Top Banner

of 29

Alarm Kebakaran Otomatis

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    1/29

    Makalah Perancangan Alat Otomasi

    ALARM KEBAKARAN OTOMATIS 

    Mata Kuliah : Otomasi Instalasi dan Industri

    Dosen : Drs. Daryanto, M.T.

    Aris Sunawar, S.Pd., M.T.

    Disusun Oleh:

    Henny Herdianti 5115122593

    Cut Zarmayra Zahra 5115120353

    Pendidikan Teknik Elektro 2012 Reguler

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    2016

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    2/29

    2

    KATA PENGANTAR  

    Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas rahmat, hidayah dan karunia

    yang telah Allah berikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

    Makalah ini berjudul “Makalah Perancangan Alat Otomasi, Alarm Kebakaran

    Otomatis” yang berisi tentang  perancangan dalam pembuatan alat berupa alarm

    kebakaran secara otomatis. Makalah ini ditujukan sebagai tugas untuk memenuhi nilai

    UAS dari mata pelajaran Otomasi Instalasi dan Industri di semester 103 pada kelas

    Pendidikan Teknik Elektro 2012 Reguler Peminatan Instalasi Tenaga Listrik.

    Tak luput kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Daryanto dan Bapak

    Aris Sunawar sebagai dosen dari mata kuliah Otomasi Instalasi dan Industri yang telah

    memberikan banyak ilmu yang berhubungan dengan makalah ini. Terima kasih juga

    kami ucapkan untuk orang tua serta keluarga dan teman-teman sekelas yang telah

    memberikan motivasi serta dukungan agar makalah ini dapat segera terselesaikan.

    Dengan tersusunnya makalah ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi

    kami dan umumnya bagi pembaca. Kami sadar masih banyak kekurangan dari makalah

    ini, oleh karena itu perlunya kritikan dan saran dari pembaca.

    Jakarta, Januari 2016

    Penulis

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    3/29

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 

    Latar Belakang

    Kebakaran adalah suatu musibah yang bisa dialami oleh siapa saja dalam

    kehidupan kita baik kebakaran tempat tinggal maupun lingkungan. Kebakaran terjadi

    melalui nyalanya api yang tidak dapat dikendalikan dan akan menyebabkan kerugian.

    Salah satu penyebab terjadinya kebakaran biasanya terjadi karena kesalahan manusia itu

    sendiri (human error ). Misalnya dari keteledoran dalam membuang puntung rokok yang

    sembarangan yang apinya akan menyambar pada benda yang mudah terbakar sehingga

    api tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan kebakaran. Atau penggunaan dalam

     pemanfaatan listrik yang tidak baik dan benar yang akan menyulutkan api. Dan masih

     banyak lagi contoh-contoh penyebab kebakaran yang disebabkan oleh kesalahan

    manusia.

    Untuk menangani kebakaran yang sering terjadi, maka banyak cara yang

    dilakukan yaitu dengan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyebab-penyebab

    terjadinya kebakaran pada umumnya, cara pencegahannya, dan cara menanganinyaapabila terjadi kebakaran. Namun, hal tersebut hanya memberikan suatu pemahaman

     berupa pengetahuan, belum memberikan tanda-tanda yang pasti apabila akan terjadi

    suatu kebakaran. Oleh karena itu, penulis merancang untuk membuat suatu alat dalam

    memberikan indikasi atau alarm apabila terjadi kebakaran. Sehingga dengan ditandainya

    alarm kebakaran yang otomatis akan memberitahu manusia berupa peringatan untuk

    menanganinya sehingga kebakaran besar dapat dicegah dan dapat menyelamatkan

    nyawa, barang berharga, dan bangunan.

    Hal yang melatarbelakangi penulis untuk mengajukan proposal perancangan

    alarm kebakaran otomatis ini yaitu karena maraknya terjadi kebakaran karena hal-hal

    sepele yang sering disebabkan oleh human error  yang berakibat akan ruginya material

     bahkan kehilangan nyawa. Untuk itu, melalui alat ini penulis merasa terhimbau untuk

    dapat berpartisipasi dalam tindakan pencegahan musibah kebakaran dengan

    memberikan tanda-tanda kebakaran pada pemilik gedung atau bangunan yaitu dengan

    alat Alarm Kebakaran Otomatis.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    4/29

    4

    1.2  Rumusan Masalah

    1. 

    Bagaimana perancangan dari alarm kebakaran otomatis?

    2. 

    Apa saja komponen-komponen yang digunakan untuk membuat alarmkebakaran otomatis?

    3. 

    Bagaimana prinsip kerja dari alarm kebakaran otomatis?

    1.3  Tujuan

    1.  Tujuan dari rangkaian atau alat ini adalah sebagai alarm dalam suatu ruangan

    apabila terjadi kebakaran maka alarm tersebut akan memberikan tanda

     peringatan berupa bunyi.

    2.  Memahai prinsip kerja atau proses kerja alat yang dibuat.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    5/29

    5

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 

    Kebakaran

    Kebakaran adalah suatu nyalanya api baik kecil maupun besar pada suatu tempat,

    situasi dan kondisi yang tidak dikehendaki yang sifatnya merugikan dan pada umumnya

    sulit untuk dikendalikan. Nyalanya api merupakan suatu proses kimia (oksidasi) cepat

    yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur, yaitu panas, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar

    yang menghasilkan panas dan cahaya. Kebakaran juga termasuk dalam salah satu

    kategori kondisi/situasi darurat yang harus ditangani.

    2.2  Push Button Switch

    Push button switch atau saklar tombol tekan adalah perangkat/saklar sederhana

    yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik dengan sistem

    kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock ini yaitu saklar akan bekerja

    sebagai device penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan dan saattombol tidak ditekan atau dilepas, maka saklar akan kembali pada kondisi normal.

    Sebagai pemutus dan penghubung, push button switch hanya memiliki 2 kondisi, yaitu

     posisi on dan off (1 dan 0). Istilah on dan off ini menjadi sangat penting karena semua

     perangkat listrik yang memerlukan energy listrik pasti membutuhkan kondisi on dan

    off. Fungsi push button switch biasa digunakan dalam memulai dan mengakhiri kerja

    suatu rangkaian pada mesin. Berdasarkan fungsi kerjanya, push button switch

    mempunyai 2 tipe kontak yaitu NO (Normally Open) yang merupakan kondisi

    normalnya terbuka dengan aliran listrik yang tidan mengalir dan NC (Normally Close)

    dimana dengan kondisi normalnya tertutup sehingga dapat mengalirkan arus listrik.

    2.3  IC LM35

    IC LM35 adalah sebagai sensor suhu yang sangat teliti terkemas dalam bentuk

    Integrated Circuit, dimana output tegangan keluaran sangat linier berpadanan dengan

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    6/29

    6

     perubahan suhu. Sensor ini mempunyai koefisien sebesar 10 mv/oC yang berarti bahwa

    setiap kenaikan suhu 1oC maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. LM35

    merupakan sensor temperature yang cukup presisi dan mudah dikalibrasi. Dengan

    impedansi yang kurang dari 1 ohm, LM35 beroperasi pada range arus sekitar 400µA

    sampai dengan 5 mA, mempunyai error kurang dari 1oC untuk range yang > 100oC,

    aplikasi sensor berkisar antara -55oC sampai +150oC. Dapat dikatakan bahwa LM35

    memiliki output yang linear.

    Didalam LM35 terdapat sebuah sambungan dengan sebuah pegangan untuk

    mengatur terminal untuk melakukan kalibrasi. Ketika T adalah sebuah temperature yang

    tidak diketahui dan sementara To adalah temperature referensi, dengan kalibrasi

    terhadap keluaran untuk membaca satu nilai temperatur dengan benar maka keluaran

     pada seluruh temperature akan bernilai benar. Berkenaan dengan pengaruh cahaya dan

    temperature yang membuat electron-elektron pada pita valensi akan melakukan

     pergerakan. Dalam diode, electron bergerak dari katoda ke anoda. Pergerakan ini

    menimbulkan perbedaan potensial dan menimbulkan arus listrik. tegangan dan arus

    listrik inilah yang menjadi informasi pada sistem untuk melakukan analisis dengan

    menambahkan rangkaian op-amp untuk menguatkan sinyal dari sensor dan

    membandingkan antara informasi yang diterima dengan referensi pada komparator

    sebagai pembanding apabila sistem menggunakan komparator. Atau menggunakan

    mikrokontroler, informasi yang diterima akan dibandingkan melalui software.

    2.4  Alarm dan Buzzer

    Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau

     pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan

     berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian

    sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami kerusakan (penurunan

    kinerja). Pesan ini digunakan untuk memperingati operator atau administrator mengenai

    adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahanya berupa

    sinyal, bunyi, ataupun sinar.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    7/29

    7

    Salah satu alarm berupa bunyi adalah buzzer. Buzzer adalah sebuah komponen

    elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada

    dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri

    dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri

    arus sehingga menjadi electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,

    tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada

    diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-

     balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa

    digunakan sebagai indicator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada

    alat (alarm). 

    2.5  LDR (Light Dependent Resistor )

    Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang

    nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang

    diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai

    Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi

    LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika

    menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik

    dalam kondisi gelap.

     Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang

    diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ)

     pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang. 

    LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka

    cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai

    sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling,

    Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    8/29

    8

    2.6  PLC (Programmable Logic Controll er )

    Programmable Logic Controller menurut National Electrical Manufacturers

    Assosiation (NEMA) adalah sebuah perangkat elektronika digital yang menggunakanmemori yang dapat diprogram dan di reprogram sebagai penyimpanan internal dan

    menyediakan instruksi-instruksi untuk menjalankan fungsi-fungsi yang spesifik seperti

    Logic, Sequence, Timing, Counting, dan Aritmathic.

    PLC dirancang untuk pengendalian proses dengan banyak binary state variable

    (sensor) serta banyak binary state actuator. Basis di algoritma control PLC adalah

     binary logic IF-THEN. Salah stu keunggulan PLC adalah mempunyai arsitektural yang

     programmable, reprogrammable, serta expandable sehingga sangat adaptif untuk setiap

     perubahan proses serta kebutuhan sistem control.

    Sistem control yang menggunakan PLC mampu mengontrol mesin-mesin atau

     proses dengan daya guna dan ketelitian yang tidak tertandingi oleh sistem control

    konvensional yang menggunakan relay elektromekanis. Keuntungan menggunakan PLC

    yaitu fleksibel, jumlah kontak bantu tak terbatas, dapat diamati, kecepatan operasi

    sangat cepat, metode pemegraman dengan diagram tangga, dan dapat

    didokumentasikan.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    9/29

    9

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1  Alarm Kebakaran Otomatis

    Alarm kebakaran otomatis adalah suatu alat yang mampu mendeteksi adanya

     potensi atau bahaya kebakaran pada suatu ruangan ataupun gedung dengan

    mengeluarkan peringatan bunyi berupa alarm atau buzzer. Alat ini menggunakan sensor

    suhu LM35 untuk mendeteksi adanya kenaikan suhu akibat api sehingga memicu alarm

    atau buzzer berbunyi. Alarm kebakaran ini dikendalikan oleh sistem PLC (

     Programmable Logic Control ) tipe CPM1A.

    Selain itu, alarm kebakaran ini dilengkapi dengan sensor cahaya berupa LDR

    yang berfungsi untuk mendeteksi kondisi ruangan. Apabila kondisi ruangan gelap, maka

    lampu yang ada pada alat alarm kebakaran ini akan menyala dan apabila kondisi

    ruangan terang maka lampu akan mati. Fungsi lampu ini untuk memberikan indikasi

    keberadaan letak alat alarm kebakaran otomatis berada, sehingga memudahkan pemakai

    untuk mengaktifkan alat ini secara manual dengan menekan push button dalam keadaangelap.

    3.2  Komponen/ Bahan yang Digunakan

    Alat Alarm Kebakaran Otomatis ini dikendalikan oleh PLC dengan input

    outputnya sebagai berikut:

    3.2.1  Input

      Sensor Suhu

    Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran

     panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya.

    Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah

    satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya

    terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya. Untuk mendeteksi suhu

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    10/29

    10

    digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat dikalibrasikan langsung

    didalam, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor.

    Perancangan untuk rangkaian sensor suhu ini meliputi sensor suhu

    sebagai pendeteksi suhu yaitu LM35DZ, IC CA3140E sebagai penguat

    tegangan dan pembanding, transistor BD139 sebagai penguat arus dan relai

    sebagai saklar. Gambar rangkaian sensor suhu sebagai unit input adalah

    sebagi berikut:

    Gambar 3.1. Rangkaian sensor suhu

    Dari gambar rangkaian diatas terlihat bahwa sensor suhu LM35DZ

    memiliki 3 kaki, kaki 1 terhubung dengan tegangan berharga positif 12V,

    kaki 2 terhubung dengan rangkaian penguat tegangan sebagai tegangan

    keluaran sensor, dan kaki 3 terhubung dengan tegangan berharga negatif

    terhadap tanah (ground).

    Sensor suhu mendeteksi suhu diatas 40oC mengakibatkan tegangan

    keluaran sensor menjadi 0,4V. Rangkaian penguat tegangan berfungsi

    menggandakan tegangan keluaran sensor sebesar 11 kali. Rumus yang

    digunakan pada penguat tegangan untuk rangkaian penguat tegangan sensor

    suhu yaitu:

      = 1 +1

      = 1 +100

    10  = 1 + 10 = 11 

    Sehingga tegangan keluaran dari rangkaian penguat tegangan menjadi 4,4 V

    dari penggandaan 11 kali terhadap tegangan keluaran sensor sebesar 0,4 V.

    Tegangan keluaran rangkaian penguat tegangan terhubung dengan

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    11/29

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    12/29

    12

    Gambar 3.2. Rangkaian sensor cahaya

    Rangkaian ini bekerja berdasarkan prinsip pembagi tegangan antara LDR

    dan potensiometer. Ketika LDR dikenai cahaya maka akan ada tegangan

    yang mengalir pada basis transistor sehingga transistor saturasi yang

    menyebabkan arus dari collector dapat mengalir ke emitor dan menjadikan

    relay aktif yang awalnya dalam posisi NO lalu menjadi NC. Saat kutub relay

     NC dihubungkan dengan PLC maka akan menyebabkan arus dari power

    supply mengalir ke pada PLC sehingga data input dari sensor cahaya ini

    dapat memberi instruksi untuk lampu menjadi aktif.

      Push Button ON

    Alat alarm kebakaran ini bekerja secara otomatis dengan mendeteksi

    keberadaan suhu di sekitarnya. Namun selain itu, alat ini dilengkapi juga

    dengan push button atau saklar tekan untuk mengaktifkannya secara

    manual. Push button langsung terhubung dengan terminal input PLC. Sama

    seperti fungsinya saklar yang berfungsi untuk menghubungkan dan

    memutuskan aliran listrik. Namun pada Push Button ON ini hanya

     berfungsi untuk menghubungkan arus DC 12V dari power supply menuju

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    13/29

    13

    terminal input PLC. Sehingga Push Button ON ini dapat langsung ditekan

    untuk menyalakan alarm secara manual.

     

    Push Button OFF

    Jika pada Push Button ON dapat menghubungkan arus DC 12V dari power

    supply menuju terminal input PLC maka untuk Push Button OFF ini

     berfungsi untuk memutuskan aliran arus tersebut. Sehingga bunyinya alarm

     pada buzzer dapat dihentikan dengan menekan Push Button OFF secara

    manual.

    3.2.2 

    Output

      Buzzer

    Keluaran pada alat alarm kebakaran otomatis ini yaitu menggunakan buzzer

    sebagai peringatan berupa bunyi, apabila sensor suhu membaca suhu yang

    dideteksi mencapai 40oC maka secara otomatis buzzer akan berbunyi.

    Buzzer juga dapat berbunyi secara manual jika push button on langsung

    ditekan. Sebagai tanda peringatan, buzzer langsung terhubung pada terminal

    output PLC dan arus DC 12 volt dari power supply.

    Gambar 3.3. Rangkaian buzzer pada terminal output PLC

    Sesuai instruksi dari PLC berupa relai didalamnya, maka buzzer dapat aktif

    atau nonaktif sesuai perintah dari PLC.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    14/29

    14

      Lampu

    Selain buzzer, lampu juga merupakan komponen keluaran pada alat alarm

    kebakaran otomatis. Lampu akan aktif menyala apabila sensor cahaya

    membaca keadaan sekitarnya kurang cahaya atau gelap dan lampu akan

     berubah menjadi keadaan SOS (nyala-mati/kedap-kedip) apabila buzzer

     berbunyi atau sensor suhu membaca keadaan suhu mencapai 40oC atau

    lebih. Sama seperti buzzer, lampu langsung terhubung pada terminal output

    PLC dan arus DC 12 volt dari power supply. Berikut gambar rangkaiannya:

    Gambar 3.4. Rangkaian lampu pada terminal output PLC

    3.2.3  Komponen Lainnya

      PLC

    PLC dirancang untuk pengendalian proses dengan banyak binary state

    variable (sensor) serta banyak binary state actuator. Basis di algoritma

    control PLC adalah binary logic IF-THEN. Salah satu keunggulan PLC

    adalah mempunyai arsitektural yang programmable, reprogrammable, serta

    expandable sehingga sangat adaptif untuk setiap perubahan proses serta

    kebutuhan sistem control.

    Sistem control yang menggunakan PLC mampu mengontrol mesin-mesin

    atau proses dengan daya guna dan ketelitian yang tidak tertandingi oleh

    sistem control konvensional yang menggunakan relay elektromekanis.

    Keuntungan menggunakan PLC yaitu fleksibel, jumlah kontak bantu tak

    terbatas, dapat diamati, kecepatan operasi sangat cepat, metode pemegraman

    dengan diagram tangga, dan dapat didokumentasikan. 

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    15/29

    15

      Power Supply

    Power supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu

    menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber

    tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. Power supply digunakan

     pada alarm kebakaran otomatis ini untuk menyuplai tegangan DC untuk

    rangkaian sensor LM35 dan rangkaian LED. Tegangan yang disuplai ke

    rangkaian adalah sebesar 12 VDC yang selanjutnya akan terhubung dengan

    PLC.

    3.3  Perancangan Alarm Kebakaran Otomatis

    Dalam merancang alat alarm kebakaran otomatis ini perlu memperhatikan

    tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Yang pertama yaitu harus menetapkan

     bagaimana alat ini dapat bekerja dengan membuat diagram alir atau biasa disebut

    dengan flowchart . Selanjutnya melakukan perancangan melalui perangkat lunak berupa

    aplikasi Circuit Wizard untuk membuat layout   atau design  untuk papan PCB dalam

    merancang rangkaian sensor suhu dan rangkaian sensor cahaya. Alat ini dikendalikan

    oleh PLC merk OMRON, maka membutuhkan aplikasi CX-Programmer untuk

    membuat diagram tangga atau  Ladder Diagram sebagai instruksi dalam pengendalian

    alat alarm kebakaran otomatis.

    Setelah merancang melalui perangkat lunak, selanjutnya perancangan dengan

     perangkat keras yaitu perangkat keras untuk sensor suhu dan sensor cahaya,

     penyambungan/pengkabelan pada terminal input dan output PLC, terminal pada power

    supply, dan peletakkan semua komponen pada boks sehingga alat Alarm Kebakaran

    Otomatis selesai.

    3.3.1  Diagram Alir (Flowchart)

    Diagram alir pada alat alarm kebakaran otomatis ini ada dua, yaitu diagram alir

    sistem otomatis dan diagram alir sistem manual. Pada sistem otomatis peralatan

    keluaran dapat diaktifkan dari masukan sensor berupa sensor suhu, sedangkan

     pada sistem manual yaitu peralatan keluaran dapat diaktifkan dengan

    menggunakan  push button. Berikut ini diagram alir atau  flowchart sistem

    otomatis dan sistem manual dari alat alarm kebakaran:

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    16/29

    16

    Gambar 3.5. Diagram alir sistem otomatis

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    17/29

    17

    Gambar 3.6. Diagram alir sistem manual 

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    18/29

    18

    Dari diagram alir sistem otomatis terlihat bahwa peralatan keluaran berupa

     buzzer dan lampu SOS akan aktif apabila sensor suhu membaca suhu 40oC atau

    lebih. Sedangkan pada diagram alir sistem manual, buzzer dan lampu SOS akan

    aktif apabila push button ON ditekan dan akan mati apabila push button OFF

    yang ditekan.

    3.3.2  Perancangan Perangkat Lunak

    Dalam perancangan perangkat lunak untuk alat alarm kebakaran ini

    menggunakan dua aplikasi komputer, yaitu Circuit Wizard dan CX-Programmer.

    a.  Circuit Wizard

    Circuit Wizard adalah aplikasi komputer yang biasa digunakan untuk

    membuat layout   atau design  suatu rangkaian elektronika pada papan PCB.

    Karena alat alarm kebakaran otomatis ini menggunakan dua rangkaian,

    yaitu rangkaian sensor suhu dan sensor cahaya, maka harus membuat dua

    model layout  atau design untuk sensor suhu dan sensor cahaya. Berikut ini

    gambar rangkaian yang dibuat menggunakan aplikasi Circuit Wizard:

    Gambar 3.7. Rangkaian sensor suhu

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    19/29

    19

    Gambar 3.8. Rangkaian sensor cahaya

    Setelah rangkaian dirancang melalui aplikasi Circuit Wizard selanjutnya

     proses etching diatas papan PCB.

     b.  CX-Programmer

    CX-Programmer merupakan aplikasi komputer untuk membuat

     pemograman yang digunakan untuk memasukkan, mengedit, memodifikasi

    dan memantau program yang ada didalam memori PLC Omron. Dalam cx-

     programmer dapat membuat bahasa pemograman, yaitu diagram tangga atau

    ladder diagram. Ladder diagram adalah suatu metoda yang digunakan untuk

    menggambarkan hubungan logika pada sebuah sistem yang berisikan relay,

    saklar, kontak relay, lampu indicator, dll. Berikut ini adalah diagram tangga

    untuk alat alarm kebakaran:

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    20/29

    20

    Gambar 3.9. Ladder diagram dari Alarm Kebakaran Otomatis

    Tabel Input / Output PLC

     No I/O Nama Alamat

    1.

    Input

    Sensor suhu 0.00

    2. PB ON 0.01

    3. PB OFF 0.02

    4. Sensor cahaya 0.03

    5. Output Buzzer 10.00

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    21/29

    21

    3.3.3  Perancangan Perangkat Keras

    Perancangan perangkat keras dimulai saat layout atau design  rangkaian sensor

    suhu dan cahaya untuk papan PCB selesai. Dilanjutkan dengan proses etching

     pada papan PCB yang polos kemudian dilubangi sesuai gambar rangkaian untuk

    diletakan kaki-kaki komponen yang selanjutnya akan disolder.

    (a) rangkaian sensor suhu

    (b) rangkaian sensor cahaya

    Gambar 3.10. Papan PCB yang sudah di etching dan dilubangi 

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    22/29

    22

    (a) rangkaian sensor suhu

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    23/29

    23

    (b) rangkaian sensor cahaya

    Gambar 3.11. Papan PCB yang sudah disolder kaki-kaki komponennya 

    Setelah rangkaian sensor suhu dan sensor cahaya telah selesai di rancang,

    selanjutnya diuji untuk mengetahui apakah rangkaian tersebut dapat berfungsi

    dengan baik atau tidak.

    Jika semua peralatan input berupa sensor suhu, sensor cahaya, dan push button

    serta peralatan output berupa buzzer dan lampu sudah siap digunakan dan dapat

     beroperasi dengan baik, maka peralatan input dan output dapat dihubungkan

    dengan terminal-terminal pada PLC. Berikut ini adalah gambar rancangan

     peralatan input dan output yang dihubungkan dengan terminal PLC:

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    24/29

    24

    Gambar 3.12. Koneksi peralatan input dan output pada terminal PLC

    Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa pada peralatan input dan output

    membutuhkan power supply untuk dapat dialiri arus DC 12 Volt. Semua

     peralatan input dan output dihubungkan dengan terminal positif dari power

    supply sedangkan terminal negatif pada power supply dihubungkan dengan

    common input dan output PLC.

    Selanjutnya semua peralatan input dan output dirancang dengan baik dan rapih

     pada suatu box sehingga alat alarm kebakaran otomatis dapat selesai dan bisa

    digunakan.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    25/29

    25

    Gambar 3.13.  Alat Alarm Kebakaran Otomatis

    3.4  Cara Kerja Alarm Kebakaran Otomatis

    Cara kerja dari alat alarm kebakaran otomatis ini dapat diamati dari diagram

    alirnya. Pada alat ini memiliki dua fungsi kerja, yaitu secara otomatis dan secara

    manual. Dimana cara kerja secara otomatis dapat beroperasi dengan mengandalkan

    input dari sensor suhu sedangkan secara manual yaitu dengan menekan tombol push button on. Prinsip kerja alat ini dikendalikan oleh PLC dimana aplikasi CX-Programmer

    dapat membuat digram ladder yang merupakan data memori untuk PLC.

    Agar alat ini dapat bekerja, maka pastikan power supply dan PLC dalam keadaan

    aktif atau mendapatkan arus dari sumber listrik AC 220 Volt. Dengan demikian,

     peralatan input berupa sensor cahaya, sensor suhu, dan push button dalam keadaan aktif

    namun masih dengan posisi NO ( Normally Open) sehingga arus pada yang mengalir

     pada power supply menuju PLC terhalang oleh peralatan input.

    Sensor cahaya akan membaca keadaan intensitas cahaya disekitarnya. Apabila

    keadaan sekitarnya cukup adanya cahaya atau terang maka lampu tidak akan menyala,

    sedangkan apabila kurang cahaya atau gelap maka lampu akan aktif menyala untuk

    memberi indikasi atau menandakan keberadaan letak alat alarm kebakaran berada

    disuatu ruangan sehingga dalam keadaan gelap alat ini mudah dijangkau pemakaiannya.

    Sensor cahaya yang awalnya dalam posisi NO maka akan berubah menjadi posisi NC

    ( Normally Close) tergantung dari komponen LDR yang membaca intensitas cahaya

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    26/29

    26

    disekitarnya. Dengan keadaan NC, maka arus akan mengalir ke PLC dan akan

    mengaktifkan relay yang ada didalam PLC sehingga akan memberikan instruksi untuk

    mengaktifkan lampu.

    Sama seperti prinsip kerja sensor cahaya, sensor suhu juga awalnya dalam

    keadaan NO dan akan berubah menjadi NC tergantung dari komponen LM35 yang

    dapat mendeteksi keadaan suhu disekitarnya. LM35 merupakan komponen penting

    dalam rangkaian sensor suhu, dimana komponen ini akan mengubah besaran fisis suhu

    ke besaran tegangan dengan koefisien sebesar 10 mV/oC yang berarti bahwa dengan

    kenaikan suhu 1oC akan mengeluarkan tegangan sebesar 10 mV dengan batas maksimal

    keluaran sensor sebesar 1,5 V yaitu di suhu 150oC. Rancangan pada rangkaian sensor

    suhu dibuat sedemikian rupa agar pada saat suhu sekitar mencapai 40oC yang berarti

    mengeluarkan tegangan 0,4 V lalu digandakan 11 kali maka tegangan keluarannya

    menjadi 4,4 V dapat mengaktifkan relay pada rangkaian sensor suhu ini. Dengan

    demikian, sensor suhu dalam posisi NC yang berarti dapat mengaliri arus dari power

    supply ke PLC kemudian memberikan instruksi kepada output berupa buzzer yang

    dapat aktif dan lampu menjadi keadaan SOS (nyala-mati/kedap-kedip). Apabila suhu

    sekitar dibawah 40oC maka buzzer dan lampu SOS akan berhenti menyala. Sistem kerja

    dengan input sensor suhu merupakan sistem otomatis.

    Sedangkan untuk sistem manual, buzzer akan dapat langsung menyala dan

    lampu akan menjadi SOS dengan menekan push button on. Untuk mematikannya dapat

    menekan push button off.

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    27/29

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    28/29

    28

    2.  Saran

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak memiliki

    kekurangan, maka dari itu perlu adanya pengembangan dan kontribusi positif untuk

    menyempurnakannya. Penulis berharap ada pihak yang mengembangkan makalah ini,

    sehingga makalah ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembaca. 

  • 8/16/2019 Alarm Kebakaran Otomatis

    29/29