Top Banner
PROPOSAL ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN STRATEGIS DI PROVINSI BENGKULU PENELITI UTAMA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
23

ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

Feb 07, 2018

Download

Documents

nguyenphuc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

PROPOSAL

ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN STRATEGIS

DI PROVINSI BENGKULU

PENELITI UTAMA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2015

Page 2: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

i

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul RPTP : Analisis Kebijakan Peningkatan Produksi Pangan Strategis di Provinsi Bengkulu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana DIPA BPTP Bengkulu TA 2015

5. Status Kegiatan (L/B) : Baru

6. Penanggung Jawab a. Nama : Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP b. Pangkat/Golongan

c. Jabatan Struktural : :

Pembina Tk I/IV b Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

7 Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem :

9. Tahun Mulai : 1 (satu) tahun

10. Tahun Dimulai : 2015

11. Biaya : Rp. 82.310.000,- (dua puluh delapan juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab RPTP, Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP

Dr. Ir Dedi Sugandi, MP .

NIP. 19690429 199803 1 001 NIP. 19590206 198603 1 002

Mengetahui : Kepala BBP2TP,

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Abdul Basit,M.S

Dr. Ir Dedi Sugandi, MP

NIP. 19610929 198603 1 003 NIP. 19590206 198603 1 002

Page 3: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

ii

RINGKASAN

1 Judul : Analisis Kebijakan Peningkatan Produksi Pangan Strategis di Provinsi Bengkulu.MPAKMERAKHIR

2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu

3 Lokasi : Provinsi Bengkulu

4 Agroekosistem : -

5 Status (L/B) : Baru

6 Tujuan : a. Menganalisis kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu.

b. Menganalisis capaian sasaran program peningkatan produksi pangan strategis (padi) yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu.

c. Menganalisis efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu.

7 Keluaran : a. Kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu.

b. capaian sasaran program peningkatan produksi pangan strategis (padi) yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu.

c. Efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu.

8 Hasil : Tersedianya informasi tentang kinerja kebijakan peningkatan produktivitas dan produksi pangan strategis di Provinsi Bengkulu, capaian sasaran produksi yang telah di targetkan di Provinsi Bengkulu, efektifitas pelaksanaan program peningkatan produktivitas dan produksi pangan strategis di Provinsi Bengkulu

9 Prakiraan Manfaat dan Dampak

: 1. Hasil pengkajian diharapkan dapat menjadi bahan dalam penyusunan serta penyempurnaan kebijakan pengembangan swasembada di Provinsi Bengkulu.

2. Peningkatan adopsi teknologi berdampak terhadap peningkatan produksi dan juga pendapatan petani dan peternak

11 Metodologi : - Study Pustaka - Survey - Tabulasi Data - Analisis dan Pelaporan

12 Jangka Waktu : Satu tahun (Januari –Desember 2015)

13 Biaya : Rp. 82.310.000,- (dua puluh delapan juta tiga ratus sepuluh ribu rupiah)

Page 4: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

iii

SUMMARY

1 Title : Productivity Improvement Policy Analysis and Strategic

Food Production in the province of Bengkulu.

2 Implementation Unit : Assessment Institute for Agricultural Technology of Bengkulu

3 Location : Bengkulu Province

4 Agroecosystem : -

5 Status : New

6 Objectives : a. Analyzing the performance of the policy of increasing productivity and food production in the strategic province of Bengkulu.

b. Knowing achievement of production targets that have been targeted in the province of Bengkulu.

c. Knowing the effectiveness of the implementation of the program to improve productivity and food production located in the province of Bengkulu

7 Output : a. Analyzing the performance of the policy of increasing productivity and food production in the strategic province of Bengkulu.

b. Knowing achievement of production targets that have been targeted in the province of Bengkulu.

c. Knowing the effectiveness of the implementation of the program to improve productivity and food production located in the province of Bengkulu.

8 Outcome : The availability of information about the performance of the policy of increasing productivity and food production in the strategic province of Bengkulu, the achievement of production targets that have been targeted in the province of Bengkulu, the effectiveness of the implementation of the program to improve productivity and food production located in the province of Bengkulu

9 Expected benefit : a. The results of the study are expected to be material in the preparation and improvement of development policy of self-sufficiency in the province of Bengkulu.

b. Increased adoption of technology resulted in increased production and income of farmers and ranchers

10 Expected Impact : Increased technology adoption resulted in increased production and income of farmers and ranchers

11 Methodology : - Study Library - Survey - Data Tabulation - Analysis and Reporting

12 Duration : One Year 111

13 Budget : Rp. 82.310.000,-

Page 5: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

iv

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i

RINGKASAN ...................................................................................................... ii

SUMMARY ......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Tujuan ............................................................................................. 3

1.3. Keluaran yang diharapkan ................................................................. 3

1.4. Hasil Yang Diharapkan ....................................................................... 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak .......................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

III. METODELOGI ............................................................................................ 7

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan .................................................................... 7

3.2. Pendekatan ...................................................................................... 7

3.3. Metode Pelaksanaan ............................................................................... 7

IV ANALISIS RISIKO ........................................................................................... 9

V. ORGANISASI PELAKSANA ........................................................................... 10

4.1. Organisasi Pelaksana Kegiatan ............................................................. 10

4.2. Jadwal Pelaksanaan ............................................................................ 11

4.3. Pembiayaan ........................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13

Page 6: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis kebijakan diarahkan untuk memfasilitasi adopsi teknologi, pengembangan

agribisnis, serta mendukung pembangunan pertanian wilayah dan perdesaan. Sintesa

kebijakan diharapkan mampu memecahkan permasalahan teknis, sosial, dan ekonomi

pembangunan pertanian wilayah dalam arti luas, baik yang bersifat responsif maupun

antisipatif (Badan Litbang Pertanian, 2003).

Swasembada pangan adalah keadaan dimana suatu negara mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri dalam bidang pangan. Mengingat pentingnya memenuhi

kecukupan pangan, setiap negara mendahulukan pembangunan ketahanan pangannya

sebagai pondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Pembangunan ketahanan

pangan di Indonesia ditujukan untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang

cukup, aman, bermutu, bergizi, dan seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah,

nasional, sepanjang waktu dan merata. Hal ini dapat dilakukan melalui pemanfaatan

sumberdaya dan budaya lokal, teknologi inovatif dan peluang pasar, untuk memperkuat

ekonomi perdesaan dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Kebutuhan pangan nasional terus meningkat, tetapi di lain pihak ketersediaan

lahan pertanian terus menyempit akibat alih fungsi lahan untuk pembangunan sektor lain

seperti: pemukiman, industri dan infrastuktur. Berkurangnya lahan pertanian produktif

ditambah dengan anomali iklim akibat pemanasan global telah menyebabkan

berkurangnya pasokan pangan (food shortage) dan harga pangan yang terus meningkat.

Pemerintah telah mengantisipasi kondisi tersebut di atas dengan mencanangkan

program surplus beras 10 juta ton, swasembada dan swasembada berkelanjutan pangan

nasional, khususnya untuk 3 jenis komoditi pangan pokok, yaitu: beras, jagung, dan

kedelai. Komoditas padi berperan untuk memenuhi kebutuhan pokok karbohidrat

masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

industri pangan olahan dan pakan. Untuk mencapai swasembada pangan nasional,

kerjasama dan sinergitas diantara pemangku kepentingan sangat diperlukan.

Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Provinsi

Bengkulu melalui Dinas Pertanian memiliki tugas untuk mendukung target suksesnya

pembangunan bidang pertanian tanaman pangan melalui capaian sasaran produksi yang

ditentukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Sasaran produksi padi didasarkan pada roadmap Peningkatan Produksi Beras

Nasional (P2BN), sedangkan sasaran produksi jagung dan kedelai didasarkan Renstra

Page 7: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

2

Kementan. Untuk komoditas padi, Provinsi Bengkulu mendapat alokasi sasaran produksi

sebesar 498.577 ton tahun 2012, 529.738 ton tahun 2013 dan 562.408 ton tahun 2014.

Untuk komoditas jagung dan kedelai, sasaran produksi jagung sebesar 124.124 ton

tahun 2012, 132.813 tahun 2013, dan 146.094 ton tahun 2014, sedangkan sasaran

produksi kedelai sebesar 32.600 ton tahun 2012, 39.200 tahun 2013, dan 51.200 ton

tahun 2014.

Untuk mencapai sasaran produksi tersebut, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu

telah melaksanakan program peningkatan produktivitas padi melalui GP-PTT, cetak

sawah baru, optimasi lahan, perbaikan jaringan irigasi primer. Program peningkatan

produksi kedelai melalui Intensifikasi melalui GP-PTT dan Optimasi lahan. Peningkatan

produksi jagung dilakukan melalui peningkatan produktivitas melalui GP-PTT,

Peningkatan produktivitas pada lahan eksisting melalui kerjasama swasta dan pemda,

perluasan area panen melalui peningkatan indeks pertanaman (IP).

Kebijakan swasembada pangan di Provinsi Bengkulu telah dilaksanakan dari tahun

2010-2014, akan tetapi target tersebut belum tercapai. Untuk mengetahui sejauh mana

efektifitas penerapan program dalam mendukung peningkatan produktivitas dan

produksi pangan strategis di Provinsi Bengkulu akan dilakukan pengkajian.

1.2. Dasar Pertimbangan

Sesuai amanat dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Indonesia saat ini

memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap

ke-2 (2010-2014). Pada periode ini swasembada ditargetkan untuk tiga komoditas

pangan utama yaitu: padi, jagung dan kedelai. Untuk mendukung program tersebut

kementerian pertanian mengeluarkan surat keputusan nomor

1243/Kpts/OT.160/12/2014 tentang kelompok kerja upaya khusus peningkatan produksi

padi, jagung dan kedelai melalui program perbaikan jaringan irigasi dan sarana

pendukungnya.

Agar tercapai swasembada, target produksi yang harus di capai pada tahun 2015

adalah produksi padi 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21%/tahun, jagung 20.33

juta ton dengan pertumbuhan 5,57%/tahun dan kedelai 1,50 juta ton dengan

pertumbuhan 60.81%/tahun.

Pada prakteknya untuk mencapai swasembada pangan nasional banyak

menghadapi hambatan. Seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, urbanisasi, dan

pertumbuhan penduduk membawa dampak terhadap tata kelola bidang agro secara

Page 8: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

3

keseluruhan. Program swasembada pangan masih bergantung pada luasan lahan yang

tersedia. Selain itu ketersediaan air khususnya irigasi sangat menentukan keberhasilan

swasembada tersebut.

Menurut keputusan menteri PU Nomor 293/Kpts.M/2014 tanggal 10 Juni tahun

2014, sawah yang mempunyai irigasi seluas 7.145.168 hektar dengan tingkat kerusakan

jaringan irigasi primer dan sekuder seluas 3.289.069 hektar serta kerusakan jaringan

tersier seluas 3.518.227 hektar. Berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun 2004

tentang sumber daya air dan peraturan pemerintah nomor 20 tahun 2006 tentang irigasi,

tanggung jawab pengelolaan jaringan primer dan sekunder terbagi menjadi tiga

kewenangan yaitu : pemerintah pusat (kementerian PU dan Perumahan rakyat),

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, sementara jaringan tersier menjadi

tanggung jawab petani.

Kementerian pertanian telah menetapkan upaya khusus pencapaian swasembada

berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai melalui kegiatan rehabilitasi

jaringan irigasi tersier dan kegiatan pendukung lainnya seperti pengembanga jaringan

irigasi, optimasi lahan, gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT),

optimasi perluasan areal tanam kedelai melalui indeks pertanaman (PAT-PIP kedelai),

perluasan areal tanam jagung (PAT jagung), penyediaan sarana dan prasarana pertanian

(benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) dan pengawalan/pendampingan.

1.3. Tujuan

a. Menganalisis kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan strategis (padi) di

Provinsi Bengkulu.

b. Menganalisis capaian sasaran program peningkatan produksi padi yang telah di

targetkan di Provinsi Bengkulu.

c. Menganalisis efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan

strategis (padi) di Provinsi Bengkulu

1.4. Keluaran Yang Diharapkan

a. Kinerja Kebijakan Peningkatan Produksi Pangan Strategis (padi) di Provinsi

Bengkulu

b. Capaian sasaran program peningkatan produksi padi yang telah di targetkan di

Provinsi Bengkulu

c. Efektifitas pelaksanaan program peningkatan produksi pangan strategis (padi) di

Provinsi Bengkulu

Page 9: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

4

1.5. Hasil Yang Diharapkan

Tersedianya informasi tentang kinerja kebijakan peningkatan produksi pangan

strategis dan rekomendasi alternatif kebijakan Peningkatan Produksi Pangan Strategis di

Provinsi Bengkulu.

1.6. Perkiraan Manfaat Dan Dampak

a. Hasil pengkajian diharapkan dapat menjadi bahan dalam penyusunan serta

penyempurnaan kebijakan peningkatan produksi pangan strategis di Provinsi

Bengkulu.

b. Peningkatan adopsi teknologi berdampak terhadap percepatan penyebaran

inovasi peningkatan produksi dan pendapatan petani.

Page 10: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Kebijakan

Kebijakan publik adalah tindakan kolektif melalui kewenangan pemerintah dan

ditetapkan berdasarkan prosedur yang legitimate. Bidang liputan sintesa kebijakan

adalah kebijakan publik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan

petani dan perilaku agribisnis lainnya. Salah satu spesifikasi aspek sintesa kebijakan

adalah metoda atau prosedur operasionalnya tidak mengikuti standard ilmiah baku,

tetapi merupakan review dan sintesis teori, informasi, dan hasil penelitian ilmiah secara

sistematis dan logis (Badan Litbang Pertanian, 2003).

Kebijakan pemerintah adalah serangkaian tindakan yang akan, sedang dan telah

dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan kebijakan pertanian di

indonesia adalah untuk memajukan pertanian, mengusahakan pertanian menjadi lebih

produktif, produksinya efisien, pendapatan meningkat dan kesejahteraan akan lebih

merata (Mubyarto, 1993). Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah pusat maupun

daerah mengeluarkan peraturan yang berbentuk undang-undang, peraturan pemerintah,

keputusan presiden, keputusan menteri, keputusan gubernur dan lain-lain.

Analisis kebijakan adalah proses atau kegiatan mensintesa informasi, termasuk

hasil- hasil penelitian untuk menghasilkan rekomendasi opsi desain kebijakan publik.

Kebijakan publik adalah keputusan atau tindakan pemerintah yang berpengaruh atau

mengarah pada tindakan individu dalam kelompok masyarakat, pada prinsipnya

bertujuan memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam masyarakat (Sutopo dan

Sugiyanto, 2001; Simatupang, 2003).

2.2. Teori Pangan

Ketahanan pangan yang dicetuskan pada World Food Summit (1996) oleh World

Food Programme didefinisikan sebagai kondisi yang terjadi apabila semua orang secara

terus menerus, baik secara fisik, sosial, dan ekonomi mempunyai akses untuk pangan

yang memadai/cukup, bergizi, dan aman, yang memenuhi kebutuhan pangan mereka

dan pilihan makanan untuk hidup secara aktif dan sehat. Berikut adalah kerangka konsep

ketahanan pangan internasional tersebut:

Ketahanan pangan di Indonesia didefinisikan dalam UU No. 7 Tahun 1996

tentang Pangan dan PP No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai

kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Page 11: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

6

Pengertian pangan dalam UU dan PP tersebut adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan

sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang dicanangkan secara nasional

dan merupakan kewajiban negara untuk mewujudkannya. Ketahanan pangan termasuk

dalam prioritas nasional pada RPJMN untuk tahun 2010-2014. Ada tiga alasan penting

yang melandasi kesepakatan tersebut:

1. Ketahanan pangan merupakan prasyarat bagi terpenuhinya hak asasi atas pangan

setiap penduduk;

2. Konsumsi pangan dan gizi yang cukup merupakan basis bagi pembentukan sumber

daya manusia yang berkualitas; dan

3. Ketahanan pangan merupakan basis bagi ketahanan ekonomi, bahkan bagi

ketahanan nasional. Pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak

ada satu negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan dengan baik

sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.

Ketahanan pangan di setiap negara dibangun di atas tiga pilar utama yaitu:

1. Ketersediaan Pangan, adalah tersedianya pangan secara fisik di daerah, yang

diperoleh baik dari hasil produksi domestik, impor/perdagangan maupun bantuan

pangan. Ketersediaan pangan ditentukan dari produksi domestik, masuknya pangan

melalui mekanisme pasar, stok pangan yang dimiliki pedagang dan pemerintah,

serta bantuan pangan baik dari pemerintah maupun dari badan bantuan pangan.

Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten atau

tingkat masyarakat.

2. Akses Pangan, adalah kemampuan rumah tangga untuk memperoleh cukup pangan

baik yang berasal dari produksi sendiri, pembelian, barter, hadiah, pinjaman, dan

bantuan pangan maupun kombinasi di antara kelimanya. Ketersediaan pangan di

suatu daerah mungkin mencukupi, akan tetapi tidak semua rumah tangga memiliki

akses yang memadai baik secara kuantitas maupun keragaman pangan melalui

mekanisme tersebut di atas.

3. Pemanfaatan Pangan, merujuk pada penggunaan pangan oleh rumah tangga dan

kemampuan individu untuk menyerap dan memetabolisme zat gizi.

Page 12: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

7

Kondisi Ketahanan Pangan Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun dari World Food Programme1, diperoleh informasi

sebagai berikut:

1. Ketersediaan Pangan

a. Hasil pertanian meningkat (laju peningkatan sekitar 3,5% per tahun selama

2004-2007) dan mencapai 4,8% pada tahun 2008. Produksi padi dan jagung

meningkat, sedangkan produksi ubi kayu dan ubi jalar relatif stabil.

b. Namun demikian, beberapa kabupaten di provinsi Papua dan provinsi Riau,

Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, sebagian provinsi Maluku dan

Maluku Utara mengalami kekurangan serealia.

2. Akses terhadap Pangan

a. Akses terhadap pangan untuk penduduk miskin merupakan gabungan dari

kemiskinan, kurangnya pekerjaan tetap, pendapatan tunai yang rendah dan

tidak tetap serta terbatasnya daya beli. Pada tahun 2008, terdapat 34,96 juta

orang (15,42%) hidup di bawah garis kemiskinan nasional (US $1,55 PPP).

Hampir 64% penduduk miskin tinggal di pedesaan, dan lebih dari 57% total

pendudk miskin tinggal di Pulau Jawa.

b. Sejak tahun 2003, 26 provinsi telah berhasil menurunkan tingkat

kemiskinannya. Akan tetapi, terdapat 5 provinsi yang tingkat kemiskinannya

tetap yaitu provinsi Sulawesi Utara, Papua, DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan

Jawa Barat. Pada tahun 2007, penduduk miskin terkosentrasi di 6 provinsi

(Papua, Papua Barat, Maluku, NTT, Gorontalo, dan NAD).

c. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2007 mengalami penurunan

hampir 2% dibandingkan tahun 2003. Namun penurunan TPT tersebut tidak

sebanding dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan bervariasi antar

wilayah.

d. Lebih dari 12% dari semua desa di Indonesia tidak memiliki akses jalan yang

dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.

e. Hampir 10% rumah tangga di Indonesia tidak memiliki akses listrik. Akses listrik

yang terbatas (>30%) terdapat di empat provinsi (NTT, Papua, Papua Barat,

dan Sulawesi Barat).

3. Pemanfaatan Pangan dan Gizi

a. Pada tahun 2007, rata-rata asupan energi harian adalah 2.050 kkal dan asupan

protein sebesar 5.625 gram, keduanya sudah melampaui Angka Kecukupan Gizi

Page 13: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

8

(AKG) nasional. Angka ini meningkat 3.3% dibandingkan tahun 2002. Namun

demikian, untuk tiga golongan pengeluaran terendah hanya memiliki asupan

1.817 kkal/kapita/hari atau kurang, dan proporsi makanan mereka kurang serta

tidak seimbang secara kuantitatif dan kualitatif.

b. Secara nasional, 94% rumah tangga memiliki akses ke fasilitas kesehatan

terdekat kurang dari 5 km, dan angka ini meningkat secara signifikan jika

dibandingkan 5 tahun terakhir.

c. Secara nasional, 21,08% rumah tangga tidak memiliki akses terhadap air minum

yang layak.

d. Pada tahun 2007, angka perempuan buta huruf nasional adalah 12,89%. Angka

underweight pada balita adalah 18,4%, angka tersebut telah mencapai target

MDGs namun masalah kesehatan masyarakat masih berada pada tingkat yang

kurang. Prevalensi nasional untuk kurang gizi kronis adalah 36,8%, angka ini

tergolong tinggi untuk tingkatan kesehatan masyarakat.

e. Angka rata-rata harapan hidup di Indonesia pada tahun 2007 adalah 68 tahun.

Kondisi Kerawanan Pangan Indonesia

Kerawanan pangan dapat bersifat kronis atau sementara/transien. Kerawanan

pangan kronis adalah ketidakmampuan jangka panjang atau yang terus menerus untuk

memenuhi kebutuhan pangan minimum. Keadaan ini biasanya terkait dengan faktor

struktural yang tidak dapat berubah dengan cepat seperti iklim setempat, jenis tanah,

sistem pemerintahan daerah, kepemilikan lahan, hubungan antar etnis, tingkat

pendidikan, dll. Kerawanan pangan sementara adalah ketidakmampuan jangka pendek

atau sementara untuk memenuhi kebutuhan pangan minimum. Keadaan ini biasanya

terkait dengan faktor dinamis yang berubah dengan cepat seperti penyakit infeksi,

bencana alam, pengungsian, berubahnya fungsi pasar, tingkat besarnya utang,

perpindahan penduduk (migrasi), dan sebagainya. Berikut adalah peta kerentanan

terhadap kerawanan pangan Indonesia dimana warna merah tua merupakan daerah

dengan prioritas rawan utama, yakni didominasi oleh Wilayah Indonesia Timur.

Dari sisi cadangan pangan, Indonesia sebetulnya sangat kuat. Sesuai perhitungan

Badan Ketahanan Pangan, cadangan pangan Indonesia dari segi energi mencapai 3.500

kilo kalori per kapita per hari. Sementara dari segi kalori, sebesar 85 gram per kapita per

hari. Untuk konsumsi riil, kebutuhan nasional energi hanya 2.200 kilo kalori per kapita

per hari, dan asupan kalori hanya 57 gram per kapita. Persoalannya terletak pada

distribusi konsumsi yang tidak merata. Bagi kalangan miskin yang mencapai 11 %, atau

Page 14: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

9

sekitar 28 juta jiwa di seluruh Indonesia, asupan energi dan kalori jauh lebih rendah dari

rata-rata nasional. Kebutuhan beras pada tahun 2014 sebesar 33.013.214 ton, maka

apabila harus ada surplus 10 juta ton sebagai cadangan, berarti harus ada produksi

beras minimal 43 juta ton. Bila produksi beras tidak memenuhi kebutuhan pangan

nasional, maka pemerintah harus melakukan impor.

Page 15: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

10

III. METODOLOGI

3.1. Pendekatan (Kerangka Pemikiran)

Pengkajian ini adalah penelitian lapangan yang didukung dengan desk study.

Kegiatan di lapangan adalah pengumpulan data primer yang dilakukan dengan survei.

Survei dilakukan terhadap obyek pengkajian untuk mendapatkan gambaran aktual yang

terjadi di lapangan, berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan dipadukan dengan

pengetahuan dan teori-teori ilmiah yang ada. Selanjutnya disintesakan untuk dapat

memberikan alternatif solusi uuntuk pemecahan masalah dengan tepat.

Analisis Kebijakan Peningkatan Produksi Pangan Strategis (padi) di Provinsi

Bengkulu dilakukan dengan metode survei untuk mengetahui kinerja program

swasembada pangan strategis (padi) terhadap peningkatan produksi. Kegiatan ini

dilaksanakan sebagai suatu bentuk evaluasi yang dilakukan dari hasil kegiatan program

mendukung swasembada pangan strategis. Metode evaluasi yang dilakukan adalah

evaluasi summatif (Singarimbun, 1989) yaitu setelah suatu kegiatan selesai

dilaksanakan.

3.2. Ruang Lingkup

Pengkajian ini dilakukan untuk menganalisa kinerja kebijakan peningkatan

produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu. Secara ringkas, ruang lingkup

kegiatan meliputi mengkaji kinerja dan efektivitas progam (pengembangan jaringan

irigasi, optimasi lahan, GP-PTT, penyediaan sarana dan prasarana pertanian) terhadap

peningkatan produksi pangan strategis (padi) di Provinsi Bengkulu. Tujuan pertama,

ruang lingkup kegiatan yaitu survei ditingkat petani yang menerima program upsus

dengan parameter yang diukur peningkatan produksi, peningkatan produktivitas,

peningkatan IP, peningkatan luas tanam. Tujuan kedua, ruang lingkup kegiatannya yaitu

wawancara mendalam dengan stakeholder (dinas pertanian provinsi dan kabupaten)

tentang target produksi, target Produktivitas, target peningkatan IP, target peningkatan

luas panen. Tujuan ketiga, dengan mengukur variabel target dan realisasi kinerja

program upsus yaitu pengembangan jaringan irigasi, optimasi lahan, GP-PTT,

penyediaan benih, penyediaan pupuk dan alat mesin pertanian. Dari masing-masing

variabel program tersebut akan dilihat program mana yang mempunyai daya ungkit

untuk meningkatkan produksi.

Page 16: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

11

3.3. Metode Pelaksanaan

a. Lokasi dan Waktu

Pengkajian ini dilakukan di Provinsi Bengkulu. Kabupaten terpilih untuk sentra

produksi padi adalah Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Rejang Lebong.

Kegiatan akan dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2015.

b. Metode pengambilan sampel

Metode pemilihan lokasi pengkajian dilakukan dengan Multistage Random

Sampling. Tahap pertama penarikan satuan sampling primer, yaitu memilih 3

kabupaten sentra produksi padi. Tahap kedua adalah memilih satuan sampling

sekunder, yaitu memilih keluarga (kepala keluarga) dari tiap kabupaten terpilih.

Satuan sampling terpilih dari tahap kedua ini merupakan unit elementer yang

menjadi responden pengkajian.

Kabupaten terpilih untuk sentra produksi padi adalah Bengkulu Utara, Bengkulu

Selatan dan Rejang Lebong. Untuk Kabupaten Bengkulu Utara akan ddilakukan di

Kecamatan Argamakmur dan Tanjung Agung Palik, Kabupaten Bengkulu Selatan

dilakukan di Kecamatan Seginim dan Kedurang, Kabupaten Rejang Lebong di

Kecamatan Curup dan Curup Selatan. Dari masing-masing kecamatan setiap

kabupaten dipilih 3 desa. Penentuan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut

:

Dimana : n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi

σ2 = 10.000; σ = 100

Penentuan responden petani di masing-masing lokasi digunakan simple random

sampling methode. Sampel responden pemangku kebijakan dilakukan secara sengaja

(purposive sampling) yaitu kepala dinas atau kepala bidang yang menangani

tanaman pangan di tingkat provinsi maupun kabupaten.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui wawancara terhadap para pemangku kebijakan tingkat provinsi

(Dinas Pertanian dan Badan ketahanan pangan), tingkat kabupaten (Dinas Pertanian

dan Tanaman Pangan dan Badan ketahanan pangan dan penyuluhan), dan

Page 17: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

12

pelaksana di tingkat lapangan (PPL dan petani,). Wawancara terhadap pemangku

kebijakan diarahkan untuk mengetahui program peningkatan produktivitas dan

produksi pangan strategis (padi) di tingkat provinsi maupun kabupaten. Data primer

yang dikumpulkan di tingkat petani adalah sebagai berikut penerapan teknologi dan

keragaan usahatani, parameter input dan output, dan kelembagaan (kelompok tani,

dll).

Data sekunder merupakan data pendukung yang dikumpulkan dari

dinas/instansi terkait yang meliputi data karakteristik lokasi/wilayah (biofisik, sosial

ekonomi dan budaya), laporan akhir tahun Dinas Pertanian dan publikasi-publikasi

hasil penelitian sebagai referensi.

c. Analisi Data

1. Tujuan pertama, parameter yang diukur :

Peningkatan Produksi

Peningkatan Produktivitas

Peningkatan IP

Peningkatan luas tanam

Parameter tersebut dianalisa secara deskriptip eksplanatif, yaitu membandingkan

masing-masing parameter sebelum program upsus dan setelah program upsus.

2. Tujuan kedua, parameter yang diukur :

Target produksi provinsi bengkulu

Target Produktivitas

Target peningkatan IP

Target peningkatan luas panen

Parameter tersebut dianalisa secara deskriptip eksplanatif, yaitu membandingkan

antara target masing-masing parameter dengan realisasi yang dicapai.

3. Tujuan ketiga dilakukan analisis deskriptif eksplanatif dengan mengukur variabel

target dan realisasi kinerja program upsus yaitu pengembangan jaringan irigasi,

optimasi lahan, GP-PTT, penyediaan benih, penyediaan pupuk dan alat mesin

pertanian. Dari masing-masing variabel program tersebut akan dilihat program

mana yang mempunyai daya ungkit untuk meningkatkan produksi. Sehingga

dapat di fomulasikan sebagai berikut :

Page 18: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

13

Y = a X1 b1. X2 b2. X3 b3. X4 b4. X5 b5 .eu,

Dimana : Y = Produksi padi (ton/ha)

X1 = Jaringan irigasi (ha) X2 = Optimasi lahan (IP) X3 = GP-PTT (jumlah komponen) X4 = Benih (kg) X5 = Pupuk (kg) X6 = Alsintan (hari kerja mesin)

a = Intersep b1-b5 = Koefisien regresi

Page 19: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

14

IV. ANALISIS RISIKO

Analisis risiko dalam pengkajian sangat diperlukan, agar dapat mengantisipasi

berbagai risiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian,

kemudian apa penyebab dan dampaknya perlu disusun daftar risiko dan penangannya

seperti tabel berikut.

Tabel 1 Risiko, penyebab, dan dampaknya terhadap pelaksanaan pengkajian analisis kebijakan Tahun 2015.

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Responden tidak memahami daftar pertanyaan

Tingkat pendidikan petani rendah

Informasi tidak sampai (terputus), data tidak tersedia dengan valid

2.

Data/informasi sekunder tidak tersedia

Dinas/stakeholder tidak menjalankan tugas

Analisis kebijakan tidak dapat dibuat dengan baik

Tabel 2 Risiko, penyebab, dan Penanganannya dalam pelaksanaan pengkajian analisis kebijakan Tahun 2015.

No. Risiko Penyebab Penanganan risiko

1. Responden tidak memahami daftar pertanyaan

Tingkat pendidikan petani rendah

melakukan penggantian responden. (survey ulang)

2. Data/informasi sekunder tidak tersedia

Dinas/stakeholder tidak menjalankan tugas

Melakukan pencarian data alternatif yang signifikan bisa dengan wawancara terhadap pihak-pihak terkait.

Page 20: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

15

V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA

5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan

No. Nama Jabatan

Fungsional/ Bidang Keahlian

Jabatan

dalam Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi

Waktu (jam)

1. Dr. Ir. Dedi

Sugandi, MP/

Peneliti

Madya/Sosek Penanggung

jawab

- Bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan

kegiatan penelitian - Melakukan

koordinasi dan

survey - Melakukan validasi

dan interpretasi data

10

2. Dr. Wahyu Wibawa,

MP

Peneliti

Muda/agronomi Anggota

- Menyusun RPTP,

ROPP, Juknis, dan

kuesioner - Membuat laporan

kegiatan - Melakukan survey

- Melakukan entry dan

pengolahan data

5

3. Emlan Fauzi, SP Peneliti

Pertama/Sosek Anggota

- Menyusun RPTP,

ROPP, Juknis, dan kuesioner

- Melakukan survey

- Melakukan entry dan pengolahan data

- Membantu pembuatan laporan

5

4. Hamdan, SP, MSi Peneliti

Pertama/Sosek Anggota

- Membuat laporan

bulanan kegiatan - Melakukan survey

- Melakukan entry dan

pengolahan data

5

5. Helena Bidi Astuti,

SP

Calon

Peneliti/Sosek Anggota

- Membuat laporan

bulanan kegiatan - Melakukan survey

- Melakukan entry dan

pengolahan data sosek

5

Page 21: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

16

5.2. Jangka Waktu Kegiatan

Jadwal Palang Pelaksanaan :

NO URAIAN KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan awal: a. RPTP, seminar, juknis dll. b. Desk study

2. Persiapan kegiatan lapangan : a. Koordinasi Awal b. Persiapan Survey

3. Kegiatan lapangan: a. Survey di tingkat petani dan

Pengambil kebijakan b. Pengumpulan data

pertanian, dll.)

4. Analisis data dan penyusunan laporan

5. Pelaporan

Page 22: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

17

5.3. Pembiayaan

No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan

(Rp. 000)

Jumlah (Rp.000)

1. Belanja Bahan

ATK dan komputer supplies Bahan pengkajian dan

pendukung lainnya Foto copi, jilid dan dok Konsumsi dalam rangka

persiapan sosialisasi, FGD dengan petani dan stakeholder

1 paket 1 paket 1 tahun 144 paket

5.000 9.120

3.000

50.000

24.320 5.000 9.120

3.000 7.200

2. Honor Output Kegiatan

Honor petani sampel/responden Honor petugas lapang

150 OH 30 OH

35

100

8.250 5.250 3.000

3. Belanja Jasa Profesi Nara sumber, Fasilitator,

Moderator dan Pengarah

4 OJ

500

2.000 2.000

4. Belanja Perjalanan Biasa

Perjalanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan (berkisar antara Rp. 365.000 s/d Rp. 5.000.000

8 OP

5.000

40.000 40.000

5. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Akomodasi dalam rangka

pertemuan dalam rangka persiapan Sosialisasi, Focus Group Discussion, Pertemuan dengan stakeholder

43 OK

180

7.740

7.740

Total 82.310

Page 23: ANALISIS KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/2015/litkaji/... · proposal analisis kebijakan peningkatan produksi pangan strategis

18

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2003. Panduan Metodologi dan Analisis Data Pengkajian

Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 21 halaman.

Badan Litbang Pertanian. 2011a. Pedoman Umum Spectrum Diseminasi Multi Channel. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Bengkulu Dalam Angka Tahun 2012. BPS Provinsi Bengkulu.

Mubyarto. 1993. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta Pasandaran, E., A. Djajanegara., K. Kariyasa dan F Kasryno. 2005. Kerangka Konseptual

Integrasi Tanaman-Ternak di Indonesia. Dalam Integrasi Tanaman-Ternak di Indonesia. Badan Litbang Pertanian. Deptan Jakarta. hal 9-31.

Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT – Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan kelimabelas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Cetakan ketujuh. CV. Alfabeta. Jakarta.

Saleh, A., B. Rachman., A Gozali dan Z. Zaini. 2004. Analisis Kelembagaan Sistem Integrasi Padi Ternak . Studi Kasus Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. Working Paper. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor. 13 hal.

Sarantakos, 1993. Social Research. Macmillan, 1993. University of Virginia

Sevilla, C.G., J.A. Ochave, T.G. Punsalan, B.P. Regala dan G.G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian. UI Press. Jakarta.

Simatupang, P. 2003. Analisis Kebijakan : Konsep Dasar dan Prosedur Pelaksanaan

dalam Analisis Kebijakan Pertanian (Agricultural Policy Analysis) Volume I Nomor 1. Maret 2003.

Singarimbun, M. 1989. Metode dan Proses Penelitian. Dalam Singarimbun, M. dan S.

Effendi (pnyt) Metode Penelitian Survai. Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia Press. Sudana, W. 2005. Evaluasi Kinerja Diseminasi Teknologi Integrasi Ternak Kambing dan

Kopi di Bongancina, Bali. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis SOCA. Vol 5 No3. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar. hal 326-333.

Sutopo dan Sugiyanto. 2001. Analisis kebijakan publik. Bahan ajar Dikaltpim III.Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.