Top Banner
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR PENDAHULUAN Kabupaten Tuban merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang banyak terdapat pegunungan kapur. Disamping itu di beberapa daerah di Tuban masih banyak terdapat kawasan yang mempunyai struktur tanah liat. Kedua bahan ini merupakan komponen utama penyusun semen . Melihat kenyataan ini menarik investor untuk mendirikan industri semen di kabupaten Tuban. Alasan tersebut diperkuat dengan posisi kabupaten Tuban yang berdekatan dengan laut sehingga memudahkan transportasi pengiriman produk ke beberapa daerah lain di Indonesia dan ke luar negeri. Industri semen menggunakan bahan baku utama batu kapur dan tanah liat yang banyak terdapat di kabupaten Tuban. Industri ini direncanakan akan didirikan di kabupaten Tuban. Industri semen merupakan industri yang kegiatannya bersatu dengan kegiatan penambangan. Proses- proses yang terdapat dalam industri semen antara lain : penyiapan bahan baku, penggilingan bahan baku (raw mill process), penggilingan batu bara, proses preheating serta proses pembakaran dan pendinginan klinker. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
31

Amdal Semen

Aug 13, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Amdal Semen

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR

PENDAHULUAN

Kabupaten Tuban merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang banyak

terdapat pegunungan kapur. Disamping itu di beberapa daerah di Tuban masih

banyak terdapat kawasan yang mempunyai struktur tanah liat. Kedua bahan ini

merupakan komponen utama penyusun semen . Melihat kenyataan ini menarik

investor untuk mendirikan industri semen di kabupaten Tuban. Alasan tersebut

diperkuat dengan posisi kabupaten Tuban yang berdekatan dengan laut sehingga

memudahkan transportasi pengiriman produk ke beberapa daerah lain di Indonesia

dan ke luar negeri.

Industri semen menggunakan bahan baku utama batu kapur dan tanah liat

yang banyak terdapat di kabupaten Tuban. Industri ini direncanakan akan didirikan

di kabupaten Tuban. Industri semen merupakan industri yang kegiatannya bersatu

dengan kegiatan penambangan. Proses-proses yang terdapat dalam industri semen

antara lain : penyiapan bahan baku, penggilingan bahan baku (raw mill process),

penggilingan batu bara, proses preheating serta proses pembakaran dan pendinginan

klinker.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun

2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Lingkungan Hidup, maka jenis industri ini wajib

dilengkapi dengan Amdal

I. DESKRIPSI KEGIATAN

1. TAHAP PRA KONSTRUKSI

a. Survey, Perijinan, dan pengukuran (1)

Sebelum dilakukan pembangunan industri perlu dilakukan survey ke lokasi

Page 2: Amdal Semen

yang akan dijadikan tempat berdirinya industri, pengukuran lokasi dan perijinan

dengan pemerintah setempat. Kegiatan-kegiatan ini akan berkaitan dengan

masyarakat sekitar calon lokasi industri.

b. Pembebasan Lahan (2)

Pembebasan lahan dilakukan untuk mengganti tanah warga untuk dijadikan

lahan industri. Dengan adanya pembebasan lahan baik itu berupa pematokan, ganti

rugi dan pemagaran akan menimbulkan spekulasi di antara pemilik tanah.

2. TAHAP KONSTRUKSI

a. Rekruitmen Tenaga Kerja (3)

Pada tahapan ini, diperlukan tenaga kerja untuk pembangunan industri

keseluruhan. Pihak pelaksana proyek membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan

sesuai dengan tingkat kebutuhan proyek. Untuk itu diperlukan tenaga kerja dalam

jumlah yang cukup banyak baik yang terlatih maupun buruh.

b. Pembersihan Lahan (4)

Tahapan ini merupakan awal dari proses pembangunan industri semen.

Kawasan yang semula berupa tanah yang ditanami beberapa tanaman keras dan

perkebunan milik warga dibersihkan dan dipersiapkan untuk pembangunan bangunan

pabrik.

c. Mobilisasi Peralatan dan Material (5)

Proyek pembangunan industri memerlukan peralatan berat serta pengangkutan

material yang akan digunakan dalam pembangunan industri, jalan, dan unit-unit

lainnya. Mobilisasi alat berat dapat mengganggu ketenteraman masyarakat terutama

disekitar lokasi proyek karena menimbulkan debu, gas-buang, getaran maupun

kebisingan.

Page 3: Amdal Semen

d. Mobilisasi Tenaga Kerja (6)

Dalam proses pembangunan memerlukan tenaga kerja yang banyak, sehingga

akan memungkinkan mobilitas tenaga kerja menuju dan keluar dari lokasi. Hal ini

akan menyebabkan kebisingan padatnya lalu lintas terutama pada jam-jam masuk dan

keluarnya tenaga kerja yang akan menggangu masyarakat disekitar industri.

e. Pembangunan Industri (7)

Dengan adanya pembangunan ini akan menimbulkan kebisingan dan getaran,

mengotori udara dengan debu. Kebisingan, getaran, debu dan gas-buang dari

peralatan berat serta kegiatan pembangunan tersebut dapat mengganggu kesehatan,

dan ketenangan masyarakat. Selain itu juga akan mengganggu populasi flora dan

fauna. Karena adanya penebangan pohon dan pengrusakan habitat fauna.

f. Pemutusan Tenaga Kerja (8)

Setelah tahap konstruksi berakhir, maka hanya sebagian tenaga kerja yang

memenuhi syarat tetap bekerja untuk kepentingan perusahaan. Dengan adanya

pemutusan kerja ini dapat menimbulkan konflik sosial dan keresahan di antara

pekerja.

3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

a. Rekruitmen Tenaga Kerja (9)

Memasuki pasca konstruksi atau mulai beroperasinya pabrik semen ,

diperlukan tenaga-tenaga ahli dan profesional baik lokal maupun non lokal untuk

menjalankan industri sebagaimana mestinya. Karena terbatasnya tenaga kerja yang

diperlukan maka tidak semua calon tenaga kerja dapat diterima. Ini disebabkan

adanya persyaratan dan kualifikasi tertentu sesuai dengan formasi yang ada.

b. Operasional Pabrik (10)

Pada tahap ini pabrik mulai beroperasi. Adapun tahapan proses pada pabrik

semen adalah sebagai berikut:

Page 4: Amdal Semen

- Penambangan batu kapur

Penambangan batu kapur dimaksudkan untuk mengambil batu kapur yang

merupakan bahan baku semen dari pegunungan kapur. Penambangan

biasanya dilakukan dengan menggunakan dinamit. Pada proses penambangan

ini akan menyebabkan kerusakan pada struktur tanah, memungkinkan

terganggunya kehidupan flora dan fauna pada daerah yang menjadi lokasi

penambangan.

- Penambangan tanah liat

Penambangan tanah liat dimaksudkan untuk mengambil tanah liat yang

merupakan bahan baku semen. Penambangan biasanya dilakukan dengan

menggunakan escavator. Pada proses penambangan ini akan menyebabkan

kerusakan pada struktur tanah, memungkinkan terganggunya kehidupan flora

dan fauna pada daerah yang menjadi lokasi penambangan.

- Persiapan bahan baku

Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat dari tambang mempunyai ukuran

yang besar dan belum siap untuk dioleh menjadi semen. Untuk itu diperlukan

proses untuk mengubah bahan baku tersebut hingga mempunyai ukuran yang

sesuai. Pengecilan ukuran dimaksudkan untuk memperkecil ukuran batu kapur

dan tanah liat hingga berukuran kecil dan dapat diproses selanjutnya.

Pengecelian ukuran dilakukan di Unit Crusher.

- Pengolahan bahan

Pengolahan bahan dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan baku agar

mempunyai kadar air dan komposisi kimia yang sesuai dengan standard

produksi. Adapun proses dalam pengolahan bahan adalah sebagai berikut:

Pencampuran (Raw material reclaiming)

Batu kapur sebagai bahan baku utama yang dipakai dalam industri semen

Page 5: Amdal Semen

harus mempunyai kadar karbonat yang tetap (tidak berubah-ubah). Agar

kadar karbonatnya tidak berubah-ubah, perlu dilakukan pre-blending. Batu

kapur dan tanah liat yang telah mempunyai ukuran yang sesuai dengan

standart produksi kemudian dibawa ke bagian pencampuran untuk

mencampurkan batu kapur dan tanah liat agar mempunyai komposisi yang

sesuai dengan standard produksi. Pada bagian ini dicampurkan pula pasir

besi dan pasir silika

Penghalusan dan pengeringan

Batu kapur dan tanah liat yang sudah dicampur dengan pasir besi dan pasir

silika yang mempunyai kadar air 18% dan ukuran minus 180 mm

kemudian ditransportasikan ke bagian penghalusan dan pengeringan (Raw

Grinding) untuk menghaluskan ukuran dan mengurangi kadar airnya.

Keluar dari bagian penghalusan dan pencampuran mempunyai kehalusan

90% lolos ayakan 90 mikron dengan kadar air kurang dari 1%.

- Bagian pembakaran

Bagian ini memproses bahan baku produk dari raw grinding menjadi klinker.

Bagian pembakaran terdiri dari:

Pemanasan pendahuluan (Preheating)

Pada bagian pemanasan pendahuluan selain terjadi pemanasan umpan kiln

juga terjadi peruraian dari Kalsium Karbonat menjadi Kalsium Oksida dan

Karbon Dioksida

Kiln

Umpan kiln yang telah mengalami kalsinasi awal dimasukkan ke dalam

kiln untuk dikalsinasi lanjut hingga dihasilkan klinker.

Pendingin klinker

Page 6: Amdal Semen

Klinker panas keluar kiln bersuhu 14000C didinginkan pada pendingin

klinker hingga mencapai suhu 820C Dari bagian ini kemudian dibawa ke

bagian penggilingan akhir.

- Bagian penggilingan akhir

Bagian penggilingan akhir bertugas untuk menggiling klinker dari bagian

pembakaran dan mencampur dengan gypsum dan trass hingga menjadi semen

yang siap dipasarkan.

c. Pemeliharaan Peralatan (11)

Pemeliharaan peralatan sangat dibutuhkan selama pengoperasian industri.

Untuk pemeliharaan ini, dibutuhkan peningkatan keterampilan tenaga kerja. Sehingga

kualitas tenaga kerja meningkat dan ada peningkatan kesejahteraan pada karyawan.

II. DESKRIPSI LINGKUNGAN

II.1. RONA LINGKUNGAN AWAL

Rona lingkungan hidup adalah gambaran keadaan lingkungan di lokasi yang

akan didirikan pabrik semen. Rona lingkungan diperlukan dalam kajian analisis

dampak lingkungan karena dijadikan sebagai pembanding dan perkiraan dampak

yang akan datang. Rona lingkungan yang ditelaah tidak semua komponen lingkungan

tetapi hanya terbatas pada indikator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya

dengan dampak atau isu pokok, terutama yang berkaitan pada tahapan pembangunan

pabrik.

Lokasi yang akan dibangun pabrik semen merupakan daerah yang berdekatan

dengan pegunungan kapur dan agak jauh dari pemukiman penduduk. Kondisi awal

lingkungan dimana akan didirikan pabrik semen adalah tanah milik penduduk yang

banyak ditanami tumbuhan seperti jagung, ketela pohon, mangga, nangka, mahoni.

Page 7: Amdal Semen

Kondisi awal udara di daerah tersebut masih bersih karena jarang ada kendaraan

lewat.

II.2. DESKRIPSI KOMPONEN LINGKUNGAN

A. KOMPONEN GEOFISIK KIMIA

1. Komponen kualitas udara

Komponen debu meningkat pada tahap pembersihan lahan karena dengan

terbukanya tanah maka lahan akan menjadi kering dan partikel-partikel akan mudah

tertiup oleh angin. Sebelummnya, lahan tersebut berupa areal perkebunan warga

yang ditanami jagung, ketela pohon, mahoni, mangga dan nangka yang menghambat

terbawa partikel-pertikel debu.

Mobilisasi alat-alat berat dan pengangkutan bahan material, pembangunan

sarana dan prasarana akan mempercepat dan memperbesar komponen debu pada

daerah tersebut, dengan lalu lalangnya kendaraan. Debu dapat juga berasal dari

material yang berukuran halus. Pada tahap operasional pabrik juga memungkinkan

akan terlepas debu ke lingkungan mengingat pada proses pembuatan semen banyak

mengasilkan debu.

2. Komponen Kebisingan

Kebisingan disebabkan juga pada tahap konstruksi, yaitu: kegiatan

pembersihan lahan, mobilisasi alat-alat berat dan pengangkutan material, dan

pendirian bangunan beserta sarananya. Sumber bunyi terutama dari penggunaan

mesin alat-alat berat dan pemasangan tiang pancang bangunan. Pada tahap

operasional, untuk kegiatan produksi dan tansportasi akan menyebabkan terjadi

kebisingan oleh transportasi tenaga kerja, pengiriman bahan pembantu dan produk

masuk dan keluar pabrik.

3. Komponen Ruang, Tanah dan Lahan

Page 8: Amdal Semen

Ruang, tanah dan lahan akan mengalami perubahan dengan adanya

pembangunan pabrik semen. Ruang dan lahan yang semula ditumbuhi tanaman

perkebunan dan berupa pegunungan kapur akan dibangun pabrik dan pada masa

operasi pabrik pegunungan kapur akan ditambang batu kapurnya.

B. KOMPONEN BIOTIS

1. Komponen Flora

Dengan adanya kegiatan pendirian pabrik semen, berdampak negatif terhadap

pertumbuhan tanaman di sekitarnya,dari pembersihan lahan hingga tahap operasional.

2. Komponen Fauna

Dengan adanya kegiatan pendirian pabrik semen ini, berdampak negatif

terhadap perkembangan ekosistem hewan di sekitarnya, dari pembersihan lahan

hingga tahap operasional.

C. KOMPONEN SOSEKBUD

1. Komponen Kesempatan Kerja

Adanya pembangunan pabrik semen memberikan dampak positif terutama

untuk masyarakat disekitar pabrik . Dampak positif yang diberikan adalah penyediaan

lapangan kerja bagi warga sekitar. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga

tersebut.

2. Komponen Perekonomian

Dengan adanya pembangunan pabrik semen memberikan dampak positif

disektor naiknya tingkat pendapatan masyarakat. Naiknya pendapatan masyarakat

berasal dari hasil ganti rugi lahan, dan adanya penghasilan bulanan karena bekerja

dipabrik dan adanya pendapatan tambahan dari usaha yang bisa dilakukan masyarakat

sekitar pabrik dengan adanya pembangunan dan operasional pabrik, seperti

penyediaan tempat tinggal sementara bagi tenaga kerja yang berasala dari luar daerah

dan penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi tenaga kerja.

Page 9: Amdal Semen

3. Sosial Budaya

Dengan adanya pembangunan pabrik semen dan peningkatan tingkat

pendapatan masyarakat di sekitar pabrik akan mempengaruhi sosial dan budaya. Hal

ini disebabkan karena pada daerah sekitar pabrik akan ada tenaga kerja yang berasal

dari daerah lain dan dengan peningkatan tingkat ekonomi maka masyarakat akan

mampu membeli peralatan elektronik dan hal ini akan sedikit banyak mempengaruhi

perilaku masyarakat.

D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT

1. Komponen Kesehatan

Selama kegiatan mulai konstruksi sampai operasional pabrik banyak debu

beterbangan, hal ini akan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar

pabrik.

Page 10: Amdal Semen
Page 11: Amdal Semen

III. MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR

KegiatanKomponenLingkungan

Pra Konstruksi

Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A. Komponen Geo-Fisik-Kimia1. Kualitas udara x x x x x x

2. Kebisingan x x x x x x

3. Ruang, tanah dan lahan x x

B. Komponen Biotis

1. Flora x x

2. Fauna x x

C. Komponen Sosekbud

1. Kesempatan kerja x x x x x X X

2. Perekonomian x x x x X X

3. Sosial Budaya x X

D. Komponen Kesmas

1. Kesehatan x x x x X x

Page 12: Amdal Semen
Page 13: Amdal Semen

Keterangan:1. Survey, Perijinan, dan pengukuran2. Pembebasan Lahan 3. Rekruitmen Tenaga Kerja4. Pembersihan lahan5. Mobilisasi Peralatan dan Material6. Mobilisasi Tenaga Kerja7. Pembangunan Industri8. Pemutusan Tenaga Kerja9. Rekruitmen Tenaga Kerja10. Operasional Pabrik11. Pemeliharaan Peralatan

IV. PRAKIRAAN DAMPAK

Berdasarkan tabel matriks identifikasi dampak tersebut diatas maka akan

diperkirakan dampak dari tiga kegiatan terhadap salah satu komponen lingkungan.

Komponen lingkungan yang akan diprakirakan dampaknya adalah komponen ge-

fisik-kimia yaitu pada debu. Kegiatan yang akan diprakirakan dampaknya adalah

kegiatan:

1. Pembersihan lahan.

2. Mobilisasi alat berat dan material.

3. Operasional pabrik.

Berikut ini diuraikan prakiraan dampak ketiga kegiatan tersebut terhadap kualitas

udara:

1. Prakiraan dampak pada kegiatan pembersihan lahan

Kualitas udara sebelum dilakukan kegiatan pembangunan pabrik bagus

dan tidak ada debu di udara, karena lahan tersebut berupa areal perkebunan warga

yang ditanami jagung, ketela pohon, mahoni, mangga dan nangka yang

menghambat terbawa partikel-pertikel debu. Dengan adanya kegiatan

pembersihan lahan, maka akan banyak dihasilkan debu dari pemotongan pohon,

penjabutan tanaman seperti jagung dan ketela pohon. Hal ini akan berdampak

pada penurunan kualitas udara dengan meningkatnya jumlah debu di udara.

Page 14: Amdal Semen

2. Prakiraan dampak pada kegiatan Mobilisasi alat berat dan material

Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan pengangkutan

bahan material akan menurunkan kualitas udara yaitu jumlah debu meningkat dan

penurunan kualitas dari emisi gas dengan adanya mobilisasi alat berat dan

material dengan lalu lalangnya kendaraan. Debu dapat juga berasal dari material

yang berukuran halus yang beterbangan dengan lewatnya kendaraan di sepanjang

jalan.

3. Prakiraan dampak pada kegiatan operasional pabrik

Pada tahap operasional pabrik juga memungkinkan akan terlepas debu ke

lingkungan mengingat pada proses pembuatan semen banyak mengasilkan debu.

Debu paling banyak dilepas dari proses penambangan batu kapur. Secara

langsung debu dari penambangan batu kapur tidak berdampak pada masyarakat

disekitar pabrik, karena penambangan terletak jauh dari pemukiman penduduk,

tetapi debu tersebut akan berdampak pada komponen lain seperti hewan dan

tumbuhan yang berada di sekitar tambang.

Pada proses produksi sudah dilengkapi dengan berbaai peralatan

penangkap debu tetapi tidak menutup kemungkinan ada debu yang lolos ke udara

dan menambah jumlah debu di udara.

V. EVALUASI DAMPAK

Evaluasi dampak dilakukan dengan cara analisis serta pembahasan pada

apa yang telah diprediksi atau diperkirakan. Metode yang digunakan untuk

evaluasi dampak adalah metode matriks. Hasilnya disajikan dalam tabel matriks

evaluasi dampak. Tabel berikut ini adalah tabel kritera evaluasi dampak yang

digunakan untuk menentukan dampak besar dan penting dari kegiatan.

Page 15: Amdal Semen

Kriteria Evaluasi Dampak

NoMAGNITUDE IMPORTANCE

SKALA KETERANGAN SKALA KETERANGAN

1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

Sangat Kecil

Kecil

Sedang

Besar

Sangat Besar

1

2

3

4

5

Kurang penting

Cukup penting

Penting

Lebih Penting

Sangat Penting

1. KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN PEMBERSIHAN LAHAN

a. Jumlah Manusia yang Terkena Dampak

Masyarakat sekitar proyek akan terkena dampak negatif dari penurunan

kualitas udara berupa debu di udara yang bersumber dari pembukaan lahan

Kuantitas debu yang terlepas ke udara akibat kegiatan pembukaan lahan cukup

besar sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai besar M

(4) dan penting I (3).

b. Luas Wilayah Persebaran Dampak

Diperkirakan luas wilayah yang terkena dampak gangguan dari kegiatan

pembukaan lahan terhadap kualitas udara tidak meluas dan hanya disekitar lokasi

pabrik, sehingga dari kriteria ini dampak kualitas udara dinilai sedangl M (3) dan

penting I (3)

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak negatif kegiatan pembukaan lahan terhadap dampak kualitas

udara bersifat sementara dan berakhir jika pembukaan lahan selesai, sehingga dari

kriteria ini, dinilai kecil M (2) dan cukup penting I (2).

d. Banyaknya Komponen Lain yang Terkena Dampak

Dampak kualitas udara mempengaruhi manusia dan habitat yang ada di

sekitarnya , sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai

kecil M (2) dan cukup penting I (2).

e. Sifat Kumulatif

Page 16: Amdal Semen

Dampak kualitas udara tidak bersifat kumulatif karena hanya bersifat

sementara, sehingga dari kriteria ini, dampak kualitas udara dinilai kecil M (2)

dan cukup penting I (2).

f. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak

Dampak kualitas udara dianggap berbalik karena dapat kembali ke

keadaan semula, sehingga dari kriteria ini, dampak kualitas udara dinilai kecil M

(2) dan cukup penting I (2).

Matrik Evaluasi Dampak

KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN PEMBERSIHAN LAHAN

Komponen LingkunganM I

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak4

3

b. Luas Wilayah persebaran dampak3

3

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung2

2d.Banyaknya komponen lain yang terkena dampak

2 2

e. Sifat Komulatif2

2

f. Berbalik atau tidaknya dampak2

2

Total15

14

Rata – rata2,5

2,33 (P)

3 (P)

Page 17: Amdal Semen

2. KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN MOBILISASI ALAT

BERAT DAN MATERIAL

a. Jumlah Manusia yang Terkena Dampak

Masyarakat sekitar proyek akan terkena dampak negatif dari penurunan

kualitas udara berupa emisi gas dan meningkatnya debu yang bersumber dari

mobilisasi alat –alat berat, dan pengangkutan material namun kuantitasnya cukup

besar Sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai besar M

(3) dan penting I (3).

b. Luas Wilayah Persebaran Dampak

Diperkirakan luas wilayah yang terkena dampak gangguan dari kegiatan

mobilisasi alat-alat berat dan material terhadap kualitas udara terjadi di sepanjang

jalan yang dilalui alat berat dan material, sehingga dari kriteria ini dampak

kualitas udara dinilai sangat besar M (5) dan penting I (3)

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak negatif kegiatan mobilisasi alat-alat berat dan material terhadap

dampak kualitas udara bersifat sementara dan berakhir jika mobilisasi alat- alat

berat dan material selesai, sehingga dari kriteria ini, dinilai sedang M (3) dan

penting I (3).

d. Banyaknya Komponen Lain yang Terkena Dampak

Dampak kualitas udara mempengaruhi manusia dan hewan disepanjang

jalan yang di lalui, sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara

dinilai sedang M (3) dan penting I (3).

e. Sifat Kumulatif

Dampak kualitas udara tidak bersifat kumulatif karena hanya bersifat

sementara, sehingga dari kriteria ini, dampak kualitas udara dinilai kecil M (2)

dan penting I (3).

f. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak

Dampak kualitas udara dianggap berbalik karena dapat kembali ke

keadaan semula, sehingga dari kriteria ini, dampak kualitas udara dinilai kecil M

(2) dan cukup penting I (2).

Page 18: Amdal Semen

Matrik Evaluasi Dampak

KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN MOBILITAS ALAT BERAT DAN

MATERIAL

Komponen LingkunganM I

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak3

3

b. Luas Wilayah persebaran dampak5

3

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung3

3d.Banyaknya komponen lain yang terkena dampak

3 3

e. Sifat Komulatif2

3

f. Berbalik atau tidaknya dampak2

2

Total18

17

Rata – rata3

2,83 (P)

3 (P)

3. KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN OPERASIONAL PABRIK

a. Jumlah Manusia yang Terkena Dampak

Pada tahap operasional pabrik masyarakat di sekitar tidak secara

keseluruhan akan terkena dampak negatif dari penurunan kualitas udara debu

yang dilepas dari pabrik karena pemukiman penduduk berada agak jauh dari

lokasi pabrik, kalupun ada jumlahnya sedikit, yaitu penduduk yang berjualan di

sekitar pabrik. Sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai

sedang M (3) dan penting I (3).

b. Luas Wilayah Persebaran Dampak

Diperkirakan luas wilayah yang terkena dampak gangguan dari kegiatan

operasional pabrik terhadap kualitas udara tidak meluas dan hanya disekitar lokasi

pabrik, sehingga dari kriteria ini dampak kualitas udara dinilai sedang M (3) dan

penting I (3)

Page 19: Amdal Semen

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Dampak negatif kegiatan operasional pabrik terhadap kualitas udara

bersifat lama, yaitu selama pabrik beroperasi, sehingga dari kriteria ini, dinilai

besar M (4) dan penting I (3).

d. Banyaknya Komponen Lain yang Terkena Dampak

Dampak kualitas udara mempengaruhi manusia dan habitat lain yang ada

di sekitarnya yang mungkin tidak tumbuh subur seperti keadaan awalnya,

sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai besar M (4) dan

penting I (3).

e. Sifat Kumulatif

Dampak kualitas udara bersifat kumulatif karena selama pabrik beroperasi

dihasilkan debu, sehingga dari kriteria ini, dampak kualitas udara dinilai besar M

(4) dan penting I (3).

f. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak

Dampak kualitas debu dianggap tidak berbalik , sehingga dari kriteria ini,

dampak kualitas udara dinilai sedang M (3) dan penting I (3).

Page 20: Amdal Semen

Matrik evaluasi Dampak

KUALITAS UDARA PADA KEGIATAN OPERASIONAL PABRIK

Komponen LingkunganM I

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

3 3

b. Luas Wilayah persebaran dampak3

3c. Intensitas dan lamanya dampak

berlangsung4

3d.Banyaknya komponen lain yang terkena

dampak4

3

e. Sifat Komulatif4

3

f. Berbalik atau tidaknya dampak3

3

Total21

18

Rata – rata3,5

34 (LP)

3 (P)

Page 21: Amdal Semen

VI. MATRIK EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA TIMUR

KegiatanKomponenLingkungan

Pra Konstruksi

Konstruksi Pasca Konstruksi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A. Komponen Geo-Fisik-Kimia1. Kualitas udara P P x X LP x

2. Kebisingan X x x X X x

3. Ruang, tanah dan lahan X x

B. Komponen Biotis

1. Flora x x

2. Fauna x x

C. Komponen Sosekbud

1. Kesempatan kerja x x x x x x X

2. Perekonomian x x x x x X

3. Sosial Budaya x X

D. Komponen Kesmas

1. Kesehatan x x x x X x

Page 22: Amdal Semen
Page 23: Amdal Semen