Top Banner
.,URNAL PENELITIAN XVll (2): 17-21 (2008) rssN 0852-0585 PEMANFAATAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DALAM MEHSUBSTITU$I KEBUTUHAN K MELON PADA TANAH GAMBUT Nelvia Program Studi llmu Tanah, Universitas Riau, Pekanbaru ABSTRAK The peat soi/ r's taken from Rimbo Panjang, Kampar Riau with saprik. The research is conducted experime'ntty and uses factoial complete random design which contain of 2 factors: application of oil patm bunci ash ln 4 tevels (0, 30A, 6A0 dan 900 kg/ha) and K feftilizer rn a/so 4 levels: (0, 36, 72 dan l0BkgKzOha). Resu/t of theresearchindicatesthatoil patmbunchashcan substitute Karound36 Xg Xrbni. The apptied of 3A0 kgtha of oil palm bunch ash without K fertilizer can increase height of pirri, nut it does not influence an amount and weigth of leaves even though K dosage (K fertilizer 'anct oit palm bunch ashJ ls increased. The applied of 600 kgha of oil palm bunch ash can increase melon fruit diameter and weight about 13,11% and 32,57% if it is compared to control. Keywords: peat soil, K fertilizer, oil palm bunch ash PENDAHULUAN Tanah gambut di lndonesia umumnYa tergolong ke dalam gambut miskin (oligotropik) sampai sedang (mesotropik) dan hanya sedikit yang tergolong subur (eutropik) Polak (1975). Rendahnya tingkat kesuburan tanah gambut dicerminkan oleh rendahnya kandungan unsur hara terutama hara makro seperti : N, P, K, Ca dan Mg dan hara mikro seperti Cu, Zn dan B, reaksi tanah sangat masam, kejenuhan basa (KB) rendah tetapi mempunyai kapasitas tukar kation (KTK) sangat tinggi (Tadano et al. '1992 dan Hardlowigeno, 1996) Selain itu juga mengandung derivat asam-asam fenolat seperti asam p-kumarat, p-hidroksibenzoat, vanilat, ferulat, vanilat, sirrngat dan sinapat yang tinggi sehingga meracun bagi tanaman (Tadano el a/ 1992). Dengan demikian tanah gambut tergolong tanah marginal dengan tingkat produktivitas sangat rendah. Tanah gambut dengan kadar K tinggi hanya ditemukan pada tanah mineral dekat pantai atau daerah levee sungai. Tanah gambut di daerah depresi mempunyai kadar K rendah Kadar Ca dan Mg dapat ditukarkan juga rendah dan biasanya Ca > Mg t K Nilai kritis untuk jerapan K biasanya tercapai bila ratio CalK lebih besar dari 4. Ratio CalK lebih besar dari 4 sering ditemukan pada tanah gambut Sumatera, sehingga pemupukan K sangat penting (Tim lnstitut Pertanian Bogor, 1980). Miskinnya tanah gambut akan hara K disebabkan oleh'total hara tersebut memang rendah dalam struktur bahan organiUbahan penyusun gambut. Di dalam tanaman unsur K bukan unsur penyusun struktur jaringan tanaman, sehingga apabila bahan organik terdekomposisi akan membebaskan K dalam bentuk kation K*. Kation K* tersebut berada di fase larutan aiau terjerap lemah pada gugus fungsional koloid organik sehingga mudah tercuci atau hilang bersama air drainase Walaupun K bukan merupakan unsur penyusun struktur jaringan namun dibutuhkan dalam jumlah banyak, yaitu urutan ke tiga setelah N dan P. Oleh sebab itu dibutuhkan penambahan K cukup banyak dalam bentuk pupuk pupuk buatan atau pupuk alam Bahan alam dari limbah organik yang berkadar K tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber K diantaranya abu janjang kelapa sawit Menurut Said (1996) abu janjang kelapa sawit merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kelapa sawtt yang berasal dari sisa pembakaran tandan kosong kelapa sawit di dalam insenerator pada suhu 60o C. Hasil analisis abu janjang kelapa sawit terhadap beberapa sifat kimianya' ternyata mengandung 28,87% KzO, 4,76% CaO, O,42ok MgO, 0 60% P2O5 dan 61ok air (Nelvia 1997), sedangkan Sugiiono dan Sirait (1983) melaporkan bahwa kandungan KzO cukup tinggi yaitu 30-38%, P2O5 7o/o, CaO 9% dan kation basa lainnya. Dapat dtkatakan bahwa kadar KzO dalam abu janjang kelapa sawit lebih kurang separoh dai'i kadar K2O pada pupuk buatan Yaitu KCI Yang hanYa mengandung 60% KzO. Oleh sebab itu abu janjang kelapa sawit cukup berpotensi digunakan untuk mensubstitusi K sebagtan atau keseluruhan kebutuhan pupuk kalium, selain mengandung K juga mengandung Ca, Mg dan P serta dapat menaikkan pH tanah karena mgandung Ca dan Mg oksida. Di dalam tanaman K bukanlah merupakan unsur penyusun struktur jaringan, namun K berfungsi dalam pembentuk pati, proses fisiologis, metabolisme sel, mengaktif<an enzim, membuka dan menutuP stomata, meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan dan serangan penyakit, mempengaruhi
4

air di - repository.unri.ac.id

Dec 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: air di - repository.unri.ac.id

.,URNAL PENELITIAN XVll (2): 17-21 (2008)

rssN 0852-0585

PEMANFAATAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DALAM MEHSUBSTITU$IKEBUTUHAN K MELON PADA TANAH GAMBUT

NelviaProgram Studi llmu Tanah, Universitas Riau, Pekanbaru

ABSTRAK

The peat soi/ r's taken from Rimbo Panjang, Kampar Riau with saprik. The research is conducted

experime'ntty and uses factoial complete random design which contain of 2 factors: application of oil

patm bunci ash ln 4 tevels (0, 30A, 6A0 dan 900 kg/ha) and K feftilizer rn a/so 4 levels: (0, 36, 72 dan

l0BkgKzOha). Resu/t of theresearchindicatesthatoil patmbunchashcan substitute Karound36Xg Xrbni. The apptied of 3A0 kgtha of oil palm bunch ash without K fertilizer can increase height ofpirri, nut it does not influence an amount and weigth of leaves even though K dosage (K fertilizer

'anct oit palm bunch ashJ ls increased. The applied of 600 kgha of oil palm bunch ash can increase

melon fruit diameter and weight about 13,11% and 32,57% if it is compared to control.

Keywords: peat soil, K fertilizer, oil palm bunch ash

PENDAHULUAN

Tanah gambut di lndonesia umumnYa

tergolong ke dalam gambut miskin (oligotropik)

sampai sedang (mesotropik) dan hanya sedikityang tergolong subur (eutropik) Polak (1975).

Rendahnya tingkat kesuburan tanah gambut

dicerminkan oleh rendahnya kandungan unsurhara terutama hara makro seperti : N, P, K, Ca

dan Mg dan hara mikro seperti Cu, Zn dan B,

reaksi tanah sangat masam, kejenuhan basa(KB) rendah tetapi mempunyai kapasitas tukarkation (KTK) sangat tinggi (Tadano et al. '1992

dan Hardlowigeno, 1996) Selain itu juga

mengandung derivat asam-asam fenolat sepertiasam p-kumarat, p-hidroksibenzoat, vanilat,

ferulat, vanilat, sirrngat dan sinapat yang tinggisehingga meracun bagi tanaman (Tadano el a/1992). Dengan demikian tanah gambuttergolong tanah marginal dengan tingkatproduktivitas sangat rendah.

Tanah gambut dengan kadar K tinggihanya ditemukan pada tanah mineral dekatpantai atau daerah levee sungai. Tanah gambutdi daerah depresi mempunyai kadar K rendahKadar Ca dan Mg dapat ditukarkan juga rendahdan biasanya Ca > Mg t K Nilai kritis untukjerapan K biasanya tercapai bila ratio CalKlebih besar dari 4. Ratio CalK lebih besar dari 4sering ditemukan pada tanah gambutSumatera, sehingga pemupukan K sangatpenting (Tim lnstitut Pertanian Bogor, 1980).

Miskinnya tanah gambut akan hara K

disebabkan oleh'total hara tersebut memangrendah dalam struktur bahan organiUbahanpenyusun gambut. Di dalam tanaman unsur K

bukan unsur penyusun struktur jaringan

tanaman, sehingga apabila bahan organikterdekomposisi akan membebaskan K dalambentuk kation K*. Kation K* tersebut berada difase larutan aiau terjerap lemah pada gugus

fungsional koloid organik sehingga mudahtercuci atau hilang bersama air drainaseWalaupun K bukan merupakan unsur penyusunstruktur jaringan namun dibutuhkan dalamjumlah banyak, yaitu urutan ke tiga setelah N

dan P. Oleh sebab itu dibutuhkan penambahanK cukup banyak dalam bentuk pupuk pupuk

buatan atau pupuk alam Bahan alam dari

limbah organik yang berkadar K tinggi dan

dapat digunakan sebagai sumber K diantaranyaabu janjang kelapa sawit Menurut Said (1996)

abu janjang kelapa sawit merupakan limbah

dari proses pembuatan minyak kelapa sawttyang berasal dari sisa pembakaran tandankosong kelapa sawit di dalam insenerator pada

suhu 60o C. Hasil analisis abu janjang kelapasawit terhadap beberapa sifat kimianya'ternyata mengandung 28,87% KzO, 4,76%CaO, O,42ok MgO, 0 60% P2O5 dan 61ok air

(Nelvia 1997), sedangkan Sugiiono dan Sirait(1983) melaporkan bahwa kandungan KzO

cukup tinggi yaitu 30-38%, P2O5 7o/o, CaO 9%

dan kation basa lainnya. Dapat dtkatakanbahwa kadar KzO dalam abu janjang kelapasawit lebih kurang separoh dai'i kadar K2O padapupuk buatan Yaitu KCI Yang hanYa

mengandung 60% KzO. Oleh sebab itu abujanjang kelapa sawit cukup berpotensidigunakan untuk mensubstitusi K sebagtan atau

keseluruhan kebutuhan pupuk kalium, selainmengandung K juga mengandung Ca, Mg dan

P serta dapat menaikkan pH tanah karenamgandung Ca dan Mg oksida.

Di dalam tanaman K bukanlah merupakanunsur penyusun struktur jaringan, namun K

berfungsi dalam pembentuk pati, proses

fisiologis, metabolisme sel, mengaktif<anenzim, membuka dan menutuP stomata,meningkatkan daya tahan terhadap kekeringandan serangan penyakit, mempengaruhi

Page 2: air di - repository.unri.ac.id

Nefuia: Pemanfaatan Abu Janlang Kelapa Sawit dalam Mensubstitusi Kobutuhan K Melon pada Tanah Gambut

perkembangan akar dan penyerapan unsurhara lain (Jones ef a/. 1991; Hardjowigeno1995) Agar tanaman dapt turnbuh baik perluadanya keseimbangan unsur hara di dalamtanah sesuai dengan kebutuhan tanaman akanunsur tesebut, sebagai contoh bila tedalubanyak N atau K dapat mempersuliVmengurangi penyerapan Mn (Hardjowigeno1995). Sedangkan Mn di dalam tanamanberfungsi sebagal aktivator beberapa enzimterpenting dalam siklus kreb, dibutuhkan agarberfungsinya kloroplas dalam fotosintesis,sebagai anasir dalam fotosintesis ll untukfotosintesis (Radjagukguk 1982; Jones et a/.1991). Selain itu Mn juga bertindak sebagaijembatan untuk ATP dan kompleks enzimfosfokinase dan fosfotrasferase, serta berperanmengaktivasi oksidase lM (Jones et a/ 1991).Dengan demikian Mn merupakan faktoresensial dalam fotosintesis dan respirasr, danfungsinya berhubungan erat dengan Fe,sehingga harus ada keseimbangan keduanya.

Walaupun ditemukan berbagai kendalapada tanah gambut, namun lahan gambutmempunyai potensi cukup besar untukdikembangkan sebagai lahan pertanian karenaluasnya yang cukup besar. Dari berbagai hasilsurvei yang telah dilakukan terdapat sekitar 13-14 juta ha areal gambut (Subagyo. et a/. 2000)dan teresebar di pulau Sumatera, Kalimantandan lrian (Puslittanak lgg8). Pemanfaatangambut untuk bidang pertanian sudah banyakdilakukan, baik pangan maupun perkebunan,namun tingkat produksi rata-rata yang dicapaimasih rendah Tanah gambut juga berpeluanguntuk pengembangan budidaya hortrkulturaseperti buah-buahan Oleh sebab itu tidaktertutup kemungkinan untuk pengembangantanaman melon, karena buah melon dapatmemperbarki gizi masyarakat, meningkatkankualitas hidup dan pendapatan petani,

Buah melon mempunyai kandungan giziyang cukup tinggi dengan komposisi lengkap(lmam Suprayitna, 1996), dimana datam setiap100 gr daging buah melon mengandung: energisebanyak 22, A0 cal; protein 0,60 g; Iemak 0,'10g; karbohidrat 5,30 g; serat 0,30 g; abu 0,50mg; Ca 12,00 mg; P 30,00 mg; K 183,00 mg,Fe 0,50 mg; Na 6, 00 mg; Vit A 2, 140,00 S.l;Vit 81 0,03 mg ; Vit 82 0,02 mg ; Vit C 35,00 mg;Niacin 0,80 mg dan gula sekitar 1A%-16%.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan dt rumahkaca Fakultas Pertanian Unri, sejak Desember2006 hingga Maret 2007.

Penelitian menggunakan benih melonvarietas action 434, tanah gambut yang diambildi desa Rimbo Panjang, dengan tingkat

kematangan saprik. Sebagai sumber kaliumdigunakan abu janjang kelapa sawit dan pupukKCl, sebagai pupuk dasar digunakan pupukkandang, urea, TSP, dan pemberantas hamadan penyakit menggunakan Decis 2,5 EC,Dithane M-45, Agrimysin

Pelaksanaan PercobaanPercobaan dilaksanakan secara

eksperimen menggunakan Rancangan AcakLengkap Faktorial terdiri atas 2 faktor, yaitupemberian abu janjang kelapa sawit (0, 300,600 dan 900 kg/ha) dan pemberian pupukkalium (0, 36, 72 dan 108 kg K2O/ha), setiapperlakuan diualang 3 kali. Setiap polibag diisi10 kg tanah gambut.

Pengamatan dilakukan terhadap panjangbatang, jumlah dan lebar daun, lingkar danberat buah melon dan pengama[an secaravisual. Data hasil pengukuran dianalisis secarastatistik dengan menggunakan sedik ragam dannilai rata-rata dibandingkan denganmenggunakan metode beda nyata terkecil(BNT) dengan taraf u = SYo,

HASIL PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa panjangbatang melon meningkatkan secara signikandengan pemberian 300 kg/ha abu janjangkelapa sawit tanpa pupuk kalium, namuncendrung menurun bila diikuti denganpemberian pupuk kalium dibandingkan dengankontrol, dan juga cendrung menurun padatanpa atau dengan pemberian 600-900 kg/haabu janjang kelapa sawit baik diikuti atau tidakdiikuti dengan pemberian pupuk kaliumDengan kata lain pemberian abu janjang kelapasawit sebanyak 300 kg/ha dapat mensubsitusikebutuhan K tanaman.

Oleh karena abu janjang kelapa sawitmengandung sekitar 28,87-38% K2O (Nelvia1997; Sugr1ono dan Sirait 1983), berarti dalam300 kg abu janjang kelapa sawit akandibebaskan sebesar 86,61-114 kg KzO,sementara kebutuhan K melon secara umumsekitar 108 kg K2O/ha atau 180 kg KClihadengan kandungan KzO 60%. Unsur Kmerupakan unsur luxury consumtive, sehinggapeningkatan ketersediaan K melaluipeningkatan takaran pupuk kalium maupun abujanjang kelapa sawit tidak berpengaruhterhadap pembentukan jaringan (perpanjanganbatang) tanaman. Disamping itu K dalamtanaman tidak peranan sebagai unsurpenyusun jaringan tanaman. Menurut Jones efa/. (1991) K didalam tanaman berfungsi sebagaiaktivator enzim dan bukan penyusun jaringantanaman.

lo

Page 3: air di - repository.unri.ac.id

Netvia: Pamanfaatan Abu J8nj6fig Kelapa Sawil dalam Mensubsrrtusi Kebduhsn K Melon pada Tanah Gambur

Tabel4. Rerata Lingkar Buah Melon dengan Pemberian Abu Janjang Kelapa Sawit dan pupukKalium (cm)

(kg K2O/ha)900 Rerata600

03672108

34,67 bc33,50 c36,67 abc35,07 bc

36,00 abc36,60 abc37,17 abc35,67 bc

38,17 ab35,90 abc39,90 a37,67 abc

38,43 ab38,67 ab37,67 abc

36,82 a36,17 a37,85 a

38,67 ab 36.77 aRerata 34,98 b 36,36 ab 37,91 a 38.36 aAngkapadabarisdankolomyangsamayangdiikutihuruf

Tabel 5. Rerata Berat Buah Melon dengan Pemberian Abu Janjang Kelapa Sawit dan pupukKalium (g)

(xs xrolha) o Abu Jaj'A?ng Kelaea Sa#

Rerata

03672

586,67 abc513,33 c

633,33 abc 796,67 abc 816,67 ab

780,00 abc843,33 ab

715,83 ab579,17 b760,83 a

710,00 ab

693,33 abc 616,67 abc 740,00 abc696,67 abc 696,67 abc 870,00 a

108 566,67 bc 670,00 abc 760,00 abcRerata 590,83 b 680.83 ab 760,83 a 733.33 abAngkapadabarisdankolomyangsamayangdiikutihurufyangsa.

Contoh lain proses fisiologi yangdrtentukan oleh keberadaan unsur hara lainadalah proses fotosintesis. Dimana fotosintesishanya akan berjalan dengan lancar bilaterdapat klorofil terutama pada daun tanamanAdapun unsur hara yang berperan dalamproses fotosintesis selain K antara lain : C, H,O, N, Mg, Fe Mn dan lai-lain. Dengan berbagaialasan tersebut diatas sudah jelas bahwa unsurK bukan satu-satunya unsur yang berperanandalam pembentukan jaringan daun tanamantetapi juga ditentukan oleh ketersediaan unsurhara lainnya Dalam hal ini ketersediaan K tidakmenjadi faktor pembatas, namun ketersediaanunsur hara lain yang menjadi faktor pembataspembentukan jaringan (daun) tanaman.

Pada Tabel 4 dan S terlihat bahwapemberian abu janjang kelapa sawit sebanyak600 kg/ha dapat mengurangi kebutuhan pupukkalium sebesar 36 kg K2O/ha sehingga hanyadibutuhkan sebanyak 72 kg K2O/ha pupukkalium, dan dapat meningkatkan lingkar danberat buah melon sebesar 13,11% dan 32,57,/odibandingkan kontrol. Pemberian abu janjangkelapa sawit di bawah atau di atas takarantersebut baik diikuti maupun tidak diikutipemberian pupuk kalium cendrung menurunkanlingkar dan berat buah melon dibandingkankontrol.

Rendahnya penrngkatan lingkar dan beratbuah tersebut (hanya 13,11% dan 32,87%)tentu erat kaitannya dengan peranan K daiamtanaman, dimana K tidak terlibat dalampenyusunan struktur jaringan buah. Namun Kberperan dalam berbagai proses fisiologi danmetaboliseme sel seperti drjelaskansebelumnya. Dengan demikian pemberian

pupuk kalium dan abu janjang kelapa sawityang mengadung K cukup tinggi akanmeningkatkan ketersediaan K dalam tanah danpenyerapan K oleh tanaman, hal ini akanberdampak secara tidak langsung padakomponen produksi (lingkar dan berat buahmelon) Abu janjang kelapa sawit disampingmengandung unsur K juga mengandung Cadan P (Neivia 1997; Sugijono dan Sirait 1983).Unsur P dalam tanaman lebih bersifatfungsional dari pada struktural, dimana pberperan dalam pembentukan senyawaberenergi tinggi (ATP) dan berfungsi datammetabolisme sel dan proses fisiologi sepertiproses fotosintesrs dan respirasi. Denganmeningkatnya laju proses fotosintesis danmetabolisme akan meningkatkan hasilfotosintesis dan pembentukan 'berbagai

senyawa organik. Fotosintat akan digunakanoleh tanaman sebagai sumber energi metabolikmelalui proses respirasi, yang akan digunakandalam berbagai proses fisiologi danmetabolisme sel dalam tanaman, danpembetukan berbagai senyawa organrk.Kelebihan hasil fotosintesis yang tidakdirespirasikan serta bebagai senyawa organikyang terbentuk sebagian akan disimpan dalamjaringan penyimpan dalam hal ini adalahjaringan buah.

Menurut Hardjowigeno (1995) K di dalamtanaman juga mempengaruhi penyerapanunsur-unsur lain, kelebihan N atau K dapatmempersuliU mengurangi penyerapan unsurMn. Dengan demikian pemberian K yangberlebihan baik melalui pupuk kalium maupunabu janjang kelapa sawit alau keduanyaberpengaruh negatif pada pertumbuhan dan

an

Page 4: air di - repository.unri.ac.id

JURNAL PENELTTTAN XVlt (2): 17-21 (2008)

)roduksi tanaman karena mengganggu€nyerapan hara lain terutama Mn. Menurutlones ef a/. (1991) Mn sangat berperan datam)roses fotosintesis, respirasi dan metabolismerel Oleh sebab itu penurunan serapan Mnrkaibat pemberian K yang berlebihan telahnenyebabkan menurunnya proses fotosisntesislan respirasi serta pembentukan ATp danr*rb"agai senyawa organik yang dibentuk dalamrklus krebs terutama protein. Dengan demikianreningkatan/penurunan proses fisiologis:rutama proses fotosintesis, respirasi danrroses metabolisme sel berpengaruh secararngsung terhadap pertambahan lingkar danrerat buah melon.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwaremberian abu janjang kelapa sawit dapatnensubsitusi kalium sebanyak 36 kg K2O/hakebutuhan pupuk kalium berkurang 1i3 dariosis anjuran). Dimana pemberian 300 kg/habu janjang kelapa sawit tanpa pupuk kaliumapat menrngkatkan panjang batang, namundak berpengaruh pada jumlah dan lebar daunralaupun takaran K (pupuk kalium dan aburnjang kelapa sawit) ditingkatkan. Sedangkanemberian 600 kg/ha abu janjang kelapa sawitapat meningkatkan lingkar dan berat buahrelon sebesar 13,11% dan 32,57%ibandingkan kontrol. Pemberian K secaraerlebihan dalam bentuk pupuk kalium maupunbu janjang kelapa sawit dapat menurunkanerumbuhan dan produksi melon

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikanepada Dirjen DIKTI yang telah membiayaiebagian dari penelitian ini melalui program l-4HERE dan saudara Togu Fahotan purbaang telah membantu pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

lardjowigeno, S. 1995. llmu Tanah. AkademikaPressindo Jakarta.

1996. Pengembangan lahangambut untuk pertanian : Suatu peluang danTantangan. Orasi llmiah Guru Besar Tetapllmu Tanah. Fakultas Pertanian, lpB. 22 Juni1 996.

lavlin, J.L., J.D. Beaton, S.L. Tisdale and W.L.Nelson. 1999. Soit Fertility and Fertilizers anlntroduction to Nutrient Management. 6rh ed.The McMillan Publ. Co. USA 499 pp.

nam Suprayitna, 1996 Kiat Sukses Bertani.Penerbit CV. Aneka. Solo.

Jones, J.8., B. Wolf and H. A. Miils. 1991. ptanranalysis hanbook. a practical sample,preparation, analysis, and interpretationguide. Micro-macro publ. lnc. Georgia. 213pp.

Mangel, K., E.A. Kirby. 1987. principles of plantNutrition. 4 th. Publ lnternational potashlnsitu. Switzerland, p:403-420.

Nelvia 1997. Ameliorasi dan pemupukan FosfatAlam pada Tanah Gambut dan Serapan poleh Tanaman Jagung, Berkala peneiilianPasca Sarjana UGM, 10 (28) 273-ZW.

Polak, B. 1975. Character and occurrence of peatdeposits in the Malaysian tropics. pp: 71-g1.ln: G. J. Barstra, and W. A. Casparie (eds).Modern Quaternary Research in SouthheasiAsia. Balkema, Rotterdam.

Puslittanak 1998. Laporan survei dan pemetaantanah Blok A PLG Kalimantan Tengah,Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimal,Bogor.

Radjagukguk, B. 1982 Unsur-unsur hara mikro:Perannya dan gejala-gejala defisiensi padakaret, kopi dan coklat. Lecture Notes andDiscussion Material, Soils and NutritionWorkshop/Seminar, LPp, yogyakarta

Rukmana, 1994. Budidaya Melon Hibrida penerbitKanisius, Yogyakarta.

Said, EG. 1996. Penanganan dan PemanfaatanLimbah Kelapa Sawit. Ungaran, Jakarta.

Salisbury, F.B. and C. Ross l 969 plantPhysiology. Wadsworth Publ. ln AluminumTreated Roots of Barley. Science. 148.1476-1477.

Subagyo, H., Nata Suharta dan Agus B. Siswanto2000. Tanah-tanah pertanian di lndonesia,hlm 21-65. ln Abdurrachman A, Le lstiqlalAmien, Fahmudin Agus dan D. Djaenuddin(ed) Sumberdaya Lahan lndonesia danPengelolaannya. Puslittanak, Badan LitbangPertanian, Departemen Pertanian.

Sugijono dan Sirait 1983. Pengaruh abu janjangterhadap kemasaman (pH) tanah Podsolik,Regosol dan Aluvial. Buletin Balai PenelitianPerkebunan. 14 (3) Sepiember. Medan.

Tadano, T., K. Yonebayashi and N.Saito 1992.Effect of phenolic acids on the growth andoccurrence of sterility in crop plants. Pp:358-369. ln. K.Kyuma, P.Vajarnsorn andA.Zakaria (eds) Coastal lowland ecosystemsin southerm Thailand and Malaysia.Showado-printing co. Skyoku-Kyoto.

Tim lnstitut Pertanian Bogor 1980. Survai danPemetaan Tanah Daerah Air Padang-AirSugihan Sub P4S Sumatera Selatan. ProyekPembukaan Persawahan Pasang Surut,Direktorat Jedral Pengairan, Dept. PekerjaanUmum dan Tenaga Listrik. lnstitut PertanianBobor.

21