i ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI KEBUTUHAN PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK SLEMAN TAHUN 2010 – 2015 ANALYSIS OF POPULATION DENSITY AND SETLLEMENT PROJECTION IN DEPOK SUB DISTRICT, SLEMAN 2010- 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Oleh : BETI SETYORINI NIM : E100100065 FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
26
Embed
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI …eprints.ums.ac.id/20301/14/Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf · i analisis kepadatan penduduk dan proyeksi kebutuhan permukiman kecamatan depok
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI KEBUTUHAN
PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK SLEMAN TAHUN 2010 – 2015
ANALYSIS OF POPULATION DENSITY AND SETLLEMENT PROJECTION IN DEPOK
SUB DISTRICT, SLEMAN 2010- 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Oleh :
BETI SETYORINI
NIM : E100100065
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI KEBUTUHAN
PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK SLEMAN TAHUN 2010 – 2015
ANALYSIS OF POPULATION DENSITY AND SETLLEMENT PROJECTION IN DEPOK
SUB DISTRICT, SLEMAN 2010- 2015
Beti Setyorini
NIM : E100100065
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada
Hari, Tanggal : Senin, 07 Mei 2012
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Pembimbing I : Drs. Priyono, M.Si (…………………….)
Pembimbing II : R.Muh. Amin Sunarhadi, S.Si MP (…………………….)
Surakarta, Juni 2012
Dekan Fakultas Geografi
Drs. Priyono, M.Si
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrahim
Yang Bertanda tangan di bawah ini, saya
Nama : BETI SETYORINI
NIM : E 100100065
Fakultas/Jurusan : Geografi/Geografi
Jenis : Skripsi
Judul : ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DANPROYEKSI
KEBUTUHAN PERMUKIMAN
SLEMAN TAHUN 2010
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan
perlu minta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggara
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
SURAT PENYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang Bertanda tangan di bawah ini, saya
BETI SETYORINI
E 100100065
Geografi/Geografi
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DANPROYEKSI
KEBUTUHAN PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK
SLEMAN TAHUN 2010 – 2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
emi pengembangan ilmu pengetahuan.
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan
perlu minta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggara
hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
Surakarta, 24 Juli 2012
Yang Menyatakan
(BETI SETYORINI
iii
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DANPROYEKSI
KECAMATAN DEPOK
Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya
dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa
perlu minta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
Surakarta, 24 Juli 2012
Yang Menyatakan
BETI SETYORINI)
1
ANALISIS KEPADATAN PENDUDUK DAN PROYEKSI KEBUTUHAN
PERMUKIMAN KECAMATAN DEPOK SLEMAN TAHUN 2010 – 2015
ANALYSIS OF POPULATION DENSITY AND SETLLEMENT PROJECTION IN DEPOK
SUB DISTRICT, SLEMAN 2010- 2015
Beti Setyorini
Jurusan Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
The research was conducted in the Depok Sub Distric of Sleman District, which consists of three villages namely Caturtunggal, Condongcatur and Maguwoharjo. Depok sub-district is the fastest-growing areas in the Sleman district based on the need for the study of population density. Population density itself does not always coincide with administrative boundaries in terms of uneven density entirely so often the case that a particular strategic course. The rapid population growth will also lead to the need for more land as a space for an activity, while the potential and the available land area is very limited. This has an impact on settlements needs in the future. This study had two purposes, firstly, assess the level of population density and distribution. The secondly objective is to examine the projections of population and settlements needs 2010 to 2015.
The research was using secondary data analysis method that integrated with remote sensing. The aim of this integration is using remote sensing image interpretation for land use to analyze the density distribution. The determination of the study area used purposive sampling method. To analyze the data, quantitative descriptive was used. The population density is calculated based on population per area of the settlement, while the spreading is analyzed using the nearest neighborhood analysis. Population projections was calculated using geometric method. The results of population projections were used to calculate the need of housing area based on assumption of 2010’s settlement areas. Linear regression analysis was used to determine the relationship between the number of population and building areas. The villages borders represent the unit of analysis boundaries .
The study shows the population densities in 2010 where Caturtunggal Village 7.739 life/ , Condongcatur 6.467 life/ and Maguwoharjo 5.284 life/ . The highest density
was caused Caturtunggal as a district capital and located directly adjacent to the city of Yogyakarta, which provides many facilities such as universities. While based on nearest neighbor analysis, the population distributions were classified as random and had linear patterns parallelized with the path that facilitate the community mobility. In the end of Year 2015, Caturtunggal Village will poplated as much as 66.756 people, 31.011 Maguwoharjo, and Condongcatur 39.090. Projected settlement needs in the end of 2015 will reach 2.049.23 ha, where 861.15 ha at Caturtunggal village, covering an area of 586.10 ha Maguwoharjo village, and 601.98 ha for village Condongcatur. The needs of settlements is directly proportional to the population. The growing population also increases the number of buildings of an area and settlements demand.
Keywords : Population density, Projection, Settlement
2
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, yang terdiri dari tiga desa yaitu Caturtunggal, Condongcatur, dan Maguwoharjo. Kecamatan Depok merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Kabupaten Sleman. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya kajian tentang kepadatan penduduk. Kepadatan Penduduk itu sendiri tidak selalu sejalan dengan batas-batas administrasi dalam arti tidak merata seluruhnya sehingga sering terjadi kepadatan tertentu yang strategis saja. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk tempat aktivitassemakin meningkat, sementara potensi dan luas lahan yang tersedia sangat terbatas. Hal ini berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman pada masa yang akan datang. Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yang pertama yaitu mengkaji tingkat kepadatan penduduk dan persebarannya. Tujuan kedua adalah mengkaji proyeksi penduduk dan kebutuhan permukiman Tahun 2010 – 2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisa data sekunder yang diintegrasikan dengan penginderaan jauh. Integrasi ini yaitu dengan memanfaatkan citra penginderaan jauh untuk interpretasi penggunaan lahan yang digunakan untuk menganalisa sebaran kepadatan. Untuk penentuan daerah penelitian digunakan metode purposive sampling. Analisa data dilakukan secara deskriftif kuantitatif. Tingkat kepadatan penduduk dihitung berdasarkan jumlah penduduk per luasan permukiman, sedangkan persebarannya dianalisa menggunakan analisa tetangga terdekat. Penghitungan proyeksi penduduk menggunakan metode geometrik. Data hasil proyeksi penduduk ini digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan permukiman yang menggunakan asumsi luas permukiman per jiwa tahun 2010. Analisa regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk dengan jumlah bangunan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah desa.
Hasil penelitian menyatakan bahwa kepadatan penduduk Desa Caturtunggal Tahun 2010yaitu 7.739 jiwa per , sedangkan Desa Condongcatur 6.467 jiwa per dan Maguwoharjo 5.284 jiwa per . Hal ini karena Caturtunggal merupakan ibukota kecamatan dan lokasinya berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang menyediakan banyak fasilitas seperti universitas. Sementara berdasarkan analisa tetanggga terdekat persebaran kepadatan penduduk tersebut random dan memiliki pola linier mengikuti jalan. Jalan merupakan akses yang mempermudah untuk melakukan mobilitas. Hasil proyeksi penduduk akhir Tahun 2015 Desa Caturtunggal sebanyak 66.756 jiwa, Maguwoharjo 31.011 jiwa, dan Condongcatur 39.090 jiwa. Hasil proyeksi kebutuhan permukiman akhir Tahun 2015 mencapai 2.049,23 ha, dengan rincian desa Caturtunggal seluas 861,15 ha, desa Maguwoharjo seluas 586,10 ha, dan 601,98 ha untuk desa Condongcatur. Berdasarkan analisa, kebutuhan permukiman berbanding lurus dengan jumlah penduduk, hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambah penduduk maka bertambah juga jumlah bangunan suatu wilayah serta berimbas pada kebutuhan permukiman juga meningkat.
Geografi merupakan ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta basil-basil yang diperoleh dari bumi. (Bisri Mustofa, 2007). Integrasi sistem informasi geografi (SIG) dan penginderaan jauh
dapat mempermudah dalam menganalisa gejala-gejala tersebut, yaitu dapat menghemat biaya, waktu dan tenaga serta dengan akurasi yang memadai.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dengan angka
4
pertambahan penduduk mencapai angka 1,49 % setahun (BPS, sensus penduduk 2010). Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat banyak menimbulkan permasalahan baru di atas lahan. Pertumbuhan penduduk ini akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk tempat aktivitas mereka semakin meningkat dan akan menimbulkan semacam kompetisi untuk mendapatkan ruang yang cocok sesuai dengan berbagai kepentingan dan keperluan manusia. Menurut Nur Arini (2009) terjadinya pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi proses pembangunan dan perkembangan aktivitas suatu wilayah serta meningkatnya kebutuhan akan ruang/lahan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk kota maka menuntut pula penyediaan kebutuhan hidup baik kebutuhan yang bersifat fisikseperti seperti perumahan, sarana dan prasarana, maupun bersifat non fisik seperti pendidikan, ekonomi, dan rekreasi.
Kepadatan penduduk seringkali menimbulkan permasalahan dalam penataan keruangan akibat besarnya tekanan penduduk terhadap lahan. Pada daerah-daerah yang penduduknya padat dan persebarannya tidak merata akan menghadapi masalah-masalah seperti masalah perumahan, masalah pekerjaan, masalah pendidikan, masalah pangan, masalah keamanan dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan (Soejani, dkk, 1987).
Kecamatan Depok merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok mempunyai peranan yang sangat strategis bagi Kabupaten Sleman, yaitu sebagai
kawasan pemicu perkembangan ekonomi, social, dan budaya. Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 kecamatan Depok dengan luas 35,55 km memiliki jumlah penduduk 125.239 jiwa. Kepadatan penduduknya mencapai 3.523 jiwa perkm .
Gejala peningkatan kepadatan penduduk di kecamatan Depok ditunjang oleh keberadaan beberapa perguruan tinggi (17 dari 80 perguruan tinggi di sleman berada di Kecamatan Depok, Tabel 2). Menurut Dwike (2003) hal tersebut yang menyebabkan banyak pendatang ke kecamatan ini. Dengan adanya jumlah penduduk yang besar tersebut, maka pertambahan penduduk juga akan meninggi setiap tahunnya, sementara itu
Tabel 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatandi Kabupaten Sleman Berdasarkan Sensus Penduduk 2010
KecamatanLuas
Wilayah ( )
JumlahPenduduk
jiwa
Kepadatan penduduk
(jiwa / )
Moyudan 27,62 37.585 1.361
Minggir 27,27 38.846 1.424
Seyegan 26,63 53.496 2.009
Godean 26,84 74.978 2.794
Gamping 29,25 93.739 3.205
Mlati 28,52 96.916 3.398
Depok 35,55 125.239 3.523
Berbah 22,99 50.339 2.190
Prambanan 41,35 62.911 1.521
Kalasan 35,84 72.378 2.019
Ngemplak 35,71 61.154 1.713
Ngaglik 38,52 98.451 2.556
Sleman 31,32 68.891 2.200
Tempel 32,49 66.057 2.033
Turi 43,09 39.933 927
Pakem 43,84 38.038 868
Cangkringan 47,99 33.149 691
jumlah/total 574,82 1.116.957 2.033Sumber : Dinas Kependudukan 2010
5
pertumbuhan dan perkembangan kota dihadapkan pada masalah penyediaan lahan serta fasilitasnya.
Perkotaan akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial budaya, ekonomi dan politik yang melatar belakanginya.Pertumbuhan dan perkembangan perkotaan yang dimaksudkan adalah munculnya berbagai kebutuhan dan keinginan manusia seperti tersedianya sarana dan prasarana pendukung seperti industri, perumahan, rumah sakit, sekolah, transportasi yang menunjukkan adanyakecenderungan penduduk untuk tinggal di perkotaan. Hal ini mengakibatkan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan
perumahan dan permukiman pada masa yang akan datang.
Salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah ”Papan” atau tempat tinggal. Kebutuhan masyarakat akan suatu tempat tinggal menjadikan suatu kebutuhan yang tidak bisa diabaikan dan diperlukan penanganan dengan perencanaan yang seksama, dimana pemenuhan akan hal itu dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
Hollingworth (1979), didalam Warpani (1980), menyebutkan analisa penduduk telah diyakini merupakan hal yang sangat penting dalam perencanaan kota maupun daerah, dimana salah satu hal yang penting dalam analisa penduduk yaitu mengetahui perkiraan (proyeksi) jumlah penduduk dimasa datang. Adanya proyeksi dimasa mendatang mempermudah dalam memprediksi kebutuhan perumahan dan permukiman dibeberapa tahun kedepan. Dengan mengetahui jumlah kebutuhan perumahan di masa mendatang, pemerintah bisa mengambil kebijakan atau perencanaan dalam menyediakan lahan untuk permukiman sehingga perkembangan permukiman di masa mendatang tidak menyalahi peruntukannya dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat kepadatan penduduk dan persebarannya serta mengkaji proyeksi penduduk dan kebutuhan permukiman pada 2010 – 2015 di wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tabel 2 Nama Perguruan Tinggi Yang Berada
diwilayah Depok Sleman
No. Perguruan Tinggi Lokasi
1 Universitas Gajah Mada Bulaksumur, Caturtunggal
2 Universitas Negeri
Yogyakarta
Karangmalang,
Caturtunggal
3 IAIN Sunan Kalijaga Jalan Adisucipto
4 ISI Yogyakarta Karangmalang,
Caturtunggal
5 Akabri udara Yogyakarta Lanud Adisucipto
6 IKIP Sanata Darma Mrican,Caturtunggal
7 UPN Yogyakarta Babarsari, Caturtunggal
8 Universitas Atmajaya Mrican,Caturtunggal
9 UII Condongcatur
10 IKIP Veteran Babarsari, Caturtunggal
11 STIPER Babarsari, Caturtunggal
12 Universitas Proklamasi Babarsari, Caturtunggal
13 STTNAS Babarsari, Caturtunggal
14 STIE YKPN Babarsari, Caturtunggal
15 API Babarsari, Caturtunggal
16 AMPTA Yogyakarta Ambarukmo, Caturtunggal
17 AKS Tarakanita Yogyakarta Pringwulung, Caturtunggal
Sumber : Sub Dinas Perencanaan Pengembangan Wilayah,
DPUPP Kabupaten Sleman
2
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa data sekunder yang juga diintegrasikan dengan penginderaan jauh. Penelitian dilakukan di Kecamatan Depok yang merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sleman. Wilayah kecamatan Depok berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta. Batas-batas wilayah Kecamatan Depok sebelah utara adalah Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Ngaglik. Sebelah timur : Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan. Sebelah selatan : Kabupaten Bantul (Desa Banguntapan), Kota Yogyakarta (Kecamatan Gondokusuman).Sebelah Barat : Desa Sinduadi, Mlati.Kecamatan Depok terdiri dari 3 Desa dengan luas 3555 ha (35,55 km ), yaitu : Desa Caturtunggal 11,04 km (1104 ha), Desa Condongcatur 9,50 km (950 ha),Desa Maguwoharjo 15,01 km (1501 ha).
Data–data yang digunakan meliputi data sekunder dan data primer, dimana data sekunder didapatkan dari Badan Pusat Statistik dan Bappeda Kabupaten Sleman. Data Primer berupa citra satelit Quickbird yang digunakan untuk interpretasi penggunaan lahan didapatkan dari Puspics UGM
Kepadatan penduduk dihitung berdasarkan teknik housing population density yang dikemukakan oleh Hadi Sabari Yunus (2005), yaitu jumlah penduduk dibagi dengan luas permukimanKonsep ini dipergunakan dalam memperbaiki kepadatan penduduk yang didasarkan kenampakan kota, yang mana sebenarnya masih ada daerah yang bukan merupakan daerah permukiman sebagai
tempat tinggal penduduk. Luas lahan permukiman yang digunakan sebagai pembagi kepadatan penduduk merupakan semua luas daerah yang berupa kenampakan kota dikurangi luas lahan yang merupakan areal yang bukan tempat tinggal penduduk seperti lahan perkantoran, sawah dan lainnya.
Analisa dilakukan dengan deskriftif kuantitatif yaitu analisa regresi linier dan analisa tetangga terdekat. Analisa tetangga terdekat (nearest neigbour analysis) digunakan untuk mengetahui pola sebaran kepadatannya yang dapat diperoleh dengan cara menghitung indeks pola persebaran titik menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Bintarto dan Surastopo (1979).
⁻Jh = Jarak rata-rata titik objek dalam pola random (km)
Gambar 1 Jenis Pola Penyebaran dan Nilai Continum T
(Sumber : Bintarto dan Surastopo, 1979)
Mengelompok
T = 0
Acak
T = 1,00
Seragam
T = 2,15
Indeks Nilai
5
Analisa regresi linier digunakan untuk membuktikan bahwa semakin bertambah jumlah penduduk maka bertambah juga jumlah bangunan yang berakibat bertambahnya kebutuhan akan permukiman.
Proyeksi penduduk dikerjakan dengan metode matematik, yaitu dengan metode Geometrik yaitu mengasumsikan bahwa jumlah penduduk akan tumbuh secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga berbunga (bunga majemuk), dalam hal ini angka pertumbuhan penduduk dianggap sama untuk setiap tahun. Dalam melakukan proyeksi diasumsikan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetap sehingga angka pertumbuhan sama untuk setiap tahun.
= (1 + )
Proyeksi kebutuhan permukiman dihitung setelah mencari formula hubungan jumlah penduduk dengan jumlah bangunan yang dikerjakan dengan regresi linier. Standart rasio luas permukiman per jiwa menurut pemerintah yaitu 12 m per jiwa. Dalam penelitian ini kecenderungan rasio luas permukiman per jiwa dihitung dengan memperhatikan antara daerah padat dengan yang tidak padat. Asumsi dihitung berdasarkan data jumlah penduduk dan luas lahan permukiman Tahun 2010 dicari dengan membagi antara luas lahan permukiman per jumlah penduduk, sementara penghitungan proyeksi kebutuhan permukiman dihitung dengan mengalikan antara luas Permukiman per jiwa dengan proyeksi jumlah penduduk tahun n yang sudah dicari sebelumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Kepadatan Penduduk dan Persebaran Kecamatan Depok
Pada tahun 1980 penduduk Depok
sejumlah 73.643 jiwa sedangkan tahun
2010 jumlah penduduk mencapai 125.239
jiwa. Penambahan penduduk dalam waktu
30 tahun mencapai 51.596 jiwa. Mayoritas
penduduk terkonsentrasi di Desa
Caturtunggal sebanyak 61.602 jiwa di
tahun 2010. Jumlah penduduk tersebut
hampir dua kali lipat dari jumlah
penduduk di Desa Maguwoharjo dan
Condongcatur yang masing-masing 28.005
dan 35.632 jiwa pada tahun yang sama.
Penggunaan lahan Kecamatan Depok
berdasarkan Tabel 4, tidak hanya lahan
Tabel 3 Jumlah Penduduk Kecamatan Depok Dalam Agregat Desa Tahun 1980 - 2010
2. Berdasarkan analisa tetangga terdekat distribusi kepadatan penduduk seluruh desa yaitu
random atau mendekati random dengan pola linier mengikuti jalan, hampir seluruh
permukiman yang ada berada didekat jalan hal ini karena jalan merupakan akses manusia
untuk melakukan mobilitas, sehingga cenderung memilih tempat tinggal didekat jalan.
3. Hasil proyeksi penduduk dan kebutuhan permukiman 5 tahun mendatang masing – masing
Desa Caturtunggal mencapai 66.756 jiwa dengan kebutuhan lahan permukiman seluas
861,15 ha, Maguwoharjo memiliki penduduk 31.011 jiwa dengan kebutuhan lahan
permukiman 586,10 ha dan Condongcatur 39.090 jiwa dengan 601,98 ha.
4. Kebutuhan permukiman berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Laju pertumbuhan
penduduk merupakan cerminan laju kebutuhan rumah, semakin bertambah penduduk maka
bertambah juga jumlah bangunan suatu wilayah serta berimbas pada kebutuhan permukiman
juga meningkat.
SARAN Sebaiknya dari pemerintah ada kebijakan dalam mengatasi kepadatan penduduk dan
pembatasan mendirikan bangunan sehingga permukiman akan berkembang sesuai dengan
perencanaan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Bapak Drs Priyono M.Si., selaku Dekan Fakultas Geografi Universitas Muhamadiyah
Surakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing utama yang telah telah banyak memberikan
bimbingan Bapak R. Muh. Amin Sunarhadi S.Si. M.P, selaku dosen pembimbing II dan Ibu Dra.
Hj. Umrotun M.Si selaku penguji. Terimakasih juga kepada segenap jajaran karyawan Fakultas
Geografi UMS. Terakhir yaitu PT EDPMedia yang telah banyak membantu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Amin Udin. 1995. Studi Foto Udara Untuk Analisa Kepadatan Penduduk Dalam Hubungannya Dengan Lingkungan dan Sosial Ekonomi Penduduk di Empat Kecamatan Kotamadya Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Danoedoro, Projo. 2004. Sains Informasi Geografis. Yogyakarta : KPJ Universitas Gadjah Mada.
Dwike Wijayanti. 2003. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Lahan di Kecamatan Depok kabupaten Sleman. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro.
Budi Sulistyono. 1983. Pemetaan Potensi Penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1961, 1971 dan 1980. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Bintarto R dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.
Erik Heruyawan. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Hilman Maman, 2010. Perkembangan Lokasi Perumahan di Wilayah GedeBage Kota Bandung Akibat Pemekaran Kota. Jurnal. Bandung : UPI Bandung.
Ida Bagus Mantra. 1996. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Imam Nur Setiawan. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
J. Supranoto, M.A. 2000. Metode Ramalan Kuantitatf Untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Kadir Ishak. 2010. Studi Kebutuhan dan Pola Sebaran Rumah di Kawasan Permukiman Kabupaten Buton. Jurnal. Metropilar.
Kurniawan Deny. 2008. Regresi Linear. Jurnal. Jakarta.
Lembaga Demografi UI. 2010. Dasar-Dasar Demografi edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Lembaga Demografi FEUI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi FEUI.
Moh. Soerjani dkk. 1987. Lingkungan Sumberdya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan. Jakarta : UI-Press.
Muh Abdul Rochim. 1990. Evaluasi Penggunaan Sistem Kelas Interval Dengan Peta Dot Pada Peta Kepadatan Penduduk Dasimetrik. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pemda Kabupaten Sleman 2011. Detail Agenda Kecamatan Depok Pemerintah Kabupaten Sleman. http://kecamatan.slemankab.go.id/depok.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010. Buku Petunjuk Penyusunan Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Warpani Suwardjoko. 1980. Analisis Kota & Daerah. Bandung : ITB
Wahid Hasyim. 2009. Analisis Kepadatan Penduduk di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun 2007. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.