Top Banner

of 21

abses paru referat

Feb 15, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/23/2019 abses paru referat

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Abses paru adalah lesi paru berupa supurasi dan nekrosis jaringan. Pada

    daerah abses, terdapat suatu daerah lokal nekrosis supurativa di dalam parenkim

    paru, yang menyebabkan terbentuknya satu atau lebih kavitas yang besar.

    Kemajuan ilmu kedokteran saat ini menyebabkan kejadian abses paru menurun

    karena adanya perbaikan risiko terjadinya abses paru seperti teknik operasi dan

    anastesi yang lebih baik dan penggunaan antibiotik lebih dini, kecuali pada

    kondisi-kondisi yang memudahkan untuk terjadinya aspirasi dan pada populasi

    dengan daya tahan tubuh yang menurun (immunocompromised).

    Ada beberapa kondisi yang menyebabkan atau mendorong terjadinya abses

    paru. Beberapa aktor resiko yang menyebabkan abses paru antara lain, pasien-

    pasien dengan muntah yang berlarut-larut, kelainan neurologik seperti epilepsi,

    overdosis obat, alkoholisme, dan lain-lain. Kejadian abses paru sering juga

    berkaitan kejadiannya dengan ineksi periodontal dan hygiene gigi dan mulut

    yang buruk.(!)

    Kuman atau bakteri penyebab terjadinya abses paru bervariasi. "#$ abses

    paru disebabkan hanya oleh bakteri anaerob, sedangkan "%$ campuran bakteri

    anaerob dan aerob. Kemudian pada anak-anak ditemukan aktor predisposisi dari

    abses paru dapat disebabkan oleh ineksi berat hingga imunodeisiensi.

    Abses paru merupakan kasus jarang dan beberapa dokter meningkatkan

    pengetahuannya dalam penatalaksanaannya. juga dapat menentukan diagnosis

    meskipun jarang digunakan. Antibiotik tunggal tidak menghasilkan hasil yang

    memuaskan kecuali pus bisa di drainase dari kavitas abses. Pada kebanyakan

    pasien, drainase spontan terjadi melalui cabang bronkus, dengan produksi sputum

    purulen. &al ini mungkin terbantu melalui drainase postural. (')

    Abses paru masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang

    signiikan. Angka kematian abses paru berkisar antara !-'$ merupakan

    penurunan bila dibandingkan dengan era pre antibiotika yang berkisar antara %-

    "$.(%)

    !

  • 7/23/2019 abses paru referat

    2/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Abses paru adalah ineksi dekstrukti berupa lesi nekrotik pada jaringan

    paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam

    parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Kavitas ini berisi material purulen sel

    radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses terineksi. Bila diameter

    kavitas * ' cm dan jumlahnya banyak (multiple small abscesses) dinamakan

    necroti+ing pneumonia.(")

    2.2 Epidemiologi

    ortalitasorbiditas

    Kebanyakan pasien dengan abses paru primer dapat sembuh dengan

    antibiotik, dengan tingkat kesembuhan rata-rata sebanyak -$.

    /aktor host yang menyebabkan prognosis memburuk antara lain usia

    lanjut, kekurangan tenaga, malnutrisi, ineksi &01 atau bentuk lain imunosupres,

    keganasan, dan durasi gejala lebih dari 2 minggu. 3ingkat kematian untuk pasien

    dengan status imunocompromised mendasar atau obstruksi bronkial yang

    kemudian membentuk abses paru dapat mencapai 4$.

    5rganisme aerobik, yang biasanya didapat di rumah sakit, juga dapat

    menghasilkan prognisa yang buruk. 6ebuah studi retrospekti melaporkan tingkat

    kematian abses paru-paru yang disebabkan oleh bakteri gram positi dan gramnegati digabungkan adalah sekitar '$.

    6eks

    7aki-laki mempunyai prevalensi yang dominan dalam kejadian abses paru

    yang dilaporkan dalam beberapa seri kasus yang sudah dipublikasikan.

    8mur

    '

  • 7/23/2019 abses paru referat

    3/21

    Abses paru pada umumnya terjadi pada pasien usia lanjut dikarenakan

    meningkatnya penyakit periodontal dan peningkatkan prevalensi disagi dan

    aspirasi pada usia ini. 9amun, serangkaian kasus dari :arga yang tinggal di pusat

    perkotaan dengan prevalensi alkoholisme tinggi melaporkan usia rata-rata yang

    mengalami abses paru adalah "! tahun.()

    2.3 Etiologi

    Penyebab abses paru diantaranya adalah;

    Pneumonia nekrotikans, aspirasi benda asing, emboulus septik atau ineksi

    pada inark paru, obstruksi bronkial oleh tumor, ineksi kista atau bula, perluasan

    bronkiektasis ke parenkim, luka tembus dada, dan perluasan ineksi

    transdiaragmatika seperti abses subrenik dan amebik.

    Bakteri anaerob terdapat di hampir semua abses paru, kadang-kadang

    dalam jumlah yang sangat banyak. Pada 2$ kasus, penyebab abses paru adalah

    bakteri anaerob.

  • 7/23/2019 abses paru referat

    4/21

    -Klebsiella pneumoniae

    -Haemophilus influenzae

    - spesiesActinomycesdanNocardia

    - Basil gram negati.

    Penyebab non-bakteri juga bisa menyebabkan abses paru, diantaranya;

    - Parasit (Paragonimus,Entamoeba)

    - =amur (Aspergillus, ryptococcus,Histoplasma,Blastomyces, occidioides!

    2. P!tofisiologi

    Patologi Abses paru timbul bila parenkim paru terjadi obstruksi, ineksi

    kemudian menimbulkan proses supurasi dan nekrosis. Perubahan reaksi radang

    pertama dimulai dari supurasi dan trombosis pembuluh darah lokal, yang

    menimbulkan nekrosis dan likuiikasi. Pembentukan jaringan granulasi terjadi

    mengelilingi abses, melokalisir proses abses dengan jaringan ibrotik. (4)

    6eiring dengan membesarnya okus supurasi, abses akhirnya akan pecah

    ke saluran naas. 5leh karena itu, eksudat yang terkandung di dalamnya mungkin

    keluar sebagian, menghasilkan batas udara-air (air-luid level) pada pemeriksaan

    radiograik Abses yang pecah akan keluar bersama batuk sehingga terjadi aspirasi

    pada bagian lain dan akhirnya membentuk abses paru yang baru.. Kadang-kadang

    abses pecah ke dalam rongga pleura dan menghasilkan istula bronkopleura, yang

    menyebabkan pneumotoraks atau empiema.(4)

    Patoisiologi Proses terjadinya abses paru dapat diuraikan sebagai berikut;

    a. erupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita

    dengan aktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan merusak

    parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan 8niversitas 6umatera

    8tara dengan bronkus, maka terbentuklah air-luid level bakteria masuk kedalam

    parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran hematogen (septik

    emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses abses ditempat lain

    (nesisitatum) misalnya abses hepar.

    "

  • 7/23/2019 abses paru referat

    5/21

    b. Kavitas yang mengalami ineksi. Pada beberapa penderita tuberkulosis

    dengan kavitas, akibat inhalasi bakteri mengalami proses keradangan supurasi.

    Pada penderita empisema paru atau polikistik paru yang mengalami ineksi

    sekunder.

    c. 5bstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlanjut sampai

    proses abses paru. &al ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker

    bronkogenik. >ejala yang sama juga terlihat pada aspirasi benda asing yang

    belum keluar. Kadang-kadang dijumpai juga pada obstruksi karena pembesaran

    kelenjar lime peribronkial.

    d. Pembentukan kavitas pada kanker paru. Pertumbuhan massa kanker

    bronkogenik yang cepat tidak diimbangi peningkatan suplai pembuluh darah,

    sehingga terjadi likuiikasi nekrosis sentral. Bila terjadi ineksi dapat terbentuk

    abses.(2)

    Proses patogenesis abses paru secara ringkas digambarkan dalam bagan

    berikut;

  • 7/23/2019 abses paru referat

    6/21

    2." Di!gnosis

    8ntuk menentukan diagnosis pasti dari abses paru haruslah menyingkirkan

    kavitas yang ditimbulkan oleh karsinoma ataupun tuberculosis.

    ?iagnosis abses paru dapat ditegakkan berdasarkan;

    !. Keluhan penderita yang khas misalnya malaise, penurunan berat badan,

    panas badan yang ringan, dan batuk yang produkti.

    '. @i:ayat penyakit sebelumnya. Adanya ri:ayat penurunan kesadaran

    berkaitan dengan sedasi, trauma atau serangan epilepsi.

    %. >ambaran radiologis abses paru menunjukkan adanya kavitas berdinding

    dengan air luid level di dalam kavitas

    ". Bronkoskopi. 8ntuk mengetahui adanya obstruksi pada bronkus.

    5bstruksi bronkial skunder biasanya disebabkan oleh karsinoma.

    #

  • 7/23/2019 abses paru referat

    7/21

    . Kultur sputum dapat mengidentiikasi penyebab dari abses paru ()

    2.# $!nifest!si Klinis

    >ejala penyakit timbul satu sampai tiga hari setelah aspirasi. >ejalanya

    menyerupai pneumonia pada umumnya, diantaranya;

    a. Panas badan ?ijumpai berkisar 4$ - 2$ penderita abses paru. Kadang

    dijumpai dengan temperatur " disertai menggigil.

    b. Batuk, pada stadium a:al non produkti. Bila terjadi hubungan rongga

    abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk

    yang khas (/oetor eC oroe ("-4$).

    c. Produksi sputum yang meningkat dan /oetor eC oero dijumpai berkisar "

    D 4$ penderita abses paru.

    d. 9yeri dada (E $ kasus)

    e. Batuk darah (E '$ kasus)

    . >ejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nasu makan dan berat

    badan.=ari tabuh dapat timbul dalam beberapa minggu terutama bila

    drainase tidak baik.()

    2. % Peme&i's!!n fisi'

    Pada pemeriksaan isik dapat dijumpai kelainan seperti nyeri tekan lokal,

    tanda-tanda konsolidasi seperti redup pada perkusi, suara bronchial dengan

    ronki basah atau krepitasi di tempat abses, mungkin ditambah dengan tanda-

    tanda eusi pleura. Apabila abses luas dan letaknya dekat dengan dinding

    dadakadang-kadang terdengar suara amorik, usara naas bronchial atau

    amorik terjadi bila kavitasnya besar dank arena bronkus masih tetap dalam

    keadaan terbuka disertai oleh adanya konsolidasi sekitar abses dan drainase

    abses yang baik. Apabila abses paru letaknya dekat pleura dan pecah akan

    terjadi piotoraks (empiema toraks) sehingga pada pemeriksaan isik ditemukan

    pergerakan dinding dada tertinggal di tempat lesi, remitus vocal menghilang,

    perkusi reduppekak, bunyi naas menghilang, dan terdapat tanda-tanda

    pendorongan mediastinum terutama pendorongan jantung kearah kontralateral

    tempat lesi.(")

    4

  • 7/23/2019 abses paru referat

    8/21

    2.( )!m*!&!n +!diologis

    1. ,oto T-o&!

    Kavitas

    Abses paru ditandai dengan peradangan di jaringan paru yang menimbulkan

    nekrosis dengan pengumpulan nanah. Pada oto PA dan lateral abses paru

    biasanya ditemukan satu kavitas, tetapi dapat pula multi-kavitas berdinding tebal

    dengan diameter antara '-' cm. Biasanya ditemukan pula permukaan udara dan

    cairan di dalamnya (air-luid level). (!)

    >ambar !. >ambaran kavitas pada abses paru

    >ambaran radiologik kavitas paru merupakan hasil dari nekrosis parenkim

    paru dengan evakuasi jaringan nekrotik melalui percabangan trakeobronkial.

    Adanya hubungan dengan percabangan memungkinkan udara memasuki daerah

    nekrotik, dan ini menimbulkan gambaran radiologik berupa deek lusen. (!)

    9ekrosis tipe ini akan mengakibatkan hilangnya corakan bronkovaskular

    normal yang diakibatkan oleh dekstruksi hampir seluruh dinding alveoli, septa

    interlobularis, dan bronkovaskular pada daerah kavitas. Parenkim paru normal di

    sekitarnya bereaksi terhadap jaringan nekrosis ini dengan membentuk suatu reaksi

    2

  • 7/23/2019 abses paru referat

    9/21

    inlamasi di sekitar bahan nekrotik dengan edema lokal dan pendarahan. ?inding

    kavitas dibentuk oleh iniltrat inlamasi di sekitar lesi, edema, perdarahan, dan

    jaringan paru normal yang tertekan.(!)

    0stilah abses paru biasanya digunakan untuk kavitas yang terjadi akibat

    ineksi piogenik. Abses biasanya adalah komplikasi yng ditunjukkan dengan

    adanya proses yang destrukti yang mengakibatkan vaskulitis dengan trombosis

    pada pembuluh darah yang menyuplai parenkim paru, dan dengan demikian

    mengakibatkan nekrosis dari jaringan paru tersebut. Abses yang terbentuk dari

    bahan nekrotik akan tampak sebagai jaringan lunak sampai terhubung dengan

    bronkus. &ubungan ini memungkinkan pengaliran keluar debris nekrotik. Bahan

    nekrotik ini akan dibatukkan keluar dan akan menimbulkan gambaran radiologik

    berupa deek lusen atau kavitas. 6eiring dengan membesarnya okus supurasi,

    abses akhirnya akan pecah ke saluran napas. 5leh karena itu, eksudat yang

    terkandung di dalamnya mungkin keluar sebagian, dan menghasilkan batas udara

    air (air-luid level) di dalam cavitas pada pemeriksaan radiograik.(!!)

    3erkadang abses pecah ke dalam rongga pleura dan menghasilkan istula

    bronkopleuura, yang menyebabkan pneumothorak atau empiema.(!')

    9ekrosis a:al dengan pencairan lesi paru tidak dapat dideteksi dengan oto polos

    maupun tomograi konvensional sebelum isinya yang cair dikeluarkan. 3etapi, ct-

    scan cukup peka untuk membedakan densitas yang disebabkan oleh pencairan ini,

    dan mungkin berguna untuk mendeteksi adanya nekrosis a:al pada ineksi paru

    atau neoplasma.(!!)

  • 7/23/2019 abses paru referat

    10/21

    >ambar '. >ambaran kavitas disertai air luid level pada abses paru (/oto @ight

    7ateral ?ecubitus)

    >ambar %. >ambaran kavitas disertai air luid level pada abses paru. /oto diambil

    dalam posisi lateral(kiri) dan PA(kanan)

    /oto thoraks yang baik sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis

    maupun untuk menentukan lokalisasi. /oto thorak sebaiknya dibuat dengan

    proyeksi PA dan lateral. /oto thoraks yang pertama harus dibuat secepat mungkin

    setelah diagnosa diperkirakan, karena selain untuk perencanaan pengobatan, juga

    !

  • 7/23/2019 abses paru referat

    11/21

    digunakan sebagai suatu kontrol untuk dibandingkan dengan lesi pada oto

    berikutnya.(!%)

    2. /T0 S!n

    3-scan dapat membantu visualisasi anatomi yang lebih baik daripada oto

    thoraC, dan sangat berguna untuk membedakan abses paru dengan empyema atau

    inark paru, ataupun kelainan paru lain dengan lesi berupa kavitas.(")

    >ambar ". 3-6can pada abses paru. 3erlihat gambaran kavitas dengan air

    luid level di dalamnya

    >ambaran khas 3-6can abses paru ialah berupa 7esi dens bundar dengan

    kavitas berdinding tebal tidak teratur dan terletak di daerah jaringan paru yang

    rusak. 3ampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir secara mendadak pada

    dinding abses, tidak tertekan atau berpindah letak. 6isa-sisa pembuluh darah paru

    dan bronkhus yang berada dalam abses dapat terlihat dengan 3-6can, juga sisa-

    sisa jaringan paru dapat ditemukan di dalam rongga abses. 7okalisasi abses paru

    umumnya 4$ berada di lobus ba:ah paru kanan ba:ah.(!")

    !!

  • 7/23/2019 abses paru referat

    12/21

    2. Di!gnos! B!nding Se!&! +!diologis

    Karsinoma

    Pemeriksaan radiologis untuk mencari tumor ganas bermacam-macam antara lain

    bronkograi invasi, 3-scan dengan pesa:at yang canggih, tetapi pemeriksaan

    radiologik konvensional (thoraC PA, lateral) masih tetap mempunyai nilai

    diagnostik yang tinggi. eskipun kadang-kadang tumor itu sendiri tidak terlihat,

    tetapi kelainansebagai akibat adanya tumor akan dicurigai ke arah keganasan.

    Kelainan tersebut misalnya kelainan emisema setempat, atelektasis, peradangan

    sebagai komplikasi tumor, dan pembesaran kelejar hilus yang unilateral.(!")

    Bayangan nodul pada paru berukuran beberapa milimeter sampai " cm

    atau lebih dan tidak mengandung kalsiikasi harus diutamakan pada kecurigaan

    sebagai karsinoma bronkogen terutama usia diatas " tahun.Karsinoma bronkus

    primer merupakan penyebab yang paling sering berupa kavitas soliter yang

    merupakan deposit sekunder. Kavitas yang jinak berlokasi di sentral dan memiliki

    dinding yang regular. 6edangkan kavitas soliter yang ganas memiliki kavitas

    eksentrik dengan dinding irreguler.(!)

    Banyak teori yang mengemukakan mengenai terbentuknya kavitas pada

    karsinoma. 3eori yang paling umum adalah obstruksi dari arteri yang

    memperdarahi nodul tersebut, sehingga terjadi inark sentral. (!)

    !'

  • 7/23/2019 abses paru referat

    13/21

    >ambar . Karsinoma sel skuamosa lobus paru kanan ba:ah dengan kavitas.

    6iat dinding kavitas berguna untuk diagnosis banding lesi-lesi ini. Kavitas

    yang disebabkan oleh penyakit maligna cenderung mempunyai dinding dalam

    yang tidak teratur dan noduler, :alaupun dinding luarnya bisa berbatas tegas atau

    tidak. Kavitas pada inlamasi biasanya mempunyai dinding dalam yang halus.

    6ebagai tambahan, semakin tebal dinding suatu kavitas, semakin besar

    kemungkinan maligna, kecuali pada kasus dimana kavitas terbentuk amat

    cepat(dalam beberapa hari), pada kasus dimana kavitas berasal dari trauma atau

    ineksi. (!#)

    3uberculosis

    >ambaran radiologis pada 3uberkulosis akti diantaranya terdapat kavitas,

    bisa tunggal atau multipel. 6elain itu terdapat bayangan bera:an atau bercak

    dengan batas yang tidak tegas. Pada tuberkulosis lama baik akti maupun tenang

    terdapat kalsiikasi dan serat-serat ibrosis. 7esi pada tuberkulosis terutama

    terdapat pada lapangan paru atas. >ejala klinisnya hampir sama atau lebih

    menahun daripada abses paru. Pada tuberkulosis didapatkan B3A.

    !%

  • 7/23/2019 abses paru referat

    14/21

    >ambar #. >ambaran tuberculosis, terlihat proses terbentuknya kavitas.

    6ecara umum, kavitas yang terdapat pada abses paru dan tuberculosis

    adalah hampir sama. 5leh karena tuberculosis lebih sering terjadi di lapangan

    paru atas, maka kavitas pada tuberculosis juga sering terdapat pada lapangan paru

    atas. 7ain halnya dengan kavitas pada abses paru yang dapat terjadi di seluruh

    lapangan paru. 6elain itu, air-luid level lebih sering terdapat pada kavitas yang

    terjadi oleh abses paru sedangkan air-luid level dilaporkan terjadi hanya pada

    $-'!$ dari kavitas pada 3B. Kavitas pada tuberculosis biasanya masih

    dikelilingi oleh bayangan bercak bera:an.(!4)

    2.1 Pen!t!l!'s!n!!n

    Abses paru merupakan kasus jarang dan beberapa dokter meningkatkan

    pengetahuannya dalam penatalaksanaannya. Antibiotik tunggal tidak adakan

    menghasilkan keluaran yang memuaskan kecuali pus bisa didrainase dari kavitas

    abses. Pada kebanyakan pasien, drainase spontan terjadi melalui cabang bronkus,

    dengan produksi sputum purulen. &al ini mungkin terbantu melalui drainase

    postural.

    Antibiotik

    Pilihan a:al biasanya dibuat jika tidak ada bakteriologi deiniti, tetapi

    perkiraan yang beralasan bisa dibuat berdasarkan gambaran klinis yang

    mendasarinya dan pada aroma pus dan gambarannya pada pe:arnaan gram. Pada

    !"

  • 7/23/2019 abses paru referat

    15/21

    kebanyakan abses paru mengandung streptokokus kelompok milleri dan anaerob,

    antubiotik atau kombinasinya yang mela:an organisme ini harus dipilih. 3erdapat

    banyak regimen a:al yang mungkin diberikan. Penisilin termasuk sealosporin,

    makrolide, kloramenikol dan klindamisin semuanya telah digunakan. Kombinasi

    amoksisilin dan metronida+ol merupakan pilihan baik dengan eek samping yang

    kecil dibandingkan beberapa obat lainnya. ?apat diberikan secara oral, kecuali

    pasien sangat sakit atau sulit menelan, sementara menunggu hasil kultur

    deinitinya. akrolide seperti eritromisin, klaritromisin atau a+itromisin harus

    disubstitusi untuk amoksisilin pada pasien dengan ri:ayat hipersensitivitas

    ampisilin.

    Keputusan penggantian antibiotik a:al dapat diterapkan ketika hasil kultur

    telah diperoleh. Falaupun abses paru sering diobati dengan antibiotik selama #

    minggu, tidak terdapat percobaan klinis yang membuktikan hal itu. Periode

    pengobatan yang lebih singkat mungkin cukup pada pasien dimana pus telah

    kering melalui cabang bronkus, dengan berhentikan produksi sputum dan

    hilangnya gambaran air-luid level pada radiologi toraks. Antibiotik tidak perlu

    dilanjutkan hingga gambaran radiologis menjelaskan bayangan parenkim. &al ini

    mungkin terjadi dalam beberapa minggu.

    ?rainase

    Pemeriksaan tambahan harus dilakukan pada pasien yang tidak respon

    terhadap antibiotik dan isioterapi. Faktu intervensi tersebut bergantung pada

    pasien. Pada pasien dengan kondisi kritis dimana tidak terdapat drainase spontan

    melalui cabang bronkus, perlu dilakukan drainase. Pada sebagian pasien, demam

    berlanjut lebih dari ' minggu :alaupun pemberian antibiotik sudah sesuai dan

    isioterapi menunjukkan bah:a drainase tidak adekuat sehingga perlu

    dipertimbangkan peningkatan intensitas pengobatan. ?rainase pada pasien abses

    paru mungkin bisa dilakukan pendekatan melalui cabang bronkus atau secara

    perkutaneus. ?alam teknik sebelumnya, akvitas abses paru dimasukkan langsung

    dengan ibreoptic bronchoschopy atau melalui kateter yang mele:atinya.

    Pendekatan perkutaneus mungkin lebih baik. Kecuali abses paru

    berhubungan dengan keganasan ketika terdapat peningkatan resiko istula

    !

  • 7/23/2019 abses paru referat

    16/21

    permanen. Pada beberapa kasus drainase endobronkial harus dipertimbangkan.

    ?rainase perkutaneus biasanya tidak membantu pada abses kecil multipel dan

    8niversitas 6umatera 8tara pada mereka yang mempunyai komplikasi yang tinggi

    seperti pneumotoraks dan istula bronkopleura. Pada masa lalu, skrening

    luoroskopi merupakan teknik konvensional untuk penempatan kateter tetapi 86>

    mengi+inkan lebih banyak lokalisasi spasial. 3 scan telah digunakan secara luas

    dan memiliki keuntungan visualisasi yang lebih baik dalam melihat struktur

    intratorakal lainnya, dan banyak operator yang mengembangkan kemampuannya

    dalam bidang ini, yang mungkin bermanaat ketika abses paru ditemukan.

    @eseksi pembedahan

    ?engan membandingkan dengan era sebelum antibiotik, era pembedahan

    abses paru jarang diperlukan, tetapi masih dilakukan jika terdapat hemoptisis

    berat atau abses paru berhubungan dengan keganasan. Pada kasus belakangan,

    reseksi hanya dicoba jika tumor operable melalui kriteria yang biasa, dengan

    tanpa bukti adanya metastasis, keterlibatan mediastinum, ungsi pare yang tidak

    adekuat atau keadaan serius kesehatan yang menyertainya. 8ntuk dua indikasi

    utama ini mungkin perlu ditambahkan abses kronik dengan gejala menetap,

    khususnya ketika mencoba untuk mendrain gagal dilakukan. Kronisitas mungkin

    bersiat sementara atau patologis, abses kronik berhubungan dengan granulasi

    jaringan dan diikuti dengan jaringan ikat. ?einisi sementara adalah bahan

    perdebatan, tetapi abses yang masih menghasilkan gejala sistemik (selain produksi

    sputum) # minggu setelah munculnya gejala :alaupun percobaan endobronkial

    atau percutaneus drainage, harus dipertimbangkan untuk reseksi pembedahan.(!2)

    2.11 Kompli'!si

    Komplikasi Keberhasilan pengobatan abses paru diindikasikan pertama

    melalui resolusi demam, kedua melalui penutupan kavitas dan terakhir melalui

    bersihnya gambaran radiologis iniltrat parenkim paru. ?emam biasanya hilang

    dalam beberapa hari, menetap dalam ' minggu jarang terjadi dan membuktikan

    tidak adekuatnya drainase. 6ekitar $ kavitas akan menutup dalam sebulan dan

    meninggalkan gejala selama " D 2 minggu. 3urunnya nilai P@, dan pasien yang

    !#

  • 7/23/2019 abses paru referat

    17/21

    merasa lebih baik dan berat badan yang bertambah merupakan tanda pembaikan

    semua stage penanganan abses paru. 0niltrasi radiologis mungkin menetap selama

    % bulan atau lebih dan tidak memberikan peningkatan untuk memperhatian

    perkembangan pasien. Komplikasi dan seGuelae jangka panjang kini tampak

    kurang sering terjadi dibandingkan era sebelum antibiotik tetapi abses paru masih

    berhubungan dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Komplikasi

    yang paling sering terjadi adalah empiema

    Pasien mungkin tidak akan datang pada dokter hingga hal ini terjadi.

    6eiring membesarnya abses, ia mungkin akan merapuhkan pembuluh darah dan

    memunculkan hemoptisis.(!)

    Khusus pada pasien dengan penurunan daya tahan tubuh, nekrosis

    mungkin menyebar sangat cepat melalui paru. Abses yang telah didrainase dan

    disterilisasi dengan menggunakan antibiotik mungkin membentuk kavitas yang

    persisten. 7ini a:al melalui granulasi jaringan, hal ini digantikan oleh jaringan

    ibrosa dan diikuti epitel skuamos atau siliata. Beberapa kavitas bisa direineksi

    kembali atau dikolonisasi ketika abses asli yang dibentuk berhubungan dengan

    bronkus, lebih sering daripada saluran napas kecil, destruksi dinding bronkus

    diikuti epitelialisasi memunculkan bronkiektasis sakuler lokal. Penyebaran ineksi

    ke dalam vena paru bisa menyebabkan abses serembral emboli, tetapi komplikasi

    ini sangat jarang terjadi.(!)

    2.12 P&ognosis

    Bila tidak terlambat ditangani prognosisnya baik. 7ebih dari $ dari

    abses paru-paru sembuh dengan manajemen medis saja, kecuali disebabkan oleh

    obstruksi bronkial sekunder untuk karsinoma. Angka kematian yang disebabkan

    oleh abses paru terjadi penurunan dari % D " $ pada era preantibiotika dan

    sampai ! D ' $ pada era sekarang.(')

    Pada penderita dengan beberapa aktor predisposisi mempunyai prognosis

    yang lebih jelek dibandingkan dengan penderita dengan satu aktor predisposisi.

    Beberapa aktor yang memperbesar angka mortalitas pada Abses paru sebagai

    berikut ;('!)

    !. Anemia dan &ipoalbuminemia

    !4

  • 7/23/2019 abses paru referat

    18/21

    '. Abses yang besar (H -# cm)

    %. 7esi obstruksi

    ". Bakteri aerob

    . 0mmunocompromised

    #. 8sia tua

    4. >angguan intelegensia

    2. Pera:atan yang terlambat

    Angka kematian untuk pasien dengan status yang mendasari

    immunocompromised atau obstruksi bronkial yang dapat memperburuk abses

    paru-paru mungkin mencapai 4$.('!)

    !2

  • 7/23/2019 abses paru referat

    19/21

    BAB III

    KESI$PULAN

    Abses paru adalah ineksi dekstrukti berupa lesi nekrotik pada jaringan

    paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam

    parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Kuman atau bakteri penyebab

    terjadinya abses paru bervariasi. "#$ abses paru disebabkan hanya oleh bakteri

    anaerob, sedangkan "%$ campuran bakteri anaerob dan aerob.

    8ntuk memastikan diagnosa dari abses paru maka dilakukan serangkaian

    pemeriksaan dari anamnesa, pemeriksaan isik hingga pemeriksaan penunjang

    berupa pemeriksaan radiologi. ?ari pemeriksaan /oto dada PA dan lateral pada

    pasien akan dijumpai kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda

    konsolidasi disekelilingnya, lebih sering dijumpai pada paru kanan dibandingkan

    paru kiri. Bila terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat

    Air /luid 7evel. Pasien dengan beberapa aktor predisposisi abses paru memiliki

    prognosis yang jelek dibandingkan yang memiliki satu aktor predisposisi.

    6edangkan pasien yang mendapatkan pengobatan antibiotik secara adekuat

    memilik prognosis yang lebih baik.

    !

  • 7/23/2019 abses paru referat

    20/21

    DA,TA+ PUSTAKA

    !. Alsaga, &odd. ukty, &. Abdul(ed). ?asar-dasar ilmu penyakit paru.

    6urabaya; Airlangga 8niversity Press. '. &al !%#-!"

    '. !4. Bartelett, '!!, 3reatment o anaerobic pulmonary inections, ?ivision

    o 0nectious ?isease. 3he =ohns &opkins &ospital, 86A. Available rom

    http;jac.oCordjournals.orgcontent'"#2%#.ull.pd

    %. Fali, 6.5., dkk. ''. Percutaneous drainage o pyogenic lung abscess.

    6cand =urnal 0nection ?isease %" (); #4%-#4#. Available rom ;

    http;:::.kau.edu.sa/iles!"@esearches'I'".pd

    ". @asyid, A., '#. Abses Paru. ?alam ; 6udoyo, dkk. Buku Ajar 0lmu

    Penyakit ?alam. Pusat Penerbitan ?epartemen 0P? /K-80, =akarta.

    &alaman !'-!.

    . 6chrock, 3heodore @. 6istem pulmoner in;&andbook o surgery. =akarta;

    J>. &al '-'!

    #. Kumar, 1inay. otran, @am+i 6. @obbins, 6tanley 7. Paru dan saluran

    napas atas in;Buku ajar patologi. Jdisi 4. =akarta; Penerbit Buku

    Kedokteran. '4. &al #

    4. aitra,A., Kumar, 1., '4. Abses Paru. ?alam ; @obbins, Buku Ajar

    Patologi Jdisi 4. J>, =akarta. &alaman #.

    2. >arry,dkk. !%. 7ung Abscess in a 7ange linical anual ; 0nternal

    edicina ; ?iagnosis and 3herapy %rd 5klahoma. !! D !'.

    . Asher, 0, !. 7ung Abscess in 0nections o @espicatory 3ract

    anada. "' D "%" dalam Asuhan Kepera:atan Abses Paru. Available

    rom http;:::dagul22.blogspot.com'!!'askep-abses-paru.html

    !. Budjang, 9urlela. @adang paru yang tidak spesiik. Abses paru. ?alam;

    @adiologi ?iagnostik. Jdisi Kedua. =akarta; Balai Penerbit /K80. '.

    &al !-!!!!. @eed. =ames . radiologi 3horaks. /oto polos dan ?iagnosis Banding.

    Jdisi '. =akarta; Penerbit Buku Kedokteran. !. &al %'-%'!

    !'. Kumar, 1inay. otran, @am+i 6. @obbins, 6tanley 7. Paru dan saluran

    napas atas in;Buku ajar patologi. Jdisi 4. =akarta; Penerbit Buku

    Kedokteran. '4. &al #

    !%. Klein, =.6. 6chult+, 6coot. &ener, =ohn J. 0nterventional radiology o the

    chest. Available at;:::.Lajronline.org.

    '

    http://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/HYPERLINKhttp://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_2/HYPERLINK
  • 7/23/2019 abses paru referat

    21/21

    !". Budjang, 9urlela. @adang paru yang tidak spesiik. Abses paru. ?alam;

    @adiologi ?iagnostik. Jdisi Kedua. =akarta; Balai Penerbit /K80. '.

    &al !-!!

    !. &isberg, Boa+, dkk. /actor predicting mortality o patient :ith lung

    abscess.available at; :::.chestjournal.chestpubs.org

    !#. /eigin, ?avid 6. /orrest, =ohn 1. 7ubang pada paru in;