Top Banner
BAB 1 PENGERTIAN AKHLAK 1. Definisi Akhlak Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Khuluq (perbuatan batin, budi) Khalqu(perbuatan lahir, pekerti), dan Akhlaq(perbuatan batin yang memunculkan perbuatan_perbuatan lahir, budi yang memunculkan pekerti dan berikutnya muncullah istilah yang sudah popular yaitu budi pekerti.) ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqß™u‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x.(#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ Artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al – Ahzabb ayat 33) Beberapa definsi Akhlak menurut : 1) Imam Ghazali : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu) 2) Ibnu Maskawih : Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan – perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu) 3) Prof. Dr. Ahmad Amin : Akhlak adalah kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak 4) Prof. KH. Faid Ma’ruf : Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahawa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar – benar telah melekat sifat –sifat yang melahirkan perbuatan – perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikrkan dan diangan – angan lagi.
36

akhlaq tasawuf2

Aug 13, 2015

Download

Documents

Ma'mun Zahrudin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: akhlaq tasawuf2

BAB 1                                      PENGERTIAN AKHLAK

1.      Definisi AkhlakAkhlak berasal dari bahasa arab yaitu Khuluq (perbuatan batin, budi) Khalqu(perbuatan lahir, pekerti), dan Akhlaq(perbuatan batin yang memunculkan perbuatan_perbuatan lahir, budi yang memunculkan pekerti dan berikutnya muncullah istilah yang sudah popular yaitu budi pekerti.)

ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqß™u‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x.(#qã_ö �tƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur t �ÅzFy$# 

t �x.sŒur ©!$# #ZŽ�ÏVx. ÇËÊÈ Artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al – Ahzabb ayat 33)      Beberapa definsi Akhlak menurut :      

1)      Imam Ghazali : Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari  padanya timbul perbuatan – perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)

2)      Ibnu Maskawih : Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan – perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)

3)      Prof. Dr. Ahmad Amin : Akhlak adalah kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak

4)      Prof. KH. Faid Ma’ruf : Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu      Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahawa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar – benar telah melekat sifat –sifat yang melahirkan perbuatan – perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikrkan dan diangan – angan lagi.      Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan menurut filsafat, etika adalah  ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

2.      Pokok Persoalan Akhlak      Imam Al – Ghazali membagi tingkatan kebburukan akhlak menjadi empat macam yaitu :

1)      Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya, sehingga pelakunya disebut “Al Jahilu”

2)      Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bias meninggalkannya karena nafsunya sudah mengusai dirinya sehingga pelakunya disebut “Al Jahilu dhollu”

3)      Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang diangaonya baik.

4)      Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya sedangkan tidak erdapat – terdapat bagi pelakunyam kecualii hanya kekhawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi.

3.      Hubungan Akhlak dan Ilmu – ilmu lain

Page 2: akhlaq tasawuf2

a.       Hubungan antara akhlak dengan psikologi  mempunyai pertalian yang erat dan kuat. Objek penyelidikan psikologi adalah kekuatan perasaan, paham, mengana, ingatan, kehendak, kebebasan, khayal, rasa kasih, kelezatan, dan rasa sakit. Dapat dikatakann bahwa psikologia dalahs ebagai pendahuluan dalam ilmu akhlak

b.      Hubungan antara akhlak dengan sosiologi  dalam ilmu akhlak mempelajari dan mengupas masalah perilaku, perbuatan manusia yang timbul dari kehendak. Ilmu sosiologi mempersoalkan tentang kehidupan masyarakat

c.       Hubungan akhlak dengan ilmu hukum  pokok pembicaraan kedau ilmu (akhlak dan ilmu hukum) adalah perbuatan manusia. Tujuannya mengatur perbuatan manusia untuk kebahagiannya

d.      Hubungan akhlak dengan iman  mempunyai hubungan yang sangat erat, disebabkan keduanya mempunyai titik pangkal yang sama, yaitu hati nurani. Jadi keduanya adalah merupakan gambaran jiwa/hati sannubari yang bersifat kejiwaan dan abstrak. Menurut pandangan Islam, bahwa akhlak yang baik haruslah berpijak pada keimanan.

4.      Manfaat mempelajari Akhlaka.       Meningkatkan derajat manusia  hal ini diterangkan dalam Al – Quran :

ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø‹©9$# #Y‰É`$y™ $VJͬ!$s%ur â‘x‹øts†not �ÅzFy$# (#qã_ö�tƒur spuH÷qu‘ ¾ÏmÎn/u‘ 3 ö@è% 

ö@yd “ÈqtGó¡o„ tûïÏ%©!$#tbqçHs>ôètƒ tûïÏ%©!$#ur Ÿw 

tbqßJn=ôètƒ 3 $yJ¯RÎ) ã �©.x‹tGtƒ (#qä9'ré&É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ  

Artinya :  (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. Az – Zumar ayat 9)

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 

(#qßs¡¡xÿs? †Îû Ä§Î=»yfyJø9$#(#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 

( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râ“à±S$# (#râ“à±S$$sù Æìsùö�tƒª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# 

;M»y_u‘yŠ 4 ª!$#ur$yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Ž �Î7yz ÇÊÊÈ  

Artinya :  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al – Mujaddalah : 11)

b.      Menuntun kepada kebaikany7¯RÎ)ur 4’n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ  

Artinya :  dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Q.S. Al – Qalam : 4)

c.       Manifesatsi kesempurnaan iman  Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan lain bahwa keindahan akhlak adalah manisfestasi kesempurnaan iman

Page 3: akhlaq tasawuf2

d.      Keutamaan di hari kiamat  Disebutkan dalam berbagai hadis bahwa Rasullah SAW menerangkan orang – orang yang berakhlak luhur akan menempati kedudukan yang terhormat di hari kiamat

e.       Kebutuhan pokok dalam keluarga  Akhlak kebutuhan primer dari segi moral. Akhlak merupakan factor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera

f.       Membina kerukunan antar tetanggag.      Untuk mensukseskan pembangunan bangsa dan Negarah.      Dunia betul – betul membutuhkan akhlakul karimah

t �ygsߠߊ$|¡xÿø9$# ’Îû ÎhŽy9ø9$# Ì �óst7ø9$#ur $yJÎ/ ôMt6|¡x. “ω÷ƒr& Ä¨$¨Z9$#Nßgs)ƒÉ‹ã‹Ï9 uÙ÷èt/ “Ï%©!$# (#qè=ÏHxå 

öNßg¯=yès9 tbqãèÅ_ö�tƒ ÇÍÊÈ  

Artinya : telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S. Ar- Rum ayat 41)

ôMs9$s% ¨bÎ) x8qè=ßJø9$# #sŒÎ) (#qè=yzyŠ ºptƒö�s% $ydr߉|¡øùr& (#þqè=yèy_urno¢•Ïãr& !$ygÎ=÷dr& \'©!ÏŒr& ( y7Ï9ºx‹x.ur 

šcqè=yèøÿtƒ ÇÌÍÈ  

Artinya : Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia Jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. (Q.S. An – Naml : 34)

BAB 2GARIS BESAR PERKEMBANGAN KEPEMIKIRAN AKHLAK

1.Akhlak Periode YunaniPara ahli masa Yunanui ialah Socrates (469 -  399 SM) dengan menghadapkan perhatiannya kepada penyelidikan didalam akhlak dan hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Aristoteles (394 – 322 SM) ialah pencipta teori serba tengah. Tiap – tiap keutamaan adalah tengah – tengah diantara kedua keburukan. Selain itu juga ada Epicurus, Zeno, dan Plato. Menurut ahli – ahli filsafat Yunani bahwa pendorong dalam melakukan perbuatan baik ialah pengetahuan atau kebijaksanaan. Sedang menurut agama Nasrani bahwa pendorong dalam melakukan perbuatan baik ialah cinta kepada Allah dan iman kepada – Nya.

2.Akhlak Periode Abad PertengahanPada abad pertengahan, Gereja memerangi filsafat Yunani dan Romawi dan menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Para ahli filsafat akhlak yang lahir pada masa ini filsafatnya berupa paduan dari ajaran Yunani dan ajaran Nasrani. Diantara mereka yang termasyhur ialah Abelard seorang ahli filsafat Perancis dan Thomas Aquiman, seorang filsafat agama dari bangsa Italia.

3.Akhlak Periode Bangsa Arab

Page 4: akhlaq tasawuf2

Pada zaman Jahiliyah, bangsa Arab tidak mempunyai ahli – ahli filsafat yang mengajak kepada aliran faham tertentu. Pada waktu itu bangsa Arab hanya mempunyai ahli – ahli hikmat dan sebagian ahli – ahli syair, mereka memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Sebagaimana kita lihat dalam hikmat Luqman dan Aksam bin Shaifi, syair  syair Zuhair bin Abi Sulma dan Hatim al Thai. Firman Allah yang mengungkap tentang “akhlak” yaitu :

* ¨bÎ) ©!$# ã �ãBù'tƒ ÉAô‰yèø9$$Î/ Ç`»|¡ômM}$#ur Ç›!$tGƒÎ)ur “ÏŒ 

4†n1ö�à)ø9$#4‘sS÷Ztƒur Ç`tã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ì �x6YßJø9$#ur 

ÄÓøöt7ø9$#ur 4 öNä3ÝàÏètƒ öNà6¯=yès9šcrã �©.x‹s? ÇÒÉÈ  

Artinya :  Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An – Nahl ayat 90)

ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @�Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB 

¼çm¨Zt �Í‹ósãZn=sùZo4qu‹ym Zpt6ÍhŠsÛ ( óOßg¨YtƒÌ“ôfuZs9ur Nèdt �ô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒÇÒÐÈ  

Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An – Nahl ayat 97)

$yJ¯RÎ) (#ätÂt“y_ tûïÏ%©!$# tbqç/Í‘$pt䆠©!$# ¼ã&s!qß™u‘ur 

tböqyèó¡tƒur ’Îû ÇÚö‘F{$##·Š$|¡sù br& (#þqè÷rr& (#þqç6¯=|Áム÷rr& =Gs)ムyì©Üs)è? óOÎgƒÏ‰÷ƒr&Nßgè=ã_ö‘r&ur ô`ÏiB A#»n=Åz 

÷rr& (#öqxÿYムšÆÏB ÇÚö‘F{$# 4 š �Ï9ºsŒ óOßgs9 Ó“÷“Åz’Îû $u‹÷R‘‰9$# ( óOßgs9ur ’Îû Íot �ÅzFy$# ë>#x‹tã íOŠÏàtã ÇÌÌÈ  

Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar (Q.S. Al – Maidah ayat 33)

4.Akhlak Perode Abad ModernPada abad pertengahan ke 15 mulailah ahli – ahli pengetahuan menghidup suburkan filsafat Yunani kuno. Itali juga kemudian berkembang diseluruh Eropa. Ahli filsafat perancis yaitu Descartes termasuk pendiri filsafat baru dalam ilmu pengetahuan dan filsafat. Kemudian lahir pula Bentham (1748 – 1832) dan John Stuart Mill (1806 – 1873). Keduanya memindah faham Epicurus ke faham Utilitarianism. Setelah keadaannya muncul Green (1836 – 1882) dan Herbert Spencer (1820 – 1903). Keduanya mencocokkan paham pertumbuhan dan kemeningkatan (Evolution) atas akhlak. Para ahli ilmu pengetahuan bangsa Jerman yang mempunyai pengaruh besar dalam akhlak adalah Spinosa (1632 – 1677) dan Hegel (1770 – 1831) dan Kant (1724 – 1831).

BAB 3BAIK DAN BURUK

Page 5: akhlaq tasawuf2

1.      PengertianPerbuatan manusia ada yang baik dan ada yang tidak baik. Kadang – kadang disuatu tempat, perbuatan itu dianggap salah atau buruk. Hati manusia memiliki perasaan dan dapat menganal, perbuatan itu baik atau buruk dan benar atau slah.

1)      Benar dan Salah : Pengertian benar, menurut Etika (Ilmu Akhlak) adalah hal – hal yang sesuai/cocok dengan peraturan – peraturan. Sebaliknya pengertian salah menurut etika ialah hal – hal yang tidak sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku

‘,ysø9$# `ÏB y7Îi/¢‘ ( Ÿxsù ¨ûsðqä3s? z`ÏB tûïÎŽtIôJßJø9$# ÇÊÍÐÈ  

Artinya : “kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu.” (Q.S. Al Baqarah : 147)

2)      Baik dan Buruk : Baik menurut Etika adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan. Sebaliknya yang tidak berharga, tidak berguna untuk tujuan, apanbila yang merugikan atau yang menyebalkan tidak tercapainya tujuan adalah “buruk”.

9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó™$$sù 

ÏNºuŽö�y‚ø9$# 4 tûøïr&$tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 

¨bÎ) ©!$# 4’n?tã Èe@ä. &äóÓx«Ö�ƒÏ‰s% ÇÊÍÑÈ  

Artinya “ dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al Baqarah : 148)

2.      Ukuran Baik dan Buruk      Mempersoalkan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka ukiran dan karakternya selalu dinamis, sulit dipecahkan. Namun demikian karakter baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur menurut fitrah mausia.

-          Pengaruh adat kebiasaan : Manusia dapat terpengaruh oleh adat istiadat golongan dan bangsanya. Karena itu hidup didalam lingkungan dengan melihat dan mengetahui. Mereka melakukan sesuatu perbuatan dan menjauhi perbuatan laiinnya. Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Mereka menganggap baik, bila mengikutinya, mendidik anak – anak kejurusan adat istiadat itu dan menanam perasaan kepada mereka bahwa dat istiadat itu agak membawa kesucian.

3.      Berbagai Aliran tentang Baik dan Buruka.      Aliran Hedonisme : Berpendapat bahwa norma baik dan buruk adalah “kabahagian” karenanya

suatu perbuatan apabila dapat mendatangkan kebahagian maka perbuatan itu baik, dan sebaliknya perbuatan itu buruk apabila mendatangkan penderitaan. Aliran hedonism dibagi menjadi dua yaitu : egoistic hedonisme dan universalistic hedonism. Menurut aliran egoistic hedonisme, ukuran kebaikan adalah kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Sedangkan aliran universalistic hedonism, aliran ini mendasarkan ukuran dan buruk pada “kebahagian umum”.

b.      Aliran utilitarianisme : adalah agar manusia dapat mencari kebahigaan sebesar – besarnya untuk sesame manusia atau semua makhluk yang memiliki perasaan

c.       Aliran Intuitionisme : berpendirian bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan naluri batiniah yang dapat membedakan sesuatu itu baik atau buruk dengan hanya selintas pandang

Page 6: akhlaq tasawuf2

d.      Aliran Evolutionisme : bahwa segala perbuatan akhlak itu tumbuh dengan sederhana, dan mulai naik dan meningkat sedikit demi sedikit, lalu berjalan menuju cita – cita dimana cita – cita ini ialah yang menjadi tujuan.

e.       Aliran Idealisme : menurut aliran ini adalah “kemauan” merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakan – tindakan yang nyata

f.       Aliran Tradisionalisme : aliran yang berpendapat bahwa menjadi norma baik dan buruk adalah tradisi atau kebiasaan.

g.      Aliran Naturalisme : aliran ini berpendapat bahwa segala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu tujuan tertentu

h.      Aliran Theologis : berpendapat bahwa yang menjadi baik dan buruk perbuatan manusia adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan itu diperintahkan atau dilarang oleh – Nya.

BAB 4    ASPEK – ASPEK YANG MEMPENGARUHI BENTUK AKHLAK                 

1.      Insting : Insting adalah suatu alat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir lebih dahulu kea rah tujuan itu dan tiada dengan didahului latihan perbuatan itu. Macam – macam Insting :

a.    Insting menjaga diri sendiri : memenuhi diatas permukaan bumi dengan beberapa juta tubuh yang tidak terhitung dari tubuh – tubuh yanhh hidup.

b.   Insting menjaga lawan jenis : Insting yang paling kuat dan insting yang paling banyak dalam kehidupan

c.    Insting merasa takut : berakar pada manusia, mengikutinya mulai masa kanak = kanak sehingga masuk liang kubur.

2.      Pola Dasar Bawaan : Keturunan (pembawaan) bukan satu – satunya sebab dalam pembentukan manusia, karena disampingnya adalah yang bernama lingkungan. Ini suatu kekeuatan yang bekerja bersama turunan, memperbaikinya dan merusakkannya.

3.      Lingkungan : Lingkungan adalah suatu yang melingkupi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh – tumbuha oleh adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusia adalah apa yang melingkupinya dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa. Antara keturunan dan lingkungan ada hubungan yang erat. Keduanya membatasi tisp – tiap jisim hidup. Baik berpengaruh terhadap sukses atau gagalnya seseorang.

4.      Kebiasaan : Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang – ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Orang berbuat baik atau buruk karena dua faktor dari  kebiasaan yaitu kesukaan hati terhdap suatu pekerjaan dan menerima kesuksesan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan. Dan diulang secara terus menerus

5.      Kehendak : Suatu perbuatan ada yang berdasar  atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh yang berdasarkan kehendak adalah menulis, mengarang, berpidato, dll. Dan contoh yang berdasarkan bukan kehendak adalah bernafas, gerak mata, dll

6.      Pendidikan : Lingkungan pendidikan sangat mempengaruhi jiwa anak didik. Dan akab diarahkan ke mana anak didik dan perkembangan keadilan                                                                                               

BAB 5

Page 7: akhlaq tasawuf2

KEBEBASAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HATI NURANI

1.      Kebebasan        Berbicara mengenai kebebasan, tidak terlepas dari persoalan kesusilaan. Maka tidak ada fungsinya memuji atau mencela seseorang atau suatu perbuatan apabila dia dalam melakukan “tidak bebas”. Seseorang bias melakukan atau tidak melakukan sesuatu, karena tidak ada pilihan lain. Kondisi demekian dapat terjadi karena ada unsur paksaan atau adanya unsur  penekanan kepadanya. Manusia dikatakan bebas apabila ia dalam arti yang lebih tinggi terikat yaitu pada norma – norma.

2.      Tanggung Jawab        Manusia yang hidup sebagai makhluk sosial, tidak bias bebas dan terhadap semua tindakannya ia harus bertanggung jawab. Allah SWT berfirman dalam surat Al – Qiyamah ayat 36 :

Ü=|¡øts†r& ß`»|¡RM}$# br& x8uŽøIム“´‰ß™ ÇÌÏÈ  

  Artinya :  Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?

           Tanggung jawab yang paling tinggi adalah kepada Allah para sahabat nabi selalu memenuhi segala amanah Allah sebagai khalifah Islam. Apabila diperhatikan, tanggung jawab ditegaskan adalah untuk mempertahankan keadilan, keamanan, dan kemakmuran. Maka kemampuan seseorang bertanggung jawab dalam segala tindakan merupakan salah satu diantara kelebihan manusia.

3.    Hati Nurani            Hati nurani adalah penghayatan tentang yang baik dan yang buruk yang berkaitan dengan tindakan nyata atau perilaku konkret manusia. Hati nurani dikendalikan oleh kesadaran manusia (akal budi). Kesadaran membuat manusia mampu mempertimbangkan tentang mana yang baik dan buruk baginya. Kesadaran itu merupakan kemampuan manusia untuk merefleksikan perbuatannya. Hati nurani terbagi atas dua bagian: Hati nurani retrospektif, yakni hati nurani yang menilai perilaku kita di masa lalu. Dan Hati nurani prospektif, yakni hati nurani yang merencanakan perbuatan yang akan kita lakukan di masa datang.

BAB 6HAK, KEWAJIBAN, DAN KEUTAMAAN

 A. Hak Hak dapat diartikan wewenang atau kekuasaan yang secara etis seseorang dapatmengerjakan, memiliki,

meninggalkan, mempergunakan atau menuntut sesuatu. Poedjawijatna mengatakan bahwa yang dimaksud hak ialah semacam milik,kepunyaan yang tidak hanya kepunyaan benda saja, melainkan pula tindakan, pikiran,dan hasil pemikiran itu. Di dalam al-quran kita jumpai juga kata al-hagg, namun pengertiannya agak berbeda dengan pngertian hak yang dikemukakan di atas. Jika pengertian hak di atas mengacu pada hak memiliki, tetapi hak dalam al-quran bukan itu artinya. Kata memilik yang merupakan terjemahan dari kata hak tersebut di atasdalam bahasa al-quran di senut milik dan orang yang menguasainya disebut malik. Dalam perkembangan selanjutnya kata al-hagg dalam al-quran digunakan untuk empat pengertian. Pertama, untuk menunjukkan terhadap pelaku yang mengadakansesuatu yang mengandung hikmah, seperti adanya Allah SWT disebut al-hagg karena dialah yang mengadakan sesuatu yang mengandung hikmah dan nilai bagi kehidupan. Ada beberapa hak bagi manusia antara lain hak hidup, hak kemerdekaan, hak memiliki, hak mendidik, dan hak wanita. B. Kewajiban 

Page 8: akhlaq tasawuf2

Manusia sebagai makhluk indvidu dan makhluk social, tidak dapat terlepas daikewajiban.apa yang dilakukan seseorang dapat menyebabkan pola pengaruh polahubungannya sebagai makhluk social. Pola hubungan yang baik antara individu satudengan individu yang lain Karena adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi.Di dalam ajaran islam menekankan atas kewajiban sebagai seorang muslim dengansesama harus dijalankan. Sebagimana hadist rosulullah SAW. Yang artinya: “perumpamaan orang -orang mukmin dalam cinta kasih dan rahmad hati bagaikansatu badan, apabila satu menferita maka menjalarlah penderitaan itu keseluruh badan sehingga tida dapa tidur dan panas.” (H.R Bukhori muslim).

 Di dalam hadist di atas menggambarkan betapa pedulinya islam terhadap hubungansesama muslim. Sehingga sesama kaum muslim itu mmiliki perasaan terikat dalamikata ruh keagamaan. Dimana diibaratkan keutuhan suatau badan yang mempunyaiikatan yang utuh. Ada suatu ajakan terhadap diri manusia supaya menjauhi dan meningalkan sifat takabur. Dan mendekati sifat renda diri dan positif. Rupanya adahikmah kita mempunyai kewaiban untuk memiliki sifat rendah diri sesama manusia(muslim).

Ada suatu ajakan terhadap diri manusia supaya menjauhi dan meninggalkan sifat takabur. Firman Allah SWT dalam surat Al – Hijr ayat 88 :Ÿw ¨b£‰ßJs? y7ø‹t^ø‹tã 4’n<Î) $tB $uZ÷èGtB ÿ¾ÏmÎ/ $[_ºurø—r& 

óOßg÷YÏiB Ÿwur÷bt“øtrB öNÍköŽn=tã ôÙÏÿ÷z$#ur y7yn$uZy_ tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9 ÇÑÑÈ  

Artinya : ” janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al – Hijr ayat 88)C. Keutamaan            Keutamaan merupakan akhlak yang baik. Dan akhlak adlah suatu kehendak yang telah terbiasa. Dan yang disebut “Utama” menurut Prof. Dt. Ahmad Amin adlah kehendak orang dengan membiasakn sesuatu yang baik. Berarti orang utama adalah orang yang mempunyai akhlak baik yang membiaskan memilih perbuatan yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh akhlak. Keutamaan itu dibagi menjadi tiga yaitu (a) perseorangan (b) masyarakat dan (c) agama.

Page 9: akhlaq tasawuf2

BAB 7AKHLAK  ISLAMI  DALAM  KAITANNYA DENGAN  STATUS PRIBADI

Pengertian Akhlak Islami Akhlak Islami adalah akhlak yang menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Quraish shihab dalam hubungan ini mengatakan, bahwa tolak ukur kelakuan baik mestilahmerujuk kepada ketentuan Allah. Apa yang dinilai baik oleh Allah pasti aik dalamesensinya. Demikian pula sebaliknya, tidak munkin Dia menilai kebohongan sebagaikelakuan baik, karena kebohongan esensinya buruk. Sumber akhlak Islam Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga ukuran baik atau buruk,patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur’an dan as -Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadikan al- Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaianantara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah SWT.  Ciri – ciri akhlak Islamiyah

1)      Kebajikan yang mutlak : Islam menjamin kebajikan mutlak. Karena Islam telah menciptkan akhlak yang luhur

2)      Kebaikan yang menyeluruh : Akhlak ISlami menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia.3)      Kemantapan : Akhlak Islamiyah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri manusia.

Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap.4)      Kewajiban yang dipatuhi : Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia5)      Pengawasan yang menyeluruh : Agama Islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat.

Faktor- faktor Pembentuk Akhlak   a)      Al-Wiratsiyyah (Genetik) Misalnya: seseorang yang berasal dari daerah Sumatera Utara cenderung

berbicara “keras”, tetapi hal ini bukan melegitimasi seorang muslim untuk be rbicara keras ataukasar karena Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.

b)      An-Nafsiyyah (Psikologis) :Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga (misalnya ibu danayah) tempat seseorang tumbuh dan berkembang sejak lahir. Semua anak dilahirkandalam keadaan fitrah, orangtuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (Hadits). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang orangtuanya berceraiakan berbeda dengan keluarga yang orangtuanya lengkap.

c)      Syari‟ah Ijtima‟iyyah (Sosial)  : Faktor lingkungan tempat seseorang mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada pada dirinya berpengaruh pula dalam pembentukan akhlak seseorang.

d)     Al-Qiyam (Nilai Islami) : Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.Akhlak Islami ialah seperangkattindakan/gaya hidup yang terpuji yang merupakan refleksi nilai-nilai Islam yangdiyakini dengan motivasi semata-mata mencari keridhaan AllahPribadi Sebagai Hamba Allah            Kenyataan di jagat raya (dunia) membuktikan bahwa ada kekuatan yang tidak nampak. Dia mengatur dan memelihara alam semesta ini. Juga Dialah yang menjadi sebab adanya semua ini. Dalam pengaturan alam semesta ini terlihat ketertiban, dan ada suatu peraturan yang berganti – ganti dan gejala dating dengan keteraturan – Nya.

Ketergantungan manusia pada Allah, difirmankan dalam Surat Al – Ikhlas: 2ª!$# ß‰yJ¢Á9$# ÇËÈ  

Artinya : “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.”

Page 10: akhlaq tasawuf2

            Kewajiban manusia kepada A;;ah pada garis besarnya ada 2 yaiyu :1)      Mentauhidkan – Nya yakni tidak memusyrikkan – Nya kepada sesuatu pun2)      Beribadh kepada – Nya

Pribadi Sebagai Anak            Kisah Lukman dalam Surat Lukman ayat 12 menjelaskna bahwa beliau menasehati dan member pesan kepada generasi selanjutnya (anak – anak) untuk mewarisi nilai – nilai akhlak sebagai berikut :

a.       Dilarang berbuat syirikb.      Kewajiban berbakti kepada kedua orang tuac.       Keharusan tetap berbakti kepada orang tua didunia saja, karena kesyirikan merekad.      Perintah menegakkan salat, amar ma’ruf, nahi munkar dan sabare.       Tidak boleh bersifat sombong, angkuh dan membanggakan diri sendirif.       Perintah bersikap sopan santun dalam berjalan atau berbicara

Akhlak pada Ayah dan Ibua)      Kewajiban Kepada Ibu : Kita harus memuliakan seotang ibu karena memang jasa seorang ibu

kepada anaknya tidak bisa dihitung – hitung dan tidak bias ditimbang dengan ukuran sampaipun.b)      Berbuat Baik kepada Ibu dan Ayah, walaupun kedua Lalim : Seorang nak menurut ajaran Islam

wajib berbuat baik kepada ibu dan ayahnya dalam keadaan bagaimanapunc)      Berkata halus dan mulia kepada Ayah dan Ibud)     Berkata lemah lembut kepada Ayah dan Ibu

Akhlak kepada Masyarakat/Jama’ah            Landasan pokok pergaulan jama’ah di masyarakat adalah firman Allah surat An – Nisa : 36

* )#r߉ç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«ø‹x© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ)“É‹Î/ur 4’n1ö�à)ø9$# 4’yJ»tGuŠø9$#ur 

ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í‘$pgø:$#ur “ÏŒ 4’n1ö�à(ø9$#Í‘$pgø:$#ur 

É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@‹Î6¡¡9$# 

$tBur ôMs3n=tBöNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw �=Ït䆠`tB tb%Ÿ2 

Zw$tFøƒèC #·‘qã‚sù ÇÌÏÈ  

Artinya  : ” sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”            Ayat ini menjadi patokan, gagasan dan pedoman daripada norma – norma yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan bagi muslim dalam pergaulan di masyarakat

Page 11: akhlaq tasawuf2

BAB 8TASAWUF

Pengertian Tasawuf                   Secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme (bahasa arab: ( تصوف adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi.            Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata “Sufi”. Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.Beberapa definsi  Tasawuf  yang dikemukakan oleh para ahli yaitu :

1.   Asy-Syekh Muhammad Amin Al- Kurdy mengatakan bahwa :”Tasawuf adalah  suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa,cara membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan mengisinya dengan sifat-sifatyang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan) Allah danmeninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Nya) 

2.   Imam Al-Ghazali mengemukakan pendapat Abu Bakar al-Kataany yang mengatakan bahwa “Tasawuf adalah budi pekerti, jadi barangsiapa yang  memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimudalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramalkarena sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan nur (petunjuk) Islam. DanAhli Zuhud yang jiwanya menerima (perintah untuk melakukan beberapa akhlaq(terpuji) karena mereka telah melakukan suluk dengan nur (petunjuk) imannya”.

3.   Mahmud Amin An – Nawawy mengemukakan pendapat Al – Junaid Al – Bagdaady yang mengatakan bahwa tasawuf adalah memelihara (menggunakan) waktu. (Lalu) ia berkata : Seorang hamba tidak akan menekuni (amalan Tasawuf) tanpa aturan (tertentu), (menganggap) tidak tepat (ibadahnya) tanpa tertuju kepada Tuhan- Nya dan merasa tidak berhubunngan (dengan Tuhannya) tanpa menggunakan waktu (untuk beribadah kepadaNya)Esesnsi TasawufTasawuf adalah nama lain dari “Mistisme dalam Islam” di kalangan orintalis Barat dikenal dengan sebutan “Sufisme” kata “Sufisme” merupakan istilah khusus mistisme Islam. Sehingga kata “Sufisme” tidak ada pada mistisme agama-agama lain. Adapun tujuannya adalah untuk  memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan.Sedangkan ada juga tujuan lain seperti bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belumdianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaun sufi.  Ibnu al-Qayyim dalam “Madarijus Salikin” menyebutkan para pembahas ilmu ini telah sependapat bahwa tasawuf adalah moral. Berbagai pendapat tentang munculnya dan berkembangnya tasawuf   : a) Pada abad pertama dan kedua hijriah

1)             Perkembangan Tasawuf pada Masa Sahabat Para sahabat juga mencontohikehidupan Rasulullah yang serba sederhana, dimana hidupnya hanya semata-matadiabadikan kepada Tuhannya. Diantara sahabat yang dimaksud adalah : Abu Bakaras-Sidiq (13 H), Umar bin Khattab (23 H) , Usman bin Affan (35 H), Ali bin Abi Thalib (40 H), Salman Al – Farisy,  Abu Zar Al – Ghifary, Ammar bin Yasir, Huzaidah bin Al – Yaman, dan Niqdad bin Aswad (33 H)

Page 12: akhlaq tasawuf2

2)      Perkembangan Tasawuf Pada masa TabiinAdapun tokoh-tokohnya antara lain : Al-Hasan Al-Basry (22 H-110 H), dan Rabi’ah Al-Adawiyah (185 H), Sufyan (87 H – 161 H), Daud (165 H) dan Syaqieq Al – Balkhiy (194)b) Pada Abad ketiga dan Keempat Hijriah

1)      Perkembangan Tasawuf pada abad Ketiga Hijriah Adapun tasawuf yangberkembang pada masa itu adalah :a.               Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa, yaitu tasawuf yang berisi suatu metode yanglengkap tentang pengobatan

jiwa, yang mengonsentrasikan kejiwaan manusia kepadakhaliknya, sehingga ketengangan kejiwaan akibat pengaruh keduniaan, dapat teratasidengan baik

b.      Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak dan Tasawuf yang berintikan metafisikaSedangkan tokoh-tokoh sufi yang terkenal abad ini antara lain : Abu Sulaiman Ad-Darany (215 H), Ahmad bin Al-Hawary ad-Damasqiy (230 H), Abud Faidh DzunNun bin Ibrahim al-Mishry (245 H), Abu Yazid Al-Bushthany (261 H/874 M)  

2)      Perkembangan Tasawuf pada Abad keempat Hijriyaha.       Musa Al – Anshary (320 H)b.      Abu Hamid (322 H)c.       Abu Zaid Al – Adamy (314 H)d.      Abu Ali Muhammad (328 H)

c) Pada Abad kelima HijriyahPada periode ini kajian tasawuf semakin tenggelam. Sementara tasawuf sunny semakin mendapat tempat di hati masyarakat.d) Pada abad ke-6 dan ke-7 HPada periode ini filsafat muncul kembali dalam bentuk yang lain. Suhrawardi Al- Maktul (W 587 H) mencetuskan teori hikmah Al- Isyraq (filsafat iluminasi). Teorinya adalah bahwa Allah iti cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya

e)   Pada abad ke-8 H dan seterusnya.Pada abad ke-8 H ini tidak ada lagi yang baru yang dapat diselami dalam tasawuf; saat itu adalah zaman suram muramnya cahaya fikiran dan cahaya perasaan dalam dunia Islam. Setelah abad kedelapan itu, timbullah tarekat-tarekat laksana tumbuhnya cendawan di musim penghujan.

BAB 9MAHABBAH

Pengertian Mahabbah

Page 13: akhlaq tasawuf2

Imran ayat 31 : Mahabbah artinya cinta. Hal ini mengandung maksud cinta kepada Tuhan. Lebih luas lagim, bahwa “Mahabbah” memuat pengertian yaitu :

            Memeluk dan mematuhi perintah Tuhan dan membenci sikap yang melawan padaTuhan            Berserah diri kepada Tuhan      Mengosongkan perasaan di hati dari segala-galannya kecuali dari zat yang dikasihi 

Tentang “Mahabbah” dapat dapat dijumpai di dalam al – Qur’an antara lain :a.       Surat Ali Imran ayat 31

ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq™7Åsè? ©!$# ‘ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósムª!$# ö�Ïÿøótƒurö/ä3s9 ö/ä3t/qçR茠3 ª!$#ur Ö‘qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÊÈ  

Artinya :”Katakanlah : jika kamu benar - benar mencintaiAllah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosanmu”. Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang” (Q.S Ali Imran, 31).

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä `tB £‰s?ö�tƒ öNä3YÏB `tã 

¾ÏmÏZƒÏŠ t$öq|¡sù ’ÎAù'tƒª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk™:Ït䆠

ÿ¼çmtRq™6Ïtä†ur A'©!ÏŒr& ’n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$#>o¨“Ïãr& ’n?tã 

tûïÍ �Ïÿ»s3ø9$# šcr߉Îg»pg䆠’Îû È@‹Î6y™ «!$# Ÿwur 

tbqèù$sƒs†sptBöqs9 5OͬIw 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmŠÏ?÷sム`tB 

âä!$t±o„ 4 ª!$#ur ììÅ™ºuríOŠÎ=tæ ÇÎÍÈ  

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al-Maidah ayat 54)

b.      Hadits “Yang artinya hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku denganperbuatan-perbuatan hingga aku cinta padanya. Oran gyang kucintai menjadi telinga,mata dan tangan- Ku”.

Aliran tasawuf mahabbah kedudukannya sejajar dengan aliran-aliran tasawuf  lainnya seperti ma’rifat (pengetahuan). Al -Fana dan al-Baqa(kehancuran dan ketetapan), dan al-ijtihad (persatuan). Ijtihad dapat berbentuk Al-Qulul (pengambilan tempat) ataupun Al-Wujud (kesatuan wujud). Penjelasan tentangaliran-aliran tersebut akan diuraiakan pada bab-bab berikutnya. Tokoh Sufi Mahabbah dan Ajarannya  Tokoh Sufi Mahabbah dan AjarannyaAliran sufi mahabbah dipelopori dan dikembangkan oleh seorang sufi wanitabernama Rabiah al-Adawiah, ia lahir di Basrah pada tahun 714 M. Di antara doa-doayang tercatat berasal dari Rabiah ada doa yang dipanjatkannya pada waktu larut malam, di atas atap rumahnya “Tuhanku, binatang -binatang bersinar gemerlapan,manusia sudah tidur nyenyak, dan raja-raja telah menutup pintunya, tiap orang yang bercinta sedang asyik masuk dengan kesayanganya, dan disinilah aku sendiri bersama Engkau”

Page 14: akhlaq tasawuf2

BAB 10Ma’RIFAT

Pengertian Istilah ma’rifah berasal dari kata “Al-Ma’rifah”, yang berarti mengetahui atau  mengenal sesuatu. Kemudian istilah ini dirumuskan defenisinya oleh beberapa UlamaTasawuf, antara lain : 

1.      Dr. Mustafa Zahri mengemukakan salah satu pendapat Ulama Tasawuf yang mengatakan : “Ma’rifah adalah ketetapan hati (dalam mempercayai hadirnya)  wujud yang wajib adanya (Allah) yang menggambarkan segala kesempurnaan”

2.       Asy-Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Al-Kadiri mengemukakan abud Thayyib al-Samiry sebagai berikut :” Ma‟rifat adalah hadirnya kebenaran Allah (Pada  sufi).... dalam yang meningkat mar‟ifanya, maka meningkat pu la ketenangan (hatinya). Ada beberapa tanda yang dimiliki oleh Sufi bila sudah sampai kepada tingkatan ma’rifat, antara lain :                                                                 

a)              Selalu memancar cahaya ma’rifah padanya dalam segala sikap dan perilakunnya, karena itu, sikap wara selalu ada pada dirinya

b)       Tidak menjadikan keputusan pada sesuatu yang berdasarkan fakta yang bersifatnyata, karena hal-hal yang nyata menurut ajaran tasawuf, belum tentu benar 

c)      Tidak menginginkan nikmat Allah yang buat dirinya, karena hal itu bisamembawannya kepada perbuatan yang haram. Faham Ma’rifah Ada segolongan orang sufi mempunyai ulasan bagaimana hakikat ma’rifah. Mereka mengemukakan paham-pahamnya antara lain : 

1)      Kalau mata yang ada did alam hati sanubari manusia terbuka, maka mata kepalatertutup, dan waktu inilah yang dilihat hanya Allah 

2)      Ma;rifah adalah cermin. Apabila seorang yang arif melihat ke arah cermin maka3)      apa yang dilihatnya hanya Allah 4)      Orang kafir baik di waktu tidur dan bangun yang dilihat hanyalah Allah SWT 5)             Seandainnya ma’rifah itu materi, maka semua orang yang melihat akan matikarena tidak tahan merlihat

kecantikan serta keindahannya. Dan semua cahaya akanmenjadi gelah di samping cahaya keindahan yang gilang-gemilang

Jalan Ma’rifahKaum Sufi untuk medapatkan suatu ma’rifah melaui jalan yang ditempuh dengan

menperguankan suatu alat diantaranya :a.       Sir  : Ada didalam ruh.b.      Menurut Al – Qusyairi ada tiga yaitu :-          Qalb    : Untuk mengetahui sifat Tuhan-          Ruh     : Untuk dapat mencintai Tuhan-          Sir        : Untuk melihat Tuhan

Page 15: akhlaq tasawuf2

Sifat dari ma’rifah Tuhan bagi seorang sufi adalah kontinyu (terus menerus). Namun untuk memperoleh ma’rifah yang penuh tentang Tuhan mustahil, sebab manusiabesifat terbatas sedangkan Tuhan bersifat tidak terbatas. Tokoh Ma’rifah            Al Gazali mengakhiri masa pertualangannya, karena telah mendapat “pengangan” yang sekuat-kuatnya untuk kembali berjuang dan bekerja di tengah masyarakat, pengangan itu adalah “Paham Sufi” yang diperolehnya berkat ilhamTuhan di tanahsuci Mekkah dan Madinah. Menurut Al – Gazali, Ma’rifah adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan – peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Ma’rifah dan Mahabbah menurut Al – Gazali adalah tingkatan tinggi bagi seorang Sufi. Dan pengetahuan ma’rifah lebih baik kualitasnya dari pengetahuan akal.

BAB 11FANA DAN BAQA

Pengertian Fana Fana artinya hilang, hancur, atau dalam bahasa Inggris dissapear, perish, annihalate. Sehingga dapat dipahami bahwa fana merupakan proses menghancurkan diri bagiseorang sufi agar dapat bersatu dengan Tuhan. Sedangkan Baqa artinya tetap, terus hidup. Dalam bahasa Inggris: To remain, Perserve bahwa baqa adalah sifat yang mengiringi dari proses fana dalam penghancuran diri untuk mencapai ma’rifah.Faham antara Fana Seiring Baqa Ada

Beberapa faham kesufian yang membuktikan adanya keseiringan fana dan baqa yaitu : “ Jika kejahilan (iqnorance) dari seseorang hilang yang akan   tinggal ialah pengetahuan”. Kebanyakan orang sufi dalam pengahncuran diri lewat fana yang dicari adalah al dana’an al – nafs. Maksudnya adalah dengan melewati al fana’an al – nafs maka hancurlah perasaan atau kesadaraan tentang adanya tubuh kasar manusia.  Tokoh Sufi

Adapun tokoh sufi antara lain : Abu Yazid dan Ibnu Qayyim. Abu Yazid adalah salahsatu tokoh sufi yang telah melewati “Ma’rifat” dia mencapai fana dan baqa yang kemudian “ijtihad” bersatu dengan Tuhan. Ibnu Qayyim memberikan penjelasantentang istilah fana dan baqa sebagai berikut :

Page 16: akhlaq tasawuf2

“Fana dalam pengertian tauhid berbarengan dengan baqa, yaitu penetapan terhadapTuhan yang haqdalam hatimu dan menghilangkan Tuhan selain Allah. Di sinilahbertemu antara nafi dan Itsbat. Nafi adalah fana dan itsbat adalah baqa. Sebenarnya iafana dengan dengan ibadah kepada membuang cinta selain dari padaNya, takutkepada Allah, menyingkari takut selain dari pada- Nya. Ta’at kepada Allah danmenyingkiri ta‘at selain dari Pada Nya.”

BAB 12ITTIHAD DAN HULUL

Pengertian Ittihad Ittihad adalah bahwa tingkatakan tasawuf seorang sufi telah merasa dirinya bersatudengan Tuhan.

Ittihad merupakan suatu tingkatan dimana yang mencintakan danyang dicintai telah menjadi satu. A.R Al-Badawi berpendapat bahwa di dalam ittihad yang dilihat hanya satu wujud. Walaupun sebenarnya ada dua wujud yang berpisahsatu dari yang lain. Hal ini terjadi pertukaran peranan antara yang mencintai dan yandicintai (sufi dan Tuhan).  Dalam ittihad “identitas telah hilang, indentias telah menjadi satu”, Hal ini bisa terjadikarena sufi telah memasuki fana yang tidak mempunyai kesadaran lagi dan berbicaradengan nama Tuhan. Masalah ittihad, hulul dan Tauhid di kalangan sufi tidak banyak dibicarakan. Mungkin ini disebabkan dari pembunuhan tokoh sufi yaitu al-Hallaj karena dituduh mempunyai paham “hulul” sehingga banyak tokoh sufi takut mempersoalkan tersebut, agar tidak mempunyai nasib yang sama.Tokoh Sufi Ittihad Al-Hulul dan Ajarannya Sebagai penyebar dan pembawa ajaran ittihad dalam tasawuf adalah Abu Yazid al-Bustamil, ia lahir di Bistam di Persia pada tahun 874 M dan meninggalkan dalam usia73 M. 

BAB 13WAHDAD AL – WUJUD DAN INSAN KAMIL

Pengertian Kata “wahadatul al-Wujud” berarti kesatuan wujud. Dalam kata bahasa Inggris UNITY

OF EXISTENCE. Paham ini merubah sifat nasuf yang ada dalamHulummenjadi Khalaq. Aspek penting dari dua hal tersebut ialah aspek hak yang merupakanbatin jauhar (substance) dan hakikat tiap-tiap yang berwujud. Dan aspek khalaqhanya merupakan „ard. Sesuatu yang mendatang. Karena itulah alam

Page 17: akhlaq tasawuf2

dipandang sebagai cermin bagi Tuhan. Semua benda-benda yang ada dalam alam bagaikangambar pada cermin yang esensianya telah terdapat pada sifat-sifat Tuhan. Sebagai pokok persoalan “Wahdatul Wujud  ” adalah yang sebenarnya berhak  mempunyai wujud hanyalah satu, yaitu Tuhan. Dan wujud selain dari Tuhan adalah wujudbayangan. Pemikiran filsafat demikian berkembang dan membias pada konsep insankamil atau manusia sempurna. 

Insan kamil artinya manusia yang sempurna. Adapun yang dimaksudkan dengan manusia sempurna adalah sempurna dalam hidupnya. Seseorang dianggap sempurna dalam hidupnnya apabila memenuhi kriteria – kriteria tertentu.

Pada dasarnya semua manusia di dunia ini menghendaki dirinya menjadi insan kamil (manusia sempurna) sebagaimana dicerminkan setiap Nabi/Rasul yang berperan sebagai pembawa risalah sekaligus figur atau uswatun hasanah yang mencerminkan salah satu sikap insan kamil. Islam dengan rasulnya sebagai teladan dalam pembentukan akhlak yang mulia telah memberikan konsep yang jelas tentang insan kamil (manusia sempurna) dalam tolak ukur kesempurnaan makhluk.            Secara garis besar ciri-ciri Insan Kamil dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian yaitu: Mampu berkomunikasi dengan Tuhan; Mampu berkomunikasi dengan sesama makhluk; Mampu berkomunikasi dengan dirinya sendiri.Tokoh Sufi Wahdatul al- Wujud Insan Kamil dan Ajarannya Faham wahdatul Al-Wujud diajarkan oleh Muhy al-Qin Ibnu Arabi, dia lahir di kotaMurcia Spanyol pada tahun 1165 M. Ringkasannya dalam tasawuf ibnu Al-Arabi yang bersatu dengan Tuhan bukan hanya manusia tetapi semua mahluk. Semuanya mempunyai wujud satu dengan Tuhan. 

BAB 14TARIQAT

1.      Pengertian            Istilah Tariqat berasal dari kata At – Tariq (jalan) menuju kepada hakikar atau dengan kata lain pengalaman syariat, yang disebut Al – Jara atau Al – Amal, sehingga Asy – Syekh Muhammad Amin Al Kurdiy mengemukakan tiga macam definisi, yang berturut – turut disebutkan :

  Tariqat pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah (dengan tekun) dan menjauhkan (diri) dari (sikap) mempermudah (ibadah), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah

  Tariqat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupannya, baik larangan dan perintah yang nyata maupun yang tidak (batin)

  Tariqat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal – hal mubah (yang sifatnya mengandung) fadilah, menunaikan hal – hal yang diwajibkan dan yang disunatkan, sesuai dengan kesanggupan (pelaksanaan) dibawah bimbingan seoarang arif (syekh) dari (Sufi) yang mencita – citakan suatu tujuan.            Dari pengertian dan definisi diatas, maka Tarikat dapat dilihat dari dua sisi yaitu amaliyah dan perkumpulan (kerohanian). Kembali kepada masalah Al – Maqamat dan Al – Ahwal yang dapat dibedakan dari dua segi :

a)      Tarikat kerohanian yang disebut maqam hanya dapat diperoleh dengan cara pengalaman ajaran tasawuf yang sungguh – sungguh. Sedangkan Ahwal dapat diperoleh hanya semata – mata dari Tuhan, meskipun ia tidak pernah mengamalkan ajaran Tasawuf secara sungguh – sungguh

Page 18: akhlaq tasawuf2

b)      Tingkatan kerohanian yang disebut maqam sifatnya langgeng atau bertahan lama, sedangkan Ahwal sifatnya sementaraIstilah   Tariqat Ada beberapa istilah “tarikat”, antara lain : Syariat, hakikat, suluk, zawiyat, illa zikr nafi isbat, uslah, khalwat, kasyaf, silsilahTokoh-tokoh Tarikat di Dunia Islam Maupun Indonesia Ada beberapa istilah yang sering dijumpaidalam Tarikat yang bersifat perkumpulan,misalnya:

a)      Istilah Syekh atau Mursyid, maksudnya guru tarikatb)      Khalifah maksudnya wakil Syekh atau Mursyidc)      Baiat, maksudnya perjanjian atau sumpah setia murid kepada gurunya.

Di samping tokoh tersebut ada lagi tokoh lain antara lain : Ustaz S.A. Al-Hamdanidan Prof Dr. Hamka 

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN PERKEMBANGAN TAREKAT

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Mata KuliahAkhlak Tasawuf Fakultas Tarbiyah & Adab

Jurusan PAI – A Semester 2

                                        

Diajuakan Oleh:Muhamad Salihin

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN )“SULTAN MAULANA HASANUDIN”

 SERANG - BANTEN 2012

Page 19: akhlaq tasawuf2

0DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................

A.  Latar Belakang Masalah...........................................................

B.  Rumusan Masalah....................................................................

C.  Tujuan Penulisan Makalah......................................................

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................

A.    Pengertian.............................................................................

B.     Hubungan Tariqat Dengan Tasawuf....................................

C.     Sejarah Timbulnya Tariqat...................................................

D.    Aliran-aliran Tariqat Dalam Islam........................................

E.     Istilah Tariqat.........................................................................

BAB III. PENUTUP.................................................................................

A.    Kesimpulan...........................................................................

B.     Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A.  Latar Belakang MasalahTarikat ( bahasa Arab ) طريقة jamak dari kata طرق yang berarti “jalan” atau metode,

dan mengacu pada aliran keagamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. Ia secara konseptual terkait dengan haqiqah atau “kebenaran sejati”, yaitu cita-cita ideal yang ingin dicapai oleh para pelaku aliran tersebut. Seorang penganut ilmu agama akan memulai pendekatannya dengan mempelajari hukum Islam, yaitu praktik eksoteris atau diniawi Islam. Dan kemudian berlanjut pada jalan pendekatan mistis keagamaan yang berbentuk tariqah, melalui praktik spritual dan bimbingan seorang pemimpin tarekat, calon penghayat tarekat akan berupaya untuk mencapai haqiqah ( hakikat, atau kebenaran hakiki ).

Bila ditinjau dari sisi lain, tarikat itu mempunyai tiga sistem, yaitu: sistem kerahasiaan, sistem kekerabatan ( persaudaraan ), dan sistem hirarki seperti khalifah tawajjuh atau khalifah suluk, syekh atau mursyid, wali atau qutub. Kedudukan guru tarekat diperkokoh dengan ajaran wasilah dan silsilah.

B.  Rumusan Masalah1.      Apa yang dimaksud dengan tarekat dan hubungan tarekat dengan tasawuf?2.      Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?

Page 20: akhlaq tasawuf2

3.      Apa aliran-aliran tarekat dalam Islam dan istilah tarekat itu?

C.  Tujuan Penulisan Makalah1.      Memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fiqih Fakultas Tarbiyah dan Adab

IAIN “SMH” Banten Tahun Akademik 2010/2011.2.      Mengetahui pengertian tarekat, dan hubungan tarekat dengan tasawuf.3.      Mengetahui aliran-aliran tarekat dalam Islam, dan istilah tarekat.

BAB IIPEMBAHASAN

A.  Pengertian TarekatAsal kata “tarekat” dalam bahsa Arab ialah “thariqah” yang berarti jalan, keadaan, aliran,

atau garis pada sesuatu.[1] Tarekat adalah jalan yanng ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan anak jalan disebut thariq. Kata turunan ini menunjukan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari hukum Ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim.[2]

Tak mungkin ada anak jalan tanpa ada jalan utama tempat berpangkal. Pengalaman mistik tak mungkin didapat bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan seksama.[3]

Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdiy mengemukakan tiga macam definisi, yang berturut-turut disebutkan:

هل   لتسا ا عن لبعد ا و ئعها بعزا الخذ ا و يعة الشر با لعمل ا هي يقة لطر افيه   هل لتسا ا ينبغي ال فيما

Artinya:“Tariqat adalah pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah ( dengan tekun ) dan menjauhkan ( diri ) dari ( sikap ) mempermudah ( ibadah ), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah”[4]

لهية  اا ال ا مر وا ال ا ل متثا وا طنا با و هرا ظا ت لمنهيا ا ب جتنا ا هي يقة لطرقة   لطا ا ر بقد

Artinya:“Tariqat adalah menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupannya, baik larangan yang nyata maupun yang  tidak( batin ).”                                                  

ب  ا  جتنا ا هي يقة ت    لطر حا لمبا ا ل فضو و ت ها لمكرو ا و ت ما محر اية   لنها ا هل ا من ف ر عا ية عا ر تحت فل لنوا ا من ع ستطا ا ئضفما لفرا ا ء دا ا و

Artinya:“Tariqat adalah meninggalkan yang haram dan makruh, memperhatikan hal-hal mubah ( yang sifatnya mengandung ) fadilah, menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan yang disunatkan, sesuai dengan kesanggupan( pelaksanaan ) di bawah bimbingan seorang arif ( Syekh ) dan ( Sufi ) yang mencita-citakan suatu tujuan.”[5]

Page 21: akhlaq tasawuf2

B.  Hubungan Tariqat Dengan TasawufDalam ilmu tasawuf istilah tarikat tidak saja ditunjukan kepada aturan dan cara-cara

tertentu yang ditunjukan oleh seorang syaih tariqat dan bukan pula terhadap kelompok yang menjadi pengikut salah seorang syaih tariqat , tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama islam, seperti halnya shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Ajaran tersebut merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah.[6]

Di dalam tariqat yang sudah melembaga, tariqat mencakup semua aspek ajaran islam seperti shalat, puasa, zakat, jihad, haji, dan sebagainya, telah diketahui  bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha unuk mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat mungkin, melalui penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. Dan ajaran-ajaran tasawuf yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah merupakan hakikat tariqat yang sebenarnya, dengan demikian bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tariqat adalah cara atau jalan yang ditempuh seorang dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.

C.  Sejarah Timbulnya TariqatDitinjau dari segi historisnya, kapan dan tariqat mana yang mula-mula timbul sebagai

suatu lembaga, sulit diketahui  dengan pasti , namun De. Kamil Musthafa Asy-syibi dalam tasisnya mengungkapkan tokoh pertama yang memperkenalkan sistem tariqat syaih Abdul Qasiir al-Zailani ( 561 M-1166 H ) di Bagdag, Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i di mesir denagan tariqat Rifa’iyyaah, dan Jalal ad-din ar-rumi (672 H-1273 M) di Parsi.[7]

Harun Nasution menyatakan bahwa setelah al-Ghazali memenghalalkan tasawuf yang sebelumnya yang dikatakan sesat, tasawuf berkembang didunia islam, melalui tarikat. Tariqat adalah organisasi dari pengikut-pengikut sufyn besar, yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya, tariqat memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat, ini merupakan tempat murid-murid berkumpul melestarikan ajaran tasawufnya.[8]

Pada awal kemunculannya, tariqat berkembang dari dua daerah yaitu, Khusaran ( Iran ) dan Mesopotamia ( Irak ) pada periode  ini mulai timbul beberapa diantara tariqat Yasafiyah yang didirikan oleh Abd Al-Khaliq Al-Ghuzdawani. [9]( 9617 H.1220 M ) tariqat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhamad Badauddin an-Naqsabandi al-Awisi al-Bukhari ( 1389 M ) di Turkistan, tariqat Khalwatiyah yang didirikan oleh  Umar al-Khalwati (1397 M ).[10]

D.  Aliran-aliran Tariqat Dalam Islam1.      Tariqat Qadiriyah, yang didirikan oleh Muhy Ad-Din abd al-Qadir al-Jailani ( 471 h/1078 M )2.      Tariqat Syadziliyah yang dinisbatkan kepada Nur Ad-Din Ahmad Asy-Syadzili ( 593- 656 H/

1196-1258 M )3.      Tariqat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhammad Baharuddin an-Naqsabandi al-Asisial-

Bukhari (1389 M ) di Turkistan.4.      Tariqat Yasafiyah dan Khawajaqawiyah, tariqat Yasafiah didirikan oleh Ahmad al-Yasafi ( 562

H/1169 M ) sedangkan Khawajaqawiyah didirikan oleh Abd al-Khaliq al-Ghuzdawani ( 617 H/1220 M )

5.      Tariqat Khalwatiyah  yang didirikan oleh al-Khalwati ( 1397 M )6.      Tariqat Syatariyah yang didirikan oleh Abdullah bin Syatar ( 1485 ) di India7.      Tariqat Rifa’iyah yang didirikan oleh Ahmad bin Ali ar-Rifa’i

 ( 1106-1182 )8.      Tariqat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah yang didirikan oleh Ahmad Khatib Sambas yang

bermukim dan mengajar di Mekah pada pertengahan  abad ke-19

Page 22: akhlaq tasawuf2

9.      Tariqat Summaniyah yang didirkan oleh Muhammad bin Abd al-Karim al-Madani Asy-Syafi’i as-Samman ( 1130-1189/1718-1775 )

10.  Tariqat Tijaniah yang didirikan oleh Syekh Ahmad bin Muhamad at-Tijani ( 11501230 H/1737-1815 M )[11]

11.  Tariqat Chistiyah yang didirikan oleh Khwajah Mu’in Ad-Din Hasan12.  Tariqat Mawlawiyah, yang didirikan oleh Syekh al-Kabir Gelminski13.  Tariqat Ni’matullah yang didirikan oleh Syaih Ni’matullah14.  Tariqat Sanusiyah yang didirikan oleh Sayyid  Muhammad bin Ali as-Sanusi.[12]E.  Istilah Tariqat

 Ada beberapa istilah tariqat antara lain:a)      Syariat

Kata “syariat” yang berarti peraturan atau perjalanan, para ahli berpendapat berupa amalan-amalan lahir, semisal shalat, puasa, dan lain-lain.

b)      HakikatKata “hakikat” yang berarti puncak atau kesudahan sesuatu atau asal sesuatu. Namun didalam istilah tarikat berarti sebagai kebalikan syariat yakni yang menyangkut batin.

c)      Ma’rifat“Ma’rifat” berarti pengetahuan atau pengalaman. Menurut istilah Ma’rifat adalah pengetahuan dalam mengerjakan syariat dan hakikat.

d)     TarikatKata “tarikat” berarti jalan. Menurut istilah, tarekat ialah jalan atau cara yang ditempuh menuju keridaan Allah.

e)      SulukKata “suluk” berarti menempuh perjalanan. Dalam tasawuf suluk adalah ikhtiar ( usaha ) dalam menempuh jalan untuk mencapai tujuan tarekat. Orang yang menjalankan ikhtiar tersebut dinamakan Salik.[13]

f)       ManazilArtinya tempat-tempat perhatian yang dilalui salik yang melaksanakan suluk:

  MasyahidIalah hal-hal yang terlihat pada perjalanan di tengah sedang menjalankan suluk.

  MaqamatIalah derajat-derajat yang dipoeroleh dengan usaha sendiri.

  KasbiyahIalah derajat-derajat yang diperoleh semata-mata dengan anugerah Allah yang disebut “al-ahwal” atau “mauhibiyah”

g)      ZawiyahZawiyah adalah merupakan suatu ruang tempat mendidik calon-calon sufi.

h)      Illa Zikr Nafi IsbatKalimat “La ilaha illallah” mengandung dua kata peri-ada-an. Pertama kata “La” dan kedua kata “Illa”. Dan dua kata pula yang menetapkan yaitu “Ilaha” dan “Allah”.Dalam hal tersebut di atas ahli tarekat memberi tiga tingkatan pengertian, yaitu:

Page 23: akhlaq tasawuf2

  Tiada Tuhan melainkan Allah  Tiada ma’bud melainkan Allah  Tiada maujud melainkan Allahi)        As-Sukr

As-Sukr maksudnya sebagai salah satu sikap dalam ibadah dan khalwat. Sehingga orang itu tidak sadar lagi akan dirinya.

  Al-FanaMaksudnya ialah lupa segala sesuatu ketika beribadah kecuali yang disembahnya.[14]

j)        UslahUslah adalah salah satu prektek suluk dengan mengasingkan diri dari khalayak ramai yang berbuat maksiat.

 KhalwatKhalwat sebagai satu rangkaian dalam suluk dengan jalan menyendiri di tempat yang sunyi atau bertapa.

k)      KasyafArtinya terbukanya dinding antara hamba dengan Tuhan dalam tarekat. Empat dinding pembatas antara Khalik dengan makhluk menurut ahli tarekat yaitu:

  Najis dan hadas  Haram dan makruh  Akhlak dan tercela  Kelalaian terhadap Tuhan karena dunial)        Silsilah

Artinya nisbah ( hubungan ) guru-guru tarekat yang sambung bersambung dari bawah ke atas yang perlu diketahui oleh pengikut-pengikut tarekat.

  KhirkahIalah semacam ijazah yang diberikan kepada murid setelah mencapai suatu tahap dalam pengethuan.

m)    WaliWali adalah seseorang yang telah mencapat tingkat kesucian yang tinggi setelah melalui suluk. Dia mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu sebagai bukti-bukti dari kewaliannya.

 KeramatAdapun yang dimaksud dengan keramat adalah keistimewaan yang dimiliki seorang wali tersebut.[15]

BAB IIIPENUTUP

A.  KesimpulanTariqat adalah pengamalan syariat, melaksanakan beban ibadah ( dengan tekun ) dan

menjauhkan ( diri ) dari ( sikap ) mempermudah ( ibadah ), yang sebenarnya memang tidak boleh dipermudah. Dan tareqat merupakan jalan atau cara yang ditempuh menuju keridaan Allah.

Hubungan tasawuf dengan tareqat yaitu, tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tariqat adalah cara atau jalan yang ditempuh seorang dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.

Page 24: akhlaq tasawuf2

Adapun sejarah timbulnya tareqat, Harun Nasution menyatakan bahwa setelah al-Ghazali memenghalalkan tasawuf yang sebelumnya yang dikatakan sesat, tasawuf berkembang didunia islam, melalui tarikat. Tariqat adalah organisasi dari pengikut-pengikut sufyn besar, yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya, tariqat memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat, ini merupakan tempat murid-murid berkumpul melestarikan ajaran tasawufnya.

B.     SaranTujuan hidup tidaklah mencapai kebaikan. Untuk kebaikan melainkan merasa

kebahagiaan. Tujuan kita bukan untuk mengetahui, melainkan berbuat, dan bukan untuk mengetahui apa budi itu. Melainkan supaya kita menjadi orang yang berbudi.

Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang – kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali tahu mengenai diri. Manusia yang tahu mengetahui diri hidupsebagaimana mestinya tidak terombang – ambing oleh hawa nafsu.

DAFTAR PUSTAKA

 Makluf, Luis. 1986,  Al-Munjid Fi Al-Lughat Wa Al-A’lam. Bairut: Dar Al-Masyrik

 Solihin, M. 2008,  Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia

 Schimel, Annemarie. 1986, Dimesti Mistik Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus

 Mustofa, A. 2007, Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia

 Nasution, Harun. 1986, Perkembangan Tasawuf Di Dunia Islam. Jakarta: Depag RI

 Anwar, Rosihon. 2000, Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia

 Mustofa, A. 2010, Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia

[1] Luis Makluf, Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A’lam ( Bairut: Dar Al-Masyriq, 1986 ), hal.465.[2] M. Solihin, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008 ), hal.203.[3] Annemarie Schimel, Dimensi Mistik dalam islam ( jakarta: Pustaka Firdaus, 1986 ), hal.101.[4] A. Mustofa, Akhlak Tasawuf ( Bandung: Pustaka Setia, 2007 ),hal.280.[5] A. Mustofa, Op.Cit., hal.280-281.[6] Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi, Pengantar Ilmu Tasawuf ( Sumatra Utara, 1981/1982 ),hal.273.[7] M. Solihin, Op.Cit., hal.207.[8] Harun Nasution, Perkembangan Tasawuf di Dunia Islam ( Jakarta: Depag RI, 1986 ), hal.24.[9] Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000 ), hal.167.[10] Rosihon Anwar, Op.Cit., hal.168.[11] M. Solihin, Op.Cit.,hal.211-216.[12] M. Solihin, Op.Cit.,hal.217-218.[13] H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2010 ), hal.285-286.[14] H. A. Mustofa, Op.Cit.,hal.286-287.[15] H. A. Mustofa, Op.Cit.,hal.287-288.

Page 25: akhlaq tasawuf2