Agen Pengedali Hayati Dipresentasikan oleh: Ichsan Nurul Bari, Ph.D.
Agen Pengedali Hayati
Dipresentasikan oleh:
Ichsan Nurul Bari, Ph.D.
Nama Ichsan Nurul Bari, S.P., M.Si., Ph.D.
NIP 19791225 200604 1 001
Kantor Fakultas Pertanian-Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang km 21, Jatinangor Sumedang 45363, Jawa Barat
Alamat Jl. Borobudur A4 No. 6, Kompleks Cibaduyut Permai, Bandung 40239
Telp. 81288637675
Email [email protected]
Biodata
Riwayat PendidikanS1 (S.P.) Fakultas Pertanian-Universitas Padjadjaran
S2 (M.Si) Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung
S3 (Ph.D.) The United Graduate School of Agricultural Sciences, Ehime University (Japan)
Topik
A. Pendahuluan
1. Mengapa menggunakan APH
2. Pengantar Pengedalian Hayati
B. Strategi penggunaan APH
1. Importasi
2. Augmentasi
3. Konsevasi
C. APH untuk mengendalikan Hama Vertebrata dan Invertebrata
D. APH untuk mengendalikan Gulma
E. APH untuk mengendalikan Patogen dan Nematoda Parasit
F. Peluang dan tantangan pemanfaatan APH di sektor perkebunan
1. Keamanan pengedalian hayati
2. Implementasi pengedalian hayati di sektor perkebunan saat ini
Sejarah penggunaan bahan Kimia dalam pengedalian OPT
Data penjualan pestisida secara global dalam 2 dekade terakhir (Bateman, 2000)
Dampak Pestisida: 1. Resurgensi
Resurgensi terjadi ketika musuh alami musnah. Pestisida seringkali membunuh musuh alami dalam porsi yang lebih banyak dibanding hama. Oleh Karena itu, populasi hama dapat meningkat secara cepat
Ledakan Aonidieellaaurantii, pada tanamaan jeruk terkait penyemprotan DDT, dibandinkan tanaman yang tidak disemprot
Dampak Pestisida: 2. Ledakan hama sekunder
Fenomena ledakan hama sekunder terjadi ketika aplikasi pestisida secara tidak sengaja membunuh musuh alami biasanya memangsa spesies tertentu yang semula belum berperan menjadi hama.
Meningkatnya populasi hama sekunder di Kanada. Gilpinia hercyniae.
Dampak Pestisida: 3. Resistensi
(1) ketika pestisida kimia sintetik diaplikasikan, secara umum membunuh hama yang rentan dan meninggalkan individu yang tahan atau kuat. (2) Individu-individu hama yang tahan tersebut dan keturunya tidak terbunuh oleh pestisida sejenis pada waktu aplikasi selanjutnya, (3) setelah aplikasi pestisida secara berulang, individu hama yang tahan atau resisten mendominasi dan mengakibatkan aplikasi pestisida sejenis tidak akan efektif lagi
Kesadaran manusia akan kesehatan dan kelestarian lingkungan
Rachel Carson
Seorang pemerhati lingkungan yang mengarang buku “Silent Spring” telah menggugah dunia akan kesadaran bahaya pestisida
Pengedalian HayatiBiological Control
–Eilenberg et al., 2001
“The use of living organisms to suppress the population of a specific pest organism, making
it less abundant or less damaging than it would otherwise be.”
Dinamika kepadatan populasi OPT, Ambang ekonomi, untuk pengelolaan keputusan pengendalian OPT
Strategi Penggunaan APH
1. Importasi
2. Augmentasi
3. Konservasi
–Eilenberg et al., 2001
“The intentional introduction of an exotic biological control agent for permanent
establishment and long-term pest control”
1. Importasi
Introduksi Kumbang Rodolia cardinalis untuk mengendalikan hama Cottony cushion scale di California.
TERMINOLOGI terkait:
Establishment Permanent occurrence of an imported natural enemy in a new environment.
Complete control When no other control method is required or used, at least where the agent is established.
Substantial control Other control methods are needed but the efforts required have been reduced due to the activity of the natural enemy.
Partial control While the natural enemy has some effect, other means of control are still necessary (also called “negligible” control).
–Eilenberg et al., 2001
“The use of living organisms to control pests when control is achieved exclusively by the organisms themselves that have
been released”
“The intentional release of a living organism as a biological control agent with the expectation that it will multiply and
control the pest for an extended period, but not that it will do so permanently “
2. Augmentasi: Inundatif dan Inokulatif
Rilis Metarhizium anisopliaeuntuk mengendalikan African Grasshopper (Lomer et al., 1997)
European corn borer dan Trichogramma (Wright et al., 2002.)
–Eilenberg et al., 2001
“Modification of the environment or existing practices to protect and enhance specific
natural enemies or other organisms to reduce the effect of pests ”
3. Konservasi
Conservation
Altering pesticide use
Enhancement
Providing food, often nectar and pollen sources
Providing permanent habitats, shelter and favorable microclimate
Providing alternate prey or hosts (often present naturally in more diverse habitats)
Agen Pengendali Hayati
Predator
Parasitoid
Patogen
Bakteri
Jamur
Virus
Oomycota
Kompetitor
Kombinasi penggunaan parasitoid dan patogen
1. Predator: Vertebrata dan Invertebrata
2. Parasitoid
3. Nematoda parasit
4. BAKTERI
Virus
Jamur/Fungi
Bakteri AntagonisAPH
Bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik).
Habitat dan peranan yang luas.
Agen Antagonis
Antagonism refers to the action of any organism
that suppress or interfere the normal
growth and activity of a plant pathogen, such as
the main parts of bacteria or fungi.
Mekanisme
Antibiosis example- enzymes, toxins, antibiotics.
Direct parasitism example- biotrophic or necrotrophic.
Kompetition example- for nutrients, space, etc.
Induced resistance (indirect).
1. Bacillus sp.bakteri Gram positif, berbentuk batang,
dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob. Sporanya tahan terhadap panas (suhu tinggi), mampu mendegradasi Xylan
dan karbohidrat
Senyawa antibiotik yang dihasilkan Bacillus sp adalah: basitrasin, pumulin, laterosporin, gramisidin, dan tirocidin yang efektif melawan bakteri Gram positif serta kolistin dan polimiksin bersifat efektif melawan bakteri Gram negatif. Sedangkan difficidin memiliki spektrum lebar, mikobacilin dan zwittermicin bersifat antijamur (Todar, 2005)
2. Pseudomonas fluorescens
a common Gram-negative, rod-shaped bacterium.[1] It belongs to the Pseudomonas genus;
Mekanisme antaginisme P. fluorescens:
SIR (phytohormone cytokinin)
Kompetisi
Antibiosis (2,4-diacetylphloroglucinol (2,4-DAPG))
39 (0,6%) dari total 2475 formulasi pestisidayang terdaftar pada tahun 2012.
Kendala pengembangan
belum adanya standardisasi mutu bahan aktif.
Regulasi sama dengan pestisida lainnya.
masa simpan bahan aktif sangat pendek (short life).
Terima kasih