8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
1/29
Makalah Perancangan Alat Otomasi
ALARM KEBAKARAN OTOMATIS
Mata Kuliah : Otomasi Instalasi dan Industri
Dosen : Drs. Daryanto, M.T.
Aris Sunawar, S.Pd., M.T.
Disusun Oleh:
Henny Herdianti 5115122593
Cut Zarmayra Zahra 5115120353
Pendidikan Teknik Elektro 2012 Reguler
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
2/29
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas rahmat, hidayah dan karunia
yang telah Allah berikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Makalah Perancangan Alat Otomasi, Alarm Kebakaran
Otomatis” yang berisi tentang perancangan dalam pembuatan alat berupa alarm
kebakaran secara otomatis. Makalah ini ditujukan sebagai tugas untuk memenuhi nilai
UAS dari mata pelajaran Otomasi Instalasi dan Industri di semester 103 pada kelas
Pendidikan Teknik Elektro 2012 Reguler Peminatan Instalasi Tenaga Listrik.
Tak luput kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Daryanto dan Bapak
Aris Sunawar sebagai dosen dari mata kuliah Otomasi Instalasi dan Industri yang telah
memberikan banyak ilmu yang berhubungan dengan makalah ini. Terima kasih juga
kami ucapkan untuk orang tua serta keluarga dan teman-teman sekelas yang telah
memberikan motivasi serta dukungan agar makalah ini dapat segera terselesaikan.
Dengan tersusunnya makalah ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi
kami dan umumnya bagi pembaca. Kami sadar masih banyak kekurangan dari makalah
ini, oleh karena itu perlunya kritikan dan saran dari pembaca.
Jakarta, Januari 2016
Penulis
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
3/29
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebakaran adalah suatu musibah yang bisa dialami oleh siapa saja dalam
kehidupan kita baik kebakaran tempat tinggal maupun lingkungan. Kebakaran terjadi
melalui nyalanya api yang tidak dapat dikendalikan dan akan menyebabkan kerugian.
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran biasanya terjadi karena kesalahan manusia itu
sendiri (human error ). Misalnya dari keteledoran dalam membuang puntung rokok yang
sembarangan yang apinya akan menyambar pada benda yang mudah terbakar sehingga
api tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan kebakaran. Atau penggunaan dalam
pemanfaatan listrik yang tidak baik dan benar yang akan menyulutkan api. Dan masih
banyak lagi contoh-contoh penyebab kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan
manusia.
Untuk menangani kebakaran yang sering terjadi, maka banyak cara yang
dilakukan yaitu dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyebab-penyebab
terjadinya kebakaran pada umumnya, cara pencegahannya, dan cara menanganinyaapabila terjadi kebakaran. Namun, hal tersebut hanya memberikan suatu pemahaman
berupa pengetahuan, belum memberikan tanda-tanda yang pasti apabila akan terjadi
suatu kebakaran. Oleh karena itu, penulis merancang untuk membuat suatu alat dalam
memberikan indikasi atau alarm apabila terjadi kebakaran. Sehingga dengan ditandainya
alarm kebakaran yang otomatis akan memberitahu manusia berupa peringatan untuk
menanganinya sehingga kebakaran besar dapat dicegah dan dapat menyelamatkan
nyawa, barang berharga, dan bangunan.
Hal yang melatarbelakangi penulis untuk mengajukan proposal perancangan
alarm kebakaran otomatis ini yaitu karena maraknya terjadi kebakaran karena hal-hal
sepele yang sering disebabkan oleh human error yang berakibat akan ruginya material
bahkan kehilangan nyawa. Untuk itu, melalui alat ini penulis merasa terhimbau untuk
dapat berpartisipasi dalam tindakan pencegahan musibah kebakaran dengan
memberikan tanda-tanda kebakaran pada pemilik gedung atau bangunan yaitu dengan
alat Alarm Kebakaran Otomatis.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
4/29
4
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perancangan dari alarm kebakaran otomatis?
2.
Apa saja komponen-komponen yang digunakan untuk membuat alarmkebakaran otomatis?
3.
Bagaimana prinsip kerja dari alarm kebakaran otomatis?
1.3 Tujuan
1. Tujuan dari rangkaian atau alat ini adalah sebagai alarm dalam suatu ruangan
apabila terjadi kebakaran maka alarm tersebut akan memberikan tanda
peringatan berupa bunyi.
2. Memahai prinsip kerja atau proses kerja alat yang dibuat.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
5/29
5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyalanya api baik kecil maupun besar pada suatu tempat,
situasi dan kondisi yang tidak dikehendaki yang sifatnya merugikan dan pada umumnya
sulit untuk dikendalikan. Nyalanya api merupakan suatu proses kimia (oksidasi) cepat
yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur, yaitu panas, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar
yang menghasilkan panas dan cahaya. Kebakaran juga termasuk dalam salah satu
kategori kondisi/situasi darurat yang harus ditangani.
2.2 Push Button Switch
Push button switch atau saklar tombol tekan adalah perangkat/saklar sederhana
yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik dengan sistem
kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock ini yaitu saklar akan bekerja
sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan dan saattombol tidak ditekan atau dilepas, maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Sebagai pemutus dan penghubung, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu
posisi on dan off (1 dan 0). Istilah on dan off ini menjadi sangat penting karena semua
perangkat listrik yang memerlukan energy listrik pasti membutuhkan kondisi on dan
off. Fungsi push button switch biasa digunakan dalam memulai dan mengakhiri kerja
suatu rangkaian pada mesin. Berdasarkan fungsi kerjanya, push button switch
mempunyai 2 tipe kontak yaitu NO (Normally Open) yang merupakan kondisi
normalnya terbuka dengan aliran listrik yang tidan mengalir dan NC (Normally Close)
dimana dengan kondisi normalnya tertutup sehingga dapat mengalirkan arus listrik.
2.3 IC LM35
IC LM35 adalah sebagai sensor suhu yang sangat teliti terkemas dalam bentuk
Integrated Circuit, dimana output tegangan keluaran sangat linier berpadanan dengan
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
6/29
6
perubahan suhu. Sensor ini mempunyai koefisien sebesar 10 mv/oC yang berarti bahwa
setiap kenaikan suhu 1oC maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. LM35
merupakan sensor temperature yang cukup presisi dan mudah dikalibrasi. Dengan
impedansi yang kurang dari 1 ohm, LM35 beroperasi pada range arus sekitar 400µA
sampai dengan 5 mA, mempunyai error kurang dari 1oC untuk range yang > 100oC,
aplikasi sensor berkisar antara -55oC sampai +150oC. Dapat dikatakan bahwa LM35
memiliki output yang linear.
Didalam LM35 terdapat sebuah sambungan dengan sebuah pegangan untuk
mengatur terminal untuk melakukan kalibrasi. Ketika T adalah sebuah temperature yang
tidak diketahui dan sementara To adalah temperature referensi, dengan kalibrasi
terhadap keluaran untuk membaca satu nilai temperatur dengan benar maka keluaran
pada seluruh temperature akan bernilai benar. Berkenaan dengan pengaruh cahaya dan
temperature yang membuat electron-elektron pada pita valensi akan melakukan
pergerakan. Dalam diode, electron bergerak dari katoda ke anoda. Pergerakan ini
menimbulkan perbedaan potensial dan menimbulkan arus listrik. tegangan dan arus
listrik inilah yang menjadi informasi pada sistem untuk melakukan analisis dengan
menambahkan rangkaian op-amp untuk menguatkan sinyal dari sensor dan
membandingkan antara informasi yang diterima dengan referensi pada komparator
sebagai pembanding apabila sistem menggunakan komparator. Atau menggunakan
mikrokontroler, informasi yang diterima akan dibandingkan melalui software.
2.4 Alarm dan Buzzer
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian
sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan
kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingati operator atau administrator mengenai
adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahanya berupa
sinyal, bunyi, ataupun sinar.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
7/29
7
Salah satu alarm berupa bunyi adalah buzzer. Buzzer adalah sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada
dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri
dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri
arus sehingga menjadi electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,
tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada
diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-
balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indicator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada
alat (alarm).
2.5 LDR (Light Dependent Resistor )
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang
nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai
Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi
LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika
menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ)
pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka
cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai
sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling,
Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
8/29
8
2.6 PLC (Programmable Logic Controll er )
Programmable Logic Controller menurut National Electrical Manufacturers
Assosiation (NEMA) adalah sebuah perangkat elektronika digital yang menggunakanmemori yang dapat diprogram dan di reprogram sebagai penyimpanan internal dan
menyediakan instruksi-instruksi untuk menjalankan fungsi-fungsi yang spesifik seperti
Logic, Sequence, Timing, Counting, dan Aritmathic.
PLC dirancang untuk pengendalian proses dengan banyak binary state variable
(sensor) serta banyak binary state actuator. Basis di algoritma control PLC adalah
binary logic IF-THEN. Salah stu keunggulan PLC adalah mempunyai arsitektural yang
programmable, reprogrammable, serta expandable sehingga sangat adaptif untuk setiap
perubahan proses serta kebutuhan sistem control.
Sistem control yang menggunakan PLC mampu mengontrol mesin-mesin atau
proses dengan daya guna dan ketelitian yang tidak tertandingi oleh sistem control
konvensional yang menggunakan relay elektromekanis. Keuntungan menggunakan PLC
yaitu fleksibel, jumlah kontak bantu tak terbatas, dapat diamati, kecepatan operasi
sangat cepat, metode pemegraman dengan diagram tangga, dan dapat
didokumentasikan.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
9/29
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Alarm Kebakaran Otomatis
Alarm kebakaran otomatis adalah suatu alat yang mampu mendeteksi adanya
potensi atau bahaya kebakaran pada suatu ruangan ataupun gedung dengan
mengeluarkan peringatan bunyi berupa alarm atau buzzer. Alat ini menggunakan sensor
suhu LM35 untuk mendeteksi adanya kenaikan suhu akibat api sehingga memicu alarm
atau buzzer berbunyi. Alarm kebakaran ini dikendalikan oleh sistem PLC (
Programmable Logic Control ) tipe CPM1A.
Selain itu, alarm kebakaran ini dilengkapi dengan sensor cahaya berupa LDR
yang berfungsi untuk mendeteksi kondisi ruangan. Apabila kondisi ruangan gelap, maka
lampu yang ada pada alat alarm kebakaran ini akan menyala dan apabila kondisi
ruangan terang maka lampu akan mati. Fungsi lampu ini untuk memberikan indikasi
keberadaan letak alat alarm kebakaran otomatis berada, sehingga memudahkan pemakai
untuk mengaktifkan alat ini secara manual dengan menekan push button dalam keadaangelap.
3.2 Komponen/ Bahan yang Digunakan
Alat Alarm Kebakaran Otomatis ini dikendalikan oleh PLC dengan input
outputnya sebagai berikut:
3.2.1 Input
Sensor Suhu
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran
panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah
satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya
terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya. Untuk mendeteksi suhu
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
10/29
10
digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan langsung
didalam, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.
Perancangan untuk rangkaian sensor suhu ini meliputi sensor suhu
sebagai pendeteksi suhu yaitu LM35DZ, IC CA3140E sebagai penguat
tegangan dan pembanding, transistor BD139 sebagai penguat arus dan relai
sebagai saklar. Gambar rangkaian sensor suhu sebagai unit input adalah
sebagi berikut:
Gambar 3.1. Rangkaian sensor suhu
Dari gambar rangkaian diatas terlihat bahwa sensor suhu LM35DZ
memiliki 3 kaki, kaki 1 terhubung dengan tegangan berharga positif 12V,
kaki 2 terhubung dengan rangkaian penguat tegangan sebagai tegangan
keluaran sensor, dan kaki 3 terhubung dengan tegangan berharga negatif
terhadap tanah (ground).
Sensor suhu mendeteksi suhu diatas 40oC mengakibatkan tegangan
keluaran sensor menjadi 0,4V. Rangkaian penguat tegangan berfungsi
menggandakan tegangan keluaran sensor sebesar 11 kali. Rumus yang
digunakan pada penguat tegangan untuk rangkaian penguat tegangan sensor
suhu yaitu:
= 1 +1
2
= 1 +100
10 = 1 + 10 = 11
Sehingga tegangan keluaran dari rangkaian penguat tegangan menjadi 4,4 V
dari penggandaan 11 kali terhadap tegangan keluaran sensor sebesar 0,4 V.
Tegangan keluaran rangkaian penguat tegangan terhubung dengan
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
11/29
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
12/29
12
Gambar 3.2. Rangkaian sensor cahaya
Rangkaian ini bekerja berdasarkan prinsip pembagi tegangan antara LDR
dan potensiometer. Ketika LDR dikenai cahaya maka akan ada tegangan
yang mengalir pada basis transistor sehingga transistor saturasi yang
menyebabkan arus dari collector dapat mengalir ke emitor dan menjadikan
relay aktif yang awalnya dalam posisi NO lalu menjadi NC. Saat kutub relay
NC dihubungkan dengan PLC maka akan menyebabkan arus dari power
supply mengalir ke pada PLC sehingga data input dari sensor cahaya ini
dapat memberi instruksi untuk lampu menjadi aktif.
Push Button ON
Alat alarm kebakaran ini bekerja secara otomatis dengan mendeteksi
keberadaan suhu di sekitarnya. Namun selain itu, alat ini dilengkapi juga
dengan push button atau saklar tekan untuk mengaktifkannya secara
manual. Push button langsung terhubung dengan terminal input PLC. Sama
seperti fungsinya saklar yang berfungsi untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik. Namun pada Push Button ON ini hanya
berfungsi untuk menghubungkan arus DC 12V dari power supply menuju
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
13/29
13
terminal input PLC. Sehingga Push Button ON ini dapat langsung ditekan
untuk menyalakan alarm secara manual.
Push Button OFF
Jika pada Push Button ON dapat menghubungkan arus DC 12V dari power
supply menuju terminal input PLC maka untuk Push Button OFF ini
berfungsi untuk memutuskan aliran arus tersebut. Sehingga bunyinya alarm
pada buzzer dapat dihentikan dengan menekan Push Button OFF secara
manual.
3.2.2
Output
Buzzer
Keluaran pada alat alarm kebakaran otomatis ini yaitu menggunakan buzzer
sebagai peringatan berupa bunyi, apabila sensor suhu membaca suhu yang
dideteksi mencapai 40oC maka secara otomatis buzzer akan berbunyi.
Buzzer juga dapat berbunyi secara manual jika push button on langsung
ditekan. Sebagai tanda peringatan, buzzer langsung terhubung pada terminal
output PLC dan arus DC 12 volt dari power supply.
Gambar 3.3. Rangkaian buzzer pada terminal output PLC
Sesuai instruksi dari PLC berupa relai didalamnya, maka buzzer dapat aktif
atau nonaktif sesuai perintah dari PLC.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
14/29
14
Lampu
Selain buzzer, lampu juga merupakan komponen keluaran pada alat alarm
kebakaran otomatis. Lampu akan aktif menyala apabila sensor cahaya
membaca keadaan sekitarnya kurang cahaya atau gelap dan lampu akan
berubah menjadi keadaan SOS (nyala-mati/kedap-kedip) apabila buzzer
berbunyi atau sensor suhu membaca keadaan suhu mencapai 40oC atau
lebih. Sama seperti buzzer, lampu langsung terhubung pada terminal output
PLC dan arus DC 12 volt dari power supply. Berikut gambar rangkaiannya:
Gambar 3.4. Rangkaian lampu pada terminal output PLC
3.2.3 Komponen Lainnya
PLC
PLC dirancang untuk pengendalian proses dengan banyak binary state
variable (sensor) serta banyak binary state actuator. Basis di algoritma
control PLC adalah binary logic IF-THEN. Salah satu keunggulan PLC
adalah mempunyai arsitektural yang programmable, reprogrammable, serta
expandable sehingga sangat adaptif untuk setiap perubahan proses serta
kebutuhan sistem control.
Sistem control yang menggunakan PLC mampu mengontrol mesin-mesin
atau proses dengan daya guna dan ketelitian yang tidak tertandingi oleh
sistem control konvensional yang menggunakan relay elektromekanis.
Keuntungan menggunakan PLC yaitu fleksibel, jumlah kontak bantu tak
terbatas, dapat diamati, kecepatan operasi sangat cepat, metode pemegraman
dengan diagram tangga, dan dapat didokumentasikan.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
15/29
15
Power Supply
Power supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu
menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber
tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply digunakan
pada alarm kebakaran otomatis ini untuk menyuplai tegangan DC untuk
rangkaian sensor LM35 dan rangkaian LED. Tegangan yang disuplai ke
rangkaian adalah sebesar 12 VDC yang selanjutnya akan terhubung dengan
PLC.
3.3 Perancangan Alarm Kebakaran Otomatis
Dalam merancang alat alarm kebakaran otomatis ini perlu memperhatikan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Yang pertama yaitu harus menetapkan
bagaimana alat ini dapat bekerja dengan membuat diagram alir atau biasa disebut
dengan flowchart . Selanjutnya melakukan perancangan melalui perangkat lunak berupa
aplikasi Circuit Wizard untuk membuat layout atau design untuk papan PCB dalam
merancang rangkaian sensor suhu dan rangkaian sensor cahaya. Alat ini dikendalikan
oleh PLC merk OMRON, maka membutuhkan aplikasi CX-Programmer untuk
membuat diagram tangga atau Ladder Diagram sebagai instruksi dalam pengendalian
alat alarm kebakaran otomatis.
Setelah merancang melalui perangkat lunak, selanjutnya perancangan dengan
perangkat keras yaitu perangkat keras untuk sensor suhu dan sensor cahaya,
penyambungan/pengkabelan pada terminal input dan output PLC, terminal pada power
supply, dan peletakkan semua komponen pada boks sehingga alat Alarm Kebakaran
Otomatis selesai.
3.3.1 Diagram Alir (Flowchart)
Diagram alir pada alat alarm kebakaran otomatis ini ada dua, yaitu diagram alir
sistem otomatis dan diagram alir sistem manual. Pada sistem otomatis peralatan
keluaran dapat diaktifkan dari masukan sensor berupa sensor suhu, sedangkan
pada sistem manual yaitu peralatan keluaran dapat diaktifkan dengan
menggunakan push button. Berikut ini diagram alir atau flowchart sistem
otomatis dan sistem manual dari alat alarm kebakaran:
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
16/29
16
Gambar 3.5. Diagram alir sistem otomatis
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
17/29
17
Gambar 3.6. Diagram alir sistem manual
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
18/29
18
Dari diagram alir sistem otomatis terlihat bahwa peralatan keluaran berupa
buzzer dan lampu SOS akan aktif apabila sensor suhu membaca suhu 40oC atau
lebih. Sedangkan pada diagram alir sistem manual, buzzer dan lampu SOS akan
aktif apabila push button ON ditekan dan akan mati apabila push button OFF
yang ditekan.
3.3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Dalam perancangan perangkat lunak untuk alat alarm kebakaran ini
menggunakan dua aplikasi komputer, yaitu Circuit Wizard dan CX-Programmer.
a. Circuit Wizard
Circuit Wizard adalah aplikasi komputer yang biasa digunakan untuk
membuat layout atau design suatu rangkaian elektronika pada papan PCB.
Karena alat alarm kebakaran otomatis ini menggunakan dua rangkaian,
yaitu rangkaian sensor suhu dan sensor cahaya, maka harus membuat dua
model layout atau design untuk sensor suhu dan sensor cahaya. Berikut ini
gambar rangkaian yang dibuat menggunakan aplikasi Circuit Wizard:
Gambar 3.7. Rangkaian sensor suhu
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
19/29
19
Gambar 3.8. Rangkaian sensor cahaya
Setelah rangkaian dirancang melalui aplikasi Circuit Wizard selanjutnya
proses etching diatas papan PCB.
b. CX-Programmer
CX-Programmer merupakan aplikasi komputer untuk membuat
pemograman yang digunakan untuk memasukkan, mengedit, memodifikasi
dan memantau program yang ada didalam memori PLC Omron. Dalam cx-
programmer dapat membuat bahasa pemograman, yaitu diagram tangga atau
ladder diagram. Ladder diagram adalah suatu metoda yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan logika pada sebuah sistem yang berisikan relay,
saklar, kontak relay, lampu indicator, dll. Berikut ini adalah diagram tangga
untuk alat alarm kebakaran:
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
20/29
20
Gambar 3.9. Ladder diagram dari Alarm Kebakaran Otomatis
Tabel Input / Output PLC
No I/O Nama Alamat
1.
Input
Sensor suhu 0.00
2. PB ON 0.01
3. PB OFF 0.02
4. Sensor cahaya 0.03
5. Output Buzzer 10.00
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
21/29
21
3.3.3 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras dimulai saat layout atau design rangkaian sensor
suhu dan cahaya untuk papan PCB selesai. Dilanjutkan dengan proses etching
pada papan PCB yang polos kemudian dilubangi sesuai gambar rangkaian untuk
diletakan kaki-kaki komponen yang selanjutnya akan disolder.
(a) rangkaian sensor suhu
(b) rangkaian sensor cahaya
Gambar 3.10. Papan PCB yang sudah di etching dan dilubangi
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
22/29
22
(a) rangkaian sensor suhu
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
23/29
23
(b) rangkaian sensor cahaya
Gambar 3.11. Papan PCB yang sudah disolder kaki-kaki komponennya
Setelah rangkaian sensor suhu dan sensor cahaya telah selesai di rancang,
selanjutnya diuji untuk mengetahui apakah rangkaian tersebut dapat berfungsi
dengan baik atau tidak.
Jika semua peralatan input berupa sensor suhu, sensor cahaya, dan push button
serta peralatan output berupa buzzer dan lampu sudah siap digunakan dan dapat
beroperasi dengan baik, maka peralatan input dan output dapat dihubungkan
dengan terminal-terminal pada PLC. Berikut ini adalah gambar rancangan
peralatan input dan output yang dihubungkan dengan terminal PLC:
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
24/29
24
Gambar 3.12. Koneksi peralatan input dan output pada terminal PLC
Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa pada peralatan input dan output
membutuhkan power supply untuk dapat dialiri arus DC 12 Volt. Semua
peralatan input dan output dihubungkan dengan terminal positif dari power
supply sedangkan terminal negatif pada power supply dihubungkan dengan
common input dan output PLC.
Selanjutnya semua peralatan input dan output dirancang dengan baik dan rapih
pada suatu box sehingga alat alarm kebakaran otomatis dapat selesai dan bisa
digunakan.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
25/29
25
Gambar 3.13. Alat Alarm Kebakaran Otomatis
3.4 Cara Kerja Alarm Kebakaran Otomatis
Cara kerja dari alat alarm kebakaran otomatis ini dapat diamati dari diagram
alirnya. Pada alat ini memiliki dua fungsi kerja, yaitu secara otomatis dan secara
manual. Dimana cara kerja secara otomatis dapat beroperasi dengan mengandalkan
input dari sensor suhu sedangkan secara manual yaitu dengan menekan tombol push button on. Prinsip kerja alat ini dikendalikan oleh PLC dimana aplikasi CX-Programmer
dapat membuat digram ladder yang merupakan data memori untuk PLC.
Agar alat ini dapat bekerja, maka pastikan power supply dan PLC dalam keadaan
aktif atau mendapatkan arus dari sumber listrik AC 220 Volt. Dengan demikian,
peralatan input berupa sensor cahaya, sensor suhu, dan push button dalam keadaan aktif
namun masih dengan posisi NO ( Normally Open) sehingga arus pada yang mengalir
pada power supply menuju PLC terhalang oleh peralatan input.
Sensor cahaya akan membaca keadaan intensitas cahaya disekitarnya. Apabila
keadaan sekitarnya cukup adanya cahaya atau terang maka lampu tidak akan menyala,
sedangkan apabila kurang cahaya atau gelap maka lampu akan aktif menyala untuk
memberi indikasi atau menandakan keberadaan letak alat alarm kebakaran berada
disuatu ruangan sehingga dalam keadaan gelap alat ini mudah dijangkau pemakaiannya.
Sensor cahaya yang awalnya dalam posisi NO maka akan berubah menjadi posisi NC
( Normally Close) tergantung dari komponen LDR yang membaca intensitas cahaya
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
26/29
26
disekitarnya. Dengan keadaan NC, maka arus akan mengalir ke PLC dan akan
mengaktifkan relay yang ada didalam PLC sehingga akan memberikan instruksi untuk
mengaktifkan lampu.
Sama seperti prinsip kerja sensor cahaya, sensor suhu juga awalnya dalam
keadaan NO dan akan berubah menjadi NC tergantung dari komponen LM35 yang
dapat mendeteksi keadaan suhu disekitarnya. LM35 merupakan komponen penting
dalam rangkaian sensor suhu, dimana komponen ini akan mengubah besaran fisis suhu
ke besaran tegangan dengan koefisien sebesar 10 mV/oC yang berarti bahwa dengan
kenaikan suhu 1oC akan mengeluarkan tegangan sebesar 10 mV dengan batas maksimal
keluaran sensor sebesar 1,5 V yaitu di suhu 150oC. Rancangan pada rangkaian sensor
suhu dibuat sedemikian rupa agar pada saat suhu sekitar mencapai 40oC yang berarti
mengeluarkan tegangan 0,4 V lalu digandakan 11 kali maka tegangan keluarannya
menjadi 4,4 V dapat mengaktifkan relay pada rangkaian sensor suhu ini. Dengan
demikian, sensor suhu dalam posisi NC yang berarti dapat mengaliri arus dari power
supply ke PLC kemudian memberikan instruksi kepada output berupa buzzer yang
dapat aktif dan lampu menjadi keadaan SOS (nyala-mati/kedap-kedip). Apabila suhu
sekitar dibawah 40oC maka buzzer dan lampu SOS akan berhenti menyala. Sistem kerja
dengan input sensor suhu merupakan sistem otomatis.
Sedangkan untuk sistem manual, buzzer akan dapat langsung menyala dan
lampu akan menjadi SOS dengan menekan push button on. Untuk mematikannya dapat
menekan push button off.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
27/29
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
28/29
28
2. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak memiliki
kekurangan, maka dari itu perlu adanya pengembangan dan kontribusi positif untuk
menyempurnakannya. Penulis berharap ada pihak yang mengembangkan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembaca.
8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis
29/29