Top Banner
anakku mukul. kenapa, ya?
23

Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

May 25, 2015

Download

Documents

24hourparenting
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

anakku mukul. kenapa, ya?

Page 2: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

anakku mukul. kenapa, ya?

words: tari sandjojo

Page 3: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Memukul adalah suatu fase dalam perkembangan anak.

Page 4: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Bayangkan, dari kondisi di mana semuanya terpusat pada dirinya,

tiba-tiba anak harus berinteraksi dengan anak lain.

Page 5: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Dalam proses belajar berinteraksi dengan anak lain, ada fase ketika anak mencari cara yang tepat.

Page 6: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Selain belajar aturan dalam bermain, yang paling penting, anak juga belajar

mengenal dan mengekspresikan emosinya.

Page 7: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Kadang, memukul itu merupakan proses belajar untuk memahami konsep sosialisasi dan emosi

yang tentunya rumit untuk anak.

Page 8: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Setiap aspek perkembangan; fisik, sosial, emosi, dan kognisi;

berkembang terus dengan tantangan yang berbeda pada setiap tahapannya.

Page 9: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Pada perkembangan emosi dan sosial anak, selalu ada tantangannya.

Page 10: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Untuk anak usia 1-2 tahun, karena belum lancar bicara, memukul jadi cara untuk mengekspresikan emosi.

Pada usia 4-6 tahun, tantangannya adalah memahami aturan dan berbagi.

Page 11: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Orang dewasa saja sulit mengekspresikan emosi dengan benar,

apalagi anak yang belum lancar bicara. Memukul lebih cepat mengekpresikan emosinya.

Page 12: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Sebelum kita melakukan sesuatu terhadap kebiasaan memukul itu,

kita harus tahu dulu apa alasan anak memukul.

Page 13: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Alasan anak melakukan tindakan agresif, seperti memukul dan mendorong,

bisa karena membela diri, stres, marah, frustrasi, atau lelah.

Page 14: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Bisa juga karena belum bisa mengekspresikan diri secara verbal, stimulasi berlebihan,

kurang pengawasan, atau mencari perhatian.

Page 15: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Jangan fokus pada ‘memukul’ saja. Cari penyebabnya,

agar bisa ditemukan jalan keluar yang tepat.

Page 16: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Memukul memang tidak baik. Namun, yang namanya belajar, pasti ada salahnya.

Agar tidak kebablasan, atasi sumbernya.

Page 17: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Observasi anak lebih dekat. Siapa yang biasanya dipukul?

Teman tertentu atau semua orang? Apakah melibatkan mainan?

Page 18: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Perhatikan apakah memukul hanya terjadi di sekolah atau di situasi lain juga?

Apakah di siang hari atau malam hari? Emosinya marah atau excited ?

Page 19: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Data dari pertanyaan-pertanyaan tadi, bisa memberi tahu kita tentang pola sikap agresif anak

dan kita bisa mencari cara mengatasinya.

Page 20: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Jika kita bisa tahu pola pemukulan anak, kita bisa membuat kesepakatan dengan anak

jika harus berada dalam situasi seperti itu.

Page 21: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Konsekuensi bisa diberikan pada anak di atas 3 tahun yang sudah bisa diajak membuat kesepakatan.

Misalnya, sering memukul di tempat bermain umum, maka untuk sementara tidak pergi ke tempat itu

karena anak belum siap bermain di sana.

Page 22: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Jika situasinya bisa dihindari, misalnya untuk anak yang lebih kecil, hindari saja.

Ini berlaku seperti pada anak memukul karena kelelahan. Berarti jangan ada kegiatan mendekati jam istirahat.

Page 23: Anakku Mukul. Kenapa, Ya?

Isu terbesar untuk pola agresif anak di bawah 3 tahun melibatkan mainan.

Antisipasinya bisa dengan membawa mainan kesayangan anak yang boleh TIDAK dipinjamkan,

sementara mainan lain boleh.