Terminology mendefinisikan biaya adalah semua biaya yang
telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan.5
APB mendefinisikan sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gros
dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang
diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.6
2.4. Biaya Kontrak Menurut PSAK No. 34
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri dari:
(a) biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu;
(b) biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat
dialokasikan pada kontrak tersebut; dan
(c) biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi
kontrak7
Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak termasuk:
(a) biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia;
(b) biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi;
(c) penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak tersebut;
(d) biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan dari dan ke lokasi
pelaksanaan kontrak;
(e) biaya penyewaan sarana dan peralatan;
(f) biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan
dengan kontrak;
(g) estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin
timbul selama masa jaminan; dan
(h) klaim dari pihak ketiga.8
5 Sofyan Syafri Harahap, op. cit., hal 240 6 Ibid. 7 Ikatan Akuntan Indonesia. op. cit., hal. 34.5 8 Ibid.
2.5. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Konstruksi
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu pada saat ada kepastian mengenai beasrnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima.
Pengakuan pendapatan pada saat produksi selesai dapat digunakan dalam penambangan logam mulia seperti emas dan perak. Barang-barang seperti ini mempunyai pasar yang mati dengan harga yang pasti. Karena adanya kepastian tentang besarnya pendapatan walaupun belum terjadi penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat produksi selesai.
Pengakuan pendapatan selama masa produksi biasanya terjadi dalam kontrak pembangunan jangka panjang. Pendapatan diakui berdasarkan persentase penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima. Pendapatan dapat diakui dalam periode-periode di mana pekerjaan pembangunan dikerjakan dan tidak harus menunggu sampai seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.
Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan uang dapat terjadi dalam penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan seperti ini, kepastian tentang penerimaan seluruh harga jual adalah kecil karena lamanya waktu angsuran. Oleh karena kecilnya kepastian ini maka pendapatan diakui sebesar jumlah uang yang sudah diterima.9
PSAK 34, Paragraf 20 menyebutkan:
“Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan
beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada
tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi
tersebut segera diakui sebagai beban.”10
Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan standar ini, yaitu:
• Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak
dapat diestimasi secara handal;
9 Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt., op. cit., hal. 11 10 Ikatan Akuntan Indonesia. op. cit., hal. 34.6