Top Banner
AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR DAN ETANOL ANTING - ANTING (Acalypha indica L.) KHAIRRUNNISA DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
32

AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

Mar 23, 2019

Download

Documents

votram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK

AIR DAN ETANOL ANTING - ANTING (Acalypha indica L.)

KHAIRRUNNISA

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

ABSTRAK

KHAIRRUNNISA. Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan

Etanol Anting-anting (Acalypha indica L.). Dibimbing oleh ANNA P ROSWIEM

dan WARAS NURCHOLIS

Penyakit gout merupakan suatu penyakit akibat terjadinya penimbunan

kristal mononatrium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi

(arthritis gout). Anting-anting merupakan tanaman obat asli Indonesia yang biasa

digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Tujuan dari

penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan fitokimia, menguji aktivitas

sitotoksik, dan inhibisi enzim xantin oksidase secara in vitro oleh ekstrak air dan

etanol anting-anting (Acalypha indica L.). Dalam penelitian ini, pada ekstrak air

dan etanol anting-anting dilakukan uji fitokimia dengan metode Harborne, uji

sitotoksisitas dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), dan uji inhibisi

enzim xantin oksidase secara dengan metode spektrofotometri. Uji fitokimia

ekstrak air dan etanol anting-anting, masing-masing memperlihatkan adanya

senyawa flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan steroid. Hasil analisis probit

ekstrak air dan etanol dari anting-anting menunjukkan nilai konsentrasi letal 50

(LC50) masing-masing sebesar 446.619 dan 159.629 ppm. Penghambatan xantin

oksidase tertinggi dilakukan oleh ekstrak air 450 ppm sebesar 66.78%, ekstrak

etanol 150 ppm sebesar 65.84%, dan alopurinol 150 ppm sebesar 74.09%. Ekstrak

etanol anting-anting 150 ppm berpotensi sebagai bahan herba untuk alternatif

pengobatan asam urat.

Kata kunci : xantin oksidase, asam urat, anting-anting, inhibisi

Page 3: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

ABSTRACT

KHAIRRUNNISA. Xantin Oxidase Inhibitory Activity by Water and Ethanol

Extract of Anting-anting (Acalypha indica L.). Under the direction of ANNA P

ROSWIEM and WARAS NURCHOLIS

Gout is a disorder in which sodium urate crystals are deposited in and aroud

joints. Anting-anting is an original plant of Indonesia that often used in gout

therapy The aim of this research for identify phytochemical contents, testing

cytotoxic activity and xanthine oxidase inhibition test by water and ethanol extract

of anting-anting. In this research, it committed phytochemical test by Harborne

Method, cytotoxic test by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), and inhibition test

of xanthine oxidase activity by spectrofotometry method. The phytochemical

assay result of water and ethanol extract of anting-anting, each of them showed us

an existing flavonoid, tannin, saponin, alkaloid and steroid compound. The result

of probit analysis of the water and ethanol extract of anting-anting indicated the

lethal concentration value 50 (LC50) respectively 446.629 and 156.629 ppm.

Highest inhibition by water extract 450 ppm as 66.78%, ethanol extract 150 ppm

as 65.84%, and allopurinol 150 ppm as 74.09%. Ethanol extracts of anting-anting

still can said to be potential as inhibitor of xantin oksidase and can be use as anti

uric acid herb.

Keywords : xanthine oxidase, gout, anting-anting, inhibition

Page 4: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK

AIR DAN ETANOL ANTING - ANTING (Acalypha indica L.)

KHAIRRUNNISA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

Judul Skripsi : Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol

Anting-anting (Acalypha indica L.)

Nama : Khairrunnisa

NIM : G84080069

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Anna P Roswiem, MS

Ketua

Waras Nurcholis, S. Si, M. Si

Anggota

Diketahui,

Dr. Ir. I Made Artika, M.App. Sc

Ketua Departemen Biokimia

Tanggal lulus :

Page 6: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini

berjudul “Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol Anting-

anting (Acalypha indica L.)”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari

sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Anna P Roswiem, MS

dan Bapak Waras Nurcholis S.Si, M.Si selaku komisi pembimbing atas segala

kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan

bagi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh staf

Biofarmaka, khususnya Bu Nunuk, Bu Ina, Bu Wiwi, Mas Endi, Mas Nio, dan

Pak Zaim atas bantuan dan arahannya selama melakukan penelitian. Terima kasih

pula penulis ucapkan kepada keluarga, teman-teman Biokimia 45, Sofi, Elsha,

Eka, Wulan yang telah memberikan semangat dan masukannya untuk penelitian

ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan mampu meningkatkan iman

dan taqwa kita kepada Tuhan pencipta alam semesta.

Bogor, Januari 2013

Khairrunnisa

Page 7: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

RIWAYAT HIDUP

Khairrunnisa dilahirkan di Bogor pada tanggal 10 April 1990 dari Ayah

Syamsurizal dan Ibu Aam Aminah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan jenjang menengah atas di SMA

Negeri 1 Leuwiliang pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI IPB). Penulis diterima sebagai

mahasiswa Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam IPB. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan kegiatan praktik lapangan di

Balai Lingkungan Pertanian dengan karya ilmiah berjudul Mikrob Tanah Sebagai

Pendegradasi Klorpirifos Dalam Tanah. Penulis dan kawan-kawan mendapat dana

program kreativitas mahasiswa bidang penelitian pada tahun 2011 dengan judul

Inhibisi Xantin Oksidase secara In Vitro oleh Ekstrak Suruhan (Peperomia

pellucida (L.) Kunth) dan dengan judul yang sama kami berhasil menjadi salah

satu peserta PIMNAS XXV di Yogyakarta. Di bidang organisasi, penulis juga

pernah menjadi anggota pengurus himpunan profesi Community of Research and

Education in Biochemistry (CREBs) pada periode 2010/2011.

Page 8: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 1

Anting-anting ............................................................................................... 1

Asam Urat .................................................................................................... 2

Xantin Oksidase ........................................................................................... 3

Alopurinol .................................................................................................... 4

Uji Sitotoksisitas dengan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) ...................... 4

BAHAN DAN METODE ................................................................................. 4

Bahan dan Alat ............................................................................................. 4

Metode Penelitian ......................................................................................... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 6

Kadar Air ..................................................................................................... 6

Ekstrak Air dan Etanol Anting-anting ........................................................... 6

Fitokimia Ekstrak air dan etanol Anting-anting .............................................. 7

Sitotoksisitas pada Larva Udang .................................................................... 7

Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh Ekstrak Air dan Etanol .................... 8

SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 9

Simpulan ...................................................................................................... 9

Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9

LAMPIRAN ................................................................................................... 13

Page 9: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Rendemen ekstrak air dan etanol anting-anting ........................................ 7

2 Kandungan fitokimia ekstrak air dan etanol anting-anting ....................... 7

3 Nilai LC50 ekstrak air dan etanol anting-anting ....................................... 8

4 Daya inhibisi ekstrak air dan etanol anting-anting terhadap enzim xantin

oksidase .................................................................................................. 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tanaman anting-anting ........................................................................... 2

2 Lintas katabolisme nukleotida purin ....................................................... 3

3 Pengubahan xantin menjadi asam urat ................................................... 3

4 Mekanisme inhibisi xantin oksidase oleh alopurinol .............................. 4

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Diagram alir penelitian ......................................................................... 14

2 Prosedur ekstraksi ................................................................................. 15

3 Kadar air simplisia anting-anting .......................................................... 16

4 Rendemen ekstrak anting-anting ........................................................... 16

5 Fitokimia anting-anting......................................................................... 17

6 Uji sitotoksik menggunakan larva udang A. salina ................................ 18

7 Hasil perhitungan analisi probit ............................................................ 19

8 Uji aktivitas inhibisi xantin oksidase ..................................................... 19

9 Pembuatan kurva standar xantin ........................................................... 20

10 Data hasi uji enzimatis ekstrak anting-anting ........................................ 21

11 Analisis statistika inhibisi xantin oksidase oleh ekstrak air dan etanol

anting-anting ......................................................................................... 23

Page 10: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

PENDAHULUAN

Penyakit asam urat (gout) sudah dikenal

sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah

satu penyakit tertua yang dikenal manusia.

Prevalensi artritis pirai pada populasi di USA

diperkirakan 13.6/100000 penduduk,

sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan

1.6-13.6/100000 orang, prevalensi ini

meningkat seiring dengan meningkatnya umur

(Tjokroprawiro et al. 2007).

Tingginya kadar asam urat dalam darah pada penderita gout maupun hiperurisemia

diakibatkan oleh faktor produksi asam urat

berlebihan, obesitas, diabetes yang disertai

dengan tekanan darah tinggi (Utami et al.

2009). Asam urat merupakan hasil akhir

katabolisme purin dalam tubuh. Pada kondisi

patofisioligis dapat terjadi peningkatan kadar

asam urat dalam darah melewati batas normal,

yang disebut hiperurisemia (Edward 2001).

Obat sintetik yang biasa dikonsumsi untuk

mengobati asam urat adalah alopurinol. Alopurinol merupakan obat medis yang

digunakan untuk menghambat kerja enzim

xantin oksidase. Namun penggunaan obat ini

memberikan efek samping, seperti reaksi

alergi kulit, nyeri kepala, serta kerusakan hati

dan ginjal (Tjay et al. 2002). Oleh karena itu,

perlu obat alternatif yang memiliki aktivitas

pengobatan lebih baik dan efek samping yang

rendah.

Penelitian penghambat aktivitas xantin

oksidase telah banyak dilakukan pada berbagai tanaman obat yang berpotensi

sebagai obat antigout. Penelitian yang

dilakukan Kong et al. (2000) melaporkan

bahwa ekstrak metanol Cinnamomum cassia,

Chrysanthemum indicum, dan Lycopus

europaeus memiliki aktivitas menghambat

xantin oksidase lebih besar dari 50%.

Senyawa 6-aminopurin yang berasal dari daun

gandum memiliki daya inhibisi yang kuat

dengan nilai IC50 10.89 µM (Hsieh et al.

2007). Hasil penelitian Iswantini dan

Darusman (2003) menunjukkan peran ekstrak kasar flavonoid herba sidaguri sebagai

penghambat aktivitas xantin oksidase dengan

daya inhibisi terkuat bila dibandingkan

dengan produk jamu komersial antigout

lainnya yang beredar di pasaran. Kemampuan

ekstrak kasar flavonoid sidaguri sebagai

penghambat aktivitas xantin oksidase

mencapai 55.29% melalui mekanisme inhibisi

kompetitif (Hidayat 2007).

Anting-anting, merupakan gulma yang

sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di

lereng gunung (Muslimah 2008). Tanaman ini

digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam

terapi antigout. Hasil penelitian Kartika

(2004), menunjukkan bahwa tanaman anting-

anting (Acalypha indica L.) mengandung

saponin, tanin, flavonoid, acalyphine, dan

minyak atsiri. Kandungan senyawa flavonoid

dan alkaloid berpotensi mampu menghambat

xantin oksidase (Milian et al. 2004). Namun,

kajian ilmiah tentang potensi anting-anting

sebagai inhibitor enzim xantin oksidase belum banyak dilakukan. Oleh karena itu pada

penelitian ini akan digali potensi ekstrak

tanaman Anting-anting (Acalypha indica L.)

sebagai alternatif obat untuk mengatasi

penyakit asam urat.

Tujuan dari penelitian ini adalah

mengidentifikasi kandungan fitokimia,

menguji aktivitas sitotoksik, dan inhibisi

enzim xantin oksidase secara in vitro oleh

ekstrak air dan etanol anting-anting (Acalypha

indica L.). Hipotesis penelitian ini adalah senyawa bioaktif dari ekstrak air dan etanol

tanaman anting-anting (Acalypha indica L.)

memiliki potensi sebagai inhibitor enzim

xantin oksidase. Penelitian ini dilakukan

untuk memberi informasi ekstrak air dan

etanol anting-anting (Acalypha indica L)

dapat digunakan sebagai obat alternatif

penyakit gout.

TINJAUAN PUSTAKA

Anting-anting (Acalypha indica L.)

Anting-anting (Gambar 1) merupakan

gulma yang sangat umum ditemukan sebagai

tumbuhan liar di pinggir jalan, lapangan

rumput maupun lereng gunung. Herba

semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang.

Helaian daun berbentuk bulat telur sampai

lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi

bergerigi, panjang 2-8 cm, lebar 1,5- 3,5 cm,

berwarna hijau, bunga majemuk, berkelamin

satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil

dalam rangkaian berbentuk bulir, buahnya

kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna coklat. Akarnya tunggang, berwarna

putih kotor. Anting-anting ini dapat

diperbanyak dengan biji (Dalimartha 2006).

Anting-anting termasuk dalam divisi

Spermatophyta, subdivisi Angiospermae,

kelas Dicotyledoneae, ordo Euphorbiales,

family Euphorbiaceae, genus Acalypha, dan

spesies Acalypha indica L. (Kartesz 2000).

Herba anting-anting ini memiliki berbagai

nama diantaranya ceka mas (Melayu), lelatang,

kucing-kucingan, rumput kekosongan (Sunda),

Page 11: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

2

rumput bolong-bolongan, anting-anting (Jawa)

(Dalimartha 2006).

Daun, batang, dan akar tanaman ini

mengandung saponin dan tanin. Batangnya

juga mengandung flavonoid dan daunnya

mengandung minyak atsiri. Bagian yang

digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan

sebagai obat, baik dalam bentuk kering atau

segar. Herba ini bermanfaat sebagai

antiradang, antibiotik, diuretik, pencahar, dan

penghenti pendarahan (Dalimartha 2006). Penelitian yang telah dilakukan berkaitan

dengan tanaman anting-anting antara lain

penelitian Hermawan (2002) mengatakan

bahwa rebusan akar anting-anting memiliki

aktivitas hipoglikemik yang lebih besar

dibandingkan obat pembanding (Daonil) pada

tikus Sprague dawley yang dinduksi aloksan.

Menurut Armansyah et al (2010), ekstrak

etanol daun Acalypha indica L. berpotensi

sebagai hepatoprotektif. Ekstrak dengan dosis

50, 100, dan 200 mg/ kg bb dapat menurukan kadar SGPT dan SGOT pasca pemberian

parasetamol.

Gambar 1 Tanaman anting-anting

Asam Urat

Asam urat termasuk asam lemah dan

merupakan kristal putih yang tidak berbau,

tidak berasa, dan sangat sukar larut dalam air

(Price & Wilson 2006). Menurut Wisesa dan

Suastik (2006), asam urat diketahui memiliki

fungsi sebagai antioksidan dan mungkin

merupakan antioksidan yang paling penting

dalam plasma dengan kontribusi sampai 60%

dari seluruh aktivitas pembersihan radikal

bebas dalam serum manusia.

Urat yakni bentuk asam urat yang larut dalam darah dapat menangkap superoksida,

radikal hidroksil, oksigen tunggal dan juga

mempunyai kemampuan untuk kelasi logam-

logam transisi (Johnson et al. 2003). Namun

demikian asam urat juga bersifat prooksidatif

pada kondisi tertentu, khususnya bila

antioksidan lain berada dalam level yang

rendah. Diketahui asam urat dapat

merangsang oksidasi Low Density Lipoprotein

(LDL) in vitro yang merupakan langkah kunci

dalam progresivitas arterosklerosis. Efek

merusak asam urat pada sel endotel

diperkirakan melalui aktivasi leukosit dan

terdapat korelasi yang konsisten antara

peningkatan konsentrasi asam urat dengan

marker inflamasi di sirkulasi (Johnson et al.

2003).

Gout didefinisikan sebagai penyakit atau

sindrom yang disebabkan oleh adanya

pembengkakan atau inflamasi karena

menumpuknya kristal mononatrium urat pada

tulang sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat dalam darah (Johnstone

2005). Penyakit asam urat umumnya

menyerang lebih banyak laki-laki daripada

perempuan. Perempuan memiliki hormon

estrogen yang ikut membuang asam urat

melalui urin (Mansjoer et al. 2004). Pada laki-

laki, sebelum pubertas kadarnya sekitar 3.5

mg/dL. Setelah pubertas, kadarnya meningkat

secara bertahap dan dapat mencapai 5.2

mg/dL (Price & Wilson 2006). Pada

perempuan kadar asam urat biasanya tetap rendah, baru pada usia pramenopause

kadarnya di dalam darah rata-rata sekitar 4

mg/dL. Setelah menopause, kadarnya

meningkat lagi sampai 4.7 mg/dL.

Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam

urat serum di atas nilai normal, pada laki-laki

di atas 7 mg/dL dan pada perempuan di atas 6

mg/dL (Price & Wilson 2006). Hiperurisemia

dapat menimbulkan penyakit gout

(Dalimartha 2006).

Nukleotida purin, di dalam tubuh manusia akan diuraikan melalui suatu lintas

metabolisme yang ditunjukkan oleh Gambar

2. Pelepasan gugus fosfat pada adenosin mono

fosfat (AMP) dilakukan oleh enzim

5’nukleotidase. Adenilat menghasilkan

adenosin, yang kemudian mengalami

deaminasi menjadi inosin. Inosin kemudian

dihidrolisis menghasilkan basa purin

hipoxantin dan d-ribosa. Hipoxantin

dioksidasi berturut-turut menjadi xantin dan

kemudian asam urat oleh xantin oksidase

(Nelson & Cox 2004). Katabolisme guanosin mono fosfat (GMP)

juga menghasilkan urat sebagai produk akhir

(Gambar 2). GMP pertama-tama dihidrolisis

menghasilkan nukleosida guanosin, yang

kemudian diuraikan menghasilkan guanin

bebas. Guanin mengalami pembebasan

hidrolitik gugus aminonya menghasilkan

xantin, yang diubah menjadi asam urat oleh

xantin oksidase (Nelson & Cox 2004).

Asam urat adalah produk akhir yang

diekskresi dari katabolisme purin pada hewan primata. Akan tetapi, pada banyak vertebrata

lainnya, asam urat mengalami degradasi

Page 12: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

3

lanjutan menjadi alantoin, oleh enzim urat

oksidase (Nelson & Cox 2004).

Gout dikelompokan menjadi dua, yaitu

primer dan sekunder. Gout primer disebabkan

oleh kelainan metabolik. Gout sekunder

disebabkan oleh keadaan hiperurisemia akibat

penyakit, penurunan fungsi ginjal, peningktan

degradasi asam nukleat, peningkatan produksi

purin, konsumsi alkohol, atau karena obat-

obatan tertentu (Murray et al. 2003).

Pengobatan gout, didasarkan pada usaha untuk menurunkan produksi asam urat atau

meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal

sehingga obat-obatan tersebut dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu golongan

urikostatik (inhibitor xantin oksidase) dan

urikosurik (Price & Wilson 2006).

Contoh obat golongan urikostatik adalah

alopurinol. Efek samping alopurinol adalah

mual, muntah, dan diare. Selain itu dapat juga

menimbulkan neuritis perifer, depresi sumsum

tulang, dan kadang-kadang anemia aplastik (Katzung 2010).

Probenesid dan sulfinpirazon merupakan

obat urikosurik yang digunakan untuk

menurunkan kadar asam urat melalui

peningkatan ekskresi asam urat di tubulus

ginjal dengan menghambat reabsorbsinya.

Efek samping yang sering terjadi pada

pengobatan dengan terapi urikosurik adalah

iritasi saluran pencernaan, dermatitis alergi,

dan ruam kulit (Katzung 2010).

Gambar 2 Lintas katabolisme nukleotida purin

(Nelson & Cox 2004).

Xantin Oksidase

Peristiwa timbulnya gout tak terlepas dari

peran serta enzim xantin oksidase. Enzim ini

mampu mengubah xantin menjadi asam urat

melalui reaksi oksidasi seperti ditunjukkan

oleh Gambar 3. Xantin oksidase merupakan

suatu kompleks enzim yang terdiri dari

molibdenum, FAD dan Fe2S2 sebagai pusat

reaksi redoks. Enzim ini terdiri dari dua

subunit identik yang saling berhadapan,

memiliki 1332 residu asam amino dengan bobot molekul sekitar 270000 Da. Selain

fungsi katalisis mengubah hipoxantin menjadi

xantin maupun xantin menjadi asam urat,

telah ditemukan fungsi lain dari enzim ini

dalam mengkatalisis reduksi nitrat dan nitrit

menjadi nitrit oksida (Millar et al. 2002) dan

sekaligus menyebabkan pembentukan radikal

superoksida yang dapat menyebabkan

peradangan (Bodamyali et al. 2002).

Xantin oksidase berperan penting dalam

katabolisme purin. Enzim ini mempunyai 2 bentuk, yaitu xantin oksidase dan xantin

dehidrogenase. Enzim xantin dehidrogenase

dapat dikonversi menjadi xantin oksidase pada

mamalia, baik dalam reaksi reversibel maupun

ireversibel. Enzim xantin oksidase merupakan

enzim yang tersebar luas dalam beberapa

spesies, dari bakteri hingga manusia. Enzim

xantin oksidase di dalam tubuh manusia

terdapat pada hati, jika enzim ini terdapat

diluar hati mengindikasikan kerusakan fungsi

hati (Hille 2006). Enzim xantin oksidase mengatalisis

oksidasi hipoxantin menjadi xantin lalu

menjadi asam urat yang berperan penting

dalam penyakit gout (Gambar 3). Pada saat

bereaksi dengan xantin untuk membentuk

asam urat, atom oksigen ditransfer dari

molibdenum ke xantin. Perombakan pusat

molibdenum yang aktif terjadi dengan

penambahan air. Selama proses oksidasi,

molekul oksigen bertindak sebagai akseptor

elektron menghasilkan radikal superoksida

(O2*) dan hidrogen peroksida (Rhamdani 2004).

Gambar 3 Pengubahan xantin menjadi asam

urat (Hille 2006).

Page 13: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

4

Alopurinol

Alopurinol berguna untuk mengobati gout

sekunder. Obat ini bekerja dengan

menghambat xantin oksidase, yang mengubah

hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya

menjadi asam urat. Mekanisme umpan balik

alopurinol menghambat sintesis purin yang

merupakan prekusor xantin. Alopurinol

sendiri mengalami biotransformasi oleh enzim

xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa

paruhnya lebih panjang daripada alopurinol, itu sebabnya alopurinol yang masa paruhnya

pendek cukup diberikan satu kali sehari

(Gunawan & Sulistia 2007).

Alopurinol merupakan suatu analog

hipoxantin (dengan atom N dan C pada posisi

7 dan 8 saling bertukar), digunakan secara

luas untuk mengatasi penyakit pirai (Stryer

2000). Mekanisme kerja alopurinol, awalnya

bertindak sebagai substrat dan kemudian

sebagai inhibitor xantin oksidase. Oksidase ini

akan menghidroksilasi alopurinol menjadi aloxantin (oksipurinol). Sintesis urat dari

hipoxantin dan xantin segera menurun setelah

pemberian alopurinol. Oleh karena itu,

konsentrasi hipoxantin dan xantin serum

meningkat, sedangkan kadar urat menurun,

xantin dan hipoxantin ini lebih mudah larut

(dalam urin) (Stryer 2000). Mekanisme

inhibisi xantin oksidase oleh alopurinol

terlihat pada Gambar 4.

Tjay et al. (2002) menyatakan bahwa obat

ini mempunyai efek samping terutama reaksi alergi kulit, nyeri kepala, serta kerusakan hati

dan ginjal. Selain itu, Pacher et al. (2006)

menyebutkan efek samping alopurinol yang

umum adalah gastrointestinal distess, reaksi

hipersensitif, dan skin rash. Reaksi

hipersensitif terjadi setelah beberapa bulan

atau tahun setelah pengobatan. Efek ini biasa

terjadi pada individu dengan kelainan ginjal.

Gejala keracunan alopurinol meliputi demam,

rash vaskulitis, eosinofilia, dan kerusakan

fungsi ginjal.

Gambar 4 Mekanisme inhibisi xantin oksidase

oleh alopurinol (Stryer 2000).

Uji Sitotoksisitas dengan Brine Shrimp

Lethality Test (BSLT)

Uji potensi hayati dapat dilakukan dengan

menggunakan metode BSLT. Metode ini

sering digunakan untuk menentukan nilai

sitotoksisitas dari suatu bahan alam. Melalui

uji BSLT dapat diketahui nilai Lethal

Concentration (LC50) senyawa bioaktif pada

sampel terhadap larva udang. Nilai LC50

adalah konsentrasi yang dibutuhkan untuk

mematikan 50% dari populasi larva udang total (Meyer et al.1982).

Metode uji potensi hayati BSLT memiliki

beberapa keunggulan, diantaranya waktu

pelaksanaan cepat, biaya relatif murah,

sederhana, tidak memerlukan teknik aseptis,

tidak memerlukan peralatan khusus, dan

hanya membutuhkan sedikit sampel uji

(Meyer et al.1982).

Pertimbangan pemilihan larva udang

sebagai hewan uji didasarkan karena telur

Artemia memiliki daya tahan yang lama (dapat tetap hidup dalam kondisi kering,

selama beberapa tahun). Disamping itu, telur

Artemia lebih cepat dan mudah menetas

dalam waktu 48 jam, sehingga dapat

dihasilkan larva udang dalam jumlah besar

yang siap untuk diuji (Carballo et al. 2002).

Alasan lain yang menyebabkan dipilihnya

larva udang sebagai hewan uji adalah, karena

larva udang memiliki membran kulit yang

tipis, sehingga kematian suatu larva akibat

efek sitotoksik dari senyawa bioaktif dapat dianalogikan dengan kematian sebuah sel

dalam organisme (Fenton 2002).

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah

campuran daun dan batang tanaman anting-

anting (Acalypha indica L.) yang berasal dari

daerah Ciawi (Bogor), akuades, etanol 70%,

kloroform, NH4OH, H2SO4 2 M, pereaksi

Meyer, pereaksi Wagner, pereaksi

Dragendorf, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat, serbuk Mg, HCl pekat, amil alkohol,

larutan besi(III) klorida, NaOH 1N, telur

Artemia salina L., bufer fosfat 0.05 M pH

7.5, xantin, enzim xantin oksidase, HCl 0.58

M, alopurinol.

Alat yang digunakan adalah neraca

analitik, tabung reaksi, gelas piala, labu takar,

pipet volumetrik, cawan porselin, oven,

eksikator, rotary evaporator, pinggan

porselin, penangas air, vial, mikropipet, kaca

pembesar, dan spektofotometer UV-VIS.

Page 14: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

5

Metode Penelitian

Penyiapan Sampel Bahan baku anting-anting diperoleh dari

daerah Ciawi, Bogor. Kegiatan sortasi basah

yang merupakan tahap awal penelitian ini,

bertujuan memisahkan kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya dari tanaman yang akan

diteliti. Pekerjaan dilanjutkan dengan

pencucian untuk menghilangkan tanah dan

pengotor lainnya yang masih menempel pada

bahan yang sudah disortasi basah. Tahap berikutnya adalah perajangan pada daun dan

batang tanaman anting-anting yang bertujuan

mempermudah proses pengeringan. Daun dan

batang anting-anting kemudian dikeringkan

menggunakan oven pada suhu 50ºC. Daun dan

batang anting-anting kemudian dihaluskan

hingga diperoleh simplisia anting-anting

kering berukuran 80 mesh.

Penentuan Kadar Air (AOAC 1984)

Cawan porselin dikeringkan dalam oven

pada suhu 105ºC selama 30 menit, lalu cawan didinginkan di dalam eksikator selama 30

menit dan ditimbang bobot kosongnya.

Sampel ditimbang sekitar 3 g dan dimasukkan

ke cawan porselin. Sampel beserta cawannya

dipanaskan pada suhu 105ºC selama 3 jam di

dalam oven. Setelah didinginkan dalam

eksikator selama 30 menit, cawan beserta

isinya ditimbang. Penentuan kadar air

dilakukan sebanyak 3 kali ulangan sampai

diperoleh bobot konstan.

Kadar air =

x 100%

keterangan :

A = bobot sampel awal (g)

B = bobot sampel sesudah dikeringkan (g)

Ekstraksi Air dan Ekstraksi Etanol (BPOM

RI 2004)

Simplisia anting-anting diekstraksi dengan

nisbah sampel dan pelarut (air atau etanol

70%) = 1:10, menggunakan metode maserasi

selama 24 jam sambil sekali-sekali diaduk selama 6 jam pertama. Maserat dipisahkan

dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan

jumlah pelarut yang sama. Semua maserat

dikumpulkan dan diuapkan dengan rotary

evaporator dengan suhu 40ºC hingga

diperoleh ekstrak kental.

Uji Fitokimia (Harborne 1987)

Uji Alkaloid. Sebanyak 0.05 g ekstrak

anting-anting dilarutkan dalam 10 mL

kloroform dan 4 tetes NH4OH, kemudian

disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam

tabung reaksi bertutup. Ekstrak kloroform

dalam tabung reaksi dikocok dengan 6 mL

H2SO4 2 M dan lapisan asamnya dipisahkan

ke dalam tabung reaksi yang lain. Lapisan

asam ini diteteskan pada lempeng tetes dan

ditambahkan pereaksi Meyer, Wagner, dan

Dragendorf yang akan menimbulkan warna

berturut-turut putih, coklat, dan merah jingga.

Uji Triterpenoid dan Steroid. Sebanyak

0.05 g ekstrak anting-anting dilarutkan dengan

25 mL etanol panas 50ºC, kemudian disaring

ke dalam pinggan porselin dan diuapkan sampai kering. Residu dilarutkan dengan eter

dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi, lalu

ditambahkan 3 tetes asam asetat anhidrat dan

1 tetes H2SO4 pekat (Uji Lieberman

Burchard). Warna merah atau ungu

menunjukkan adanya triterpenoid dan warna

hijau atau biru menunjukkan adanya steroid.

Uji Flavonoid. Sebanyak 0.05 g ekstrak

anting-anting ditambahkan 100 mL air panas

kemudian dididihkan selama 5 menit dan

disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian diambil sebanyak 5 mL, ditambah dengan

serbuk Mg 0.05 g, 1 mL HCl pekat, dan 1 mL

amil alkohol. Campuran kemudian dikocok

kuat-kuat. Uji positif ditandai dengan

munculnya warna merah, kuning, atau jingga

pada lapisan amil alkohol.

Uji Saponin. Sebanyak 0.05 g ekstrak

anting-anting ditambahkan 100 mL air panas

kemudian dididihkan selama 5 menit dan

disaring. Sebanyak 5 mL filtrat dikocok dalam

tabung reaksi tertutup selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10 menit. Adanya

saponin ditunjukkan dengan terbentuknya

buih stabil.

Uji Tanin. Sebanyak 0.05 g ekstrak

anting-anting ditambahkan 100 mL air panas

kemudian dididihkan selama 5 menit dan

disaring. Sebagian filtrat yang diperoleh

ditambah larutan besi(III) klorida.

Terbentuknya warna hitam kehijauan

menunjukkan adanya tanin.

Uji Sitotoksisitas Terhadap A. salina

(Meyer et al. 1982) Penetasan Telur. Telur A. salina

ditimbang sebanyak 50 mg kemudian

dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air

laut yang sudah disaring. Setelah diaerasi,

kista dibiarkan selama 48 jam di bawah

pencahayaan lampu agar menetas sempurna.

Uji Sitotoksisitas pada A. salina. Sebelum dilakukan uji sitotoksisitas, terlebih

dulu dibuat larutan ekstrak standar dengan

konsentrasi 2000 ppm. Sebanyak 10 ekor

larva A. salina dimasukkan ke dalam vial yang berisi air laut lalu ditambahkan larutan

Page 15: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

6

ekstrak (air dan etanol) sehingga konsentrasi

akhirnya menjadi 10, 100, 500, dan 1000 ppm

(Lampiran 6). Pengamatan dilakukan setelah

24 jam dengan menghitung jumlah larva yang

mati dari total larva yang dimasukkan ke

dalam vial. Pengolahan data persen mortalitas

kumulatif digunakan analisis probit LC50

dengan selang kepercayaan 95%.

Uji Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase

Secara In Vitro (Tamta et al. 2005 yang

dimofikasi) Kurva Standar. Larutan substrat (xantin)

dibuat pada berbagai konsentrasi (0.1, 0.2,

0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7 mM), kemudian diukur

serapannya menggunakan spektrofotometer

UV pada panjang gelombang 293 nm. Kurva

hubungan antara konsentrasi dan serapan

dibuat. Persamaan kurva linear tersebut

digunakan untuk menghitung aktivitas xantin

oksidase.

Inhibisi Aktivitas Xantin Oksidase. Uji

daya inhibisi ekstrak air dan etanol anting-anting pada xantin oksidase dilakukan pada

kondisi optimumnya seperti yang dilaporkan

oleh Iswantini & Darusman (2003). Kondisi

optimum tersebut adalah pada suhu inkubasi

20ºC, pH 7.5, konsentrasi xantin oksidase 0.1

unit/ml, konsentrasi xantin 0.7 mM, waktu

inkubasi selama 45 menit, dan pada panjang

gelombang 293 nm.

Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dengan variasi konsentrasi berdasarkan

hasil uji BSLT. Variasi konsentrasi untuk ekstrak etanol adalah 150, 300, dan 450 ppm

sedangkan untuk ekstrak air adalah 50, 150,

dan 300 ppm. Ekstrak tersebut kemudian

ditambah larutan bufer kalium fosfat 50 mM

pH 7.5 sebanyak 1.9 mL. Campuran kemudian

ditambah 1 mL xantin 0.7 mM dan xantin

oksidase 0.1 unit/mL sebanyak 0.1 mL lalu

diinkubasi pada suhu 20ºC selama 45 menit.

Setelah diinkubasi, campuran segera

ditambahkan HCl 0.58 M sebanyak 1 mL

untuk menghentikan reaksinya. Campuran

diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada panjang

gelombang 293 nm untuk melihat seberapa

besar sisa xantin yang tidak bereaksi dalam

sampel uji. Daya inhibisi dibandingkan

dengan alopurinol dengan konsentrasi 150

ppm.

Analisis Data.

Data kuantitatif yang diperoleh diuji

dengan analisis sidik ragam (ANOVA) untuk

mengetahui pengaruh perlakuan terhadap

parameter yang diukur. Penentuan beda nyata diantara perlakuan digunakan uji beda nyata

Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada

taraf uji 5% (Mattjik & Sumertajaya 2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air

Sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah simplisia dari campuran daun dan

batang anting-anting. Penentuan kadar air

berguna untuk menyatakan kandungan zat

dalam tumbuhan sebagai persen bahan kering.

Menurut Winarno (2002), kadar air yang baik adalah kurang dari 10%. Kadar air rerata yang

diperoleh dari simplisia anting-anting adalah

4.21% (Lampiran 3). Dengan demikian,

simplisia dengan kadar air tersebut dapat

disimpan dalam jangka waktu cukup lama,

karena kemungkinan bahan rusak oleh jamur

pada saat penyimpanan sangat kecil.

Ekstrak Air dan Etanol Anting-anting

Isolasi senyawa yang terkandung dalam

simplisia anting-anting dilakukan melalui ekstraksi pelarut dengan cara maserasi.

Pelarut yang digunakan pada penelitian ini

adalah air dan etanol 70%. Kedua pelarut ini

dipilih berdasarkan ketertarikan senyawa aktif

yang diduga dapat menginhibisi xantin

oksidase yang ingin diambil dari anting-anting,

yakni alkaloid dan flavonoid. Kedua senyawa

tersebut dapat bersifat polar atau semipolar,

sehingga digunakan air yang bersifat polar

dan etanol 70% yang bersifat semipolar.

Alasan lain adalah adanya peraturan yang dikeluarkan oleh BPOM RI (2010) mengenai

cairan penyari untuk keperluan farmakologi

menyebutkan hanya boleh menggunakan air

atau etanol.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa

rendemen ekstrak air dan etanol anting-anting,

adalah sebesar 19.04% dan 14.85% (Tabel 1).

Rendemen ekstrak air yang lebih tinggi jika

dibandingkan rendemen ekstrak etanol,

menunjukkan bahwa senyawa metabolit

sekunder pada anting-anting lebih banyak

yang bersifat polar dibandingkan senyawa yang bersifat semipolar.

Sriwahyuni (2010) menyebutkan

rendemen anting-anting yang diekstrak

dengan etil-asetat, diklorometana, dan

petroleum eter, masing-masing sebesar 14.9%,

13.3%, dan 6.3%. Nilai ini lebih rendah dari

rendemen ekstrak air dan etanol yang

diperoleh pada penelitian ini. Perbedaan

rendemen yang diperoleh dapat disebabkan

oleh perbedaan metode ekstraksi yang

dilakukan, perbedaan usia anting-anting yang

Page 16: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

7

digunakan, dan perbedaan kandungan

metabolit sekunder yang terdapat pada anting-

anting.

Tabel 1 Rendemen rerata ekstrak air dan

ekstrak etanol 70% anting-anting

Sampel Rerata rendemen (%)

Ekstrak air 19.04 ± 9.25

Ekstrak etanol 70% 14.85 ± 1.50 n = 3

Fitokimia Ekstrak Air dan Etanol

Anting-anting

Uji fitokimia bertujuan untuk menguji

keberadaan golongan senyawa metabolit

sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin,

tanin, steroid, dan triterpenoid dalam sampel.

Uji pendahuluan ini dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya flavonoid dan senyawa-senyawa lain yang diduga dapat

berperan dalam menginhibisi xantin oksidase.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa

baik ekstrak air maupun etanol anting-anting

keduanya positif mengandung flavonoid, tanin,

alkaloid, steroid, dan saponin serta negatif

untuk trierpenoid (Tabel 2). Meskipun

kandungan kimia pada kedua ekstrak anting-

anting adalah sama, namun sifat dari senyawa

kimia pada kedua ekstrak tersebut berbeda.

Senyawa kimia pada ekstrak air bersifat polar

sedangkan senyawa kimia pada ekstrak etanol bersifat semipolar. Kartika (2004)

menyebutkan bahwa ekstrak kasar daun

anting-anting mengandung flavonoid, alkaloid,

saponin, tanin, acalyphine, minyak atsiri, dan

asam galat. Menurut Hermawan (2002),

ekstrak kasar metanol air akar anting-anting

mengandung triterpenoid dan tanin, ekstrak

air akar mengandung alkaloid dan ekstrak etil

asetatnya mengandung tanin, alaloid, dan

steroid.

Uji fitokimia memberikan tanda hasil yang spesifik untuk setiap ujinya (Lampiran 5). Uji

alkaloid menunjukkan hasil positif untuk

kedua ekstrak. Hasil positif ditandai dengan

terbentuknya endapan berturut-turut berwarna

putih, cokelat, dan merah setelah penambahan

pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf. Uji

positif bahan mengandung tanin, ditandai

dengan terbentuknya warna hitam setelah

penambahan FeCl3, sedangkan uji positif

untuk saponin ditandai dengan terbentuknya

buih yang stabil dalam waktu 10 menit setelah pengocokkan.

Uji triterpenoid kedua ekstrak

menunjukkan hasil negatif. Keduanya tidak

menunjukkan perubahan warna menjadi

merah atau ungu setelah penambahan pereaksi

uji. Uji steroid menunjukkan hasil positif pada

kedua ekstrak yang ditandai dengan

terbentuknya warna hijau. Steroid bisa

terdapat dalam bentuk glikosida (Harborne

1987). Adanya gula yang dapat larut dalam

air, maka dalam ekstrak air dapat

teridentifikasikan steroid bila steroid dalam

sampel terdapat dalam bentuk glikosida.

Flavonoid merupakan metabolit sekunder

yang terdapat pada vakuola tanaman.

Flavonoid memiliki banyak fungsi pada tanaman, salah satunya sebagai zat warna

pada bunga. Peran lain dari flavonoid adalah

sebagai antioksidan yang mampu

mengkompleks logam berat, juga mampu

mengikat protein dengan spesifitas yang tinggi

(Andersen & Markham 2006). Hasil uji

fitokimia menunjukkan ekstrak anting-anting

mengandung flavonoid.

Senyawa bioaktif dari beberapa jenis

tanaman obat dilaporkan mempunyai aktivitas

biologis yang berguna dalam pengobatan penyakit gout melalui inhibisi enzim xantin

oksidase. Penelitian Yulianto (2008)

menyebutkan bahwa rosela yang memiliki

kandungan bioaktif flavonoid, saponin, tanin,

serta ciplukan yang mengandung alkaloid,

saponin, tanin, flavonoid, dan steroid mampu

menghambat aktivitas xantin oksidase.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan hasil

uji ekstrak anting-anting pada penelitian ini,

maka, diduga komponen bioaktif dari anting-

anting yang memiliki aktivitas antigout melalui inhibisi enzim xantin oksidase pada

penelitian ini adalah flavonoid dan alkaloid.

Tabel 2 Kandungan fitokimia ekstrak air dan

etanol anting-anting

Uji fitokimia Ekstrak

Air Etanol 70%

Flavonoid + ++

Tanin + +

Alkaloid + ++

Triterpenoid - -

Steroid + ++

Saponin ++ ++

Keterangan : tanda (+) menunjukkan senyawa metabolit

sekunder serta tingkat intensitas warna sedangkan (-)

menunjukkan tidak terdapat senyawa metabolit sekunder pada ekstrak

Sitotoksisitas pada Larva Udang

Pengujian sitotoksisitas dari ekstrak air

dan etanol anting-anting diperoleh nilai

konsentrasi letal 50 (LC50) masing-masing

sebesar 446.619 dan 159.629 ppm (Tabel 3).

Nilai LC50 ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki potensi bioaktif karena

Page 17: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

8

menurut Meyer et al. (1982) suatu senyawa

memiliki potensi bioaktif jika nilai LC50-nya

di bawah 1000 ppm. Semakin rendah nilai

LC50 akan menunjukkan efek farmakologis

yang tinggi, sedangkan semakin tinggi LC50

menunjukkan bahwa sampel tersebut memiliki

efek farmakologis yang rendah. Perbedaan

nilai LC50 ini dikarenakan ekstrak etanol

memiliki kandungan fitokimia yang lebih

banyak dan bersifat lebih toksik daripada

ekstrak air. Penelitian Halimah (2010) menunjukkan

tingkat sitotoksisitas anting-anting yang

diekstrak dengan pelarut berbeda terhadap

larva udang. Anting-anting yang diekstrak

dengan n-heksana, etanol 96% dan kloroform

memiliki nilai LC50 masing-masing sebesar

57.0933 ppm, 73.4575 ppm, dan 149.374

ppm. Ekstrak air dan etanol pada penelitian ini

memiliki nilai LC50 yang lebih tinggi daripada

ekstrak n-heksana, etanol 96% dan kloroform.

Tabel 3 Nilai LC50 ekstrak air dan etanol anting-anting

Sampel LC50 (ppm)

Ekstrak air 446.619

Ekstrak etanol 70% 159.629

Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase oleh

Ekstrak Air dan Etanol

Uji inhibisi pada xantin oksidase

dilakukan oleh ekstrak air dan etanol anting-anting dengan menggunakan varian

konsentrasi. Perbedaan konsentrasi didasarkan

pada nilai LC50. Nilai LC50 masing-masing

ekstrak akan dijadikan sebagai batas

konsentrasi tertinggi pada penentuan ragam

konsentrasi ekstrak dalam uji enzimatik

aktivitas xantin oksidase. Hal ini dikarenakan

pada formulasi obat akan lebih aman jika

konsentrasinya dibuat di bawah nilai LC50.

Pengujian pada konsentrasi beragam ini

digunakan untuk melihat pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak pada

peningkatan daya inhibisi. Selain itu juga

dilakukan pengamatan aktivitas enzim tanpa

penambahan ekstrak (blanko) untuk melihat

pengaruh inhibisi ekstrak tersebut pada

aktivitas enzim.

Prinsip kerjanya yaitu larutan substrat

xantin yang tidak terkonversi menjadi asam

urat akan dibaca oleh spektrofotometer.

Konsentrasi ini nantinya dapat diubah menjadi

konsentrasi xantin yang bereaksi. Dengan diperolehnya konsentrasi xantin yang bereaksi,

maka akan diketahui seberapa besar aktivitas

xantin oksidase dalam mengubah xantin

menjadi asam urat. Dengan demikian dapat

ditentukan pula seberapa besar persen inhibisi

ekstrak yang diujikan terhadap aktivitas enzim

xantin oksidase. Uji enzimatis dilakukan pada

kondisi optimum seperti yang dilaporkan oleh

Iswantini & Darusman (2003). Kondisi

optimum tersebut adalah pada suhu inkubasi

20ºC, pH 7.5, konsentrasi xantin oksidase 0.1

unit/ml, konsentrasi xantin 0.7 mM, waktu

inkubasi selama 45 menit, dan pada panjang

gelombang 293 nm. Pembuatan kurva standar perlu dilakukan

sebelum uji enzimatik untuk mengetahui

serapan xantin pada berbagai konsentrasi

Dengan demikian dapat diketahui berapa

jumlah xantin yang dikonversi menjadi asam

urat dalam reaksi enzimatis. Persamaan linier

kurva standar yang diperoleh adalah y =

1.0693x + 0.3989 dan nilai R2 = 0.9931

(Lampiran 9). Y adalah serapan xantin dengan

penambahan ekstrak yang terukur dan x

adalah konsentrasi xantin sisa yang tidak terkonversi menjadi asam urat.

Tabel 4 menunjukkan daya inhibisi ekstrak

pada masing-masing konsentrasi serta daya

inhibisi alopurinol 150 ppm terhadap enzim

xantin oksidase. Hasil uji menunjukkan

bahwa semua ekstrak yang diuji memiliki

aktivitas yang lebih rendah dibandingkan

dengan blanko (Lampiran 10). Daya inhibisi

ekstrak air dan etanol menunjukkan bahwa

ekstrak berpotensi menghambat aktivitas

xantin oksidase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya

inhibisi ekstrak air dan etanol meningkat

sesuai peningkatan konsentrasi. Daya inhibisi

tertinggi pada ekstrak, yaitu ekstrak air 450

ppm, sebesar 66.78% dan ekstrak etanol 150

ppm, sebesar 65.84%. Daya inhibisi tertinggi

ditunjukkan oleh alopurinol 150 ppm yang

merupakan inhibitor xantin oksidase dan

digunakan sebagai obat gout, yaitu 74.09%.

Tabel 4 Daya inhibisi ekstrak air dan etanol

anting-anting terhadap xantin

oksidase.

Sampel Daya inhibisi

(%) ± SD

Ekstrak air 150 ppm 10.95 ± 1.19d

Ekstrak air 300 ppm 33.53 ± 7.39c

Ekstrak air 450 ppm 66.78 ± 14.99a,b

Ekstrak etanol 50 ppm 36.76 ± 11.23c

Ekstrak etanol 100 ppm 55.02 ± 13.58b Ekstrak etanol 150 ppm 65.84 ± 7.57a,b

Alopurinol 150 ppm 74.09 ± 0.78a Keterangan : Huruf kecil yang mengikuti angka pada

Tabel menunjukkan berbeda nyata pada α = 0.05 melalui

uji DMRT.

Page 18: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

9

Daya inhibisi ekstrak air dan etanol anting-

anting lalu di bandingkan dengan daya

inhibisi alopurinol pada konsentrasi 150 ppm

(Tabel 4). Daya inhibisi ekstrak etanol

(65.84%) jauh lebih besar daripada ekstrak air

(10.95%). Akan tetapi jika dibandingkan

alopurinol pada konsentrasi yang sama, daya

inhibisi kedua ekstrak masih di bawah

alopurinol (74.09%). Peningkatan daya inhibisi terjadi karena

pada konsentrasi tinggi terdapat lebih banyak metabolit sekunder dari anting-anting yang

diduga memiliki kemampuan menghambat

aktivitas xantin oksidase. Hasil uji fitokimia

menunjukkan bahwa ekstrak etanol anting-

anting lebih banyak mengandung senyawa

metabolit sekunder (Tabel 2). Efek sinergis

metabolit sekunder pada ekstrak etanol anting-

anting seperti alkaloid dan flavonoid membuat

daya inhibisi ekstrak etanol anting-anting

lebih kuat daripada ekstrak airnya. Flavonoid

dan alkaloid terbukti melalui beberapa penelitian sangat berperan dalam menghambat

kerja xantin oksidase (Yulianto 2008; Milián

et al. 2004).

Beberapa tanaman obat telah diteliti

memiliki kemampuan untuk menghambat

kerja enzim xantin oksidase. Penelitian

sebelumnya oleh Wardani (2008)

menunjukkan bahwa ekstrak air anting-anting

memiliki daya inhibisi yang lebih rendah

daripada ekstrak meniran dan tempuyung.

Ekstrak air meniran pada konsentrasi 150 ppm memiliki daya inhibisi sebesar 45.86% dan

ekstrak air tempuyung 125 ppm sebesar

14.76%. Ekstrak etanol 70% pada penelitian

ini memiliki daya inhibisi yang lebih tinggi

daripada ekstrak meniran dan ciplukan.

Ekstrak etanol meniran pada konsentrasi 150

ppm memiliki daya inhibisi sebesar 53.71 %

dan ciplukan sebesar 6.27%.

Besarnya daya inhibisi terhadap enzim

xantin oksidase yang ditunjukkan oleh

beberapa tanaman obat berbeda satu sama lain.

Perbedaan tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor antara lain, adanya perbedaan

senyawa metabolit sekunder yang terkandung

dalam suatu tanaman obat, adanya senyawa

pengganggu, perbedaan metode ekstraksi, dan

perbedaan jenis pelarut yang digunakan

(Kardono 2003).

Analisis statistika menggunakan ANOVA

(α= 0.05) menunjukkan bahwa perlakuan

pemberian ekstrak anting-anting, baik ekstrak

air maupun ekstrak etanol, keduanya

memberikan pengaruh terhadap aktivitas

xantin oksidase (Lampiran 11). Pengaruh

tersebut ditindaklanjuti menggunakan uji

Duncan Multiple Range Test (DMRT) (α=

0.05). Hasil analisis menggunakan uji lanjut

DMRT menunjukkan bahwa daya inhibisi

seluruh ekstrak berbeda nyata. Hasil analisis

statistika menunjukkan daya inhibisi ekstrak

air 450 ppm dan ekstrak etanol 150 ppm tidak

berbeda nyata dengan daya inhibisi alopurinol

150 ppm (74.09%) pada selang kepercayaan

95% (Lampiran 11). Hal ini berarti ekstrak

etanol anting-anting 150 ppm berpotensi

sebagai bahan herba untuk alternatif

pengobatan asam urat.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak air dan etanol anting-anting

mengandung alkaloid, flavonoid, saponin,

tanin, dan steroid. Nilai LC50 ekstrak air dan

etanol masing-masing adalah 446.619 ppm

dan 159.629 ppm. Penghambatan terhadap

aktivitas enzim xantin oksidase tertinggi

ditunjukkan oleh ekstrak air 450 ppm sebesar 66.78% dan ekstrak etanol 150 ppm sebesar

65.84%. Ekstrak etanol anting-anting 150 ppm

berpotensi sebagai bahan herba untuk

alternatif pengobatan asam urat.

Saran

Beberapa hal yang menjadi saran

berdasarkan penelitian ini adalah perlu

dilakukan analisis komponen senyawa yang

berkhasiat antigout pada ekstrak air dan etanol

dari anting-anting. Selain itu, perlu dilakukan

uji in vivo ekstrak anting-anting sebagai herba antigout.

DAFTAR PUSTAKA

AOAC.1984. Official Methods of Analysis.

Virginia: Association of Official

Analytical Chemistry.

[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan

Makanan Republik Indonesia. 2004.

Ekstrak Tumbuhan Indonesia Vol. 2. Jakarta: BPOM.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2010. Acuan Sediaan Herbal,

volume 5 edisi 1. Jakarta: Direktorat

OAI BPOMRI.

Andersen OM, Markam KR. 2006.

Flavonoids Chemistry, Biochemistry

and Applications. Boca Raton : CRC Press.

Page 19: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

10

Armansyah T, Sutriana A, Aliza D, Vanda H,

Rahmi E. 2010. Aktivitas

hepatoprotektif ekstrak etanol daun

kucing-kucingan (Acalypha indica L.)

pada tikus putih (Rattus novergicus)

yang diinduksi parasetamol. Jurnal

Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan 6: 292-

298.

Bodamyali T, Kancler JM, Millar TM,

BlakeDR, Stevens CR. 2002. Redox

Genome interaction in Health and

Disease. Ed J. Fuchs, M. Podda, L.

Packer. New York: Marcel Dekker

Carballo JL, Hernandez-Inda ZL, Perez P, Gracia-Gravalos M. 2002. A

comparison between two brine

shrimp assays to detect in vitro

cytotoxicity in marine natural

products. Biotechnology 2: 1-5.

Culleton BF, Larson MG, Kannel WB, Levy

D. 2006. Serum uric acid and risk for

cardiovascular disease and death: The Framingham Heart Study. Ann

Intern Med 131:7-13.

Dalimartha S. 2006. Resep Tumbuhan Obat

untuk Asam Urat. Bogor: Penebar

Swadaya.

Edward NL. 2001. Arthritis and Allied

Condition. 14th ed. Philadelphia:

Lippincot William & Wilkins.

Fenton J. 2002. Toxicology : A Case Oriental

Approach. Boca Raton: ORC Pr.

Gunawan, Sulistia G. 2007. Farmakologi dan

Terapi edisi V. Jakarta: Departemen

Farmakologi dan Terapeutik UI.

Halimah N. 2010. Uji fitokimia dan uji

toksisitas ekstrak tanaman anting-anting (Acalypha indica L. ) terhadap

larva udang (Artemia salina L.)

[skripsi]. Malang : Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Padmawinata K, Soediro I,

penerjemah; Niksolihin S, editor.

Bandung: ITB. Terjemahan dari

Phytochemical Methode.

Hermawan H. 2002. Isolasi dan pencirian

senyawa aktif dari tumbuhan anting-

anting (Acalypha inndica) yang

berpotensi menurunkan kadar

glukosa darah [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Hidayat R. 2007. Kinetika inhibisi flavonoid

dalam sidaguri (Sida rhombifolia L.)

terhadap aktivitas enzim xantin oksidase [tesis]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Institut Pertanian Bogor.

Hille R. 2006. Structure and function of

xanthine oxidoretuctase. European J

Inorganik Chem 10: 1905-2095.

Hsieh JF, Wu SH, Yang YL, Choong KF,

Chen ST. 2007. The screening and

characterization of 6-aminopurine-

based xanthine oxidase inhibitors.

Bioorganic & Medicinal Chemistry

15: 3450-3456.

Iswantini D, Darusman LK. 2003. Effect of sidagury extract as an uric acid

lowering agent on the activity of

xanthine oxidase enzyme.

Proceeding of International

Symposium On Biomedicines,

Biopharmaca Research Center. Sept.

18-19, Bogor Agricultural

University.

Johnson RJ, Kang DH, Feig D, Kivlighn S, Kannelis J, Watanabe S, Tuttle KR.

2003. Is there a pathogenetic role for

uric acid in hypertension and

cardiovascular and renal disease?

Hypertension 41:1183-1190.

Johnstone A. 2005. Gout the disease and non-

drug treament. Hospital Pharmacist.

12: 391-393.

Kadota et al. 2004. Xanthine oxidase

inhibitory activity of Vietnamese

medicinal plants. Biol. Pharm. Bull

27 (9):1414–1421.

Kardono LBS 2003. Kajian kandungan kimia

mahkota dewa (Phaleria

macrocarpa). Di dalam: Prosiding

Pameran Produk Obat Tradisional

dan Seminar Sehari Mahkota Dewa.

Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat

Page 20: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

11

Tradisional Departemen Kesehatan,

hlm 72-76.

Kartika RPT. 2004. Perbandingan pengaruh

ekstrak kasar daun ekor kucing

(Acalypha hispida Brum f.) dan daun

anting-anting (Acalypha indica

Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphyloccoccus aureus Secara in

vitro [skripsi]. Semarang: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Kartesz J. 2000. Acalypha indica. The

PLANTS Database, database (version 5.1.1), National Plant Data

Center, NRCS, USDA. Baton Rouge,

LA 70874-4490 USA. [terhubung

berkala] http://plants.usda.gov. (8

Januari 2012).

Katzung BG. 1998. Farmakologi Dasar dan

Klinik. diterjemahkan oleh

Kutoalubun BH, Indrawasih B, dan Sanjaya C. Ed6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Kong LD et al. 2000. Inhibition of xanthine

oxidase by some chinese medicinal

plants used to treat gout. Journal of

Ethnopharmacology 73: 199-207.

Nelson DL & Cox MM. 2004. Lehninger

Principles of Biochemistry. New

York: W.H. Freeman

Mansjoer et al. 2004. Reumatologi. Kapita

Selekta Kedokteran. Jakarta: Media

Aesculapius FK UI.

Meyer et al. 1982. A convenien general bioassay for active plant constituens.

Planta Medica 45: 31-34.

Milian et al. 2004. Reactive oxygen species

(ROS) generation inhibited by

aporphine and phenanthrene

alkaloids semi-synthesized from natural boldine. Chem. Pharm. Bull.

52 (6): 696–699.

Millar TM, Kanczler JM, Bodamyali T,

Blanke DR, Stevens CR. 2002.

Xanthine oxidase is a peroxynintrite

synthase: newly identified roles for a very old enzyme. Redox Report 7:65-

70.

Mattjik A, Sumertajaya I. 2006. Rancangan

Percobaan. Bogor: IPB Press.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwel

VW. 2003. Biokimia Harper. Andry

Hartono, penerjemah. Anna P Bani &

Tiara MN, editor. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper’s Biochemistry.

Muslimah S. 2008. Uji sitotoksik fraksi

protein daun dan bunga kucing-

kucingan (Acalypha indica L.)

terhadap sel myeloma [skripsi].

Surakarta: Fakultas Farmasi,

Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Pacher P, Nivorozhkin A, Szabo C. 2006.

Therapeutic effects of xanthine

oxidase inhibitors: renaissance half a

century after the discovery of

allopurinol. Pharmacol Rev. 58:87-

114.

Price SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi:

Konsep Klinis Proses-proses

penyakit Ed. 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Terjemahan

dari: Pathophysiology: Clinical

Concepts of Disease Processes.

Rhamdani TH. 2004. Isolasi dan identifikasi

senyawa bioaktif seledri (Apium

graveolens) dalam menghambat

aktivitas xantin oksidase [skripsi].

Bogor : Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Sriwahyuni I. 2010. Uji fitokimia ekstrak

tanaman anting-anting (Acalypha

indica L.) dengan variasi pelarut dan

uji toksisitas menggunakan brine

shrimp (Artemia salina L.) [skripsi].

Malang: Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim

Stryer L. 2000. Biokimia. Edisi IV, Volume

2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tamta H, Kalra S, Mukhopadhyay Ak. 2005.

Biochemical characterization of

some pyrazolopyrimidine based

inhibitors of xanthine oxidase.

Biochemistry : 49-54.

Page 21: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

12

Tjay TH, Rahardja K. 2002. Obat-obat

Penting, Khasiat, Penggunaan dan

Efek-Efek Sampingnya Ed 5. Jakarta:

Elex Media Komputindo.

Tjokroprawiro A et al. 2007. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Surabaya:

Airlangga University Press.

Utami P et al. 2009. Solusi Sehat Asam Urat

dan Rematik. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Wardani CGT. 2008. Potensi ekstrak tempuyung dan meniran sebagai

antiasam urat: aktivitas inhibisinya

terhadap xantin oksidase [skripsi].

Bogor : Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor

Winarno FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wisesa IBN, Suastik K. 2009. Hubungan

antara konsentrasi asam urat serum

dengan resistensi insulin pada

penduduk suku Bali asli di Dusun

Tenganan Pegringsingan Karangasem. J Peny Dalam 10 (2):

110-122.

Yulianto D. 2008. Inhibisi xantin oksidase

secara in vitro oleh ekstrak rosela

(Hibiscus sabdariffa) dan ciplukan

(Physalis angulata) [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Page 22: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

LAMPIRAN

Page 23: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

14

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Ekstraksi

Ekstrak air

dan etanol

96%

Penentuan Kadar Air

Uji inhibisi enzim

xantin oksidase

Alopurinol

BSLT

dibandingkan

Uji Fitokimia

Simplisia Anting-anting

Page 24: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

15

Lampiran 2 Prosedur ekstraksi (BPOM 2004)

Simplisia Anting-anting

Sampel dilarutkan dalam pelarut

etanol 70% atau air (1:10)

Direndam dan diaduk ke dalam

maserator selama 6 jam

Didiamkan selama 24 jam

Maserat dipisahkan dan ekstrak

diuapkan hingga kental dengan

evaporator pada suhu 50°C

Hitung rendemen ekstrak

Ekstrak ditimbang

Page 25: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

16

Lampiran 3 Kadar air simplisia anting-anting

Ulangan Bobot sampel

awal (g)

Bobot sampel

akhir (g) Kadar air (%)

Rerata kadar air (%)

± SD

1 3.0002 2.8853 3.82 4.21 ± 0.78 2 3.0001 2.8467 5.11

3 3.0002 2.8892 3.69

Contoh perhitungan :

Kadar air =

=

= 3.82%

Lampiran 4 Rendemen ekstrak anting-anting

Sampel Ulangan Bobot sampel

(g)

Bobot ekstrak

(g)

Rendemen

(%)

Rerata rendemen

(%) ± SD

Air

1 20 1.6171 8.44

19.04 ± 9.25 2 20 4.4392 23.17

3 20 4.8888 25.51

Etanol

70%

1 20 3.0573 16.48

14.85 ± 1.50 2 20 2.5884 13.51

3 20 2.7926 14.56

Contoh perhitungan

Keterangan

a = bobot ekstrak (gram)

b = bobot sampel (gram)

x = rerata kadar air

= 8.44 %

Page 26: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

17

Lampiran 5 Hasil uji fitokimia anting-anting

Hasil uji alkaloid ekstrak air

anting-anting

Hasil uji alkaloid ekstrak etanol

anting-anting

Hasil uji flavonoid ekstrak air

Anting-anting

Hasil uji flavonoid ekstrak etanol

Anting-anting

Hasil uji saponin ekstrak air

Anting-anting

Hasil uji saponin ekstrak etanol

Anting-anting

Hasil uji tanin ekstrak air

Anting-anting

Hasil uji tanin ekstrak etanol

Anting-anting

Hasil uji triterpenoid dan steroid

ekstrak air Anting-anting

Hasil uji triterpenoid dan steroid

ekstrak etanol Anting-anting

Page 27: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

18

Lampiran 6 Uji sitotoksik menggunakan larva udang A. salina

Penetasan telur A. salina

Pembuatan ekstrak 2000 ppm

Pengujian terhadap larva

Konsentrasi

(ppm)

Penambahan ekstrak

2000 ppm (µL)

Penambahan air laut

(µL)

Penambahan larva

udang

10 10 1990 10

100 100 1900 10

500 500 1500 10

1000 1000 1000 10

50 mg telur A.

salina

Wadah berisi air

laut

Larva udang Lampu neon dan

aerator

48 jam

Diinkubasi selama 24 jam dan dihitung jumlah

udang yang mati

Hitung % kematian larva pada masing-masing

sumur

20 mg

ekstrak

Labu takar

10 mL

Tambahkan air laut

sampai 10 mL

Page 28: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

19

Lampiran 7 Hasil perhitungan analisis probit

Sampel Ulangan Konsentrasi LC50

(ppm) 10 100 500 1000

Ekstrak air 1 1 2 4 9

446.619 2 0 1 3 10

3 1 1 3 7 % kematian 6.67 13.33 33.33 86.87

Ekstrak

etanol 70%

1 1 2 9 10

159.629 2 2 3 8 9

3 0 0 7 9

% kematian 10 16.67 80 96.67

Lampiran 8 Uji aktivitas inhibisi xantin oksidase

1 1 mL ekstrak

2 1.9 mL bufer fosfat

3 1 mL xantin 0.7 mM

4 dikocok

5 0.1 mL xantin oksidase 0.1 unit/ mL

6 Inkubasi pada suhu 20

o C selama 45

menit

7 1 mL HCl 0.58 M

8 ukur serapan

pada λ = 293 nm

Page 29: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

20

Lampiran 9 Pembuatan kurva standar xantin

Konsentrasi xantin (mM) Absorbansi

0.1 0.493

0.2 0.611

0.3 0.729

0.4 0.847

0.5 0.954

0.6 1.004

0.7 1.157

λ= 293 nm

Kurva standar xantin

y = 1,0693x + 0,3989

R² = 0,9931

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

Abso

rban

Konsentrasi (ppm)

Page 30: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

21

Lampiran 10 Data hasil uji enzimatis berbagai ekstrak

Blanko

Ulangan ke- Absorban Aktivitas (mM/ L menit) Rerata aktivitas (mM/ L menit) ± SD

1 0.421 150.963

147.915 ± 2.76 2 0.477 145.559

3 0.439 147.222

Ekstrak air anting-anting Konsentrasi

(ppm)

Ulangan

ke- Absorban

Aktivitas

(mM/ L menit)

Inhibisi XO

(%)

Rerata inhibisi XO

(%) ± SD

150 ppm 1 0.505 133.506 9.74

10.59 ± 1.19d

2 0.522 129.973 12.12

3 0.514 131.635 11.00

300 ppm 1 0.731 86.538 41.49

33.53 ± 7.39c

2 0.665 100.225 32.22

3 0.627 108.152 26.88

450 ppm 1 0.812 69.705 52.87

66.78 ± 14.99a,b

2 0.897 52.040 64.81

3 1.024 25.6471 82.66

Ekstrak etanol anting-anting Konsentrasi

(ppm) Ulangan

ke- Absorban

Aktivitas (mM/ L menit)

Inhibisi XO (%)

Rerata inhibisi XO (%) ± SD

50 ppm 1 0.772 78.017 47.25

36.76 ± 11.23c

2 0.707 91.526 38.12

3 0.613 111.061 24.91

100 ppm 1 0.912 48.923 66.92

55.09 ± 13.58b

2 0.848 62.22 57.93

3 0.722 88.41 40.22

150 ppm 1 0.866 58.48 60.46

65.84 ± 7.57a,b

2 0.966 30.70 74.51

3 0.968 55.36 62.56

Alopurinol Ulangan

ke- Absorban

Aktivitas

(mM/ L menit)

Inhibisi XO

(%)

Rerata Inhibisi XO

(%) ± SD

1 0.957 39.57 73.24

74.09 ± 0.78a 2 0.964 38.11 74.23

3 0.968 37.28 74.79

Page 31: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

22

Lanjutan Lampiran 10

Contoh perhitungan :

Blanko

y = 1.0693x + 0.3989

0.421 = 1.0693x + 0.3989

x = 0.0206

xantin total 0.7 mM

xantin yang bereaksi = 0.7 mM - 0.0206 mM

= 0.6794 mM

= 150.963 mM/ L menit

= 147.915 mM/ L menit

Ekstrak air anting-anting (150 ppm)

y = 1.0693x + 0.3989

0.505 = 1.0693x + 0.3989

x = 0.0992

xantin total 0.7 mM

xantin yang bereaksi = 0.7 mM - 0.0992 mM

= 0.6008 mM

= 133.506 mM/ L menit

= 9.74 %

Page 32: AKTIVITAS INHIBISI XANTIN OKSIDASE OLEH EKSTRAK AIR … · aktivitas inhibisi xantin. oksidase . oleh ekstrak air dan etanol anting - anting (acalypha indica l.) khairrunnisa . departemen

23

Lampiran 11 Analisis statistika inhibisi xantin oksidase oleh ekstrak air dan etanol

anting-anting