Top Banner
PEMBAHASAN Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta,Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan kami memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan. Sejarah Lahirnya Coca-Cola di Indonesia Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha- pengusaha independen dan Coca-Cola 3 Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.
42

Alsin Coca Cola

Aug 14, 2015

Download

Documents

Teta Dear

alat mesin PT coca cola
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Alsin Coca Cola

PEMBAHASAN

Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886

oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta,Georgia, Amerika Serikat.

Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-

Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola

karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian,

ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling

terkenal di dunia.

Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman

ringan terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk

berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan kami memproduksi dan

mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat

penjualan.

Sejarah Lahirnya Coca-Cola di Indonesia

Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-

perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh

pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola 3 Amatil Limited, yang merupakan salah

satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.

Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra

usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat

perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia.

Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik

yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat

itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan

truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di

seluruh Indonesia guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola

Company. Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai

bergabung menjadi satu.

Page 2: Alsin Coca Cola

Produk- Produk PT Coca Cola Bottling Indonesia

Coca-Cola diciptakan pertama kalinya di Atlanta, Georgia oleh Dr. John S. Pemberton. Pertama kali terdaftar sebagai merek dagang di tahun 1887, di tahun 1895 Coca-Cola telah terjual di seluruh wilayah Amerika Serikat. Kini Coca-Cola telah tersedia di seluruh dunia dan menjadi merek minuman ringan terpopuler dan paling laris.

Informasi Nilai GiziTakaran saji : 330ml.Jumlah saji per kemasan : 1.Energi : 139 kkal.

Komposisi: Air Berkarbonasi, Gula, dan Konsentrat Coca-Cola Termasuk Karamel.

Kemasan yang tersedia:

PET : 250 ml, 350 ml, 425 ml, 500 ml, 1000 ml, 1500 ml, 2000 ml

Can : 250 ml, 330 mlRGB: 200 ml, 295 ml, 1000 ml

Page 3: Alsin Coca Cola

Fanta pertama kali ditemukan di Jerman dan sejak tahun 1960an telah dipasarkan di seluruh dunia dengan konsumen terbesar remaja berusia 12 – 19 tahun. Fanta kini hadir dengan lebih dari 70 jenis rasa, dengan rasa jeruk sebagai volume terbesar.

Di Indonesia, Fanta identik dengan rasa strawberry dan mulai dipasarkan sejak tahun 1973. Konsumen Indonesia mencintai Fanta yang identik dengan keceriaan bersama teman dan keluarga, karena ciri khas merek Fanta yang selalu membawa keceritaan dengan warna yang cerah, rasa buah yang enak dan karbonasi yang menyegarkan.

Varian Rasa Strawberry, Jeruk, Soda Water, Fruit Punch

Kemasanyang tersediaCan : 250ml,330mlRGB : 200 ml, 295 ml, 1000 mlPET : 250 ml, 350ml, 425 ml, 500 ml, 1000 ml, 1500 ml, 2000 ml

Minute Maid  dibeli oleh The Coca-Cola Company pada tahun 1960, sejak saat itu Minute Maid dipasarkan sebagai minuman sari buah jeruk dari buah asli dengan vitamin C dan bulir jeruk asli (pulp). Seiring dengan berkembangnya waktu, The Coca-Cola Company melakukan inovasi dan meluncurkan berbagai rasa dan varian untuk merek Minute Maid.

Di Indonesia, Minute Maid pertama kali dipasarkan pada tahun 2008 dengan nama Minute Maid Pulpy Orange.  Minuman ini dengan cepat menjadi favorit semua kalangan, dan kini masyarakat Indonesia juga bisa menikmati Minute Maid Pulpy Tropical dan juga Minute Maid Pulpy O’Mango.

Varian rasaMinute Maid Pulpy Orange, Minute Maid Pulpy TrKemasan yang tersedia

PET : 350 ml, 1000 mlopical, Minute Maid Pulpy O’Mango

Page 4: Alsin Coca Cola

Frestea diluncurkan pertama kali pada tahun 2002 dan merupakan bagian dari Beverage Partners Worldwide (BWP), yaitu perusahaan patungan hasil kemitraan yang sukses antara The Coca-Cola Company dengan Nestle, SA.  

Frestea diproduksi dengan menggunakan standar kualitas tinggi The Coca-Cola Company, menggunakan teknologi tinggi dan didukung oleh proses produksi higienis, demi memastikan bahwa setiap botol Frestea memilki kualitas yang sama. 

Varian rasa : Jasmine, Green Honey, Apel, Lemon, Markisa, Green tea

Kemasan yang tersediaRGB : 220 mlPET : 500 mlTetra Brik Aseptic (TBA) :  250 mlTetra Wedge Aseptic (TWA) : 200 ml

Pertama kali diperkenalkan di tahun 1960, Sprite adalah minuman ringan dengan aroma rasa lemon yang paling digemari. Sprite dijual di 190 negara di dunia dengan daya pikat yang sangat besar di kalangan generasi muda.

Sprite disukai karena rasanya yang dingin menyejukkan dan benar-benar dapat melepaskan dahaga. Produk ini mendorong Anda untuk menjadi diri sendiri dan memuaskan rasa haus Anda.

Kemasan yang tersedia :

PET : 250 ml, 350 ml, 425 ml, 500 ml, 1000 ml, 1500 ml, 2000 ml

Can : 250 ml, 330 mlRGB: 200 ml, 295 ml, 1000 ml

Page 5: Alsin Coca Cola

A. Penanganan Bahan Baku1. Tahap pertama untuk menghasilkan Coca-Cola sangat sederhana, yaitu

membuat sirup yang terdiri dari gula dan air.2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk produk botol dan kaleng

benar-benar bersih dan murni, air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan untuk membuat produk akhir.

3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat canggih membantu para teknisi memeriksa segala segi proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap ini, campuran sirup diperiksa.

4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat "Coca-Cola". Sari rasa untuk "Coca-Cola ini dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia. Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa, dan mencatat campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat adalah alasan mengapa "Coca-Cola" dikenal sebagai minuman yang memiliki kadar soda yang paling sempurna.

5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET maupun kaleng sekarang dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan produk akhir. Botol-botol pun harus melalui pemeriksaan yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh kemudian diperiksa secara elektronik dan manual. Barulah botol-botol tersebut siap untuk diisi dengan minuman ringan paling popular di dunia saat ini.

6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar dapat terisi secara otomatis. Cara tersebut menjamin jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol secara otomatis menjamin kadar higienis yang sempurna pula.

7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan dikemas dalam karton-karton atau dimasukkan ke dalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk mengirimkan produk-produk "Coca-Cola menuju lebih dari 420.000 gerai (outlet) yang menjual produk-produk "Coca-Cola" di Indonesia.

Page 6: Alsin Coca Cola

Pemeriksaan Bahan Baku

Pencampuran Bahan Baku (Gula, Air, Konsentrat, CO)

B. Proses Produksi

Pemeriksaan Bahan Baku Kemasan

Pengambilan Botol

Pencucian Botol

Pengecekan Botol secara Manual dan Elektronik

Pengisian

Pengambilan Sampel

Pelabelan

Pengepakan

Penyimpanan

Page 7: Alsin Coca Cola
Page 8: Alsin Coca Cola
Page 9: Alsin Coca Cola

KODE KETERANGAN KODE KETERANGAN

1 Pos Satpam 19 Ruang Loker

2 Kantor Pusat 20 Toilet

3 Kantor Perencanaan 21 G. Kimia

4 Gudang Gula 22 Ruang Panel

5 R. Manager Produksi 23 Pembuangan Sampah

6 R. Manager Mesin 24 Kantor Pemasaran

7 R. Quality Assurance 25 Pengolahan Limbah

8 Laboratorium 26 Hidran

9 R. Pembuatan Syrup Akhir 27 Koperasi dan Kantin

10 Line 2 28 Mesjid

11 Line 1 29 Tempat Parkir

12 Produksi 30 R. Coordinator Line

13 Ruang Perlengkapan 31 R. Pembuatan Syrup Baku

14 Ruang Pengolahan Air 32 Workshop

15 Ruang Boiler 33 Gudang DIvergard

16 Ruang Compresser 34 Ruang Generator

17 Ruang Refrigator 35 Line 3

18 Pembangkit CO2

Page 10: Alsin Coca Cola

C. Alat dan Mesin yang Digunakan]

Simple Syrup Making Tank

Finished Beverage Tank

Plastic Blower

FillerCapper

Fill Height Detector UHT Date Coder

Cooling TunnelLabeller

Steam Tunnel

Case Packer and Caton Sealer

Page 11: Alsin Coca Cola

1. Crown 72-Valve Can Filler - Angelus 12-Station Model 121L Can Seamer - H&K 120-Valve Can Filler

2. Crown 72-Valve Can Filler, Model 72-FTCF, S/N 72FFT720CE, rated at up to 1,250 cans per minute

3. Angelus 12-Station Can Seamer, Model 121L, S/N 12438493, includes Full Sound Abatement Chamber, 202 Can Ends.

Page 12: Alsin Coca Cola

4. ADDITIONAL FILLER : H&K 120-Valve Can Filler, Model CF-120, S/N CF-120-158. Note: Angelus Model 120 Seamer originally listed with this Filler has been relocated within the Coca-Cola system and has been replaced with the Angelus 12-Station Model 121L Can Seamer listed above.

5. Mojonnier Carbo Cooler Model 56M72, with Flo-Mix Model M.

Page 13: Alsin Coca Cola

6. GC Evans 8ft X 12ft Package Warmer Model 8020, S/N 2920157.

Page 14: Alsin Coca Cola

7. Nigrelli 125CPM Tray Loader/Packer Model ENVOY 125, S/N TW-97-1717-104.

8. Arpac Shrink Wrapper Model 60TW-28.

9. Seco/Sager Air Conveyor System, with Dual Rinsers.

Page 15: Alsin Coca Cola

10. Wyard High Level Depalletizer Model BDA-3200, S/N 1653-10389.

Page 16: Alsin Coca Cola

11.   PAI High Level Palletizer Model 6400, S/N 6400-34.

600 BPM 26.7mm BOTTLED WATER LINE

1. H & K Valve Filler Model 72-12 with Alcoa 12 Head Capper

Page 17: Alsin Coca Cola

2. Alcoa 26.7mm 12 Head Capper Model B218-12, S/N 21371

3. Krones Canmatic 20 Station Labeler Model Canmatic 20, S/N 073-614.

Page 18: Alsin Coca Cola

4. Ocme Registered Film Shrink Wrapper, Model THS/40, S/N 1/142/98.

5. Aidlin 230ft S/S Air Conveyor. Five –X low Level Rinser Gripper, 30ft S/S Product Conveyor.

Page 19: Alsin Coca Cola

700 BPM 20 oz. PET LINE

1. Krones 96 Valve Filler Model 96-24, with Alcoa 24 Head Capper and S/S Product

Conveyor.

2. Mojonnier Carbo Cooler Model 48M36SRP4, S/N 8398, with Flo-Mix Model M6, and

Anton Paar C02/Brix Monitor.

Page 20: Alsin Coca Cola

3. 100 ft Jetstream S/S Air Conveyor.

4. Jetstream Suregrip Lowerator Rinser.

5. Seco High Level Depalletizer Model 400-2D, S/N 7295-1288-597.

Page 21: Alsin Coca Cola

6. (2) Trine Labelers Model 4500, S/N 129M4517 and 129M4518.

7. GC Evans 6ft X 20ft Package Warmer Model 6020, S/N SW03000298.

Page 22: Alsin Coca Cola

8. (2) McDowell Case Erectors Model 201LH, S/N 892754, and 996973.

9. Hartness S/S Case Packer Model 2600.

Page 23: Alsin Coca Cola

10. Convay S/S Casewasher Model HP53500LH1B.

300 /150 BPM 1.0 and 2.0 L PET LINE

1. Crown 45-Valve Filler Model 45-6, with 6 Head Capper.

Page 24: Alsin Coca Cola

2. Mojonnier 72 Plate Carbo Cooler Model M72SRP, S/N 9522, with Flo-Mix Model M.

3. Krones 18 Station Canmatic Labeler, S/N 73-835.

Page 25: Alsin Coca Cola

4. Western Machinery Case Packer.

5. Gibson 6ft X 20ft Package Warmer Model S-260, S/N 09-880-44.

Page 26: Alsin Coca Cola

6. Seco Suregrip Lowerator Rinser with S/S Product Conveyor.

7. Mima Pallet Wrapper type Cobra XL.

8. Citrus High Level Depalletizer Model 3100, S/N 12-3522-10-81.

Page 27: Alsin Coca Cola

KRONES STRETCH / SLEEVE LABELER

1. Krones 300 BPM Stretch/Sleeve Labeler Model Stretchmatic, S/N 797-007.

Page 28: Alsin Coca Cola

WATER TREAMENT EQUIPMENT

1. Western Filter 350 GPM R/O System 1989, S/N 31294.

2. Osmonics S/S Carbon Filter Tower, with Polishing Filter, and Sand Filtration System and

Storage Tanks.

REFRIGERATION EQUIPMENT

1. Vilter 125 HP, 8 Cylinder Ammonia Compressor Model VMC 458XL,

Vilter 8 Cylinder Compressors Model VMC 448.

Vilter 6 Cylinder Ammonia Compressors Model VM 456.

Page 29: Alsin Coca Cola

2. 2002 Imeco Evaporative Condenser Model XLPXL 195, S/N 329-1.

2000 Imeco Evaporative Condenser Model XLP 415, S/N 28420-1-RH.

3. Mojonnier Evaporative Condensers Model 10816, 1-125, and 1208.

Page 30: Alsin Coca Cola

AIR COMPRES/SORS

1. Gardner-Denver 125 HP Air Compressor Model EWFMA.

2. Gardner-Denver 100 HP Air Compressor Model EWF99A.

Page 31: Alsin Coca Cola

3. Pneumatech Refrigerated Air Dryers Model AD-500

S/S TANKS

1. DCI 10,000 Gal. S/S Tank, with Agitator

Page 32: Alsin Coca Cola

B. Penanganan Limbah

            PT. Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,

mencegah, dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan

kegiatan produksi minuman ringan. Oleh karena itu PT. CCAI membuat suatu Instalasi

Pengolahan Limbah (IPAL) di lokasi pabrik.

Terdapat dua jenis limbah PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Unit Jawa Barat yaitu

limbah padat dan limbah cair.

1) Penanganan Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

– Unit Jawa Barat meliputi kemasan botol yang rusak atau pecah, sedotan, crawn cap,

closure, preform, kemasan bahan baku dan bahan penunjang, barang-barang bekas dari

kegiatan lainnya seperti bekas mesin produksi, pompa, ban bekas dan sampah padat lainnya

akan dikumpulkan dan dibuang oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah

setempat untuk didaur ulang.

Sedangkan sampah domestik yang ditampung di tempat penampungan sementara

akan diambil oleh pihak ketiga untuk disalurkan ke tempat penampungan sampah terakhir.

2) Penanganan Limbah Cair

Limbah cair (kecuali air hujan) yang berasal dari bottling line, syrup room (tanki

sanitasi), dan water treatment dan waste water treatment (back wash dan regenerasi)

ditampung di dalam bar screen yang fungsinya untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti

sampah, plastik, sedotan dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah disaring melalui bar

screen, limbah tersebut di tampung dalam pump fit yang kemudian di tampung lebih lanjut

dalam bak ekualisasi lama.

Kemudian limbah cair tadi dialirkan menuju fat trap yang berjumlah 2 buah bak

dengan kapasitas 50 m3 dan bersekat 5 buah untuk memisahkan lemak dan minyak. Lemak

dan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air akan tertahan di permukaan,

sedangkan air limbahnya akan berada di bagian bawah yang selanjutnya di pompa menuju ke

bak equalisasi basin.

Bak equalisasi basin yang memiliki volume 500 m3 berfungsi untuk

menghomogenisasikan dan menetralisir air limbah sebelum pengolahan lebih lanjut. Proses

penetralisir air limbah ini menggunakan soda kasutik dengan konsentrasi 98 % sehingga pH

air menjadi 6,5 – 8. Bak equaliasasi ini dilengkapi dengan aerator summersibel yang

fungsinya untuk peraerasi air limbah agar air limbah tersebut tidak mempunyai fluktuasi

Page 33: Alsin Coca Cola

kualitas yang besar sehingga memudahkan pengolahan selanjutnya, air limbah di

homogenkan dan diaerasikan menggunakan aliran turbulen. Kemudian air limbah tersebut

dialirkan menuju bak oxidation ditch.

Bak oxidation ditch yang memiliki volume 1600 m3 berfungsi untuk menguraikan zat-

zat organik yang berada dalam air limbah dengan menggunakan Lumpur aktif dan bakteri

aerobik (berespirasi menggunakan oksigen). Bakteri tersebut yaitu jenis Escherichia coli,

Staphillococcus, pseudomonas sp dan Acetobacter. Untuk mempercepat pertumbuhan bakteri

ditambahkan Urea pada bak equalisasi. Bak equalisasi dilengkapi dengan dua buah aerator

yang berfungsi agar bakteri dapat kontak dengan air limbah secara optimal, agar semua

Lumpur dapat tercampur dengan air limbah secara merata dan membantu tersuplainya

oksigen untuk pertumbuhan bakteri.

Air limbah selanjutnya di alirkan menuju bak clarifier yang memiliki volume 300 m3.

Bak clarifier ini berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif yang ikut terbawa dari oxidation.

Lumpur aktif ini akan diendapkan dan dikumpul dibawah centre well oleh scrapper yang

terdapat di bak clarifier, sedangkan air akan mengalir secara over flow menuju ke saluran

selanjutnya.

Lumpur yang telah berkumpul dimasukkan ke dalam sludge collector oleh alat return

sludge dan disirkulasikan kembali menuju ke bak oxidation ditch. Tetapi jika lumpur tersebut

sudah tidak bisa di uraikan kembali maka akan dialirkan menuju drying bed.

Lumpur yang berada di drying bed akan dikeringkan dan tertahan di bagian

permukaan dengan bantuan sinar matahari yang selanjutnya akan dibuang. Sedangkan air

yang masih terkandung dalam lumpur akan disirkulasikan kembali ke bak equalization

setelah pemeriksaan di control bed.

Air yang mengalir secara over flow dari bak clarifier ada yang dialirkan menuju sand

filter untuk dijernihkan dari kotoran dan lumpur, kemudian dialirkan menuju zeolit filter atau

sand filter, kemudian air ditampung di recycled tank yang berkapasitas 1500 L, air di

recycled kemudian dialirkan menuju tanki carbon filter yang berkapasitas 1000 L untuk

menyaring kotoran-kotoran pada air, air setelah melewati carbon filter tank selanjutnya

ditampung di pressure tank, kemudian air dari pressure tank dilakukan pelunakan di softener

tank, air yang telah dilakukan pelunakkan selanjutnya dialirkan melalui pipa yang terbagi

menjadi dua pipa, pipa pertama dialirkan menjadi general use sebagai kebutuhan air di toilet,

taman, mesjid, dan air pembersih mobil dan forklift. Adapula yang langsung dialirkan menuju

sungai setelah melewati indikator fish pond (kolam ikan), sedangkan pipa yang kedua

dialirkan untuk proses resin penukar ion yang selanjutnya dialirkan menuju boiler.

Page 34: Alsin Coca Cola

Parameter dan pemantauan limbah dilakukan setiap hari oleh operator limbah yang

dapat dilihat pada tabel.

DO (Dissolve Oxygen) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air limbah yang

dinyatakan dalam satuan ppm (minimal 2-4 ppm). BOD (Biology Oxygen Demand) adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa-senyawa organik serta biologi

oleh bakteri dalam satuan ppm (tidak boleh lebih dari 50 ppm), COD (Chemical Oxygen

Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik

secara kimia dinyatakan dalam satuan ppm (< 15 ppm). MLSS (Mixed Liquor Suspended

Solid) adalah jumlah padatan yang tersuspensi pada air limbah (oxidation). SSRS (Suspended

Solid Return Sludge) adalah jumlah padatan yang tersuspensi yang dikembalikan ke bak

oxidation. TSS (Total Suspended Solid) adalah semua padatan yang mengambang pada

permukaan air limbah yang sebagian besar dapat dipisahkan dari air limbah melalui

penyaringan. TDS (Total Dissolve Solid) adalah semua padatan yang terlarut dan ukurannya

lebih kecil dari 0,45 mikron (ion-ion bervalensi 3).

Parameter Frekuensi Tempat Sampling StandarDO (Dissolve Oxygen)

1 kali setiap shift Di titik mati 2-mg/Liter

pH 1 kali setiap shift Di titik mati 7 – 9Temperatur 1 kali setiap shift Di titik mati < 35 °C

SV (Sludge Volume)

2 kali setiap shift Di titik mati 20 – 30 %

MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid)

Setiap pagi dan setelah sludge dibuang

Di aerator yang sedang berjalan

2000 – 2500 mg/Liter

SSRS (Suspended Solid Return Sludge)

Setiap pagi

BOD (Biology Oxidation Demand)

1 kali setiap shift Before equalisasi

& after clarifier

Tidak boleh lebih dari 50 ppm

COD (Chemical Oxidation Demand)

1 kali setiap shift Before equalisasi

& after clarifier

< 15 ppm

Penambahan Nutrisi

Setiap pagi BOD : N : P

100 : 5 : 1

Page 35: Alsin Coca Cola

Untuk pengujian kadar COD dan BOD dilakukan di laboratorium oleh petugas QA

satu kali setiap minggu.

            Prosedur pengujian kadar BOD adalah sebagai berikut,

a. Sampel di masukkan ke dalam botol sampel dan diaduk dengan batang pengaduk magnet

b. Tambahkan ½ NaOH dan botol tersebut ditutup.

c. Kemudian botol sampel tersebut dimasukkan ke dalam thermochamber dan diaduk selama

60 menit sampai temperatur stabil.

d. Kencangkan tutup botol tersebut dan dimasukkan ke dalam stro breaker

e. Set skala di angka nol

f. Kemudian dicatat jam, tanggal, dan angka yang dihasilkan.

            Simpan botol tersebut dan tunggu sampai dengan 5 hari, setelah itu baru didapatkan

hasilnya.

            Prosedur pengujian kadar COD adalah sebagai berikut,

a. Sampel dipipet ke dalam tabung reaksi sambil ditambahkan transferpett sebanyak 2 ml dan

pereaksi standar kemudian tutup dan diaduk

b. Tabung reaksi tadi dimasukkan ke dalam thermoreaktor Cr 3000 yang telah diset 148 °C

selama 120 menit.

c. Setelah 120 menit tabung reaksi tadi diangkat dan dibiarkan selama 10 menit

d. Photometer MPM 2010 dinyalakan dan diset Filter collectornya diangka satu (jika COD

160) atau diangka dua (jika COD 1500)

e. Kemudian pilih menu “factor” dan isi data masing-masing faktor dengan nilai faktor.

f. Tabung reaksi disimpan di sampel cell photometer dan dibaca nilai COD (mg/Liter).