Page 1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua.
Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi
membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang
merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada
suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi,
karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan
memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial
di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah
melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak
terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan
ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik,
Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko
yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi
tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi,
tapi uang Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi
harus pandai melihat ke sektor mana kita akan menanamkan saham kita.
Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap
individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif
karena dapat mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah
sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal,
Page 2
karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat terpaksa
mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya
kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di
daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha.
Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya
tambahan yang cukup besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen keuangan?
2. Bagaimana investasi dalam hutang?
3. Bagaimana investasi dalam ekuitas?
4. Bagaimanakah penurunan nilai dalam investasi?
5. Bagaimana reklasifikasi diantara dua kategori?
6. Bagaimana penyajian dan pengungkapan dalam investasi dan
penyertaan?
Page 3
BAB II
Pembahasan
2.1 Instrumen keuangan
Instrumen keuangan(financial instruments) adalah setiap kontrak yang
menambah nilai aset keuangan(financial assets) entitas dan liabilitas
keuangan (financial liability) atau instrumen ekuitas(equity instruments)
entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap aset yang menimbulkan hak
kontraktual untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya. Liabilitas
keuangan meliputi setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau aset
keuangan. Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak
residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya
2.2 Aset keuangan
Page 4
Karakteristik yang membedakan instrument ekuitas dan instrument utang
1. Terdapat nilai jatuh tempo, yang mencerminkan nilai yang harus dibayar
ke pemegang surat utang pada tanggal jatuh tempo.
Terdapat tingkat bunga, yang menyebabkan timbulnya kewajiban
pembayar bunga secara berkala.Definisi
Menurut PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen Keuangan: penyajian asset
keuangan adalah setiap asset yang berbentuk:
1. Kas
2. Instrument entitas yang diterbitkan entitas lain
3. Hak kontraktual:
a) Untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain
b) Untuk mempertukarkan asset keuangan atau liabilitas keuagan
dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi menguntungkan
entitas tersebut
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan menggunakan
instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas yang merupakan:
a) Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas
yang diterbitkan entitas
Page 5
b) Derivative yang akan atau mungkin diselesaian selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain
degan jumlah tertentu instrument ekuitas yang titerbitkan entitas.
2. Terdapat tanggal jatuh tempo, yang menunjukkan kapan utang harus
dilunasi.
Note: instrument utang umumnya mempunyai karakteristik: terdapat nilai jatuh
tempo, tingkat buga dan tanggal jatuh tempo.
Klasifikasi
Investasi dalam instrument ekuitas (bukan dengan tujan unuk memperoleh
pengaruh signifikan dan pengendalian) dan dalam instrument utang merupakan
asset keuangan yang diatur PSAK 50 (Revisi 2014) dan PSAK 55 (Revisi 2014),
yaitu: instrument keuangan: Pengkuan dan Pengukuran. Berdasarkan PSAK 55
(Revisi 2014), terdapat 4 klasifikasi asset keuangan, yaitu:
1. Asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
3. Pinjaman yang diberikan dan piutang
4. Asetkeuangan yang diklasifikasi dalam kelompok tersedia untuk dijual
Page 6
Untuk investasi dalam instrument ekuitas (yang tidak masuk dalam PSAK
55(Revisi 2014) dan PSAK 55 (Revisi 2014) perlakuan akuntansinya diatur
dalam PSAK 15(Revisi 2013) Investasi Aosiasi dan Ventura Besama(apabila
memiliki pengeruh signifikan) dan PSAK 65 Laporan Konsolidasi (apabila
memperoleh pengendalian).
Pengakuan dan Pengukuran Awal
Pada saat pengakuan awal investasi, entitas mengukur investasi pada nilai
wajarnya. Apabila investasi tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi, maka nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat
didistribusikan secara langsungdengan perolehan investasi tersebut.
Note: Pada saat pengakuan awal, entitas mengukur investasi pada nilai wajarnya.
CONTOH: Pengakuan Awal
PT Angkasa membelli 10.000 lembar saham PT semesta dengan harga kuotasian
Rp1.200 per lembar. Selain itu, PT Angkasa juga membayar biaya transaksi
(broker fees) sebesar Rp240.000. PT Angkasa mengklasifikasikan investasinya
dalam saham PT B sebagai asset keuangan yang diukur sebagai asset wajar
melalui laporan laba rugi.
Jurnal yang dicatat PT Angkasa padataggal perolehan investasi tersebut adalah
sebagai berikut.
Page 7
Investasi 12.000.000
Beban Broker Fees 240.000
Kas 12.240.000
Jika PT Angkasa mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai tersedia untuk
dijual, maka pencatatannya adalah sebagai berikut.
Investasi 12.240.000
Kas 12.240.000
2.3 Debt investment ( klasifikasi & penilaian )
Investasi perusahaan di instrument utang diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2014).
Investasi di Instrumen uang dapat dikasifikasikan menjadi:
1.Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2.Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
3.Pinjaman yang diberikan dan piutang
4. Aset keuangan yang dikasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual
Pengukuran Setelahnya
Page 8
Pengukuran setelahnya dari investasi di instrumen utang yang merupakan asset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi serta asset keuangan
yang tersedia untuk dijual adalah menggunakan nilai wajar, sebagaimkana telah
dijelaskan untuk investasi di instrument ekuitas diatas. Perbedaanya adalah
investasi di instrument yang merupakan aset keuangan tersedia untuk dijual
adalah sebelum melakukan penyesuaian nilai wajar diakhir periode, terlebih
dahulu dilakukan penyesuaian untuk nilai tercatat menggunakan biaya perolehan
diamortisasi.
Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK
Contoh 16.5 Portofolio Investasi di Instrumen Utang
Berikut adalah informasi terkait portofolio investasi di instrument uang yang
dimiliki PT Wahana (yang dicatat menggunakan nilai wajar melalui laba rugi)
Tabel 16.2 Portofolio Investasi PT Wahana
Investasi Nilai Tercatat Nilai Wajar
Keuntungan/Kerugian
Belum Terealisasi
PT Ferro Rp95.000.000 Rp110.000.000 Rp15.000.000
PT Gilang Rp180.500.000 Rp168.250.000 (Rp12.250.000)
Total Rp275.000.000 Rp278.250.000 Rp2.750.000
Saldo
penyesuaian
Page 9
periode
sebelumnya
Penyesuaian Nilai
Wajar
Rp2.750.000
Investasi di Surat Utang 1.750.000
Keuntungan/kerugianBelum Terealisasi 1.750.000
Pinjaman yang diberikan dan piutang serta aset keuangan dimiliki hingga jatuh
tempo dicatat menggunakan biaya perolehan diamortisasi.
Contoh 16.6 Investasi di Obligasi
Pada tanggal 1 Januari 2015 PT Bravo membeli Obligasi dengan nilai nominal
Rp100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap
tanggal 1 Januari dan 1 Juli.Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut
jatuh tempo pada tanggal 1 Januari 2020.
Harga Obligasi :
Nilai sekarang dari pokok utang:
Rp100.000.000x0,6756 Rp67.560.000
Nilai sekarang dari pembayaran bunga:
Page 10
(Rp100.000.000x10%x6/12)x8,1109 40.554.000 +
Total Rp108.114.000
Untuk menentukan berapa pendapatan bunga dan jumlah amortisasi premium
tiap periode, Maka perlu dibuat table amortisasi sebagai berikut.
Tabel 16.3 Amortisasi
(1) (2) (3) (4)
Bunga
Diterima
Pendapatan
Bunga
Amortisasi
Premium
Premium
Belum
Diamortisasi
Nilai
Terca
tat
Peri
ode
(10%x6/12x
Rp100.000.000)
(8%x6/12xN
ilai Tercatat) (1)-(2) (3)-(4)
(Nilai
Nomi
nal+4
)
8.114.000 108.1
14.00
0
1 5.000.000 4.234.560 675.440 7.438.560 107.4
38.56
0
Page 11
2 5.000.000 4.297.542 702.458 6.736.702 106.7
36.10
2
(1) (2) (3) (4)
Bunga
Di Terima
Pendapatan
Bunga
Amortisasi
Premium
Premium
Belum
Diamortisasi
Nilai Tercatat
P
e
r
i
o
d
e
(10%x6/12x
Rp100.000.00
0
(8%x6/12xNil
ai tercatat) (1)-(2) (3)-(4)
(Nilai
Nominal+(4)
3 5.000.000 4.269.444 730.556 6.005.546 106.005.546
4 5.000.000 4.240.222 759.778 5.245.768 105.245.768
5 5.000.000 4.209.831 790.169 4.455.599 104.455.599
6 5.000.000 4.178.224 821.776 3.633.823 103.633.823
Page 12
7 5.000.000 4.145.353 854.647 2.779.176 102.779.176
8 5.000.000 4.111.167 888.833 1.890.343 101.890.343
9 5.000.000 4.075.614 924.386 965.957 100.965.957
1
0
5.000.000 4.034.043 965.957 (0) 100.000.000
1 januari 2015
Investasi di Surat utang 108.114.000
Kas 108.114.000
1 Juli 2015
Kas 5.000.000
PendapatanBunga 4.324.560
InvestasidiSuratUtang 675.440
31 Desember 2015
Piutang Bunga 5.000.000
Pendapatanbunga 4.297.542
InvestasidiSuratUtang 702.458
Page 13
Penghentian Pengakuan
Apabila terjadi penghentian pengakuan (missal, Perusahaan melakukan penjualan
investasi), Maka entitas menghitung keuntungan/kerugian yang timbul dari
penjualan tersebut.Pencatatan untuk penjualan investasi surat utang yang
diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual,sama dengan yang sudah
dibahas dibagian investasi ekuitas diatas.
Contoh 16.7 Penghentian Pengakuan
PT Dharma mempunyai investasi yang di klasifikasikan sebagai investasi yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Saldo tercatat investasi pada
tanggal 1 januari 2011 adalah Rp34.700.000 dan pada tanggal tersebut entitas
menjual investasi tersebut dengan harga Rp 35.000.000. Sejak tanggal pembelian
sampai sebelum tanggal penjualan, Investasi tersebut telah mengalami kenaikan
nilai wajar sebesar Rp1.800.000
Jurnal untuk mencatat penjualan investasi adalah
Jika investasi tersebut merupakan investasi yang tersedia untuk dijual,apakah
jurnalnya sama? Karena perubahan nilai wajar atas aset yang tersedia untuk dijual
Kas 35.000.000
InvestasidiSuratUtang 34.700.000
KeuntunganPenjualanInvestasi 300.000
Page 14
diakui dalam Penghasilan Komprehensif Lain, Maka ayat jurnal pada saat
Penjualan adalah sebagai berikut
Kas 35.000.000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi Penghasilan
Komprehensif Lain-lain 1.800.000
InvestasidiSuratUtang 34.700.000
KeuntunganPenjualanInvestasi 2.100.000
(Yang sebelumnya diakui Penghasilan Komprehensif Lain).
PENURUNAN NILAI INVESTASI
Evaluasi dan Bukti Objektif
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus melakukan evaluasi untuk
menentukan apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan
mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai telah terjadi jika terdapat bukti
yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut. Berikut adalah beberapa bukti
objektifbahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai:
1. kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit ataupihak peminjam;
2. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan
pembayaran pokok atau bunga;
Page 15
3. pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan
dengan. kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan
keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak
peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut
4. terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya
5. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
6. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat
diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak
pengakua awal aset
Dimaksud , meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasikan tehadap aset
keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk:
a. Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut
atau
b. Kondisi ekonomi nasional atau local yang terkorelasi dengan wanprestasi atas
aset dalam kelompok tersebut.
Pengukuran
Pengukuran Penurunan nilai terjadi jika jumlah tercatat aset melebihi nilai
terpulihkan. Untuk investasi yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar
Page 16
melalui laporan laba rugi, tidak perlu dilakukan penurunan nilai. Hal ini
dikarenakan perubahan nilai wajar untuk aset tersebut udah diakui dalam laba rugi
periode berjalan.
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi
Nilai terpulihkan aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi adalah nilai kini estimasi arus kas masa depan(tidak
termasukkerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto
menggunakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal).
Jumlah kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat aset dengan
nilai terpulihkan. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung
maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada
laba rugi
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi
setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya
diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos
cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset
keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan
penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan Jumlah pemulihan aset
keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Page 17
Contoh 16.8 Penurunan Nilai Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya
Perolehan Diamortisasi
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Harapan mempunyai investasi di surat utang
yang diterbitkan PT Lintas. Investasi tersebut mempunyai nilai tercatat sebesar
nilai nominal yaitu Rp500.000.000. Investasi tersebut mempunyai sisa masa jatuh
tempo 4 tahun dengan bunga kupon 10% dibayar tahunan tiap tanggal 31
Desember Perusahaan mengklasifikasikan investasi tersebut sebagai dimiliki
hingga jatuh tempo. Bunga per Desember 2015 sudah dibayar oleh PT
Lintas,namun PT saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan dan sudah
menyatakan bahwa PT Lintas tidak dapat melakukan pembayaran bunga dan
pokok secara penuh di tahun-tahun berikutnya. PT Lintas hanya mampu
melakukan pembayaran bunga sebesar Rp40.000.000 tiap tahun dan pembayaran
pokok sebesar Rp400.000.000.
Nilai kini dari arus kas yang akan dibayarkan oleh PT Lintas:
Nilai kini pokok (Rp400.000.000x0,683013 PVIF4,10%) Rp273.205.382
Nilai kini bunga (Rp40.000.000x3.169865 PVIF4,10%) Rp126.794.618
Total nilai kini arus kas Rp400.000.000
Nilai tercatat ( Rp500.000.000)
Page 18
Rugi penurunan nilai Rp100.000.000
31 desember 2015
Rugi penurunan nilai 100.000.000
Investasi di surat utang 100.000.000
Selama tahun 2016 ternyata kondisi keuanagan PT Lintas mengalami
peningkatan. Berdasarkan kondisi tersebut destimasi nilai terpulihkan dari
investasi di PT Lintas mengalami peningkatan menjadi Rp425.000.000.Dalam
situasi tersebut, Maka dilakukan pencatatan pembalikan rugi penurunan nilai
sebesar Rp25.000.000 (nilai terpulihkan Rp425.000.000 dikurangi nilai tercatat
Rp4000.000.000)
31 Desember 2016
Investasi di Surat Utang 25.000.000
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai 25.000.000
Aset keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Nilai terpulihkan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan adalah nilai dari
kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian
yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
Page 19
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat
aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset
keuangan serupa tersebut. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat
dipulihkan.
Contoh 16.9 Penurunan Nilai-Aset keuanagan yang dicatat pada Biaya Perolehan
Pada tanggal 14 Mei 2015 PT Sonata mempunyai investasi disaham yang
diterbitkan disaham yang diterbitkan PT Okta dengan membayar tunai
Rp40.000.000.Saham PT Okta tidak diperdagangkan di bursa dan tidak dapat
dientukan nilai wajarnya secara andal. Oleh Karena itu, PT Sonata mencatat
investasi tersebut pada biaya perolehan
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT Sonata menilai telah terjadi penurunan nilai dari
investasi di saham PT Ota tersebut. Diestimasi nilai terpulihkan dari investasi tersebut
sebesar Rp25.000.000
2.4. Equity investment (klasifikasi &Penilaian )
Berdasarkan ada tidaknya pengaruh signifikan atau pengendalian (yang dalam
beberapa kasus dapat ditunjukkan dari persentase kepemilikan di instrument
14 Mei 2015
Investasi Saham 40.000.000
Kas 40.000.000
Page 20
ekuitas), perlakuan investasi untuk investasi di instrument ekuitas dapan
dibedakan sebagai berikut:
Klasifikasi Investasi Instrumen Ekuitas
Pengaruh Signifikan
atau Pengendalian
Perentase
Kepemilikan
Perlakuan
Akuntansi
Acuan PSAK
Tidak ada pengaruh
signifikan
< 20% Nilai Wajar PSAK (Revisi 2014)
Terdapat pengaruh
signifikan
20%-50% Metode Ekuitas PSAK (Revisi 2013)
Pengendalian >50% Konsolidasi PSAK 65
Perlakuan Investasi atas Investasi Saham
0% 20% 50% 100%
Tidak ada
pengaruh
Metode nilai wajar
Pengaruh
signifikan
Metode ekuitas
Pengendalian
Konsolidasi
Page 21
Note: Perlakuan akuntansi untuk investasi adalah substansi dari kepemilikan,
bukan persentase kepemilikan.
Metode Nilai Wajar
Pengukuran Setelahnya
Untuk investasi dalam instrument ekuitas tidak menimnulkan adanya pengaruh
signifikan atau pengadilan, maka berdasarkan klasifikasi asset keuangan dalam
PSAK 55 (Revisi 2014) investasi dalam instrument ekuitas dapat dibagi menjadi:
1. Asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Asset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok teredia untuk
dijual
Penghentian Pengakuan
Apabila entitas menjual investasi yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan, maka selisih antara nilai tercatat investasi dan harga jual diakui
sebagai laba/rugi ditahun berjalan.
CONTOH: Pengakuan dan Penghentian Pengakuan Investasi
Investasi – Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Page 22
Pada tanggal 31 oktober 2015, PT Lentera membeli 15% kepemilikan di PT
Terang dengan total harga perolehan Rp300.000.000. Investasi tesebut diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi.
31 Oktober 2015
Investasi di Saham 300.000.000
Kas 300.000.000
PT Terang mengumumkan dividen sebesar Rp40.000.000 pada tanggal 1
Desember 2015. Deviden yang diakui PT Terang adalah sebesar RP6.000.000
(15% x 40.000.000). ayat jurnal yang dicatat PT Lentera atas pengumuman
deviden tersebut adalah:
31 Desember 2015
Piutang deviden 6.000.000
Pendapatan deviden 6.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2015, nilai wajar investasi di PT Terang adalah
Rp303.000.000.
Page 23
Keuntunga/kerugian Belum terealisasi - laba/rugi 3.000.000
Investasi di Saham 3.000.000
Atau alternatifnya, entitas dapat mencatat penyesuaian tersebut di akun
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi:
Keuntunga/kerugian Belum terealisasi - laba/rugi 3.000.000
Penyisihan Keuntungan/Kerugan Belum Terealisasi 3.000.000
Pada 5 Januari 2016, PT Lentera menjual seluruh investasinya di PT Terang
dengan harga Rp304.000.000.
Harga Jual Rp304.000.000
Nilai Tercatat Rp297.000.000
Keuntungan penjualan investasi Rp 7.000.000
5 Januari 2016
Kas 304.000.000
Investasi di Saham 297.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000
Atau:
Kas 304.000.000
Page 24
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000
Investasi di Saham 300.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi 7.000.000
Investasi – Tersedia untuk Dijual
31 Oktober 2015 (Perolehan Investasi)
Investasi di Saham 300.000.000
Kas 300.000.000
1 Desember 2015 (Pengumuman Deviden)
Piutang Deviden 6.000.000
Pendapatan Deviden 6.000.000
(15% x Rp40.000.000 = Rp6.000.000)
31 Desember 2015 (Penyesuaian Nilai Wajar)
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi -
Penghasilan Komperhensif Lain 3.000.000
Investasi di Saham 3.000.000
Atau:
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi-Penghasilan 3.000.000
Page 25
Komperhensif Lain
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000
Perbedaan ayat jurnal ini dengan ayat jurnal yang diatas adalah akun belum
terealisasi/kerugian belum terealisasi tidak dilaporkan kedamal laporan
laba/rugi, tetapi di penghasilan komperhensif lain.
5 Januari 2016 (Penjualan Investasi)
Kas 300.000.000
Investasi di Saham 297.000.000
Keuntungan Penjualan investasi 4.000.000
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi
-Penghasilan Komperhensif Lain 3.000.000
Atau:
Kas 304.000.000
Penyisihan Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi 3.000.000
Investasi di Saham 300.000.000
Keuntungan Penjualan Investasi 4.000.000
Page 26
Keuntungan/Kerugian Belum Terealisasi
-Penghasilan Komperhensif Lain 3.000.000
Perbedaan ayat jurnal transaksi penjualan investasi tersedia untuk dijual dan
investasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah karena
keuntungan/kerugian belum terealisasi dari investasi tersedia untuk dijual
dilaporkan dalam penghasilan komperhensif lain, maka pada saat penjualan
akun tersebut harus dihapuskan (sudah terealisasi sehingga diakui sebagai
keuntungan/kerugian).
Metode Ekuitas
Pengukuran Setelahnya
PSAK 15 (Revisi 2013) Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
mengatur akuntansi untuk investasi.
Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan
kebijakan keuangan dan operasional Investee, tetapi tidak mengendalikan
ataumengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Ada tidaknya pengaruh signifikan oleh investor atas Investee umumnya
dibuktikan dengan satu atau lebih cara berikut ini:
1. Keterwakilan dalam dewan direksi atau organ setara di Investee
2. Partisipasi dalam proses kebijakan, termasuk partisipasi dalam pengambila
keputusan atas deviden atau distribusi lainnya
Page 27
3. Adanya transaksi material antara investor dengan Investee
4. Pertukaran personel manajerial
5. Penyediaan informasi teknis pokok
Penghentian Penggunaa Metode Ekuitas
Berdasarkan PSAK 2015 (Revisi 2013), entitas menghentikan penggunaak
metode entitas sejak investasinya berhenti menjadi investasi pada entitas
asosiasi, yaitu:
1. Jika investasi menjadi investasi entitas anak, maka investasi dicatat sesuai
dengan PSAK 22 (Revisi 2010) Kombinasi Bisnis dan PSAK 65.
2. Jika sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan asset keuangan,
makaentitas mengukur sisa kepentingan tersebut pada nilai wajar.
Pengecualian Penerapan Metode Ekuitas
PSAK 55 (Revisi 2013) mengatur mengenai pengecualian penerapan metode
ekuitas. Jika investasi pada entitas asosiasi dimiliki oleh, atau dimiliki ecara
tidak langsung melalui, entitas yang merupakan organisasi modal ventura,
atau reksa dana, unit perwalian dan entitas sejenis termasuk dana asuransai
terkait investasi, maka entitas dapat memilih untuk menerapkan metode
ekuitas.
Page 28
2.5 Penurunan Nilai Investasi
Evaluasi dan Bukti Objektif
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas harus melakukan evaluasi untuk
menentukan apakah tedapat bukti yang objektif bahwa asset keuangan
mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai telah terjadi jika terdapat bukti yang
objektif mengenai penurunan nilai tersebut. Berikut adalah bukti objektif bahwa
asset keuangan mengalami penurunan nilai:
1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam
2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan
pembayaran pokok atau bunga
3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan
dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan
keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan
jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut
4. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya
5. Hilangnnya pasar aktif dari asset keuangan akibat kesuliatan keuangan
6. Data yang dapat diobservasi mengidentifikasikan adanya penurunan yang
dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok asset
keuangan sejak pengakuan awal asset dimaksud, meskipun penurunannya
Page 29
belum dapat diidentifikasi terhadap asset keuangan secara individual dalam
kelompok asset tersebut, termasuk:
a. Memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok
tersebut; atau
b. Kondisi ekonomi nasional atau local yang berkorelasi dengan
wanprestasi atas asset dalam kelompok tersebut.
Pengukuran
Pengukuran nilai terjadi jika jumlah tercatat asset melebihi nilai terpulihkan.
Untuk investasi yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi, tidak perlu dilakukan penurunan nilai. Hal ini dikarenakan
perubahan nilai wajar untuk asset tersebut sudah diakui dalam laba rugi periode
berjalan.
Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan
Nilai terpulihkan asset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
amortisasi adalah nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk
kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi yang didiskontokan
menggunakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal).
Jumlah kerugian penurunan nilai adalah selisih anatara nilai tercatat asset
dengan nilai terpulihkan. Nilai tercatat asset tersebut dikurangi, baik secara
langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi
diakui pada laba rugi.
Page 30
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang
terjadi setelah penurunan nilai diakui,maka kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung maupun dengan
menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan
nilai tercatat asset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum
adanya penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan
asset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
Contoh Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya
Perolehan Diamortisasi
Pada tanggal 31 Desember 2015, PT. Harapan mempunyai investasi disurat
utang yang ditebitka PT. Lintas. Investasi tersebut mempunyai nilai tercatat
sebesar nilai nominal yaitu Rp.500.000.000. Investasi tersebut mempunyai sisa
masa jatuh tempo 4 tahun dengan bunga kupon 10% dibayar tahunan tiap
tanggal 31 Desember. Perusahaan mengklsifikasikan investasi tersebut sebagai
dimiliki hingga jatuh tempo. Bunga per 31 Desember 2015 sudah dibayar oleh
PT. Lintas, namu PT Lintas saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan dan
sudah menyatakan bahwa PT. Lintas tidak dapat melakukian pembayaran
bunga dan poko secara penuh di tahun-tahun berikutnya. PT. Lintas hanya
mampu melakukan pembayaran bunga sebesar Rp40.000.000 tiap tahun dan
pembayaran poko sebesar Rp400.000.000
Page 31
Nilai kini dari arus kas yang akan dibayarkan oleh PT. Lintas:
Nilai kini pokok(Rp400.000.000 x 0,683013 PVIF4.10%) Rp273.205.382
Nilai kini bunga (Rp40.000.000 x 3,169865 PVIF4.10%) Rp126.794.618
Total nilai kini arus kas Rp400.000.000
Nilai tercatat Rp500.000.000
Rugi penurunan nilai Rp100.000.000
Jurnal 31 Desember 2015
Rugi Penurunan Nilai Rp100.000.000
Investasi di Surat Utang Rp100.000.000
Selama tahun 2016 ternyata kondisi keunagan PT. Lintas mengalami
peningkatan. Berdasarkan kondisi tersebut diestimasi nilai terpulihkan dari
investasi di PT Lintas mengalami peningkatan menjadi Rp425.000.000. dalam
situasi tersebut, maka dilakukan pencatatan pembalikan rugi penurunan nilai
sebesar Rp25.000.000 (nilai terpulihkan Rp425.000.000 dikurangi nilai tercatat
Rp400.000.000)
Jurnal 31 Desember 2016
Investasi di Surat Utang Rp25.000.000
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Rp25.000.000
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Page 32
Nilai terpulihkan asset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan adalah
nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian yang berlaku dipasar untuk asset keuangan serupa.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat
asset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku dipasar untuk asset
keuangan serupa tersebut. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat
dipulihkan.
Contoh Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Pada tanggal 14 mei 2015, PT Sonata mempunyai investasi di saham yang
diterbitkan PT Okta dengan membayar tunai Rp 40.000.000. saham PT Okta
tidak diperdagangkan dibursa dan tidak dapta ditentukan nilai wajarnya secara
handal. Oleh karena itu, PT Sonata mencatat investasi tersebut pada biaya
perolehan.
Jurnal 14 mei 2015
Investasi saham Rp 40.000.000
Kas Rp 40.000.000
Pada tanggal 31 desember 2015, PT Sonata menilai telah terjadi penurunan
nilai dari investasi di saham PT Okta tersebut. Diestimasi nilai terpulihkan dari
investasi tersebut sebesar Rp 25.000.000
Jurnal 31 desember 2015
Page 33
Rugi penurunan nilai Rp 25.000.000
Investasi di saham Rp 25.000.000
Pada akhir tahun 2016 diketahui nilai terpulihkan dari investasi di saham PT
Okta meningkat menjadi Rp 30.000.000. namun kerugian penurunan nilai yang
telah diakui diakhir tahun 2015 tidak bisa dipulihkan.
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Nilai terpulihkan diukur menggunkaan nilai wajar kini. Penurunan nilai wajar atas aset
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui dalam
penghasilan komprehensif lainnya. Jika terdapar bukti objektif bahwa aset tersebut
mengalami penurunan nilai, maka kerugian komulatif yang sebelumnya diakui dalam
penghasilan komprehensif lainnya tersebut harus dikeluarkan dari penghasilan
komprehensif lainnya dan diakui pada labarugi.
Jumlah kerugian komulatif yang dikeluarkan dari penghasilan komprehensif lainnya
dan diakui pada labarugi sebesar selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi
pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian
penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada labarugi.
Kerugian perununan nilai yang diakui oleh labarugi atas investasi instrumen ekuitas
yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh
dipulihkan melalui labarugi. Kerugian penurunan nilai dari investasi di instrumen
utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual harus dipulihkan
melalui labarugi.
Page 34
Contoh penurunan nilai – aset keuangan yang tersedia untuk dijual (melanjutkan
contoh sebelumnya)
Jurnal 31 oktober 2015 (perolehan investasi)
Investasi disaham Rp 300 juta
Kas Rp 300 juta
Jurnal 31 desember 2015 (penyesuaian nilai wajar)
Keuntungan atau kerugian belum
terrealisasi – penghasilan komprehensif lain Rp 3 juta
investasi disaham Rp 3 juta
pada tanggal 31 desember 2016, diakui bahwa telah terjadi penurunan nilai atas
investasi tersebut. Diestimasi nilai terpulihkan sebesar Rp 295 juta.
Jurnal 31 desember 2016 (penurunan nilai)
Rugi penurunan nilai Rp 5 juta
Investasi disaham Rp 2 juta
Keuntungan/kerugian belum terealisasi –
Penghasilan komprehensif lain Rp 3 juta
Jika diperiode selanjutnya terjadi pemulihan rugi penurunan nilai, maka kerugian
penurunan nilai yang diakui pada labarugi atas investasi instrumen ekuitas tersebut
Page 35
tidak boleh dipulihkan melalui labarugi. Kerugian penurunan nilai dari kelompok
tersedia untuk dijual dipulihkan melalui labarugi hanya jika investasi pada instrumen
utang.
2.6 Reklasifikasi Antar Kategori
PSAK 55 (revisi 2014) memberikan dasar pengaturan peraturan yang ketat
terkait transfer antarkategori aset keuangan. Pengaturan tersebut ditujukan
untuk mencegah manajemen laba dengan cara memilih jenis pengakuan tertentu
atau menghindari pengakuan keuntungan atau kerugian dengan melakukan
transfer antarkategori aset keuangan.
Tabel berikut mengikhtisarkan pengaturan reklasifikasi antarkategori aset
keuangan yang diatur dalam PSAK 55 (revisi 2014).
Tabel Reklasifikasi Antar-Kategori
Direklasifikasi ke
Diukur pada
nilai wajar
Tersedia
untuk dijual
Pinjaman yang
diberikan dan
piutang
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Direklasifikas
i dari
Diukur
pada nilai
wajar
- Hanya dalam
situasi yang
langka
Hanya dalam
situasi yang langka
Hanya dalam situasi
yang langka
Tersedia Tidak - Memenuhi Perubahan
Page 36
untuk
dijual
diperkenankan definisi
pinjaman yang
diberikan dan
piutang.
Memiliki
intense dan
kemampuan
memiliki asset
keuangan untuk
masa
mendatang yang
dapat
diperkirakan
atau hingga
jatuh tempo.
intense atau
kemampuan
entitas.
Habis masa
berlakunya
tainting rule.
Dalam situasi
yang jarang
terjadi, yaitu
ukuran yang
andal atas nilai
wajar tidak lagi
tersedia.
Pinjaman
yang
diberikan
dan
piutang
Tidak
diperkenankan
Tersedia
harga
kuotasian.
- Tidak
diperkenankan
Perubahan
intense atau
Tidak -
Page 37
kemampuan
entias.
Terkena
tainting
rule.
diperkenankan
Asset keuangan non-derivatif dapat direklasifikasi dari kategori asset keuangan
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi yang hanya dalam situasi langka.
Situasi yang langka adalah situasi yang timbul dari satu kejadian yang jarang
terjadi dan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi lagi dalam waktu dekat.
Contoh dari kejadian langka tersebut adalah memburuknya pasar keuangan
dunia pada kuartal ketiga tahun 2008.
Berikut contoh perlakuan akuntansi apabila terjadi reklasifikasi.
Dari tersedia untuk dijual menjadi dimiliki hingga jatuh tempo (atau menjadi
pinjaman yang diberikan dan piutang)
Nilai wajar dari asset keuangan pada tanggal reklasifikasi menjadi biaya
perolehan diamortisasi baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sebelumnya
diakui dalam penghasilan komprehensif lainnya harus diamortisasi dan diakui
dalam laporan laba rugi selama sisa umur investasi menggunakan metode suku
bunga efektif. Setiap perbedaan antara biaya perolehan diamortisasi baru
Page 38
dengan nilai jatuh tempo juga diamortisasi selama sisa umur asset keuangan
tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Contoh Reklasifikasi Dari Tersedia Untuk Dijual Menjadi Dimiliki Hingga
Jatuh Tempo (Atau Menjadi Pinjaman Yang Diberikan Dan Piutang)
Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Batara mereklasifikasi investasi di obligasi dari
kategori tersedia untuk dijual menjadi dimiliki hingga jatuh tempo. Nilai
nominal obligasi adalah Rp. 450.000.000 pada tanggal reklasifikasi harga
perolehan diamortisasi dari obligasi adalahRp. 459.728.550. nilai wajar dari
obligasi tersebut adalahRp. 474.408.250. tingkat bunga efektif yang baru adalah
7%.
Pada saat reklasifikasi, nilai wajar obligasi sebesar Rp. 474.408.250 menjadi
harga perolehan diamortisasi yang baru.
Selisih antara nilai tercatat baru dan nilai nominal :
Nilai tercatat baru Rp. 474.408.250,-
Nilai nominal Rp. 450.000.000,-
Selisih Rp. 24.408.250,
Selisih tersebut diamortisasi selama sisa umur obligasi menggunakan tingkat
bunga efektif yang baru sebagai berikut.
Tabel Amortisasi Obligasi Menggunakan Tingkat Bunga Efektif
Biaya perolehan
Page 39
Bunga diterima Pendapatan
bunga
Amortisasi diamortisasi
baru
I Januari 2012 474.408.250
31 Januari 2012 45.000.000 33.208.577 11.791.423 462.616.827
31 Januari 2013 45.000.000 32.383.173 12.616.827 450.000.000
Total 24.408.250
Keuntungan atau kerugian dalam penghasilan komprehensif lainnya sebesar
selisih antara nilai wajar Rp. 474.408.250 dan nilai tercatat lama Rp.
459.928.550, yaitu Rp 14.479.700, diamortisasi menggunakan suku bunga
efektif.
Dari dimiliki hingga jatuh tempo menjadi tersedia untuk dijual.
Pada tanggal reklasifikasi, asset dinilai pada nilai wajar dan perbedaan antara
nilai tercatat dan nilai wajar dicatat dalam penghasilan komprehensif lainnya.
Contoh Reklasifikasi dari Dimiliki hingga Jatuh Tempo menjadi
Tersedia untuk Dijual.
Berikut adalah contoh perlakuan akuntansi bila perusahaan menjual investasi
dimiliki hingga jatuh tempo sebelum tanggal jatuh temponya, sehingga seluruh
investasi dari dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi tersedia
untuk dijual. Pada tanggal 1 Januari 2008, PT Dumai membeli obligasi dengan
nilai nominal Rp. 500.000.000, tingkat bunga kupon 10%, serta jangka waktu
Page 40
jatuh tempo 10 tahun.Obligasi tersebut membayar bunga tiap tanggal 31
Desember. Harga beli obligasi tersebut adalah Rp. 540.555.000,-. Tingkat
bunga efektif sebesar 8,75%. Obligasi tersebut diklasifikasikan sebagai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Pada tanggal 1 Januari 2013, PT Dumai
menjual 20% dari obligasi yang dimilikinya tersebut. Nilai wajar obligasi pada
tanggal tersebut adalah Rp. 537.469.750 dan biaya perolehan diamortisasi
sebesar Rp. 520.359.600.
Oleh karena itu, PT Dumai telah menjual lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dari investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, maka perusahaan
terkena tainting rule.Sisa investasi yang ada harus diklasifikasikan sebagai
investasi tersedia untuk dijual. Selisih antara nilai tercatat dan nilai wajar diakui
di penghasilan komprehensif lainnya:
Nilai wajar sisa investasi (80% x Rp. 537.469.750) Rp. 429.975.800
Nilai tercatat sisai nvestasi (80% x Rp. 520.359.600) Rp. 416.287.680
Selisih Rp. 13.688.120
2.7 Presentasi dan analisis
Untuk melakukan analisis lpaoran keuangan, perlu dilakukan pemisahan dan
analisis terpisah antara hasil operasi dan hasil investasi. Pengguna laporan
keuangan memerlukan informasi mengenai usaha utama entitas, diluar dari hasil
investasinya untuk mengetahui dan menganilisis tren dari operasi utama entitas.
Page 41
Oleh karena itu, pengguna laporan keuangan perlu mengeluarkan semua
keuntungan
( kerugian) dari aktivitas investasi ( seperti pendapatan deviden, pendapatan
bunga, serta keuntungan ( kerugian ) yang sudah terealisasi maupun belum
terealiasasi dari perubahan nilai wajar sekuritas ) pada saat mengevaluasi kinerja
operasional entitas. Namun hal ini tidak berlaku untuk institusi keuangan yang
usaha utamnnya terkait dengan aktivitas pendanaan dan investasi adalah aktivitas
yang terkait operasional.
Berikut adalah contoh pemisahan hasil operasi dan investasi serta perbandingan
antar periode untuk melihat perubahannya.
2015 2016 2017
Laba bersih Rp 139.200.000 Rp 254.800.000 Rp 304.400.000
Presetase perubahan 83,05 % 19,47%
Laba operasi Rp 127.600.000 Rp 232.000.000 Rp 215.200.000
Presentase
perubahan
81,82% (7,24%)
Pendapatan
investasi
Rp 11.600.000 Rp 22.800.000 Rp 89.200.000
Persentase
perubahan
96,55% 291,23%