Top Banner
ADAPTASI MAHASISWA UNPAD ASAL MALAYSIA DI JATINANGOR Laporan Penelitian Kualitatif disusun untuk memenuhi tugas project Mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif Nama Anggota Kelompok Rahmad Efendi (170510080013) Dwi Rahma Safitri (170510080033) Winda Nastiti P.A. (170510080045) Jurusan Antropologi 1
34

adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Jun 29, 2015

Download

Documents

Bocah Buana
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

ADAPTASI MAHASISWA UNPAD ASAL MALAYSIA DI

JATINANGOR

Laporan Penelitian Kualitatif

disusun untuk memenuhi tugas project

Mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Nama Anggota Kelompok

Rahmad Efendi (170510080013)

Dwi Rahma Safitri (170510080033)

Winda Nastiti P.A. (170510080045)

Jurusan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Padjadjaran

Desember 2010

1

Page 2: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………..…………………………………… i

Pendahuluan ….………………………………………………………………………. 1

Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 4

Pertanyaan penelitian ………………………………………………………………….. 4

Definisi Operasional …………………………………………………………………. 4

Metodologi Penelitian

Desain penelitian (data set) ………………………………………………….. 5

Lokasi Penelitian ………………………………………………………….. 5

Kategori Informan …………………………………………………………… 6

Sampel …………………………………………………………………..

6

Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………… 6

Hasil Penelitian ………………………………………………………………….. 9

Analisis ………………………………………………………………………….. 14

Kesimpulan ………………………………………………………………………….. 20

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….. 22

Lampiran (dalam file lampiran) …..……………………………………………….. --

2

Page 3: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

I. Pendahuluan

Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai proses adaptasi yang dilakukan oleh

mahasiswa asal Malaysia UNPAD di Jatinangor. Penelitian ini mencoba melihat proses

penyesuaian diri mahasiswa asal Malaysia sebagai mahasiswa asing yang kuliah di UNPAD.

Kajian penelitian ini difokuskan pada mahasiswa Malaysia etnis Melayu angkatan 2008 dan

angkatan 2010 di Fakultas Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran Gigi, dan Fakultas

Farmasi Universitas Padjadjaran Jatinangor.

UNPAD saat ini tercatat sebagai perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing

terbanyak di Indonesia. Setidaknya terdapat 800-an mahasiswa dari berbagai negara seperti

Malaysia, Laos, Madagaskar, Korea, Kamboja, Papua Nugini, dan Uganda yang belajar di

Unpad [Unpad.ac.id, 26/05/2010]. Karena memiliki latar pendidikan yang sama sebagai

Mahasiswa UNPAD, tentunya kami sering kali melihat bentuk adaptasi yang dilakukan oleh

mahasiswa asing terutama yang berasal dari Malaysia di Jatinangor.

Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa

memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus

bertindak agar dapat diterima dalam masyarakat. Melalui proses enkulturasi, pola budaya

diinternalisasikan dan menjadi bagian dari kepribadian dan perilaku individu. Hasil

internalisasi ini membuat individu mudah berinteraksi dengan anggota lain dari kelompok

budaya yang sama. Budaya memprogram kita untuk mendefinisikan apa yang nyata, apa

yang baik, apa yang benar, apa yang dimaksud dengan indah dan lain sebagainya

(Gudykunst dan Kim, 2003). Perbedaan antara budaya yang dikenal individu dengan budaya

asing dapat menyebabkan individu sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.

Individu mungkin menghadapi cara berpakaian, cuaca, makanan, bahasa, orang-orang,

sekolah dan nilai-nilai yang berbeda (Kingsley dan Dakhari, 2006). Penelitian ini mencoba

menemukan hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa asal Malaysia terkait dengan

proses adaptasi mereka dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat di Jatinangor dan

bagaimana pula strategi mereka untuk mengatasi hal tersebut.

3

Page 4: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

II. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses adaptasi mahasiswa UNPAD asal

Malaysia di Jatinangor. Mendeskripsikan hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa

asal Malaysia terkait dengan proses adaptasi mereka dengan nilai-nilai sosial budaya

masyarakat di Jatinangor dan bagaimana pula strategi mereka untuk mengatasi hal

tersebut.

III. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum proses adaptasi pada mahasiswa asing asal Malaysia

yang menempuh pendidikan di UNPAD Jatinangor?

IV. Definisi Operasional

a. Adaptasi, menurut Cohen ( 1985:2 ) merupakan suatu proses yang dialami oleh

sekelompok suku bangsa yang memasuki suatu daerah yang masih baru baginya,

Dimana kebudayaanya itu terpisah secara fisik dengan kebutuhannya. Kelompok

tersebut akan melakukan adaptasi terhadap lingkungan sosial budaya dan fisik

ditempat yang baru. Bila suku pendatang ingin hidup survive di tempat yang baru,

biasanya mereka akan mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan sosial budaya yang

dimiliki suku bangsa setempat.

Agar dapat hidup bertahan di daerah lain, setiap suku bangsa mempunyai strategi

penyesuaian untuk itu. Strategi tersebut disebut sebagai kebudayaan yang bersifat

adaptif, karena kebudayaan itu melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri

pada kebutuhan fisiologis dari badan dari mereka, dan penyesuaian pada lingkungan

yang bersifat fisik geografis maupun lingkungan sosialnya. (Menurut R. Ember dan

M. Ember dalam Ihromi 1987:28 )

4

Page 5: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

b. Mahasiswa Malaysia adalah para mahasiswa asing asal Malaysia yang berkuliah di

UNPAD. Mahasiswa asing Malaysia ini dapat dikategorikan sebagai sojourner, yaitu

individu yang pindah dan tinggal sementara di kebudayaan baru dalam jangka waktu

lebih dari enam bulan. Bochner (1986).

c. Adaptasi mahasiswa asing asal Malaysia merupakan proses penyesuaian mahasiswa

asing asal Malaysia terhadap nilai-nilai sosial budaya masyarakat di Jatinangor dan

bagaimana pula strategi mereka untuk mengatasi hal tersebut. Adaptasi tersebut

meliputi proses penyesuaian diri mereka di kampus dan sekitar kampus yang

mengakibatkan mahasiswa Malaysia tersebut dapat bertahan hidup di Jatinangor.

(Peneliti).

V. Metodologi Penelitian

V.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripstif, studi kasus yang

meneliti suatu kasus pola adaptasi mahasiswa Unpad yang berasal dari Malaysia dengan

lingkungan disekitarnya.

Studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu

(kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok

sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan

berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.( John W.Creswell, dalam

Qualitative Inquiry and Research).

Sebagai acuan pencarian data, agar pertanyaan penelitian dapat terjawab, kami

membuat desain data set sebagai berikut.(data set terlampir)

V.2. Lokasi Penelitian

a. Kampus UNPAD Jatinangor. Sebagai ruang pokok mereka ketika menuntut ilmu,

tentunya mahasiswa Malaysia banyak menghabiskan banyak waktunya di dalam satu hari

di kampus. Berbagai interaksi pun dilakukan di kampus sebagai bahasa pergaulan sesama

mahasiswa dengan kesamaan disiplin ilmu. Baik interaksi sesama etnis maupun lintas

etnis.

5

Page 6: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

b. Bale Padjadjaran. Sebagai tempat tinggal pokok bagi mahasiswa asal Malaysia di tingkat

awal.

c. Pondok Alpina. Pondok Alpina adalah salah satu dari kosan di kawasan Jatinangor yang

menjadi tempat tinggal mayoritas mahasiswa Malaysia etnis melayu yang berkuliah di

Jatinangor setelah keluar dari Bale Padjadjaran.

d. Lingkungan kampus UNPAD. Merupakan ruang sosial dimana mahasiswa Malaysia

melakukan interaksi dengan masyarakat lokal Jatinangor.

V.3. Kategori informan

Informan dalam penelitian ini adalah perwakilan dari mahasiswa Malaysia

Universitas Padjadjaran Mahasiswa Malaysia, angkatan 2008 – 2010, laki-laki dan

perempuan, dari etnis Melayu, yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran

Gigi, dan Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.

V.4. Sampel

Pemilihan sampel yang dilakukan dalam bentuk purposive sampling dan snow

ball. Awalnya kami memilih ketua pengurus dari Perhimpunan Mahasiswa Malaysia di

UNPAD sebagai informan kunci. Setelah itu informan kunci merekomendasikan

beberapa informan selanjutnya.

V.5. Teknik Pengumpulan Data

a) Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan adalah observasi non-partisipasi. Dalam

observasi non-partisipasi, peneliti hanya mengamati dengan mengambil suatu jarak

tertentu tanpa terlibat langsung dalam kegiatan atau fenomena sosial yang tengah

berlangsung. Melalui observasi diharapkan dapat diperoleh gambaran umum mengenai

bentuk interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa Malaysia. Observasi dilakukan di

Kampus, Bale Padjadjaran, lingkungan kampus UNPAD, dan Pondok Alpina. Observasi

dilakukan dengan mengamati objek penelitian dari suatu tempat, dalam jangka waktu

tertentu, dan hasil pengamatan tersebut dicatat dalam catatan observasi. ( Pedoman

observasi terlampir )

6

Page 7: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

b) Wawancara

Informan yang dipilih dalam penelitian ini meliputi mahasiswa Malaysia Fakultas

Kedokteran angkatan 2008 dan angkatan 2010, yaitu mahasiswa Malaysia etnis Cina dan

mahasiswa Malaysia etnis melayu yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas

Kedokteran Gigi, dan Fakultas farmasi. Wawancara yang dilakukan meliputi aspek

demografis, komunikasi/penggunaan bahasa, cara bergaul, gaya berpakaian, makanan,

aktifitas diluar kampus, dan pemilihan tempat tinggal. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan instrument berupa daftar pertanyaan terstruktur berdasarkan data set yang

telah dibuat. Selain itu wawancara juga dilakukan dalam Forum Grup Discussion (FGD)

dengan beberapa orang mahasiswa Malaysia. (Pedoman wawancara terlampir )

c) Studi Literatur

Dalam menganalisis proses adaptasi sosial budaya yang terjadi di kalangan

mahasiswa Malaysia yang kuliah di UNPAD, tentu harus didukung dan dikuatkan oleh

teori-teori yang sudah ada. Dibawah ini tercantum teori-teori yang digunakan untuk

menganalisis proses adaptasi sosial budaya mahasiswa Malaysia di UNPAD :

1. Teori Evolusi Budaya (Julian H.Stewart)

Budaya manusia itu berkembang menurut beberapa arah yang berbeda. Evolusi

budaya tidak bersifat unilinter, bahkan multilinter. Evolusi manusia bukanlah sematamata

biologik belaka, malahan merupakan interaksi antara ciri-ciri fisik dan budaya, setiap ciri

itu saling mempengaruhi satu sama lainnya. Manusia itu mempunyai upaya untuk

menciptakan penyelesaian-penyelesaian yang rasional dalam kehidupan mereka, terutama

dalam alam dan masalah-masalah teknis, dan juga mereka berupaya untuk

mentransformasi penyelesaian tersebut kepada generasi berikut dan anggota lain dalam

masyarakatnya. (teori neo-evolusionis)

2. Teori Kohesivitas dalam kelompok

Kelompok yang lebih kecil rata-rata Lebih kohesiv dari pada kelompok yang lebih

besar begitu pula jangkauannya (range) kohesivitas kelompok yang lebih kccil lebih

7

Page 8: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

besar dari pada kelompok yang lebih besar. Kohesivitas yang lebih besar terutama

berkembang dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang lebih

bersifat kerjasama daripada persaingan (Jewel & Reitz, 1981). Kesempatan saling

berinteraksi antara para anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya

kohesivitas kelompok tersebut. Kohesivitas yang lebih besar terdapat dalam kelompok

yang mempunyai lebih banyak kemiripan sikap, pendapat, nilai dan perilaku diantara

para anggotanya ( Cartwright, 1968 ). ( Kiesler & Kiesler, 1969, dalam, Jewell, LN;

Siegall M, 1990 ).

3. Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Mead)

Teori interaksi simbolik memfokuskan kepada asal interaksi, yaitu aktivitas sosial

yang bersifat dinamik dalam kehidupan para individu. Dalam melakukan interaksi sosial,

seseorang akan melibatkan dirinya dengan orang lain, persepektif simbol-simbol,

pengalaman hidup, pikiran dan kemampuan seseorang dalam menentukan perannya.

Menurut Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008:

96), interaksi simbolik pada intinya menjelaskan tentang kerangka referensi untuk

memahami bagaimana manusia, bersama dengan orang lain, menciptakan dunia simbolik

dan bagaimana cara dunia membentuk perilaku manusia.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang

berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah

interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi

makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Seperti yang

dicatat oleh Douglas (1970) dalam Ardianto (2007: 136), Makna itu berasal dari interaksi,

dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan

dengan individu lain melalui interaksi.

8

Page 9: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

VI. HASIL PENELITIAN

VI.1. Karakter Demografis Para Informan

Informan Demografis

Anis Malaysia Melayu, FKG, 2010, 18 tahun, Perempuan.

khairul Malaysia Melayu, FK, 2008. Selangor, Malaysia. Melayu. 21 tahun, laki-laki

Zul azim Malaysia Cina, Farmasi, 2008. Terengganu, Malaysia. China. 21 tahun, laki-laki

VI.2. Komunikasi/ penggunaan bahasa

Para informan menjelaskan penggunaan bahasa yang digunakan sehari-hari (tabel terlampir)

Anis mengatakan ketika ia berbicara dengan sesama etnis Melayu ia biasa menggunakan

bahasa Melayu. saat berbicara dengan orang Indonesia Ia menggunakan bahasa

Indonesia. Ketika berkomunikasi dengan Malaysia etnis cina dan India ia menggunakan

bahasa Inggris.

Khairul mengatakan ketika ia berbicara dengan sesama etnis Melayu ia biasa

menggunakan bahasa Melayu. saat berbicara dengan orang Indonesia Ia menggunakan

bahasa Indonesia. Ketika berkomunikasi dengan Malaysia etnis cina dan India ia

menggunakan bahasa Inggris.

Zul mengatakan sesama melayu menggunakan bahasa melayu kalau berkomunikasi

dengan Malaysia etnis Cina dan India menggunakan bahasa Inggris dan Melayu. Jika

dengan orang Indonesia berbicara bahasa Indonesia.

VI.3 Cara Bergaul

Para informan menjelaskan cara mereka bergaul dengan sesama etnis dan antar etnis (tabel

terlampir)

Anis mengatakan bahwa teman dekat yang dimilikinya adalah sesama melayu.

Menurutnya berteman dengan sesama Muslim itu lebih diutamakan. Diluar jam kuliahnya

9

Page 10: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

biasanya ia pergi ke Bandung untuk berbelanja. Anis mengakui pentingnya untuk belajar

bahasa Indonesia karena berada di Indonesia.

Khairul mengatakan bahwa teman dekatnya adalah sesama orang-orang Malaysia dan

teman-teman kedokteran 2008 kerena sama-sama berasal dari Malaysia. Diluar jam

kuliahnya biasanya main ke kosan teman. Khairul menerangkan senang bergaul dengan

masyarakat karena RT di tempat tinggalnya sangat baik kepadanya. Menurutnya penting

untuk belajar bahasa Indonesia karena berada di Indonesia.

Khairul juga menjelaskan bahwa beberapa orang mahasiswa Malaysia berusaha mencari

teman-teman dari masyarakat sekitar, termasuk juga mahasiswa Indonesia lainnya. Hal

tersebut mereka akui sangat bermanfaat bagi mereka, contohnya jika mendapat masalah

seperti motor rusak atau berurusan dengan polisi, biasanya menghubungi teman yang dari

Indonesia. Beberapa orang, khususnya etnis melayu, mencoba mencari orangtua angkat

Selain itu, mereka juga mempererat hubungan dengan keluarga dari orang Indonesia yang

pernah mereka kenal di Malaysia.

Zul mengatakan bahwa Teman dekatnya sesama Malaysia dan teman-teman di Farmasi

karena sering berbincang di kelas. Diluar kampus sering mengikuti kegiatan bersama

seperti olahraga, bermusik, jalan-jalan. Zul juga mengakui bahwa ia sangat senang

bergaul dengan masyarakt sekitar dengan bermai volley bersama.

VI.4. Gaya Berpakaian

Para informan menjelaskan cara berpakaian yang digunakan sehari-hari (tabel terlampir)

Anis menerangkan menggunakan baju kurung ketika berkuliah sedangkan diluar jam

kuliah ia menggunakan baju kaos dan celana panjang biasa. Ia merasa nyaman dengan

menggunakan baju kurung karena ia telah terbiasa menggunakan baju kurung sejak kecil.

Di Malaysia pun gaya berpakaiannya sama seperti ini. Anis menerangkan tidak risih

dengan cara berpakaiannya. Sejak di Indonesia tidak ada perubahan gaya yang

dialaminya.

10

Page 11: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Khairul menerangkangaya berpakaian yang nyaman baginya adalah bergaya casual. Saat

di Malaysia juga menggunakan baju casual. Ada perubahan yang dirasakan dalam hal

berbusana ketika berada di Indonesia. Peraturan kuliah yang sangat ketat membuat

Khairul harus memakai celana bahan dan kemeja setiap kali berkuliah. Khairul

menerangkan tidak merasa risih dengan cara berpakaiannya.

Zul menerangkan gaya berpakaian yang nyaman baginya adalah kaos oblong, jeans dan

jaket karena dianggap gaul. Cara berpakaiannya saat di Malaysia biasanya dengan baju

muslim khas Malaysia. Zul menerangkana terpengaruh dengan cara berpakaian

Mahasiswa Indonesia yang menurutnya gaul dan Trendy. Saat di awal perkuliahan ia

sempat risih dengan gaya berpakaiannya karena mahasiswa Malaysia di farmasi sangat

sedikit. Jadi ia mengikuti cara berpakaian mahasiswa Indonesia pada umumnya.

VI.5. Pilihan Makanan

Para informan menjelaskan cara beradaptasi dengan makanan di Jatinangor (tabel terlampir)

Anis menerangkan awalnya ia sempat kesulitan memakan ayam selama seminggu

pertamanya di Indonesia. Cara mengatasinya dengan melihat proses pembuatan ayam

goring tersebut dan mencoba mencicipi. Makanan favorit anis adalah batagor dan lumpia

basah. Anis biasa mendapatkan makanan sehari-hari dengan cara delivery dari ngeumong

café dan kedai indra.

Khairul menerangkan mengalami kesulitan di awal karena makanan Malaysia itu berkuah

sedangkan makanan di Indonesia cenderung kering. Untuk mengatasinya ia hanya makan

di jatos tetapi lama-lama ia pun makan dorongan biasa.banyak makanan yang disukainya.

Khairul menerangkan tempat makan favoritnya di Ciwalk, che.co, dan makanan Jepang.

Zul menerangkan bahwa ia mengalami kesulitan dalam menyesuaikan lidah terhadap

makanan di jatinangor. Menurut Zul, di Indonesia nasi merupakan hal yang pokok di

dalam setiap menu makanan sedangakan di Malaysia tidak. Makanan kesukaan Zul

adalah makanan padang dan ayam bakar padang karena hampir sama dengan makanan di

Malaysia.

11

Page 12: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

VI.6. Aktivitas diluar Kampus

Para informan menjelaskan aktivitas diluar kampus (tabel terlampir)

Anis menerangkan aktifitas di luar kampus biasanya diisi dengan mengikuti majelis

Ta’lim secara rutin di Masjid, berorganisasi, dan pada akhir pekan diisi dengan

berbelanja bersama teman-teman Malaysia ke Bandung.

Kahirul menerangkanuntuk mengisi waktu luangnya diluar kampus dengan berorganisasi

dan jalan-jalan ke Bandung. Organisasi tersebut antara lain Persatuan kebangsaaan

pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI) cabang Bandung, organisasi ini menghimpun

semua mahasiswa asal Malaysia yang ada di Indonesia. Artinya mencakup semua

mahasiswa Malaysia di semua universitas di Indonesia dan mencakup semua etnis

(melayu, cina dan india). Club UMNO Bandung Indonesia (CUBI). Perkumpulan ini

dikhususkan untuk mahaiswa Malaysia yang beretnis melayu saja. Club ini mewadahi

mahasiswa melayu mengekpsresikan persaudaraanya lewat berbagai kegiatan.

Zul menerangkan bahwa ia mengisi waktu luangnya dengan aktif berorganisasi dan

pergi ke toko buku

VI.7. Pemilihan Lokasi Tempat Tinggal

Para informan menunjukan beberapa kriteria pemilihan lokasi tempat tinggal (tabel terlampir)

Anis menerangkan setelah keluar dari Bale Padjadjaran ia mencari tempat tinggal yang

hampir serupa dengan Bale. Terutama yang memiliki tempat yang besar. Seperti pondok

Salira yang berada di Sukawening.

Khairul menerangkan tempat tinggal yang dipilihnya setelah keluar dari Bale Padjadjaran

di tahun pertama adalah Pondok Alpina. Pemilihan tempat ini karena tempatnya yang

bagus, tempat teman-teman Malaysia berkumpul, dan sudah turun menurun.

Zul Azim menerangkan tempat yang ia pilih adalah pondok Alpina karena tempatnya

bagus, tempat berkumpul teman-teman Malaysia dan tempatnya sudah turun menurun.

12

Page 13: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Kemudian khairul juga menjelaskan persebaran tempat tinggal mahasiswa Malaysia

sebagai berikut : Disusun berurutan dari yang paling banyak jumlah mahasiswa

Malaysianya

1. Bale Padjajaran ( semua mahasiswa angkatan baru)

2. Daerah Sukawening ( etnis cina dan melayu) kebanyakan mahasiswa cina dan india,

karena mereka lebih senang hidup dikosan, sementara itu mahasiwa melayu

senangnya mengontrak rumah.

3. Pondok maulana (rumah kontrakan), di daerah Jatisari ( semuanya etnis melayu)

4. Pondok Alpina (rumah kontrakan), di depan IPDN ( semuanya etnis melayu)

5. Pondokan Bunga Mas dan kosan di belakang Bunga Mas ( daerah Ciseke),

kebanyakan etnis cina, tapi melayu dan india juga ada

6. Daerah Cikeruh (etnis cina)

7. Daerah Caringin ( india dan cina)

8. Daerah Cikuda ( melayu dan india)

VI.8. Penyesuaian Akademis : Para informan menjelaskan berbagai hal yang terkait dengan

akademis perkuliahan di semester awal. (tabel terlampir)

Anis menerangkan bahwa sebagai mahasiswa tingkat satu ia belum pernah mendapatkan

IP sebelumnya. Cara belajar yang ia terapkan membaca catatan-catatan yang diberikan

oleh dosen. Kalau dikampus belajar dari jam 08.00 – 15.00 WIB, diluar itu belajar

pribadi dari malam hingga jam 03.00 dini hari. Perkuliahan dapat diterima karena

menggunakan bahasa inggris. Mata kuliah yang paling sulit untuk dipahami adalah mata

kuliah bahasa Indonesia.

Khairul menerangkan secara umum Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh mahasiswa

malaysia di tahun pertama 3,5. Peningkatan nilai mulai terlihat setelah tahun kedua

meningkat kerena sudah tahu bagaimana pola belajar yang harus diterapkan. Cara belajar

yang diterapkan belajar bersama dengan mahasiswa regular dan non regular. Beberapa

mahasiswa Malaysia menerangkan kesulitan dalam menerima materi berbahasa Inggris

dan meminta bantuan pada teman-teman Indonesia untuk menjelaskannya. Kesulitan

13

Page 14: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

sangat dirasa di tingkat tiga ketika akan dilaksanakan praktek ke RS Hasan Sadikin.

Karena minimal nilai IPK untuk memperoleh ijin praktek adalah 2,75.

VI.9. Matriks Wawancara Seluruh Informan (terlampir)

VII. Analisis

Pada masa sekarang ini perkembangan atau evolusi kebudayaan telah terjadi di mana-

mana. Adanya proses adaptasi kebudayaan dari suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain

biasanya disebabkan karena interaksi sosial yang terjadi antara satu masyarakat dan masyarakat

lainnya. Hal ini juga terjadi apalagi jika suatu golongan atau individu telah lama menetap di

daerah lain di luar daerah asalnya dengan kombinasi kebudayaan berbeda. Mahsiswa Malaysia,

sebagai suatu kelompok masyarakat yang kebudayaannya sudah tentu berbeda dengan

mahasiswa Indonesia dan masyarakat local di jatinangor tentunya mengalami proses adaptasi

tersebut.

Mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia cukup banyak jumlahnya. Proses belajar

mereka menyebabkan mereka mau tidak mau harus tinggal dan menetap di Indonesia yang

notabene memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli mereka. Oleh karena itu

bukan tidak mungkin jika terjadi adaptasi kebudayaan yang terjadi. Adaptasi yang terjadi bisa

berupa adaptasi kebudayaan kebudayaan Indonesia di kalangan mahasiswa Malaysia.

Sejalan dengan Teori Evolusi Budaya yang dikemukakan oleh Julian H.Stewart, yakni

tentang adanya perubahan pada kebudayaan yang terjadi karena adanya interaksi secara fisik dan

budaya dengan suatu situasi yang berbeda dengan kebudayaan asal. Berdasarkan hasil penelitian

yang kami lakukan, terbukti bahwa mahasiswa Malaysia memang melakukan adaptasi terhadap

aspek social budaya masyarakat Indonesia.

Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya upaya untuk memahami sistem social budaya

yang ada pada masyarakat lokal di Jatinangor yang mayoritas beretnis Sunda. Mahasiswa

Malaysia, selain belajar bahasa Indonesia, sedikit banyaknya mereka juga mencoba sedikit

belajar bahasa sunda. Hal ini mereka lakukan untuk mempermudah komunikasi mereka ketika

berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.

Secara umum, mahasiswa mengalami hambatan terbesar dengan perkara komunikasi

dengan mahasiswa maupun masyarakat Indonesia. Bagi mahasiswa etnis melayu, tekanan

tersebut tidak begitu berat, karena mereka masih bisa berkomunikasi dengan bahasa indo-

14

Page 15: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

melayu. Kemudahan tersebut karena selain bahasanya punya kemiripan ternyata mahasiswa etnis

melayu juga telah terbiasa dengan bahasa Indonesia akibat sering mendengarkan lagu-lagi band

Indonesia dan sering menonton film dan sinetron buatan Indonesia. Akan tetapi, bagi mahasiswa

beretnis cina dan india, bahasa indonesia menjadi beban berat untuk mereka, karena keseharian

mereka jika tidak berbahasa ibu, maka mereka akan berbahasa Inggris yang berlogat bahasa ibu

mereka.

Mengenai hambatan bahasa ini, mahasiswa FK dan FKG dipermudah dengan fasilitas

bahasa pengantar bahasa Inggris di kelas international. Namun, menurut beberapa mahasiswa

Malaysia, hal tersebut justru menghamabt mereka untuk memahami bahasa Indonesia lebih

cepat. Pendapat tersebut muncul karena menurut mahasiswa Malaysia, khususnya yang beretnis

melayu, ternyata mereka memegang prinsip dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Bagi

mereka, jika hidup di Indonesia, mestinya bisa berbahasa Indonesia, agar nantinya hidup lebih

nyaman dan terjaga. Bahkan, mahasiswa Malaysia yang kuliah di FK pernah meminta dosennya

untuk mengajar dengan bahasa Indonesia saja, karena mereka ingin lebih paham dengan bahsa

Indonesia. Oleh karena itu, adaptasi bahasa merupakan hal yang penting untuk mereka lakukan.

Kemudian upaya untuk menyesuaikan diri juga terlihat pada sebagian dari mahasiswa

Malaysia yang mengikuti gaya berpakaian mahasiswa Indonesia yang mereka anggap gaul dan

trendy. Anggapan tersebut mereka munculkan karena pada kebudayaan asal mereka di Malaysia,

jaranng ada mahasiswa berpekaian seperti pakaian mahasiswa Indonesia. Aturan Negara dan

kebudayaan masyarakat Malaysia menekankan akan kerapian dan kesopanan. Karena itu para

pelajar selaku manusia terdidik mesti menunjukkan etika tersebut melalui pakaian mereka.

pakaian mahasiswa di Malaysia lebih sopan dan mengarah ke model pakaian muslim melayu.

Atas dasar tersebut, ketika mahasiswa Malaysia melihat betapa bebasnya pakaian

mahasiswa Indonesia, sebagian dari mereka memandangnya sebagai suatu yang menarik dan

trendy. Dan oleh karena itulah mereka ikut bergaya seperti mahasiswa Indonesia juga. Pakaian

yang paling disukai oleh mereka adalah baju kaos oblong dan jaket-jaket yang dipakai oleh

mahasiswa Indonesia.

Selain suka terhadap gaya tersebut, para pengikut fashion mahasiswa Indonesia ini

ternyata menggunakan hal tersebut sebagai pembentuk identitas baru bagi mereka. menurut

mahasiswa Malaysia yang kuliah di fakultas farmasi, gaya mahasiswa Malaysia begitu mencolok

jika sedang ada dikampus. Karena, di fakultas farmasi mahasiswa Malaysia bergabung dengan

15

Page 16: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

mahasiswa Indonesia lainnya di kelas regular, tidak seperti mahasiswa FK dan FKG yang duduk

di kelas internasional. Karena terlihat mencolok, mereka merasakan tekanan atas hal tersebut,

untuk mengatasinya, akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti gaya mahasiswa Indonesia

agar bisa berbaur dengan mereka.

Selain itu, karena mahasiswa Malaysia yang kuliah di fakultas farmasi tidak dikhususkan

dan dibiarkan berbaur dengan mahasiswa Indonesia, ternyata berakibat kepada daya adaptasi

yang lebih cepat dibandingkan dengan teman-teman mereka yang kuliah di FK dan FKG. Hal ini

terbukti dengan kemampuan bahasa Indonesia yang lebih bagus, bahkan mereka juga sudah bisa

bercanda dengan mengikuti gaya candaan mahasiswa indoensia. Selain itu, gaya berpakain

mereka telah menunjukkan bahwa mereka telah beradaptasi.

Namun, sebenarnya tidak banyak yang mengikuti fashionnya mahasiswa Indonesia

tersebut. karena pada dasranya mayoritas mahasiswa Malaysia masih terikat erat dengan

kebudayaan asalnya. Terutama sangat jelas sekali pada mahasiswa yang beretnis melayu dan

india. Kedua kelompok tersebut sangat menclok gaya berpakainnya. Pada kelompok mahasiswa

melayu sangat kentara pada khasnya baju kurukng yang dipakai oleh mahasiswinya. Kemudian

mahasiswa yang beretnis india. Selain itu, fator fakultas tempat kuliah juga berpengaruh terhadap

penyesuaian tersebut. Karena pada fakultas FK dan FKG mereka kuliah pada kelas khusus,

sehingga mereka tidak mendapatkan tekanan mengenai penampilan mereka. sementara itu, pada

mahasiswa farmasi tekanan tersebut tinggi, sehingga mereka mesti menyesuaikan dirinya agar

bisa diterima teman-teman fakultasnya.

Berdasarkan hasil penelitian kami, masalah adaptasi makanan termasuk ke dalam

adaptasi yang tidak terlau lama waktunya bagi mahasiswa Malaysia. Karena berefek terhadap

kenierja pencernaan mereka, masalah makanan cukup mendapat perhatian besar bagi mereka.

untuk langkah aman biasanya mereka menghindari keterkejutan lambung mereka terhadap

makanan Indonesia dengan cara mencari makan yang kira-kira sesuai dengan makanan mereka di

Malaysia. Hal ini menyebabkan mereka awalnya suka memilih-milih makanan. Namun, setelah

mereka terbiasa, mereka akhirnya berani mencoba untuk mengkonsumsi makanan Indonesia.

Kemudian cara bergaul juga mereka sesuaikan agar dapat menjalin hubungan dengan

mahasiswa Indonesia dan masyarakat sekitar. Penyesuaian cara bergaul ini terkait dengan

adaptasi social budaya yang mencakup didalamnya etika dan sopan santun yang dijaga. Dengan

sesame mahasiswa mereka berupaya menjalin hubungan baik, karena mereka sering bekerjasama

16

Page 17: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

dengan mahasiswa Indonesia dalam mengerjakan tugas ataupun belajar bersama. Mereka

mengakui, jika ada materi yang tidak mereka pahami dengan penjelasan bahasa inggris, maka

mereka kakan meminta penjelasan dari teman-teman yang Indonesia. Selain itu mereka juga

sering minta bantuan pada teman-teman Indonesia jika mendapat masalah diluar, contohnya jika

motor mereka rusak, atau mereka berurusan dengan polisi karena ada kasus tilang dan

sebagainya. Kemudian mereka jugamenjaga hubungan baik dengan teman satu fakultas yang

Indonesia. Menurut mereka, teman-teman Indonesia yang sefakultas tidak pernah membedakan

mereka dengan teman Indonesia lainnya. Mereka dekat, terutama perangkatannya, bahkan

kedekatan tersebut juga mereka tunjukkan ketika acara “nonton bareng” final pertandingan bola

Piala AFF antara Indonesia dan Malaysia di sebuah rumah dekat RS Hasan Sadikin beberapa

waktu lalu.

Sementara itu dengan masyarakat sekitar juga mereka upayakan suatu hubungan yang

harmonis. Pada mahasiswa etnis melayu, mereka punya pendapat bahwa meski kita hidup di

rantau, tetangga tetaplah tetangga, dan kerukunan serta silaturahim dengan tetangga mustilah

tetap dijaga. Karena itu, mahasiswa Malaysia, terutama yang melayu sering ikut dalam acara

bakti social yang sekiranya bisa membantu masyarakat sekitar. Dalam acara-acara organisasi

mereka pun tak lupa mereka juga perhatikan masyarakat sekitar. Contohnya ketika ada kegiatan

syukuran idul adha, mereka ikut berbagi dengan masyarakat sekitar dengan membagikan daging

kurban. Dalam hal ini, mereka berpndapat, semua itu berguna untuk memaniskan hubungan

dengan masyarakat. Selain itu, ternyata ada beberapa orang mahasiswa Malaysia yang memiliki

orang tua angkat di daerah Jatinangor, Bandung dan sekitarnya. Mereka memiliki orangtua

angkat tersebut karena telah mengenal orang tersebut sebelumnya, tepatnya ketika orang itu

pernah berhubungan dengan keluarga mereka sewaktu di Malaysia.

Akan tetapi, terlepas dari semua upaya mahasiswa Malaysia beradaptasi dengan kebudayaan

dan masyarakat Indonesia agar bisa diterima oleh masyarakat, ternyata mereka tidak pernah

melepaskan rasa kebersamaan diantara sesame mahasiswa asal Malaysia. Rasa kebersamaan

tersebut mereka wujudkan dalam suatu perhimpunan mahasiswa yang dikenal dengan

kebangsaaan pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI) cabang Bandung. Organisasi ekstra kampus

inilah yang menghimpun semua mahasiswa Malaysia yang ada di Bandung dan sekitarnya dalam

satu wadah nasionalisme Malaysia yang sangat kental. Di dalamnya menyatu semua mahasiswa

Malaysia dari etnis melayu, india maupun cina.

17

Page 18: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Organisasi inilah yang membuat mereka bisa menunjukkan identitas ke-Malaysiaan mereka

dengan gamblang di depan semua mahasiswa Indonesia dan masyarakat. Dengan wadah inilah

mereka menampkan jati diri mereka sebagai mahasiswa Malaysia seutuhnya, bahkan menurut

mereka, mahasiswa Malaysia adalah “Duta Kecil” Negara Malaysia, dan PKPMI adalah

“Kedutaan Kecil” Negara Malaysia di Indonesia.

Selain PKPMI, mereka juga memiliki Club UMNO Bandung Indonesia (CUBI).

Perkumpulan ini dikhususkan untuk mahaiswa Malaysia yang beretnis melayu saja. Club ini

mewadahi mahasiswa melayu mengekpsresikan persaudaraanya lewat berbagai kegiatan. Dalam

wadah inilah, seluruh mahasiswa melayu bisa menunjukkan identitas mereka sebagai bangsa

melayu. Kegiatan mereka juga tidak jauh beda dengan idenya PKPMI, namun secara khusus

mereka selalu menunjukkan nuansa melayu dalam setiap kegiatannya. Seperti acara pengajian,

syukuran waktu hari raya dan hari besar islam, dan lainnya.

Meski mereka berupaya dekat dengan mahasiswa dan masyarakat Indonesia, namu

mahasiswa Malaysia bagaimanapun juga masih tetap memilih untuk tinggal bersama, atau

minimal dekat dengan teman-temannya yang satu kampung halaman. Untuk pemilihan tempat

tingggal ternyata factor adanya senior dari Malaysia di tempat tinggal yang akan dituju menjadi

penting kiranya.

Pada awalnya, semua mahasiswa kedokteran harus tinggal di asrama bale padjadjaran, tidak

terkecuali mahasiswa asal Malaysia di dalamnya. Didalam asrama, mereka dicampur dengan

teman-teman mahasiswa Indonesia. Diharapkan, dengan cara tersebut akan membantu mereka

untuk lebih mudah beradaptasi dengan kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga pada nantinya

setalah mereka keluar dari bale, mereka tidak canggung hidup di tengah-tengah masyarakat

Indonesia.

Akan tetapi, harapan dari kebijakan tersebut belum tercapai sempurna. Pada kenyataanya,

para mahasiswa Malaysia tetap saja hidup dan tinggal pada suatu tempat yang sama dan

cenderung selalu berkelompok. Terutama sekali pada mahasiswa etnis melayu, mereka selalu

memilih tinggal bersama di rumah kontrakan yang mereka sewa. Hal tersebut terkait dengan

kebiasaan mereka selaku orang melayu yang senang hidup berkelompok dan punya rasa

kekeluargaan yang erat,

Sementara itu, mahasiswa etnis india dan cina tidak terlalu suka menyewa satu kontrakan.

Mereka lebih memilih tinggal di kamar kos-kosan yang memiliki privasi yang tinggi. Sesuai

18

Page 19: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

dengan kehidupan mereka, mereka kurang suka orang lain dengan mudah bisa masuk ke dalam

area pribadi mereka. meski demikian, mereka tetap saja masih berkelompok, biasanya tinggal di

suatu rumah kos-kosan yang besar.

Melihat upaya adaptasi yang dilakukan mahasiswa Malaysia tersebut, Teori Kohesivitas

dalam kelompok nampaknya bisa menjelaskan mengapa mahasiswa Malaysia terlihat begitu

dekat dengan kelompok mereka. dalam teori kohesiv, rasa kesatuan intra kelompok yang lebih

besar terutama berkembang dalam kelompok yang relatif kecil dan mempunyai organisasi yang

lebih bersifat kerjasama daripada persaingan. Karena kesempatan saling berinteraksi antara para

anggotanya secara lebih sering membantu berkembangnya kohesivitas kelompok tersebut.

Kohesivitas yang lebih besar terdapat dalam kelompok yang mempunyai lebih banyak kemiripan

sikap, pendapat, nilai dan perilaku diantara para anggotanya.

Teori tersebut menjawab dengan jelas bagaimana kelompok mahasiswa yang relative lebih

kecil disbanding kelompok mahasiswa dapat lebih intens berinteraksi, sehingga hal tersebut

mendorong rasa kebersamaan yang kuat di antara mereka. selain itu, karena merasa memiliki

banyak kesamaan, akhirnya berpengaruh terhadap kedekatan mereka. Mahasiswa Malaysia di

UNPAD di Jatinangor sudah tentu terlihat dekat, karena kesahrian mereka mendukung pada

interaksi yang intens, dan mereka juga memiliki suatu identitas yang sama.

Kemudian dalam melihat upaya interaksi yang dilakukan oleh mahasiswa Malaysia,

tampaknya Teori Interaksi Simbolik milik Mead bisa membantu untuk menjelaskan.

Teori interaksi simbolik memfokuskan kepada asal interaksi, yaitu aktivitas sosial yang

bersifat dinamik dalam kehidupan para individu. Dalam melakukan interaksi sosial, seseorang

akan melibatkan dirinya dengan orang lain, persepektif simbol-simbol, pengalaman hidup,

pikiran dan kemampuan seseorang dalam menentukan perannya. Hal tersebut terlihat pada upaya

mahasiswa Malaysia untuk menyesuaikan diri dengan memanfaatkan penguasaan bahasa sebagai

significant symbol yang berguna dalam mempermudah penerimaan mahsiswa dan masyarakat

terhadap mereka. Kemudian penyesuaian gaya berpakaian juga merupakan suatu strategi yang

berujung kepada upaya mendapatkan penrimaan. Pakaian sebagai simbol juga merupakan sarana

komunikasi mereka yang menunjukkan bahwa mereka ingin diterima dalam pergaulan.

Menurut Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008: 96),

interaksi simbolik pada intinya menjelaskan tentang kerangka referensi untuk memahami

bagaimana manusia, bersama dengan orang lain, menciptakan dunia simbolik dan bagaimana

19

Page 20: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

cara dunia membentuk perilaku manusia. Hal ini dapat terlihat dari kuasa kebudayaan Indonesia

yang terwujud dalam bentuk bahasa dan pakaian mampu menjadi alat penekan bagi mahasiswa

Malaysia, sehingga mau tidak mau, sedikit demi sedikit kedua hal tersebut merasuk dalam

kebiasaan hidup mahasiswa Malaysia yang kuliah di UNPAD. Pemahaman bersama antara

masyarakat local dan mahasiswa Malaysia, bahwa walau bagaimanapun juga, mahasiswa

Malaysia hidup di Indonesia, oleh karena itu mereka musti bisa menyesuaikan dirinya dengan

kebudayaan Indonesia.

Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari

pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan

tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat

(Society) dimana individu tersebut menetap. Seperti yang dicatat oleh Douglas (1970) dalam

Ardianto (2007: 136), Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk

makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi.

Dengan cara inilah mahasiswa Malaysia menangkap makna dari fenomena social budaya

yang ada di sekitar mereka. dengan sering mereka melakukan interaksi social dengan mahasiswa

dan masyarakat, pada akhirnya mereka mulai belajar memahami apa maksud dan tujuan dari

suatu fenomena social yang ada dihadapan mereka. Dengan pemahaman tersebut, mereka

berupaya untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan social budaya di UNPAD Jatinangor.

VIII. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kami mengenai gambaran umum proses adaptasi pada mahasiswa

asing asal Malaysia yang menempuh pendidikan di UNPAD Jatinangor, kami menyimpulkan

bahwa proses adaptasi merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa asal Malaysia.

Mahasiswa perlu untuk beradaptasi agar bisa diterima dalam pergaulan dengan mahasiswa dan

masyarakat local. Pergaulan yang baik tentunya akan menunjung keberhasilan mereka dalam

menempuh pendidikan di UNPAD.

Proses adaptasi tersebut terdiri dari dua kerangka besar, yakni adaptasi dalam aspek

social budaya dan adaptasi akademis mengenai sistem pendidikan di UNPAD. Adaptasi sosial

budaya yang mereka jalani antara lain ; berusaha untuk memahami bahasa Indonesia dan sedikit

bahasa Sunda, menyesuaikan gaya pakaian dengan mahasiswa Indonesia, membiasakan diri

dengan makanan Indonesia, membangun pergaulan yang baik dengan mahasiswa dan masyarakat

20

Page 21: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Komunikasi

Cara Bergaul

Cara Berpakaian

Makanan

Tempat Tinggal

Aktivitas di Luar Kampus

Hambatan dalam aspek social-budayaStrategi adaptasi

Mendapatkan perasaan nyaman hidup di jatinangor

Memahami sistem pembelajaran di UNPAD

Strategi Belajar

Kesulitan yang dialami dalam perkuliahan Belajar bersama dengan mahasiswa Indonesia satu angkatan

Bertanya ke senior sesama mahasiswa malaysia

Perolehan Indeks PrestasiMeningkat

Indonesia yang ada disekitar Jatinangor, memilih tempat tinggal yang nyaman dan dekat dengan

teman-teman mahasiswa lainnya, dan ikut serta dalam berbagai aktivitas luar kampus, terutama

aktivitas bersama dengan mahasiswa Malaysia dalam wadah PKPMI dan CUBI.

Kemudian adaptasi secara akademis mereka lakukan guna mengatasi berbagai hambatan

yang mereka dapati selama menjalani perkuliahan di fakultas masing-masing. Strategi yang

mereka lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut antara lain; mencoba memahami bagaimana

sistem pendidikan di UNPAD, sering melakukan aktivitas belajar bersama dengan mahasiswa

Indonesia dan serig berkonsltasi dengan senior sesame mahasiswa Malaysia.

Berikut ini adalah bagan alur yang menutup kesimpulan ini :

Gambar 1 : bagan alur proses adaptasi social budaya mahasiswa Malaysia di UNPAD Jatinangor

21

Page 22: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

Gambar 1 : bagan alur proses adaptasi secara akademis mahasiswa Malaysia di UNPAD

Jatinangor

IX. Daftar Pustaka

Buku

Arce. 2001. Systematic Qualitative Data Research. Philippnes: Ateneo de Manila University.

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media. 

Babbie, Earl. 9 Th Edition. The Practice Social Research. United States of America

Ihromi, T.O. 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Gramedia

Soeprapto, Riyadi. 2002. Interaksionisme Simbolik, Perspektif Sosiologi Modern. Malang :

Averroes

Sutrisno, Mudji dan Hendar Putranto. 2005. Teori-Teori kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius

Website

http://antroitb.files.wordpress.com/2010/01/laporan-antropologi-kelompok-7a-kebudayaan-

mahasiswa-malaysia-di-farmasi-itb1.pdf

http://chengxplore.blogspot.com/2010/12/interaksi-simbolik-resume.html

http://file.upi.edu/Direktori/B-FPIPS/JUR.PEND.SEJARAH/196601131990012-

YANIKUSMARNI/LaporanStudiKasus.pdf

http://prasetijo.wordpress.com/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19935/5/Chapter.pdf

Lainnya

Gunawan, Rimbo. 2009. Cultural Materialism Marvin Harris. Jurusan Antropologi

Universitas Padjadjaran : Slide Presentasi Materi kuliah

22

Page 23: adaptasi mahasiswa malaysia di unpad jatinangor - penelitian mahasiswa antropologi unpad

23