-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban i
DAFTAR ISI
Hal
BAB 1.
PENDAHULUAN.....................................................................................................
11.1
Tujuan.............................................................................................................
11.2 Sasaran dan
Manfaat......................................................................................
11.3 Pengguna Manual Teknis
...............................................................................
1
BAB 2. PILIHAN SISTEM DAN TEKNOLOGI SANITASI
.................................................... 22.1 Pilihan
Sistem
Sanitasi....................................................................................
3
2.1.1 Jamban Umum/Komunal
......................................................................
52.1.2 Sistem Pengolahan Komunal yang dialirkan dengan
Perpipaan........... 6
2.2 Pilihan Teknologi Pengolahan PRIMER
.......................................................... 82.2.1
Tangki Septik Bersama
........................................................................
82.2.2 Tangki Septik Bersusun / Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
............... 10
2.3 Pilihan Teknologi Pengolahan
Sekunder.......................................................
122.3.1 Sumur Resapan
.................................................................................
122.3.2 Bidang
Resapan.................................................................................
132.3.3 Kolam Sanita (Constructed
Wetland).................................................. 14
2.4 Komponen Pembuangan/Pemanfaatan Ulang
.............................................. 162.4.1 Digunakan
untuk Perikanan
...............................................................
162.4.2 Penyedotan Lumpur Tinja
..................................................................
17
BAB 3. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
..........................................................................
223.1 Proses Pelaksanaan
Konstruksi....................................................................
223.2 Pelaksanaan Kegiatan Dengan Partisipasi Masyarakat
................................ 233.3 Pelaksanaan Kegiatan Dengan
Sub-Kontraktor/Pemasok ............................ 233.4 Etika
Pelaksanaan Pekerjaan
.......................................................................
233.5 Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan
............................................................ 24
3.5.1 Laporan Realisasi Fisik dan
Biaya...................................................... 253.5.2
Pertanggung Jawaban Dana
..............................................................
25
BAB 4. PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
......................................................... 264.1
Aspek Dan Sendi-Sendi Operasional Dan
Pemeliharaan.............................. 26
4.1.1 Perhitungan
Iuran...............................................................................
274.2 Pengoperasian Dan Pemeliharaan Sarana Jamban
Komunal....................... 284.3 Pemeliharaan Pengolahan Limbah
Komunal ................................................ 30
BAB 5. PELAPORAN
........................................................................................................
345.1 Pelaporan
.....................................................................................................
34
LAMPIRAN
Contoh Perhitungan Skoring
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pembobotan Kriteria Seleksi Lokasi Sasaran Sanitasi
Komunal Peri Urban ........ 3
Tabel 2.2. Jenis Pilihan Sistem Sanitasi
...............................................................................
5
Tabel 2.3. Sistem Sanitasi Program
Pamsimas....................................................................
7
Tabel 2.4. Pemilihan Teknologi Sanitasi Komunal
..............................................................
19
Tabel 4.1. Perhitungan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
untuk Jamban Komunal . 27
Tabel 4.2. Perhitungan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
Sistem PengolahanKomunal
............................................................................................................
27
Tabel 4.3. Pemanfaat dan Pemeliharaan untuk Jamban Komunal
..................................... 28
Tabel 4.4. Pemeliharaan Pengolahan Limbah Komunal
..................................................... 30
Tabel 4.5. Pengurasan Bak Pengolahan
Limbah................................................................
32
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban iii
DAFTAR SINGKATAN
AMPL
BOD
: Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
: Biological Oxygen Demand
COD : Chemical Oxygen Demand
DMAC
IMAS
: District Management Advisory Consultant
: Identifikasi Masyarakat dan Analisis Situasi
KK : Kepala Keluarga
LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat
pH : Potential Hydrogen (derajat keasaman)
PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
PVC : Polyvinyl chloride
RKM
RTA
: Rencana Kerja Masyarakat
: Rapid Technical Assessment
Satlak : Satuan Pelaksana
TFM : Tim Fasilitator Masyarakat
TSS : Total Suspended Solid
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Buku Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri-Urban adalah buku
manual yangdisediakan untuk semua pelaku Pamsimas dalam melakukan
proses pendampingankegiatan kepada seluruh masyarakat desa sasaran
Program Pamsimas, khususnyauntuk masyarakat di wilayah
peri-urban
1.2 SASARAN DAN MANFAAT
Sasaran penyusunan manual teknis ini adalah untuk diterapkan di
wilayah peri-urbandimana masyarakatnya berpenghasilan rendah,
pemukiman dan lingkungannyarawan serta tidak/belum tersedianya
sarana sanitasi yang layak.
Fokus dari intervensi kegiatan di wilayah peri-urban adalah
sektor sanitasi, dalam halini penanganan limbah tinja manusia yang
dilakukan secara komunal di masyarakatdapat menjamin pembangunan
yang berkelanjutan.
Adapun manfaat dari buku ini adalah agar masyarakat penerima
manfaat dapatmenentukan pilihan teknologi yang layak sebagai
cerminan pendekatan berbasismasyarakat yang menjamin pembangunan
berkelanjutan. Hal ini dilakukan denganmengoptimalkan peran
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, mampumelaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi komunal
yangsehat.
1.3 PENGGUNA MANUAL TEKNIS
Pengguna Manual Teknis Sanitasi Peri-Urban adalah
individu/kelompok/institusi dariberbagai pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat langsung maupun taklangsung khususnya
di masyarakat peri-uban dalam penyelenggaraan ProgramPamsimas.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 2
BAB 2. PILIHAN SISTEM DANTEKNOLOGI SANITASI
Pilihan sistem dan teknologi sanitasi ini ditujukan untuk
menciptakan suatu sistem atausarana sanitasi yang berkelanjutan,
dalam pengertian:
1) Sistem berfungsi benar, dipakai, dan memberikan layanan
sesuai rencana, termasukakses sanitasi yang cukup, lancar dan
handal, sehat dan bermanfaat secara ekonomi.
2) Sistem berfungsi selama periode waktu yang lama, sesuai umur
desain dari sarana yangdibangun.
3) Sistem bisa dioperasikan dan dirawat pada tingkat lokal
dengan dukungan luar yangterbatas (misalnya bantuan teknis,
pelatihan dan pemantauan), tetapi tetap layak.Artinya: Pemerintah
Daerah setempat bekerja sama dengan masyarakat (pengguna)harus bisa
mengoperasikan, memperluas, dan (jika diperlukan) mengganti
infrastrukturuntuk menjamin kehandalan layanan jangka panjang.
4) Biaya operasi, perawatan, rehabilitasi, penggantian, dan
administrasi dapat dipenuhi ditingkat lokal melalui iuran dan/atau
mekanisme lain yang berkelanjutan dari segikeuangan.
5) Sistem tidak menimbulkan pengaruh buruk pada lingkungan.
Artinya: minim polusihingga tingkat terendah dan sumber daya air
tetap tersedia secara kontinu.
Masyarakat dengan pendampingan TFM melakukan pemilihan opsi
sarana sanitasi komunaldengan menggunakan Manual Teknis Sanitasi
Komunal Peri Urban.
Berdasarkan hasil RTA yang telah dilakukan pada tahap IMAS, TFM
merangkum hasilpemetaan kelompok sasaran (daftar kelompok atau
calon pemanfaat rumah yang dilayanisanitasi komunal) dan lokasi
pilihan rencana penempatan sarana sanitasi komunal(menyangkut
kepastian ketersediaan lahan) serta pilihan komponen sanitasi
komunal.(Merujuk Petunjuk Teknis Perencanaan Kegiatan Pamsimas
Tingkat Masyarakat)
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 3
2.1 PILIHAN SISTEM SANITASI
Beberapa pilihan sanitasi diberikan dalam manual teknis ini
dengan tujuan:
1) Sebagai informasi umum bagi masyarakat tentang adanya
pilihan-pilihan sistemsanitasi komunal
2) Membantu masyarakat mengenal sistem sanitasi yang sesuai
3) Memudahkan penentuan sistem sanitasi sesuai pilihan
masyarakat
4) Menjadi alat yang tepat untuk perencanaan
Syarat kriteria seleksi pemilihan lokasi sasaran sanitasi
komunal untuk Peri Urban :
Tabel 2.1. Pembobotan Kriteria Seleksi Lokasi Sasaran Sanitasi
KomunalPeri Urban
No. Indikator Penilaian RangeBobotKeterangan
1. Lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah(kumuh miskin,
bukan kumuh kaya)
1-5 Kumuh secara fisik dan termasuklingkungan kumuh miskin
2. Pemukiman dengan kondisi sanitasi yang buruk 1-3 Memiliki
permasalahan sanitasi yangmendesak untuk segera ditangani
3. Tersedia lahan Untuk pembangunan sarana sanitasi komunal
dan pengolahannya Jarak dengan jalan besar 50 m
1-4 Jarak dengan jalan besar 50 m,untuk memudahkan
trukpenguras/truk tinja memasuki lokasi
4. Tersedia sumber air (PDAM/mata air/air tanah) dansaluran
untuk pembuangan air limbah (salurandrainase/rioal kota/sungai)
1-4 Tersedia sumber air yang dapatdikembangkan untuk
keperluansanitasi komunal
5. Bersedia melaksanakan operasional danpemeliharaan serta
pengembangan
1-4 Masyarakat merasa sangatmembutuhkan sarana sanitasikomunal
sehingga bersediamelaksanakan pembayaran iuranuntuk kesinambungan
saranasanitasi komunal
Sumber : Pedoman Sanimas
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 4
Dalam menentukan pilihan sistem sanitasi komunal, parameter yang
perlu menjadipertimbangan adalah:
No. Parameter Keterangan
1. Kerapatan penduduk Merupakan jumlah penduduk satu kelurahan
dibagi luaswilayahnya.
Kerapatan penduduk mempengaruhi dalam pemilihansistem sanitasi
komunal, cakupan pelayanan dan pemilihanprioritas pelayanan.Di
daerah perkotaan berpenduduk padat (200 250 orang/ha) tidak
tersedia lahan untuk konstruksi pengolahan/tangkiseptik setempat,
sehingga dimungkinkan pemilihanpengolahan komunal.
Pada pemukiman dengan kondisi sanitasi yang buruk(masyarakat
tidak mempunyai jamban), di daerah pendudukpadat, berpenghasilan
kecil, dimungkinkan untuk memilihjamban komunal dilengkapi
pengolahan.
Cakupan pelayanan lebih menekankan pada jumlah KK dangender
rencana yang akan dilayani.
1 bilik jamban melayani (5-10) KK Pemilihan prioritas pelayanan
dimana diharapkan bila suatu
komunitas melaksanakan Sanitasi Komunal, maka akanmenjadi suatu
percontohan untuk komunitas yang lain.Prioritas pelayanan
ditentukan berdasarkan risiko sanitasi,dan keinginan masyarakat
untuk memperbaiki sanitasinya.
2. Karakteristik rumah penduduk Jarak antara rumah penduduk yang
memungkinkan dilayanisistem sanitasi komunal. (lebih cocok untuk
rumah pendudukyang berkelompok).
3. Karakteristik sosial, budaya, perilakumasyarakat
Karakteristik sosial bagaimana kebiasaan masyarakat
dalammelakukan buang air besar.Budaya masyarakat dimana pada
beberapa wilayah yang tidakmemperbolehkan WC menghadap ke
kiblat.Perilaku masyarakat dimana meskipun rumahnya bagus
dantersedia jamban, tetapi masyarakat tersebut masihmenggunakan
pola lama dalam buang air besar (misal di kebun,atau di
sungai).Perilaku masyarakat yang tidak menjaga kebersihan
ruanganWC, bak penampung air dan kolset serta tidak menyediakanalat
pembersih seperti sikat atau sapu.Perilaku masyarakat yang membuat
tinja dan limbah air yangmencemari badan air seperti tidak mengolah
limbah cair / tidakmempunyai bak peresapan sebelum membuang ke
saluran airlimbah perkotaan/perdesaan, membuat saluran
pembuangantinja/tai tidak ke septiktank tetapi langsung dibuang ke
saluranair limbah perkotaan/kali/laut.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 5
No. Parameter Keterangan
Perilaku masyarakat yang tidak menyediakan sabun di WCuntuk
mencuci tangan.Perilaku perilaku yang tidak peduli dan atau
mengembangkanpengolahan limbah padat/cair rumah tangga secara
bersama-sama.
4. Kemampuan masyarakat dalammerencanakan, melaksanakan,
danmengelola pada tahap pascakonstruksi
Diharapkan masyarakat pemanfaat dapat merawat denganmudah,
dengan biaya terjangkau dalam jangka panjang.
Pilihan sistem sanitasi komunal yang diterapkan dalam program
Pamsimas untukdaerah peri-urban meliputi:
1) Jamban umum (komunal) yang dilengkapi dengan pengolahan,
2) Pengolahan komunal yang melayani air limbah dari jamban
keluarga dengansistem perpipaan.
Tabel 2.2. Jenis Pilihan Sistem Sanitasi
No. Jamban Keluarga Jamban UmumPilihan teknologi yang
ditawarkan
(keputusan pada masyarakat)
1. Tidak ada Tidak ada Jamban Komunal + Pengolahan
2. Tidak ada Ada tanpa pengolahan Perbaikan jamban komunal &
penambahansistem pengolahan
Pembangunan jamban komunal & sistempengolahannya
3. Ada tanpa pengolahan Tidak ada Pengolahan komunal melalui
sistem perpipaan
2.1.1 Jamban Umum/Komunal
Jamban umum/komunal terdiri dari beberapa bilik dalam satu
bangunan, denganmangkuk / tempat jongkok WC individual. Setiap
jamban umum dipakai bersama olehbeberapa keluarga. MCK umum bisa
dilengkapi dengan kamar mandi, sarana cuci,dan pengolahan air
limbah. Air limbah disalurkan ke sistem pengolahan yangmemadai,
sebelum dibuang ke saluran air limbah perkotaan/perdesaan
Jarak maksimal antara lokasi MCK umum dengan rumah penduduk yang
dilayaniadalah 100 m. Lokasi daerah harus bebas banjir. Sumber air
bisa berasal dari PDAM,air tanah, dan air hujan Kebutuhan minimal
untuk setiap orang adalah 45 liter.
Jamban umum/komunal ini cocok untuk diterapkan di wilayah
peri-urban dimanasebagian besar penduduknya miskin, lahan terbatas
dan WC individual tidak bisadiaplikasikan.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 6
Perencanaan jamban komunal mempertimbangkan cakupan pada jumlah
KKrencana yang akan dilayani dan harus dibedakan antara bilik
perempuan dan laki-laki. Dan sebaiknya dilengkapi dengan Tempat
Cuci Tangan yang dilengkapi tempatsabun.1 bilik jamban melayani (3
5)KK
2.1.2 Sistem Pengolahan Komunal yang dialirkan dengan
Perpipaan
Sistem perpipaan untuk pengolahan komunal dalam program Pamsimas
ini dibatasipada satu sistem pengolahan yang dimanfaatkan untuk
menampung dan mengolahair limbah dari beberapa jamban keluarga.
Pengolahan komunal menampung dan mengolah air limbah yang
berasal daribeberapa jamban individu (keluarga) yangdialirkan
melalui pipa ke pengolahan yangdibangun di bawah tanah. Lokasi
pengolahan ditempatkan pada lahan yangdisepakati secara bersama,
dan dapat dijangkau oleh masing-masing rumah yangberdekatan namun
harus berada pada jarak aman terhadap sumber air terdekat
sertamemiliki akses untuk truk tinja.
Pada pengolahan komunal ini sangat diperlukan saling pengertian
antara pemakaiuntuk memelihara dan memakai secara benar. Hal yang
sangat perlu diperhatikanadalah jangan sampai ada sampah (tissue,
pembalut wanita, bungkus shampo atausabun) masuk ke dalam kloset
karena akan menyumbat sistem perpipaan.
Untuk menghindari penyumbatan, bak kontrol ditempatkan
setelah jamban keluarga,
pada tiap 20 m
ditempatkan di titik-titik pertemuan saluran.
Dengan diameter pipa dan kemiringan pipa yang digunakan
diperhitungkan agar airlimbah dapat mengalir dengan lancer.
Gambar saluran pembuangan limbah bersama/komunal
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 7
Tabel 2.3. Sistem Sanitasi Program Pamsimas
Jamban Komunal Pengolahan KomunalKonstruksi Terdiri dari
beberapa bilik dalam
satu bangunan, dengan mangkuk /tempat jongkok WC
individual.Setiap jamban umum dipakaibersama oleh beberapa
keluarga.
Konstruksi jamban komunaldilengkapi dengan Pengolahan.
Sebagai penampung dan mengolah air limbahdari beberapa jamban
keluarga,dimana airlimbah dialirkan melalui pipa ke pengolahan,yang
dibangun di bawah tanah.
pipa minimal 3 sesuai dengan beban hidrolisyang ada. Pipa
ditanam dengan kedalaman (0,6 -1,0) M
Kemiringan pipa minimum 3 % dan maksimum5 %
Kelebihan Dapat dibangun dan diperbaikidengan tersedianya
materiallokal.
Umur pemakaian panjang. Tidak ada masalah dengan lalat
dan bau bila dipakai denganbenar.
Biaya investasi dan perawatanrendah.
Sesuai untuk rumah yang berkelompok Butuh lahan sedikit karena
dibangun di bawah
tanah Biaya konstruksi relatif murah Pengoperasian dan perawatan
mudah dan
murah Lebih hemat daripada sistem pembuangan air
limbah konvensional Masyarakat dapat berperan dalam proses
perencanaan dan konstruksi Nyaman untuk pengguna, air limbah
dijauhkan
dari area pemukimanKekurangan Perlu disosialisasikan cara
menggunakan yang benar. Keterlibatan masyarakat dalam
pengoperasian & pemeliharaansangat diperlukan untukmenjamin
keberlanjutannya.
Efisiensi pengolahan rendah Rawan akan kebuntuan pada sistem
perpipaan,
sehingga perlu dilengkapi manhole untukmemudahkan dalam
perawatan jaringanperpipaan. Penempatan manhole tergantungdiameter
pipa.
Kemiringan pipa perlu diperhatikan sehingga airlimbah dapat
mengalir
Perlu pengolahan tambahan Memerlukan pengurasan yang lebih
sering Terkadang terjadi kesulitan menentukan lokasi
pengolahan karena masyarakat enggan apabiladi tanahnya dibangun
fasilitas pengolahan.
Keterlibatan masyarakat pemakai dalampengoperasian dan
pemeliharaan sangatdiperlukan untuk menjamin keberlanjutannya.
Memerlukan proses perencanaan matang
Perawatan yang tidak rutin, menyebabkankegagalan
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 8
Komponen Pengolahan Komunal :
2.2 PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRIMER
Pada dasarnya, berbagai teknologi pengolahan yang telah ada
dapat diterapkanpada jamban komunal (termasuk pengolahan komunal).
Penerapan teknologi yangada pada dasarnya dibedakan oleh kondisi
fisik lingkungan, biaya yang tersedia,serta dimensi yang
diperlukan.
Beberapa alternatif pengolahan yang dapat diterapkan untuk
jamban dan pengolahankomunal akan dibahas di bawah ini:
2.2.1 Tangki Septik Bersama
Air limbah dari jamban keluarga di rumah dialirkan ke saluran
pembuangan air limbahbersama menuju tangki septik komunal dengan
menggunakan sistem peripaan PVC.Pipa biasanya diletakkan di halaman
depan, gang, atau halaman belakang.
Tangki septik berfungsiuntuk mengolah air limbah domestik dengan
memanfaatkanproses biologis melalui pemisahan padatan dari cairan
yang secara anaerobikterdekomposisi sementara cairannya dialirkan
ke sistem pembuangan. Tangki septikyang dilengkapi dengan sistem
resapan merupakan metode paling umum untukpengolahan air limbah
rumah tangga dari perumahan yang tidak tersambung dengansistem
perpipaan air buangan.
Kelebihan tangki septik
Dapat dibangun dan diperbaiki dengan menggunakan material
lokal.
Umur pelayanan panjang.
Bila digunakan dengan benar, tidak ada masalah dengan lalat dan
bau.
PengolahanKomunal
Saluran Utama lebih besar dr saluran lateral
Manhole
Saluran Lateral min 3
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 9
Biaya investasi rendah, biaya operasi tergantung harga satuan
air danpengurasan.
Keperluan lahan tanah kecil.
Tidak perlu energi listrik.
Kekurangan tangki septik
Efisiensi pengolahan rendah
Pengurangan bakteri patogen, padatan dan zat organik rendah.
Tidak boleh terkena banjir, sehingga permukaan bangunan/ lubang
pemeriksaanharus di atas muka air banjir.
Efluen dan lumpur tinja masih perlu pengolahan sekunder dan atau
pembuanganyang cocok.
Memerlukan sumber air yang konstan.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 10
2.2.2 Tangki Septik Bersusun / Anaerobic Baffled Reactor
(ABR)
Tangki Septik Bersusun (Anaerobic Baffled Reactor = ABR) dapat
dikatakan sebagaipengembangan tangki septik konvensional. ABR
terdiri dari kompartemen pengendapyang diikuti oleh beberapa
reaktor baffle. Baffle ini digunakan untuk mengarahkanaliran air ke
atas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur
(sludgeblanket). Konfigurasi ini memberikan waktu kontak yang lebih
lama antara biomasaanaerobik dengan air limbah sehingga akan
meningkatkan kinerja pengolahan. Darisetiap kompartemen tersebut
akan menghasilkan gas.
Teknologi sanitasi ini dirancang menggunakan beberapa baffle
vertikal yang akanmemaksa air limbah mengalir keatas melalui media
lumpur aktif. Pada ABR initerdapat tiga zone operasional:
asidifikasi, fermentasi, dan buffer. Zone asidifikasiterjadi pada
kompartemen pertama dimana nilai pH akan menurun karenaterbentuknya
asam lemak volatil dan setelahnya akan meningkat lagi
karenameningkatnya kapasitas buffer. Zone buffer digunakan untuk
menjaga agar prosesberjalan dengan baik. Gas methan dihasilkan pada
zone fermentasi. Semakin banyakbeban organik, semakin tinggi
efisiensi pengolahannya.
ABR cocok untuk diterapkan di lingkungan kecil. Bisa dirancang
secara efisien untukaliran masuk (inflow) harian hingga setara
dengan volume air limbah dari 1000 orang(200.000 liter/hari).
ABR tidak boleh dipasang di daerah dengan muka air tanah tinggi,
karenaperembesan (infiltration) akan mempengaruhi efisiensi
pengolahan dan akanmencemari air tanah. Selain itu untuk tujuan
pemeliharaan, truk tinja harus bisamasuk ke lokasi.
Kelebihan ABR:
Efisiensi pengolahan tinggi
Lahan yang dibutuhkan sedikit karena dibangun dibawah tanah
Biaya pembangunan kecil
Biaya pengoperasian dan perawatan murah dan mudah
Tahan terhadap beban kejutan hidrolis dan zat organik.
Tidak memerlukan energi listrik.
Grey water (air bekas mandidan cuci) dapat dikelola secara
bersamaan.
Dapat dibangun dan diperbaiki dengan menggunakan material
lokal.
Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam konstruksi.
Umur pelayanan panjang.
Kekurangan ABR:
Diperlukan tenaga ahli untuk melakukan desain dan
pengawasanpembangunannya.
Tukang ahli diperlukan untuk pekerjaan plester kualitas
tinggi
Memerlukan sumber air yang konstan.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 11
Efluen memerlukan pengolahan sekunder atau dibuang ke tempat
yang cocok.
Penurunan zat patogen rendah.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk mencegah
penyumbatan.
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 12
2.3 PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEKUNDER
Setelah melalui pengolahan primer, dapat berupa tangki septik
ataupun ABR, airefluen perlu diolah lebih lanjut untuk menjamin
kualitas air buangan aman bagilingkungan serta tidak menimbulkan
masalah lainnya bagi masyarakat.
Beberapa teknologi pengolahan sekunder tersebut dapat dilihat di
bawah ini.
2.3.1 Sumur Resapan
Sumur resapan adalah bak tertutup dengan dinding berpori (porus)
yangmemungkinkan air merembes ke dalam tanah. Efluen dari
pengolahan semi atausentralisasi dialirkan ke bak di bawah tanah,
yang kemudian merembes ke dalamtanah di sekitarnya.
Sumur ini harus diletakkan lebih rendah dan paling tidak 15
meter dari sumber airminum dan sumur. Sumur resapan harus cukup
besar untuk menghindari banjir danluapan air. Kapasitas minimum
sumur resapan harus mampu menampung semua airlimbah, yang
dihasilkan dari kegiatan mencuci atau lainnya dalam satu hari.
Sumber : Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi -
TTPS
Sumur resapan paling cocok untuk tanah dengan kemampuan serapan
yang bagus.Tetapi tidak cocok untuk tanah liat, padat keras atau
berbatu. Sumur resapan cocokuntuk permukiman perkotaan dan
pinggiran kota, namun tidak cocok untuk daerahbanjir atau yang
permukaan air tanahnya tinggi. Sumur ini disarankan
sebagaialternatif jika parit resapan dianggap tidak praktis.
Kelebihan sumur resapan:
Dapat dibangun dan diperbaiki dengan menggunakan material
lokal.
Memerlukan lahan tanah kecil.
Biaya investasi dan operasi rendah.
Menggunakan teknologi sederhana untuk semua pengguna.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 13
Kekurangan sumur resapan:
Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk mencegah
penyumbatan.
Memungkinkan dampak negatif terhadap tanah dan air tanah.
2.3.2 Bidang Resapan
Bidang resapan adalah jaringan pipa berlubang yang diletakkan di
dalam parit bawahtanah berisi kerikil. Fungsinya untuk membuang air
limbah yang keluar dari sistemon-site atau pengolahan off-site
(terpusat).
Air limbah yang keluar dialirkan ke bak distribusi dengan aliran
langsung ke dalambeberapa saluran/pipa sejajar. Bagian bawah setiap
parit diisi lapisan batu bersihsetebal 15 cm, dan pipa berlubang
untuk distribusi diletakkan diatasnya. Batumenutupi pipa sampai
tertutup seluruhnya. Lapisan batu ini ditutupi bahan geotekstilagar
partikel kecil tidak menyumbat lubang pipa. Lapisan akhir berupa
pasir dan/atautanah dan mengisi parit hingga ke dasarnya. Pipa
harus diletakkan 5 15 cm daripermukaan, agar air limbah tidak naik
ke atas. Parit ini harus digali dengan panjangtidak lebih dari 20
meter dan dengan jarak paling tidak 1 - 2 meter satu sama lain.
Jika kemampuan resapan tanah bagus, maka air limbah yang keluar
bisa terbuangsecara efektif. Bidang resapan ini tidak cocok untuk
diterapkan di daerah perkotaanyang padat.
Kelebihan bidang resapan:
Dapat digunakan untuk pengolahan gabungan black water (kotoran
dan airpenggelontor dari jamban) dan grey water (air bekas mandi
dan cuci)
Umur pakai 20 tahun atau lebih (tergantung keadaan).
Biaya investasi rendah s/d moderat dan biaya operasi rendah.
Kekurangan bidang resapan:
Memerlukan tenaga ahli perencanaan dan pembangunan.
Memerlukan lahan luas (berdasarkan jumlah orang yang
dilayani).
Tidak semua bagian peralatan dan material tersedia di lokal.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk mencegah
penyumbatan.
Memungkinkan dampak negatif terhadap tanah dan air tanah.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 14
Sumber : Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi
TTPS
2.3.3 Kolam Sanita (Constructed Wetland)
Bidang resapan adalah jaringan pipa berlubang yang diletakkan di
dalam parit bawahtanah berisi kerikil. Fungsinya untuk membuang air
limbah yang keluar dari sistemon-site atau pengolahan off-site
(terpusat).
Kolam Sanita atau Constructed Wetland (aliran horizontal di
bawah permukaan)adalah saluran yang diisi pasir dan kerikil, yang
ditanami vegetasi air. Air limbahmengalir horizontal melalui
saluran berisi material penyaring yang berfungsimenguraikan zat
organik.
Kolam Sanita dibangun untuk meniru proses alami yang terjadi di
daerah rawa danpayau. Sistem ini memiliki dasar dengan lapisan atau
saluran yang diiisi pasir ataumedia (batu, kerikil, pasir, tanah).
Saluran atau mangkuk dilapisi penghalang tidak
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 15
tembus air (tanah liat atau geotekstil) untuk mencegah rembesan
air limbah. Vegetasiasli (seperti cattail, alang-alang dan/atau
sulur-sulur) dibiarkan tumbuh di bagiandasar.
Lapisan dalam kolam sanita terdiri dari filter kerikil yang
ditanami dengan kemiringan(0-5)%. Permukaan air berada 5 cm dibawah
permukaan filter. Konstruksi dapatdilakukan oleh tukang bangunan
dan masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalamkonstruksi, bisa
berfungsi sebagai taman.
Kolam Sanita merupakan pengolahan sekunder dengan biaya murah
tetapimemerlukan lahan yang luas dimana kebutuhan lahannya adalah
120 m2 per 50 KK
Kelebihan Kolam Sanita:
Konstruksi bisa dilakukan oleh tukang bangunan.
Masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam konstruksi.
Pengoperasian dan pemeliharaan mudah dan murah.
Bisa berfungsi sebagai taman.
Penurunan BOD, Suspended Solid dan patogen tinggi.
Tidak ada masalah nyamuk.
Dapat dibangun dan diperbaiki dengan menggunakan material
lokal.
Tidak memerlukan energi listrik.
Kekurangan Kolam Sanita:
Memerlukan tenaga ahli perencanaan dan pembangunan.
Memerlukan lahan yang luas.
Karena kebutuhan lahan maka sulit diterapkan di daerah
berpenduduk padat.
Biaya investasi moderat untuk pengadaan lapisan penutup dan
pengisian; biayaoperasi rendah.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk mencegah
penyumbatan.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 16
Sumber : Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi
TTPS
2.4 KOMPONEN PEMBUANGAN/PEMANFAATAN ULANG
Semua sistem pengolahan air limbah akan menghasilkan buangan
berupa padatanmaupun cairan. Hal yang paling penting dalam
pengolahan air limbah ini adalahpemeliharaan dimana pengurasan
lumpur tinja perlu dilakukan secara berkala.Beberapa cara
pembuangan atau pemanfaatan ulang limbah olahan akan dibahas
dibawah ini.
2.4.1 Digunakan untuk Perikanan
Dengan bantuan kolam ikan dan sistem perikanan, air limbah
dialirkan ke kolamdimana nutrisi dimanfaatkan oleh berbagai spesies
mikro organisme, tumbuhan dan
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 17
ikan. Spesiesnya terutama ikan, perlu dipilih dengan seksama,
karena memilikikebutuhan oksigen yang berbeda-beda
Kelebihan :
Pengolahan kembali nutrisi yang efektif
Mengurangi beban polusi air sungai
Menghasilkan gizi dan pendapatan untuk masyarakat
Kekurangan :
Solusi dibatasi oleh ketersediaan lahan
Tidak sesuai untuk area dimana tidak ada tradisi aquakultur
Kelebihan beban air limbah pada kolam akan membahayakan
kesehatanmanusia dan kelangsungan perikanan
2.4.2 Penyedotan Lumpur Tinja
Jika lumpur tidak diolah setempat, maka harus dikeluarkan dan
dibuang denganbantuan truk penyedot tinja.
Truk penyedot tinja mengacu pada vacuum truck atau kendaraan
lain, yangdilengkapi pompa dan tangki untuk menguras dan mengangkut
lumpur tinja, lumpurtangki septik dan urine. Tenaga manusia
diperlukan untuk mengoperasikan pompadan menggerakkan selang
hisap.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 18
Truk penguras sebaiknya terletak tidak lebih dari 50 meter
(untuk menyesuaikanpanjang selang penguras 50 m). Truk penguras
dihubungkan ke bak pengolahdengan pipa dan pompa sedot. Harus
diperhatikan bahwa pengurasan hanyamengambil lumpur hitam saja.
Jasa pelayanan sedot lumpur tinja bisa dari Pemerintah Kota/Kab
maupun swastayang bisa dihubungi via telepon. Jasa ini sangat
penting untuk memberikan layanandi daerah tanpa saluran air
limbah.
Kelebihan :
Pilihan pembuangan berbiaya murah
Masyarakat tidak perlu melakukan pengoperasian dan perawatan
Pembuangan lumpur yang efisien di pemukiman kota
Kekurangan :
Perlu jasa penguras
Tidak bisa mengakses semua tangki septik, terutama yang berada
di daerahdengan jalanan sempit atau tidak bisa dilalui truk.
Jarang beroperasi di daerah pinggiran kota atau perdesaan.
Karena pendapatanyang diperoleh dari penyedotan tinja mungkin tidak
cukup untuk menutup biayabahan bakar dan waktu.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 19
Tabel 2.4. Pemilihan Teknologi Sanitasi Komunal
Jenis Pengolahan Konstruksi Kelebihan Kekurangan
Pilihan Teknologi Pengolahan Primer
Tangki Septik Bersama Perbandingan antara panjang dan lebar yang
baikadalah (2 : 1) atau (3 : 1)
Lebar minimum 0,75 m. Panjang minimum 1,50 m Tinggi ruang bebas
dalam tangki septik (0,2 0,4)
m Tinggi air dalam tangki sekurang-kurangnya 1 m
dengan kedalaman maksimum 2,1 m Dasar tangki dapat dibuat
horizontal atau dengan
kemiringan tertentu untuk memudahkanpengurasan lumpur
Dinding tangki harus dibuat tegak Penutup tangki septik maksimum
terbenam
kedalaman tanah 0,4 m
Dapat dibangun dan diperbaiki denganmenggunakan material
lokal.
Umur pelayanan panjang. Bila digunakan dengan benar, tidak
ada
masalah dengan lalat dan bau. Biaya investasi rendah, biaya
operasi
tergantung harga satuan air danpengurasan.
Keperluan lahan tanah kecil. Tidak perlu energi listrik.
Efisiensi pengolahan rendah Pengurangan bakteri patogen, padatan
dan
zat organik rendah. Tidak boleh terkena banjir, sehingga
permukaan bangunan/ lubang pemeriksaanharus di atas muka air
banjir.
Efluen dan lumpur tinja masih perlupengolahan sekunder dan atau
pembuanganyang cocok.
Memerlukan sumber air yang konstan.
ABR Perkiraan BiayaBangunan : Rp. 200.000.000,- per 50 KK
(200jiwa) belum termasuk perpipaan dari rumah kePengolahan Komunal
(sumber data : PedomanSanimas)
Tidak dianjurkan dipasang jika permukaan airtanah tinggi, karena
perembesan (infiltrasi) akanmempengaruhi efisiensi pengolahan dan
akanmencemari air tanah
Efisiensi pengolahan tinggi Lahan yang dibutuhkan sedikit
karena
dibangun dibawah tanah Biaya pembangunan kecil Biaya
pengoperasian dan perawatan
murah dan mudah Tahan terhadap beban kejutan hidrolis
dan zat organik. Tidak memerlukan energi listrik. Grey water
(air limbah bekas mandi, cuci
dan dapur) dapat dikelola secarabersamaan.
Diperlukan tenaga ahli untuk melakukandesain dan pengawasan
pembangunannya.
Tukang ahli diperlukan untuk pekerjaan plesterkualitas
tinggi
Memerlukan sumber air yang konstan. Efluen memerlukan pengolahan
sekunder atau
dibuang ke tempat yang cocok. Penurunan zat patogen rendah.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untuk
mencegah penyumbatan
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 20
Jenis Pengolahan Konstruksi Kelebihan Kekurangan Dapat dibangun
dan diperbaiki dengan
menggunakan material lokal. Masyarakat dapat ikut
berpartisipasi
dalam konstruksi Umur pelayanan panjang.
Pilihan Teknologi Pengolahan Sekunder
Sumur Resapan Merupakan jenis pengolahan lanjutaneffluen/cairan
yang keluar dari tangki septiksebelum dibuang ke lingkungan
Kedalaman efektif (2 6) m Bila debit keluaran tangki septik
besar, maka unit
sumur peresap dapat dibuat lebih dari 1 unitdilengkapi bak
distribusi sebagai bak pembagirata aliran air limbah.
Dapat dibangun dan diperbaiki denganmenggunakan material
lokal.
Memerlukan lahan tanah kecil. Biaya investasi dan operasi
rendah. Menggunakan teknologi sederhana
untuk semua pengguna.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untukmencegah penyumbatan.
Memungkinkan dampak negatif terhadaptanah dan air tanah.
Bidang Resapan Bidang resapan minimum dibuat 2 jalur galianuntuk
pipa resapan
Kemiringan dasar bidang resapan 0,2 % Kemiringan pipa resapan :
0,2 % Dibawah pipa resapan harus diberi kerikil
berdiameter (1,5-5) cm Diatas pipa resapan harus diberi
kerikil
berdiameter (1,5-5) cm minimum ketebalan 5 cm
Dapat digunakan untuk pengolahangabungan black water dan grey
water.
Umur pakai 20 tahun atau lebih(tergantung keadaan).
Biaya investasi rendah s/d moderat danbiaya operasi rendah.
Memerlukan tenaga ahli perencanaan danpembangunan.
Memerlukan lahan luas (berdasarkan jumlahorang yang
dilayani).
Tidak semua bagian peralatan dan materialtersedia di lokal.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untukmencegah penyumbatan.
Memungkinkan dampak negatif terhadaptanah dan air tanah.
Kolam Sanita Lapisan dalam kolam sanita terdiri dari filter
kerikilyang ditanami dengan kemiringan (0-5)%.
Permukaan air berada 5 cm dibawah permukaanfilter
Diperlukan lahan seluas 120 m2 per 50 KK
Konstruksi bisa dilakukan oleh tukangbangunan
Masyarakat dapat ikut berpartisipasidalam konstruksi
Memerlukan tenaga ahli perencanaan danpembangunan.
Memerlukan lahan yang luas Karena kebutuhan lahan maka sulit
diterapkan
di daerah berpenduduk padat.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 21
Jenis Pengolahan Konstruksi Kelebihan Kekurangan Pengoperasian
dan Perawatan mudah
dan murah Bisa berfungsi sebagai taman Penurunan BOD, Suspended
Solid dan
patogen tinggi. Tidak ada masalah nyamuk Dapat dibangun dan
diperbaiki dengan
menggunakan material lokal. Tidak memerlukan energi listrik.
Biaya investasi moderat untuk pengadaanlapisan penutup dan
pengisian; biaya operasirendah.
Pengolahan pendahuluan diperlukan untukmencegah penyumbatan.
Komponen Pembuangan/Pemanfaatan Ulang
Digunakan untuk Perikanan Pengolahan kembali nutrisi yang
efektif Mengurangi beban polusi air sungai Menghasilkan gizi dan
pendapatan untuk
masyarakat
Solusi dibatasi oleh ketersediaan lahan Tidak sesuai untuk area
dimana tidak ada
tradisi aquakultur Kelebihan beban air limbah pada kolam
akan
membahayakan kesehatan manusia dankelangsungan perikanan
Penyedotan Lumpur Tinja Truk penguras sebaiknya terletak tidak
lebih dari50 m (untuk menyesuaikan panjang selangpenguras 50 m)
Truk penguras dihubungkan ke bak pengolahdengan pipa dan pompa
sedot.
Pilihan pembuangan berbiaya murah Masyarakat tidak perlu
melakukan
pengoperasian dan perawatan Pembuangan lumpur yang efisien
di
pemukiman kota
Perlu jasa penguras Tidak bisa mengakses semua tangki
septik,
terutama yang berada di daerah denganjalanan sempit atau tidak
bisa dilalui truk.
Jarang beroperasi di daerah pinggiran kotaatau perdesaan. Karena
pendapatan yangdiperoleh dari penyedotan tinja mungkin tidakcukup
untuk menutup biaya bahan bakar danwaktu.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 22
BAB 3. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3.1 PROSES PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Proses pelaksanaan konstruksi mengikuti Pedoman Pelaksanaan
KegiatanTingkat Masyarakat program Pamsimas.
Pelaksanaan konstruksi dilaksanakan setelah pencairan dana dari
RKM I dansetelah dilaksanakan pelatihan bagi LKM dan masyarakat
yang berkaitan denganpelaksanaan pembangunan konstruksi. Sebelum
dilaksanakan pembangunanmaka LKM dan TFM perlu melakukan persiapan
yang meliputi:
a) Penyempurnaan jadwal pelaksanaan konstruksi sarana yang telah
disusundi dalam RKM I agar sesuai dengan kondisi terbaru.
b) Memeriksa dan mempersiapkan kontribusi masyarakat berupa
tenaga danmaterial (natura) telah siap/ tersedia, in-kind tenaga
dalam bentuk suratpernyataan kesanggupan dari masyarakat, in-kind
bahan/material harussudah tersedia di lokasi pekerjaan).
Pelaksanaan konstruksi semaksimal mungkin dilaksanakan secara
swakeloladimana pelaksanaannya melibatkan partisipasi masyarakat
yang difasilitasi olehSatlak Pamsimas.
Periode pelaksanaan konstruksi (3-4) bulan setelah proses
pencairan dana dandapat dilaksanakan setelah dilaksanakan pelatihan
bagi LKM dan masyarakatyang berkaitan dengan pelaksanaan
pembangunan konstruksi yang dilakukanoleh DMAC dan TFM
Sebelum pelaksanaan konstruksi maka LKM dan TFM perlu melakukan
dulupersiapan yang meliputi antara lain :
a) Menyempurnakan jadwal pelaksanaan konstruksi sarana yang
telah disusundi dalam RKM I agar sesuai dengan kondisi terbaru.
b) Memeriksa dan mempersiapkan kontribusi masyarakat berupa
tenaga danmaterial (natura) telah siap/ tersedia, (in-kind tenaga
dalam bentuk suratpernyataan kesanggupan dari masyarakat, in-kind
bahan/material harussudah tersedia di lokasi pekerjaan).
Pada pelaksanaan konstruksi ada bagian pekerjaan yang bila
ditinjau dari jenisdan sifat pekerjaannya tidak memungkinkan untuk
dilaksanakan sendiri oleh
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 23
masyarakat, sehingga perlu diklasifikasikan untuk mendapatkan
pertimbanganagar dikerjakan oleh pihak ketiga sebagai
sub-pemasok/sub-kontraktor.
Tata cara pelaksanaan pengadaan barang maupun jasa konstruksi
harusmengikuti prosedur pengadaan di tingkat masyarakat program
Pamsimas (sesuaidengan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa di Tingkat
Masyarakat).
3.2 PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Dalam pelaksanaannya kegiatan, Satlak akan didampingi oleh TFM
yang secaraperiodik menentukan jadwal pertemuan pelaksanaan yang
akan membahaskemajuan pekerjaan dan penyelesaian permasalahan yang
terjadi di lapangan.
Dalam pertemuan-pertemuan tersebut sebaiknya dihadiri oleh DMAC,
terutama yangberkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan atau
revisi pekerjaan menyangkutaspek teknis maupun keuangan.
3.3 PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN SUB-KONTRAKTOR/PEMASOK
Pelaksanaan pekerjaan yang dianggap oleh masyarakat tidak mampu
dikerjakan olehmasyarakat sendiri karena memerlukan keahlian
khusus, maka diperbolehkan untukmelaksanakan pekerjaan dengan
disub-kontrakkan kepada pihak ketiga.
Pada pelaksanaannya Satlak akan melakukan pengawasan terhadap
kinerja sub-kontraktor dengan didampingi TFM.
Dalam melakukan pengawasan, Satlak juga akan melakukan pertemuan
secaraberkala dalam rangka memantau kemajuan pekerjaan yang telah
dicapai oleh sub-kontraktor serta permasalahan yang terjadi di
lapangan.
Satlak dapat secara langsung melakukan teguran di lapangan baik
lisan maupuntertulis kepada sub-kontraktor terhadap kualitas
pekerjaan maupun kemampuantukang yang tidak memadai.
Bila kontrak telah selesai dilaksanakan oleh sub-kontraktor,
maka hasil pekerjaanakan diperiksa oleh Satlak terlebih dahulu
dengan didampingi TFM dan dibantu olehDMAC untuk mengkaji apakah
telah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kerangkaacuan kerja
dalam kontrak. (Merujuk Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di
TingkatMasyarakat)
3.4 ETIKA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksana pekerjaan baik satlak maupun penyedia barang/jasa
(sub-kontraktor)harus memenuhi etika pelaksanaan konstruksi sebagai
berikut :
1) Melakukan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapaisasaran kelancaran dan ketetapan tercapainya
pelaksanaan pengadaan barangyang sesuai prosedur program
Pamsimas.
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 24
2) Bekerja atas dasar kejujuran dan mencegah terjadinya
penyimpangan dalampelaksanaannya.
3) Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan dalam
rapat lapangansesuai kesepakatan.
4) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan atau
melakukankegiatan bersama, dengan tujuan keuntungan pribadi,
golongan atau pihak lainyang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan negara.
5) Menghindari dan mencegah pertentangan baik langsung maupun
tidak langsung.
6) Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dalam
pelaksanaanpekerjaan.
7) Tidak menerima, tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan
untuk memberihadiah/imbalan berupa apapun kepada siapa saja yang
diketahui atau patutdiduga berkaitan pelaksanaan pekerjaan.
3.5 PENYELESAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pembangunan sarana fisik air minum atau sanitasi komunal secara
resmi dinyatakanselesai bila telah dilaksanakan sesuai rencana yang
tertuang di RKM, layak untukdimanfaatkan, dan berfungsi dengan
baik.
Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pelatihan dan bidang
kesehatan (PBHS)di masyarakat dan di sekolah dinyatakan selesai
apabila pencapaian target (volumekegiatan) sesuai dengan target
yang tercantum dalam RKM, serta telah memberikandampak perubahan
perilaku.
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan dinyatakan selesai apabila
semua jenispelatihan yang direncanakan di dalam RKM sudah
terlaksana, BP SPAMS telahterbentuk dan siap berfungsi, dan rencana
operasional dan pemeliharaan telah siapdilaksanakan.
Untuk mendukung hal tersebut dapat dibuat suatu pernyataan
penyelesaianpekerjaan dengan bentuk laporan pertanggungjawaban atas
kegiatan atau pekerjaanyang telah dilakukan oleh masyarakat. Bentuk
laporan ini diharapkan memudahkanmasyarakat membuat laporan yang
mudah dipahami oleh mereka sendiri dan pelakuPamsimas lainnya.
Adapun bentuk laporan tersebut terdiri dari:
a) Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K)b) Berita
Acara Revisic) Berita Acara Pertanggungjawaban Danad) Berita Acara
Serah Terima Dokumen Pelaksanaan Hibah Desae) Berita Acara Uji
Fungsif) Berita Acara Penyerahan Sarana
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 25
Laporan penyelesaian pekerjaan ini akan menjadi catatan penting
selamapelaksanaan pekerjaan dan merupakan dokumen desa yang dapat
digunakan untukpengembangan pembangunan desa ke depan. (Merujuk
Pedoman PelaksanaanPamsimas di Tingkat Masyarakat)
3.5.1 Laporan Realisasi Fisik dan Biaya
LKM dan Satlak Pamsimas dibantu oleh TFM harus membuat Laporan
Realisasi Fisikdan Biaya yang dapat dilihat di Buku Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan TingkatMasyarakat. Laporan Realisasi Fisik dan
Biaya dibuat berdasarkan target yangtertuang di dalam RKM dan
Berita Acara Revisi, harga-harga aktual, jumlah orangmaupun
peralatan yang telah digunakan, dan jumlah rekapitulasi dana
yangdikeluarkan oleh LKM.
Jika masih terdapat sisa dana di LKM, Koordinator LKM dapat
menggunakan untukkegiatan yang mendukung pengembangan RKM dengan
persetujuan SatkerPamsimas. Jika terdapat kekurangan biaya maka
menjadi beban masyarakat denganswadaya.
Dukungan data-data yang penting adalah gambar purna-laksana (as
built drawing)yang dibuat sesuai dengan realisasi di lapangan.
Gambar tersebut memuat semuaperubahan-perubahan yang terjadi di
lapangan, tentunya didukung oleh Berita AcaraRevisi yang didasari
justifikasi/penyesuaian teknis. (Merujuk Pedoman
PelaksanaanPamsimas di Tingkat Masyarakat)
3.5.2 Pertanggung Jawaban Dana
Pertanggungjawaban dana ini adalah pertanggungjawaban akhir dari
LKM terhadapdana hibah desa/kelurahan. Laporan pertanggungjawaban
dana dibuat olehKoordinator LKM dibantu TFM dan Konsultan
Kabupaten/Kota (DMAC), dimanahasilnya harus disampaikan kepada
ketua DPMU. Laporan pertanggung jawabanDana ini merupakan laporan
terakhir mengenai penggunaan dana pada keseluruhandana hibah
desa/kelurahan.
Pertanggungjawaban dana ditandai dengan Serah Terima Dokumen
PelaksanaanHibah Desa/Kelurahan dari LKM kepada Ketua DPMU atau
Satker Kabupaten/Kota.(Merujuk Pedoman Pelaksanaan Pamsimas di
Tingkat Masyarakat)
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 26
BAB 4. PENGOPERASIAN DANPEMELIHARAAN
4.1 ASPEK DAN SENDI-SENDI OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
Keberadaan dan keberfungsian prasarana dan sarana sangat
bergantung padakemauan dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan,
mengoperasikan, danmelakukan pemeliharaan. Aspek yang perlu
diperhatikan adalah pengelolaan dalamhalkontribusi membayar iuran
terhadap prasarana dan sarana yang digunakan.
Iuran yang berasal dari masyarakat besarannya dihitung
berdasarkan kesepakatanbersama sesuai dengan kebutuhan biaya
operasional dan pemeliharaan sertarencana pengembangan yang akan
datang.
Komponen yang perlu diperhitungkan dalam menghitung biaya
meliputi:
Biaya operasional (solar, listrik, ongkos pengurasan, dan
lain-lain)
Biaya pemeliharaan (penggantian komponen yang rusak, perbaikan
sarana yangrusak, honorarium pengelola).
Biaya penyusutan/ (penurunan nilai) alat/sarana.
Penetapan iuran dilakukan melalui musyawarah bersama masyarakat.
Keterlibatanmasyarakat (laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin)
sangat diperlukan untukkeberlanjutan sarana dan kegiatan AMPL
lainnya. Mekanisme iuran akan menjadilebih kuat jika dilembagakan
melalui keputusan atau peraturan desa (Perdes).(Merujuk Pedoman
Pelaksanaan Pamsimas di Tingkat Masyarakat dan PetunjukTeknis
Pemeliharaan dan Keberlanjutan Tingkat Masyarakat)
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 27
4.1.1 Perhitungan Iuran
4.1.1.1 Jamban Komunal
Tabel 4.1. Perhitungan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
untukJamban Komunal
I. BIAYA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAANKebutuhan Keterangan
Rp/bulan
1. Operator & penjaga Pekerjaan yang tidak tetap
2. Kebutuhan listrik 250 watt (untuk pompa dan lampu)
3. Kebutuhan pengurasan Misal : Rp. 350.000,-/2 tahun
(asumsi)
4. Peralatan pembersihan Sabun dan pembersihan lantai,dan
lain-lain
5. Perbaikan pompa Rp. 100.000,-/tahun (asumsi)
6. Lain-lain Secrop, lampu, kran, cat dinding,dan lain-lain
Total Biaya Pengoperasian & Pemeliharaan
II. BIAYA PEMAKAIANFasilitas Rp./Pakai Rata2 per KK/hari
1. Jamban 5 x Rp./pakai
2. Kamar mandi 5 x Rp./pakai
3. Mencuci/ambil air 5 x Rp./pakai
Asumsi 1 KK = 5 orang
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
4.1.1.2 Sistem Pengolahan Komunal
Tabel 4.2. Perhitungan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan
SistemPengolahan Komunal
BIAYA PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
Biaya Pengoperasian & Pemeliharaan Rp/bulan
I. Jamban keluarga Biaya pengoperasian danperawatan menjadi
tanggungjawab setiap pengguna (KK)II. Sambungan perpipaan dari
rumah
III. Pipa utama dan pengolahan komunal
1. Operator inspeksi 4 x per bulan di pengolahan, pipa utama,
pipa sekunder@Rp. ../inspeksi
2. Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 350.000,- (asumsi)
3. Lain-lain : perbaikan pipa, bak control/manhole, pengolahan
komunalAsumsi : perbaikan pipa 20 m setiap 2 tahun(disesuaikan
dengan kebutuhan)
Total Biaya Pengoperasian & Pemeliharaan
Biaya Pengoperasian & Pemeliharaan/KK/bulan Total Biaya
Pengoperasian &Pemeliharaan/ Jumlah KK
pemanfaat
Dibulatkan
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 28
4.2 PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN SARANA JAMBAN KOMUNAL
Tabel 4.3. Pemanfaat dan Pemeliharaan untuk Jamban Komunal
Pemanfaatan Pemeliharaan
Jangan memasukkan limbah padat/sampahke jamban karena akan
menyumbat
saluran
Setiap minggu kuras bak dengan sikat(gunakan bahan pembersih
jika sangat
kotor saja
Jangan membuang bahan kimia ke dalamkloset karena akan mematikan
bakteri di
dalam fasilitas pengolahan.
Setiap hari bersihkan gayung dan klosetdengan sikat atau
sabut
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 29
Pemanfaatan Pemeliharaan
Jangan corat-coret dinding kamar mandi,WC maupun tempat cuci
Setiap hari bersihkan/sapu taman dan 1kali per minggu rapikan
taman (halaman
dan rumput)
Jangan menanam pohon di dekat saluranperpipaan dan IPAL karena
akar pohon
bisa merusak pipa maupun struktur lainnya
Rutin dan berkala kuras dan bersihkantangki/tandon air dari
lumut dan kotoran
lainnya
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 30
4.3 PEMELIHARAAN PENGOLAHAN LIMBAH KOMUNAL
Tabel 4.4. Pemeliharaan Pengolahan Limbah Komunal
1 kali per minggu periksa bak kontrol, jika terdapat kotoran
padat/sampah, keluarkankemudian buang ke tempat sampah
1 kali per 6 bulan buang kotoran padat dan kotoran yang
mengapung tepat di bawahmanhole
Ambil kotoran tepat dibawahmanhole
Mulai dari bak inlet dilanjutkanke bak berikutnya
Gunakan alat T untuk mengumpulkankotoran tepat di bawah
manhole
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 31
1 kali per 6 bulan, Test Kualitas Air Limbah
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
Keluarkan semua kotoran yangterkumpul sampai tidak ada
yangtersisa
Mintalah tukang untuk memperbaikisemua kebocoran secepat
mungkindan lihat penyebabnya sehinggamasalah bisa segera
diatasi
Bawa 2 botol sample ke labolatoriumyang ditunjuk. Minta
pemeriksaanuntuk pH, BOD, COD, TSS, lemak
Ambil 2 sample air limbah dari bakinlet dan bak outlet,
masing-masing 2liter dalam botol terpisah
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 32
PENGURASAN BAK PENGOLAHAN LIMBAH
Tabel 4.5. Pengurasan Bak Pengolahan Limbah
Telepon perusahaan jasapengurasan tinja
Buka semua tutup manhole
Angkat kotoran mengapung danbuang ke tempat sampah
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 33
Masukkan pipa sedot dari truk tinjasampai ke dasar bak, sedot
mulai
dari bak pertama
Lumpur yang disedot adalah lumpuryang berwarna hitam
Hentikan pengurasan jika lumpursudah berwarna coklat
Sumber : Buku Pedoman Sanimas
-
PAMSIMAS 2011
Manual Teknis Sanitasi Komunal Peri Urban 34
BAB 5. PELAPORAN
5.1 PELAPORAN
Pelaporan tentang hasil pelaksanaan pekerjaan adalah bagian
penting daripemantauan dan pertanggungjawaban program. Penyiapan
laporan mengenaikemajuan pelaksanaan program harus dibuat secara
sederhana dan seringkasmungkin.
Pelaporan dalam program PAMSIMAS merupakan proses penyampaian
data danatau informasi mengenai perkembangan atau kemajuan setiap
tahapan daripelaksanaan program, kendala atau permasalahan yang
terjadi, penerapan danpencapaian dari sasaran atau tujuan Pamsimas.
Mekanisme pelaporan danpelaksanaan Pamsimas dilakukan melalui jalur
struktural.
Semua pelaku program Pamsimas bertanggung-jawab untuk membuat
laporan ataspelaksanaan program pada tingkat desa/kelurahan,
kabupaten/kota, propinsi dantingkat pusat. Hal ini untuk membantu
dalam evaluasi kinerja pelaku programPamsimas.
Untuk aparat pemerintah yang terlibat dalam program pamsimas,
format laporanmengikuti kebijaksanaan dari masing-masing instansi.
Sedangkan pelaporan untukkonsultan mengikuti format yang diatur
dalam Petunjuk Teknis Pemantauan,Evaluasi, dan Pelaporan
Pengadministrasian dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengadaan barangjasa, safeguard, keberlanjutan, dan monev merujuk
Buku Kumpulan Format ProgramPamsimas
-
LAMPIRANC O N T O H P E R H I T U N G A N S K O R I N G
-
Bobot:
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14]
[15] [16] [17] [18] [19]
RW 1 5 2 4 4 4 5 30.0 2 10.0 4 20.0 4 20.0 4.0 20.0 100.0 1
RW 2 3 1 2 4 4 3 18.0 1 5.0 2 10.0 4 20.0 4.0 20.0 73.0 3
RW 3 2 2 2 4 4 2 12.0 2 10.0 2 10.0 4 20.0 4.0 20.0 72.0 4
RW 4 5 1 4 4 4 5 30.0 1 5.0 4 20.0 4 20.0 4.0 20.0 95.0 2
Nilai maksimumdalam Pembobotan 5 2 4 4 4
Data: Formula:[2] : Nilai yang didapat dari range pembobotan
tehadap lingkungan Masyarakat termasuk wilayah kumuh miskin
[3] : Nilai yang didapat dari range pembobotan tehadap daerah
tersebut memiliki masalah fisik sanitasi buruk [8] = [7]/(maksimum
dlm pembobotan)*(bobot lingkungan masyarakat kumuh miskin )
[4] : Nilai yang didapat dari range pembobotan tehadap
ketersediaan lahan untuk pembangunan fasilitas sanitasi komunal [9]
= [3] : Nilai yang didapat dari range pembobotan terhadap daerah/RW
tsb memiliki masalah fisik sanitasi
[5] : Nilai yang didapat dari range pembobotan tehadap
ketersediaan sumber air [10] = [9]/(maksimum dlm pembobotan)*(bobot
masalah fisik sanitasi)
[6] : Nilai yang didapat dari range pembobotan tehadap
kesanggupan membayar iuran untuk biaya operasional dan pemeliharaan
[11] = [4] : Nilai yang didapat dari range pembobotan terhadap
ketersediaan lahan untuk pembangunan fasilitas sanitasi komunal
[7] = [2] [12] = [11]/(maksimum dlm pembobotan)*(bobot
ketersediaan lahan untuk pembangunan fasilitas sanitasi
komunal)[13] = [5] : Nilai yang didapat dari range pembobotan
terhadap ketersediaan sumber air[14] = [13]/(maksimum dlm
pembobotan)*(bobot terhadap ketersediaan sumber air)[15] = [6] :
Nilai yang didapat dari range pembobotan terhadap kesanggupan iuran
untuk biaya operasional dan pemeliharaan[16] = [15]/(maksimum dlm
pembobotan)*(bobot terhadap kesanggupan iuran untuk biaya
operasional dan pemeliharaan)[17]: Total Skor =
[8]+[10]+[12]+[14]+[16]
Kesim-pulanLingkunganMasyarakattermasukwilayahkumuhmiskin
Memilikimasalah
sanitasi yangburuk
Kesanggupaniuran untuk
operasional &pemeliharaan
Skor
Total skor
Kesanggupan iuran untukoperasional & pemeliharaan
Rangking[manual]
Skor
CONTOH PERHITUNGAN SKORING
Ketersediaanlahan
Ketersediaansumber air Skor
Memilikimasalah fisik
sanitasiSkor
20
Ketersediaan sumberair
LingkunganMasyarakat
kumuhmiskin
20
Skor Ketersediaansumber air
30 10
Ketersediaanlahan
Dusun/RW Termasuk dalam LingkunganMasyarakat kumuh miskin
Kesanggupaniuran untuk
operasional &pemeliharaan
20
Memiliki masalah fisiksanitasi
Ketersediaan lahan untukpembangunan fasilitas
sanitasi komunal