1 Antibiotik Topikal Untuk Penyakit Kulit Pada Wisatawan Bambang Suhariyanto Lab/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUJ/ RSD. Dr.Soebandi Jember ABSTRAK Infeksi bakteri pada wisatawan asing yang umum terjadi tidak begitu berbeda dengan yang ditemukan di pada penduduk lokal. Agen-agen infeksinya termasuk streptokokus dan staphilokus. Antibiotik topikal umumnya diresepkan oleh dermatologis dalam praktek klinis untuk berbagai manfaat potensial dari antibiotik tersebut, di antaranya adalah: infeksi dan untuk non- infeksius dermatosis. Penggunaan dermatologi klinis lain termasuk: untuk profilaksis terhadap infeksi, dan untuk luka kronis seperti ulkus pedis, kadang-kadang berdasarkan kultur dan hasil sensitivitas. Antibiotika topikal memegang peranan penting pada penanganan kasus di bidang kulit. Antibiotika topikal adalah obat yang paling sering diresepkan oleh spesialis kulit untuk menangani akne vulgaris ringan sampai sedang serta merupakan terapi adjunctive dengan obat oral. Untuk infeksi superfisial dengan area yang terbatas, seperti impetigo, penggunaan bahan topikal dapat mengurangi kebutuhan akan obat oral, problem
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Antibiotik Topikal Untuk Penyakit Kulit Pada Wisatawan Bambang Suhariyanto
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUJ/ RSD. Dr.Soebandi Jember
ABSTRAK
Infeksi bakteri pada wisatawan asing yang umum terjadi tidak begitu
berbeda dengan yang ditemukan di pada penduduk lokal. Agen-agen infeksinya
termasuk streptokokus dan staphilokus. Antibiotik topikal umumnya diresepkan
oleh dermatologis dalam praktek klinis untuk berbagai manfaat potensial dari
antibiotik tersebut, di antaranya adalah: infeksi dan untuk non-infeksius
dermatosis. Penggunaan dermatologi klinis lain termasuk: untuk profilaksis
terhadap infeksi, dan untuk luka kronis seperti ulkus pedis, kadang-kadang
berdasarkan kultur dan hasil sensitivitas.
Antibiotika topikal memegang peranan penting pada penanganan kasus di
bidang kulit. Antibiotika topikal adalah obat yang paling sering diresepkan oleh
spesialis kulit untuk menangani akne vulgaris ringan sampai sedang serta
merupakan terapi adjunctive dengan obat oral. Untuk infeksi superfisial dengan
area yang terbatas, seperti impetigo, penggunaan bahan topikal dapat mengurangi
kebutuhan akan obat oral, problem kepatuhan, efek samping pada saluran
pencernaan, dan potensi terjadinya interaksi obat, sebagai bahan profilaksis
setelah tindakan bedah minor atau tindakan kosmetik (dermabrasi, laser
resurfacing) untuk mengurangi resiko infeksi setelah operasi dan mempercepat
penyembuhan luka.
PENDAHULUAN
Migrasi individu dari seluruh dunia serta kembalinya mereka dari tempat
tujuan liburan eksotis atau bisnis telah menciptakan tantangan baru di dunia.
Ketika menilai hal-hal yang berhubungan dengan perjalanan penyakit kulit,
penting untuk mencatat negara asal, tempat yang dikunjungi dalam perjalanan dan
2
transit serta lokasi utama yang dikunjungi. Ini mungkin penting untuk memastikan
tujuan kunjungan, yaitu bisnis atau rekreasi, serta pengobatan yang diberikan.
Infeksi pada wisatawan menyajikan salah satu dari tantangan terbesar. Sebagian
besar kondisi akan mirip dengan infeksi setempat, dengan beberapa kelebihan
pengecualian. Penyakit kelamin yang menjadi lebih sering terutama pada
pelancong dari Afrika, mungkin karena dengan peningkatan kerentanan pada
mereka berkompromi dengan penyakit HIV.1
Banyak kondisi yang tidak sering terlihat di negara tertentu dapat hadir
sebagai akibat dari peningkatan perjalanan internasional. Investigasi yang sesuai
dan konsultasi dengan pakar mungkin diperlukan untuk membuat diagnosis yang
benar dan menyediakan manajemen yang benar. Iklim termasuk baik panas dan
dingin yang berhubungan dengan gangguan pada kulit. Gangguan alergi biasanya
dapat dilihat, karena mendadak dan parah. Gangguan Infeksi merupakan salah
satu tantangan terbesar, khususnya seperti HIV dapat mengubah kondisi khas sifat
ini. Kondisi eksotis seperti biasa eksanthema virus, infeksi jamur dalam, penyakit
riketsia atipikal dan penyakit Lyme harus dipertimbangkan tergantung pada
negara asal. Infestasi cacing atau protozoa jarang terjadi dan terkait dengan
negara asal. Gigitan arthropoda dapat menyebabkan banyak manifestasi kulit yang
berbeda.1
Infeksi bakteri pada wisatawan asing yang umum terjadi tidak begitu
berbeda dengan yang ditemukan di pada penduduk lokal. Agen-agen infeksinya
termasuk streptokokus dan staphilokokus dengan kondisi seperti impetigo, ectima,
furunkulosis, folikulitis, erisipelas dan selulitis. Furunkulosis harus dibedakan dari
myiasis kulit dan gigitan serangga. Pengobatan dengan antibiotik yang sesuai
dengan organisme yang paling mungkin dapat diindikasikan, sebagai batasan
waktu untuk wisatawan mendapatkan kultur dan pengujian sensitivitas dalam
jangka pendek.2
Antibiotik topikal umumnya diresepkan oleh dermatologis dalam praktek
klinis untuk berbagai manfaat potensial dari antibiotik tersebut, di antaranya
adalah: (i) infeksi, termasuk infeksi bakteri kulit lokal, (ii) eczematous dermatosis
krusta (sekunder impetiginosa), (iii) stafilokokus , dan (iv) untuk non-infeksius
3
dermatosis, seperti acne vulgaris. Penggunaan dermatologi klinis lain termasuk:
(v) aplikasi pasca operasi ke situs luka bedah untuk profilaksis terhadap infeksi,
dan (vi) untuk luka kronis seperti ulkus pedis, kadang-kadang berdasarkan kultur
dan hasil sensitivitas.2
Antibiotik adalah suatu zat yang diproduksi oleh atau berasal dari
jamur,bakteri, dan organisme tertentu lain, yang dapat merusak atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotik mungkin secara informal
didefinisikan sebagai sub-kelompok agen anti-infeksi yang berasal dari sumber-
sumber bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Kelas lain obat,
ini terutama sulfonamida, mungkin antibakteri efektif. Demikian pula, beberapa
antibiotik mungkin memiliki fungsi sekunder, seperti penggunaan demeclocycline
(Declomycin, turunan tetrasiklin) untuk mengobati syndrome of inappropriate
anti-diuretic hormone (SIADH). Antibiotik lain mungkin berguna dalam
mengobati infeksi protozoa.2
Meskipun ada beberapa skema klasifikasi untuk antibiotik, berdasarkan
spektrum bakteri ( luas dibandingkan sempit) atau rute administrasi (injeksi vs
lisan dibandingkan topikal), atau jenis aktivitas (bakterisida vs bakteriostatik),
yang paling berguna adalah berdasarkan struktur kimia. Antibiotik dalam kelas
struktural umumnya akan menunjukkan kemiripan pola efektivitas, toksisitas, dan
potensial alergi.2
Infeksi Bakteri pada Kulit Wisatawan
Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International
Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization
(WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau
keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas)
bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata.
Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang
datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.3
Masalah kulit pada wisatawan mungkin berhubungan dengan sejarah
medis sebelumnya, iklim, berhubungan dengan alergen, infeksi, infestasi, gigitan
4
dan sengatan atau trauma. Selain itu, kelainan dermatosis yang kambuh dalam
keadaan tertentu.1
Infeksi bakterial kulit primer lebih dikenal dengan pioderma. Penyakit ini
merupakan salah satu penyakit rakyat, dan dapat menyerang semua umur.
Penyebabnya kuman piokokus, terutama stafilokokus, streptokokus atau
kombinasi keduanya. Manifestasi dari piodermi bisa berupa impetigo, furunkel,
folikulitis, dan ektima4
Impetigo secara klinis didefinisikan sebagai penyakit infeksi menular pada
kulit yang superfisial yaitu hanya menyerang epidermis kulit, yang menyebabkan
terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula) seperti tersundut
rokok/api. Penyakit ini merupakan salah satu contoh pioderma yang sering
dijumpai di bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Terdapat dua jenis
impetigo yaitu impetigo bulosa yang disebabkan oleh Stafilokokus aureus dan
non-bulosa yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus. Dasar infeksinya
adalah kurangnya hygiene dan terganggunya fungsi kulit.4
Folikulitis adalah suatu peradangan yang terbatas pada ostium (atau sedikit
lebih bawah) dari folikel akibat infeksi dengan stafilokokus. Bentuk folikulitis
superfisial yang akan dibahas adalah folikulitis pustular superfisialis
(folikulitis/impetigo bockhart), sikosis barbae ( lupoides), furunkulosis dan
karbunkulosis.4
Furunkel atau bisul adalah suatu infeksi akut, bulat, menonjol, batas jelas,
akibat abses stafilokok perifolikulitis, yang umumnya berakhir dengan supurasi
sentral. Karbunkel adalah dua atau lebih furunkel yang bersatu dengan mata bisul
yang terpisah. Lesi biasanya mulai pada folikel rambut dan berlanjut dalam
periode panjang melalui autoinokulasi. Beberapa lesi hilang sebelum terjadi
ruptur tetapi kebanyakan mengalami nekrosis sentral. Ruptur melalui kulit,
mengeluarkan nanah purulen dan debris nekrotik. Tempat predileksi adalah
tengkuk, aksila dan bokong.Tetapi bisul dapat terjadi dimana saja.4
Ektima adalah pioderma streptokokus ulseratif, yang hampir selalu
terdapat pada tungkai bawah atau pada kaki bagian dorsal dan disebabkan oleh
streptokokus beta hemolitikus. Penyakit ini dimulai dengan suatu vesikula atau
5
vesikopustula yang membesar dan beberapa hari kemudian menjadi krusta yang
tebal. Bila krusta terlepas, tertinggal ulkus superfisial berbentuk cawan dengan
dasar merah dan tepi meninggi. Lesi ini cenderung sembuh sesudah beberapa
minggu dan meningalkan sikatriks. Adenopati lokal mungkin ada. Kebersihan,
malnutrisi dan trauma merupakan faktor predisposisi.4
Paederus dermatitis, dikenal juga sebagai dermatitis linearis atau blister
beetle dermatitis adalah dermatitis kontak iritan aneh yang khasnya terdapat lesi
bula eritematus yang mendadak pada area yang terkena, karena adanya paederin,
suatu vesicant yang potent. Kasus ini bisa ditata laksana sebagai dermatitis kontak
iritan dengan menghilangkan iritannya dengan sabun dan air dilanjutkan dengan
steroid dan antibiotik topikal.5
Perkembangan Terkini tentang Antibiotik
Definisi Antibiotik
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios =
hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri
tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain,
sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil. Antibiotik pertama kali
ditemukan oleh sarjana Inggris dr.Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928.
Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun
1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh
penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa
saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara
sintetis, atau semisintetis. Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan
berat(mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran
beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya
dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU).6
Mekanisme kerja Antibiotik6
Mekanisme kerja antibiotika antara lain :
6
1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel tidak
sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma, akhirnya
sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin).
2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel
dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeable akibatnya
zat-zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok polipeptida)
3. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk
(kloramfenicol, tetrasiklin)
4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA)akibatnya sel
tidak dapat berkembang (rifampisin)
Aktivitas antibiotik6
Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :
1. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum) Zat yang aktif terutama
terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri
2. Schwart R, Al Mutairi N. Topical antibiotic in dermatology; an update. Review article. 2010. The Gulf Journal of Dermatology and Venereology Volume 17, No.1, April 2010
3. Kementerin Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Konsep dan Definisi. 2011. http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=3046
4. Craft N, Lee PK, Zipoli MT, Weinberg AN, Schwartz MN, Johnson RA. 2008. Superficial cutaneus infection and pyodermas. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 7th ed. New York: McGraw-Hill
5. Singh G. 2007. Paedrus Dermatitis. Indian J Dermatol Venereol Leprol. January-February 2007. Vol 73. Issue 1.
6. Setiadi R, Vincent H.S. 2003. Pengantar Antimikroba. Farmakologi dan Terapi. p.571-583. Jakarta. Gaya baru