Top Banner
STUDI PEMANFAATAN SEDIMEN WADUK SENGGURUH DAN LUMPUR SIDOARJO UNTUK PEMBUATAN BATU BATA Ery Suhartanto, Andre Primantyo H, Rahma Stepanus, Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Email :[email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Batu bata adalah bahan bangunan yang terdiri dari tanah liat dan air, kemudian dibentuk persegi panjang mengunakan alat cetakan. Batu bata tersebut dibakar hingga warnanya berubah menjadi merah. Nilai kekuatan dari batu bata dipengaruhi oleh nilai kuat tekan dan nilai absorbsi. Tujuan dari studi ini adalah meneliti batu bata hasil pencampuran sedimen Sengguruh dan lumpur Sidoarjo yang memiliki nilai kuat tekan dan absorbsi yang optimum. Hasil pembakaran 20 buah batu bata untuk masing-masing komposisi ditemukan adanya batu bata yang pecah pada dua komposisi. Yaitu pada komposisi I (0%S + 100%L), dan komposisi II (20%S + 80%L). Hasil analisa statistik pada batu bata menyatakan bahwa h1 diterima, yang berarti batu bata dari hasil pencampuran Sedimen Sengguruh dan Lumpur Sidoarjo memiliki pengaruh terhadap absorbsi dan nilai kuat tekan. Hasil uji absorbsi menyatakan bahwa tidak ada batu bata yang memiliki nilai absorbsi dibawah 20% untuk semua komposisi pencampuran bahan. Hasil uji kuat tekan dengan metode SII 0021-1978, didapatkan 5 komposisi batu bata yang memenuhi standar minimum pada kelas 25. Setelah dilakukan beberapa uji pada batu bata untuk mendukung penetuan komposisi optimum. Kesimpulan dari komposisi optimum untuk batu bata adalah komposisi III (40%S + 60%L), komposisi IV (50%S + 50%L), dan komposisi V (60%S + 40%L). Kata Kunci : Batu bata, Lumpur Lapindo, Sedimen Sengguruh ABSTRACT The bricks are building material consist of clay and water, then it rectangular molded used a mold tool. The bricks were fired upon until the color changed to red. Value strength of bricks was influenced by the compressive strength and absorption values. The purpose of this study was examined the results of mixing bricks Sengguruh Sediment and Sidoarjo Mud which has the optimum compressive strength and optimum absorption. Combustion result of 20 bricks for each composition, was found the brick that broken at two compositions. It was the composition I (0%S + 100%L), and composition II (20%S + 80%L). Results of statistical analysis on the bricks states that h1 was received, which means bricks from mixing results Sengguruh Sediment and Sidoarjo Mud have influences on the absorption and compressive strength value. Absorption test results showed no one brick that had absorption values below 20% for all materials mix composition. Compressive strength test results with methods SII 0021-1978, obtained 5 compositions of brick that meet minimum standards in grade 25. After several tested on the bricks to support the determination of the optimum composition. The conclution of the brick optimum composition were composition III (40%S+ 60%L), the composition IV (50%S + 50%L), and the composition V (60%S + 40% L). Keywords: Brick, Sidoarjo Mud, Sengguruh Sediment
9

ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

Feb 06, 2018

Download

Documents

lamtuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

STUDI PEMANFAATAN SEDIMEN WADUK SENGGURUH DAN LUMPUR SIDOARJO

UNTUK PEMBUATAN BATU BATA

Ery Suhartanto, Andre Primantyo H, Rahma Stepanus,

Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Email :[email protected] [email protected] [email protected]

ABSTRAK

Batu bata adalah bahan bangunan yang terdiri dari tanah liat dan air, kemudian dibentuk persegi

panjang mengunakan alat cetakan. Batu bata tersebut dibakar hingga warnanya berubah menjadi

merah. Nilai kekuatan dari batu bata dipengaruhi oleh nilai kuat tekan dan nilai absorbsi.

Tujuan dari studi ini adalah meneliti batu bata hasil pencampuran sedimen Sengguruh dan

lumpur Sidoarjo yang memiliki nilai kuat tekan dan absorbsi yang optimum.

Hasil pembakaran 20 buah batu bata untuk masing-masing komposisi ditemukan adanya batu

bata yang pecah pada dua komposisi. Yaitu pada komposisi I (0%S + 100%L), dan komposisi II

(20%S + 80%L). Hasil analisa statistik pada batu bata menyatakan bahwa h1 diterima, yang berarti

batu bata dari hasil pencampuran Sedimen Sengguruh dan Lumpur Sidoarjo memiliki pengaruh

terhadap absorbsi dan nilai kuat tekan. Hasil uji absorbsi menyatakan bahwa tidak ada batu bata yang

memiliki nilai absorbsi dibawah 20% untuk semua komposisi pencampuran bahan. Hasil uji kuat tekan

dengan metode SII 0021-1978, didapatkan 5 komposisi batu bata yang memenuhi standar minimum

pada kelas 25. Setelah dilakukan beberapa uji pada batu bata untuk mendukung penetuan komposisi

optimum. Kesimpulan dari komposisi optimum untuk batu bata adalah komposisi III (40%S + 60%L),

komposisi IV (50%S + 50%L), dan komposisi V (60%S + 40%L).

Kata Kunci : Batu bata, Lumpur Lapindo, Sedimen Sengguruh

ABSTRACT

The bricks are building material consist of clay and water, then it rectangular molded used a

mold tool. The bricks were fired upon until the color changed to red. Value strength of bricks was

influenced by the compressive strength and absorption values.

The purpose of this study was examined the results of mixing bricks Sengguruh Sediment and

Sidoarjo Mud which has the optimum compressive strength and optimum absorption.

Combustion result of 20 bricks for each composition, was found the brick that broken at two

compositions. It was the composition I (0%S + 100%L), and composition II (20%S + 80%L). Results

of statistical analysis on the bricks states that h1 was received, which means bricks from mixing results

Sengguruh Sediment and Sidoarjo Mud have influences on the absorption and compressive strength

value. Absorption test results showed no one brick that had absorption values below 20% for all

materials mix composition. Compressive strength test results with methods SII 0021-1978, obtained 5

compositions of brick that meet minimum standards in grade 25. After several tested on the bricks to

support the determination of the optimum composition. The conclution of the brick optimum

composition were composition III (40%S+ 60%L), the composition IV (50%S + 50%L), and the

composition V (60%S + 40% L).

Keywords: Brick, Sidoarjo Mud, Sengguruh Sediment

Page 2: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

PENDAHULUAN

Selama ini sedimen hasil pengerukan dari

bendungan Sengguruh ditampung pada

tempat penampungan sementara (spoilbank).

Karena cepatnya laju erosi yang terjadi di

bagian hulu Sungai Brantas membuat

pengerukan sedimen yang dilakukan secara

berkala oleh Perum Jasa Tirta I sangat

berlebihan sehingga tempat penampungan

sedimen pun menjadi tidak cukup. Pihak

pengelola sendiri kesulitan untuk melakukan

pengerukan kembali dikarenakaan tempat

penampungan yang telah penuh.

Pada sisi lain semburan Lumpur Sidoarjo

terjadi pada tanggal 29 Mei 2006. Bencana ini

merupakan bencana yang pertama kali terjadi

di Indonesia. Kejadian ini berada di daerah

yang sangat strategis, dilihat dari intensitas

penggunaan lahan, kepadatan penduduk

sekitarnya serta begitu banyaknya fasilitas

umum intrastruktur yang terkena dampaknya.

sehingga diperlukan adanya alternatif

penanganan lumpur yang lebih baik agar

ramah lingkungan dan memiliki segi positif

dalam bidang lain termasuk bidang ekonomi.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan

dapat mengetahui kandungan pada sedimen

yang dihasilkan dari pengerukan Bendungan

Sengguruh dan Lumpur Lapindo. Sehingga

tumpukan sedimen yang sangat banyak

jumlahnya tersebut dapat dimanfaatkan untuk

pembuatan batu bata dan memiliki nilai

ekonomi.

1. TINJAUAN PUSTAKA

A. STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat

kehalusan tanah yang terjadi karena

terdapatnya perbedaan komposisi kandungan

fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung

pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari

ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir

mempunyai ukuran diameter paling besar

yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05

– 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002

mm (penggolongan berdasarkan USDA).

Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh

terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain

seperti struktur tanah, permeabilitas tanah,

porositas dan lain-lain.

B. TANAH LIAT

Tanah liat (loam) adalah pasir dan slib

yang mengandung tanah pekat (clay) yang

susunannya berbeda-beda menurut sumber

penemuan (Heinz Fick,1999). Tanah liat

membuat tanah bersifat plastis, akan tetapi

terlalu banyak tanah liat (kurangpasir)

berakibat susunan bata dan genteng cukup

besar selama pengeringan dan pembakaran,

juga retak dan melengkung. Pasir

menghilangkan sifat tersebut akan tetapi

banyak pasir berakibat tidak ada lekatan antar

butiran-butirannya, dan akibatnya bata

menjadi gelas dan lemah (Kardiyono,1995).

C. BATU BATA

Batu bata adalah suatu batu-batuan yang

terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa

campuranbahan lain lalu dicetak dalam

bentuk balok-balok yang setelah dibakar pada

suhu tinggi akan menjadi keras sehingga tidak

bisa hancur lagi bila direndam dalam air.

Proses pembuatannya dibedakan menjadi dua

macam yaitu secara tradisonal dan

mekanik(Kardiyono,1995).

D. ABSORBSI BATU BATA

Nilai Absorbsi batu bata adalah

perbandingan antara selisih berat batu bata

yang sudah direndam dengan berat batu bata

kering.Batu bata yang baik seharusnya

memiliki nilai absorbsi tidak lebih dari 20%.

Nilai absorbsi batu bata dinyatakan dalam

persen. Perhitungan nilai absorbsi dirumuskan

sebagai berikut :

P(%) =𝑊𝑏−𝑊𝑘

𝑊𝑘𝑥100% (2.3)

dimana:

P = Persentase air yang terserap batu

bata (%).

Wb = Berat batu bata setelah direndam

dalam air (kg).

Wk = Berat batu bata kering sebelum

direndam (kg).

E. KUAT TEKAN BATU BATA

Kekuatan tekan yang menyebabkan

hancurnya suatu pekerjaan bata akan timbul

setelah kekuatan bata yang ada dalam

tegangan triaxial dilampaui atau jika bata

yang ada tidak mampu untuk membatasi.

Sebagian besat sifat batu bata secara alamiah

adalah getas sehingga batu bata akan hancur

Page 3: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

ke semua arah yang tegak lurus pada arah

tegangan maksimum lateral dan paralel

terhadap semua arah gaya yang bekerja

(Frick,1999).

Menurut Peraturan Beton Bertulang

Indonesia Tahun 1971, untuk mengetahui

mutu beton, pengujian dilakukan dengan

menggunakan benda uji berbentuk kubus.

Pemilihan bentuk kubus ini didasarkan pada

bentuk kubus yang cukup baik mewakili

kekuatan suatu bahan dan sangat sedikit

dipengaruhi oleh sifat orthotropis geometri.

Dengan asumsi demikian maka pengujian

kuat tekan bata merah dengan bentuk kubus

juga diperlukan.

SII 0021-78 menyebutkan batu bata dibagi

menjadi 6 kelas kekuatan yang berdasarkan

pada kekuatan tekan,yaitu: kelas 25, 50, 100,

150, 200, 250.

Tabel 1. Kuat tekan dan Koefisien Variasi Batu Bata yang Diijinkan SII-0021-78

Kelas

Kuat tekan rata-rata minimum dari

30 buah batu bata merah yang diuji

Koefisien Variasi yang

diijinkan dari rata-rata kuat

tekan batu bata merah yang

diuji dalam % Kg cm² N/mm²

25 25 2,5 25

50 50 5,0 22

100 100 10,0 22

150 150 15,0 15

200 200 20,0 15

250 250 25,0 15

Sumber: SII-0021-78

Rumus yang digunakan untuk

perhitungan kekuatan tekan batu bata adalah

sebagai berikut:

𝑓𝑐𝑘 =𝑃

𝐴

dimana :

𝑓𝑐𝑘 = Kuat tekan batu bata (kg/cm2)

P = Besarnya gaya tekan hancur batu

bata (kg)

A = Luas penampang benda uji (cm2)

F. Hipotesa Beberapa hipotesa yang akan

dibuktikan dalam penelitian ini adalah :

1. Penggunaan Sedimen Sengguruh dan

Lumpur Sidoarjo sebagai bahan

pengganti tanah liat akan menghasilkan

batu bata dengan kekuatan yang lebih

besar dari batu bata biasa.

2. Pada kadar pencampuran tertentu antara

Sedimen Sengguruh dan Lumpur

Sidoarjo sebagai pengganti tanah liat

akan menghasilkan batu bata dengan

nilai kuat tekan dan absorbsi yang

optimum.

2. METHODOLOGI PENELITIAN

Tahapan perencanaan jaringan irigasi air

tanah, sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel sediman di waduk

Sengguruh dan lumpur Lapindo dan

pengujian laboratorium.

2. Proses pencampuran bahan di lapangan.

Tabel 2. Variasi Komposisi Sedimen

Sengguruh Dan Lumpur Sidoarjo

Perlakuan I II III IV V VI VII

SedimenSengguruh (%) 0 20 40 50 60 80 100

Lumpur Sidoarjo (%) 100 80 60 50 40 20 0

3. Pembuatan batu bata di lapangan.

4. Pembakaran batu bata di lapangan.

5. Pengujian absorbsi batu bata.

6. Pengujian kuat tekan batu bata.

- Kuat Tekan Kubus

Gambar 1. Benda UjiKuat Tekan Kubus

(Sumber :Ardyana, 2009)

s

ss

Page 4: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

- Kuat Tekan Metode SII 0021-1978

Gambar 2. Benda Uji Tekan Menurut SII

0021-1978 (Sumber : SII 0021-78)

Variabel penelitian yang akan diukur

adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas : Komposisi campuran

antara sedimen Sengguruh dan lumpur

Sidoarjo.

2. Variabel Terikat : Kuat tekan batu bata

dan absorbsi batu bata.

Tahapan analisis data yang digunakan

dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan H0 dan H1

2. Menetukan nilai Ftabeldan perhitungan

statistika untuk mencari nilai Fhitung.

3. Menganalisa hasil perhitungan Fhitungdan

Ftabel untuk mengetahui ditolak atau

diterimanya H0.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi studi ini berada di Desa Kaliakah,

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada

2 lokasi berbeda, untuk lokasi pertama berada

di Waduk Sengguruh yang lokasinya berada

di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen,

Kabupaten Malang. Waduk Sengguruh

terletak pada 112o42’58” – 112o36’21” BT

8o02’50” – 8o12’10” LS. Untuk lokasi kedua

pada penelitian ini, berada di Lumpur

Sidoarjo yang lokasinya berada di Wilayah

Kabupaten Sidoarjo yang terletak antara

112o5’ dan 112o9’ Bujur Timur dan antara

7o3’ dan 7o5’ Lintang Selatan.

Gambar 3. Lokasi Penelitian

(Sumber: Google Earth 2014)

A. HASIL UJI TANAH

a. Sedimen Sengguruh

Berdasarkan dari hasil uji dasar tanah liat

di laboratorium Tanah dan Air Tanah

Universitas Brawijaya, Waduk Sengguruh

mengandung 22% lanau, 16% pasir dan 63%

lempung.

Gambar 4. Klasifikasi Sedimen Sengguruh

Berdasarkan Tekstur Oleh USDA

Berdasarkan segitiga tanah USDA,

sedimen Sengguruh termasuk ke dalam jenis

tanah lempung (clay).

b. Lumpur Lapindo

Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan

Air Tanah Universitas Brawijaya, Lumpur

Lapindo mengandung 15,54% lanau, 0,00%

pasir dan 84,46% lempung.

Gambar 5. Klasifikasi Lumpur Lapindo

Berdasarkan Tekstur Oleh USDA

Berdasarkan segitiga tanah USDA, lumpur

Lapindo termasuk ke dalam jenis tanah

lempung (clay).

A

BPenampang Potongan

Bata

Page 5: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

B. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BATU BATA

Dengan asumsi berat tiap benda uji

sebelum dibakar 2 kg, karena pembuatan

benda uji tidak hanya satu buah maka berat

benda uji dinaikkan dengan tujuan

menghindari kekurangan bahan.

Tabel 3. Berat Sedimen Sengguruh dan

Lumpur Lapindo

Komposisi I II III IV V VI VII

Sedimen Sengguruh (kg) 0 8 16 20 24 32 40

Lumpur Sidoarjo (kg) 40 32 24 20 16 8 0

Sumber: Penelitian

C. HASIL PEMBAKARAN Batu bata yang telah direncanakan untuk

dibakar berjumlah 20 biji untuk tiap-tiap

komposisi campuran dari Sedimen

Sengguruhdan Lumpur Lapindo.Hasil batu

bata yang telah dibakar bisa dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4. Batu Bata Hasil Pembakaran

Komposisi I II III IV V VI VII

Pembakaran

20 bata

Utuh 12 16 20 20 20 20 20

Pecah 8 4 - - - - -

Sumber :Hasil Pengujian setelah dilakukan pembakaran, ditemukan

adanya batu bata yang pecah pada komposisi I

(0%S + 100%L) dan II (20%S + 80%L).

D. UJI ABSORBSI

Pengujian absorsi batu bata ini

menggunakan 5 buah benda uji untuk setiap

komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata

Pembanding maka data yang dihasilkan

adalah 40 data. Hasil absorbsi batu bata

ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji Absorbsi Batu Bata

No. Benda Uji

Pembanding

I II III IV V VI VII

0% S + 100% L

20% S + 80% L

40% S + 60% L

50% S + 50% L

60% S + 40% L

80% S + 20% L

100% S + 0% L

1 32.58 20.70 21.93 26.72 25.97 25.28 29.13 32.61

2 31.00 22.83 20.35 22.80 24.53 26.12 29.36 31.80

3 30.86 21.52 20.49 25.99 25.19 26.48 28.06 32.12

4 31.29 21.43 21.50 26.01 25.47 25.66 29.32 31.94

5 30.91 22.72 21.12 25.17 25.73 25.66 29.32 34.10

Rata - rata 31.33 21.84 21.08 25.34 25.38 25.84 29.04 32.51

S.Deviasi 0.72 0.91 0.67 1.52 0.56 0.46 0.56 0.94

Sumber: Hasil Perhitungan Perhitungan absorbsi batu bata adalah

sebagai berikut:

Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1

diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

Wb = 1,544 kg

Wk = 1,945 kg

P = 1,945−1,544

1,544 x 100% = 25,97 %

Gambar 6. Hasil Uji Absorbsi Batu Bata

Gambar 7. Hubungan Komposisi

Campuran Sedimen Sengguruh dan

Lumpur Sidoarjo Terhadap Absorbsi Batu

Bata

Page 6: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

E. UJI KUAT TEKAN KUBUS

Pengujian kuat tekan kubus ini

menggunakan 10 buah benda uji untuk setiap

komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata

Pembanding maka data yang dihasilkan

adalah 80 data. Hasil kuat tekan batu bata

ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 6. Hasil Perhitungan Uji Kuat Tekan Kubus Batu Bata

No. Benda

Uji Pembanding

I

0% S +

100% L

II

20% S +

80% L

III

40% S +

60% L

IV

50% S +

50% L

V

60% S +

40% L

VI

80% S +

20% L

VII

100% S

+ 0% L

1 19,68 104,87 98,11 30,63 95,81 46,26 14,47 10,27

2 21,59 67,81 31,85 27,91 60,28 49,12 14,15 11,42

3 26,87 36,77 49,11 16,30 43,71 56,61 27,27 14,35

4 20,27 29,07 85,36 29,74 63,86 28,03 34,66 8,72

5 18,96 42,92 132,34 32,38 65,89 26,09 31,73 13,22

6 20,35 120,89 42,53 45,01 41,06 41,80 13,30 14,23

7 19,64 163,33 42,20 24,64 47,94 49,76 33,36 13,30

8 30,47 28,49 25,72 42,77 32,69 41,18 11,37 16,74

9 19,45 - - 30,89 17,44 17,65 52,15 12,20

10 18,58 - - - 43,40 43,84 57,76 11,84

Rata - rata 21,59 74,27 63,40 31,14 51,21 40,03 29,02 12,63

S.Deviasi 3,92 50,16 37,69 8,69 21,50 12,24 16,38 2,27

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan absorbsi batu bata adalah

sebagai berikut:

Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1

diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

P = 3570 kg

A = 6,90 x 5,40 = 37,26 cm2

𝑓𝑐𝑘 = 3570

37,26 = 95,81kg/cm2

Gambar 8. Hasil Uji Kuat Tekan Kubus

Bata

Gambar 9. Hubungan Komposisi

Campuran Sedimen Sengguruh dan

Lumpur Sidoarjo Terhadap Kuat Tekan

Batu Bata

F. UJI KUAT TEKAN SII 0021-1978 Pengujian kuat tekan kubus ini

menggunakan 10 buah benda uji untuk setiap

komposisi, karena ada 7 komposisi dan 1 bata

Pembanding maka data yang dihasilkan

adalah 80 data. Hasil kuat tekan batu bata

ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Kuat Tekan SII 0021-78 Batu Bata

No. Benda Uji

Pembanding

I II III IV V VI VII

0% S + 100% L

20% S + 80% L

40% S + 60% L

50% S + 50% L

60% S + 40% L

80% S + 20% L

100% S + 0% L

1 15,97 71,44 30,60 29,56 37,26 25,14 13,85 11,64

2 21,41 50,47 29,31 28,32 24,50 27,90 21,12 8,87

3 14,17 27,91 34,76 24,92 23,78 32,14 23,09 21,64

4 15,08 22,47 22,70 27,54 17,87 28,53 21,12 11,32

Page 7: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

No. Benda Uji

Pembanding

I II III IV V VI VII

0% S + 100% L

20% S + 80% L

40% S + 60% L

50% S + 50% L

60% S + 40% L

80% S + 20% L

100% S + 0% L

5 22,33 34,62 44,94 23,10 15,04 28,45 26,62 7,27

6 13,71 23,82 50,29 31,48 15,77 20,14 15,49 11,03

7 15,39 21,81 32,84 35,71 29,66 35,99 19,86 9,98

8 12,01 - - 18,97 26,38 33,33 25,37 10,36

9 13,43 - - 18,49 21,69 29,46 14,45 10,95

10 11,59 - - 31,35 39,31 25,11 16,31 15,67

Rata - rata 15,51 36,08 35,06 26,94 25,13 28,62 19,73 11,87

S.Deviasi 3,63 18,56 9,49 5,58 8,34 4,55 4,55 4,05

Sumber: Hasil Perhitungan

Misal pada komposisi IV, benda uji ke – 1

diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

P = 3570 kg

A = 6,90 x 5,40 = 37,26 cm2

𝑓𝑐𝑘 = 3570

37,26 = 95,81kg/cm2

Gambar 10. Hasil Uji Kuat Tekan SII

0021-78 Bata

Gambar 11. Hubungan Komposisi

Campuran Sedimen Sengguruh dan

Lumpur Sidoarjo Terhadap Kuat Tekan

Batu Bata

G. ANALISIS STATISTIK Hipotesa yg akan diuji kebenarannya pada

studi ini adalah sebagai berikut

• Hipotesisi nol (H0) : Tidak ada

pengaruh komposisi antara Sedimen

Sengguruh dan Lumpur Lapindo terhadap

absorsi / kuat tekan batu bata.

• Hipotesis alternative (H1) : Ada

pengaruh komposisi antara Sedimen

Sengguruh dan Lumpur Lapindo terhadap

absorsi / kuat tekan batu bata.

a. Absorbsi Bata

- Perhitungan

Derajat Bebas (db)

dbtotal =39 = 40 – 1 = 39

dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7

dbgalat = 32 = 39 – 7 = 36

maka didapat nilai Ftabel= 2,31

Jumlah Kuadrat

Faktor Koreksi (FK) =28183,358 JK Total (JKT) = 623,61

JK Komposisi (JKP) = 600,32

JK Galat (JKG)

KT Komposisi (K= 23,29

Kuadrat Tengah

TP) = 85,760

KT Galat (KTG) = 0,728

Nilai Fhitung

Fhitung =𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 117,831

- Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai

Fhitung=117,831 lebih besar daripada

Ftabel=2,31, maka diputuskan menolak H0 dan

menerima H1.

b. Uji Kuat Tekan Kubus Bata

- Perhitungan

Derajat Bebas (db)

dbtotal = 74 = 40 – 1 = 39

dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7

dbgalat = 67 = 39 – 7 = 36

maka didapat nilai Ftabel= 2,15

Jumlah Kuadrat

Faktor Koreksi (FK) =114187,979 JK Total (JKT) = 64023,08

Page 8: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

JK Komposisi (JKP) = 11624,58

JK Galat (JKG) = 52398,50

Kuadrat Tengah

KT Komposisi (KTP) = 1660,654

KT Galat (KTG) = 727,757

Nilai Fhitung

Fhitung

𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 2,282

- Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai

Fhitung=2,282 lebih besar daripada Ftabel=2,15,

maka diputuskan menolak H0 dan menerima

H1.

c. Uji Kuat Tekan SII 0021-78 Bata

- Perhitungan

Derajat Bebas (db)

dbtotal = 73 = 40 – 1 = 39

dbkomposisi = 7 = 8 – 1 = 7

dbgalat = 66 = 39 – 7 = 36

maka didapat nilai Ftabel= 2,15

Jumlah Kuadrat

Faktor Koreksi (FK) =42623,536

JK Total (JKT) = 8716,56

JK Komposisi (JKP) = 3902,41

JK Galat (JKG) = 4814,15

Kuadrat Tengah

KT Komposisi (KTP) = 557,488

KT Galat (KTG) = 66,863

Nilai Fhitung

Fhitung

𝐾𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝐾𝑇 𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 8,338

- Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Fhitung=

8,338 lebih besar daripada Ftabel=2,15, maka

diputuskan menolak H0 dan menerima H1.

H. PEMBAHASAN

Tabel 8. Tabel Hasil Akhir Batu Bata Hasil Pencampuran Sedimen Sengguruh dan Lumpur

Lapindo

Sumber :Hasil Perhitungan

Berdasarkan dari hasil pembakaran, uji

absorbsi, dan uji kuat tekan serta analisa

statistik untuk mengetahui ada atau tidak

adanya pengaruh batu bata hasil pencampuran

sedimen Sengguruh dan lumpur Lapindo

terhadap nilai kuat tekan dan absorbsi bata

Pembanding, maka didapatkan komposisi

optimum untuk batu bata adalah pada

komposisi III (40%S + 60%L), komposisi IV

(50%S + 50%L), dan komposisi V (60%S +

40%L).

4. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil uji laboratorium dan

analisa yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pembakaran yang telah dilakukan

dari 20 buah batu bata untuk tiap masing-

SII 0021-1978

Pecah Utuh % Ket. ( 25 kg/cm²)

- 20 31,33 x 15,51 x x

x

Optimum

32,51

x

25,84

x

26,9425,34

xx

x

25,13

x

x

28,62

11,87

35,06

25,38

x

19,7329,04

x

21,08√

x4 16

- 20

20

-

20

-

-

20

-

20

Perlakuan

VI

VII

100% S + 0% L

(0%S + 100%L)

II

III

IV

V

20% S + 80% L

40% S + 60% L

50% S + 50% L

60% S + 40% L

80% S + 20% L

Ket.

Hasil

PembakaranAbsorbsi

Pembanding

Kuat Tekan

Met. SII

0021-78

I8 12 21,84 x 36,08

√x

Page 9: ABSTRAK - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Studi-Pemanfaatan... · Lumpur Lapindo Hasil penelitian di laboratorium Tanah dan Air Tanah Universitas Brawijaya,

masing komposisi, ditemukan adanya batu

bata yang pecah untuk benda uji perlakuan

I ( 0%S + 100% L) sebanyak 8 buah dan

untuk benda uji perlakuan II ( 20% S +

80% L ) sebanyak 4 buah.

2. Hasil uji absorbsi yang telah dilakukan dari

5 buah sampel untuk masing-masing

komposisi, terjadi peningkatan angka

prosentase absorbsi pada batu bata seiring

dengan meningkatnya kadar prosentase

pasir yang terkandung dalam sedimen

Sengguruh pada komposisi campuran

bahan pembuatan batu bata. Selisih

prosentase peningkatan absorbsi pada batu

bata komposisi 0% S sampai dengan 100%

S adalah sebesar 10,67%.

3. Hasil uji kuat tekan yang telah dilakukan

dari 10 buah sampel untuk masing-masing

komposisi, terjadi penurunan nilai kuat

tekan pada kuat tekan batu bata seiring

dengan meningkatnya kadar prosentase

pasir yang terkandung dalam sedimen

Sengguruh pada komposisi campuran

bahan pembuatan batu bata. Selisih

penurunan nilai kuat tekan pada batu bata

komposisi 0% S sampai dengan 100% S

adalah sebesar 61,64 kg/cm2 untuk metode

kubus dan sebesar 24,21 kg/cm2 pada kuat

tekan metode SII 0021-78. Berdasarkan

dari hasil uji kuat tekan SII 0012-1978,

komposisi yang telah memenuhi standar

kelas minimum kuat tekan batu bata

dengan nilai minimum 25 kg/cm2 adalah

komposisi I (0%S + 100% L), komposisi II

(20% S + 80% L), komposisi III (40% S +

60% L), komposisi IV (50%S + 50%L),

dan komposisi V (60%S + 40%L).

4. Berdasarkan dari analisa hasil pembakaran,

uji absorbsi, dan uji kuat tekan yang telah

dilakukan pada seluruh komposisi batu

bata hasil pencampuran seidmen

Sengguruh dan lumpur Sidoarjo. Hasil uji

tersebut sebagai bahan pertimbangan

dalam menentukan komposisi optimum

batu bata hasil pencampuran sedimen

Sengguruh dan lumpur Sidoarjo, sehingga

didapatkan komposisi optimum batu bata

yaitu pada batu bata komposisi III (40%S

+ 60%L), komposisi IV (50%S + 50%L),

dan komposisi V (60%S + 40%L).

5. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1978. SII 0021-78. Jakarta :

Departemen Perindustrian.

Anonim. 2014. Google Earth. (diakses 25

februari 2014)

Ardyana, V.R. 2009. Uji Karakteristik Batu

Bata Merah (Tampak Luar, Dimnsi,

Kadar Garam, Kuat Tekan) produksi

Dari Berbagai Kota Di Jawa Timur.

Malang : Universitas Brawijaya.

Frick, H dan Koesmartadich. 1999. Ilmu

Bahan Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

dan Soegijapranata University Pers.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:

Akademika Pressindo.

Kardiyono, T. 1995. Teknologi Beton,

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

UGM. Yogyakarta