Top Banner
9 AgroinovasI Badan Litbang Pertanian Edisi 23-29 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLI Kini isu pertanian organik makin kuat diwacanakan sejalan dengan makin diminatinya produk-produk pangan organik, makin mahalnya pupuk an organik serta makin dirasakannya kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk pabrikan secara terus menerus. Dalam beberapa dasa warsa terakhir penggunaan pupuk organik (kompos) makin diminati berbagai pihak, baik petani maupun pengusaha pertanian meskipun sifatnya masih partial. Umumnya para petani membuat kompos masih dilakukan secara tradisional, yaitu kotoran ternak/biomasa ditumpuk begitu saja, fermentasi berjalan secara alamiah, sehingga mutu pupuk yang dihasilkan kurang memadai. Kini beberapa teknik pembuatan pupuk organik secara modern telah diintroduksikan, untuk memperoleh kompos yang lebih bermutu, antara lain dengan menggunakan mikroba inokulan dalam fermentasi. Salah satu inokulan untuk pembuatan kompos bermutu, yang ditemukan oleh BPTP-Bali adalah RB (Rumino Bacillus). Fermentor ini terdiri dari 2 jenis bakteri, yakni Rumminococcus plavifasius yang memiliki fungsi sebagai dekomposer dan merangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai dekomposer, serta berfungsi sebagai biopestisida, sehingga dapat membantu memproteksi tanaman dari gangguan bakteri-bakteri pathogen. Dari segi kualitas, kompos yang diproduksi dengan proses fermentasi yang menggunakan teknologi baru ini jauh lebih baik. Hasil kajian menunjukkan kandungan N, C-organik K dan P kompos dari kotoran sapi meningkat dari 0,81%, 2,26%, 418 ppm, 489 ppm menjadi 1,34%, 3,64%, 823 ppm dan 558 ppm. Penggunaan di lapangan tergantung dari jenis tanaman dan pola pemupukan. Aplikasi pada tanaman kopi dan kakao umur 4-7 tahun dapat diberikan sebanyak 10 kg/pohon/tahun dengan dua kali aplikasi, yaitu pada awal dan akhir musim hujan masing-masing 5kg/pohon. Tanaman padi penggunaannya pada tahap awal sekitar 2 ton per ha per musim, dengan tetap memberikan pupuk an-organik (urea, SP–36, KCl) sebanyak 50% dari dosis anjuran. Bila aplikasi dalam pemupukan tepat akan diperoleh peningkatan produktifitas kopi atau kakao sekitar 30-40% dibandingkan dengan penggunaan kompos konvensional. Demikian pula pada padi dan cabe di mana kombinasi penggunaan pupuk organik dan an-organik akan dapat meningkatkan produktifitas sekitar 30-35% dibandingkan dengan menggunakan pupuk an-organik 100%. Kini inokulan RB telah dipakai oleh hampir 1.000 petani, dengan luas areal pertanaman tidak kurang dari 400 hektar, baik di daerah perkebunan, persawahan serta untuk tanaman hias di pertamanan. PUPUK ORGANIK CAIR Di beberapa daerah penggunaan pupuk organik kini makin digalakkan, namun sifatnya masih sporadis. Untuk melakukan gerakan masal penggunaaan pupuk organik menghadapi 2 kendala yakni : (1) di beberapa lokasi jumlah ternak masih relatif kurang dibandingkan dengan luas areal tanaman dan (2) meskipun LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU
5

AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

Feb 14, 2018

Download

Documents

vudat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

9AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian Edisi 23-29 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLI

Kini isu pertanian organik makin kuat diwacanakan sejalan dengan makin diminatinya produk-produk pangan organik, makin mahalnya pupuk an organik serta makin dirasakannya kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk pabrikan secara terus menerus. Dalam beberapa dasa warsa terakhir penggunaan pupuk organik (kompos) makin diminati berbagai pihak, baik petani maupun pengusaha pertanian meskipun sifatnya masih partial.

Umumnya para petani membuat kompos masih dilakukan secara tradisional, yaitu kotoran ternak/biomasa ditumpuk begitu saja, fermentasi berjalan secara alamiah, sehingga mutu pupuk yang dihasilkan kurang memadai. Kini beberapa teknik pembuatan pupuk organik secara modern telah diintroduksikan, untuk memperoleh kompos yang lebih bermutu, antara lain dengan menggunakan mikroba inokulan dalam fermentasi.

Salah satu inokulan untuk pembuatan kompos bermutu, yang ditemukan oleh BPTP-Bali adalah RB (Rumino Bacillus). Fermentor ini terdiri dari 2 jenis bakteri, yakni Rumminococcus plavifasius yang memiliki fungsi sebagai dekomposer dan merangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai dekomposer, serta berfungsi sebagai biopestisida, sehingga dapat membantu memproteksi tanaman dari gangguan bakteri-bakteri pathogen.

Dari segi kualitas, kompos yang diproduksi dengan proses fermentasi yang menggunakan teknologi baru ini jauh lebih baik. Hasil kajian menunjukkan kandungan N, C-organik K dan P kompos dari kotoran sapi meningkat dari 0,81%, 2,26%, 418 ppm, 489 ppm menjadi 1,34%, 3,64%, 823 ppm dan 558 ppm.

Penggunaan di lapangan tergantung dari jenis tanaman dan pola pemupukan. Aplikasi pada tanaman kopi dan kakao umur 4-7 tahun dapat diberikan sebanyak 10 kg/pohon/tahun dengan dua kali aplikasi, yaitu pada awal dan akhir musim hujan masing-masing 5kg/pohon. Tanaman padi penggunaannya pada tahap awal sekitar 2 ton per ha per musim, dengan tetap memberikan pupuk an-organik (urea, SP–36, KCl) sebanyak 50% dari dosis anjuran. Bila aplikasi dalam pemupukan tepat akan diperoleh peningkatan produktifitas kopi atau kakao sekitar 30-40% dibandingkan dengan penggunaan kompos konvensional. Demikian pula pada padi dan cabe di mana kombinasi penggunaan pupuk organik dan an-organik akan dapat meningkatkan produktifitas sekitar 30-35% dibandingkan dengan menggunakan pupuk an-organik 100%.

Kini inokulan RB telah dipakai oleh hampir 1.000 petani, dengan luas areal pertanaman tidak kurang dari 400 hektar, baik di daerah perkebunan, persawahan serta untuk tanaman hias di pertamanan.

PUPUK ORGANIK CAIR Di beberapa daerah penggunaan pupuk organik kini makin digalakkan,

namun sifatnya masih sporadis. Untuk melakukan gerakan masal penggunaaan pupuk organik menghadapi 2 kendala yakni : (1) di beberapa lokasi jumlah ternak masih relatif kurang dibandingkan dengan luas areal tanaman dan (2) meskipun

LIMBAHPUN BERMANFAATINOKULAN RB UNTUK PRODUKSI KOMPOS BERMUTU

Page 2: AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

Edisi 23 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLII

10 AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian

bahan baku pupuk organik murah, namun aplikasinya mahal karena volume penggunaannya besar, dan bentuknya padat sehingga memerlukan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan aplikasi pupuk an-organik.

Untuk mengatasi kendala tersebut, di antara alternatif pemecahan yang mungkin dilakukan adalah penggunaan pupuk organik cair yang bahannya dari kotoran (faeces) dan kencing (urine) ternak. Dengan produksi pupuk organik

Menutup kotoran ternak yang terlah diinokulasi

Aplikasi pemupukan pada tanaman kopi

Page 3: AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

11AgroinovasI

Edisi 23-29 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLIBadan Litbang Pertanian

Produktivitas kopi meningkat 30-40%

cair ini diperoleh kelebihan-kelebihan, antara lain : (1) bahan baku pupuk organik bisa bertambah tidak hanya dari kotoran (faeces) tapi juga dari kencing ternak, (2) menghemat penggunaan kompos (pupuk padat), (3) aplikasinya lebih mudah, dilakukan dengan penyemprotan, dan tidak harus membuat lubang pada tanah.

Pembuatan pupuk organik cair memerlukan desain kandang khusus untuk memisahkan antara faeses dengan urine yang dilengkapi dengan bak penampungan dan fermentasi urine. Urine yang telah tertampung difermentasi dengan menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan Azotobacter selama 7 hari. Pada hari ke-8 urine kemudian diputar di tangga penipisan untuk memberikan kesempatan pada Azotobacter untuk mengikat nitrogen lebih banyak di udara. Melalui proses ini kandungan unsur hara pada urine mengalami peningkatan. Pada urine sapi kandungan unsur N meningkat dari 0,23% menjadi 0,71% dan kandungan kaliumnya meningkat dari 202 ppm menjadi 598 ppm. Untuk urine kambing kandungan unsur N meningkat dari 0,34% menjadi 0,89% dan kandungan kaliumnya meningkat dari 759 ppm menjadi 1.770 ppm. Di samping itu pada biourine juga mengandung zat perangsang pertumbuhan. Sementara dari biokultur (cairan faeses yang difermentasi) memiliki kandungan P yang lebih tinggi.

Aplikasi pupuk cair (bio urine dan bio kultur) ini pada tanaman kopi dan kakao dengan dosis 6 liter ditambah 4 kg kompos padat per pohon per tahun, dapat menghasilkan produksi 30-35% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan kompos konvensional yang dosisnya 10-12 kg/pohon/tahun. Pada tanaman bawang merah dapat menghemat penggunaan pupuk an-organik (Urea, SP-36 dan KCl) hingga 40% dengan produktivitas mengalami peningkatan hingga 40%. Pada tanaman jagung juga dapat menghemat pupuk an-organik hingga 50% dengan

Page 4: AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

12 AgroinovasI

Badan Litbang PertanianEdisi 23 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLII

Menambah inokulan (Azotobacter) ke dalam bak urine

Memutar urine di tangga penipisan

Aplikasi pada tanaman padi

Page 5: AgroinovasI LIMBAHPUN BERMANFAAT INOKULAN RB · PDF filemerangsang pertumbuhan tanaman dan Bacillus thuringiensis yang berfungsi sebagai ... menggunakan fermentor Rumino Bacilus dan

13AgroinovasI

Badan Litbang Pertanian Edisi 23-29 Nopember 2011 No.3432 Tahun XLI

Paprika yang mendapat pupuk cair (biourine)

peningkatan produktivitas hingga 25 - 30%. Teknologi produksi pupuk cair dengan inokulan RB dan Azotobacter ini kini

mulai berkembang, dan penyebarannya dilakukan oleh para penyuluh, LSM dan oleh petani sendiri, dan saat ini penggunanya sudah lebih dari 100 orang di Bali. Diaplikasikan pada tanaman industri dan tanaman pangan, bahkan di desa Pancasari-Buleleng, telah diaplikasikan pada tanaman paprika dengan sistem irigasi tetes.

BPTP BaliJl. Bypass Ngurah Ray, Pasanggaran PO Box 3480 Denpasar, Bali