Top Banner

of 21

8_bab II Profil Perusahaan

Jul 07, 2018

Download

Documents

anon_123520277
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    1/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  5

    BAB II

    PROFIL PERUSAHAAN

    2.1 PT. PERTAMINA (PERSERO)

    2.1.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero)

    Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa yang memegang

     peranan penting dalam pembangunan nasional. Usaha pengeboran minyak di

    Indonesia pertama kali dilakukan oleh Jan Raerink pada tahun 1871 di Cibodas,

    dekat Majalengka (Jawa Barat), namun usaha tersebut mengalami kegagalan.

    Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang melakukan pengeboran di

    Telaga Tiga (Sumatera Utara) dan pada tanggal 15 Juni 1885 berhasil ditemukan

    sumber minyak komersial yang pertama di Indonesia. Sejak itu berturut-turut

    ditemukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur) tahun 1887, Ledok

    Cepu (Jawa Tengah) pada tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun 1905 dan di

    Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921.

    Penemuan-penemuan dari penghasil minyak yang lain mendorong keinginan

    maskapai perusahaan asing. Perusahaan yang paling dominan pada saat itu

    adalah  Royal Deutsche Company yang memiliki kekuatan financial terbesar.

    Tahun 1907,  Royal Deutsche Company  bergabung dengan Shell  Transport and  Trading   Company. Perusaah yang beroperasi dari kelompok  Royal Dutch-Shell

    dari Indonesia adalah Bataafsoho Petroleum Maatschappy (BPM). Perusahaan ini

    merupakan satu-satunya perusahaan yang beroperasi sampai tahun 1911. Tahun

    1912, Standard Vacuum Oil Company mulai beroperasi di Indonesia. Sejak saat

    itu, beberapa perusahaan eksplorasi minyak yang lain ikut beroperasi, antara lain

    Caltex dan NIAM.

    Setelah kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan pengelolaan

     perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah

    Mayjen Dr. Ibnu Soetowo, PT. EMTSU dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak

     Nasional (PT. PERMINA). Kemudian dengan PP No.198/1961 PT. PERMINA

    dilebur menjadi PN. PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP

     No.27/1968, PN. PERMINA dan PN. PERTAMINA dijadikan satu perusahaan

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    2/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  6

    yang bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN.

    PERTAMINA).

    Sebagai landasan kerja baru lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15

    September 1971. Sejak itu nama PN PERTAMINA diubah menjadi PT.

    PERTAMINA (Persero) yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak

    nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri

     perminyakan di Indonesia. Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai

    tujuh buah kilang, yaitu:

    Tabel 2.1 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)

    KILANG PROPINSIKAPASITAS

    (BPSD)

    RU I Pangkalan Brandan  Sumatera Utara 5.000 RU II Dumai dan Sungai Pakning Riau 170.000

    RU III Plaju dan Sungai Gerong Sumatera Selatan 133.700

    RU IV Cilacap Jawa Tengah 330.000

    RU V Balikpapan Kalimantan Timur 253.600

    RU VI Balongan Jawa Barat 125.000

    RU VII Kasim, Sorong  Papua Barat 10.000

    KAPASITAS TOTAL 1.022.300* RU I Pangkalan Brandan saat ini sudah tidak berproduksi lagi sejak Januari 2007

    Sumber : PERTAMINA,2007

    Ket : BPSD adalah Barrel Per Stream Day 

    Saat ini, kilang PT. Pertamina (Persero) RU-I Pangkalan Brandan, Sumatera

    Utara yang tadinya memiliki kapasitas pengolahan sebesar 5.000 BPSD sudah

    tidak beroperasi lagi dikarenakan beberapa sumur yang dijadikan sumber  feed

    sudah tidak beroperasi lagi.

    2.1.2 Visi, Misi, Slogan, dan Logo PT. Pertamina (Persero)

    Dalam peranannya sebagai elemen penting dalam pemenuhan kebutuhan

    BBM di Indonesia, PT. Pertamina (Persero) mempunyai visi dan misi, yaitu:

    Visi :

    “Menjadi perusahaan energy nasional kelas dunia.”

    Misi :

    “Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara

    terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.”

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    3/21

    Laporan Kerj

    PT. Pertamin

    PoliteknikJurusan T

    Pertamina juga

    diharapkan dapat

    entrepreneurship da

    sedang dan akan dih

    Selama 37 tah

    logo kuda laut seba

    ciptaan logo baru tel

    Industri, Desain Tat

    Hukum dan HAM

    Oktober 2005. Log

    dikukuhkan dan dibe

    masa transisi, lam

    dipergunakan. Saat i

    Arti Logo :

    1. 

    Elemen logo m

    representasi bentu

    maju dan progresi

    2. 

    Warna – warna

    PERTAMINA da

    dinamis dimana:

    a. Biru : men

     b. Hijau : men

    c. Merah : men

    men

    Praktek

    (Persero) RU-VI Balongan

    Negeri Malangeknik Kimia 

    memiliki slogan yaitu “Semangat terbaru

      endorong seluruh jajaran pekerja untuk

    customer oriented yang terkait dengan

    dapi perusahaan.

    n (20 Agustus 1968 – 1 Desember 2005)

    gai identitas PT. PERTAMINA. Permoho

    h disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur H

    Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Daga

    dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8

    o baru PT. PERTAMINA sebagai iden

    rlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desemb

    ing/ tanda pengenal PT. PERTAMIN

    i, logo PT. PERTAMINA digambarkan seba

    ambar 2.1 Logo PT. PERTAMINA (Perse

      mbentuk huruf P yang secara keseluru

    k panah, dimaksudkan sebagai PERTAMIN

    f.

    yang berani menunjukkan langkah besa

    aspirasi perusahaan akan masa depan yang

    erminkan handal, dapat dipercaya dan berta

    erminkan sumber daya energi yang berwaw

    erminkan keuletan dan ketegasan serta k

    hadapi berbagai macam kesulitan

    7

    an”. Slogan ini

    memiliki sikap

    ersaingan yang

    orang mengenal

    an pendaftaran

    ak Cipta, Desain

    ng, Departemen

    344 tanggal 10

    itas perusahaan

    er 2005. Selama

    masih dapat

    gai berikut :

    ro)

    han merupakan

    yang bergerak

    yang diambil

    lebih positif dan

    ggung jawab

    san lingkungan

     beranian dalam

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    4/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  8

    2.2 PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-VI BALONGAN

    2.2.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Dalam kaitan dengan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang

    energi tersebut, keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak

    saja bagi PT.PERTAMINA (Persero), tetapi juga bagi bangsa dan negara. Di satu

     pihak ini dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih

    sangat dibutuhkan, di lain pihak juga dapat mengatasi kendala sulitnya

    mengekspor beberapa jenis minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di

    kilang minyak di dalam negeri.

    Keberadaan kilang Balongan ini juga merupakan langkah proaktif

    PT.PERTAMINA (Persero) untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang

    semakin hari semakin bertambah, khususnya untuk DKI Jakarta dan sekitarnya.

    Dari studi kelayakan yang telah dilakukan, pembangunan kilang Balongan

    diadakan dengan sasaran antara lain :

    1. 

    Pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya

    2. 

    Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor

    3. 

    Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis Duri

    4. 

    Pengembangan daerah

    Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yangdinamakan Proyek Exor ( Export Oriented Refinery) I. Pemilihan Balongan

    sebagai lokasi Proyek Exor I berdasarkan atas:

    1. 

    Relatif dekat dengan konsumen BBM terbesar, yaitu Jakarta dan Jawa Barat.

    2. 

    Telah tersedianya sarana penunjang yaitu : Depot UPMS III, Terminal DOH

    Karangampel, Conventional Buoy Mooring (CBM) dan Single Buoy Mooring

    (SBM).

    3. 

    Dekat dengan sumber gas alam yaitu DOH-JJB (Jawa Bagian Barat) dan BP.

    4. 

    Selaras dengan proyek pipanisasi BBM di Pulau Jawa.

    5. 

    Tersedianya lahan yang dibutuhkan yaitu bekas sawah yang kurang produktif.

    6. 

    Tersedianya sarana infrastruktur.

    Start Up Kilang PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan dilaksanakan

     pada bulan Oktober 1994, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24

    Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda dari perencanaan sebelumnya (30

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    5/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  9

    Januari 1995) dikarenakan unit  Residue Catalytic Cracking (RCC) di kilang

    mengalami kerusakan. Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang

    PERTAMINA RU-VI karena merupakan unit yang merubah residu menjadi

    minyak ringan yang lebih berharga. Kapasitas unit ini merupakan yang terbesar di

    dunia untuk saat ini. Kilang RU-VI Balongan memiliki beberapa keunikan dan

    keunggulan, antara lain :

    1. 

    Dirancang dengan  Engineering adecuacy  yang memenuhi kebutuhan

    operasional dengan tingkat fleksibilias tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pada

    umumnya parameter operasional telah dicapai rata-rata berada di atas unjuk

    kerja yang dirancang.

    2. 

    Merupakan unit RCC terbesar di dunia saat ini.

    3. 

    Fitur dari unit proses RCC baik berupa kemampuan peralatan untuk

    mendukung pola operasi beyond design ataupun  field product  yang dihasilkan

    merupakan produk konsep rekayasa dan rancang bangunnya optimal.

    4. 

    Fleksibilitas feed yang tinggi terutama Unit CDU, yaitu rata-rata rasio feed

    crude pada saat ini Duri : Minas = 50 : 50 dibanding desain awal (80:20),

    sedangkan Unit RCC yang menyesuaikan kapasitas rasio feed dapat

    dioperasikan, yaitu AR : DMAR = 45 : 55 dibandingkan dengan desain awal

    35 : 65.5.

     

    Peralatan utama Unit RCC, yaitu  Main Air Blower  dan Wet Gas Compressor  

    yang dioperasikan untuk menunjang operasi Unit RCC kapasitas 115%.

    Rancangan konsep CO Boiler  merupakan pertama di dunia yang memiliki tiga

    fungsi, yaitu : sebagai CO Boiler, auxiliaries boiler dan waste heat boiler. 

    6. 

    Pada saat ini merupakan satu-satunya kilang dalam negeri yang memproduksi

     premium (bensin) tanpa timbal (Kilang Langit Biru Balongan).

    2.2.2 Logo dan Slogan PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Dalam kaitannya dengan upaya mengamankan kebijakan nasional di bidang

    energi tersebut, keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar, tidak

    saja bagi PT. PERTAMINA tetapi bagi bangsa dan negara. Keberadaan kilang ini

    diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di dalam negeri yang masih

    sangat dibutuhkan, serta dapat mengatasi kendala sulitnya mengekspor beberapa

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    6/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  10

     jenis minyak di dalam negeri dengan mengolahnya di kilang minyak di dalam

    negeri.

    Menurut studi kelayakan yang telah dilakukan, sasaran didirikannya kilang

    di Balongan antara lain:

    1. 

    Pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya.

    2. 

    Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor.

    3. 

    Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis Duri.

    4. 

    Pengembangan daerah.

    RU-IV Balongan di rancang untuk mengolah crude dengan kapasitas residu

    yang cukup besar sekitar 62% dari total feed. RU-IV Balongan memiliki ciri

    utama yaitu RCC yang terdiri atas dua alat utama, reaktor, dan regenerator. Oleh

    karena ciri utama tersebut, RU-VI Balongan mengambil logo berbentuk reactor

    dan regenerator.

    Gambar 2.2 Logo PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Logo PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI memiliki makna sebagai berikut:

    1. 

    Lingkaran : Mencerminkan PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

    fokus ke bisnis inti dan sinergi.

    2. 

    Gambar : Konstruksi regenerator dan reactor di unit RCC yang mendai ciri

    khas dari PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

    3. 

    Warna :

    a. 

    Hijau : Berati selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup

     b.  Putih : Berati bersih, profesional, inivatif, dan diamis dalam setiap

    tindakan yang berdasarkan kebenaran.

    c. 

    Biru : Berati loyal kepada visi PT. Pertamina (persero).

    d. 

    Kuning : Berarti keagungan PT. Pertamina (persero) RU-VI.

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    7/21

    Laporan Kerj

    PT. Pertamin

    PoliteknikJurusan T

    2.2.3 Lokasi PT. Pe

    Pabrik PT.

    yang merupakan sala

    Barat. Untuk penyi

    diperlukan penguruk

    Pulau ini berjarak

     penimbunan ini dik

    tempat penambanga

    selanjutnya dipompa

    Gambar 2.3

    Sejak tahun 1

    Sebanyak 224 buah

    adalah sumur Jatib

    Tugu Barat, dan le

    MMSCFD disalurka

    Semen Cibinong, da

     pada tahun 1980 u

    sekitarnya.

    Area kilang terdiri d

    a. 

    Sarana kilang

     penyangga

     b. 

    Sarana perumaha

      Praktek

    (Persero) RU-VI Balongan

    Negeri Malangeknik Kimia 

    tamina (Persero) RU-VI Balongan

    ERTAMINA (Persero) RU-VI didirikan

    h satu daerah kecamatan di Kabupaten I

    apan lahan kilang, yang semula sawa

    n dengan pasir laut yang diambil dari pulau

    70 km arah bujur timur dari pantai Bal

    rjakan dalam waktu empat bulan. Transp

    n ke area penimbunan dilakukan deng

    ke arah kilang.

    Lokasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI B

      970, minyak dan gas bumi dieksploitasi

    sumur berhasil digali dan yang ber

    rang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kand

    as pantai. Sedangkan produksi migasnya

    ke PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk Kujang,

    Palimanan. Depot UPPDN III sendiri

    tuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di da

    ri:

    : 250 ha daerah konstruksi kilang dan

    : 200 ha

    11

    di Balongan,

    dramayu, Jawa

    tadah hujan,

    Gosong Tengah.

    ngan. Kegiatan

    ortasi pasir dari

    an kapal yang

    alongan

    di daerah ini.

    asil diproduksi

    ng Haur Timur,

    sebesar 239,65

    PT. Indocement,

     baru dibangun

    rah Cirebon dan

    200 ha daerah

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    8/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  12

    Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan

    adanya faktor pendukung, antara lain :

    a. 

    Bahan Baku

    Sumber bahan baku yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU-

    VI Balongan adalah:

    1. Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).

    2. Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).

    3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18  Million Metric Standard

    Cubic Feet per Day (MMSCFD).

     b. Air

    Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari,

    kurang lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan

    secara pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal

    1.100 m3  serta kecepatan maksimum 1.200 m

    3. Air tersebut berfungsi untuk

     steam boiler, heat exchangers  (sebagai pendingin), air minum, dan

    kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah

    kembali air buangan dengan sistem wasted water treatment , di mana air

    keluaran di-recycle  ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini adalah

    memperbaiki kualitas effluent parameter NH3, fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.

    c. Transportasi

    Lokasi kilang RU-VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas

     pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar

    distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat.

     Marine facilities  adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan

     bongkar muat crude oil  dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar

    tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk

     pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene

    dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.

    d. 

    Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI

    Balongan terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    9/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  13

     proses pendirian Kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal non-skill  

    sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Sedangkan golongan

    kedua, yang dipekerjakan untuk proses pengoperasian, berupa tenaga kerja

    PT. PERTAMINA (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang

    minyak di Indonesia.

    2.2.4 Proyek dan Konstruksi

    Proyek kilang Balongan semula dinamakan EXOR-I. Setelah beroperasi,

    namanya berubah menjadi kilang BBM PERTAMINA Balongan dan merupakan

    unit pengolahan VI yang dimiliki PT. PERTAMINA. Teknologi proses yang

    dipilih ditujukan untuk memproduksi premium, kerosin, dan solar sebanyak 72%

    sedangkan sisanya berupa  propylene, LPG, IDF,  fuel oil, dan decant oil Bahan

     pembantu proses yang berupa bahan kimia dan katalis sebagian besar masih

    diimpor.

    Pemilhan Balongan sebagai lokasi Proyek EXOR-I didasarkan atas bebagai

    hal, yaitu:

    1. 

    Relatif dekat dengan konsumen BBM terbesar, yaitu Jakarta dan Jawa Barat.

    2. 

    Telah tersedianya sarana penunjang yaitu: Depot UMPS III, Terminal DOH-

    JBB (Jawa Bagian Barat), Conventional Buoy Mooring (CBM) dan Single

     Buoy Mooring (SBM).

    3. 

    Dekat dengan proyek pipanisasi BBM di Pulau Jawa.

    4. 

    Tersedianya lahan yang dibutuhkan yaitu bekas sawah yang kurang produktif.

    5. 

    Tersedianya sarana infrastruktur.

    Kegiatan Engineering Procurement and Construction (EPC) dilakukan oleh

    konsorsium yang terdiri dari JGC dan Foster Wheeler. Kegiatan EPC diatur dalam

    EPC  Agreement. Sebagai  product offtaker (pembeli) adalah British Petroleum

    (BP). Jangka waktu pelaksanaan adalah 51 bulan, yaitu sejak EPC  Agreement

    ditandatangani pada tanggal 1 September 1990 dan berakhir pada bulan

     November 1994.

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    10/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  14

    Tabel 2.2 Unit Proses dan Licensor Kilang RU-VI Balongan

    Unit Proses Kode Kapasitas  Licensor Kontraktor

    Crude Distilation

    Unit (CDU)11

    125.000

    BPSD

    Foster

    Wheeler

    (FW)

    FW

     Atmospheric Residue

     Hydro

     Demetallization

    (ARHDM)

    12 & 1358.000

    BPSDChevron JGC

    Gas Oil Hydro

    Treater (GO HTU)14

    32.000

    BPSDUOB JGC

     Residue Catalityc

    Cracking (RCC)15

    83.000

    BPSDUOB FW

    Unsaturated Gas

    Concentration16 - UOB FW

     LPG Treatment Unit 17 22.500BPSD

    MeriChem FW

    Gasoline Treater

    Unit18

    47.500

    BPSDMeriChem FW

     Propylene Recovery 197.000

    BPSDUOB FW

    Catalityc

    Condensation20

    13.000

    BPSDUOB FW

     Light Cycle Oil 2115.000

    BPSDUOB JGC

     Hydrogen Plant 2276

    MMSCFDFW FW

     Amine Treater Plant 23 - JGC JGC

    Sour Water Stripper 24 - JGC JGC

    Sulphur Plant 25 27 MTD JGC JGCSumber: PERTAMINA, 2007.

    2.2.5 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-V1 Balongan

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan memiliki struktur organisasi

    yang menerangkan hubungan kerja antar bagian satu dengan lainnya. Selain itu

     juga diatur hak dan kewajiban masing-masing bagian.

    Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan

    memperetegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan tugas dan diharapkan

    akan memudahkan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    Struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan terbagi atas

     beberapa bidang yang mempunyai tugas/ fungsi dan tanggungjawab masing-

    masing yaitu sebagai berikut :

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    11/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  15

    a. 

    Bidang Perencanaan dan Perekonomian

    Berfungsi untuk memonitoring, mengkoordinir agar terlaksananya

    ketersediaan minyak mentah menjadi prodik BBM dan non BBM.

     b. 

    Bidang Engineering dan Pengembangan

    Berfungsi mengevaluasi, menganalisa serta melakukan penelitian dan

     pengembangan untuk kehandalan operasi kilang.

    c. 

    Bidang Keuangan

    Mempunyai fungsi dalam pengelolaan pelaksaan tata usah keuangan dalam

    rangka menunjang kegiatan operasional Unit Pengolahan VI.

    d. 

    Bidang Sumber Daya Manusia

    Berfungsi menunjang kelancaran operasi dalam hal perencanaan dan

     pengembangan, pembinaan, mutasi, remunerasi dan rekrutasi, hubungan

    industrial dan kesejahteraan pekerja, mengat ur organisasi serta mengatur

     pola hidup sehat.

    e. 

    Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi

    Berfungsi menyelenggarakan komunikasi interen dan exteren kilang

    sehingga informasi yang dibutuhkan segera didapat.

    f. 

    Bidang Jasa dan Sarana Umum

    Berfungsi dalam pengelolaan, pengawasan dan pengendalian atas penerimaan, pengadaan, jasa angkutan alat ringan dan berat serta

    kelancaran jasa perkantoran dan jasa perumahan Unit Pengolahan VI serta

    distibusi material yang dibutuhkan bagi keperluan kegiatan operasional

    kilang.

    g. 

    Bidang Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK)

    Mempunyai fungsi dalam penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja,

     pengendalian kebakaran dan pencemaran lingkungan

    h. 

    Bidang Umum

    Berfungsi menunjang kegiatan operasi meliputi pelayanan hukum,

    keamanan, fasilitas kesehatan kepada karyawan dan keluarganya serta

    menjadi perantara hubungan perusahaan dan masyarakat sekitarnya

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    12/21

    Laporan Kerj

    PT. Pertamin

    PoliteknikJurusan T

    i. 

    Bidang Kilang

    Berfungsi melak

     produk BBM da

    rencana kerja.

     j. 

    Bidang Jasa dan P

    Berfungsi melak

    maupun pencega

    sesuai rencana ker 

    Gambar 2.4 Str

    2.2.6 Lindungan Li

    PERTAMIN

    memprioritaskan as

    Praktek

    (Persero) RU-VI Balongan

    Negeri Malangeknik Kimia 

    sanakan kegiatan pengolahan minyak

    n Non BBM secara efektif dan efisien

    emeliharaan Kilang

    sanakan kegiatan pemeliharaan kilang

    an untuk keandalan kilang secara efe

     ja.

    uktur Organisasi PT. PERTAMINA (Pers

    gkungan, Kesehatan Dan Keselamatan K 

      telah mengambil suatu kebijakan

    ek KK dan LL dalam semua kegiata

    16

    entah menjadi

    sesuai dengan

    alk preventive

    tif dan efisien

    ero) RU-VI

    rja

    untuk selalu

    migas untuk

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    13/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  17

    mendukung pembangunan nasional. Manajemen PERTAMINA RU-VI sangat

    mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program pencegahan kerugian baik

    terhadap karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya kegiatan operasi serta

    keamanan masyarakat sekitarnya yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan.

    Pelaksanaan tugas dari Bidang LKKK ini berlandaskan :

    a. 

    UU No. 1/1970

    Mengenai keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh Depnaker.

     b. 

    UU No. 2/1951

    Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Depnaker.

    c. 

    UU No. 11/1979

    Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan kerja,

    yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas.

    d. 

    UU No. 23/1997

    Mengenai ketentuan pokok pengelolaan lingkunga hidup.

    e. 

    UU No. 27/1999

    Mengenai ketentuan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang

    dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia.

    Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh LKKK RU-VI untuk mendukung

     program diatas antara lain :1.

     

    Seksi Keselamatan Kerja, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :

    a. 

    Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang

     b. 

    Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja

    c. 

    Bertindak sebagai instruktur safety 

    d. 

    Membuat rencana kerja pencegahan kebakaran

    2. 

    Seksi Pelatihan, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :

    a. 

    Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar

    lebih menyadari tentang keselamatan kerja

     b. 

    Membuat dan menyebarkan bulletin LKKK pada karyawan agar wawasan

    karyawan tentang LKKK meningkat

    3. 

    Seksi Fire, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :

    a. 

    Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    14/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  18

     b. 

    Mengelola regu pemadam kebakaran agar selalu siap bila suatu waktu

    diperlukan

    c. 

    Mengadakan pemeriksaan kehandalan alat-alat pemadam kebakaran

    d. 

    Mengadakan dan menyiapkan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar

    lebih menyadari tentang keselamatan kerja

    e. 

    Membuat dan menyebarkan bulletin

    4. 

    Seksi Lindung Lingkungan, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :

    a. 

    Memprogram Rencana Kelola Lingkungan dan Rencana Pemantauan

    Lingkungan (RKL dan RPL)

     b. 

     b. Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping .

    5. 

    Seksi Rekayasa, tugas-tugas yang dilakukan antara lain :

    a. 

    Me-review gambar-gambar dan dokumen pproyek

     b. 

    Melakukan evaluasi-evaluasi semua kegiatan yang berhubungan dengan

    LKKK. Hal ini diperlukan untuk mencegah kecelakaan, kebakaran,

    maupun pencernaan lingkungan dari segi engineering .

    2.2.7 Sistem Kontrol

    Di PERTAMINA RU-VI Balongan mempunyai sistem kontrol yang

    sebagian besar sistem kontrolnya menggunakan kontrol otomatis dan manual.

    Sebagian besar kontrol terpusat pada DCS ( Distributed Control System) yaitu

    RCC complex, HTU complex,  ARHDM complex,  CDU complex,  dan H2  plant .

    Kontrol yang digunakan adalah kontrol pneumatik karena yang diproses adalah

     bahan yang mudah terbakar dan kemudian diubah menjadi signal  elektrik (digital )

    agar dapat terbaca di DCS. 

    2.3 SPESIFIKASI BAHAN BAKU

    2.3.1 Spesifikasi Bahan Baku Utama

    Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Pertamina (Persero) RU VI

    Balongan adalah minyak Duri dan minyak Minas yang berasal dari Dumai-Riau,

    serta beberapa campuran minyak mentah lain, diantaranya Mudi mix, Cepu crude

    oil, dan Banyu Urip crude oil . Pada awalnya bahan baku utama yang digunakan

    adalah minyak mentah yang berasal dari Duri dan Minas dengan perbandingan

    Duri : Minas 80% : 20%. Namun dalam perkembangan selanjutnya dengan

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    15/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  19

     pertimbangan optimasi yang lebih baik, jumlah perbandingan dari minyak Duri

    dan Minas yang dicampurkan hampir sama, selain itu juga dilakukan penambahan

    minyak  Nile Blend dalam jumlah kecil karena mulai terbatasnya kandungan

    minyak Duri dan Minas dan sifat dari minyak  Nile Blend yang sesuai dengan

    kondisi dari Pertamina RU VI Balongan.

    Minyak Duri adalah minyak mentah yang memiliki kualitas yang sangat

    rendah karena sebagian besar komponennya merupakan senyawa hidrokarbon

     berantai panjang yang banyak menghasilkan residu pada hasil proses di Crude

     Distillation Unit (CDU), sedangkan minyak Minas adalah minyak mentah yang

    memiliki kualitas lebih baik dari pada minyak Duri, karena jumlah residu yang

    dihasilkan dari proses CDU lebih sedikit dibandingkan minyak Minas. Spesifikasi

    minyak mentah Minas dan Duri dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.3 Spesifikasi Minyak Mentah Minas dan Duri

    Analisis SatuanSpesifikasi

    Minas Duri

    °API - 35,2 21,1

    Densitas g/ml 0,8485 0,924

    Viskositas : @ 30°C

    @ 40°C

    @ 50°C

    cSt

    cSt

    cSt

    -

    23,6

    11,6

    691

    274,4

    -Kadar S % wt 0,08 0,21

    Conradson Carbon % wt 2,8 7,4

     Pour point °C 36 34

    Analisis SatuanSpesifikasi

    Minas Duri

    Aspal % wt 0,5 0,4

    Vanadium Ppm wt < 1 1

     Nikel Ppm wt 8 32

    Jumlah asam Mg KOH/g < 0,05 1,19

    Garam Lb/1000 bbl 11 5Air % vol 0,6 0,3

    Wild Naphta

    GO HTU

    Wild Naphta

    LCO HTU

    Densitas, 15°C Kg/m 0,719 0,866

    Kadar S Ppm 2 N/A

    RVP Psia N/A 1,5

    Sumber : Unit Process Engineering PERTAMINA RU-VI

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    16/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  20

    2.3.2 Spesifikasi Bahan Baku Pendukung

    Di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan, selain menggunakan

     bahan baku utama, juga menggunakan bahan baku pendukung berupa bahan

    kimia, katalis, dan resin yang digunakan pada masing-masing unit proses di

    kilang.

    Tabel 2.4 Bahan kimia di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

    Unit Jenis Aplikasi Fungsi

    11 Cairan Amonia Overhead 11-C-105  Menetralisir HCL

     Anti Foulant Suction Feed Pump 

    (11-P-101 A/B) dan

    Unit Desalter  

    Mencegah terjadinya fouling  

     pada HE

    Corrosive Inhibitor

    Overhead 11-V-101  Mencegah korosi

     Demulsifier Suction Feed Pump

    dan Unit Desalter

    Memisahkan emulsi

    Wetting Agent Preparasi larutan

     pada 11-V-114

    Membantu mempercepat

     pemisahan

    Kalgen 15-B-101, 15-E-104

    A/B

    mengatasi kesadahan

    Kurilex Injeksi pada air dari

    cooling  water untuk

    16-E-103 A/B, E-104A/B, E-105 A/B, E-

    111 A/B

    Pencegah korosi

    12,

    13

    ICR131KAQ 12/13-R.101/102/103 Mengurangi kandungan

    logam

    Sulphur absorber 22-R-102 A/B Adsorbsi H₂S

    15 Katalis UOP 15-R-

    101/102/103/104

    Mencegah rantai

    hidrokarbon panjang

     Molsieve Pru

    ODG-44 

    19-V104 A/B Adsorbsi moisture dari LPG

    campuran C₃ 15,

    16,

    17,

    18,

    19,

    20

    Katalis 18-A-202, 206 Oksidasi Sodium

    mercaptide

    Kaustik 11-V-101, 102, 103,

    106 dan 18-V-102,

    18-V-104

    Mengikat H₂S

    Anti Oksidan Aliran produk 18-V-

    104

    Anti oksidan

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    17/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  21

    Unit Jenis Aplikasi Fungsi

    19 E-315 Katalis

     Propylene Metal

    Treater  

    19-V-111 Menghilangkan kandungan

    metal  

    20  Alcoa Selecsorb

    COS 1/8'' 

    11-V-112 A/B Menghilangkan COS dari

     propylene 

    Katalis SHP H-

    14171

    19-R-101 A/B Menjenuhkan senyawa

    diolefin menjadi monoolefin

     Rock Salt 14/21-V-101  Adsorbsi moisture dari LPG

     Hydrogenerator 22-R-101 Hidrogenasi untuk melepas

    kandungan sulfur

    22  High Temperature

    Shift Converter

    type C12-4 

    22-R-103 Mengubah CO menjadi CO₂ 

    hydrogen

     Reformer Catalyst

    22-F-101 Mengubah gas alam menjadi

    H₂ 

    23 Karbon Aktif 22-S-102 Menyerap komponen yang

    mengakibatkan Foaming  

    23,

    24

    DIPA Preparasi larutan

    dilakukan pada 23-V-

    102

    Mengikat H₂S

    23,

    24

     Anti Foam Injeksi pada kolom

    RCC (24-C-201) dan

    kolom NH₃  stripper

    (24-c-102) dan aliran

    masuk 23-V-102

    Mencegah foaming  

    Soda 24-V-302, 24-V-303

    dan 24-Z-301

    Menetralisir kaustik

    25  Amine Filter 23-S-101/103 Menyaring partikel > 10

    micron di Lean 

    Claus Catalyst 25-R-101/102/103 Mereaksikan gas alam

    55

     Resin Anion ASB-

    1p & Resi Kation

    C-249

    22-V-105 A/B Mereaksikan kation dan

    anion

    Lynde Adsorbent

    tipe LA22LAC-

    612, C-200F

    22-V-109 A-M Menyerap pengotor H₂ (CO,

    CO₂, N₂, HC )

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    18/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  22

    Unit Jenis Aplikasi Fungsi

    55 Karbon Aktif 55-A-101 A/B-S1 Menyaring bahan-bahan

    organic

    Strong Acid Resin

    Kation 

    Kation pada 55-A-

    101 A/B-VI, Anion

     pada 55-A-101 A/B-

    V2

    menghilangkan kation/anion

    58  Activated Alumina

    ⅛", ¼”

    58-D-101 A/B-R1-

    R2

    Adsorbsi moisture dari LPG

    Ceramic Ball

     Molsieve Siliporite

    59-A-tO I A/B-A1 Adsorbsi moisture, CO₂ 

    59  Molsieve Siliporite 59-A-101 A/B-A1 Absorbsi moisture, CO2 

    Sumber : Unit Process Engineering PERTAMINA RU-VI

    2.4 SPESIFIKASI PRODUK

    2.4.1 Spesifikasi Produk Utama

    Produk dari kilang minyak tiap unit (CDU, AHU, RCC) hanya sebagai

     bahan dasar produk yang dijual di pasar, PT. PERTAMINA membuat dengan cara

    mencampur antara minyak dengan angka oktan tinggi dan angka angka oktan

    kecil untuk mendapatkan spesifikasi produk yang sesuai dengan pasar. Dalam hal

    ini, produk yang mempunyai angka oktan paling tinggi adalah Super-TT dan RU-

    VI Balongan adalah satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksinya.

    Produk yang dihasilkan oleh PT. PERTAMINA RU VI Balongan adalah:

    1.  Premium

    Bilangan oktan : 87 min

    Kandungan TEL, ml/USG : max 0,54

    RVP pada 100°F, psi : max 9

    Kandungan GUM, mg/100 ml : max 4

    Sulfur, % wt : max 0,2

    Copper Strip Corrotion, 3h/122°F : max nomor 1

    Kandungan merkaptan, %wt : max 0,015

    Warna : kuning

    Kandungan zat warna, g/100 USG : max 0,5

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    19/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  23

    2. 

    Pertamax

    Bilangan oktan : min 92

    Kandungan belerang, %wt : max 0,1

    Kandungan timbal, g/ml : max 0,013

    Kandungan aromatik : max 50

    Densitas, kg/m3

    : max 780

    Kandungan merkaptan, %wt : max 0,002

    Warna : biru

    Getah purwa, mg/100 ml : 4

    3.  Pertamax Plus

    Bilangan oktan : min 95

    Kandungan belerang : max 0,1

    Kandungan timbal, g/ml : max 0,013

    Kandungan aromatik : max 50

    Densitas, kg/m3  : max 780

    Kandungan merkaptan : max 0,002

    Warna : merah

    Getah purwa, mg/100 ml : 4

    4. 

     Industrial Diesel Fuel  Spesific gravity  : 0,84 – 0,92

    Viskositas pada 100°F, Csts : 3,5 – 7,5

     Pour point , °F : max 65

    Kandungan sulfur, %wt : max 1,5

    Conradson Carbon Residue, %wt : max 1

    Kandungan air, %vol : max 0,25

    Sedimen, %wt : max 0,02

    Kandungan abu, %wt : max 0,02

     Flash point , PNCC °F : min 154

    5. 

     Decant Oil  

    Viskositas, CSTS pada 122°F : max 180

    Kandungan sulfur, %wt : max 4

    Kandungan abu, %wt : max 0,1

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    20/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  24

     Flash point , °C : max 62

    Kandungan katalis, ppm : max 30

    Sedimen, %wt : max 0,15

    MCR, %wt : max 18

    6.  LPG

    RVP pada 100°F, psig : max 120

    Copper Strip Corrotion, 3h/122°F : max nomor 1

    Kandungan metana, %wt : 0

    Kandungan etana, %wt : max 0,2

    Kandungan propane & butane, %wt : max 97,5

    Kandungan pentane, %wt : max 2,5

    Merkaptan, ml/1000 USG : 50

    7. 

     Propylene 

     Propylene, %mol (kemurnian) : min 99,6

    Total paraffin, %mol : max 0,4

    Kandungan metana, ppm : max 20

    Kandungan etilen, ppm : max 25

    Kandungan etana, ppm : max 300

    Kandungan propane, ppm : max 5

    Kandungan pentane, ppm : max 10

    Asetilen, ppm : max 5

    Metiasetilen, propadien, 1-3butadien : max 2

    Total butane, ppm : max 100

    Pentane, ppm : max 100

    Hidrogen, ppm : max 20

     Nitrogen, ppm : max 100

    CO, ppm : max 0,5

    CO2, ppm : max 1

    O2, ppm : max 1

    Kandungan air, ppm : max 2,5

    Total sulfur, ppm : max 1

    Amoniak, ppm : max 5

  • 8/18/2019 8_bab II Profil Perusahaan

    21/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia  25

    Tabel 2.5 Kapasitas dan Distribusi Produk PERTAMINA RU-VI Balongan

    Jenis Produk Kapasitas Satuan

    BBM

     Motor Gasoline

     Automotive Diesel Oil

     Industrial diesel Oil

     Decant Oil dan Fuel Oil

    57.500

    26.900

    7.000

    8.500

    BPSD

    BPSD

    BPSD

    BPSD

    Non BBM

     LPG

     Propylene

     Ref. Fuel Gas

    Sulfur

    700

    600

    125

    30

    Ton/hari

    Ton/hari

    Ton/hari

    Ton/hari

    BBK

     Pertamax Pertamax Plus

     HOMC

    58010.000

    30.000

    BPSDBPSD

    BPSD 

    2.4.2 Spesifikasi Produk Samping

    Produk samping dari minyak bumi biasanya limbah senyawa sulfur berupa

    gas yang akan dibuat padatan sulfur sebagai bahan kosmetik dengan laju alir

    sebesar 27 ton/jam. Sulfur padata yang dihasilkan tersebut biasa dijual langsung

    ke pasaran. Pengolahan limbah ini pada dasarnya tidak menguntungkan secara

    komersial, tetapi lebih diutamakan pada pengurangan limbah ke lingkungan agar

    tidak mengganggu masyarakat setempat.