Top Banner
TUGAS ILMU LINGKUNGAN Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi di Daerah Lampung Semester Genap 2010/2011 Disusun Oleh : 1. Vinsensius Viktor Limas (2010410009) 2. Jessica Santoso (2010410025) 3. Sandy Sasmita (2010410033) 4. Wiratama Darmawan (2010410041) 5. Michael Hendry S. (2010410044) 6.Sharon S. (2010410092) 7. Andre Asianto (2010410093) 8.M. Sarwono (2010410104) 9.Nidya Surya (2010410148) 10. Ghaisani (2010410174) Kelas : D
32

Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Jul 02, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

TUGAS ILMU LINGKUNGAN

Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

di Daerah Lampung

Semester Genap 2010/2011

Disusun Oleh :

1. Vinsensius Viktor Limas (2010410009)2. Jessica Santoso (2010410025)3. Sandy Sasmita (2010410033)4. Wiratama Darmawan (2010410041)5. Michael Hendry S. (2010410044)6. Sharon S. (2010410092)7. Andre Asianto (2010410093)8. M. Sarwono (2010410104)9. Nidya Surya (2010410148)10.Ghaisani (2010410174)

Kelas : D

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

JALAN CIUMBULEUIT 94

BANDUNG

2011

Page 2: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Kata Pengantar

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama pembuatan tugas ini

sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun mata pelajaran yang menjadi dasar

penulisan ini adalah Ilmu Lingkungan. Dalam makalah ini, kami membahas seputar tentang

“Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi di Daerah Lampung”.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak guru yang telah memberikan

kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami mengerjakan tugas ini dengan

sebaik-baiknya, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan karena keterbatasan kemampuan

kami dan juga terbatasnya waktu yang bapak berikan. Atas keterbatasan kami inilah, kritik dan

saran yang membangun akan sangat kami harapkan, guna menyempurnakan tugas-tugas lainnya

kelak.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

kami dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermutu,

serta dapat menjadi salah satu bekal atau pengalaman bagi kami untuk menjadi lebih baik lagi.

Bandung, April 2011

Penulis

ii

Page 3: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….…. ii

DAFTAR ISI ………………….…………….……………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……....………….…………………………………….…….. 1

1.2. Tujuan Studi …….………..…………………………………………...…...... 3

1.3. Ruang Lingkup Studi .………...………………...……………….…………… 3

1.4. Metodologi ……..……………………………………………………………. 3

BAB II RENCANA KEGIATAN

2.1. Maksud dan Tujuan ……..…………………………………………………… 4

2.2. Kegunaan Amdal ……..……………………………………………………… 4

2.3. Rencana Kegiatan ……..……………………………………………………… 5

BAB III RONA LINGKUNGAN

3.1. Rona Lingkungan Hidup di Lokasi ..………………………………................ 5

3.2. Data Komponen Lingkungan ..………………………………........................ 9

BAB IV MATRIKS AMDAL …..……..………………………………………………..13

BAB V EVALUASI DAMPAK PENTING….………………………………………… 14

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ….……..………………………………………………. 17

BAB VII LAMPIRAN …………………..……………………………………………... 18

iii

Page 4: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi, minyak bumi sangat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari.

Mengingat keterbatasan SDA minyak bumi ini dan kebutuhan masyarakat yang variatif,

maka perlu diadakan pembangunan pabrik penyulingan minyak bumi. Pembangunan pabrik

penyulingan minyak bumi banyak dilakukan di daerah perairan. Pemanfaatan sumber daya

alam harus diusahakan secara cermat dan bijaksana agar tidak merusak kelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Upaya pencegahan kerusakan lingkungan hidup harus senantiasa dilakukan dengan

prediksi dan antispasi terhadap berbagai potensi dampak penting yang akan terjadi akibat

adanya kegiatan pembangunan tersebut, sejak tahap perencanaan, tahap konstruksi, tahap

operasi hingga tahap pasca operasi. Selanjutnya berbagai alternatif solusi untuk mencegah

dan menanggulangi dampak, harus dirumuskan sejak awal yakni pada tahap perencanaan

kegiatan serta dievaluasi secara terus menerus pada tahapan kegiatan selanjutnya.

Secara ekonomi kegiatan kilang minyak memberikan pengaruh yang besar terutama

dalam peningkatan pendapatan penduduk karena dapat menyerap peluang tenaga kerja dari

masyarakat setempat. Dengan demikian kegiatan kilang minyak tersebut menjadi salah satu

sumber perekonomian bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Namun bila dilihat secara

ekologis dan kesehatan lingkungan, keberadaan kilang minyak tersebut dapat berpotensi

menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat di sekitar lokasi. Permasalahan lingkungan

yang terjadi di lokasi kegiatan kilang minyak diantaranya berupa peningkatan kadar debu,

kebisingan, bau, dan gangguan kenyamanan. Mirisnya pabrik-pabrik tersebut seringkali

menambah kerusakan lingkungan dengan tidak memperhatikan keadaan lingkungannya,

misalnya membuang limbah beracun ke sungai yang membahayakan makhluk hidup karena

tidak memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.

Salah satu upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan dalam mencegah

terjadinya kerusakan lingkungan adalah dengan melakukan studi AMDAL. Dalam PP No.27

tahun 1999 tentang AMDAL dinyatakan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak

besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup

1

Page 5: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau

kegiatan. AMDAL berfungsi sebagai upaya preventif dalam menjaga dan mempertahankan

kualitas lingkungan serta menekan pencemaran sehingga dampak negatifnya menjadi

serendah mungkin. Oleh karena itu, dokumen AMDAL bersifat mengikat berbagai pihak

yang terlibat di dalamnya serta mempunyai konsekuensi bagi status perijinan dari usaha dan

atau kegiatan.

DESKRIPSI PROYEK

Pemilik : Kelompok 1

Pelaksana : PT Indonesia Cemerlang Jaya

Maksud dan tujuan proyek :

- Pemanfaatan secara maksimal Sumber Daya Alam yang tersedia, sehingga memiliki nilai jual ekonomis.

- membuka lapangan pekerjaan baru bagi penduduk sekitar sehingga pabrik tersebut dapat memanfaatkan Sumber Daya Manusia dari penduduk sekitar, dan dapat mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut.

- Dapat meningkatkan perekonomian penduduk sekitar, sehingga kesejahteraan dalam bidang ekonomi bagi para penduduk sekitar pun terpenuhi.

- Timbulnya aktifitas perekonomian lain,sehingga dapat menambah sumber-sumber pekerjaan baru. Misalnya: warung, transportasi umum.

- Bagi para penduduk sekitar yang berhubungan dengan pabrik tersebut, penduduk tersebut akan memperoleh ilmu pengetahuan baru yang berkaitan dengan proses pengolahan minyak bumi tersebut, sehingga mereka dapat menerapkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari, dan apabila mereka memiliki modal lebih, mereka dapat membuat suatu usaha baru yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan.

- Saat ini, Kebutuhan konsumsi akan bahan bakar hasil pengolahan minyak bumi meningkat, sehingga dengan ada pabrik ini secara langsung dapat membantu untuk memenuhi bahan bakar yang diperlukan.

Lama pengerjaan : ± 3 Tahun

Biaya : ± 1.5 Triliun

2

Page 6: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

1.2. Tujuan Studi

1.2.1. Tujuan penelitian adalah merumuskan kebijakan AMDAL yang efektif dan efisien

dalam mencegah kerusakan lingkungan pada kegiatan usaha kilang minyak.

1.2.2. Menilai ketepatan prediksi dalam mengevaluasi setiap tahapan kegiatan pembangunan

pabrik kilang minyak

1.2.3. Menilai ketepatan prediksi dalam mengevalusi rona lingkungan awal untuk setiap

kegiatan pembangunan pabrik kilang minyak

1.2.4. Mendapatkan hasil yg optimal dalam meminimalkan dampak lingkungan & menjaga

daya dukung lingkungan

1.2.5. Mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan

1.3. Ruang Lingkup Studi

Dalam penelitian ini, kami membatasi ruang lingkup studi pada dampak yang terjadi

pada lingkungan (alam dan masyarakat) sekitar proyek mulai dari pra pembangunan, fase

pembangunan, hingga pasca pembangunan.

1.4. Metodologi

Metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode studi kepustakaan.

3

Page 7: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1. Maksud dan Tujuan AMDAL

AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah kajian mengenai dampak

besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup

yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan suatu usaha

dan/atau kegiatan.

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha dan kegiatan

pembangunan atau proyek agar dapat berjalan secara sinambung tanpa merusak lingkungan

hidup. Kegiatan AMDAL ini dibuat saat mulai perencanaan proyek.

2.2. Kegunaan AMDAL

Secara umum, keguanaan AMDAL sebagai berikut :

1.   Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah

2.   Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari

rencana usaha dan/atau kegiatan.

3.   Memberi masukan untuk penyusun desain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau

kegiatan.

4.   Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup.

5.   Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana 

usaha dan/atau kegiatan

6. Sbg informasi pembanding dlm melaksanakan hasil pemantauan

7. Sbg informasi yg berharga bagi proyek lain yg akan dibangun di dekat lokasinya.

8. Merupakan dokumen penting yg dpt digunakan di pengadilan dlm menghadapi tuntutan

pihak lain.

4

Page 8: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Kegunaan AMDAL bagi berbagai pihak :

1. Kegunaan bagi pemerintah

•Dpt membantu dlm menentukan kebijaksanaan yg tepat dlm perencanaan dan

pengambilan keputusan serta peningkatan pelaksanaan pengel. Lingkungan hidup.

2. Kegunaan bagi pemilik proyek

•Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran

•Untuk melindungi proyek yg melanggar UU atau PP yg berlaku

•Untuk melihat dan memecahkan masalah-masalah lingkungan yg akan dihadapi di masa

akan datang

•Sebagai sbr informasi lingkungan di sekitar lokasi proyek

3. Kegunaan bagi pemilik modal

•Bank sbg pemilik modal selalu menyertakan AMDAL setiap pengajuan permintaan

pinjaman

•Tujuan: agar dapat menjamin keberhasilan dan keamanan modal yg disalurkan

4. Kegunaan bagi masyarakat

•Dpt mengetahui rencana pembangunan di daerahnya

•Mengetahui perubahan lingkungan dimasa sesudah proyek berjalan

•Mengetahui hak dan kewajiban di dlm hubungan dg proyek

5. Kegunaan lainnya

•Kegunaan dlm analisis dan kemajuan IPTEK

•Kegunaan dalam penelitian

•Timbulnya konsultan AMDAL yg baik

2.3. Rencana Kegiatan

Pembangunan pabrik penyulingan minyak di daerah Nila, Teluk Betung, dan fasilitas

penunjangnya terletak kurang lebih 1 km dari garis pantai terdekat. Secara administratif

terletak pada wilayah Kec. Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung.

Lahan yang dipergunakan kurang lebih 8 hektar dengan fasilitas penunjang yang akan

dibuat berupa asrama pekerja dan kantor. Di lahan tersebut terdapat ±70 rumah penduduk,

sekolah, masjid, dan kantor pemerintah yang perlu untuk pindah. Direncanakan total

5

Page 9: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

kapasitas produksi maksimum per hari sekitar 2000 barel yang diperoleh dari sebanyak

sumber minyak di laut.

Rincian Kegiatan

Pra Pembangunan :

1. Survey lapangan 13 Okt. 2011- 27 Okt. 2011

2. Sosisialisasi proyek dengan seluruh masyarakat 27 Okt. 2011 – 27 Des.2011

3. Perijinan 27 Des. 2011 – 27 Mei 2012

4. Pengumpulan surat-surat dari warga + pengecekan

sah-nya surat 27 Mei 2012 – 27 Agustus 2012

5. Penglegalisasian surat-surat tanah yang tidak sah 27 Agustus 2012 – 27 Okt. 2012

6. Perundingan harga (harta milik) dengan warga sekitar 27 Okt. 2012 – 27 Des.2012

7. Pembayaran serta pembebasan tanah 27 Des. 2012 – 10 Januari 2013

8. Pemindahan sebagian bangunan milik warga yang 10 Januari 2013 – 24 Januari 2013

menyetujui

9. Sosialisasi dengan warga yang belum mau pindah 24 Januari 2013 – 31 Januari 2013

10. Pemindahan sisa bangunan milik warga yang

baru menyetujui 31 Januari 2013 – 13 Februari 2013

11. Pemagaran proyek 13 Februari 2013 – 27 Februari 2013

12. Perataan tanah (cut and fill) 27 Februari 2013 – 27 Maret 2013

13. Pembuatan sumber air artetis 27 Maret 2013 – 27 April 2013

Fase Pembangunan :

14. Pemesanan pipa dan alat pengolahan ke PT. X 27 April 2013 – 4 Mei 2013

15. Pengiriman bahan2 proyek tahap I + alat berat 4 Mei 2013 – 11 Mei 2013

16. Pengecekan apabila barang mengalami kerusakan 11 Mei 2013 – 18 Mei 2013

17. Pembuatan kantor dan asrama pekerja 18 Mei 2013 – 1 Juni 2013

18. Pengiriman bahan proyek tahap 2 + alat berat 1 Juni 2013 – 8 Juni 2013

6

Page 10: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

19. Pengecekan apabila barang mengalami kerusakan 8 Juni 2013 – 15 Juni 2013

20. Pengeboran tanah dengan alat berat 15 Juni 2013 – 15 Juli 2013

21. Penanaman pondasi dasar pabrik pengolahan 15 Juli 2013 – 9 Sept. 2013

22. Pembuatan sistem drainase 9 Sept. 2013 – 4 Okt. 2013

23. Pemasangan pipa saluran air 4 Okt. 2013 – 4 Nov. 2013

24. Pemasangan saluran pembuangan limbah 4 Nov. 2013 – 18 Nov. 2013

25. Pembuatan lt.1 pabrik 18 Nov. 2013 – 17 Maret 2014

26. Pengecoran lt. 1 pabrik 17 Maret 2014 – 31 Maret 2014

27. Pengiriman bahan proyek tahap 3 + alat berat 31 Maret 2014 – 7 April 2014

28. Pengecekan apabila barang mengalami kerusakan 7 April 2014 – 14 April 2014

29. Pembuatan lt.2 pabrik + cerobong asap 14 April 2014 – 8 Sept. 2014

30. Pengecoran lt. 2 pabrik 8 Sept. 2014 – 22 Sept. 2014

31. Pengecatan, finishing, dan pemindahan mesin 22 Sept. 2014 – 21 Nov. 2014

Pasca Pembangunan :

32. Pengecekan kinerja dan sistem mesin pabrik 21 Nov. 2014 – 5 Des. 2014

33. Seleksi penerimaan pekerja local di pabrik 5 Des. 2014 – 12 Des. 2014

34. Pelatihan pekerja mengenai system pabrik 12 Des. 2014 – 19 Des. 2014

35. Peresmian oleh pemilik proyek 19 Des. 2014

36. Pengoperasian awal pabrik dan kantor 20 Des. 2014

7

Page 11: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB III

RONA LINGKUNGAN

3.1. Rona Lingkungan Hidup di Lokasi

8

Page 12: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

3.2. Data Komponen Lingkungan

3.2.1. Iklim

Iklim Lampung umumnya sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Lampung yang terletak di bawah khatulistiwa 5 LS mempunyai iklim tropis humid.

Mempunyai Kelembaban udara sekitar 80-88%. Suhu udara Lampung pada daerah dataran

dengan ketinggian 30-60m berkisar antara 26-28°C dengan suhu maksimum 33°C dan suhu

minimum 22°C.

Kualitas Udara

Kualitas udara di Bandar Lampung secara umum masih baik. Hal ini dapat dilihat dari

kualitas udara di Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian Manik dkk. (2008) menunjukkan

kualitas udara di beberapa titik di Kota Bandar Lampung secara umum masih baik dan

nilainya berada di bawah baku mutu lingkungan sesuai dengan Kep.Men.LH No.

Kep13/MENLH/3/1995, tentang Baku Mutu Emisi Sumber Bergerak, kecuali kebisingan

yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Di hampir semua titik pengamatan, kebisingan

sudah melebihi nilai batas Baku Mutu Lingkungan (BML) yang berlaku.

3.2.2. Fisiografi

Geografis

Kota Bandar Lampung merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera yang menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera, berada antara 50°20’-50°30’ LS dan 105°28’-105°37’ BT dengan luas wilayah sekitar 192.96 km². Di sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan , di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda, di sebelah barat dengan Samudera Hindia, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Kota yang terletak di sebelah Barat Daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan karena letaknya di ujung Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian Negara.

Topografis

Bentuk wilayah Kota Bandar Lampung bervariasi,mulai dari daerah datar di sebelah barat hingga daerah pegunungan di sebelah timur. Secara fisiologis daerah ini dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu daerah pesisir di bagian barat dengan kemiringan 0-15%, daerah

9

Page 13: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

pegunungan dengan kemiringan 15->40%, dan daerah bergelombang di bagian timur dengan kemiringan lahan 2-40%.

3.2.3. Hidrologi

Kualitas Air Sungai

Sungai di kota Bandar Lampung sudah sering tercemar. Sungai telah mengalami

penyempitan, pendangkalan, air kotor dan berwarna hitam, serta banyak terdapat limbah

rumah tangga. Sebagian sungai yang bermuara di pesisir Kota Bandar Lampung telah

mengalami pencemaran bahan organik yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan

sebagian sungai tidak mendukung untuk kehidupan ikan dan biota air lainnya.

Kualitas Air Laut

Kualitas air di wilayah pesisir dan laut di Lampung sangat bervariasi. Perairan di Kota

Bandar Lampung sendiri telah mengalami pencemaran yang berasal dari limbah rumah

tangga, pengolahan ikan, dan limbah industri lainnya. Kondisi yang sama juga dapat

diamati pada kandungan sulfida yang telah melebihi baku mutunya, baik di pelabuhan,

wisata bahari, maupun untuk kehidupan biota air. Tingginya kandungan sulfida diduga

berasal dari sedimen anaerob yang banyak mengandung bahan organik di sekitar lokasi

pengukuran.

3.2.4. Hidrooceanografi

Kedalaman rata-rata perairan di Teluk Semangka adalah sekitar 60 m. Akan tetapi

pada jarak 15 km dari kepala teluk, kedalaman sudah mencapai 200 m. Kedalaman

perairan makin besar dengan menuju kearah selatan, dimana kedalaman hingga 360 m

ditemui di tengah mulut Teluk Semangka. Arus pasut di Teluk Semangka diduga akan

serupa dengan yang ditemui di Teluk Lampung yakni 60 cm/s. Di daerah kepala Teluk

Semangka ditemukan terjadinya proses abrasi sehingga menumbangkan pohon secara

perlahan-lahan.

3.2.5. Ruang Lahan

10

Page 14: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Dalam kurun waktu satu decade, luas kawasan hutan di Lampung hanya tinggal

±30%dari luas daratan Povinsi Lampung. Berdasarkan penafsiran yang dilakukan oleh

Departemen Kehutanan diketahui bahwa luas daratan yang masih berupa hutan adalah

sebesar 7,1% dan yang bukan berupa hutan adalah sebesar 91,4%. Luas lahan kritis di

Provinsi Lampung pada tahun 2008 mencapai 3.332.028.30 ha yang tersebar di 10

kabupaten. Kabupaten Tulang Bawang memiliki lahan kritis yang cukup luas bila

dibandingkan dengan kabupaten lainnya, yaitu 656.391,50 ha.

3.2.6. Tanah

Penggunaan tanah di Lampung masih bercorak agraris yang dapat digolongkan atas :

Sawah

Mayoritas terdapat di Kecamatan Sumber Jaya, Pesisir Selatan, Pesisir Tengah dan Pesisir

Utara, Lemong, Bengkunat , dan Suoh.

Perkebunan

Mayoritas terdapat di Kecamatan Pesisir Selatan, Belalau, Balik Bukit dan Pesisir Utara,

Way Tenong, Batu Brak, Sukau, Suoh.

Kebun, Tegalan, dan Ladang

Mayoritas terdapat di Kecamatan Pesisir Utara, Sumber Jaya, dan Belalau, Sukau, Balik

Bukit.

Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan perkecamatan, maka ada kecenderungan bahwa

wilayah Kecamatan Sumber Jaya dan Pesisir Tengah berkembang lebih cepat.

3.2.7. Flora

Jumlah jenis flora tidak banyak, diantaranya seperti jenis pohon berkayu, yaitu kersen,

petai cina, jarak cina, dan kedondong. Ada pula papaya dan pisang yang merupakan jenis

yang dominan karena sebagian wilayah ditanami dengan jenis tanaman tersebut. Sedangkan

jenis yang hampir menutupi permukaan sebagian wilayah adalah semak, seperti rumput,

alang-alang, dan putri malu.

3.2.8. Ekonomi

11

Page 15: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Lampung adalah penghasil utama kopi. Lampung juga penghasil buah-buahan tropis,

seperti mangga, rambutan, durian, pisang, nanas, dan jeruk dan budidaya perikanan..

3.2.9. Riwayat Bencana Alam

Banjir

Banjir yang melanda Kota Bandar Lampung pada 18 Desember 2008 merupakan banjir

terbesar dalam 23 tahun terakhir ini. Banjir ini merendam permukiman dan rumah sakit,

serta melumpuhkan transportasi dalam kota. Luapan air merendam permukiman di

Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Teluk Betung Selatan, Kota Karang

Panjang, Teluk Betung Barat, dan Kedaton. Walaupun banjir tidak terlalu lama, namun

memakan korban jiwa 1 orang meninggal dunia.

Kekeringan

Bencana kekeringan mulai dirasakaan sejak bulan April 2001, terutama di Kabupaten

Lampung Selatan dan selanjutnya meluas ke kabupaten lainnya dan mencapai puncaknya

pada bulan Juli-Agustus 2008. Luas lahan pertanian yang mengalami kekeringan paling

banyak terdapat di Kabupaten Lampung Timiur, selanjutnya di Lampung Selatan. Kedua

kabupaten tersebut memang memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun sebagian

besar lahan pertaniannya merupakan lahan yang rawan kekeringan.

Tanah longsor

Hampir di setiap musim hujan terjadi tanah longsor disertai dengan banjir bandang, seperti

yang melanda Kabupaten Tanggamus pada 2009. Zona kerentanan tanah longsor terdapat

di Provinsi Lampung terutama di Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung

Selatan, dan Pesawaran.

Gempa bumi

Provinsi Lampung secara geografis dilalui oleh sistem sesar Sumatera. Kondisi ini

mengakibatkan zona yang dilalui sistem sesar ini merupakan daerah yang rawan terjadi

kerusakan bila terjadi gempa yang signifikan seperti di daerah Kabupaten Lampung Barat.

12

Page 16: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Di daerah anak gunung Krakatau sering terjadi gempa bumi berkisar antara 5 SR- 6,8 SR

akibat meletusnya anak gunung Krakatau.

BAB IV

MATRIKS AMDAL

Proyek : Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak BumiMasa pekerjaan : ± 3 tahunPemilik proyek : Kelompok 1Pelaksanaan proyek : PT Indonesia Cemerlang Jaya

(LINK) TO MATRIKS EXCEL

13

Page 17: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB V

EVALUASI DAMPAK PENTING

Kebisingan

Dalam pembangunan proyek ini, akan terjadi kebisingan yang disebabkan oleh proses

pengeboran untuk pondasi, mobil angkutan yang melintas, dll. Tidak semua bunyi

menimbulkan gangguan pada pendengar. Hal ini tergantung dari tingkat tinggi rendahnya

ukuran kebisingan yang dihasilkan dan diukur dalam desibel. Semakin tinggi desibelnya

semakin banyak pengaruh yang ditimbulkan. Beberapa catatan pengukuran tingkat desibel

yang pernah dilakukan adalah sebagai berikut:

1.      Roket dan sejenisnya menghasilkan kebisingan : 170 desibel.

2.      Sirine menghasilkan kebisingan: 150 desibel.

Keduanya berada dalam batas limit ekstrim toleransi pendengaran manusia yang berukuran :

140 desibel.

Batas tekanan suara yang menyulitkan telinga: 120 desibel.

1.      Sepeda motor : 110 desibel.

2.      K. A. dan stasiun Kereta api bawah tanah: 90 desibel

Semuanya masih dalam pertimbangan intensitas range yang bisa membahayakan

pendengaran manusia. Pada tingkat dibawahnya adalah tingkat kebisingan yang dihasilkan di

dalam rumah seperti:

Bunyi bel jam dinding kira-kira: 80 desibel, bel tilpon: 70 desibel, suara pembicaraan /

kelakar yang keras: 60 desibel, seperti dipasar-pasar, super market, tempat-tempat umum.

Suara sonometer penghantar tidur tidak lebih dari: 30 desibel.

Sedangkan, intensitas suara bor listrik adalah 96 dB sehingga kebisingan ini dapat

menimbulkan banyak dampak seperti masalah pendengaran dan kejiwaan. Oleh sebab itu,

untuk meminimalisasikan dampak tersebut, dapat dilakukan modifikasi terhadap mesin bor

dengan memasang peredam, sosialisasi kepada semua masyarakat sekitar untuk memaklumi

polusi suara yang terjadi sekaligus menghimbau agar menanam pohon di sekitar nya untuk

mengurangi kebisingan dan memasang bahan-bahan peredam seperti busa atau ijuk,

14

Page 18: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

memasang sekat di daerah proyek, dan memberikan tutup telinga bagi warga yang

memerlukan.

Polusi Udara

Dalam pembangunan proyek ini, akan terjadi polusi udara yang disebabkan oleh proses

pembangunan proyek dan akan terjadi juga polusi udara pasca proyek.

Polusi udara adalah penyusutan kualitas udara sampai pada yang mengganggu kehidupan

karena masuknya polutan kedalam udara. Polusi udara terjadi jika ada penambahan

komponen udara atau bahan kimia yang kehadirannya membahayakan organisme. Polusi

terjadi disebabkan oleh polutan. Polutan adalah suatu zat / substan yang menyebabkan

terjadinya polusi.

Polutan-polutan yang berpotensi ditimbulkan oleh proyek

1. Karbondioksida beasal dari pembakaran bahan bakar dan hutan serta asap kendaraan

bermotor mengakibatkan perubahan iklim dan menimbulkan “ Efek rumah kaca” yang

ditandai dengan naiknya suhu udara

2. Klorofuosokarbon (CFC) berasal dari kebocoran gas lemari pendingin, bahan pelarut dan

bahan pengembang pada plastik busa mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon

yang juga dapat menyebabkan naiknya suhu udara bumi

3. Nitrogen oksida berasal dari proses pembakaran dan pembentukan asap kabut fito kimia

mengakibatkan hujan asam karena dapat melarutkan asam pada benda – benda dan dapat

merontokan daun – daun pohon

4. Hydrogen karbon berasal dari mesin mobil dan penyedot udara mengakibatkan

pembentukan asap kabut fitokimia

5. Pengoksida berasal dari nitrogen oksida dan hidrokarbon dari mobil. Contoh pengoksida

adalah pereaksi asetit nitrat mengakibatkan rusaknya hasil pertanian dan kesehatan manusia

Dampak ini dapat dihindari dengan memasang cerobong asap yang tinggi,

sampah – sampah didaur ulang, merawat mesin – mesin pabrik dan kendaraan pengangkut,

dan menanam tanaman dan pohon-pohon.

15

Page 19: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Peningkatan Suhu di daerah sekitar proyek

Pasca pembangunan proyek diperkirakan terjadi peningkatan suhu sekitar 3º C.

Peningkatan suhu 3º C ini tidak bisa diabaikan karena suhu awal maksimum di Kota

Lampung adalah 33º C, jika penaikan suhu terjadi, maka suhu akan menjadi 36º C yang

cukup panas. Kenaikan suhu ini dapat disebabkan oleh pencemaran udara akibat asap pabrik,

limbah, dan minimnya pohon-pohon untuk menyaring cemaran-cemaran tersebut. Suhu

sebesar ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kulit yg disebabkan oleh radiasi

ultraviolet. Untuk menghindari hal ini maka perlu dilakukan upaya mitigasi seperti

menyaring asap pada cerobong pabrik semaksimal mungkin, tidak membakar sampah-

sampah pabrik karena dapat menghasilkan gas metana yang mengakibatkan efek rumah kaca,

menanam pohon-pohon dan tanaman.

16

Page 20: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pengembangan Kebijakan AMDAL dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan pada Kegiatan

UsahaMigas,http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/40826/2008yye.pdf?

sequence=11, diakses tanggal 25 Maret 2011 pada pukul 14.05 WIB

Anonim. Kelayakan Lingkungan (AMDAL), dan UKL/UPL Ketenagalistrikan,

http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_website/files/48/File/SOSIALISASI%20DTL

%20%20%202007(1).pdf, diakses tanggal 25 Maret 2011 pada pukul 15.47 WIB

Projo. Modul IPA SMK Kelas XII, http://pertanian03.webs.com/modulipasmkkelasxii.htm, diakses

tanggal 27 Maret 2011 pada pukul 18.36 WIB

Handoko, Sungging. Kebisingan dan Pengaruhnya pada Lingkungan Hidup, http://educare.e-

fkipunla.net/index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=4, diakses tanggal 28 Maret

2011 pada pukul 19.57 WIB

Santoso. Polusi dan Polutan, http://www.the-az.com/makalah-biologi-tentang-pengertian-polusi-dan-

polutan/, diakses tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 17.52 WIB

PUSTEKKOM. Pemanasan Global,

http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Pemanasan.Global/hal03.htm,

diakses tanggal 3 April 2011 pada pukul 21.53 WIB

17

Page 21: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

BAB VII

LAMPIRAN

Pertanyaan

Mengapa pada matriks AMDAL terdapat intensitas yang besar angkanya tetapi dana yang

digunakan untuk mitigasinya kecil, atau sebaliknya intensitasnya kecil tapi dana yang

digunakan untuk upaya mitigasinya kecil?

Bagaimana anda menangani isu mengenai aktifnya gunung Krakatau? Bukankah di

daerah tempat anda membangun cukup dekat dengan Gunung Krakatau?

Menurut matriks yang anda buat dana yang anda gunakan untuk upaya mitigasi itu terlalu

besar. Adakah dana yang bias anda potong agar dana yang dikeluarkan tidak terlalu

besar?

Jika proyek yang anda kerjakan udah selesai apa efeknya terhadap jalur lalu lintas darat

maupun jalur lalu lintas perairan?

Pada grafik kualitas lingkungan apakah kualitas lingkungannya akan tetap seperti itu?

Pada grafik kualitas lingkungan pada saat fase pembangunan mengapa grafiknya

menurun padahal anda sudah melakukan upaya mitigasi? Mengapa anda tidak melakukan

upaya mitigasi yang lain lagi agar grafiknya menjadi naik?

Pada saat pembangunan proyek anda menyewa alat berat bukan? Apakah tidak

merugikan jika alat berat tersebut digunakan terus menerus ? Bukankah sebaiknya anda

membagi jam kerja penggunaan alat berat tersebut agar penggunaanya lebih efisien dan

tidak membuat kebisingan? Jadi bagaimana pembagian jam kerjanya?

Mengapa grafik kualitas lingkungan mengalami penurunan pada tahun 2011-2012? Tidak

adakah usaha untuk menaikan grafik tersebut?

Mengapa anda memilih lokasi pembangunan di daerah yang padat oleh pemukiman tidak

di tempat yang sepi? Selain itu anda menyebutkan tempat yang anda pilih adalah tempat

yang strategis, strategis dari segi apa yang anda maksudkan?

18

Page 22: Amdal Pembangunan Pabrik Penyulingan Minyak Bumi

Peta lokasi proyek dengan anak gunung Krakatau yang berpotensi meletus dan riwayat gempa di

sekitarnya

19

±75 km

± 6.2 SR