Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi Pada PT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk Proposal Skripsi Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi Yang dibina oleh Ibu Sutatmi Oleh V. Hervyanto Yuda 307422407527 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi PadaPT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk
Proposal Skripsi
Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar AkuntansiYang dibina oleh Ibu Sutatmi
Oleh
V. Hervyanto Yuda 307422407527
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSIDesember 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perusahaan jasa dan industri yang berskala besar, sumber daya
manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan
perusahaan yaitu menghasilkan laba maksimum untuk jangka panjang. Menurut
(Amin Widjaja, 2004), Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berperan
dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mendayagunakan sumber
daya-sumber daya lain dalam perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara
optimal.
Bagi suatu perusahaan secara keseluruhan sumber daya manusia
merupakan kekayaan yang sangat berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber
daya manusia yang profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian
yang besar karena hal tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan untuk membina atau mendidik sumber daya manusia yang
diperolehnya itu. Kerugian lainnya adalah hilangnya kesempatan memanfaatkan
sumber daya manusia tersebut untuk meningkatkan keuntungan yang bisa
diperoleh perusahaan yang mungkin dapat juga mengancam kelangsungan hidup
perusahaan yang belum mempunyai sistem perekrutan serta pendidikan sumber
daya manusia yang baik.
Apalagi dalam situasi dan kondisi perekonomian sekarang ini, sumber daya
manusia merupakan asset yang paling penting bagi kemajuan usaha perusahaan.
Banyak sekali karyawan yang berhenti bekerja dan terpaksa menganggur (PHK)
akibat keadaan ekonomi yang sulit karena manajemen yang ada pada perusahaan
itu tidak baik. Pada kondisi seperti inilah, suatu perusahaan membutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas, guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan.
Dengan perencanaan dan pengendalian sumber daya manusia akan membantu
pihak manajemen untuk :
1. Mengembangkan, mengalokasikan, menghemat, memanfaatkan, dan
mengevaluasi sumber daya manusia dengan baik dan apakah sudah sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai
2. Memudahkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya
manusia
Untuk memanajemen sumber daya manusia secara baik maka diperlukan
informasi tentang sumber daya manusia yang akurat dan relevan. Akuntansi
sumber daya manusia memberikan informasi kuantitatif maupun kualitatif kepada
manajemen mengenai pemenuhan, pengembangan, pengalokasian, kapitalisasi,
evaluasi, dan penghargaan atas sumber daya manusia.
1.2 Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan suatu penelitian perlu diadakan
pembatasan masalah yang berguna untuk menghindari adanya pembahasan dan
persepsi yang berbeda sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari
pembaca. Penelitian ini dibatasi pada penerapan akuntansi sumber daya manusia
di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo pada laporan keuangan tahun 2005, 2006,
dan 2007.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan
PT. Excelcomindo?
2. Bagaimana likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?
3. Bagaimana profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?
4. Bagaimana leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?
5. Bagaimana perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah
diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT.
Excelcomindo
2. Likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya
akuntansi sumber daya manusia
3. Profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya
akuntansi sumber daya manusia
4. Leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya
akuntansi sumber daya manusia
5. Perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya
akuntansi sumber daya manusia
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengukuran aktiva SDM menggunakan Historical Cost
2. Biaya akuisisi dan biaya pengembangan diamortisasi untuk periode yang
sama
3. Perlakuan dan penyajian akuntansi SDM dalam laporan keuangan
dilakukan dengan mengintegrasikan akuntansi SDM dalam laporan
keuangan konvensional
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen guna
meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
akuntansi sumber daya manusia dan dampaknya terhadap kinerja
keuangan perusahaan, serta menjadi sumber informasi dan bahan
masukan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan perbandingan dalam
mengadakan penelitian yang sejenis dan cakupannya lebih luas.
3. Bagi Universitas Negeri Malang
Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Universitas Negeri
Malang agar dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi
yang berkepentingan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi
Seiring berkembangnya dunia bisnis, perngertian akuntansi mengalami
pengembangan. Akuntansi yang sering disebut accounting adalah “bahasa bisnis”
yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil
usahanya pada suatu periode (Harahap, 1993:1). Sementara Belkaoui (2000:41)
berpendapat bahwa “Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
menghasilkan informasi ekonomik yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan
dalam lingkungannya. Hasilnya dipresentasikan oleh Financial Accounting
Standard Board (FASB) sebagai “spektrum informasi”. Spektrum tersebut terdiri
dari laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, cara-cara lain dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan disajikan harus sesuai dengan prinsip-
prinsip yang diterima umum.
Prinsip-prinsip akuntansi tersebut yaitu:
1. Prinsip Biaya (Cost Principle)
Prinsip biaya menyatakan biaya perolehan (acquisition cost) atau cost historis
merupakan dasar penilaian yang mewadahi untuk mengakui perolehan semua
barang dan jasa, expense, cost, dan ekuitas sehingga item yang di nilai dengan
harga barang pada saat barang tersebut di beli dan dicatat dalam laporan
keuangan pada nilai amortisasi nilai barang.
2. Prinsip Pendapatan (Revenue Principle)
Prinsip ini menspesifikasikan pada sifat komponen-komponen revenue,
pengukuran revenue dan waktu pengakuan revenue.
3. Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa expense harus diakui pada periode yang sama
dengan revenue yaitu diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip
revenue dan expense yang terkait kemudian diakui.
4. Prinsip Obyekfitas
Prinsip ini menyatakan bahwa kegunaan informasi keuangan tergantung pada
tingkat reabilities prosedur pengukuran yang digunakan.
5. Prinsip Konsistensi
Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya di
catat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini
memiliki implikasi bahwa penggunaan prosedur atau metode akuntansi akan
sama dari waktu ke waktu.
6. Prinsip Pengungkapan penuh
Prinsip ini menyatakan tidak ada informasi penting, kepentingan rata-rata dari
investor yang dihilangkan atau disembunyikan.
7. Prinsip Konservatisme
Prinsip ini menyatakan apabila perusahaan dihadapkan pada dua pilihan
penggunaan metode atau teknik akuntansi maka di pilih alternatif yang
mempunyai dampak paling kecil bagi pemegang saham. Artinya lebih memilih
melaporkan nilai yang rendah untuk asset dan revenue tetapi memilh nilai
tertinggi untuk expense.
8. Prinsip Materialitas
Prinsip ini mengharuskan segala sesuatu di nilai material jika item laporan
keuangan tersebut mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
merupakan proses pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan serta
penginterprestasian transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
atau organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi sehingga dapat
memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan.
2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat diharapkan dapat memberikan informasi
yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan hal-hal yang telah
dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai laporan keuangan yang unggul menilai pertanggungjawaban manajemen
bertindak demikian supaya pemakai dapat keputusan ekonomi, mencakup
keputusan untuk mengangkat atau memberhentikan manajemen. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah bagian
dari proses laporan keuangan yang meliputi : pencatatan, penggolongan,
pengikhtisaran, penganalisaan dan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Laporan
tersebut termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan IAI (2007) komponen laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari :
1. Neraca, merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan berbagai unsur
laporan keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar, meliputi :
aktiva, kewajiban dan ekuitas.
2. Laporan laba rugi, menyajikan berbagai unsur kinerja keuangan (pendapatan
dan beban), serta berbagai kegiatan, transaksi, peristiwa yang menghasilkan
pengaruh berbeda terhadap solvabilitas, resiko, dan prediksi yang diperlukan
bagi penyajian secara wajar.
3. Laporan perubahan ekuitas, merupakan komponen laporan keuangan yang
menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan
selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan arus kas, memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan
untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas beradaptasi dengan perubahan keadaan dan
peluang.
5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas serta informasi tambahan seperti kontingensi dan komitmen.
Akuntansi konvensional yang selama ini diterapkan oleh banyak
perusahaan mempunyai kelemahan. Sebagaimana menurut pendapat Harahap
(2001:380) menyatakan bahwa akuntansi konvensional selama ini menilai semua
pengeluaran yang berkaitan dengan investasi sumber daya manusia sebagai biaya
(expense), bukan diakui sebagai aktiva (asset). Penilaian ini mengakibatkan
informasi keuangan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan untuk
mengambil keputusan menjadi terdistorsi.
Pada laporan laba rugi, angka yang disajikan sebagai ”laba bersih” tidak
menunjukkan sebenarnya. Hal ini disebabkan pengeluaran untuk memperoleh dan
atau mempertahankan, mengembangkan karyawan dibebankan sebagai biaya pada
periode terjadinya. Pada saat perusahaan melakukan pengeluaran untuk sumber
daya manusia yang besar dalam rangka melindungi atau meningkatkan ”earning
power” pada masa yang akan datang, laba diakui terlalu kecil (understated),
sedangkan pada saat pengeluaran untuk sumber daya manusia kecil atau tidak ada,
laba diakui terlalu besar (overstated).
Sementara itu neraca tidak menunjukkan keadaan sebenarnya karena
angka yang disajikan sebagai ”total aktiva” tidak termasuk aktiva sumber daya
manusia. Oleh karena itu tidak ada indikasi aktual organisasi dalam aktiva sumber
daya manusia. Perlakuan akuntansi konvensional tanpa akuntansi sumber daya
manusia dapat mengarahkan manajemen untuk melakukan keputusan rabun
berkaitan dengan investasi sumber daya manusia.
2.3 Pengukuran Aktiva dalam Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran. Berbagai dasar pengukuran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Biaya historis (historical cost), aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas
(atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan
(consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat
perolehan.
2. Biaya sekarang (momment cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau
setara kas) yang seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara kas
diperoleh.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau sattlement value), aktiva
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk
bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang
diharapkan dapat memberikan hasil dalam melaksanakan usaha normal.
2.4 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia menurut Mangun (1997) sebagaimana di kutip
Juwitasari (2001:25). ”Semua kegiatan manusia yang produktif untuk masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia
merupakan semua usaha manusia yang produktif untuk menghasilkan barang dan
jasa bagi kepentingan masyarakat”. Nawawi (1997: 40) memberikan tiga
pengertian tentang sumber daya manusia, yaitu:
1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di
lingkungan suatu organisasi.
2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset
dan berfungsi sebagai modal (non material financial) dalam organisasi bisnis
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riil) secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensinya dalam organisasi.
Unsur-unsur sumber daya manusia, menurut Gomes (2001:26) meliputi
kemampuan (capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhan-
kebutuhan (needs), dan karakteristik-karateristik demografisnya (penduduknya).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia
adalah semua orang dalam organisasi atau perusahaan yang melakukan kegiatan
dan mempunyai usaha produktif untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
Sumber daya manusia melaksanakan tiga fungsi yang berbeda dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, yaitu : fungsi lini, fungsi koordinatif, dan
fungsi jasa atau staf. Dari fungsi tersebut dapat di simpulkan bahwa manusia
merupakan pelaku organisasi yang dengan kemampuan fisik dan intelektualnya
menggerakkan sumber daya lain yang terdapat dalam organisasi sehingga sumber
daya manusia merupakan faktor pengerak organisasi atau perusahaan.
2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa
perusahaan meningkatkan sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing,
perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini dalam
mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus
berkarakter seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat,
relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan
oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing.
Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia
memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang, yang tidak dimiliki
mesin dan material. Sumber daya yang diinvestasi dapat
dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan.
2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat
dipengaruhi oleh cara-cara mereka dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari
manajemen dapat meningkatkan motivasi karyawan, meningkatkan
produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain mungkin menurunkan
motivasi dan dengan demikian menurunkan produktivitas.
3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya
sumber daya dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia
yang efektif dan efisien dalam berbagai aspek dari proses manajemen
sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan pengendalian dalam
akuisisi, pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi
manusia.
Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai:
1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya
manusia dalam suatu organisasi yang dapat digunakan manajemen dan
investor dalam pengambilan keputusan.
2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan
sumber daya manusia.
3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang
relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal dalam
mengindentifikasi variabel-variabel yang relevan serta mengembangkan
model yang ideal dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat ”Akuntansi Sumber Daya
Manusia adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai
sumber daya manusia dan pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak
yang berkepentingan”. Berdasarkan definisi di atas terkandung tiga pengertian
akuntansi sumber daya manusia, yaitu: indentifikasi nilai-nilai human resource,
pengukuran biaya dan nilai bagi suatu organisasi, dan penyelidikan mengenai
dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat dari informasi tersebut. Hal ini
juga berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis karyawan atau pegawai
suatu perusahaan atau organisasi .
Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa ”tujuan akuntansi sumber daya
manusia adalah pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki
pengaruh kognitif dan pengaruh informasi ini pada perilaku manusia”. Hal-hal
yang mengenai akuntansi sumber daya manusia, yaitu : mengkapitalisasi biaya
sumber daya manusia ini lebih valid dari pada membiayakannya, informasi
mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih relevan bagi pengambilan
keputusan baik pihak internal maupun eksternal, akuntansi sumber daya manusia
menunjukkan pengakuan secara eksplisit bahwa manusia adalah sumber daya
perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya
lainnya.
Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan
bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang
efektif dan efisien sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber
daya manusia. Sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi bagi
perusahaan baik sekarang dan masa yang akan datang serta sumber daya manusia
mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal berarti memenuhi syarat diakui
dalam laporan keuangan. Hal ini memunculkan akun aktiva sumber daya manusia
dan secara otomatis akan memerlukan pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya
sumber daya manusia dan amortisasi sumber daya manusia.
2.6 Metode Penentuan Nilai Aktiva Sumber Daya Manusia
Aktiva dan pengukurannya memiliki peranan penting dalam menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan investor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Menurut Chariri dan Ghozali dalam Ikhsan (2008:193) mengatakan
bahwa karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk
menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan
keuangan.
Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk
mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan
dalam neraca. Banyak definisi yang dikemukakan untuk menunjukkan arti dari
aktiva. Menurut Ikhsan (2008:193) meskipun ada perbedaan dalam definisi
tersebut, namun semuanya tetap mengarah pada karakteristik umum yang melekat
pada aktiva. Karakterisitk tersebut adalah:
1. Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang (pemakaian
dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber
ekonomi).
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva.
3. Berkaitan dengan entitas tertentu.
4. Menunjukkan proses akuntansi.
5. Berkaitan dengan dimensi waktu.
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran.
FASB (1980) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: ”Aktiva adalah
manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa
masa lalu.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang.
b. Dikuasai oleh suatu unit usaha.
c. Hasil dari transaksi masa lalu.
Aktiva dalam kaitannya dengan konsep akuntansi sumber daya manusia
merupakan prosedur untuk mendapatkan suatu nilai yang eksplisit terhadap
sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Menurut Ikhsan (2008:195)
ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aktiva sumber
daya manusia:
a. Kapitalisasi Gaji atau upah
Gaji seseorang dikapitalisasi untuk menentukan nilai orang tersebut.
Pendekatan ini terbatas penggunaannya disebabkan oleh lemahnya
hubungan secara langsung antara gaji dan nilai seorang pekerja bagi
perusahaan. Pegawai yang menerima gaji yang sama jarang
menyumbangkan nilai yang sama bagi perusahaan. Masalahnya adalah
dalam pemilihan tingkat bunga yang akan digunakan dalam melakukan
kapitalisasi gaji, jangka waktu berapa lama nilai sekarang atas aliran
pembayaran gaji harus dikalkulasi dan gaji jenis mana yang benar-
benar akan digunakan. Masalah ini muncul terutama bila perusahaan
sedang membangun fasilitas fisik yang dibiayai dengan dana pinjaman
dan jangka waktunya cukup lama.
b. Biaya-biaya Perolehan
Metode ini menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan aset-aset manusia. Adapun aturan umum yang digunakan
untuk menentukan pengorbanan ekonomi sebagai pengeluaran kapital
adalah:
Untuk aktiva non moneter yang baru diperoleh/dibeli,
suatu pengeluaran akan dikapitalisasi jika pengeluaran
tersebut dimaksudkan untuk memperoleh aktiva sampai
aktiva yang bersangkutan siap digunakan untuk operasi
perusahaan. Jadi semua pengeluaran yang berhubungan
dengan aktiva tersebut harus dikapitalisasi.
Untuk aktiva yang telah dipakai, pengeluaran akan
dikapitalisasi bila memenuhi syarat-syarat: menambah
kapasitas produksi aktiva yang bersangkutan, menambah
umur ekonomis, menambah nilai aktiva.
c. Biaya-biaya Permulaan
Pengukuran ini menggunakan biaya-biaya sebenarnya dalam
pengangkatan dan pelatihan personalia, tetapi sambil
mempertimbangkan pula komponen yang sinergis di antara biaya-
biaya dan waktu yang dibutuhkan para anggota perusahaan untuk
dapat menciptakan hubungan kerja yang efektif secara kooperatif.
d. Biaya-biaya Penggantian
Metode ini menilai orang-orang dengan memperkirakan biaya yang
akan dikeluarkan perusahaan jika harus menggantikan mereka dengan
orang lain dengan tingkat keahlian dan pengalaman yang sama atau
setingkat. Keunggulan konsep ini adalah dalam melakukan
penyesuaian atas nilai aset manusia terhadap kecenderungan harga
yang ada dalam perekonomian, dengan cara demikian akan dapat
menghasilkan suatu nilai yang dirasa lebih realistis pada masa inflasi.
e. Metode Tawar-menawar yang Kompetitif
Nilai dari suatu aktiva ditentukan oleh besarnya biaya kesempatan atas
aktiva itu, yang merupakan nilai maksimum aktiva tersebut jika
digunakan untuk hal lain. Nilai ini tercipta lewat suatu tawar menawar
yang kompetitif di dalam perusahaan, dengan para manajer investasi
saling melakukan tawar-menawar atas tenaga kerja yang langka dalam
perusahaan. Suatu aktiva manusia hanya akan bernilai jika dia atau
orang tersebut merupakan suatu sumber daya yang langka.
f. Metode-metode Nilai Ekonomis
Pendekatan lainnya bagi penilaian aset-aset manusia adalah dengan
mengkalkulasi nilai ekonomis mereka. Konsep ini didasarkan pada
adanya pendapat bahwa adanya perbedaan pendapatan saat ini dan di
masa datang antara dua perusahaan yang sejenis adalah karena adanya
perbedaan dalam pengorganisasian manusia mereka.
g. Metode Nilai Sekarang
Pendekatan ini dilakukan dengan cara: Pertama, pembayaran upah
selama lima tahun ke depan ditentukan dan dihitung nilai sekarangnya
dengan menggunakan tingkat pengembalian terhadap aset-aset yang
dimiliki sesuai dengan yang berlaku di pasar pada saat ini. Kedua,
menghitung rasio efisiensi perusahaan, yang merupakan suatu ukuran
akan tingkat pengembalian dari perusahaan dibandingkan rata-rata
tingkat pengembalian bagi industri sejenis. Formulanya berdasarkan
pada performa pendapatan perusahaan selama lima tahun ke belakang,
tetapi lebih menitikberatkan pada performa di tahun terakhir dengan
maksud untuk menekankan pada efisiensi perusahaan saat ini. Ketiga,
mengalikan nilai sekarang dari pembayaran upah di masa datang
dengan rasio efisiensi perusahaan, yang akan menghasilkan nilai
sekarang akan layanan di masa datang dari aktiva-aktiva manusia milik
perusahaan.
2.7 Metode Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia
Pengukuran akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar aktiva sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
Terdapat dua metode pengukuran yang bisa diterapkan, yaitu : Human Resource
Cost Accounting dan Human Resource Value Accounting. Keduanya memiliki
kelebihan dan kelemahan, pada penelitian ini menerapkan metode historical cost
of human resource karena merupakan dasar pengukuran yang konsisten dengan
penetapan akuntansi konvensional.
Karena menurunnya harga perolehan aktiva tetap yang disebabkan
semakin menurunnya nilai manfaatnya, maka diakui adanya penyusutan. Jika
dalam aktiva yang berwujud fisik dikenal sebagai depresiasi, maka dalam
akuntansi sumber daya manusia disebut amortisasi. Amortisasi bertujuan untuk
membandingkan konsumsi dari suatu aktiva dengan manfaat yang diperoleh.
Diakuinya pembentukan modal manusia sebagai aktiva, pembebanan biaya tidak
dibebankan pada periode terjadinya melainkan diamortisasi dalam periode yang
tidak kurang dari lima tahun.
Selain karena amortisasi, alasan dibiayakannya aktiva sumber daya
manusia juga disebabkan oleh suatu kondisi yang mengharuskan sumber daya
manusia untuk disesuaikan, antara lain dapat disebabkan pengunduran diri
pegawai dari perusahaan atas kemauan sendiri, pemecatan, kematian dan dapat
disebabkan bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Apabila suatu
perubahan yang ada dalam masa manfaat yang diharapkan dari seseorang terjadi,
maka aktiva tersebut memerlukan penyesuaian. Dalam penyesuaian aktiva sumber
daya manusia analog dengan penyesuaian pada aktiva fisik.
Pencatatan akuntansi sumber daya manusia dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Sebagai investasi masa panjang pada neraca dan diamortisasikan sesuai
dengan masa manfaat. Posisi di neraca sebelah debet jika penambahan dan di
sebelah kredit jika pengurangan.
2. Sebagai aktiva tak berwujud yang tidak langsung diakui sebagai goodwill
dan kemudian berdiri sendiri. Posisi di neraca debet jika ada penambahan dan
kredit jika pengurangan.
3. Diperlakukan sebagai beban yang ditangguhkan dalam akuntansi
konvensional dalam hal penangguhan biaya penelitian dan pengembangan
karyawan.
Sedangkan tujuan penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah
sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam
menggunakan sumber daya manusia (human resource) secara efektif dan
efisien.
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pemakai dalam rangka