Top Banner

of 22

Anak Sehat BCG

Apr 04, 2018

Download

Documents

Rini Setiani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    1/22

    LAPORAN ILMIAH

    ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SEHAT

    IMUNISASI BCG

    DI BPS NY.SRI WAHYUNI

    MEDOHO - SEMARANG

    Disusun oleh :

    ASIH WERDININGSIH

    P1 7424 1 09 084

    Reguler B Semester IV

    PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMARANG

    POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SEMARANG

    2010

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    2/22

    LEMBAR PENGESAHAN

    Laporan ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Anak sehat imunisasi

    BCG di BPS NY. Sri Wahyuni , Medoho - Semarang telah disahkan pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Semarang, Mei 2011

    Pembimbing Klinik Praktikan

    Sri Wahyuni, S.SiT Rina Rizqiati

    Mengetahui,

    Pembimbing Akademik

    Bahiyatun, S.Pd, S.SiT, Mkes

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    3/22

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat,

    taufik, hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Ilmiah

    dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Anak Sehat dengan Kebutuhan

    Imunisasi

    Penyusun menyadari bahwa laporan kami masih banyak kekurangan dan

    masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang

    bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini dan akhirnya penyusun

    berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada penyusun

    khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

    Semarang, Mei 2011

    Penyusun

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    4/22

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Hasil penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia

    harapan hidup di suatu negara berkaitan yaitu bahwa makin rendah angka

    kelahiran makin tinggi usia harapan hidup. Untuk itu pencegahan terhadap

    infeksi merupakan upaya yang menentukan situasi tersebut dan mutlak harus

    dilakukan dalam perjalanan hidupnya

    Secara konvensional, upaya pencegahan penyakit maupun cidera dan

    keracunan dapat dilakukan dengan tiga kategori yaitu pencegahan primer,

    sekunder dan tersier. Pencegahan primer adalah semua upaya untuk

    menghindari terjadinya sakit atau kejadian yang mengakibatkan seseorang

    menderita sakit atau cacat. Vaksinasi dan imunisasi termasuk dalam pencegahan

    primer. Pencegahan sekunder apabila dengan deteksi dini diketahui adanya

    penyimpangan kesehatan bayi atau anak sehingga intervensi dapat dilakukan

    secepatnya. Sedangkan pencegahan tersier adalah membatasi berlanjutnya suatu

    penyakit dengan upaya pemulihan seorang penderita penyakit agar ia mampu

    hidup mandiri tanpa bantuan orang lain.

    Program imunisasi di Indonesia semakin penting kedudukannya dalam

    upaya mencapai Indonesia sehat 2010. Karena sampai saat ini masih banyak

    masalah-masalah yang dihadapi Negara Indonesia dalam bidang kesehatan,

    salah satunya adalah masih tingginya (AKB) Angka Kematian Bayi yaitu

    banyaknya bayi (usia 0 - 12 bulan) yang meninggal per 1000 kelahiran hidup

    yang merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui derajat

    kesehatan di suatu negara.

    Dengan pemberian imunisasi diharapkan bayi dalam kondisi sehat

    secara normal dan dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia penerus

    bangsa yang berkualitas. Demikian juga halnya dengan kemampuan pelayanan

    kesehatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, misalnya

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    5/22

    pelayanan imunisasi dari umur 0-9 bulan. Dengan pemberian imunisasi secara

    lengkap diharapkan bayi mendapat kekebalan agar bayi tidak mudah tertular

    penyakit-penyakit seperti poliomielitis, difteria, tetanus neonatorum, pertusis,

    camapak, dan hepatitis B.

    B. Tujuan Penulisan

    1.Tujuan Umum

    Praktikan/mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada anak

    sehat dengan menerapkan manajemen kebidanan.

    2.Tujuan Khusus

    a. Praktikan/mahasiswa mampu

    mengaplikasikan teori kedalam praktek klinik dalam asuhan kebidanan

    pada anak sehat yang diperoleh selama pendidikan.

    b. Praktikan/mahasiswa mampu

    mengembangkan pola pikir dalam bentuk tulisan maupun pelaporan.

    C. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang

    b. Tujuan Penulisan

    c. Sistematika Penulisan

    BAB II TINJAUAN TEORI

    BAB III TINJAUAN KASUS

    BAB IV PEMBAHASAN KASUS

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    6/22

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Pengertian Imunisasi

    Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif

    untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen,

    sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit.

    Vaksin adalah mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa,

    sehingga patogenenisitas atau toksiknya hilang tetapi masih mengandung sifat

    antigenisitas. Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan,

    yaitu :

    Kekebalan pasif

    Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu

    sendiri. Tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.

    Kekebalan aktif

    Kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti

    pada imunisasi (terpajan secara alamiah). Biasanya berlangsung lebih lama

    karena adanya memori imunologik.

    B. Tujuan Imunisasi

    Bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,

    dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi),

    serta menurunkan prevalensi penyakit. Selain itu memberikan kekebalan pada

    bayi dan anak dengan maksud menurunkan kematian dan kesakitan dan

    mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat dicegah dengan

    imunisasi.

    C. Respon Imun

    Ada 2 macam respon imun, yaitu respon imun primer dan respon imun

    sekunder.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    7/22

    1. Respon imun primer adalah

    respon imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan antigen.

    Antibody yang terbentuk kebanyakan adalah IgM dengan titer dan daya

    afinitas yang lebih rendah dibandingkann respon imun sekunder.

    2. Respon imun sekunder,

    antibody yang dibentuk adalah IgG dengan titer dan afinitas lebih tinggi,

    fase lebih pendek disbanding respon imun primer. Pada imunisasi, respon

    imun sekunder inilah yang nantinya diharapkan akan memberi respon

    adekuat bila terpajan dengan antigen yang serupa. Keberhasilan imunisasi

    juga tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

    a) Status imun penjamu

    b) Faktor genetik

    penjamu

    c) Kualitas dan kuantitas

    vaksin

    1. Cara

    pemberian Vaksin

    2. Dosis vaksin

    terlalu tinggi atau terlalu rendah

    3. Frekuensi

    pemberian

    4. Jenis vaksin,

    vaksin hidup akan menimbulkan respon imun lebih baik

    disbanding vaksin mati atau yang diinaktivasi.

    d) Persyaratan vaksin,

    ada 4 faktor sebagai persyaratan vaksin :

    1. Mengaktivasi APC untuk mempresentasikan antigen dan

    memproduksi interleukin.

    2. Mengaktivasi sel T dan sel B untuk membentuk sel memori

    3. Mengaktivasi sel T dan sel Tc terhadap beberapa epitop, untuk

    mengatasi variasi respon imun yang ada dalam polulasi.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    8/22

    4. Memberi antigen yang persisten.

    D. Jenis Vaksin

    Vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu bakteri/virus hidup yang

    dilemahkan dan bakteri/virus/komponennya yang dibuat tidak aktif

    (inactivated). Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab

    penyakit yang diproduksi dengan melakukan modifikasi virus atau bakteri

    penyebab penyakit. Mikroorganisme vaksin yang dihasilkan masih memiliki

    kemampuan untuk tumbuh (replikasi) dan menimbulkan kekebalan tapi tidak

    menyebabkan penyakit. Vaksin hidup bersifat labil dan dapat mengalami

    kerusalan bila kena panas dan sinar, maka harus dilakukan pengelolaan dan

    penyimpanan dengan baik dan hati-hati. Vaksin hidup yang tersedia saat ini

    adalah vaksin campak, gondongan, rubela, polio, rotavirus, demam kuning

    (virus hidup). BCG dan demam tifoid oral (bakteri hidup).

    Vaksin inactivated terdiri dari seluruh tubuh virus/bakteri, atau fraksi

    (komponen) dari kedua organisme tersebut. Dihasilkan dengan cara

    membiakkan bakteri/virus dalam media pembiakan kemudian dibuat tidak aktif

    (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia (biasanya formalin). Vaksin

    inactivated selalu membutuhkan dosis ganda, pada umumnya dosis pertama

    tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu sistem imun.

    Respon imun protektif baru timbul setelah dosis kedua/ketiga. Vaksin

    inactivated yang tersedia saat ini antara lain

    a. influenza, polio, rabies, hepatitisa A (seluruh sel virus inactivated).

    b. Pertusis, tifoid, kolera (seluruh bakteri inactivated).

    c. Hepatitis B, influenza, pertusis a-selular, tifoid Vi (vaksin fraksional

    yang termasuk sub-unit).

    d. Difteri, tetanus, botulinum (toksoid).

    e. Pneumokokus, meningokokus (polisakarida murni)

    f. Pneumokokus dan haemophilus influenzae tipe b (gabungan

    polisakarida)

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    9/22

    1. Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin)

    Memberi kekebalan terhadap penyakit tuberculosis. Berisi suspensiM.bovis

    hidup yang dilemahkan. Vaksin ini tidak mencegah infeksi tuberculosis

    tetapi mengurangi resiko tuberculosis berat. Diberikan pada bayi umur 2

    bulan, untuk mencapai cakupan yang lebih luas pedoman Depkes tentang

    imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan tetap disetujui.

    Dosis untuk bayi 1 tahun 0,05 ml dan anak-anak 0,10 ml secara intracutan

    didaerah insersio M.deltoideus kanan, karena lebih mudah dilakukan (tidak

    terdapat lemak yang tebal, ulkus yang terbentuk tidak mengganggu struktur

    otot setempat) dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis bila

    diperlukan. BCG merupakan vaksin hidup, sehingga tidak boleh terkena

    sinar matahari, disimpan pada suhu 20 80C tidak boleh beku, vaksin yang

    diencerkan harus dibuang dalam 8 jam.

    Reaksi (KIPI) : Timbul bisul kecil yang semakin membesar dan dapat

    terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan, kemudian menyembuh perlahan

    dengan menimbulkan jaringan parut tanpa pengobatan khusus.

    Kontra Indikasi : Sedang menderita infeksi HIV/resti HIV, sedang

    mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum

    tulang/sistem limfe, anak dengan gizi buruk, demam tinggi, infeksi kulit

    yang luas, pernah sakit BCG, wanita hamil.

    2. Vaksin DPT

    Memberi kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis dan tetanus.

    Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (tidak boleh umur 6 minggu) dengan

    dosis 0,5 ml intramuscular, dengan interval 4-6 minggu. DPT-1 diberikan

    pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 3 bulan, DPT-3 pada umur 4 bulan.

    selanjutnya DPT-4 diberikan 1 tahun setelah DPT-3, yaitu pada umur 18-24

    bulan. DPT-5 pada saat masuk sekolah dasar (pada bulan imunisasi anak

    sekolah/BIAS).

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    10/22

    Reaksi KIPI : Demam ringan < 38,50C, kemerahan, bengkak, dan nyeri

    pada lokasi injeksi yang akan hilang dalam dua hari. Anak sering gelisah

    dan menangis terusbeberapa jam pasca suntikan.

    Kontra Indikasi : Demam > 380C atau kejang

    3. Vaksi polio oral (OPV)

    Kata polio (abu-abu) dan myelon (sumsum), berasal dari bahasa latin yang

    berarti medilla spinalis. Penyakit ini disebabkan oleh virus poliomyelitis

    pada medulla spinalis yang secara klasik menimbulkan kelumpuhan. Vaksin

    ini memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio. OPV (oral polio

    vaccines) berisi virus polio hidup, dapat diberikan bersamaan dengan DPT.

    IPV (inactivated polio vaccine) berisi antigen polio mati.

    Diberkan saat bayi lahir sebanyak 4 kali, mengingat OPV berisi virus polio

    hidup maka dianjurkan diberikan saat bayi meninggalkan RS/RB agar tidak

    mencemari bayi lain. Karena virus polio vaksin dapat diekskresi melalui

    tinja. Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4), interval tidak kurang dari 4

    minggu. Dosis OPV 2 tetes per oral (0,1 ml), IPV dalam kemasan 0,5 ml

    intramuscular. Polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polip-4,

    selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun). Disimpan tertutup pada suhu

    -150 sampai -250C. Pada imunisasi ini jarang terjadi reaksi KIPI.

    Kontraindikasi : Penyakit akut/demam ( 38,50C), muntah/diare berat

    harus ditunda.

    4. Vaksin campak

    Memberikan kekebalan terhadap penyakit campak. Di anjurkan diberikan

    dalam satu dosis 0,5 ml subkutan pada umur 9 bulan. diberikan sebanyak 1

    kali, namun dianjurkan pemberian imunisasi ulangan pada saat masuk

    sekolah dasar (5-6 tahun). Namun Disimpan pada suhu 20 80C, sebanyak 1

    kali.

    Reaksi KIPI : Demam > 39,50C yang terjadi pada hari ke 5-6 sesudah

    imunisasi berlangsung yang selama 2 hari.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    11/22

    Kontraindikasi : bayi yang menderita demem tinggi, ibu hamil, riwayat

    alergi, orang yang sedang memperoleh immunoglobulin/bahan-bahan yang

    berasal dari darah.

    5. Vaksin hepatitis B

    Memberi kekebalan terhadap penyakit hepatitis B. Diberikan segera setelah

    lahir, diberikan sedini mungkin 12 jam setelah lahir (Hep B-1). Hep B-2

    diberikan dengan interval 1 bulan setelah Hep B-1 (bayi umur 1 bulan).

    untuk respon optimal, interval Hep B-2 dan Hep B-3 minimal 2 bulan,

    terbaik 5 bulan. Hep B-3 diberikan 2-5 bulan setelah Hep B-2, yaitu pada

    umur 3-6 bulan. Disimpan pada suhu 40 80C, dengan dosis 0,5 ml

    intramuscular, dengan interval 4-6 minggu sebanyak 3 kali. Sasaran usia

    hepatitis B, yaitu :

    a. Semua BBL

    b. Individu yang pekrjaannya berresiko tertular

    c. Karyawan dilembaga cacat mental

    d. Pasien hemodialisis

    e. Individu yang serumah dengan pengidap hepatitis B / kontak

    akibat hubungan seksul

    f. Homoseksual, biseksual, heteroseksual.

    Reaksi KIPI : Tidak terdapat efeksamping, namun kadang menimbulkan

    demam ringan untuk 2 hari, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan,

    pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi.

    Kontraindikasi : umumnya berupa reaksi lokal ringan dan bersifat

    sementara, kadang demam ringan untuk 1-2 hari.

    E. Tata Cara Pemberian Imunisasi

    Sebelum melakukan imunisasi, dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut :

    1. Memberitahukan secara rici tentang resiko vaksinasi dan apabila tidak

    diimunisasi.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    12/22

    2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secapatnya bila

    terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan.

    3. Baca informasi tentang vaksin yang akan diberikan.

    4. melakukan Tanya jawab dengan arang tua atau pengasuh sebelum

    melakukan imunisasi.

    5. tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksinasi yang akan

    diberikan.

    6. periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila

    diperlukan.

    7. periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan

    dengan baik.

    8. periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda

    perubahan, periksa tanggal kadaluwarsa.

    9. yakinbahwa vaksin tersebut diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula

    vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.

    10. berikan vaksin dengan teknik yang benar.

    Hal-hal yang harus dilakukan setelah pemberian vaksin :

    1. Beri petunjuk (tertulis) kepada orang tua atau pengasuh, apa yang harus

    dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau yang lebih berat.

    2. catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis.

    3. catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas

    Kesehatan bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).

    4. periksa status iminisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan

    vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan.

    5. dalam situasi yang dilaksanakan untuk kelompok besar, pengaturan

    secara rinci bervariasi, namun rekomendasi tetap seperti diatas dan

    berpegang pada prinsip higienis, surat persetujuan yang valid dan

    pemeriksaan sebelum imunisasi harus dikerjakan.

    Penyimpanan

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    13/22

    Aturan umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus

    didinginkan pada temperature 20 80C dan tidak membeku. Beberapa vaksin

    akan tidak aktif bila beku (DTP, Hib, Hepatitia B dan A). Namun ada vaksin

    yang dapat disimpan dalam keadaan beku, yaitu OPV dan yellow Fever.

    Pengenceran

    Vaksin kering dan beku harus diencerkan dengan cairan kusus dan

    digunakan dalam periode tertentu. Jika vaksin sudah diencerkan, harus diperiksa

    tanda-tanda kerusakannya (warna dan kejernihan). Vaksin campak yang telah

    diencerkan cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran

    21 steril dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum 23 dengan panjang 25 mm

    untuk menyuntikkan vaksin.

    Pembersihan Kulit

    Tempat penyuntukan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan.

    Namun bila kulit telah bersih, antiseptik kulit tidak diperlukan.

    Pemberian Suntikan

    Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntukan intramuscular atau

    cubcutan dalam. Tapi terdapat pengecualian pada jenis vaksin OPV diberikan

    per-oral dan BCG dengan suntukan intradermal (dalam kulit)bagi petugas

    kesehatan yang kurang berpengalaman dalam memberikan suntikan subkutan

    dalam, dianjurkan untuk memberikan dengan cara intramuscular.

    Teknik Dasar dan Ukuran Jarum

    Pada setiap suntukan harus digunakan semprit dan jarum baru, sekali

    pakai dan steril. Standar jarum suntik dengan ukuran panjang 25mm. pada bayi

    kurang bulan dan bayi kecil dipakai jarum ukuran 26, panjang 16mm. untuk

    suntikan subkutan pada lengan atas, pakai jarum ukuran 27, panjang 12mm.

    untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa gemuk, pakai jarum ukuran

    23, panjag 38mm. untuk suntikan intradermal pada vaksin BCG pakai jarum

    ukuran 25-27, panjang 10mm.

    Arah Sudut Jarum pada Suntikan Intramuskular

    Jarum disuntikkan dengan sudut 450 600 kedalam otot, akan

    mengalami hambatan ringan pada waktu jarum masuk ke dalam otot. Kerusakan

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    14/22

    saraf dan pembuluh vaskuler dapat terjadi apabila suntikan diarahkan pada

    sudut 900 .

    Tempat Suntikan yang Dianjurkan

    Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi

    pada bayi dan anak-anak usia dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternatif

    untuk vaksinasi pada anak-anak yang lebih besar (sudah bisa berjalan) dan

    orang dewasa. Untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit diatas insersi

    otot deltoid (lengan atas), sebab suntikan diatas puncak pundak memberi resiko

    terjadinya keloid.

    Posisi Anak dan Lokasi Suntikan

    Vaksin yang diberikan harus diberikan pada bagian dengan resiko paling

    kecil terhadap kerusakan saraf, pembuluh darah vaskuler dan jaringan lainnya.

    1) Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal

    dan besar, yang mengisi bagian anterolateral paha. Vaksin harus diberikan

    kedalam batas antara sepertiga otot bagian tengah yang merupakan bagian

    yang paling tebal dan padat. Anak diletakkan diatas meja periksa, dipegang

    oleh orang tua/pengasuh/posisi setengah tidur pada panghuan orang tua.

    Kedua tangan dipegang menyilang, paha dipegang antara jempol dan jari-

    jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan dan

    membuatnya lebih lancar.

    2) Deltoid, yang baik adalah pada tengah otot,

    yaitu separuh antara akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum

    ditusukkan dengan sudut 500 600 mengarah pada akromion. Untuk

    mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan

    atas dari pundak sampai siku terbuka.

    Pengambilan Vaksin dari Botol (Vial)

    Untuk vaksin yang diambil menembus tutp karet atau yang dilarutkan,

    harus memakai jarum baru. Bila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka,

    maka dapat memakai jarum yang sama.

    Pemberian Dua atau Lebih vaksin pada Hari yang sama

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    15/22

    Pemberian vaksin yang berbeda sesuai umur dihari yang sama telah

    dianjurkan. Vaksin inactivated dan vaksin hidup, khususnya yang telah

    terjadwal, dapat diberikan pad Seventeen - 10[1]. Ayah.mp3 a lokasi yang

    berbeda saat kunjungan hari itu. Lebih dari satu macam vaksin virus hidup

    dapat diberikan pada hari yang sama, tetapi apabila hanya satu yang

    diberikan,vaksin virus hidup yang kedua tidal bolej diberikan dalam waktu 4

    minggu dari vaksin yang pertama, sebeb respon vaksin kedua mungkin telah

    berkurang.

    F. Jadwal Imunisasi

    Jadwal imunisasi secara berkala akan dievaluasi penyempurnaan,

    berdasarkan pada perubahan pola penyakit, kebijakan Depkes/WHO dan

    pengedaan vaksin di Indonesia. Berikut merupakan jadwal pemberian imunisasi

    rekomendasi IDAI

    Jenis Vaksin Jumlah

    Vaksinasi

    Selang Waktu

    Pemberian

    Dosis Sasaran

    BCG

    DPT

    Polio

    Campak

    Hepatitis B

    1 kali

    3 kali

    4 kali

    1 kali

    3 kali

    -

    4 minggu

    4 minggu

    -

    4-6 minggu

    0,05 ml (intarcutan)

    0,5 ml (intramuscular)

    2 tetes per oral

    0,5 ml (sub-kutan)

    0,5 ml (intramuscular)

    Bayi 2 bulan

    Bayi usia1,2,3 bulan

    Setelah bayi lahir

    Bayi usia 9 bulan

    Setelah bayi lahir

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    16/22

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SEHAT DENGAN KEBUTUHAN

    IMUNISASI BCG

    I. PENGKAJIAN

    Tanggal : 1 Juni 2011

    Waktu : 06.30 WIB

    Tempat : BPS Ny. Sri Wahyuni

    II IDENTITAS

    a. Identitas Bayi :

    Nama : By Ny W

    Tanggal/Jam lahir : 6 April 2011/ pukul 20.00 WIB

    Jenis Kelamin : Perempuan

    b. Identitas Orang tua :

    Nama ibu : Ny. W

    Umur : 24 th

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Swasta

    Alamat : Gajah timur Dalam

    Nama suami : Tn. H

    Umur : 28 th

    Agama : Islam

    Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : Swasta

    Alamat : Gajah timur Dalam

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    17/22

    III. Data Subyektif

    1. Alasan Datang : Ibu menyatakan ingin mengimunisasikan bayinya

    Keluhan Utama: Ibu menyatakan tidak ada keluhan

    2. Riwayat Kesehatan :

    Dahulu : Bayi lahir normal, menangis spontan, tidak ada kelainan bawaan.

    Sekarang : Bayi sehat, bayi akan diimunisasi Hepatitis 3 dan polio 4.

    Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit DM, jantung, hipertensi, malaria,

    asma, PMS, HIV/AIDS dan keturunan kembar

    3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas :

    Dahulu : tidak ada

    Sekarang : Aterem, perempuan, BB 3000gr, PB 47cm, lahir spontan,

    ditolong bidan, nifas normal.

    4. Riwayat tumbang :

    Pertumbuhan BB : normal, kenaikan BB rata-rata 350gr/bulan.

    Perkembangan anak : Baik, bayi sudah bisa duduk

    Kelainana bawaan : Tidak ada

    5. Riwayat Imunisasi :

    Tgl 6 4 2011 : Hb 1, Polio 1

    6. Pola kebiasaan sehari-hari :

    a. Pola nutrisi : Bayi masih minum ASI tanpa jadwal.

    b. Pola eliminasi : Bayi BAB 3x/hari, BAK 7x/hari

    c. Pola istirahat : Bayi tidur rata-rata 14 jam sehari

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    18/22

    d. Pola aktifitas : Bayi aktif dan sudah bias duduk

    IV. DATA OBYEKTIF

    1. Pemeriksaan Umum :

    Keadaan Umum : baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Vital sign : N = 120x/mnt

    RR = 40x/mnt

    T = 360C

    2. Pengukuran Antropometri :

    BB : 8000 gr

    PB : 67 cm

    LK : - cm

    LD : - cm

    Lila : - cm

    3. Status Praesent :

    Kepala : Mesochepal, simetris, tidak ada lesi, distribusi rambut

    merata.

    Muka : Simetris, tidak pucat, tidak mongoloid

    Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih jernih

    Hidung : Simetris, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada

    pembesaran polip.

    Mulut : Simetris, tidak labiopalatosisis, tidak stomatitis

    Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak OMA/OMP.

    Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid, dan vena

    jugularis

    Dada : Simetris, ekspansi maksimal, tidak ada retaraksi

    Pulmo/cor : Tidak ada stredor/murmur jantung

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    19/22

    Abdomen : Tidak ada lesi, tidak omfalokel

    Genetalia : Normal, JK perempuan

    Punggung : Normal, tidak ada spina bifida.

    Anus : Normal, tidak atresia ani

    Ekstremitas : Tidak ada lesi, tidak odem

    Kulit : Bersih, kemerahan, tidak ada lesi.

    V. ANALISA

    Bayi S Umur 1 bulan, dengan kebutuhan imunisasi BCG

    VI. PLANNING

    1. Menjelaskan tujuan imunisasi BCG kepada orang tua

    H : Ibu mengerti tujuan imunisasi BCG

    2. Menyiapkan alat imunisasi

    H : Alat imunisasi telah siap

    3. Menyiapkan pasien

    H : Pasien telah berbaring diatas bed dengan posisi terlentang, dibedong

    4. Memberikan imunisasi BCG secara IC dosis 0,05 ml

    H : Bayi telah diimunisasi BCG secara IC dosis 0,05 ml

    5. Menjelaskan kepada orang tua bahwa imunisasi ini tidak

    menimbulkan efek samping.

    H : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    20/22

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis, dapat ditemukan

    bahwa Bayi S merupakan bayi dengan kebutuhan imunisasi BCG. Hal tersebut

    dapat diketahui melalui tanda-tanda :

    Bahwa sebelumnya Bayi S telah mendapatkan imunisasi :

    Tgl 6 4 2007 : Hb 1, Polio 1

    Tgl 1 6 2007 : BCG

    Dari keterangan tersebut dapat ditetapkan bahwa Bayi S sehat, dengan

    kebutuhan imunisasi BCG dan diberikan penanganan sebagai berikut :

    1. Memberikan penjelasan mengenai tujuan imunisasi BCG kepada

    orang tua

    2. Menyiapkan alat imunisasi

    3. Membaringkan pasien diatas bed dengan posisi terlentang dengan

    dibedong

    4. Memberikan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml secara IC5. Menjelaskan kepada orang tua bahwa imunisasi ini tidak

    menimbulkan efek samping.

    Penanganan Anak Sehat dengan kebutuhan iunisasi BCG di BPS ini dinilai

    sudah cukup memenuhi standart teori yang telah ditetapkan, bayi S telah

    mendapatkan imunisasi BCG.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    21/22

    BAB V

    PENUTUP

    Dari semua tindakan asuhan kebidanan yang telah penulis laksanakan

    selama praktek di BPS Ny. Sri Harti, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

    dan saran sebagai berikut.

    A. Kesimpulan

    Dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi imunisasi BCG tidak

    menemukan adanya hambatan, ternyata dengan adanya ibu/keluarga untuk

    merawat bayinya dan memberikan imunisasi sesuai jadwal. Bisa terlihat saat

    penulis membimbing atau melaksanakan asuhan kebidanan.

    B. Saran

    Rekan-rekan mahasiswa/tenaga kesehatan serta kader agar selalu

    memperhatikan kemungkinan berbagai masalah yang dapat timbul setelah

    dilakukan imunisasi, maka petugas pemberi pelayanan imunisasi harus

    memberikan konseling tentang pengertian, manfaat imunisasi, tujuan, cara

    pemberian dan efek samping dari imunisasi yang akan diberikan serta

    keteraturan dan kesesuaian jadwal imunisasi.

  • 7/31/2019 Anak Sehat BCG

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    Ranuh. 2001. Buku Imunisasi Di Indonesia Edisi Pertama Tahun 2001. Jakarta :

    SATGAS IMUNISASI-IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA.

    Ranuh. 2005.Pedoman Imunisasi Di Indoneisa Edisi Kedua Tahun 2005. Jakarta :

    SATGAS-IKATAN DOKER ANAK INDONESIA.