Top Banner
RESPONSI TINEA CAPITIS Disusun Oleh: Arga Scorpianus Renardi G99142112 Pembimbing: dr. Suci Widhiati, M.Sc, SpKK KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI 1
23

Acute Paronichya

Dec 15, 2015

Download

Documents

arga_potter6754

Tugas Responsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Acute Paronichya

RESPONSI

TINEA CAPITIS

Disusun Oleh:

Arga Scorpianus Renardi

G99142112

Pembimbing:

dr. Suci Widhiati, M.Sc, SpKK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

2015

1

Page 2: Acute Paronichya

STATUS RESPONSI

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing : dr. Suci Widhiati, M.Sc, SpKK

Nama Mahasiswa : Arga Scorpianus Renardi

NIM : G99142112

TINEA CAPITIS

I. PENDAHULUAN

Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan dan sistemik, tergantung pada

karakteristik dari host. Dermatofita merupakan kelompok jamur yang terkait

secara taksonomi. Kemampuan mereka untuk membentuk lampiran molekul

kertatin dan menggunakannya sebagai sumber nutrisi memungkinkan mereka

untuk berkoloni pada jaringan keratin, masuk ke dalam stratum korneum dan

epidermis, rambut, kuku dan jaringan pada hewan. Infeksi superfisial yang

disebabkan oleh dermatofit yang disebut dermatofitosis dimana dermatimikosis

mengacu pada infeksi jamur . (Clayton YM, 2006)

Banyak cara untuk mengklasifikasikan jamur superfisial, tergantung

habitat dan pola infeksi. Organisme geofilik berasal dari tanah dan hanya

sesekali menyerang manusia,biasanya melalui kontak langsung dengan tanah.

Tinea kapitis adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofit.

(Clayton YM, 2006)

Tinea Kapitis (Ringworm of the scalp and hair, tinea tonsurans, herpes

tonsurans. adalah infeksi dermatofit pada kepala, alis mata dan bulu mata

karena spesies Microsporum dan Trichophyton. Penyakitnya bervariasi dari

kolonisasi subklinis non inflamasi berskuama ringan sampai penyakit yang

2

Page 3: Acute Paronichya

beradang ditandai dengan produksi lesi kemerahan berskuama dan alopesia

(kebotakan) yang mungkin menjadi beradang berat dengan pembentukan

erupsi kerion ulseratif dalam. Ini sering menyebabkan pembentukan keloid dan

skar dengan alopesia permanen. Tipe timbulnya penyakit tergantung pada

interaksi pejamu dan jamur penyebab. (Nelson MM et al, 2003)

Tinea kapitis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofit

(biasanya berasal dari spesies microsporum dan trichophyton) yang terjadi

pada folikel rambut kulit kepala dan kulit sekitarnya

II. EPIDEMIOLOGI

Insidens tinea kapitis masih belum diketahui pasti, tersering dijumpai pada

anak-anak 3-14 tahun jarang pada dewasa, kasus pada dewasa karena infeksi

T. tonsurans dapat dijumpai misalkan pada pasien AIDS dewasa. Transmisi

meningkat dengan berkurangnya higiene sanitasi individu, padatnya penduduk,

dan status ekonomi rendah.

Insidens tinea kapitis dibandingkan dermatomikosis di Medan 0,4% (1996

-1998), RSCM Jakarta 0,61 - 0,87% (1989 - 1992), Manado 2,2 - 6% (1990 -

1991) dan Semarang 0,2%.5 Secara umum pasien tinea kapitis terbanyak pada

masa anak-anak < 14 tahun 93,33%, anak laki-laki lebih banyak (54,5%)

dibanding anak perempuan (45,5%). Di Surabaya tersering tipe kerion (62,5%)

daripada tipe Gray Patch (37,5%). Tipe Black dot jarang diketemukan. Spesies

penyebab Microsporum gypseum (geofilik), Microsporum ferrugineum

(antropofilik) dan Trichophyton mentagrophytes (zoofilik yang dijumpai pada

hewan kucing, anjing, sapi, kambing, babi, kuda, binatang pengerat dan kera 3)

.

III. ETIOPATOGENESIS

Spesies dermatofit umumnya dapat sebagai penyebab, kecuali E.

floccosum, T. concentricum dan T. mentagrophytes var. interdigitale (T.

interdigitale) yang semuanya jamur antropofilik tidak menyebabkan tinea

kapitis dan T. rubrum jarang. Tiap negara dan daerah berbeda-beda untuk

spesies penyebab tinea kapitis , juga perubahan waktu dapat ada spesies baru

3

Page 4: Acute Paronichya

karena penduduk migrasi. Spesies antropofilik (yang hidup di manusia) sebagai

penyebab yang predominan. (Nelson MM et al, 2003)

Dermatofit ektotrik (diluar rambut) infeksinya khas di stratum korneum

perifolikulitis, menyebar sekitar batang rambut dan dibatang rambut bawak

kutikula dari pertengahan sampai akhir anagen saja sebelum turun ke folikel

rambut untuk menembus kortek rambut. Hifa-hifa intrapilari kemudian turun

ke batas daerah keratin, dimana rambut tumbuh dalam keseimbangan dengan

proses keratinisasi, tidak pernah memasuki daerah berinti. Ujung-ujung hifa-

hifa pada daerah batas ini disebut Adamson’s fringe, dan dari sini hifa-hifa

berpolifrasi dan membagi menjadi artrokonidia yang mencapai kortek rambut

dan dibawa keatas pada permukaan rambut. Rambut-rambut akan patah tepat

diatas fringe tersebut, dimana rambutnya sekarang menjadi sangat rapuh sekali.

Secara mikroskop hanya artrokonidia ektotrik yang tampak pada rambut yang

patah, walaupun hifa intrapilari ada juga.

Patogenesis infeksi endotrik (didalam rambut) sama kecuali kutikula tidak

terkena1 dan artrokonidia hanya tinggal dalam batang rambut menggantikan

keratin intrapilari dan meninggalkan kortek yang intak. Akibatnya rambutnya

sangat rapuh dan patah pada permukaan kepala dimana penyanggah dan

dinding folikuler hilang meninggalkan titik hitam kecil (black dot). Infeksi

endotrik juga lebih kronis karena kemampuannya tetap berlangsung di fase

anagen ke fase telogen. (Nelson MM et al, 2003)

IV. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis tergantung etiologinya:

1. Bentuk Non- inflamasi, manusia atau epidemik

Umumnya karena jamur ektotriks antropofilik, M. audouinii di Amerika dan

Eropa namun sekarang jarang atau M. ferrugineum di Asia. Lesi mula-mula

berupa papula kecil yang eritematus, mengelilingi satu batang rambut yang

meluas sentrifugal mengelilingi rambut-rambut sekitarnya. Biasanya ada

skuama, tetapi keradangan minimal. Rambut-rambut pada daerah yang

terkena berubah menjadi abu-abu dan kusam sekunder dibungkus

artrokonidia dan patah beberapa milimeter diatas kepala . Seringkali lesinya

4

Page 5: Acute Paronichya

tampak satu atau beberapa daerah yang berbatas jelas pada daerah oksiput

atau leher belakang. Kesembuhan spontan biasanya terjadi pada infeksi

Microsporum. Ini berhubungan dengan mulainya masa puber yang terjadi

perubahan komposisi sebum dengan meningkatnya asam lemak-lemak yang

fungistatik, bahkan asam lemak yang berantai medium mempunyai efek

fungistatik yang terbesar. Juga bahan wetting (pembasah) pada shampo

merugikan jamur seperti M. audouinii.

2. Bentuk inflamasi

Biasanya terlihat pada jamur ektotrik zoofilik (M. canis) atau geofilik

(M. gypseum). Keradangannya mulai dari folikulitis pustula sampai kerion

yaitu pembengkakan yang dipenuhi dengan rambut-rambut yang patah-

patah dan lubang-lubang folikular yang mengandung pus. Inflamasi seperti

ini sering menimbulkan alopesia yang sikatrik. Lesi keradangan biasanya

gatal dan dapat nyeri, limfadenopati servikal, panas badan dan lesi

tambahan pada kulit halus.

3. Tinea Kapitis black dot

Bentuk ini disebabkan karena jamur endotrik antropofilik, yaitu T.

onsurans atau T. violaceum. Rontok rambut dapat ada atau tidak. Bila ada

kerontokan rambut maka rambut-rambut patah pada permukaan kepala

hingga membentuk gambaran kelompok black dot. Biasanya disertai

skuama yang difus; tetapi keradangannya bervariasi dari minimal sampai

folikulitis pustula atau lesi seperti furunkel sampai kerion. Daerah yang

terkena biasanya banyak atau poligonal dengan batas yang tidak bagus, tepi

seperti jari-jari yang membuka. Rambut-rambut normal biasanya masih ada

dalam alopesianya.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Lampu Wood

5

Page 6: Acute Paronichya

Rambut yang tampak dengan jamur M. canis, M. audouinii dan M.

ferrugineum memberikan fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya

bahan pteridin. Jamur lain penyebab tinea kapitis pada manusia

memberikan fluoresen negatif artinya warna tetap ungu1 yaitu M. gypsium

dan spesies Trichophyton (kecuali T. schoenleinii penyebab tinea favosa

memberi fluoresen hijau gelap). Bahan fluoresen diproduksi oleh jamur

yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi. (Nelson MM et al, 2003)

b. Pemeriksaan sediaan KOH

Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel. Juga kasa basah

digunakan untuk mengusap kepala, akan ada potongan pendek patahan

rambut atau pangkal rambut dicabut yang ditaruh di objek glas selain

skuama, KOH 20% ditambahkan dan ditutup kaca penutup. Hanya

potongan rambut pada kepala harus termasuk akar rambut, folikel rambut

dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi hifa dan artrokonidia. Yang

menunjukkan elemen jamur adalah artrokonidia oleh karena rambut-

rambut yang lebih panjang mungkin tidak terinfeksi jamur. Pada

pemeriksaaan mikroskop akan tampak infeksi rambut ektotrik yaitu

pecahan miselium menjadi konidia sekitar batang rambut atau tepat

dibawah kutikula rambut dengan kerusakan kutikula. Pada infeksi

endotrik, bentukan artrokonidia yang terbentuk karena pecahan miselium

didalam batang rambut tanpa kerusakan kutikula rambut.

c. Kultur

Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril dan

digosokkan diatas kepala yang berskuama atau dengan sikat gigi steril

dipakai untuk menggosok rambut-rambut dan skuama dari daerah luar di

kepala, atau pangkal rambut yang dicabut langsung ke media kultur.

Spesimen yang didapat dioleskan di media Mycosel atau Mycobiotic

(Sabourraud dextrose agar + khloramfenikol + sikloheksimid) atau

Dermatophyte test medium (DTM). Perlu 7 - 10 hari untuk mulai tumbuh

jamurnya. Dengan DTM ada perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh

6

Page 7: Acute Paronichya

karena ada bahan fenol di medianya, walau belum tumbuh jamurnya

berarti jamur dematofit positif.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Tinea Kapitis dapat di diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain

yang diantaranya :

1. Dermatosis seboroik

Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama

yang berminyak dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat yang

seboroik. Psoriasis berbeda dengan dermatitis seboroik karena terdapat

skuama yang berlapis-lapis berwarna putih seperti mika disertai tanda

tetesan lilin dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda. Dermatitis

seboroik biasanya pada alis, sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan

fleksor. Sedangkan psoriasis banyak terdapat pada daerah-daerah

ekstensor, yaitu siku, lutut dan scalp. (Luigi et al, 2009)

Dermatitis Seboroik pada wajah.

Tampak makula eritema dengan dengan skuama kekuningan.

2. Dermatitis atopikDermatitis atopik yang berat dan luas mungkin mengenai kepala

dengan skuama kering putih dan halus. Khas tidak berhubungan dengan

kerontokan rambut, bila ada biasanya karena trauma sekunder karena

garukan kepala yang gatal. Disertai lesi dermatitis atopik di daerah lain.

3. Psoriasis

7

Page 8: Acute Paronichya

Psoriasis kepala khas seperti lesi psoriasis dikulit, plak eritematos

berbatas jelas dan berskuama lebih jelas dan keperakan diatasnya, dan

rambut-rambut tidak patah. Kepadatan rambut berkurang di plak psoriasis

juga meningkatnya menyeluruh dalam kerapuhan rambut dan kecepatan

rontoknya rambut telogen. 10% psoriasis terjadi pada anak kurang dari 10

tahun dan 50% mengenai kepala , dan sering dijumpai lesi psoriasis anak

terjadi pada kepala.

4. Alopesia areata

Alopesia areata mempunyai tepi yang eritematus pada stadium

permulaan, tetapi dapat berubah kembali ke kulit normal. Juga jarang ada

skuama dan rambut-rambut pada tepinya tidak patah tetapi mudah dicabut.

(Luigi et al, 2009)

VII. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan Umum

a. Mencuci berulang kali untuk sisir rambut, sikat rambut, handuk, boneka

dan pakaian pasien, dan sarung bantal pasien dengan air panas dan sabun

atau lebik baik dibuang

b. Menjaga hygiene pribadi

c. Tidak perlu pasien mencukur gundul rambutnya atau memakai penutup

kepala.( Nasution et al, 2004)

2. Terapi Medis

A. Terapi Utama

Tablet Griseofulvin

Sebagai Gold Standard

Dosis :

a. Tablet microsize (125, 250, 500mg)

20 mg / Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu

b. Tablet ultramicrosize (330mg)

15 mg/Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu

8

Page 9: Acute Paronichya

Diminum bersama susu atau es krim oleh karena absorbsinya

dipercepat dengan makanan berlemak. Semua baik untuk karena

Microsporum maupun Trichophyton.

Pemberian pertama untuk 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan

lampu Wood, KOH dan kultur. Bila masih ada yang positif maka

sebaiknya dosis dinaikkan. Bila hasil negatif maka obat diteruskan

sampai 6 minggu. Bila hasil kultur negatif terbaik diteruskan 4-6 minggu.

Pemeriksaan laboratorioum rutin tidak diperlukan. Kegagalan pengobatan

tinea kapitis dengan griseofuvin dapat disebabkan karena :

- dosis tidak adekwat (sebab tersering) maka sebaiknya dosis dinaikkan

dapat sampai 25 mg/Kg BB/ hari terutama untuk kasus sulit sembuh.3

- pasien tidak patuh

- gangguan absorbsi pencernaan

-Interaksi obat, bersamaan phenobarbital mengurangi absorbsi

griseofuvin menyebabkan kegagalan terapi14.

- jenis dermatofit yang resisten terhadap griseofuvin

- Terjadi reinfeksi terutama dari anggota keluarga atau teman bermain.

(Higgins et al,, 2000)

Kapsul Itrakonazol (100 mg)

a. Dosis 3-5 mg/Kg BB/hari selama 4-6 minggu

b.Terapi denyut dosis 5 mg/Kg BB/ hari selama 1 minggu, istirahat 2

minggu/siklus bila belum sembuh diulang dapat sampai 2-3 siklus.

Bersifat fungisidal sekunder oleh karena terjadi fungitoksik. Sama

efektifnya untuk karena Microsporum canis maupun Trichophyton. Tidak

boleh diminum bersama antasida atau H2 blocker oleh karena absorbsinya

perlu suasana asam. Bila diberikan bersama phenytoin dan H2 antagonis

akan meningkatkan kadar kedua obat tersebut. Sedang kadar Itrakonazol

akan lebih rendah bila diberikan bersamaan rifampisin, isoniasid,

phenytoin dan karbamazepin. Monitor laboratorium fungsi hepar dan

darah lengkap bila pemakaian lebih 4 minggu.

Tablet Terbinafin (tablet 250 mg)

9

Page 10: Acute Paronichya

- bersifat fungisidal primer terhadap dermatofit

- dosis 3-6mg/KgBB/ hari selama 4 minggu :

< 20 mg : 62,5 mg (1/4 tablet)/ hari

20-40 mg : 125 mg (1/2 tablet)/ hari

> 40 mg : 250 mg/ hari

Bila karena M. canis perlu 6-8 minggu, lebih sukar untuk dibasmi daripada

karena Trichophyton oleh karena virulensinya atau karena infeksi

ektotriknya masih belum diketahui. Diberikan untuk anak umur > 2 tahun.

Monitor laboratorium fungsi liver dan darah lengkap diperiksa bila

pemakaian lebih 6 minggu. (Higgins et al, 2000)

Tablet Flukonazol

Sebetulnya juga bisa digunakan untuk terapi tinea kapitis namun tidak

lebih superior daripada obat lainnya. Lebih diindikasikan untuk infeksi

mukosa dan infeksi sistemik pada kasus Kandidiasis, dan Kriptokokosis,

terutama pada pasien imunokompromais. Flukonazol lebih cepat resisten

dibanding obat jamur lain, sedangkan untuk tinea kapitis, flukonazol tidak

lebih superior, sehingga sebaiknya flukonazol digunakan untuk kasus

selektif. Dosisnya 8 mg/Kg BB/minggu selama 8-16 minggu. Efektif untuk

Microsporum maupun Trichophyton. (Higgins et al, 2000)

B. Terapi Ajuvan

Shampo

Shampo obat berguna untuk mempercepat penyembuhan, mencegah

kekambuhan dan mencegah penularan, serta membuang skuama dan

membasmi spora viabel, diberikan sampai sembuh klinis dan mikologis :

a. Shampo selenium zulfit 1% - 1,8% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5

menit baru dicuci

b. Shampo Ketokonazole 1% - 2% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5

menit baru dicuci

c. Shampo povidine iodine dipakai 2 kali / minggu selama 15 menit

10

Page 11: Acute Paronichya

Setelah menggunakan shampo diatas maka dianjurkan memakai Hair

Conditioner dioleskan dirambutnya dan didiamkan satu menit baru dicuci

air. Hal ini untuk membuat rambut tidak kering.Juga shampo ini dipakai

untuk karier asimptomatik yaitu kontak dekat dengan pasien, seminggu 2

kali selama 4 minggu. Karena asimptomatik lebih menyebarkan tinea kapitis

disekolah atau penitipan anak yang kontak dekat dengan karier daripada

anak-anak yang terinfeksi jelas. (Herbert et al, 1983)

C. Terapi Kerion

Pengobatan optimal kerion tidak jelas apakah perlu dengan obat oral

antibiotika dan kortikosteroid sebagai terapi ajuvan dengan griseofulvin

Beberapa penelitian menyatakan :

a. kerion lebih cepat kempes dengan kelompok yang menerima griseofulvin

saja

b. sedangkan skuama dan gatal lebih cepat bersih / hilang dengan kelompok

yang menerima ke 3 obat yaitu griseofuvin, antibiotika dan kortikosteroid

oral

c. Kortikosteroid oral mungkin menurunkan insiden sikatrik. Juga bermanfaat

menyembuhkan nyeri dan pembengkakan. Dosis prednison 1 mg/Kg

BB/pagi untuk 10-15 hari pertama terapi

d. Pemberian antibiotika dapat dipertimbangkan terutama bila dijumpai banyak

krusta (Nelson et al, 2003)

CI. KOMPLIKASI

1. Infeksi sekunder

2. Alopesia sikatrik permanen

3. Kambuh (Nasution et al, 2004)

VIII. PROGNOSIS

Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka

kekambuhan dan perbaikan spontan tidak dapat diduga sebelumnya. Belum

pernah dilaporkan kematian karena kasus ini, tetapi biasanya angka

kesakitan pasien akan meningkat akibat seringnya kekambuhan dari

11

Page 12: Acute Paronichya

penyakit. Semakin meradang reaksinya, semakin dini selesainya penyakit,

yaitu yang zoofilik (M. canis, T. mentagrophytes dan T. verrucosum).

Dilaporkan juga kekambuhan dalam 8 minggu setelah inisiasi pemberian

griseofulvin tanpa terapi adjuvan yang diulang tiap 1 atau 2 minggu sekali.

Rambut dapat beregenerasi dengan cepat apabila dermatofitosis dapat

diatasi dengan baik. (Nasution et al, 2004)

IX. KESIMPULAN

Tinea kapitis adalah infeksi yang sering terjadi pada anak-anak dengan

bermacam macam gejala klinis. Keadaan penduduk yang padat menyimpan

jamur penyebab dan adanya karier asimtomatis yang tidak diketahui

menyebabkan prevalensi penyakit.( Clayton et al, 2006)

Tablet griseofulvin adalah pengobatan yang efektif dan aman, sebagai

obat lini pertama (gold standard). Obat lini kedua yaitu Itrakonazol,

terbinafin atau kalau terpaksa dengan flukonazol diberikan untuk pasien

yang tidak sembuh dengan griseofuvin, atau dapat sebagai obat jamur lini

pertama. Terapi ajuvan dengan shampo anti jamur untuk membasmi

serpihan (fomites) yang terinfeksi, mengevaluasi serta penanganan kontak

yang dekat dengan pasien. (Nasution et al, 2004)

DAFTAR PUSTAKA

12

Page 13: Acute Paronichya

Clayton YM, Moore MK. Superficial Fungal Infection. Dalam : Harper J; Oranje

A, Prose N. editors. Textbook of Pediatric Dermatology. 2nd ed.

Massachusetts. Blackwell Publishing, 2006 : p 542-56.

Cohen BA. Pediatric Dermatology 3rd ed. Philadelphia; Elsevier Mosby, 2005.

Fanny Lanternier, Saad Pathan, Quentin BV, et al. (2013). Deep Dermatophytosis

and Inherited CARD9 Deficiency. N Engl J Med Volume 369: p1704-1714

Hebert AA. Diagnosis and treatment of tinea capitis in children. Dermatol Ther

1997; 2 : 78-83

Herbert BA, Paul JH, James JL, et al (1982). Selenium sulfide : Adjunctive

Therapy for Tinea Capitis. Pediatrics Vol 69 No 1 January 1982: p81-85

Higgins EM, Fuller LC, Smith CH (2000). Guidelines for The Management of

Tinea Capitis. British Journal of Dermatology Volume 143: p53-58

Loura Aztori, Nicola Azte, Monica Pau (2014). Tinea Capitis in Adults. Journal of

Symptomp and Signs Volume 3 Number 5. Department of Medical Science

University of Cagliari : p 392-398

Luigi Naldi. Alfredo Rebora (2009). Seborrheic Dermatitis. N Engl J Med

Volume 360:p387- 369

Nasution MA, Muis K, Rusmawardiana. Tinea Kapitis. Dalam : Budimulya U,

Kuswadji, Bramono K, Menaldi SL, Dwihastuti P, Widati S. editor.

Dermatomikosis Superfisialis cetakan ke 2. Jakarta, Balai Penerbit FKUI,

2004 : h.24-30

Nelson MM; Martin AG, Heffernan MP. Superficial Fungal infection :

Dermatophytosis, Onychomycosis, Tinea Nigra, Piedra. Dalam : Freedberg

IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI. Fitzpatrick’s

Dermatology in General Medicine 6th ed. New York Mc Graw Hill, 2003 : p

1989-2005.

.

STATUS RESPONSI

13

Page 14: Acute Paronichya

I. ANAMNESIS

A. Identitas

Nama : An. N

Umur : 4 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Surakarta

Tanggal periksa : 20 Mei 2015

No rekam medik : 01 20 xx xx

B. Keluhan utama

Luka yang nyeri pada jari no. 3 tangan kanan dan jari no. 3,4 kaki

kanan.

C. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke Poli Kulit RSDM tanggal 20 Juni 2015 dengan

keluhan sejak 5 hari yang lalu muncul luka pada jari no. 3 tangan kanan

dan jari no. 3,4 kaki kanan yang dirasakan nyeri. Sebelumnya pasien

mengaku keluar nanah pada luka, namun sudah kering saat berobat ke

rumah sakit. Diketahui pasien memiliki riwayat sering menggigit jari

tangan. Tidak ada keluhan di tempat lain.

D. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit serupa : (-)

Riwayat alergi obat : disangkal

Riwayat menderita ITP : (+)

E. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit serupa pada keluarga : disangkal

II. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status generalis

Keadaan umum : baik, kompos mentis, gizi kesan baik

BB : 16kg

Vital sign : TD = //

14

Page 15: Acute Paronichya

HR = 112x/menit

RR = //

T = 36,3o C

Kepala : dalam batas normal

Mata : dalam batas normal

Mulut : dalam batas normal

Wajah : dalam batas normal

TruncusAnterior : dalam batas normal

TruncusPosterior : dalam batas normal

Ekstremitas atas : dalam batas normal

Ekstremitas bawah : dalam batas normal

B. Status dermatologi

Regio manus dekstra (digiti no. III) et regio pedis dekstra (digiti no.

III,IV) :

Tampak erosi dengan dasar eritema batas tegas, tepi ireguler dengan

krusta kekuningan di atasnya.

III. DIAGNOSIS BANDING

Paronikia akut

Onikomikosis

Candida paronikia

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan KOH : (+) tampak pseudo hifa (masih meragukan)

Pemeriksaan Gram : PMN = 0-1/LPB

Coccus gram (+) = 50-70/LPB

V. PLAN

Kultur kuman pada lesi

15

Page 16: Acute Paronichya

VI. DIAGNOSIS KERJA

Paronikia Akut

VII.TERAPI

Amoxicillin-Clavunalate 25mg/kg/hari PO

Sediaan : tablet kunyah 200mg dan 400mg

Dosis perhari : 400mg

Cara minum :2x200mg per hari

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad sanam : bonam

Ad fungsionam : bonam

Ad kosmetikam : bonam

16