Formulasi Suspensi
Manufaktur Suspensi
Preparasi suspensi terflokulasi
Evaluasi Sediaan Suspensi Tampilan Warna, bau, dan rasa Pengujian foto mikroskopik Penentuan kecepatan sedimentasi, volume sedimentasi, dan
resuspendabilitas Viskositas Bobot jenis pH Siklus beku-cair Keseragaman kandungan obat Uji Disolusi Pengukuran partikel
Stabilitas Suspensi Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai
kondisi suspensi di mana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap teridistribusi merata, bila partikel mengendap akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya berbentuk “compacted cake” dan peristiwa ini disebut terjadinya “caking”.
Stabilitas Suspensi
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi:1. Ukuran partikel2. Kekentalan3. Jumlah partikel4. Sifat atau muatan partikel
Ukuran Partikel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan ke
atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya
Antara luas penampang dengan daya tekan ke atas merupakan hubungan linier (berbanding lurus).Artinya…
semakin besar ukuran partikel, semakin kecil luas penampanngnya (dalam volume yang sama).
Semakin besar luas penampang partikel daya tekan ke atas cairan akan memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
Kekentalan (Viskositas) Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan
aliran dari cairan tersebut
Makin kental, kecepatan alirannya makin makin turun/kecil.
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat di dalamnya.
Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat.
Kekentalan (Viskositas) Hal ini dibuktikan dengan hukum Stokes :
V = d2( p – po ) g 18 ηKeterangan : V = kecepatan alirand = diameter partikelp = berat jenis partikelpo = berat jenis cairang = gravitasiη = viskositas
Jumlah Partikel (konsentrasi) Apabila di dalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah
besar, berarti partikel tersebut semakin susah untuk melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut.
Oleh karena itu, makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
Muatan/Sifat dari partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan.
Sifat dari beberapa bahan tersebut tidak selalu sama, ada kemungkinan terjadinya interaksi antara bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.
Stabilitas Suspensi Faktor (konsentrasi) dan (muatan partikel) adalah faktor yang tetap artinya
tidak dapat diubah lagi karena muatan partikel merupakan sifat alam dan konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep tersebut.
Sedangkan ukuran partikel dan kekentalan dari suspensi dapat diubah sampai diperoleh hasil yang optimal.
Mengurangi ukuran partikel dapat dilakukan dengan bantuan mixer, homogeniser, coloid mill dan mortir.
Sedangkan untuk menambah kekentalan fase eksternal dapat ditambahkan zat pensuspensi yang dapat larut ke dalam cairan tersebut.
PensuspensiBahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai bahan pensuspensi /suspending agent), yang bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).Bahan pensuspensi/suspending agent dikelompokkan menjadi: Bahan pensuspensi alam
Golongan gom meliputi:1. Akasia2. Chondrus3. Tragakan4. Algin
Golongan bukan gom yaitu tanah liat (bentonit, hectorite, dan veegum) Bahan pensuspensi sintetis
Derivat selulosa : metil selulosa (methosol, tylose), karboksimetilselulosa (cmc), hidroksimetilselulosa
Golongan organik polimer : Carbopol
Bahan Pengawet
Penambahan bahan pengawet menambah stabilitas suspensi
Hal ini diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri
Bahan pengawet: butil parabenzoat, etil parabenzoat, propil parabenzoat, nipasol, nipagin
Penilaian Stabilitas Suspensi
Volume sedimentasi Derajat flokulasi Metode reologi Perubahan ukuran partikel
Volume sedimentasi Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang
terjadi harus mudah terdispersi dengan pengocokan yang ringan, sehinggga perlu dilakukan pengukuran volume sedimentasi.
Volume sedimentasi adalah rasio antara volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-mula suspensi (Vo) sebelum mengendap
F = Vu / Vo Volume sedimentasi dapat mempunyai harga dari <1 sampai >1
Derajat flokulasi
Perbandingan antara volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi (Voc)
Derajat flokulasi = Vu / Voc
Metode rheologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur pembawa dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan
Metode reologi menggunakan viscometer Brookfield.
Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze-thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali
Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pada pokoknya menjaga agar tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal
Ukuran zat padat yang terdispersi untuk suspensi Untuk suspensi yang halus : 0,5 – 10 mikron Untuk suspensi kasar : 10 – 50 mikron.
Fase liquid umumnya air atau minyak tergantung dari tujuan pemakaian suspensi tersebut.
Biasanya suspensi dalam air untuk pemakaian obat minum dan suspensi dalam minyak untuk pemakaian obat luar.
Di samping itu, suspensi dalam air dimaksudkan untuk pemakaian yang cepat tapi waktu kerjanya pendek.
Sedangkan suspensi dalam minyak dimaksudkan untuk pemakaian yang membutuhkan daya kerja panjang tetapi kerja obatnya lambat.
Contoh : Injeksi intramuskuler dari suatu suspensi dalam air atau minyak diharapkan reaksinya cepat dipakai untuk suspensi dalam air tapi waktu kerja dari obat tersebut pendek. Demikian pula sebaliknya.
Pembasahan partikel Dalam pembuatan suspensi, pembasahan
partikel dari serbuk yang tidak larut di dalam cairan pembawa adalah langkah yang penting.
Kadang-kadang sukar mendispersi serbuk, karena adanya udara, lemak dan kontaminan.
Serbuk tadi dapat segera dibasahi, walaupun BJ-nya besar, mengambang pada permukaan cairan.
Mudah/ sukar terbasahinya serbuk dapat dilihat dari suduk kontak yang dibentuk serbuk dengan permukaan cairan.
Pada serbuk yang halus mudah kemasukan udara dan sukar dibasahi meskipun ditekan di bawah permukaan dari pembawa suspensi.
Serbuk dengan sudut kontak lebih kurang 90 derajat akan menghasilkan serbuk yang terapung ke luar dari cairan.
Sedangkan serbuk yang mengambang di bawah cairan mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam, menunjukkan tidak adanya sudut kontak
Serbuk yang sulit dibasahi air , disebut hidrofob , seperti sulfur , carbo adsorben, Magnesii Stearat
Serbuk yang mudah dibasahi air disebut hidropofil seperti toluen , Zincy Oxydi , Magnesii Carbonas.
Dalam pembuatan suspensi penggunaan surfaktan (wetting agent) adalah sangat berguna dalam penurunan tegangan antar muka akan menurunkan sudut kontak , pembasahan akan dipermudah.
Gliserin dapat berguna di dalam penggerusan zat yang tidak larut karena akan memindahkan udara diantara partikel – partikel hingga bila ditambahkan air dapat menembus dan membasahi partikel karena lapisan gliserin pada permukaan partikel mudah campur dengan air.
Maka itu pendispersian partikel dilakukan dengan menggerus dulu partikel dengan gliserin, propilenglikol, koloid gom baru diencerkan dengan air
Bahan pensuspensi dapat dikelompokkan menjadi 2 :
Bahan pensuspensi dari alam Bahan pensuspensi sintetis
Bahan pensuspensi sintetis Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut Gom /hidrokoloid. Gom dapat larut /mengembang/mengikat air sehingga campuran tersebut
membentuk lendir/mucilago. Dengan terbentuknya mucilago, maka viskositas cairan tersebut bertambah
dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH, dan proses
fermentasi dari bakteri. Hal ini dapat dibuktikan dengan menyimpan 2 botol berisi mucilago sejenis. Satu botol ditambah dengan asam dan dipanaskan, kemudian keduanya
disimpan di tempat yang sama. Setelah beberapa hari diamati, ternyata botol yang ditambah asam dan dipanaskan mengalami penurunan viskositas yang lebih cepat dibandingkan dengan botol tanpa pemanasan.
Yang termasuk golongan gom adalah : Acasia ( Gom Arab) Chondrus Tragacanth Algin
Acasia ( Pulvis Gummi Arabicum = PGA) Didapat sebagai eksudat tanaman akasia
sp., dapat larut dalam air, bersifat asam, tidak larut dalam alkohol.
Viskositas optimum dari mucilagonya antara pH 5-9 dengan penambahan yang menyebabkan pH tersebut di luar pH 5-9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata.
Mucilago gom arab dengan kadar 35 % kekentalannya kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri, sehi ngga dalam suspensi harus ditambahkan bahan pengawet (preservative).
Chondrus
Dipperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigantina mamilosa, dapat larut dalam air, bersifat alkalis, tidak larut dalam alkohol.
Ekstrak dari chondrus disebut caragen, yang banyak dipakai oleh industri makanan. Caragen merupakan derivat dari Saccharida. Jadi mudah dirusak oleh bakteri, maka perlu penambahan bahan pengawet untuk suspensi tersebut.
Tragacanth Merupakan eksudat dari tanaman Astragalus gumnifera. Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, tapi
hidrasi dapat dipercepat dengan pemanasan. Selain mempercepat hidrasi, pemanasan akan mempengaruhi viskositas dari mucilago dari gom dan dari tragacanth, ternyata mucilago dari tragacanth lebih kental dari gom tapi mucilaggo tragacanth tidak mempunyai sifat protektif, sehingga tragacanth hanya baik sebagai stabilisator suspensi saja, tetapi bukan sebagai emulgator.
Algin
Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk
garamnya yakni Natrium alginat. Algin merupakan senyawa organik .yang mudah mengalami fermentasi oleh bakteri, sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Natrium alginat sangat baik sebagai bahan pensuspensi untuk obat Dipiron ( methampiron). Kadar yang dipakai sebagai pensuspensi : 1-2 %
Tanah liat
Tanah liat yang sering digunakan untuk menambah stabilitas suspensi, dikenal 3 macam, yakni :BentonitHectorit, danVeegum
Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air, akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan pengocokan.
Peristiwa ini disebut Tiksotropi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah
sehingga stabilitas dari suspensi menjadi lebih baik. Di dalam cairan, sifat dari ketiga tanah liat tersebut tidak dipengaruhi oleh panas dan tidak larut dalam air.
Maka penambahan bahan tersebut ke dalam suspensi dengan cara menaburkannya pada campuran suspensi. Selain tidak dipengaruhi oleh oleh perubahan suhu, juga tidak terpengaruh oleh fermentasi dari bakteri karena tanah liat ini merupakan senyawa anorganik, bukan senyawa karbohidrat.
Bahan pensuspensi sintetis Termasuk ke dalam golongan ini adalah :
Methylcellulose (methosol, tylose) Carboxymethylcellulose (CMC), dan Hydroxymethylcellulose (HMC)
Di belakang nama tersebut terdapat nomor, misalnya : methosol 1500, angka ini menunjukkan kemampuan menambah viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya.
Semakin tinggi angkanya berarti kemampuannya semakin tinggi. Golongan ini diabsorpsikan oleh usus halus dan tidak beracun,
sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga untuk laksansia dan bahan penghancur/disintegrator dalam pembuatan tablet.
Golongan polimer organik
Yang paling terkenal adalah Carbomer (Carbophol 934 merupakan nama dagang dari salah satu pabrik). Merupakan serbuk putih yang bereaksi asam dan tidak larut dalam air. Untuk meperoleh viskositas yang baik, diperlukan kadar kurang lebih 1 %. Karbofol sangat peka terhadap panas dan elektrolit dan pengaruh kedua faktor tersebut akan menurunkan viskositas dari larutannya.