Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN JASA SEKTOR KEUANGAN HERU HAMONANGAN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
36

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

Mar 08, 2019

Download

Documents

dinhnhi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

JASA SEKTOR KEUANGAN

HERU HAMONANGAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun
Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Heru Hamonangan

NIM H24100157

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

ABSTRAK

HERU HAMONANGAN. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur

Modal Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan. Dibimbing oleh FARIDA

RATNA DEWI dan R. DIKKY INDRAWAN.

Struktur modal merupakan bauran hutang, saham biasa, maupun saham

preferen dari suatu perusahaan. Sektor keuangan sangat erat kaitannya dengan

perekonomian suatu negara karena dapat memberikan kontribusi besar bagi

perkembangan ekonomi negara. Di Indonesia, perusahaan jasa sektor keuangan

juga menjadi salah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang diperoleh dari data sekunder

perusahaan jasa sektor keuangan pada tahun 2012 dan dianalisis dengan

menggunakan Structural Equation Modeling. Hasil analisis menunjukkan bahwa

variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal. Profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap struktur modal. Sedangkan pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan

pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan

jasa sektor keuangan.

Kata Kunci: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan

Penjualan, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aktiva

ABSTRACT

HERU HAMONANGAN. An Analysis of Factors that Affect Capital Structure of

Financial Sector Services Company. Supervised by FARIDA RATNA DEWI and

R. DIKKY INDRAWAN.

Capital structure are the mix of debt, common stock, or preferred stock of

a company. The financial sector is very closely related to a nation’s economy

because it can make a major contribution to the economic development of the

country. In Indonesia, the financial sector services company is one of the sectors

that affect economic growth. This research uses financial report derived from

secondary data of financial sector services company in 2012 and analyzed using

Structural Equation Modeling. The result showed that the variable size of the

company has a positive and significant effect on the capital structure. Profitability

has a negative and not significant effect on the capital structure. Meanwhile the

sales growth, business risk, and asset growth does not affect the capital structure

of the financial sector services company.

Keyword: Capital Structure, Firm Size, Profitability, Sales Growth, Business

Risk, Asset Growth

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

JASA SEKTOR KEUANGAN

HERU HAMONANGAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun
Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Nama : Heru Hamonangan

NIM : H24100157

Disetujui oleh

Farida Ratna Dewi, SE, MM

Pembimbing I

R. Dikky Indrawan, SP, MM

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini ialah struktur

modal, dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Farida Ratna Dewi SE, MM dan

Bapak R. Dikky Indrawan SP, MM selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih

juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan

kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014

Heru Hamonangan

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Pengertian Struktur Modal 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 3

METODE 4

Kerangka Pemikiran Penelitian 4

Variabel Dependen 5

Variabel Independen 6

Analisis Partial Least Square (PLS) 7

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber Data 7

Populasi dan Sampel 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Gambaran Umum Struktur Modal Perusahaan Jasa Sektor Keuangan 9

Analisis Pengaruh Faktor-faktor Struktur Modal terhadap 14

Struktur Modal Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Evaluasi Model SEM 14

Model Pengukuran (Outer Model) 14

Discriminant Validity 18

Uji Reliabilitas 19

Model Struktural (Inner Model) 19

Implikasi Manajerial 21

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 24

RIWAYAT HIDUP

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

DAFTAR TABEL

1 Perusahaan dengan komponen struktur modal tertinggi dan terendah 10

2 Perusahaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi 11

struktur modal tertinggi dan terendah

3 Nilai Loading Factor Awal 15

4 Nilai Loading Factor Akhir 16

5 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) 17

6 Nilai AVE masing-masing konstruk 19

7 Nilai Composite Reliability masing-masing konstruk 19

8 Hasil R-Square 19

9 Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Values) 20

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 5

2 Model Structural Equation 9

3 Model SEM setelah SG dan BRISK direflektifkan secara 15

langsung terhadap struktur modal

4 Model Akhir SEM 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar sampel Perusahaan Jasa Sektor Keuangan yang 24

listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012

2 Komposisi Obligasi, Saham Biasa, dan Saham Preferen 25

Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Struktur modal merupakan bauran hutang jangka panjang, hutang jangka

pendek, saham biasa, maupun saham preferen dari suatu perusahaan. Struktur

modal berkaitan dengan jumlah hutang dengan modal sendiri yang digunakan

untuk membiayai perusahaan. Struktur modal diperlukan perusahaan untuk

menjalankan kegiatan operasional dan pertumbuhan perusahaan dengan

menggunakan sumber-sumber keuangan yang berbeda. Hutang diperoleh dari

obligasi ataupun pembayaran jangka panjang sedangkan modal dibagi menjadi

saham biasa, saham preferen maupun laba ditahan. Manajer keuangan harus

menentukan proporsi dari struktur modal perusahaan sehingga memaksimalkan

nilai perusahaan ataupun struktur modal optimal. Struktur modal yang optimal

dapat menciptakan kondisi keuangan yang kuat dan stabil.

Penentuan struktur modal merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak

manajemen dalam rangka memperoleh sumber dana sehingga dapat digunakan

untuk aktivitas operasional perusahaan. Pecking Order Theory mengatakan bahwa

perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal

daripada eksternal perusahaan. Perusahaan lebih menyukai penggunaan

pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba

ditahan dan depresiasi. Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu

pada pecking order theory adalah internal fund (dana internal), debt (hutang), dan

equity (modal sendiri) (Saidi, 2004).

Keputusan struktur modal berpengaruh secara langsung terhadap besarnya

risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian

atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001). Banyak

faktor-faktor yang digunakan manajer keuangan untuk menentukan struktur modal

perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengemukakan faktor-faktor struktur

aktiva, stabilitas penjualan, tingkat pertumbuhan, pengendalian, ukuran

perusahaan, risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme

merupakan faktor-faktor yang menentukan struktur modal perusahaan. Sedangkan

menurut Flydenberg dalam Kartini dan Arianto (2008) menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko,

ukuran perusahaan, pajak, struktur kepemilikan, dan pertumbuhan.

Kebijakan mengenai struktur modal berhubungan dengan risiko yang

dihadapi dan tingkat pengembalian (keuntungan) suatu perusahaan. Apabila

menggunakan hutang yang banyak akan berisiko tinggi terhadap aliran kas, tetapi

tingkat proporsi hutang yang besar pada umumnya menghasilkan tingkat

pengembalian yang tinggi pula. Tingkat pengembalian yang tinggi akan menarik

minat para investor sehingga harga saham akan tinggi pula. Sektor jasa keuangan

merupakan suatu istilah yang dipakai oleh industri keuangan. Jasa keuangan

terdiri dari industri perbankan, perusahaan asuransi, lembaga pembiayaan,

perusahaan efek, bank investasi, maupun perusahaan kartu kredit. Selama tahun

2012, sektor keuangan di Indonesia mengalami kestabilan dan fungsi intermediasi

kuat dalam mendukung perekonomian negara (BI, 2013). Hal ini dapat dilihat

dimana industri ini mampu menyumbang sekitar 5,3% dari total keseluruhan PDB

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

2

Indonesia pada tahun 2012 (BPS, 2013). Selain itu selama periode ini, terjadi

pertumbuhan yang sangat pesat pada sektor ini khususnya pada sub sektor

perbankan dimana membuat persaingan yang semakin ketat diantara para pelaku

usaha (BI, 2013). Kestabilan sektor keuangan sangatlah penting untuk dilakukan.

Ketidakstabilan sektor keuangan dapat menimbulkan dampak yang buruk seperti

hilangnya kepercayaan masyarakat dan menurunnya pertumbuhan ekonomi dan

pendapatan suatu negara.

Berdasarkan uraian di atas penentuan keputusan menggunakan struktur

modal yang efektif dan efisien perlu dilakukan terutama pada perusahaan jasa

sektor keuangan, maka penelitian penting dilakukan terutama tentang ukuran

perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan pertumbuhan

aktiva.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran struktur modal pada perusahaan sektor jasa keuangan?

2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan,

risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan

sektor jasa keuangan?

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis gambaran struktur modal pada perusahaan sektor jasa keuangan.

2. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan

penjualan, risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal pada

perusahaan sektor jasa keuangan.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat dijadikan

sebagai informasi terutama manajer keuangan untuk dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengevaluasi kinerja keuangan di masa yang akan datang

bagi perusahaan. Bagi peneliti lain dan akademisi diharapkan hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai referensi dan landasan untuk lebih memperdalam

pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Selain

itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan ketika seorang investor

ingin menanamkan modalnya pada perusahaan dengan melihat struktur modal

perusahaan tersebut.

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

3

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

modal pada perusahaan sektor jasa keuangan ini merupakan perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 dan memiliki

laporan keuangan yang lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan

penjualan, risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva. Perusahaan jasa sektor keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari beberapa subsektor yaitu

subsektor perbankan, lembaga pembiayaan, perusahaan efek, asuransi, dan

subsektor keuangan lainnya. Perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2012 ada sebanyak 67 perusahaan. Namun

dikarenakan masih banyaknya laporan keuangan yang tidak lengkap dan masih

banyaknya perusahaan yang belum menerbitkan laporan keuangannya pada

periode 2012 sehingga penelitian ini tidak mengambil seluruh perusahaan jasa

keuangan dan diperoleh sampel sebanyak 44 perusahaan sektor jasa keuangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Lampiran 1).

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Struktur Modal

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007), struktur modal merupakan

pendanaan permanen jangka panjang yang diwakili oleh hutang, saham preferen,

dan ekuitas saham biasa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Ukuran Perusahaan Menurut Kartini dan Tulus Arianto (2008) ukuran perusahaan merupakan

salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan berapa besar kebijakan

keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya aset

perusahaan. Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan

yang ditujukan pada total aktiva dan jumlah penjualan (Bambang Riyanto, 2001).

Penelitian yang dilakukan Imam Ghozali dan Hendrajaya (2000) menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap struktur

modal perusahaan.

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba

melalui operasional perusahaannya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki

oleh perusahaan. Pengertian lainnya yaitu bahwa profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat

efisiensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimilikinya

(Mas’ud, 2008).

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

4

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan adalah ukuran mengenai besarnya pendapatan per

saham perusahaan yang diperbesar oleh leverage (Weston dan Copeland, 1997:35).

Menurut Yuniningsih (2002) bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaan selain

membuat kebijakan dividen perusahaan juga dituntut untuk tumbuh. Bagi

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi

kecenderungan penggunaan hutang sebagai sumber dana eksternal yang lebih

besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat penjualannya

rendah (Mayangsari, 2001).

Risiko Bisnis Risiko bisnis merupakan risiko dimana perusahaan tidak mampu menutup

biaya operasionalnya (Sunjaja & Barlian, 2003:287). Semakin besar pengaruh

operasi perusahaan dengan penggunaan biaya tetap akan semakin tinggi risiko

bisnisnya. Perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi cenderung mempunyai

struktur modal yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan risiko

bisnis yang rendah. Risiko bisnis dalam penelitian ini diukur dengan risiko operasi.

Berkaitan adanya keputusan leverage operasi, perusahaan akan menanggung

risiko, yang disebut risiko bisnis.

Pertumbuhan Aktiva Aktiva biasanya dibedakan menjadi dua komponen yaitu aktiva lancar dan

aktiva tidak lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, piutang maupun investasi jangka

pendek sedangkan aktiva tidak lancar terdiri dari aktiva tetap dan aktiva berwujud.

Pertumbuhan aktiva menggambarkan kenaikan atau penurunan aktiva setiap tahun.

Pertumbuhan total aktiva biasanya menggambarkan pertumbuhan perusahaan

tersebut. Oleh karena itu pertumbuhan total aktiva cenderung berdampak positif

terhadap struktur modal perusahaan

METODE

Kerangka Pemikiran

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ini

dilakukan pada perusahaan jasa sektor keuangan dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dengan menganalisis laporan keuangannya. Faktor-faktor yang dipilih

yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan

pertumbuhan aktiva serta dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling

(SEM) sehingga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Selanjutnya, hasil dari penelitian dapat menjadi suatu referensi dan manfaat baik

bagi industri keuangan maupun investor.

Berdasarkan landasan teori, perumusan masalah, dan tujuan penelitian yang

dikemukakan sebelumnya, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis,

berikut disajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian

pada Gambar 1.

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

5

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung oleh

variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

struktur modal yang dapat dilihat dari obligasi, saham biasa maupun saham

preferen yang dimiliki perusahaan tersebut.

Struktur

Modal

Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Laporan Keuangan Perusahaan

Jasa Sektor Keuangan

Structural Equation Modeling

(SEM)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal

Investor Perusahaan Sektor

Keuangan

Ukuran Perusahaan

Profitabilitas

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan Aktiva

Risiko Bisnis

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

6

Variabel Independen 1. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya perusahaan yang dapat

dilihat dari total aktiva dan total penjualan dari perusahaan tersebut (Bambang

Riyanto, 2001).

2. Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan

(Brigham dan Houston, 2001). Pada umumnya perusahaan lebih suka

pendapatan yang mereka terima digunakan sebagai sumber utama dalam

pembayaran untuk investasi. Apabila sumber dari dalam perusahaan tidak

mencukupi, maka alternatif lain yang digunakan adalah dengan menggunakan

hutang. Untuk mengukur profitabilitas dapat menggunakan beberapa cara

antara lain yaitu profit margin, ROA, dan ROE.

ROA (Return On Asset) = EAT

Total Aktiva x 100%

ROE (Return On Equity) = EAT

Modal Sendiri x 100%

NPM (Net Profit Margin) = EAT

Net Sales x 100%

Keterangan:

EAT (Earning After Tax) adalah selisih antara jumlah keseluruhan pendapatan

setelah dikurangi beban dan jumlah pajak yang dikenakan dalam jangka waktu

tertentu.

Net Sales adalah jumlah total semua penjualan setelah dikurangi potongan

penjualan dan retur penjualan.

3. Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan penjualan diukur berdasarkan perbandingan antara net sales

periode sekarang (𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠t) dikurangi periode sebelumnya (𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠t−1)

terhadap net sales periode sebelumnya (𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠t−1).

Pertumbuhan Penjualan = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 t− 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 t−1

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 t−1

4. Risiko bisnis Risiko bisnis merupakan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam

menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko bisnis merupakan tingkat volatilitas

pendapatan yang tinggi dari perusahaan yang akan mempunyai profitabilitas

kebangkrutan yang tinggi. Semakin besar pengaruh operasi perusahaan dengan

penggunaan biaya tetap akan semakin tinggi risiko bisnisnya. Risiko bisnis

dalam penelitian ini menggunakan cara yang digunakan oleh Indriyo (2002)

yaitu dengan rumus DOL (Degree of Operating Leverage) dan diberi lambang

BRISK.

Risiko bisnis (BRISK) = Pertumbuhan EBIT

Pertumbuhan 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

Keterangan:

DOL dalam penelitian ini dilambangkan dengan BRISK.

EBIT (Earning Before Interest and Tax) adalah pendapatan suatu perusahaan

sebelum dikurangi beban dan jumlah pajak pada periode tahun tertentu.

Net Sales adalah jumlah total semua penjualan setelah dikurangi potongan

penjualan dan retur penjualan.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

7

5. Pertumbuhan aktiva Pertumbuhan aktiva merupakan peningkatan atau penurunan aktiva yang

dimiliki suatu perusahaan. Pertumbuhan aktiva dihitung sebagai tingkat

perubahan aktiva pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).

Dalam penelitian ini pertumbuhan aktiva dibagi menjadi dua yaitu

pertumbuhan aktiva lancar dan pertumbuhan aktiva tidak lancar.

Pertumbuhan aktiva lancar = Aktiva Lancar Tahun t− Aktiva Lancar Tahun t−1

Aktiva Lancar Tahun t−1

Pertumbuhan aktiva = Aktiva tdk Lancar Tahun t− Aktiva tdk Lancar Tahun t−1

Aktiva tdk Lancar Tahun t−1

tidak lancar

Analisis Partial Least Square (PLS)

Analisis penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM)

yang diolah menggunakan SMART PLS 2.0 M3. Pada penelitian ini terdapat

enam variabel laten. Variabel laten tersebut diantaranya Struktur Modal (Capital

Structure), Ukuran Perusahaan (Size), Profitabilitas (Profitability), Pertumbuhan

Penjualan (Sales Growth), Risiko Bisnis (Business Risk), dan Pertumbuhan Aktiva

(Asset Growth). Masing-masing variabel laten tersebut memiliki indikator

(manifest). Variabel laten struktur modal memiliki indikator (manifest) yaitu

obligasi (OB), saham biasa (SB), dan saham preferen (SP). Untuk variabel laten

ukuran perusahaan memiliki indikator (manifest) yaitu total aktiva (TA) dan total

penjualan (TP). Variabel laten profitabilitas memiliki indikator (manifest) yaitu

return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan net profit margin (NPM).

Sementara itu variabel laten pertumbuhan penjualan dan risiko bisnis masing-

masing memiliki satu indikator (manifest) yaitu sales growth (SG) untuk

pertumbuhan penjualan dan business risk (BRISK) untuk risiko bisnis. Sedangkan

variabel laten pertumbuhan aktiva memiliki indikator (manifest) yaitu

pertumbuhan aktiva lancar (AL) dan pertumbuhan aktiva tidak lancar (ATL).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan jasa sektor keuangan yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) periode tahun

2012. Waktu penelitian yaitu selama lima bulan dari bulan Desember 2013 sampai

April 2014.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan

keuangan perusahaan jasa sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2012 yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory.

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

8

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa sektor keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012. Pengambilan sampel

menggunakan pendekatan metode purposive sampling dimana tidak semua

anggota populasi dijadikan sampel dalam penelitian, hanya sebagian saja

berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria pemilihan sampel tersebut sebagai

berikut:

1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten periode tahun 2012.

2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan-

perusahaan jasa di sektor keuangan.

3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan yang lengkap pada tahun 2012.

4. Perusahaan memiliki laba bersih positif pada tahun 2012.

Berdasarkan kriteria di atas, terdapat 44 perusahaan jasa sektor keuangan yang

terpilih sebagai sampel (Lampiran 1).

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Structural Equation Modeling (SEM)

Structural equation modeling (SEM) merupakan teknik statistik yang

digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam

bentuk model-model sebab akibat. Penelitian ini menggunakan Partial Least

Square. Menurut Ghozali (2012), Partial Least Square (PLS) merupakan

pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan Structural Equation

Modeling (SEM) berbasis kovarian menjadi berbasis varian. Dinyatakan oleh

Wold dalam Ghozali (2012), metode ini merupakan metode yang sangat kuat,

karena tidak didasarkan oleh banyak asumsi, data tidak harus terdistribusi dengan

normal multivariat dan untuk bahan sampel tidak harus besar.

Dua variabel utama dalam penggunaan SEM adalah variabel tidak

terukur/laten (construct variable) dan variabel terukur/manifes (observed

variable). Model dari penelitian ini menggunakan 6 variabel laten (konstruk) yaitu

ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan aktiva,

profitabilitas serta struktur modal. Variabel manifes dari ukuran perusahaan

dibatasi pada total aktiva dan total penjualan. Profitabilitas dibatasi pada variabel

manifes ROA, ROE dan NPM. Penelitian untuk pertumbuhan penjualan dan risiko

bisnis dibatasi pada variabel manifes nilai pertumbuhan penjualan dan nilai risiko

bisnis. Pertumbuhan aktiva dibatasi pada manifes pertumbuhan aktiva lancar dan

pertumbuhan aktiva tidak lancar. Sedangkan untuk struktur modal memiliki tiga

variabel manifes yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen.

Model Structural Equation terdiri dari beberapa indikator yaitu Obligasi

(OB), Saham Biasa (SB), Saham Preferen (SP), Total Aktiva (TA), Total

Penjualan (TP), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit

Margin (NPM), Sales Growth (SG), Risiko Bisnis (BRISK), Pertumbuhan Aktiva

Lancar (AL), dan Pertumbuhan Aktiva Tidak Lancar (ATL). Berdasarkan

indikator tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

9

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal

H3 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

H4 : Risiko Risnis berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal

H5 : Pertumbuhan Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal

Gambar 2 Model Structural Equation

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Struktur Modal Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Perusahaan jasa sektor keuangan merupakan gabungan dari beberapa

perusahaan seperti perbankan, perusahaan asuransi, lembaga pembiayaan,

perusahaan efek, bank investasi, dan perusahaan kartu kredit. Sektor keuangan

sangat erat kaitannya dengan perekonomian suatu negara karena dapat

memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ekonomi negara. Oleh sebab itu,

suatu negara maju memiliki banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di

sektor keuangan. Di Indonesia, perusahaan jasa sektor keuangan juga menjadi

salah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut data BPS

2013, industri sektor keuangan mampu memberikan kontribusi sekitar 5.3% dari

total PDB pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan kontribusi sebesar 8,1%

dibanding periode sebelumnya. Namun bila dibandingkan dengan negara lain,

sektor keuangan di Indonesia masih jauh tertinggal. Hal ini tidak terlepas dari

kebijakan dan koordinasi yang kurang baik antara para regulator serta pelaku

usaha sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui bahkan tidak

menggunakan jasa keuangan bila melakukan suatu transaksi. Masyarakat

cenderung menggunakan uang tunai bila melakukan transaksi sehingga semakin

meningkatkan inflasi. Para pelaku usaha juga harus bisa dalam menentukan

keputusan mengenai struktur modal mereka sehingga semakin optimal keputusan

yang dibuat maka semakin baik nilai perusahaannya.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

10

Pada periode 2012 terdapat 67 perusahaan jasa sektor keuangan yang

terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia. Ada sebanyak 29 perusahaan di sub

sektor perbankan, 10 perusahaan masing-masing di sub sektor perusahaan

asuransi, perusahaan efek dan lembaga pembiayaan, serta sebanyak 8 perusahaan

di sub sektor keuangan lainnya. Namun selama periode tersebut hanya 44

perusahaan yang digunakan sebagai sampel (Lampiran 1). Hal ini dikarenakan

masih banyaknya laporan keuangan perusahaan yang belum diterbitkan dan

laporan keuangan yang tidak lengkap pada periode 2012. Tabel 1 berikut

menunjukkan perusahaan-perusahaan dengan struktur modal tertinggi dan

terendah pada perusahaan jasa sektor keuangan (selengkapnya Lampiran 2)

sedangkan pada Tabel 2 menunjukkan perusahaan-perusahaan dengan faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal tertinggi dan terendah.

Tabel 1 Perusahaan dengan komponen struktur modal tertinggi dan terendah

Komponen Prosentase (%) Nama Perusahaan

OB Tertinggi 93 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

Terendah 13,5 PT Minna Padi Investama Tbk

SB Tertinggi 86,4 PT Minna Padi Investama Tbk

Terendah 6,8 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

SP Tertinggi 31,5 PT Arthavest Tbk

Terendah -0,0094 PT Reliance Securities Tbk

OB: Obligasi, SB: Saham Biasa, SP: Saham Preferen.

Berdasarkan Tabel 1, prosentase komposisi Obligasi (OB) tertinggi yaitu

pada perusahaan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk dengan prosentase

mencapai 93%. PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk menjadi perusahaan yang

memiliki prosentase komposisi obligasi tertinggi dimana sebagian besar diperoleh

dari penerbitan obligasi subordinasi rupiah. Sedangkan prosentase komposisi

Obligasi (OB) terendah yaitu pada perusahaan PT Minna Padi Investama Tbk

dengan prosentase mencapai 13,5% dimana sebagian besar obligasi berasal dari

hutang lembaga kliring dan penjaminan.

Pada Saham Biasa (SB), PT Minna Padi Investama Tbk menjadi perusahaan

yang memiliki prosentase komposisi saham biasa tertinggi sebesar 86,4%

sedangkan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk menjadi perusahaan yang

memiliki prosentase komposisi saham biasa terendah sebesar 6,8%. Hal ini

dikarenakan pada tahun 2012 PT Minna Padi Investama Tbk mengambil

kebijakan penguatan struktur modal dengan menggunakan dana yang dihimpun

dari saham biasa sehingga komposisi obligasi maupun saham preferen menjadi

rendah. Sebaliknya pada tahun tersebut, PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

mengambil kebijakan penguatan struktur modal dengan menggunakan obligasi

sehingga komposisi saham biasa dan saham preferen menjadi rendah.

Prosentase komposisi Saham Preferen (SP) tertinggi yaitu pada perusahaan

PT Arthavest Tbk dengan prosentase sebesar 31,5%. Namun demikian, jumlah

ekuitas pada PT Arthavest Tbk tidak didominasi oleh saham preferen melainkan

saham biasa yang berkontribusi mencapai 44% dari total ekuitasnya. Sedangkan

saham preferen terendah terjadi pada perusahaan PT Reliance Securities Tbk

sebesar -0,0094%. Saham preferen pada PT Reliance Securities Tbk menjadi

rendah dikarenakan terjadinya penggabungan usaha dengan entitas anak sehingga

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

11

nilai wajar aset moneter yang diakuisisi diturunkan secara proporsional dan

berdampak terhadap komposisi saham preferennya.

Tabel 2 Perusahaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

tertinggi dan terendah

Ukuran Perusahaan (Size)

Komponen Nilai Komponen

(Rupiah)a

Nama Perusahaan

TA Tertinggi 551.336.790.000 PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

Terendah 369.987.337 PT Arthavest Tbk

TP Tertinggi 58.000.153.000 PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

Terendah 39.344.539 PT Minna Padi Investama Tbk

Profitabilitas (Profitability)

Komponen Nilai Komponen

(%)

Nama Perusahaan

ROA Tertinggi 14,43 PT Panin Sekuritas Tbk

Terendah 0,0139 PT Bank ICB Bumiputera Tbk

ROE Tertinggi 28,8 PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

Terendah 0,1452 PT Bank ICB Bumiputera Tbk

NPM Tertinggi 56,76 PT Minna Padi Investama Tbk

Terendah 0,1374 PT Bank ICB Bumiputera Tbk

Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)

Komponen Nilai Komponen Nama Perusahaan

SG Tertinggi 1,68 PT Bank Pundi Indonesia Tbk

Terendah -0,1559 PT Bank ICB Bumiputera Tbk

Risiko Bisnis (Business Risk)

Komponen Nilai Komponen Nama Perusahaan

BRISK Tertinggi 65,93 PT Reliance Securities Tbk

Terendah -29,2707 PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

Pertumbuhan Aktiva (Asset Growth)

Komponen Nilai Komponen Nama Perusahaan

AL Tertinggi 2,65 PT Bank Nationalnobu Tbk

Terendah -0,2254 PT Kresna Graha Sekurindo Tbk

ATL Tertinggi 2,93 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

Terendah -0,2579 PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

0aAngka-angka dinyatakan dalam ribuan rupiah

TA: Total Aktiva, TP: Total Penjualan, ROA: Return on Asset, ROE: Return on

Equity, NPM: Net Profit Margin, SG: Sales Growth, BRISK: Risiko Bisnis,

AL: Aktiva Lancar, ATL: Aktiva Tidak Lancar.

Berdasarkan Tabel 2, indikator Total Aktiva (TA) dan Total Penjualan (TP)

tertinggi terjadi pada perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

masing-masing sebesar Rp 551.336.790.000.000 dan Rp 58.000.153.000.000.

Penyumbang terbesar dari total aktiva PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

berasal dari aktiva produktif yang mana didominasi oleh kredit-kredit yang

diberikan. Kontribusi terbesar Total Penjualan (TP) PT Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk diperoleh dari pendapatan bunga dan investasi selama tahun 2012.

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

12

Sedangkan indikator Total Aktiva (TA) dan Total Penjualan (TP) terendah terjadi

pada PT Arthavest Tbk dan PT Minna Padi Investama Tbk masing-masing

sebesar Rp 369.987.337.000 dan Rp 39.344.539.000. Rendahnya total aktiva PT

Arthavest Tbk disebabkan terjadinya penurunan pada aset lancar dan aset tidak

lancar di tahun 2012 sebesar 9,06% dan 2,26%. Penurunan tersebut terjadi

dikarenakan turunnya kas atau setara kas, biaya dibayar dimuka, dan menurunnya

uang muka pembelian aset tetap. Sementara itu Total Penjualan (TP) terendah

terjadi pada perusahaan PT Minna Padi Investama Tbk dari perusahaan keuangan

sub sektor perusahaan efek. Kontribusi terbesar Total Penjualan (TP) PT Minna

Padi Investama Tbk diperoleh dari keuntungan atas perdagangan efek yang telah

terealisasi selama tahun 2012.

Return on asset (ROA) tertinggi yaitu pada PT Panin Sekuritas Tbk

sebesar 14,43%. Hal tersebut terjadi karena PT Panin Sekuritas Tbk memiliki

perbandingan (rasio) antara laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap total aktiva

atau total asset yang paling optimal. Selain itu, pada tahun 2012 terjadi

peningkatan ROA sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan laba

bersih setelah pajak PT Panin Sekuritas Tbk yang meningkat. Pada tingkat return

on equity tertinggi terjadi pada PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk dengan

nilai sebesar 28,8%. Hal ini dikarenakan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga

Tbk memiliki perbandingan (rasio) antara laba bersih setelah pajak (EAT)

terhadap modal (equity) yang optimal. Tingkat ROE perusahaan ini mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, namun dikarenakan terjadi

peningkatan modal pada PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk yang lebih

tinggi dibandingkan peningkatan laba bersih setelah pajak sehingga

mengakibatkan ROE pada tahun 2012 menjadi lebih rendah dari tahun 2011.

Sedangkan PT Minna Padi Investama Tbk menjadi perusahaan dengan tingkat net

profit margin tertinggi pada sektor industri keuangan. PT Minna Padi Investama

Tbk menjadi perusahaan dengan tingkat net profit margin tertinggi karena

memiliki perbandingan (rasio) antara laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap

penjualan yang optimal. Selain itu, PT Minna Padi Investama Tbk mengalami

peningkatan NPM yang tinggi sebesar 10% pada tahun 2012 dikarenakan laba

bersih setelah pajak yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara

itu, return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan net profit margin (NPM)

terendah yaitu pada perusahaan PT Bank ICB Bumiputera Tbk dari sub sektor

perbankan dengan nilai ROA (0,0139%), ROE (0,1452%), dan NPM (0,1374%).

Hal ini terjadi dikarenakan laba bersih setelah pajak (EAT) PT Bank ICB

Bumiputera Tbk yang paling rendah diantara perusahaan jasa sektor keuangan

lainnya sementara total aktiva, modal sendiri maupun penjualan (net sales) jauh

lebih tinggi sehingga menghasilkan perbandingan (rasio) yang sangat kecil. Laba

bersih setelah pajak (EAT) pada PT Bank ICB Bumiputera Tbk menjadi terendah

diantara perusahaan jasa sektor keuangan lainnya dikarenakan beban pajak yang

mencapai 82% dari keseluruhan laba sebelum pajak. Namun di tahun 2012 laba

bersih setelah pajak PT Bank ICB Bumiputera Tbk mengalami peningkatan

dengan membukukan sebesar Rp 1.036.000.000 setelah di periode sebelumnya

mengalami kerugian mencapai Rp 113.600.000.000. Hal ini dikarenakan beban

bunga dan operasional pada tahun 2012 lebih kecil dibandingkan pendapatannya

sedangkan pada tahun 2011 beban bunga dan operasional lebih besar

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

13

dibandingkan pendapatannya sehingga mengakibatkan PT Bank ICB Bumiputera

Tbk mengalami kerugian.

Nilai tertinggi pada indikator Pertumbuhan Penjualan (SG) yaitu PT Bank

Pundi Indonesia Tbk dengan nilai pertumbuhan penjualan sebesar 1,68. PT Bank

Pundi Indonesia Tbk memperoleh nilai pertumbuhan penjualan tertinggi

dikarenakan pendapatannya yang meningkat dari Rp 593.473.000.000 pada tahun

2011 menjadi Rp 1.593.676.000.000 di tahun 2012 dimana pendapatan

terbesarnya berasal dari pendapatan bunga. Sedangkan nilai terendah indikator

Pertumbuhan Penjualan (SG) yaitu PT Bank ICB Bumiputera Tbk dengan nilai

pertumbuhan penjualan sebesar -0,1559. PT Bank ICB Bumiputera memperoleh

nilai pertumbuhan penjualan terendah dikarenakan pendapatan pada tahun 2012

yang menurun baik pendapatan bunga maupun pendapatan operasional lainnya.

Menurunnya pendapatan PT Bank ICB Bumiputera dikarenakan dampak dari

persaingan yang semakin ketat antara bank-bank umum di industri perbankan

Indonesia yang tumbuh pesat di tahun 2012. Sementara itu, Risiko Bisnis

(BRISK) tertinggi terjadi pada PT Reliance Securities Tbk dengan tingkat risiko

bisnis mencapai 65,93. PT Reliance Securities Tbk memperoleh tingkat risiko

bisnis tertinggi dikarenakan perbandingan pertumbuhan laba bersih sebelum pajak

terhadap pertumbuhan penjualan yang terbesar. Selain itu terjadi peningkatan laba

sebelum pajak (EBIT) yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan pendapatannya

sehingga mengakibatkan perbandingan (rasio) antara pertumbuhan EBIT dengan

pertumbuhan pendapatan yang tertinggi. Hal ini juga menandakan bahwa PT

Reliance Securities Tbk memiliki struktur modal yang lebih rendah diantara

perusahaan jasa sektor keuangan lainnya. Sedangkan risiko Bisnis (BRISK)

terendah terjadi pada PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dengan tingkat risiko

bisnis mencapai -29,2707. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk memperoleh

tingkat risiko bisnis terendah dikarenakan perbandingan pertumbuhan laba bersih

sebelum pajak (EBIT) terhadap pertumbuhan pendapatan yang terkecil diantara

perusahaan jasa sektor keuangan lainnya. Risiko bisnis pada PT Wahana

Ottomitra Multiartha Tbk menjadi negatif disebabkan oleh total pendapatan

mereka sepanjang tahun 2012 yang mengalami penurunan sebesar 2,6% walaupun

mereka mencatatkan kenaikan laba bersih sebelum pajak (EBIT).

Pada indikator pertumbuhan aktiva lancar (AL) tertinggi terjadi pada PT

Bank Nationalnobu Tbk sebesar 2,65. Total aktiva lancar pada PT Bank

Nationalnobu Tbk mengalami kenaikan yang tinggi sebesar Rp 878.581.000.000

dari tahun 2011 hingga 2012 sehingga menghasilkan pertumbuhan aktiva lancar

tertinggi dimana penyumbang aktiva lancar terbesarnya berasal dari penempatan

pada Bank Indonesia yang merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas

Simpanan Bank Indonesia (FSBI) dan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang

diberikan maupun piutang. Sedangkan pertumbuhan aktiva lancar (AL) terendah

terjadi pada perusahaan jasa keuangan sub sektor perusahaan efek yaitu PT

Kresna Graha Sekurindo Tbk dengan nilai -0,2254. Hal ini dikarenakan

penurunan total aktiva pada tahun 2012 yang bersumber dari besarnya penurunan

aktiva lancar sebesar 22,5% sementara aktiva tidak lancar perusahaan tersebut

naik sebesar 40,7%. Sementara itu, pertumbuhan aktiva tidak lancar (ATL)

tertinggi terjadi pada PT Bank Artha Graha Internasional Tbk dengan nilai sebesar

2,93. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk memiliki nilai pertumbuhan aktiva

tidak lancar tertinggi dikarenakan kenaikan total aktiva tidak lancar sebesar Rp

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

14

587.553.000.000 dari tahun 2011 hingga tahun 2012 dimana penyumbang aktiva

tidak lancar terbesarnya berasal dari aset tetap (fixed assets). Sedangkan

pertumbuhan aktiva tidak lancar (ATL) terendah terjadi pada perusahaan jasa

keuangan sub sektor lembaga pembiayaan yaitu PT Wahana Ottomitra Multiartha

Tbk dengan nilai -0,2579. Rendahnya pertumbuhan aktiva tidak lancar (ATL) PT

Wahana Ottomitra Multiartha Tbk disebabkan karena perseroan tersebut

mengalami penurunan total aset dibandingkan tahun 2011 sebesar 14,3% yang

sebagian besarnya berasal dari penurunan aktiva tidak lancarnya sebesar 25,8%.

Analisis Pengaruh Faktor-faktor Struktur Modal terhadap Struktur Modal

Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Evaluasi Model SEM (Structural Equation Modeling)

Partial Least Square (PLS) tidak memiliki syarat adanya asumsi distribusi

tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji atau

mengevaluasi signifikansi tidak diperlukan (Chin 1998; Chin dan Newsted 1999).

Oleh karena itu, evaluasi model PLS berdasarkan pada orientasi prediksi yang

mempunyai sifat non-parametrik sehingga model evaluasi PLS dilakukan dengan

evaluasi model pengukuran (outer model) dan evaluasi model struktural (inner

model).

Model Pengukuran (Outer Model)

Evaluasi model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai

validitas dan reliabilitas model dengan menganalisis hubungan antara setiap

indikator terhadap variabel latennya (konstruk) (Ghozali 2012). Pada penelitian

ini menggunakan indikator reflektif sehingga uji validitas convergentnya dapat

dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator konstruk. Rule of thumb yang

biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yaitu nilai loading factor

harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai loading

factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory. Namun demikian

untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran, nilai loading

faktor 0,5-0,6 masih dianggap cukup (Chin 1998). Pada Gambar 3 dapat dilihat

bahwa adanya perubahan model awal SEM (Gambar 2) dikarenakan variabel laten

pertumbuhan penjualan (sales growth) dan risiko bisnis (business risk) masing-

masing hanya memiliki satu indikator (manifest) sehingga indikator sales growth

(SG) dan business risk (BRISK) langsung direflektifkan secara langsung ke

variabel laten struktur modal.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

15

Gambar 3 Model SEM setelah SG dan BRISK direflektifkan secara

langsung terhadap struktur modal

Pada penelitian ini, indikator dibawah 0,5 dihapus atau dropping. Indikator

yang memiliki nilai loading factor dibawah 0,5 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai Loading Factor Awal

Konstruk Indikator Perusahaan Jasa SektorKeuangan

Nilai

Struktur Modal

Obligasi 0,963

Saham Biasa 0,978

Saham Preferen 0,122

Sales Growth -0,389

Business Risk 0,228

Ukuran Perusahaan Total Aktiva 0,969

Total Penjualan 0,966

Profitabilitas

Return on Asset -0,025

Return on Equity 0,880

Net Profit Margin 0,705

Pertumbuhan Aktiva Aktiva Lancar 1,000

Aktiva tidak Lancar 0,092

Proses dropping akan terus dilakukan hingga nilai loading factor setiap

indikator di atas 0,5 sehingga diperoleh model akhir SEM seperti pada Gambar 4.

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

16

Gambar 4 Model akhir SEM

Tabel 4 berikut ini merupakan tabel dimana nilai loading factor untuk setiap

indikator sudah di atas 0,5 yang menunjukkan masing-masing indikator

mereflektifkan variabel latennya (konstruk).

Tabel 4 Nilai Loading Factor Akhir

Konstruk Indikator Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Nilai

Struktur Modal OB 0,984

SB 0,984

Ukuran Perusahaan TA 0,969

TP 0,965

Profitabilitas ROE 0,875

NPM 0,883

Untuk melihat hubungan antara indikator ke konstruk yaitu dengan melihat

nilai signifikansi T statistics. Indikator dinyatakan berpengaruh nyata jika T

statistics > 1.96. Tabel 5 menunjukkan bahwa masing-masing indikator memiliki

nilai T statistics > 1.96

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

17

Tabel 5 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

NPM <-

Profitability 0.883390 0.877455 0.045497 0.045497 19.416328

OB <-

Capital

Structure

0.984493 0.985068 0.007727 0.007727 127.417509

ROE <-

Profitability 0.874968 0.872994 0.042052 0.042052 20.806719

SB <-

Capital

Structure

0.984497 0.985051 0.007792 0.007792 126.353118

TA <- Size 0.969443 0.970486 0.010685 0.010685 90.731202

TP <- Size 0.964758 0.965130 0.015281 0.015281 63.136146

Pada model awal SEM seperti Gambar 2 dapat dilihat bahwa variabel laten

pertumbuhan penjualan dan risiko bisnis masing-masing memiliki satu indikator

sehingga kedua konstruk itu harus direflektifkan secara langsung terhadap struktur

modal. Dengan demikian muncul sebuah model awal yang baru pada SEM seperti

ditunjukkan pada Gambar 3. Setelah itu dilakukan calculate yang menghasilkan

nilai faktor loading sales growth (SG) dan business risk (BRISK) masing masing

sebesar -0,389 dan 0,228. Oleh karena nilai faktor loading di bawah 0,5 maka

manifest sales growth (SG) dan business risk (BRISK) harus dihapus dari model.

Hal ini menjelaskan bahwa pada perusahaan jasa sektor keuangan manifest sales

growth (SG) dan business risk (BRISK) yang mewakili konstruk pertumbuhan

penjualan dan risiko bisnis tidak berpengaruh sama sekali terhadap struktur modal

atau tidak dapat menjelaskan variabel laten struktur modal. Hal ini dapat dilihat

dalam karakteristik perusahaan jasa sektor keuangan dimana menerima risiko

dalam bentuk penghargaan serta kebanyakan keputusan usaha melibatkan

keseimbangan risiko dan penghargaan. Semakin besar risiko maka semakin besar

pula penghargaan yang akan diterima. Pada perusahaan jasa sektor keuangan,

keseimbangan ini terlihat jelas pada investasi usaha seperti melibatkan pembelian

mesin ataupun pengenalan produk baru, tarif bunga atas pinjaman dan premi pada

polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi. Sedangkan pengukuran

kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume penjualan (pendapatan) dan

bukan hanya sekedar tingkat laba, komisi didasarkan atas premi tahun pertama

atau awal tahun, dan atas jumlah polis yang tertulis. Oleh karena itu dapat

disimpulkan tinggi atau rendahnya pertumbuhan penjualan maupun risiko bisnis

suatu perusahaan keuangan tidak akan mempengaruhi manajemen dalam

menentukan struktur modalnya. Sementara itu dapat dianalisis bahwa pada

variabel laten struktur modal (capital structure) dilakukan aktivitas dropping

yaitu pada SP (saham preferen) yang dikarenakan pada indikator tersebut nilai

faktor loadingnya (0,122) kurang dari 0,5. Pengaruh saham preferen terhadap

struktur modal pada industri keuangan tidak kuat dikarenakan sebagian besar

saham dalam industri ini berasal dari saham pemegang kendali atau saham biasa.

Variabel laten ukuran perusahaan (size), indikator TA (total aktiva) dan TP

(total penjualan) tidak dilakukan aktivitas dropping dikarenakan faktor loading

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

18

yang di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan

dapat diukur dengan melihat total aktiva maupun total penjualan perusahaan

tersebut dimana baik total aktiva maupun total penjualan memiliki peranan yang

sama penting pada perusahaan jasa sektor keuangan. Indikator total aktiva dan

total penjualan pada perusahaan jasa sektor keuangan dapat dilihat dari nilai faktor

loadingnya dengan masing-masing memiliki nilai 0,969 dan 0,965. Nilai faktor

loading kedua indikator tersebut mendekati nilai 1,000 dimana semakin tinggi

nilai faktor loading maka semakin merefleksikan indikator terhadap variabel laten

(konstruk). Kebanyakan aset pada perusahaan jasa sektor keuangan pada

umumnya merupakan aset moneter. Nilai aset moneter lebih mudah diukur

daripada aset fisik lainnya seperti gedung, peralatan, serta hak paten dan aktiva

tak berwujud lainnya. Sedangkan total penjualan pada perusahaan jasa sektor

keuangan sebagian besar berasal dari pendapatan bunganya dan tingkat laba dari

banyak transaksi tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen

dilakukan.

Pada variabel laten profitabilitas (profitability) hanya indikator ROA

(Return on Asset) yang dihilangkan dari model dikarenakan nilai faktor

loadingnya (-0,025) di bawah 0,5. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang

tidak kuat ROA terhadap profitabilitas dalam industri ini dikarenakan pada

umumnya pengukuran menggunakan ROA hanya berfokus pada tujuan jangka

pendek sementara itu perusahaan jasa sektor keuangan memfokuskan pada tujuan

jangka panjang begitu pula dengan perusahaan lain pada umumnya.

Variabel laten pertumbuhan aktiva (asset growth), faktor loading ATL

(aktiva tidak lancar) kurang dari 0,5 sehingga harus dibuang (dropping)

sedangkan AL (aktiva lancar) awalnya memiliki nilai lebih dari 0,5 sehingga tidak

dilakukan proses dropping sehingga hanya AL yang merefleksikan variabel laten

pertumbuhan aktiva. Namun dikarenakan variabel laten pertumbuhan aktiva hanya

memiliki indikator AL maka indikator AL harus langsung merefleksikan struktur

modal. Setelah dilakukan calculate kembali, ternyata faktor loading AL menjadi

kurang dari 0,5 sehingga indikator AL juga harus dibuang dari model. Hal ini

menunjukkan bahwa pada perusahaan jasa sektor keuangan tingkat pertumbuhan

aktiva perusahaan yang diwakili oleh indikator AL dan ATL tidak bisa

menjelaskan variabel laten struktur modal (capital structure). Aktiva lancar pada

perusahaan jasa sektor keuangan sebagian besar terdiri dari investasi dan piutang

pembiayaan, portofolio efek, deposito dan kas. Sedangkan aktiva tidak lancar

pada perusahaan jasa sektor keuangan sebagian besar terdiri dari aset tetap dan

aset lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan tinggi atau rendahnya

pertumbuhan aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar suatu perusahaan keuangan

tidak akan mempengaruhi manajemen dalam menentukan struktur modalnya.

Discriminant Validity

Validitas discriminant bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya

variabel konstruk. Cara yang dapat digunakan untuk menguji validitas

discriminant adalah dengan melihat nilai AVE (Average Variance Extracted)

setiap konstruk. Suatu konstruk dikatakan valid jika nilai AVE lebih besar dari 0,5

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

19

Tabel 6 Nilai AVE masing-masing konstruk

Nilai AVE

Capital Structure 0,969231

Profitability 0,772974

Size 0,935289

Dari Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa nilai AVE masing-masing konstruk

yaitu Struktur Modal (Capital Structure), Profitabilitas (Profitability), dan Ukuran

Perusahaan (Size) valid dikarenakan AVE > 0,5

Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, pengukuran model juga dilakukan untuk menguji

reliabilitas suatu konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi,

konsistensi, dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk (Ghozali 2012).

Untuk mengukur reliabilitas dapat menggunakan dua cara yaitu Cronbach’s Alpha

dan Composite Reliability. Namun demikian nilai Cronbach’s Alpha yang

dihasilkan PLS sedikit under estimate sehingga lebih disarankan untuk

menggunakan Composite Reliability (Ghozali 2012). Konstruk dikatakan reliabel

jika nilai Composite Reliability di atas 0,70.

Tabel 7 Nilai Composite Reliability masing-masing konstruk

Composite Reliability

Capital Structure 0.984375

Profitability 0.871949

Size 0.966563

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing

konstruk atau variabel laten adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas.

Model Struktural (Inner Model)

Model Struktural atau inner model menggambarkan hubungan antara

variabel laten (konstruk) yang dievaluasi menggunakan R-Square untuk konstruk

dependen. Berikut nilai R-Square untuk masing-masing konstruk atau peubah

laten:

Tabel 8 Hasil R-Square

Tabel di atas menunjukkan bahwa struktur modal dapat dijelaskan oleh

karakteristik ukuran perusahaan dan profitabilitas sebesar 96,9% dan sisanya

sebesar 3,1% dijelaskan variabel lain. Kemudian struktur modal tidak dapat

dijelaskan oleh karakteristik pertumbuhan penjualan, risiko bisnis dan

pertumbuhan aktiva.

R-Square

Capital Structure 0.969601

Profitability Size

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

20

Evaluasi model dilakukan dengan melihat nilai signifikansi untuk

mengetahui pengaruh antar variabel konstruk melalui prosedur bootstrapping.

Untuk melihat pengaruh antar variabel laten (konstruk) dapat dilihat dari T-

Statistiknya. Nilai signifikansi yang digunakan pada penelitian ini adalah T Value

= 1,96 (significance level = 5%). Jika T-Statistik > 1,96 maka dapat disimpulkan

bahwa variabel laten berpengaruh signifikan. Selanjutnya, jika Original Sample >

0 maka variabel laten memiliki pengaruh positif sebaliknya jika Original Sample

< 0 maka variabel laten memiliki pengaruh negatif. Tabel 8 berikut ini

menunjukkan koefisien untuk setiap jalur hipotesis dan nilai t statistiknya yang

diperoleh menggunakan metode bootstrapping.

Tabel 9 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

Profitability

-> Capital

Structure

-0.009960 -0.010111 0.011135 0.011135 0.894485

Size ->

Capital

Structure

0.987375 0.987854 0.005884 0.005884 167.806538

Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa variabel laten (konstruk)

profitabilitas (profitability) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap struktur modal (capital structure). Memiliki pengaruh negatif

dikarenakan nilai pada original sample (-0,009960) dimana nilainya berada di

bawah nol, sedangkan pengaruh tidak signifikan dapat dilihat dari T Statisticsnya

(0,894485) yang lebih kecil dari 1,96 pada selang kepercayaan 5%. Hasil ini

sesuai dengan teori Pecking Order yang mengatakan bahwa semakin tinggi

profitabilitas suatu perusahaan maka semakin rendah struktur modalnya

dikarenakan perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebagai sumber

pembiayaan. Hubungan antara variabel laten ukuran perusahaan (Size) terhadap

struktur modal (capital structure) memiliki pengaruh positif dan signifikan pada

selang kepercayaan 5%. Hal ini dilihat dari nilai original sample (0,987375)

dimana nilainya berada di atas nol dan nilai T Statistics (167,806538) dimana

nilainya lebih besar dari 1,96. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan yang besar

maka akan mempermudah perusahaan jasa keuangan untuk memperoleh penilaian

kredit yang baik atas pinjaman-pinjaman yang dilakukan dan memperoleh tingkat

bunga yang lebih rendah atas pinjamannya. Selain itu, perusahaan jasa keuangan

yang besar dimana sahamnya tersebar luas akan lebih berani mengeluarkan saham

yang baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan

penjualan dibandingkan dengan perusahaan jasa keuangan yang kecil.

Sementara variabel laten yang lain yaitu pertumbuhan penjualan (sales

growth), risiko bisnis (business risk), dan pertumbuhan aktiva (asset growth) tidak

memiliki hubungan dan pengaruh sama sekali terhadap struktur modal (capital

structure) perusahaan jasa sektor keuangan dikarenakan variabel-variabel tersebut

telah dihapus pada model struktur modal sehingga dapat disimpulkan besar atau

kecilnya baik pertumbuhan penjualan, risiko bisnis maupun pertumbuhan aktiva

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

21

tidak akan mempengaruhi perusahaan jasa sektor keuangan dalam menentukan

keputusan struktur modalnya.

Implikasi Manajerial

Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal

yang menunjukkan ukuran perusahaan yang diukur menggunakan manifest total

aktiva dan total penjualan yang besar akan mempermudah manajemen untuk

menarik investor maupun mendapatkan pinjaman sehingga manajemen

perusahaan keuangan haruslah memperhatikan ukuran perusahaan karena semakin

besar ukuran perusahaan maka struktur modalnya juga semakin besar dimana jasa

keuangan membutuhkan aset dalam jumlah banyak. Selain itu hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel seperti ukuran perusahaan dan profitabilitas

mempengaruhi struktur modal perusahaan jasa sektor keuangan dimana variabel-

variabel tersebut merupakan variabel yang dapat dikendalikan perusahaan

sehingga dengan memperhatikan variabel-variabel tersebut diharapkan dapat

menentukan kebijakan struktur modal yang paling optimal serta meningkatkan

nilai perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal pada perusahaan jasa sektor keuangan maka dapat disimpulkan

bahwa dalam menentukan struktur modal pada perusahaan jasa sektor keuangan

dapat dilihat dari ukuran perusahaan maupun profitabilitas perusahaan tersebut.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari indikator total aktiva dan total penjualan

perusahaan tersebut sedangkan profitabilitasnya dapat dilihat dengan

menggunakan indikator return on equity (ROE) dan net profit margin (NPM).

Komposisi obligasi, saham biasa, dan saham preferen tertinggi terjadi pada

perusahaan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, PT Minna Padi Investama

Tbk, dan PT Arthavest Tbk sedangkan komposisi obligasi, saham biasa, dan

saham preferen terendah berturut-turut terjadi pada perusahaan PT Minna Padi

Investama Tbk, PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk, dan PT Reliance

Securities Tbk. Dari hasil penelitian dapat juga disimpulkan bahwa komposisi

rata-rata struktur modal pada perusahaan jasa sektor keuangan dimana terdiri dari

obligasi sebesar 74%, saham biasa sebesar 24% dan saham preferen sebesar 2%.

Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka keputusan menggunakan

obligasi/hutang maupun saham biasa akan meningkat sebagai sumber pendanaan

sehingga ukuran perusahaan sektor keuangan akan mempengaruhi struktur modal

perusahaan itu sendiri. Profitabilitas perusahaan yang meningkat menyebabkan

penggunaan struktur modal akan menurun yang disebabkan oleh kemampuan

perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya dengan menggunakan laba

ditahan. Pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva sama

sekali tidak memiliki hubungan dan pengaruh terhadap struktur modal.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

22

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran-saran yang dapat diberikan

melalui hasil penelitian adalah

1. Bagi perusahaan jasa sektor keuangan sebaiknya sebelum menentukan struktur

modal agar terlebih dahulu memperhatikan variabel ukuran perusahaan dan

profitabilitas. Dengan memperhatikan variabel ukuran perusahaan dan

profitabilitas, perusahaan dapat memutuskan struktur modal yang sesuai dan

optimal.

2. Agar variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal memperoleh hasil

yang akurat dan keputusan struktur modal terlihat jelas setiap tahunnya maka

perlu ditambahkan jangka waktu yang lebih lama dimana jangka waktu

laporan keuangan yang dilakukan peneliti yaitu satu tahun kurang dapat

memperoleh hasil yang baik.

3. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk variabel lain yang mempengaruhi

struktur modal dimana terdapat variabel lain yang mempengaruhi struktur

modal namun dalam penelitian ini tidak semua variabel diteliti dikarenakan

keterbatasan informasi dan laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

[BI] Bank Indonesia. 2013. Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2012.

[internet]. [diunduh 2013 Desember 10]. Tersedia pada:

http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-tahunan/perekonomian/Default.aspx.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Bruto Indonesia Menurut

Lapangan Usaha 2013. [internet]. [diunduh 2013 Desember 10]. Tersedia

pada: http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=2&id_subyek=11.

Brigham EF, Houston JF. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Delapan. Jakarta

(ID): Erlangga.

Chin W W. 1998. The partial least squares approach for structural equation

modeling. in G. A. Marcoulides (Ed.), Modern methods for business research

(pp. 295-236). London (GB): Lawrence Erlbaum Associates.

Chin W W, Newsted PR. 1999. Structural equation modeling analysis with small

samples using partial least squares, In Statistical Strategies for Small Sample

Research, Hoyle, R.(ed.),Sage Publications, Thousand Oaks,CA,,pp.307-341.

Ghozali I, Hendrajaya. 2000. Pengaruh Hutang Bank Terhadap Struktur Modal

Optimal Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi. [internet].

[diunduh 2013 Desember 6]; 5: 38-45. Tersedia pada:

http://eprints.undip.ac.id.

Ghozali I, Latan H. 2012. Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0 M3.

Semarang (ID): Badan Penerbit UNDIP.

Horne JC, Wachowicz JR, J.M. 2005. Fundamental of Financial Management,

12𝑡ℎ Edition. New Jersey (US): Prentice-Hall, Inc.

Indriyo G. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta (ID): BPFE

UGM.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

23

Kartini, Arianto T. 2008. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan

Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan

Manufaktur. Jurnal Keuangan dan Perbankan. [internet]. [diunduh 2013

Desember 3]; 12(1): 11-21. Tersedia pada:

http://jurkubank.wordpress.com/2012/01/12/daftar-isi-vol-12-no-1-januari-

2008.

Mas’ud M. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan

Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan. Manajemen dan Bisnis 7(1).

Riyanto B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4 Cetakan

Ketujuh. Yogyakarta (ID): BPFE UGM.

Saidi. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan

Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi

[internet]. [diunduh 2013 Desember 5]; 11(1): 44-58. Tersedia pada:

http://osrel.stie-mce.ac.id/?page=journal&level=nat&id=0303.

Mayangsari S. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hyphotesis. Media Riset

Akuntansi, Auditing, dan Informasi. [internet]. [diunduh 2013 Desember 7];

1(3): 1-26. Tersedia pada: http://www.fe.trisakti.ac.id.

Sundjaja R, Barlian I. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta (ID):

Literata Lintas Media.

Van Horne JC, Wachowicz JM.2007. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.

Jakarta (ID): Salemba Empat.

Weston JF, Copeland TE. 1997. Manajemen Keuangan. Jilid 2.Edisi Kesembilan.

Binarupa Aksara. Jakarta. Alih Bahasa: A. Joko Wasana dan Ki Brandoko.

Yuniningsih. 2002. Interdependensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio,

Financial Leverage dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. [internet]. [diunduh 2013

Desember 16]; 9(2): 164-182. Tersedia pada: http://id-

jurnal.blogspot.com/2008/04/jurnal-bisnis-dan-ekonomi-september_05.html.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

24

Lampiran 1 Daftar sampel Perusahaan Jasa Sektor Keuangan yang listing di

Bursa Efek Indonesia tahun 2012

No

Perusahaan Jasa

Sektor Keuangan

yang listing di BEI

tahun 2012

Nama Perusahaan

1 Sub Sektor

Perbankan

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO),

PT Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP), PT Bank

Capital Indonesia Tbk (BACA) PT Bank Ekonomi

Raharja Tbk (BAEK) PT Bank Central Asia Tbk

(BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI),

PT Bank Nusantara PArahyangan Tbk (BBNP) PT

Bank Mutiara Tbk (BCIC), PT Bank Pundi

Indonesia Tbk (BEKS), PT Bank Bumi Arta Tbk

(BNBA), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT

Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII), PT Bank

Permata Tbk (BNLI), PT Bank Sinar Mas Tbk

(BSIM), PT bank Swadesi Tbk (BSWD), PT Bank

Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT

Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Bank

Artha Graha International Tbk (INPC), PT Bank

Mega Tbk (MEGA), PT Bank NISP OCBC Tbk

(NISP), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT

Bank Pan Indoneisa Tbk (PNBN), PT Bank

Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA)

2 Sub Sektor

Perusahaan Efek

PT Reliance Securities Tbk (RELI), PT Kresna

Graha Sekurindo Tbk (KREN), PT Minna Padi

Investama Tbk (PADI), PT Panin Sekuritas Tbk

(PANS)

3 Sub Sektor Lembaga

Pembiayaan

PT Buana Finance Tbk (BBLD), PT BFI Finance

Indonesia Tbk (BFIN), PT Batavia Prosperindo

Finance Tbk (BPFI), PT Mandala Multifinance Tbk

(MFIN), PT Tifa Finance Tbk (TIFA), PT Wahana

Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF)

4 Sub Sektor Asuransi PT Auransi Bina Dana Arta Tbk (ABDA), PT

Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG), PT

Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM), PT Asuransi

Ramayana Tbk (ASRM), PT Lippo General

Insurance Tbk (LPGI), PT Panin Insurance Tbk

(PNIN)

5 Sub Sektor Keuangan

Lainnya

PT Arthavest Tbk (ARTA), PT Bhakti Capital

Indonesia Tbk (BCAP), PT Equity Development

Investment Tbk (GSMF), PT Panin Financial Tbk

(PNLF), PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA)

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

25

Lampiran 2 Komposisi Obligasi, Saham Biasa, dan Saham Preferen Pada

Perusahaan Jasa Sektor Keuangan

Emiten

Komposisi (%)

Obligasi Saham Biasa Saham Preferen

AGRO 88.2319 11.7545 0.0136

BABP 90.3974 9.3613 0.2413

BACA 88.3910 11.2770 0.3320

BAEK 89.4222 10.4332 0.1447

BBCA 88.2847 11.6992 0.0161

BBNI 86.9412 13.0431 0.0157

BBNP 91.9478 7.6093 0.4428

BCIC 91.8377 8.1558 0.0066

BEKS 91.4852 8.2021 0.3127

BNBA 85.0006 14.4970 0.5024

BNGA 88.5682 11.4233 0.0085

BNII 91.6496 8.3158 0.0346

BNLI 90.5192 9.4671 0.0137

BSIM 87.9513 12.0223 0.0264

BSWD 85.2890 14.1008 0.6103

BTPN 86.9116 13.0488 0.0395

BVIC 89.7638 10.1246 0.1117

INPC 90.5766 9.1164 0.3070

MEGA 90.3973 9.5688 0.0339

NISP 88.6893 11.2025 0.1082

NOBU 78.9666 20.9587 0.0747

PNBN 88.1394 11.0250 0.8357

SDRA 92.9421 6.8804 0.1775

RELI 63.7097 36.2997 -0.0094

KREN 46.8647 53.1308 0.0045

PADI 13.4986 86.3806 0.1208

PANS 42.6792 56.3153 1.0055

BBLD 70.9676 28.6891 0.3433

BFIN 56.4439 43.4192 0.1370

BPFI 64.3857 35.5954 0.0189

MFIN 78.1312 21.2165 0.6523

TIFA 77.9345 22.0609 0.0046

WOMF 86.7308 13.0601 0.2091

ABDA 65.4059 34.5941 0.0000

AMAG 43.2941 56.7059 0.0000

ASDM 82.4076 17.5924 0.0000

ASRM 85.0117 14.9864 0.0018

LPGI 30.9422 69.0578 0.0000

PNIN 28.6310 41.9417 29.4273

ARTA 24.3860 44.0646 31.5494

BCAP 77.3122 22.6850 0.0028

GSMF 78.8931 18.6414 2.4655

PNLF 29.3579 70.6421 0.0000

SMMA 66.6842 21.7817 11.5341

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ... · faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko, ukuran perusahaan, pajak, ... maupun

26

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Heru Hamonangan Simangunsong, lahir pada

tanggal 9 Oktober 1992 di Medan. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan

Bapak Mascod Antonius Simangunsong dan Ibu Tiurlan Christina Siregar. Penulis

memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Budi Murni 2 Medan pada tahun

1997 hingga tahun 1998. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Dasar Katolik Budi Murni 2 Medan dan lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah pertama di Sekolah Menengah

Pertama Katolik Putri Cahaya Medan pada tahun 2004 hingga 2007. Setelah itu,

penulis melanjutkan pendidikan menengah ke atas di Sekolah Menengah Atas

Swasta Sutomo 1 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis

diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor melaui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN).

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis cukup aktif dalam organisasi

kemahasiswaan di lingkungan universitas. Pada tahun 2011 penulis menjadi

anggota tim panti asuhan Bina Harapan Komisi Pelayanan Anak di Unit Kegiatan

Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB sampai tahun 2012, setelah itu

penulis juga menjadi Staff Finance Himpunan Profesi Centre of Management IPB

di Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada periode jabatan 2012-2013. Penulis

juga kerap kali mengikuti kepanitiaan di IPB seperti Sportakuler (2011, 2012),

Masa Perkenalan Departemen (MPD) Manajemen 48 IPB (2012), Economic

Contest IPB (2013), dan The 14𝑡ℎ Malaysia-Indonesia International Conference

In Economics, Management and Accounting 2013 (MIICEMA 2013).