Top Banner
LAPORAN KASUS I Pityriasis Rosea Aldira Legika Chandra 07120040074 Pembimbing: dr. Muljani, Sp.Kk Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit – Kelamin Periode 9 November 2009 – 12 Desember 2009
13

76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

Aug 06, 2015

Download

Documents

Mein Shoppa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

LAPORAN KASUS I

Pityriasis Rosea

Aldira Legika Chandra

07120040074

Pembimbing:

dr. Muljani, Sp.Kk

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit – Kelamin

Periode 9 November 2009 – 12 Desember 2009

Page 2: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

KASUS

IDENTITAS

Nama : F.A.H

Jenis Kelamin : laki-laki

Tanggal Lahir : 6 Maret 2004

Umur : 5 tahun

No. MR :SHLK0000336042

ANAMNESA

A. KELUHAN UTAMA

Bercak-bercak merah dan gatal di dada, perut, punggung, dan paha atas.

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Bercak-bercak merah di seluruh tubuh, tersebar di dada, perut, punggung, dan paha

atas. Bercak-bercak merah ini sudah ada sejak 1 minggu sebelum pasien datang ke poliklinik.

Bercak-bercak tersebut terasa gatal di malam hari dan semakin hari semakin banyak. Pasien

sudah memakai bedak dingin tetapi tidak sembuh, bercak-bercak merah tidak berkurang

sedikitpun. Beberapa hari sebelum timbul bercak merah di seluruh badan ini timbul, ada

sebuah bercak agak besar, kira-kira 4 cm pada punggung kiri, bercak berbentuk oval, gatal,

dengan warna merah di pinggir lebih tua dari warna di tengah.

Pasien tidak ada alergi makanan ataupun alergi obat. Badan tidak terasa nyeri

ataupun sakit, hanya gatal saja. Pasien mengaku belum pernah sakit seperti ini sebelumnya,

dan di rumah juga tidak ada yang menderita penyakit ini.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien belum pernah menderita penyakit kulit lain.

Page 3: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Status Dermatologi

Letak : dada, perut, punggung, paha atas, wajah, lesi inisial di punggung sinistra.

Sifat : eritroskuama, mengikuti lipatan kulit, oval, pinggir tidak meninggi, halus.

Lesi inisial “herald patch” di punggung sinistra berbentuk oval, eritroskuama,

diameter 5cm, hanya terdapat 1 herald patch, bagian tengah

hipopigmentasi.

Mukosa : dalam batas normal.

Rambut : dalam batas normal.

Kuku : dalam batas normal.

Kelenjar limfe : tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe.

DIAGNOSA KERJA

Pityriasis rosea

DIAGNOSA BANDING

Tinea korporis

Digitatte dermatitis / small plaque parapsoariasis

Secondary syphillis

Page 4: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

TERAPI

Ryvel

cetirizine HCl (anti alergi)

Syr. 60 ml, 1x1, 7 hari.

Triamcort

triamcinolone ( corticosteroid sistemik)

4 mg, 2x1/2 tab, 7 hari, pagi dan sore setelah makan.

Elocon cream

mometasone fuorate (corticosteroid)

5gr, 2x1, 7 hari, pagi dan sore setelah mandi, untuk wajah.

Diprosone cream

betamethasone dipropionate (corticosteroid)

10gr, 2x1, 7 hari, pagi dan sore setelah mandi, untuk badan.

ANALISIS DIAGNOSA

Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan adanya bercak-bercak merah dan gatal di tubuh

sejak 1 minggu yang lalu, tersebar merata di dada, perut, punggung, dan paha bagian atas. Beberapa

bercak tersebut juga dapat dijumpai pada wajah. Pasien mengaku sebelum bercak merah itu muncul

di seluruh tempat-tempat tersebut, awalnya ada sebuah bercak merah, gatal, yang ukurannya lebih

besar, sekitar 4 cm, di punggung sebelah kiri. Bercak tersebut berbentuk oval, dengan pinggir yang

lebih merah daripada tengah. Pasien merasa lebih gatal pada malam hari. Pasien belum

mengkonsumsi obat apapun, hanya menggunakan bedak dingin saja tetapi hanya mengurangi rasa

gatal saja dan tidak mengurangi bercak-bercak tersebut, semakin hari bercak semakin banyak.

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan skuama-skuama eritema (eritroskuama) yang tersebar di

dada, perut, punggung, dan paha bagian atas, skuama halus tidak bersisik. Bentuk oval, besar kira-

kira 2 cm. Pola eritroskuama tersebut mengikuti garis-garis lipatan kulit. Terlihat jelas pola tersebut

pada daerah perut dan punggung. Bentuknya seperti pohon cemara terbalik. Terdapat juga lesi

inisial pada punggung sebelah kiri, lesi inisial itu berbentuk skuama eritema seperti bentuk yang

lainnya tetapi lebih besar, besarnya 4cm. Skuama tersebut bagian tengahnya pucat, hipopigmentasi.

Terasa gatal, tidak menonjol, dan halus. Lesi inisial inilah yang timbul pertama kali sebelum yang

lainnya muncul. Gambaran yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan onset penyakit ini sangat

jelas memberikan gambaran pityriasis rosea.

Page 5: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

Gambar 1. Gambaran klinis pityriasis rosea.

Walaupun gambaran dari pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan 80% diagnosanya adalah

pityriasis rosea, kita tetap harus memikirkan kemungkinan penyakit lain, misalnya seperti tinea

korporis. Pada tinea korporis, rasa gatal yang dirasakan pasien lebih hebat dibandingkan pityriasis

rosea. Skuama-skuama tidak halus, dan tidak menunjukkan gambaran yang mengikuti lipatan tubuh

seperti pada pityriasis rosea. Untuk lebih memastikan lagi, dapat diperiksa dengan KOH.

Pemeriksaan KOH pada tinea korporis akan memberikan hasil positif, sedangkan pada pityriasis

rosea KOH negatif, karena bukan disebabkan oleh jamur.

Pityriasis rosea merupakan penyakit kulit yang penyebabnya masih belum diketahui jelas,

tetapi banyak yang mengemukakan bahwa penyebabnya adalah virus. Hal ini didasarkan pada sifat

penyakit ini yang dapat sembuh sendiri dalam 3-8 minggu (self limitting disease). Hanya diperlukan

imunitas yang baik untuk mempercepat penyembuhan. Adapun obat-obatan yang diberikan, hanya

untuk menghilangkan rasa gatal, agar tidak digaruk. Karena garukan justru akan menyebabkan

infeksi.

Keadaan tubuh pasien baik, tidak dalam keadaan demam ataupun sakit. Hanya saja, cuaca

yang tidak menentu kadang panas kadang hujan inilah yang memicu timbulnya penyakit ini karena

walaupun kondisi badan pasien sehat tetapi dengan adanya suasana lingkungan yang kurang

mendukung sebenarnya mempengaruhi kondisi imunitas tubuh, tubuh lebih rentan terkena penyakit

dalam kondisi seperti ini. Pityriasis rosea tidak ditularkan melalui orang ke orang.

Page 6: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

Pasien tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan sehingga ini jelas bukan

merupakan reaksi alergi. Sebelum ini, pasien tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang ini,

orang-orang disekitar pasienpun tidak ada yang sedang sakit seperti ini. Maka penyakit pasien ini

bukan merupakan penularan dari orang lain. Sebelum ini, pasien juga belum pernah menderita

penyakit kulit lain.

Terapi pada pasien ini diberikan corticosteroid oral dan topical, sebagai anti inflamasi,

mengurangi rasa gatal, sehingga pasien tidak menggaruk-garuk badannya. Diberikan juga anti alergi

yang juga ditujukkan untuk mengurangi rasa gatal.

Page 7: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

TEORI

DEFINISI

Pityriasis rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan

sebuah lesi inisial “Herald Patch” berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul oleh lesi-

lesi yang lebih kecil di badan, lengan, dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan

biasanya menyembuh dalam 3-8 minggu.

gambar 2. herald patch

EPIDEMIOLOGI

Pityriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita dan

pria sama banyaknya.

ETIOLOGI

Etiologinya belum diketahui, demikian pula cara infeksi. Ada yang mengemukakan hipotesis

bahwa penyebabnya virus. Diperkirakan penyebabnya adalah virus herpes tipe 7.

Karena penyakit ini merupakan penyakit self limitting disease, umumnya sembuh sendiri dalam 3-8

minggu. Tidak menular dari orang ke orang.

Page 8: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

GEJALA KLINIS

Gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat, sebagian penderita mengeluh gatal ringan.

Pityriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch), umumnya di

badan, solitair, berbentuk oval dan anular, diameter 3-5cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama

halus di pingir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu.

Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, sama

dengan lesi pertama hanya lebih kecil, menyerupai pohon cemara terbalik. Lesi tersebut timbul

serentak atau dalam beberapa hari. Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian proximal dan

paha atas, sehingga seperti pakaian renang wanita jaman dahulu.

Kecuali bentuk yang lazim berupa eritroskuama, pitriasis rosea dapat juga berbentuk urtika,

vesikel, dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak.

DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan juga pemeriksaan fisik. Dari anamnesa

dapat digali keluhan-keluhan seperti adanya bercak merah yang gatal di perut, dada, paha bagian

atas, dan lengan, ada juga yang sampai ke wajah. Rasa gatal memang tidak hebat seperti gatal pada

penyakit jamur. Dapat ditanyakan juga apakah sebelumnya diawali dengan lesi inisial, berupa bercak

yang lebih besar, berbentuk oval seperti koin, mirip seperti bercak-bercak kecil lainnya di tubuh. Dari

anamnesa kita juga dapat mendiagnosa dari onset penyakitnya. Biasanya eritroskuama yang banyak

tersebut timbul 4-10 hari setelah adanya lesi inisial atau Herald Patch tersebut.

Kondisi tubuh yang sedang sakit, sedang terkena infeksi, misalnya infeksi tenggorokan,

influenza, dll, juga dapat menjadi pendukung diagnosa. Karena penyakit ini disebabkan infeksi virus

yang menyerang saat kondisi tubuh sedang tidak fit. Perlu diperkirakan juga dari kondisi lingkungan,

apakah itu musim hujan, musim panas, atau pada pergantian musim dari panas ke hujan yang juga

merupakan faktor predisposisi dari penyakit ini.

Dari pemeriksaan fisik, dapat terlihat eritroskuama pada tubuh pasien mengikuti lipatan-

lipatan tubuh. Lettaknya searah lipatan tubuh sehingga membentuk pola pohon cemara terbalik.

Pola ini dapat terlihat jelas pada punggung atau perut. Perhatikan pula herald patch pada tubuh

pasien, herald patch ini merupakan lesi yang harus ada untuk menegakkan diagnosa. Penyebaran

eritroskuama biasanya pada perut, dada, punggung, paha bagian atas, lengan bagian atas, sehingga

seperti memakai baju renang wanita jaman dahulu. Beberapa ada juga yang sampai ke wajah.

Page 9: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

emeriksaan laboratorium dengan KOH akan memberikan hasil negatif, tidak seperti pada

tinea korporis yang akan memberikan hasil positif.

DIAGNOSIS BANDING

Tinea corporis

Penyakit ini sering disangka jamur oleh penderita, juga oleh dokter sering didiagnosis

sebagai tinea korporis. Gambaran klinisnya memang mirip tinea korporis karena terdapat eritema

dan skuama di pinggir dan bentuknya anular. Perbedaannya pada pitiriasis rosea gatalnya tidak

terlalu berat seperti pada tinea korporis, skuamanya halus sedangkan pada tinea korporis kasar.

Pada tinea sediaan KOH akan positif.

gambar 3. tinea korporis gambar 4. skuama tinea korporis

Digitate dermatitis / Small Plaque Parapsoariasis

Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi dikulit yang berbentuk oval, kemerahan, sedikit

menonjal, dengan besar <5cm. Gambaran lesi mirip dengan pityriasis rosea. Lesi-lesi ini membentuk

“cigarette paper appearance” yang terlihat seperti bekas jari-jari yang memeluk tubuh dari

belakangyang, mengikuti arah garis lipatan tubuh. Tidak ada lesi inisial.

Page 10: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

gambar 5. digitata dermatitis

Secondary Syphilis

Lesi berbentuk makula dan papul-papul, besarnya 0,5-1cm, bulat atau oval, berwarna pink-

kemerahan. Lesi inisial selalu berbentuk makula, lesi-lesi berikutnya berupa papuloskuama, pustul,

ataupun seperti jerawat. Pada palpasi, papul lembut, padat. Lesi biasanya tidak simetris, tersebar di

seluruh tubuh, tetapi paling banyak dijumpai leher, kepala, telapak tangan dan telapak kaki.

Pasien yang terkena penyakit ini biasanya demam, dan ada pembesarn kelenjar getah

bening seperti di axila dan inguinal. Dapat ditemukan juga splenomegaly.

gambar 6. gambaran klinis secondary syphillis

KOMPLIKASI

Tidak ada komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh Pityriasis Rosea, selain luka karena

garukan kuku.

Page 11: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

TERAPI

Pengobatan Umum

Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan sedativa, sedangkan

sebagai obat topikal dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 0,5-1%.

Pasien juga dianjurkan untuk istirahat, menjaga makanan, sehingga kondisi tubuh benar-

benar baik dan sehat.

Pengobatan Khusus

A. Sistemik

a. Kortikosteroid.

Biasanya diberikan Triamcort yang berisi triamcinolone 4mg.

Digunakan sebagai anti inflamasi.

Dosis:

Dewasa : 4-8 mg/hari.

Anak dengan BB<34kg : 4-12 mg.

Penggunaan obat ini sebaiknya tidak berlebihan, cukup 7 hari saja. Penggunaan yang

berlebihan dapat mengakibatkan efek yang buruk bagi pertumbuhan anak,

kelemahan otot, osteoporosis, ulkus lambung, dan lain-lain.

b. Anti alergi

Biasanya diberikan Ryvel, yang berisi ceterizine HCl 60 ml dengan dosis 1 kali sehari.

Menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel

inflamasi. Tujuan diberikan obat ini adalah untuk mengurangi rasa gatal.

Efek samping dari obat anti alergi ini antara lain kantuk, sakit kepala, sakit lambung,

tetapi efeknya hanya sementara saja.

B. Topikal

Kortikosteroid

Biasanya digunakan Elocon dan Diprosone.

Elocon berisi mometasone fuorate, preparat 5gr, digunakan 2 kali sehari pada pagi

dan sore hari setelah mandi. Gunanya sebagai anti inflamasi.

Diprosone berisi betamethasone dipropionate, preparat tersedi dalam

10gr, digunakan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah mandi.

Page 12: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

Setelah 7 hari, obat-obat ini harus dihentikan karena terlalu lama memakai

corticosteroid dapat mengakibatkan kulit kering dan hipopigmentasi pada kulit

akibat dari proses penipisan kulit. Maka penggunannya sebaiknya hanya terfokus

pada lesi saja, tidak diratakan di seluruh bagian, penggunannya juga hanya dioles

tipis saja.

Penggunaan obat kortikosteroid topikal untuk badan dan wajah sebaiknya

dibedakan, untuk wajah cukup dengan kortikosteroid ringan.

PROGNOSIS

Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam waktu 3-8 minggu.

Page 13: 76100131 LAPORAN KASUS I Finish Pityriasis Rosea

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda Adhi. Dermatosis Eritroskuamosa. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi

Ke-5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

2. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Ke-2. Jakarta: ECG, 2005

3. Ashton Richard, Leppard Barbara. Differential Diagnosis in Dermatology. Edisi Ke-3.

Radcliffe.

4. Pityriasis Rosea http://emedicine.medscape.com/article/1107532-overview

5. Gambaran Klinis Pityriasis Rosea http://z.about.com/d/dermatology/1/6/_/5/PR1.jpg

6. Herald Patch http://emedicine.medscape.com/article/1107532-media

7. Tinea Korporis http://www.provlab.ab.ca/mycol/image/derm/tcorptver13.jpg

8. Digitate Dermatitis http://img.medscape.com/pi/emed/ckb/dermatology/1048885-

1107425-1841.jpg

9. Skuama Tinea Korporis

http://www.lib.uiowa.edu/hardin/md/pictures22/tray/TinCorp10.jpgGambaran Klinis

10. Secondary Syphillis http://www.bu.edu/cme/std/images/sec02_HSM15_420.jpg

11. Oral kortikosteroid, http://www.scribd.com/doc/13461798/Oral-Kortikosteroid

12. Cara Aman Menggunakan Kortikosteroid topikal,

http://yosefw.wordpress.com/2007/12/31/cara-aman-penggunaan-kortikosteroid-

topikal-pada-dermatitis-atopi-anak-2/