Date post: | 11-Dec-2015 |
Category: | Documents |
View: | 25 times |
Download: | 0 times |
USULAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
PELATIHAN
TATA LAKSANA DAN TATA KELOLA INDUSTRI MIGAS BAGI
MAHASISWA DAERAH TERDAMPAK
INDUSTRI MIGAS DI PROVINSI PAPUA BARAT
OLEH
KETUA
AGUSTINUS DENNY UNGGUL RAHARJO, ST., MOGE (NIDN. 0028057706)
ANGGOTA
NUR PRASETYO PONCO NUGROHO, ST., M.Eng (NIDN. 0024117406)
UNIVERSITAS PAPUAAPRIL 2015
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL iHALAMAN PENGESAHAN iiDAFTAR ISI iiiRINGKASAN ivBAB I PENDAHULUAN 11.1 Analisis Situasi 11.2 Permasalahan Mitra 21.3 Solusi Yang Ditawarkan 2BAB II TARGET DAN LUARAN 42.1 Target 42.2 Luaran 4BAB III METODE PELAKSANAAN 5BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI .... 6BAB V BIAYA DAN JADWAL 75.1 Biaya 75.2 Jadwal .... 8DAFTAR PUSTAKALampiran
iii
RINGKASAN
Provinsi Papua Barat merupakan daerah yang dianugrahi dengan kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah berupa minyak dan gas bumi
yang pengelolaannya diberikan kepada swasta maupun perusahaan milik pemerintah sesuai
aturan yang berlaku. Masyarakat terdampak kegiatan industri minyak dan gas bumi memiliki
latar belakang yang beragam. Persepsi dan penerimaan yang berbeda dan tingkat keterkaitan
terhadap industri minyak dan gas bumi yang berbeda pula seringkali menimbulkan
pergesekan diantara masyarakat, pemerintah, dan perusahaan. Khususnya masyarakat adat
pergesekan budaya dapat terjadi dan diperuncing dengan tumpang tindihnya pengakuan atas
tanah adat oleh pemerintah maupun perusahaan. Selain itu konflik sosial antara masyarakat
pendatang dan masyarakat yang berdomisili tetap juga dapat timbul. Disimpulkan bersama
bahwa permasalahan mendasar mitra adalah tidak memiliki pemahaman/pengetahuan baik
formal maupun informal tentang kegiatan usaha industri minyak dan gas bumi beserta segala
dampak positif maupun negatif industri tersebut terhadap khususnya masyarakat adat. Untuk
menjawab permasalahan mitra maka dirancanglah suatu kegiatan Ipteks Bagi Masyarakat:
Pelatihan Tata Laksana dan Tata Kelola Industri Minyak dan Gas Bumi Bagi Mahasiswa
Daerah Terdampak Industri Minyak dan Gas Bumi Di Provinsi Papua Barat.
Kata kunci: Masyarakat Adat, Industri Minyak dan Gas Bumi, tata kelola migas, tata laksana
migas
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Provinsi Papua Barat merupakan daerah yang dianugrahi dengan kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah berupa minyak dan gas bumi
yang pengelolaannya diberikan kepada swasta maupun perusahaan milik pemerintah sesuai
aturan yang berlaku.
Industri minyak dan gas bumi dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan hulu dan
kegiatan hilir. Kegiatan hulu berkaitan dengan usaha penemuan sumber-sumber minyak dan
gas bumi hingga upaya mengeluarkannya dari perut Bumi. Sedangkan kegiatan hilir adalah
usaha untuk mengkonversi minyak dan gas bumi menjadi bahan bakar sumber energi maupun
bahan petrokimia lainnya serta penjualan hasil konversi tersebut.
Di Provinsi Papua Barat kegiatan usaha pada kegiatan hulu lebih banyak daripada kegiatan
hilir, terutama pada daerah pesisir barat dan selatan Semenanjung Kepala Burung dan sekitar
Teluk Bintuni. Kegiatan hulu walaupun dilakukan di daerah terpencil umumnya melingkupi
daerah yang luas sehingga seringnya berada pada lokasi yang merupakan hak ulayat
masyarakat adat maupun daerah berpopulasi. Melihat adanya kegiatan/operasi usaha hulu
tersebut masyarakat adat memiliki keinginan untuk terlibat berdasarkan pada letak operasi
pada wilayah adat maupun tempat mereka tinggal dan juga atas alasan mendasar manusia
yaitu ekonomi.
Kegiatan industri minyak dan gas bumi dalam skala apapun selalu menjadi pendorong
kegiatan ekonomi di daerah industri tersebut berada. Laju kegiatan ekonomi utamanya
didukung oleh masyarakat pendatang yang baik secara langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan industri minyak dan gas bumi. Melihat banyaknya masyarakat pendatang
yang memperoleh manfaat ekonomi dari industri di daerah mereka, masyarakat setempat
memiliki pula keinginan untuk maju dengan meniru kegiatan-kegiatan serupa yang dilakukan
oleh masyarakat pendatang. Masyarakat setempat ini merupakan masyarakat non-pribumi
yang telah terlebih dahulu ada maupun masyarakat adat/pribumi yang mendominasi daerah
tersebut. Untuk selanjutnya masyarakat setempat ini disebut sebagai masyarakat terdampak
kegiatan industri minyak dan gas bumi.
Masyarakat terdampak kegiatan industri minyak dan gas bumi memiliki latar belakang yang
beragam. Untuk masyarakat adat tingkat pendidikan sangat beragam mulai dari pendidikan
dasar hingga postgraduate, walaupun secara rata-rata ada pada kisaran pendidikan dasar.
1
Disamping itu, karena sebagian daerah tempat industri minyak dan gas bumi berada telah
dikembangkan sejak masa pendudukan Belanda, maka sebagian masyarakat telah memiliki
pemahaman tentang industri minyak dan gas bumi. Sementara itu masyarakat lainnya
memiliki persepsi dan pandangan sendiri terhadap industri minyak dan gas bumi sesuai
dengan pengalaman hidup mereka.
Persepsi dan penerimaan yang berbeda dan tingkat keterkaitan terhadap industri minyak dan
gas bumi yang berbeda pula seringkali menimbulkan pergesekan diantara masyarakat,
pemerintah, dan perusahaan. Khususnya masyarakat adat pergesekan budaya dapat terjadi dan
diperuncing dengan tumpang tindihnya pengakuan atas tanah adat oleh pemerintah maupun
perusahaan. Selain itu konflik sosial antara masyarakat pendatang dan masyarakat yang
berdomisili tetap juga dapat timbul.
1.2 Permasalahan Mitra
Mitra adalah Mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat adat tedampak kegiatan
industri minyak dan gas bumi. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra, walaupun mitra
berstatus Mahasiswa yang memiliki pendidikan di atas rata-rata, adalah:
1. Mitra tidak terdidik/terlatih secara formal mengenai industri minyak dan gas bumi
2. Mitra tidak memiliki akses terhadap informasi mengenai usaha industri minyak dan gas
bumi
3. Mitra setelah lulus diharapkan oleh masyarakat adat tempat mereka berasal dapat mewakili
masyarakat adat atau memberikan masukan kepada masyarakat adat terhadap
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adat; diantaranya kegiatan
usaha industri minyak dan gas bumi.
Disimpulkan bersama bahwa permasalahan mendasar mitra adalah tidak memiliki
pemahaman/pengetahuan baik formal maupun informal tentang kegiatan usaha industri
minyak dan gas bumi beserta segala dampak positif maupun negatif industri tersebut terhadap
khususnya masyarakat adat.
1.3 Solusi Yang Ditawarkan
Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Papua memiliki sumberdaya untuk dapat
memberikan pemahaman, pengetahuan, informasi, dan sumbang saran mengenai kegiatan
usaha industri minyak dan gas bumi beserta dampak industri tersebut pada masyarakat adat.
2
Untuk menjawab permasalahan mitra maka dirancanglah suatu kegiatan Ipteks Bagi
Masyarakat: Pelatihan Tata Laksana dan Tata Kelola Industri Minyak dan Gas Bumi
Bagi Mahasiswa Daerah Terdampak Industri Minyak dan Gas Bumi Di Provinsi Papua
Barat yang bertujuan untuk:
1. Memberikan pengetahuan tentang industri minyak dan gas bumi secara komprehensif
2. Memberikan pengetahuan tentang peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan
industri minyak dan gas bumi, termasuk di dalamnya peraturan tentang Dana Bagi Hasil
Migas
3. Memberikan informasi tentang dampak industri minyak dan gas bumi bagi masyarakat dan
lingkungan
4. Menyiapkan Mahasiswa peserta pelatihan sebagai agen yang dapat memberikan informasi
yang berdasarkan fakta mengenai industri minyak dan gas bumi, khususnya di Provinsi
Papua Barat
3
BAB II TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target kegiatan ini adalah Mahasiswa anggota masyarakat adat daerah terdampak industri
minyak dan gas bumi dari empat Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Papua Barat.
Mahasiswa yang ikut pada kegiatan ini adalah hasil rekomendasi mitra yang merupakan
Asrama Mahasiswa masing-masing Kabupaten/Kota di Manokwari Ibukota Provinsi Papua
Barat. Adapun mitra terdiri dari empat Asrama Mahasiswa, yaitu:
1. Asrama Mahasiswa Malamoi (Kota Sorong)
2. Asrama Mahasiswa Kabupaten Sorong
3. Asrama Mahasiwa Kabupaten Teluk Bintuni
4. Asrama Mahasiswa Kabupaten Raja Ampat
Masing-masing Asrama Mahasiswa akan merekomendasikan lima orang anggotanya untuk
dapat mengikuti kegiatan ini.
2.2 Luaran
Luaran kegiatan ini adalah jasa. Jasa yang dimaksud adalah jasa pelatihan mengenai tata
laksana dan tata kelola industri minyak dan gas bumi bagi Mahasiswa anggota masyarakat
adat terdampak industri minyak dan gas bumi di Provinsi Papua Barat. Diharapkan setelah
mengikuti pelatihan Mahasiswa tersebut dapat menjadi agen penyebar informasi yang baik
dan tepat mengenai industri minyak dan gas bumi khususnya di Provinsi Papua Barat. Selain
itu diharapkan Mahasiswa peserta pelatihan dapat memberikan masukan bagi masyarakat adat
mengenai bagaimana berinteraksi dengan pemerintah dan perusahaan terkait dengan industri
minyak dan gas bumi.
4
BAB III METODE PELAKSANAAN
Pelatihan akan dibagi menjadi