ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU BUNGA BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE TAHUN 2009.4-2015.12) Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : YUNITA DWI ARINI B 300 130 077 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
15
Embed
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS …eprints.ums.ac.id/53750/14/NASKAH PUBLIKASI UPLOAD.pdfANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU BUNGA BI RATE TERHADAP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT
SUKU BUNGA BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI
BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE TAHUN 2009.4-2015.12)
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Studi Strata 1
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
YUNITA DWI ARINI
B 300 130 077
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU
BUNGA BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK
INDONESIA (PERIODE TAHUN 2009.4-2015.12)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
Yunita Dwi Arini
B300130077
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Surakarta, 18 April 2017
Pembimbing Utama
Dr. Didit Purnomo, S.E., M.Si.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU
BUNGA BI RATE TERHADAP IN DEKS HARGA SAHA M GABUNGAN DI BURSA
EFEK INDONESIA (PERIODE TAHUN 2009.4-2015.12)
OLEH
Yunita Dwi Arini
B300130077
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari Selasa, 18 April 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
Penguji I:
Ir. Maulidiyah Indira H., M.Si. ( )
Penguji II:
Dr. Daryono Soebagiyo, M.Ec. ( )
Penguji III:
Dr. Didit Purnomo, S.E., M.Si. ( )
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
( Dr. Syamsudin, M.M )
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 18 April 2017
Penulis
Yunita Dwi Arini
1
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT INFLASI, KURS RUPIAH, DAN TINGKAT SUKU
BUNGA BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA
EFEK INDONESIA (PERIODE TAHUN 2009.04 – 2015.12)
ABSTRAK
Analisis ekonomi perlu dilakukan dalam analisis saham karena terdapat hubungan
yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dengan kinerja suatu pasar
modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makro ekonomi dilihat dari
indikator inflasi, kurs/nilai tukar Rupiah terhadap USD, dan BI Rate terhadap IHSG di Bursa
Efek Indonesia tahun 2009.4-2015.12.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diolah menggunakan analisis
data time series dengan model regresi. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan 81
observasi dari April 2009-Desember 2015. Pengumpulan data diambil dengan teknik
dokumentasi yang bersumber dari website resmi Bank Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek kurs dan BI Rate ternyata
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Dan
inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Sedangkan dalam jangka panjang, variabel inflasi dan BI Rate ternyata memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI. Dan variabel kurs tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Kata kunci: Inflasi, Kurs Rupiah, Tingkat suku bunga BI Rate, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG).
ABSTRACT
Economic analysis needs to be done in the stock analysis because there is a strong link
between what's happening in the macro economic environment with the performance of a stock
market. This research aims to know the influence of macro economic variables as seen from the
indicators of inflation, exchange rate/exchange rate of Rupiah against the USD, and the BI Rate
against the JCI in the Indonesia stock exchange years 2009.4-2015.12.
This research uses a quantitative approach. Data is processed using a monthly time
series data analysis with regression models. The data used are secondary data with 81
observation from April 2009-December 2015. Data collection taken with engineering
documentation that is sourced from the official website of the Bank Indonesia. Analytical tools
used in this research is regression by using ECM (Error Correction Model).
The results showed that in the short term the exchange rate and the BI Rate turns out
to give significant effects against the composite stock price index in BEI. And inflation has no
effect significantly against the composite stock price Index in BEI. While in the long term,
variable inflation and BI Rate turns out to give significant effects against the composite stock
price index in BEI. And the variable exchange rate does not have significant influence towards
the jsx composite in BEI.
Keywords: inflation, the Rupiah exchange rate, interest rate BI Rate, composite stock price
index (IHSG).
1. PENDAHULUAN
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari keadaan pasar modalnya (Tandelilin,
2013:9). Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang
2
(emerging market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi
makroekonomi secara umum (Aditya Novianto, 2011). Produk yang diperjualbelikan dipasar
modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek. Bursa efek merupakan suatu sistem
yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara
langsung melalui wakil-wakilnya.
Perkembangan pasar modal sebagai refleksi dari perkembangan perekonomian tersebut
tercermin dari meningkatnya nilai transaksi Bursa Efek Indonesia dari tahun ke tahun. Selain
peningkatan transaksi, perkembangan pasar modal Indonesia juga terlihat dari semakin
banyaknya jumah emiten yang mendaftarkan sahamnya di Bursa melalui Initial Public Offering
(IPO). Tercatat terdapat 25 emiten yang mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id).
Perubahan nilai IHSG yang merupakan gambaran dari seluruh saham di Indonesia dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor makro ekonomi yang terjadi di Indonesia. Kemampuan investor
dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat
berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan sehingga investor harus
memperhatikan beberapa indikator ekonomi makro yang bisa membantu mereka dalam
memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro (Tandelilin, 2010).
Perubahan makro ekonomi di negara Indonesia tentu akan mempengaruhi
perekonomian nasional serta seluruh industri. Naiknya suku bunga akan membuat para investor
lebih tertarik untuk berinvestasi dalam bentuk tabungan di bank daripada investasi di pasar
modal. Menurunnya harga saham pada industri akan berdampak juga pada turunnya nilai
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Tabel I.1
Data IHSG dan Variabel Makroekonomi
Tahun IHSG Inflasi BI Rate Kurs
2008 1,355.408 11,06% 9,25% Rp 10.950
2009 2,534.356 2,78% 6,50% Rp 9.400
2010 3,703.512 6,96% 6,50% Rp 8.991
2011 3,821.992 3,79% 6,00% Rp 9.068
2012 4,316.687 4,30% 5,75% Rp 9.670
2013 4,274.177 8,38% 7,50% Rp 12.170
2014 5,226.947 8,36% 7,75% Rp 12.385
2015 4,593.008 3,35% 7,50% Rp 13.785
Sumber: Tinjauan Kebijakan Moneter, data diolah
Berdasarkan tabel diatas, IHSG selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Kenaikan IHSG tidak selalu berhubungan dengan menurunnya inflasi. Inflasi mengalami
fluktuasi. Inflasi mengalami penurunan di tahun 2011 sebesar 3,79% dari tahun 2010 sebesar
6,96%. Di tahun 2008 inflasi juga mengalami penurunan dari 11,06% menjadi 2,78% di tahun