Top Banner

of 23

Aan Ikhtiology Pendahulua

Oct 30, 2015

Download

Documents

DickyAulia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

21

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIkhtiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari ikan dan segala aspek kehidupannya, termasuk di dalamnya bentuk morfologi atau luar, anatomi, fisiologi, serta identifikasinya. Berasal dari kata Yunani yaitu ichthyes yang berarti ikan dan logos yang berarti ilmu.Definisi lain dari ikan adalah binatang vertebrata yang berdarah dingin atau poikiloterm yang hidup di dalam lingkungan air. Pergerakan dan keseimbangan badannya menggunakan sirip pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang.Dalam dunia perikanan ikhtiologi merupakan suatu ilmu yang khusus mempelajari ikan dari segala aspek kehidupannya, termasuk didalamnya bentuk luar atau morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi serta identifikasinya.Menurut Lagler, et al. (1977), sejak abad XVIII ikhtiologi telah berkembang meliputi beberapa cabang ilmu antara lain:a. Klasifikasi, yaitu melanjutkan upaya mencatat semua jenis ikan yang masih hidup maupun yang sudah berupa fosil, memasukkannya kedalam taksa dan menentukan nama ilmiahnya.b. Anatomi, mempelajari struktur ikan secara makroskopik, embriologi serta perbandingan suatu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya, termasuk fosil yang masih ada.c. Evolusi dan genetik, mempelajari asal mula ikan, perkembangan ikan sebelumnya dan mekanisme perubahan ciri-ciri mereka.d. Natural history dan ekologi, mempelajari cara hidup dan habitat serta interaksi antara ikan yang satu dengan ikan yang lainnya dalam lingkungannya.e. Fisiologi dan biokimia, mempelajari fungsi dan sistem organ, metabolisme, interaksi sistem pada tubuhnya, non bilateral simetris , misalnya ikan ilat-ilat (Cyonoglossus monopus) .Manfaat dari mempelajari ilmu ikhtiologi adalah memperdalam pengetahuan tentang segala aspek kehidaupan dari ikan, dari mulai ciri-ciri terluar atau morfologi ikan, anatomi tubuh ikan, fisiologi, serta identifikasi dari masing-masing ikan.Manfaat dalam melakukan praktikum ikhtiologi adalah dapat mengetahui bagian-bagian terluar dari ikan atau morfologi ikan secara detail, mengetahui bagian-bagian ikan dengan lebih memahami struktur bagiannya dan mempermudah dalam mengidentifikasi ikan yang dimaksudkan.Ditinjau dari pengertian ikhtiologi bahwa ikan merupakan jenis hewan air yang hidup dengan habitat pada kedalaman 11 km di bawah permukaan air laut sampai 5 km di atas permukaan air laut. Ikan-ikan dapat hidup pada kedalaman tertentu pada keadaan gelap gulita dengan tekanan hidrostik yang besar sekalipun dimana lainnya tidak dapat hidup, dengan demikian tidak mengherankan apabila bentuk tubuh ikan berbeda-beda. Bagi ikan futar yang paling penting dalam air adalah oksigen terlarut , garam terlarut, suhu, pH, ruang gerak ikan dan lainnya. Ikan sangat bergantung terhadap insang untuk bernapas, yaitu mengambil oksigen terlarut dalam air. Ikan tidak dapat tahan terhadap air dimana kekurangan oksigen. Kebutuhan oksigen untuk ikan minimal 1 ppm dan untuk kehidupan optimal 5 ppm oksigen terlarut. Ikan dapat juga hidup pada kondisi perairan yang kurang oksigen karena dilengkapi dengan alat pernapasan tambahan. Namun ada kelemahan ikan yaitu dimana keadaan suatu lingkungan tercemar bahan-bahan kimia atau toksin akibat ulah manusia sehingga mengancam kehidupan ikan walaupun ikan mengetahui kontaminasi pencemaran pada perairan, namun sering ikan tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindarinya.

1.2. TujuanAdapun tujuan mempelajari ikhtiologi adalah sebagai berikut:1. Mempelajari dan mengetahui struktur morfologi (bentuk luar) tubuh ikan dari berbagai jenis habitat (tawar, payau dan laut), baik dari ikan Osteichthyes (Teleostei) maupun ikan Chondrichthes (Elasmobranchia).2. Mempelajari dan mengetahui beberapa sistem organ tubuh ikan secara sectio anatomis , antara lain: a. Sistem digestoria b. Sistem musculariac. Sistem skeletond. Sistem circulatoriae. Sistem urogenitaliaf. Sistem respiratoriag. Sistem optikh. Sistem nervorum centrale3. Membuat dan mengetahui deskripsi tentang ciri-ciri luar yang nampak serta pengukurannya antar bagian tubuh ikan dan membandingkannya sebagai kunci identifikasi, antara lain:a. Rumus sirip;b. Bentuk dan tipe sisik;c. Bentuk dan tipe ekor;d. Bentuk dan tipe mulut;e. Bentuk dan jumlah filamen pada insang;f. Perbandingan antara bagian tubuh ikan, seperti fork length, standart length, total lenght, diameter mata, panjang dan lebar kepala, panjang predorsal, tinggi badan, tinggi batang ekor serta ukuran panjang sirip-siripnya; sertag. Tanda-tanda khusus, seperti finlet, adhipose fin, scute, spines dan sebagainya.4. Mengidentifikasi jenis ikan ditunjang dengan buku-buku identifikasi yang dianjurkan yaitu:a. FAO Species Identification Sheet for Fisheries Purpose. Vol 1-4b. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Tjipta, Jakarta 5. Membuat klasifikasi ikan sesuai dengan aturan yang telah ada dari buku identifikasi di atas.

1.3. Waktu dan Tempat Praktikum ikhtiologi ini dilaksanakan pada :Hari : JumatTanggal : 31 Mei 2013Tempat : Laboratorium Biologi, Kampus Tembalang, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi tubuh ikan2.1.1 SisikBentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (wahyuningsih 2006).Menurut Raharjo (2011), berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya maka sisik ikan dibedakan menjadi lima jenis, yaitu:a. Placoid, yaitu sisik yang terdiri atas lempengan dasar berbentuk lingkaran atau persegi empat yang tertanam pada lapisan dermis kulit dan bagian yang menonjol di luar epidermis. Sisi terluar dilapisi oleh bahan yang menyerupai enamel (seperti yang terdapat pada gigi manusia) yang dinamakan vitrodentin, sedangkan bagian dalam yang merupakan mangkuk dari dentin berisikan pembuluh darah dan saraf.b. Cosmoid, yaitu sisik yang terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar yaitu vitrodentine yang terbuat dari semacam enamel ( yang secara kristalografik berbeda dengan enamel ikan hiu). Lapisan dibawahnya dinamakan cosmine yang merupakan lapisan nonseluler dan kuat. Lapisan yang paling bawah disebut isopedine yang bahannya terdiri atas subsitusi tulang..c. Ganoid, yaitu sisik yang terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan terluar dinamakan ganoine yang merupakan suatu senyawa anorganik. Dibawah ganoine terdapat lapisan yang mirip cosmine, dan lapisan yang paling dalam dinamakan isopedine.d. Cycloid (sisik lingkaran), yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat, tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi.e. Ctenoid (sisik pasir), yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi.

2.1.4. SiripMenurut rahardjo (2011) Sirip ikan terdiri atas lima macam, yakni sirip dorsal (sirip punggung), sirip kaudal (sirip ekor), sirip anal ( surup dubur), sirip ventral (sirip perut), dan sirip pektoral ( sirip dada). Tiga jenis sirip pertama dinamakan pula sebagai sirip tunggal, dan dua jenis sirip terakhir dimasukkan dalam golongan sirip ganda karena jumlahnya dua (sepasang).Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris yaitu bentuk kebalikannya. (Kotellat, et al., 1993 dalam Wahyuningsih 2006)

2.1.3. Bentuk tubuhBentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan kedalam enam kelompok yaitu rover- predator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak aktif), surface-oriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh besar, dan ikan semacam belut (Wahyuningsih 2006).Menurut rahardjo (2011) Bentuk tubuh yang tidak simetris bilateral bukanlah terjadi sejak keccil, melainkan setelah ikan beranjak dewasa. Ikan yang masih muda/kecil bentuk tubuhnya masih simetris bilateral. Ketika umur dan ukuran ikan bertambah besar, secara berangsur angsur matanya bergeser ke salah satu sisi. Secara umum bentuk tubuh berkaitan dengan gerak ikan maupun dengan tempat ikan itu hidup sebagai upaya penyesuaian diri dengan lingkungan, terutama lingkungan fisik perairan. Berdasarkan hubungan tadi, seringkali dapat diduga suatu jenis ikan hidup dimana atau bagaimana cara geraknya dengan melihat bentuk tubuhnya.

2.1.4. Warna tubuh Menurut rahardjo (2011) keberadaan pola warna ikan dapat berlangsung secara permanen atau temporer; yang terakhir dapat dibedakan menjadi musiman dan sesaat (Korric-Brown, 1998). Secara umum warna ikan jantan lebih cemerlng dibandingkan ikan betina.pewarnaan ini bertujuan untuk menarik perhatian betina, dan dapat pula digunakan mengancam jantan lainnya. Sel khusus yang memberikan warna khusus pada ikan ada dua yaitu iriclocyte dan chromatophore. Iriclocyte disebut sel cermin karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna, yaitu guanin kristal (Rahardjo, 1986). Menurut Rahardjo (1986), chromatophore dasar ada empat jenis, yaitu: 1. Erythrophore (merah dan jingga);2. Xanthophore (kuning);3. Malanophore (hitam); dan4. Leucophore (putih); Menurut Rahardjo (1986), warna ikan disebabkan karena pigmen pembawa warna (biochrome) antara lain:1. Carotenoid : kuning, merah, dan corak lain;2. Cromolipod :kuning sampai coklat;3. Indigoid :biru, merah, dan hijau;4. Melanin :hitam atau coklat;5. Porpyrin / pigmen empedu : merah, kuning, hijau dan coklat;6. Flavin:kuning, kehijau-hijauan;7. Purin :putih atau keperakan; dan8. Pterin: putih, kuning, merah, jingga. 2.1.5. Tipe mulutBentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan .Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan ikan- ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel (wahyuni, 2006).Menurut rahardjo (2011) Letak mulut suatu spesies ikan dapat berbeda dengan spesies ikan lainnya, meskipun pada umumnya mulut ikan terletak di bagian ujung depan kepala. Tipe letak mulut ini dinamakan tipe terminal, misalnya pada ikan gabus. Pada ikan yang lain, mulut terletak di bagian atas (tipe superior). Ikan bermulut tipe superior mendapatkan makana dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat diatasnya, misal ikan julung-julung (Dermogenys pussila). Ikan yang mencari makan di dasar perairan banyak yang mempunyai mulut bertipe inferior (mulut terletak pada bagian bawah) seperti ikan pari gampret (Gymnura micrura), ataupun bertipe subterminal (mulut terletak di dekat ujung depan kepala) misalnya pada ikan kekemeh (Johnius belangerii).2.1.6 Tipe ekorMenurut Rahardjo (1986), tipe-tipe ekor sebagai berikut:1. Protocercal, sirip ekor simetris antara bagian atas dan bawah, banyak dipunyai oleh ikan kelas Chephaloispidomorphi.2. Heterocercal, bentuk ekor tidak simetris. Bagian atas ujung ekor melengkung ke atas dan disokong oleh ruas tulang punggung. Bagian bawah ujung ekor lebih pendek dari bagian atas dan hanya disokong beberapa jari sirip ekor. Contohnya pada ikan kelas Condrichtyes dan golongan ikan bertulang sejati tingkat rendah. 3. Homocercal, bentuk ekor simetris, bagian atas sama dengan bagian bawah dan disokong oleh jari-jari sirip ekor. Menurut Rahardjo (1986), letak sirip perut terhadap sirip dada dibedakan menjadi empat yaitu:1. Abdominalis yaitu sirip perut terletak jauh di belakang sirip dada.2. Sub abdominalis yaitu sirip perut di belakang sirip dada.3. Thoracic yaitu sirip perut sejajar dengan sirip dada.4. Yugular yaitu sirip perut di depan sirip dada.

2.2. Anatomi tubuh ikan2.2.1. Sistem digestoria Sistem digestoria merupakan sistem pencernaan yang meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terbagi menjadi rongga mulut dan pharing atau usus visceral, oesophagus, lambung, usus dan anus. Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dibantu dan dilengkapi oleh hati dan pankreas (Rahadjo, 1980). Menurut Rahardjo (1980), kelenjar pencernaan ikan meliputi:a. Hati, umumnya berbentuk padat, banyak mengandung saluran empedu yang bermuara pada sebuah saluran yang disebut ductus hepaticus. b. Pankreas, pada ikan Teleostei pankreas bercabang-cabang, sedangkan pada ikan Elasmobranchia berbentuk padat.2.2.2. Sistem muscularia Sistem muscularia dapat disebut juga sistem urat daging. Pada prinsipnya ikan mempunyai 3 macam urat daging, yaitu urat daging bergaris, urat daging licin dan urat daging jantung. Urat daging bergaris terdiri dari kumpulan blok urat daging. Tiap blok ini dinamakan myotome dan dilapisi oleh myoseptum. Pada urat daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan dari belakang kepala sampai ke batang ekor, myotome tersusun menurut pola tertentu (Rahadjo, 1980). Menurut Rahardjo (1980) secara fungsional, urat daging dibedakan menjadi dua tipe yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah oleh rangsangan otak. Gerakan ikan sebagai hasil kerja otot (urat daging) dapat disebut sebagai gerak aktif. Urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epaxial dan hypaxial dimana bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang disebut horizontal skletogenous septum (Rahardjo, 1980).2.2.3. Sistem skeleton Sistem skeleton merupakan sistem tulang rangka. Secara embriologi, tulang punggung berkembang dari scerotome yang terdapat di sekeliling notochord dan batang saraf. Tulang punggung di daerah badan (abdominal) dibentuk bersamaan dengan tulang di daerah ekor (caudal). Tiap ruas tulang di daerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk (pleural rib) kiri dan kanan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ yang ada di dalam rongga badan. Pada batang ekor bagian bawah terdapat satu cucuk hemal (hemal spine) dan pada bagian atas terdapat cucuk neural (neural spine) (Rahadjo, 1980). Rangka pada ikan fungsinya sama seperti pada hewan vertebrata lainnya, yaitu untuk menegakkan tubuh, melindungi organnya dan juga berfungsi dalam pembentukan butir darah merah. Pada beberapa jenis ikan modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina, secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam (Gregory, 1947). 2.2.4 Sistem circulatoria Sistem circulatoria (peredaran darah) terdiri dari jantung (yang merupakan pusat pemompaan darah) dan pembuluh darah. Pembuluh darah ini adalah vena (yang membawa darah menuju ke jantung), arteri (yang membawa darah dari jantung) dan kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena). Darah merupakan suatu cairan yang dinamakan plasma, tempat beberapa bahan terlarut dan tempat erythrocyte, leucocyte dan beberapa bahan tersuspensi. Sistem peredaran darah ikan disebut sistem peredaran darah tunggal (Rahadjo, 1980). Jantung ikan terletak pada ruang pericardial di sebelah posterior dan terdiri dari dua ruang, yaitu atrium dan ventricle. Pada jantung terdapat ruang tambahan yang disebut sinus venosus yang berdinding tipis. Pada Elasmobranchi, conus arteriosus sudah tereduksi menjadi suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus yang berdinding tebal menjadi bagian dari perluasan sebagian aorta ventral (Rahadjo, 1980). 2.2.5 Sistem urogenitalia Sistem urogenitalia merupakan suatu sistem gabungan dari sistem urinaria (pengeluaran air kencing) dan sistem genitalis (alat perkembangbiakan). Alat untuk perkembangbiakan ikan adalah gonad. Gonad ikan betina (ovarium) terletak internal longitudinal, tersusun berpasangan, sering bersatu dan memendek. Sedangkan gonad ikan jantan (testes) terletak internal longitudinal dan berpasangan. Jika testes masak, saluran air sperma akan membesar dan melebar. Ukuran dan warna gonad, baik jantan maupuin betina bervariasi tergantung pada tingkat kematangan gonad (TKG) (Rahadjo, 1980).Alat perkembangbiakkan pada ikan yaitu gonad, pada ikan jantan disebut testis dan pada ikan betina disebut ovarium (Rahardjo, 1980)2.2.6 Sistem respiratoria Sistem respiratoria merupakan sistem pernafasan. Ikan membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Pada umumnya, oksigen masuk ke dalam tubuh ikan melalui jaringan dalam insang dengan cara difusi, yaitu terbawa dalam aliran darah dimana melekul oksigen ini menempel pada hemoglobin darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh. Peredaran darah dalam filamen insang merupakan pertemuan antara pembuluh darah yang berasal dari jantung. Pada tiap filamen ingsang ini terdiri dari lamela insang, yaitu tempat terjadinya pertukaran gas (Rahadjo, 1980). Mekanisme pernapasan pada ikan golongan Elasmobranchi terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah otot corocoid dan corobranchial berkontraksi sehingga air masuk melalui rongga mulut melalui proses pengisapan. Tahap kedua adalah otot abductor rahang atas dan bawah melemas, sedangkan tulang lengkung ingsang atas dan bawah berkontraksi. Tahap ketiga adalah otot adductor intercual melemas dan beberapa otot lain berkontraksi untuk mempersempit rongga insang sehingga air dipaksa masuk melalui lamela insang (Rahadjo, 1980).2.2.7 Sistem optikMata merupakan pendukung utama dalam sistem optik karena mata akan menerima rangsang cahaya dalam bentuk gelombang cahaya. Adapun bagian-bagian mata adalah:1. Kornea, berwarna transparan, tidak berpigmen dan menutupi biji mata;2. Iris berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata;3. Lensa merupakan bagian mata yang berbentuk bola tranparan dan kuat serta terbuat dari protein non-cellagen;4. Retina adalah bagian mata yang tersusun dari beberapa lapisan, yaitu : serabut saraf, sel ganglion, sel bipolar dan sel-sel photoreceptor;5. Sclera;6. Lapisan choroid;7. Nervorum opticus; dan8. Pupil.2.2.8. Sistem nervorum centrale Sistem nervorum centrale merupakan sistem saraf pusat, yaitu otak. Otak ini berfungsi untuk menerima semua rangsangan dari luar sehingga merupakan organ yang vital bagi ikan. Pada ikan Elasmobranchii, otaknya memiliki chondrocranium dan pada seluruh bagian otaknya dibungkus oleh tulang rawan yang fasif dan tanpa batas yang nyata. Saraf dan pembuluh darah berhubungan dengan otak melalui lubang yang terdapat pada dinding chondrocranium. Sedangkan pada ikan Teleostei, keping-keping tulang yang mengelilingi otak berhubungan erat dengan osifikasi neorocranium dan foramen-foramen yang berfungsi untuk keluar masuknya saraf otak. Menurut Rahadjo (1980), otak ikan dibagi menjadi 5 bagian yaitu: 1. Telencephalon adalah otak bagian depan, saraf utama yang keluar dari daerah ini adalah saraf olfaktori yang berhubungan dengan hidung sebagai penerima rangsangan. 2. Diencephalon yang terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu ephitalamus, thalamus dan hipothalamus. Di bagian atas terdapat kelenjar hipofisa.3. Mesencephalon (otak tengah) relatif besar, berfungsi sebagai pusat penglihatan. Terdapat lobus optikus yang terdiri atas tekstum opticum (organ koordinat yang melayani rangsang penglihatan) dan tegmentum (pusat saraf motorik).4. Metencephalon terdiri dari cerebellum yang berfungsi mengatur keseimbangan tubuh ikan dalam air, tegangan otot, dan daya orientasi terhadap lingkungan. Pada ikan Teleostei, cerebellum dibagi menjadi dua yaitu valvula cerebelli dan chorpus cerebelli. 5. Myencephalon merupakan otak bagian posterior. Komponen utamanya adalah medula oblongata yang berfungsi sebagai pusat saraf cranial. Pada bagian ini terdapat cristal cerebelli yang belum diketahui fungsinya.

2.3 Taksonomi ikan2.3.1. Identifikasi Salah satu tugas pokok dari taksonomi adalah identifikasi. Tugas pokok dari ahli sistematika adalah mengelompokan jasad yang sudah ada dan begitu beraneka ragam dari alam ke dalam berbagai kelompok yang sudah dikenal untuk menetapkan ciri-ciri penting dari kelompok ini. Selain itu ahli sistematik juga harus memberikan nama ilmiah kepada kelompok-kelompok itu untuk memungkinkan pemberian nama pengakuan kepadanya oleh ahli-ahli di seluruh dunia (Saanin, 1968). Pada dasarnya identifikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu identifikasi tingkat analisis dan identifikasi tingkat sintesis. Identifikasi tingkat analisis adalah usaha-usaha pengenalan ciri-ciri biologis dan deskripsi secara teliti dan tepat dari ikan itu. Hal-hal yang harus diketahui dalam melakukan identifikasi adalah sifat-sifat dan tanda-tanda bentuk dari ikan (Saanin, 1968). Identifikasi tingkat sintesis adalah pengenalan dan deskripsi secara dari suatu spesies adalah tugas utama dari ahli sistematika. Untuk menghindari tumpukan diskripsi yang membingungkan, maka harus dibuat suatu penyusunan yang teratur dari spesies-spesies. Harus menyusun kategori yang lebih tinggi dan menempatkan ciri-cirinya (menciptakan suatu klasifikasi) (Saanin,1968).2.3.2. Klasifikasi ikanKlasifikasi adalah suatu usaha untuk menetapkan atau menentukan suatu definisi atau kategori-kategori suatu organisme melalui proses identifikasi kemudian menyusunnya menurut skala hierarki. Identifikasi adalah usaha-usaha pengenalan ciri-ciri biologis dan deskripsi suatu organisme, dalam hal ini adalah ikan secara teliti dan tepat. Tujuan dari klasifikasi itu sendiri adalah untuk mempermudah dalam proses penggolongan dan pengklasifikasian berikutnya (Rahadjo, 1980) Menurut Rahardjo (1980), adapun kategori yang dipakai untuk klasifikasi adalah: Kingdom Filum Sub filum Kelas Sub kelas Ordo Sub ordo Famili Genus Spesies

III. MATERI DAN METODE

3.1. Materi3.1.1 AlatAdapun alat yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi:N0Nama AlatKetelitianKegunaan

1.2.3.4.5.6.7.8.

9.10.11.12.

13.

14.

15

16..ParafinGuntingPinsetPisau bedahJarum SondeLup Alat tulisTissue/kapas

Penggaris Jarum pentulLembaran dataTang potong

Pensil warna

Kantung kresek

Jangka sorong

Benang jahit--------

1 mm---

-

-

0,01 cm

-Tempat preparat ikanUntuk membedah ikanUntuk mengambil sisik ikanUntuk membedah ikanUntuk mengambil hyphofisaUntuk mengamati anatomiUntuk mencatat dataUntuk membersihkan lendir atau darah ikanUntuk mengukur tubuh ikanUntuk merentangkan siripUntuk mencatat dataUntuk memotong tulang keras pembungkus otak. Untuk memberi warna pada gambar anatomiUntuk membuang ikan yang sudah diamatiUntuk mengukur panjang dan lebar ikanUntuk mengukur panjang saluran pencernaan ikan

3.1.2 BahanAdapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan dari jenis habitat air tawar, laut dan payau. Ikan tersebut adalah dari golongan ikan Teleostei dan Elasmobranchia. Dimana tiap jenis ikan dapat mewakili jenis ikan yang lain. Praktikum ini menggunakan beberapa jenis ikan yang diantaranya adalah sebagai berikut: Tabel 2. bahan yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi No Nama BahanNama IlmiahTeleosteiElasmobranchia

1PariDasyatis sephen-

2Kembung lelakiRastrelliger kanagurta-

3LeleClarias batrachus-

3.2 Metode3.2.1 Pengamatan morfologi ikanLangkah-langkah dalam pengamatan morfologi ikan adalah sebagai berikut:1.Membersihkan lendir pada tubuh ikan dengan menggunakan tissue.2.Meletakan ikan pada parafin dengan posisi kepala menghadap arah jilidan, dan menancapkan jarum pentul pada sirip-sirip ikan sedemikian sehingga morfologi luar tubuh ikan yang diamati terlihat dengan jelas.3.Mengukur bagian-bagian tubuh ikan, mengamati sisik, bentuk dan tipe mulut, bentuk dan tipe ekor, menentukan letak sirip perut terhadap sirip dada, mengamati warna ikan pada bagian punggung, tengah, dan perut, mengamati ada tidaknya tulang tambahan tutup insang.4.Mencatat hasil dari pengamatan digambar pada lembar data disertai dengan keterangannya masing-masing.5.Mendiskripsikan tipe sisik dan bagian-bagiannya.6.Menentukan jumlah sisik diatas dan dibawah lineal literalis, serta sisik penyusun lineal literalis itu sendiri.7.Mengamati bentuk sirip punggung, ekor dan tipe-tipenya.8.Menentukan rumus sirip ikan.9.Mendeskripsikan tentang bentuk tubuh, warna tubuh, bentuk operculum dan bagian-bagiannya.10.Mendeskripsikan tentang panjang standard (SL), panjang total (TL), dan Fork Length (FL), panjang kepala, lebar mata, panjang dimuka sirip punggung, panjang sirip dada, tinggi badan, perut, ekor dan tinggi ekor.11.Membandingkan antara panjang total dan panjang standard.3.2.2. Pengamatan anatomi ikan.Cara pengamatan anatomi ikan adalah sebagai berikut:1. Meletakkan ikan pada bak parafin.2. Melakukan pembedahan atau sectio pada ikan yang dimulai dari anus menuju ke bagian atas pada bagian garis lineal literalis sampai melewati tutup insang dengan menggunakan quater dan bantuan pinset.3. Mengamati bagian-bagian dalam tubuh ikan kemudian menggambarkan deskripsi organ dalam tubuh ikan.4. Menggambarkan bagian-bagian atau organ yang termasuk dalam sistem digestoria lengkap dengan keterangannya.5. Menggambar sistem muscularia atau otot ikan secara membujur atau melintang dengan cara memotong ikan.6. Mengamati dan menggambar sistem skeleton7. Mengamati dan menggambar sistem circulatoria8. Mengamati dan menggambar sistem urogenitalia9. Mengamati dan menggambar sistem respiratoria10. Khusus pada ikan lele, amati dan gambar sistem nervorum centrale nya.3.2.3. Pengamatan sistim saraf pusatPengamatan ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara organ dengan otak, serta mengamati bagian-bagian otak. Apabila diambil contoh ikan lele, maka langkah-langkah yang dilakukan untuk mengamati sistem saraf adalah sebagai berikut :1.Memotong kepala ikan dengan pisau yang tajam, di belakang batok kepalanya. 2.Memotong caput secara melintang ke arah ventral dan memisahkan antara rahang atas dan rahang bawah.3. Membersihkan saluran insang , aborecent, dan menguliti langit-langit bagian atas dan sampai kelihatan tulang keras pembungkus otak ( hypofisa dilindungi oleh sella turnica).4.Memotong tulang keras tersebut dengan menggunakan tang potong kemudian mengamati syaraf-syaraf yang menghubungkan otak dengan organ lainnya.5.Mengambil otak perlahan-lahan dengan menggunakan pinset, jarum sonde dan gunting kemudian darah yang menempel pada otak dibersihkan dengan kapas dan diamati bagian-bagiannya.3.2.4. Pengamatan taksonomi ikanMenetapkan definisi dari suatu kelompok atau kategori menurut skala hierarki setelah melakukan pengamatan terhadap morfologi dan anatomi ikan.Setelah pengidentifikasian yang merupakan perlakuan dengan mencocokan ciri-ciri ikan maka selanjutnya dibuat definisi suatu kelompok atau kategori menurut skala hierarki yang meliputi: Kingdom Filum Sub filum Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies