Top Banner
ANALISIS PEMODELAN SIG PENENTUAN LOKASI TPS KECAMATAN BANYUMANIK, SEMARANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Sistem Informasi Geografis (TKP 350) Dosen Pengampu: Holi Bina Wijaya Disusun Oleh: Aida Ulfa Faza 21040113120028 Noviyanti 21040113120048 Sally Indah N 21040113130096 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
24

Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

Apr 12, 2017

Download

Engineering

Sally Indah N
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

ANALISIS PEMODELAN SIG PENENTUAN LOKASI TPS

KECAMATAN BANYUMANIK, SEMARANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Sistem Informasi Geografis (TKP 350)

Dosen Pengampu: Holi Bina Wijaya

Disusun Oleh:

Aida Ulfa Faza 21040113120028

Noviyanti 21040113120048

Sally Indah N 21040113130096

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

i

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan dan Sasaran ......................................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan .................................................................................................................... 2

1.3.2 Sasaran ................................................................................................................... 2

1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................................... 2

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ......................................................................................... 2

1.4.2 Ruang Lingkup Materi .................................................................................................. 2

1.5 Kerangka Pikir................................................................................................................ 3

1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................................... 4

BAB II KERANGKA TEORITIK............................................................................................... 5

2.1 Pengertian Sistem Persampahan ...................................................................................... 5

2.2 Kriteria Lokasi TPS ........................................................................................................ 5

2.2.1 Aspek Fisik ............................................................................................................. 5

2.2.2 Aspek Non-Fisik ..................................................................................................... 7

2.3 Jangkauan Pelayanan ...................................................................................................... 7

2.4 Rute Terdekat TPS.......................................................................................................... 7

BAB III METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 8

3.1 Pendekatan Studi ............................................................................................................ 8

3.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 8

3.3 Teknik Pengolahan Data ................................................................................................. 8

3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 8

3.4.1 Teknik Analisis ....................................................................................................... 9

3.4.2 Teknik Analisis Buffer dan Multi Ring Buffer ......................................................... 9

3.4.3 Teknik Analisis Polygon to Raster........................................................................... 9

3.4.4 Teknik Analisis Weighted Overlay .......................................................................... 9

3.4.5 Teknik Analisis Closest Facility Analyst ............................................................... 10

3.5 Penetapan Variabel dan Data ........................................................................................ 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 11

4.1 Proses Analisis ............................................................................................................. 11

4.2 Hasil Analisis ..................................................................................................................... 18

Page 3: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

ii

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 21

Page 4: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem persampahan merupakan salah satu komponen dalam pembentukan permukiman.

Sistem persampahan memilki peranan yang penting untuk permukiman, yakni dalam kegiatan

pengumpulan dan pengolahan sampah rumah tangga. Berdasarkan UU RI no.18 tahun 2008,

pengolahan sampah merupakan rangkaian kegiatan sistematis mulai dari pengumpulan sampah dan

pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan

lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya alam (air), melindungi fasilitas sosial ekonomi,

dan menunjang pembangunan sektor strategis. Berdasarkan uraian mengenai sistem persampahan,

dapat diketahui bahwa sistem persampahan memiliki urgensi yang besar dalam pembentukan

permukiman yang baik dan sehat. Sistem persampahan yang baik dapat membentuk lingkungan yang

baik dan sehat serta mendukung kesejahtreaan masyarakat di dalamnya.

Sistem persampahan permukiman dapat direalisasikan dengan pembentukan jaringan TPS

yang mengolah dan menampung sampah komunal dengan destinasi akhir TPA (Tempat Pembuangan

Akhir). Berdasarkan urgensinya, pembentukan jaringan TPS di permukiman merupakan hal yang

vital ,utama dan mutlak dibutuhkan. Adapun pembentukan jaringan TPS pada dasarnya memiliki

kaitan yang erat dengan ketepatan lokasi, di mana dalam hal ini TPS memilki kriteria-kriteria lokasi

tertentu. Adapun kriteria dari penempatan lokasi TPS antara lain adalah berada di lokasi dengan

kondisi fisik bukan merupakan lokasi yang memiliki bahaya geologi, lokasi merupakan bagian dari

kawasan budidaya, lokasi TPS tidak berdekatan dengan sumber mata air, aksesibilitas menuju TPS

(rute jalan) dan jangkauan pelayanan dari TPS (wilayah pelayanan TPS).

Banyumanik merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang. Berdasarkan RTRW Kota

Semarang tahun 2011-2031 Kecamatan Banyumanik merupakan Bagian Wilayah Kota VII yang

memiliki fungsi pelayanan. Selain itu, berdasarkan kondisi eksistingnya, lokasi Kecamatan

Banyumanik yang berdekatan dengan Kecamatan Tembalang (yang merupakan lokasi Universitas

Diponegoro) memberikan efek berupa peningkatan berbagai aktivitas komersil dan potensi

perkembangan permukiman. Perkembangan permukikam tersebut pada dasarnya membutuhkan

pelayanan dari sistem persampahan berupa jaringan TPS. Adapun sistem persampahan berupa

jaringan TPS dapat dimodelkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pemodelan jaringan

TPS tersebut dapat dilakukan dengan software ArcGIS.

1.2 Rumusan Masalah

Pembentukan jaringan TPS di Kecamatan Banyumanik dengan kriteria antara lain adalah

sebagai berikut:

Page 5: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

2

1. Berada di lokasi dengan kondisi fisik yang sesuai (berdasarkan kondisi geologi,

topografi, gunalahan, klimatologi,jenis tanah, hidrogeologi dan hidrologi berupa sungai

dan danau)

2. Berada di lokasi yang paling mudah diakses (berdasarkan rute jalan)

3. Menjangkau seluruh kawasan pelayanan, yakni Kecamatan Banyumanik.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan

Menentukan jaringan TPS di Kecamatan Banyumanik

1.3.2 Sasaran

Overlay kondisi fisik Kecamatan Banyumanik (gunalahan, topografi, bahaya geologi,

jenis tanah, hidrogeologi, hidrologi dan klimatologi)

Pemilihan lokasi TPS

Analisis Buffer untuk menentukan jangkauan dari lokasi TPS yang sudah dipilih

Penentuan rute efektif menuju TPS dari permukiman

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan ini terdiri dari dua hal, yaitu ruang lingkup wilayah

dan ruang lingkup materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah studi pada laporan ini adalah Kecamatan Banyumanik yang berada di

Kawasan Semarang bagian selatan dan mempunyai luas 2.658 Ha dan terdiri dari 11 kelurahan, yakni

Kelurahan Gedawang, Pudakpayung, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Srondol

Kulon, Pedalangan, Sumurboto, Ngesrep dan Tinjomoyo (BPS Kota Semarang, 2014). Adapun batas

wilayah Kecamatan Semarang Utara meliputi:

Bagian Utara : Kecamatan Candisari dan Gajahmungkur

Bagian Timur : Kecamatan Tembalang

Bagian Selatan : Kabupaten Semarang

Bagian Barat : Kecamatan Gunung Pati

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup pembahasan dalam proposal ini meliputi :

Komponen fisik : gunalahan, bahaya geologi, topografi, klimatologi, jenis tanah,

hidrogeologi dan hidrologi

Page 6: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

3

Komponen sarana dan prasarana meliputi : air bersih, sanitasi, drainase, jalan dan

persampahan

Kerawanan terhadap potensi bencana banjir atau longsor

Analisis penentuan lokasi-lokasi kawasan kumuh di Kecamatan Semarang Utara

Klasifikasi kawasan kumuh di Kecamatan Semarang Utara

1.5 Kerangka Pikir

INPUT

PROSES

Wilayah Studi

Kecamatan Banyumanik

Identifikasi kondisi fisik

Data Primer:

SHP Buatan

aspek fisik

Analisis Kualitatif (Deskriptif, Normatif dan

Overlay Peta)

Analisis Kuantitatif (Skoring), Analisis Buffer dan

Spatial Analyst

Jaringan TPS Kecamatan Banyumanik

OUTPUT

Sumber : Analisis Kelompok 5B 2015

Data Primer:

SHP Buatan jaringan jalan

Identifikasi jangkauan

jaringan TPS

Identifikasi kondisi

jaringanan jalan

Page 7: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

4

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup (wilayah

studi dan materi), kerangka pikir dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORITIK

Berisi tentang teori-teori yang terkait dengan sistem persampahan dan kriteria-kriteria lokasi

yang sesuai untuk TPS

BAB III METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Berisi metode-metode pengolahan data dari data mentah yang didapatkan dengan

menggunakan metode pengolahan data, kemudian menganalisa data yang diolah

menggunakan seperangkat teknik analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan dari data yang telah diolah kemudian menghasilkan lokasi-lokasi

(titik-titik) TPS sehingga terbentuk jaringan TPS dan rute efektif menuju TPS

BAB V SIMPULAN

Berisi tentang temuan studi, yakni lokasi-lokasi yang sesuai untuk jaringan TPS serta rute

efektif menuju TPS dari permukiman.

Page 8: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

5

BAB II

KERANGKA TEORITIK

2.1 Pengertian Sistem Persampahan

Sistem persampahan adalah sistem jaringan dan distribusi pelayanan pembuangan/pengolahan

sampah rumah tangga, lingkungan komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang

terigentrasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah makro dari wilayah regional yang lebih

luas(Menteri Pekerjaan Umum, 2007).

2.2 Kriteria Lokasi TPS

Lokasi TPS yang tepat dapat memberikan nilai positif dengan tanpa menimbulkan dampak

buruk bagi lingkungan. Adapun kriteria lokasi TPS menurut Anggraini dan Rahardian (n.d.) adalah

sebagai berikut:

Aspek Fisik

Lokasi TPS berada di lokasi yang memiliki kondisi fisik yang baik dengan tanpa memberi

dampak lingkungan. Adapun aspek fisik yang mendukung lokasi penempatan TPS antara

lain adalah aspek bahaya geologi, hidrologi, hidrogeologi, litologi tanah, klimatologi,

topografi, dan tataguna lahan di Kecamatan Banyumanik.

Aspek Non-Fisik

Aspek non-fisik yang dimkasud adalah aspek demografi, yakni jumlah penduduk.

2.2.1 Aspek Fisik

Kriteria kondisi fisik yang mempengaruhi suatu kecocokan lokasi suatu TPS adalah sebagai

berikut:

Bahaya Geologi

Lokasi TPS harus berada di daerah atau kawasan yang bukan merupakan kawasan yang

memiliki potensi bahaya geologi. Adapun potensi baha geologi yang dimksud adalah

sesar.

Hidrologi

Lokasi TPS pada dasarnya harus diletakkan jauh dari badan sungai. Hal tersebut

dikarenakan lokasi TPS yang dekat dengan badan sungai memiliki potensi terhadap

pencemaran sungai. Oleh karena itu lokasi TPS sebaiknya dialokasikan jauh dari badan

sungai.

Hidrogeologi

Hidrogeologi yang dimaksud dalam laporan ini adalah sumber mata air bawah tanah yang

berupa akuifer. Adapun penempatan lokasi TPS sebaiknya diletakkan di kawasan yang

akuifer tanah langka.

Page 9: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

6

Klimatologi

Kawasan yang memiliki curah hujan yang sedang lebih sesuai untuk menjadi lokasi TPS

disbanding dengan kawasan yang memiliki curah yang tinggi.

Topografi

Tabel II.1

Klasifikasi Lereng

Kelas Lereng Kesesuaian

0-5 %

Lahan bertofografi datar, sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi areal pemukiman

5-15 % Lahan yang sesuai untuk dikembangkan menjadi areal pemukiman, perkantoran, dan

areal bisnis dengan drainase baik.

15-30 % Lahan ini juga baik untuk pengembangan industri ringan, komplek perumahan, dan

untuk fasilitas rekresi.

30-50 % Lahan bertopografi terjal, cocok untuk dikembangkan menjadi tempat tinggal secara

cluster, pariwisata dengan insentisas rendah dan lahan yang cocok untuk hutan padang

rumput.

>50 % Lahan bertofografi sangat terjal : tempat yang sesuai untuk kehidupan satwa liar dan

tanaman hutan lindung serta padang rumput yang terbatas, tidak sesuai untuk areal real

estate karena topografi yang terlalu terjal.

Sumber : (Noor, 2006)

Tataguna Lahan

TPS dapat diletakkan atau dilokasikan di lahan perumahan, lahan kosong atau tegalan.

Adapun lahan yang tidak dapat digunakan sebagai lokasi TPS adalah lahan terbangun

berupa perkantoran, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan atau komersil. Adapun

untuk lahan non-terbangun yang tidak dapat dijadikan sebagai lokasi TPS adalah lahan

non-terbangun berupa sawah dan perkebunan.

Litologi

Tabel II.2

Klasifikasi Litologi

No Jenis Kegunaan

1 Aluvial Hidromorf Pertanian, Pertambakan, dan Permukiman

2 Aluvial Kelabu Tua Pertanian, Pertambakan, dan Permukiman

3 Andosol Coklat Pertanian dan Perkebunan

4 Asosiasi Aluvial Kelabu Pertanian, Pertambakan, dan Permukiman

5 Asosiasi Andosol Pertanian dan Perkebunan

6 Komplek Latosol Pertanian

7 Latosol Cokat Tua Kemerahan Pertanian

8 Latosol Coklat Pertanian

9 Latosol Coklat Kemerahan Pertanian

10 Latosol Merah Pertanian

Page 10: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

7

No Jenis Kegunaan

11 Mediteran Coklat Kemerahan Sawah, Padang Rumput, dan Permukiman

Sumber : (“Sistem informasi Status Hara Lahan Pertanian Tembakau Kabupaten Kendal,” n.d.)

2.2.2 Aspek Non-Fisik

Kriteria aspek non- fisik yang mempengaruhi penentuan jumlah TPS di wilayah studi adalah

jumlah penduduk mempengaruhi alokasi rencana jumlah TPS di wilayah studi.

2.3 Jangkauan Pelayanan

Jangkauan pelayanan TPS mempengaruhi penempatan lokasi TPS yang dapat menjangkau

seluruh kawasan di wilayah studi. Adapun jangkauan pelayanan TPS adalah 2500 meter (SNI 19-

2454-2002 tentang Tata Cara PengelolaanTeknik Sampah Perkotaan)

2.4 Rute Terdekat TPS

Rute terdekat TPS memberikan nilai lebih dalam efisiensi waktu dan bahan bakar. Rute

terdekat memberikan jarak terdekat dengan kondisi jalan yang paling paling layak untuk dilalui

dengan waktu yang paling cepat.

Page 11: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

8

BAB III

METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Pendekatan Studi

Penelitian yang dilakukan ini ditujukan untuk menentukan lokasi yang optimal untuk

penempatan TPS. Penentuan lokasi tersebut dilakukan melalui analisis weighted overlay dengan

tahapan mulai dari menentukan permasalahan yang dikaji, membuat alur model dan proses, melakuka

input data, melakukan reklasifikasi data, menidentifikasi bobot dari masing-masing variabel yang di

input, mengombinasikan layer, hingga menganalisis hasil dari analisis weighted overlay. Analisis

tersebut dilakukan melalui pengolahan dalam Sistem Informasi Geografis.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer adalah pengumpulan dengan metode observasi atau terjun

langsung ke lapangan untuk melakukan suatu penelitian dan akan didapatkan suatu data-data

yang dibutuhkan yang kemudian diolah untuk dianalisis. Metode pengumpulan data primer

dapat dilakukan dengan teknik pemetaan, yakni teknik pengumpulan data secara langsung

dengan sistem pemetaan yang dilakukan melalui software Arc GIS.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang didapatkan dari tangan

kedua. Data sekunder merupakan data yang telah diolah, sebagai contohnya adalah buku,

literatur, dari internet serta dari instansi-instansi yang terkait wilayah studi seperti Badan Pusat

Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Pekerjaan Umum

(PU).

3.3 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup tahapan sebagai

berikut:

1. Persiapan dan pengumpulan data penelitian

2. Pengolahan data penelitian

3. Analisis hasil pengolahan data

3.4 Teknik Analisis Data

Page 12: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

9

3.4.1 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui kawasan mana yang dapat dijadikan

rekomendasi untuk penempatan TPS adalah buffer, multi ring buffer, polygon to raster, weighted

overlay.Sedangkan analisis yang digunakan untuk menentukan rute dari rumah ke titik TPS yang

diasumsikan akan dibangun adalah menggunakan analisis yang ada di Toolbox Network Analyst.

3.4.2 Teknik Analisis Buffer dan Multi Ring Buffer

Analsis buffer digunakan untuk buffering sungai sedangkan yang multiring buffer digunakan

untuk jalan. Buffer pada sungai adaah 300 meter sedangkan multi ring buffer pada jalan adalah 100

meter dan 200 meter. Yang dihasilkan dari kedua analisis ini merupakan peta buffer yang berbentuk

polygon.

3.4.3 Teknik Analisis Polygon to Raster

Untuk memasukki analisis weighted overlay diperlukan input yang berformat raster. Maka dari

itu enam input yang digunakan dalam weighted overlay diubah formatnya menjadi raster. Enam input

tersebut adalah buffer jalan, buffer sungai, tataguna lahan, daya dukung lahan, kelerengan, dan

hidrogeologi.

3.4.4 Teknik Analisis Weighted Overlay

Weighted Overlay merupakan sebuah teknik untuk menerapkan sebuah skala penilaian untuk

membedakan dan menidaksamakan input menjadi sebuah analisa yang terintegrasi. Analisis

memberikan pertimbangan terhadap faktor atau kriteria yang ditentukan dalam sebuah proses

pengambilan keputusan khususnya untuk masalah keruangan. Dalam penyusunan laporan ini,

analisis Weighted Overlay digunakan untuk membuat peta rekomendasi penempatan TPS dengan

pertimbangan beberapa variabel yang diberi pembobotan, yaitu buffer jalan, buffer sungai, tataguna

lahan, daya dukung lahan, kelerengan, dan hidrogeologi. Pemberian bobot pada masing-masing

parameter atau variabel bervariasi dan tergantung dari seberapa besar pengaruh parameter-parameter

tersebut terhadap penempatan TPS. Semakin besar pengaruh parameter tersebut terhadap lokasi

penempatan TPS maka nilai bobotnya juga besar, sebaliknya jika pengaruhnya kecil maka nilai

bobotnya juga kecil.

Tabel III.1

Pembobotan Overlay

Variabel Bobot Sub Variabel Nilai Kelas

Kelerengan 15 0-2% 5

2-15% 4

15-25% 3

25-40% 2

>40% 1

Hidrologi 20 Daerah Bukan Badan Sungai

2

Page 13: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

10

Variabel Bobot Sub Variabel Nilai Kelas

Daerah Badan Sungai 1

Hidrogeologi 5 Air Tanah Langka 5

Produktifitas Kecil 4

Produktivitas Sedang 3

Produktif Sedang

Setempat

2

Akuifer Produktif Setempat

1

Daya Dukung Lahan 20 Kawasan Budidaya 3

Kawasan Penyangga 2

Kawasan Lindung 1

Tataguna Lahan 20 Permukiman 5

Tegalan 4

Sawah 3

Hutan 2

Danau, Perdagangan dan

Jasa

1

Buffer Jalan 20 100 m 1

200 m 2 Sumber: Analisis Kelompok, 2015

3.4.5 Teknik Analisis Closest Facility Analyst

Network Analyst secara umum adalah pemodelan transportasi makroskopis untuk melihat

hubungan antar obyek yang dihubungkan oleh jaringan transportasi. Dalam kaitannya dengan

pengembangan alternatif rute evakuasi bencana rob, tools yang dapat digunakan adalah closest

facility analyst. Dalam analisis ini, dimodelkan bahwa dari hasil weighted overlay tersebut dipilih

beberapa titik menjadi lokasi TPS yang kemudian dihubungkan dengan pemodelan lokasi rumah.

Setelah itu, dengan analisis ini dicari rute yang paling dekat dari sisi keamanan.

3.5 Penetapan Variabel dan Data

Analisis mengenai lokasi optimal penempatan TPS dilakukan dengan bantuan aplikasi Sistem

Informasi Geografis. Untuk melakukan analisis membutuhkan variabel-variabel yang mendukung

dalam proses analisis tersebut. Berikut merupakan variabel yang digunakan untuk analisis lokasi

optimal pembangunan waduk di Kabupaten Semarang.

Bahaya Geologi

Hidrologi

Hidrogeologi

Klimatologi

Topografi

Tataguna Lahan

Litologi

Page 14: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Analisis

Proses analisis terdiri dari analisis pennetuan lokasi TPS dan analisis penentuan rute menuju

TPS. Adapun proses analisis penentuan lokasi TPS dengan Weighted Overlay dijelaskan oleh model

builder sebagai berikut:

Sumber: Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.1

Model Builder Penentuan Lokasi TPS

Sedangkan proses analisis penentuan rute tercepat dijelaskan oleh model builder Spatial

Analyst sebagai berikut:

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.2

Model Builder Penentuan Rute Tercepat

Page 15: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

12

Berikut merupakan peta-peta yang digunakan dalam analisis penentuan lokasi TPS dan rute

tercepat menuju TPS. Peta-peta tersebut merupakan peta pemodelan (bukan merupakan kondisi

eksisting)

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.3

Peta Pemodelan Buffer Sungai Kecamatan Banyumanik

Page 16: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

13

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.4

Peta Pemodelan Buffer Jalan Kecamatan Banyumanik

Page 17: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

14

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.5

Peta Pemodelan Daya Dukung Lahan Kecamatan Banyumanik

Page 18: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

15

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.6

Peta Hidrogeologi Kecamatan Banyumanik

Page 19: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

16

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.7

Peta Pemodelan Topografi Kecamatan Banyumanik

Page 20: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

17

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.8

Peta Pemodelan Tata Guna Lahan Kecamatan Banyumanik

Page 21: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

18

4.2 Hasil Analisis

Gam Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.9

Peta Pemodelan Rekomendasi Lokasi TPS di Kecamatan Banyumanik

Berdasarkan peta di atas, dapat diketahui kawasan yang sesuai untuk dijadikan lokasi

penempatan TPS (rekomendasi lokasi untuk penempatan TPS). Adapun kawasan yang dapat dijadikan

sebagai TPS adalah kawasan yang berwarna hijau di peta. Kawasan dengan warna hijau merupakan

kawasan yang menjadi rekomendasi utama penempatan TPS. Adapun kawasan dengan warna coklat

muda merupakan kawasan rekomendasi kedua (bukan rekomendasi utama) sebagai lokasi penempatan

TPS. Sedangkan kawasan dengan warna kuning di peta merupakan kawasan yang tidak sesuai untuk

dijadikan sebagai lokasi penempatan TPS (restricted area).

Page 22: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

19

Sumber:Analisis Kelompok, 2015

Gambar 4.10

Peta Pemodelan Rute Rumah ke TPS di Kecamatan Banyumanik

Berdasarkan peta pemodelan rute rumah ke TPS di Kecamatan Banyumanik dapat diketahui rute

tercepat menuju TPS dari lokasi-lokasi (titik-titik) yang menjadi lokasi rumah. Garis dengan warna

ungu di peta merupakan pemodelan dari rute tercepat yang dapat ditempuh untuk menuju lokasi TPS.

Adapun indikator penentuan rute tercepat tersebut adalah kondisi jalan (rusak atau tidaknya jalan, padat

atau tidaknya jalan tersebut, dan ada atau tidaknya resiko kecelakaan di jalan tersebut.

Page 23: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

20

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis permodelan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

dalam megatasi permasalahan spasial dapat digunakan suatu metode analisis spasial dengan bantuan

software Arc GIS, diantaranya adalah Weighted Overlay Analysis dan Network Analysis. Dengan

menggunakan kedua analisis tersebut, maka dibuatlah suatu permodelan mengenai penentuan lokasi

optimal untuk TPS dan rute perjalanan dari suatu lokasi (rumah) ke TPS yang dimaksud. Setelah

dilakukan Weighted Overlay Analysis didapatkan 3 titik yang memungkinkan untuk dilakukannya

pembangunan TPS. Kemudian pada Network Analysis dibuatlah rute tercepat dari suatu lokasi ke TPS

yang dimaksud berdasarkan beberapa indikator.

Page 24: Analisis Pemodelan Lokasi TPS Kecamatan Banyumanik, Semarang

21

DAFTAR PUSTAKA

Cindy, Adilla. Tanpa Tahun. Sistem Informasi Geografis dalam www.academia.edu. Diakses pada

tanggal 10 Juni 2015.

Dewi, Olvie. Tanpa Tahun. Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam www.academia.edu. Diakses pada

tanggal 10 Juni 2015.