Top Banner
ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM ASPEK BIOMEKANIKA MENGGUNAKAN METODE KEY INDICATOR METHOD (KIM) DAN ERGONOMIC ASSESSMENT WORKSHEET (EAWS) (Studi Kasus UKM Barecore UD. Cipta Mandiri Klaten) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: HARTANTO D 600 160 116 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020
19

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

Mar 28, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR

KERJA DALAM ASPEK BIOMEKANIKA MENGGUNAKAN METODE

KEY INDICATOR METHOD (KIM) DAN ERGONOMIC ASSESSMENT

WORKSHEET (EAWS)

(Studi Kasus UKM Barecore UD. Cipta Mandiri Klaten)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

HARTANTO

D 600 160 116

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

i

Page 3: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

ii

Page 4: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

iii

Page 5: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

1

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR

KERJA DALAM ASPEK BIOMEKANIKA MENGGUNAKAN METODE

KEY INDICATOR METHOD (KIM) DAN ERGONOMIC ASSESSMENT

WORKSHEET (EAWS)

(Studi Kasus UKM Barecore UD. Cipta Mandiri Klaten)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingat risiko suatu pekerjaan dimana UD.

Cipta Mandiri dalam pembuatan barecore yang memiliki 10 stasiun kerja dengan

beroperasi dalam satu shift kerja selama 7 jam. Sebagian besar masih menggunakan

tenaga dan keterampilan pekerja dalam memproduksi barecore. Hal ini

mengakibatkan pekerja mengalami MSDs dikarenakan jam kerja yang panjang dan

porsi kerja yang banyak sehingga perlu adanya pembaharuan karena dapat terjadi

human error.

Penelitian dilakukan dengan perhitungan skor pada metode KIM untuk

menganalisis tingkat risiko pekerjaan dengan menentukam nilai waktu, nilai

indikator dan evaluasi sementara metode EAWS untuk membantu mencari sebuah

solusi dengan usulan perbaikan dengan memntukan informasi kasus, nilai tubuh,

postur kerja, tenaga kerja dan menghitung beban MMH. Dengan data primer dan

sekunder yang mendukung penelitian serta dalam memberikan sebuah usulan.

Hasil penelitian berupa tiga stasiun dengan tingkat risiko tertinggi yaitu

menggunakan metode KIM yaitu stasiun pemotongan kayu, stasiun penyerutan

kayu dan stasiun Rn Ging. Kemudian usulan perbaikan berupa desain alatbantu

yang berupa meja kerja di ketiga stasiun tersebut dimana terjadi perubahan ukuran

serta desain yang melalui perhitungan metode EAWS sehingga mengalami

penurunan tingkat risiko.

Kata Kunci: Muskoloskeletal Disorders, Metode KIM, Metode EAWS,

Barecore

Abstract

This study aims to determine the risk level of a job where UD. Cipta Mandiri in

making barecore which has 10 work stations operating in one work shift for 7 hours.

Most of them still use workers' power and skills in producing barecores. This results

in workers experiencing MSDs due to long working hours and a large portion of

work so there needs to be an update because human errors can occur.

The study was carried out by calculating the score on the KIM to analyze the level

of work risk by determining the time value, the value of the indicator and the

evaluation while the EAWS method to help find a solution with proposed

improvements to determine case information, body value, work posture, labor and

calculate MMH burden. With primary and secondary data that supports research

and in giving a proposal.

The results of the study were three stations with the highest level of risk, namely

using the KIM, namely the wood cutting station, wood shaving station and Rn Ging

station. Then the proposed improvement in the form of design tools in the form of

Page 6: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

2

work desks at the three stations where there is a change in size and design through

the calculation of the EAWS so that the risk level decreases.

Keyword: Muskoloskeletal Disorder, KIM, EAWS, Barecore

1. PENDAHULUAN

UD. Cipta Mandiri adalah salah satu usaha kecil menengah yang beralamat di

Kabupaten Klaten yang mana memproduksi kayu lapis dengan jenis kayu sengon.

Lini produksi yang terdapat pada UD. Cipta Mandiri terdapat 10 stasiun produksi,

diantaranya adalah pertama proses pengovenan kayu yang dilakukan selama 24 jam

selama 7-9 hari guna mengeringkan kayu yang masih basah pada bagian dalamnya,

kedua proses pemotongan kayu dengan Mitter Saw sesuai ukuran yang akan

diproduksi, ketiga penyerutan kayu yaitu dengan menggunakan mesin Surface

Planner yang menjadikan kayu dari semula gelondongan menjadi balok, keempat

proses Gang Rip yaitu memotong kayu balok menjadi potongan–potongan bar kecil

(corepiece), kelima proses penataan kayu untuk menyeleksi kayu yang layak untuk

digunakan, keenam proses En Less menyusun corepiece ke dalam loyang conveyor,

ketujuh proses perekatan kayu agar meminimalisir celah diantara kayu saat akan di

cetak, kedelapan proses Rn Ging pencetakan kayu yang mana proses ini dengan

menata hingga 10 tumpuk lembaran, kesembilan proses Press yaitu bertujuan

menggabungkan kembali belahan dan potongan kecil menggunakan mesin press

hidrolis, dan yang terakhir adalah proses Packing untuk mengemas barecore sesuai

dengan ukuran agar aman (Raymond dkk., 2014). Para pekerja sebanyak 77,7%

adalah wanita dan 22,2% pria dengan total sebanyak 18 pekerja yang berasal dari

penduduk lokal setempat. Manusia pastinya memiliki batasan dalam bekerja baik

dalam jangka pendek maupun angka panjang yang berupa kelelahan, batas

maksimal jam kerja dan batas kekuatan otot (musculoskeletal). Alasan dibalik

mengapa tetap mempertahankan menggunakan MMH, diantaranya adalah biaya

produksi lebih terjangkau, ketelitian produksi lebih terjamin seperti fleksibilitas

pekerja seperti gerakan mengangkat, memegang, membawa, menarik dan

mendorong dibanding mesin yang memungkinkan untuk setting ulang penggunaan

serta keuntungan lain tidak menambah pajak tambahan.

Musculoskeletar Disorder (MSDs) atau gangguan muskuloskeletal adalah

sebuah cedera dan gangguan pada jaringan lunak seperti otot, tendon, ligamen,

Page 7: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

3

sendi dan tulang rawan serta sistem saraf. MSDs mempengaruhi hampir seluruh

bagian jarinan, termasuk saraf dan selubung tendon, dan yang paling sering

melibatkan bagian punggung dan lengan. MSDs disebut pula dengan istilah

diantaranya Commulative Trauma Disorders (CTDs), Repeated Trauma, Repetitive

Stress, Occupational Overextertion Syndrom. Diantara keempatnya memiliki

keterkaitan satu sama lain (OSHA: 2000).

Keluahan yang terjadi karena MSDs umumnya terjadi karena kontraksi otot yang

berlebihan akibat pemberian beban kerja yang melebihi ambang batas (teralalu

berat) dengan durasi yang panjang serta dilakukan secara berulang yang akan

menyebabkan keluhan yang terletak antara sedi, ligamen atau tendon. Keluhan otot

kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15% - 20%

dari kekuatan otot maksimum namun bila berlebihan peredaran darah ke otot akan

berkurang. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat

terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang

menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot (Ulfah, 2014; Grandjean, 1993).

MSDs terjadi dalam kurun waktu yang panjang baik mingguan, bulanan bahkan

tahunan yang dakibatkan hasil dari paparan berbagai faktor risiko yang dapat

menyebabkan gangguan. MSDs dapat menyebabkan beberapa kecelakaan kerja

diantaranya seperti kondisi nyeri, mati rasa, kesemutan, sendi kaku, sulit bergerak,

kehilangan otot serta acap kali mengalami kelumpuhan (Sanders, Martha. J, 2004).

Penggunaan metode Key Indicator Method (KIM) sebagai alat yang digunakan

untuk menilai sebuah risiko penanganan beban secara manual dalam dua tahap.

Tahap pertama adalah deskripsi berskala ordinal dari item-item beban kerja

sementara tahap kedua adalah evaluasi tingkat kemungkinan kelebihan fisik

(Klaussmann, 2017) sementara Ergonomics Assesment Work Sheet (EAWS)

digunakan lebih pada proses usulan perbaikan yang digunakan untuk perbaikan

postur dan perbaikan alat kerja yang menyebabkan menurunnya beban fisik pekerja

terlihat pada masuknya jenis pekerjaan ke kelas risiko rendah (low risk) pada

analisis dalam EAWS digunakan untuk mengevaluasi hasil kinerja yang ditujukan

untuk aktivitas statis dan repetitif (Schaub dkk., 2012).

Page 8: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

4

2. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel yaitu seluruh pekerja di UD.

Cipta Mandiri sejumlah 18 pekerja dengan 10 stasiun kerja pada metode KIM dan

3 stasiun kerja dengan tingkat resiko tertinggi pada metode EAWS.

Terdapat tiga langkah yang dijalankan menggunakan KIM, diantaranya yaitu

dengan menentukan nilai rating waktu, menentukan nilai rating ke dalam indikator

lain yang mana indikator tersebut berfungsi sebagai variabel dalam tahap penilaian

seperti Indikator Aktivitas, Indikator Nilai Perpindahan Tenaga, Indikator Posisi

Gerakan Tangan, Indikator Kondisi Kerja, Indikator Postur Tubuh Dalam, Indikator

Organisasi Kerja. Kemudian tahap terakhir dalam metode KIM adalah memberikan

penilaian dan evaluasi yaitu dengan cara menjumlahkan dari ke enam variabel dan

diperoleh hasil akhir yang kemudian disesuaikan terhadap parameter level dalam

metode KIM sehingga dapat dianalisa (Steinberg, 2012).

Selanjutnya analisis perbaikan menggunakan metode EAWS yaitu memiliki

lima langkah dimulai dengan menentukan informasi kegiatan, menentukan nilai

tambahan pada seluruh tubuh, menentukan posisi postur kerja, menentukan tenaga

dari anggota tubuh dan yang terakhir yaitu menentukan jumlah beban MMH

(Schaub dkk., 2010)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tahap Pengumpulan Data

Dalam tahap pengumpulan data, data yang digunakan pada kedua metode yaitu

KIM dan EAWS tentunya ada sedikit perbedaan, berikut adalah data yang

digunakann pada kedua metode.

3.1.1 Data KIM

Data yang digunakan pada metode KIM adalah data stasiun kerja yang

digunakan untuk mengidentifikasi kondisi kerja dan data durasi kerja untuk

mengetahui lamanya pekerja bekerja yang mempengaruhi beban kerja yang

diterima.

3.1.2 Data EAWS

Data yang digunakan pada metode EAWS sama untuk data stasiun kerja dan

data durasi kerja, namun terdapat tambahan yaitu berupa data postur tubuh yang

Page 9: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

5

berisi tinggi badan dan berat badan pekerja yang digunakan pada saat mencari nilai

pada indikator nilai postur.

3.2 Tahap Pengolahan Data

Berikut adalah salah satu perhitungan nilai metode KIM tertinggi yaitu pada

stasiun kerja Rn Ging yang dikerjakan sebanyak 3 orang pekerja dimana setiap

pekerja memiliki porsi kerjanya masing-masing, yakni mengangkat 5 loyang kayu

dari proses perekatan hingga merapikan 10 cetak lembaran barecore.

Tabel 1. Lembar Kerja Metode KIM

60-31 30-16 15-4 < 4 < 1 1-4 5-15 16-30 31-6- >60

Level

2 1 0.5 0 0.5 1 2 3

3 1.5 1 0 1 1.5 3 5

5 2 1 0.5 1 2 5 8

8 4 2 1 2 4 8 13

12 6 3 1 3 6 12 21

19 9 4 2 4 9 19 33

- - - 1 3 6 12 21Tenaga Dengan Pukulan 1

Nilai Rating Tenaga:

Tangan Kiri Tangan Kanan

4 4

1

Tenaga Puncak 1

Tenaga Sangat Tinggi

Deskripsi Nilai Rating Nilai Rating

Tenaga Sangat Rendah 0

Tenaga Rendah 0

Tenaga Sedang 0

Level Tenaga Pada Area Jari Tangan

Memegang Memindah

Rata" (detik/menit) Rata" (jumlah/menit)

Tenaga Tinggi 0.5

Page 10: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

6

Perpindahan Tenaga Sangat Sulit 4

Perpindahan Tenaga / Kondisi Pegangan Rating

Perpindahan Tenaga Optimum 0

Perpindahan Tenaga Terbatas 2

Tidak Menguntungkan: Tidak ada / hampir tidak ada variasi situasi beban kerja fisik

karena kegiatan lain / urutan ketat sering beban kerja fisik yang lebih tinggi dengan

puncak beban tinggi bersamaan

4

Organisasi kerja / Distribusi Sementara Rating

Baik: Sering memvariasi situasi beban kerja fisik karena kegiatan lain / tanpa urutan ketat

beban kerja0

Dibatasi: Variasi langka dari situasi beban kerja fisik karena kegiatan lain / urutan ketat

dari beban kerja fisik yang lebih tinggi2

1. Berdiri atau duduk secara eksklusif tanpa berjalan

2. Batang tubuh jelas condong ke arah area kerja dengan putaran

3. Penyimpangan sering dari postur atau gerakan kepala

4. Postur kepala membungkuk ke depan dan gerak terbatas

5. Sering menggenggam pada jarak dari tubuh

4

1. Batang tubuh sangat condong ke depan

2. Pekerjaan dilakukan dalam posisi berlutut, jongkok, berbaring

3. Pemutaran konstan atau kemiringan lateral

4. Postur tubuh benar-benar diperbaiki

5. Penyimpangan konstan dari postur atau gerakan kepala

6. Menggenggam konstan pada jarak dari tubuh

6

1. Pergantian antara duduk dan berdiri

2. Batang tubuh condong ke depan hanya sedikit

3. Tidak ada putaran atau kemiringan lateral

4. Postur kepala: variabel, kepala tidak condong kearah manapun

5. Tidak ada genggaman pada jarak dari tubuh

0

1. Terutama duduk atau berdiri dengan sesekali berjalan

2. Batang tubuh sedikit kecenderungan ke arah area kerja

3. Putaran sesekali atau kemiringan lateral

4. Penyimpangan sesekali dari postur atau gerakan kepala

5. Genggaman sesekali pada jarak dari tubuh

2

Dibatasi: Terkadang ada gangguan seperti silau, detail kecil terlalu sulit dilihat,

kondisi angin, dingin, kelembaban dan konsentrasi yang terganggu karena kebisingan1

Tidak Menguntungkan: Selalu gangguan seperti silau, detail kecil terlalu sulit dilihat,

kondisi angin, dingin, kelembaban dan konsentrasi yang terganggu karena kebisingan2

Postur / Gerakan Tubuh Rating

Buruk: Posisi atau gerakan sendi yang konstan 3

Kondisi Kerja yang Tidak Menguntungkan Rating

Baik: Tidak ada kondisi kerja yang tidak menguntungkan seperti tidak menyilaukan

kondisi iklim yang baik0

Dibatasi: Posisi atau gerakan sendi sesekali terbatas 1

Tidak Menguntungkan: Seringnya posisi atau gerakan sendi lurus 2

Posisi dan Gerakan Tangan / Lengan Rating

Baik: Posisi atau pergerakan sendi santai 0

Page 11: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

7

Tabel 2. Hasil Perhitungan Metode KIM

6

+ 2

+ 2

+ 2

+ 4

+ 2

72

Kondisi Kerja yang Tidak Menguntungkan

Postur / Gerakan Tubuh

Organisasi kerja / Distribusi Sementara

4 X 18

Jenis Aktivitas Tenaga di Area Jari / Tangan

Perpindahan Tenaga / Kondisi Pegangan

Posisi dan Gerakan Tangan / Lengan

Diketahui terdapat level nilai total pada metode KIM dengan rentan < 20 adalah

rendah, 20 – 50 sedikit meningkat, 50 – 100 banyak meningkat dan yang terakhir >

100 yang berarti sangat tinggi. Sementara pada stasiun Rn Ging memiliki total nilai

sebanyak 72 yang teramasuk dalam intensitas level banyak meningkat. Selanjutnya

pengolahan data menggunakan metode EAWS dilakukan berdasarkan perhitungan

dari metode KIM yang dipilih tiga teratas dalam nilai total metode KIM, hal

demikian dilakukan agar mendapatkan keefisienan dalam melakukan usulan

perbaikan.

Tabel 3. Total Nilai EAWS

Stasiun Kerja Nilai Postur Nilai Tenaga Nilai Beban Nilai Total

Pemotongan Kayu 35,9 12 6,5 54,4

Penyerutan Kayu 60,8 12 8,5 81,3

Rn Ging 64 12 15 91

Didapatkan nilai total sebanyak 91 untuk stasiun kerja Rn Ging yang berarti

berada pada indikator merah yang berarti memiliki risiko tinggi.

3.3 Analisa Hasil Penelitian

Perhitungan dengan kedua metode bersifat saling melengkapi, dimana pada

metode KIM terlebih dahulu dihitung semua stasiun kerja yang kemudian diseleksi

hanya pada stasiun kerja yang melewati batas normal hingga kemudian akan

dilakukan perhitungan menggunakan metode EAWS.

Berikut adalah pengolahan data menggunakan metode KIM dari keseluruhan

stasiun kerja yang ditunjukkan dalam tabel 4.

Page 12: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

8

Tabel 4. Rekapitulasi Skor Metode KIM

Tenaga Posisi Kondisi Postur Organisasi

1 0 0 1 2 0 5 5 5 5 28

2 2 2 2 4 2 6 6 6 6 64

3 4 2 1 6 2 6 6 6 6 68

4 0 1 1 2 0 6 6 6 6 24

5 0 0 1 0 0 18 18 18 18 12

6 0 1 1 0 0 18 18 18 18 24

7 0 0 1 0 0 4 4 4 4 6

8 2 2 2 4 2 4 4 4 4 72

9 2 1 1 2 2 4 4 4 4 44

10 0 0 1 0 0 5 5 5 5 20

No Stasiun Kerja

Oven Kayu

Pemotongan Kayu

Penyerutan Kayu

Gang Rip

Penataan Kayu

En Less

Perekatan Kayu

Rn Ging

Pressing

Packing

Skor Intensitas Beban

Rendah

Banyak Meningkat

Banyak Meningkat

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Banyak Meningkat

Sedikit Meningkat

Rendah

Indikator Tangan

Kiri Kanan

Pada stasiun kerja Oven Kayu proses kerja masih dikategorikan sebagai

pekerjaan level 2 dengan skor sebesar 28, sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan

kemudia stasiun kerja Pemotongan Kayu memiliki skor yang cukup tinggi yakni 64

sehingga masuk dalam kategori level 3 dan sebagai tindak lanjutnya adalah

perbaikan metode kerja atau desain ulang tempat kerja. Kemudian dilakukan

perhitungan dengan metode EAWS dengan nilai sebanyak 53,9 yang bertujuan

untuk memantapkan proses desain ulang dengan perhitungan yang lebih terperinci.

Pada stasiun kerja Penyerutan Kayu memiliki nilai yang lebih tinggi dari stasiun

kerja pemotongan kayu yaitu sebesar 68 pada perhitungan metode KIM. Hal ini

dikarenakan jarak dan postur kerja operator yang terlalu ekstrem yang membuatnya

memiliki skor tinggi. Kemudian selanjutnya melakukan perhitungan dengan

menggunakan metode EAWS dan didapatkan nilai sebanyak 80,8 yang pastinya

akan dilakukan perancangan ulang metode ataupun tempat kerja selanjutnya stasiun

kerja Gang Rip pekerja masih dikategorikan sebagai pekerjaan level 2 dengan skor

sebesar 24 yang membuatnya tidak perlu dilakukan perbaikan, stasiun Kerja

Penataan Kayu proses pekerjaannya masih sangat sederhana sehingga masuk

dengan skor sebesar 14, sehingga sangat tidak perlu dilakukan perbaikan, kemudian

stasiun kerja En Less proses kerja yang singkat dan tidak banyak gerakan yang

menggunakan tenaga, membuatnya mendapatkan skor 24 pada perhitungan dengan

menggunakan KIM. Beralih pada stasiun kerja Perekatan Kayu yang memiliki skor

terendah untuk KIM yaitu sebanyak 6. Hal ini sudah dapat dipastikan bahwa stasiun

kerja perekatan kayu sangat tidak berisiko untuk pekerja. Stasiun kerja Rn Ging

adalah stasiun kerja yang cukup berisiko walaupun dikerjakan sebanyak 3 pekerja,

namun karena jarak dan tenaga yang digunakan cukup besar sehingga mendapatkan

Page 13: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

9

skor yang cukup tinggi yakni sebesar 72 yang membuatnya berisiko cedera, Stasiun

kerja Pressing yang dilakukan oleh 3 pekerja ini sebenarnya memiliki skor yang

cukup tinggi yakni 44, namun belum berisiko menimbulkan risiko cedera. Hal ini

dikarenakan durasi yang dilakukan sangat singkat. Stasiun kerja Packing adalah

stasiun kerja terakhir pada proses pembuatan barecore dimana pada proses ini

mendapatkan skor metode KIM sebesar 20 yang mana skor tersebut berarti

pekerjaan tersebut tidak berisiko pada terjadinya cedera.

Berdasarkan Tabel 4 diatas hasil dari perhitungan menggunakan metode KIM,

dimana stasiun kerja pemotongan kayu, stasiun kerja penyerutan kayu dan stasiun

kerja Rn Ging merupakan stasiunkerja yang memiliki nilai tertinggi yang

selanjutnya akan dilakukan perbaikan dengan terlebih dahulu melakukan

perhitungan dengan metode EAWS.

3.4 Usulan Perbaikan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan menggunakan metode KIM dan

metode EAWS didapatkan bahwa terdapat tiga stasiun kerja yang memeiliki tingkat

risiko yang tinggi bagi pekerja dengan demikian perlu adanya usulan perbaikan

guna memperbaiki kinerja dan menekan risiko terjadinya cedera.

3.4.2 Stasiun Kerja Pemotongan Kayu

Dengan menggunakan perhitungan metode EAWS, kemudian didapatkan hasil

berikut dengan usulan desain meja kerja yang berbeda. Penambahan meja kecil

disisi kiri pekerja, membuat pekerja dimudahkan sehingga tidak perlu

membungkuk ketika meletakkan kayu yang telah dipotong, karena sebelumnya

berada pada tempat yang berbeda.

Gambar 1. Meja Kerja Awal Pemotong Kayu

Page 14: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

10

Gambar 2. Desain Usulan Meja Kerja Pemotong Kayu

Tabel 5. Skor EAWS Desain Usulan Pemotong Kayu

Hijau Tubuh

=

Postur

+

Tenaga

+

Beban

+

Tambahan

Kuning 47,4 35,9 6 5,5

Merah

3.4.3 Stasiun Kerja Penyerutan Kayu

Adanya lekukan leter L yang memungkinkan operator bekerja ditengah sehingga

memudahkan proses aliran kayu yang akan diserut. Pekerja dapat meminimalkan

rotasi yang ekstrem dengan kombinasi jarak jangkauan yang jauh dan

meminimalkan membungkuk mencapai < 60°, namun dengan adanya desain

demikian, jarak akan semakin singkat dan operator hanya mengendalikan aliran

dengan memindahkan tanpa berjalan.

Gambar 3. Meja Kerja Awal Peyerutan Kayu

Gambar 4. Desain Usulan Meja Kerja Penyerutan Kayu

Tabel 5. Skor EAWS Desain Usulan Penyerutan Kayu

Page 15: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

11

Hijau Tubuh

=

Postur

+

Tenaga

+

Beban

+

Tambahan

Kuning 50,8 38,3 6 6,5

Merah

3.4.4 Stasiun Kerja Rn Ging

Dengan menambah ketinggian meja menjadi 140 cm dengan lebar yang sama

namun peneliti mengusulkan dikerjakan dengan dua sisi yaitu kan dan kiri sehingga

jangkauan akan semakin kecil dan pekerja membungkuk tidak lebih dari 80°.

Gambar 5. Meja Kerja Awal Rn Ging

Gambar 6. Desain Usulan Meja Kerja Rn Ging

Tabel 6. Skor EAWS Desain Usulan Rn Ging

Hijau Tubuh

=

Postur

+

Tenaga

+

Beban

+

Tambahan

Kuning 56.5 41,5 6 9

Merah

Tabel 7. Rekapitulasi Metode EAWS

No Stasiun Kerja Skor EAWS

Sebelum Sesudah

1 Pemotongan Kayu 54,4 47,4

2 Penyerutan Kayu 81,3 50,8

3 Rn Ging 91 56,5

Page 16: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

12

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan segenap

analisis dan pengumpulan data yang telah dilakukan, maka dari pengerjaan bab

sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Proses kerja pada produksi barecore yang dilaksanakan di UD. Cipta Mandiri

Klaten memiliki 10 stasiun kerja yang masing-masing stasiun memiliki kategori

risiko tersendiri.

b. Hasil dari penelitian menggunakan metode KIM yang dilakukan pada ke-10

stasiun kerja didapatkan bahwa setiap stasiun kerja memiliki risiko cedera yang

berbeda dengan rentan skor antara 6 hingga 74 yang mana 3 teratas akan

dilakukan perhitungan lanjut metode EAWS.

c. Hasil dari penelitian menggunakan metode EAWS yang dilakukan pada ke-3

stasiun kerja teratas berdasarkan perhitungan metode KIM yaitu stasiun kerja

pemotongan kayu, stasiun kerja penyerutan kayu dan stasiun kerja Rn Ging.

d. Perbaikan yang dilakukan pada stasiun kerja yang telah melewati proses

perhitungan metode EAWS yaitu berupa desain alat bantu yang menean nilai

risiko terjadinya cedera.

e. Metode KIM dan metode EAWS sejatinya dapat dilakukan secara terpisah,

namun peneliti menginginkan pengolahan data yang lebih kompleks sehinga

dilakukan perhitungan keduanya yang mana bersifat komplemen.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan kejadian

yang mana akan menjadi sebuah saran dalam penelitian ini sehingga dapat menjadi

evaluasi untuk penelitian selanjutnya. Berikut adalah sarannya sebagai berikut:

a. Penelitian ini sangat diperlukan ilmu dasar mengenai lingkungan kerja, metode

kerja dan kegiatan yang mendukung dalam hal pengumpulan informasi.

b. Menggunakan peralatan pendukung seperti APD dan mengikuti petunjuk kerja

sebelum melakukan penelitian guna memperlancar jalannya penelitian.

c. Baik peneliti maupun pekerja baiknya memperhatikan kontak fisik dengan

bidang kerja dan sikap tubuh sehingga terhindar dari cedera ringan yang

mungkin dapat terjadi.

Page 17: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

13

d. Perlunya awas terhadap rambu dan peringatan akan Kesehatan dan keselamatan

kerja sebagai pedoman agar mengetahui pentingnya dampak yang terjadi Ketika

permasalahan dating.

e. Penggunaan daring sangat diperlukan dalam hal mencari sumber referensi

namun perlu adanya perpustakaan guna mengetahui keakuratan sumber.

DAFTAR PUSTAKA

Berlin, C., Adams, C. (2017). Ergonomics Evaluation Methods. Production

Ergonomics: Designing Work Systems to Support Optimal Human

Performance, 139–160. https://doi.org/10.5334/bbe.h.

Briansah, A. O. (2018). Analisa Postur Kerja Yang Terjadi Untuk Aktivitas Dalam

Proyek Konstruksi Bangunan Dengan Metode Rula Di Cv.Basani (Studi Kasus

CV. Basani Bidang Konstruksi, Yogyakarta.

Federal Institute for Occupational Safety and Health. (2012). Key Indicator Method

for Assessing and Designing Physical Workloads During Manual Handling

Operations KIM-MHO. 1–4. https://www.baua.de/EN/Topics/Work-

design/Physical workload/Key-indicator-method/pdf/KIM-MHO-Manual-

Handling Operations.pdf?__blob=publicationFile&v=3.

Hayu, M. (2015). Perbaikan Metode Kerja Dengan Perancangan Tata Letak

Fasilitas Di Industri Kecil Menengah Rimba Sukses Art Stone. Universitas

Atma Jaya Yogyakarta.

Klussmann, A., Liebers, F., Brandstädt, F., Schust, M., Serafin, P., Schäfer, A.,

Gebhardt, H., & Hartmann, B. (2017). Validation Of Newly Developed And

Redesigned Key Indicator Methods For Assessment Of Different Working

Conditions With Physical Workloads Based On Mixed-Methods Design : A

Study Protocol. June 1989. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2016-015412.

Klussmann, A., Liebers, F., Gebhardt, H., Rieger, M. A., Latza, U., & Steinberg,

U. (2017). Risk assessment of manual handling operations at work with the

key indicator method ( KIM-MHO ) — determination of criterion validity

regarding the prevalence of musculoskeletal symptoms and clinical conditions

within a cross-sectional study. 1–13. https://doi.org/10.1186/s12891-017-

1542-0.

Klussmann, A., Steinberg, U., Liebers, F., Gebhardt, H., & Rieger, M. A. (2010).

The Key Indicator Method for Manual Handling Operations (KIM-MHO) -

Evaluation of A New Method for The Assessment of Working Conditions

Within A Cross-Sectional Study. BMC Musculoskeletal Disorders, 11(1), 272.

https://doi.org/10.1186/1471-2474-11-272.

Lavatelli, I., Schaub, K., & Caragnano, G. (2012). Correlations In Between EAWS

And OCRA Index Concerning The Repetitive Loads Of The Upper Limbs In

Automobile Manufacturing Industries. Work. 41(SUPPL.1), 4436–4444.

https://doi.org/10.3233/WOR-2012-0743-4436.

Page 18: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

14

Luger, T., Seibt, R., Rieger, M. A., & Steinhilber, B. (2020). Sex differences in

muscle activity and motor variability in response to a non-fatiguing repetitive

screwing task. Biology of Sex Differences, 11(1).

https://doi.org/10.1186/s13293-020-0282-2.

Nino, B. Putra (2018). Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Beban Angkut

Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Pabrik

Pemotongan Kayu X Mranggen, Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-

Journal), 6(5), 494–501.

Nurliah, A. (2012). Analisis Risiko Muskuloskletal Disorders (MSDs) Pada

Operator Forklift di PT. LLI tahun 2012. Tesis. Magister Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja. Universitas Indonesia, 105.

Permana, I. H. (2014). Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Baja Tulangan

Dengan Menggunakan Metode Dedicated Storage Di Pt. ABC. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Pratiwi, I., Afifuddin, M., & Djunaidi, M. (2018). Analisis Postur Kerja Dengan

Metode Manual Task Risk Assessment (ManTRA) Pada Pembuatan Mie

Sohun. https://doi.org/10.23917/jiti.v17i1.6423.

Pratiwi, I., Fitriadi, R., & Sufa, M. F. (2019). Evaluation of Work Posture in Sohun

Noodles Workers using OWAS and WERA Method. 11, 1788–1793.

https://doi.org/10.35940/ijitee.

Pratiwi, I. (2012). Penerapan Biomekanika pada Sistem Gerak Manusia. In Seminar

nasional Industrial Design (pp. 141–147).

Priambodo, M. (2012). Perancangan Kursi Masinis Yang Ergonomis Pada Krl

Commuter Jabodetabek Dengan Menggunakan Virtual Human Modelling.

Universitas Indonesia.

Putri, E. U. (2012). Gambaran Penerapan Ergonomi. Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Jakarta. Fmipa Ui, 5–34.

Rahman, A (2017). Analisis Postur Kerja Dan Faktor Yang Berhubungan Dengan

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Beton Sektor

Informal Di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Raymond, M. Felecia. (2014). Peningkatan Rendemen Barecore Di Pt Anugerah

Tristar Internasional. 2(1), 29–34. Jurnal Tirta.

Schaub, K. G., Mühlstedt, J., Illmann, B., Bauer, S., Fritzsche, L., Wagner, T.,

Hoffmann, A. C. B., & Bruder, R. (2012). Ergonomic Assessment of

Automotive Assembly Tasks with Digital Human Modelling and the

“Ergonomics Assessment Worksheet” (EAWS). International Journal of

Human Factors Modelling and Simulation, 3(3/4), 398.

https://doi.org/10.1504/ijhfms.2012.051581.

Septiani, A. (2017). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan

Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Bagian Meat Preparation PT.

Bumi Sarimas Indonesia 2017. Jakarta.

Page 19: ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR …eprints.ums.ac.id/83570/3/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2020. 7. 17. · 1 ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING TERHADAP POSTUR KERJA DALAM

15

Sofyan, Diana. K. S., Syarifuddin (2015). Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas

Dengan Menggunakan Metode Konvensional Berbasis 5S. Teknovasi, 02, 15.

Universitas Malikussaleh-Nanggroe Aceh Darussalam.

Steinberg, U. (2012). New Tools In Germany: Development And Appliance Of The

First Two KIM (“Lifting, Holding And Carrying” And “Pulling And

Pushing”) And Practical Use Of These Methods Work. 41(SUPPL.1), 3990–

3996. https://doi.org/10.3233/WOR-2012-0698-3990.

Susanto, N. (2005). Analisis Postur Pekerja Batik dengan Menggunakan EMA

(Editor ForManual Work Activities. 46–51. Universitas Diponegoro.

Susilo, A (2019). Evaluasi Postur Kerja Pada Proses Pembuatan Barecore

Menggunakan Metode Brief Survey Dan Plibel Checklist (Studi Kasus : UKM

Cipta Mandiri ). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tarwaka. (2004). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan

Aplikasi Di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tortora, GJ, Derrickson, B. (2012). Principles of Anatomy & Physiology 13th

Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.

Zulaihah, M. (2018). Analisis Persepsi Sistem Ergonomi untuk Mewujudkan

Produktivitas Pekerja Difabel di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri

Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.