KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN SIBIMA KABUPATEN PANGANDARAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNANKAWASAN AGROPOLITAN SIBIMA KABUPATEN PANGANDARAN
KEBIJAKAN PEMBANGUNANKAWASAN AGROPOLITAN SIBIMA KABUPATEN PANGANDARAN
PENDAHULUAN
Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan salah satu upaya mempercepat pembangunan perdesaan dan pertanian, dimana kota sebagai pusat kawasan dengan ketersediaan sumber dayanya, tumbuh dan berkembang dengan mengakses, melayani, mendorong usaha agrobisnis di desa-desa kawasan (hinterland).
Mempercepat pembangunan ekonomi daerah dan mengurangi kesenjangan pendapatan antar masyarakat.
Pengembangan kawasan agropolitan dilaksanakan secara bertahap berorientasi jangka panjang, dimulai dengan program jangka pendek yang bersifat rintisan yang pada tahap pertama perlu diberikan stimulan.
Pengembangan kawasan agropolitan harus sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki daerah.
Program agropolitan dimulai pada tahun 2016 yang masih bersifat rintisan pada beberapa daerah dan Kab. Pangandaran.
Latar Belakang Perlunya Pengembangan Agropolitan ?1. Mengurangi pengurasan kekayaan desa (sentra produksi) ke kota besar2. Menghidupkan ekonomi perdesaan / kerakyatan dengan memberdayakan potensi desa sehingga mengurangi ketergantungan kepada kota besar3. Mengurangi kemacetan / aglomerasi baik modal, industri, transportasi dll) kota-kota besar yang merusak lingkungan4. Agropolis dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu mendorong, menghela dan melayani daerah pertumbuhan5. Mengembangkan sistem dan usaha agribisnis dalam suatu kawasan terpilih dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
MaksudMeningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing dengan berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi.
Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan pembangunan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat. Mendorong pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan.
Meningkatkan peran dunia usaha melalui penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan ekonomi daerah dan wilayah.
Memfasilitasi pembangunan prasarana dan sarana perkotaan atau perdesaan yang berwawasan lingkungan dalam rangka mendorong terwujudnya tata perkotaan / perdesaan yang seimbang, terintegrasi dengan pengembangan tata ruang wilayah.
Meningkatkan akses perdesaan terhadap pusat-pusat pertumbuhan, pasar serta lokasi-lokasi penting dalam kegiatan agribisnis.
Meningkatkan teknologi yang dibutuhkan dalam kegiatan agribisnis.
PengertianAGROPOLITANKota pertanian yang tumbuh dan berkembang, memacu
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya.
KAWASAN AGROPOLITANKawasan agribisnis terpilih yang terdiri dari kota pertanian dan
daerah sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan batasan administrasi pemerintah, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi
Pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis Terpilih yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan, untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah
TUJUAN DAN SASARAN
TujuanPengembangan kawasan agropolitan tujuannya
adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan, dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah Daerah dan masyarakat).
Sasaran
Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu meningkatkan produksi, produktivitas komoditi pertanian, serta produk-produk olahan pertanian lainnya.
Penguatan kelembagaan petani.Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis
(penyediaan agroinput, pengolahan hasil, dan penyediaan jasa).
Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan terpadu.
Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi.
Peningkatan sarana dan prasarana.
Analisis SWOT terhadap sektor pertanian
Merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu organisasi.
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman).
KEKUATAN
Potensi Lahan masih besar.Kondisi agroekosistem bervariasi.Jumlah petani banyak.Lembaga petani sudah terbentuk.
KELEMAHAN:
Kurangnya sarana produksi pertanian (Saprotan).
Masih rendahnya produktivitas tanaman.
Belum tersedianya pasar di tiap sentra produksi.
Kualitas SDM di sektor pertanian belum memadai.
PELUANG
Kemajuan teknologi yang mendukung kegiatan usaha.
Permintaan pasar cenderung meningkat.
Adanya dukungan swasta dan koperasi dalam penyediaan saprotan.
Pusat pengembangan agropolitan.
ANCAMAN
Harga komoditi hasil pertanian relatif murah.
Belum adanya industri pengolahan hasil pertanian.
Kurangnya aksesibiltas pasar.Adanya gangguan hama dan penyakit
tanaman.
STRATEGI TERPILIH
Strategi UtamaStrategi WT (Weakness Treath = kelemahan dan Ancaman) :Stabilitasasi harga komoditi.Penyediaan sarana dan prasarana.Strategi Alternatif1. Strategi SO (Strenght Oppurtunity = kekuatan dan Peluang) :Peningkatan produktivitasPengembangan sistem informasi pasar.2. Strategi ST (Strenght Treath = kekuatan dan Ancaman) :Pengembangan pengolahan hasil (agroindustri).Pengwilayahan komoditi.3. Strategi WO (Weakness Opportunity = Kelemahan dan Peluang) :Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani.Pengembangan pola kemitraan petani dan swasta/perbankan.
STRATEGI PENGEMBANGAN
Pembangunan sistem dan usaha agrobisnis berorientasi pada kekuatan pasar.
Pengembangan sarana dan prasarana dan prasarana publik yang berwawasan lingkungan, misalnya pembangunan jalan akses.
Reformasi regulasi yang berhubungan dengan penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan usaha.
ARAH PENGEMBANGANUntuk mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan
agropolitan, maka arah pengembangan agropolitan di Kabupaten Pangandaran adalah:
1. Pemberdayaan Masyarakat, terutama pelaku agrobisnis, termasuk peningkatan kualitas pengusaha sehingga mampu memanfaatkan potensi / peluang ekonomi pedesaan.
2. Menjamin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan tepat.
3. Pengembangan kelembagaan petani, penyuluhan pertanian menjadi Balai Penyuluhan Pembangunan Terpadu.
4. Pengembangan kelembagaan keuangan.5. Pengembangan pusat - pusat pertumbuhan agribisnis dan industri
pertanian secara lokalita.6. Peningkatan perdagangan / pemasaran.7. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
umum yang bersifat strategis.8. Pengembangan pendidikan pertanian.9. Pengembangan pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.
ANALISIS PENETAPAN KOMODITAS UNGGULAN, ANDALAN, & POTENSIAL
Merupakan komoditas basis dan bukan merupakan komoditas yang memiliki nilai strategik - politik
Merupakan komoditas basis dan unggulan di Kawasan Agropolitan Kab. Pangandaran
Merupakan komoditas basis yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan teknologi lokal maupun modern dalam proses agroindustri kecil - menengah maupun besar.
Merupakan komoditas yang dapat diusahakan dalam sistem produksi farming / usaha tani terpadu
KRITERIA PENETAPAN KAWASAN AGROPOLITANMerupakan Kawasan PerdesaanKarena keunggulan / kelebihannya
tercantum dalam prioritas pembangunan Kabupaten atau SWP.
Merupakan satuan kawasan perdesaan dengan fungsi tertentu
Prasyarat-prasyarat Khusus
Model dan Skenario Pengembangan Kawasan Agropolitan
Rencana pengembangan sistem dan usaha agribisnis di Kawasan Agropolitan meliputi :
Kelompok Tanaman Pangan (padi, jagung),
Hortikultura (kentang, bawang daun, durian, rambutan, pisang),
Perkebunan (cengkeh, kopi, tebu), Peternakan (sapi, domba / kambing).
Hirarki pusat-pusat pertumbuhan di Kawasan Agropolitan
Pada jenjang paling bawah merupakan ruang yang mewadahi kawasan budidaya dengan sirkum 6 km untuk area produksi yang kemudian disebut sebagai Kawasan Sentra Produksi (KSP).
Pada jenjang yang ada di atas KSP adalah ruang yang terdiri dari kumpulan beberapa KSP yang memiliki akses dan membutuhkan ruang untuk pelayanan dengan jarak tempuh kurang lebih 10 - 15 km dalam kawasan atau ruang yang mampu mewadahi segala kegiatan KSP.
Lanjutan…
Pada jenjang paling atas adalah ruang Kawasan Agropolitan Kabupaten Pangandaran yang berdasarkan strategi geografi mempunyai intensitas akses yang tinggi, sehingga direncanakan menjadi ruang yang berfungsi sebagai koridor pengembangan baru di bagian Selatan dan Utara Kabupaten Pangandaran dan juga berfungsi sebagai penghubung antara Kawasan Agropolitan Kabupaten Pangandaran dengan wilayah hinterland maupun dengan Kabupaten lain (Kabupaten Banjar, Cilacap, Tasikmalaya dan Ciamis). Dengan kata lain, bahwa pusat dari Kawasan Agropolitan Kabupaten Pangandaran (disebut sebagai Kota Tani Utama).
Rencana Pengembangan Sarana-PrasaranaRencana Sarana PerindustrianPenambahan sarana perindustrian untuk pengepakan beras;Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk
pengolahan jagung menjadi tepung maizena, dan pakan ternak;
Pengadaan sarana perindustrian untuk pengolahan durian menjadi dodol, dan jam/jelly;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk pengolahan mangga menjadi sirup, manisan, sari buah, kripik, jam/jelly;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk pengolahan sawo menjadi kripik, manisan, dan sari buah;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk pengolahan pisang menjadi sirup, kripik, sale dan jam/jelly;
Pengadaan sarana perindustrian untuk pengolahan kentang menjadi kripik;
Penambahan sarana perindustrian untuk pengolahan pakan ternak;
Lanjutan…
Rencana Sarana Lembaga PerekonomianPembangunan koperasi saprodi (sarana
produksi untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan);
Membangun Balai Informasi AgropolitanMembangun dan menambah Bank
Perkreditan RakyatMembangun Lumbung Desa Modern
(LDM);Membangun outlet untuk pemasaran buah-
buahan segar dan hasil pengolahan buah unggulan dan potensial.
Lanjutan…
Prasarana Air Bersihpemanfaatan sumber mata air melalui jaringan perpipaan
yang tertata rapi dan terkontrol secara menyeluruh serta pemanfaatan air sungai dengan pengolahan teknologi menjadi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan Perencanaan.
Prasarana Irigasipengoptimalan prasarana irigasi yang sudah ada dengan
perbaikan-perbaikan saluran yang rusak dan bantuan pompa untuk daerah yang letaknya jauh dari bangunan irigasi.
Pemanfaatan sungai dan anak sungai yang mengalir di kawasan perencanaan dengan mengoptimalkan fungsi saluran irigasi, baik saluran primer, sekunder maupun tersier.
Prasarana JalanPrasarana Persampahan
Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sasaran utama masyarakat (masyarakat = pelaku yang terlibat langsung dengan kegiatan agropolitan seperti masyarakat tani, kelompok tani, petugas penyuluh lapangan pertanian dan peternakan)
Upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan cara pemberian penyuluhan-penyuluhan oleh PPL mengenai berbagai macam teknologi pertanian yang tepat guna dan efisien dalam mengolah dan memanfaatkan produksi pertanian maupun sisa produk pertanian yang tidak dapat terjual.
Rencana Pengembangan Sistem Kelembagaan
Kebijakan : pembentukan dan penguatan kelembagaan tani, pemda sebagai fasilitator : langkahnya kelompok tani, gapoktan, poktan / koperasi agribisnis berbadan hukum, asosiasi petani / produsen; kelembagaan lain misal ; kios saprodi, pengolahan & pemasaran
Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian di Kab. Pangandaran Tahun 2016 diarahkan pada:
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang.
Mengembangkan jaringan produksi dan pemasaran.
Pengembangan Teknologi Pertanian.Mengembangkan Pusat Pertumbuhan di
Kawasan Agropolitan untuk mendukung sistem agribisnis dan pengembangan ekonomi lokal.
Mengembangkan industri kecil dan rumah tangga di kawasan perdesaan.
UPAYA PEMERINTAH KAB. PANGANDARAN DALAM MENDUKUNG PROGRAM
AGROPOLITANProgram agropolitan merupakan program pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan dimulai pada tahun 2016.Kab. Pangandaran sebagai pusat pengembangan agropolitan yang
dipusatkan di Kec. Langkaplancar, karena pertimbangan: Potensi lahan yang sangat besar dan agroklimat serta masyarakatnya paling banyak berprofesi sebagai petani.
Setelah Kec. Langkaplancar maka pemerintah Kab. Pangandaran mencari alternatif lokasi / wilayah kawasan pengembangan agropolitan.
Melihat potensi wilayah dan akses pasar maka pusat pengembangan kawasan agropolitan di Kab. Pangandaran diusulkan adalah Kecamatan Langkaplancar, dengan daerah hinterlandnya adalah Kec. Cigugur, dan Parigi.
Pembentukan Pokja agropolitan tingkat Kabupaten Pangandaran yang anggotanya terdiri dari dinas instansi terkait, dan seluruh stakeholder termasuk KTNA.
SARAN
Untuk Pemerintah Kabupaten diharapkan dalam rangka pembuatan sarana penunjang infrastruktur seperti jalan akses agar kiranya sebelum dilaksanakan, dapat dikoordinasikan dengan Pemerintah Desa dan Kecamatan sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai secara efektif.
Untuk masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan dan mendukung program Agroplitan yang sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri, terutama yang berada di wilayah pusat pengembangan Agropolitan.
TERIMA KASIH
KABUPATEN PANGANDARAN