ADOPSI IPSAS OLEH PSAP Kelompok 6 : • Indah Tiara Amiati • Nabila Ahmad Mashabi • Nadya Permatasari
ADOPSI IPSAS OLEH PSAP
Kelompok 6 :• Indah Tiara Amiati• Nabila Ahmad Mashabi• Nadya Permatasari• Rizky Mafriza
LATAR BELAKANG
Banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik yang telah mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya, namun praktik akuntansi yang dilakukan memiliki banyak perbedaan, khususnya dalam proses pelaporan keuangan.
ACUAN DALAM MENYUSUN STANDAR INTERNASIONAL
• IAS, terutama pada pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan konteks dan karakteristik akuntansi sektor publik.
• Peraturan perundang-undangan.• Asosiasi Profesi.• Berbagai organisasi lain yang
bergerak atau berkepentingan dalam akuntansi sektor publik.
Adopsi IPSAS Oleh PSAP
4
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
IFACInternational Federation
of Accountants
KSAPKomite Standar Audit
PP 71/2010 Tentang Standar Akuntansi
PemerintahPengganti PP 24/2005
IPSASBInternational Public Sector Accounting Standards Board PP 24/2005
Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Efektif tidak berlaku pertanggal 22 Oktober 2010
PENGGUNAAN IPSAS
• Jika dalam suatu negara terdapat arahan dan peraturan hukum yang menuntut pelaporan keuangan organisasi sektor publik, yang dibuat oleh pemerintahnya maupun oleh badan pengatur atau organisasi profesi akuntan, maka IPSAS tidak dimaksudkan sebagai pengganti peraturan yang telah ditetapkan di negara bersangkutan.
• Bagi negara yang belum mengembangkan standar akuntansi untuk pemerintah dan organisasi sektor publik, IPSAS dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan standar dimaksud.
• Cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik, termasuk juga lembaga pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah regional (provinsi), pemda (kabupaten/kota), maupun komponen-komponen kerjanya (dinas-dinas).
Adopsi IPSAS Oleh PSAP
Penyusunan laporan
keuangan berbasis Kas
Penyusunan laporan
keuangan berbasis Kas
Menuju Akrual
Penyusunan laporan
keuangan berbasis Akrual
Adopsi IPSAS Oleh PSAP
• Empat strategi utama pembangunan SAP suatu bangsa dalam itikad harmonisasi PSAP dengan IPSAS, yaitu strategi :1.Adopsi, 2.Adaptasi, 3.Menciptakan sendiri atau 4.Strategi campuran dari ketiga ancangan itu
Adopsi IPSAS Oleh PSAP• International Federation of Accountant (IFAC) sebagai badan penyusun
standar akuntansi internasional menyarankan implementasi basis akrual untuk sektor publik.
• Study #14 IFAC Public Sector Committee (2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
• Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya sehingga dapat diukur kapasitas pemerintah yang sebenarnya.
• Akuntansi pemerintah berbasis akrual juga memungkinkan pemerintah untuk mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumberdaya masa depan dan mewujudkan pengelolaan yang baik atas sumberdaya tersebut.
ADOPSI IPSAS OLEH INDONESIA
IPSAS-compliant government accounting standards are in the process of being developed.
KSAP mengacu pada praktik terbaik internasional, diantaranya IPSAS, namun disesuaikan dengan kondisi
di Indonesia, antara lain dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku, praktik – praktik keuangan yang ada, serta kesiapan sumber daya para
penguna SAP
Strategi AdopsiStrategi adopsi ini terbagi menjadi :a. Adopsi paripurna (full benchmarking), artinya seluruh kumpulan IPSAS tersebut diadopsi sepenuhnya, tanpa penolakan sedikitpun dari bagian-bagiannya.b. Adopsi sebagian kumpulan IPSAS tersebut (partial benchmarking). Suatu pernyataan IPSAS tertentu diabaikan, yang berarti tidak diadopsi. Pengabaian harus dilakukan dengan justifikasi profesional dan masuk akal bagi dunia internasional dan PBB.
Kelemahan Strategi Adopsi1. Sebuah standar internasional sering memberi beberapa opsi perlakuan akuntansi (sehingga
terlampau banyak pilihan untuk suatu bangsa tertentu, maka perlu disempitkan), dalam suatu
kontinuum,dari yang paling sederhana (untuk merangkul entitas yang masih terbelakang) sampai
yang paling canggih (untuk memfasilitasi entitas paling canggih , maju atau modern).Bila
demikian, maka strategi adopsi menjadi tidak mungkin apabila sebagai suatu bangsa, RI harus
memilih salah satu perlakuan akuntansi yang paling cocok untuk bangsanya. Opsi perlakuan
selebihnya ditolak oleh RI, sehingga muncullah IPSAS Dipersempit dengan membuat covering
letter adopsi yang berisi memorandum perkecualian.
Contoh kalimat memorandum adalah sbb :
Pemerintah RI menyatakan mengadopsi Pernyataan IPSAS No. .. Berjudul .. Dalam
segala hal yang signifikan, kecuali (1) tidak mengadopsi seluruh paragraf Nomor …,
karena …,(2) tidak mengadopsi bagian paragraf No…. khususnya tentang …, dengan
alasan …. .
Pemilihan suatu opsi perlakuan akuntansi dan menggugurkan perlakuan selebihnya, adalah
proses seleksi atau adopsi parsial
Kelemahan Strategi Adopsi2. Strategi mengadopsi IPSAS yang telah terbit, bukan berarti
menggaransi mengadopsi seluruh IPSAS yang akan
terbit dari sumber rujukan yang sama, karena terbitan
IPSAS tertentu dimasa yang akan datang itu tidak cocok
untuk RI. Strategi ini disebut “ Strategi adopsi (paripurna)
IPSAS yang telah terbit, dan strategi seleksi untuk IPSAS
yang akan terbit”, atau “ Strategi adopsi terseleksi“
nomor-nomor standar secara individual (baik yang telah
ada maupun IPSAS yang akan terbit kemudian).
Kelemahan Strategi Adopsi
• Adopsi nomor-demi nomor standar internasional
dimungkinkan setelah melalui prosedur yang layak, juga
setelah dengar pendapat publik dan uji kepantasan aplikasi
standar tersebut. Penerapan uji coba disarankan sebelum
suatu nomor baru IPSAS diresmikansebagai standar baru
yang diaopsi oleh KSAP. Makin banyak nomor-nomor yang
dapat diadposi, makin memudahkan bangsa itu dalam
pergaulan akuntansi global, dan mendapat country rating
internasional
Manfaat Yang Diharapkan Adopsi IPSAS
• Tergambarnya informasi operasi/kegiatan. Gambaran perkembangan
operasi/kegiatan ini tertuang dalam Laporan Operasional.
Penerapan akuntansi berbasis akrual diharapkan akan memberikan manfaat yang lebih
besar bagi pemerintah, maupun bagi masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan.
1. Manfaat bagi pemerintah, antara lain untuk memberikan informasi yang lebih
transparan mengenai biaya pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak
sekedar informasi yang berbasis kas.
2. Manfaat bagi masyarakat sebagai pengguna laporan antara lain apabila laporan
keuangan disajikan dengan basis akrual memungkinkan pengguna laporan untuk
menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas, menilai
kinerja, serta mengetahui posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas pelaporan
Manfaat Yang Diharapkan Adopsi IPSAS
• Menyajikan informasi seluruh posisis keuangan yang terdiri dari
aset, hutang, dan ekuitas suatu entitas pemerintah yang dengan
menggunakan informasi yang diperluas, tidak sekedar informasi
yang berbasis kas dalam memberikan informasi yang akurat.
• Pada hakekatnya IPSAS memang disusun agar dapat digunakan
oleh negara-negara dalam mengembangkan atau merevisi
standarnya. Dengan pengadopsian IPSAS diharapkan dapat
meningkatkan komparabilitas laporan keuangan entitas
pemerintah secara internasional
Harmonisasi IPSASIPSAS Judul PSAP Judul
IPSAS 1 Presentation of Financial Statements
SAP 1 Penyajian laporan keuangan
IPSAS 2 Cash Flow Statements SAP 3 Laporan Arus Kas
IPSAS 3 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
SAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
IPSAS 4 The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
- -
IPSAS 5 Borrowing Costs - -
IPSAS 6 Consolidated and Separate Financial Statements
SAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
IPSAS 7 Investments in Associates SAP 6 Akuntansi Investasi
IPSAS 8 Interests in Joint Ventures - -
IPSAS 9 Revenue from Exchange Transactions
- -
IPSAS 10 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
- -
IPSAS Judul PSAP Judul
IPSAS 11 Construction Contracts SAP 8 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
IPSAS 12 Inventories SAP 5 Akuntansi Persedian
IPSAS 13 Leases - -
IPSAS 14 Events After the Reporting Date - -
IPSAS 15 Financial Instruments: Disclosure and Presentation
-
IPSAS 16 Investment Property - -
IPSAS 17 Property, Plant and Equipment SAP 7 Akuntansi Aset Tetap
IPSAS 18 Segment Report - -
IPSAS 19 Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
SAP 9 Akuntansi Kewajiban
IPSAS 20 Related Party Disclosures - -
IPSAS 21 Impairment of Non-Cash-Generating Assets
- -
IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General Government Sector
- -
IPSAS 23 Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
- -
IPSAS Judul PSAP Judul
IPSAS 24 Presentation of Budget Information in Financial Statements
- -
IPSAS 25 Employee Benefits - -
IPSAS 26 Impairment of Cash-Generating Assets
- -
IPSAS 27 Agriculture - -
IPSAS 28 Financial Instruments: Presentation
SAP 4 Catatan Atasa Laporan Keuangan
IPSAS 29 Financial Instruments: Recognition and Measurement
SAP 4 Catatan Atasa Laporan Keuangan
IPSAS 30 Financial Instruments: Disclosures
SAP 4 Catatan Atasa Laporan Keuangan
IPSAS 31 Intangible Assets - -
IPSAS 32 Service Concession Arrangements: Grantor
- -
Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual IPSAS
• Ada tiga negara yang sukses menerapkan akuntansi akrual, antara lain New
Zealand, Australia, dan Swedia
• New Zealand : implementasi basis akrual karena peran aktif dari Treasury dan
badan akuntansi professional yang memberikan dukungan berupa
penyelenggaraan pelatihan, serta pelayanan konsultasi kepada entitas
pemerintah. Terkait dana, diandalkan dari surplus anggaran. Adanya
perubahan menjadi basis akrual sebagai dasar penyusunan anggaran dan
laporan keuangan berdampak positif, yakni terjadinya surplus. Hal ini dapat
dibuktikan menurut Mulyana (2009) bahwa setelah mengalami defisit selama
20 tahun berturut-turut, kemudian berubah secara mengejutkan menjadi
surplus dalam tiga tahun terakhir (1994-1996)
Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual IPSAS
• Australia : Dinyatakan berhasil mengimplementasikan basis akrual berkat
keterlibatan dari berbagai tingkat pemerintahan dalam mensosialisasikan visi
akrual, serta pelaksanaan tahapan reformasi menuju akuntansi akrual yang
berhasil dicanangkan.
• Swedia : pelaksanaan implementasi akuntansi basis akrual tidak menimbulkan
masalah karena tiga alasan
1) Tidak ada perubahan organisasi yang diperlukan. Artinya, struktur
Pemerintah Swedia cocok dalam pelaksanaan implementasi basis akrual.
2) Basis akrual awalnya hanya diimplementasikan untuk akuntansi lembaga
(agency) dan untuk keseluruhan pelaporan pemerintah, tidak untuk tujuan
penganggaran.
3) Suatu studi empiris menunjukkan bahwa akuntansi akrual dianggap relatif
mudah untuk ditangani oleh lembaga
Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual IPSAS
• Portugis dan Italia dinyatakan kurang berhasil dalam menerapkan akrual.
Penyebab lemahnya implementasi sistem akuntansi yang baru ini, yaitu
kuatnya tradisi dalam budaya entitas pemerintah sehingga menghambat
pengenalan basis akrual, serta kurangnya partisipasi aktif dari para personel
pemerintah dalam proses reformasi menuju akrual.
Tantangan Penerapan Berbasis Akrual Menurut Standar IPSAS
1. Persiapan dalam perubahan budaya entitas pemerintah. Basis
akrual tidak hanya sekedar pelatihan teknik akuntansi. Basis ini
melibatkan perubahan budaya dalam entitas pemerintah. Basis
akrual dikatakan berhasil apabila laporan keuangan dengan
menggunakan basis akrual dapat memperbaiki pengambilan
keputusan. Memang perubahan ini tidak terjadi secara otomatis,
jadi diperlukan sosialisasi secara aktif khususnya pada pegawai
senior dan pegawai yang memiliki otoritas dalam pengambilan
keputusan
Tantangan Penerapan Berbasis Akrual Menurut Standar IPSAS
2. Pemilihan model implementasi. Terdapat dua model dalam upaya implementasi basis
akrual yang dijadikan pertimbangan, yaitu Model Big Bang dan Model Bertahap. Pada
pendekatan model Big Bang, basis akrual secara langsung diterapkan pada entitas
pemerintah, pengambilan keputusan harus segera dibuat seiring dengan kemuculan
berbagai permasalahan yan terjadi akibat dari penggunaan sistem akuntansi yang
baru. Namun, dengan berjalannya waktu sistem akuntansi akrual nantinya akan dapat
memberikan solusi terbaik dari permasalahan- permasalahan tersebut. Sementara itu
pada pendekatan model Bertahap, dua basis diterapkan secara paralel pada masa
transisi. Artinya, entitas pemerintah tidak hanya menerapkan akuntansi basis akrual,
tetapi juga tetap mempertahankan basis kas dalam penyusunan laporan keuangan
dan anggaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi resiko kegagalan pada
penerapan basis akrual
Tantangan Penerapan Berbasis Akrual Menurut Standar IPSAS
3. Membutuhkan komunikasi. Negara yang pertama kali
mengimplemantasikan basis akrual dalam akuntansi
pemerintahannya membutuhkan lebih banyak komunikasi
mengenai proses pengimplementasian. Komunikasi ini mencakup
asosiasi adanya perubahan budaya organisasi. Dalam hal ini hasil
dan manfaat yang ingin dicapai dengan penerapan basis akrual
harus secara intens dikomunikasikan kepada pihak pihak yang
bersangkutan
Tantangan Penerapan Berbasis Akrual Menurut Standar IPSAS
4. Keahlian akuntansi. Dibutuhkan berbagai pengembangan keahlian dan pelatihan SDM
dalam implementasi akrual. Hal ini sangat penting dilaksanakan untuk meningkatkan
keahlian mereka yang selama ini masih terlatih hanya sebatas akuntansi basis kas.
5. Pemilihan IT Based System (sistem teknologi informasi). Perubahan sistem akuntansi dalam
entitas pemerintah selalu diikuti oleh perubahan teknologi informasi. Pada implementasi
basis akrual, sistem teknologi informasi (IT) juga harus diperbarui agar dapat menangani
tambahan informasi terkait basis akrual. Penggunaan software IT dapat mengadopsi
software yang digunakan perusahaan komersial atau entitas pemerintah dapat
merancang sistem IT sendiri untuk diaplikasikan.