Top Banner

of 13

Air Yang Aman Dikonsumsi

Oct 19, 2015

Download

Documents

Tugas biologi SMA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

AIR YANG AMAN DIKONSUMSI- Penelitian dan percobaan mengenai kelayakan macam macam air -dalam kehidupan manusia untuk dikonsumsi

Gambar 1.1 Air minum sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari - hari

Dibuat oleh: Geraldi Tanis (X 3 / 11) Christopher David (X 3 / 4)Kata PengantarPertama tama, kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan YME atas berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan percobaan dan penelitian ini. Kami juga berterima kasih pada guru biologi kami, Ibu Evy Anggraeny, yang telah memberi kesempatan bagi kami untuk melakukan percobaan dan penelitian ini. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran pembaca. Akhir kata, kami mohon maaf atas kesalahan atau kekeliruan dalam laporan ini. Sekian, dan terima kasih.

Daftar IsiHalaman Judul 1Kata Pengantar2Daftar Isi3Daftar Tabel 4Daftar Gambar 4BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 51.2. Rumusan Masalah51.3. Tujuan Penelitian51.4. Manfaat Penelitian5BAB II : TINJAUAN PUSTAKADasar Teori6Hipotesis7BAB III : BAHAN DAN METODE PENELITIANAlat dan Bahan8Cara Kerja8Analisis Data9BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil Penelitian104.2. Pembahasan10BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan125.2. Saran13DAFTAR PUSTAKA13

Daftar Tabel Tabel 2.1 Tabel syarat fisik air layak konsumsi 7Tabel 3.3 Tabel hasil pengujian air tanah, air PAM, dan air minum kemasan10

Daftar GambarGambar 1.1 Air minum sangat sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari 1

Gambar 3.3. Gambar kertas lakmus merah yang tidak berubah warna ketika dicelupkan ke air tanah menunjukkan sifat air netral 9

Gambar 3.4.Gambar kertas pH (kiri) yang menunjukkan air kemasan mineral bersifat netral (pH 7), dan kertas lakmus merah yang tidak berubah warna juga menunjukkan sifat netral (kanan) 9

Gambar 3.5. Gambar kertas lakmus merah yang berubah menjadi sedikit keunguan (biru) ketika dicelupkan ke air PAM menunjukkan air PAM bersifat asam lemah(kiri). Kertas pH juga menunjukkan air bersifat asam lemah (pH 6) (kanan)10

Gambar 4.2. Gambar sel darah yang normal dan gambar sel darah yang menggumpal akibat konsumsi air yang bersifat asam11

Gambar 4.3.Gambar kaporit11

Gambar 4.4. Macam macam kode yang tertera di bagian bawah kemasan botol air minum12

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSejak awal kehidupan manusia, air telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Air memiliki banyak manfaat, seperti untuk mencuci, untuk mandi, dan masih banyak lagi. Namun, salah satu manfaat terpentingnya adalah sebagai air minum untuk konsumsi manusia. Seiring perkembangan zaman, air mengalami banyak perubahan, yaitu karena perubahan kondisi geografis. Banyak polusi yang mengurangi kualitas air. Hal ini memprihatinkan dan juga mengkhawatirkan. Masyarakat harus berhati hati dalam memilih air yang pantas dikonsumsi. Pemilihan air yang pantas dikonsumsi dapat dilakukan dengan memeriksa derajat keasamannya (pH), kejernihan, bau, dan warna. Semua hal ini dapat diujikan kepada air untuk menentukan air yang aman dikonsumsi. Kami mengujikan aspek aspek yang mudah, supaya orang awam pun dapat mencobanya, tak perlu menggunakan alat penguji yang rumit seperti mikroskop, dan lain lain.Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menguji beberapa macam air yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari hari, dan membuktikan apakah air tersebut layak dikonsumsi atau berbahaya bagi kesehatan manusia.

1.2. Rumusan Masalah Air seperti apakah yang sehat untuk dikonsumsi manusia?1.3. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis air seperti apakah yang baik untuk dikonsumsi manusia.

1.4. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu mengetahui kriteria air yang pantas diminum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA2.1. Dasar Teori1. Derajat Keasaman (pH) pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indicator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negative logaritma, dan "H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH adalah singkatan dari power of Hydrogen. pH = -log[H+ ]2. Air Layak KonsumsiSyarat fisik air minum:Kadar yang disyaratkanKadar yang tidak boleh dilampaui

pH air7,0 8,5< 6,5 dan > 9,5

Bahan padatTidak lebih dari 50mg/LTidak lebih dari 1500mg/L

WarnaTidak berwarna-

RasaTidak mengganggu-

BauTidak mengganggu-

Sumber: Teknologi Penyediaan Air Bersih (Sutrisno,2006,p.21)Tabel 2.1 Tabel syarat fisik air layak konsumsi

Menurut Litbang_DepkesRI, 2006, salah satu ciri air layak minum adalah jernih, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Menurut Food and Beverages Department, secara garis besar, standar air bersih yang layak dikonsumsi adalah suhu normal, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, pH berkisar 6,5 9,0 dan tidak melebihi ambang batas kesadahan air.Dari sumber sumber tersebut, kami menarik 3 aspek yang akan kami cobakan pada air air, yaitu: pH air Warna Bau

3. Air yang Biasa dikonsumsi masyarakatBerdasarkan survei yang dilakukan Forum Komunikasi Pengelolaan KualitasAir Minum Indonesia yang bekerja sama dengan Jaringan Air dan Sanitasi yang dilakukan di DKI Jakarta pada September 2007Maret 2008, Penduduk DKI Jakarta 50% - nya menggunakan air dari perpipaan PDAM, 43% - nya dari air tanah (sumur dan pompa), dan 3 % - nya dari air yang langsung dapat diminum serta sumber lainnya (SUSENAS 1998).Dari survei tersebut, kami memutuskan bahwa uji coba akan kami lakukan pada 3 jenis air: Air minum kemasan Air tanah (sumur dan pompa) Air PAM

2.2. HipotesisSebagai hipotesis, kami berpikir bahwa yang paling layak dikonsumsi adalah air minum kemasan, sebab air minum kemasan pastinya telah melewati berbagai proses filterisasi zat zat asing dan diolah dengan baik sebelum diedarkan ke masyarakat. Kami berpikir bahwa air tanah pada saat saat ini kurang pantas dikonsumsi mengingat tingkat polusi yang meningkat sehingga kualitas air tanah berkurang, ditambah lagi semakin parahnya intrusi air laut di Jakarta. Kemungkinan besar air laut telah bercampur dengan air tanah.Jika diukur dari segi kelayakannya sebagai konsumsi, kami urutkan sebagai berikut:1. Air minum kemasan2. Air PAM3. Air tanah

BAB III : BAHAN DAN METODE PENELITIAN3.1. Alat dan BahanAlat dan bahan yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah: Kertas Lakmus Air tanah Air PAM Air minum kemasan Kertas untuk mencatat hasil pengukuran pH Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran pH

3.2. Cara KerjaPengujian aspek kelayakan : pH 1. Mempersiapkan air air yang akan diuji, yaitu air tanah, air PAM, dan air minum kemasan, serta kertas lakmus yang digunakan untuk mengukur pH.2. Mencelupkan kertas lakmus ke air tanah selama 3 detik. Membandingkan perubahan warna pada kertas lakmus dengan indikator yang ada.3. Mencatat hasil pengukuran pH air tanah4. Mencelupkan kertas lakmus ke air PAM selama 3 detik. Membandingkan perubahan warna pada kertas lakmus dengan indikator yang ada.5. Mencatat hasil pengukuran pH air PAM.6. Mencelupkan kertas lakmus ke air minum kemasan selama 3 detik. Membandingkan perubahan warna pada kertas lakmus dengan indikator yang ada.7. Mencatat hasil pengukuran pH air minum kemasan.Pengujian aspek kelayakan : Warna1. Mempersiapkan air air yang akan diuji, yaitu air tanah, air PAM, dan air minum kemasan.2. Mengamati tingkat kejernihan air, yaitu melihat apakah ada benda/partikel asing yang dapat dilihat secara kasatmata.3. Mencatat hasil pengamatan di kertas.Pengujian aspek kelayakan : Bau1. Mempersiapkan air air yang akan diuji, yaitu air tanah, air PAM, dan air minum kemasan.2. Mencium bau air air satu persatu3. Mencatat hasil pengamatan di kertas

3.3. Analisis DataDari hasil pengujian dan pengamatan ketiga aspek tersebut, kami menemukan hasil sebagai berikut:Air tanahAir PAMAir minum kemasan

pH air7 (Netral)6 (asam lemah)7 (Netral)

WarnaJernihJernihJernih

BauTak berbauBerbau seperti kaporitSedikit berbau (samar samar)

Tabel 3.3 Tabel hasil pengujian air tanah, air PAM, dan air minum kemasan

Gambar 3.3. Gambar kertas lakmus merah yang tidak berubah warna ketika dicelupkan ke air tanah menunjukkan sifat air netral

Gambar 3.4. Gambar kertas pH (kiri) yang menunjukkan air kemasan mineral bersifat netral (pH 7), dan kertas lakmus merah yang tidak berubah warna juga menunjukkan sifat netral (kanan)

Gambar 3.5. Gambar kertas lakmus merah yang berubah menjadi sedikit keunguan (biru) ketika dicelupkan ke air PAM menunjukkan air PAM bersifat asam lemah (kiri). Kertas pH juga menunjukkan air bersifat asam lemah (pH 6) (kanan)

Dari hasil pengamatan tersebut, dari segi pH (derajat keasaman), semua jenis air memenuhi batasan menurut Teknologi Penyediaan Air Bersih (Sutrisno,2006,p.21), yaitu 7 untuk air tanah, 7 untuk air minum kemasan, dan 7 untuk air PAM. Kemudian, untuk segi warna air, semuanya juga lolos seleksi, yaitu jernih. Untuk bau, air tanah dan air PAM sama sekali tidak berbau, justru air minum kemasan yang dikira tidak berbau, memiliki sedikit bau yang samar samar seperti bau zat kimia.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil PenelitianDari penelitian dan pengujian yang kami lakukan terhadap 3 jenis air, kami mendapat hasil yang tidak kami duga. Hasil dari pengujiannya berbeda dari hipotesis kami. Yang dari segi fisik mendekati kesempurnaan berdasarkan syarat Teknologi Penyediaan Air Bersih (Sutrisno,2006,p.21), adalah air tanah. Air minum kemasan memang jernih dan netral, namun ada sedikit bau yang mengganggu. Sedangkan air PAM bisa dikatakan paling jauh dari syarat syarat yang diujikan jika dibanding kedua air lainnya.

4.2. PembahasanDari hasil penelitian tersebut, kami mencari informasi dari beberapa sumber mengenai alasan mengapa air air tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, dan juga dampaknya. Air tanah dapat dikategorikan sebagai air yang layak konsumsi karena pHnya yang netral, warnanya yang jernih, dan sama sekali tak berbau. Walaupun sudah memenuhi syarat fisik, air tanah harus tetap dimasak sebelum dikonsumsi, sebab air air tersebut mengandung mikro-organisme yang tidak dapat dilihat secara kasat mata (fisik). Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta menyatakan hampir 90 persen air tanah di DKI Jakarta mengandung bakteri Eschericia coli dan sudah termasuk dalam kategori mengkhawatirkan.Banyaknya air tanah di Jakarta yang mengandung bakteri Eschericia coli disebabkan karena baru tiga persen warga Jakarta yang dilayani Intalansi Pengelolaan Air Limbah (IPAL), sementara 97 persen lainnya masih menggunakan septic tank yang mengakibatkan air tanah menjadi tercemar air limbah. Bakteri Eschericia coli dapat dihilangkan dengan memasaknya pada suhu minimal 100 derajat Celcius. Kemudian untuk air PAM. Air PAM memiliki pH di bawah standar air minum layak konsumsi. Air yang asam jika dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, mudah lelah, dan sakit pada sendi. Konsumsi air yang pHnya termasuk asam dalam jangka waktu lama akan menyebabkan sel darah menggumpal. Keadaan yang demikian akan menyebabkan sifat darah menjadi sangat kental sehingga berat untuk dipompa oleh jantung dan racun yang menempel pada sel darah sulit untuk dilepas dan selalu mengendap di dalam tubuh.

Gambar 4.2. Gambar sel darah yang normal dan gambar sel darah yang menggumpal akibat konsumsi air yang bersifat asam

Gambar 4.3. Gambar kaporitAir PAM juga berbau seperti kaporit. Kaporit untuk memurnikan air bisa memicu kanker jika digunakan secara berlebihan dan terus menerus.Menurut Dr. Ir. Setyo Sarwanto Mursidik, kaporit dalam air PAM sebetulnya tidak banyak. Untuk menjaga kualitas bakteriologis di jaringan terjauh, kaporit hanya dibutuhkan sebanyak 0,2 ppm.Namun karena buruknya jaringan PAM terutama di kota besar seperti Jakarta, kaporit yang digunakan bisa lebih banyak agar bisa menjangkau pelanggan yang jaraknya cukup jauh. Akibatnya, kadarnya bisa lebih tinggi dari yang seharusnya. Kaporit yang masuk ke dalam tubuh dapat merusak ginjal, resiko kanker, dan mengerasnya pembuluh darah. Air minum kemasan memiliki pH dan warna yang bagus, namun mengandung bau yang mengganggu. Air minum kemasan disterilisasi dengan teknik ozonisasi. Ozon (O3) adalah senyawa pengoksidasi kuat yang umum digunakan untuk desinfeksi air minum. Masalah yang timbul pada proses pembuatan air minum kemasan dengan teknik ozonisasi adalah munculnya bau pada air yang dikemas. Saat ini, polimer dari jenis polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), polypropylene (PP) and ethylene vinyl acetate (EVA) digunakan secara luas oleh industri air minum kemasan untuk membuat botol maupun tutup kemasan. Gambar 4.4. Macam macam kode yang tertera di bagian bawah kemasan botol air minum Song et al (2003) telah meneliti migrasi produk-produk volatil hasil degradasi dari botol PET dan HDPE serta tutup PP dan liner dari jenis EVA ke dalam air yang diproses dengan teknik ozonisasi. Komponen volatil yang paling banyak bermigrasi adalah heksanal (14.1 0.6 g/kg) dan berasal dari tutup PP yang diberi perlakuan ozon dengan konsentrasi 5 mg/kg dan disimpan pada suhu 40 derajat Celcius selama 10 hari. Penelitian ini mengindikasikan bahwa tutup PP dengan liner jenis EVA merupakan sumber utama dari terbentuknya penyimpangan bau pada air yang di ozonisasi. Komponen volatil inilah yang perlu diperhatikan oleh konsumen.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanJadi, air tanah, air PAM, dan air minum kemasan memiliki kekurangannya masing masing dan beberapa membutuhkan pengolahan sebelum dapat dikonsumsi.

5.2. SaranKita sebaiknya lebih berhati hati dalam memilih air minum untuk dikonsumsi Walaupun kita membutuhkan air untuk menjaga metabolisme tubuh, namun tidak semua air dapat kita konsumsi. Beberapa hal harus kita cermati dalam memilih air minum yang aman bagi kesehatan kita.

DAFTAR PUSTAKA http://health.detik.com/read/2011/03/21/161159/1597611/763/penggunaan-kaporit-untuk-memutihkan-air-bisa-picu-kanker diunduh pada 14 Agustus pukul 18:40

http://victoria-ro.com/tentang_air.php?id=17 diunduh pada 14 Agustus pada pukul 18:05

http://juwilda.wordpress.com/2010/10/15/ph-dan-kadar-o2-pada-air-minum-isi-ulang-dan-air-minum-kemasan/ diunduh pada 14 Agustus pukul 18:00

http://jakarta.tribunnews.com/2011/06/07/90-persen-air-tanah-jakarta-mengandung-bakteri-e-coli diunduh pada 14 Agustus pukul 17:40

http://ilmupangan.blogspot.com/2010/02/mengapa-bau-air-minum-dalam-kemasan.html diunduh pada 14 Agustus pada pukul 17:15

http://www.forkami.org/?p=920&sub=2&id=07052009124258 diunduh pada 7 Agustus pada pukul 17:00

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CE8QFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F18255%2F3%2FChapter%2520II.pdf&ei=k8wfULqqB4XzrQedzoHQBQ&usg=AFQjCNEmnt1DQOg72QnQygf5QlAG2uoKBw&sig2=Q_f4Ipz8JO1DiecG-CA-Lg diunduh pada 6 Agustus 2012 pukul 20:55

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/hotl/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-33404082-9681-air_bersih-chapter2.pdf diunduh pada 6 Agustus pada pukul 21:10

4