ANALISIS KOHESI LEKSIKAL RUBRIK PEMBACA MENULIS SURAT KABAR TANJUNGPINANG POS EDISI FEBRUARI 2016. ARTIKEL E-JOURNAL Oleh IIN SRI UTAMI NIM 120388201289 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
15
Embed
ANALISIS KOHESI LEKSIKAL RUBRIK PEMBACA MENULIS SURAT ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232… · pronomina (kata ganti), substitusi (penggantian),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS KOHESI LEKSIKAL RUBRIK PEMBACA MENULIS
SURAT KABAR TANJUNGPINANG POS
EDISI FEBRUARI 2016.
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
IIN SRI UTAMI
NIM 120388201289
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Iin Sri Utami. 2016. Analisis Kohesi Leksikal Rubrik Pembaca Menulis
Surat Kabar Tanjungpinang Pos Edisi Februari 2016, Skripsi. Tanjungpinang:
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Drs. Suhardi,
M.Pd. Pembimbing II: Legi Elfitra, M.Pd.
Kata Kunci: Kohesi Leksikal, Opini.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kohesi leksikal
dalam opini Rubrik Pembaca Menulis Surat Kabar Tanjungpinang Pos Edisi
Februari 2016 yang dilihat dari penanda kohesi leksikal. Adapun penanda kohesi
leksikal dilihat dari repetisi, sinonimi, antonimi, hiponimi, kolokasi, dan
ekuivalensi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi.
Subjek pada penelitian ini adalah opini Rubrik Pembaca Menulis
Surat Kabar Tanjungpinang Pos Edisi Februari 2016 yang berjumlah 26 opini.
Penelitian ini difokuskan pada bentuk-bentuk kohesi leksikal yang terdapat dalam
opini Rubrik Pembaca Menulis Surat Kabar Tanjungpinang Pos Edisi Februari
2016. Data diperoleh dengan metode simak yang disertai dengan teknik baca dan
pencatatan. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk kohesi
leksikal dalam Rubrik Pembaca Menulis Surat Kabar Tanjungpinang Pos Edisi
Februari 2016 yang meliputi, (1) repetisi atau pengulangan kata, (2) sinonim atau
persamaan makna kata, (3) antonim atau perlawanan makna kata, (4) hiponim atau
hubungan atas bawah, (5) kolokasi atau sanding kata, (6) ekuivalensi. Repetisi
mendominasi dalam rubrik Pembaca Menulis Surat Kabar Tanjungpinang Pos
Edisi Februari 2016. Hal ini menunjukkan bahwa bagian yang mengalami
pengulangan merupakan bagian yang penting.
ABSTRACT
Iin Sri Utami. Analysis of Lexical Cohesion Rubric Readers Write
Newspaper Tanjungpinang Post Edition in February 2016, Skripsi.
Tanjungpinang: Department of language and literature Education Indonesia,
Faculty of teacher training and educational sciences, University of Maritime Raja
Ali Haji. Supervisor: Drs. Suhardi, M. Pd. Supervisor II: Elfitra Legi, M. Pd.
Key Words: Lexical Cohesion, Opinion
This research aims to describe lexical cohesion in the opinion of the rubric
Readers Write Newspapers Tanjungpinang Post Edition February 2016 seen from
lexical cohesion marker. As for the marker of lexical cohesion seen from reps,
sinonimi, antonimi, hiponimi, collocation, and equivalence. The methods used in
this research is qualitative, descriptive methods. Data collection techniques used is
the documentation.
The subject of this research is the Rubric opinion Readers Write
Newspapers Tanjungpinang Post Edition February 2016 totalling 26 opinions.
This research is focused on lexical cohesion forms contained in the opinion of the
rubric Readers Write Newspapers Tanjungpinang Post Edition February 2016.
Data obtained with the method refer to the technique is accompanied by read and
record-keeping. Research data were analyzed using descriptive qualitative
analysis techniques.
The results showed that there are other forms of lexical cohesion in the
Rubric Readers Write Newspapers Tanjungpinang Post Edition February 2016
which include, (1) repetition or repetition of words, (2) a synonym or common
meaning of the word, (3) an antonym or resistance meaning of the word.
(4) hyponymy and hypernymy or relations on the bottom, (5) collocation or
collocation, (6) equivalence. Reps dominate in the rubric Readers Write
Newspapers Tanjungpinang Post Edition February 2016. This indicates that a part
of the experience of repetition is the important parti.
LANDASAN TEORITIK
Untuk mendukung penelitian ini digunakan beberapa teori yang dianggap
relevan, yang diharapkan dapat memperkuat teori dan keakuratan penelitian ini.
Teori-teori tersebut adalah kohesi dan opini.
Kohesi Seperti juga halnya bahasa, teks pun mempunyai bentuk (form) dan
makna (meaning). Kepaduan makna dan kerapian bentuk merupakan faktor
penting untuk menentukan keterbacaan dan keterpahaman teks. Dapat dikatakan
bahwa kohesi mengacu pada aspek bentuk dan aspek formal bahasa (language),
sedangkan koherensi mengacu pada aspek makna dan aspek ujaran (speech).
Dengan demikian, jelaslah bahwa, “Kohesi merupakan organisasi sintaktik,
merupakan wadah kalimat-kalimat yang disusun secara padu dan padat untuk
menghasilkan tuturan.” (Tarigan, 1987:92). Kohesif terbagi menjadi lima, yaitu
pronomina (kata ganti), substitusi (penggantian), elipsis, konjungsi, dan leksikal.
Kohesi leksikal atau perpaduan leksikal adalah hubungan leksikal antara
bagian-bagian teks untuk mendapatkan keserasian struktur secara kohesif. Ada
beberapa cara untuk mencapai aspek kohesi leksikal, yaitu:
1. Repetisi atau pengulangan kata yang sama
Repetisi salah satu cara untuk mempertahankan konsesif atar kalimat.
Hubungan ini di bentuk dengan satu lingual. Ulangan atau repetisi terbagi menjadi
empat macam, yaitu:
a. Ulangan Penuh adalah ulangan penuh berarti mengulang satu fungsi dalam
kalimat secara penuh, tanpa pengurangan dan perubahan bentuk.
Contoh: Buah Apel adalah salah satu buah yang sangat tidak diragukan
kelezatan rasanya. Buah Apel memiliki kandungan vitamin, mineral dan unsur
lain seperti serat, fitokimian, baron, tanin, asam tartar, dan lain sebagainya.
b. Ulangan dengan bentuk lain akan terjadi apabila sebuah kata diulang dengan
konstruksi atau bentuk kata lain yang masih mempunyai bentuk dasar yang
sama.
Contoh: Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai
dengan rasa ragu-ragu dan fisafat dimulai dengan kedua-
duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan
apa yang belum kita tahu.
c. Ulangan dengan Penggantian adalah pengulangan dapat dilakukan dengan
mengganti bentuk lain seperti dengan kata ganti.
Contoh: Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak
di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat
dirinya.
d. Ulangan dengan hiponim adalah pengulangan suatu kata atau frasa yang
maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum.
e. Contoh: Bila musim kemarau tiba, bunga tidak mekar seperti
biasa. Tanaman di halaman rumah mengering semuanya.
2. Sinonim atau persamaan kata
Kohesi sinonim adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal
yang mirip antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain. Sinonim
dapat dibedakan menjadi tiga macam antara lain:
a. Sinonim mutlak adalah kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks
kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal
dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat.
Contoh: Kosmetik = alat kecantikan
b. Sinonim semirip adalah kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks
kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam
rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja.
Contoh: Melatis = menerobos
c. Sinonim selingkung adalah kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu
konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal.
d. Contoh: Lemah = lemas
3. Antonim atau lawan kata
Kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang bersifat kontras
atau berlawanan antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain.
Antonim dapat dibedakan atas empat macam antara lain:
a. Antonim mutlak adalah antonim yang mempertentangkan makna secara
mutlak.
Contoh: Hidup >< mati
b. Antonim kutub adalah antonim yang mempertentangkan makna kata secara
gradasi atau tingkatan antar makna kata.
Contoh: Muda >< tua
c. Antonim hierarkial adalah antonim antara makna kata yang memiliki tingkatan
atau jenjang.
Contoh: Kuintal >< ton
d. Antonim majemuk adalah sebuah kata yang memiliki antonim lebih dari satu.
Contoh: Berdiri >< duduk >< berbaring
4. Hiponim atau hubungan bagian dan isi
Hiponim adalah suatu kata atau frasa yang maknanya tercakup dalam kata
atau frasa lain yang lebih umum, yang disebut hiperonim atau hipernim. Suatu
hiponim adalah anggota kelompok dari hiperonimnya dan beberapa hiponim yang
memiliki hiperonim yang sama disebut dengan kohiponim.
Contoh hiponim, hiperonim serta kohiponim antara lain:
Kucing, serangga, dan merpati adalah hiponim dari hewan
Hewan adalah hiperonim dari kucing, serangga, dan merpati
Serangga dan merpati adalah kohiponim dari kucing sebagai hewan
5. Kolokasi atau sanding kata
Kolokasi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan
antara konstituen yang satu dengan konstituen yang lain atau hubungan antarkata
yang berbeda pada lingkungan dan bidang yang sama.
Contoh: Media massa yang meliputi buku, koran, majalah, dan lain sebagainya.
6. Ekuivalensi
Ekuivalensi merupakan hubungan kesepadanan antara satuan lingual
tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. ekuivalensi
memiliki kedekatan, kekerabatan atau memiliki tingkatan sebanding.
Contoh: seperti belajar, mengajar, pelajar, pengajar, pelajaran.
Tujuan digunakannya aspek-aspek leksikal itu diantaranya ialah untuk
mendapatkan efek intensitas makna bahasa, kejelasan informasi, dan keindahan
bahasa lainnya.
Opini
Opini adalah serapan dari bahasa asing (opinion), merupakan tanggapan
atau jawaban terbuka terhadap sesuatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan
kata-kata, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Opini juga dapat berupa
prilaku, sikap tindak, pandangan dan tanggapan. Cutlip dan Center (dalam
Nugraeni, 2013) menyatakan bahwa opini publik adalah sejumlah akumulasi
pendapat individual tentang suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan
berpengaruh terhadap sekelompok orang. Dengan demikian, opini publik
terbentuk melalui suatu kegiatan berupa debat pembicaraan, atau pertukaran
informasi antara individi-individu yang berada dalam suatu kelompok.
METODE
Objek dalam penelitian adalah surat kabar Tanjungpinang Pos Edisi
Februari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data dari sumber
data yang ada dengan teknik pengamatan dan dilanjutkan dengan teknik
pencatatan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik studi dokumentasi. Arikunto (2013:149), “Menjelaskan dokumentasi,
berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam
pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian dan sebagainya,” Cara menganalisis isi dokumen ialah dengan memeriksa
dokumen secara sistematis bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara
tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif.
Teknik analisis data pada kohesi leksikal dalam rubrik Pembaca Menulis
surat kabar Tanjungpinang Pos Edisi Februari 2016 adalah sebagai berikut:
1. Data Reduction (reduksi data)
2. Data Display (penyajian data)
3. Conclusion Drawing (simpulan)
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Oleh
karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian
baik secara akademik maupun logiknya. “Yang melakukan validasi adalah peneliti
sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode
kualitatif, penguasaan teori, wawasan terhadap bidang yang akan diteliti, serta
kesiapan,” Sugiyono (2014:305).
Untuk memudahkan proses pengambilan data, peneliti menggunakan alat
bantu berupa kartu data. Kartu data digunakan untuk membantu proses
pengambilan data secara tertulis.
Pembekuan atau pembubaran ormas sendiri diakomondasi oleh undang-
undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas Dalam Pasal 59 UU Ormas
menjelaskan tentang larangan bagi sebuah Ormas seperti tidak boleh
melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras, dan golongan
Ormas juga tidak boleh melakukan tindakan yang destruktif.