Top Banner
Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi Pada PT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk Proposal Skripsi Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar Akuntansi Yang dibina oleh Ibu Sutatmi Oleh V. Hervyanto Yuda 307422407527 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
39

Akuntansi SDM- Ver.2

Jun 10, 2015

Download

Documents

imit_tha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Akuntansi SDM- Ver.2

Analisis Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia Dan Perbandingan Kinerja Perusahaan Studi PadaPT. Indosat Tbk Dan PT. Excelcomindo Tbk

Proposal Skripsi

Untuk memenuhi tugas matakuliah Seminar AkuntansiYang dibina oleh Ibu Sutatmi

Oleh

V. Hervyanto Yuda 307422407527

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS EKONOMIJURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSIDesember 2008

Page 2: Akuntansi SDM- Ver.2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perusahaan jasa dan industri yang berskala besar, sumber daya

manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pencapaian tujuan

perusahaan yaitu menghasilkan laba maksimum untuk jangka panjang. Menurut

(Amin Widjaja, 2004), Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berperan

dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, mendayagunakan sumber

daya-sumber daya lain dalam perusahaan, dan menjalankan strategi bisnis secara

optimal.

Bagi suatu perusahaan secara keseluruhan sumber daya manusia

merupakan kekayaan yang sangat berharga. Kehilangan atau kepindahan sumber

daya manusia yang profesional bagi suatu perusahaan merupakan suatu kerugian

yang besar karena hal tersebut akan membuang biaya yang telah dikeluarkan oleh

perusahaan untuk membina atau mendidik sumber daya manusia yang

diperolehnya itu. Kerugian lainnya adalah hilangnya kesempatan memanfaatkan

sumber daya manusia tersebut untuk meningkatkan keuntungan yang bisa

diperoleh perusahaan yang mungkin dapat juga mengancam kelangsungan hidup

perusahaan yang belum mempunyai sistem perekrutan serta pendidikan sumber

daya manusia yang baik.

Apalagi dalam situasi dan kondisi perekonomian sekarang ini, sumber daya

manusia merupakan asset yang paling penting bagi kemajuan usaha perusahaan.

Banyak sekali karyawan yang berhenti bekerja dan terpaksa menganggur (PHK)

akibat keadaan ekonomi yang sulit karena manajemen yang ada pada perusahaan

itu tidak baik. Pada kondisi seperti inilah, suatu perusahaan membutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas, guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan.

Dengan perencanaan dan pengendalian sumber daya manusia akan membantu

pihak manajemen untuk :

1. Mengembangkan, mengalokasikan, menghemat, memanfaatkan, dan

mengevaluasi sumber daya manusia dengan baik dan apakah sudah sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai

Page 3: Akuntansi SDM- Ver.2

2. Memudahkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya

manusia

Untuk memanajemen sumber daya manusia secara baik maka diperlukan

informasi tentang sumber daya manusia yang akurat dan relevan. Akuntansi

sumber daya manusia memberikan informasi kuantitatif maupun kualitatif kepada

manajemen mengenai pemenuhan, pengembangan, pengalokasian, kapitalisasi,

evaluasi, dan penghargaan atas sumber daya manusia.

1.2 Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan suatu penelitian perlu diadakan

pembatasan masalah yang berguna untuk menghindari adanya pembahasan dan

persepsi yang berbeda sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dari

pembaca. Penelitian ini dibatasi pada penerapan akuntansi sumber daya manusia

di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo pada laporan keuangan tahun 2005, 2006,

dan 2007.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan

PT. Excelcomindo?

2. Bagaimana likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah

diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?

3. Bagaimana profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah

diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?

4. Bagaimana leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah

diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?

5. Bagaimana perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah

diterapkannya akuntansi sumber daya manusia?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pelaporan akuntansi sumber daya manusia di PT. Indosat dan PT.

Excelcomindo

Page 4: Akuntansi SDM- Ver.2

2. Likuiditas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya

akuntansi sumber daya manusia

3. Profitabilitas di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya

akuntansi sumber daya manusia

4. Leverage di PT. Indosat dan PT. Excelcomindo setelah diterapkannya

akuntansi sumber daya manusia

5. Perbandingan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah diterapkannya

akuntansi sumber daya manusia

1.5 Asumsi Penelitian

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengukuran aktiva SDM menggunakan Historical Cost

2. Biaya akuisisi dan biaya pengembangan diamortisasi untuk periode yang

sama

3. Perlakuan dan penyajian akuntansi SDM dalam laporan keuangan

dilakukan dengan mengintegrasikan akuntansi SDM dalam laporan

keuangan konvensional

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen guna

meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

akuntansi sumber daya manusia dan dampaknya terhadap kinerja

keuangan perusahaan, serta menjadi sumber informasi dan bahan

masukan bagi peneliti selanjutnya untuk dijadikan perbandingan dalam

mengadakan penelitian yang sejenis dan cakupannya lebih luas.

3. Bagi Universitas Negeri Malang

Untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah di Universitas Negeri

Malang agar dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan bagi

yang berkepentingan.

Page 5: Akuntansi SDM- Ver.2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Akuntansi

Seiring berkembangnya dunia bisnis, perngertian akuntansi mengalami

pengembangan. Akuntansi yang sering disebut accounting adalah “bahasa bisnis”

yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil

usahanya pada suatu periode (Harahap, 1993:1). Sementara Belkaoui (2000:41)

berpendapat bahwa “Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu

menghasilkan informasi ekonomik yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan

dalam lingkungannya. Hasilnya dipresentasikan oleh Financial Accounting

Standard Board (FASB) sebagai “spektrum informasi”. Spektrum tersebut terdiri

dari laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, cara-cara lain dalam

laporan keuangan. Laporan keuangan disajikan harus sesuai dengan prinsip-

prinsip yang diterima umum.

Prinsip-prinsip akuntansi tersebut yaitu:

1. Prinsip Biaya (Cost Principle)

Prinsip biaya menyatakan biaya perolehan (acquisition cost) atau cost historis

merupakan dasar penilaian yang mewadahi untuk mengakui perolehan semua

barang dan jasa, expense, cost, dan ekuitas sehingga item yang di nilai dengan

harga barang pada saat barang tersebut di beli dan dicatat dalam laporan

keuangan pada nilai amortisasi nilai barang.

2. Prinsip Pendapatan (Revenue Principle)

Prinsip ini menspesifikasikan pada sifat komponen-komponen revenue,

pengukuran revenue dan waktu pengakuan revenue.

3. Prinsip Penandingan

Prinsip ini menyatakan bahwa expense harus diakui pada periode yang sama

dengan revenue yaitu diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip

revenue dan expense yang terkait kemudian diakui.

4. Prinsip Obyekfitas

Prinsip ini menyatakan bahwa kegunaan informasi keuangan tergantung pada

tingkat reabilities prosedur pengukuran yang digunakan.

5. Prinsip Konsistensi

Page 6: Akuntansi SDM- Ver.2

Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya di

catat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini

memiliki implikasi bahwa penggunaan prosedur atau metode akuntansi akan

sama dari waktu ke waktu.

6. Prinsip Pengungkapan penuh

Prinsip ini menyatakan tidak ada informasi penting, kepentingan rata-rata dari

investor yang dihilangkan atau disembunyikan.

7. Prinsip Konservatisme

Prinsip ini menyatakan apabila perusahaan dihadapkan pada dua pilihan

penggunaan metode atau teknik akuntansi maka di pilih alternatif yang

mempunyai dampak paling kecil bagi pemegang saham. Artinya lebih memilih

melaporkan nilai yang rendah untuk asset dan revenue tetapi memilh nilai

tertinggi untuk expense.

8. Prinsip Materialitas

Prinsip ini mengharuskan segala sesuatu di nilai material jika item laporan

keuangan tersebut mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi

merupakan proses pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan serta

penginterprestasian transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

atau organisasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi sehingga dapat

memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan.

2.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat diharapkan dapat memberikan informasi

yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Namun demikian, laporan

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan

informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan hal-hal yang telah

dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pemakai laporan keuangan yang unggul menilai pertanggungjawaban manajemen

bertindak demikian supaya pemakai dapat keputusan ekonomi, mencakup

Page 7: Akuntansi SDM- Ver.2

keputusan untuk mengangkat atau memberhentikan manajemen. Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah bagian

dari proses laporan keuangan yang meliputi : pencatatan, penggolongan,

pengikhtisaran, penganalisaan dan pelaporan keuangan suatu perusahaan. Laporan

tersebut termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan IAI (2007) komponen laporan

keuangan yang lengkap terdiri dari :

1. Neraca, merupakan bagian laporan keuangan yang menyajikan berbagai unsur

laporan keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar, meliputi :

aktiva, kewajiban dan ekuitas.

2. Laporan laba rugi, menyajikan berbagai unsur kinerja keuangan (pendapatan

dan beban), serta berbagai kegiatan, transaksi, peristiwa yang menghasilkan

pengaruh berbeda terhadap solvabilitas, resiko, dan prediksi yang diperlukan

bagi penyajian secara wajar.

3. Laporan perubahan ekuitas, merupakan komponen laporan keuangan yang

menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan

selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang

dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

4. Laporan arus kas, memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan

untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan

(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi

jumlah serta waktu arus kas beradaptasi dengan perubahan keadaan dan

peluang.

5. Catatan atas laporan keuangan, meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah

yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas serta informasi tambahan seperti kontingensi dan komitmen.

Akuntansi konvensional yang selama ini diterapkan oleh banyak

perusahaan mempunyai kelemahan. Sebagaimana menurut pendapat Harahap

(2001:380) menyatakan bahwa akuntansi konvensional selama ini menilai semua

pengeluaran yang berkaitan dengan investasi sumber daya manusia sebagai biaya

(expense), bukan diakui sebagai aktiva (asset). Penilaian ini mengakibatkan

Page 8: Akuntansi SDM- Ver.2

informasi keuangan yang digunakan bagi pemakai laporan keuangan untuk

mengambil keputusan menjadi terdistorsi.

Pada laporan laba rugi, angka yang disajikan sebagai ”laba bersih” tidak

menunjukkan sebenarnya. Hal ini disebabkan pengeluaran untuk memperoleh dan

atau mempertahankan, mengembangkan karyawan dibebankan sebagai biaya pada

periode terjadinya. Pada saat perusahaan melakukan pengeluaran untuk sumber

daya manusia yang besar dalam rangka melindungi atau meningkatkan ”earning

power” pada masa yang akan datang, laba diakui terlalu kecil (understated),

sedangkan pada saat pengeluaran untuk sumber daya manusia kecil atau tidak ada,

laba diakui terlalu besar (overstated).

Sementara itu neraca tidak menunjukkan keadaan sebenarnya karena

angka yang disajikan sebagai ”total aktiva” tidak termasuk aktiva sumber daya

manusia. Oleh karena itu tidak ada indikasi aktual organisasi dalam aktiva sumber

daya manusia. Perlakuan akuntansi konvensional tanpa akuntansi sumber daya

manusia dapat mengarahkan manajemen untuk melakukan keputusan rabun

berkaitan dengan investasi sumber daya manusia.

2.3 Pengukuran Aktiva dalam Laporan Keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran. Berbagai dasar pengukuran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Biaya historis (historical cost), aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas

(atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan

(consideration) yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat

perolehan.

2. Biaya sekarang (momment cost), aktiva dinilai dalam jumlah kas (atau

setara kas) yang seharusnya dibayar apabila aktiva yang sama atau setara kas

diperoleh.

3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realizable atau sattlement value), aktiva

dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang

dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).

Page 9: Akuntansi SDM- Ver.2

4. Nilai sekarang (present value), aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk

bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang

diharapkan dapat memberikan hasil dalam melaksanakan usaha normal.

2.4 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia menurut Mangun (1997) sebagaimana di kutip

Juwitasari (2001:25). ”Semua kegiatan manusia yang produktif untuk masyarakat.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa sumber daya manusia

merupakan semua usaha manusia yang produktif untuk menghasilkan barang dan

jasa bagi kepentingan masyarakat”. Nawawi (1997: 40) memberikan tiga

pengertian tentang sumber daya manusia, yaitu:

1. Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di

lingkungan suatu organisasi.

2. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai

penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset

dan berfungsi sebagai modal (non material financial) dalam organisasi bisnis

dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (riil) secara fisik dan non fisik dalam

mewujudkan eksistensinya dalam organisasi.

Unsur-unsur sumber daya manusia, menurut Gomes (2001:26) meliputi

kemampuan (capabilities), sikap (attitudes), nilai-nilai (values), kebutuhan-

kebutuhan (needs), dan karakteristik-karateristik demografisnya (penduduknya).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia

adalah semua orang dalam organisasi atau perusahaan yang melakukan kegiatan

dan mempunyai usaha produktif untuk mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

Sumber daya manusia melaksanakan tiga fungsi yang berbeda dalam

melaksanakan tanggung jawabnya, yaitu : fungsi lini, fungsi koordinatif, dan

fungsi jasa atau staf. Dari fungsi tersebut dapat di simpulkan bahwa manusia

merupakan pelaku organisasi yang dengan kemampuan fisik dan intelektualnya

menggerakkan sumber daya lain yang terdapat dalam organisasi sehingga sumber

daya manusia merupakan faktor pengerak organisasi atau perusahaan.

Page 10: Akuntansi SDM- Ver.2

2.5 Asumsi Dasar dan Tujuan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Peran perkembangan informasi yang begitu cepat telah memaksa

perusahaan meningkatkan sumber daya manusianya. Untuk mampu bersaing,

perusahaan harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini dalam

mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus

berkarakter seperti akurat dan tepat waktu. Tersedianya informasi secara cepat,

relevan, dan lengkap lebih dikarenakan adanya kebutuhan yang sangat dirasakan

oleh masing-masing unit bisnis untuk mendapatkan posisi keunggulan bersaing.

Menurut Ikhsan (2008: 66) yang mengutip Davidson dan Weil, mengatakan

bahwa asumsi dasar akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

1. Manusia adalah sumber daya organisasi yang bernilai. Manusia

memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang, yang tidak dimiliki

mesin dan material. Sumber daya yang diinvestasi dapat

dipertanggungjawabkan tanpa kepemilikan.

2. Pengaruh dari gaji manajemen. Nilai dari sumber daya manusia dapat

dipengaruhi oleh cara-cara mereka dikelola. Sikap atau gaya tertentu dari

manajemen dapat meningkatkan motivasi karyawan, meningkatkan

produktivitas, sedangkan gaya manajemen yang lain mungkin menurunkan

motivasi dan dengan demikian menurunkan produktivitas.

3. Keperluan atas informasi sumber daya manusia. Informasi mengenai biaya

sumber daya dan nilai-nilainya adalah perlu untuk pengelolaan manusia

yang efektif dan efisien dalam berbagai aspek dari proses manajemen

sumber daya manusia, termasuk perencanaan dan pengendalian dalam

akuisisi, pengembangan, alokasi, komposisi, konservasi dan utilisasi

manusia.

Sedangkan tujuan dari akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai:

1. Informasi kuantitatif, memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya

manusia dalam suatu organisasi yang dapat digunakan manajemen dan

investor dalam pengambilan keputusan.

2. Metode penilaian, memberikan metode penilaian dalam keuntungan

sumber daya manusia.

Page 11: Akuntansi SDM- Ver.2

3. Teori dan model, memberikan suatu teori dan variabel-variabel yang

relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap organisasi formal dalam

mengindentifikasi variabel-variabel yang relevan serta mengembangkan

model yang ideal dalam pengelolaan sumber daya manusia.

Sementara itu Tuannakotta (1986: 256) berpendapat ”Akuntansi Sumber Daya

Manusia adalah proses pengindentifikasian dan pengukuran data mengenai

sumber daya manusia dan pengkomunikasian informasi terhadap pihak-pihak

yang berkepentingan”. Berdasarkan definisi di atas terkandung tiga pengertian

akuntansi sumber daya manusia, yaitu: indentifikasi nilai-nilai human resource,

pengukuran biaya dan nilai bagi suatu organisasi, dan penyelidikan mengenai

dampak kognitif dalam perilaku sebagai akibat dari informasi tersebut. Hal ini

juga berhubungan dengan pengukuran nilai ekonomis karyawan atau pegawai

suatu perusahaan atau organisasi .

Belkaoui (1994: 344) menyatakan bahwa ”tujuan akuntansi sumber daya

manusia adalah pengindentifikasian sumber daya manusia, dan menyelidiki

pengaruh kognitif dan pengaruh informasi ini pada perilaku manusia”. Hal-hal

yang mengenai akuntansi sumber daya manusia, yaitu : mengkapitalisasi biaya

sumber daya manusia ini lebih valid dari pada membiayakannya, informasi

mengenai sumber daya manusia ini tampaknya lebih relevan bagi pengambilan

keputusan baik pihak internal maupun eksternal, akuntansi sumber daya manusia

menunjukkan pengakuan secara eksplisit bahwa manusia adalah sumber daya

perusahaan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sumber daya

lainnya.

Dalam akuntansi sumber daya manusia, sumber daya manusia merupakan

bagian terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu perlu penginfomasian yang

efektif dan efisien sebagai dasar penentuan kebijakan tentang pengelolaan sumber

daya manusia. Sumber daya manusia memberikan manfaat ekonomi bagi

perusahaan baik sekarang dan masa yang akan datang serta sumber daya manusia

mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal berarti memenuhi syarat diakui

dalam laporan keuangan. Hal ini memunculkan akun aktiva sumber daya manusia

dan secara otomatis akan memerlukan pengakuan unsur yang lain, yaitu: biaya

sumber daya manusia dan amortisasi sumber daya manusia.

Page 12: Akuntansi SDM- Ver.2

2.6 Metode Penentuan Nilai Aktiva Sumber Daya Manusia

Aktiva dan pengukurannya memiliki peranan penting dalam menyediakan

informasi yang bermanfaat bagi kreditor dan investor untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Menurut Chariri dan Ghozali dalam Ikhsan (2008:193) mengatakan

bahwa karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk

menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan

keuangan.

Aktiva perlu didefinisikan karena definisi tersebut akan digunakan untuk

mengidentifikasikan peristiwa ekonomi yang harus diukur, diakui dan dilaporkan

dalam neraca. Banyak definisi yang dikemukakan untuk menunjukkan arti dari

aktiva. Menurut Ikhsan (2008:193) meskipun ada perbedaan dalam definisi

tersebut, namun semuanya tetap mengarah pada karakteristik umum yang melekat

pada aktiva. Karakterisitk tersebut adalah:

1. Adanya karakteristik manfaat di masa mendatang (pemakaian

dapat berbeda-beda seperti potensi jasa dan sumber-sumber

ekonomi).

2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva.

3. Berkaitan dengan entitas tertentu.

4. Menunjukkan proses akuntansi.

5. Berkaitan dengan dimensi waktu.

6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran.

FASB (1980) mendefinisikan aktiva sebagai berikut: ”Aktiva adalah

manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau

dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa

masa lalu.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki tiga

karakteristik utama yaitu:

a. Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang.

b. Dikuasai oleh suatu unit usaha.

c. Hasil dari transaksi masa lalu.

Aktiva dalam kaitannya dengan konsep akuntansi sumber daya manusia

merupakan prosedur untuk mendapatkan suatu nilai yang eksplisit terhadap

Page 13: Akuntansi SDM- Ver.2

sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan. Menurut Ikhsan (2008:195)

ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aktiva sumber

daya manusia:

a. Kapitalisasi Gaji atau upah

Gaji seseorang dikapitalisasi untuk menentukan nilai orang tersebut.

Pendekatan ini terbatas penggunaannya disebabkan oleh lemahnya

hubungan secara langsung antara gaji dan nilai seorang pekerja bagi

perusahaan. Pegawai yang menerima gaji yang sama jarang

menyumbangkan nilai yang sama bagi perusahaan. Masalahnya adalah

dalam pemilihan tingkat bunga yang akan digunakan dalam melakukan

kapitalisasi gaji, jangka waktu berapa lama nilai sekarang atas aliran

pembayaran gaji harus dikalkulasi dan gaji jenis mana yang benar-

benar akan digunakan. Masalah ini muncul terutama bila perusahaan

sedang membangun fasilitas fisik yang dibiayai dengan dana pinjaman

dan jangka waktunya cukup lama.

b. Biaya-biaya Perolehan

Metode ini menentukan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk

mendapatkan aset-aset manusia. Adapun aturan umum yang digunakan

untuk menentukan pengorbanan ekonomi sebagai pengeluaran kapital

adalah:

Untuk aktiva non moneter yang baru diperoleh/dibeli,

suatu pengeluaran akan dikapitalisasi jika pengeluaran

tersebut dimaksudkan untuk memperoleh aktiva sampai

aktiva yang bersangkutan siap digunakan untuk operasi

perusahaan. Jadi semua pengeluaran yang berhubungan

dengan aktiva tersebut harus dikapitalisasi.

Untuk aktiva yang telah dipakai, pengeluaran akan

dikapitalisasi bila memenuhi syarat-syarat: menambah

kapasitas produksi aktiva yang bersangkutan, menambah

umur ekonomis, menambah nilai aktiva.

Page 14: Akuntansi SDM- Ver.2

c. Biaya-biaya Permulaan

Pengukuran ini menggunakan biaya-biaya sebenarnya dalam

pengangkatan dan pelatihan personalia, tetapi sambil

mempertimbangkan pula komponen yang sinergis di antara biaya-

biaya dan waktu yang dibutuhkan para anggota perusahaan untuk

dapat menciptakan hubungan kerja yang efektif secara kooperatif.

d. Biaya-biaya Penggantian

Metode ini menilai orang-orang dengan memperkirakan biaya yang

akan dikeluarkan perusahaan jika harus menggantikan mereka dengan

orang lain dengan tingkat keahlian dan pengalaman yang sama atau

setingkat. Keunggulan konsep ini adalah dalam melakukan

penyesuaian atas nilai aset manusia terhadap kecenderungan harga

yang ada dalam perekonomian, dengan cara demikian akan dapat

menghasilkan suatu nilai yang dirasa lebih realistis pada masa inflasi.

e. Metode Tawar-menawar yang Kompetitif

Nilai dari suatu aktiva ditentukan oleh besarnya biaya kesempatan atas

aktiva itu, yang merupakan nilai maksimum aktiva tersebut jika

digunakan untuk hal lain. Nilai ini tercipta lewat suatu tawar menawar

yang kompetitif di dalam perusahaan, dengan para manajer investasi

saling melakukan tawar-menawar atas tenaga kerja yang langka dalam

perusahaan. Suatu aktiva manusia hanya akan bernilai jika dia atau

orang tersebut merupakan suatu sumber daya yang langka.

f. Metode-metode Nilai Ekonomis

Pendekatan lainnya bagi penilaian aset-aset manusia adalah dengan

mengkalkulasi nilai ekonomis mereka. Konsep ini didasarkan pada

adanya pendapat bahwa adanya perbedaan pendapatan saat ini dan di

masa datang antara dua perusahaan yang sejenis adalah karena adanya

perbedaan dalam pengorganisasian manusia mereka.

g. Metode Nilai Sekarang

Pendekatan ini dilakukan dengan cara: Pertama, pembayaran upah

selama lima tahun ke depan ditentukan dan dihitung nilai sekarangnya

dengan menggunakan tingkat pengembalian terhadap aset-aset yang

Page 15: Akuntansi SDM- Ver.2

dimiliki sesuai dengan yang berlaku di pasar pada saat ini. Kedua,

menghitung rasio efisiensi perusahaan, yang merupakan suatu ukuran

akan tingkat pengembalian dari perusahaan dibandingkan rata-rata

tingkat pengembalian bagi industri sejenis. Formulanya berdasarkan

pada performa pendapatan perusahaan selama lima tahun ke belakang,

tetapi lebih menitikberatkan pada performa di tahun terakhir dengan

maksud untuk menekankan pada efisiensi perusahaan saat ini. Ketiga,

mengalikan nilai sekarang dari pembayaran upah di masa datang

dengan rasio efisiensi perusahaan, yang akan menghasilkan nilai

sekarang akan layanan di masa datang dari aktiva-aktiva manusia milik

perusahaan.

2.7 Metode Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Pengukuran akuntansi sumber daya manusia dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa besar aktiva sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

Terdapat dua metode pengukuran yang bisa diterapkan, yaitu : Human Resource

Cost Accounting dan Human Resource Value Accounting. Keduanya memiliki

kelebihan dan kelemahan, pada penelitian ini menerapkan metode historical cost

of human resource karena merupakan dasar pengukuran yang konsisten dengan

penetapan akuntansi konvensional.

Karena menurunnya harga perolehan aktiva tetap yang disebabkan

semakin menurunnya nilai manfaatnya, maka diakui adanya penyusutan. Jika

dalam aktiva yang berwujud fisik dikenal sebagai depresiasi, maka dalam

akuntansi sumber daya manusia disebut amortisasi. Amortisasi bertujuan untuk

membandingkan konsumsi dari suatu aktiva dengan manfaat yang diperoleh.

Diakuinya pembentukan modal manusia sebagai aktiva, pembebanan biaya tidak

dibebankan pada periode terjadinya melainkan diamortisasi dalam periode yang

tidak kurang dari lima tahun.

Selain karena amortisasi, alasan dibiayakannya aktiva sumber daya

manusia juga disebabkan oleh suatu kondisi yang mengharuskan sumber daya

manusia untuk disesuaikan, antara lain dapat disebabkan pengunduran diri

pegawai dari perusahaan atas kemauan sendiri, pemecatan, kematian dan dapat

Page 16: Akuntansi SDM- Ver.2

disebabkan bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Apabila suatu

perubahan yang ada dalam masa manfaat yang diharapkan dari seseorang terjadi,

maka aktiva tersebut memerlukan penyesuaian. Dalam penyesuaian aktiva sumber

daya manusia analog dengan penyesuaian pada aktiva fisik.

Pencatatan akuntansi sumber daya manusia dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Sebagai investasi masa panjang pada neraca dan diamortisasikan sesuai

dengan masa manfaat. Posisi di neraca sebelah debet jika penambahan dan di

sebelah kredit jika pengurangan.

2. Sebagai aktiva tak berwujud yang tidak langsung diakui sebagai goodwill

dan kemudian berdiri sendiri. Posisi di neraca debet jika ada penambahan dan

kredit jika pengurangan.

3. Diperlakukan sebagai beban yang ditangguhkan dalam akuntansi

konvensional dalam hal penangguhan biaya penelitian dan pengembangan

karyawan.

Sedangkan tujuan penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah

sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja untuk membantu manajer dalam

menggunakan sumber daya manusia (human resource) secara efektif dan

efisien.

2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pemakai dalam rangka

memperoleh, mengembangkan, menempatkan, mengkonversi, menggunakan,

mengevaluasi dan menghargai sumber daya manusia (human resource).

3. Menyediakan alat pengukur cost dan value dari manusia sebagai aktiva

organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

4. Memotivasi manajer untuk menghargai akibat pengambilan keputusan

usaha atas sumber daya manusia (human resource).

Dalam neraca, sumber daya manusia diakui sebagai aktiva (asset) karena

manfaat yang diharapkan berkaitan dengan periode untuk masa yang akan datang.

Selanjutnya asset ini dimasukkan sebagai nilai bersih investasi sumber daya

manusia (net investment in human resource). Formula pengukuran nilai bersih

aktiva sumber daya manusia adalah :

Page 17: Akuntansi SDM- Ver.2

opening value + cost of input – cost of output

Dimana :

Opening value adalah persediaan sumber daya manusia di tangan pada awal

tahun.

Cost of input adalah semua biaya yang telah dikeluarkan perusahaan dalam rangka

meningkatkan nilai sumber daya manusia, termasuk biaya perekrutan, pelatihan,

pengenalan, dan pengembangan, biaya transfer masuk pegawai dari unit yang lain,

biaya gaji dan upah pegawai baru, penempatan pegawai.

Cost of output adalah semua biaya yang dibebankan perusahaan terhadap pegawai

karena menurunnya nilai sumber daya manusia, termasuk di dalamnya rugi karena

perpindahan pegawai (baik karena pemecatan atau tidak), keluarnya pegawai

sebelum masa amortisasinya habis dan biaya amortisasi sumber daya manusia.

Setelah dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai bersih dari asset

tersebut, maka nilai tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Tunggal

(1994:34-36) terdapat empat metode yang memungkinkan penyajian investasi

sumber daya manusia dalam laporan keuangan :

1. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam

surat direksi (president letter) dari laporan tahunan corporate termasuk

informasi mengenai pengeluaran-pengeluaran untuk sumber daya manusia.

2. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam

suatu aktiva tak berwujud (a statement of intangibles).

3. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam

laporan performa yang belum diaudit perusahaan yang menunjukkan investasi

sumber daya manusia.

4. Menyajikan informasi mengenai investasi sumber daya manusia dalam

laporan tahunan corporate dengan memasukkannya ke laporan keuangan

konvensional.

2.8 Perlakuan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Pengakuan SDM sebagai aktiva didasarkan pada hal sebagai berikut :

Kriteria Pengakuan Kesesuaian dengan SAK 2007 pasal 19

- Manfaat Ekonomis - Mempunyai manfaat ekonomis bagi perusahaan

Page 18: Akuntansi SDM- Ver.2

- Nilai atau biaya yang

dapat diukur

- Pengakuan Aktiva

- Waktu Pengakuan

sekarang dan yang akan datang sesuai dengan

SAK 2007 pasal 19 paragraf 20.

- Mempunyai nilai yang dapat diukur dengan

handal yaitu biaya akuisisi, biaya pendidikan dan

latihan sesuai dengan SAK 2007 pasal 19 paragraf

20.

- Diakui sebagai aktiva SDM pada aktiva lain-lain.

Hal ini tidak menyimpang dari SAK 2007.

- Aktiva SDM diakui pada saat dikeluarkan kas

untuk biaya akuisisi maupun biaya pengembangan

SDM.

2.9 Pengukuran Aktiva SDM

1. Kapitalisasi Aktiva SDM

Kapitalisasi SDM di dalam aktiva dapat dihitung sebagai berikut :

2. Amortisasi Aktiva SDM

Amortisasi Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut :

Amortisasi Tahun 2005

Dimana umur ekonomis yang digunakan adalah 10 tahun

Amortisasi Tahun 2006

Amortisasi Tahun 2007

Page 19: Akuntansi SDM- Ver.2

3. Investasi Bersih Aktiva SDM

Investasi Bersih Aktiva SDM dapat dihitung sebagai berikut :

2.10 Pencatatan Akuntansi Sumber Daya Manusia

1. Pencatatan Aktiva

Aktiva SDM

Kas

xxxxxx

xxxxxx

2. Pencatatan Amortisasi

Amortisasi Akuntansi SDM

Akumulasi Amortisasi Akuntansi SDM

xxxxxx

xxxxxx

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan IAI

(2007:49) menyatakan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan

pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dalam

penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi aktiva, kewajiban atau ekuitas,

perhatian perlu ditunjukkan pada substansi yang mendasar serta realitas ekonomi

dan bukan hanya bentuk hukumnya. Pencatatan aktiva dilakukan dengan

mendebet akun aktiva dan mengkredit akun kas sebesar harga perolehan. Pada

akhir periode dilakukan penyusutan atau depresiasi untuk aktiva berwujud dan

amortisasi untuk aktiva tidak berwujud. Akun depresiasi atau amortisasi dicatat

InvestasiBersihAktivaSDM 2006 = (AktivaSDM2005+AktivaSDM2006) - Amortisasi

InvestasiBersihAktivaSDM2007 = (AktivaSDM2005+AktivaSDM2006+AktivaSDM2007) – Amortisasi

InvestasiBersihAktivaSDM 2005 = AktivaSDM2005 – Amortisasi

Page 20: Akuntansi SDM- Ver.2

pada sisi debet dan akumulasi depresiasi di sisi kredit sebagai kumpulan biaya

depresiasi pada periode bersangkutan.

2.11 Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu

Qibtiyah (2000) menyatakan bahwa laba, modal sendiri, dan aktiva

laporan keuangan yang menggunakan Akuntansi Sumber Daya Manusia lebih

besar dibanding akuntansi konvensional. ROI, NPM, ROE, dan TATO lebih kecil

dibanding akuntansi konvensional. TATO kecil menunjukkan ketidakefisienan

penggunaan aktiva untuk menghasilkan volume penjualan. Sementara itu debt

ratio dan debt to equtiy ratio lebih besar untuk menutupi kewajiban terhadap

pihak luar. Selanjutnya Maysyaroh (2001) menyatakan bahwa penggunaan konsep

akuntansi sumber daya manusia dapat memperbaiki kontribusi laba bersih

(sebesar biaya yang dikeluarkan untuk perolehan dan pengembangan sumber daya

manusia) dan peningkatan ROI yang dapat digunakan sebagai informasi untuk

mengambil keputusan manajemen yang tepat. Informasi menunjukkan tingkat

efisiensi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan total

aktiva yang dimiliki. Lebih lanjut lagi Sulistyowati (2003) menyatakan aplikasi

akuntansi sumber daya manusia memunculkan akun baru investasi bersih aktiva

sumber daya manusia pada sisi aktiva lain-lain, akun hutang pajak ditangguhkan,

dan laba ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Selisih pajak di neraca sebagai

hutang pajak penghasilan yang ditangguhkan dan selisih laba disajikan di neraca

sebagai laba ditahan dari aktiva sumber daya manusia. Penelitian ini menunjukkan

laba akuntansi sumber daya manusia lebih tinggi dibanding penggunaan akuntansi

konvensional. Rasio profitabilitas juga lebih baik dibanding akuntansi

konvensional. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muzaqqi (2003) yang

menyatakan bahwa penyusunan laporan keuangan menggunakan akuntansi

sumber daya manusia menunjukkan peningkatan perolehan sisa hasil usaha yang

ditransfer ke neraca sehingga terdapat pertambahan modal. Sementara itu

penelitian yang dilakukan oleh Pangesti (2003) menyatakan bahwa konsep

akuntansi sumber daya manusia sebaiknya diterapkan di PT. IMDI karena dapat

memberikan informasi kuantitatif khususnya mengenai sumber daya manusia

Page 21: Akuntansi SDM- Ver.2

sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

manajemen.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena

bertujuan untuk menggali informasi dan menggambarkan mengenai sumber daya

manusia pada PT. Indosat dan PT. Excelcomindo serta untuk mengadakan

orientasi pendahuluan terhadap perlakuan dan penyajiannya akuntansi sumber

daya manusia pada laporan keuangan. Hasil selanjutnya dideskripsikan dalam

bentuk analisis secara lebih mendalam sehingga dapat diketahui dampaknya

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

1. Perlakuan akuntansi sumber daya manusia meliputi proses pengakuan

sumber daya manusia sebagai aktiva, pengukuran aktiva sumber daya

manusia dan pencatatan aktiva sumber daya manusia

2. Penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah pelaporan aktiva

sumber daya manusia pada laporan keuangan meliputi neraca, laporan

laba-rugi dan catatan atas laporan keuangan periode 2005-2007. Hasil

pelaporan tersebut kemudian dibandingkan dengan laporan keuangan

konvensional periode 2005-2007.

3.3 Definisi Operasional

Penelitian ini memuat dua variabel yaitu perlakuan akuntansi sumber daya

manusia dan penyajian akuntansi sumber daya manusia pada laporan keuangan.

Adapun definisi dua variabel tersebut:

Page 22: Akuntansi SDM- Ver.2

1. Perlakuan akuntansi sumber daya manusia adalah proses pengakuan dan

pengukuran aktiva sumber daya manusia yang dipergunakan untuk

mengetahui gambaran laporan keuangan PT. Indosat dan PT.

Excelcomindo.

2. Penyajian akuntansi sumber daya manusia adalah pelaporan biaya

pembentuk sumber daya manusia PT. Indosat dan PT. Excelcomindo yang

termuat dalam laporan neraca, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan

keuangan.

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder.

Data primer diperoleh adalah data yang diperoleh langsung dari

subjek penelitian yaitu informasi mengenai sumber daya manusia

perusahaan berupa biaya sumber daya manusia (biaya perekrutan,

biaya diklat) dan faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan dan

penurunan nilai sumber daya manusia dan biaya-biaya yang timbul

karena hal tersebut.

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain atau

tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya yaitu

data yang dapat mendukung data primer. Data tersebut berupa

laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi dan

catatan atas laporan keuangan pada tahun 2005, 2005, dan 2007

serta data-data lain seperti buku-buku yang memiliki relevansi

dengan masalah penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data

sekunder. Data yang diperoleh meliputi biaya- biaya sumber daya

manusia (biaya perekrutan, biaya diklat), laporan neraca dan laporan

laba rugi serta catatan atas laporan keuangan pada tahun 2005, 2006,

dan 2007.

Page 23: Akuntansi SDM- Ver.2

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pemgumpulan data

adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode

pengumpulan data dengan cara mempelajari catatan-catatan yang

sudah ada. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-

dokumen dan arsip yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun berdasarkan tujuan penelitian dan

perumusannya bertitik tolak dari variabel yang telah ditentukan, kemudian

dijabarkan menjadi sub variabel dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator

yang diukur.

Penelitian ini bertitik tolak dari dua variabel yaitu perlakuan akuntansi

sumber daya manusia dan penyajian akuntansi sumber daya manusia pada laporan

keuangan. Variabel perlakuan dijabarkan dalam sub variabel kapitalisasi, aktiva

sumber daya manusia, penghitungan biaya amortisasi, dan nilai investasi bersih

aktiva sumber daya manusia. Sementara itu variabael penyajian dijabarkan dalam

sub variabel neraca, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan periode

2005-2007.

Untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan menggunakan alat

analisis kinerja sebagai berikut:

Rasio Likuiditas:

Current Rasio = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Acid Test Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan

Hutang Lancar

Rasio Leverage:

Total Debt to Total Capital = Hutang Lancar + Hutang J.Panjang

Page 24: Akuntansi SDM- Ver.2

Total Aktiva

Times Interest Earned = Laba Usaha (EBIT)

Bunga Hutang Jk. Panjang

Rasio Profitabilitas:

Return On Investment = Laba Bersih Sesudah Pajak

Total Aktiva

Operating Profit Margin = Laba Operasi

Penjualan

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan

Hasil analisis dari kinerja keuangan tersebut kemudian akan dibandingkan

sehingga dapat diketahui apakah kinerja keuangan perusahaan mengalami

peningkatan atau tidak bila menerapkan akuntansi sumber daya manusia.

Page 25: Akuntansi SDM- Ver.2

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed Riahi. 1994. Teori Akuntansi. Alih Bahasa oleh Erwin Dukat

dkk. Yogyakarta: Akuntan Group.

Gomes, Fautinus Cordoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

Andi Offset.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Teori Akuntansi: Suatu Pengantar Akuntansi

Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikhsan Arfan. 2008. Akuntansi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Juwitasari, Wahyuni. 2001. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Rangka

Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Guna

Prima Kediri. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang.

Muzaqqi, Fuat. 2003. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia di Rumah

Sakit Kristen Mojowarno Jombang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang:

Fakultas Ekonomi Univeristas Negeri Malang.

Pangesti, Vivit Eza. 2003. Analisa Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sebagai Dasar Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada PT.

IMDI (Indo Murni Dairy Industry). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang:

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Qibtiyah, Isti Apriani. 2000. Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia dan

Penyajiannya dalam Laporan Keuangan (Studi Kasus pada PT. Petrokimia

Gresik). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya Malang.

Page 26: Akuntansi SDM- Ver.2

Sulistyo, Erna. 2003. Aplikasi Akuntansi Sumber Daya Manusia Terhadap Biaya

Pelatihan (Training Cost) (Studi pada Perum Jasa Tirta I Malang). Skripsi

Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya Malang.

Tuannakota, M. Thedorus. 1986. Teori Akuntansi Buku II. Jakarta: BPFE-UI.