Top Banner
ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA TANAMAN JERUK SIAM KINTAMANI (Citrus nobilis L) DAN PENGENDALIANNYA SECARA HAYATI Buah jeruk adalah salah satu komoditas unggulan dari sektor hortikultura di Indonesia selain pisang dan mangga. Tanaman jeruk siam juga merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang menjadi komoditi unggulan di Propinsi Bali. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Bangli Propinsi Bali dan hasil survai lapangan dalam dua mulai tahun 2011 sampai sekarang tanaman jeruk siam di Kintamani terjangkit penyakit antraknosa. Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala-gejala bercak coklat pada batang, daun dan buah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi jamur patogen penyebab penyakit antraknosa Identifikasi molekuler dilakukan dengan analisis gen 18S rRNA jamur patogen. (2) Mengeksplorasi jamur yang berasosiasi dengan tanaman jeruk sehat yang berpotensi sebagai jamur antagonis. (3) Menentukan jamur berpotensi antagonis yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada jeruk siam Kintamani dengan metode dual culture dan analisis statistik (4) Mengidentifikasi jamur antagonis terpilih. Mekanisme penghambatan pertumbuhan jamur patogen oleh jamur antagonis diamati melalui gambar ultrastruktur yang diambil dari mikroskop elektron teknik SEM (Scaning Electron Mychroskophy). Metodelogi yang digunakan: isolasi jamur patogen dan isolasi jamur berpotensi antagonis, dilanjutkann dengan dual culture untuk menentukan jamur antagonis, analisisis statististik dengan Anova program costat, uji in vivo, metode SEM. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jamur penyebab penyakit antraknosa pada jeruk siam Kintamani adalah Colletotricum gloeosporioides. Sembilan jamur berpotensi antagonis telah ditemukan yakni IS1, IS2, IS3, IS4, IS5. IS6, IS7, IS8, dan IS9. Berdasarkan hasil uji Dual Culture dan uji statistik maka dapat ditentukan 2 jamur yakni IS4 dan IS7 sebagai jamur antagonis karena kedua jamur tersebut memiliki persentase daya hambat tertinggi yakni masing-masing 89,22% dan 85,11%. Kedua jamur tersebut teridentifikasi tergolong dalam satu spesies yakni Aspergillus aculeatus. Berdasarkan gambar yang diperoleh dari metode SEM maka dapat diketahui mekanisme penghambatan pertumbuhan jamur patogen oleh jamur antagonis A. aculeatus adalah dengan proses lisis hifa jamur patogen C. gloeosporioides dan menguasai media tumbuh. Kata Kunci: Jeruk Siam Kintamani, Antraknosa, Cilletotricum gloeosporioides, jamur antagonis, Aspergillus aculeatus.
32

ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

Feb 03, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

ABSTRAK

IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA

TANAMAN JERUK SIAM KINTAMANI (Citrus nobilis L) DAN

PENGENDALIANNYA SECARA HAYATI

Buah jeruk adalah salah satu komoditas unggulan dari sektor hortikultura di

Indonesia selain pisang dan mangga. Tanaman jeruk siam juga merupakan salah

satu jenis tanaman hortikultura yang menjadi komoditi unggulan di Propinsi Bali.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Bangli Propinsi Bali dan

hasil survai lapangan dalam dua mulai tahun 2011 sampai sekarang tanaman jeruk

siam di Kintamani terjangkit penyakit antraknosa. Penyakit ini ditandai dengan

adanya gejala-gejala bercak coklat pada batang, daun dan buah. Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi jamur patogen penyebab penyakit antraknosa

Identifikasi molekuler dilakukan dengan analisis gen 18S rRNA jamur patogen. (2)

Mengeksplorasi jamur yang berasosiasi dengan tanaman jeruk sehat yang

berpotensi sebagai jamur antagonis. (3) Menentukan jamur berpotensi antagonis

yang paling efektif untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada jeruk siam

Kintamani dengan metode dual culture dan analisis statistik (4) Mengidentifikasi

jamur antagonis terpilih. Mekanisme penghambatan pertumbuhan jamur patogen

oleh jamur antagonis diamati melalui gambar ultrastruktur yang diambil dari

mikroskop elektron teknik SEM (Scaning Electron Mychroskophy). Metodelogi

yang digunakan: isolasi jamur patogen dan isolasi jamur berpotensi antagonis,

dilanjutkann dengan dual culture untuk menentukan jamur antagonis, analisisis

statististik dengan Anova program costat, uji in vivo, metode SEM. Berdasarkan

hasil penelitian didapatkan bahwa jamur penyebab penyakit antraknosa pada jeruk

siam Kintamani adalah Colletotricum gloeosporioides. Sembilan jamur berpotensi

antagonis telah ditemukan yakni IS1, IS2, IS3, IS4, IS5. IS6, IS7, IS8, dan IS9.

Berdasarkan hasil uji Dual Culture dan uji statistik maka dapat ditentukan 2 jamur

yakni IS4 dan IS7 sebagai jamur antagonis karena kedua jamur tersebut memiliki

persentase daya hambat tertinggi yakni masing-masing 89,22% dan 85,11%.

Kedua jamur tersebut teridentifikasi tergolong dalam satu spesies yakni Aspergillus

aculeatus. Berdasarkan gambar yang diperoleh dari metode SEM maka dapat

diketahui mekanisme penghambatan pertumbuhan jamur patogen oleh jamur

antagonis A. aculeatus adalah dengan proses lisis hifa jamur patogen C.

gloeosporioides dan menguasai media tumbuh.

Kata Kunci: Jeruk Siam Kintamani, Antraknosa, Cilletotricum gloeosporioides,

jamur antagonis, Aspergillus aculeatus.

Page 2: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF FUNGAL CAUSING ANTHRACNOSE DISEASE

IN KINTAMANI SIAM CITRUS PLANTS (Citrus nobilis L.) AND IT’S

BIOLOGICAL CONTROL

Citrus is one of leading horticultural crop in Indonesia besides bananas and

mangoes. ‘Siam’ citrus in particular,is a priority fruit crop in Bali. Field surveys

in 2011-2012 revealed that ‘Siam’ citrus plants at Kintamani, Bali, were infected

by patogenics fungi causing anthracnose disease. The disease is characterized by

brown spots symptom on stem, leaves and fruits. This study aimed to 1) Identify

fungal patogen which causes anthracnose, 2) Explore fungi associated with healthy

citrus plants as a potential antagonistic fungi, and 3) Determine the most effective

fungi for overcoming anthracnose on ‘Siam’ citrus plants at Kintamani. (4) Identify

antagonistic fungi. Molecular identification was done analysis 18S rRNA gene. The

mechanism of growth inhibition of fungal patogen by antagonistic fungi was

observed via ultrastructure image using Scanning Electron Microscopy (SEM)

technique. Results of the study show that fungi causing anthracnose on ‘Siam’

citrus plants was Colletotricum gloeosporioides. Based on colony color of fungal

hyphae, nine isolated were found, i.e. IS1, IS2, IS3, IS4, IS5, IS6, IS 7, IS 8 and IS

9. Dual culture methods and statistical analize revealed two isolates, IS4 and IS7

as antagonistic fungi, with highest percentage of inhibition, 89.22% and 85.11%

respectively. Based molecular identification, two antagonistic fungi candidates

were classified into one species, i.e. Aspergillus aculeatus. SEM imaging revealed

mechanism of inhibiting fungal growth by antagonistic fungal patogens A.

aculeatus was the process of domination growth area and lysis of C.

gloeosporioides patogenic fungal hyphae.

Keywords: Kintamani ‘Siam’ orange, Anthracnose, Colletotricum gloeosporioides,

antagonist fungal, Aspergillus aculeatus

Page 3: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

RINGKASAN

IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA

TANAMAN JERUK SIAM KINTAMANI (CITRUS NOBILIS L.) DAN

PENGENDALIANNYA SECARA HAYATI

Tanaman jeruk siam merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang

menjadi komoditi unggulan di Indonesia umumnya dan khususnya di Propinsi Bali.

Sentra tanaman jeruk siam di Propinsi Bali berada di Kabupaten Bangli, Kecamatan

Kintamani. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Bangli mulai

tahun 2011 sampai sekarang usaha budidaya jeruk siam di Kintamani terjangkit

penyakit antraknosa. Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala-gejala bercak

coklat pada batang, daun dan buah. Buah jeruk siam yang hampir dipanen menjadi

busuk, dan akhirnya rontok. Kondisi ini menyebabkan petani mengalami kerugian.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian dengan tujuan: (1)

Mengidentifikasi jamur penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam

Kintamani. (2) mengeksplor jamur yang berasosiasi dengan tanaman jeruk siam

Kintamani yang sehat. (3) Menentukan Jamur antagonis yang paling efektif sebagai

pengendali hayati jamur phatogen penyebab penyakit antraknosa. (4)

Mengidentifikasi jamur antagonis terpilih.

Penelitian dimulai dengan survai lapangan dengan menelusuri desa-desa yang

membudidayakan jeruk siam di Kintamani. Penyakit antraknosa ditemukan di desa

Padpadan Kecamatan Kintamani dan hal ini sesuai dengan informasi pihak Dinas

Pertanian Kabupaten Bangli. Sampel organ tanaman jeruk siam (batang, daun dan

buah) yang bergejala penyakit antraknosa diambil dibawa ke laboratorium untuk

proses isolasi jamur patogen penyebab penyakit antraknosa sesuai prosedur. Jamur

patogen yang sudah pasti menimbulkan gejala penyakit antraknosa seperti di

lapangan selanjutnya diidentifikasi secara molekuler. Berdasarkan hasil identifikasi

secara molekuler, jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman

jeruk siam Kintamani adalah jamur Colletotrichum gloeosporioides.

Survai ke berikutnya dilakukan untuk mengeskplor jamur yang berasosiasi

dengan tanaman jeruk siam Kintamani sehat. Tanaman jeruk siam sehat yang

dipilih adalah tanaman yang berada di sekitar tanaman jeruk terjangkit penyakit

antraknosa. Teori menyatakan bahwa pada tanaman yang tetap sehat, dan berada

dalam lingkungan yang sama dengan tanaman yang terjangkit penyakit antraknosa,

kemungkinan besar terdapat jamur antagonis dari jamur penyebab penyakit

antraknosa. Jamur antagonis tersebut dapat digunakan untuk mengendalikan

penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam Kintamani. Sembilan

jamur yang berpotensi antagonis telah ditemukan dalam penelitian ini (berdasarkan

warna koloni hifa jamur) yang berasosiasi dengan tanaman jeruk Kintamani sehat

yakni: IS1, IS2, IS3, IS4, IS5, IS6, IS7, IS8, dan IS9. Proses dual culture secara

aseptik dilakukan antara jamur patogen dengan seluruh isolat jamur yang berpotensi

antagonis untuk menentukan jamur antagonis terpilih. Jamur yang berpotensi

antagonis dan memiliki persentase daya hambat tertinggi terhadap pertumbuhan

jamur antagonis secara in vitro adalah IS4 dan IS7 yakni masing-masing sebesar

89,22% dan 85,11%. Jamur IS4 dan IS7 dinyatakan sebagai jamur antagonis.

Page 4: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

Uji in vivo dilakukan di lapangan yakni di lokasi tempat penyakit antraknosa

ditemukan pada tanaman jeruk siam. Uji tersebut dilakukan untuk membuktikan

kemampuan jamur antagonis IS4 dan IS7 dalam menghambat pertumbuhan jamur

patogen pada bibit tanaman jeruk siam. Penelitian dilaksanakan dengan lima

perlakuan dan satu kontrol antara lain: (1) P, yakni bibit tanaman jeruk siam dilukai

terlebih dahulu kemudian diaplikasi jamur patogen saja tanpa jamur antagonis. (2)

PKA, yakni bibit tanaman dilukai, kemudian diaplikasi jamur antagonis IS4 dan

dua hari kemudian diaplikasi jamur patogen. (3) PKC, yakni bibit tanaman

dilukai, kemudian diaplikasi jamur antagonis IS7 dan phatogen. (4) KA, yakni bibit

tanaman dilukai, kemudian hanya diaplikasi jamur antagonis IS4 saja. (5) KC,

yakni bibit tanaman dilukai, kemudian hanya diaplikasi jamur antagonis IS7 saja.

Kontrol, yakni bibit tanaman hanya dilukai saja tanpa aplikasi jamur antagonis dan

patogen.

Pengamatan mulai dilakukan sehari sesudah aplikasi jamur pathogen. Gejala

penyakit antraknosa belum ditemukan pada minggu ke 1 dan ke 2 pada semua

perlakuan dan kontrol. Gejala ditemukan awal minggu ketiga, tepatnya hari ke 15

sesudah aplikasi jamur patogen. Gejala penyakit antraknosa hanya ditemukan pada

perlakuan P saja yakni bibit hanya diaplikasi jamur patogen saja. Bibit tanaman

jeruk siam pada perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol tidak memunculkan

gejala penyakit antraknosa sampai hari ke 21. perlakuan PKA dan PKC tidak

memunculkan gejala penyakit antraknosa walaupun bibit tanaman diaplikasi jamur

pathogen, namun dua hari sebelumnya bibit tanaman telah diaplikasi dengan jamur

antagonis.

Intensitas serangan penyakit antraknosa mulai dapat dihitung pada hari ke 15

seiring dengan ditemukannya gejala penyakit antraknosa yang baru muncul pada

hari ke 15 pada bibit tanaman jeruk siam Kintamani. Intensitas serangan penyakit

antraknosa hanya dapat dihitung pada perlakuan P, yakni bibit tanaman hanya

diaplikasi dengan jamur patogen tanpa aplikasi jamur antagonis. Intensitas

serangan pada perlakuan P meningkat seiring waktu mulai hari ke 15 sampai hari

ke 21, yakni berturut-turut : 36%, 43%, 47%, 54%, 72%, 75%, dan 78%. Intensitas

serangan penyakit pada perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%,

artinya bibit tanaman tetap dalam kondisi sehat. Intensitas serangan penyakit

antraknosa pada bibit tanaman perlakuan PKA dan PKC adalah 0% walaupun bibit

diaplikasi jamur patogen, tetapi 2 hari sebelumnya sudah diaplikasi jamur antagonis

IS4 untuk perlakuan PKA dan jamur antagonis IS7 untuk perlakuan PKC. Hal ini

yang menyebabkan kemunculan gejala penyakit antraknosa pada bibit tanaman

perlakuan tersebut tidak bisa muncul dan intensitas serangan 0%, artinya bibit

tanaman dalam kondisi sehat

Page 5: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

Uji in vivo Jamur antagonis IS4 dan IS7 pada buah jeruk siam Kintamani

dilakukan pada buah jeruk yang diperoleh lokasi penelitian. Uji in vivo pada buah

jeruk siam metodenya sama dengan uji in vivo pada bibit tanman jeruk siam

Kintamani. Lima perlakuan dan satu kontrol, antara lain : (1) P, yakni buah jeruk

dilukai kemudian diaplikasi dengan jamur pathogen saja tanpa jamur antagonis. (2),

PKA, yakni buah jeruk dilukai terlebih dahulu kemudian diaplikasi jamuar

antagonis IS4 dan patogen. (3) PKC, yakni buah jeruk dilukai kemudian diaplikasi

dengan jamur antagonis IS7 dan jamur pathogen. (4) KA, yakni buah jeruk dilukai

kemudian diaplikasi jamur antagonis IS4 saja tanpa jamur patogen. (5) KC, yakni

buah jeruk dilukai kemudian diaplikasi dengan jamur antagonis IS7 saja tanpa

jamur antagonis. Kontrol, yakni buah jeruk hanya dilukai saja tanpa aplikasi jamur

antagonis dan pathogen. Pengamatan dilakukan sehari setelah aplikasi jamur

patogen. Gejala penyakit antraknosa berupa bercak coklat pada buah jeruk dijumpai

setelah hari ke 2 aplikasi jamur patogen dengan diameter 1,3 cm. Gejala penyakit

antraknosa hanya dijumpai pada seluruh buah perlakuan P yakni buah jeruk hanya

diaplikasi jamur patogen tanpa aplikasi jamur antagonis. Rata-rata diameter bercak

coklat gejala penyakit antraknosa pada buah jeruk perlakuan P terus meningkat

sampai hari ke 7, yakni berturut-turut 2,2 cm, 3,4 cm, 4,2 cm, 4,7 cm, dan 5,7 cm.

Gejala bercak coklat tidak dijumpai pada perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan

Kontrol sampai pengamatan hari ke 7. Pengamatan hari ke 8 dihentikan karena buah

jeruk siam perlakuan P (buah jeruk hanya diaplikasi patogen) seluruhnya busuk.

Gejala penyakit antraknosa tidak muncul pada buah jeruk perlakuan PKA dan PKC

karena pada kedua perlakuan tersebut seluruh buah sudah diaplikasi jamur

antagonis IS4 untuk Perlakuan PKA dan IS7 untuk perlakuan PKC. Hal ini

menunjukkan bahwa jamur antagonis IS4 dan IS7 dapat menekan pertumbuhan

jamur patogen sehingga pada buah perlakuan PKA dan PKC tidak memunculkan

gejala penyakit antraknosa.

Rata-rata Intensitas serangan penyakit antraknosa pada buah jeruk siam hanya

dapat dihitung pada perlakuan P karena gejala penyakit antraknosa hanya muncul

pada perlakuan P saja. Intensitas serangan penyakit antraknosa mulai dapat dihitung

pada hari ke 2 setelah aplikasi jamur patogen seiring dengan kemunculan gejala

penyakit antraknosa. Rata-rata Intensitas serangan mulai hari ke 2 sampai hari ke 7

berturut-turut : 24,6%; 45,1%; 52,0%, 73,4%, 85,2%,dan 92,5%. Rata-rata

intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan

kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada dalam kondisi sehat.

Pembuatan preparat/sediaan dengan menggunakan metode SEM (Scaning

Electron Mycroscopy) yakni dengan mengambil bagian pertemuan hifa jamur

patogen dan antagonis yang memiliki persentase daya hambat tertinggi untuk

mengetahui cara jamur antagonis menghambat pertumbuhan jamur patogen.

Berdasarkan hasil metode dual culture dan analisis statistik dapat diketahui jamur

antagonis IS4 dan IS7 paling efektif untuk mengendalikan penyakit antraknosa.

Langkah berikutnya delakukan Identifikasi secara molekuler jamur

antagonis.Jamur antagonis IS4 dan IS7, kedua jamur antagonis tersebut tergolong

dalam satu spesies yakni Aspergillus aculeatus. Gambar-gambar yang diperoleh

melalui metode SEM menyatakan bahwa mekanisme antagonis jamur A. aculeatus

terhadap jamur phatogen C. gloeosporioides adalah dengan lisis dinding sel hifa

Page 6: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

jamur phatogen dan menguasai media tumbuh. Berdasarkan hasil pembahasan

tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan: (1) Jamur patogen penyebab

penyakit antraknosa pada jeruk siam Kintamani adalah jamur Colletotrichum

gloeosporioides. (2) Jamur berpotensi antagonis yang paling efektif untuk

mengendalikan penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam Kintamani adalah

IS4 dan IS7. Kedua jamur tersebut memiliki persentase daya hambat di atas 80%

yakni masing-masing 89,22% dan 85,11%. Jamur IS4 dan IS7 tersebut tergolong

dalam satu spesies yakni : Aspergillus aculeatus.

Page 7: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .......................................................................................... i

PRASYARAT GELAR .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

RINGKASAN .................................................................................................. x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR

GAMBAR ........................................................................................................ xviii

..........................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar

Belakang 1

1.2 Rumusan

Masalah 8

1.3 Tujuan

Penelitian 9

1.4 Manfaat

Penelitian 9

BAB II KAJIAN

PUSTAKA

10

2.1 Tanaman Jeruk di

Indonesia 10

2.2 Budidaya dan Macam Tanaman Jeruk di

Indonesia 11

2.3 Pengaturan Produksi Buah Jeruk Siam di Luar

Musim 13

2.3.1. Pengeringan dan

pengairan 13

2.3.2. Penggunaan ZPT (Zat Pengatur

Tumbuh) 13

Page 8: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

2.4 Tanaman Jeruk Siam

Kintamani ............................................................................................ 15

2.5 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jeruk

Siam 16

2.6 Penyakit Antraknosa pada Tanaman

Jeruk 17

2.6.1 Gejala penyakit antraknosa pada tanaman

jeruk 18

2.6.2 Jamur penyebab penyakit

antraknosa 19

2.6.3 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

perkembangan penyakit

antraknosa

......................................................................................

21

2.6.4 Pengendalian penyakit

antraknosa

......................................................................................

22

2.7 Biopestisida

......................................................................................

23

2.8 Identifikasi Spesies Jamur Patogen dengan Gen18S

rRNA

.................................................................................. 25

BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP PENELITIA , dan

HIPOTESIS

.........................................................................................................

..................................................................................................... 26

3.1 Kerangka

Berfikir 26

3.2 Konsep

Penelitian 29

3.3 Hipotesis

34

BAB IV METODE

PENELITIAN

.........................................................................................................

35

4.1 Rancangan Penelitian

35

Page 9: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

4.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian 35

4.3 Ruang Lingkup

Penelitian 36

4.4 Penentuan Sumber

Data

......................................................................................

36

4.5 Variabel

Penelitian

................................................................................................

37

4.6 Bahan

Penelitian

................................................................................................

37

4.7 Alat

Penelitian

................................................................................................

37

4.8 Prosedur

Penelitian

................................................................................................

38

4.8.1 Survai

lapangan .................................................................... .

. ............................................................................... 38

4.8.2 Isolasi jamur

patogen

....................................................................................

38

4.8.3 Uji aplikasi jamur patogen yang diduga penyebab

penyakit antraknosa pada Tanaman jeruk siam

Kintamani dan reisolasi

patogen

....................................................................................

39

4.8.4 Identifikasi spesies jamur penyebab penyakit

antraknosa pada Tanaman jeruk siam Kintamani dan

reisolasi jamur

pathogen

....................................................................................

40

4.8.5 Isolasi jamur berpotensi

antagonis

Page 10: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

....................................................................................

42

4.8.6 Uji antagonistik atau dual

kultur

....................................................................................

43

4.8.7 Uji in vivo jamur antagonis dalam menghambat

pertumbuhan jamur patogen penyebab penyakit

antraknosa pada bibit tanaman dan buah jeruk siam

Kintamani

....................................................................................

44

4.8.8 Pengukuran intensitas serangan penyakit Antraknosa

pada bibit tanaman dan buah jeruk siam Kintamani

saat uji in

vivo

....................................................................................

45

4.8.9 Analisis Data

....................................................................................

46

4.8.10 Pengamatan kerusakan hifa jamur patogen yang

disebabkan oleh jamur antagonis dengan metode

SEM

....................................................................................

.................................................................................. 4

7

....................................................................................

4.8.11 Identifikasi molekuler jamur

antagonis

....................................................................................

48

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................................................

..................................................................................................... 51

5.1 HasiI Survai Lapangan dan Isolasi Jamur

Patogen 51

5.2 Hasil uji Inokulasi Jamur Patogen yang Diperoleh dari

Organ Bergejala di Lapangan yang Diduga Penyebab

Penyakit Antraknosa dan Reisolasi

Patogen

.............................................................................................

57

5.3 Hasil Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Penyakit

Antraknosa pada Tanaman Jeruk Siam Kintamani Secara

Page 11: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

Molekuler

.............................................................................................

63

5.4 Hasil Eksplorasi Jamur Berpotensi

Antagonis 69

5.5 Hasil Proses Dual culture antara Jamur yang Berpotensi

Antagonis dengan Jamur Patogen Penyebab Penyakit

Antraknosa pada Tanaman Jeruk Siam Kintamani

.............................................................................................

........................................................................................... 7

1 .....................................................................................

5.6 Hasil Analisis Statistik dengan program

Costat

......................................................................................... 74

5.7 Hasil Uji In Vivo Jamur Antagonis dalam Menghambat

Pertumbuhan Patogen Penyebab Penyakit Antraknosa pada

Bibit Tanaman Jeruk Siam

Kintamani

......................................................................................... 75

5.7.1 Aplikasi jamur antagonis dan jamur

patogen

..................................................................................

77

5.7.2 Pengukuran bercak coklat sebagai gejala penyakit

antraknosa pada daun dan batang bibit tanaman

jeruk siam

Kintamani

..................................................................................

79

5.7.3 Pengukukuran pertumbuhan organ vegetatif bibit

tanaman jeruk setelah uji in vivo jamur antagonis

dan

patogen

..................................................................................

83

5.7.4 Hasil pengukuran rata-rata intensitas serangan

penyakit Antraknosa pada bibit tanaman jeruk siam

Kintamani hari ke 15 – ke

21

..................................................................................

90

5.8 Hasil Uji In Vivo jamur antagonis dalam

menghambat pertumbuhan jamur patogen pada buah jeruk

siam

Kintamani

......................................................................................... 92

Page 12: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

5.8.1 Aplikasi jamur antagonis dan patogen pada buah

jeruk sian

Kintamani

..................................................................................

93

5.8.2 Pengamatan mulai munculnya gejala penyakit

antraknosa pada buah jeruk siam

Kintamani

..................................................................................

94

5.8.3 Hasil perhitungan rata-rata intensites serangan

penyakit antraknosa pada buah jeruk siam

Kintamani

..................................................................................

97

5.9 Hasil Identifikasi Jamur Antagonis IS4 dan IS7 secara

molekuler

......................................................................................... 98

5.10 Hasil Pengamatan Kerusakan Hifa Jamur Patogen oleh

Jamur Antagonis dengan metode

SEM

....................................................................................... 102

5.11 Pembahasan

Umum

....................................................................................... 105

5.12 Kebaruan Penelitian

(Novelty)

....................................................................................... 113

BAB VI KESIMPULAN dan

SARAN

....................................................................................... 114

6.1 Kesimpulan

.............................................................................................

114

6.2 Saran

.............................................................................................

114

DAFTAR

PUSTAKA ........................................................................................ 115

LAMPIRAN

123

Page 13: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

xix

Page 14: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Skor (nilai numerik) intensitas bibit tanaman jeruk terserang

penyakit

antaknosa

................................................................................................................

.............................................................................................................. 4

6 ..............................................................................................................

5.1 Data sebaran usahatani jeruk siam di propinsi Bali Tahun

2015

................................................................................................................

51

5.2 Hasil Pengamatan mulai munculnya gejala penyakit antraknosa dan

rata-rata diameter, panjang bercak (cm) pada organ batang, daun dan

buah pada proses uji inokulasi patogen yang diperoleh dari organ

tanaman bergejala penyakit antraknosa di

lapangan

................................................................................................................

58

5.3 Persentase kemiripan gen 18S rRNA jamur Colletotricum 2 yang

ditemukan di lapangan dengan beberapa sekuen DNA di Gen Bank

menggunakan program Blast dan pensejajaran sekuen dengan Clustal

Omega

................................................................................................................

68

5.4 Persentase daya hambat (%) kesembilan jamur berpotensi antagonis

terhadap pertumbuhan jamur patogen dari hari ke 1 sampai hari ke 7

setelah proses dual

kultur

................................................................................................................

72

5.5 Luas pertumbuhan jamur patogen setelah di uji dual kultur dengan

kesembilan jamur berpotensi

antagonis

................................................................................................................

75

5.6 Pengukuran rata-rata panjang bercak coklat (cm) hari ke 15 - 21

sebagai gejala penyakit antraknosa pada daun bibit tanaman jeruk siam

dalam lima perlakuan dan satu

kontrol

................................................................................................................

80

Page 15: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

5.7 Pengukuran rata-rata panjang bercak coklat pada batang hari ke 15 - ke

21 sebagai gejala penyakit

antraknosa

................................................................................................................

82

5.8 Hasil pengukuran rata-rata tinggi bibit tanaman jeruk siam Kintamani

(cm) yang dilakukan sehari setelah aplikasi jamur patogen selama 21

hari

................................................................................................................

85

5.9 Hasil perhitungan rata-rata jumlah daun bibit tanaman jeruk siam

Kintamani sehari setelah aplikasi jamur patogen selama 21 hari

..

................................................................................................................

87

5.10 Hasil pengukuran rata-rata intensitas serangan penyakit antraknosa

pada bibit tanaman jeruk siam Kintamani

(%)

................................................................................................................

91

5.11 Hasil pengukuran rata-rata diameter (cm) bercak coklat pada buah jeruk

siam setelah aplikasi jamur antagonis dan

patogen

................................................................................................................

95

5.12 Hasil pengukuran rata-rata intensitas serangan (%) penyakit antraknosa

pada buah jeruk siam

Kintamani

................................................................................................................

98

5.13 Persentase kemiripan gen 18S rRNA isolat jamur Aspergillus sp. yang

ditemukan di lapangan dengan beberapa sekuen DNA di Gen Bank

menggunakan program Blast dan pensejajaran sekuen dengan Clustal

Omega

................................................................................................................

100

Page 16: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Buah jeruk siam

Kintamani

.................................................................................................. 4

2.1 Tanaman jeruk siam

Kintamani

................................................................................................ 16

2.2 Gejala penyakit antraknosa pada tanaman jeruk

siam ................................................................................................ 18

3.1 Bagan konsep

penelitian

................................................................................................ 33

5.1 Organ daun dan batang tanaman jeruk siam Kintamani bergejala

penyakit

antraknosa

................................................................................................ 53

5.2 Tanaman dan organ buah jeruk siam Kintamani bergejala penyakit

antraknosa

berat ................................................................................................ 54

5.3 Hasil isolasi jamur patogen dari organ-organ tanaman jeruk siam yang

bergejala penyakit antaknosa di lapangan

................................................................................................ 56

5.4 Grafik Pengamatan munculnya gejala penyakit antraknosa, rata-rata

panjang bercak coklat batang, daun bibit tanaman dan diameter bercak

buah jeruk siam Kintamani pada hasil uji inokulasi jamur yang

diperoleh dari organ tanaman jeruk siam bergejala penyakit

antraknosa

.................................................................................................. 5

9 ....................................................................................................

5.5 Hasil proses uji inokulasi jamur patogen yang diduga penyebab

penyakit antraknosa pada buah dan bibit tanaman jeruk siam

Kintamanni

................................................................................................ 60

5.6 Kondisi daun jeruk siam setelah hari ke 6 diinokulasi patogen yang

diduga penyebab penyakit

antraknosa

................................................................................................ 61

5.7 Hasil reisolasi jamur

patogen

................................................................................................ 62

Page 17: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

5.8 Spora jamur patogen berbentuk silindris dengan ujung membulat yang

diduga Colletotrichum gloeosporioides

................................................................................................ 63

5.9 Hifa jamur patogen tampak bersekat dan bercabang (tanda

panah)

................................................................................................ 64

5.10 Hasil amplifikasi PCR dari gen 1TS rRNA jamur Colletotricum 2

primer ITS 5F dan rimer ITS 4R yang diduga penyebab penyakit

antraknosa pada jeruk siam

Kintamani

................................................................................................ 66

5.11 Pohon filogeni yang dibangun dari sekuen ITS rRNA dari Library

Gen bank jamur colletotricum 2 penyebab penyakit antraknosa pada

tanaman jeruk siam Kintamani yang telah

dikarakterisasi

.................................................................................................. 6

9

5.12 Histogram persentase daya hambat kesembilan jamur yang berpotensi

sebagai jamur antagonis terhadap pertumbuhan jamur patogen

................................................................................................ 72

5.13 Cawan Petri sudah penuh dengan hifa jamur patogen dan jamur yang

berpoten antagonis hari ke 7 setelah proses dual

kultur

................................................................................................ 73

5.14 Proses aplikasi jamur antagonis pada bibit tanaman jeruk siam

Kintamani pada perlakuan 2, 3, 4 dan 5 dalam uji in

vivo ................................................................................................ 77

5.15 Proses aplikasi jamur patogen pada bibit tanaman jeruk siam

Kintamani perlakuan 1, 2 dan ke 3 dalam uji in

vivo .................................................................................................. 7

8

5.16 Bercak Coklat pada daun bibit tanaman jeruk siam Kintamani pada

perlakuan ke 1 (diaplikasi jamur patogen saja) merupakan gejala

penyakit

antraknosa

................................................................................................ 81

5.17 Batang bagian pucuk bibit tanaman pada perlakuan 1 berwarna coklat

dalam uji in vivo sebagai gejala penyakit antraknosa mulai ditemukan

minggu ke 3 setelah aplikasi

patogen

................................................................................................ 82

5.18 Grafik rata-rata tinggi bibit tanaman jeruk siam Kintamani dalam lima

perlakuan dan satu kontrol selama 21 hari dalam uji in

vivo ................................................................................................ 86

5.19 Grafik rata-rata jumlah daun bibit tanaman jeruk siam Kintamani

dengan lima perlakuan dan satu kontrol dalam uji in vivo selama 21

Page 18: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

hari

pengamatan

................................................................................................ 89

5.20 Bercak coklat (tanda panah) hanya muncul pada semua buah jeruk

siam Kintamani perlakuan 1 (P) saat hari ke 2 setelah aplikasi jamur

patogen

................................................................................................ 96

5.21 Hasil amplifikasi PCR terhadap gen ITS rRNA jamur IS4 dan IS7

dengan Primer ITS 1 dan ITS

4 ................................................................................................ 99

5.22 Pohon filogeni yang dibangun dari sekuen ITS dari Library Gen Bank

kedua jamur Asprergillus sp. sebagai jamur antagonis dari jamur

patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam

Kintamani yang telah

terkarakterisasi

.............................................................................................. 101

5.23 Bagian yang diambil sebagai bahan yang dipersiapkan untuk metode

SEM (Lingkaran hijau) yang diambil dari hasil proses dual kultur

antara jamur antagonis IS4 (Persentase daya hambat tertinggi) dengan

jamur

patogen

.............................................................................................. 103

5.24 Gambar pertemuan jamur antagonis dengan jamur patogen yang

diperoleh melalui metode SEM

.............................................................................................. 104

Page 19: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

xxiii

Page 20: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Isolasi jamur patogen penyebab penyakit

antraknosa

............................................................................................................. 123

2. Proses uji inokulasi jamur patogen yang diisolasi dari organ tanaman

jeruk siam bergejala penyakit antraknosa

...................................................................................................................

123

3. Proses isolasi Jamur berpotensi antagonis dari organ batang daun, buah

tanaman jeruk siam Kintamani sehat dan berada di sekitar tanaman

terjangkit penyakit antrak

nosa

...................................................................................................................

124

4. Proses dual kultur antara sembilan jamur berpotensi antagonis dengan

jamur

patogen

...................................................................................................................

............................................................................................................... 12

5 .................................................................................................................

5. Hasil analisis statistik dengan program Costat hasil pertumbuh jamur

patogen hari 1 – 7 setelah proses dual kultur

...................................................................................................................

126

6. Proses persiapan uji In Vivo jamur antagonis dalam menghambat

pertumbuhan jamur patogen pada bibit tanaman dan buah jeruk siam

Kintamani

...................................................................................................................

133

7. Hasil sekuensing fragmen DNA dari Colletotrichum 2 penyebab

penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam Kintamani

...................................................................................................................

134

8. Hasil sekuensing Sampel jamur antagonis

IS4

...................................................................................................................

135

9. Hasil sekuensing sampel jamur antagonis

IS7

...................................................................................................................

135

10. Proses uji in vivo jamur antagonis dalam menghambat pertumbuhan

jamur patogen pada bibit tanaman dan buah jeruk siam

Kintamani

Page 21: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

...................................................................................................................

136

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN KETERANGAN

Mm : Milimeter

cm : Centimeter

m : Meter

ha : Hektar

nm : Nanometer

µm : Mikrometer

rpm : Rotation per minute

Anova : Analysis of Variance

BLAST : Basic Local Alignment Search Tool

NCBI : National Center for Biotechnology

RAL : Rancangan Acak Lenkap

RNA : Ribo Nucleic Acid

rRNA : Ribosomal Ribonucleic Acid

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid

ITS : Internal Transcript Spacer

Page 22: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

SEM : Scaning Electron Microscopy

PDA : Potato Dextrose Agar

pH : Power of Hydrogen

C : Celsius

N : Nitrogen

C : Calsium

P : Posfat

K : Kalium

KNO3 : Kalium Nitrat

OPT : Organisme Pengganggu Tumbuhan

PCR : Polymerase Chain Reaction

ILO : International Labour Organization

PBB : Perserikatan Bangsa-bangsa

ddH2O : doble destilation H2O

EDTA : Ethylenedianutatetrumacetic acid

bp : base pare

M : Marker

IAA : Indole asetic acid

UV : Ultra violet

DMRT : Duncan multiple range test

Page 23: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah jeruk adalah salah satu komoditas unggulan dari sektor pertanian di

Indonesia selain pisang dan mangga. Beberapa jenis jeruk yang sudah

dibudidayakan di Indonesia adalah : jeruk keprok (Citrus reticulata), jeruk besar

(C. maxima), jeruk nipis (C. aurantifolia), dan jeruk lemon (C. lemon), jeruk manis

(C. auranticum L.), jeruk sitrun atau lemon (C. medica) dan jeruk besar (C. maxima

Herr) adalah jeruk yang paling banyak diusahakan (80%), dan mendominasi

pasaran jeruk nasional ( BPTP, 2013 dan Semangun, 2000).

jeruk Siam (C. nobilis L.) yang diusahakan di Indonesia terdiri dari jeruk

Siam Pontianak, Siam Garut, Siam Lumajang, dan siam Bali. Beberapa sentra

produksi jeruk di Indonesia tersebar meliputi daerah Garut (Jawa Barat),

Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Bangli (Bali), Selayar (Sulawesi

Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), dan Medan (Sumatera Utara). Jenis jeruk

yang dikembangkan petani umumnya jeruk Siam, sedangkan jenis lainnya

merupakan jeruk keprok dan pamelo unggulan daerah. Jeruk tersebut misalnya

jeruk keprok Garut dari Jawa Barat, keprok Sioumpu dari Sulawesi Tenggara, dan

keprok Kacang dari Sumatera Barat, pamelo Nambangan dari Jatim dan pamelo

Pangkajene merah dan Putih, dari Sulawesi Selatan. Jeruk nipis banyak diusahakan

di Jawa Timur dan Kalimantan Timur (BPTP, 2013).

Tahun 2013 produksi buah jeruk Indonesia sekitar 141.014 ton, pada tahun

2015 menurun menjadi 99. 072 ton. Di samping terjadi penurunan produksi buah

Page 24: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

2

jeruk, kualitas produksi buah jeruk Indonesia juga masih lebih rendah bila

dibandingkan dengan kualitas buah jeruk impor seperti buah jeruk yang berasal dari

Australia dan Amerika. Sehingga jeruk impor masih sangat banyak dijumpai baik

di pasar tradisional maupun swalayan di Indonesia. Enam negara asal impor jeruk

Indonesia di tahun 2014 dengan bentuk hasil segar dan olahan adalah Cina dengan

volume impor 88.632 ton, Pakistan (19.142 ton), USA (8.573 ton), Australia

(11.042 ton), Brazil (8.712 ton) dan Argentina (7.506 ton). Produksi dan kualitas

buah jeruk Indonesia tergolong masih rendah disebabkan oleh karena adanya

berbagai gangguan pertumbuhan tanaman jeruk, antara lain penyakit CPVD,

belendok, antraknosa, defisiensi unsur hara (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2016).

Menurut Maryam (2002), iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah

hujan, suhu, dan kelembaban yang tinggi sangat mendukung pertumbuhan jamur

terutama jamur yang bersifat patogen. Selanjutnya Kabak et al. (2006)

menambahkan bahwa kerugian yang ditimbulkan selain menurunkan kualitas buah

jeruk, juga berdampak negatif bagi kesehatan manusia karena adanya kandungan

mikotoksin pada produk yang disimpan.

Jeruk siam (Citrus nobilis L.) menduduki posisi penting dalam dunia jeruk

saat ini, salah satunya adalah jeruk siam Kintamani untuk daerah Bali (Gambar 1.1).

Komoditas tersebut mempunyai keunggulan dibandingkan dengan jenis buah-

buahan lain karena air buahnya banyak dan rasanya manis, kulitnya tipis dan mudah

dikupas sehingga mudah dikonsumsi, mengandung vitamin C dan A, dan harganya

relatif murah. Hal ini menyebabkan buah jeruk siam sangat disukai oleh berbagai

lapisan konsumen (anak- anak, remaja, dan orang tua) sehingga keberadaannya

Page 25: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

3

semakin pupuler di masyarakat. Kondisi itu sangat menguntungkan bagi petani dan

merupakan usahatani yang sangat menguntungkan karena modal usaha yang

digunakan dapat kembali cepat dalam jangka waktu cukup singkat. Adapun ciri-ciri

utama Buah jeruk siam Kintamani adalah bentuk buah agak bulat, kulit buah tipis,

warna kulit buah hijau saat masih muda dan berubah menjadi kekuningan bila sudah

masak, panen raya jeruk siam mulai bulan Juni sampai Oktober (Dinas Pertanian

Kabupaten Bangli, 2013)

Kebutuhan akan jeruk siam saat ini di Propinsi Bali sebagian besar dipasok

oleh Kabupaten Bangli. Kabupaten Bangli memasok sekitar 84,83% dari 129.265

ton produksi jeruk yang dihasilkan di Propinsi Bali pada tahun 2014. Sekitar 83%

(106.787 ton) dari pasokan itu diproduksi di Kecamatan Kintamani, Kabupaten

Bangli.

Kontroversi yang terjadi produksi buah jeruk Bali mengalami penurunan, tahun

2012 sebesar 119.030 ton sedangkan tahun 2015 menurun 70.698 (Badan Statistik

Bangli, 2016 dan Zikria, 2015)

Page 26: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

4

Gambar 1.1

Buah jeruk siam Kintamani (koleksi pribadi)

Tahun 2011 sampai sekarang tanaman jeruk siam Kintamani terjangkit penyakit

antraknosa, produksi dan kualitas buah jeruk kintamani menurun drastis. Semula

produksi buah jeruk yang sedang produktif (umur tanaman jeruk 8 tahun) perpohon

mampu menghasilkan buah jeruk sekitar 40 kg, namun akibat kejadian penyakit

antraknosa produksi menurun sampai 80% per pohon. Gangguan penyakit

antraknosa pada tanaman jeruk siam Kintamani sangat mengkhawatirkan baik

petani pengusaha jeruk maupum pemerintah di Kabupaten Bangli. Hal ini patut

mendapatkan perhatian dan penanganan serius sehingga gangguan penyakit

antraknosa dapat dikendalikan. (BPTP Bali, 2013; Dinas Pertanian Kabupaten

Bangli, 2013); Suparta et al., 2013)

Page 27: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

5

Penyakit ini ditandai dengan adanya gejala-gejala batang bagian pucuk ke bawah

berwarna coklat menjalar ke daun dan buah. Buah jeruk siam yang hampir dipanen

menjadi busuk karena terjangkit penyakit antraknosa, dan akhirnya rontok. Gejala

penyakit antranosa pada buah dan daun tanaman jeruk siam berupa bercak coklat,

kondisi ini menyebabkan petani mengalami kerugian. Penyakit antraknosa pada

tanaman jeruk Kintamani ini perlu ditangani dengan baik agar buah jeruk tetap

tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal yang penting juga agar petani

tetap memperoleh pendapatan yang optimal. Tanaman jeruk siam di Kintamani

diharapkan tetap terkonservasi sehingga akibat penyakit antaknosa ini tidak

menjadi masalah besar bagi petani jeruk di Kintamani. Penyakit jeruk yang pernah

menjadi masalah besar bagi petani adalah penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem

Degeneration) yang menyerang tanaman jeruk di Singaraja. (Dinas Pertanian

Kabupaten Bangli, 2013).

Penelitian mengenai penyakit-penyakit pada tanaman jeruk seperti penyakit

antraknosa telah dilakukan oleh Ningsih dkk. (2012) dengan mengidentifikasi

jamur yang diisolasi dari organ bergejala sakit pada tanaman jeruk siam di

Pontianak Kalimantan Barat. Salah satu faktor yang mempengaruhi infeksi

patogen penyebab penyakit antraknosa adalah karena kurangnya perhatian petani

dalam hal-hal seperti: pemilihan bibit tanaman, jarak tanam, pemeliharaan tanaman

jeruk kurang baik, defesiensi unsur hara, kekurangan air, dan adanya lapisan cadas

di mana jeruk ditanam. Kelembaban yang tinggi (di atas 80%) mendukung

terjadinya infeksi patogen penyebab penyakit antraknosa (Semangun, 2000;

Istikorini, 2008).

Page 28: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

6

Penanggulangan penyakit antraknosa pada tanaman jeruk telah dilakukan oleh

petani dengan menggunakan fungisida kimiawi, akan tetapi justru serangan

penyakit semakin parah. Buah jeruk yang hampir dipanen semakin banyak rontok

karena terinfeksi patogen penyebab penyakit antraknosa. Penggunaan fungisida

secara tidak terkendali sangat dikawatirkan karena berbahaya bagi lingkungan.

Penggunaan fungisida sintetis sangat berbahaya bagi kesehatan manusia,

menyebabkan resistensi patogen dan dapat membunuh mikroorganisme non target.

Akhir-akhir ini banyak dilaporkan dampak negatif aplikasi pestisida sintetis yang

berlebihan, pengaruhnya terhadap kesehatan, dan aspek keamanan produk

pertanian yang bebas residu pestisida. Penggunaan fungisida kimiawi secara

intensif dilaporkan menyebabkan beberapa patogen menjadi resisten terhadap

benomil, kuintozen, dan blastidin-serta terdapatnya residu pada produk pertanian.

(Brimer and Boland, 2003; Goldman, 2008, Suprapta, 2014).

Upaya untuk mengurangi penggunaan pestisida kimiawi sangat perlu

dilakukan dalam menuju pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Pakar-

pakar penyakit tanaman telah banyak melakukan penelitian mengenai pengendalian

penyakit yang disebabkan oleh jamur pada tanaman pertanian. Penelitian-

penelitian tersebut ditujukan untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh

penggunaan pestisida kimiawi. Pakar penyakit tanaman menemukan melalui

penelitiannya bahwa ada cara lain yang lebih aman untuk mengendalikan patogen

penyebab penyakit pada tanaman. Penelitian-penelitian tersebut menggunakan

mikroorganisme musuh alami jamur patogen untuk mengendalikan patogen

Page 29: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

7

penyebab penyakit tanaman. Musuh alami jamur patogen ini bersifat ramah

lingkungan (Prapagdee et al., 2008; Negishi et al., 2011).

Indratmi (2009) melakukan penelitian mengenai penggunaan

Debaryomyces sp. dan Schizosacccaromyces sp. sebagai jamur antagonis bagi

jamur patogen (Colletotricum sp.) penyebab penyakit antraknosa pada mangga

(Mangifera sp.). Berdasarkan hasil penelitiannya dilaporkan bahwa kedua

mikroorganisme tersebut mampu menekan pertumbuhan jamur patogen penyebab

penyakit antraknosa pada buah mangga yang ditunjukkan dengan diameter bercak

coklat yang nyata lebih kecil.

Rumayomi (2010) melakukan penelitian mengenai jamur yang bersifat

antagonis terhadap Gloesporium piperatum penyebab penyakit antraknosa pada

cabe. Berdasarkan hasil penelitiannya diketahui bahwa ada tiga jamur antagonis

yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan G. piperatum yakni: Aspergilus

niger, A. flavus dan Mucor sp. Persentase penghambatan A. niger sebesar 50,66%;

A. flavus 49,33% dan Mucor sp. 40,67%. Mekanisme penghambatan A. niger dan

Mucor sp terhadap G. piperatum adalah antibiosis dan A. flavus adalah kompetisi

ruang tumbuh dan parasitasi.

Kawuri (2012) melakukan penelitian mengenai pemanfaatan Streptomyces

thermokarboxydus untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit busuk daun

pada tanaman lidah buaya (Aloe barbadensis Mill) di Bali. Streptomyces diisolasi

dari tanah di sekitar tanaman lidah buaya tanpa gejala penyakit, kemudian ditanam

pada media YEME (Yeast Ekstract Malt Ekstract). Berdasarkan hasil penelitian

tersebut didapatkan hasil bahwa dari 24 isolat Streptomyces sp. yang didapat, 14

Page 30: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

8

isolat dapat menghambat pertumbuhan F. oxyporium dengan daya hambat berkisar

sampai 93,40%.

Semua tanaman dapat diganggu oleh beberapa jenis jamur patogen, dan setiap

jamur patogen dapat menginfeksi satu atau banyak tanaman. Cara untuk

mengurangi kehilangan hasil akibat penyakit sangatlah penting untuk melakukan

diagnosis penyakit dan melakukan identifikasi terhadap mikroorganisme penyebab

penyakit secara akurat dan cepat, sehingga pengendalian penyakitpun bisa

dilakukan dengan tepat pula (Suprapta, 2014).

Penelitian mengenai identifikasi jamur patogen penyebab penyakit antraknosa

pada tanaman jeruk siam di Kecamatan Kintamani belum pernah dilakukan.

Penelitian mengenai pengendalian penyakit antraknosa yang ramah lingkungan

pada jeruk siam Kintamani juga belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut

maka sangat penting dilakukan penelitian mengenai identifikasi jamur patogen

beserta pengendalian pertumbuhan jamur patogen penyebab penyakit antraknosa

secara hayati yang ramah terhadap lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jamur jenis apakah yang menyebabkan penyakit antraknosa pada jeruk siam

Kintamani?

2. Jenis jamur apa sajakah yang berasosiasi pada tanaman jeruk siam sehat dan

berada disekitar tanaman terjangkit penyakit antraknosa?

3. Jamur yang manakah yang paling efektif untuk mengendalikan pertumbuhan

jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam

Kintamani?

Page 31: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

9

4. Tergolong ke dalam spesies apakah jamur yang paling efektif sebagai

pengendali pertumbuhan jamur penyebab penyakit antraknosa pada tanaman

jeruk siam Kintamani?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui spesies jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada

tanaman jeruk siam Kintamani.

2. Untuk mendapatkan jamur yang berasosiasi dengan organ tanaman jeruk siam

Kintamani yang sehat dan berpotensi sebagai antagonis terhadap jamur

penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam Kintamani

3. Untuk mengetahui jamur yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan

jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam

Kintamani.

4. Untuk mengetahui spesies jamur antagonis terbaik sebagai pengendali hayati

jamur patogen penyebab penyakit antraknosa pada tanaman jeruk siam

Kintamani.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini secara akademik dapat dimanfaatkan untuk memperkaya

referensi potensi jamur antagonis terhadap jamur penyebab penyakit antraknosa

pada tanaman jeruk siam Kintamani.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan atau alternatif dalam

pengembangan strategi pengendalian penyakit antraknosa yang lebih ramah

lingkungan khususnya untuk petani dan pengusaha tanaman jeruk siam.

Page 32: ABSTRAK IDENTIFIKASI JAMUR PENYEBAB PENYAKIT …intensitas serangan pada buah jeruk siam perlakuan PKA, PKC, KA, KC dan kontrol adalah 0%, artinya buah jeruk siam Kintamani berada

10