Top Banner
Urinary catheter Adalah suatu intervensi yang digunakan dengan cara memasukkan catheter ke dalam kandung kemih yang bertujuan untuk mengosongkan kandung kemih. Ukuran diameter dari urinary catheter menggunakan Fr scale (tiap unit ekivalen dengan 0,33 mm), terdapat berbagai ukuran catheter yakni 8 dan 10 Fr untuk anak – anak, ukuran 14 dan 16 Fr untuk wanita dewasa, ukuran 20 dan 22 Fr untuk pria dewasa. Metode kateterisasi Intermittent catheter digunakan dalam jangka waktu pendek (5-10 menit), diindikasikan untuk pasien dengan penyakit idiopathic dan neurogenic bladder dysfunction. Resiko terjadinya infeksi saluran kemih lebih rendah dibandingkan suprapubic dan indwelling urethral catheter. Suprapubic catheter digunakan dengan memasukkan catheter ke dalam kandung kemih melalui lubang pada abdomen bagian bawah. Resiko munculnya bakteruria lebih rendah dibandingkan urethral catheter namun resiko terjadinya infeksi saluran kemih sama dengan urethral catheter.
14

alkes kelas 2a

Dec 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: alkes kelas 2a

Urinary catheter

Adalah suatu intervensi yang digunakan dengan cara memasukkan catheter ke dalam kandung kemih yang bertujuan untuk mengosongkan kandung kemih. Ukuran diameter dari urinary catheter menggunakan Fr scale (tiap unit ekivalen dengan 0,33 mm), terdapat berbagai ukuran catheter yakni 8 dan 10 Fr untuk anak – anak, ukuran 14 dan 16 Fr untuk wanita dewasa, ukuran 20 dan 22 Fr untuk pria dewasa.

Metode kateterisasi

Intermittent catheter digunakan dalam jangka waktu pendek (5-10 menit), diindikasikan untuk pasien dengan penyakit idiopathic dan neurogenic bladder dysfunction. Resiko terjadinya infeksi saluran kemih lebih rendah dibandingkan suprapubic dan indwelling urethral catheter.

Suprapubic catheter digunakan dengan memasukkan catheter ke dalam kandung kemih melalui lubang pada abdomen bagian bawah. Resiko munculnya bakteruria lebih rendah dibandingkan urethral catheter namun resiko terjadinya infeksi saluran kemih sama dengan urethral catheter.

(http://clinidirect.co.uk/knowledge-centre/16/indwelling-urinary-catheters/0/16/patient-carer-section)

Page 2: alkes kelas 2a

Indikasi penggunaan urinary catheter:• Urinary incontinence (pasien tidak dapat mengontrol ketika ia berkemih) • Untuk meringankan retensi urin akut (sulit untuk berkemih) atau obstruksi

kandung kemih. • Membantu mengosongkan kandung kemih selama, sebelum dan setelah operasi• Untuk membantu dalam mencapai imobilisasi pasien (misalnya, pada pasien

unstable thoracic, diperlukan untuk dada tidak stabil, lumbal spine atau pelvic fracture).

• Untuk memonitor output urin (misalnya, pada pasien sakit kritis atau ketika pasien tidak mampu atau tidak mau dalam prosedur pengambilan urine).

• Selama prosedur bedah berkepanjangan dengan anestesi umum, pasien yang mengalami operasi prostat dan genital

• Kondisi klinis lainnya seperti spinal cord injury, dementia, multiple sclerosis• Selama analgesia regional untuk persalinan. • Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Bahan/material catheterPemilihan material catheter didasarkan kepada durasi pemakaian catheter, kenyamanan pasien, riwayat alergi pasien, kemudahan pemasangan dan pelepasan, kemampuan material catheter dalam menurunkan kecenderungan terjadinya kolonisasi bakteri.

Page 3: alkes kelas 2a

Prosedur pemasangan catheter :

Tenaga kesehatan yang melakukan pemasangan catheter harus terlatih dan kompeten secara teknik dalam pemasangan menggunakan teknik aseptic untuk meminimalkan resiko infeksi

Standar pencegahan (Standard precaution) hendaknya harus dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan pada semua pasien tiap waktu. Standar pencegahan dalam pemasangan catheter yakni berupa hand hygiene, alat pelindung diri, dan pengelolaan sampah/waste

Teknik aseptik dianjurkan pada praktisi karena dapat membantu dalam mengurangi post procedure infection dengan cara menurunkan kecenderungan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh selama prosedur pemasangan. Tujuan teknik aseptic yakni mencegah transmisi mikroorganisme baik secara langsung maupun tidak langsung dan menurunkan resiko infeksi.

Hand decontamination hendaknya dilakukan oleh tenaga kesehatan sebelum dan setelah menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur aspetik dan pembersihan, setelah menyentuh barang atau benda yang berada didekat pasien. Cairan antisepti perlu digunakan sebelum memakai sarung tangan steril untuk pemasangan urinary catheter.

Resiko penggunaan urinary catheter :

Infeksi saluran kemih (ISK) telah terbukti menjadi salah satu infeksi yang terkait dg alat kesehatan paling umum sampai dengan 80% yang terkait dengan penggunaan Urinary catheter. Data dari survei prevalensi 2006 , pada rumah sakit di Republik Irlandia mengungkapkan bahwa ISK adalah salah satu infeksi paling umum terjadi, Studi prevalensi di fasilitas perawatan jangka panjang yang melibatkan 14.672 warga di 13 negara Eropa menemukan bahwa infeksi saluran kemih menyumbang 30% dari infeksi yang terkait dg alat kesehatan.

Infeksi saluran kemih yang berkaitan dengan catheter (catheter associated urinary tract infection /CAUTI) , adanya bakteri dalam urin (bacteriuria) adalah sebuah tanda adanya kolonisasi bakteri atau terjadi infeksi. Bacteriuria bisa terjadi pada pasien yang dikateterisasi maupun tidak. Namun 10-30% pasien yang menjalani kateterisasi menunjukkan adanya bacteriuria. Adanya bacteriuria kemudian nantinya berkembang menjadi infeksi saluran kemih. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang berkaitan dengan catheter antara lain demam, rasa sakit dan terbakar (burning and pain) lower abdomen, pada kebingungan/confusion, loin or supra pubic pain.

Page 4: alkes kelas 2a

Dental filling

Dental filling adalah sebuah alat tiruan/prostheses yang digunakan untuk menambal lubang pada gigi akibat dari caries gigi. Caries gigi terjadi ketika bakteri yang berada dalam mulut menghasilkan asam yang dapat merusak gigi. Asam yang diproduksi dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan lubang yang disebut caries. Apabila caries tidak diobati akan menyebabkan nyeri, infeksi dan kehilangan gigi (tooth loss).

Filling dikategorikan menjadi 2 jenis berdasarkan metode yang digunakan antara lain direct restoration dan indirect restoration. Direct restoration yakni penambalan dilakukan segera di lubang gigi pada satu kali kunjungan oleh pasien, contohnya dental amalgam, glass ionomers, resin ionomers dan composite filling. Sedangkan indirect restoration dilakukan pada dua atau lebih kunjungan pasien. Kunjungan pertama dokter gigi menyiapkan pola lubang (impression) untuk digunakan nantinya sebagai record dalam pembuatan filling. Pembuatan filling dilakukan di dental laboratory berdasarkan record yang telah dibuat pada kunjungan pertama. Pada kunjungan berikutnya filling yang telah dibuat dipasang pada pasien dan diadjust jika perlu. Contohnya inlay, onlay, crown yang dibuat dari material gold, ceramic atau composite

1. Dental amalgam filling: terbuat dari campuran merkuri (43-54%) yang dikombinasikan dengan logam lainnya seperti perak, tembaga dan timah. Karena komposisinya tersebut amalgam filling dapat melepaskan merkuri. Merkuri dapat tervaporisasi kemudian dapat terinhalasi masuk ke dalam tubuh dan pembuluh darah. Merkuri diabsorbsi dalam jumlah kecil di lambung, sebagian besar merkuri terabsorbsi di paru paru setelah tervaporisasi. Paparan merkuri

dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan brokhitis dan pneumonia. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan ginjal, gangguan pada janin, gangguan pada otak. Beberapa individu dilaporkan adanya alergi merkuri pada penggunaan amalgam filling. FDA telah melakukan studi bahwa tidak ada korelasi antara pemakaian dental amalgam

Page 5: alkes kelas 2a

dengan masalah kesehatan namun menurut A National Clinical Guideline for the Use of Dental Filling Materials (2003) penggunaan amalgam filling sekarang ini dibatasi karena tidak hanya menimbulkan dampak kesehatan namun juga dapat merusak lingkungan. Keuntungan penggunaan amalgam filling yakni filling ini kuat, tahan lama, tahan

pada saat proses mengunyah, memiliki harga yang lebih murah daripada material lainnya, resistensi pada pembusukan lanjut, biasanya digunakan untuk menambal gigi bagian belakang

Kerugian amalgam filling: amalgam filling dapat melepas merkuri dan waste dari amalgam filling dapat mencemari lingkungan, warna dari amalgam filling dapat semakin gelap karena terjadi korosi (corrode) sehingga untuk sebagian orang hal ini tidak acceptable karena mempengaruhi penampilan, munculnya alergi pada sebagian orang.

2. Composite resin filling/white filling: terbuat dari campuran acrylic resin dan bubuk kaca (powdered glass). Composite digunakan untuk menambal lubang pada gigi, untuk mengisi bagian dari gigi yang rusak atau retak. Composite filling memiliki warna yang mirip dengan warna gigi. Secara umum composite lebih mahal dari amalgam filling dan akan berwarna apabila pasien mengkonsumsi kopi, tembakau, teh. Composite resin relatif lebih kuat, secara umum digunakan untuk menambal gigi bagian

depan maupun belakang, tidak mengalami korosi. Kerugian composite resin filling, mudah pecah dibandingkan dengan bahan logam sehingga penggantian lebih sering daripada bahan metal, lebih mahal dari amalgam filling, bisa terjadi kebocoran sewaktu-waktu bila terikat di bawah lapisan enamel, terkadang juga muncul reaksi alergi.

3. Porcelain filling: Semua material porcelain (ceramic) seperti porcelain, ceramic, atau glass-like filling digunakan sebagai untuk memberikan lapisan pada gigi (inlay,onlay, crown cosmetic veeners). Keuntungan : memiliki warna yang mirip dengan warna natural enamel gigi, tidak menyebabkan reaksi alergi, tahan terhadap kebocoran karena pembuatan pola/bentuknya secara presisi dan kecocokan dengan lubang, Kerugian : Bahan mudah rapuh dan rentan keretakan, tidak direkomendasikan pada gigi geraham, harganya mahal mirip dengan emas, memerlukan dua kali kunjungan (indirect restoration)

Page 6: alkes kelas 2a

4. Gold filling : terdiri dari bahan emas, tembaga, dan logam lainnya yang menyebabkan filling gold bersifat kuat, efektif dalam filling, crown dan bridge. Biasa digunakan untuk inlay, onlay, crowns dan fixed bridges.

Keuntungan : Daya tahan sangat baik, tidak retak dibawah tekanan, tidak mudah aus, tahan terhadap korosi, tahan terhadap kebocoranKerugian : Hargnya mahal, memerlukan dua kali kunjungan

(indirect restoration), warnanya tidak sama dengan warna gigi natural, reaksi alergi kadang terjadi

Page 7: alkes kelas 2a

Feeding pumps

Enteral feeding berarti proses memasukkan makanan atau nutrisi ke dalam saluran cerna (GI tract) menggunakan tube/selang baik melalui hidung maupun secara langsung ke usus halus melaui stoma dalam dinding usus.

Indikasi penggunaan enteral feeding:

Sebisa mungkin pemberian makanan secara oral lebih direkomendasikan. Enteral feeding hanya dapat diberikan pada pasien yang tidak bisa memperoleh makanan secara oral contohnya :

Pasien yang menolak makan (Food/fluids refusal or hunger strike) Penyakit kejiwaan (psiciatric disease) seperti anorexia nervosa, depresi berat Masalah neurologis, ketika kebutuhan energi dapat ditingkatkan misalnya  Gangguan menelan (disfagia) Stroke atau cedera kepala  Kanker kepala dan leher Disfungsi GI atau malabsoption  Obstruksi saluran cerna bagian atas  Perawatan khusus, misalnya Chrons

Diindikasikan pada pasien yang fungsi saluran cernanya baik namun asupan nutrisi secara oralnya tidak memadai/kurang baik seperti :

Pasien sama sekali tidak makan atau sedikit makan >5 hari atau cenderung makan sedikit pada 5 hari berikutnya atau lebih lama.

BMI <18,5 kg/m2 BMI <20 kg/m2 dan penurunan > 5% berat badan sebelumnya dalam 3 sampai 6 bulan. Pasien memiliki daya serap/absorbsi yang buruk Pasien dengan penurunan berat badan secara konsisten seperti yang telah disebutkan di

atas

Dalam memasukkan (delivery) makanan dapat menggunakan pump atau tidak menggunakan pump. Metode dengan menggunakan pump disebut infusion dimana pumps diatur kecepatan alirannya antara 5-500 ml per jam. Feeding dimulai pada kecepatan 50 ml per jam kemudian ditingkatkan 100-150 ml per jam seiring dengan kebutuhan. Fedding secara infusion ada secara continous (terus menerus) dan intermittent.

Prosedur dalam menggunakan enteral fedding dengan pump :

Berikan penjelasan mengenai prosedur terhadap pasien Cuci tangan terlebih dahulu, gunakan sarung tangan dan apron Dekatkan perlatan ke samping tempat tidur pasien, Tutup tube clamp pada giving set

Page 8: alkes kelas 2a

Periksa tanggal daluwarsa pada makanan, kocok bag/bottle makanan, putar tutupnya , kencangkan sekrup untuk membuka segel

Gantung bag pada drip stand, pastikan tidak ada gelembung udara yang terjadi Sambungkan giving set dengan feeding tube Beri label tanggal dan waktu penggantian pada giving set. Gantilah tiap 24 jam sekali Aturlah kecepatan/rate sesuai dengan anjuran dokter atau ahli gizi, tekan start Sebelum dan setelah feeding, dilakukan flush pada tube seperti yang ditunjukkan pada

feeding regimen sheet and record Catat jumlah makanan dan flush tiap kali selesai feeding Pastikan pasien nyaman dan amati tanda tanda intoleransi makanan Pastikan pasien tubuh pasien duduk dengan kemiringan 300 selama 1 jam atau tidak

berbaring datar.

Feeding pump tampak depan Giving set

Page 9: alkes kelas 2a

Resiko penggunaan feeding pump :

Diare : diare dan bloated feeling (perut terasa penuh dan terlihat buncit) dapat terjadi pada penggunaan enteral feeding pump. Kecepatan yang diberikan pada pump bersifat individual maka dari itu pemeriksaan rutin perlu dilakukan.

Nausea dan vomiting : disebabkan karena kecepatan infusion rate terlalu tinggi

Refeeding syndrome : dapat muncul pada pasien dengan malnutrisi yang parah dan asupan makanan secara enteral. Muncul penurunan serum level fosfat, magnesium, dan potassium bersamaan dengan toleransi glukosa dan peningkatan volume cairan tubuh. Komplikasi dapat berupa gagal nafas, gagal jantung, aritmia jantung, pengecilan otot, kejang dan koma

Daftar Pustaka :

Page 10: alkes kelas 2a

Urinary catheter :

SARI (A Strategy for the control Antimicrobial Ressitence in Ireland), 2011, Guideline for the prevention of catheter associated urinary tract infection, Published on behalf of SARI by HSE Health Protection Surveillance Centre 2011.

Brookside Associated, 2007, Nursing Fundamental II lesson 3: Catheterization of the Male and Female Patient, Medical Education Division, Brookside Associates, Ltd. (online) (http://www.brooksidepress.org/Products/Nursing_Fundamentals_II/lesson_3_Section_1.htm diakses tgl 7 maret 2014)

Dental filling

A National Clinical Guideline for the use of dental filling material, 2003

Dental filling facts by www.ada.org American Dental Association

http://www.colgate.com/app/CP/US/EN/OC/Information/Articles/Oral-and-Dental-Health-Basics/Checkups-and-Dental-Procedures/Fillings/article/What-is-a-Filling.cvsp diakses tgl 7 maret 2014

Feeding pumps

National Health Service (NHS), 2012, Enteral feeding clinical guidance, National health service (online)(http://www.merseycare.nhs.uk/Library/Who_we_are/Policies_and_Procedures/Enteral%20Feeding%202012%20version%204-%20final.pdf)Applix smart enteral feeding pump: instruction for use (http://www.fresenius-kabi.com/files/4137-2_nu_Applix_Smart_GB_V1.pdf)