Analisis Higiene Sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pengelolaan Makanan Di “Katering X” Cinere, Depok, Jawa Barat Tahun 2016 Nisrien Mufidah 1 , Laila Fitria 2 1. Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia 2. Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia E-mail : [email protected]Abstrak Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapat menimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehingga penatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering X tahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum pada Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratan jasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobot uji kelaikan fisik mencapai 94.5%. Kata kunci : Higiene Sanitasi, Pengelolaan makanan, HACCP Sanitation Hygiene Analysis and Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) of Food Management in "Catering X" Cinere, Depok, West Java 2016 Abstract Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One of the population at risk of foodborne illness are children who are still in the education process, food management for school must be taken to prevent the disease. This study focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis Critical Control Point food management processes in catering X 2016. This study refers to the requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygiene sanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data. Data is collected using the method of observation with checklist, interviews with questionnaires and microbiological testing. The results of this study found that the catering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior of food handler classified as good and result for physical test reached 94.5%. Keywords : Hiygiene sanitation, Food management, HACCP Analisis Higiene ..., Nisrien Mufidah, FKM UI, 2016
19
Embed
Analisis Higiene Sanitasi dan Hazard Analysis Critical ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Higiene Sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pengelolaan Makanan Di “Katering X”
Cinere, Depok, Jawa Barat Tahun 2016
Nisrien Mufidah1, Laila Fitria2
1. Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia
2. Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia
Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapat menimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehingga penatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering X tahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum pada Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan metode observasi dengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratan jasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobot uji kelaikan
fisik mencapai 94.5%.
Kata kunci : Higiene Sanitasi, Pengelolaan makanan, HACCP
Sanitation Hygiene Analysis and Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) of Food Management in "Catering X"
Cinere, Depok, West Java 2016
Abstract
Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One of the population at risk of foodborne illness are children who are still in the education process, food management for school must be taken to prevent the disease. This study focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis Critical Control Point food management processes in catering X 2016. This
study refers to the requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygiene sanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data. Data is
collected using the method of observation with checklist, interviews with questionnaires and microbiological testing. The results of this study found that the catering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior of food handler classified as good and result for
Identifikasi bahaya dilakukan berdasarkan diagram alir proses pengelolaan makanan melalui
lembar kerja HACCP untuk menentukan bahaya, tindakan pengendalian, titik kendali kritis,
batas kritis dan tindakan perbaikan pada setiap tahap proses pengelolaan makanan di
“Katering X”. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kontaminasi pada makanan.
Berikut lembar kerja HACCP pada proses pengelolaan makanan di “Katering X” (Tabel 5.7)
Tabel 5.7 Lembar Kerja HACCP Pada Proses Pengelolaan Makanan Di “Katering X” Tahun 2016
Tahapan Bahaya Tindakan Pengendalian
Titik Kendali Kritis
Batas Kritis
Tindakan Perbaikan
Pemilihan bahan
B : telur cacing, telur lalat, bakteri F : tanah, batu, kerikil, bau, rusak K : pestisida dan bahan pengawet
Pemilihan bahan yang baik, bersumber dari tempat terpercaya.
Tempat pembelian bahan
Segar, tidak busuk, Tidak bau
Tidak menggunakan bahan makanan yang rusak, busuk dan tidak segar
Penyimpanan bahan makanan
B : vektor, jamur, telur lalat, bakteri F : Debu, bau, rusak, kotoran hewan
Penjagaan kebersihan tempat penyimpanan dan pengaturan suhu berdasrkan jenis bahan makanan
Tempat penyimpanan Pengaturan suhu
Segar Tidak bau
Pengaturan suhu dan tempat penyimpanan
Pencucian bahan makanan
B : Vektor, bakteri, telur cacing F : Tanah, batu, kerikil, debu, sisa es
Pencucian dengan air mengalir dan perendaman air hangat
Pengetahuan penjamah tentang higiene sanitasi makanan
Bersih Pemberian edukasi dan pelatihan kepada penjamah tentang higiene sanitasi makanan
Pengolahan makanan
B : bakteri, lalat, tikus F : Kerikil, debu, staples, rambut, suhu K : bahan tambahan makanan berbahya
Tempat pengolahan makanan harus bersih dan tertutup, suhu pemasakan sesuai, penggunaan sarung tangan dan penutup kepala dan tidak menggunakan bahan tambahan makanan berbahaya
Konstruksi bangunan dan pengetahuan penjamah makanan tentang higiene sanitasi makanan
Bersih Penataan tata ruang pengolahan makanan dan pemberian pelatihan tentang higiene sanitasi makanan kepada penjamah
makan, penyimpanan makanan dan penyediaan ruang ganti pakaiaan. “Katering X” belum
menyediakan alat pembuangan asap dan belum memisahkan fasilitas cuci tangan dan
fasilitas pencucian peralatan dengan ukuran kecil.
5. Penilaian persyaratan teknis hygiene sanitasi jasaboga untuk “Katering X” memperoleh
nilai 71, di mana rentang nilai untuk jasaboga golongan A2 adalah 70-74. Katering X
sudah memenuhi persyaratan dengan nilai bobot sebesar 94,5%.
SARAN Saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan hasil penelitian di “Katering X”, diantaranya
:
1. Jasaboga diharapkan menyediakan pakaian kerja dan celemek bagi pekerja untuk
mencegah terjadinya kontaminasi dari baju penjamah.
2. Jasaboga diharapkan menyediakan exhaust fan untuk pengaturan asap yang dihasilkan
dari tempat pengolahan makanan.
3. Jasaboga dapat meminta untuk diadakan pelatihan atau edukasi terhadap penjamah
makanan terkait hygiene sanitasi makanan oleh institusi terkait seperti dari dinas
kesehatan Kota Depok atau mahasiswa kesehatan.
4. Jasaboga diharapkan melakukan pemisahan fasilitas sanitasi tempat cuci tangan dengan
tempat peralatan untuk mencegah terjadinya kontaminasi ulang.
5. Jasaboga diharapkan menyediakan penutup kepala dan masker untuk mencegah
kontaminasi pada makanan karena kebiasaan berbincang-bincang karyawan.
6. Dinas Kota Depok diharapkan dapat memberikan pengawasan, pelatihan dan pemberian
edukasi terhadap pemilik catering dan pejamah makanan terkait higiene sanitasi makanan.
DAFTAR REFERENSI
Amrulloh, R. (2012). Analisis Penerapan Sistem Keamanan Pangan dengan Pendekatan
Prinsip HACCP pada Beberapa Katering Terpilih di Kota Depok Jawa Barat Tahun 2012. Jakarta: FKM UI.
BPOM. (2014). Laporan tahunan 2014 Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: BPOM RI.
Budiyono. (2008). Tingkat pengetahuan dan praktik penjamah makanan tentang higiene dan sanitasi makanan pada warung makan di tembalang, kota semarang tahun 2008. Semarang: FKM UNDIP.
CDC. (2014). Retrieved Maret 11, 2016, from Foodborne Disease: http://www.cdc.gov/foodsafety/facts.html
CDC. (2014). Center for Disease Control and Prevention Diseases Transmitted through the Food Supply. Retrieved April 11, 2016, from http://www.cdc.gov/foodsafety/pdfs/pathogens-by-food-handlers-508c.pdf
Cupasitrut, T. S. (2011). Food Safety Knowledge, Attitude and practice of Food Handlers and Microbiological and Chemical Food Quality Assessment of Food for Making Merit for Monks in Ratchathewi District, bangkok. Asia J Public Health, II(1), 27-34.
Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Depkes. (2015). Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta: Ditjen PM dan PPL.
FAO. (2015). HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) SYSTEM AND GUIDELINES FOR ITS APPLICATION. Retrieved May 11, 2016, from http://www.fao.org/3/a-y8705e.pdf
Fatmawati, S. R. (2013). Perilaku Higiene pengolah makanan berdasarkan pengetahuan tentang higiene mengolah makanan dalam penyelenggaraan makanan di pusat pendidikan dan pelatihan olahraga pelajar Jawa tengah. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang, II(2), 30-38.
FDA. (2015). U.S Food and drug Administration Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Retrieved May 14, 2016, from http://www.fda.gov/Food/GuidanceRegulation/HACCP/
FDA. (2016). U.S Food and Drug Administration, Food Safety: It's Especially Important for At-Risk Groups. Retrieved Maret 11, 2016, from http://www.fda.gov/Food/FoodborneIllnessContaminants/PeopleAtRisk/ucm352830.htm
Hardiyansah, S. M. (2001). Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Jakarta: Pergizi Pangan.
Hussain, M. A. (2015). Risk and hazard analysis of foods. In M. Bari, & D. Ukuku, Foodborne pathogens and food safety (pp. 237-255). Boca Raton: CRC Press.
Keener, L. (2001). Chemical and physical hazards: The other food safety risk. Food Testing & Analysis.
McSwane, D., Linton, R., & Rue, N. (2004). Essentials of food safety and sanitaion (4th ed). New Jersey: Prentice Hall.
McSwane, R. L. (2003). Essentials of Food Safety & Sanitation. United States of America: Pearson Education.
Nitami, M. (2013). Gambaran Higiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Berdasarkan Hazard Analysisi Critical Control Point (HACCP) di "J Ketering" Cimanggis, Depok, Jawa Barat Tahun 2013. Jakarta: FKM UI.
Permenkes RI No 2, P. R. (2013). Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Jakarta: Permenkes RI.
Permenkes RI 1096/MENKES/PER/VI (2011). Higiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
PP No 28. (2004). Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Jakarta: Kemenkes RI.